SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  151
Télécharger pour lire hors ligne
Master Guide Reinforcement 1
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar………………………………………………………............................................. 2
Kode Etik Master Guide………………………………………………………………………...... 3
Kode Etik Pecinta Alam………………………………………………………………………...... 4
Perencanaan Perjalanan…………………………………………………………………………... 5
Peralatan dan Perbekalan Perjalanan……………………………………………………………... 13
Kesehatan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat…………………………………………... 20
Mengatasi Henti Nafas dan Henti Jantung………………………………..................................... 23
Teknik Membalut dan Evakuasi………………………………………………………………...... 36
Navigasi Darat……………………………………………………………..................................... 40
Teknik Peta Kompas……………………………………………………….................................... 45
GPS (Global Positioning System)…………………………………………………………….….. 49
Ilmu Penaksiran…………………………………………………………………………………... 51
Survival…………………………………………………………………………………………… 57
Shelter dan Bivak………………………………………………………………………………… 60
Membuat Api……………………………………………………………………..………….….... 63
Pengetahuan Pisau dan Kampak………………………………………………………………….. 65
Jerat dan Perangkap………………………………………………………………………………. 66
Air……………………………………………………………………………………….………… 69
Cara Mendapatkan air…………………………………………………………………………….. 71
Botani dan Zoologi………………………………………………………………………………... 73
Panjat Tebing…………………………………………………………………………………….... 78
Teknik Pemanjatan………………………………………………………………………………... 104
Teknik Turun/Rappeling……………………………………………………………………….…. 106
Olah Raga Arus Deras……………………………………………………………………………. 107
Teknik Penyeberangan………………………………………………………………………….… 118
Search and Rescue……………………………………………………………………………….... 123
Komunikasi Lapangan…………………………………………………………………………….. 129
Manajemen Bencana…………………….………………………………………………………... 132
Tanggap Darurat…………………………………………………………………………………... 141
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….….
Lampiran……………………………………………………………………………………….….
146
147
Master Guide Reinforcement 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmat-Nya Buku
Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini bisa diselesaikan.
Buku Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini disusun dari berbagai sumber, baik yang berupa
buku, ataupun pengalaman-pengalaman yang penyusun peroleh sendiri selama mengikuti Master
Guide Reinforcement baik sebagai peserta maupun sebagai panitia sejak tahun 2007.
Adapun tujuan dari diterbitkannya Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini yaitu untuk
mempermudah Siswa Master Guide Reinforcement dan para Master Guide maupun Calon Master
Guide yang membaca Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini memahami isi dari tiap materi yang
diberikan sehingga bisa mengurangi kesalahan penafsiran yang mungkin terjadi.
Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini tidak bisa memberikan pengetahuan yang cukup dan
memadai bagi siswa Master Guide Reinforcement guna berpetualang di alam bebas. Hanya dengan
latihan yang kontinyu buku ini dapat terasa manfaatnya.
Terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Pdt. K.R Sagala sebagai Direktur Pemuda Advent
UIKB, Pdt Jacky P. Runtu sebagai Direktur Pemuda Avent Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, dan
Kakak-kakak Master Guide mulai dari Situ Pendiri, Situ Perintis, Sahabat Rimba dan Semut Gunung
atas dukungan yang diberikan dalam menyusun Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini.
Akhirnya, saya sampaikan kepada para siswa Master Guide Reinforcement, semoga dapat
menyelesaikan dengan baik semua tahapan yang harus dijalani selama mengikuti Master Guide
Reinforcement, dan tetap berpegang teguh pada tujuan anda menjadi seorang Master Guide, yaitu :
”Keselamatan dan Pelayanan”
Penyusun
MG. Robert F. Damaling
MG-01036-0407
Master Guide Reinforcement 3
KODE ETIK MASTER GUIDE
“Keselamatan dan Pelayanan”
Dengan rahmat Tuhan Serwa sekalian alam, saya akan menggunakan setiap
atribut dan pelatihan yang saya terima sebagai Master Guide yang baik
dan manusiawi.
Menuntun anak muda kepada kehidupan yang Allah kehendaki di Alkitab.
1. Menyediakan kepemimpinan dan bimbingan pada anak muda dimana saya
berada.
2. Meneladani hidup Yesus yang menuntun pada kedamaian dan kegembiraan.
3. Saya akan berusaha meningkatkan pelayanan saya dan pengabdian diri
kepada Tuhan dalam setiap tanggung jawab dimana saya dipanggil untuk
melaksanakannya.
4. Saya akan mencoba bekerja dengan giat untuk menyelamatkan anak muda
dimana saja saya berada.
5. Melayani dengan setia disemua bidang pelayanan yang dipercayakan gereja.
6. Mempergunakan waktu dan tenaga saya untuk memelihara kehidupan anak
muda.
7. Menyelidiki metode – metode baru dan bermanfaat bagi anak muda zaman
ini.
8. Membangkitkan semangat anak muda untuk memberikan hidup mereka
untuk pelayanan pemimpin besar mereka
Kiranya Tuhan menolong saya dan memenuhi saya dengan kuasanya
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Master
Guide hari ini dan selama lamanya Amin.
Master Guide Reinforcement 4
KODE ETIK PECINTA ALAM
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar
akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk
yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa
Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai
dengan kebutuhannya
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air
4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta
menghargai manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan
Azas Pecinta Alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian
terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air
7. Selesai
Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974
Master Guide Reinforcement 5
asrat untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan
berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran
pantai, pengarungan sungai berarus deras, sampai dengan perjalanan .besar. yang sering
disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan
eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan
persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan
membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa.
Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam
kenikmatan dan kepuasan berpetualang.
Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan
kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi,
bagaimana cuacanya, bagaimana cara mengatasinya, apa yang akan kita makan disana, segalanya harus
dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala
macam hambatan yang mungkin timbul.
KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT ALAM TERBUKA
Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari
dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan dialam terbuka sehingga mempunyai
kemampuan yang memadai.
Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang
diperlukan oleh para penggiat di alam terbuka sbb:
1. Kemampuan Teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi
penggunaan perlengkapan.
2. Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu,
kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan
lingkungan alam.
3. Kemampuan kemanusiaan, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan
kemampuan. Hal ini mencakup determinasi, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri,
kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
4. Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari
lingkungan yang spesifik.
Keempat kemampuan tersebut tidak mudah untuk dikuasai dengan baik. Namun perlu diingat bahwa
penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam berkegiatan dialam terbuka.
Konsep keempat kemampuan itu mungkin lebih sederhana kalau kita kaitkan langsung dengan kegiatan
kita mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan di alam terbuka seperti perjalanan pendakian
gunung.
H
PERENCANAAN PERJALANAN
Master Guide Reinforcement 6
TAHAPAN PERENCANAAN PERJALANAN
Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut :
1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan
perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas,
kemampuan berbivak, membuat api, dsb.
2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga
dan meningkatkan kebugaran.
3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat dialam.
Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.
4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup
bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan
lingkungan.
FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN
1. Faktor Alam
Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang
akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan
melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah
setempat.
2. Faktor Peserta
Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan
personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan
setiap peserta perjalanan.
3. Faktor Penyelenggaraan
Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis.
Faktor teknis
Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya
yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, serta
hal yang berkaitan dengan masalah safety.
Faktor non teknis
Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah
administrasi organisasi dan pendukung operasi global.
Faktor semi teknis
Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung
dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp
team, advance-team, take in & out team, rescue team, dsb.
Master Guide Reinforcement 7
PERENCANAAN KEGIATAN
Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan
baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu
pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu
selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai.
Rencana kegiatan tersebut dapat bervariasi tergantung bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
Contoh : Jadwal Persiapan Dalam Perjalanan Kecil
Gambaran diatas tidak menunjukkan waktu, karena hanya menekankan pada gambaran kerjanya.
Setelah rencana kerja tersebut dibuat baru kemudian dapat dibuat skedul waktu (time skedul) untuk
kegiatan tersebut.
Untuk suatu perjalanan yang telah sering dan tidak terlalu rumit dilakukan, tahapan-tahapan diatas
secara otomatis kita lakukan.
Leave No Trace
Ketrampilan Leave No Trace dirancang untuk hujan tropis di Amerika Latin. Konsep
dasarnya berlaku pada hampir semua daerah tropis lainnya, dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada lokal Leave No Trace.
Prinsip Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk
meminimalkan bekas-bekas kehadiran anda di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di
hutan hujan tropis.
Leave No Trace Program adalah Pendidikan yang dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan
dampak lingkungan itu dalam area ini dan didasarkan pada prinsip sebagai berikut:
Prinsip Leave No Trace
 Perencanaan dimuka dan persiapan
 Berkemah dan berpergian diatas permukaan tanah yang tahan dan awet
 Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)
Master Guide Reinforcement 8
 Buanglah kotoran dengan benar
 Biarkan apa yang ada temukan
 Minimkan penggunakan dan akibat dari api unggun
 Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan
Rencana kedepan dan Persiapan
Disainlah perjalanan anda dengan hati-hati agar cocok dengan tujuan dan tingkat pengetahuan outdoor
anda, ini merupakan langkah yang pertama dalam PERSIAPAN. Perjalanan ke hutan tropik yang
dipersiapkan dengan cermat akan lebih selamat, menyenangkan dan baik pada lingkungan.
Pilih tujuan atau maksud yang layak.
Untuk perjalanan backpacking yang lebih advance, bawalah makanan yang cukup, air dan shelter yang
harus cukup untuk diri sendiri. Hindarilah perencanaan perjalanan yang over ambisius atau terlalu sulit,
sehingga anda mempunyai energy untuk lebih pemeliharaan lingkungan alam disekitar anda.
Kenal daerah dan apa yang akan dihadapi.
Tanyakanlah pada penduduk setempat mengenai keadaan medannya, cuaca, peraturan dan kehidupan
liar yang terdapat didaerah yang akan dikunjungi. Informasi ini akan sangat membantu anda dalam
perencanaan rute anda serta juga pakaian, peralatan, air, bahan bakar dan makanan. Petugas PPH atau
jagawana juga merupakan sumber informasi yang bagus tentang kebiasaan penduduk setempat.
Gunakanlah visitor center atau informasi yang tersedia lainnya.
Dapatkan ijin dan ikuti aturan badan yang berwenang
Badan yang mengelola daerah yang dilindungi bekerja keras menyediakan informasi dan melindungi
daerah tersebut. Dengan mengikuti aturan dan anjuran tentang dimana dan bagaimana cara melakukan
perjalanan dan berkemah, maka anda secara tidak langsung telah ikut melindungi flora dan fauna pada
daerah yang dilindungi ini.
Saat mengunjungi alam bebas (daerah yang agak jauh dari peradaban) Praktekan dengan keras tehnik
Leave No Trace. Karena area yang jauh tersebut akan meningkatkan kemampuan anda dalam
berpetualang dengan soliter, perjalanan di daerah ini juga lebih memerlukan usaha dan kemampuan.
Pada perjalanan multi day backpack atau perjalanan di sungai, tempat mendirikan tenda yang tertentu
sangat susah untuk dijumpai dan akan terserah pada anda untuk mendirikan dan merubuhkan areal
camping Leave No trace anda.
Kunjungan dalam group kecil.
Dan jika mungkin, selama musim atau hari-hari dimana tingkat kunjungan sedikit. Group kecil akan
lebih tenang, lebih personal dan akan tidak begitu terlihat pada orang lain dan binatang liar.
Cobalah untuk memperhatikan jumlah group anda dalam perjalanan hiking atau tour alam bebas.
Kenali aturan local mengenai jumlah maksimal dalam satu grup sebelum melakukan perjalanan.
Jika akan mendirikan tenda, pilihlah tempat yang cukup luas untuk menampung keseluruhan grup
Master Guide Reinforcement 9
tanpa memperlebar ukuran dari campsites atau membuka areal camp sites baru. Jika cara ini tidak
mungkin, pecahlah kelompok jadi beberapa kelompok dan dirikan tenda ditempat terpisah.
Pilih peralatan dan pakaian yang layak.
Untuk membantu anda untuk tidak meninggalkan jejak (Leave No Trace), bawalah peralatan yang
serba guna dan hanya bawa yang benar-benar kamu butuhkan. Kompor camping yang ringan dan
