SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Télécharger pour lire hors ligne
KIMIA KEBAHAGIAAN
(Kitab Kimyatusy- Sya'adah - Karya : Imam Al-Ghazali)











Pendahuluan
Anak Kunci Mengenal Alloh SWT
Pembukaan Hati Ke Alam Ghaib
Mengenal Alloh SWT
Mengenal Dunia Ini
Mengenal Akhirat
Memeriksa Diri Sendiri dan Mengingat Alloh SWT
Tanda Tanda Cinta Kepada AllohSWT
Memandang Alloh SWT

PENDAHULUAN
Ketahuilah bahawa manusia ini bukanlah dijadikan untuk gurau-senda atau "sia-sia"
saja. Tetapi adalah dijadikan dengan 'Ajaib sekali dan untuk tujuan yang besar dan
mulia. Meskipun manusia itu bukan Qadim (kekal dari azali lagi), namun ia hidup
selama-lamanya. Meskipun tubuhnya kecil dan berasal dari bumi, namun Ruh atau
Nyawa adalah tinggi dan berasal dari sesuatu yang bersifat Ketuhanan. Apabila
hawa nafsunya dibersihkan sebersih-bersihnya, maka ia akan mencapai taraf yang
paling tinggi. Ia tidak lagi menjadi hamba kepada hawa nafsu yang rendah. Ia
akan mempunyai sifat-sifat seperti Malaikat.
Dalam peringkat yang tinggi itu, didapatinya SyurgaNya adalah dalam
bertafakur mengenang Alloh Yang Maha Indah dan Kekal Abadi.
Tidaklah lagi ia tunduk kepada kehendak-kehendak kebendaan dan kenafsuan
semata-mata. Al-Kimiya' Keruhanian yang membuat pertukaran ini. Seorang
manusia itu adalah ibarat Kimia yang menukarkan logam biasa (Base Metal)
menjadi emas. Kimia ini bukan senang hendak dicari. Ia bukan ada dalam
sebarang rumah orang.
Kimia ini ialah ringkasnya berpaling dari dunia dan menghadap kepada
Alloh Subhanahuwa Taala.

3. Mengenal Dunia ini Sebenarnya. (Hakikat Dunia)
4. Mengenal Akhirat sebenarnya (Hakikat Akhirat)
Tambah lagi satu bahan-bahan kimianya yaitu Mencintai Alloh sebagaimana yang
terdapat dalam bab-bab.
Kita akan teruskan perbincangan kita berkenaan bahan-bahan ini satupersatu...Insya Alloh.
Untuk menerangkan Al-Kimiya' itu dan cara-cara operasinya, maka pengarang
(Imam Ghazali) coba menulis Kitab ini dan diberi judul "Al-Kimiya' As-Saadah"
yakni Kimia Kebahagiaan. Bahwa perbendaharaan Tuhan dimana Kimia ini boleh
didapati ialah Hati Para Ambiya' dan pewaris-pewarisNya dari kalangan ulamaulama Sufi kalangan Aulia Alloh. Barang siapa yang mencarinya selain itu adalah
sia-sia dan akan Muflis (bangkrut) di Hari Pengadilan kelak apabila ia mendengar
suara yang mengatakan :

"Kami telah angkat tirai dari kamu, dan pandangan kamu hari ini sangat
tajam dan nyata". (Qaaf:22)
Alloh Subhanahuwa Taala telah turunkan ke bumi ini 124,000 orang Ambiya
untuk mengajar manusia tentang bahan-bahan Al-Kimiya ini. Bagaimana hendak
menyucikan hati mereka dari sifat-sifat rendah dan keji itu. Ikuti perkembangan
perbincangan Imam Ghazali ini dari satu tingkat ke satu tingkat yang membuka
jalan-jalan orang-orang Sufi yang mencapai Maqam Mahabbah, puncak tertinggi
kebahagiaan yang ingin dimiliki oleh orang-orang yang Mengenal Alloh.
ANAK KUNCI UNTUK MENGENAL ALLOH
Mengenal diri itu adalah "Anak Kunci" untuk Mengenal Alloh.
mengatakan :

Hadis ada

MAN 'ARAFA NAFSAHU FAQAD 'ARAFA RABBAHU
(Siapa yang kenal kenal dirinya akan Mengenal Alloh)
Firman Alloh Taala :

Bahan-bahan Kimia ini adalah empat :
1. Mengenal Diri
2. Mengenal Alloh

1
Langkah pertama untuk mengenal diri ialah mengenal bahwa anda itu terdiri dari
bentuk yang zhohir, yaitu tubuh ; dan hal yang batin yaitu hati atau Ruh
. Yang dimaksudkan dengan "HATI" itu bukanlah daging yang terletak dalam
sebelah kiri tubuh.

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?
(QS. 41:53)
Tidak ada hal yang melebihi diri sendiri. Jika anda tidak kenal diri
sendiri, bagaimana anda hendak tahu hal-hal yang lain? Yang dimaksudkan dengan
Mengenal Diri itu bukanlah mengenal bentuk lahir anda, tubuh, muka, kaki, tangan
dan lain-lain anggota anda itu. karena mengenal semua hal itu tidak akan
membawa kita mengenal Alloh. Dan bukan pula mengenal perilaku dalam diri anda
yaitu bila anda lapar anda makan, bila dahaga anda minum, bila marah anda
memukul dan sebagainya. Jika anda bermaksud demikian, maka binatang itu
sama juga dengan anda. Yang dimaksudkan sebenarnya mengenal diri itu ialah:

Yang dimaksudkan dengan "HATI" itu ialah satu hal yang dapat
menggunakan semua kekuatan, yang lain itu hanyalah sebagai alat dan
kaki tangannya saja. Pada hakikat hati itu bukan termasuk dalam bidang
Alam Nyata(Alam Ijsam) tetapi adalah termasuk dalam Alam Ghaib. Ia
datang ke Alam Nyata ini ibarat pengembara yang melawat negeri asing
untuk tujuan berniaga dan akhirnya kembali akan kembali juga ke negeri
asalnya. Mengenal hal seperti inilah dan sifat-sifat itulah yang menjadi
"Anak Kunci" untuk mengenal Alloh.
Sedikit ide tentang hakikat Hati atau Ruh ini bolehlah didapati dengan
memejamkan mata dan melupakan segala hal yang lain kecuali diri sendiri.
Dengan cara ini, dia akan dapat melihat tabiat atau keadaan "diri yang tidak
terbatas itu". Meninjau lebih dalam tentang Ruh itu adalah dilarang oleh
hukum. Dalam Al-Quran ada diterang,

Apakah yang ada dalam diri anda itu?
Dari mana anda datang? Kemana anda pergi? Apakah tujuan anda berada
dalam dunia fana ini? Apakah sebenarnya bagian dan apakah sebenarnya
derita?
Sebagian daripada sifat-sifat anda adalah bercorak kebinatangan. Sebagian pula
bersifat Iblis dan sebagian pula bersifat Malaikat. Anda hendaklah tahu sifat yang
mana perlu ada, dan yang tidak perlu. Jika anda tidak tahu, maka tidaklah anda
tahu di mana letaknya kebahagiaan anda itu.
Kerja binatang ialah makan, tidur dan berkelahi. Jika anda hendak jadi binatang,
buatlah itu saja. Iblis dan syaitan itu sibuk hendak menyesatkan manusia, pandai
menipu dan berpura-pura. Kalau anda hendak menurut mereka itu, lakukan
sebagaimana kerja-kerja mereka itu. Malaikat sibuk dengan memikir dan
memandang Keindahan Ilahi. Mereka bebas dari sifat-sifat kebinatangan.
Jika anda ingin bersifat dengan sifat KeMalaikatan, maka berusahalah
menuju asal anda itu agar dapat anda mengenali dan menuju pada Alloh
Yang Maha Tinggi dan bebas dari belenggu hawa nafsu. Sebaiknya
hendaklah anda tahu kenapa anda dilengkapi dengan sifat-sifat
kebintangan itu.
A dakah sifat-sifat kebinatangan itu akan menaklukkan anda atau adakah anda
menakluki mereka?. Dan dalam perjalanan anda ke atas martabat yang tinggi itu,
anda akan gunakan mereka sebagai tunggangan dan sebagai senjata.

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (Bani Israil:85)
Demikianlah sepanjang yang diketahui tentang Ruh itu dan ia adalah mutiara
yang tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan dan ia termasuk dalam "Alam
Amar/perintah". Ia bukanlah tanpa permulaan. Ia ada permulaan dan
diciptakan oleh Alloh. Pengetahuan falsafah yang tepat mengenai Ruh ini
bukanlah permulaan yang harus ada dalam perjalanan Agama, tetapi adalah
hasil dari disiplin diri dan berpegang teguh dalam jalan itu, seperti tersebut di
dalam Al-Quran :

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(Al-Ankabut:69)
Untuk menjalankan perjuangan Keruhanian ini, bagi upaya pengenalan kepada
diri dan Tuhan, maka

2
•
•
•
•
•
•
•

Tubuh itu bolehlah diibaratkan sebagai sebuah Kerajaan,
Ruh itu ibarat Raja.
Pelbagai indera (senses) dan daya (fakulti) itu ibarat satu
pasukan tentara.
Aqal itu bisa diibaratkan sebagai Perdana Menteri.
Perasaan itu ibarat Pemungut pajak, perasaan itu terus
ingin merampas dan merampok.
Marah itu ibarat Pegawai Polisi,
marah sentiasa cenderung kepada kekasaran dan
kekerasan.

Perasaan dan marah ini perlu ditundukkan di bawah perintah Raja. Bukan dibunuh
atau dimusnahkan karena mereka ada tugas yang perlu mereka jalankan, tetapi
jika perasaan dan marah menguasai Aqal, maka tentulah Ruh akan hancur.
Ruh yang membiarkan kekuatan bawah menguasai kekuatan atas adalah ibarat
orang orang yang menyerahkan malaikat kepada kekuasaan Anjing atau
menyerahkan seorang Muslim ke tangan orang Kafir yang zalim. Orang yang
menumbuh dan memelihara sifat-sifat iblis atau binatang atau Malaikat akan
menghasilkan ciri-ciri atau watak yang sepadan dengannya yaitu iblis atau binatang
atau Malaikat itu. Dan semua sifat-sifat atau ciri-ciri ini akan nampak dengan
bentuk-bentuk yang jelas di Hari Pengadilan.

•
•
•

Orang yang menurut hawa nafsu nampak seperti babi,
Orang yang garang dan ganas seperti anjing dan serigala,

akan meninggalkan di belakang semua kecenderungan pada hawa nafsu dan
marah, dan layak duduk bersama dengan Malaikat. Jika berkenaan dengan
sifat-sifat Kebinatangan, maka manusia itu lebih rendah tarafnya dari binatang,
tetapi Aqal menjadikan manusia itu lebih tinggi tarafnya, karena Al-Quran ada
menerangkan bahwa,

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
(Luqman:20)
Jika sifat-sifat yang rendah itu menguasai manusia, maka setelah mati, ia akan
memandang terhadap keduniaan dan merindukan keindahan di dunia saja.
Ruh manusia yang berakal itu penuh dengan kekuasaan dan
pengetahuan yang sangat menakjubkan.
Dengan Ruh Yang Berakal itu manusia dapat menguasai segala cabang
ilmu dan Sains.
Dapat mengembara dari bumi ke langit dan balik semula ke bumi dalam
sekejap mata.

Orang yang suci seperti Malaikat.
Dapat memetakan langit dan mengukur jarak antara bintang-bintang.

Tujuan disiplin akhlak (moral) ialah untuk membersihkan Hati dari karat-karat hawa
nafsu dan amarah, sehingga ia jadi seperti cermin yang bersih yang akan
memantulkan Cahaya Alloh Subhanahuwa Taala.
Mungkin ada orang bertanya,
"Jika seorang itu telah dijadikan dengan mempunyai sifat-sifat binatang,
Iblis dan juga Malaikat, bagaimanakah kita hendak tahu yang sifat-sifat
Malaikat itu adalah sifatnya yang hakiki dan yang lain-lain itu hanya
sementara dan bukan sengaja?"
Jawabannya ialah mutiara atau inti sesuatu makhluk itu ialah dalam sifat-sifat yang
paling tinggi yang ada padanya dan khusus baginya. Misalnya keledai dan kuda
adalah dua jenis binatang pembawa barang-barang, tetapi kuda itu dianggap lebih
tinggi darjatnya dari keledai karena kuda itu digunakan untuk peperangan. Jika ia
tidak boleh digunakan dalam peperangan, maka turunlah ke bawah derajatnya
kepada derajat binatang pembawa barang-barang. saja.
Begitu juga dengan manusia; daya yang paling tinggi padanya ialah ia bisa berfikir
yaitu Aqal. Dengan pikiran itu dia bisa memikirkan hal-hal Ketuhanan. Jika daya
berfikir ini yang meliputi dirinya, maka bila ia mati (bercerai nyawa dari tubuh) , ia

Dengan Ruh itu juga manusia dapat menangkap ikan ikan dari laut dan
burung-burung dari udara.
Menundukkan binatang-binatang untuk tunduk kepadanya seperti gajah,
unta dan kuda.
Lima indera (pancaindera) manusia itu adalah ibarat lima buah pintu terbuka
menghadap ke Alam Nyata (Alam Syahadah) ini.
Lebih ajaib dari itu lagi ialah Hati. Hatinya itu adalah sebuah pintu yang
terbuka menghadap ke Alam Arwah (Ruh-ruh) yang ghaib.
Dalam keadaan tidur, apabila pintu-pintu dunia tertutup, pintu Hati ini terbuka
dan manusia menerima berita atau kesan-kesan dari Alam Ghaib dan kadangkadang membayangkan hal-hal yang akan datang. Maka hatinya adalah ibarat
cermin yang memantulkan (bayangan) apa yang tergambar di Luh Mahfuz.
Tetapi meskipun dalam tidur, pikiran tentang hal-hal keduniaan akan
menggelapkan cermin ini. maka gambaran yang diterimanya tidaklah terang.
Setelah lepasnya nyawa dengan tubuh (mati), Pikiran-pikiran tersebut hilang
sirna dan segala sesuatu terlihatlah dalam keadaan yang sebenarnya.

3
Firman Alloh dalam Al-Quran :

Jika mereka menginginkan orang sakit supaya sembuh, maka sembuhlah
ia, atau orang yang sehat bisa disakitinya;

atau jika mereka inginkan

seseorang supaya datang kepada mereka, maka datanglah orang itu.

Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (Qaaf:22).

Oleh karena kerja-kerja Ruh yang kuat ada dua macam; yaitu baik dan jahat,
maka perbuatan mereka itu pun dibagikan dua macam juga yaitu Mukjizat dan
yang lagi satu Sihir.
Ruh-ruh yang kuat ini berbeda dari Ruh-ruh orang biasa dalam tiga hal:

PEMBUKAAN HATI KE ALAM GHAIB
Apa yang orang lain dapat lihat secara mimpi dalam tidur, mereka lihat
Pembukaan pintu hati ke Alam Ghaib ini berlaku juga dalam kondisi-kondisi yang
dekat Wahyu Kenabian, di mana Intuisi atau Wahyu atau Ilham terbit dalam
pikiran tanpa di bawa melalui saluran-saluran indera(pancaindera) sebagaimana
seseorang itu menyucikan dirinya dari pengaruh nafsu kebendaan dan
menumpukan(konsentrasi) pikirannya kepada Alloh. Maka semakin bertambah
teranglah kesadarannya pada Intuisi atau Ilham yang seperti itu. Mereka yang
tidak tahu tentang hal ini tidak berhak menafikan hakikat tersebut.
Intuisi (Ilham) ini bukanlah terbatas bagi mereka Kenabian saja. Ibarat besi, jika
selalu digosok dan digilap akan menjadi berkilat seperti cermin. Begitu juga jiwa
dan pikiran yang diasuh dengan disiplin sedemikian rupa akan dapat menerima
informasi dari Alam Ghaib itu. Sebab itulah Nabi Muhammad SAW. ada bersabda,
"Tiap-tiap kanak-kanak itu dilahirkan dalam keadaan Islam (fitrah), maka
kemudian ibu-bapanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau
Majusi"
Tiap-tiap manusia dalam kesadaran batinnya yang dalam itu pernah mendengar
pertanyaan;
Bukankah aku ini Tuhanmu?"
dan mereka menjawab; "Ya", sebenarnya"
tetapi sesetengah hati adalah ibarat cermin yang penuh debu dan berkarat sehingga
tidak memberi bayangan apa-apa di dalamnya.
Tetapi hati Ambiya dan Aulia
meskipun mereka itu manusia biasa yang mempunyai perasaan seperti kita,
mereka sangat senang dan cepat menerima semua gambaran atau Ilham
Ketuhanan Yang Maha Tinggi itu.
Bukanlah karena Ilmu yang didapati dari Ilham atau Wahyu atau Intuisi itu saja
yang menyebabkan Ruh manusia itu dapat menduduki martabat pertama atau
paling tinggi di kalangan makhluk, tetapi juga oleh karena kekuasaannya(Ruh).
Sebagaimana Malaikat-malaikat menguasai atau memerintah unsur-unsur, maka
begitu jugalah Ruh itu. Ia memerintah anggota-anggota tubuh. Ruh-ruh yang
mencapai peringkat kekuasaan yang khusus bukan saja memerintah tubuh mereka
sendiri tetapi juga tubuh-tubuh yang lain.

dalam jaga.
Orang lain hanya dapat menguasai tubuh mereka sendiri saja, mereka ini
dapat menguasai tubuh-tubuh selain diri mereka juga.
Orang lain mendapat Ilmu dengan belajar dan mengkaji bersungguhsungguh, mereka ini mendapat Ilmu itu secara Ilham atau Wahyu.
Bukanlah ini saja tanda yang membedakan mereka dari orang biasa. Ada lagi
yang lain. Tetapi itulah saja yang kita ketahui. Sebagaimana juga kita ketahui
yaitu Alloh itu saja yang mengenal DiriNya Yang Sebenar-benarNya, begitu
jugalah hanya Nabi-nabi itu juga yang mengenal Hakikat Kenabian itu
sebenarnya. Ini tidaklah mengherankan. Sedangkan dalam kehidupan sehariharian ini pun kita mengalami kesulitan untuk menerangkan keindahan sesuatu
Syair atau Puisi kepada orang yang tidak tahu dan tidak faham tentang Syair dan
Puisi; atau keindahan warna pada orang buta.
Di samping ketidakmampuan, ada hal lain lagi yang menghalang seseorang itu
mencapai Hakikat Keruhanian. Satu daripadanya ialah Ilmu yang diperolehi dari
luar.
Sebagai ibarat, hati itu adalah sebuah telaga,

dan lima indera ialah lima

batang pipa air yang sentiasa mengalirkan air ke telaga itu.

Untuk

mengetahui isi telaga itu sebenarnya, pipa air itu hendaklah dihentikan
mengalir ke dalam telaga itu untuk sementara waktu,
sampah

dan sampah-

yang di bawa oleh pipa air itu hendaklah dibuang dari telaga

itu. Demikianlah ibaratnya.
Sekiranya kita hendak mencapai Hakikat Keruhanian yang suci itu, maka kita
hendaklah sementara waktu menepikan Ilmu yang diperolehi dari proses luar
(yaitu yang datang dari luar seperti belajar, membaca dan sebagainya) di mana
biasanya telah menjadi beku dan keras dan bersifat Prasangka (Doqmatic
Prejudice).

4
Di samping itu ada pula satu kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang
pendek IlmuNya, yaitu setelah mereka mendengar percakapan orang-orang Sufi,
mereka pun merendah-rendahkan taraf ilmu. Ini adalah ibarat seorang yang bukan
ahli dalam bidang Ilmu Kimia mengatakan, "Kimia itu lebih baik dari emas!",
dan ia enggan menerima apabila emas diberikan kepadanya. Kimia lebih baik dari
emas, tetapi ahli-ahli Kimia yang sebenar-benar pakar sangat sedikit bilangannya.
Begitu jugalah ahli-ahli Sufi yang pakar sebenarnya amat sedikit bilangannya.
Orang yang hanya tahu sedikit saja berkenaan Kesufian adalah tidak lebih tinggi
martabatnya dari orang-orang yang berpengetahuan. Begitu juga orang yang baru
mencoba beberapa percobaan dalam bidang Kimia, janganlah hendak merendahrendahkan orang yang kaya.
Orang-orang yang melihat berkenaan hal ini tentu akan melihat betapa kebahagian
itu adalah sebenarnya berkaitan dengan Mengenal Alloh Subhanahuwa Taala.
Tiap-tiap anggota kita ini suka dan tertarik dengan apa yang sebenarnya dia
dirasakannya.
Misalnya :
Hawa nafsu suka dengan apa yang dikehendakinya.
Marah suka dengan membalas dendam.
Mata suka dengan benda yang indah.

Sebagian hal penting berkenaan Ilmu kita tentang Alloh adalah timbul dari kajian
dan pemikiran kita tentang tubuh kita sendiri, yang membukakan kepada kita
kekuatan,
kebijaksanaan
dan
Cinta
Tuhan
Yang
Menjadikan
segalanya. KekuasaanNya menunjukkan betapa setitik air dijadikan kita seorang
manusia yang cukup lengkap dan sempurna. KebijaksanaanNya ditunjukkan
dengan betapa rumit dan sulitnya anggota-anggota tubuh kita dan saling
persesuaian antara bagian-bagian anggota tubuh itu antara satu dengan yang
lain. CintaNya ditunjukkan dengan KurniaNya kepada kita bukan saja anggotaanggota yang paling penting untuk hidup seperti jantung, hati, otak, tetapi
juga anggota-anggota tubuh yang tidak paling penting seperti tangan, kaki,
lidah dan mata.
Kemudian ditambah pula dengan perhiasan seperti hitam
rambut, merahnya bibir, bulu mata yang melentik dan sebagainya.
Maka sewajarnyalah manusia itu diibaratkan sebagai " ALAM KECIL" dalam
dirinya sendiri bentuk dan susunan tubuh itu hendak dikaji bukan saja oleh
mereka yang hendak jadi dokter tetapi juga hendaklah dikaji oleh mereka yang
ingin mencapai Makrifatulloh, sebagaimana juga mengkaji secara mendalam
tentang susunan keindahan bahasa dalam Puisi yang agung akan membukakan
kepada kita kebijaksanaan pengarangnya.
Bahwa Ilmu atau Mengenal Ruh itu memainkan peranan yang lebih penting untuk
membawa kepada Makrifatulloh; lebih penting dari mengenal tubuh dan tugastugasnya.
Tubuh ini ibarat kuda tunggangan dan Ruh itu ibarat
Penunggangnya. Tubuh itu dijadikan untuk Ruh, dan Ruh itu untuk tubuh. Jika
seseorang itu tidak tahu dirinya yang mana adalah yang paling dekat dengan
Dia, maka apakah gunanya ia mengenal yang lain? Ibarat pengemis, yang
dirinya sendiri pun susah hendak makan berkata pula ia akan memberi makan
kepada penduduk sebuah kampung.

Telinga suka mendengar musik yang merdu dan sebagainya.
Fungsi (tugas) Ruh manusia yang paling tinggi ialah Menyaksikan atau Melihat
Hakikat, dan di sanalah ia mendapat ketertarikan dan kebahagiannya. Seorang itu
amat gembira diberi jabatan Perdana Menteri, tetapi kegembiraan itu akan
bertambah jika Raja berkawan baik dengannya dan menceritakan kepadanya
rahasia-rahasia negeri.

Dalam bab ini kita akan coba sedikit-sebanyak membicarakan keagungan Ruh
manusia.
Orang yang tidak peduli kepada jiwa atau RuhNya dan membiarkan Ruh
atau jiwa itu berkarat dan gelap, maka rugilah ia di dunia dan di akhirat
juga.

Ahli Ilmu Falak (Astronom) dengan ilmunya dapat membuat peta-peta bintang dan
perjalanan falaknya, akan merasa lebih tertarik pada ilmunya itu daripada pemain
catur dengan ilmunya. Tidak ada yang lebih tinggi dari Alloh Subhanahuwa Taala.
Alangkah besarnya ketertarikan dan kebahagiaan yang didapati oleh
seseorang itu hasil dari Makrifat Alloh.
Barangsiapa yang sudah hilang keinginan untuk mencapai Ilmu yang sedemikian
tinggi itu,
maka orang itu adalah ibarat orang yang habis seleranya untuk
memakan makanan yang baik-baik; atau pun seperti orang yang lebih suka
memakan tanah daripada memakan roti. Semua selera tubuh kasar ini hilang
apabila mati (bercerai nyawa dengan tubuh). Selera itu mati bersama tubuh kasar
itu. Tetapi Ruh tidak mati dan ia tetap membawa apa juga Ilmu tentang Ketuhanan
yang ada padanya, bahkan menambahkan Ilmu itu lagi.

Keagungan seseorang manusia itu sebenarnya terletak pada usaha untuk menuju
Yang Kekal Abadi. Jika tidak, dalam dunia fana ini, manusia itulah yang paling
lemah dari segala makhluk karena tunduk kepada kepada lapar, dahaga, panas,
sejuk dan dukacita.
Hal yang paling disukai biasanya paling bahaya kepadanya, dan hal yang
memberi faedah hanya dapat diperolehi melalui usaha dan susah payah.
Berkenaan dengan Aqalnya pula, kesalahan yang sedikit saja pada otak bisa
menyebabkan ia gila dan rusak. Berkenaan kekuasaan pula, gigitan nyamuk
saja telah cukup menyebabkan ia resah gelisah dan tidak dapat tidur. Berkenaan
dengan perasaan pula, dia rasa dukacita hanya dengan kehilangan beberapa sen
uang. Berkenaan dengan kecantikan pula, dia tidak lebih dari hal yang kotor
dibalut dengan kulit yang licin lunak. Tanpa dibasuh selalu, ia menjadi tidak
menarik lagi.

5
Pada hakikatnya, manusia itu dalam dunia ini adalah sangat lemah dan hina.
Hanya di akhirat kelak manusia itu akan bernilai dan berharga. Maka dengan cara
"Kimia Kebahagiaan" dia meningkat naik dari peringkat binatang kepada peringkat
Malaikat. Kalau tidak, peringkat lebih hina dan rendah dari binatang yang akan
hancur dan akan jadi tanah. Maka perlulah bagi manusia di samping sadar tentang
ketinggian martabatnya dari semua makhluk, sadarlah hendaknya tentang lemah
hinanya, karena itu pun adalah satu "anak kunci" membuka pintu Mengenal
Alloh (Makrifatulloh).
MENGENAL ALLOH SWT

jari kita. Jari ada lima dan tidak pula sama panjang, empat daripada jari itu
mempunyai tiga persendian, dan ibu jari hanya ada dua persendian, dan lihat
pula bagaimana ia bisa digunakan untuk memegang, mencincang, memukul
dan sebagainya. Jelas sekali manusia tidak akan dapat berbuat demikian,
meski hendak menambah atau mengurangkan jumlah jari itu dan susunannya .
Lihat pula makanan, tempat tinggal kita dan sebagainya. Semuanya cukup
dikurniakan oleh Alloh yang maha kaya. Tahulah kita bahwa rahmat atau Kasih
Sayang Alloh itu sama dengan Kekuasaan dan Kebijaksanaan-Nya, seperti firman
Alloh Subhanahuwa Taala.

Satu Hadis Nabi Muhammad SAW. yang masyhur ialah;

"RahmatKu itu lebih besar dari kemurkaanKu"

"Siapa yang mengenal dirinya, mengenal ia akan TuhanNya"

Dan sabda Nabi SAW:

Ini berarti dengan mematuhi dan memikirkan tentang dirinya dan sifat-sifatnya,
manusia itu bisa sampai mengenal Alloh. Tetapi oleh karena banyak juga orang
yang memikirkan tentang dirinya tetapi tidak dapat mengenal Tuhan, maka
tentulah ada cara-caranya yang khusus bagi mengenal ini.

