SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Télécharger pour lire hors ligne
RANGKAIAN ARUS
 2                  SEARAH (DC)


2.1 Arus Searah (DC)
Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan
yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:
       i) baterai
       ii) hambatan dan
       iii) kawat penghantar
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya menghasilkan
aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok digunakan karena dalam hal ini harus
terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembali
ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam
prakteknya harganya dapat diabaikan.
       Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat bervariasi, berharga mulai 0,1 Ω
sammpai 10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor standar untuk toleransi ± 10 % biasanya
bernilai resistansi kelipatan 10 atau 0,1 dari:


10     12      15      18      22      27         33   39   47     56      68     82


       Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan
sebuah resistor ditunjukkan pada gambar 2.1-a. Perhatikan bagaimana kedua elemen
tersebut digambarkan dan bagaimana menunjukkan arah arus (dari kutub positif
melewati resistor menuju kutub negatif).




                                                            Rangkaian Arus Searah (DC) 7
Gambar 2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus dan
           b) Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam.

       Pada gambar 2.1-b, telah ditambahkan dua komponen lain pada rangkaian, yaitu:
i) Sebuah saklar untuk memutus rangkaian.
ii) Sebuah resistor dengan simbol r (huruf kecil) untuk menunjukkan fakta bahwa
   tegangan baterai cenderung untuk menurun saat arus yang ditarik dari baterai
   tersebut dinaikkan.


Saklar mempunyai dua kondisi:


ON :   Kondisi ini biasa disebut sebagai “hubung singkat” (shot circuit), dimana secara
       ideal mempunyai karakteristik: V = 0 untuk semua harga I (yaitu R = 0)


OFF : Kondisi dimana arus tidak mengalir atau biasa disebut sebagai “rangkaian
       terbuka” (open circuit), secara ideal mempunyai karakteristik: I = 0 untuk
       semua harga V (yaitu R = ∞).


       Untuk menganalisis lebih lanjut, rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar
rangkaian yang disebut hukum Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan
hukum Kirchhoff, kita coba untuk menyatakan supaya mudah diingat:




8 ELEKTRONIKA DASAR
Gambar 2.2 Rangkaian sederhana dengan tiga loop




i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol (Hukum I,
    disebut KCL – Kirchhoff curent law ).


               ∑i   n   =0                                                       (2.1)


       Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif maka
arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan demikian untuk
rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan:


               ∑i   n   =0
               − I1 + I 2 + I 3 = 0


Tanda negatif pada I 1 menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan jika arus
masuk titik cabang diberi tanda positif.


ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah nol
    (Hukum II, sering disebut sebagai KVL – Kirchhoff voltage law)


               ∑V   n   =0                                                       (2.2)



                                                           Rangkaian Arus Searah (DC) 9
Pada gambar 2.2 dengan menggunakan KVL kita dapat menuliskan tiga
persamaan , yaitu:


       Untuk loop sebelah kiri       :      − E1 + R3 I 3 + R1 I 1 = 0

       Untuk loop sebelah kanan      :      − E 2 + R2 I 2 + R1 I 1 = 0
       Untuk loop luar               :      − E1 + R3 I 3 − R 2 I 2 + E 2 = 0


       Kembali ke rangkaian pada gambar 2.1, bahwa semua komponen dilewati arus I.
Menurut hukum II berlaku:


               ∑V    n   =0
                                                                                (2.3)
               −E + I r+ I R=0


jadi besarnya arus yang mengalir tersebut adalah


                       E
               I=
                     (R + r )

Kita tertarik pada


               V =I R
                            R                                                   (2.4)
                     =E
                          (R + r )

atau dari persamaan 2.3 diperoleh


               V =E−I r                                                         (2.5)


       Persamaan 2.5 memperlihatkan bahwa tegangan V merupakan hasil penurunan
tegangan akibat adanya beban yang dialiri arus. Simbul r disebut hambatan dalam
baterai. Nampak bahwa V merupakan bagian (fraksi) dari E. Rangkaian semacam ini
biasa disebut sebagai “pembagi tegangan” (akan dibicarakan lebih lanjut).




10 ELEKTRONIKA DASAR
2.2 Resistor dalam Rangkaian Seri dan Paralel
Ini merupakan konsep dasar yang memungkinkan kita secara cepat dapat
menyederhanakan rangkaian yang relatif kompleks.




                 a)




                 b)




             Gambar 2.3 Resistor dalam rangkaian: a) seri dan b) paralel.




