SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
Cutaneous larva migrans
Definisi CLM
Cutaneous larva migrans / creeping eruption :
Erupsi di kulit berbentuk penjalaran, sebagai reaksi
hipersensitivitas kulit terhadap invasi larva cacing
tambang / nematodes (roundworms) / produknya.
Definisi CLM
• Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk
linier / berkelok-kelok,menimbul dan progresif,
disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal
dari feses anjing dan kucing
Sinonim
 Dermatosis linearis migrans
 Sandworm disease
Epidemiologi
• Distribusi Geografik
Di Jakarta :
kucing = 72% A.braziliense
anjing = 18% A.braziliense,68% A.caninum
• Sering daerah iklim hangat dan lembab ( Sub tropis &
Tropis)
• Larvanya banyak ditemukan di pantai berpasir
Epidemiologi
• Di berbagai daerah di Indonesia, prevalensi infeksi cacing tambang
berkisar 30-50%
• Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan
• Tingginya prevalensi juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan.
Sebagai contoh kelompok karyawan yang mengolah tanah di
perkebunan teh , karet akan terus menerus terpapar sumber
kontaminasi
Etiologi
• Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang
yang hidup di usus anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma
branziliense dan Ancylostoma caninum
• Ancylostoma branziliense dan Ancylostoma caninum dapat
ditemukan di daerah tropis dan subtropik; juga ditemukan di
Indonesia
Morfologi Ancylostoma branziliense
• Mempunyai 2 pasang gigi
yang tidak sama besarnya
• Panjang cacing jantan 4,7-
6,3 mm
• Panjang cacing betina 6,1-
8,4 mm
Morfologi Ancylostoma caninum
• Memiliki 3 pasang gigi
• Panjang cacing jantan 10 mm
• Panjang cacing betina 14 mm
Respon Imunitas
Respon Imunitas
Siklus Hidup
Life Cycle
• Siklus hidup parasit dimulai, saat telur dari
feses hewan yang terdapat di pasir yang
lembap dan hangat menetas dan
mengeluarkan larva.
• Larva memakan bakteri pasir, dan akan
berubah menjadi larva rhabditiform, lalu
filariform yang adalah bentuk infektif.
Penetrasi
• Fase infektif menembus kulit hospes, dan
masuk ke epidermis
• Parasit mengeluarkan enzim protease –
penetrasi folikel, dan kulit intak maupun luka.
Didalam epidermis, larva melepas lapisan
kutikula, dan mulai migrasi dalam 2-3 hari.
Infeksi manusia
• Manusia adalah hospes reservoar, dan larva
tidak memiliki enzim kolagenase untuk
menembus membrana basalis dan menginvasi
dermis manusia, larva terisolir di epidermis.
Faktor Resiko
Kebiasaan tidak menggunakan
alas kaki
Pengobatan anjing dan kucing
secara teratur
Berlibur ke daerah tropis atau
pesisir pantai
Cuaca atau iklim lingkungan
Faktor Resiko
Tinggal di daerah dengan
keadaan pasir atau tanah yang
lembab
Usia
Pekerjaan
LARVA FILARIFORM
PENETRASI KE DALAM
KULIT
LARVA BERADA DI
DALAM KULIT
LARVA BERJALAN
JALAN SEPANJANG
DERMO-EPIDERMAL
TERBENTUK
PAPUL ERITEM
RASA GATAL
DAN PANAS
TIMBUL GEJALA PADA
KULIT
MEMBENTUK
BURROW
(TEROWONGAN)
PAPUL MENJALAR
BERKELOK KELOK,
POLISIKLIK, SERPIGINOSA,
DAN MENIMBUL
Patogenesis
Manifestasi Klinis
• Waktu dari exposure-onset1-6 hari
• Perubahan pada kulit adalah gejala klinis yg paling khas
pada CLM tersebut
Effloresensi Kulit
• Karakter pada lesi CLM adalah eritem,papul yg berbentuk
linear dan berkelok-kelok serpiginosa,dan biasanya
membentuk burrowcreeping eruption,yg berlangsung 2-8
minggu
• Kadang ada juga ditemukan vesikel
• Lesi biasanya 3mm lebar dan 15-20cm panjang
• Gatal dan nyeri
• Larva dapat bergerak dan berpindah biasanya beberapa mm-
cm/hari
Diagnosis
 Anamnesis
Identitas : TU usia,pekerjaan
Keluhan utama : Bintil merah dan menjalar
Onset : 2 hari
Lokasi : Punggung tangan kiri
Kualitas : Menjalar
Kuantitas : Sepanjang hari
Kronologis : 10 hari lalu berlibur ke pantai
Diagnosis
 Memperingan :
 Memperberat : pada malam hari
 Keluhan tambahan : gatal
 RPD :
 RPK :
 RKP : pakai alas kaki / tdk
 Riwayat bepergian : berlibur ke pantai
Diagnosis
 Pemeriksaan Fisik
 TTV
 Lesi khas :
• Erimatosa
• Meninggi
• Membentuk terowongan
berkelok-kelok seperti ular
di lokasi khas
 Predileksi : punggung tangan/kaki,anus,bokong,paha dan telapak kaki
Diagnosis
 Pemeriksaan Penunjang
Normal dlm tubuh : 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
Meningkat hingga 3000 mm3 ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay)
