SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
1




A. Latar Belakang

          Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat

   dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala

   aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan

   teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya

   juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan

   teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan

   teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena

   itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar

   mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk

   bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta

   berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

          Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi

   mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan

   software telah menciptakan perubahan yang sangat pesat, misalnya komputer

   generasi sekarang yang dilengkapi dengan hardware yang canggih dan

   didukung oleh software yang canggih pula sehingga dapat melakukan

   pekerjaan manusia jauh lebih cepat, sederhana dan akurat.

            Sangat disadari bahwa banyak tafsiran yang dikemukakan orang

   mengenai kualitas pendidikan, mulai dari persentase kelulusan suatu jenjang

   sekolah sampai dengan dampak peran serta subyek didik lulusan sekolah

   didalam kehidupan bermasyarakat dan pembangunan. Tentu saja, semua

   gagasan tersebut mempunyai        kebenaran. Akan tetapi, tidak semua
2




memberikan acuan langsung untuk mengupayakan peningkatan kualitas

pendidikan, terutama peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah.

Padahal kegiatan belajar-mengajar itulah yang merupakan titik temu

keberhasilan proses belajar subyek didik dalam menuai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pengertian kualitas belajar-mengajar, menggambarkan peran serta guru dan

subyek didik didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.

         Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata

pelajaran yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata pelajaran

sains fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi harus

dinalar. Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk

penerapannya.

         Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Komputer tidak hanya dapat digunakan sebagai pengolah kata,

pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan, namun peranan komputer

juga dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Sebagai alat bantu, komputer

sangat cocok digunakan untuk materi sains fisika yang memerlukan simulasi,

animasi dan visualisasi.

         Sejak    lama     para   pakar   psikologi   dan   pendidikan   telah

mengemukakan suatu model pengajaran yang membantu guru mengkaitkan isi

mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Salah satu peran
3




penting yang dimainkan media adalah menyediakan referent konkret dari

suatu ide. Kata-kata tidak dapat dilihat, dan suara biasanya diterima apa

adanya. Namun, media adalah pengalaman ikonik, sehingga siswa mudah

mengaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya. Media juga

memotivasi siswa dengan mengarahkan perhatiannya, mempertahankan

perhatian, dan menciptakan respon emosional. Selain itu media juga dapat

menyederhanakan informasi yang sulit dipahami.

         Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

menerapkan suatu model pembelajaran yang didalam penerapannya peneliti

menggunakan media komputer untuk mengajarkan materi fisika yang terkait

dengan pokok bahasan yang akan diajarkan dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar siswa dalam suatu penelitian yang berjudul : ” Penerapan Pembelajaran

Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X

SMA Negeri 2 Kendari Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus”.
4




B.        Rumusan Masalah

             Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengangkat

     permasalahan sebagai berikut:

     1.          Bagaimana     gambaran    pengertian   pembelajaran   berbantuan

          komputer.

     2.          Bagaimana gambaran hipotesis dalam penelitian pembelajaran

          berbantuan komputer.


C.        Tujuan

             Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

     1. Pengertian pembelajaran berbantuan komputer.

     2. Hipotesis penelitian dalam pembelajaran berbantuan komputer.


D.        Manfaat

             Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

     berikut :

     1.          Sebagai bahan informasi tentang perlunya mengembangkan

          kemampuan dasar siswa dengan pemanfaatan media komputer             dalam

          rangka peningkatkan hasil belajar siswa.

     2.          Membantu mahasiswa dalam hipotesis pembelajaran berbantuan

          komputer.
5




E.        Definisi Operasional

             Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul penelitian,

     maka di bawah ini disajikan beberapa definisi berkaitan dengan judul

     penelitian, yaitu:

     1.          Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah suatu pembelajaran

          dimana dalam penyajiannya, guru menggunakan media komputer untuk

          menampilkan materi pelajaran yang berhubungan dengan pokok bahasan

          yang diajarkan.

     2.          Pengajaran konvensional adalah proses pembelajara Sains-Fisika

          dimana guru di SMU Negeri 2 Kendari melaksanakan proses belajar

          mengajar yang didominasi dengan motode ceramah.

     3.          Penerapan model pengajaran langsung dikatakan berpengaruh

          terhadap hasil belajar sains fisika apabila nilai post-test dan gain siswa

          kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai post-test dan gain

          siswa kelas kontrol.

     4.          Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam tes hasil

          belajar setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar pada pokok

          bahasan Kinematika Gerak Lurus.
6




F.      Kajian Teori


     1. Proses Belajar Mengajar

               Untuk lebih mengerti dan memahami pengertian proses belajar

        mengajar, terlebih dahulu kita uraikan satu persatu istilah proses, belajar,

        dan mengajar.

               Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “processus” yang

        berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah

        atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan (Natuna,

        2004 : 86). Sedangkan (Usman, 2000 : 5) mengemukakan bahwa proses

        merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam

        belajar yang satu sama lain saling berhubungan (interdependent) dalam

        ikatan untuk mencapai tujuan.

               Hudoyo (1984 : 3) memberikan pengertian belajar sebagai suatu

        proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu

        mengubah tingkah laku manusia. Dimyati (1994 : 282) mengemukakan

        bahwa belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku

        dan keterampilan dengan cara pengolahan bahan belajar. Dalam belajar

        tersebut individu mengunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan

        psikomotorik. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif,

        dan psikomotor makin bertambah baik.

               Pengertian tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah

        kegiatan   individu   untuk   memperolah     pengetahuan,    perilaku   dan

        keterampilan sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil
7




pengalaman, tetapi tidak semua tingkah laku tersebut disebabkan oleh

hasil dari suatu pengalaman, dimana pengalaman itu adalah bahan belajar.

Bahan belajar ini dapat berupa buku, guru, lingkungan, teman, dan lain

sebagainya.

       Mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan

kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga

terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat

pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai

tujuan pelajaran yang telah ditentukan (Nasution, 1994 : 43).

       Sedangkan Tirtarahardja (2000 : 51) mengemukakan bahwa

mengajar      diartikan   sebagai   aktivitas   mengarahkan,    memberikan

kemudahan bagaimana cara menentukan sesuatu (bukan memberi sesuatu)

berdasarkan kemampuan yang dimiliki pelajar.

       Dengan demikian mengajar adalah usaha yang dilakukan dalam

bentuk mengatur lingkungan sedemikian rupa, mengarahkan dan

membimbing siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga

menimbulkan motivasi bagi siswa untuk melakukan proses belajar, agar

tercapai tujuan pembelajaran.

       Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

belajar adalah upaya atau langkah-langkah yang dilakukan oleh guru

memotivasi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh

suatu pengetahuan agar terjadi perubahan tingkah laku dan pola pikir

sehingga dapat mendorong siswa untuk melakukan proses belajar. Dalam
8




   proses belajar mengajar diharapkan kemampuan kognitif, afektif dan

   psikomotor siswa makin bertambah baik.


2. Media Pendidikan

   a. Pengertian Media

              Kata media bersal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

      jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

      pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

      ke penerima pesan. Benyak batasan yang diberikan orang tentang

      media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika

      misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang

      digunakan orang untuk menyalurkan peran/informasi. Gagne (Arif :

      1993) menyatakan bahwa media adalah berbagai jkenis komponen

      dalam lingkungan murid yang dapat meransangnya untuk belajar.

              Agak berbeda dengan semua itu adalah batasan yang diberikan

      oleh Asosiasi pendidikan Nasional, dikatakan bahwa media adalah

      bentuk-bentuk komunikaksi baik tercetak maupun audio visual serta

      peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulaksi, dapat dilihat,

      didengar dan dibaca (Arif, 1993 : 6).

   b. Macam-Macam Media

      (1) dilihat dari jeisnya

          (a) media grafis termasuk media visual yaitu media yang hanya

              mengandalkan indra penglihatn. Seperti gambar/foto, sketsa,

              diagram, bagan/chart, grafik, dan lain-lain.
9




   (b) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan

       suara seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.