"Alloh itu sayang kepada hamba-hambanya lebih dari sayang ibu kepada
anaknya"

Sebenarnya ada dua cara untuk mencapai pengetahuan atau pengenalan ini. Salah
satunya sangat sulit dan sukar difahami oleh orang-orang biasa, maka cara yang
ini tidak usahlah kita terangkan di sini. Yang satu cara lagi adalah seperti berikut:
Apabila seseorang memikirkan dirinya, dia tahu bahwa ada suatu ketika ia tidak
berwujud, seperti tersebut dalam Al-Quran:

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu sesuatu yang dapat
disebut?” (Al Insan:1)
Selanjutnya ia juga tahu bahwa ia dijadikan diri setitik air yang tidak ada akal,
pendengar, penglihatan, kepala, tangan, kaki dan sebagainya, dari sini teranglah
bahwa walau bagaimanapun seseorang itu mencapai taraf kesempurnaan, tidaklah
dapat ia membuat dirinya sendiri meeskipun hanya sehelai rambut.
Kemudian pula jika ia setitik air, alangkah lemahnya ia? Demikianlah seperti yang
kita lihat di bab pertama dulu, didapatinya dalam dirinya kekuasaan,
kebijaksanaan dan kecintaannya terhadap Alloh terbayang dalam bentuk yang
kecil. Jika semua manusia dalam dunia ini berkumpul dan mereka tidak mati,
niscaya mereka tidak dapat mengubah dan memperbaiki bentuk walau satu bagian
dari tubuhnya itu.
Misalnya, dalam penggunaan gigi depan dan gigi samping untuk menghancurkan
makanan, penggunaan lidah, air liur, tengkuk, kerongkong, kita dapatinya
penciptaan itu tidak dapat diperbaiki lagi. Begitu juga, fikirkan pula tangan dan

Demikianlah, dari makhluk yang dijadikanNya, manusia bisa tahu tentang
wujud Alloh, dari keajaiban tubuhnya, ia dapat tahu tentang Kekuasaan dan
Kebijaksanaanya Alloh; dan dari kurnia rezeki Tuhan yang tidak terbatas itu,
nampaklah Cinta Alloh kepada hambaNya.
Dengan cara ini, mengenal diri sendiri itu menjadi anak kunci kepada
pintu untuk mengenal Alloh Subhanawa Taala.
Sifat-sifat manusia itu adalah bayangan Sifat-sifat Alloh. Begitu juga cara wujud
ruh manusia itu memberi kita sedikit pandangan tentang wujud Alloh, yaitu
Alloh dan ruh itu tidak kelihatan, tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan,
tidak tunduk kepada ruang dan waktu, diluar kemampuan kuantitas (jumlah) dan
kualitas, dan tidak bisa diperikan dengan bentuk, warna atau ukuran. Orang
merasa sulit hendak membentuk satu konsep berkenaan hakikat-hakikat ini
karena ia tidak termasuk dalam bidang kualitas dan kuantitas, dan sebagainya,
tetapi coba perhatikan betapa susah dan payahnya memberi konsep tentang
perasaan kita sehari-hari seperti marah, suka, cinta dan sebagainya.
Semua itu adalah konsep pikiran atau tanggapan khayalan, dan tidak dapat
dikenali oleh indera. kualiti, kuantiti dan sebagainya dan itu adalah konsep
indera (tanggapan pancaindera). Sebagaimana telinga kita tidak dapat megenal
warna, dan mata kita tidak dapat mengenal bunyi, maka begitu jugalah
mengenal Ruh dan Alloh itu bukanlah dengan inderanya.
Alloh itu adalah Pemerintah alam semesta raya ini. Dia tidak tunduk kepada
ruang dan waktu, kuantiti dan kualiti, dan menguasai segala makhluknya.
Begitu juga ruh itu memerintah tubuh dan anggotanya. Ia tidak bisa dilihat,
tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan dan tidak tunduk kepada tempat
tertentu.
Karena bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bisa dibagi-bagikan itu
diletakan ke dalam sesuatu yang bisa dibagi atau dipecah?

6
Dari keterangan yang kita baca diatas itu, dapatilah kita lihat bagaimana benarnya
sabda Nabi SAW.:
" Alloh jadikan manusia menurut rupanya".
Setelah kita mengenal Zat dan Sifat Alloh hasil dari bertafakur kita tentang zat dan
sifat Ruh, maka sampailah pengenalan kita kepada cara-cara kerja dan
pemerintahan Alloh Taala dan bagaimana ia mewakilkan kuasa-kuasaNya kepada
malaikat-malaikat, dan lain-lain.
Dengan cara bertafakur tentang bagaimana diri kita memerintah alam kecil
kita sendiri.
Kita ambil satu contoh:
Katakanlah seorang manusia hendak menulis nama Alloh. Mula-mulanya kehendak
atau keinginan itu terkandung dalam hatinya. Kemudian dibawa ke otak oleh daya
ruhani. Maka bentuk perkataan "Alloh" itu terdapat dalam khayalan atau pikiran
otak itu. Selepas itu ia mengembara melalui saluran urat saraf, lalu menggerakkan
jari dan jari itu mengerakkan pena. Maka tertulislah nama "Alloh" atas kertas,
serupa seperti yang ada didalam otak penulis itu.
Begitu juga apabila Alloh Subahanahuwa Taala hendak menjadikan sesuatu hal, Ia
mula-mulanya nampak dalam peringkat keruhanian yang disebut didalam Quran
sebagai "Al-'Arasy". Dari situ ia turun dengan urusan Keruhanian ke peringkat yang
di bawahnya yang digelar "Al-Kursi". Kemudian bentuknya nampak dalam "Al-Luh
Al-Mahfuz". Dari situ dengan perantaraaan tenaga-tenaga "Malaikat" terbentuklah
hal itu dan kelihatanlah di atas bumi ini dalam bentuk tumbuh-tumbuhan, pokokpokok dan binatang, yang mewakilkan atau menggambarkan Iradat dan Ilmu Alloh.
Sebagaimana juga huruf-huruf yang tertulis, yang menggambarkan keinginan dan
kemauan yang terbit dan terkandung dalam hati, dan bentuk itu dalam dalam otak
penulis tadi.
Tidak ada orang yang tahu Hal Raja melainkan Raja itu sendiri. Alloh telah
memberi kita Raja dalam bentuk yang kecil yang memerintah kerajaan
yang kecil. Dan ini adalah satu salinan kecil Diri (Zat)Nya dan
KerajaanNya. Dalam kerajaan kecil pada manusia itu, Arash itu ialah
Ruhnya; ketua segala Malaikat itu ialah hatinya, Kursi itu otaknya, Luh
Mahfuz itu ruang khazanah khayalan atau pikirannya. Ruh itu tidak
bertempat dan tidak bisa dibagikan dan ia memerintah tubuhnya
sebagaimana Alloh memerintah Alam Semester Raya ini. Pendeknya, tiaptiap orang manusia itu diamanahkan dengan satu kerajaan kecil dan
diperintahkan supaya jangan lengah dan lalai mengatur kerajaan itu.
Berkenaan dengan mengenal ciptaan Alloh Subhanahuwa Taala, ada banyak
derajat pengetahuan. Ahli Ilmu Alam yang biasa adalah ibarat semut yang
merangkak atas sekeping kertas dan memperhatikan huruf-huruf hitam terbentang
di atas kertas itu dan merujukkan sebab kepada pena atau qalam itu saja.

Ahli Ilmu Falak adalah ibarat semut yang luas sedikit pandangannya dan nampak
jari-jari tangan yang menggerakkan pena itu, yaitu ia tahu bahwa unsur-unsur
itu adalah daya bintang-bintang, tetapi dia tidak tahu bahwa bintang itu adalah
di bawah kuasa Malaikat.
Oleh karena berbeda-bedanya derajat pandangan manusia itu, maka tentulah
timbul perbedaan hasil atau kesan. Mereka yang tidak memandang lebih jauh
dari fenomena alam nyata ini adalah ibarat orang yang mengganggap hamba abdi
yang paling rendah itu sebagai raja.
Walau bagaimanapun, adalah salah besar menganggap hamba itu
tuannya.
Karena ada perbedaan ini, maka pertengkaran akan terus terjadi. Ini adalah
ibarat orang buta yang hendak mengenal gajah. Seseorang memegang kaki
gajah itu lalu dikatakannya gajah itu seperti tiang. Seorang lain memegang
gadingnya lalu katanya gajah itu seperti kayu bulat yang keras. Seorang lagi
memegang telinganya lalu katanya gajah itu macam kipas.
Tiap-tiap seorang mengganggap bagian-bagian itu sebagai keseluruhan. Dengan
itu, ahli ilmu alam dan ahli ilmu Falak menyanggah hukum-hukum yang mereka
dapat dari ahli-ahli hukum. Kesalahan dan sangkaan seperti itu terjadi juga
kepada Nabi Ibrahim seperti yang tersebut dalam Al-Quran, Nabi Ibrahim
menghadap kepada bintang, bulan dan matahari untuk disembah. Lama
kelamaan beliau sadar siapa yang menjadikan semua-benda-benda itu, lalu bisa
berkata,
"Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
Kita selalu mendengar orang merujuk kepada sebab yang kedua bukan kepada
sebab yang pertama dalam hal apa yang digelar sakit. Misalnya; jika seseorang
itu tidak lagi cenderung kepada keduniaan, segala keindahan tidak lagi
dipedulikannya, dan tidak peduli apa pun, maka dokter mengatakan, "Ini
adalah penyakit gundah gulana, dan ia perlu obat ini A"
Ahli fisika akan berkata "Ini adalah kekeringan otak yang disebabkan oleh
cuaca panas dan tidak dapat dilegakan kecuali udara menjadi lembab."
Ahli nujum akan mengatakan bahwa itu adalah pengaruh bintang-bintang.
"Hanya itulah kebijaksanaanya mereka" Kata Al-Quran, tidaklah mereka
tahu bahwa sebenarnya apa yang terjadi ialah: Alloh Subahana Wataala memberi
kebajikan orang yang sakit itu dan dengan itu memerintahkan hamba-hambanya
seperti bintang-bintang atau unsur-unsur, mengeluarkan keadaan seperti itu
kepada orang itu agar ia berpaling dari dunia ini mengadap kepada Tuhan yang
menjadikannya.
Pengetahuan tentang hakikat ini adalah sebuah mutiara yang amat
bernilai dari lautan ilmu yang berupa Ilham; dan ilmu-ilmu yang lain itu

7
jika dibandingkan dengan Ilmu Ilham ini adalah ibarat pulau-pulau dalam
lautan Ilmu Ilham itu.
Dokter, Ahli Fisika dan Ahli Nujum itu memang betul dalam bidang ilmu mereka
masing-masing. Tetapi mereka tidak tahu bahwa penyakit itu bisa dikatakan
sebagai "Tali Cinta" , yang dengan tali itu Alloh menarik AuliaNya kepadaNya.
Berkenaan ini Alloh ada berfirman yang bermaksud;
"Aku sakit tetapi engkau tidak melawat Aku".

Ibadat dan sentiasa mengenang Alloh itu memerlukan kita supaya bersikap
sederhana dan mengekang kehendak-kehendak tubuh. Ini bukanlah berarti
semua kehendak tubuh itu dihapuskan; karena itu akan menyebabkan
punahnya manusia. Apa yang diperlukan ialah membatasi kehendak-kehendak
tubuh itu. Oleh karena seseorang itu bukanlah Hakim yang paling bijak untuk
mengadili dirinya sendiri tentang batas itu, maka ia lebih baik merundingi
pemimpin-pemimpin keruhanian dalam hal ini, dan hukum-hukum yang mereka
bawa melalui Wahyu Ilahi menentukan batas yang harus diperhatikan dalam hal
ini.

Sakit itu sendiri adalah satu bentuk pengalaman yang dengannya manusia itu bisa
mencapai pengetahuan tentang Alloh sebagaimana firman Alloh melalui mulut
Rasul-rasulNya,
"Sakit itu sendiri adalah hambaKu dan disertakan kepada orang-orang
pilihanKu".

…., Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang lalim. (Al-Baqarah; 229).

Dengan ulasan-ulasan yang terdahulu, dapatlah kita meninjau lebih mendalam lagi
maksud kata-kata yang selalu diucapkan oleh orang-orang yang beriman yaitu,

Walaupun Al-Qur'an telah memberi keterangan yang nyata, masih ada juga
orang yang melanggar batas karena kejahilan mereka tentang Alloh dan kejahilan
ini adalah karena beberapa sebab,

"Maha Suci Alloh" (SubhanAlloh)
"Puji-pujian Bagi Alloh (Alhamdulillah)
"Tiada Tuhan Melainkan Alloh (La ilaha illAlloh)
"Alloh Maha Besar" (Allohu Akbar).
Berkenaan dengan "Allohu Akbar" itu bukanlah bermaksud Alloh itu lebih besar
(secara fisik) dari makhluk, karena makhluk itu adalah penampakan-Nya
sebagaimana cahaya memperlihatkan matahari. Tidaklah bisa dikatakan matahari
itu lebih besar daripada cahayanya. Ia bermaksud yaitu Kebesaran Alloh itu tidak
dapat diukur dan melampaui jangkauan kesadaran, dan kita hanya bisa
membentuk gambaran yang tidak sempurna dan tidak nyata berkenaanNya.
Jika seorang anak-anak bertanya kepada kita untuk menerangkan enaknya
mendapat pangkat yang tinggi, kita hanya dapat mengatakan seperti perasaan
anak-anak itu tatkala sedang bermain bola, meskipun pada hakikat kedua-dua itu
tidak ada persamaan langsung, kecuali hanya kedua-dua hal itu termasuk dalam
jenis kesenangan.
Oleh yang demikian, kata-kata "Allohu Akbar" itu berarti Kebesaran itu
melampaui semua kuasa pengenalan dan pengetahuan kita. Tidak
sempurna pengenalan kita berkenaan Alloh itu, bukan dengan pikiran saja
tetapi adalah disertai oleh ibadat dan pengabadian kita.
Apabila seorang itu mati, maka ia berhubungan dengan Alloh saja. Jika kita hidup
dengan orang lain, kebahagiaan kita bergantung kepada derajat kemesraan kita
terhadap orang itu.
Cinta itu adalah benih kebahagiaan, dan Cinta kepada Alloh itu dituju dan
dibangun melalui ibadat.

Pertama, ada golongan manusia yang terus mencari Alloh melalui pikiran, lalu
mereka membuat kesimpulan dengan mengatakan tidak ada Tuhan dan alam ini
terjadi dengan sendirinya atau wujudnya tanpa permulaan. Mereka ini seperti
orang yang melihat surat yang tertulis dengan indahnya, dan mereka
mengatakan surat itu sedia tertulis tanpa penulis atau ada begitu saja.Orang
yang seperti ini telah jauh tersesat dan tidak berguna berhujah dan bertengkar
dengan mereka. Setengah daripada orang-orang seperti ini adalah Ahli Fizika
dan Ahli Bintang yang telah kita sebutkan di atas tadi.
Kedua, orang karena kejahilan tentang keadaan sebenarnya Ruh itu. Mereka
menyangkal adanya hidup di Akhirat dan menyangkal manusia itu diadili di sana
. Mereka anggap diri mereka itu satu taraf dengan binatang dan tumbuhtumbuhan dan akan hancur begitu saja.
Ketiga, orang yang percaya dengan Alloh dan Hari Akhirat, tetapi kepercayaan
atau Iman mereka itu sangat lemah. Mereka berkata kepada diri mereka sendiri,
Pikiran mereka ini seperti orang sakit yang disuruh makan obat, tetapi ia
berkata,
"Apa untung atau ruginya dokter itu jika aku makan obat atau tidak
makan obat?" .
Memang tidak terjadi apa-apa kepada dokter itu tetapi orang itulah yang akan
bertambah sakit karena bodohnya. Tubuh yang sakit berakhir dengan mati.
Maka Ruh atau Jiwa yang sakit berakhir dengan kesusahan dan siksaan di akhirat
nanti, seperti firman Alloh Taala dalam Al-Qur'an yang bermaksud :

8
Mereka tidak ingat meskipun Alloh itu Pengasih dan Penyayang, namun beriburibu manusia mati kelaparan dan karena penyakit. Meraka tahu, barang siapa
hendak hidup atau hendak kaya, atau hendak belajar, mestilah jangan hanya
berkata, "Alloh itu Kasih Sayang". tetapi perlulah ia berusaha sungguhsungguh. Meskipun ada firman Alloh dalam Al-Qur'an :

"Hanya Dan barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah
menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami
beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (Luqman-23)
Keempat, ialah mereka yang berkata;
"Hukum Syariat menyuruh kita jangan marah, jangan menurut nafsu,
jangan bersikap munafik. Ini tidak mungkin karena sifat-sifat ini
memang telah ada semula jadi pada kita. Lebih baik tuan suruh saya
membuat yang hitam itu jadi putih".

Dan tidak ada suatu mahluk pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam mahluk itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata
(Lohmahfuz). (Hud:06)
tetapi hendaklah juga ingat Alloh juga berfirman :

Mereka ini sebenarnya bodoh. Mereka jahil dengan hukum Syariat. Hukum Syariat
tidak menyuruh manusia membuang sama sekali perasaan itu, tetapi hendaklah
dikendalikan supaya tidak melanggar batas yang dibenarkan. Supaya terhindar dari
dosa besar, dan kita bisa memohon keampunan terhadap dosa-dosa kita yang
kecil. Sedangkan Rasulullah ada bersabda,
"Saya ini manusia juga seperti kamu, dan marah juga seperti orang lain".
Firman Alloh dalam Al-Qur'an:

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur
untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.
(Furqon:47)
Sebenarnya mereka yang berpendapat di atas itu adalah dipengaruhi oleh Syaitan
dan mereka berkata di mulut saja, bukan di hati.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah
besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang
sabar. (Al-Imran:146)
Ini berarti bukan mereka yang tidak ada perasaan marah.
Kelima, ialah mereka yang menekankan Kemurahan Tuhan saja tetapi menepikan
KeadilanNya, lalu mereka berkata kepada diri mereka sendiri,

Keenam, pula menganggap mereka telah sampai ke taraf kesucian dan tidak
berdosa lagi. Tetapi kalau anda layani mereka dengan kasar dan tidak hormat,
anda akan dengar mereka marah dan bertahun-tahun mencela anda. Dan jika
anda ambil makanan sesuap saja yang patut, seluruh alam ini kelihatan gelap
dan sempit pada perasaan mereka. Kalau pun mereka itu telah dapat menakluki
hawa nafsu mereka, mereka tidak berhak menganggap dan mengatakan diri
mereka itu tidak berdosa lagi, karena Nabi Muhammad SAW. sendiri, manusia
yang paling tinggi darajatnya, sentiasa mengaku salah dan memohon ampun
kepada Alloh. Setengah daripada Rasul-rasul itu sangat takut berbuat dosa
sehingga pada hal- hal yang halal pun mereka menghidarkan diri .
Diriwayatkan, suatu hari Nabi Muhammad SAW. telah diberi sebiji Tamar.
Beliau enggan memakannya kerena beliau tidak pasti Tamar itu didapati secara
halal atau tidak. Tetapi mereka menelan arak berbotol-botol banyaknya dan
berkata mereka lebih mulia daripada Nabi. (Saya gemetar semasa menulis ini) .
Pada hal sebutir Tamar pun tidak disentuh oleh Nabi jika belum pasti sama ada
halal atau tidak. Sesungguhnya mereka telah diseret dan disesatkan oleh Iblis.

"Kami buat apa saja karena Alloh itu Maha Pemurah dan Maha Penyayang".

9
Aulia Alloh yang sebenarnya mengetahui bahwa orang yang tidak menundukkan
hawa nafsunya tidak patut dipanggil "orang" dan orang Islam yang sebenarnya
ialah mereka yang dengan rela hati, tidak mahu melanggar Syariat.
Mereka yang melanggar Syariat adalah sebenarnya dipengaruhi oleh
Syaitan dan mereka ini sepatutnya bukan dinasihati dengan pena, tetapi
adalah sewajarnya dengan pedang.
Sufi-sufi yang palsu ini kadang-kadang berpura-pura tenggelam dalam lautan
keheranan atau tidak sadar, tetapi jika anda tanya mereka apakah yang mereka
heirankan itu, mereka tidak tahu. Sepatutnya mereka disuruh menungkan
keheranan sebanyak-banyak yang mereka suka, tetapi di samping itu hendaklah
ingat bahwa Alloh Subhanahuwa Taala itu adalah Pencipta mereka dan mereka itu
adalah hamba Alloh saja.
MENGENAL DUNIA INI
Dunia ini adalah ibarat pasar yang dilewati oleh pengembara dalam perjalanannya
menuju ke suatu tempat. Di sinilah pengembara itu mengumpulkan bekal untuk
perjalanannya. Pendeknya di sinilah manusia itu dengan menggunakan indera
jasmaninya, memperolehi sedikit sebanyak pengetahuan tentang kerja-kerja
Alloh, dan melalui pengetahuan itu untuk Mengenal Alloh. Pandangan terhadap
Alloh inilah yang menentukan kebahagiaan dan keselamatan di hari kemudian,
karena untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan inilah, maka manusia turun ke dunia
dan tanah ini. Selagi inderanya ada bersama dengannya, orang itu dikatakan
berada "dalam dunia ini". Apabila indera ini meninggalkan jasad dan hanya sifatsifatnya yang perlu saja yang tertinggal. maka orang itu dikatakan telah kembali
"ke akhirat".
Semasa manusia itu berada dalam dunia ini, dua hal perlu baginya.
Pertama , melindungi dan mengasuh(memelihara) Ruhnya dan
Keduanya , memelihara dan menyelenggara tubuhnya.
Makanan Ruh itu seperti yang tersebut sebelum ini, ialah Mengenal dan Cinta
kepada Alloh.
Jika cinta itu ditumpukan sepenuhnya kepada " ghair Alloh" (selain Alloh), maka
binasalah Ruh itu. Tubuh itu hanya ibarat binatang tunggangan bagi Ruh. Tubuh
itu akan hancur tetapi Ruh tetap hidup. Ruh itu sepatutnya memelihara tubuh.
Ibarat orang yang hendak mengerjakan Haji ke Mekah, ia perlu memelihara
untanya, tetapi jika ia menghabiskan masa dengan memberi makan dan menghias
untanya saja, maka kafilah akan meninggalkan ia di belakang dan binasalah ia di
padang pasir.
Keperluan tubuh manusia itu terbagi kepada tiga saja yaitu makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Tetapi keinginan tubuh yang ada pada seseorang untuk
mendapatkan tiga hal itu cenderung melawan akal dan melebihkan dari tiga hal
itu. Oleh itu, perlulah kemauan itu disekat dan dibatasi dengan undang-undang
syariat yang dibawa oleh Rasul-Rasul.

Berkenaan dunia ini pula, di mana kita tinggal , terbagi kepada tiga - yaitu
binatang, tumbuh-tumbuhan dan galian (logam). Hasil ketiga hal ini
sentiasa diperlukan oleh manusia dan melahirkan tiga pekerjaan yang utama
pada manusia yaitu :

•
•
•

Kerja Menenun,
Kerja Membina dan
Kerja-kerja Logam.

Ini pula terbagi kepada beberapa cabang lagi seperti Tukang Jahit, Tukang Batu,
Tukang Besi dan lain-lain lagi. Tidak ada yang bebas sendiri, perlu saling
berkaitan. Maka timbullah perhubungan dan perkaitan perdagangan dan
perniagaan.
Di sini timbul pula keadaan-keadaan yang menerbitkan Hasad, Dengki, Tamak,
loba dan berbagai-bagai penyakit Jiwa(Ruh). Dengan itu timbul pula pertengkaran
dan persengketaan serta keperluaan untuk berpolitik, berkerajaan dan
pengetahuan tentang undang-undang.
Oleh yang demikian, pekerjaan dan perdagangan di dunia ini makin bertambah
rumit dan kusut dan kompleks. Ini karena manusia telah lupa bahwa keperluan
mereka yang utama adalah hanya tiga hal saja yaitu pakaian, makanan dan
tempat tinggal.
Diri ini hanya bertujuan untuk menjadikan tubuh itu layak bagi tunggangan Ruh
dalam perjalanan menuju ke akhirat. Mereka telah sama terlena seperti orang
yang pergi ke Mekah, mereka telah lupa tujuan perjalanan dan dirinya sendiri,
lalu menghabiskan masa memberi makan dan menghias untanya. Manusia pasti
terpesona dan terpikat oleh dunia kecuali ia berhati-hati benar supaya tidak
tergoda. Nabi ada bersabda mengatakan bahwa dunia ini ibarat Tukang Sihir
yang lebih pintar dari Harut dan Marut.
Dunia ini menipu kita dengan cara sebagai berikut :
Pertama, ia berpura-pura kekal bersama kita padahal sebenarnya ia sentiasa
berlalu saat demi saat sambil melambaikan tangan mengatakan Selamat Tinggal
kepada kita, seperti bayang-bayang yang nampaknya tetap tetapi sebenarnya
bergerak.
Kedua, Dunia ini berpusing seperti seperti Ahli Sihir yang menarik tetapi jahat.
Ia berpura-pura Cinta kepada kita, suka kepada kita, tetapi kemudian ia pergi
kepada musuh dan meninggalkan kita manusia kesedihan dan putus asa. Nabi
Isa Alaihissalam melihat dunia ini seperti bentuk nenek berkebaya tua yang
buruk. Beliau bertanya kepada dunia itu berapakah suami yang ia ada. Dunia itu
menjawab suaminya tidak terkira banyaknya. Beliau bertanya lagi adakah
suaminya itu telah mati atau telah diceraikan. Katanya semua mereka itu telah
dibunuhnya.
Nabi Isa Alaihissalam berkata :

10
"Aku heran kenapa manusia bodoh, telah melihat bagaimana anda
melakukan kekejaman itu namun masih juga mereka suka dan cinta
kepada anda".
Nenek berkebayan yang jahat ini memakai pakaian yang indah-indah dan menutup
mukanya. Kemudian ia pergi menggoda manusia. Banyaklah manusia yang
tergoda dan tertipu dan dibinasakannya. Nabi SAW. pernah bersabda bahwa di
hari Qiyamat kelak, dunia ini akan berupa dengan bentuk Ahli Sihir, matanya hijau
dan giginya menonjol keluar. Orang yang melihatnya akan berkata :
"Kasihanilah kami! Siapakah ini?"
Malaikat akan menjawab;
"Inilah dunia yang kamu perbuat dan pertengkarkan, yang kamu bunuhmembunuh dan sembelih-menyembelih antara satu sama lain".

Nabi Isa Alaihissalam pernah berkata :
"Orang yang cinta kepada dunia itu ibarat orang yang
meminum air laut, makin diminum makin haus hingga akhirnya ia
binasa, namun dahaga tidak juga hilang".
Nabi SAW. pernah bersabda;
"Tidaklah kamu bercampur dengan keduniaan itu melainkan kamu
dikotori sebagaimana orang yang masuk ke air, pasti akan basah".
Dunia ini ibarat meja yang di atasnya ada hidangan untuk tamu yang datang silih
berganti. Di atasnya ada pinggan mangkuk emas dan perak, penuh dengan
makanan yang sedap-sedap, dan bau-bauan yang harum mewangi. Tetapi
seorang yang bijak akan makan seperlunya, menghirup wangi-wangian itu,
mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, dan kemudian pergi.

Kemudian dia akan dilemparkan ke Neraka dan di situlah ia akan menjerit :
Oh Tuhan!!! Di manakah mereka yang mencintai aku dahulu".
Kemudian Alloh perintahkan mereka itu dilemparkan juga ke dalam Neraka itu.
Barangsiapa bertafakur dengan serius bahwa dahulunya dunia ini tidak wujud dan di
masa akan datang ia akan hilang sirna, maka nampaklah ia bahwa dunia ini ibarat
perjalanan di mana peringkat-peringkatnya berupa tahun, bulan dan batunya
dengan harinya, dan langkahnya dengan saat. Tidak dapat hendak diceritakan
bagaimana ruginya mereka yang menganggap dunia ini tempat kediamannya yang
kekal dan membuat rancangan untuk sepuluh tahun yang akan datang pada
mungkin ia akan berada dalam kubur dalam tempo sepuluh hari lagi. Siapa
tahu ??.
Siapa yang meninggalkan dirinya dalam lautan keindahan dunia fana ini, di masa
matinya akan jadi seperti orang yang menyumbatkan mulut dan perutnya dengan
makanan dan kemudian ia memuntahkan semula. Kelazatannya hilang sirna. Yang
tertinggal hanyalah dan aib.
Makin banyak harta-benda, uang, rumah dan taman yang indah
dimilikinya, makin pedih dan payahlah ia hendak meninggalkan semua itu.
Kepedihan dan kesusahan ini akan dibawa hingga selepas mati karena
jiwa yang sudah biasa dengan nafsu dunia itu akan menjadi sombong juga
selepas mati dan di Akhirat kelak akan merasakan kesusahan dan
kepedihan karena kemauan dan keinginan yang tidak merasa puas.
Satu daripada ciri atau sifat hal keduniaan ini ialah pada mulanya nampak seperti
hal kecil saja, tetapi tiap-tiap hal yang nampak "kecil" ini bercabang hingga tidak
terhingga lagi banyaknya, hingga ia menelan dan membolot seluruh masa dan
tenaga manusia itu.