• Adanya terowongan bedakan dengan skabies, pada
skabies terowongan yang terbentuk tidak panjang
• Bila melihat bentuk yang polisiklik mirip dengan
dermatofitosis.
• Pada permulaan lesi berupa papul, sering diduga insect
bite.
• Invasi larva yang multipel timbul serentak,papul-papul
lesi dini sering menyerupai herpes zoster pada
stad.permulaan
Diagnosis Banding
Skabies
• Gatal pada kulit
• Tungau atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei.
• Ukuran kutu (tungau) betina 0,3-0,4 mm
• Sarcoptes scabei jantan
setengah dari ukuran
betina.
Skabies
• Kutu betina yang sudah dibuahi akan tinggal di kulit
dengan membuat liang terowongan pada kulit, dan akan
bertelur 40-50 butir telur, dan akan menetas dalam waktu
3-5 hari.
Sanitasi buruk
Faktor Risiko Skabies
Kurang Gizi
kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang bahkan
tidak mendapat sinar matahari secara langsung.
X
Gejala Skabies
• Gejala utama adalah rasa gatal, yang terjadi karena reaksi
alergi terhadap tungau, terutama pada malam hari.
• Lokasi gatal:
– Di sela-sela jari dan pergelangan tangan
– Pada permukaan luar siku dan lipat ketiak
– Di sekitar perut dan pusar
– Pada bagian bokong dan selangkangan
– Pada daerah areola mamae
Penyakit ini mudah menular melalui kontak langsung (berjabat tangan,
tidur bersama, hubungan seksual) dan tidak langsung (pakaian,
handuk, sprei, bantal).
Dermatofitosis
• Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan
jamur dermatofita. Disebut juga sebagai tinea, ringworm,
kurap, teigne, herpes sirsinata.
Dermatofitosis
• Jamur ini dapat menginfeksi jaringan keratin manusia
maupun binatang.
• Gejala Dermatofitosis
1. Gatal-gatal
2. Munculnya pertumbuhan jamur kulit
• lesi bulat/ lonjong
• tepi yang aktif
• polisiklik, arsinar, dan sirsinar
• Pada bagian pinggir ditemukan lesi
yang aktif yang ditandai dengan
eritema, adanya papul atau vesikel,
sedangkan pada bagian tengah lesi
relatif lebih tenang.
Granuloma
Anulare
Tinea Pedis Insect bites Herpes Zooster
• Lesi berbentuk
cincin
•Lesi tidak
memperlihatkan
skuama dan
vesikel serta tidak
gatal
• Pemeriksaan
kalium hidroksida
memberi hasil
positif
Ada gatal spt
creeping eruption
Tidak membentuk
terowongan
Lesi berupa papul
Ada terbentuk
papul
Lesi membentuk
linier pada
persarafan
dermatom
Timbul serentak
Tidak gatal tetapi
nyeri
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Steroid topikal superpoten kelas 1
(mis.krim klobetasol) untuk gatal
400 mg/ hari
Selama 3 hari
50 mg/kg/hari
dalam 2 dosis
selama 2-5 hari
Penatalaksanaan
Mengurangi gejala dgn
memperlambat aktivitas larva cacing
pada suhu rendah
Nitrogen cair : ke
ujung lesi yang aktif
Edukasi dan Pencegahan
• Mencegah bagian tubuh untuk berkontak langsung dengan tanah atau pasir
yang terkontaminasi
• Melakukan pengobatan secara teratur terhadap anjing dan kucing dengan
antihelmintik
• Menutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan mencegah binatanguntuk
defekasi di lubang tersebut
• Wisatawan disarankan untuk menggunakan alas kaki saat berjalan dipantai
dan menggunakan kursi saat berjemur
• Mencuci tangan
Komplikasi
Pruritus pada creeping eruption dapat menimbulkan
ekskoriasi pada lokasi lesi.
Ekskoriasi
Infeksi Sekunder
• Pruritus  Luka pada lesi creeping eruption  invasi
oleh bakteri Streptococcus ß hemoliticus  infeksi kulit
sekunder (Erisepelas dan selulitis).
Prognosis
• Dubia et bonam. Terapi yang tepat dengan terapi
antihelmintes (albendazole atau tiabendazole).
• Creeping eruption termasuk ke dalam golongan penyakit
self limiting.
• Lesi tanpa komplikasi yang tidak diobati dapat sembuh
dalam waktu 4 -8 minggu.
Referensi
• Linuwih,Sri.2015.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VII.Jakarta : Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Goodheart,Herbert.2013.Diagnosis Fotografik & Penatalaksanaan Penyakit Kulit
Edisi 3. Jakarta : EGC.
• Sutanto,Inge.dkk.2008.Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi
Keempat.Jakarta:Badan Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
• Siregar,R.S.2005.Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta:EGC.
• Baratawidjaja,Karnen Garna.dkk.2014.Imunologi Dasar Edisi ke – 11.
Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Soebrata,R.Ganda.2011.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta : Dian Rakyat.