portable shelter seperti tenda yang free standing, akan memberikan anda fleksibilitas dalam pemilihan
tempat camping yang tidak mudah rusak. Dimanapun anda pergi di alam bebas, skop tangan kecil yang
untuk berkebun akan sangat berguna untuk menggali lobang guna menguburkan kotoran manusia untuk
meminimalkan impact yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Bungkus ulang makanan
Jika anda akan menyediakan sendiri makanan untuk perjalanan anda, rencanakan makanan anda
dengan hati-hati untuk mengurangi sampah yang akan anda bawa ke alam bebas. Bungkus ulang
makanan yang dipacking dengan kotak, botol dan kaleng kedalam kantong isi ulang atau kantong
plastik, ini akan mengurangi berat dan tempat.
Stay safe.
Dengan memelihara diri sendiri dan group anda saat perjalanan di alam bebas, anda akan berada pada
posisi melindungi lingkungan. Berhati-hatilah pada perjalanan anda dan kemampuan camping serta
juga kelompok anda, sehingga anda tetap bisa terkontrol. Peliharalah jalan setapak yang anda gunakan
jangan potong kompas (memotong jalan setapak yang telah ada), gunakanlah peta dan kompas.
Bawalah P3K kit dan kenali cara penggunaannya. Tinggalkan copy dari rencana perjalanan anda pada
orang yang anda kenal.
Pack It in, Pack It Out
Pertimbangkanlah kata-kata " Leave No Trace" sebagai tantangan untuk membawa kembali semua
yang anda bawa masuk hutan. Apakah anda melakukan perjalanan dengan kaki, mobil atau kapal,
bungkus semua sampah anda dan buanglah kedalam tong sampah atau tempat pembuangan yang resmi.
Lebih baik lagi jika anda mau untuk mengambil sampah yang anda temukan di sepanjang perjalanan
dan biarkan tanah dan air tetap bersih saat anda menemukannya.
Buang kotoran manusia dengan benar.
Untuk menghindari polusi pada sumber air, penyebaran penyakit, atau pengalaman yang tidak
menyenangkan pada orang lain di belakang kita. Dan jika ditemukan adanya toilet yang tersedia,
gunakanlah fasilitas tersebut.
Master Guide Reinforcement 10
Empat petunjuk untuk membuang kotoran manusia:
• Hindari mencemarkan sumber air
• Hindari kontak dengan serangga dan binatang
• Maksimal breakdown
• Minimalkan kemungkinan dari dampak social
Catholes
Cara ini adalah cara yang selalu digunakan dalam pembuangan kotoran manusia saat toilet atau kakus
tidak tersedia. Lubang ini harusnya berada jauh dari pada sumber air, jalan setapak, campsites dan
daerah lain yang mungkin akan dilewati oleh aliran air hujan. Sebagai petunjuk umum, gali lobang
dengan jarak 20 meter dari jenis-jenis lokasi diatas. Tempat ini haruslah tersembunyi dari lalu lalang
orang-orang. Lobang ini haruslah berjauhan satu sama lain, jadi carilah dengan cermat lokasi
pembuangan ini selama dalam perjalanan anda.
Untuk penampungan yang cukup terhadap kotoran manusia dalam lubang ini, pilihlah tempat yang
berupa tanah atau humus organic dari pada tempat yang berpasir. Galilah lubang kira-kira dengan
dalam 20cm dan lebar 15 cm. Hati-hati jangan sampai merusak akar pohon sewaktu menggali.
Untuk penutup lubang tutup lagi dengan tanah galiannya dan buatlah tersamar dengan menutupi
atasnya dengan bahan-bahan alami (daun dan ranting yang gugur).
Hindarilah membuang kotoran kedalam sungai atau aliran air. Menutupi kotoran dengan batu juga
bukanlah penyelesaian yang baik. Penanganan yang buruk terhadap lubang kotoran akan menyebabkan
kemungkinan ditemukan oleh pengunjung lain, sebagai tambahan menutup lubang dengan batu akan
menjadikan proses pembusukan dan penghancuran kotoran berjalan lama karena terbatasnya
kelembaban dan panas.
Urine:
Air seni hanya mempunyai sedikit efek pada tumbuhan atau lahan dan sedikit saja ancamannya kepada
kesehatan manusia. Sebagai sedikit perhatian pada pengunjung lain, saat buang air kecil menjauhlah
dari orang lain, jalan setapak, area camp. Menuangkan air diatas air seni akan mengurangi baunya.
Toilet paper
Pergunakan kertas toilet yang non-dyed, non perfume. Toilet paper adalah sampah dan bungkuslah
dengan plastik untuk menghilangkan baunya.
Atau mengubur toilet paper lebih baik ketimbang membiarkannya dipermukaan tanah, tapi tidak
disarankan karena mengubur toilet paper akan butuh waktu lama untuk hancur, bahkan kadang akan
muncul keluar atau di gali dan dirobek-robek oleh binatang.
Minimalkan penggunaan sabun dan sisa makanan pada air buangan
Untuk menghindari tercemarnya sumber air saat mencuci baju atau piring anda. Sabun hendaknya tidak
masuk ke dalam telaga atau sungai kecil, jadi gunakanlah dengan hati-hati dan hanya seperlunya.
Master Guide Reinforcement 11
Jika mandi, basahilah badan terlebih dahulu dan kemudian saat memakai sabun dan membilas badan
lakukan jauh dari sumber air (kira-kira 60 meter). Prosedur ini memfilter sabun dari air bilasan sebelum
mencapai sumber air. Mencuci baju juga usahakan menjauh dari sumber air.
BIARKAN APA YANG ANDA JUMPAI
Orang-orang datang ke alam bebas adalah untuk menikmati kondisi alami dan pengalaman di
lingkungan yang menghasilkan kejuatan dan tantangan. Membuat orang-orang merasakan kesendirian
dan menemukan dan membiarkan kehidupan liar, tumbuhan, batu karang, artifak arkeologi dan objek
menarik lainnya tanpa mengganggunya. Istilah popular untuk ini adalah " Take nothing but picture;
leave nothing but footprints."
MINIMALKAN PENGGUNAAN DAN DAMPAK DARI API
Leave No Trace mendorong anda untuk membatasi penggunaan api dan menganjurkan untuk memasak
dengan menggunakan kompor portable dengan jenis bahan bakar apapun. Api yang dibuat dengan
ceroboh akan mengancam bentuk alami dan keseimbangan ekologi dari tempat tersebut karena
pemakaian dari kayu-kayunya, dan menyebabkan kebakaran hutan. Banyak tempat yang dilindungi
melarang untuk membuat api unggun atau mengijinkannya pada tempat tertentu. Pertimbangkanlah
walaupun anda membutuhkan api unggun. Sweater, raincoat dan kompor portable yang ringan akan
mengurangi kebutuhan akan api unggun. Kompor merupakan perlengkapan yang dianjurkan untuk
mengurangi dampak camping karena portablenya, cepat untuk memasak dan tidak meninggalkan
dampak pada camp site.
Jika anda tetap harus memilih membuat api, ada alternative baru pada metode pembuatan api yang
membuat anda bisa tetap mempraktekkan Leave No Trace etika.
Ada lima konsep untuk diingat saat membuat api :
1. Ketahuilah Regulasi dan kondisi cuaca
Hindari membuat api saat berangin atau di daerah yang kering. Selalu ingat bahwa api unggun
untuk beberapa daerah hanya diijinkan pada tempat-tempat tertentu.
2. Pilih lokasi yang tahan lama terhadap api
Carilah permukaan yang benar-benar tahan terhadap panas dan api dari api unggun. Jika ada,
buatlah api pada tempat yang tersedia, dan bersihkan sisanya untuk pengguna berikutnya.
3. Gunakan pohon mati dan pohon rubuh
Api unggun seharusnya dibuat ditempat banyak tersedianya kayu dan berlimpah. Kumpulkan
cabang dan ranting pohon yang berserakan ditanah. Mematahkan ranting dan dahan dari pohon
akan merusak pohon tersebut dan meninggalkan guratan yang akan memberikan dampak negatif
pada pemandangan sekitarnya. Luangkanlah waktu untuk berjalan beberapa menit dari lokasi camp
dan kumpulkanlah kayu diarea yang luas dan jangan sampai membuat suatu area menjadi kosong
dari ranting-ranting dan dahan yang berserakan ditanah ini juga akan berpengaruh terhadap humus
dan permukaan tanah. Gunakan kayu kecil, kayu bakar hendaknya besar diameternya tidak lebih
Master Guide Reinforcement 12
dari pergelangan tangan orang dewasa. Kayu dengan ukuran ini bisa dipatahkan menjadi berbagai
ukuran yang sesuai dengan kebutuhan, dan akan lebih mudah terbakar hingga menjadi abu.
4. Bakarlah api unggun anda hingga sampai menjadi abu
Disaat bekas api unggun mulai dingin untuk disentuh, jika ada arang bisa dihancurkan dengan
tangan (pakai sarung tangan) hinga menjadi abu. Abu ini bisa ditebarkan disekitar permukaan
tambuhan.
5. Gunakan Leave No Trace pembuatan api didaerah yang dilindungi
Jika disuatu daerah tidak mempunyai tempat untuk membuat api unggun yang telah ditentukan, dan
anda tetap untuk memilih membuat api unggun, gunakan satu dari tehnik berikut ini:
Api unggun dipalangi dengan kerikil.
Didekat sungai besar sepanjang pantai, api bisa dibuat dengan menggali pasir. Pastikan area tersebut
akan tergenang disaat sungainya meluap atau pantainya pasang.
Saat arang telah terbakar sampai jadi abu dan padam, pindahkanlah semua abu dan tebarkanlah secara
melebar dan tutuplah lubang bekas api tersebut. Jika dilakukan dengan hati-hati, akan sangat sedikit
sekali abu yang tertinggal setelah dibersihkan, dan ini akan terkikis habis selama sungai meluap.
Api Gundukan Tanah
Api juga bisa dibuat diatas platform atau gundukan tanah, bentuk seperti ini mudah untuk dihilangkan
saat anda selesai memakainya. Pertama cari bahan alami dari tanah, pasir atau kerikil yang telah lama
tertumpuk. Lubang yang diakibatkan oleh pohon tumbang merupakan juga pilihan lain. Pergunakan
pots atau kantong untuk membawa material ini ke tempat api dan untuk membawanya kembali
ketempat semula setelah selesai memakainya.
Buatlah bentuk lingkaran, dan ratakan atasnya, tebalnya kira-kira 15 sampai 20cm dan kira-kira
diameternya 50cm (6inci x 24inchi) dengan tanah, Penempatan trap atau alas dibawah lahan, akan
memudahkan saat pembersihannya. Ketebalan dari gundukan tanah merupakan hal yang kritis, karena
ini untuk membatasi trap dan tanah landasan dibawahnya dari panas api tersebut. Begitu api padam dan
dingin, debu yang tertinggal bisa berserakan, sebagaimana disebutkan diatas dan bahan mineral itu
akan kembali ke sumbernya serta bercampur, ini akan mengurangi tanda-tanda bahwa tempat tersebut
pernah dipakai. Keuntungan dari membuat jenis api seperti ini adalah, bisa membuatnya diatas
berbagai macam permukaan, walaupun diatas permukaan daun yang berjatuhan atau rumput pendek,
tanpa merusak permukaan atau lahan tersebut.
Master Guide Reinforcement 13
Selain keterampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas yang baik, untuk menjamin
kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan di alam bebas diperlukan pula peralatan
dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam
keadaan sehat walafiat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang
akan timbul.
Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai
tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang
berlaku di daerah tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar
kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat. Hal ini akan kita perlukan karena
orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan bila kita mendapat kesulitan adalah penduduk
setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah
mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada.
PERALATAN
Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan
dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan dialam
bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah
sebagai berikut : semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang
tidak kita butuhkan dalam tas kita.
Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi :
Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan
memasak dan makan/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.
Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan
perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya.
Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan.
PERALATAN DASAR
Yang akan dibahas disini adalah peralatan untuk medan gunung hutan.
SEPATU
Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki
pemakainya
Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir.
Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman
Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir
PERALATAN DAN PERBEKALAN
PERJALANAN
Master Guide Reinforcement 14
Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti memberi lubang dibagian
sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya dan diberi
alas tambahan sehingga lebih lunak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangani kaki dan sepatu adalah :
Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang
bergesekan dengan sepatu.
Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki
yang kering.
Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan sepatu menjadi
kaku dan kulit sepatu pecahpecah.
Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga
nyaman dipakai.
Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan memperhatikan kaos kaki
yang digunakan).
KAUS KAKI
Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar
kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas.
Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas.
Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui,
demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang
kaus kaki karena bila melakukan perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet.
Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat
dari bahan katun yang lembut
dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal.
CELANA LAPANGAN
Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di
medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa
gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita.
Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb :
Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat.
Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah
akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang
terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering.
Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat
diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang
tidak terlalu sempit. Bagian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini paling mudah
sobek. Jahitan celana juga harus kuat.
Master Guide Reinforcement 15
Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna
namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai
penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar.
BAJU LAPANGAN
Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan
yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun cukup kuat.
Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan
berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau
udara dingin. Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan
disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan.
Jangan pernah membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal
ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup.
TOPI LAPANGAN
Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri
tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang.
Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan sangat baik bila diberi
lubang ventilasi udara.
Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk medan
gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang rumput atau pantai
kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila memakai topi yang terlalu
lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu pergerakan.
SARUNG TANGAN
Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat
menggunakan golok tebas.
Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak
terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita.
IKAT PINGGANG
Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita
butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K.
Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau
bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang
dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan.
Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu.
RANSEL
Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu kita harus
menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus memilih ransel yang kuat
namun ringan.
Master Guide Reinforcement 16
Selain itu ransel juga harus terbuat dari bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan
pada bagian jahitan ransel tersebut apakah kuat atau tidak.
Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan rangka luar. Ransel
dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti padang rumput atau pantai. Untuk
medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih cocok karena bila
menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila
menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna
untuk membagi beban agar merata keseluruh tubuh.
Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang
yang akan dibawa. Kantung- kantung tambahan yang ada pada
ransel lebih bersifat praktis dan selera pribadi masing-masing.
Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai walaupun
membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan
dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian
yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali
penyandang yang dapat diatur.
Carilah kombinasi penyetelan yang paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa
terlalu berat.
Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan terlalu terpaku
dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah lebih buruk dari ransel yang
mahal.
Untuk memilih ransel yang paling sesuai dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan-
perjalanan tertentu mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan-
perpindahan singkat (misal: penelitian, dokumentasi).
PERALATAN NAVIGASI
Peralatan navigasi bisa diibaratkan sebagai mata kita untuk mengetahui lokasi tempat kita berada. Alat
navigasi terdiri dari: kompas,peta, busur derajat/protaktor, pinsil/bolpoin dan sebagainya.
Penjelasan lebih lanjut lihat materi navigasi darat.
PERALATAN MASAK
Peralatan masak terdiri dari :
Kompor lapangan
Bahan bakar
Tempat memasak
Wadah air
Pematik/pembuat api
Sendok garpu
Trangia
Master Guide Reinforcement 17
Ada bermacam-macam kompor lapangan yang tersedia dipasaran. Yang paling umum saat ini adalah
kompor parafin dan kompor gas. Sedangkan yang relatif baru adalah kompor dengan bahan bakar
spirtus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kompor dengan bahan bakar parafin ringkas bentuknya. Namun tidak tahan pada badai angin kencang.
Kompor gas menghasilkan panas yang lebih baik dibanding kompor parafin namun sangat riskan.
Sering terjadi tabung gas meledak karena selang tersumbat.
Kompor dengan bahan bakar spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas yang dihasilkan lebih baik
dibanding parafin dan gas. Namun bahan bakar yang diperlukan mempunyai volume yang lebih besar
dari parafin
Tempat masak yang biasa digunakan adalah misting yang biasa dipakai oleh kalangan ABRI/ militer.
Ada dua macam bentuk misting yaitu :
 kotak
 bulat, pilih sesuai selera anda.
Ada bermacam-macam wadah air, yaitu : bool air mineral, vedples, maupun jerigen.
Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai
penutup yang rapat.
Pemantik api atau korek api banyak macamnya, ada yang berbentuk batang, dengan bahan bakar gas
ataupun minyak. Kita harus selalu menjaga agar korek api kita dalam keadaan kering. Caranya, untuk
korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu
pemantik tidak terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar
wadah korek dengan tabung film yang kedap air.
LAMPU SENTER
Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas cahaya
yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk mencegah agar
senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan membalik salah satu baterai
atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai.
Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin.
PISAU
Pisau berguna untuk membantu dalam memasak dan membuat api unggun.
Beberapa jenis pisau yang dapat kita bawa adalah :
Golok tebas
Pisau pinggang
Pisau saku multiguna
Pisau harus terbuat dari bahan yang baik seperti baja, ukurannya sesuai dan mempunyai sarung
pelindung. Ada beberapa jenis pisau seperti pisau bowie, pisau lempar, pisau skinner(pengulit) dan
sebagainya. Pisau yang baik biasanya berasal dari swiss.
Master Guide Reinforcement 18
PERALATAN TIDUR
 Peralatan tidur yang disarankan :
 Sepasang pakaian tidur
 Kauskaki tebal
 Matras
 Sleeping bag
 Sarung tangan
 Kupluk/balaklava
 Ponco
PELUIT
Peluit yang baik adalah peluit whistle/ pramuka karena bunyinya stabil tidak tergantung kekuatan
meniup.
PERALATAN KHUSUS
Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan
pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb. Bila akan mengadakan arung
sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi kita harus
menyiapkan peralatan dokumentasi.
PERALATAN TAMBAHAN
Peralatan ini tidak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan :
 Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit.
 Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir
 Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah
 Semir sepatu
SURVIVAL KIT
Adalah peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat/kondisi survival.
Isinya antara lain :
 Alat menjahit
 Alat sol
 Tali sepatu cadangan
 Korek api
 Gunting kecil
 Perlengkapan P3K
 Alat pancing
 Alat jerat
MENYUSUN PERLENGKAPAN KE DALAM RANSEL (PACKING)
Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh struktur ransel yang baik juga dipengaruhi
penyusunan barang saat mengemasnya. Yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Ini
tergantung kepada cara kita menumpukkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa, sehingga dapat
bekerja secara efisien.
Survival Kits
Master Guide Reinforcement 19
Dalam batas-batas tertentu rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka
ini membuat posisi tubuh lebih nyaman saat menggendong beban. Namun bagaimanapun canggihnya
desain ransel yang anda miliki, akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-
barang anda dengan baik. Yang perlu diperhatikan antara lain :
 Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus dengan kantong plastik yang
baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi, dsb.
 Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan punggung.
Barang-barang yang relative lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) tempatkan dibagian bawah,
barang yang setiap saat diperlukan ditempatkan di atas.
 Matras tidur yang dimasukkan kedalam ransel dapat membantu mempertahankan bentuk ransel dan
mempermudah penyusunan barang kedalam ransel, sehingga menjadi padat.
Buatlah checklist dari semua perlengkapan. Kalau mungkin dengan
beratnya, agar dapat dengan mudah menyusunnya.
Cara menyusun perlengkapan kedalam ransel (lihat gambar) :
1. Benda terberat dekat punggung, antara bahu dan pinggul.
2. Benda yang agak berat
3. Agak ringan dan tidak terlalu padat.
4. Yang teringan diletakkan dibagian atas dan bawah.
PERBEKALAN
 Harus mempunyai kandungan gizi, vitamin, dan kalori sesuai kebutuhan tubuh.
 Tidak asing bagi tubuh atau mulut
 Mudah memasaknya
 Tahan lama
 Jenis dan rasa yang variatif
 Susunan menu yang baik
Master Guide Reinforcement 20
Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan
baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat
perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni :
1. Persiapan fisik
Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak
kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan
latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga
aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot-
otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau
bersepeda.
Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu,
punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti
mengangkat barbel dan sejenisnya.
2. Persiapan Mental
Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi
pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah
satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus
selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam
bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal. Motivasi yang baik
dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah,
karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang
tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak
menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi.
3. Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh ini sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Kebutuhan oksigen
Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh
yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan
kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat.
b. Kebutuhan cairan
Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa
air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat.
KESEHATAN PERJALANAN
DAN PENANGANAN GAWAT DARURAT
Master Guide Reinforcement 21
c. Makanan
Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500
kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah
karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak.
d. Suhu lingkungan
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung
pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas
atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu
panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang
diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
POKOK-POKOK P3K
a. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja
secara efektif.
b. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan :
bebaskan jalan pernafasan
berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas
lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada
c. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan
sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang
lain. Bila perlu ikat dengan torniquet.
d. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang.
e. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar.
f. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan (
korban kebakaran ).
Obat dan Peralatan
a. Obat-obatan
Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll
Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll
Obat keracunan seperti Norit
Obat anti alergi seperti CTM
Obat anti malaria seperti pil kina
Obat flu dan batuk
Obat tetes mata
Alkohol
Salep luka bakar
Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih
Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream
Krim anti memar seperti trombophop
Chlor ethyl spray
Obat luka baru seperti Bethadine, dll
Master Guide Reinforcement 22
b. Peralatan
Buku petunjuk P3K
Mitella (pembalut segitiga)
Plester
Kasa steril dan kapas
Perban
Gunting, pinset, pisau kecil
Cotton bud, jarum kecil dan peniti
Lampu senter, dll
Master Guide Reinforcement 23
Tubuh kita dapat bertahan beberapa minggu tanpa adanya makanan dan beberapa hari
tanpa adanya minum. Namun, tubuh kita tidak dapat bertahan lama jika tanpa oksigen.
Terdapat rumusan yang sudah diketahui internasional untuk urutan pertolongan pada
korban, yaitu ABC (Airway-Breathing-Circulation). Airway ditempatkan pada urutan
pertama karena masalah airway akan mematikan paling cepat. Komponen yang penting
dari sistem pernapasan adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan paru.
Normalnya, manusia akan berusaha bernapas melalui hidung, dan pada keadaan tertentu akan bernapas
melalui mulut. Udara yang masuk akan mengalami proses penghangatan dan pelembaban. Pada korban
yang tidak sadar, lidah akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
pada airway.
A : Airway (Jalan Nafas)
Membuka jalan napas
Lidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada korban tidak
sadar. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan kehilangan kekuatan ototnya
sehingga akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini mengakibatkan
tertutupnya trakea sebagai jalan napas. Pada kasus-kasus tertentu, korban
membutuhkan bantuan pernapasan. Sebelum diberikan bantuan pernapasan,
jalan napas korban harus terbuka. Ada dua manuver yang lazim digunakan
untuk membuka jalan napas, yaitu head tilt / Chin lift dan jaw trust.
Head tilt / Chin lift
Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Tahap-
tahap untuk melakukan tehnik ini adalah :
1. Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang
paling dekat dengan dahi korban).
2. Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong
dahi kearah belakang.
3. Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian
tulang dari dagu korban. Jika korban anak-anak, gunakan
hanya jari telunjuk dan diletakkan dibawah dagu.
4. Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala.
Jangan sampai mulut korban tertutup. Jika korban anak-anak,
jangan terlalu menengadahkan kepala.
5. Pertahankan posisi ini.
MENGATASI HENTI NAFAS DAN