Tetapi tamu yang bodoh, sebaliknya hendak membawa pulang pinggang
mangkuk emas dan perak itu, tetapi benda-benda itu dirampas balik darinya. Ia
suruh pergi. Maka malu dan hina serta putus asa saja yang diperolehnya.
Sekarang kita tutup penerangan kita tentang tipu muslihat dunia ini dengan
ibarat yang berikut. Katalah sebuah kapal tiba di sebuah pulau yang penuh sesak
dengan penumpang. Nakhoda kapal itu memberitahu penumpang-penumpang
kapal itu ia hendak singgah bebarapa jam saja di pulau itu, dan mereka boleh
naik ke pantai untuk sementara waktu tetapi jangan terlampau lama. Maka
turunlah penumpang-penumpang itu ke pantai dan masing-masing pergi ke sana
dan kemari sesuka hatinya.
Orang yang bijak di antara mereka itu akan kembali ke kapal dalam masa yang
singkat saja dan apabila melihat kapal itu lapang mereka pun mencari tempat
yang nyaman untuk duduk.
Kumpulan penumpang yang kedua pula berjalan ke sana ke mari lama sedikit
sambil menikmati keindahan pokok-pokok dan bunga-bunga dan mendengar
burung-burung menyanyi. Setelah kembali ke kapal, mereka mendapatkan
tempat-tempat yang baik di kapal itu telah diduduki dan terpaksalah mereka
berpuas hati dengan tempat yang kurang nyaman itu.
Kumpulan yang ketiga berjalan dan bersiar makin jauh di pulau itu dan mereka
membawa batu-batu yang beraneka warna untuk dibawa ke kapal. karena
mereka lambat kembali ke kapal itu, terpaksalah mereka duduk di tempattempat yang kurang baik di dalam perut kapal itu. Mereka dapati batu yang
berkilauan yang mereka bawa itu telah hilang kilauan dan warna-warninya.
Kemudian yang terakhir pula telah merayau-rayau terlalu jauh ke tengah pulau
itu hingga tidak sadar masa untuk belayar telah hampir tiba dan tidak pula
mendengar panggilan nakhoda itu karena mereka terlampau jauh. Maka
terpaksalah kapal itu belayar lagi tanpa mereka. Maka menyesalah mereka

11
dengan putus asa dan dukacita dan akhirnya binasalah mereka karena dahaga dan
kepalaran ataupun dimakan oleh binatang-binatang buas.
Kumpulan pertama itu ibarat orang-orang yang beriman yang menjauhkan diri dari
pengaruh keduniaan; dan kumpulan yang terakhir ialah ibarat orang-orang kafir
yang hanya memandang dunia ini saja dan lupa akhirat. Dua golongan yang di
antara itu adalah mereka yang memelihara Imannya mereka tetapi mengikut kata
hati dengan mengurangi hal-hal yang tidak berfaedah di dunia ini.
Meskipun kita telah bercakap banyak mengecam dunia ini, tetapi hendaklah diingat
bahwa ada juga hal-hal di dunia ini yang bukan terdiri dari benda keduniaan,
seperti Ilmu Pengetahuan dan Amal Sholeh. Manusia akan membawa
bersamanya apa-apa Ilmu yang ia punyai masuk ke Alam Akhirat.
Meskipun amal sholehnya telah berlalu, namun kesannya tetap tinggal dalam
wataknya atau keperibadiannya khususnya dalam hal peribadatan, yang
menghasilkan Cinta kepada Alloh dan mengenangNya sentiasa. Inilah sebagian dari
"hal-hal yang baik" yang tersebut di dalam Al-Qur'an sebagai berikut :

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah (Zikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah (Zikir) hati menjadi tenteram.(AR RAD:38)
MENGENAL AKHIRAT
Semua orang-orang yang percaya dengan Al-Qur'an dan Hadis mengetahui
tentang kebahagiaan di Surga dan keazaban di Neraka yang akan dirasakan di
Akhirat kelak.
Tetapi banyak orang yang tidak mengetahui adanya Surga dan Neraka
Ruhaniah.
Berkenaan Surga Ruhaniah ini, Alloh pernah berfirman kepada Nabinya :
"mata tidak pernah melihat, telinga tidak pernah mendengar, dan hati
tidak pernah berfikir tentang hal-hal yang disediakan bagi orang-orang
yang sholeh."

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu
akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada
keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (Hujurat:7)
Lain-lain hal baik dalam dunia ini, seperti nikah, makanan, pakaian dan
sebagainya digunakan oleh orang-orang yang bijaksana menurut kadarnya kerena
ini semua menolongnya untuk mencapai ke Alam akhirat. Apa saja yang menarik
seluruh perhatian hati yang menyebabkan tertambat ke dunia ini dan lupa ke
Akihrat, adalah sebenarnya jahat semata-mata. Ini diibaratkan oleh Nabi SAW
demikian;
"Dunia ini celaka dan semua hal dalam dunia ini celaka, kecuali Zikir Alloh
(mengenang Alloh) dan apa-apa saja yang membantu (untuk mengingati
Alloh) ”
Firman Alloh SWT dalam Al-Quran :

Dalam hati orang-orang yang diberi Nur (cahaya) oleh Alloh s.w.t, ada satu pintu
yang terbuka menghadap kepada hakikat-hakikat Alam Keruhaniaan, dan
dengan itu ia tahu rasa pengalaman sebenarnya, bukan omong-omong kosong
saja atau kepercayaan yang turun-menurun, berkenaan apa yang mendatangkan
kerusakan dan apa yng mendatangkan kebahagiaan dalam Jiwa (ruh)
sebagaimana terangnya dan pastinya dokter-dokter mengetahui apa yang
menyebabkan sakit dan apa yang menyebabkan kesehatan pada tubuh.
Dia tahu bahwa mengenal Alloh dan ibadat itu adalah obat penawar, dan
jahat serta dosa itu adalah racun bisa kepada ruh.
Banyak orang, bahkan orang-orang "Alim", karena membabi buta mencela
pendapat orang lain, tidak yakin sebenarnya dalam kepercayaan mereka tentang
kebahagiaan dan azab ruh di Akhirat nanti. Tetapi orang yang penuh keyakinan
tanpa diganggui oleh perasangka akan mencapai keyakinan penuh dalam hal ini.
Manusia ada dua jiwa (Ruh) yaitu Ruh Kehewanan dan Ruh Insan (Ruh
Keruhanian). Ruh Keruhanian ini adalah tabiatnya bersifat malaikat. Tempat
duduk Ruh kehewanan ialah hati. Dari hati itu ruh ini keluar seperti uap halus
dan meliputi semua anggota tubuh, yang memberi dan penglihatan kepada
mata, dia mendengar kepada telinga, dan dia pada tiap-tiap anggota yang lain
untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Ruh ini bolehlah diibaratkan
sebagai lampu rumah dalam sebuah rumah. Cahayanya menyinari dinding rumah

12
itu. Hati itu ibarat sumbu lampu tersebut. Apabila minyak terputus karena sebabsebab tertentu, maka padamlah lampu itu. Demikianlah juga matinya ruh
binatang (ruh kehewanan) itu.
Berlainan dengan Ruh Keruhanian. Ruh Keruhanian itu tidak boleh dipecah-pecah
atau dibagikan-bagikan. Dengan ruh inilah manusia mengenal Tuhannya. Bolehlah
dikatakan bahwa Ruh Keruhanian ini adalah penunggang ruh kehewanan itu.
Meskipun Ruh kehewanan mati dan hancur binasa, namun Ruh Keruhanian itu
tetap hidup dan tidak binasa. Ruh keruhanian ini ibarat penunggang yang telah
turun dari kudanya atau ibarat pemburu yang telah hilang senjatanya, apabila
seseorang itu meninggal dunia. Kuda dan senjata itu diberi kepada ruh manusia itu
supaya dengan itu ia dapat memburu dan menangkap Cinta dan Makrifat kepada
Alloh. Jika buruan tadi telah ditangkap, maka tidaklah ada sesal dan duka lagi.
Sebaliknya suka dan puas hatilah ia dan dapatlah ia meletakkan senjata dan kuda
keletihan itu ke tepi Berhubung dengan hal ini,
Nabi pernah dan bersabda :
"Mati itu adalah hadiah dari Alloh kepada orang-orang mukmin."
Tetapi sayang sekali, seribu kali sayang bagi ruh yang kehilangan kuda dan
senjata sebelum ia dapat menangkap barang buruan itu. Tidaklah terkira lagi sesal
dan dukanya.
Kita akan terangkan lebih lanjut bagaimana berbedanya Ruh Insan atau Ruh
Keruhanian itu dari tubuh dan anggotanya. Anggota tubuh mungkin lumpuh dan
tidak berkerja lagi. Tetapi ruh tidak rusak apa-apa. Begitu juga tubuh sekarang
ini, tidak lagi tubuh kita semasa bayi dahulu, bahkan berbeda langsung. Tetapi
keperibadian kita sekarang adalah serupa dengan keperibadian kita di masa bayi
dahulu.
Nampaklah kepada kita betapa kekalnya ruh itu meskipun tubuh telah hancur
binasa.
Ruh ini kekal bersama dengan sifat-sifatnya yang tidak bersangkutan
dengan tubuh seperti Cinta kepada Alloh dan Makrifat Alloh.

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,
atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka
itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati
mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah
rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan
rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.
(Mujaadilah:22)
Tetapi jika kita meninggal dunia tidak membawa ilmu atau pengenalan tentang
Alloh (makrifat) dan sebaliknya mati dalam Jahil tentang Alloh, di mana Jahil itu
adalah satu dari sifat penting juga, maka teruslah kita dalam kegelapan ruh dan
azab sengsara. Sebab itu Al-Quran ada menyatakan:

Inilah yang dimaksud oleh Al-Quran :

Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat
(nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang
benar). ( Al -Israil:72)
Sebab Ruh lnsan kembali ke Alam Tinggi itu ialah karena asalnya di sana dan
tabiatnya bersifat kemalaikatan. Ruh Insan itu dihantar ke alam rendah atau
dunia ini, berlawanan dengan kehendaknya, dengan tujuan mencari
pengetahuan dan pengalaman, seperti firman Alloh dalam Al-Qur'an :

13
Tidak ada satu perkataan pun yang tersebut dalam hukum berkenaan orangorang yang mati itu telah binasa, dan orang itu baik atau jahat, bahkan Nabi
SAW. pernah bertanya kepada Ruh orang-orang kafir yang terbunuh,
apakah mereka telah menjumpai hukum yang baginda katakan kepada
mereka itu, benar atau bohong. Apabila sahabat-sahabat Nabi bertanya
kepada baginda apakah faedahnya bertanya kepada mereka yang telah mati,
baginda menjawab :
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika
datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati". (Al Baqoroh:38)
dan firman Alloh lagi :

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud. Al-Hijr:29)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa tempat asal Ruh Insan itu ialah dari Alam Tinggi
sana .
Kesehatan Ruh Kehewanan atas keseimbangan bagian-bagian. Apabila
keseimbangan ini telah cacat, maka dapat diperbaiki dengan obat-obat yang
sesuai. Maka begitu jugalah kesehatan Ruh Insan , ia terdiri ada keseimbangan
akhlak.
Ke seimbangan akhlak ini dipelihara dan diperbaiki.
arahan kesusilaan (akhlak) dan ajaran akhlak.

Dengan arahan-

Berkenaan wujudnya Ruh Insan ini di akhirat kelak, maka kita telah tahu bahwa
Ruh Insan itu adalah tidak terikat kepada tubuh. Segala bantahan terhadap
wujudnya ruh ini selepas mati adalah berdasarkan pada prasangka, ia terpaksa
mendapatkan semula tubuhnya yang di dunia dulu yang telah hancur menjadi
tanah. Setengah orang menyangka Ruh Insan itu binasa setelah mati, kemudian
diwujudkan dan dihidupkan semula. Tetapi ini adalah berlawanan dengan Akal dan
juga Al-Qur'an. Akal membuktikan bahwa mati itu tidak membinasakan hakikat
seseorang itu dan Al-Qur'an mengatakan :

"Mereka mendengar kata-kataku lebih jelas dari kamu mendengarnya".
Ada juga orang-orang Sufi yang dibukakan hijab bagi mereka. Maka nampaklah
oleh mereka syurga dan neraka, dalam keadaan mereka itu tidak sadar diri.
Setelah mereka sedar semula, muka mereka menunjukkan apa yang mereka
lihat itu, apakah syurga atau neraka. Jika muka mereka menunjukkan tandatanda gembira dan senang, maka itulah tanda mereka telah melihat syurga. Jika
mereka seperti orang ketakutan dan cemas, itulah tanda mereka melihat
neraka. Tetapi pandangan seperti ini tidaklah perlu untuk membuktikan apa yang
akan terjadi itu kepada tiap-tiap orang yang berfikir, yaitu apabila mati telah
melepaskan inderanya pergi dan segalanya hilang kecuali peribadinya saja yang
tinggal dan jika semasa di dunia ini ia sangat terikat kepada benda yang
dipandang oleh indera saja seperti isteri, anak, harta-benda, tanah, uang
ringgit, dan sebagainya, maka tentu sekali ia akan terazab apabila semua itu
telah hilang darinya.
Sebaliknya jika ia semampunya memalingkan mukanya dari segala benda di
dunia dan menumpukan Cinta kepada Alloh Taala, maka jadilah mati itu sebagai
cara melepaskan diri dari tanggapan dan kaitan dunia, dan teruslah ia berpadu
dengan Alloh yang diCintainya. Sebab itulah Nabi SAW. pernah bersabda,
"Mati itu ialah jaminan yang menyambungkan sahabat dengan sahabat".
dan sabda beliau lagi :
"Dunia ini syurga bagi orang kafir, tetapi penjara bagi orang mukmin".
Sebaliknya pula, Azab sengsara yang dirasakan oleh Ruh itu setelah mati adalah
berpuncak dari terlalu kasih kepada dunia.
Nabi pernah mengatakan bahwa tiap-tiap orang kafir setelah mati akan
diazab oleh 99 ekor ular. Tiap-tiap seekor ada sembilan kepala.

"Janganlah kamu berkira-kira bahwa orang-orang yang mati (gugur) di
jalan Alloh mati, bahkan mereka itu hidup di sisi TuhanNya dengan
mendapat rezeki" (Al-Imran:169)

Ada juga orang yang bodoh. Mereka menggali kubur orang kafir dan melihat
tidakpun ada ular di situ. Mereka tidak sedar bahwa ular itu berada dalam Ruh si
Kafir dan ular itu telah ada di situ bahkan sebelum ia mati lagi, kerena ular itu
adalah sebenarnya sifat-sifat jahat mereka sendiri. Diperlambangkan yaitu sifatsifat dengki, benci, menafiq, sombong, penipu dan lain-lain. Semua itu secara
langsung atau tidak langsung adalah karena terlampau Kasih Kepada Dunia.
Itulah akibat mereka yang digambarkan oleh Al-Qur'an dengan:

14
" Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang
kafir " (Al-Taubah:49)
Dia (Alloh) tidak berkata;
Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak
beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah),
sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. (An
Nahl:22)
Jika ular itu hal di luar diri mereka, bolehlah mereka lepas dari siksaan itu
barang sebentar, tetapi sebenarnya ular itu ialah sifat-sifat mereka
sendiri. Bagaimana mereka hendak melepaskan diri ???
Kita ibaratkan demikian, Katalah seorang yang menjual hamba perempuan tanpa
mengetahui bagaimana kasihnya ia kepada si hamba itu hinggalah hamba itu telah
jauh darinya. Lama kelamaan, cintanya itu bertambah hebat dan kuat benar
hingga maulah ia menyiksa dirinya. Cinta itu menyiksanya seperti seekor ular yang
telah menggigitnya hingga pingsan, dan kemudian coba menghujamkan dirinya
ke dalam api atau terjun ke air untuk lari dari siksaan itu.
Demikianlah misalnya akibat kasih kepada dunia dan bagi mereka yang ada
berperasaan itu selalu, tidak sadar hinggalah ia meninggal dunia. Maka kemudian
itu siksaan rindu dam birahi yang sia-sia bertambah hebat hingga ia lebih suka
menukarkannya dengan berapa banyak pun ular dan kala.
Oleh karena itu, tiap-tiap orang berbuat dosa membawa bersamanya ke
akhirat alat-alat penyiksaannya sendiri.
Al-qur'an ada menerangkan :

"Akan meliputi mereka". karena liputan itu telah pun ada sekarang juga.
Mungkin ada orang yang membantah; "Jika demikian keadaannya, siapakah
yang akan dapat melepaskan diri dari neraka, karena sedikit sebanyak manusia
itu pasti ada neraka di dunia?
Kami menjawab:
Ada juga orang, khususnya Faqir. Mereka ini melaksanakan kaitan cintanya
kepada dunia. Walaupun begitu, ada juga orang yang beristeri, beranak,
berumah-tangga dan lain-lain lagi, walaupun mereka ada kaitan dengan semua
itu, namun Cinta mereka terhadap Alloh tidak ada tandingan dan mereka lebih
Cinta kepada Alloh melebihi dari yang lain.
Mereka ini adalah seperti orang yang ada berumah-tangga di sebuah bandar yang
dicintainya. Tetapi apabila Raja atau Pemerintah memberinya jabatan untuk
bertugas di bandar yang lain, dia rela berpindah ke bandar itu karena jabatan itu
lebih dicintai dari rumah-tangganya di bandar itu. banyak Ambiya' dan Aulia
yang sedemikian ini.
Sebagian besar pula manusia yang ada sedikit Cinta kepada Alloh, tetapi sangat
cinta kepada dunia. Maka dengan itu mereka terpaksalah menerima azab di
akhirat sebelum mereka dibersihkan dari karat-karat cinta kepada dunia itu.
Ramai orang yang mengaku Cinta kepada Alloh, tetapi seseorang itu harus
menilainya dan menguji dirinya dengan memerhatikan kemanakah cenderung
lebih berat kalau perintah Alloh bertentangan dengan kehendak nafsunya?
Orang yang mengatakan Cinta kepada Alloh tetapi tidak dapat menahan
dirinya darinya dan tidak patuh kepada Alloh, maka orang itu
sebenarnya berbicara bohong.

" dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
`ainulyaqin, ". (Al-Takatsur:07)

dan firman Alloh Taala lagi;

Kita telah perhatikan di atas bahwa satu jenis Neraka Keruhanian ialah berpisah
secara paksa dari keduniaan dengan keadaan itu sangat terkait dan terikat
dengan keduniaan itu. Banyak pula orang yang membawa dalam diri mereka,
kuman-kuman neraka seperti ini tanpa mereka sadari.
Di akhirat kelak, mereka akan merasa diri mereka seperti Raja yang
diturunkan dari takhta kerajaan dan dijadikan alat gelak ketawa orang
ramai, pada hal sebelum ini mereka hidup dengan mewah dan senang
senang.
Jenis Neraka Keruhanian yang kedua ialah Malu, yaitu apabila manusia itu
tersadar dan melihat keadaan perbuatan yang dilakukan dalam keadaan hakiki
yang sebenarnya tanpa selindung lagi. Orang yang membuat fitnah akan
melihat dirinya dalam bentuk orang yang memakan daging saudaranya sendiri,

15
dan orang yang iri dengki seperti yang melempar batu kepada tembok dan batu itu
mental ke belakang lalu mengenai mata anaknya sendiri.

Dalam Peringkat Kedua, ia adalah ibarat anjing , apabila dipukul sekali akan
lari apabila melihat kayu selepas itu.

Jenis neraka seperti ini, yaitu Malu, bolehlah dilambangkan dengan ibarat berikut.
Katakanlah seorang Raja merayai perkawinan anak lelakinya. Di waktu petang,
orang muda itu pergi bersama sahabatnya berjalan-jalan dan tidak lama kemudian
kembali ke Istana (dalam keadaan mabuk) . Dia masuk ke sebuah Dewan di mana
api (lilin) sedang menyala. Ia berbaring. Disangkanya ia berbaring dekat
isterinya. Besoknya, apabila ia sadar semula, terperanjatlah ia apabila dilihatnya
dirinya berada dalam Rumah Mayat orang-orang Majusi. Tempat berbaringannya
itu ialah keranda mayat itu dan bentuk orang yang disangkakan isterinya itu ialah
sebenarnya mayat seorang perempuan tua yang mulai busuk dan keriput. Ia pun
keluar dari Rumah Mayat itu dengan pakaian yang kotor dan rupa yang lusuh.
Alangkah malunya ia berjumpa dengan ayahnya, Raja itu bersama dengan
pengiring-pengiringnya. Demikianlah gambaran Malu yang dirasakan di akhirat
kelak oleh mereka yang di dunia ini tamak dan sombong dan menumpukan seluruh
jiwa raga kepada apa yang mereka sangka sebagai keindahan dan kenikmatan.

Dalam Peringkat Ketiga, manusia itu ibarat kuda atau biri-biri. Keduaduanya akan lari secara naluri, apabila melihat singa atau serigala, karena
haiwan itu adalah musuhnya semula jadi. Tetapi meeka tidak lari apabila melihat
unta atau lembu, meskipun binatang-binatang itu lebih besar dari tubuhnya.

Nereka Keruhanian Yang Ketiga ialah sesal dan putus asa dan gagal
mencapai tujuan hidup yang sebenarnya.
Manusia dijadikan untuk Mencerminkan Cahaya Makrifat Alloh. Tetapi jika ia
kembali ke akhirat dengan jiwanya penuh mabuk dan karat hawa nafsu, maka
gagal lah ia mencapai tujuan hidupnya di dunia ini. Sesal atau putus asanya boleh
digambarkan demikian.
Katalah seseorang melewatii hutan yang gelap bersama kawan-kawannya. Di sana
sini terlihat kilauan cahaya batu yang berwarna-warni. Kawannya memungut batu
itu dan menasihatnya supaya berbuat demikian juga. Kawannya berkata, "Batu ini
sangat mahal harganya di tempat yang kita akan pergi sana ". Tetapi beliau
mentertawakan mereka dan mengatakan mereka bodoh karena mengharapkan
keuntungan yang sia-sia yang belum tentu lagi. Dia pun terus berjalan. Akhirnya
mereka pun keluarlah dari hutan yang gelap itu setelah berjalan beberapa lama.
Mereka dapati batu itu sebenarnya batu Delima, Intan Berlian dan sangat bernilai
dan berharga. Alangkah sesal dan putus asanya ia karena tidak mahu mengutip
batu-batu itu dahulu. Begitulah ibaratnya orang yang sesal di akhirat kelak karena
semasa mereka hidup di dunia ini mereka lalai dan tidak berusaha untuk
mendapatkan intan permata kebajikan dan perbendaharaan agama.
Perjalanan Insan melalui dunia ini bolehlah di-bahagi-bahagikan kepada empat
peringkat :
Peringkat
Peringkat
Peringkat
Peringkat

Nafsu,
Percobaan,
Naluri dan
Berakal.

Dalam Peringkat Pertama, manusia itu adalah ibarat keledai. Meskipun ia ada
penglihatan, tetapi tidak ada ingatan. Ia terus membakar dirinya berkali-kali ke
dalam api lampu yang sama itu juga.

Dalam Peringkat Keempat, manusia itu melampaui perbatasan binatang dan
boleh sedikit sebanyak melihat ke hari depan dan mempersiapkan untuk hari
yang akan datang.
Pergerakannya mula-mula bolehlah diumpamakan seperti berjalan di atas tanah,
kemudian mengembara atas lautan dalam kapal, kemudian ia mengenal hakikathakikat hingga dapat berjalan di atas air lait. Di atas peringkat itu ada satu taraf
lagi yang diketahui oleh Ambiya dan Aulia Alloh, kemajuan mereka diibaratkan
sebagai burung terbang.
Oleh yang demikian, manusia dapat wujud dalam beberapa peringkat dari
binatang hingga ke Malaikat. Di sini juga terletak bahayanya, yaitu mungkin
terjatuh ke taraf yang paling bawah dan rendah. Dalam Al-Qur'an ada
tercantum,

" Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh ".
(Al-ahzab:72)
Binatang dan Malaikat tidak dapat merubah peringkat atau pangkat yang
ditetapkan kepada mereka, tetapi manusia boleh turun ke tempat atau peringkat
yang paling bawah, atau pun naik ke peringkat Malaikat. Inilah maksud
"beban" yang dimaksudkan itu. Kebanyakan manusia memilih tempat dalam
dua peringkat yang bawah seperti tersebut dahulu. Tempat yang tetap selalunya
tidak disukai oleh orang yang mengembara.
Kebanyakan mereka dalam peringkat atau kelas yang bawah itu karena tidak ada
kepercayaan yang penuh dan tetap tentang hari Akhirat itu. Kata mereka,
Neraka itu adalah rekaan orang-orang Agama saja untuk menakut-nakutkan
orang ramai, dan mereka pandang hina terhadap orang-orang Agama. Untuk
bertengkar dengan mereka ini tidaklah berguna. Cukuplah bertanya kepada
mereka demikian untuk membuat mereka merenung sebentarnya,

16
"Adakah kamu anggap 124, 000 orang Nabi dan juga Aulia Alloh itu
semuanya percaya dengan Hari Akhirat itu semuanya salah dan kamu itu
saja yang betul?".
Jika ia menjawab, "Ya, saya percaya sebagaimana percaya saya dua itu lebih dari
satu. Saya penuh yakin tidak ada Ruh dan tidak ada bahagia dan hidup sengsara di
Hari Akhirat".
Maka orang seperti itu tidak ada harapan lagi. Biarkanlah mereka di situ.
Kenanglah nasihat Al-Qur'an;

"Apabila bulan masuk ke falak bintang yang tertentu, minumlah sekian-sekian
obat, maka sembuhlah kamu".
Meskipun tidak percaya dengan Ilmu Nujum, namun kamu mungkin mencobanya
dengan harapan supaya disembuhkan.
Tidakkah kamu berfikir bahwa adalah lebih baik bergantung kepada
perkataan para Ambiya', Auliya' dan orang-orang Sholeh itu tentang
Hari Akhirat itu lebih baik daripada percaya akepada penulis Azimat atau
Ahli Nujum?
Ada orang yang belayar dalam kapal menembus lautan yang penuh ombak
gelombang yang menelan manusia semata-mata dengan tujuan untuk mendapat
keuntungan yang sedikit, kenapa pula kamu tidak kamu berkorban sedikit pun di
dunia ini karena untuk kebahgiaan yang abadi di Akhirat kelak?
Pernah Sayyidina Ali berkata kepada seorang Kafir; " Jika pendapat kamu
betul, kedua kita akan merugilah di Akhirat kelak, tetapi jika kami
betul, maka terlepaslah kami dan kamulah yang akan menderita".

" Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan
melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?
Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka,
(sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula)
sumbatan di telinga mereka, dan kendati pun kamu menyeru mereka
kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selamalamanya " (Al-Kahfi:57)
Tetapi sekiranya orang itu berkata bahwa hidup di Akhirat itu adalah satu
kemungkinan tetapi doktrin(kepercayaan) itu penuh dengan keraguan dan
kesulitan. Maka tidaklah mungkin untuk membuat keputusan sama ada hal itu
betul atau tidak. Maka bolehlah dikatakan kepadanya,

Beliau berkata demikian bukan karena beliau ragu-ragu,
untuk menyadarkan orang Kafir itu.

tetapi semata-mata

Dari apa yang kita baca di atas itu, maka tahulah kita bahwa tugas utama hidup
manusia di dunia ini ialah untuk membuat persediaan bagi Akhirat. Walaupun
seorang itu ragu kehidupan di Akhirat itu, Akal mencadangkan supaya orang itu
bertindak seolah-olah ianya ada, memandangkan hal-hal besar yang akan
ditempuh kelak. Selamat sejahteralah mereka yang menurut ajaran Alloh dan
RasulNya.
MEMERIKSA DIRI SENDIRI & MENGINGAT ALLOH
Ketahuilah wahai saudaraku, dalam Al-Qur'an Alloh berfirman,
maksudnya,

lebih kurang

"Lebih baik kamu fikirkan. Kalau kamu lapar hendak makan dan tiba-tiba
ada orang berkata kepadamu dalam makanan itu ada racun yang
diludahkan oleh seekor ular yang bisa. Kamu mungkin enggan memakan
makanan itu dan kamu rasa lebih baik tahankan saja lapar itu, meskipun
orang yang berkata itu mungkin berbohong atau melawak saja".
Atau pun katalah kamu sedang sakit dan seorang pembuat Azimat berkata :
"Beri saya uang dan saya boleh tuliskan satu Azimat untuk kamu gantung
pada leher dan Azimat itu akan menyembuhkan sakitmu".
Mungkin kamu memberi orang itu uang untuk membuat Azimat itu dengan harapan
mendapat faedah dari Azimat itu. Atau jika seorang ahli Nujum berkata :

" Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka, Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat
zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. " (Al Zalzalah:6-7)
Tercantum juga dalam Al-Qur'an firman yang berbunyi sebagai berikut :

17
Alloh Subhanahuwa Taala juga. Alangkah ruginya membiarkan hari ini
berlalu dengan sia-sia. Tidak ada yang lebih rugi dari itu lagi."

" maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. " (At
Takwir:14).
Khalifah Umar ada berkata, " perhitunglah dirimu sebelum engkau
diperhitungkan".
Alloh SWT berfirman :

Di hari berbangkit di akhirat kelak, seseorang itu akan melihat semua waktu
hidupnya di dunia ini tersusun seperti susunan peti harta dalam satu barisan yang
panjang.
Pintu sebuah daripada peti itu terbuka dan kelihatanlah penuh dengan
cahaya: Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya dengan membuat
amalan yang sholeh. Hatinya akan terasa indah dan bahagia sekali,
bahkan sedikit saja rasa bahagia itu pun sudah cukup membuat penghuni
neraka melupakan api neraka yang bernyala itu.
Kemudian peti yang kedua terbuka, maka terlihatlah gelap gelita di
dalamnya. Dari situ keluarlah bau busuk yang amat sangat hingga orang
terpaksa menutup hidungnya: Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya
dengan amal maksiat dan dosa. Maka akan dirasainya azab yang tidak
terhingga bahkan sedikit saja pun dari azab itu sudah cukup
menggusarkan ahli syurga.
Selepas itu terbuka pintu peti yang ketiga, dan kelihatanlah kosong
saja, tidak ada gelap dan tidak ada cahaya di dalamnya: Inilah
melambangkan waktu yang dihabiskannya dengan tidak membuat
amalan sholeh dan tidak juga membuat amalan maksiat dan dosa. Ia
akan merasa sesal dan tidak tentu arah seperti orang yang ada
mempunyai harta yang banyak membiarkan hartanya terbuang dan lepas
begitu saja dengan sia-sia.

" Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjaan. ".
Wali-wali Alloh sentiasa mengetahui bahwa manusia datang ke dunia ini untuk
menjalankan pengembaraan keruhanian, yang akibatnya ialah untung atau rugi
dan tujuannya adalah neraka atau syurga. Senantiasalah mereka itu berwaspada
terhadap kehendak-kehendak jasamaniah (tubuh) yang diibaratkan sebagai rekan
dalam bisnis yang bersifat jahat dan ada kalanya mendatangkan kerugian kepada
bisnis itu. Sebenarnya orang yang bijak itu adalah orang yang mau merenung
sebentar selepas sembahyang subuh memikirkan hal dirinya dan berkata kepada
jiwanya :
"Wahai jiwaku, engkau hanya hidup sekali. Tiap-tiap saat yang berlalu
tidak akan datang lagi dan tidak akan dapat diambil kembali kerena di
Hadirat Alloh Subhanahuwa Taala, bilangan nafas turun naik yang
dikurniakan kepada engkau itu telah ditetapkan dan tidak boleh ditambah
lagi. Inilah perjalanan hidup dalam dunia hanya sekali, tidak ada kali
yang kedua dan seterusnya. Oleh itu, apa yang engkau hendak perbuat,
buatlah sekarang. Anggaplah seolah-olah hidupmu telah berakhir, dan
hari ini adalah hari tambahan yang diberi kepada engkau karena karunia

Demikianlah seluruh waktu yang dijalannya itu akan dipamerkan kepadanya satu
persatu. Oleh karena itu, seseorang itu hendaklah berkata kepada jiwanya tiaptiap pagi :
"Alloh telah mengkaruniakan engkau dua puluh empat jam peti harta.
Berhati-hatilah mengawasinya supaya jangan kehilangan, karena
engkau tidak akan boleh menanggung rasa sesal yang amat sangat jika
engkau kehilangan harta itu".
Aulia Alloh ada berkata,
"Walaupun sekiranya Alloh mengampuni kamu, setelah hidup disiasiakan, kamu tidak akan mencapai derajat orang-orang yang Sholeh dan
pasti kamu akan meratapi dan manangisi kerugianmu itu. Oleh itu
jagalah lidahmu, matamu dan tiap-tiap anggota mu yang tujuh itu
kerena semua itu mungkin menjadi pintu untuk menuju ke Neraka".
Katakanlah kepada tubuhmu; "Jika kamu memberontak, sesungguhnya
kamu akan kuhukum", karena meskipun tubuh itu kotor, ia boleh menerima
arahan dan boleh dijinakkan dengan zuhud". Demikianlah tujuan memeriksa atau
memperhitung diri sendiri.
Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda :

18
"Berbahagialah orang yang beramal sekarang apa yang
menguntungkannya di akhirat kelak".
Maka sekarang kita masuk pula kepada bagian yang berhubungan dengan Zikirulloh
(mengenang atau mengingat Alloh). Manusia itu hendaklah ingat bahwa Alloh
Melihat dan Memperhatikan semua tingkah laku dan pikirannya. Manusia hanya
melihat yang zhohir saja, tetapi Alloh Melihat zhohir dan batinnya manusia itu.
Orang yang percaya dengan ini sebenarnya dapatlah ia menguasai dan
mendisiplinkan zhohir dan bathinnya.
Jika ia tidak percaya ini, maka KAFIRLAH ia. Jika ia percaya tetapi ia
bertindak berlawanan dengan kepercayaan itu, maka salah besarlah ia.
Suatu hari, seorang Negro menemui Nabi SAW. dan berkata; "Wahai
Rasulullah! Saya telah melakukan banyak dosa.
Adakah taubatku diterima atau tidak?". Nabi SAW. menjawab; "Ya".
Kemudian Negro itu berkata lagi, "Wahai Rasulullah! Setiap kali aku
membuat dosa adakah Alloh Melihatnya?". Nabi SAW. menjawab lagi;
"Ya"
Negro itu pun menjerit lalu mati. Sehingga seseorang itu benar-benar
percaya bahwa ia sentiasa dalam perhatian Alloh, maka tidaklah mungkin
baginya membuat amalan yang baik-baik.
Seorang Sheikh ada seorang murid yang lebih disayanginya daripada murid-murid
yang lain. Dengan itu murid-murid yang lain itu pun berasa dengki kepada murid
yang seorang itu. Suatu hari Sheikh itu memberi kepada tiap-tiap murid itu seekor
ayam dan menyuruh mereka menyembelih ayam itu di tempat yang tidak ada
seseorang pun melihat ia menyembelih itu. Maka pergilah mereka tiap-tiap murid
membawa seekor ayam ke tempat yang sunyi dan menyembelih ayam di situ.
Kemudian membawanya kembali kepada Sheikh mereka. Semuanya membawa
ayam yang telah disembelih kepada Sheikh mereka kecuali seorang yaitu murid
yang lebih disayangi oleh Sheikh itu. Murid yang seorang ini tidak menyembelih
ayam itu.
Ia berkata; "Saya tidak menjumpai tempat yang dimaksudkan itu kerena
Alloh di mana-manapun Melihat".
Sheikh itu pun berkata kepada murid-murid yang lain: "Sekarang sekelian telah
lihat sendiri derajat pemuda ini. Dia telah mencapai ke taraf ingat sentiasa
kepada Alloh".
Apabila Zulaiha coba menggoda Nabi Yusuf , ia menutup dengan kain muka sebuah
berhala yang selalu disimpannya.
Nabi Yusuf berkata kepadanya :

"Wahai Zulaiha, adakah kamu malu dengan batu? sedangkan dengan
batu engkau malu, betapa aku tidak malu dengan Alloh yang menjadikan
tujuh petala langit dan bumi".
Ada seorang datang berjumpa dengan Sheikh dan berkata; "Saya tidak dapat
menghindarkan mataku dari hal-hal yang membawa dosa. Bagaimanakah saya
hendak mengawalnya?".
Sheikh menjawab; "Dengan cara mengingat Alloh Melihat kamu lebih jelas
dan terang lagi daripada kamu melihat orang lain".
Dalam hadis ada diterangkan bahwa Alloh ada berfirman seperti demikian;
"Syurga itu adalah bagi mereka yang bersabar hendak membuat suatu
dosa, dan kemudian mereka ingat bahwa Aku sentiasa Memandang
mereka, lalu mereka pun menahan diri mereka".
Abdullah Ibnu Dinar meriwayatkan;
"Satu ketika saya berjalan dengan Khalifah Omar menghampiri kota Mekah.
Kami bertemu dengan seorang gembala yang sedang membawa gembalaannya.
Omar berkata kepada gembala itu : "Jualkan pada saya seekor kambing
itu". Gembala itu menjawab; "Kambing itu bukan saya punya, tuan saya
yang mempunyainya." Kemudian untuk mencobanya,
Omar berkata; "Baiklah, kamu katakanlah kepada tuanmu bahwa yang
seekor itu telah dimakan oleh serigala" . Budak gembala itu menjawab;
"Tidak, sesungguhnya tuan saya tidak tahu tetapi Alloh
Mengetahuinya".
Mendengar jawapan budak gembala itu, bertetesanlah air mata Omar. Beliau
pun pergi berjumpa dengan tuan budak gembala kambing itu lalu membelinya
dan membebaskannya. Beliau berkata kepada budak itu : "Karena katakatamu itu, engkau bebas dalam dunia dan akan bebas juga di akhirat
kelak".
Ada dua derajat berkenaan Zikir Alloh (mengenang Alloh) ini. Derajat pertama
ialah derajat Aulia Alloh. Mereka bertafakur dan tenggelam dalam tafakur
mereka dalam mengenang Keagungan dan Kemuliaan Alloh. dan tidak ada
tempat langsung dalam hati mereka untuk 'gairuLlah" (selain dari Alloh). Ini
adalah derajat zikir Alloh yang bawah, karena apabila hati seseorang itu telah
tetap dan anggotanya dikontrol penuh oleh hatinya hingga mereka dapat
mengawal mereka dari hal-hal yang halal pun, maka tidak perlulah lagi ia
menyediakan alat atau penahan untuk menghalangi dosa.
Maka kepada zikir Alloh seperti inilah Nabi Muhammad (S.W.T) maksudkan
apabila ia berkata,

19
"Orang yang bangun pagi-pagi dengan hanya Alloh dalam hatinya, Alloh
akan memeliharanya didunia dan diakhirat."

mereka. Saya minta mereka memberi nasihat kepada saya berkenaan
kerohanian ini.

Setengah daripada mereka golongan ini sangat asyik dan tenggelam dalam
mengenang dalam mengingati Alloh hingga kalau ada orang berbicara kepada
mereka tidaklah mereka dengar, kalau orang berjalan dihadapan mereka tidaklah
mereka nampak. Mereka seolah-olah diam seperti dinding. Seseorang Wali Alloh
berkata : "Suatu hari saya melintasi tempat ahli-ahli pemanah sedang bertanding
memanah. Tidak berapa jauh dari situ ada seorang duduk seorang diri. Saya pergi
kepadanya dan coba hendak berbicara dengannya.

Pemuda itu menjawab, " Wahai Ibni Hanif, kami merasa susah, kami tidak
ada lidah untuk memberi nasihat itu." Saya terus berdiri di sepertiga malam.
Kami tidak berbicara antara satu sama lain, dan tidak tidur. Kemudian saya
berkata kepada diri saya sendiri, saya akan mohon kepada Alloh supaya mereka
menasihati saya." Pemuda itu mengangkat kepalanya dan berkata,

Tetapi ia menjawab, "Mengenang Alloh itu lebih baik dari berbicara".
Saya bertanya, "tidakkah kamu merasa kesepian?"
"Tidak" jawabnya, "Alloh dan dua orang malaikat ada bersamaku" .

"Pergilah cari orang seperti itu, ia akan dapat membawa Alloh kepada
ingatan anda dan melengkapkan rasa takut kepada hatimu, dan ia akan
memberi anda nasihat yang disampaikan secara diam tanpa berbicara
sembarangan."

Mendengar itu, ia merenung ke langit lalu berdiri dan pergi sambil berkata, "Oh
Tuhan! Banyak hamba-hambamu mengganggu seorang yang sedang
mengingatimu!"

Demikianlah dzikir Alloh para Aulia yaitu melenyapkan dan menenggelamkan
pikiran dan khayalan dalam Mengenang Alloh. Zikir Mengenang Alloh (dzikir
Alloh) yang kedua ialah dzikirnya "golongan kanan" yaitu yang disebut
dalam Quran sebagai Ashabul Yamin. Mereka ini tahu dan kenal bahwa Alloh
sangat mengetahui terhadap mereka dan mereka merasa tunduk dan tawaduk di
Hadirat Alloh SWT tetapi tidaklah sampai mereka melenyapkan dan
menenggelamkan pikiran dan khayalan mereka dalam mengenang Alloh saja
sehingga tidak peduli keadaan keliling mereka. Mereka sadar diri mereka dan
sadar terhadap alam ini. Keadaan mereka adalah seperti seorang yang terkejut
karena didapati dalam keadaan telanjang dan cepat-cepat menutup aurat
mereka.

Seorang wali Alloh bernama Syubli satu hari pergi berjumpa seorang sufi bernama
Thauri. Beliau lihat Thauri duduk dengan berdiam diri dalam tafakkur hingga
sehelai bulu romanya pun tidak bergerak.

Golongan yang satu lagi adalah seperti orang yang tiba-tiba mendapati
diri mereka di majlis raja yang besar lalu ia merasa tidak tentu arah dan
merasa takjub.

Syubili bertanya kepada Thauri, "Kepada siapa anda belajar latihan
bertafakkur dengan diam diri seperti itu?" Thauri menjawab, "Dari seekor
kucing yang saya lihat menunggu di depan lubang tikus. Kucing itu akan
lebih diam dari apa yang saya lakukan ini."

Golongan yang mula-mula itu memeriksa terlebih dahulu apa yang memasuki hati
mereka dengan rapi sekali, karena di hari kiamat kelak tiga persoalan akan
ditanya terhadap tiap-tiap perbuatan. Dan tindakan yang telah dilakukan.

Saya bertanya kepada beliau sambil menunjukkan kepada pemanah-pemanah itu,
"Antara mereka itu, yang manakah akan menang?"
Beliau menjawab, "Yang itu, Alloh telah beri kemenangan kepadanya."
Kemudian saya bertanya, "dari manakah kamu tahu ?"

Ibn Hanif meriwayatkan:
"Saya diberitahu bahwa di Bandar Thur ada seorang Syeikh dan muridnya sentiasa
duduk dan tenggelam dalam zikir Alloh. Saya pergi ke situ dan saya dapati kedua
orang itu duduk dengan muka mereka menghadap ke kiblat. Saya memberi salam
kepada mereka tiga kali. Tetapi mereka tidak menjawab. Saya berkata, "Dengan
nama Alloh saya minta tuan-tuan menjawab salamku". Pemuda itu mengangkat
kepalanya dan menjawab,
"Wahai Ibn Hanif! dunia ini untuk sebentar waktu saja, dan yang sebentar
itupun tinggal sedikit saja. Anda mengganggu kami karena meminta kami
menjawab salammu itu".
Kemudian dia menundukkan kepalanya lagi dan terus berdiam diri. Saya rasa lapar
dan dahaga pada masa itu, tetapi dengan memandang mereka itu saya lupa pada
diri saya. Saya terus bersama mereka dan sembahyang Dhuhur dan Ashar bersama

Pertama: "Kenapa kamu membuat ini?" ,
Kedua: "Dengan cara apa kamu membuat ini?", dan
Ketiga: "Untuk tujuan apa kamu melakukan ini?".
Yang pertama itu dipermasalahkan karena seseorang itu hendaklah
bertindak dari niat dan dorongan Ketuhanan dan bukan dorongan Syaitan
dan hawa nafsu.
Jika masalah itu dijawab dengan memuaskan hati, maka diadakan ujian
kedua yaitu masalah bagaiman tindakan itu dilakukan dengan bijak,
dengan cara baik, atau dengan cara tidak peduli atau tidak baik.
Yang ketiga, adanya perbuatan dan tindakan itu karena Alloh semataa
atau bukan karena hendak disanjung oleh manusia.

20
Jika seseorang itu memahami makna dari masalah masalah ini, maka ia tentu
berhati-hati sekali terhadap keadaan hatinya dan bagaimana ia melawan pikiran
yang mungkin menimbulkan tindakannya. Sebenarnya memilih dan menapis
pikiran dan khayalan itu sangatlah susah dan rumit.
Barangsiapa yang tidak sanggup membuatnya hendaklah pergi berguru
dengan orang-orang keruhanian. Mengaji dan berguru dengan mereka itu
dapat mendatangkan cahaya ke dalam hati. Dia hendaklah menjauhkan
diri dari orang-orang alim kedunian kerena mereka ini adalah alat atau
ujian syaitan.
Alloh berfirman kepada Nabi Daud a.s.;

Beliau berkata kepada dirinya sendiri :
"Aduhai! jika saya telah melakukan satu dosa dalam sehari, bagaimana
saya hendak lari dari beban 21, 600 dosa?".
Beliau menjerit dan terus rebah. Apabila orang datang hendak
mengangkatkannya, mereka telah mendapati beliau telah meninggal dunia.
Tetapi malang , kebanyakan orang telah lupa. Mereka tidak memperhitung diri
mereka sendiri. Jika tiap-tiap satu dosa itu diibaratkan sebiji batu, maka
penuhlah sebuah rumah dengan batu itu. Jika malaikat Kiraman Kaatibin
meminta gaji karena menulis dosa yang telah manusia lakukan, maka tentulah
habis uangnya bahkan tidak cukup untuk membayar gaji mereka itu. Orang
berpuas hati membilang biji tasbih sambil berzikir nama Alloh, tetapi mereka
tidak ada biji tasbih untuk mengira berapa banyak percakapan sia-sia yang telah
diucapkannya. Oleh karena itulah, Khalifah Omar berkata :
"Timbanglah perkataan dan perbuatanmu sekarang sebelum ia
dipertimbangkan di akhirat kelak".
Beliau sendiri sebelum pergi tidur malam hari memukul kakinya dengan cambuk
sambil berkata : "Apa yang telah engkau lakukan hari ini?".

" Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan
adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan
hari perhitungan. ". (Shaad:26)

Suatu hari Thalhah sedang sembahyang di bawah pohon-pohon kurma dan
terlihat olehnya seekor burung yang jinak berterbangan di situ. Karena
memandang burung itu beliau terlupa berapa kalikah beliau sujud. Untuk
menghukum dirinya karena kelalaian itu, beliau pun memberi pohon-pohon
khurma itu kepada orang lain.

Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda;

Aulia Alloh mengetahui hawa nafsu mereka itu selalu membawa kepada
kesesatan. Oleh itu mereka berhati-hati benar dan menghukum diri mereka
setiap kali mereka telah melanggar batas.

"Alloh kasih kepada orang yang tajam matanya terhadap hal-hal yang
menimbulkan syak-wasangka dan tidak membiarkan akalnya diganggui
oleh serangan hawa nafsu".
Akal dan pilihan sangat berkaitan, dan orang yang akalnya tidak menguasai hawa
nafsu tidak akan dapat memilih yang baik dari yang jahat.
Disamping membuat pilihan dan berhati-hati sebelum bertindak, maka seseorang
itu hendaklah menghitung dan menyadari apa yang telah dilakukannya dahulu.
Tiap-tiap malam periksalah dengan hati dan lihatlah apa yang telah dilakukan dan
sama adanya untung atau rugi dalam bisnis keruhaniaan ini. Ini adalah penting
karena hati itu ibarat rekan dalam berbisnis yang jahat yang senantiasa hendak
menipu dan menjilat. Kadang-kadang ia menunjukkan diri jahatnya itu.
Sebaliknya topeng taat kepada Alloh, agar manusia menganggap ia telah
beruntung tetapi sebenarnya ia telah rugi.
Seorang Wali Alloh bernama Amiya yang berumur 60 tahun telah menghitung
berapa hari umurnya. Maka didapati umurnya ialah selama 21, 600 hari.

Jika seseorang itu mendapati diri mereka telah terjauh dan menyeleweng
dari sifat zuhud dan disiplin diri, maka sepatutnya beliau belajar dan
meminta nasihat dari orang yang pakar dalam latihan keruhanian,
supaya hati mereka lebih bersemangat kepada sifat zuhud, disiplin diri
dan akhlak yang suci itu.
Seorang Wali Alloh pernah berkata,
"Apabila saya berasa merosot dalam disiplin diri, saya akan melihat
Muhammad bin Abu Wasi, dan melihat beliau itu bersemagatlah hatiku
sekurang-kurangnya seminggu".
Jika seseorang itu tidak mendapati seseorang yang zuhud di sekitarnya, maka
indahlah mengkaji riwayat Aulia Alloh. indah juga ia menasihat jiwanya seperti
demikian :

21
"Wahai jiwaku! engkau fikir dirimu cerdik pandai dan engkau marah jika disebut
bodoh. Maka apakah engkau ini? Engkau sediakan kain baju untuk melindungi
dingin tetapi tidak bersedia untuk kembali ke akhirat.

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Alloh berasa gentar
apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap menyiapkan persediaan
untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin
berusaha lagi untuk menyiapkan persediaan itu.

Keadaanmu adalah seperti orang dalam musim sejuk berkata :
"Aku tidak pakai pakaian panas, cukuplah aku bertawakkal kepada Alloh
untuk melindungi aku dari dingin".
Dia telah lupa bahwa Alloh disamping menjadikan dingin itu ada juga memberi
petunjuk kepada manusia bagaimana membuat pakaian untuk melindungi dari dari
sejuk dan dingin, dan disediakan alat dan bahan-bahan untuk membuat pakaian
itu. Ingatlah jiwa! hukuman kepadamu di akhirat kelak bukanlah karena Alloh
murka karena tidak patuhmu, dan janganlah berkata :
"Bagaimana pula dosaku boleh menyakiti Alloh?
Adakah hawa nafsumu sendiri yang menyalakan api neraka di dalam dirimu sendiri,
seperti orang yang memakan makanan yang membawa penyakit. adalah penyakit
itu tejadi dalam tubuh manusia, dan bukan karena dokter marah kepadanya
karena tidak mematuhi perintahnya.
"Tidak malukah kamu wahai jiwa! karena kamu sangat cenderung kepada dunia!!!.
Jika kamu tidak percaya dengan Syurga dan Neraka, maka sekurang-kurangnya
percayalah kepada mati yang akan merampas dari kamu semua keindahan dunia
dunia dan membuat kamu merasa kepayahan berpisah dari dunia ini. Semakin kuat
keterikan kamu kepada dunia, maka semakin pedihlah yang kamu rasakan.
Apakah dunia ini bagimu? Jika seluruh dunia ini dari Timur ke Barat kepunyaanmu
dan menyembahmu, namun itu tidaklah lama. Akan semuanya hancur jadi abu
bersama dirimu sendiri dan namamu makin lama makin dilupakan, seperti Rajaraja yang dahulu sebelum kamu. Setelah kamu melihat bagaimana kecil dan
kerdilnya kamu di dunia ini, maka kenapa kamu bergila-gila benar menjual
keindahan dan kebahagiaan yang abadi dan memilih kebahagian yang sementara
seperti menjual intan berlian yang mahal untuk mendapatkan kaca yang tidak
berharga, dan menjadikan kamu bahan ketawa orang lain?"
TANDA-TANDA
CINTA KEPADA ALLOH

Ujian kedua adalah : ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk
menurut kehendak Alloh dan dengan daya upaya yang ada menghampirkan diri
kepada Alloh dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Alloh.
Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Alloh
langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Alloh sepenuh jiwa
raganya.
Fudhoil bin Iyadh seorang wali Alloh berkata kepada seorang lelaki :
"Jika seseorang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Alloh?
hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta
kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta",
maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."
Ujian yang ketiga adalah : ingat kepada Alloh itu mestilah sentiasa ada dalam
hati manusia itu tanpa ditekan atau direkayasa kebenarannya, karena apa yang
kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak
akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta
kepada Alloh itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu,
maka cinta kepada menyintai Alloh itu mungkin mengambil tempat juga, karena
cinta itu satu hal dan cinta kepada cinta itu adalah satu masalah yang lain pula.
Ujian yang keempat adalah : kemudian menunjukkan adanya cinta kepada
Alloh ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaiitu Kalam Alloh, dan
cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Alloh. Jika cintanya benar-benar kuat, ia
akan cinta kepada semua orang karena semua manusia itu adalah hamba Alloh.
Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta
kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada kerja-kerja yang dibuat oleh
kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.
Ujian yang kelima adalah : ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat
dan ia suka malam itu cepat datang agar dapat berbicara dengan rekan atau
sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari
dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Alloh
berfirman kepada Nabi Daud :

Ramai orang berkata ia Cinta kepada Alloh Subhanahuwa Taala. Perkataan itu
hendaklah diuji terlebih dahulu adakah yang murni atau hanya palsu.
Ujian pertama adalah : Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada
orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya.
Nabi Muhammad saw bersabda :
"Siapa yang ingin melihat Alloh, Alloh ingin melihat dia."

22
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan

Contenu connexe

Tendances

Syari'at . tariqat . hakikat .
Syari'at . tariqat . hakikat .Syari'at . tariqat . hakikat .
Syari'at . tariqat . hakikat .Anwar FN
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanWiyanto Suud
 
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurban
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurbanKhutbah idul adha 1434 h alfida, berkurban
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurbanKangmas Roko
 
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp ogDr. Maman SW
 
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAM
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAMSLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAM
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAMnabila shahira
 
Potensi Dasar Manusia
Potensi Dasar ManusiaPotensi Dasar Manusia
Potensi Dasar Manusiashofichofifah
 
Ebook gratis ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmad
Ebook gratis   ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmadEbook gratis   ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmad
Ebook gratis ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmadRohman Cahaya
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitabeza1993
 

Tendances (14)

Syari'at . tariqat . hakikat .
Syari'at . tariqat . hakikat .Syari'at . tariqat . hakikat .
Syari'at . tariqat . hakikat .
 