Contenu connexe

Tendances

Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasissohapi
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitAris Rahmanda
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabieshomeworkping4
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 

Tendances (20)

Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
 
Efloresensi
EfloresensiEfloresensi
Efloresensi
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi Kulit
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 

En vedette (20)

Visceral Larva Migrans
Visceral Larva MigransVisceral Larva Migrans
Visceral Larva Migrans
 
Hookworm Larva Migrans Presentation
Hookworm Larva Migrans PresentationHookworm Larva Migrans Presentation
Hookworm Larva Migrans Presentation
 
Larva migrans
Larva  migransLarva  migrans
Larva migrans
 
LARVA MIGRANS CUTANEA (LMC)
LARVA MIGRANS CUTANEA (LMC)LARVA MIGRANS CUTANEA (LMC)
LARVA MIGRANS CUTANEA (LMC)
 
Larva migrans visceral y cutanea
Larva migrans visceral y cutaneaLarva migrans visceral y cutanea
Larva migrans visceral y cutanea
 
Clinical Management of Cutaneous Myiasis Wound Due To Post Traumatic Horn Inj...
Clinical Management of Cutaneous Myiasis Wound Due To Post Traumatic Horn Inj...Clinical Management of Cutaneous Myiasis Wound Due To Post Traumatic Horn Inj...
Clinical Management of Cutaneous Myiasis Wound Due To Post Traumatic Horn Inj...
 