HENTI JANTUNG
Master Guide Reinforcement 24
Jaw trust
Tehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas. Walaupun tehnik ini menguras tenaga, namun
merupakan yang paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk
melakukan tehnik ini adalah :
1. Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua sisi kepala korban. Letakkan
tangan di kedua sisi kepala korban.
2. Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya. Jika korban anak-anak, gunakan dua atau
tiga jari dan letakkan pada sudut rahang.
3. Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik
lidah menjauhi tenggorokan.
4. Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik bibir bagian bawah dengan kedua
ibu jari.
Penilaian jalan napas
Patensi (tetap mempertahankan) jalan napas sangat diperlukan untuk pernapasan yang adekuat. Jika
korban sadar dan dapat berbicara dengan baik, maka dapat disimpulkan bahwa jalan napasnya paten
(tidak ada sumbatan). Jika korban mengalami penurunan kesadaran, maka perlu diperhatikan lebih
lanjut mengenai patensi jalan napasnya. Biasanya korban dengan penurunan kesadaran terdapat darah,
muntahan, atau air liur yang berlebihan pada jalan napasnya. Apabila jalan nafas sudah baik dan yakin
tidak ada sumbatan maka diteruskan ke prosedur selanjutnya yaitu breathing (pernapasan).
B : Breathing (Pernapasan)
Defenisi
Bernapas adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk melakukan pernafasan. Tindakan
ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).
Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali seseorang bernapas
dalam satu menit, secara umum :
 Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/ menit (dewasa), anak (20-30x/ menit), bayi (30-40x/ menit)
 Dada sampai mengembang
Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:
 Ada tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit
 Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)
 Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
 Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan
 Tidak ada gerakan dada
 Tidak ada suara napas
 Tidak dirasakan hembusan napas
 Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang terganggu:
 Cek pernapasan dengan melihat dada pasien dan mendekatkan pipi dan telinga ke hidung dan mulut
korban dengan mata memandang ke arah dada korban (max 10 detik)
Master Guide Reinforcement 25
 Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan korban ke posisi mantap (posisikan
tubuh korban miring ke arah kiri) dan pastikan jalan napas tetap terbuka; segera minta bantuan dan
pastikan secara berkala (tiap 2 menit) di cek pernapasannya apakah korban masih bernapas atau
tidak.
Gambar : Posisi mantap
 Jika korban bernapas tidak efektif (bernapas satu-satu, ngap-ngap, atau tidak bernapas) :
 Aktifkan sistem gawat darurat (bila ada orang lain minta orang lain untuk
mencari/menghubungi gawat darurat)
 Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan menopang dagu korban (head tilt
dan chin lift)
Gambar : Buka jalan nafas; mendengar, melihat dan merasakan
hembusan nafas
 Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban; bila ada sumbatan dapat dibersihkan dengan
sapuan jari-balut dua jari anda dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah
luar
 Berikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban
dengan perantaraan alat pelindung diri (face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan >1
detik sambil jari tangan anda menutup hidung korban dan mata anda melihat ke arah dada
korban untuk menilai pernapasan buatan yang anda berikan efektif atau tidak (dengan naiknya
dada korban maka pernapasan buatan dikatakan efektif)
 Berikan nafas buatan 2x lalu periksa denyut nadi korban (menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir
jakun tersebut) didaerah leher seperti pada gambar; bila tidak ada denyut maka masuk ke
langkah CPR.
Master Guide Reinforcement 26
Gambar : Periksa denyut pembuluh darah arteri karotis
 Bila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan frekuensi 12x/menit/1 tiap 5 detik
sampai korban sadar dan bernapas kembali atau tenaga paramedis datang; dan selalu periksa
denyut nadi korban apakah masih ada atau tidak setiap 2 menit
C : Circulation (Sirkulasi)
Defenisi
Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia dilakukan oleh jantung. Jantung berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh. Pada keadaan henti jantung dimana jantung berhenti berdenyut dan
berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, maka organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen.
Organ yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat kekurangan oksigen adalah otak. Hal ini
disebabkan karena sel-sel otak mengkonsumsi energi yang berasal dari oksigen saja. Tanpa oksigen,
proses hidup sel otak akan terganggu. Dalam waktu 4-6 menit tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai
mengalami kerusakan. Setelah 8-10 menit sel otak akan rusak permanen.
Tindakan resusitasi jantung paru diharapkan dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh
tubuh walaupun tidak seoptimal kerja jantung. Untuk membantu sirkulasi dapat dilakukan
kompresi jantung atau kompresi dada.
Tanda-tanda henti jantung
Pada korban yang dicurigai terjadi henti jantung harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan
kompresi jantung. Korban yang mengalami henti jantung sudah pasti dalam keadaan tidak sadarkan
diri. Periksa segera jalan nafas dan apakah ada usaha bernafas (Breathing). Setelah itu kita periksa
denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis. Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir jakun tersebut.
Rasakan denyut hingga 10 detik. Bila tidak dirasakan sama sekali denyut jantung lakukan kompresi
dada.
Langkah-langkah kompresi jantung :
1. Letakkan korban di tempat yang datar dan keras
2. Bebaskan dada korban dari baju yang dikenakan korban
3. Perlu diingat sebelum melakukan kompresi dada jalan nafas harus dipastikan tetap bebas
4. Letakkan punggung telapak tangan kanan atau tangan yang dominan tepat di tengah-tengah tulang
dada diantara kedua puting susu.
5. Letakkan tangan yang satu lagi diatas tangan yang dominan tadi.
Master Guide Reinforcement 27
6. Pastikan kedua tangan dapat saling terkait dengan stabil
7. Arahkan bahu agar tepat berada diatas kedua telapak tangan tersebut hingga lengan menjadi lurus
8. Dengan menggunakan bantuan berat badan, lakukan penekanan ke dada korban hingga kedalaman
4-5 cm.
9. Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2 kali.
Ini merupakan satu siklus.
10. Setelah lima siklus, dapat diperiksa kembali apakah sudah ada denyut jantung. Bila belum ada,
ulangi kembali siklus.
Bila dilakkan dengan benar, kompresi dada luar dapat menghasilkan tekanan sistolik lebih dari 100
mmHg, dan tekanan rata - rata 40 mmHg pada arteri karotis.
GANGGUAN UMUM
Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan.
Macam gangguan umum :
1. Lena
Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa
nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut
kosong, gejala yang timbul pada korban seperti : Pusing, telinga berdenging, mual, mata
berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah.
Pertolongan :
Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban
menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan
dapat minum beri air hangat.
Master Guide Reinforcement 28
2. Shock
Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan
merupakan kelanjutan dari lena. Gejala yang timbul pada korban :
Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan
luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan.
Pertolongan :
Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala lebih rendah dari kaki (kecuali jika
ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa
ke Rumah sakit.
3. Pingsan
Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri.
Gejala yang timbul :
Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring
tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada.
Pertolongan :
Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah,
longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS
untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
4. Mati Suri
Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata
melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan.
Pertolongan :
Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat
menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera
hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut.
5. Penyakit pegunungan
Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada
daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen
atau hipoksia.
Gejala :
Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi
panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur.
Pertolongan :
Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat
yang lebih rendah.
6. Gangguan setempat
Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena
Macam gangguan setempat :
a. Luka
Macam-macam luka :
Luka iris
Luka tusuk
Master Guide Reinforcement 29
Luka memar
Luka robek
Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan
kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat.
b. Luka gigitan ular
Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda gigitannya tidak begitu
jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka
gigitan tidak terasa tetapi sangat mematikan.
Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan
menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena
mempengaruhi sistem peredaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak.
Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :
Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca
Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas
Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa
Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat.
Macam-macam bisa :
Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syaraf.
Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak.
Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein,
menyebabkan sel darah rusak.
Kardiotoksin : menyerang otot jantung
Miktotoksin : menyerang cairan tubuh
Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal
yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan
berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk
umum yang bisa digunakan, meskipun belum secara
tepat menunjukkan tingkatan bisa ular.
a. Ular berbisa rendah
 Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
 Beraktifitas pada siang hari
 Membunuh mangsanya dengan membelit
 Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
 Tidak memiliki taring bisa
 Gigitannya tidak mematikan
 Setelah menggigit langsung lari
b. Ular berbisa tinggi
 Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
Efek gigitan Trimeresurus setelah 10 hari
Master Guide Reinforcement 30
 Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
 Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
 Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
 Memiliki taring bisa, racun mematikan
 Kanibal
 Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
- Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam,
contohnya :
Ular King Kobra - Ophiophagus hannah , kepala oval, agresif, siang dan malam
Ular Kobra Naja naja sputratix, berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
Ular weling - Bungarus candidus, kepala oval, berbisa tinggi
Ular welang - Bungarus fasciatus, kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi
Ular picung/pudak seruni - berbisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar
siang hari.
Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai
Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari.
Pertolongan :
Segera lakukan tahapan penanganan sbb :
Satu
JANGAN PANIK !
Dua
Amankan posisi penolong dan korban. Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”,
lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.
Tiga
Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic diatas luka gigitan untuk menghentikan dan
memperlambat laju bisa menuju ke jantung.
Empat
Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan
mempercepat detak jantung
Lima
Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !) Jika dapat mengenali ular,
sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisanya terhadap manusia.
Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! dan yang utama :
- Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi
- Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka banyak berarti tidak berbisa.
- Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan
selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular
tersebut untuk di bawa ke bagian medis.
Master Guide Reinforcement 31
Enam
Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa.
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal.
- Lepaskan pembalut elastic
- Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
- Beri obat antiseptik.
- Jika perlu, tutup luka dengan kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering. Ingat! Ular
tidak perlu dibunuh.
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika
kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari.
- Lepaskan pembalut
- Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
- Beri antiseptic
- Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
- Usahakan korban beristirahat sebentar
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi.
- Beri vitamin tambahan
Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............
Bila tergigit ular jenis raksasa, ular python
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.
- Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik
dalam posisi berbaring.
- Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau
dapat pula dengan teknik torniquet.
- Istirahatkan dan tenangkan korban
- Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar
tidak terbuka lagi.
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan
- Ingat.. ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah.
- Saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut
harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular.