Aswaja xi
Aswaja xiAswaja xi
Aswaja xi
 
Hukum mutlak ilahi.1
Hukum mutlak ilahi.1Hukum mutlak ilahi.1
Hukum mutlak ilahi.1
 
Al hal dan al-maqam
Al hal dan al-maqamAl hal dan al-maqam
Al hal dan al-maqam
 
Tarekat dan suluk
Tarekat dan sulukTarekat dan suluk
Tarekat dan suluk
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
 
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurban
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurbanKhutbah idul adha 1434 h alfida, berkurban
Khutbah idul adha 1434 h alfida, berkurban
 
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
 
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAM
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAMSLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAM
SLIDESHARE KONSEP KEJADIAN INSAN DAN ALAM
 
Potensi Dasar Manusia
Potensi Dasar ManusiaPotensi Dasar Manusia
Potensi Dasar Manusia
 
Konsep Ketuhanan
Konsep KetuhananKonsep Ketuhanan
Konsep Ketuhanan
 
Ebook gratis ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmad
Ebook gratis   ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmadEbook gratis   ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmad
Ebook gratis ilmu hikmah, antara hikmah dan kedok perdukunan - perdana akhmad
 
Apa itu roh
Apa itu rohApa itu roh
Apa itu roh
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitab
 

En vedette

Dosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaDosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaHelmon Chan
 
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaDosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaKamil Asgar
 
Mengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfMengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfSiti Mugi Rahayu
 
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazali
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazaliIslamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazali
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazaliRaden Mas Gatutkoco
 

En vedette (6)

Macam macam nafsu
Macam macam nafsuMacam macam nafsu
Macam macam nafsu
 
Dosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaDosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnya
 
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaDosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
 
Mengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding selfMengenal diri, understanding self
Mengenal diri, understanding self
 
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazali
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazaliIslamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazali
Islamic book : Tazkiyatun nafs imam ghazali
 
Principles of Health and Healing in Islam
Principles of Health and Healing in IslamPrinciples of Health and Healing in Islam
Principles of Health and Healing in Islam
 

Similaire à [Imam al ghazali] kimia kebahagiaan

Imamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanImamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanAbrar Farisi
 
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxdokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxSoymanFir
 
Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah Afshan Mbo
 
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxdokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxrisdiantikakamsiel1
 
Apa ertinya saya menganut islam dfy
Apa ertinya saya menganut islam   dfyApa ertinya saya menganut islam   dfy
Apa ertinya saya menganut islam dfyummuhani85
 
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptxArsyulMunir1
 
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxMATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxYudhistiraPutra9
 
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamAddini Nurilma
 
Tasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirTasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirNur Shuhada
 
Makalah aqidah (iman kepada allah)
Makalah aqidah (iman kepada allah)Makalah aqidah (iman kepada allah)
Makalah aqidah (iman kepada allah)hilman shodri
 
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptx
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptxcupdf.com_sifat-sifat-allah.pptx
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptxyustinahadrianti
 
Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )Maghfiroh Firoh
 

Similaire à [Imam al ghazali] kimia kebahagiaan (20)

Imamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanImamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaan
 
Kimia kebahagiaan
Kimia kebahagiaanKimia kebahagiaan
Kimia kebahagiaan
 
Kimia kebahagiaan
Kimia kebahagiaanKimia kebahagiaan
Kimia kebahagiaan
 
Kimia kebahagiaan imam ghazali
Kimia kebahagiaan   imam ghazaliKimia kebahagiaan   imam ghazali
Kimia kebahagiaan imam ghazali
 
Menuju marifatullah
Menuju marifatullahMenuju marifatullah
Menuju marifatullah
 
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxdokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
 
Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah
 
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptxdokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
dokumen.tips_20-sifat-wajib-bagi-allah.pptx
 
Allah s wt
Allah s wtAllah s wt
Allah s wt
 
Apa ertinya saya menganut islam dfy
Apa ertinya saya menganut islam   dfyApa ertinya saya menganut islam   dfy
Apa ertinya saya menganut islam dfy
 
BAB 2 SIFAT SIFAT ALLAH.pptx
BAB 2 SIFAT SIFAT ALLAH.pptxBAB 2 SIFAT SIFAT ALLAH.pptx
BAB 2 SIFAT SIFAT ALLAH.pptx
 
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
 
Iman Kepada Allah SWT
Iman Kepada Allah SWTIman Kepada Allah SWT
Iman Kepada Allah SWT
 
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxMATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
 
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
Tasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirTasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatir
 
Makalah aqidah (iman kepada allah)
Makalah aqidah (iman kepada allah)Makalah aqidah (iman kepada allah)
Makalah aqidah (iman kepada allah)
 
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptx
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptxcupdf.com_sifat-sifat-allah.pptx
cupdf.com_sifat-sifat-allah.pptx
 
Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )
 

Plus de Mye Gucci

Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyah
Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyahTsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyah
Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyahMye Gucci
 
The fall and rise of islamic state
The fall and rise of islamic stateThe fall and rise of islamic state
The fall and rise of islamic stateMye Gucci
 
Accountability in the khilafah
Accountability in the khilafahAccountability in the khilafah
Accountability in the khilafahMye Gucci
 
Sistem keuangan-negara-khilafah
Sistem keuangan-negara-khilafahSistem keuangan-negara-khilafah
Sistem keuangan-negara-khilafahMye Gucci
 
Struktur Daulah Khilafah
Struktur Daulah KhilafahStruktur Daulah Khilafah
Struktur Daulah KhilafahMye Gucci
 
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirKonsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirMye Gucci
 
Siroh Nabawiyah
Siroh NabawiyahSiroh Nabawiyah
Siroh NabawiyahMye Gucci
 
Daulah islam
Daulah islamDaulah islam
Daulah islamMye Gucci
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMye Gucci
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradabanMye Gucci
 
Kegoncangan pasar modal di barat
Kegoncangan pasar modal di baratKegoncangan pasar modal di barat
Kegoncangan pasar modal di baratMye Gucci
 
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)Mye Gucci
 
Membangun Bisnis Syariah
 Membangun Bisnis Syariah Membangun Bisnis Syariah
Membangun Bisnis SyariahMye Gucci
 

Plus de Mye Gucci (13)

Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyah
Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyahTsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyah
Tsaqofah dan metode hizbut tahrir dalam mendirikan negara khilafah islamiyah
 
The fall and rise of islamic state
The fall and rise of islamic stateThe fall and rise of islamic state
The fall and rise of islamic state
 
Accountability in the khilafah
Accountability in the khilafahAccountability in the khilafah
Accountability in the khilafah
 
Sistem keuangan-negara-khilafah
Sistem keuangan-negara-khilafahSistem keuangan-negara-khilafah
Sistem keuangan-negara-khilafah
 
Struktur Daulah Khilafah
Struktur Daulah KhilafahStruktur Daulah Khilafah
Struktur Daulah Khilafah
 
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirKonsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
 
Siroh Nabawiyah
Siroh NabawiyahSiroh Nabawiyah
Siroh Nabawiyah
 
Daulah islam
Daulah islamDaulah islam
Daulah islam
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrir
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradaban
 
Kegoncangan pasar modal di barat
Kegoncangan pasar modal di baratKegoncangan pasar modal di barat
Kegoncangan pasar modal di barat
 
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
Ilmu retorika untuk mengguncang dunia (bandung)
 
Membangun Bisnis Syariah
 Membangun Bisnis Syariah Membangun Bisnis Syariah
Membangun Bisnis Syariah
 

Dernier

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Dernier (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan

  • 1. KIMIA KEBAHAGIAAN (Kitab Kimyatusy- Sya'adah - Karya : Imam Al-Ghazali)          Pendahuluan Anak Kunci Mengenal Alloh SWT Pembukaan Hati Ke Alam Ghaib Mengenal Alloh SWT Mengenal Dunia Ini Mengenal Akhirat Memeriksa Diri Sendiri dan Mengingat Alloh SWT Tanda Tanda Cinta Kepada AllohSWT Memandang Alloh SWT PENDAHULUAN Ketahuilah bahawa manusia ini bukanlah dijadikan untuk gurau-senda atau "sia-sia" saja. Tetapi adalah dijadikan dengan 'Ajaib sekali dan untuk tujuan yang besar dan mulia. Meskipun manusia itu bukan Qadim (kekal dari azali lagi), namun ia hidup selama-lamanya. Meskipun tubuhnya kecil dan berasal dari bumi, namun Ruh atau Nyawa adalah tinggi dan berasal dari sesuatu yang bersifat Ketuhanan. Apabila hawa nafsunya dibersihkan sebersih-bersihnya, maka ia akan mencapai taraf yang paling tinggi. Ia tidak lagi menjadi hamba kepada hawa nafsu yang rendah. Ia akan mempunyai sifat-sifat seperti Malaikat. Dalam peringkat yang tinggi itu, didapatinya SyurgaNya adalah dalam bertafakur mengenang Alloh Yang Maha Indah dan Kekal Abadi. Tidaklah lagi ia tunduk kepada kehendak-kehendak kebendaan dan kenafsuan semata-mata. Al-Kimiya' Keruhanian yang membuat pertukaran ini. Seorang manusia itu adalah ibarat Kimia yang menukarkan logam biasa (Base Metal) menjadi emas. Kimia ini bukan senang hendak dicari. Ia bukan ada dalam sebarang rumah orang. Kimia ini ialah ringkasnya berpaling dari dunia dan menghadap kepada Alloh Subhanahuwa Taala. 3. Mengenal Dunia ini Sebenarnya. (Hakikat Dunia) 4. Mengenal Akhirat sebenarnya (Hakikat Akhirat) Tambah lagi satu bahan-bahan kimianya yaitu Mencintai Alloh sebagaimana yang terdapat dalam bab-bab. Kita akan teruskan perbincangan kita berkenaan bahan-bahan ini satupersatu...Insya Alloh. Untuk menerangkan Al-Kimiya' itu dan cara-cara operasinya, maka pengarang (Imam Ghazali) coba menulis Kitab ini dan diberi judul "Al-Kimiya' As-Saadah" yakni Kimia Kebahagiaan. Bahwa perbendaharaan Tuhan dimana Kimia ini boleh didapati ialah Hati Para Ambiya' dan pewaris-pewarisNya dari kalangan ulamaulama Sufi kalangan Aulia Alloh. Barang siapa yang mencarinya selain itu adalah sia-sia dan akan Muflis (bangkrut) di Hari Pengadilan kelak apabila ia mendengar suara yang mengatakan : "Kami telah angkat tirai dari kamu, dan pandangan kamu hari ini sangat tajam dan nyata". (Qaaf:22) Alloh Subhanahuwa Taala telah turunkan ke bumi ini 124,000 orang Ambiya untuk mengajar manusia tentang bahan-bahan Al-Kimiya ini. Bagaimana hendak menyucikan hati mereka dari sifat-sifat rendah dan keji itu. Ikuti perkembangan perbincangan Imam Ghazali ini dari satu tingkat ke satu tingkat yang membuka jalan-jalan orang-orang Sufi yang mencapai Maqam Mahabbah, puncak tertinggi kebahagiaan yang ingin dimiliki oleh orang-orang yang Mengenal Alloh. ANAK KUNCI UNTUK MENGENAL ALLOH Mengenal diri itu adalah "Anak Kunci" untuk Mengenal Alloh. mengatakan : Hadis ada MAN 'ARAFA NAFSAHU FAQAD 'ARAFA RABBAHU (Siapa yang kenal kenal dirinya akan Mengenal Alloh) Firman Alloh Taala : Bahan-bahan Kimia ini adalah empat : 1. Mengenal Diri 2. Mengenal Alloh 1
  • 2. Langkah pertama untuk mengenal diri ialah mengenal bahwa anda itu terdiri dari bentuk yang zhohir, yaitu tubuh ; dan hal yang batin yaitu hati atau Ruh . Yang dimaksudkan dengan "HATI" itu bukanlah daging yang terletak dalam sebelah kiri tubuh. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS. 41:53) Tidak ada hal yang melebihi diri sendiri. Jika anda tidak kenal diri sendiri, bagaimana anda hendak tahu hal-hal yang lain? Yang dimaksudkan dengan Mengenal Diri itu bukanlah mengenal bentuk lahir anda, tubuh, muka, kaki, tangan dan lain-lain anggota anda itu. karena mengenal semua hal itu tidak akan membawa kita mengenal Alloh. Dan bukan pula mengenal perilaku dalam diri anda yaitu bila anda lapar anda makan, bila dahaga anda minum, bila marah anda memukul dan sebagainya. Jika anda bermaksud demikian, maka binatang itu sama juga dengan anda. Yang dimaksudkan sebenarnya mengenal diri itu ialah: Yang dimaksudkan dengan "HATI" itu ialah satu hal yang dapat menggunakan semua kekuatan, yang lain itu hanyalah sebagai alat dan kaki tangannya saja. Pada hakikat hati itu bukan termasuk dalam bidang Alam Nyata(Alam Ijsam) tetapi adalah termasuk dalam Alam Ghaib. Ia datang ke Alam Nyata ini ibarat pengembara yang melawat negeri asing untuk tujuan berniaga dan akhirnya kembali akan kembali juga ke negeri asalnya. Mengenal hal seperti inilah dan sifat-sifat itulah yang menjadi "Anak Kunci" untuk mengenal Alloh. Sedikit ide tentang hakikat Hati atau Ruh ini bolehlah didapati dengan memejamkan mata dan melupakan segala hal yang lain kecuali diri sendiri. Dengan cara ini, dia akan dapat melihat tabiat atau keadaan "diri yang tidak terbatas itu". Meninjau lebih dalam tentang Ruh itu adalah dilarang oleh hukum. Dalam Al-Quran ada diterang, Apakah yang ada dalam diri anda itu? Dari mana anda datang? Kemana anda pergi? Apakah tujuan anda berada dalam dunia fana ini? Apakah sebenarnya bagian dan apakah sebenarnya derita? Sebagian daripada sifat-sifat anda adalah bercorak kebinatangan. Sebagian pula bersifat Iblis dan sebagian pula bersifat Malaikat. Anda hendaklah tahu sifat yang mana perlu ada, dan yang tidak perlu. Jika anda tidak tahu, maka tidaklah anda tahu di mana letaknya kebahagiaan anda itu. Kerja binatang ialah makan, tidur dan berkelahi. Jika anda hendak jadi binatang, buatlah itu saja. Iblis dan syaitan itu sibuk hendak menyesatkan manusia, pandai menipu dan berpura-pura. Kalau anda hendak menurut mereka itu, lakukan sebagaimana kerja-kerja mereka itu. Malaikat sibuk dengan memikir dan memandang Keindahan Ilahi. Mereka bebas dari sifat-sifat kebinatangan. Jika anda ingin bersifat dengan sifat KeMalaikatan, maka berusahalah menuju asal anda itu agar dapat anda mengenali dan menuju pada Alloh Yang Maha Tinggi dan bebas dari belenggu hawa nafsu. Sebaiknya hendaklah anda tahu kenapa anda dilengkapi dengan sifat-sifat kebintangan itu. A dakah sifat-sifat kebinatangan itu akan menaklukkan anda atau adakah anda menakluki mereka?. Dan dalam perjalanan anda ke atas martabat yang tinggi itu, anda akan gunakan mereka sebagai tunggangan dan sebagai senjata. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Bani Israil:85) Demikianlah sepanjang yang diketahui tentang Ruh itu dan ia adalah mutiara yang tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan dan ia termasuk dalam "Alam Amar/perintah". Ia bukanlah tanpa permulaan. Ia ada permulaan dan diciptakan oleh Alloh. Pengetahuan falsafah yang tepat mengenai Ruh ini bukanlah permulaan yang harus ada dalam perjalanan Agama, tetapi adalah hasil dari disiplin diri dan berpegang teguh dalam jalan itu, seperti tersebut di dalam Al-Quran : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut:69) Untuk menjalankan perjuangan Keruhanian ini, bagi upaya pengenalan kepada diri dan Tuhan, maka 2
  • 3. • • • • • • • Tubuh itu bolehlah diibaratkan sebagai sebuah Kerajaan, Ruh itu ibarat Raja. Pelbagai indera (senses) dan daya (fakulti) itu ibarat satu pasukan tentara. Aqal itu bisa diibaratkan sebagai Perdana Menteri. Perasaan itu ibarat Pemungut pajak, perasaan itu terus ingin merampas dan merampok. Marah itu ibarat Pegawai Polisi, marah sentiasa cenderung kepada kekasaran dan kekerasan. Perasaan dan marah ini perlu ditundukkan di bawah perintah Raja. Bukan dibunuh atau dimusnahkan karena mereka ada tugas yang perlu mereka jalankan, tetapi jika perasaan dan marah menguasai Aqal, maka tentulah Ruh akan hancur. Ruh yang membiarkan kekuatan bawah menguasai kekuatan atas adalah ibarat orang orang yang menyerahkan malaikat kepada kekuasaan Anjing atau menyerahkan seorang Muslim ke tangan orang Kafir yang zalim. Orang yang menumbuh dan memelihara sifat-sifat iblis atau binatang atau Malaikat akan menghasilkan ciri-ciri atau watak yang sepadan dengannya yaitu iblis atau binatang atau Malaikat itu. Dan semua sifat-sifat atau ciri-ciri ini akan nampak dengan bentuk-bentuk yang jelas di Hari Pengadilan. • • • Orang yang menurut hawa nafsu nampak seperti babi, Orang yang garang dan ganas seperti anjing dan serigala, akan meninggalkan di belakang semua kecenderungan pada hawa nafsu dan marah, dan layak duduk bersama dengan Malaikat. Jika berkenaan dengan sifat-sifat Kebinatangan, maka manusia itu lebih rendah tarafnya dari binatang, tetapi Aqal menjadikan manusia itu lebih tinggi tarafnya, karena Al-Quran ada menerangkan bahwa, Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Luqman:20) Jika sifat-sifat yang rendah itu menguasai manusia, maka setelah mati, ia akan memandang terhadap keduniaan dan merindukan keindahan di dunia saja. Ruh manusia yang berakal itu penuh dengan kekuasaan dan pengetahuan yang sangat menakjubkan. Dengan Ruh Yang Berakal itu manusia dapat menguasai segala cabang ilmu dan Sains. Dapat mengembara dari bumi ke langit dan balik semula ke bumi dalam sekejap mata. Orang yang suci seperti Malaikat. Dapat memetakan langit dan mengukur jarak antara bintang-bintang. Tujuan disiplin akhlak (moral) ialah untuk membersihkan Hati dari karat-karat hawa nafsu dan amarah, sehingga ia jadi seperti cermin yang bersih yang akan memantulkan Cahaya Alloh Subhanahuwa Taala. Mungkin ada orang bertanya, "Jika seorang itu telah dijadikan dengan mempunyai sifat-sifat binatang, Iblis dan juga Malaikat, bagaimanakah kita hendak tahu yang sifat-sifat Malaikat itu adalah sifatnya yang hakiki dan yang lain-lain itu hanya sementara dan bukan sengaja?" Jawabannya ialah mutiara atau inti sesuatu makhluk itu ialah dalam sifat-sifat yang paling tinggi yang ada padanya dan khusus baginya. Misalnya keledai dan kuda adalah dua jenis binatang pembawa barang-barang, tetapi kuda itu dianggap lebih tinggi darjatnya dari keledai karena kuda itu digunakan untuk peperangan. Jika ia tidak boleh digunakan dalam peperangan, maka turunlah ke bawah derajatnya kepada derajat binatang pembawa barang-barang. saja. Begitu juga dengan manusia; daya yang paling tinggi padanya ialah ia bisa berfikir yaitu Aqal. Dengan pikiran itu dia bisa memikirkan hal-hal Ketuhanan. Jika daya berfikir ini yang meliputi dirinya, maka bila ia mati (bercerai nyawa dari tubuh) , ia Dengan Ruh itu juga manusia dapat menangkap ikan ikan dari laut dan burung-burung dari udara. Menundukkan binatang-binatang untuk tunduk kepadanya seperti gajah, unta dan kuda. Lima indera (pancaindera) manusia itu adalah ibarat lima buah pintu terbuka menghadap ke Alam Nyata (Alam Syahadah) ini. Lebih ajaib dari itu lagi ialah Hati. Hatinya itu adalah sebuah pintu yang terbuka menghadap ke Alam Arwah (Ruh-ruh) yang ghaib. Dalam keadaan tidur, apabila pintu-pintu dunia tertutup, pintu Hati ini terbuka dan manusia menerima berita atau kesan-kesan dari Alam Ghaib dan kadangkadang membayangkan hal-hal yang akan datang. Maka hatinya adalah ibarat cermin yang memantulkan (bayangan) apa yang tergambar di Luh Mahfuz. Tetapi meskipun dalam tidur, pikiran tentang hal-hal keduniaan akan menggelapkan cermin ini. maka gambaran yang diterimanya tidaklah terang. Setelah lepasnya nyawa dengan tubuh (mati), Pikiran-pikiran tersebut hilang sirna dan segala sesuatu terlihatlah dalam keadaan yang sebenarnya. 3
  • 4. Firman Alloh dalam Al-Quran : Jika mereka menginginkan orang sakit supaya sembuh, maka sembuhlah ia, atau orang yang sehat bisa disakitinya; atau jika mereka inginkan seseorang supaya datang kepada mereka, maka datanglah orang itu. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (Qaaf:22). Oleh karena kerja-kerja Ruh yang kuat ada dua macam; yaitu baik dan jahat, maka perbuatan mereka itu pun dibagikan dua macam juga yaitu Mukjizat dan yang lagi satu Sihir. Ruh-ruh yang kuat ini berbeda dari Ruh-ruh orang biasa dalam tiga hal: PEMBUKAAN HATI KE ALAM GHAIB Apa yang orang lain dapat lihat secara mimpi dalam tidur, mereka lihat Pembukaan pintu hati ke Alam Ghaib ini berlaku juga dalam kondisi-kondisi yang dekat Wahyu Kenabian, di mana Intuisi atau Wahyu atau Ilham terbit dalam pikiran tanpa di bawa melalui saluran-saluran indera(pancaindera) sebagaimana seseorang itu menyucikan dirinya dari pengaruh nafsu kebendaan dan menumpukan(konsentrasi) pikirannya kepada Alloh. Maka semakin bertambah teranglah kesadarannya pada Intuisi atau Ilham yang seperti itu. Mereka yang tidak tahu tentang hal ini tidak berhak menafikan hakikat tersebut. Intuisi (Ilham) ini bukanlah terbatas bagi mereka Kenabian saja. Ibarat besi, jika selalu digosok dan digilap akan menjadi berkilat seperti cermin. Begitu juga jiwa dan pikiran yang diasuh dengan disiplin sedemikian rupa akan dapat menerima informasi dari Alam Ghaib itu. Sebab itulah Nabi Muhammad SAW. ada bersabda, "Tiap-tiap kanak-kanak itu dilahirkan dalam keadaan Islam (fitrah), maka kemudian ibu-bapanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi" Tiap-tiap manusia dalam kesadaran batinnya yang dalam itu pernah mendengar pertanyaan; Bukankah aku ini Tuhanmu?" dan mereka menjawab; "Ya", sebenarnya" tetapi sesetengah hati adalah ibarat cermin yang penuh debu dan berkarat sehingga tidak memberi bayangan apa-apa di dalamnya. Tetapi hati Ambiya dan Aulia meskipun mereka itu manusia biasa yang mempunyai perasaan seperti kita, mereka sangat senang dan cepat menerima semua gambaran atau Ilham Ketuhanan Yang Maha Tinggi itu. Bukanlah karena Ilmu yang didapati dari Ilham atau Wahyu atau Intuisi itu saja yang menyebabkan Ruh manusia itu dapat menduduki martabat pertama atau paling tinggi di kalangan makhluk, tetapi juga oleh karena kekuasaannya(Ruh). Sebagaimana Malaikat-malaikat menguasai atau memerintah unsur-unsur, maka begitu jugalah Ruh itu. Ia memerintah anggota-anggota tubuh. Ruh-ruh yang mencapai peringkat kekuasaan yang khusus bukan saja memerintah tubuh mereka sendiri tetapi juga tubuh-tubuh yang lain. dalam jaga. Orang lain hanya dapat menguasai tubuh mereka sendiri saja, mereka ini dapat menguasai tubuh-tubuh selain diri mereka juga. Orang lain mendapat Ilmu dengan belajar dan mengkaji bersungguhsungguh, mereka ini mendapat Ilmu itu secara Ilham atau Wahyu. Bukanlah ini saja tanda yang membedakan mereka dari orang biasa. Ada lagi yang lain. Tetapi itulah saja yang kita ketahui. Sebagaimana juga kita ketahui yaitu Alloh itu saja yang mengenal DiriNya Yang Sebenar-benarNya, begitu jugalah hanya Nabi-nabi itu juga yang mengenal Hakikat Kenabian itu sebenarnya. Ini tidaklah mengherankan. Sedangkan dalam kehidupan sehariharian ini pun kita mengalami kesulitan untuk menerangkan keindahan sesuatu Syair atau Puisi kepada orang yang tidak tahu dan tidak faham tentang Syair dan Puisi; atau keindahan warna pada orang buta. Di samping ketidakmampuan, ada hal lain lagi yang menghalang seseorang itu mencapai Hakikat Keruhanian. Satu daripadanya ialah Ilmu yang diperolehi dari luar. Sebagai ibarat, hati itu adalah sebuah telaga, dan lima indera ialah lima batang pipa air yang sentiasa mengalirkan air ke telaga itu. Untuk mengetahui isi telaga itu sebenarnya, pipa air itu hendaklah dihentikan mengalir ke dalam telaga itu untuk sementara waktu, sampah dan sampah- yang di bawa oleh pipa air itu hendaklah dibuang dari telaga itu. Demikianlah ibaratnya. Sekiranya kita hendak mencapai Hakikat Keruhanian yang suci itu, maka kita hendaklah sementara waktu menepikan Ilmu yang diperolehi dari proses luar (yaitu yang datang dari luar seperti belajar, membaca dan sebagainya) di mana biasanya telah menjadi beku dan keras dan bersifat Prasangka (Doqmatic Prejudice). 4
  • 5. Di samping itu ada pula satu kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang pendek IlmuNya, yaitu setelah mereka mendengar percakapan orang-orang Sufi, mereka pun merendah-rendahkan taraf ilmu. Ini adalah ibarat seorang yang bukan ahli dalam bidang Ilmu Kimia mengatakan, "Kimia itu lebih baik dari emas!", dan ia enggan menerima apabila emas diberikan kepadanya. Kimia lebih baik dari emas, tetapi ahli-ahli Kimia yang sebenar-benar pakar sangat sedikit bilangannya. Begitu jugalah ahli-ahli Sufi yang pakar sebenarnya amat sedikit bilangannya. Orang yang hanya tahu sedikit saja berkenaan Kesufian adalah tidak lebih tinggi martabatnya dari orang-orang yang berpengetahuan. Begitu juga orang yang baru mencoba beberapa percobaan dalam bidang Kimia, janganlah hendak merendahrendahkan orang yang kaya. Orang-orang yang melihat berkenaan hal ini tentu akan melihat betapa kebahagian itu adalah sebenarnya berkaitan dengan Mengenal Alloh Subhanahuwa Taala. Tiap-tiap anggota kita ini suka dan tertarik dengan apa yang sebenarnya dia dirasakannya. Misalnya : Hawa nafsu suka dengan apa yang dikehendakinya. Marah suka dengan membalas dendam. Mata suka dengan benda yang indah. Sebagian hal penting berkenaan Ilmu kita tentang Alloh adalah timbul dari kajian dan pemikiran kita tentang tubuh kita sendiri, yang membukakan kepada kita kekuatan, kebijaksanaan dan Cinta Tuhan Yang Menjadikan segalanya. KekuasaanNya menunjukkan betapa setitik air dijadikan kita seorang manusia yang cukup lengkap dan sempurna. KebijaksanaanNya ditunjukkan dengan betapa rumit dan sulitnya anggota-anggota tubuh kita dan saling persesuaian antara bagian-bagian anggota tubuh itu antara satu dengan yang lain. CintaNya ditunjukkan dengan KurniaNya kepada kita bukan saja anggotaanggota yang paling penting untuk hidup seperti jantung, hati, otak, tetapi juga anggota-anggota tubuh yang tidak paling penting seperti tangan, kaki, lidah dan mata. Kemudian ditambah pula dengan perhiasan seperti hitam rambut, merahnya bibir, bulu mata yang melentik dan sebagainya. Maka sewajarnyalah manusia itu diibaratkan sebagai " ALAM KECIL" dalam dirinya sendiri bentuk dan susunan tubuh itu hendak dikaji bukan saja oleh mereka yang hendak jadi dokter tetapi juga hendaklah dikaji oleh mereka yang ingin mencapai Makrifatulloh, sebagaimana juga mengkaji secara mendalam tentang susunan keindahan bahasa dalam Puisi yang agung akan membukakan kepada kita kebijaksanaan pengarangnya. Bahwa Ilmu atau Mengenal Ruh itu memainkan peranan yang lebih penting untuk membawa kepada Makrifatulloh; lebih penting dari mengenal tubuh dan tugastugasnya. Tubuh ini ibarat kuda tunggangan dan Ruh itu ibarat Penunggangnya. Tubuh itu dijadikan untuk Ruh, dan Ruh itu untuk tubuh. Jika seseorang itu tidak tahu dirinya yang mana adalah yang paling dekat dengan Dia, maka apakah gunanya ia mengenal yang lain? Ibarat pengemis, yang dirinya sendiri pun susah hendak makan berkata pula ia akan memberi makan kepada penduduk sebuah kampung. Telinga suka mendengar musik yang merdu dan sebagainya. Fungsi (tugas) Ruh manusia yang paling tinggi ialah Menyaksikan atau Melihat Hakikat, dan di sanalah ia mendapat ketertarikan dan kebahagiannya. Seorang itu amat gembira diberi jabatan Perdana Menteri, tetapi kegembiraan itu akan bertambah jika Raja berkawan baik dengannya dan menceritakan kepadanya rahasia-rahasia negeri. Dalam bab ini kita akan coba sedikit-sebanyak membicarakan keagungan Ruh manusia. Orang yang tidak peduli kepada jiwa atau RuhNya dan membiarkan Ruh atau jiwa itu berkarat dan gelap, maka rugilah ia di dunia dan di akhirat juga. Ahli Ilmu Falak (Astronom) dengan ilmunya dapat membuat peta-peta bintang dan perjalanan falaknya, akan merasa lebih tertarik pada ilmunya itu daripada pemain catur dengan ilmunya. Tidak ada yang lebih tinggi dari Alloh Subhanahuwa Taala. Alangkah besarnya ketertarikan dan kebahagiaan yang didapati oleh seseorang itu hasil dari Makrifat Alloh. Barangsiapa yang sudah hilang keinginan untuk mencapai Ilmu yang sedemikian tinggi itu, maka orang itu adalah ibarat orang yang habis seleranya untuk memakan makanan yang baik-baik; atau pun seperti orang yang lebih suka memakan tanah daripada memakan roti. Semua selera tubuh kasar ini hilang apabila mati (bercerai nyawa dengan tubuh). Selera itu mati bersama tubuh kasar itu. Tetapi Ruh tidak mati dan ia tetap membawa apa juga Ilmu tentang Ketuhanan yang ada padanya, bahkan menambahkan Ilmu itu lagi. Keagungan seseorang manusia itu sebenarnya terletak pada usaha untuk menuju Yang Kekal Abadi. Jika tidak, dalam dunia fana ini, manusia itulah yang paling lemah dari segala makhluk karena tunduk kepada kepada lapar, dahaga, panas, sejuk dan dukacita. Hal yang paling disukai biasanya paling bahaya kepadanya, dan hal yang memberi faedah hanya dapat diperolehi melalui usaha dan susah payah. Berkenaan dengan Aqalnya pula, kesalahan yang sedikit saja pada otak bisa menyebabkan ia gila dan rusak. Berkenaan kekuasaan pula, gigitan nyamuk saja telah cukup menyebabkan ia resah gelisah dan tidak dapat tidur. Berkenaan dengan perasaan pula, dia rasa dukacita hanya dengan kehilangan beberapa sen uang. Berkenaan dengan kecantikan pula, dia tidak lebih dari hal yang kotor dibalut dengan kulit yang licin lunak. Tanpa dibasuh selalu, ia menjadi tidak menarik lagi. 5
  • 6. Pada hakikatnya, manusia itu dalam dunia ini adalah sangat lemah dan hina. Hanya di akhirat kelak manusia itu akan bernilai dan berharga. Maka dengan cara "Kimia Kebahagiaan" dia meningkat naik dari peringkat binatang kepada peringkat Malaikat. Kalau tidak, peringkat lebih hina dan rendah dari binatang yang akan hancur dan akan jadi tanah. Maka perlulah bagi manusia di samping sadar tentang ketinggian martabatnya dari semua makhluk, sadarlah hendaknya tentang lemah hinanya, karena itu pun adalah satu "anak kunci" membuka pintu Mengenal Alloh (Makrifatulloh). MENGENAL ALLOH SWT jari kita. Jari ada lima dan tidak pula sama panjang, empat daripada jari itu mempunyai tiga persendian, dan ibu jari hanya ada dua persendian, dan lihat pula bagaimana ia bisa digunakan untuk memegang, mencincang, memukul dan sebagainya. Jelas sekali manusia tidak akan dapat berbuat demikian, meski hendak menambah atau mengurangkan jumlah jari itu dan susunannya . Lihat pula makanan, tempat tinggal kita dan sebagainya. Semuanya cukup dikurniakan oleh Alloh yang maha kaya. Tahulah kita bahwa rahmat atau Kasih Sayang Alloh itu sama dengan Kekuasaan dan Kebijaksanaan-Nya, seperti firman Alloh Subhanahuwa Taala. Satu Hadis Nabi Muhammad SAW. yang masyhur ialah; "RahmatKu itu lebih besar dari kemurkaanKu" "Siapa yang mengenal dirinya, mengenal ia akan TuhanNya" Dan sabda Nabi SAW: Ini berarti dengan mematuhi dan memikirkan tentang dirinya dan sifat-sifatnya, manusia itu bisa sampai mengenal Alloh. Tetapi oleh karena banyak juga orang yang memikirkan tentang dirinya tetapi tidak dapat mengenal Tuhan, maka tentulah ada cara-caranya yang khusus bagi mengenal ini. "Alloh itu sayang kepada hamba-hambanya lebih dari sayang ibu kepada anaknya" Sebenarnya ada dua cara untuk mencapai pengetahuan atau pengenalan ini. Salah satunya sangat sulit dan sukar difahami oleh orang-orang biasa, maka cara yang ini tidak usahlah kita terangkan di sini. Yang satu cara lagi adalah seperti berikut: Apabila seseorang memikirkan dirinya, dia tahu bahwa ada suatu ketika ia tidak berwujud, seperti tersebut dalam Al-Quran: “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu sesuatu yang dapat disebut?” (Al Insan:1) Selanjutnya ia juga tahu bahwa ia dijadikan diri setitik air yang tidak ada akal, pendengar, penglihatan, kepala, tangan, kaki dan sebagainya, dari sini teranglah bahwa walau bagaimanapun seseorang itu mencapai taraf kesempurnaan, tidaklah dapat ia membuat dirinya sendiri meeskipun hanya sehelai rambut. Kemudian pula jika ia setitik air, alangkah lemahnya ia? Demikianlah seperti yang kita lihat di bab pertama dulu, didapatinya dalam dirinya kekuasaan, kebijaksanaan dan kecintaannya terhadap Alloh terbayang dalam bentuk yang kecil. Jika semua manusia dalam dunia ini berkumpul dan mereka tidak mati, niscaya mereka tidak dapat mengubah dan memperbaiki bentuk walau satu bagian dari tubuhnya itu. Misalnya, dalam penggunaan gigi depan dan gigi samping untuk menghancurkan makanan, penggunaan lidah, air liur, tengkuk, kerongkong, kita dapatinya penciptaan itu tidak dapat diperbaiki lagi. Begitu juga, fikirkan pula tangan dan Demikianlah, dari makhluk yang dijadikanNya, manusia bisa tahu tentang wujud Alloh, dari keajaiban tubuhnya, ia dapat tahu tentang Kekuasaan dan Kebijaksanaanya Alloh; dan dari kurnia rezeki Tuhan yang tidak terbatas itu, nampaklah Cinta Alloh kepada hambaNya. Dengan cara ini, mengenal diri sendiri itu menjadi anak kunci kepada pintu untuk mengenal Alloh Subhanawa Taala. Sifat-sifat manusia itu adalah bayangan Sifat-sifat Alloh. Begitu juga cara wujud ruh manusia itu memberi kita sedikit pandangan tentang wujud Alloh, yaitu Alloh dan ruh itu tidak kelihatan, tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan, tidak tunduk kepada ruang dan waktu, diluar kemampuan kuantitas (jumlah) dan kualitas, dan tidak bisa diperikan dengan bentuk, warna atau ukuran. Orang merasa sulit hendak membentuk satu konsep berkenaan hakikat-hakikat ini karena ia tidak termasuk dalam bidang kualitas dan kuantitas, dan sebagainya, tetapi coba perhatikan betapa susah dan payahnya memberi konsep tentang perasaan kita sehari-hari seperti marah, suka, cinta dan sebagainya. Semua itu adalah konsep pikiran atau tanggapan khayalan, dan tidak dapat dikenali oleh indera. kualiti, kuantiti dan sebagainya dan itu adalah konsep indera (tanggapan pancaindera). Sebagaimana telinga kita tidak dapat megenal warna, dan mata kita tidak dapat mengenal bunyi, maka begitu jugalah mengenal Ruh dan Alloh itu bukanlah dengan inderanya. Alloh itu adalah Pemerintah alam semesta raya ini. Dia tidak tunduk kepada ruang dan waktu, kuantiti dan kualiti, dan menguasai segala makhluknya. Begitu juga ruh itu memerintah tubuh dan anggotanya. Ia tidak bisa dilihat, tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan dan tidak tunduk kepada tempat tertentu. Karena bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bisa dibagi-bagikan itu diletakan ke dalam sesuatu yang bisa dibagi atau dipecah? 6
  • 7. Dari keterangan yang kita baca diatas itu, dapatilah kita lihat bagaimana benarnya sabda Nabi SAW.: " Alloh jadikan manusia menurut rupanya". Setelah kita mengenal Zat dan Sifat Alloh hasil dari bertafakur kita tentang zat dan sifat Ruh, maka sampailah pengenalan kita kepada cara-cara kerja dan pemerintahan Alloh Taala dan bagaimana ia mewakilkan kuasa-kuasaNya kepada malaikat-malaikat, dan lain-lain. Dengan cara bertafakur tentang bagaimana diri kita memerintah alam kecil kita sendiri. Kita ambil satu contoh: Katakanlah seorang manusia hendak menulis nama Alloh. Mula-mulanya kehendak atau keinginan itu terkandung dalam hatinya. Kemudian dibawa ke otak oleh daya ruhani. Maka bentuk perkataan "Alloh" itu terdapat dalam khayalan atau pikiran otak itu. Selepas itu ia mengembara melalui saluran urat saraf, lalu menggerakkan jari dan jari itu mengerakkan pena. Maka tertulislah nama "Alloh" atas kertas, serupa seperti yang ada didalam otak penulis itu. Begitu juga apabila Alloh Subahanahuwa Taala hendak menjadikan sesuatu hal, Ia mula-mulanya nampak dalam peringkat keruhanian yang disebut didalam Quran sebagai "Al-'Arasy". Dari situ ia turun dengan urusan Keruhanian ke peringkat yang di bawahnya yang digelar "Al-Kursi". Kemudian bentuknya nampak dalam "Al-Luh Al-Mahfuz". Dari situ dengan perantaraaan tenaga-tenaga "Malaikat" terbentuklah hal itu dan kelihatanlah di atas bumi ini dalam bentuk tumbuh-tumbuhan, pokokpokok dan binatang, yang mewakilkan atau menggambarkan Iradat dan Ilmu Alloh. Sebagaimana juga huruf-huruf yang tertulis, yang menggambarkan keinginan dan kemauan yang terbit dan terkandung dalam hati, dan bentuk itu dalam dalam otak penulis tadi. Tidak ada orang yang tahu Hal Raja melainkan Raja itu sendiri. Alloh telah memberi kita Raja dalam bentuk yang kecil yang memerintah kerajaan yang kecil. Dan ini adalah satu salinan kecil Diri (Zat)Nya dan KerajaanNya. Dalam kerajaan kecil pada manusia itu, Arash itu ialah Ruhnya; ketua segala Malaikat itu ialah hatinya, Kursi itu otaknya, Luh Mahfuz itu ruang khazanah khayalan atau pikirannya. Ruh itu tidak bertempat dan tidak bisa dibagikan dan ia memerintah tubuhnya sebagaimana Alloh memerintah Alam Semester Raya ini. Pendeknya, tiaptiap orang manusia itu diamanahkan dengan satu kerajaan kecil dan diperintahkan supaya jangan lengah dan lalai mengatur kerajaan itu. Berkenaan dengan mengenal ciptaan Alloh Subhanahuwa Taala, ada banyak derajat pengetahuan. Ahli Ilmu Alam yang biasa adalah ibarat semut yang merangkak atas sekeping kertas dan memperhatikan huruf-huruf hitam terbentang di atas kertas itu dan merujukkan sebab kepada pena atau qalam itu saja. Ahli Ilmu Falak adalah ibarat semut yang luas sedikit pandangannya dan nampak jari-jari tangan yang menggerakkan pena itu, yaitu ia tahu bahwa unsur-unsur itu adalah daya bintang-bintang, tetapi dia tidak tahu bahwa bintang itu adalah di bawah kuasa Malaikat. Oleh karena berbeda-bedanya derajat pandangan manusia itu, maka tentulah timbul perbedaan hasil atau kesan. Mereka yang tidak memandang lebih jauh dari fenomena alam nyata ini adalah ibarat orang yang mengganggap hamba abdi yang paling rendah itu sebagai raja. Walau bagaimanapun, adalah salah besar menganggap hamba itu tuannya. Karena ada perbedaan ini, maka pertengkaran akan terus terjadi. Ini adalah ibarat orang buta yang hendak mengenal gajah. Seseorang memegang kaki gajah itu lalu dikatakannya gajah itu seperti tiang. Seorang lain memegang gadingnya lalu katanya gajah itu seperti kayu bulat yang keras. Seorang lagi memegang telinganya lalu katanya gajah itu macam kipas. Tiap-tiap seorang mengganggap bagian-bagian itu sebagai keseluruhan. Dengan itu, ahli ilmu alam dan ahli ilmu Falak menyanggah hukum-hukum yang mereka dapat dari ahli-ahli hukum. Kesalahan dan sangkaan seperti itu terjadi juga kepada Nabi Ibrahim seperti yang tersebut dalam Al-Quran, Nabi Ibrahim menghadap kepada bintang, bulan dan matahari untuk disembah. Lama kelamaan beliau sadar siapa yang menjadikan semua-benda-benda itu, lalu bisa berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kita selalu mendengar orang merujuk kepada sebab yang kedua bukan kepada sebab yang pertama dalam hal apa yang digelar sakit. Misalnya; jika seseorang itu tidak lagi cenderung kepada keduniaan, segala keindahan tidak lagi dipedulikannya, dan tidak peduli apa pun, maka dokter mengatakan, "Ini adalah penyakit gundah gulana, dan ia perlu obat ini A" Ahli fisika akan berkata "Ini adalah kekeringan otak yang disebabkan oleh cuaca panas dan tidak dapat dilegakan kecuali udara menjadi lembab." Ahli nujum akan mengatakan bahwa itu adalah pengaruh bintang-bintang. "Hanya itulah kebijaksanaanya mereka" Kata Al-Quran, tidaklah mereka tahu bahwa sebenarnya apa yang terjadi ialah: Alloh Subahana Wataala memberi kebajikan orang yang sakit itu dan dengan itu memerintahkan hamba-hambanya seperti bintang-bintang atau unsur-unsur, mengeluarkan keadaan seperti itu kepada orang itu agar ia berpaling dari dunia ini mengadap kepada Tuhan yang menjadikannya. Pengetahuan tentang hakikat ini adalah sebuah mutiara yang amat bernilai dari lautan ilmu yang berupa Ilham; dan ilmu-ilmu yang lain itu 7