   (c) Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara

       dan gambar.

(2) dilihat dari daya inputnya

   (a) media yang mempunyai daya imput yang luas dan serentak.

       Seperti radiao dan televise.

   (b) Media yang mempunyai daya input terbatas oleh ruang dan

       tempat, yaitu media dalam penggunaan membutuhkan ruang

       dan tempat khusus. Seperti film, soud slide.

   (c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram

       dan pengajaran melalui computer.
10




        (3) dilihat dari bahan dan pembuatannya

            (a) Media yang sederhana yaitu media yang bahan dasarnya

                mudahdiperoleh dan harganya murah. Cara pembuatannya serta

                penggunaannya tidak sulit.

            (b) Media yang kompleks yaitu media dan bahan dan alat-alat

                pembuatannya      sulit   diperoleh   serta   harganya    mahal.

                Penggunanaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

                (Arief, 1993).


3. Pembelajaran Berbantuan Komputer

            Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk membuat

     dokumen saja atau dengan kata lain sebagai alat administrasi saja. Namun

     saat ini seiring dengan perkembangan multimedia, komputer telah

     menyentuh berbagai disiplin ilmu termasuk dalam bidang pendidikan.

     Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar mengajar

     misalnya dengan memvisualisasikan materi ajar yang terlalu abstrak.


4.          Definisi Pembelajaran Berbantuan Komputer

            Menurut Riedsel dkk. (Sudarman, 2001) Pembelajaran Berbantuan

     Komputer adalah “a teaching process directly involving a computer in the

     presentation of instructional materials in a mode design to provide active

     involvement with the student” sementara itu Joiner (Sudarman, 2001)

     memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu          “a teaching process

     directly involving a computer in the presentation of instructional materials
11




     in a interactive mode provide and control the individualized learning

     environment for each individual student”.

              Berdasarkan definisi di atas, nampak bahwa dalam pemebelajaran

     ini siswa dapat berinteraksi langsung dengan komputer melalui

     Pembelajaran Berbantuan Komputer. Komputer mempersentasikan materi

     pembelajaran sekaligus berinteraksi secara individual dengan siswa.


5.            Tipe Pembelajaran Berbantuan Komputer

              Menurut Burke (Hamda, 1998; 23) terdapat tiga desain yang dapat

     dijadikan dasar untuk mengembangkan paket Pembelajaran Berbantuan

     Komputer. Ketiga desain itu adalah functional design, physical design dan

     logical design. Desain fungsional meliputi tutorial, latihan dan praktek,

     pemecahan masalah, simulasi dan permainan (Riedsel dalam Sudarman;

     2001).


6.            Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer untuk Materi

      Fisika

              Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata

     pelajaran yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata

     pelajaran fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi

     harus dinalar. Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk

     penerapannya.

              Kehadiran   komputer     dapat     membantu    untuk    mengatasi

     permasalahan tersebut. Komputer dapat digunakan sebagai pengolah kata,
12




     pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan. Namun, tidak dapat

     dipungkiri bahwa penggunaan komputer sebagai alat bantu belajar masih

     sangat terbatas. Sebagai alat bantu, komputer sangat cocok digunakan

     untuk materi fisika yang memerlukan simulasi, animasi dan visualisasi.

             Taylor (1980) mengajukan suatu sistem pengkategorian berkenaan

     dengan komputer dalam pendidikan dimana peran komputer adalah tutor,

     alat atau tutee. Ketika menggunakan komputer sebagai tutor, komputer

     diprogram oleh ahli dan peserta didik diajar atau ditutor oleh komputer.

     Suatu program peng-keyboard-an adalah contoh perangkat lunak

     (software) dalam mana peserta didik diminta untuk mengetik kata yang

     muncul di layar. Komputer menyimpan jumlah jawaban dan meminta

     peserta didik menjawab lagi sampai jumlah tertentu jawaban benar di

     capai


7.           Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbantuan

      Komputer

             Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki kelebihan dan

     kelemahan. Kelebihan Pembelajaran Berbantuan Komputer antara lain

     dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa, serta dapat

     meningkatkan motivasi siswa. Menurut Orton (Sudarman, 2001) sebagai

     pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki

     kelebihan-kelebihan, misalnya: (1) anak-anak bertanggung jawab terhadap

     belajarnya sendiri, (2) interaksi antara anak dan materi bersifat konstan,

     (3) anak hanya menghadapi satu rangsangan pada waktu tertentu, (4)
13




   materi pembelajaran sudah diurutkan dengan benar, (5) kecepatan

   pembelajaran dapat diatur, (6) anak menerima umpan balik segera dan (7)

   hampir tidak ada persoalan kecemasan anak.

          Sebagai pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan

   Komputer mempunyai kelemahan misalnya: (1) motivasi yang dihasilkan

   dengan jalan bekerja sama dengan anak lain menjadi hilang, (2) inspirasi

   yang dihasilkan oleh ide dari anak lain hilang, (3) materi mungkin tidak

   terlalu menantang, (4) materi mungkin membawa kemunduran bagi

   beberapa anak dan (5) program pembelajaran memerlukan waktu yang

   lama untuk mempersiapkannya (Orton dalam Sudarman, 2001)


8. Model Pembelajaran konvensiaonal

          Pengajaran konvensional berarti menurut apa yang sudah menjadi

   kebiasaan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Iskandar

   Widya Kusuma dalam Fidia (2002 : 9) bahwa : “Pembelajaran secara

   konvensional diartikan melakukan tugas dengan mendasarkan ciri tradisi

   atau apa yang telah dilaksanakan oleh para guru atau pendidik dahulu

   tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri dan daya kreasi yang ada

   padanya”.

          Titik berat dari teori konvensional adalah bakat IQ (Intellegence

   Quoteont) siswa dalam hubungannya dengan tingkat keberhasilan mereka

   dalam menguasai bidang tertentu. Jika siswa tersebar secara formal dengan

   bakat/pembawaan IQ masing-masing terhadap bidang studi dan kepada

   siswa-siswa tersebut dikenakan kondisi (pengajaran) yang benar-benar
14




sama maka sebagai hasil akhir adalah tingkat penguasaan mereka

terhadap bidang studi tersebut.

       Adapun pelaksanaan model pembelajaran konvensional didominasi

oleh metode ceramah, yakni guru menjelaskan sementara siswa

memperhatikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

       Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran konvensional adalah

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan: pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat

   pembelajaran, antara lain rencana pembelajaran dan topik atau materi

   pelajaran.

2. Tahap pembelajaran: tahap ini merupakan tahap dalam pelaksanaan

   proses belajar mengajar yang terdiri dari:

   -   Guru membuka pelajaran, menjelaskan TPK dan memotivasi

       siswa.

   -    Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi, mendemonstrasikan

       pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek

       pemahaman dan umpan balik serta memberikan latihan dan terapan

       konsep.

   -   Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa.

3. Tahap evaluasi: Guru mengevaluasi belajar siswa dengan memberikan

   tes, baik tugas maupun ulangan, serta mengumpulkan skor siswa.
15




          Selanjutnya menurut Ismail (2000:14) bahwa, pada model

   pembelajaran konvensional terdapat fase dan peran guru yang sangat

   penting, yang disajikan dalam tabel berikut ini:

   Tabel 2. Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Konvensional
                    Fase                          Peran Guru
    1. Menyampaikan tujuan dan Menjelaskan               TPK,     materi
         mempersiapkan siswa               prasyarat, memotivasi siswa dan
                                           mempersiapkan siswa
    2.   Mendemonstrasikan                 Mendemonstrasikan keterampilan
         pengetahuan dan keterampilan      atau menyajikan informasi tahap
                                           demi tahap
    3.   Membimbing pelatihan              Guru      memberikan      latihan
                                         terbimbing
    4    Mengecek     pemahaman      dan Mengecek kemampuan siswa dan
         memberikan umpan balik     memberi umpan balik
    5.   Memberikan   latihan   dan Mempersiapkan latihan untuk siswa
         penerapan konsep                  dengan menerapkan konsep yang
                                           dipelajari.