Larva migrans cutânea mucosa
Larva migrans cutânea mucosaLarva migrans cutânea mucosa
Larva migrans cutânea mucosa
 
Leaflet isk akper muna
Leaflet isk akper munaLeaflet isk akper muna
Leaflet isk akper muna
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Leaflet bph
Leaflet bphLeaflet bph
Leaflet bph
 
Leaflet isk akper raha
Leaflet isk akper rahaLeaflet isk akper raha
Leaflet isk akper raha
 
Leaflet isk
Leaflet iskLeaflet isk
Leaflet isk
 
Leaflet bhp akper pemda muna
Leaflet bhp akper pemda munaLeaflet bhp akper pemda muna
Leaflet bhp akper pemda muna
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
\ helminthes mohanbio
\ helminthes mohanbio\ helminthes mohanbio
\ helminthes mohanbio
 
Kingdom protista
Kingdom protistaKingdom protista
Kingdom protista
 
Parasitology revision 2016 mod ug
Parasitology revision 2016 mod ugParasitology revision 2016 mod ug
Parasitology revision 2016 mod ug
 
slides Larva migrans
slides Larva migransslides Larva migrans
slides Larva migrans
 
Anquilostomiasis y Larva Migrans Cutánea
Anquilostomiasis y Larva Migrans CutáneaAnquilostomiasis y Larva Migrans Cutánea
Anquilostomiasis y Larva Migrans Cutánea
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
 

Similaire à Cutaneous Larva Migrans (20)

Referat kulit
Referat kulitReferat kulit
Referat kulit
 
Infeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptxInfeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptx
 
SKABIES
SKABIESSKABIES
SKABIES
 
SKABIES PENYULUHAN.ppt
SKABIES PENYULUHAN.pptSKABIES PENYULUHAN.ppt
SKABIES PENYULUHAN.ppt
 
Scabies
ScabiesScabies
Scabies
 
nematoda usus
nematoda ususnematoda usus
nematoda usus
 
Scabies dan Pediculosis
Scabies dan PediculosisScabies dan Pediculosis
Scabies dan Pediculosis
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
 
pdfcoffee.com_skabies-ppt-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_skabies-ppt-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_skabies-ppt-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_skabies-ppt-pdf-free.pdf
 
Kelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagiKelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagi
 
Kelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagiKelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagi
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Scabies 1.pdf
Scabies 1.pdfScabies 1.pdf
Scabies 1.pdf
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 

Plus de Syscha Lumempouw

Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Syscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulangSyscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Syscha Lumempouw
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiSyscha Lumempouw
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 

Plus de Syscha Lumempouw (20)

Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulang
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi Anatomi
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 

Dernier

partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxDocApizz
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxALHIDAYAHRMALLORONG2
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 

Dernier (15)

partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 

Cutaneous Larva Migrans

  • 2. Definisi CLM Cutaneous larva migrans / creeping eruption : Erupsi di kulit berbentuk penjalaran, sebagai reaksi hipersensitivitas kulit terhadap invasi larva cacing tambang / nematodes (roundworms) / produknya.
  • 3. Definisi CLM • Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linier / berkelok-kelok,menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari feses anjing dan kucing
  • 4. Sinonim  Dermatosis linearis migrans  Sandworm disease
  • 5. Epidemiologi • Distribusi Geografik Di Jakarta : kucing = 72% A.braziliense anjing = 18% A.braziliense,68% A.caninum • Sering daerah iklim hangat dan lembab ( Sub tropis & Tropis) • Larvanya banyak ditemukan di pantai berpasir
  • 6. Epidemiologi • Di berbagai daerah di Indonesia, prevalensi infeksi cacing tambang berkisar 30-50% • Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan • Tingginya prevalensi juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Sebagai contoh kelompok karyawan yang mengolah tanah di perkebunan teh , karet akan terus menerus terpapar sumber kontaminasi
  • 7. Etiologi • Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang yang hidup di usus anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma branziliense dan Ancylostoma caninum • Ancylostoma branziliense dan Ancylostoma caninum dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropik; juga ditemukan di Indonesia
  • 8. Morfologi Ancylostoma branziliense • Mempunyai 2 pasang gigi yang tidak sama besarnya • Panjang cacing jantan 4,7- 6,3 mm • Panjang cacing betina 6,1- 8,4 mm
  • 9. Morfologi Ancylostoma caninum • Memiliki 3 pasang gigi • Panjang cacing jantan 10 mm • Panjang cacing betina 14 mm
  • 13. Life Cycle • Siklus hidup parasit dimulai, saat telur dari feses hewan yang terdapat di pasir yang lembap dan hangat menetas dan mengeluarkan larva. • Larva memakan bakteri pasir, dan akan berubah menjadi larva rhabditiform, lalu filariform yang adalah bentuk infektif.
  • 14. Penetrasi • Fase infektif menembus kulit hospes, dan masuk ke epidermis • Parasit mengeluarkan enzim protease – penetrasi folikel, dan kulit intak maupun luka. Didalam epidermis, larva melepas lapisan kutikula, dan mulai migrasi dalam 2-3 hari.
  • 15. Infeksi manusia • Manusia adalah hospes reservoar, dan larva tidak memiliki enzim kolagenase untuk menembus membrana basalis dan menginvasi dermis manusia, larva terisolir di epidermis.
  • 16. Faktor Resiko Kebiasaan tidak menggunakan alas kaki Pengobatan anjing dan kucing secara teratur Berlibur ke daerah tropis atau pesisir pantai Cuaca atau iklim lingkungan
  • 17. Faktor Resiko Tinggal di daerah dengan keadaan pasir atau tanah yang lembab Usia Pekerjaan
  • 18. LARVA FILARIFORM PENETRASI KE DALAM KULIT LARVA BERADA DI DALAM KULIT LARVA BERJALAN JALAN SEPANJANG DERMO-EPIDERMAL TERBENTUK PAPUL ERITEM RASA GATAL DAN PANAS TIMBUL GEJALA PADA KULIT MEMBENTUK BURROW (TEROWONGAN) PAPUL MENJALAR BERKELOK KELOK, POLISIKLIK, SERPIGINOSA, DAN MENIMBUL Patogenesis
  • 19. Manifestasi Klinis • Waktu dari exposure-onset1-6 hari • Perubahan pada kulit adalah gejala klinis yg paling khas pada CLM tersebut
  • 20. Effloresensi Kulit • Karakter pada lesi CLM adalah eritem,papul yg berbentuk linear dan berkelok-kelok serpiginosa,dan biasanya membentuk burrowcreeping eruption,yg berlangsung 2-8 minggu • Kadang ada juga ditemukan vesikel • Lesi biasanya 3mm lebar dan 15-20cm panjang • Gatal dan nyeri • Larva dapat bergerak dan berpindah biasanya beberapa mm- cm/hari
  • 21. Diagnosis  Anamnesis Identitas : TU usia,pekerjaan Keluhan utama : Bintil merah dan menjalar Onset : 2 hari Lokasi : Punggung tangan kiri Kualitas : Menjalar Kuantitas : Sepanjang hari Kronologis : 10 hari lalu berlibur ke pantai
  • 22. Diagnosis  Memperingan :  Memperberat : pada malam hari  Keluhan tambahan : gatal  RPD :  RPK :  RKP : pakai alas kaki / tdk  Riwayat bepergian : berlibur ke pantai
  • 23. Diagnosis  Pemeriksaan Fisik  TTV  Lesi khas : • Erimatosa • Meninggi • Membentuk terowongan berkelok-kelok seperti ular di lokasi khas  Predileksi : punggung tangan/kaki,anus,bokong,paha dan telapak kaki
  • 24. Diagnosis  Pemeriksaan Penunjang Normal dlm tubuh : 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3) Meningkat hingga 3000 mm3 ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay)