       Seperti terlihat pada gambar 2.3-a, pada rangkaian seri semua resistor teraliri
arus yang sama. Jika arus yang mengalir sebesar I, kita mempunyai


               V = I ( R1 + R2 + R3 )
                                                                                (2.6)
               V / I = R = R1 + R2 + R3


Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga resistor tersebut dapat digantikan dengan
sebuah resistor tunggal sebesar R.
       Pada rangkaian paralel (gambar 2.3-b), nampak bahwa masing-masing resistor
mendapat tegangan yang sama. Jadi


               I 1 = V / R1
               I 2 = V / R2
               I 3 = V / R3




                                                        Rangkaian Arus Searah (DC) 11
dan
              I = I1 + I 2 + I 3
                        1  1   1 
              V / R =V 
                       R + R + R 
                        1   2   3 


              1   1   1   1
                =   +   +                                                   (2.7)
              R2 R1 R2 R3


atau


              G = G1 + G 2 + G 3                                            (2.8)


dimana G biasa disebut sebagai konduktansi, jadi G = 1/R, dinyatakan dalam satuan
siemen (dengan simbul S atau mho atau Ω-1).




2.3 Pembagi Tegangan (Potential Divider)
Biasanya rangkaian ini digunakan untuk memperoleh tegangan yang diinginkan dari
suatu sumber tegangan yang besar. Gambar 2.4 memperlihatkan bentuk sederhana
rangkaian pembagi tegangan, yaitu diinginkan untuk mendapatkan tegangan keluaran
v o yang merupakan bagian dari tegangan sumber v I dengan memasang dua resistor R1
dan R 2 .




                      Gambar 2.4 Rangkaian pembagi tegangan




12 ELEKTRONIKA DASAR
Nampak bahwa arus i mengalir lewat R1 dan R2, sehingga


               v I = vo + v S                                                 (2.9)

               v S = i R1                                                     (2.10)

               vo = i R2                                                      (2.11)

               v I = i R 2 + i R1                                             (2.12)


Dari persamaan 2.10 dan 2.12 diperoleh


               v o / v S = R 2 / R1                                           (2.13)


       Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( v o , v S ),
masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Dari
persamaan 2.11 dan 2.12 kita peroleh


                               R2
               vo = v I ×                                                     (2.14)
                            (R1 + R2 )

       Rangkaian pembagi tegangan adalah sangat penting sebagai dasar untuk
memahami rangkaian DC atau rangkaian elektronika yang melibatkan berbagai
komponen yang lebih rumit.


2.4 Pembagi Tegangan Terbebani
Gambar 2.5 memperlihatkan suatu pembagi tegangan dengan beban terpasang pada
terminal keluarannya, mengambil arus i 0 dan penurunan tegangan sebesar v 0 . Kita

akan mencoba menemukan hubungan antara i 0 dan v 0 .       Jika arus yang mengalir
melalui R1 sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus yang mengalir lewat
R2 adalah sebesar i − i 0 . Kita mempunyai


               v I − v0 = i × R1                                              (2.15)




                                                       Rangkaian Arus Searah (DC) 13
Gambar 2.5 Rangkaian pembagi tegangan terbebani.




Tegangan pada ujung-ujung beban adalah


              v 0 = (i − i 0 ) × R 2

              v 0 = i × R2 − i0 × R 2                                    (2.16)


Persamaan 2.15 dan 2.16 dapat dituliskan kembali masing-masing menjadi


              v I × R 2 − v 0 × R 2 = i × R1 × R 2
dan
              v 0 × R1 + i0 × R1 × R 2 = i × R1 × R 2


dari keduanya diperoleh


              v I × R 2 − v 0 × R 2 = v 0 × R1 + i 0 × R1 × R 2
atau
              v 0 × (R1 + R 2 ) = v I × R 2 − i 0 × R1 × R 2
atau
                              R2            R1 × R 2
              v0 = v I ×              − i0
                           (R1 + R2 )      (R1 + R 2 )



14 ELEKTRONIKA DASAR
v 0 = v 0 / C − i 0 × RP                                           (2.17)


dimana v 0 / C adalah besarnya tegangan v 0 tanpa adanya beban, yaitu saat i 0 = 0 , dan
harga ini disebut sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit output
voltage) sebesar


                                    R2
                v0 / C = v I ×                                                     (2.18)
                                 (R1 + R 2 )
dengan
                        R1 × R 2
                RP =                                                               (2.19)
                       (R1 + R 2)

disebut sebagai “rsistansi sumber”, dimana harganya sama dengan resistansi R1 dan
R 2 yang dihubungkan secara paralel.
         Harga v 0 / C atau RP tergantung pada sifat dari beban, sehingga efek v 0 akibat
besarnya beban dapat dengan mudah dihitung dengan menggunakan penyederhanaan
rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.6.