9. Hasil Belajar

          Dalam kamus umum Bahasa Indonesia oleh Kamisa (1997:423)

   prestasi diartikan : “prestasi adalah hasil karya yang dicapai, tinggi

   rendahnya suatu hasil oleh seseorang itulah yang disebut prestasi. ”Jadi

   hasil belajar sering juga disebut prestasi belajar, karena apapun hasil

   belajar yang diperoleh adalah merupakan prestasi belajar. Sejalan dengan

   hal itu dikemukakan oleh Mappa (1979:2) bahwa prestasi belajar

   merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi

   tertentu dan memperolehnya dengan menggunakan tes standar sebagai

   pengukur keberhasilan seorang siswa.
16




           Oleh karena itu setiap perubahan dari individu yang diperoleh

   melalui belajar merupakan hasil belajar. Menurut Usman dan Setiwati

   (1995:4), bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan

   mengalami perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuannya

   maupun keterampilan. Jadi jelaslah bahwa belajar menghasilkan

   perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar atau prestasi dari

   belajarnya itu.

           Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang

   belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampuan

   untuk membentuk kecakapan kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan

   penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan

   suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dalam

   selang waktu tertentu, yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi

   tertentu.


10. Hipotesis Penelitian

           Bertolak dari permasalahan yang diajukan dan kajian teoritis yang

   disajikan, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut :

   a. Hipotesis I

       ”Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test

       siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa kelas

       kontrol”.

       Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

               Ho : μ1 = μ2      lawan      Hi : μ1 ≠ μ2
17




   Dengan :

   Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

            pre-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-

            test siswa kelas kontrol.

   Hi = Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test

            siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa

            kelas kontrol.

   μ1   = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen

   μ2   = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol

b. Hipotesis II

   ”Ada perbedaan antara rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen

   dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas kontrol”.

   Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

   Ho : μ1 = μ2        lawan     Hi : μ1 ≠ μ2

   Dengan :

   Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

            post-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai post-

            test siswa kelas kontrol.

   Hi = Rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen lebih baik

            dibandingkan dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas

            kontrol.

   μ1   = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas eksperimen

   μ1   = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas kontrol

c. Hipotesis III
18




         ”Ada perbedaan yang signifikan antara Gain pada siswa kelas

         eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol”.

         Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

         Ho : μ1 = μ2        lawan      Hi : μ1 ≠ μ2

         Dengan :

         Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara gain pada siswa

                   kelas eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol.

         Hi = Gain pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

                   dengan gain pada siswa kelas kontrol.

         μ1    =    Nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen

         μ1    =    Nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol


G. Metodologi Penelitian


   1. Waktu dan Tempat Penelitian

              Penelitian ini akan dilaksanakan pada            semester ganjil tahun

      pelajaran 2007/2008 di SMA Negeri 2 Kendari.
19




2. Alat dan Bahan

           Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1:

   Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Serta Fungsinya

    No           Nama alat yang digunakan                       Fungsi
     1      Satu Unit Komputer/Leptop               Untuk menampilkan program
                                                    paket pembelajaran

     2      Flash Disc/CD Program Paket             Sebagai sarana penyimpanan
            Pembelajaran                            file untuk media
                                                    pembelajaran

     3      LCD (Infokus)                           Untuk menampilkan materi
                                                    pelajaran agar dapat dilihat
                                                    oleh seluruh siswa dalam
                                                    kelas



3. Populasi dan Sampel

   a. Populasi

                Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

         SMA Negeri 2 Kendari yang terdaftar pada semester ganjil tahun

         pelajaran 2007/2008yang terbagi dalam 9 kelas paralel yang berjumlah

         347 orang siswa. Distribusi populasi dapat dilihat pada Tabel.

      Tabel. Distribusi populasi penelitian
       Jenis                                Kelas
                                                                                    Jumlah
     Kelamin   X1      X2     X3     X4      X5         X6      X7        X8   X9
    Laki-laki   21      21    21      20     21         22      20        21   22    189
    Perempuan 18        19    15      18     15         17      20        19   17    158
    Jumlah      39      40    36      38     36         39      40        40   39    347
20




     b. Sampel

        Tabel.  Distribusi sampel penelitian
                                      Kelas
           Jenis Kelamin                                   Jumlah
                                 X8            X9
         Laki-laki                21           22            189
         Perempuan                19           17            158
         Jumlah                   40           39            347


                 Sampel diatas diambil setelah dialakukan uji homogenitas

        varians. Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sains-Fisika

        siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari yang diambil dari guru mata

        pelajaran    sains-Fisika. Pengujian homogenitas     varians   dengan

        menggunakan uji Bartlett, menunjukkan semua kelas mempunyai

        varians homogenitas. Selanjutnya penganbilan sampel dilakukan

        dengan teknik undian, agar setiap kelas memiliki peluang yang sama

        untuk dijadikan sampel dan hasil undian, terpilih kelas X8 dan X9

        yang nanti akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang kemudian

        akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.          Variabel dan Desain Penelitian

     a. Variabel Penelitian

        Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar

        siswa (Y).
21




b. Desain Penelitian

   Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam

   bentuk Tabel 2:

   Tabel 2. Desain Penelitian
          Kelas               Tes Awal         Perlakuan        Tes Akhir
       Eksperimen             TE-1 (Y01)           X             TE-2 (Y1)
         Kontrol              TK-1 (Y02)            -            TK-2 (Y2)
   Dengan :

       TE-1   = Tes awal pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran

       TK-1   = Tes awal pada kelas kontrol sebelum pembelajaran

       TE-2   = Tes akhir pada kelas eksperimen setelah pembelajaran

       TK-2   = Tes akhir pada kelas kontrol setelah pembelajaran

       X      = Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer

       -      = Penerapan Pembelajaran Konvensional

       Y01    = Nilai pre-test kelas eksperimen sebelum diberikan tes

                  akhir

       Y02    = Nilai pre-test kelas kontrol sebelum diberikan tes akhir

       Y1     = Nilai post-test kelas eksperimen setelah diberikan tes

                akhir

       Y2     = Nilai post-test kelas kontrol setelah diberikan tes akhir

   (Issac dan Michael, 1971 : 381)
22




5. Instrumen Penelitian

          Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, tentang hasil belajar

   sains-Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari pada sampel, maka

   digunakan instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok mahasan

   Kinematika Gerak Lurus.