  • 8. jika dibandingkan dengan Ilmu Ilham ini adalah ibarat pulau-pulau dalam lautan Ilmu Ilham itu. Dokter, Ahli Fisika dan Ahli Nujum itu memang betul dalam bidang ilmu mereka masing-masing. Tetapi mereka tidak tahu bahwa penyakit itu bisa dikatakan sebagai "Tali Cinta" , yang dengan tali itu Alloh menarik AuliaNya kepadaNya. Berkenaan ini Alloh ada berfirman yang bermaksud; "Aku sakit tetapi engkau tidak melawat Aku". Ibadat dan sentiasa mengenang Alloh itu memerlukan kita supaya bersikap sederhana dan mengekang kehendak-kehendak tubuh. Ini bukanlah berarti semua kehendak tubuh itu dihapuskan; karena itu akan menyebabkan punahnya manusia. Apa yang diperlukan ialah membatasi kehendak-kehendak tubuh itu. Oleh karena seseorang itu bukanlah Hakim yang paling bijak untuk mengadili dirinya sendiri tentang batas itu, maka ia lebih baik merundingi pemimpin-pemimpin keruhanian dalam hal ini, dan hukum-hukum yang mereka bawa melalui Wahyu Ilahi menentukan batas yang harus diperhatikan dalam hal ini. Sakit itu sendiri adalah satu bentuk pengalaman yang dengannya manusia itu bisa mencapai pengetahuan tentang Alloh sebagaimana firman Alloh melalui mulut Rasul-rasulNya, "Sakit itu sendiri adalah hambaKu dan disertakan kepada orang-orang pilihanKu". …., Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang lalim. (Al-Baqarah; 229). Dengan ulasan-ulasan yang terdahulu, dapatlah kita meninjau lebih mendalam lagi maksud kata-kata yang selalu diucapkan oleh orang-orang yang beriman yaitu, Walaupun Al-Qur'an telah memberi keterangan yang nyata, masih ada juga orang yang melanggar batas karena kejahilan mereka tentang Alloh dan kejahilan ini adalah karena beberapa sebab, "Maha Suci Alloh" (SubhanAlloh) "Puji-pujian Bagi Alloh (Alhamdulillah) "Tiada Tuhan Melainkan Alloh (La ilaha illAlloh) "Alloh Maha Besar" (Allohu Akbar). Berkenaan dengan "Allohu Akbar" itu bukanlah bermaksud Alloh itu lebih besar (secara fisik) dari makhluk, karena makhluk itu adalah penampakan-Nya sebagaimana cahaya memperlihatkan matahari. Tidaklah bisa dikatakan matahari itu lebih besar daripada cahayanya. Ia bermaksud yaitu Kebesaran Alloh itu tidak dapat diukur dan melampaui jangkauan kesadaran, dan kita hanya bisa membentuk gambaran yang tidak sempurna dan tidak nyata berkenaanNya. Jika seorang anak-anak bertanya kepada kita untuk menerangkan enaknya mendapat pangkat yang tinggi, kita hanya dapat mengatakan seperti perasaan anak-anak itu tatkala sedang bermain bola, meskipun pada hakikat kedua-dua itu tidak ada persamaan langsung, kecuali hanya kedua-dua hal itu termasuk dalam jenis kesenangan. Oleh yang demikian, kata-kata "Allohu Akbar" itu berarti Kebesaran itu melampaui semua kuasa pengenalan dan pengetahuan kita. Tidak sempurna pengenalan kita berkenaan Alloh itu, bukan dengan pikiran saja tetapi adalah disertai oleh ibadat dan pengabadian kita. Apabila seorang itu mati, maka ia berhubungan dengan Alloh saja. Jika kita hidup dengan orang lain, kebahagiaan kita bergantung kepada derajat kemesraan kita terhadap orang itu. Cinta itu adalah benih kebahagiaan, dan Cinta kepada Alloh itu dituju dan dibangun melalui ibadat. Pertama, ada golongan manusia yang terus mencari Alloh melalui pikiran, lalu mereka membuat kesimpulan dengan mengatakan tidak ada Tuhan dan alam ini terjadi dengan sendirinya atau wujudnya tanpa permulaan. Mereka ini seperti orang yang melihat surat yang tertulis dengan indahnya, dan mereka mengatakan surat itu sedia tertulis tanpa penulis atau ada begitu saja.Orang yang seperti ini telah jauh tersesat dan tidak berguna berhujah dan bertengkar dengan mereka. Setengah daripada orang-orang seperti ini adalah Ahli Fizika dan Ahli Bintang yang telah kita sebutkan di atas tadi. Kedua, orang karena kejahilan tentang keadaan sebenarnya Ruh itu. Mereka menyangkal adanya hidup di Akhirat dan menyangkal manusia itu diadili di sana . Mereka anggap diri mereka itu satu taraf dengan binatang dan tumbuhtumbuhan dan akan hancur begitu saja. Ketiga, orang yang percaya dengan Alloh dan Hari Akhirat, tetapi kepercayaan atau Iman mereka itu sangat lemah. Mereka berkata kepada diri mereka sendiri, Pikiran mereka ini seperti orang sakit yang disuruh makan obat, tetapi ia berkata, "Apa untung atau ruginya dokter itu jika aku makan obat atau tidak makan obat?" . Memang tidak terjadi apa-apa kepada dokter itu tetapi orang itulah yang akan bertambah sakit karena bodohnya. Tubuh yang sakit berakhir dengan mati. Maka Ruh atau Jiwa yang sakit berakhir dengan kesusahan dan siksaan di akhirat nanti, seperti firman Alloh Taala dalam Al-Qur'an yang bermaksud : 8
  • 9. Mereka tidak ingat meskipun Alloh itu Pengasih dan Penyayang, namun beriburibu manusia mati kelaparan dan karena penyakit. Meraka tahu, barang siapa hendak hidup atau hendak kaya, atau hendak belajar, mestilah jangan hanya berkata, "Alloh itu Kasih Sayang". tetapi perlulah ia berusaha sungguhsungguh. Meskipun ada firman Alloh dalam Al-Qur'an : "Hanya Dan barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (Luqman-23) Keempat, ialah mereka yang berkata; "Hukum Syariat menyuruh kita jangan marah, jangan menurut nafsu, jangan bersikap munafik. Ini tidak mungkin karena sifat-sifat ini memang telah ada semula jadi pada kita. Lebih baik tuan suruh saya membuat yang hitam itu jadi putih". Dan tidak ada suatu mahluk pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam mahluk itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Hud:06) tetapi hendaklah juga ingat Alloh juga berfirman : Mereka ini sebenarnya bodoh. Mereka jahil dengan hukum Syariat. Hukum Syariat tidak menyuruh manusia membuang sama sekali perasaan itu, tetapi hendaklah dikendalikan supaya tidak melanggar batas yang dibenarkan. Supaya terhindar dari dosa besar, dan kita bisa memohon keampunan terhadap dosa-dosa kita yang kecil. Sedangkan Rasulullah ada bersabda, "Saya ini manusia juga seperti kamu, dan marah juga seperti orang lain". Firman Alloh dalam Al-Qur'an: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Furqon:47) Sebenarnya mereka yang berpendapat di atas itu adalah dipengaruhi oleh Syaitan dan mereka berkata di mulut saja, bukan di hati. Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Al-Imran:146) Ini berarti bukan mereka yang tidak ada perasaan marah. Kelima, ialah mereka yang menekankan Kemurahan Tuhan saja tetapi menepikan KeadilanNya, lalu mereka berkata kepada diri mereka sendiri, Keenam, pula menganggap mereka telah sampai ke taraf kesucian dan tidak berdosa lagi. Tetapi kalau anda layani mereka dengan kasar dan tidak hormat, anda akan dengar mereka marah dan bertahun-tahun mencela anda. Dan jika anda ambil makanan sesuap saja yang patut, seluruh alam ini kelihatan gelap dan sempit pada perasaan mereka. Kalau pun mereka itu telah dapat menakluki hawa nafsu mereka, mereka tidak berhak menganggap dan mengatakan diri mereka itu tidak berdosa lagi, karena Nabi Muhammad SAW. sendiri, manusia yang paling tinggi darajatnya, sentiasa mengaku salah dan memohon ampun kepada Alloh. Setengah daripada Rasul-rasul itu sangat takut berbuat dosa sehingga pada hal- hal yang halal pun mereka menghidarkan diri . Diriwayatkan, suatu hari Nabi Muhammad SAW. telah diberi sebiji Tamar. Beliau enggan memakannya kerena beliau tidak pasti Tamar itu didapati secara halal atau tidak. Tetapi mereka menelan arak berbotol-botol banyaknya dan berkata mereka lebih mulia daripada Nabi. (Saya gemetar semasa menulis ini) . Pada hal sebutir Tamar pun tidak disentuh oleh Nabi jika belum pasti sama ada halal atau tidak. Sesungguhnya mereka telah diseret dan disesatkan oleh Iblis. "Kami buat apa saja karena Alloh itu Maha Pemurah dan Maha Penyayang". 9
  • 10. Aulia Alloh yang sebenarnya mengetahui bahwa orang yang tidak menundukkan hawa nafsunya tidak patut dipanggil "orang" dan orang Islam yang sebenarnya ialah mereka yang dengan rela hati, tidak mahu melanggar Syariat. Mereka yang melanggar Syariat adalah sebenarnya dipengaruhi oleh Syaitan dan mereka ini sepatutnya bukan dinasihati dengan pena, tetapi adalah sewajarnya dengan pedang. Sufi-sufi yang palsu ini kadang-kadang berpura-pura tenggelam dalam lautan keheranan atau tidak sadar, tetapi jika anda tanya mereka apakah yang mereka heirankan itu, mereka tidak tahu. Sepatutnya mereka disuruh menungkan keheranan sebanyak-banyak yang mereka suka, tetapi di samping itu hendaklah ingat bahwa Alloh Subhanahuwa Taala itu adalah Pencipta mereka dan mereka itu adalah hamba Alloh saja. MENGENAL DUNIA INI Dunia ini adalah ibarat pasar yang dilewati oleh pengembara dalam perjalanannya menuju ke suatu tempat. Di sinilah pengembara itu mengumpulkan bekal untuk perjalanannya. Pendeknya di sinilah manusia itu dengan menggunakan indera jasmaninya, memperolehi sedikit sebanyak pengetahuan tentang kerja-kerja Alloh, dan melalui pengetahuan itu untuk Mengenal Alloh. Pandangan terhadap Alloh inilah yang menentukan kebahagiaan dan keselamatan di hari kemudian, karena untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan inilah, maka manusia turun ke dunia dan tanah ini. Selagi inderanya ada bersama dengannya, orang itu dikatakan berada "dalam dunia ini". Apabila indera ini meninggalkan jasad dan hanya sifatsifatnya yang perlu saja yang tertinggal. maka orang itu dikatakan telah kembali "ke akhirat". Semasa manusia itu berada dalam dunia ini, dua hal perlu baginya. Pertama , melindungi dan mengasuh(memelihara) Ruhnya dan Keduanya , memelihara dan menyelenggara tubuhnya. Makanan Ruh itu seperti yang tersebut sebelum ini, ialah Mengenal dan Cinta kepada Alloh. Jika cinta itu ditumpukan sepenuhnya kepada " ghair Alloh" (selain Alloh), maka binasalah Ruh itu. Tubuh itu hanya ibarat binatang tunggangan bagi Ruh. Tubuh itu akan hancur tetapi Ruh tetap hidup. Ruh itu sepatutnya memelihara tubuh. Ibarat orang yang hendak mengerjakan Haji ke Mekah, ia perlu memelihara untanya, tetapi jika ia menghabiskan masa dengan memberi makan dan menghias untanya saja, maka kafilah akan meninggalkan ia di belakang dan binasalah ia di padang pasir. Keperluan tubuh manusia itu terbagi kepada tiga saja yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Tetapi keinginan tubuh yang ada pada seseorang untuk mendapatkan tiga hal itu cenderung melawan akal dan melebihkan dari tiga hal itu. Oleh itu, perlulah kemauan itu disekat dan dibatasi dengan undang-undang syariat yang dibawa oleh Rasul-Rasul. Berkenaan dunia ini pula, di mana kita tinggal , terbagi kepada tiga - yaitu binatang, tumbuh-tumbuhan dan galian (logam). Hasil ketiga hal ini sentiasa diperlukan oleh manusia dan melahirkan tiga pekerjaan yang utama pada manusia yaitu : • • • Kerja Menenun, Kerja Membina dan Kerja-kerja Logam. Ini pula terbagi kepada beberapa cabang lagi seperti Tukang Jahit, Tukang Batu, Tukang Besi dan lain-lain lagi. Tidak ada yang bebas sendiri, perlu saling berkaitan. Maka timbullah perhubungan dan perkaitan perdagangan dan perniagaan. Di sini timbul pula keadaan-keadaan yang menerbitkan Hasad, Dengki, Tamak, loba dan berbagai-bagai penyakit Jiwa(Ruh). Dengan itu timbul pula pertengkaran dan persengketaan serta keperluaan untuk berpolitik, berkerajaan dan pengetahuan tentang undang-undang. Oleh yang demikian, pekerjaan dan perdagangan di dunia ini makin bertambah rumit dan kusut dan kompleks. Ini karena manusia telah lupa bahwa keperluan mereka yang utama adalah hanya tiga hal saja yaitu pakaian, makanan dan tempat tinggal. Diri ini hanya bertujuan untuk menjadikan tubuh itu layak bagi tunggangan Ruh dalam perjalanan menuju ke akhirat. Mereka telah sama terlena seperti orang yang pergi ke Mekah, mereka telah lupa tujuan perjalanan dan dirinya sendiri, lalu menghabiskan masa memberi makan dan menghias untanya. Manusia pasti terpesona dan terpikat oleh dunia kecuali ia berhati-hati benar supaya tidak tergoda. Nabi ada bersabda mengatakan bahwa dunia ini ibarat Tukang Sihir yang lebih pintar dari Harut dan Marut. Dunia ini menipu kita dengan cara sebagai berikut : Pertama, ia berpura-pura kekal bersama kita padahal sebenarnya ia sentiasa berlalu saat demi saat sambil melambaikan tangan mengatakan Selamat Tinggal kepada kita, seperti bayang-bayang yang nampaknya tetap tetapi sebenarnya bergerak. Kedua, Dunia ini berpusing seperti seperti Ahli Sihir yang menarik tetapi jahat. Ia berpura-pura Cinta kepada kita, suka kepada kita, tetapi kemudian ia pergi kepada musuh dan meninggalkan kita manusia kesedihan dan putus asa. Nabi Isa Alaihissalam melihat dunia ini seperti bentuk nenek berkebaya tua yang buruk. Beliau bertanya kepada dunia itu berapakah suami yang ia ada. Dunia itu menjawab suaminya tidak terkira banyaknya. Beliau bertanya lagi adakah suaminya itu telah mati atau telah diceraikan. Katanya semua mereka itu telah dibunuhnya. Nabi Isa Alaihissalam berkata : 10
  • 11. "Aku heran kenapa manusia bodoh, telah melihat bagaimana anda melakukan kekejaman itu namun masih juga mereka suka dan cinta kepada anda". Nenek berkebayan yang jahat ini memakai pakaian yang indah-indah dan menutup mukanya. Kemudian ia pergi menggoda manusia. Banyaklah manusia yang tergoda dan tertipu dan dibinasakannya. Nabi SAW. pernah bersabda bahwa di hari Qiyamat kelak, dunia ini akan berupa dengan bentuk Ahli Sihir, matanya hijau dan giginya menonjol keluar. Orang yang melihatnya akan berkata : "Kasihanilah kami! Siapakah ini?" Malaikat akan menjawab; "Inilah dunia yang kamu perbuat dan pertengkarkan, yang kamu bunuhmembunuh dan sembelih-menyembelih antara satu sama lain". Nabi Isa Alaihissalam pernah berkata : "Orang yang cinta kepada dunia itu ibarat orang yang meminum air laut, makin diminum makin haus hingga akhirnya ia binasa, namun dahaga tidak juga hilang". Nabi SAW. pernah bersabda; "Tidaklah kamu bercampur dengan keduniaan itu melainkan kamu dikotori sebagaimana orang yang masuk ke air, pasti akan basah". Dunia ini ibarat meja yang di atasnya ada hidangan untuk tamu yang datang silih berganti. Di atasnya ada pinggan mangkuk emas dan perak, penuh dengan makanan yang sedap-sedap, dan bau-bauan yang harum mewangi. Tetapi seorang yang bijak akan makan seperlunya, menghirup wangi-wangian itu, mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, dan kemudian pergi. Kemudian dia akan dilemparkan ke Neraka dan di situlah ia akan menjerit : Oh Tuhan!!! Di manakah mereka yang mencintai aku dahulu". Kemudian Alloh perintahkan mereka itu dilemparkan juga ke dalam Neraka itu. Barangsiapa bertafakur dengan serius bahwa dahulunya dunia ini tidak wujud dan di masa akan datang ia akan hilang sirna, maka nampaklah ia bahwa dunia ini ibarat perjalanan di mana peringkat-peringkatnya berupa tahun, bulan dan batunya dengan harinya, dan langkahnya dengan saat. Tidak dapat hendak diceritakan bagaimana ruginya mereka yang menganggap dunia ini tempat kediamannya yang kekal dan membuat rancangan untuk sepuluh tahun yang akan datang pada mungkin ia akan berada dalam kubur dalam tempo sepuluh hari lagi. Siapa tahu ??. Siapa yang meninggalkan dirinya dalam lautan keindahan dunia fana ini, di masa matinya akan jadi seperti orang yang menyumbatkan mulut dan perutnya dengan makanan dan kemudian ia memuntahkan semula. Kelazatannya hilang sirna. Yang tertinggal hanyalah dan aib. Makin banyak harta-benda, uang, rumah dan taman yang indah dimilikinya, makin pedih dan payahlah ia hendak meninggalkan semua itu. Kepedihan dan kesusahan ini akan dibawa hingga selepas mati karena jiwa yang sudah biasa dengan nafsu dunia itu akan menjadi sombong juga selepas mati dan di Akhirat kelak akan merasakan kesusahan dan kepedihan karena kemauan dan keinginan yang tidak merasa puas. Satu daripada ciri atau sifat hal keduniaan ini ialah pada mulanya nampak seperti hal kecil saja, tetapi tiap-tiap hal yang nampak "kecil" ini bercabang hingga tidak terhingga lagi banyaknya, hingga ia menelan dan membolot seluruh masa dan tenaga manusia itu. Tetapi tamu yang bodoh, sebaliknya hendak membawa pulang pinggang mangkuk emas dan perak itu, tetapi benda-benda itu dirampas balik darinya. Ia suruh pergi. Maka malu dan hina serta putus asa saja yang diperolehnya. Sekarang kita tutup penerangan kita tentang tipu muslihat dunia ini dengan ibarat yang berikut. Katalah sebuah kapal tiba di sebuah pulau yang penuh sesak dengan penumpang. Nakhoda kapal itu memberitahu penumpang-penumpang kapal itu ia hendak singgah bebarapa jam saja di pulau itu, dan mereka boleh naik ke pantai untuk sementara waktu tetapi jangan terlampau lama. Maka turunlah penumpang-penumpang itu ke pantai dan masing-masing pergi ke sana dan kemari sesuka hatinya. Orang yang bijak di antara mereka itu akan kembali ke kapal dalam masa yang singkat saja dan apabila melihat kapal itu lapang mereka pun mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Kumpulan penumpang yang kedua pula berjalan ke sana ke mari lama sedikit sambil menikmati keindahan pokok-pokok dan bunga-bunga dan mendengar burung-burung menyanyi. Setelah kembali ke kapal, mereka mendapatkan tempat-tempat yang baik di kapal itu telah diduduki dan terpaksalah mereka berpuas hati dengan tempat yang kurang nyaman itu. Kumpulan yang ketiga berjalan dan bersiar makin jauh di pulau itu dan mereka membawa batu-batu yang beraneka warna untuk dibawa ke kapal. karena mereka lambat kembali ke kapal itu, terpaksalah mereka duduk di tempattempat yang kurang baik di dalam perut kapal itu. Mereka dapati batu yang berkilauan yang mereka bawa itu telah hilang kilauan dan warna-warninya. Kemudian yang terakhir pula telah merayau-rayau terlalu jauh ke tengah pulau itu hingga tidak sadar masa untuk belayar telah hampir tiba dan tidak pula mendengar panggilan nakhoda itu karena mereka terlampau jauh. Maka terpaksalah kapal itu belayar lagi tanpa mereka. Maka menyesalah mereka 11
  • 12. dengan putus asa dan dukacita dan akhirnya binasalah mereka karena dahaga dan kepalaran ataupun dimakan oleh binatang-binatang buas. Kumpulan pertama itu ibarat orang-orang yang beriman yang menjauhkan diri dari pengaruh keduniaan; dan kumpulan yang terakhir ialah ibarat orang-orang kafir yang hanya memandang dunia ini saja dan lupa akhirat. Dua golongan yang di antara itu adalah mereka yang memelihara Imannya mereka tetapi mengikut kata hati dengan mengurangi hal-hal yang tidak berfaedah di dunia ini. Meskipun kita telah bercakap banyak mengecam dunia ini, tetapi hendaklah diingat bahwa ada juga hal-hal di dunia ini yang bukan terdiri dari benda keduniaan, seperti Ilmu Pengetahuan dan Amal Sholeh. Manusia akan membawa bersamanya apa-apa Ilmu yang ia punyai masuk ke Alam Akhirat. Meskipun amal sholehnya telah berlalu, namun kesannya tetap tinggal dalam wataknya atau keperibadiannya khususnya dalam hal peribadatan, yang menghasilkan Cinta kepada Alloh dan mengenangNya sentiasa. Inilah sebagian dari "hal-hal yang baik" yang tersebut di dalam Al-Qur'an sebagai berikut : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (Zikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah (Zikir) hati menjadi tenteram.(AR RAD:38) MENGENAL AKHIRAT Semua orang-orang yang percaya dengan Al-Qur'an dan Hadis mengetahui tentang kebahagiaan di Surga dan keazaban di Neraka yang akan dirasakan di Akhirat kelak. Tetapi banyak orang yang tidak mengetahui adanya Surga dan Neraka Ruhaniah. Berkenaan Surga Ruhaniah ini, Alloh pernah berfirman kepada Nabinya : "mata tidak pernah melihat, telinga tidak pernah mendengar, dan hati tidak pernah berfikir tentang hal-hal yang disediakan bagi orang-orang yang sholeh." Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (Hujurat:7) Lain-lain hal baik dalam dunia ini, seperti nikah, makanan, pakaian dan sebagainya digunakan oleh orang-orang yang bijaksana menurut kadarnya kerena ini semua menolongnya untuk mencapai ke Alam akhirat. Apa saja yang menarik seluruh perhatian hati yang menyebabkan tertambat ke dunia ini dan lupa ke Akihrat, adalah sebenarnya jahat semata-mata. Ini diibaratkan oleh Nabi SAW demikian; "Dunia ini celaka dan semua hal dalam dunia ini celaka, kecuali Zikir Alloh (mengenang Alloh) dan apa-apa saja yang membantu (untuk mengingati Alloh) ” Firman Alloh SWT dalam Al-Quran : Dalam hati orang-orang yang diberi Nur (cahaya) oleh Alloh s.w.t, ada satu pintu yang terbuka menghadap kepada hakikat-hakikat Alam Keruhaniaan, dan dengan itu ia tahu rasa pengalaman sebenarnya, bukan omong-omong kosong saja atau kepercayaan yang turun-menurun, berkenaan apa yang mendatangkan kerusakan dan apa yng mendatangkan kebahagiaan dalam Jiwa (ruh) sebagaimana terangnya dan pastinya dokter-dokter mengetahui apa yang menyebabkan sakit dan apa yang menyebabkan kesehatan pada tubuh. Dia tahu bahwa mengenal Alloh dan ibadat itu adalah obat penawar, dan jahat serta dosa itu adalah racun bisa kepada ruh. Banyak orang, bahkan orang-orang "Alim", karena membabi buta mencela pendapat orang lain, tidak yakin sebenarnya dalam kepercayaan mereka tentang kebahagiaan dan azab ruh di Akhirat nanti. Tetapi orang yang penuh keyakinan tanpa diganggui oleh perasangka akan mencapai keyakinan penuh dalam hal ini. Manusia ada dua jiwa (Ruh) yaitu Ruh Kehewanan dan Ruh Insan (Ruh Keruhanian). Ruh Keruhanian ini adalah tabiatnya bersifat malaikat. Tempat duduk Ruh kehewanan ialah hati. Dari hati itu ruh ini keluar seperti uap halus dan meliputi semua anggota tubuh, yang memberi dan penglihatan kepada mata, dia mendengar kepada telinga, dan dia pada tiap-tiap anggota yang lain untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Ruh ini bolehlah diibaratkan sebagai lampu rumah dalam sebuah rumah. Cahayanya menyinari dinding rumah 12
  • 13. itu. Hati itu ibarat sumbu lampu tersebut. Apabila minyak terputus karena sebabsebab tertentu, maka padamlah lampu itu. Demikianlah juga matinya ruh binatang (ruh kehewanan) itu. Berlainan dengan Ruh Keruhanian. Ruh Keruhanian itu tidak boleh dipecah-pecah atau dibagikan-bagikan. Dengan ruh inilah manusia mengenal Tuhannya. Bolehlah dikatakan bahwa Ruh Keruhanian ini adalah penunggang ruh kehewanan itu. Meskipun Ruh kehewanan mati dan hancur binasa, namun Ruh Keruhanian itu tetap hidup dan tidak binasa. Ruh keruhanian ini ibarat penunggang yang telah turun dari kudanya atau ibarat pemburu yang telah hilang senjatanya, apabila seseorang itu meninggal dunia. Kuda dan senjata itu diberi kepada ruh manusia itu supaya dengan itu ia dapat memburu dan menangkap Cinta dan Makrifat kepada Alloh. Jika buruan tadi telah ditangkap, maka tidaklah ada sesal dan duka lagi. Sebaliknya suka dan puas hatilah ia dan dapatlah ia meletakkan senjata dan kuda keletihan itu ke tepi Berhubung dengan hal ini, Nabi pernah dan bersabda : "Mati itu adalah hadiah dari Alloh kepada orang-orang mukmin." Tetapi sayang sekali, seribu kali sayang bagi ruh yang kehilangan kuda dan senjata sebelum ia dapat menangkap barang buruan itu. Tidaklah terkira lagi sesal dan dukanya. Kita akan terangkan lebih lanjut bagaimana berbedanya Ruh Insan atau Ruh Keruhanian itu dari tubuh dan anggotanya. Anggota tubuh mungkin lumpuh dan tidak berkerja lagi. Tetapi ruh tidak rusak apa-apa. Begitu juga tubuh sekarang ini, tidak lagi tubuh kita semasa bayi dahulu, bahkan berbeda langsung. Tetapi keperibadian kita sekarang adalah serupa dengan keperibadian kita di masa bayi dahulu. Nampaklah kepada kita betapa kekalnya ruh itu meskipun tubuh telah hancur binasa. Ruh ini kekal bersama dengan sifat-sifatnya yang tidak bersangkutan dengan tubuh seperti Cinta kepada Alloh dan Makrifat Alloh. Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (Mujaadilah:22) Tetapi jika kita meninggal dunia tidak membawa ilmu atau pengenalan tentang Alloh (makrifat) dan sebaliknya mati dalam Jahil tentang Alloh, di mana Jahil itu adalah satu dari sifat penting juga, maka teruslah kita dalam kegelapan ruh dan azab sengsara. Sebab itu Al-Quran ada menyatakan: Inilah yang dimaksud oleh Al-Quran : Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). ( Al -Israil:72) Sebab Ruh lnsan kembali ke Alam Tinggi itu ialah karena asalnya di sana dan tabiatnya bersifat kemalaikatan. Ruh Insan itu dihantar ke alam rendah atau dunia ini, berlawanan dengan kehendaknya, dengan tujuan mencari pengetahuan dan pengalaman, seperti firman Alloh dalam Al-Qur'an : 13
  • 14. Tidak ada satu perkataan pun yang tersebut dalam hukum berkenaan orangorang yang mati itu telah binasa, dan orang itu baik atau jahat, bahkan Nabi SAW. pernah bertanya kepada Ruh orang-orang kafir yang terbunuh, apakah mereka telah menjumpai hukum yang baginda katakan kepada mereka itu, benar atau bohong. Apabila sahabat-sahabat Nabi bertanya kepada baginda apakah faedahnya bertanya kepada mereka yang telah mati, baginda menjawab : Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Al Baqoroh:38) dan firman Alloh lagi : Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Al-Hijr:29) Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa tempat asal Ruh Insan itu ialah dari Alam Tinggi sana . Kesehatan Ruh Kehewanan atas keseimbangan bagian-bagian. Apabila keseimbangan ini telah cacat, maka dapat diperbaiki dengan obat-obat yang sesuai. Maka begitu jugalah kesehatan Ruh Insan , ia terdiri ada keseimbangan akhlak. Ke seimbangan akhlak ini dipelihara dan diperbaiki. arahan kesusilaan (akhlak) dan ajaran akhlak. Dengan arahan- Berkenaan wujudnya Ruh Insan ini di akhirat kelak, maka kita telah tahu bahwa Ruh Insan itu adalah tidak terikat kepada tubuh. Segala bantahan terhadap wujudnya ruh ini selepas mati adalah berdasarkan pada prasangka, ia terpaksa mendapatkan semula tubuhnya yang di dunia dulu yang telah hancur menjadi tanah. Setengah orang menyangka Ruh Insan itu binasa setelah mati, kemudian diwujudkan dan dihidupkan semula. Tetapi ini adalah berlawanan dengan Akal dan juga Al-Qur'an. Akal membuktikan bahwa mati itu tidak membinasakan hakikat seseorang itu dan Al-Qur'an mengatakan : "Mereka mendengar kata-kataku lebih jelas dari kamu mendengarnya". Ada juga orang-orang Sufi yang dibukakan hijab bagi mereka. Maka nampaklah oleh mereka syurga dan neraka, dalam keadaan mereka itu tidak sadar diri. Setelah mereka sedar semula, muka mereka menunjukkan apa yang mereka lihat itu, apakah syurga atau neraka. Jika muka mereka menunjukkan tandatanda gembira dan senang, maka itulah tanda mereka telah melihat syurga. Jika mereka seperti orang ketakutan dan cemas, itulah tanda mereka melihat neraka. Tetapi pandangan seperti ini tidaklah perlu untuk membuktikan apa yang akan terjadi itu kepada tiap-tiap orang yang berfikir, yaitu apabila mati telah melepaskan inderanya pergi dan segalanya hilang kecuali peribadinya saja yang tinggal dan jika semasa di dunia ini ia sangat terikat kepada benda yang dipandang oleh indera saja seperti isteri, anak, harta-benda, tanah, uang ringgit, dan sebagainya, maka tentu sekali ia akan terazab apabila semua itu telah hilang darinya. Sebaliknya jika ia semampunya memalingkan mukanya dari segala benda di dunia dan menumpukan Cinta kepada Alloh Taala, maka jadilah mati itu sebagai cara melepaskan diri dari tanggapan dan kaitan dunia, dan teruslah ia berpadu dengan Alloh yang diCintainya. Sebab itulah Nabi SAW. pernah bersabda, "Mati itu ialah jaminan yang menyambungkan sahabat dengan sahabat". dan sabda beliau lagi : "Dunia ini syurga bagi orang kafir, tetapi penjara bagi orang mukmin". Sebaliknya pula, Azab sengsara yang dirasakan oleh Ruh itu setelah mati adalah berpuncak dari terlalu kasih kepada dunia. Nabi pernah mengatakan bahwa tiap-tiap orang kafir setelah mati akan diazab oleh 99 ekor ular. Tiap-tiap seekor ada sembilan kepala. "Janganlah kamu berkira-kira bahwa orang-orang yang mati (gugur) di jalan Alloh mati, bahkan mereka itu hidup di sisi TuhanNya dengan mendapat rezeki" (Al-Imran:169) Ada juga orang yang bodoh. Mereka menggali kubur orang kafir dan melihat tidakpun ada ular di situ. Mereka tidak sedar bahwa ular itu berada dalam Ruh si Kafir dan ular itu telah ada di situ bahkan sebelum ia mati lagi, kerena ular itu adalah sebenarnya sifat-sifat jahat mereka sendiri. Diperlambangkan yaitu sifatsifat dengki, benci, menafiq, sombong, penipu dan lain-lain. Semua itu secara langsung atau tidak langsung adalah karena terlampau Kasih Kepada Dunia. Itulah akibat mereka yang digambarkan oleh Al-Qur'an dengan: 14
  • 15. " Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir " (Al-Taubah:49) Dia (Alloh) tidak berkata; Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. (An Nahl:22) Jika ular itu hal di luar diri mereka, bolehlah mereka lepas dari siksaan itu barang sebentar, tetapi sebenarnya ular itu ialah sifat-sifat mereka sendiri. Bagaimana mereka hendak melepaskan diri ??? Kita ibaratkan demikian, Katalah seorang yang menjual hamba perempuan tanpa mengetahui bagaimana kasihnya ia kepada si hamba itu hinggalah hamba itu telah jauh darinya. Lama kelamaan, cintanya itu bertambah hebat dan kuat benar hingga maulah ia menyiksa dirinya. Cinta itu menyiksanya seperti seekor ular yang telah menggigitnya hingga pingsan, dan kemudian coba menghujamkan dirinya ke dalam api atau terjun ke air untuk lari dari siksaan itu. Demikianlah misalnya akibat kasih kepada dunia dan bagi mereka yang ada berperasaan itu selalu, tidak sadar hinggalah ia meninggal dunia. Maka kemudian itu siksaan rindu dam birahi yang sia-sia bertambah hebat hingga ia lebih suka menukarkannya dengan berapa banyak pun ular dan kala. Oleh karena itu, tiap-tiap orang berbuat dosa membawa bersamanya ke akhirat alat-alat penyiksaannya sendiri. Al-qur'an ada menerangkan : "Akan meliputi mereka". karena liputan itu telah pun ada sekarang juga. Mungkin ada orang yang membantah; "Jika demikian keadaannya, siapakah yang akan dapat melepaskan diri dari neraka, karena sedikit sebanyak manusia itu pasti ada neraka di dunia? Kami menjawab: Ada juga orang, khususnya Faqir. Mereka ini melaksanakan kaitan cintanya kepada dunia. Walaupun begitu, ada juga orang yang beristeri, beranak, berumah-tangga dan lain-lain lagi, walaupun mereka ada kaitan dengan semua itu, namun Cinta mereka terhadap Alloh tidak ada tandingan dan mereka lebih Cinta kepada Alloh melebihi dari yang lain. Mereka ini adalah seperti orang yang ada berumah-tangga di sebuah bandar yang dicintainya. Tetapi apabila Raja atau Pemerintah memberinya jabatan untuk bertugas di bandar yang lain, dia rela berpindah ke bandar itu karena jabatan itu lebih dicintai dari rumah-tangganya di bandar itu. banyak Ambiya' dan Aulia yang sedemikian ini. Sebagian besar pula manusia yang ada sedikit Cinta kepada Alloh, tetapi sangat cinta kepada dunia. Maka dengan itu mereka terpaksalah menerima azab di akhirat sebelum mereka dibersihkan dari karat-karat cinta kepada dunia itu. Ramai orang yang mengaku Cinta kepada Alloh, tetapi seseorang itu harus menilainya dan menguji dirinya dengan memerhatikan kemanakah cenderung lebih berat kalau perintah Alloh bertentangan dengan kehendak nafsunya? Orang yang mengatakan Cinta kepada Alloh tetapi tidak dapat menahan dirinya darinya dan tidak patuh kepada Alloh, maka orang itu sebenarnya berbicara bohong. " dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainulyaqin, ". (Al-Takatsur:07) dan firman Alloh Taala lagi; Kita telah perhatikan di atas bahwa satu jenis Neraka Keruhanian ialah berpisah secara paksa dari keduniaan dengan keadaan itu sangat terkait dan terikat dengan keduniaan itu. Banyak pula orang yang membawa dalam diri mereka, kuman-kuman neraka seperti ini tanpa mereka sadari. Di akhirat kelak, mereka akan merasa diri mereka seperti Raja yang diturunkan dari takhta kerajaan dan dijadikan alat gelak ketawa orang ramai, pada hal sebelum ini mereka hidup dengan mewah dan senang senang. Jenis Neraka Keruhanian yang kedua ialah Malu, yaitu apabila manusia itu tersadar dan melihat keadaan perbuatan yang dilakukan dalam keadaan hakiki yang sebenarnya tanpa selindung lagi. Orang yang membuat fitnah akan melihat dirinya dalam bentuk orang yang memakan daging saudaranya sendiri, 15