                Gambar 2.6 Penyederhanaan rangkaian pembagi tegangan




         Suatu contoh sederhana misalkan beban yang terpasang adalah berupa
hambatan sebesar R L , maka tegangan keluaran mengikuti persamaan pembagi tegangan
yaitu sebesar




                                                          Rangkaian Arus Searah (DC) 15
RL
              v0 = v0 / C ×
                                R L + RP


dimana v 0 / C dan RP masing-masing mengikuti persamaan 2.18 dan 2.19.


2.5 Pembagi Arus (Current Divider)
Rangkaian pembagi arus tidaklah sepenting rangkaian pembagi tegangan, namun perlu
dipahami utamannya saat kita menghubungkan alat ukur arus secara paralel.




                               Gambar 2.7 Rangkaian pembagi arus




Pada gambar 2.7 nampak bahwa v diambil dari resistor R1 dan R 2 , jelas bahwa


              i I = i0 + i S                                                    (2.20)

              i S = v / R1                                                      (2.21)

              i0 = v / R2                                                       (2.22)

                      v   v
              iI =      +                                                       (2.23)
                     R 2 R1

Dari persamaan 2.21 dan 2.22 diperoleh


              i 0 R1
                 =                                                              (2.24)
              i S R2



16 ELEKTRONIKA DASAR
atau
               i0       G2
                    =                                                                  (2.25)
               iS       G1


dimana G = 1 / R = konduktasi.
       Persamaan 2.25 menunjukkan bahwa arus masukan terbagi menjadi dua bagian
( i 0 dan i S ), masing-masing sebanding dengan besarnya harga konduktansi yang
dilewati arus tersebut. Dari persamaan 2.22 dan 2.23 diperoleh


               i0 = v / R2

                      i       1     
               i 0 =  I             
                      R 2  G1 + G 2 
                              G2
               i0 = i I ×                                                              (2.26)
                            G1 + G 2
Jadi arus keluaran i 0 merupakan bagian (fraksi) dari arus masukan.


2.6 Teorema Thevenin
Kembali pada pembahasan pembagi tegangan yang terbebani, hasil yang diperoleh dari
penyederhanaan rangkaian merupakan salah satu kasus dari teorema Thevenin. Secara
singkat teorema Thevenin dapat dikatakan sebagai berikut.


           “Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan
           resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka
           rangkaian         tersebut      dapat   digantikan    dengan    sebuah
           rangkaian seri dari sebuah sumber tegangan rangkaian
           terbuka v 0 / C dan sebuah resistor RP ”


       Gambar 2.8 menunjukkan suatu jaringan rangkaian yang akan dihubungkan
dengan sebuah beban R L . Kombinasi seri v 0 / C dan RP pada gambar 2.8-d merupakan
rangkaian ekivalen/setara Thevenin.




                                                                Rangkaian Arus Searah (DC) 17
Gambar 2.8 Skema terbentuknya rangkaian setara Thevenin




       Ada beberapa kondisi ekstrem dari rangkaian pada gambar 2.8, seperti misalnya
saat R L = ∞ dan R L = 0 .        Harga R L = ∞ berada pada kondisi rangkaian terbuka,
seolah-olah R L dilepas dari terminal keluaran, dengan demikian diperoleh tegangan
rangkaian terbuka sebesar V0 / C (lihat gambar 2.8-b).     Saat R L = 0 (gambar 2.8-c)
berarti rangkaian berada pada kondisi hubung singkat (kedua ujung terminal terhubung
langsung) dengan arus hubung singkat I S / C sebesar


                         V0 / C
               IS /C =                                                          (2.27)
                          RP




18 ELEKTRONIKA DASAR
Pada beberapa rangkaian, perhitungan V0 / C ataupun I S / C kemungkinan sangat
sulit untuk dilakukan. Langkah yang paling mudah adalah dengan menghitung harga
RP (harga resistansi yang dilihat dari kedua ujung terminal keluaran). Dalam hal ini
RP dihitung dengan melihat seolah-olah tidak ada sumber tegangan.