          Sebelum ters tersebut digunakan pada penelitian sesungguhnya,

   maka terlebih dahulu dilakukan uji coba pada siswa kelas XI SMA Negeri

   2 Kendari. Tes yang diuji cobakan berbentuk pilihan ganda yang

   berjumlah 40 item dengan pemberian skor 1 jika setiap jawaban benar oleh

   siswa dan diberi skor 0 jika dijawab salah oleh siswa. Agar tersebut

   memenuhi kriteria instrumen yang baik, maka sebelumnya dilakukan

   analisis instrumen yang didasarkan pada uji coba tes sebelumnya. Analisis

   instrumen yang digunakan adalah validitas dan reabilitas.

   a. Pengujian Validitas

               Untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal, dilakukan uji

      validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu

      sebagai berikut:

                             N ∑ XY − ∑ X ∑ Y
       rxy =
                [N∑ X    2
                             − ( ∑ X)
                                        2
                                            ][N∑ Y   2
                                                         − ( ∑ Y)
                                                                    2
                                                                        ]   (Arikunto,


      1997: 225)
23




   b. Pengujian Reliabilitas

             Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan

      (kepercayaan) tes dengan menggunakan rumus K.R. 20, yaitu sebagai

      berikut:

              n  S − ∑ pq 
                       2
       r11 =                                            (Arikunto,
              n −1 
                        S2  
                             

      1997: 237)

      Dimana :      r11   = Reliabilitas test

                    n     = jumlah item soal

                    p     = proporsi yang menjawab benar

                    q     = proporsi yang menjawab salah

                    S2    = Varians Total

6. Prosedur Penelitian

          Adapun prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:

   a. Melakukan survei pada tempat penelitian untuk mengetahui keadaan

      sekolah dan jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai obyek

      penelitian.

   b. Menyusun tes awal berbentuk obyektif tes berjumlah 40 butir soal.

   c. Melakukan tes awal terhadap populasi guna mengetahui kemampuan

      awal siswa.

   d. Menganalisis hasil tes awal guna mencari pasangan kelas homogen

      untuk dijadikan sebagai kelas penelitian (kelas eksperimen dan kelas

      kontrol).
24




   e. Menyelenggarakan         kegiatan   pembelajaran   atau      pelaksanaan

      eksperimen.

   f. Melakukan tes akhir guna mengetahui hasil belajar siswa.

   g. Melakukan analisis hasil tes akhir guna menguji hipotesis.


7. Pelaksanaan Eksperimen

          Pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran ditempuh langkah-

   langkah sebagai berikut :

   a. Pendahuluan

      1) Menyusun persiapan mengajar (RP) sesuai dengan materi kajian

          yaitu pokok bahasan Kinematika gerak Lurus

      2) Menyiapkan alat, bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan

          untuk mendukung proses pembelajaran.

   b. Pelaksanaan

                Dalam pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran, pokok

      bahasan Kinematika Gerak Lurus diajarkan baik pada kelas

      eksperimen maupun pada kelas kontrol. Perbedaannya, pada kelas

      eksperimen diajar dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer,

      sedangkan pada kelas kontrol diajarkan secara konvensional.

      1) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan

          dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Langkah-langkah

          pembelajaran disajikan dalam rencana pembelajaran (RP).

      2) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung secara

          konvensional.
25




   c. Evaluasi

                 Setelah seluruh materi pelajaran pada pokok bahasan

      Kinematika Gerak Lurus diajarkan, maka peneliti melakukan tes akhir

      baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dengan

      menggunakan tes yang sama guna mengetahui hasil belajar kedua

      kelas penelitian.

8. Teknik Pengumpulan Data

          Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan

   instrumen penelitian berupa tes hasil belajar (tes tertulis/obyektif), yaitu

   memberikan post test kepada kedua kelas secara bersamaan untuk

   mengukur penguasaan siswa pada pokok bahasan Kinematika Gerak

   Lurus. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan beberapa

   kegiatan sebagai berikut:

   a. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu diawali dengan survei

      pandahuluan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik

      populasi guna penentuan sampel penelitian.

   b. Melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak

      Lurus dengan perlakuan penerapan pembelajaran berbantuan komputer

      pada kelas eksperimen, sedang pada kelas kontrol diberikan dengan

      menggunakan model pembelajaran konvensional.

   c. Setelah selesai pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak

      Lurus, maka selanjutnya memberikan tes hasil belajar pada kelas

      eksperimen dan kelas kontrol.

   d. Menganalisis data hasil tes sebagai data penelitian.
26




9. Teknik Analisis Data

           Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara statistik

   deskriptif dan statistik inferensial.

   Langkah-langkah analisis secara deskriptif sebagai berikut :

   a. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan dari hasil tes.

   b. Mengkonversi skor kenilai, menggunakan persamaan :

               S pi
       Yi =                 x 10                            (Usman dan Setiawati,
               Sm

       2001)



       dimana :
                  Yi         = nilai yang diperoleh siswa ke-i

                  Spi        = skor yang diperoleh siswa ke-i

                  Sm = skor maksimum yang dapat dicapai oleh setiap

                  siswa

   c. Menentukan nilai rata-rata, dengan rumus :


       Yi =
               ∑Y       i
                                                                        (Sudjana,
                  N

       1996)

       dimana :
                  ∑Yi = total nilai

                  N          = total responden

   d. Menentukan standar deviasi, dengan rumus :
27




                               N ∑ Yi − ( ∑ Yi )
                                              2         2

                 SD =                                                                     (Sudjana,
                                          N( N - 1)

                 1996)


Langkah-langkah analisis inferensial, sebagai berikut :


a.                                                     Melakukan uji pendahuluan atau dasar-

     dasar analisis, meliputi :

     1) Uji Normalitas Data

                       Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

        diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

        statistik yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

                   k
                         ( Oi − E i ) 2
         χ =∑2
                                                                                          (Sudjana,
                  i =1        Ei

        1996)

        dimana :               Oi = Frekuensi pengamatan ke-i

                               Ei         =       Frekuensi harapan ke-i

        Pasangan hipotesis yang diuji :
         H 0 : ρ0 ≥ ρi.....k              lawan        H i : ρ0 < ρi.....k   (k = banyaknya kelas

        interval)

        Pengujian dilakukan pada α = 0,05, dengan kriteria :

        a.                  Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel berarti data berdistribusi normal

        b.                  Jika χ2hitung > χ2 tabel berarti data berdistribusi tidak normal
28




   2) Uji homogenitas varians data

                    Pengujian        homogenitas         varians       data   ini   bertujuan   untuk

       mengetahui apakah kedua varians data homogen atau tidak karena terkait

       dengan adanya dua tipe uji t yang digunakan yaitu tipe varians data

       homogen dan tipe varians data tidak homogen. Uji yang digunakan adalah

       uji F, dengan rumus :

                        Varians terbesar
       Fhitung =
                        Varians terkecil

                    (Sudjana, 1996)

       pasangan hipotesis yang diuji :

       H0 : σ 0 ≥ σ i                             H0 : σ 0 < σ i
                    2        2                                2    2
                                   lawan

       pengujian yang dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

       a. Jika Fhitung ≤ F tabel berarti kedua varians data bersifat homogen

       b. Jika Fhitung > F tabel berarti kedua varians data bersifat tidak homogen


b. Melakukan pengujian hipotesis penelitian

            Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan

   menggunakan statistik Uji t.

   -                      Uji tipe varians data homogen, digunakan rumus :

                    Y1 − Y2
       t=
                        1   1           dimana :
            S gab         +
                        N1 N 2



            S gab =
                           ( N1 − 1) S1 2 + ( N 2 − 1) S2 2
                                   N1 + N 2 − 2
29




           dk = N1 + N2 - 2                                                     (Sudjana,

    1996)

    pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

    -              Terima H0 atau menolak Hi, jika thit ≤ ttab

    -              Tolak H0 atau menerima Hi untuk harga yang lainnya.

-                  Uji tipe varians data tidak homogen, digunakan rumus :

             Y1 − Y2
    t' =
               2        2
             S1  S
                + 1
             N1 N 2

    pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

                                                                          2
                                        w 1t1 + w 2 t 2                S1
    -              Terima H0 jika: t' ≤                 ; dengan w 1 =      ,
                                         w1 + w 2                      N1

                    2
                S
           w 2 = 2 ; t2 = t(1 – ½ α; n2 – 1) dan t1 = t(1 – ½ α; n1 – 1)
                N2

    -      Tolak H0 atau terima Hi pada harga yang lain           (Sudjana, 1996)
30




                              DATAR PUSTAKA


Arief, S.S., dkk. 1993. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.
       Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S., 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati, Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Fidia, 2002. Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk
       Meningkatkan Hasil Belajar IPA – Fisika Siswa pada Topik Kalor Cawu I
       SLTP Negeri 2 Kusambi. FKIP Unhalu. Kendari.