  • 25. • Adanya terowongan bedakan dengan skabies, pada skabies terowongan yang terbentuk tidak panjang • Bila melihat bentuk yang polisiklik mirip dengan dermatofitosis. • Pada permulaan lesi berupa papul, sering diduga insect bite. • Invasi larva yang multipel timbul serentak,papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes zoster pada stad.permulaan Diagnosis Banding
  • 26. Skabies • Gatal pada kulit • Tungau atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei. • Ukuran kutu (tungau) betina 0,3-0,4 mm • Sarcoptes scabei jantan setengah dari ukuran betina.
  • 27. Skabies • Kutu betina yang sudah dibuahi akan tinggal di kulit dengan membuat liang terowongan pada kulit, dan akan bertelur 40-50 butir telur, dan akan menetas dalam waktu 3-5 hari.
  • 28. Sanitasi buruk Faktor Risiko Skabies Kurang Gizi kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang bahkan tidak mendapat sinar matahari secara langsung. X
  • 29. Gejala Skabies • Gejala utama adalah rasa gatal, yang terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau, terutama pada malam hari. • Lokasi gatal: – Di sela-sela jari dan pergelangan tangan – Pada permukaan luar siku dan lipat ketiak – Di sekitar perut dan pusar – Pada bagian bokong dan selangkangan – Pada daerah areola mamae
  • 30. Penyakit ini mudah menular melalui kontak langsung (berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual) dan tidak langsung (pakaian, handuk, sprei, bantal).
  • 31. Dermatofitosis • Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita. Disebut juga sebagai tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata.
  • 32. Dermatofitosis • Jamur ini dapat menginfeksi jaringan keratin manusia maupun binatang. • Gejala Dermatofitosis 1. Gatal-gatal 2. Munculnya pertumbuhan jamur kulit
  • 33. • lesi bulat/ lonjong • tepi yang aktif • polisiklik, arsinar, dan sirsinar • Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang.
  • 34. Granuloma Anulare Tinea Pedis Insect bites Herpes Zooster • Lesi berbentuk cincin •Lesi tidak memperlihatkan skuama dan vesikel serta tidak gatal • Pemeriksaan kalium hidroksida memberi hasil positif Ada gatal spt creeping eruption Tidak membentuk terowongan Lesi berupa papul Ada terbentuk papul Lesi membentuk linier pada persarafan dermatom Timbul serentak Tidak gatal tetapi nyeri Diagnosis Banding
  • 35. Penatalaksanaan Steroid topikal superpoten kelas 1 (mis.krim klobetasol) untuk gatal 400 mg/ hari Selama 3 hari 50 mg/kg/hari dalam 2 dosis selama 2-5 hari
  • 36. Penatalaksanaan Mengurangi gejala dgn memperlambat aktivitas larva cacing pada suhu rendah Nitrogen cair : ke ujung lesi yang aktif
  • 37. Edukasi dan Pencegahan • Mencegah bagian tubuh untuk berkontak langsung dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi • Melakukan pengobatan secara teratur terhadap anjing dan kucing dengan antihelmintik • Menutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan mencegah binatanguntuk defekasi di lubang tersebut • Wisatawan disarankan untuk menggunakan alas kaki saat berjalan dipantai dan menggunakan kursi saat berjemur • Mencuci tangan
  • 38. Komplikasi Pruritus pada creeping eruption dapat menimbulkan ekskoriasi pada lokasi lesi. Ekskoriasi
  • 39. Infeksi Sekunder • Pruritus  Luka pada lesi creeping eruption  invasi oleh bakteri Streptococcus ß hemoliticus  infeksi kulit sekunder (Erisepelas dan selulitis).
  • 40. Prognosis • Dubia et bonam. Terapi yang tepat dengan terapi antihelmintes (albendazole atau tiabendazole). • Creeping eruption termasuk ke dalam golongan penyakit self limiting. • Lesi tanpa komplikasi yang tidak diobati dapat sembuh dalam waktu 4 -8 minggu.
  • 41. Referensi • Linuwih,Sri.2015.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VII.Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. • Goodheart,Herbert.2013.Diagnosis Fotografik & Penatalaksanaan Penyakit Kulit Edisi 3. Jakarta : EGC. • Sutanto,Inge.dkk.2008.Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat.Jakarta:Badan Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. • Siregar,R.S.2005.Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta:EGC. • Baratawidjaja,Karnen Garna.dkk.2014.Imunologi Dasar Edisi ke – 11. Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. • Soebrata,R.Ganda.2011.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta : Dian Rakyat.