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular. Efek gigitan pada
umumnya :
Master Guide Reinforcement 32
- Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna
- Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
- Mulut terasa kering
- Pusing, mata berkunang – kunang
- Demam, menggigil
- Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal,
akibat dari usaha ginjal membersihkan darah.
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas:
- Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
- Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit
- Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet (yang disterilkan atau
tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat
taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal.
- Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan
terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut.
Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat
khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik
menggunakan tali senar, dll....
- Tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui
mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi
mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus.
- Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih
keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar.
- Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut
atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom
yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang
menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)
- Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi.
- Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu berkonsultasi agar luka
cepat kering.
INGAT !
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf,
maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular
welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena
spesifikasi racunnya berbeda.
Tujuh
- Jangan beri minuman beralkohol
- Korban tetap berusaha untuk sadar
- Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi
- Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup
- Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit
c. Sengatan Binatang
Pertolongan :
Master Guide Reinforcement 33
Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat
beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat
gosok untuk mengurangi rasa sakit.
d. Patah Tulang
Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara
luar) dan tertutup.
Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak
bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar.
Pertolongan :
Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang
terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan
segera bawa ke RS.
Syarat pembidaian :
Panjang bidai cukup untuk luka
Bidai harus pipih, lembut, dan empuk
Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar
Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka
e. Pendarahan
Cara menghentikan pendarahan :
Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup
daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih
tinggi dari letak jantung.
Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka.
Tekan dengan tourniquet
Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti.
Caranya :
Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera
Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut
Kencangkan dengan memutar kayu tersebut
Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya
Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detik tiap 10
menit.
f. Terkilir
Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah
sehingga jaringan pengikat antara tulang rusak dan menimbulkan pendarahan yang
menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan.
Pertolongan :
Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis
atau mitella.
g. Keracunan
1) Racun yang ditelan
Master Guide Reinforcement 34
Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar
dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau
arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air.
Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh
dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat.
Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau
soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam
pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti
korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah.
2) Racun yang terisap
Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan
berikan pernapasan buatan.
3) Racun melalui kulit
Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir.
Master Guide Reinforcement 35
1. Teknik Membalut
a. Membalut dengan mitella
Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm.
Cara-cara membalut dengan mitella lihat gambar :
TEKNIK MEMBALUT DAN EVAKUASI
Master Guide Reinforcement 36
b. Membalut dengan Pembalut Pita
Cara-cara membalut dengan Pembalut Pita lihat gambar :
Master Guide Reinforcement 37
Master Guide Reinforcement 38
2. Teknik Evakuasi
a. Mengusung untuk jarak dekat
Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang
leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka
korban dapat ditarik.
b. Melalui lorong sempit
Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari
terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada
leher penolong, penolong merangkak.
c. Dengan selimut
Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti
tandu.
Master Guide Reinforcement 39
d. Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung.
e. Mengusung korban yang tidak mampu berjalan.
Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas.
Meskipin sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara
pasif di leher penolong.
f. Mengusung korban yang membutuhkan sedikit bantuan.
Cara mengusung korban yang sadar, mampu berjalan dan hanya
memerlukan bantuan.
Master Guide Reinforcement 40
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun
pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh
penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah
yang khususnya belum kita kenal sama sekali. Disamping itu, keahlian ini sangat
berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan, tersesat atau bencana alam. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya
PETA DARAT
Hakekat Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang
datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat
dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis
yang menyajikan informasi tentang bumi.
Macam Peta
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan
berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan
daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta
kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses
terjadinya dan isi/ informasinya.
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu
peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
 Peta topografi
 Peta tematik
Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat
.
PETA TOPOGRAFI
UMUM
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar
yang berasal dari bahasa Yunani kuno.
Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua
benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi.
Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), tumbuhan (hutan,
semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa di sebut peta
umum karena isinya yang lebih lengkap.
NAVIGASI DARAT
Master Guide Reinforcement 41
Berdasar warnanya, tanda peta mempunyai arti sebagai berikut :
 Hitam berarti benda-benda buatan manusia
 Biru berarti medan yang berhubungan dengan air
 Merah berarti benda buatan manusia yang dibuat dari bahan batu
 Coklat berarti begian bentuk medan (ketinggian)
 Hijau berarti perumahan, tumbuhan, perkampungan, dan sebagainya.
Menurut bentuknya tanda peta terdiri atas:
 Titik, yang menyatakan lokasi atau tempat seperti letak kota, letak titik ketinggian.
 Garis, yang menyatakan bentuk-bentuk yang berwujud garis, seperti garis pantai, batas hutan, jalan,
dan lain-lain.
 Gambar , yang menyatkan bentuk garis berpola yang menyatakan tumbuhan misal.
 Luas, yang menyatakan begian medan atau benda medan yang berbentuk daerah.
 Huruf, yang bisa berupa singkatan huruf depan
Keterangan tepi peta
 Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng
terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
 Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I
(tergantung pada versi peta)
 Nomor helai peta pada margin atas kanan.
 Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta
keseluruhan
 Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi
hingga kecamatan.
 Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara
sebenarnya.
 Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang
ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda
peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis
 Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
 Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
 Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga
disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan
terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah
Master Guide Reinforcement 42
utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi
diatas harus ikut kita perhitungkan juga
 Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena
perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan
pada peta, atau sudut antara US dan UP.
 Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat
apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum
kompas ada di sebelah timur US
 Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
 Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu.
Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah
barat.
SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2
jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung
ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang
masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
Kontur
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat
dari kontur adalah :
 Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan
dalam satuan meter.
 Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
 Antar kontur tidak akan saling berpotongan
 Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
 Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
 Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2
buah kontur berurut.
 Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
Mengenal Tanda Medan
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukanbentukan alam yang cukup mencolok dan
mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan
kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.
Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :
 Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,
 Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf U menjorok menjauhi puncak
 Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.
 Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
Master Guide Reinforcement 43
 Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
 Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali.
Masih banyak tanda medan yang dapat kita kenali dan kita cocokan dengan keadaan di alamnya. Jam
terbang akan sangat menambah pengetahuan tentang tanda medan ini.
Selain peta, peralatan Navigasi darat lainya antara lain :
KOMPAS
Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara
maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat
kemagnetisannya karena sifat ini maka
jauhkan kompas terutama pada saat
mempergunakannya dari pengaruh benda-
benda yang terbuat dari baja atau besi,
karena akan menyebabkan penunjuk yang
salah pada jarumnya
Bagian-bagian Kompas
Secara garis besar, kompas terdiri dari :
 Badan, tempat komponen lain berada
dan terlindungi
 Jarum, yang selalu menunjukan arah
utara magnetis bumi
 Skala penunjuk, Menunjukan
Pembagian derajat/mil sebagai sistem
satuan arah mata angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis
besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
Kompas orienteering untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering
disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat
tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas
Prismatik, kompas Optik
Master Guide Reinforcement 44
kompas orienteering
Cara Pemakain Kompas
Dalam pemakaiannya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi.
Hindarkan benda-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan
jarum kompas.
Busur derajat atau Protaktor
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran,
setengah lingkaran, segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya,
protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga
tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah
perhitungan azimuth dan back azimuth.
ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan
bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System)
Menentukan Koordinat
Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar
dari suatu lembaran peta topografi.
Sistem koordinat yang resmi ada dua macam :
Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang.
Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap
Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik.
Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
titik acuan (Grid). Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol terdapat di sebelah barat Jakarta pada 60
derajat LU dan 98 derajat BT (tergantung versi peta) . Cara pembacaanya selalu dari barat ke timur
(kiri ke kanan) kemudian dari Selatan ke Utara ( bawah ke atas). Sistem ini dapat di bagi beberapa
cara pembacaan yaitu 4 angka, 6 angka, 8 angka, dst.
Master Guide Reinforcement 45
1. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis,
menyamakan Utara Peta dengan Utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu
mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada
penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau
dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur
yang ada di peta.
Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (Utara Magnetis) dapat dianggap satu titik dengan Utara
Sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta adalah :
a. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
b. Letakkan peta pada bidang datar
c. Samakan Utara Peta dengan Utara Kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai bentang
alam yang dihadapi.
d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut
didalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
e. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta.
Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.
2. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau
secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah
utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu
Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya.
Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke
titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut.
Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya.
Langkah-langkahnya :
a. Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang
menjadi arah perjalanan (sudut kompas) hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal,
kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimutnya.
b. Perhatikan tanda-tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon
tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dsb.
c. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (Sudut kompas). Perhatikan tanda-tanda
medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
d. Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang
dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.
TEKNIK PETA KOMPAS
Master Guide Reinforcement 46
e. Setalah sampai pada tanda medan itu bidikkan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back
azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang
diingikan. Bergeraklah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatka “back azimuth yang benar”.
f. Seringkali tidak ada tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan
seseorang rekan menjadi tanda tersebut.
3. RESECTION
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan
yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi
sungai lainnya yang di bidik.
Langkah-langkah Resection :
a. Lakukan orientasi peta
b. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan dipeta, minimal dua buah ( B dan C)
c. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut
d. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita
e. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth)
f. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta (A)
Master Guide Reinforcement 47
4. INTERSECTION
Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan
pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan.
Langkah-langkahnya :
a. Lakukan orientasi dan pastikan posisi kita ( A )
b. Bidik obyek yang kita amati ( C )
c. Pindahkan sudut yang didapat ke peta
d. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut dip eta ( B ). Lakukan langkah (a) dan (c)
e. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang
dimaksud ( C ).
Master Guide Reinforcement 48
MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS
Dengan tanda-tanda alam misalnya :
Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
Masjid selalu menghadap ke kiblat (barat)
Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik
pada pagi hari
Dengan menggunakan jam tangan
Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS).
Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek
dan angka 12 menunjukan arah selatan.
Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan
jarum pendek menunjukan arah utara.
Master Guide Reinforcement 49
Dengan menggunakan Bintang
Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama
lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah
pertemuan itu adalah selatan.
Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis
yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukan arah utara.
Rasi bintang Crux (bitang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong
horison dari tempat kita adalah arah selatan.
Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS
memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan
laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa,
kontrol/pengendali, dan pengguna, dimana :
Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang
beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200
km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam
(satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12
jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga
minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik
manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan
posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia.
*(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk
wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra
sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00
merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal
satelit untuk pengukuran teliti.
Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5
stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua
satelit GOS dan mengumpulkan informasinya.
GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM
Master Guide Reinforcement 50
Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang
kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi
dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat
GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita
dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit
GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
Cara Kerja GPS:
Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1
dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A
(coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik
sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur
“Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y)
atau kode Y.
Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada
perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih
teliti.
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.
Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi
(lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).
Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk
mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS
kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka
sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan
tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.
Master Guide Reinforcement 51
Dalam suatu perjalanan, terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaaan yang
mengharuskan untuk menaksirkan terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi.
Maksudnya agar saat melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan.
Misalnya, sebelum menyeberangi sungai, kita harus menaksir lebar sungai, kedalaman,
serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara deburan pantai, bau-bauan yang berbahya, dll.
Penaksiran
Adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan pengalaman,
terkadang dengan bantuan alat yang minimal.
Panca Indra
Rasa : membedakan manis, asin, asam, kecut atau kombinasi (tawar, payau, asin, asam)
Cium : mendeteksi sejumlah wewangian seperti harum, busuk, tengik, anyir atau kombinasinya (ular,
macan, babi, pantai, mayat)
Dengar : mengartikan dengungan suara yang dapat terjangkau oleh telinga (debur ombak, suara air
terjun, riam, kesunyian)
Raba : mengartiakan sentuhan-sentuhan kulit terhadap alam sekitar (dingin, kasar, halus, kesat atau
kombinasinya)
Lihat : mengartikan cahaya dari sumber cahaya tersebut (siluet, awan, gerak air)
Hasil penaksiran yang didapat tidak tepat benar. Semakin cermat dalam proses penaksiran akan
semakin teliti hasil penaksirannya. Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui
sebanyak mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti :
a. Bagian-bagian tubuh sendiri :
Panjang rentang tangan
Panjang jengkal jari
Lebar langkah kaki
Panjang telapak kaki
Tinggi badan (jongkok, berdiri)
Kecepatan jalan, setengah berlari, dan berlari
Berat badan
Dan lain-lain
b. Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan
Ukuran syal
Sabuk
Dan lain-lain
ILMU PENAKSIRAN
Master Guide Reinforcement 52
c. Hal-hal lainnya yang dijadian standar
Jarak tiang listrik
Jarak tiang telepon
Jarak tanaman karet
Jarak tanaman khas yang ditanam penduduk
Dan lain-lain
Yang lebih baik adalah selalu membawa alat ukur standar. Jika ini terlupa atau tak dapat
disediakan bisa juga digunakan bagian-bagian tubuh, karena selalu terbawa dan sudah dihapal.
TEKNIK PENAKSIRAN
1. Menaksir Lebar Sungai
1. Lebar Sungai Tenang atau Danau
Jatuhkan benda berat (misal batu) ke air di tepi sungai, tandai dengan titik A
Tentukan titik C di seberang dan titik B yang sudah ditentukan bila riak pertama sudah
sampai di C. Pada saat pertama riak menyentuh C (ke arah depan/seberang sungai) pada
saat itu pula (dalam arah samping dari gerak riak pertama tadi) titik B terletak
Ukur jarak A ke B
Lebar sungai sama denga jarak AB
2. Lebar Sungai Berarus dengan bantuan topi, caranya :
Atur posisi topi sehingga dapat melihat titik di seberang sungai tepat di ujung topi (titik D)
Putar kepala tanpa merubah kemiringan kepala dan topi sehingga titik D pada topi seolah-
olah berhimpit dengan satu titik di tepi sungai (titik B)
Ukur jarak A (tempat kita berdiri) ke titik B
Jarak AB sama dengan lebar sungai
Master Guide Reinforcement 53
3. Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga
Tentukan titik A (tempat kita berada) dan titik X (di seberang sungai)
Buat sudut kacu sama dengan 45 derajat dengan cara membagi sudut menjadi dua
Jalan dari A ke titik yang lokasinya dapat melihat X dengan sudut 45 derajatukur jarak A-B
Jarak AB sama dengan lebar sungai
4. Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga
Tentukan titi A
Tentukan titik X
Berjalan sepanjang pinggir sungai (lurus) sejauh AB (bebas jauhnya) dan tandai titik B
Berjala lagi sejauh BC, jarak BC = AB dan segaris lurus
Berjalan tegak lurus terhadap sungai dari titik C dimana titik tersebut segaris terhadap B dan
X
Ukur panjang CD
Lebar sungai sama dengan CD
2. Menaksir Dalam Sungai
a. Di Hulu
Di daerah hulu penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V. cara mengukur
kedalamannya adalah :
Ambil galah yang cukup panjang
Masukkan galah tersebut ke dalam sungai
Usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai
Usahakan pengukuran pada bagian tengah sungai
Lakukan pengukuran di beberapa tempat
Master Guide Reinforcement 54
Karena pada hulu sungai penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V, maka
kedalaman di beberapa tempat dalam arah melebar adalah tidak sama. Selain itu di bagian
tengah sungai yang dalam akan menyulitkan pengukuran.
b. Di Hilir / Muara
Sungai di daerah hilir atau muara cenderung berbentuk huruf U, maka cara mengukurnya sama
seperti di atas tetapi cukup pada satu titik saja.
Secara praktis kedalaman sungai dapat ditaksir dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan
sungai beriak-riak pada sungai yang cukup lebar diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar
satu meter. Sebaliknya bila permukaan tersebut tenang, diperkirakan kedalamannya lebih dari
dua meter.
3. Menaksir Kecepatan Arus Sungai
Cara I :
Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat)
Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut (titik A)
Mulailah berjalan mengikuti benda tadi sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk
sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (tandai dengan titik B)
Ukur jarak AB
Arus sungai sama dengan jarak AB dibagi waktu
Master Guide Reinforcement 55
Cara II :
Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat), tandai
Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut
Mulailah berjalan mengikuti benda tadi dengan kecepatan yang dapat diperkirakan sambil
menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup
(sekitar lima puluh langkah). Tandai tempat berhenti sebagai titik B
Tandai letak benda di sungai sebagai titik X
Ukur jarak AB dan AX
Arus sungai sama dengan jarak (AB/AX) x kecepatan langkah.
Catatan :
Benda terapung yang dihanyutkan sebisa mungkin mendekati bagian tengah sungai.
Kecepatan terbesar pada sungai lurus adalah bagian tengahnya dan terkecil adalah pada
bagian tepi
4. Menaksir Tinggi
a. Menaksir tinggi pohon dengan bayangan, caranya :
Kita berdiri disamping pohon yang
akan diukur (tandai dengan titik A)
Perhatikan ujung bayangan badan kita
(tandai dengan titik B) dan ujung
bayangan pohon (tandai dengan titik
C)
Ukur AB dan AC
Tinggi pohon = (AC/AB) x tinggi
badan
b. Tinggi Tebing, Pohon, Dengan Dua
Orang
Cara :
Pengamat mengambil posisi jongkok,
sehingga ujung kepala temannya dan titik X
(puncak pohon, tebing) berada pada satu garis
lurus.
Ukur AB dan AC
t1 = tinggi jongkok pangamat (jarak mata
ketanah)
t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti
tongkat atau lainnya)
Tinggi, T = (t2-t1) + t1
Master Guide Reinforcement 56
5. Menaksir Waktu
Dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam
memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini kecepatan rata-rata orang berjalan di medan
horizontal adalah 5 km/jam dan setiap kecepatan 300 meter ditambah 0,5 jam. Untuk kecepatan
turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 m, waktu tempuhnya 5 km/ jam ditambah 10 menit.
6. Menaksir Jarak
Dalam operasi SAR seringkai harus memperkirakan jarak benda yang terlihat, misalnya benda
milik survivor. Untuk memperkirakan jarak tersebut bisa dipergunakan tabel berikut :
Cermin survival : 1,6 . 3,2 km
Asap putih : 19,2 km
Cahaya senter dua baterai malam hari : 3,2 km
Catatan :
Objek tampak dari ketinggian 150 meter.
7. Menaksir Cuaca
Tanda-tanda cuaca untuk melakukan penaksiran :
Merah pada malam hari pertanda cuaca baik
Merah pada pagi hari pertanda akan turun hujan
Kuning pada saat matahari tenggelam pertanda angin
Kuning pucat pada saat matahari tenggelam pertanda akan turun hujan
Embun dan kabut pada pagi-pagi benar pertanda cuaca akan baik
Awan halus pertanda cuaca bagus
Awan terbatas pertanda angin
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr
Buku pintar mgr