Hamda, 1998. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi
      Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda untuk Murid Kelas IV SD
      Laboratorium, IKIP Malang, Tesis S2, Malang; PPS IKIP Malang

Hudoyo, Herman, 1984. Teori Belajar Mengajar Matematika. P3G Dipdikbud.
      Jakarta.

Issac, S. Dan Michal, W.B., 1971. Hand Book in Research and Evaluation: A
        Collection of Principles, Method and Strategies Useful in the Planning.
        Disegn and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral
        Science. USA: McGraw Hill Book Co.

Kadir,S., dan Nur, 2000. Pengajaran Lansung. Pusat sains dan Metematika
       sekolah Program Pascasarjana universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kartika, Surabaya.

Mappa, Syamsu, 1979. Tes Sebagai Instrumen Penelitian Pendidikan, IKIP,
      Ujung Pandang.

Nasution, S, 1994, Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Natuna Ayub, 2004. Proses Belajar Anak Sekolah Dasar. Depdikbud.

Sudarman, 2001. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi
      Luas dan Keliling Segitiga pada Kelas V SD, Tesis S2 UM, Malang: PPS
      UM

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Tirtaraharja, 2000. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
31




Usman & Setiawati. 1995. Menjadi Guru Propesional. Remaja Rosdakarya.
     Bandung.
32




           TUGAS SEMINAR
 ”PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER”




               OLEH :

    NAMA      : MUHAMMAD SAWALDA
    STAMBUK   : A1C309019
    PRODI      : PEND. FISIKA
    JURUSAN    : PEND. MIPA




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
        UNIVERSITAS HALUOLEO
              KENDARI
                 2012
33
33

Contenu connexe

Tendances

Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learningBahrani Lubis
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARNety24
 
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannya
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat PendidikannyaKi Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannya
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannyaariefbudimansarah
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajarandestaputranto
 
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARMENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARACHMAD RAIHAN
 
Media pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictMedia pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictHeri Cahyono
 
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptxRencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptxAmelia Hadyana
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smpSlamet Achwandy
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruHarmokoGuru
 
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...oneagustin95
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfWahyuNurSaputra1
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
 
Sejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematikaSejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematikaBilqisMaharani1
 
Contoh skenario pembelajaran
Contoh skenario pembelajaranContoh skenario pembelajaran
Contoh skenario pembelajaranriyanastiti
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...nurwa ningsih
 

Tendances (20)

Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learning
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATAR
 
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannya
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat PendidikannyaKi Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannya
Ki Hajar Dewantara dan Sekilas Filsafat Pendidikannya
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
 
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATARMENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
MENEMUKAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
 
Media pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictMedia pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ict
 
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptxRencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
 
Rpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan LimasRpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan Limas
 
Peluang SMP
Peluang SMPPeluang SMP
Peluang SMP
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guru
 
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...
Kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dengan pendekat...
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Sejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematikaSejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematika
 
Contoh skenario pembelajaran
Contoh skenario pembelajaranContoh skenario pembelajaran
Contoh skenario pembelajaran
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
 

En vedette

Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Talithafatin
 
Pengertian pembelajaran dan pbk
Pengertian pembelajaran dan pbkPengertian pembelajaran dan pbk
Pengertian pembelajaran dan pbkIntan Mabruro
 
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutanwahyuarfan
 
Pembelajaran Berbantuan Komputer Kedua
Pembelajaran Berbantuan Komputer KeduaPembelajaran Berbantuan Komputer Kedua
Pembelajaran Berbantuan Komputer Keduachairinnisaf
 
E learning berbasis moodle
E learning berbasis moodleE learning berbasis moodle
E learning berbasis moodlefebryana tiwi
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerHanna Karimah
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerridha hutami
 
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekSultan Habib
 
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaMakalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaHabibi Muhammad
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan PendidikanPemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan PendidikanSyarif Hidayatullah
 

En vedette (13)

Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
 
PBK-2
PBK-2PBK-2
PBK-2
 
Pengertian pembelajaran dan pbk
Pengertian pembelajaran dan pbkPengertian pembelajaran dan pbk
Pengertian pembelajaran dan pbk
 
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan
1 pembelajaran berbantuan komputer lanjutan
 
Pembelajaran Berbantuan Komputer Kedua
Pembelajaran Berbantuan Komputer KeduaPembelajaran Berbantuan Komputer Kedua
Pembelajaran Berbantuan Komputer Kedua
 
E learning berbasis moodle
E learning berbasis moodleE learning berbasis moodle
E learning berbasis moodle
 
Makalah motorik anak usia dini
Makalah motorik anak usia diniMakalah motorik anak usia dini
Makalah motorik anak usia dini
 
PBK-1
PBK-1PBK-1
PBK-1
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputer
 
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
 
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaMakalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan PendidikanPemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan Pendidikan
 

Similaire à Pembelajaran berbantuan komputer

Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Dancy Jimmy
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminarFKIP UHO
 
Seminar kurniawan
Seminar kurniawanSeminar kurniawan
Seminar kurniawanFKIP UHO
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"suciherna
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"yuniasih331
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanSMP Negeri 5 Lahat
 
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaMedia dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaAlbinus Tejo S
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputerluthfiirsyad
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanUIN Sunan Gunung Djati Bandung
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfnurrohmatulamaliyah1
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Ade Permana
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdfZukét Printing
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docxZukét Printing
 

Similaire à Pembelajaran berbantuan komputer (20)

Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Seminar kurniawan
Seminar kurniawanSeminar kurniawan
Seminar kurniawan
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
 
Tes skripsi lia
Tes skripsi liaTes skripsi lia
Tes skripsi lia
 
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematikaMedia dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputer
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Proposal deddy
Proposal deddyProposal deddy
Proposal deddy
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
 

Plus de FKIP UHO

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks PresentationFKIP UHO
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaFKIP UHO
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kimFKIP UHO
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal buturFKIP UHO
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013FKIP UHO
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoFKIP UHO
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentationFKIP UHO
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasamaFKIP UHO
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1FKIP UHO
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program UnggulanFKIP UHO
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanFKIP UHO
 

Plus de FKIP UHO (20)

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks Presentation
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter Fisika
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kim
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentation
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasama
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1
 
Soal lab
Soal labSoal lab
Soal lab
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program Unggulan
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
 