2.7 Teorema Norton
Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian yang secara singkat dapat
dikatakan sebagai berikut.


           “Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan
           resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka
           rangkaian     tersebut   dapat   digantikan    dengan    sebuah
           rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian
           hubung singkat I N dan sebuah konduktansi G N ”




               Gambar 2.9 Skema terbentuknya rangkaian setara Norton




                                                         Rangkaian Arus Searah (DC) 19
Pada gambar 2.9, rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi
paralel antara sebuah sumber arus I N dan sebuah konduktan G N (lihat gambar 2.9-d).

Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban konduktan G L , maka ada dua
harga ekstrem yaitu G L = ∞ dan G L = 0 . Harga G L = ∞ (atau R L = 0 ) berada pada

kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat I S / C sama dengan I N . Sedangkan

harga G L = 0 (atau R L = ∞ ) berada pada kondisi rangkaian terbuka, dimana terlihat
bahwa V0 / C merupakan tegangan rangkaian terbuka. Dengan demikian untuk rangkaian
setara Norton berlaku


                                              IN
                I N = IS /C     dan   GN =                                    (2.28)
                                             V0 / C




Soal Latihan
Perhatikan rangkaian berikut:




   i)       Dengan menggunakan teorema Thevenin, tentukan arus yang mengalir pada
            resistor 3 ohm.
   ii)      Dengan menggunakan teorema Norton, tentukan arus yang mengalir pada
            resistor 3 ohm.




20 ELEKTRONIKA DASAR

Contenu connexe

Tendances

Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanYgrex Thebygdanns
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarKevin Maulana
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameterampas03
 
Unit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangUnit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangDedi Riwanto
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistorbaehaqi alanawa
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinSyihab Ikbal
 
Presentasi rangkaian dioda penyearah
Presentasi rangkaian dioda penyearahPresentasi rangkaian dioda penyearah
Presentasi rangkaian dioda penyearahDavid Suban Koten
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Dana Mezzi
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhPenyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhWahyu Pratama
 

Tendances (20)

Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihan
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasar
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameter
 
Unit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangUnit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombang
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Bab 13 penguat transistor
Bab 13 penguat transistorBab 13 penguat transistor
Bab 13 penguat transistor
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Gambar less
Gambar lessGambar less
Gambar less
 
Presentasi rangkaian dioda penyearah
Presentasi rangkaian dioda penyearahPresentasi rangkaian dioda penyearah
Presentasi rangkaian dioda penyearah
 
Mosfet
MosfetMosfet
Mosfet
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
 
Pertemuan 31
Pertemuan 31Pertemuan 31
Pertemuan 31
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Dioda tunel
Dioda tunelDioda tunel
Dioda tunel
 
Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhPenyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang Penuh
 

En vedette

PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKSri Wulan Hidayati
 
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016MANUEL RENERO A
 
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015Thong bao thi tuyen chuc danh 2015
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015tuyencongchuc
 
Cary Nadler, Phd.
Cary Nadler, Phd.Cary Nadler, Phd.
Cary Nadler, Phd.rearden638
 
Проект відкриття тепличного господарства
Проект відкриття тепличного господарства Проект відкриття тепличного господарства
Проект відкриття тепличного господарства Galyna Makhova
 
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...Iwl Pcu
 
«Добрая точка»
«Добрая точка»«Добрая точка»
«Добрая точка»nfnfrz
 
Normas internacionales de ecologia
Normas internacionales de ecologiaNormas internacionales de ecologia
Normas internacionales de ecologiaitzyavila
 
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Year
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The YearKaterina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Year
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Yearpublicspeakingclub
 
Normas apa
Normas apaNormas apa
Normas apapia18a
 
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)Isaac Low
 
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPoint
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPointTraffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPoint
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPointDan McMullen
 
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione v
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione vLo sviluppo della relazione e della comunicazione v
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione vimartini
 
Три кита систем контроля и учета электроэнергии
Три кита систем контроля и учета электроэнергииТри кита систем контроля и учета электроэнергии
Три кита систем контроля и учета электроэнергииООО "Прософт-Системы"
 

En vedette (16)

PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
 
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016
One Pager Presentación Comercial Aeesa 2016
 
This is it
This is it This is it
This is it
 
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015Thong bao thi tuyen chuc danh 2015
Thong bao thi tuyen chuc danh 2015
 
Cary Nadler, Phd.
Cary Nadler, Phd.Cary Nadler, Phd.
Cary Nadler, Phd.
 