Contenu connexe

Tendances

Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergijelly hariyati
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointDwika Marbun
 
Modified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiModified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiAzis Aimaduddin
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurMelda RD
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Ainur
 
BAHASA INDONESIA-teks narasi
BAHASA INDONESIA-teks narasi BAHASA INDONESIA-teks narasi
BAHASA INDONESIA-teks narasi wira40654
 
keliling dan luas bangun datar
keliling dan luas bangun datarkeliling dan luas bangun datar
keliling dan luas bangun dataryantokris
 
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.com
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.comUlangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.com
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.comSekolah Dasar
 
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragiaAmenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragiaZamirul Ikmal
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Iva Maria
 
transport-pasien-gawat-darurat.ppt
transport-pasien-gawat-darurat.ppttransport-pasien-gawat-darurat.ppt
transport-pasien-gawat-darurat.pptwiryandaxxiv
 
Luas dan Volume Limas
Luas dan Volume LimasLuas dan Volume Limas
Luas dan Volume LimasReny Wahyuni
 
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018rinawwww12
 
Ppt Jurnal Reading
Ppt Jurnal ReadingPpt Jurnal Reading
Ppt Jurnal ReadingNs. Lutfi
 

Tendances (20)

Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Modified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiModified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aai
 
Psoriasis
PsoriasisPsoriasis
Psoriasis
 
Irisan bidang-lengkap
Irisan bidang-lengkapIrisan bidang-lengkap
Irisan bidang-lengkap
 
Jarak dua garis sejajar
Jarak dua garis sejajarJarak dua garis sejajar
Jarak dua garis sejajar
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femur
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
 
BAHASA INDONESIA-teks narasi
BAHASA INDONESIA-teks narasi BAHASA INDONESIA-teks narasi
BAHASA INDONESIA-teks narasi
 
keliling dan luas bangun datar
keliling dan luas bangun datarkeliling dan luas bangun datar
keliling dan luas bangun datar
 
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.com
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.comUlangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.com
Ulangan SBK Kelas 1 Semester 2-www.mautidakmauharusmau.blogspot.com
 
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragiaAmenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
 
Limas tegak segi empat beraturan
Limas tegak segi empat beraturanLimas tegak segi empat beraturan
Limas tegak segi empat beraturan
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
 
transport-pasien-gawat-darurat.ppt
transport-pasien-gawat-darurat.ppttransport-pasien-gawat-darurat.ppt
transport-pasien-gawat-darurat.ppt
 
Luas dan Volume Limas
Luas dan Volume LimasLuas dan Volume Limas
Luas dan Volume Limas
 
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
 
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutupNurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
 
Ppt Jurnal Reading
Ppt Jurnal ReadingPpt Jurnal Reading
Ppt Jurnal Reading
 

En vedette (20)

Android for reference
Android for referenceAndroid for reference
Android for reference
 
Kode etik pencinta alam
Kode etik pencinta alamKode etik pencinta alam
Kode etik pencinta alam
 