Pembelajaran berbantuan komputer

  • 1. 1 A. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan software telah menciptakan perubahan yang sangat pesat, misalnya komputer generasi sekarang yang dilengkapi dengan hardware yang canggih dan didukung oleh software yang canggih pula sehingga dapat melakukan pekerjaan manusia jauh lebih cepat, sederhana dan akurat. Sangat disadari bahwa banyak tafsiran yang dikemukakan orang mengenai kualitas pendidikan, mulai dari persentase kelulusan suatu jenjang sekolah sampai dengan dampak peran serta subyek didik lulusan sekolah didalam kehidupan bermasyarakat dan pembangunan. Tentu saja, semua gagasan tersebut mempunyai kebenaran. Akan tetapi, tidak semua
  • 2. 2 memberikan acuan langsung untuk mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan, terutama peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah. Padahal kegiatan belajar-mengajar itulah yang merupakan titik temu keberhasilan proses belajar subyek didik dalam menuai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pengertian kualitas belajar-mengajar, menggambarkan peran serta guru dan subyek didik didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata pelajaran sains fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi harus dinalar. Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk penerapannya. Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi permasalahan tersebut. Komputer tidak hanya dapat digunakan sebagai pengolah kata, pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan, namun peranan komputer juga dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Sebagai alat bantu, komputer sangat cocok digunakan untuk materi sains fisika yang memerlukan simulasi, animasi dan visualisasi. Sejak lama para pakar psikologi dan pendidikan telah mengemukakan suatu model pengajaran yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Salah satu peran
  • 3. 3 penting yang dimainkan media adalah menyediakan referent konkret dari suatu ide. Kata-kata tidak dapat dilihat, dan suara biasanya diterima apa adanya. Namun, media adalah pengalaman ikonik, sehingga siswa mudah mengaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya. Media juga memotivasi siswa dengan mengarahkan perhatiannya, mempertahankan perhatian, dan menciptakan respon emosional. Selain itu media juga dapat menyederhanakan informasi yang sulit dipahami. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang didalam penerapannya peneliti menggunakan media komputer untuk mengajarkan materi fisika yang terkait dengan pokok bahasan yang akan diajarkan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam suatu penelitian yang berjudul : ” Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kendari Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus”.
  • 4. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengangkat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pengertian pembelajaran berbantuan komputer. 2. Bagaimana gambaran hipotesis dalam penelitian pembelajaran berbantuan komputer. C. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Pengertian pembelajaran berbantuan komputer. 2. Hipotesis penelitian dalam pembelajaran berbantuan komputer. D. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi tentang perlunya mengembangkan kemampuan dasar siswa dengan pemanfaatan media komputer dalam rangka peningkatkan hasil belajar siswa. 2. Membantu mahasiswa dalam hipotesis pembelajaran berbantuan komputer.
  • 5. 5 E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul penelitian, maka di bawah ini disajikan beberapa definisi berkaitan dengan judul penelitian, yaitu: 1. Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah suatu pembelajaran dimana dalam penyajiannya, guru menggunakan media komputer untuk menampilkan materi pelajaran yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan. 2. Pengajaran konvensional adalah proses pembelajara Sains-Fisika dimana guru di SMU Negeri 2 Kendari melaksanakan proses belajar mengajar yang didominasi dengan motode ceramah. 3. Penerapan model pengajaran langsung dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar sains fisika apabila nilai post-test dan gain siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai post-test dan gain siswa kelas kontrol. 4. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam tes hasil belajar setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus.
  • 6. 6 F. Kajian Teori 1. Proses Belajar Mengajar Untuk lebih mengerti dan memahami pengertian proses belajar mengajar, terlebih dahulu kita uraikan satu persatu istilah proses, belajar, dan mengajar. Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan (Natuna, 2004 : 86). Sedangkan (Usman, 2000 : 5) mengemukakan bahwa proses merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar yang satu sama lain saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Hudoyo (1984 : 3) memberikan pengertian belajar sebagai suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia. Dimyati (1994 : 282) mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara pengolahan bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu mengunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor makin bertambah baik. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah kegiatan individu untuk memperolah pengetahuan, perilaku dan keterampilan sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil
  • 7. 7 pengalaman, tetapi tidak semua tingkah laku tersebut disebabkan oleh hasil dari suatu pengalaman, dimana pengalaman itu adalah bahan belajar. Bahan belajar ini dapat berupa buku, guru, lingkungan, teman, dan lain sebagainya. Mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan (Nasution, 1994 : 43). Sedangkan Tirtarahardja (2000 : 51) mengemukakan bahwa mengajar diartikan sebagai aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan bagaimana cara menentukan sesuatu (bukan memberi sesuatu) berdasarkan kemampuan yang dimiliki pelajar. Dengan demikian mengajar adalah usaha yang dilakukan dalam bentuk mengatur lingkungan sedemikian rupa, mengarahkan dan membimbing siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga menimbulkan motivasi bagi siswa untuk melakukan proses belajar, agar tercapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah upaya atau langkah-langkah yang dilakukan oleh guru memotivasi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh suatu pengetahuan agar terjadi perubahan tingkah laku dan pola pikir sehingga dapat mendorong siswa untuk melakukan proses belajar. Dalam
  • 8. 8 proses belajar mengajar diharapkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa makin bertambah baik. 2. Media Pendidikan a. Pengertian Media Kata media bersal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Benyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan peran/informasi. Gagne (Arif : 1993) menyatakan bahwa media adalah berbagai jkenis komponen dalam lingkungan murid yang dapat meransangnya untuk belajar. Agak berbeda dengan semua itu adalah batasan yang diberikan oleh Asosiasi pendidikan Nasional, dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikaksi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulaksi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (Arif, 1993 : 6). b. Macam-Macam Media (1) dilihat dari jeisnya (a) media grafis termasuk media visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatn. Seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, dan lain-lain.
  • 9. 9 (b) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam. (c) Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar. (2) dilihat dari daya inputnya (a) media yang mempunyai daya imput yang luas dan serentak. Seperti radiao dan televise. (b) Media yang mempunyai daya input terbatas oleh ruang dan tempat, yaitu media dalam penggunaan membutuhkan ruang dan tempat khusus. Seperti film, soud slide. (c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan pengajaran melalui computer.
  • 10. 10 (3) dilihat dari bahan dan pembuatannya (a) Media yang sederhana yaitu media yang bahan dasarnya mudahdiperoleh dan harganya murah. Cara pembuatannya serta penggunaannya tidak sulit. (b) Media yang kompleks yaitu media dan bahan dan alat-alat pembuatannya sulit diperoleh serta harganya mahal. Penggunanaanya memerlukan keterampilan yang memadai. (Arief, 1993). 3. Pembelajaran Berbantuan Komputer Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk membuat dokumen saja atau dengan kata lain sebagai alat administrasi saja. Namun saat ini seiring dengan perkembangan multimedia, komputer telah menyentuh berbagai disiplin ilmu termasuk dalam bidang pendidikan. Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar mengajar misalnya dengan memvisualisasikan materi ajar yang terlalu abstrak. 4. Definisi Pembelajaran Berbantuan Komputer Menurut Riedsel dkk. (Sudarman, 2001) Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah “a teaching process directly involving a computer in the presentation of instructional materials in a mode design to provide active involvement with the student” sementara itu Joiner (Sudarman, 2001) memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu “a teaching process directly involving a computer in the presentation of instructional materials