Проект відкриття тепличного господарства
Проект відкриття тепличного господарства Проект відкриття тепличного господарства
Проект відкриття тепличного господарства
 
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...
Focus Groups, Citizens’ Juries and Open Space method: Innovative tools of pub...
 
«Добрая точка»
«Добрая точка»«Добрая точка»
«Добрая точка»
 
Normas internacionales de ecologia
Normas internacionales de ecologiaNormas internacionales de ecologia
Normas internacionales de ecologia
 
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Year
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The YearKaterina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Year
Katerina Yushina "Precious moments" The Best Email Of The Year
 
Normas apa
Normas apaNormas apa
Normas apa
 
Diseño relacional
Diseño relacionalDiseño relacional
Diseño relacional
 
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)
Translation #9 cello poem no.3 (chinese and malay)
 
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPoint
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPointTraffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPoint
Traffic Cone Marketing - Marketing for Restaurants PowerPoint
 
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione v
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione vLo sviluppo della relazione e della comunicazione v
Lo sviluppo della relazione e della comunicazione v
 
Три кита систем контроля и учета электроэнергии
Три кита систем контроля и учета электроэнергииТри кита систем контроля и учета электроэнергии
Три кита систем контроля и учета электроэнергии
 

Similaire à Rangkaian Arus Searah

Konsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cKonsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cfillaf
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifiernuricho22
 
rangkaian thevenin
rangkaian theveninrangkaian thevenin
rangkaian thevenindaimul
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arusvioai
 
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdf
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdfBahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdf
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdfAbdullahNiam1
 
Rangkaian resistor, hukum ohm.ppt
Rangkaian resistor, hukum ohm.pptRangkaian resistor, hukum ohm.ppt
Rangkaian resistor, hukum ohm.pptDanuRachmanHakim1
 
Resume 5
Resume 5Resume 5
Resume 5TEI-TKJ
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrikSyihab Ikbal
 
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxGheaTutkey1
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianbayu dewangga
 
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docx
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docxRangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docx
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docxRafiArdiansyah6
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDAAq Miftah Rohman
 

Similaire à Rangkaian Arus Searah (20)

Konsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cKonsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-c
 
10 seridanparalel
10 seridanparalel10 seridanparalel
10 seridanparalel
 
Elektronika analog 1_ch2
Elektronika analog 1_ch2Elektronika analog 1_ch2
Elektronika analog 1_ch2
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifier
 
rangkaian thevenin
rangkaian theveninrangkaian thevenin
rangkaian thevenin
 
Acara 2 ikb
Acara 2 ikbAcara 2 ikb
Acara 2 ikb
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
sak.pptx
sak.pptxsak.pptx
sak.pptx
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
 
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdf
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdfBahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdf
Bahan Ajar Elektronika Daya Penyearah Daya.pdf
 
Rangkaian resistor, hukum ohm.ppt
Rangkaian resistor, hukum ohm.pptRangkaian resistor, hukum ohm.ppt
Rangkaian resistor, hukum ohm.ppt
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
Resume 5
Resume 5Resume 5
Resume 5
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik
 
Job 2
Job 2Job 2
Job 2
 
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docx
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docxRangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docx
Rangkaian_Listrik_I_Teorema_Thevenin_dan.docx
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 

Plus de Syihab Ikbal

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Syihab Ikbal
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Syihab Ikbal
 
Dioda Semikonduktor
Dioda SemikonduktorDioda Semikonduktor
Dioda SemikonduktorSyihab Ikbal
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorSyihab Ikbal
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACSyihab Ikbal
 
Arus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan ListrikArus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan ListrikSyihab Ikbal
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaSyihab Ikbal
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik diodaSyihab Ikbal
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rcSyihab Ikbal
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasarSyihab Ikbal
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balikSyihab Ikbal
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalenSyihab Ikbal
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitorSyihab Ikbal
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran teganganSyihab Ikbal
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elkaSyihab Ikbal
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporanSyihab Ikbal
 

Plus de Syihab Ikbal (17)

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Dioda Semikonduktor
Dioda SemikonduktorDioda Semikonduktor
Dioda Semikonduktor
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktor
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
 
Alat Ukur Listrik
Alat Ukur ListrikAlat Ukur Listrik
Alat Ukur Listrik
 
Arus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan ListrikArus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan Listrik
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasar
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
 

Dernier

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Dernier (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Rangkaian Arus Searah