Notes de l'éditeur

  1. CLM : sindrom Creeping eruption : Gejala klinis
  2. lebih sering terjadi di iklim yang hangat dan lembab, khususnya di negaranegara tropis dan subtropis Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan, Karibia, dan Amerika Serikat bagian tenggara. Larva ditemukan di pantai berpasir, kotak-kotak pasir, dan di bawah tempat tinggal. Individu yang beresiko besar meliputi
  3. seperti di perkebunan karet di Sukabumi, Jawa Barat (93,1%) dan di perkebunan kopi di Jawa Timur (80,69%).
  4. Gigi lateral besar Gigi medial kecil
  5. Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2. Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasi eosinofil. IgE yang berikatan dengan per­mukaan cacing diikat eosinofil. Selanjut­zya eosinofil diaktifkan dan mensekresi gi-anul enzim yang menghancurkan parasit. Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain oleh karena eosinofil mengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim proteolitik dan RO yang diproduksi neutrofil dan makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsang produksi IgE yang nonspesifik. Reaksi inflamasi yang ditimbulkannya diduga dapat mencegah menempelnya cacing pada mukosa saluran cerna
  6. Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2. Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasi eosinofil. IgE yang berikatan dengan per­mukaan cacing diikat eosinofil. Selanjut­zya eosinofil diaktifkan dan mensekresi gi-anul enzim yang menghancurkan parasit. Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain oleh karena eosinofil mengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim proteolitik dan RO yang diproduksi neutrofil dan makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsang produksi IgE yang nonspesifik. Reaksi inflamasi yang ditimbulkannya diduga dapat mencegah menempelnya cacing pada mukosa saluran cerna
  7. Telur keluar bersama tinja pada kondisi yang menguntungkan (lembab, hangat, dan tempat yang teduh). Setelah itu, larva menetas dalam 1-2 hari. Larva rabditiform tumbuh di tinja dan/atau tanah, dan menjadi larva filariform (larva stadium tiga) yang infektif setelah 5 sampai 10 hari. Larva infektif ini dapat bertahan selama 3 sampai 4 minggu di kondisi lingkungan yang sesuai. Pada kontak dengan pejamu hewan (anjing dan kucing), larva menembus kulit dan dibawa melalui pembuluh darah menuju jantung dan paru-paru. Larva kemudian menembus alveoli, naik ke bronkiolus menuju ke faring dan tertelan. Larva mencapai usus kecil, kemudian tinggal dan tumbuh menjadi dewasa. Cacing dewasa hidup dalam lumen usus kecil dan menempel di dinding usus. Beberapa larva ditemukan di jaringan dan menjadi sumber infeksi bagi anak anjing melalui transmammary atau transplasenta. Manusia juga dapat terinfeksi dengan cara larva filariform menembus kulit. Pada sebagian besar spesies, larva tidak dapat berkembang lebih lanjut di tubuh manusia dan bermigrasi tanpa tujuan di epidermis. Beberapa larva dapat bertahan pada jaringan yang lebih dalam setelah bermigrasi di kulit
  8. Daerah yang berkontak dengan pasir/tanah yang tercemar Terutama kaki (petani) atau bokong (berjemur telanjang di pantai)
  9. Golongan jamur dermatofita merupakan kelompok jamur berfilamen, yang terbagi dalam 3 genus yaitu Trychophyton, Mycrosporum, dan Epidermophyton. Jamur ini dapat menginfeksi jaringan keratin manusia maupun binatang.
  10. tepi yang aktif dengan perkembangan kearah luar, bercak-bercak bisa melebar Sirsinar/anular: seperti lingkaran Arsinar: seperti bulansabit Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung
  11. Steroid topikal superpoten kelas 1 (mis.krim klobetasol) untuk gatal Suspensi tiabendazol topikal (500 mg/5 ml di bawah oklusi 3X sehari selama 1 minggu) Tiabendazol oral (Mintezol; 50 mg/kg/hari dalam 2 dosis selama 2-5 hari) atau
  12. Semprotan ini memang mengurangi gejala dengan memperlambat aktivitas larva cacing tambang pada suhu rendah, namun tidak membunuh larva tersebut,  Nitrogen cair diaplikasikan ke ujung lesi yang aktif