  • 11. 11 in a interactive mode provide and control the individualized learning environment for each individual student”. Berdasarkan definisi di atas, nampak bahwa dalam pemebelajaran ini siswa dapat berinteraksi langsung dengan komputer melalui Pembelajaran Berbantuan Komputer. Komputer mempersentasikan materi pembelajaran sekaligus berinteraksi secara individual dengan siswa. 5. Tipe Pembelajaran Berbantuan Komputer Menurut Burke (Hamda, 1998; 23) terdapat tiga desain yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan paket Pembelajaran Berbantuan Komputer. Ketiga desain itu adalah functional design, physical design dan logical design. Desain fungsional meliputi tutorial, latihan dan praktek, pemecahan masalah, simulasi dan permainan (Riedsel dalam Sudarman; 2001). 6. Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer untuk Materi Fisika Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata pelajaran fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi harus dinalar. Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk penerapannya. Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi permasalahan tersebut. Komputer dapat digunakan sebagai pengolah kata,
  • 12. 12 pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan komputer sebagai alat bantu belajar masih sangat terbatas. Sebagai alat bantu, komputer sangat cocok digunakan untuk materi fisika yang memerlukan simulasi, animasi dan visualisasi. Taylor (1980) mengajukan suatu sistem pengkategorian berkenaan dengan komputer dalam pendidikan dimana peran komputer adalah tutor, alat atau tutee. Ketika menggunakan komputer sebagai tutor, komputer diprogram oleh ahli dan peserta didik diajar atau ditutor oleh komputer. Suatu program peng-keyboard-an adalah contoh perangkat lunak (software) dalam mana peserta didik diminta untuk mengetik kata yang muncul di layar. Komputer menyimpan jumlah jawaban dan meminta peserta didik menjawab lagi sampai jumlah tertentu jawaban benar di capai 7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbantuan Komputer Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan Pembelajaran Berbantuan Komputer antara lain dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa, serta dapat meningkatkan motivasi siswa. Menurut Orton (Sudarman, 2001) sebagai pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki kelebihan-kelebihan, misalnya: (1) anak-anak bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, (2) interaksi antara anak dan materi bersifat konstan, (3) anak hanya menghadapi satu rangsangan pada waktu tertentu, (4)
  • 13. 13 materi pembelajaran sudah diurutkan dengan benar, (5) kecepatan pembelajaran dapat diatur, (6) anak menerima umpan balik segera dan (7) hampir tidak ada persoalan kecemasan anak. Sebagai pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan Komputer mempunyai kelemahan misalnya: (1) motivasi yang dihasilkan dengan jalan bekerja sama dengan anak lain menjadi hilang, (2) inspirasi yang dihasilkan oleh ide dari anak lain hilang, (3) materi mungkin tidak terlalu menantang, (4) materi mungkin membawa kemunduran bagi beberapa anak dan (5) program pembelajaran memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkannya (Orton dalam Sudarman, 2001) 8. Model Pembelajaran konvensiaonal Pengajaran konvensional berarti menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Iskandar Widya Kusuma dalam Fidia (2002 : 9) bahwa : “Pembelajaran secara konvensional diartikan melakukan tugas dengan mendasarkan ciri tradisi atau apa yang telah dilaksanakan oleh para guru atau pendidik dahulu tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri dan daya kreasi yang ada padanya”. Titik berat dari teori konvensional adalah bakat IQ (Intellegence Quoteont) siswa dalam hubungannya dengan tingkat keberhasilan mereka dalam menguasai bidang tertentu. Jika siswa tersebar secara formal dengan bakat/pembawaan IQ masing-masing terhadap bidang studi dan kepada siswa-siswa tersebut dikenakan kondisi (pengajaran) yang benar-benar
  • 14. 14 sama maka sebagai hasil akhir adalah tingkat penguasaan mereka terhadap bidang studi tersebut. Adapun pelaksanaan model pembelajaran konvensional didominasi oleh metode ceramah, yakni guru menjelaskan sementara siswa memperhatikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan: pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, antara lain rencana pembelajaran dan topik atau materi pelajaran. 2. Tahap pembelajaran: tahap ini merupakan tahap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang terdiri dari: - Guru membuka pelajaran, menjelaskan TPK dan memotivasi siswa. - Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan umpan balik serta memberikan latihan dan terapan konsep. - Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa. 3. Tahap evaluasi: Guru mengevaluasi belajar siswa dengan memberikan tes, baik tugas maupun ulangan, serta mengumpulkan skor siswa.
  • 15. 15 Selanjutnya menurut Ismail (2000:14) bahwa, pada model pembelajaran konvensional terdapat fase dan peran guru yang sangat penting, yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Konvensional Fase Peran Guru 1. Menyampaikan tujuan dan Menjelaskan TPK, materi mempersiapkan siswa prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa 2. Mendemonstrasikan Mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan dan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap 3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing 4 Mengecek pemahaman dan Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik memberi umpan balik 5. Memberikan latihan dan Mempersiapkan latihan untuk siswa penerapan konsep dengan menerapkan konsep yang dipelajari. 9. Hasil Belajar Dalam kamus umum Bahasa Indonesia oleh Kamisa (1997:423) prestasi diartikan : “prestasi adalah hasil karya yang dicapai, tinggi rendahnya suatu hasil oleh seseorang itulah yang disebut prestasi. ”Jadi hasil belajar sering juga disebut prestasi belajar, karena apapun hasil belajar yang diperoleh adalah merupakan prestasi belajar. Sejalan dengan hal itu dikemukakan oleh Mappa (1979:2) bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu dan memperolehnya dengan menggunakan tes standar sebagai pengukur keberhasilan seorang siswa.
  • 16. 16 Oleh karena itu setiap perubahan dari individu yang diperoleh melalui belajar merupakan hasil belajar. Menurut Usman dan Setiwati (1995:4), bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuannya maupun keterampilan. Jadi jelaslah bahwa belajar menghasilkan perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar atau prestasi dari belajarnya itu. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampuan untuk membentuk kecakapan kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dalam selang waktu tertentu, yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi tertentu. 10. Hipotesis Penelitian Bertolak dari permasalahan yang diajukan dan kajian teoritis yang disajikan, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : a. Hipotesis I ”Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol”. Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan : Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2
  • 17. 17 Dengan : Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre- test siswa kelas kontrol. Hi = Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol. μ1 = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen μ2 = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol b. Hipotesis II ”Ada perbedaan antara rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas kontrol”. Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan : Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2 Dengan : Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai post- test siswa kelas kontrol. Hi = Rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas kontrol. μ1 = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas eksperimen μ1 = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas kontrol c. Hipotesis III
  • 18. 18 ”Ada perbedaan yang signifikan antara Gain pada siswa kelas eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol”. Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan : Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2 Dengan : Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara gain pada siswa kelas eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol. Hi = Gain pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan gain pada siswa kelas kontrol. μ1 = Nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen μ1 = Nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol G. Metodologi Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008 di SMA Negeri 2 Kendari.
  • 19. 19 2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1: Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Serta Fungsinya No Nama alat yang digunakan Fungsi 1 Satu Unit Komputer/Leptop Untuk menampilkan program paket pembelajaran 2 Flash Disc/CD Program Paket Sebagai sarana penyimpanan Pembelajaran file untuk media pembelajaran 3 LCD (Infokus) Untuk menampilkan materi pelajaran agar dapat dilihat oleh seluruh siswa dalam kelas 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008yang terbagi dalam 9 kelas paralel yang berjumlah 347 orang siswa. Distribusi populasi dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Distribusi populasi penelitian Jenis Kelas Jumlah Kelamin X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Laki-laki 21 21 21 20 21 22 20 21 22 189 Perempuan 18 19 15 18 15 17 20 19 17 158 Jumlah 39 40 36 38 36 39 40 40 39 347
  • 20. 20 b. Sampel Tabel. Distribusi sampel penelitian Kelas Jenis Kelamin Jumlah X8 X9 Laki-laki 21 22 189 Perempuan 19 17 158 Jumlah 40 39 347 Sampel diatas diambil setelah dialakukan uji homogenitas varians. Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sains-Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari yang diambil dari guru mata pelajaran sains-Fisika. Pengujian homogenitas varians dengan menggunakan uji Bartlett, menunjukkan semua kelas mempunyai varians homogenitas. Selanjutnya penganbilan sampel dilakukan dengan teknik undian, agar setiap kelas memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan hasil undian, terpilih kelas X8 dan X9 yang nanti akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang kemudian akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Variabel dan Desain Penelitian a. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).