  • 1. RANGKAIAN ARUS 2 SEARAH (DC) 2.1 Arus Searah (DC) Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi: i) baterai ii) hambatan dan iii) kawat penghantar Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya menghasilkan aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok digunakan karena dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam prakteknya harganya dapat diabaikan. Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat bervariasi, berharga mulai 0,1 Ω sammpai 10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor standar untuk toleransi ± 10 % biasanya bernilai resistansi kelipatan 10 atau 0,1 dari: 10 12 15 18 22 27 33 39 47 56 68 82 Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan sebuah resistor ditunjukkan pada gambar 2.1-a. Perhatikan bagaimana kedua elemen tersebut digambarkan dan bagaimana menunjukkan arah arus (dari kutub positif melewati resistor menuju kutub negatif). Rangkaian Arus Searah (DC) 7
  • 2. Gambar 2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus dan b) Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam. Pada gambar 2.1-b, telah ditambahkan dua komponen lain pada rangkaian, yaitu: i) Sebuah saklar untuk memutus rangkaian. ii) Sebuah resistor dengan simbol r (huruf kecil) untuk menunjukkan fakta bahwa tegangan baterai cenderung untuk menurun saat arus yang ditarik dari baterai tersebut dinaikkan. Saklar mempunyai dua kondisi: ON : Kondisi ini biasa disebut sebagai “hubung singkat” (shot circuit), dimana secara ideal mempunyai karakteristik: V = 0 untuk semua harga I (yaitu R = 0) OFF : Kondisi dimana arus tidak mengalir atau biasa disebut sebagai “rangkaian terbuka” (open circuit), secara ideal mempunyai karakteristik: I = 0 untuk semua harga V (yaitu R = ∞). Untuk menganalisis lebih lanjut, rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar rangkaian yang disebut hukum Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan hukum Kirchhoff, kita coba untuk menyatakan supaya mudah diingat: 8 ELEKTRONIKA DASAR
  • 3. Gambar 2.2 Rangkaian sederhana dengan tiga loop i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol (Hukum I, disebut KCL – Kirchhoff curent law ). ∑i n =0 (2.1) Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan demikian untuk rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan: ∑i n =0 − I1 + I 2 + I 3 = 0 Tanda negatif pada I 1 menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan jika arus masuk titik cabang diberi tanda positif. ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah nol (Hukum II, sering disebut sebagai KVL – Kirchhoff voltage law) ∑V n =0 (2.2) Rangkaian Arus Searah (DC) 9
  • 4. Pada gambar 2.2 dengan menggunakan KVL kita dapat menuliskan tiga persamaan , yaitu: Untuk loop sebelah kiri : − E1 + R3 I 3 + R1 I 1 = 0 Untuk loop sebelah kanan : − E 2 + R2 I 2 + R1 I 1 = 0 Untuk loop luar : − E1 + R3 I 3 − R 2 I 2 + E 2 = 0 Kembali ke rangkaian pada gambar 2.1, bahwa semua komponen dilewati arus I. Menurut hukum II berlaku: ∑V n =0 (2.3) −E + I r+ I R=0 jadi besarnya arus yang mengalir tersebut adalah E I= (R + r ) Kita tertarik pada V =I R R (2.4) =E (R + r ) atau dari persamaan 2.3 diperoleh V =E−I r (2.5) Persamaan 2.5 memperlihatkan bahwa tegangan V merupakan hasil penurunan tegangan akibat adanya beban yang dialiri arus. Simbul r disebut hambatan dalam baterai. Nampak bahwa V merupakan bagian (fraksi) dari E. Rangkaian semacam ini biasa disebut sebagai “pembagi tegangan” (akan dibicarakan lebih lanjut). 10 ELEKTRONIKA DASAR