  • 16. dan orang yang iri dengki seperti yang melempar batu kepada tembok dan batu itu mental ke belakang lalu mengenai mata anaknya sendiri. Dalam Peringkat Kedua, ia adalah ibarat anjing , apabila dipukul sekali akan lari apabila melihat kayu selepas itu. Jenis neraka seperti ini, yaitu Malu, bolehlah dilambangkan dengan ibarat berikut. Katakanlah seorang Raja merayai perkawinan anak lelakinya. Di waktu petang, orang muda itu pergi bersama sahabatnya berjalan-jalan dan tidak lama kemudian kembali ke Istana (dalam keadaan mabuk) . Dia masuk ke sebuah Dewan di mana api (lilin) sedang menyala. Ia berbaring. Disangkanya ia berbaring dekat isterinya. Besoknya, apabila ia sadar semula, terperanjatlah ia apabila dilihatnya dirinya berada dalam Rumah Mayat orang-orang Majusi. Tempat berbaringannya itu ialah keranda mayat itu dan bentuk orang yang disangkakan isterinya itu ialah sebenarnya mayat seorang perempuan tua yang mulai busuk dan keriput. Ia pun keluar dari Rumah Mayat itu dengan pakaian yang kotor dan rupa yang lusuh. Alangkah malunya ia berjumpa dengan ayahnya, Raja itu bersama dengan pengiring-pengiringnya. Demikianlah gambaran Malu yang dirasakan di akhirat kelak oleh mereka yang di dunia ini tamak dan sombong dan menumpukan seluruh jiwa raga kepada apa yang mereka sangka sebagai keindahan dan kenikmatan. Dalam Peringkat Ketiga, manusia itu ibarat kuda atau biri-biri. Keduaduanya akan lari secara naluri, apabila melihat singa atau serigala, karena haiwan itu adalah musuhnya semula jadi. Tetapi meeka tidak lari apabila melihat unta atau lembu, meskipun binatang-binatang itu lebih besar dari tubuhnya. Nereka Keruhanian Yang Ketiga ialah sesal dan putus asa dan gagal mencapai tujuan hidup yang sebenarnya. Manusia dijadikan untuk Mencerminkan Cahaya Makrifat Alloh. Tetapi jika ia kembali ke akhirat dengan jiwanya penuh mabuk dan karat hawa nafsu, maka gagal lah ia mencapai tujuan hidupnya di dunia ini. Sesal atau putus asanya boleh digambarkan demikian. Katalah seseorang melewatii hutan yang gelap bersama kawan-kawannya. Di sana sini terlihat kilauan cahaya batu yang berwarna-warni. Kawannya memungut batu itu dan menasihatnya supaya berbuat demikian juga. Kawannya berkata, "Batu ini sangat mahal harganya di tempat yang kita akan pergi sana ". Tetapi beliau mentertawakan mereka dan mengatakan mereka bodoh karena mengharapkan keuntungan yang sia-sia yang belum tentu lagi. Dia pun terus berjalan. Akhirnya mereka pun keluarlah dari hutan yang gelap itu setelah berjalan beberapa lama. Mereka dapati batu itu sebenarnya batu Delima, Intan Berlian dan sangat bernilai dan berharga. Alangkah sesal dan putus asanya ia karena tidak mahu mengutip batu-batu itu dahulu. Begitulah ibaratnya orang yang sesal di akhirat kelak karena semasa mereka hidup di dunia ini mereka lalai dan tidak berusaha untuk mendapatkan intan permata kebajikan dan perbendaharaan agama. Perjalanan Insan melalui dunia ini bolehlah di-bahagi-bahagikan kepada empat peringkat : Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Nafsu, Percobaan, Naluri dan Berakal. Dalam Peringkat Pertama, manusia itu adalah ibarat keledai. Meskipun ia ada penglihatan, tetapi tidak ada ingatan. Ia terus membakar dirinya berkali-kali ke dalam api lampu yang sama itu juga. Dalam Peringkat Keempat, manusia itu melampaui perbatasan binatang dan boleh sedikit sebanyak melihat ke hari depan dan mempersiapkan untuk hari yang akan datang. Pergerakannya mula-mula bolehlah diumpamakan seperti berjalan di atas tanah, kemudian mengembara atas lautan dalam kapal, kemudian ia mengenal hakikathakikat hingga dapat berjalan di atas air lait. Di atas peringkat itu ada satu taraf lagi yang diketahui oleh Ambiya dan Aulia Alloh, kemajuan mereka diibaratkan sebagai burung terbang. Oleh yang demikian, manusia dapat wujud dalam beberapa peringkat dari binatang hingga ke Malaikat. Di sini juga terletak bahayanya, yaitu mungkin terjatuh ke taraf yang paling bawah dan rendah. Dalam Al-Qur'an ada tercantum, " Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh ". (Al-ahzab:72) Binatang dan Malaikat tidak dapat merubah peringkat atau pangkat yang ditetapkan kepada mereka, tetapi manusia boleh turun ke tempat atau peringkat yang paling bawah, atau pun naik ke peringkat Malaikat. Inilah maksud "beban" yang dimaksudkan itu. Kebanyakan manusia memilih tempat dalam dua peringkat yang bawah seperti tersebut dahulu. Tempat yang tetap selalunya tidak disukai oleh orang yang mengembara. Kebanyakan mereka dalam peringkat atau kelas yang bawah itu karena tidak ada kepercayaan yang penuh dan tetap tentang hari Akhirat itu. Kata mereka, Neraka itu adalah rekaan orang-orang Agama saja untuk menakut-nakutkan orang ramai, dan mereka pandang hina terhadap orang-orang Agama. Untuk bertengkar dengan mereka ini tidaklah berguna. Cukuplah bertanya kepada mereka demikian untuk membuat mereka merenung sebentarnya, 16
  • 17. "Adakah kamu anggap 124, 000 orang Nabi dan juga Aulia Alloh itu semuanya percaya dengan Hari Akhirat itu semuanya salah dan kamu itu saja yang betul?". Jika ia menjawab, "Ya, saya percaya sebagaimana percaya saya dua itu lebih dari satu. Saya penuh yakin tidak ada Ruh dan tidak ada bahagia dan hidup sengsara di Hari Akhirat". Maka orang seperti itu tidak ada harapan lagi. Biarkanlah mereka di situ. Kenanglah nasihat Al-Qur'an; "Apabila bulan masuk ke falak bintang yang tertentu, minumlah sekian-sekian obat, maka sembuhlah kamu". Meskipun tidak percaya dengan Ilmu Nujum, namun kamu mungkin mencobanya dengan harapan supaya disembuhkan. Tidakkah kamu berfikir bahwa adalah lebih baik bergantung kepada perkataan para Ambiya', Auliya' dan orang-orang Sholeh itu tentang Hari Akhirat itu lebih baik daripada percaya akepada penulis Azimat atau Ahli Nujum? Ada orang yang belayar dalam kapal menembus lautan yang penuh ombak gelombang yang menelan manusia semata-mata dengan tujuan untuk mendapat keuntungan yang sedikit, kenapa pula kamu tidak kamu berkorban sedikit pun di dunia ini karena untuk kebahgiaan yang abadi di Akhirat kelak? Pernah Sayyidina Ali berkata kepada seorang Kafir; " Jika pendapat kamu betul, kedua kita akan merugilah di Akhirat kelak, tetapi jika kami betul, maka terlepaslah kami dan kamulah yang akan menderita". " Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka, dan kendati pun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selamalamanya " (Al-Kahfi:57) Tetapi sekiranya orang itu berkata bahwa hidup di Akhirat itu adalah satu kemungkinan tetapi doktrin(kepercayaan) itu penuh dengan keraguan dan kesulitan. Maka tidaklah mungkin untuk membuat keputusan sama ada hal itu betul atau tidak. Maka bolehlah dikatakan kepadanya, Beliau berkata demikian bukan karena beliau ragu-ragu, untuk menyadarkan orang Kafir itu. tetapi semata-mata Dari apa yang kita baca di atas itu, maka tahulah kita bahwa tugas utama hidup manusia di dunia ini ialah untuk membuat persediaan bagi Akhirat. Walaupun seorang itu ragu kehidupan di Akhirat itu, Akal mencadangkan supaya orang itu bertindak seolah-olah ianya ada, memandangkan hal-hal besar yang akan ditempuh kelak. Selamat sejahteralah mereka yang menurut ajaran Alloh dan RasulNya. MEMERIKSA DIRI SENDIRI & MENGINGAT ALLOH Ketahuilah wahai saudaraku, dalam Al-Qur'an Alloh berfirman, maksudnya, lebih kurang "Lebih baik kamu fikirkan. Kalau kamu lapar hendak makan dan tiba-tiba ada orang berkata kepadamu dalam makanan itu ada racun yang diludahkan oleh seekor ular yang bisa. Kamu mungkin enggan memakan makanan itu dan kamu rasa lebih baik tahankan saja lapar itu, meskipun orang yang berkata itu mungkin berbohong atau melawak saja". Atau pun katalah kamu sedang sakit dan seorang pembuat Azimat berkata : "Beri saya uang dan saya boleh tuliskan satu Azimat untuk kamu gantung pada leher dan Azimat itu akan menyembuhkan sakitmu". Mungkin kamu memberi orang itu uang untuk membuat Azimat itu dengan harapan mendapat faedah dari Azimat itu. Atau jika seorang ahli Nujum berkata : " Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. " (Al Zalzalah:6-7) Tercantum juga dalam Al-Qur'an firman yang berbunyi sebagai berikut : 17
  • 18. Alloh Subhanahuwa Taala juga. Alangkah ruginya membiarkan hari ini berlalu dengan sia-sia. Tidak ada yang lebih rugi dari itu lagi." " maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. " (At Takwir:14). Khalifah Umar ada berkata, " perhitunglah dirimu sebelum engkau diperhitungkan". Alloh SWT berfirman : Di hari berbangkit di akhirat kelak, seseorang itu akan melihat semua waktu hidupnya di dunia ini tersusun seperti susunan peti harta dalam satu barisan yang panjang. Pintu sebuah daripada peti itu terbuka dan kelihatanlah penuh dengan cahaya: Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya dengan membuat amalan yang sholeh. Hatinya akan terasa indah dan bahagia sekali, bahkan sedikit saja rasa bahagia itu pun sudah cukup membuat penghuni neraka melupakan api neraka yang bernyala itu. Kemudian peti yang kedua terbuka, maka terlihatlah gelap gelita di dalamnya. Dari situ keluarlah bau busuk yang amat sangat hingga orang terpaksa menutup hidungnya: Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya dengan amal maksiat dan dosa. Maka akan dirasainya azab yang tidak terhingga bahkan sedikit saja pun dari azab itu sudah cukup menggusarkan ahli syurga. Selepas itu terbuka pintu peti yang ketiga, dan kelihatanlah kosong saja, tidak ada gelap dan tidak ada cahaya di dalamnya: Inilah melambangkan waktu yang dihabiskannya dengan tidak membuat amalan sholeh dan tidak juga membuat amalan maksiat dan dosa. Ia akan merasa sesal dan tidak tentu arah seperti orang yang ada mempunyai harta yang banyak membiarkan hartanya terbuang dan lepas begitu saja dengan sia-sia. " Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. ". Wali-wali Alloh sentiasa mengetahui bahwa manusia datang ke dunia ini untuk menjalankan pengembaraan keruhanian, yang akibatnya ialah untung atau rugi dan tujuannya adalah neraka atau syurga. Senantiasalah mereka itu berwaspada terhadap kehendak-kehendak jasamaniah (tubuh) yang diibaratkan sebagai rekan dalam bisnis yang bersifat jahat dan ada kalanya mendatangkan kerugian kepada bisnis itu. Sebenarnya orang yang bijak itu adalah orang yang mau merenung sebentar selepas sembahyang subuh memikirkan hal dirinya dan berkata kepada jiwanya : "Wahai jiwaku, engkau hanya hidup sekali. Tiap-tiap saat yang berlalu tidak akan datang lagi dan tidak akan dapat diambil kembali kerena di Hadirat Alloh Subhanahuwa Taala, bilangan nafas turun naik yang dikurniakan kepada engkau itu telah ditetapkan dan tidak boleh ditambah lagi. Inilah perjalanan hidup dalam dunia hanya sekali, tidak ada kali yang kedua dan seterusnya. Oleh itu, apa yang engkau hendak perbuat, buatlah sekarang. Anggaplah seolah-olah hidupmu telah berakhir, dan hari ini adalah hari tambahan yang diberi kepada engkau karena karunia Demikianlah seluruh waktu yang dijalannya itu akan dipamerkan kepadanya satu persatu. Oleh karena itu, seseorang itu hendaklah berkata kepada jiwanya tiaptiap pagi : "Alloh telah mengkaruniakan engkau dua puluh empat jam peti harta. Berhati-hatilah mengawasinya supaya jangan kehilangan, karena engkau tidak akan boleh menanggung rasa sesal yang amat sangat jika engkau kehilangan harta itu". Aulia Alloh ada berkata, "Walaupun sekiranya Alloh mengampuni kamu, setelah hidup disiasiakan, kamu tidak akan mencapai derajat orang-orang yang Sholeh dan pasti kamu akan meratapi dan manangisi kerugianmu itu. Oleh itu jagalah lidahmu, matamu dan tiap-tiap anggota mu yang tujuh itu kerena semua itu mungkin menjadi pintu untuk menuju ke Neraka". Katakanlah kepada tubuhmu; "Jika kamu memberontak, sesungguhnya kamu akan kuhukum", karena meskipun tubuh itu kotor, ia boleh menerima arahan dan boleh dijinakkan dengan zuhud". Demikianlah tujuan memeriksa atau memperhitung diri sendiri. Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda : 18
  • 19. "Berbahagialah orang yang beramal sekarang apa yang menguntungkannya di akhirat kelak". Maka sekarang kita masuk pula kepada bagian yang berhubungan dengan Zikirulloh (mengenang atau mengingat Alloh). Manusia itu hendaklah ingat bahwa Alloh Melihat dan Memperhatikan semua tingkah laku dan pikirannya. Manusia hanya melihat yang zhohir saja, tetapi Alloh Melihat zhohir dan batinnya manusia itu. Orang yang percaya dengan ini sebenarnya dapatlah ia menguasai dan mendisiplinkan zhohir dan bathinnya. Jika ia tidak percaya ini, maka KAFIRLAH ia. Jika ia percaya tetapi ia bertindak berlawanan dengan kepercayaan itu, maka salah besarlah ia. Suatu hari, seorang Negro menemui Nabi SAW. dan berkata; "Wahai Rasulullah! Saya telah melakukan banyak dosa. Adakah taubatku diterima atau tidak?". Nabi SAW. menjawab; "Ya". Kemudian Negro itu berkata lagi, "Wahai Rasulullah! Setiap kali aku membuat dosa adakah Alloh Melihatnya?". Nabi SAW. menjawab lagi; "Ya" Negro itu pun menjerit lalu mati. Sehingga seseorang itu benar-benar percaya bahwa ia sentiasa dalam perhatian Alloh, maka tidaklah mungkin baginya membuat amalan yang baik-baik. Seorang Sheikh ada seorang murid yang lebih disayanginya daripada murid-murid yang lain. Dengan itu murid-murid yang lain itu pun berasa dengki kepada murid yang seorang itu. Suatu hari Sheikh itu memberi kepada tiap-tiap murid itu seekor ayam dan menyuruh mereka menyembelih ayam itu di tempat yang tidak ada seseorang pun melihat ia menyembelih itu. Maka pergilah mereka tiap-tiap murid membawa seekor ayam ke tempat yang sunyi dan menyembelih ayam di situ. Kemudian membawanya kembali kepada Sheikh mereka. Semuanya membawa ayam yang telah disembelih kepada Sheikh mereka kecuali seorang yaitu murid yang lebih disayangi oleh Sheikh itu. Murid yang seorang ini tidak menyembelih ayam itu. Ia berkata; "Saya tidak menjumpai tempat yang dimaksudkan itu kerena Alloh di mana-manapun Melihat". Sheikh itu pun berkata kepada murid-murid yang lain: "Sekarang sekelian telah lihat sendiri derajat pemuda ini. Dia telah mencapai ke taraf ingat sentiasa kepada Alloh". Apabila Zulaiha coba menggoda Nabi Yusuf , ia menutup dengan kain muka sebuah berhala yang selalu disimpannya. Nabi Yusuf berkata kepadanya : "Wahai Zulaiha, adakah kamu malu dengan batu? sedangkan dengan batu engkau malu, betapa aku tidak malu dengan Alloh yang menjadikan tujuh petala langit dan bumi". Ada seorang datang berjumpa dengan Sheikh dan berkata; "Saya tidak dapat menghindarkan mataku dari hal-hal yang membawa dosa. Bagaimanakah saya hendak mengawalnya?". Sheikh menjawab; "Dengan cara mengingat Alloh Melihat kamu lebih jelas dan terang lagi daripada kamu melihat orang lain". Dalam hadis ada diterangkan bahwa Alloh ada berfirman seperti demikian; "Syurga itu adalah bagi mereka yang bersabar hendak membuat suatu dosa, dan kemudian mereka ingat bahwa Aku sentiasa Memandang mereka, lalu mereka pun menahan diri mereka". Abdullah Ibnu Dinar meriwayatkan; "Satu ketika saya berjalan dengan Khalifah Omar menghampiri kota Mekah. Kami bertemu dengan seorang gembala yang sedang membawa gembalaannya. Omar berkata kepada gembala itu : "Jualkan pada saya seekor kambing itu". Gembala itu menjawab; "Kambing itu bukan saya punya, tuan saya yang mempunyainya." Kemudian untuk mencobanya, Omar berkata; "Baiklah, kamu katakanlah kepada tuanmu bahwa yang seekor itu telah dimakan oleh serigala" . Budak gembala itu menjawab; "Tidak, sesungguhnya tuan saya tidak tahu tetapi Alloh Mengetahuinya". Mendengar jawapan budak gembala itu, bertetesanlah air mata Omar. Beliau pun pergi berjumpa dengan tuan budak gembala kambing itu lalu membelinya dan membebaskannya. Beliau berkata kepada budak itu : "Karena katakatamu itu, engkau bebas dalam dunia dan akan bebas juga di akhirat kelak". Ada dua derajat berkenaan Zikir Alloh (mengenang Alloh) ini. Derajat pertama ialah derajat Aulia Alloh. Mereka bertafakur dan tenggelam dalam tafakur mereka dalam mengenang Keagungan dan Kemuliaan Alloh. dan tidak ada tempat langsung dalam hati mereka untuk 'gairuLlah" (selain dari Alloh). Ini adalah derajat zikir Alloh yang bawah, karena apabila hati seseorang itu telah tetap dan anggotanya dikontrol penuh oleh hatinya hingga mereka dapat mengawal mereka dari hal-hal yang halal pun, maka tidak perlulah lagi ia menyediakan alat atau penahan untuk menghalangi dosa. Maka kepada zikir Alloh seperti inilah Nabi Muhammad (S.W.T) maksudkan apabila ia berkata, 19
  • 20. "Orang yang bangun pagi-pagi dengan hanya Alloh dalam hatinya, Alloh akan memeliharanya didunia dan diakhirat." mereka. Saya minta mereka memberi nasihat kepada saya berkenaan kerohanian ini. Setengah daripada mereka golongan ini sangat asyik dan tenggelam dalam mengenang dalam mengingati Alloh hingga kalau ada orang berbicara kepada mereka tidaklah mereka dengar, kalau orang berjalan dihadapan mereka tidaklah mereka nampak. Mereka seolah-olah diam seperti dinding. Seseorang Wali Alloh berkata : "Suatu hari saya melintasi tempat ahli-ahli pemanah sedang bertanding memanah. Tidak berapa jauh dari situ ada seorang duduk seorang diri. Saya pergi kepadanya dan coba hendak berbicara dengannya. Pemuda itu menjawab, " Wahai Ibni Hanif, kami merasa susah, kami tidak ada lidah untuk memberi nasihat itu." Saya terus berdiri di sepertiga malam. Kami tidak berbicara antara satu sama lain, dan tidak tidur. Kemudian saya berkata kepada diri saya sendiri, saya akan mohon kepada Alloh supaya mereka menasihati saya." Pemuda itu mengangkat kepalanya dan berkata, Tetapi ia menjawab, "Mengenang Alloh itu lebih baik dari berbicara". Saya bertanya, "tidakkah kamu merasa kesepian?" "Tidak" jawabnya, "Alloh dan dua orang malaikat ada bersamaku" . "Pergilah cari orang seperti itu, ia akan dapat membawa Alloh kepada ingatan anda dan melengkapkan rasa takut kepada hatimu, dan ia akan memberi anda nasihat yang disampaikan secara diam tanpa berbicara sembarangan." Mendengar itu, ia merenung ke langit lalu berdiri dan pergi sambil berkata, "Oh Tuhan! Banyak hamba-hambamu mengganggu seorang yang sedang mengingatimu!" Demikianlah dzikir Alloh para Aulia yaitu melenyapkan dan menenggelamkan pikiran dan khayalan dalam Mengenang Alloh. Zikir Mengenang Alloh (dzikir Alloh) yang kedua ialah dzikirnya "golongan kanan" yaitu yang disebut dalam Quran sebagai Ashabul Yamin. Mereka ini tahu dan kenal bahwa Alloh sangat mengetahui terhadap mereka dan mereka merasa tunduk dan tawaduk di Hadirat Alloh SWT tetapi tidaklah sampai mereka melenyapkan dan menenggelamkan pikiran dan khayalan mereka dalam mengenang Alloh saja sehingga tidak peduli keadaan keliling mereka. Mereka sadar diri mereka dan sadar terhadap alam ini. Keadaan mereka adalah seperti seorang yang terkejut karena didapati dalam keadaan telanjang dan cepat-cepat menutup aurat mereka. Seorang wali Alloh bernama Syubli satu hari pergi berjumpa seorang sufi bernama Thauri. Beliau lihat Thauri duduk dengan berdiam diri dalam tafakkur hingga sehelai bulu romanya pun tidak bergerak. Golongan yang satu lagi adalah seperti orang yang tiba-tiba mendapati diri mereka di majlis raja yang besar lalu ia merasa tidak tentu arah dan merasa takjub. Syubili bertanya kepada Thauri, "Kepada siapa anda belajar latihan bertafakkur dengan diam diri seperti itu?" Thauri menjawab, "Dari seekor kucing yang saya lihat menunggu di depan lubang tikus. Kucing itu akan lebih diam dari apa yang saya lakukan ini." Golongan yang mula-mula itu memeriksa terlebih dahulu apa yang memasuki hati mereka dengan rapi sekali, karena di hari kiamat kelak tiga persoalan akan ditanya terhadap tiap-tiap perbuatan. Dan tindakan yang telah dilakukan. Saya bertanya kepada beliau sambil menunjukkan kepada pemanah-pemanah itu, "Antara mereka itu, yang manakah akan menang?" Beliau menjawab, "Yang itu, Alloh telah beri kemenangan kepadanya." Kemudian saya bertanya, "dari manakah kamu tahu ?" Ibn Hanif meriwayatkan: "Saya diberitahu bahwa di Bandar Thur ada seorang Syeikh dan muridnya sentiasa duduk dan tenggelam dalam zikir Alloh. Saya pergi ke situ dan saya dapati kedua orang itu duduk dengan muka mereka menghadap ke kiblat. Saya memberi salam kepada mereka tiga kali. Tetapi mereka tidak menjawab. Saya berkata, "Dengan nama Alloh saya minta tuan-tuan menjawab salamku". Pemuda itu mengangkat kepalanya dan menjawab, "Wahai Ibn Hanif! dunia ini untuk sebentar waktu saja, dan yang sebentar itupun tinggal sedikit saja. Anda mengganggu kami karena meminta kami menjawab salammu itu". Kemudian dia menundukkan kepalanya lagi dan terus berdiam diri. Saya rasa lapar dan dahaga pada masa itu, tetapi dengan memandang mereka itu saya lupa pada diri saya. Saya terus bersama mereka dan sembahyang Dhuhur dan Ashar bersama Pertama: "Kenapa kamu membuat ini?" , Kedua: "Dengan cara apa kamu membuat ini?", dan Ketiga: "Untuk tujuan apa kamu melakukan ini?". Yang pertama itu dipermasalahkan karena seseorang itu hendaklah bertindak dari niat dan dorongan Ketuhanan dan bukan dorongan Syaitan dan hawa nafsu. Jika masalah itu dijawab dengan memuaskan hati, maka diadakan ujian kedua yaitu masalah bagaiman tindakan itu dilakukan dengan bijak, dengan cara baik, atau dengan cara tidak peduli atau tidak baik. Yang ketiga, adanya perbuatan dan tindakan itu karena Alloh semataa atau bukan karena hendak disanjung oleh manusia. 20
  • 21. Jika seseorang itu memahami makna dari masalah masalah ini, maka ia tentu berhati-hati sekali terhadap keadaan hatinya dan bagaimana ia melawan pikiran yang mungkin menimbulkan tindakannya. Sebenarnya memilih dan menapis pikiran dan khayalan itu sangatlah susah dan rumit. Barangsiapa yang tidak sanggup membuatnya hendaklah pergi berguru dengan orang-orang keruhanian. Mengaji dan berguru dengan mereka itu dapat mendatangkan cahaya ke dalam hati. Dia hendaklah menjauhkan diri dari orang-orang alim kedunian kerena mereka ini adalah alat atau ujian syaitan. Alloh berfirman kepada Nabi Daud a.s.; Beliau berkata kepada dirinya sendiri : "Aduhai! jika saya telah melakukan satu dosa dalam sehari, bagaimana saya hendak lari dari beban 21, 600 dosa?". Beliau menjerit dan terus rebah. Apabila orang datang hendak mengangkatkannya, mereka telah mendapati beliau telah meninggal dunia. Tetapi malang , kebanyakan orang telah lupa. Mereka tidak memperhitung diri mereka sendiri. Jika tiap-tiap satu dosa itu diibaratkan sebiji batu, maka penuhlah sebuah rumah dengan batu itu. Jika malaikat Kiraman Kaatibin meminta gaji karena menulis dosa yang telah manusia lakukan, maka tentulah habis uangnya bahkan tidak cukup untuk membayar gaji mereka itu. Orang berpuas hati membilang biji tasbih sambil berzikir nama Alloh, tetapi mereka tidak ada biji tasbih untuk mengira berapa banyak percakapan sia-sia yang telah diucapkannya. Oleh karena itulah, Khalifah Omar berkata : "Timbanglah perkataan dan perbuatanmu sekarang sebelum ia dipertimbangkan di akhirat kelak". Beliau sendiri sebelum pergi tidur malam hari memukul kakinya dengan cambuk sambil berkata : "Apa yang telah engkau lakukan hari ini?". " Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. ". (Shaad:26) Suatu hari Thalhah sedang sembahyang di bawah pohon-pohon kurma dan terlihat olehnya seekor burung yang jinak berterbangan di situ. Karena memandang burung itu beliau terlupa berapa kalikah beliau sujud. Untuk menghukum dirinya karena kelalaian itu, beliau pun memberi pohon-pohon khurma itu kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda; Aulia Alloh mengetahui hawa nafsu mereka itu selalu membawa kepada kesesatan. Oleh itu mereka berhati-hati benar dan menghukum diri mereka setiap kali mereka telah melanggar batas. "Alloh kasih kepada orang yang tajam matanya terhadap hal-hal yang menimbulkan syak-wasangka dan tidak membiarkan akalnya diganggui oleh serangan hawa nafsu". Akal dan pilihan sangat berkaitan, dan orang yang akalnya tidak menguasai hawa nafsu tidak akan dapat memilih yang baik dari yang jahat. Disamping membuat pilihan dan berhati-hati sebelum bertindak, maka seseorang itu hendaklah menghitung dan menyadari apa yang telah dilakukannya dahulu. Tiap-tiap malam periksalah dengan hati dan lihatlah apa yang telah dilakukan dan sama adanya untung atau rugi dalam bisnis keruhaniaan ini. Ini adalah penting karena hati itu ibarat rekan dalam berbisnis yang jahat yang senantiasa hendak menipu dan menjilat. Kadang-kadang ia menunjukkan diri jahatnya itu. Sebaliknya topeng taat kepada Alloh, agar manusia menganggap ia telah beruntung tetapi sebenarnya ia telah rugi. Seorang Wali Alloh bernama Amiya yang berumur 60 tahun telah menghitung berapa hari umurnya. Maka didapati umurnya ialah selama 21, 600 hari. Jika seseorang itu mendapati diri mereka telah terjauh dan menyeleweng dari sifat zuhud dan disiplin diri, maka sepatutnya beliau belajar dan meminta nasihat dari orang yang pakar dalam latihan keruhanian, supaya hati mereka lebih bersemangat kepada sifat zuhud, disiplin diri dan akhlak yang suci itu. Seorang Wali Alloh pernah berkata, "Apabila saya berasa merosot dalam disiplin diri, saya akan melihat Muhammad bin Abu Wasi, dan melihat beliau itu bersemagatlah hatiku sekurang-kurangnya seminggu". Jika seseorang itu tidak mendapati seseorang yang zuhud di sekitarnya, maka indahlah mengkaji riwayat Aulia Alloh. indah juga ia menasihat jiwanya seperti demikian : 21
  • 22. "Wahai jiwaku! engkau fikir dirimu cerdik pandai dan engkau marah jika disebut bodoh. Maka apakah engkau ini? Engkau sediakan kain baju untuk melindungi dingin tetapi tidak bersedia untuk kembali ke akhirat. Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Alloh berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap menyiapkan persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk menyiapkan persediaan itu. Keadaanmu adalah seperti orang dalam musim sejuk berkata : "Aku tidak pakai pakaian panas, cukuplah aku bertawakkal kepada Alloh untuk melindungi aku dari dingin". Dia telah lupa bahwa Alloh disamping menjadikan dingin itu ada juga memberi petunjuk kepada manusia bagaimana membuat pakaian untuk melindungi dari dari sejuk dan dingin, dan disediakan alat dan bahan-bahan untuk membuat pakaian itu. Ingatlah jiwa! hukuman kepadamu di akhirat kelak bukanlah karena Alloh murka karena tidak patuhmu, dan janganlah berkata : "Bagaimana pula dosaku boleh menyakiti Alloh? Adakah hawa nafsumu sendiri yang menyalakan api neraka di dalam dirimu sendiri, seperti orang yang memakan makanan yang membawa penyakit. adalah penyakit itu tejadi dalam tubuh manusia, dan bukan karena dokter marah kepadanya karena tidak mematuhi perintahnya. "Tidak malukah kamu wahai jiwa! karena kamu sangat cenderung kepada dunia!!!. Jika kamu tidak percaya dengan Syurga dan Neraka, maka sekurang-kurangnya percayalah kepada mati yang akan merampas dari kamu semua keindahan dunia dunia dan membuat kamu merasa kepayahan berpisah dari dunia ini. Semakin kuat keterikan kamu kepada dunia, maka semakin pedihlah yang kamu rasakan. Apakah dunia ini bagimu? Jika seluruh dunia ini dari Timur ke Barat kepunyaanmu dan menyembahmu, namun itu tidaklah lama. Akan semuanya hancur jadi abu bersama dirimu sendiri dan namamu makin lama makin dilupakan, seperti Rajaraja yang dahulu sebelum kamu. Setelah kamu melihat bagaimana kecil dan kerdilnya kamu di dunia ini, maka kenapa kamu bergila-gila benar menjual keindahan dan kebahagiaan yang abadi dan memilih kebahagian yang sementara seperti menjual intan berlian yang mahal untuk mendapatkan kaca yang tidak berharga, dan menjadikan kamu bahan ketawa orang lain?" TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLOH Ujian kedua adalah : ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Alloh dan dengan daya upaya yang ada menghampirkan diri kepada Alloh dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Alloh. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Alloh langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Alloh sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Alloh berkata kepada seorang lelaki : "Jika seseorang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Alloh? hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu." Ujian yang ketiga adalah : ingat kepada Alloh itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau direkayasa kebenarannya, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Alloh itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu, maka cinta kepada menyintai Alloh itu mungkin mengambil tempat juga, karena cinta itu satu hal dan cinta kepada cinta itu adalah satu masalah yang lain pula. Ujian yang keempat adalah : kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Alloh ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaiitu Kalam Alloh, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Alloh. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang karena semua manusia itu adalah hamba Alloh. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada kerja-kerja yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya. Ujian yang kelima adalah : ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu cepat datang agar dapat berbicara dengan rekan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Alloh berfirman kepada Nabi Daud : Ramai orang berkata ia Cinta kepada Alloh Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji terlebih dahulu adakah yang murni atau hanya palsu. Ujian pertama adalah : Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda : "Siapa yang ingin melihat Alloh, Alloh ingin melihat dia." 22