  • 21. 21 b. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 2: Tabel 2. Desain Penelitian Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen TE-1 (Y01) X TE-2 (Y1) Kontrol TK-1 (Y02) - TK-2 (Y2) Dengan : TE-1 = Tes awal pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran TK-1 = Tes awal pada kelas kontrol sebelum pembelajaran TE-2 = Tes akhir pada kelas eksperimen setelah pembelajaran TK-2 = Tes akhir pada kelas kontrol setelah pembelajaran X = Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer - = Penerapan Pembelajaran Konvensional Y01 = Nilai pre-test kelas eksperimen sebelum diberikan tes akhir Y02 = Nilai pre-test kelas kontrol sebelum diberikan tes akhir Y1 = Nilai post-test kelas eksperimen setelah diberikan tes akhir Y2 = Nilai post-test kelas kontrol setelah diberikan tes akhir (Issac dan Michael, 1971 : 381)
  • 22. 22 5. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, tentang hasil belajar sains-Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari pada sampel, maka digunakan instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok mahasan Kinematika Gerak Lurus. Sebelum ters tersebut digunakan pada penelitian sesungguhnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kendari. Tes yang diuji cobakan berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 40 item dengan pemberian skor 1 jika setiap jawaban benar oleh siswa dan diberi skor 0 jika dijawab salah oleh siswa. Agar tersebut memenuhi kriteria instrumen yang baik, maka sebelumnya dilakukan analisis instrumen yang didasarkan pada uji coba tes sebelumnya. Analisis instrumen yang digunakan adalah validitas dan reabilitas. a. Pengujian Validitas Untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal, dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut: N ∑ XY − ∑ X ∑ Y rxy = [N∑ X 2 − ( ∑ X) 2 ][N∑ Y 2 − ( ∑ Y) 2 ] (Arikunto, 1997: 225)
  • 23. 23 b. Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan (kepercayaan) tes dengan menggunakan rumus K.R. 20, yaitu sebagai berikut:  n  S − ∑ pq  2 r11 =    (Arikunto,  n −1   S2   1997: 237) Dimana : r11 = Reliabilitas test n = jumlah item soal p = proporsi yang menjawab benar q = proporsi yang menjawab salah S2 = Varians Total 6. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Melakukan survei pada tempat penelitian untuk mengetahui keadaan sekolah dan jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. b. Menyusun tes awal berbentuk obyektif tes berjumlah 40 butir soal. c. Melakukan tes awal terhadap populasi guna mengetahui kemampuan awal siswa. d. Menganalisis hasil tes awal guna mencari pasangan kelas homogen untuk dijadikan sebagai kelas penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol).
  • 24. 24 e. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan eksperimen. f. Melakukan tes akhir guna mengetahui hasil belajar siswa. g. Melakukan analisis hasil tes akhir guna menguji hipotesis. 7. Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran ditempuh langkah- langkah sebagai berikut : a. Pendahuluan 1) Menyusun persiapan mengajar (RP) sesuai dengan materi kajian yaitu pokok bahasan Kinematika gerak Lurus 2) Menyiapkan alat, bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran, pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus diajarkan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Perbedaannya, pada kelas eksperimen diajar dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer, sedangkan pada kelas kontrol diajarkan secara konvensional. 1) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Langkah-langkah pembelajaran disajikan dalam rencana pembelajaran (RP). 2) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung secara konvensional.
  • 25. 25 c. Evaluasi Setelah seluruh materi pelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus diajarkan, maka peneliti melakukan tes akhir baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dengan menggunakan tes yang sama guna mengetahui hasil belajar kedua kelas penelitian. 8. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar (tes tertulis/obyektif), yaitu memberikan post test kepada kedua kelas secara bersamaan untuk mengukur penguasaan siswa pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu diawali dengan survei pandahuluan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik populasi guna penentuan sampel penelitian. b. Melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus dengan perlakuan penerapan pembelajaran berbantuan komputer pada kelas eksperimen, sedang pada kelas kontrol diberikan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. c. Setelah selesai pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus, maka selanjutnya memberikan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Menganalisis data hasil tes sebagai data penelitian.
  • 26. 26 9. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Langkah-langkah analisis secara deskriptif sebagai berikut : a. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan dari hasil tes. b. Mengkonversi skor kenilai, menggunakan persamaan : S pi Yi = x 10 (Usman dan Setiawati, Sm 2001) dimana : Yi = nilai yang diperoleh siswa ke-i Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i Sm = skor maksimum yang dapat dicapai oleh setiap siswa c. Menentukan nilai rata-rata, dengan rumus : Yi = ∑Y i (Sudjana, N 1996) dimana : ∑Yi = total nilai N = total responden d. Menentukan standar deviasi, dengan rumus :
  • 27. 27 N ∑ Yi − ( ∑ Yi ) 2 2 SD = (Sudjana, N( N - 1) 1996) Langkah-langkah analisis inferensial, sebagai berikut : a. Melakukan uji pendahuluan atau dasar- dasar analisis, meliputi : 1) Uji Normalitas Data Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2) dengan rumus : k ( Oi − E i ) 2 χ =∑2 (Sudjana, i =1 Ei 1996) dimana : Oi = Frekuensi pengamatan ke-i Ei = Frekuensi harapan ke-i Pasangan hipotesis yang diuji : H 0 : ρ0 ≥ ρi.....k lawan H i : ρ0 < ρi.....k (k = banyaknya kelas interval) Pengujian dilakukan pada α = 0,05, dengan kriteria : a. Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel berarti data berdistribusi normal b. Jika χ2hitung > χ2 tabel berarti data berdistribusi tidak normal
  • 28. 28 2) Uji homogenitas varians data Pengujian homogenitas varians data ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua varians data homogen atau tidak karena terkait dengan adanya dua tipe uji t yang digunakan yaitu tipe varians data homogen dan tipe varians data tidak homogen. Uji yang digunakan adalah uji F, dengan rumus : Varians terbesar Fhitung = Varians terkecil (Sudjana, 1996) pasangan hipotesis yang diuji : H0 : σ 0 ≥ σ i H0 : σ 0 < σ i 2 2 2 2 lawan pengujian yang dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria : a. Jika Fhitung ≤ F tabel berarti kedua varians data bersifat homogen b. Jika Fhitung > F tabel berarti kedua varians data bersifat tidak homogen b. Melakukan pengujian hipotesis penelitian Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik Uji t. - Uji tipe varians data homogen, digunakan rumus : Y1 − Y2 t= 1 1 dimana : S gab + N1 N 2 S gab = ( N1 − 1) S1 2 + ( N 2 − 1) S2 2 N1 + N 2 − 2
  • 29. 29 dk = N1 + N2 - 2 (Sudjana, 1996) pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria : - Terima H0 atau menolak Hi, jika thit ≤ ttab - Tolak H0 atau menerima Hi untuk harga yang lainnya. - Uji tipe varians data tidak homogen, digunakan rumus : Y1 − Y2 t' = 2 2 S1 S + 1 N1 N 2 pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria : 2 w 1t1 + w 2 t 2 S1 - Terima H0 jika: t' ≤ ; dengan w 1 = , w1 + w 2 N1 2 S w 2 = 2 ; t2 = t(1 – ½ α; n2 – 1) dan t1 = t(1 – ½ α; n1 – 1) N2 - Tolak H0 atau terima Hi pada harga yang lain (Sudjana, 1996)
  • 30. 30 DATAR PUSTAKA Arief, S.S., dkk. 1993. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, S., 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dimyati, Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Fidia, 2002. Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA – Fisika Siswa pada Topik Kalor Cawu I SLTP Negeri 2 Kusambi. FKIP Unhalu. Kendari. Hamda, 1998. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda untuk Murid Kelas IV SD Laboratorium, IKIP Malang, Tesis S2, Malang; PPS IKIP Malang Hudoyo, Herman, 1984. Teori Belajar Mengajar Matematika. P3G Dipdikbud. Jakarta. Issac, S. Dan Michal, W.B., 1971. Hand Book in Research and Evaluation: A Collection of Principles, Method and Strategies Useful in the Planning. Disegn and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Science. USA: McGraw Hill Book Co. Kadir,S., dan Nur, 2000. Pengajaran Lansung. Pusat sains dan Metematika sekolah Program Pascasarjana universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kartika, Surabaya. Mappa, Syamsu, 1979. Tes Sebagai Instrumen Penelitian Pendidikan, IKIP, Ujung Pandang. Nasution, S, 1994, Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Natuna Ayub, 2004. Proses Belajar Anak Sekolah Dasar. Depdikbud. Sudarman, 2001. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi Luas dan Keliling Segitiga pada Kelas V SD, Tesis S2 UM, Malang: PPS UM Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Tirtaraharja, 2000. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
  • 31. 31 Usman & Setiawati. 1995. Menjadi Guru Propesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.
  • 32. 32 TUGAS SEMINAR ”PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER” OLEH : NAMA : MUHAMMAD SAWALDA STAMBUK : A1C309019 PRODI : PEND. FISIKA JURUSAN : PEND. MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012
  • 33. 33
  • 34. 33