  • 5. 2.2 Resistor dalam Rangkaian Seri dan Paralel Ini merupakan konsep dasar yang memungkinkan kita secara cepat dapat menyederhanakan rangkaian yang relatif kompleks. a) b) Gambar 2.3 Resistor dalam rangkaian: a) seri dan b) paralel. Seperti terlihat pada gambar 2.3-a, pada rangkaian seri semua resistor teraliri arus yang sama. Jika arus yang mengalir sebesar I, kita mempunyai V = I ( R1 + R2 + R3 ) (2.6) V / I = R = R1 + R2 + R3 Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga resistor tersebut dapat digantikan dengan sebuah resistor tunggal sebesar R. Pada rangkaian paralel (gambar 2.3-b), nampak bahwa masing-masing resistor mendapat tegangan yang sama. Jadi I 1 = V / R1 I 2 = V / R2 I 3 = V / R3 Rangkaian Arus Searah (DC) 11
  • 6. dan I = I1 + I 2 + I 3  1 1 1  V / R =V  R + R + R   1 2 3  1 1 1 1 = + + (2.7) R2 R1 R2 R3 atau G = G1 + G 2 + G 3 (2.8) dimana G biasa disebut sebagai konduktansi, jadi G = 1/R, dinyatakan dalam satuan siemen (dengan simbul S atau mho atau Ω-1). 2.3 Pembagi Tegangan (Potential Divider) Biasanya rangkaian ini digunakan untuk memperoleh tegangan yang diinginkan dari suatu sumber tegangan yang besar. Gambar 2.4 memperlihatkan bentuk sederhana rangkaian pembagi tegangan, yaitu diinginkan untuk mendapatkan tegangan keluaran v o yang merupakan bagian dari tegangan sumber v I dengan memasang dua resistor R1 dan R 2 . Gambar 2.4 Rangkaian pembagi tegangan 12 ELEKTRONIKA DASAR
  • 7. Nampak bahwa arus i mengalir lewat R1 dan R2, sehingga v I = vo + v S (2.9) v S = i R1 (2.10) vo = i R2 (2.11) v I = i R 2 + i R1 (2.12) Dari persamaan 2.10 dan 2.12 diperoleh v o / v S = R 2 / R1 (2.13) Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( v o , v S ), masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Dari persamaan 2.11 dan 2.12 kita peroleh R2 vo = v I × (2.14) (R1 + R2 ) Rangkaian pembagi tegangan adalah sangat penting sebagai dasar untuk memahami rangkaian DC atau rangkaian elektronika yang melibatkan berbagai komponen yang lebih rumit. 2.4 Pembagi Tegangan Terbebani Gambar 2.5 memperlihatkan suatu pembagi tegangan dengan beban terpasang pada terminal keluarannya, mengambil arus i 0 dan penurunan tegangan sebesar v 0 . Kita akan mencoba menemukan hubungan antara i 0 dan v 0 . Jika arus yang mengalir melalui R1 sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus yang mengalir lewat R2 adalah sebesar i − i 0 . Kita mempunyai v I − v0 = i × R1 (2.15) Rangkaian Arus Searah (DC) 13
  • 8. Gambar 2.5 Rangkaian pembagi tegangan terbebani. Tegangan pada ujung-ujung beban adalah v 0 = (i − i 0 ) × R 2 v 0 = i × R2 − i0 × R 2 (2.16) Persamaan 2.15 dan 2.16 dapat dituliskan kembali masing-masing menjadi v I × R 2 − v 0 × R 2 = i × R1 × R 2 dan v 0 × R1 + i0 × R1 × R 2 = i × R1 × R 2 dari keduanya diperoleh v I × R 2 − v 0 × R 2 = v 0 × R1 + i 0 × R1 × R 2 atau v 0 × (R1 + R 2 ) = v I × R 2 − i 0 × R1 × R 2 atau R2 R1 × R 2 v0 = v I × − i0 (R1 + R2 ) (R1 + R 2 ) 14 ELEKTRONIKA DASAR
  • 9. v 0 = v 0 / C − i 0 × RP (2.17) dimana v 0 / C adalah besarnya tegangan v 0 tanpa adanya beban, yaitu saat i 0 = 0 , dan harga ini disebut sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit output voltage) sebesar R2 v0 / C = v I × (2.18) (R1 + R 2 ) dengan R1 × R 2 RP = (2.19) (R1 + R 2) disebut sebagai “rsistansi sumber”, dimana harganya sama dengan resistansi R1 dan R 2 yang dihubungkan secara paralel. Harga v 0 / C atau RP tergantung pada sifat dari beban, sehingga efek v 0 akibat besarnya beban dapat dengan mudah dihitung dengan menggunakan penyederhanaan rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Penyederhanaan rangkaian pembagi tegangan Suatu contoh sederhana misalkan beban yang terpasang adalah berupa hambatan sebesar R L , maka tegangan keluaran mengikuti persamaan pembagi tegangan yaitu sebesar Rangkaian Arus Searah (DC) 15
  • 10. RL v0 = v0 / C × R L + RP dimana v 0 / C dan RP masing-masing mengikuti persamaan 2.18 dan 2.19. 2.5 Pembagi Arus (Current Divider) Rangkaian pembagi arus tidaklah sepenting rangkaian pembagi tegangan, namun perlu dipahami utamannya saat kita menghubungkan alat ukur arus secara paralel. Gambar 2.7 Rangkaian pembagi arus Pada gambar 2.7 nampak bahwa v diambil dari resistor R1 dan R 2 , jelas bahwa i I = i0 + i S (2.20) i S = v / R1 (2.21) i0 = v / R2 (2.22) v v iI = + (2.23) R 2 R1 Dari persamaan 2.21 dan 2.22 diperoleh i 0 R1 = (2.24) i S R2 16 ELEKTRONIKA DASAR
  • 11. atau i0 G2 = (2.25) iS G1 dimana G = 1 / R = konduktasi. Persamaan 2.25 menunjukkan bahwa arus masukan terbagi menjadi dua bagian ( i 0 dan i S ), masing-masing sebanding dengan besarnya harga konduktansi yang dilewati arus tersebut. Dari persamaan 2.22 dan 2.23 diperoleh i0 = v / R2  i  1  i 0 =  I    R 2  G1 + G 2  G2 i0 = i I × (2.26) G1 + G 2 Jadi arus keluaran i 0 merupakan bagian (fraksi) dari arus masukan. 2.6 Teorema Thevenin Kembali pada pembahasan pembagi tegangan yang terbebani, hasil yang diperoleh dari penyederhanaan rangkaian merupakan salah satu kasus dari teorema Thevenin. Secara singkat teorema Thevenin dapat dikatakan sebagai berikut. “Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian seri dari sebuah sumber tegangan rangkaian terbuka v 0 / C dan sebuah resistor RP ” Gambar 2.8 menunjukkan suatu jaringan rangkaian yang akan dihubungkan dengan sebuah beban R L . Kombinasi seri v 0 / C dan RP pada gambar 2.8-d merupakan rangkaian ekivalen/setara Thevenin. Rangkaian Arus Searah (DC) 17
  • 12. Gambar 2.8 Skema terbentuknya rangkaian setara Thevenin Ada beberapa kondisi ekstrem dari rangkaian pada gambar 2.8, seperti misalnya saat R L = ∞ dan R L = 0 . Harga R L = ∞ berada pada kondisi rangkaian terbuka, seolah-olah R L dilepas dari terminal keluaran, dengan demikian diperoleh tegangan rangkaian terbuka sebesar V0 / C (lihat gambar 2.8-b). Saat R L = 0 (gambar 2.8-c) berarti rangkaian berada pada kondisi hubung singkat (kedua ujung terminal terhubung langsung) dengan arus hubung singkat I S / C sebesar V0 / C IS /C = (2.27) RP 18 ELEKTRONIKA DASAR
  • 13. Pada beberapa rangkaian, perhitungan V0 / C ataupun I S / C kemungkinan sangat sulit untuk dilakukan. Langkah yang paling mudah adalah dengan menghitung harga RP (harga resistansi yang dilihat dari kedua ujung terminal keluaran). Dalam hal ini RP dihitung dengan melihat seolah-olah tidak ada sumber tegangan. 2.7 Teorema Norton Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian yang secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut. “Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian hubung singkat I N dan sebuah konduktansi G N ” Gambar 2.9 Skema terbentuknya rangkaian setara Norton Rangkaian Arus Searah (DC) 19
  • 14. Pada gambar 2.9, rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi paralel antara sebuah sumber arus I N dan sebuah konduktan G N (lihat gambar 2.9-d). Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban konduktan G L , maka ada dua harga ekstrem yaitu G L = ∞ dan G L = 0 . Harga G L = ∞ (atau R L = 0 ) berada pada kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat I S / C sama dengan I N . Sedangkan harga G L = 0 (atau R L = ∞ ) berada pada kondisi rangkaian terbuka, dimana terlihat bahwa V0 / C merupakan tegangan rangkaian terbuka. Dengan demikian untuk rangkaian setara Norton berlaku IN I N = IS /C dan GN = (2.28) V0 / C Soal Latihan Perhatikan rangkaian berikut: i) Dengan menggunakan teorema Thevenin, tentukan arus yang mengalir pada resistor 3 ohm. ii) Dengan menggunakan teorema Norton, tentukan arus yang mengalir pada resistor 3 ohm. 20 ELEKTRONIKA DASAR