Pengenalan Dasar Navigasi Darat
Pengenalan Dasar Navigasi DaratPengenalan Dasar Navigasi Darat
Pengenalan Dasar Navigasi Darat
 
Perpang tni no. 46 th. 2014
Perpang tni  no. 46 th. 2014Perpang tni  no. 46 th. 2014
Perpang tni no. 46 th. 2014
 
Alaric Compliance
Alaric ComplianceAlaric Compliance
Alaric Compliance
 
Gestão financeira g3 na 03
Gestão financeira g3 na 03Gestão financeira g3 na 03
Gestão financeira g3 na 03
 
fertilizantesFertilizantes
fertilizantesFertilizantesfertilizantesFertilizantes
fertilizantesFertilizantes
 
Casa design 2014
Casa design 2014Casa design 2014
Casa design 2014
 
Terra fria
Terra friaTerra fria
Terra fria
 
Bagbani gardening hb
Bagbani gardening hbBagbani gardening hb
Bagbani gardening hb
 
A Guide to the Water Needs of Landscape Plants
A Guide to the Water Needs of Landscape PlantsA Guide to the Water Needs of Landscape Plants
A Guide to the Water Needs of Landscape Plants
 
A importância de gerenciar projetos
A importância de gerenciar projetosA importância de gerenciar projetos
A importância de gerenciar projetos
 
Diari del 7 de gener del 2014
Diari del 7 de gener del 2014Diari del 7 de gener del 2014
Diari del 7 de gener del 2014
 
Microsoft office outlook
Microsoft office outlookMicrosoft office outlook
Microsoft office outlook
 
Palestra governantes invisiveis
Palestra governantes invisiveisPalestra governantes invisiveis
Palestra governantes invisiveis
 
Avar language
Avar languageAvar language
Avar language
 
Bondia Lleida 19072011
Bondia Lleida 19072011Bondia Lleida 19072011
Bondia Lleida 19072011
 
Zon agroeco
Zon agroecoZon agroeco
Zon agroeco
 
1860-6616-1-PB
1860-6616-1-PB1860-6616-1-PB
1860-6616-1-PB
 
8 (1)
8 (1)8 (1)
8 (1)
 

Similaire à Buku pintar mgr

Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegaksumantri aulia
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegaksmpn4
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegaksumantri aulia
 
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNISPENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNISyudik wijanarko
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagasumantri aulia
 
Panduan Penyelesaian SKU Siaga
Panduan Penyelesaian SKU SiagaPanduan Penyelesaian SKU Siaga
Panduan Penyelesaian SKU SiagaIrwan Maulana
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagasumantri aulia
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagasmpn4
 
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramuka
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramukaSistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramuka
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramukaAndi Darussalam
 
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007UNRAM
 
Tugas kelompok 6 motorik
Tugas kelompok 6 motorikTugas kelompok 6 motorik
Tugas kelompok 6 motorikporja_b
 
Progja pram sempoer 2014 2015
Progja pram sempoer 2014 2015Progja pram sempoer 2014 2015
Progja pram sempoer 2014 2015Dudi Supriatna
 
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKA
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKAPANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKA
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKAjuwantojuwanto1
 
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELING
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELINGMODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELING
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELINGANGAMALAPPALANESAMYM
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangsmpn4
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangsumantri aulia
 
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalangWulan Nasdem
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangsumantri aulia
 
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1Noor Dollah
 

Similaire à Buku pintar mgr (20)

Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
 
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNISPENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siaga
 
Panduan Penyelesaian SKU Siaga
Panduan Penyelesaian SKU SiagaPanduan Penyelesaian SKU Siaga
Panduan Penyelesaian SKU Siaga
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siaga
 
Panduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siagaPanduan penyelesaian sku siaga
Panduan penyelesaian sku siaga
 
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramuka
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramukaSistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramuka
Sistem pendidikan dan pelatihan dalam gerakan pramuka
 
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
 
Tugas kelompok 6 motorik
Tugas kelompok 6 motorikTugas kelompok 6 motorik
Tugas kelompok 6 motorik
 
Progja pram sempoer 2014 2015
Progja pram sempoer 2014 2015Progja pram sempoer 2014 2015
Progja pram sempoer 2014 2015
 
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKA
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKAPANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKA
PANDUAN PERKEMAHAN HUT PRAMUKA
 
MODUL 10 MINIT UBK.pdf
MODUL 10 MINIT UBK.pdfMODUL 10 MINIT UBK.pdf
MODUL 10 MINIT UBK.pdf
 
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELING
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELINGMODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELING
MODUL 10 MINIT UBK.pdF. MODUL BIMBINGAN DAN KAUNSELING
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalang
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalang
 
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang
876859 panduan penyelesaian-sku-penggalang
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalang
 
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1
Kertas kerja Bina insan guru fasa 1 sem 1
 

Dernier

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Dernier (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Buku pintar mgr

  • 1. Master Guide Reinforcement 1 DAFTAR ISI Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….. 1 Kata Pengantar………………………………………………………............................................. 2 Kode Etik Master Guide………………………………………………………………………...... 3 Kode Etik Pecinta Alam………………………………………………………………………...... 4 Perencanaan Perjalanan…………………………………………………………………………... 5 Peralatan dan Perbekalan Perjalanan……………………………………………………………... 13 Kesehatan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat…………………………………………... 20 Mengatasi Henti Nafas dan Henti Jantung………………………………..................................... 23 Teknik Membalut dan Evakuasi………………………………………………………………...... 36 Navigasi Darat……………………………………………………………..................................... 40 Teknik Peta Kompas……………………………………………………….................................... 45 GPS (Global Positioning System)…………………………………………………………….….. 49 Ilmu Penaksiran…………………………………………………………………………………... 51 Survival…………………………………………………………………………………………… 57 Shelter dan Bivak………………………………………………………………………………… 60 Membuat Api……………………………………………………………………..………….….... 63 Pengetahuan Pisau dan Kampak………………………………………………………………….. 65 Jerat dan Perangkap………………………………………………………………………………. 66 Air……………………………………………………………………………………….………… 69 Cara Mendapatkan air…………………………………………………………………………….. 71 Botani dan Zoologi………………………………………………………………………………... 73 Panjat Tebing…………………………………………………………………………………….... 78 Teknik Pemanjatan………………………………………………………………………………... 104 Teknik Turun/Rappeling……………………………………………………………………….…. 106 Olah Raga Arus Deras……………………………………………………………………………. 107 Teknik Penyeberangan………………………………………………………………………….… 118 Search and Rescue……………………………………………………………………………….... 123 Komunikasi Lapangan…………………………………………………………………………….. 129 Manajemen Bencana…………………….………………………………………………………... 132 Tanggap Darurat…………………………………………………………………………………... 141 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….…. Lampiran……………………………………………………………………………………….…. 146 147
  • 2. Master Guide Reinforcement 2 KATA PENGANTAR Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmat-Nya Buku Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini bisa diselesaikan. Buku Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini disusun dari berbagai sumber, baik yang berupa buku, ataupun pengalaman-pengalaman yang penyusun peroleh sendiri selama mengikuti Master Guide Reinforcement baik sebagai peserta maupun sebagai panitia sejak tahun 2007. Adapun tujuan dari diterbitkannya Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini yaitu untuk mempermudah Siswa Master Guide Reinforcement dan para Master Guide maupun Calon Master Guide yang membaca Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini memahami isi dari tiap materi yang diberikan sehingga bisa mengurangi kesalahan penafsiran yang mungkin terjadi. Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini tidak bisa memberikan pengetahuan yang cukup dan memadai bagi siswa Master Guide Reinforcement guna berpetualang di alam bebas. Hanya dengan latihan yang kontinyu buku ini dapat terasa manfaatnya. Terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Pdt. K.R Sagala sebagai Direktur Pemuda Advent UIKB, Pdt Jacky P. Runtu sebagai Direktur Pemuda Avent Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, dan Kakak-kakak Master Guide mulai dari Situ Pendiri, Situ Perintis, Sahabat Rimba dan Semut Gunung atas dukungan yang diberikan dalam menyusun Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini. Akhirnya, saya sampaikan kepada para siswa Master Guide Reinforcement, semoga dapat menyelesaikan dengan baik semua tahapan yang harus dijalani selama mengikuti Master Guide Reinforcement, dan tetap berpegang teguh pada tujuan anda menjadi seorang Master Guide, yaitu : ”Keselamatan dan Pelayanan” Penyusun MG. Robert F. Damaling MG-01036-0407
  • 3. Master Guide Reinforcement 3 KODE ETIK MASTER GUIDE “Keselamatan dan Pelayanan” Dengan rahmat Tuhan Serwa sekalian alam, saya akan menggunakan setiap atribut dan pelatihan yang saya terima sebagai Master Guide yang baik dan manusiawi. Menuntun anak muda kepada kehidupan yang Allah kehendaki di Alkitab. 1. Menyediakan kepemimpinan dan bimbingan pada anak muda dimana saya berada. 2. Meneladani hidup Yesus yang menuntun pada kedamaian dan kegembiraan. 3. Saya akan berusaha meningkatkan pelayanan saya dan pengabdian diri kepada Tuhan dalam setiap tanggung jawab dimana saya dipanggil untuk melaksanakannya. 4. Saya akan mencoba bekerja dengan giat untuk menyelamatkan anak muda dimana saja saya berada. 5. Melayani dengan setia disemua bidang pelayanan yang dipercayakan gereja. 6. Mempergunakan waktu dan tenaga saya untuk memelihara kehidupan anak muda. 7. Menyelidiki metode – metode baru dan bermanfaat bagi anak muda zaman ini. 8. Membangkitkan semangat anak muda untuk memberikan hidup mereka untuk pelayanan pemimpin besar mereka Kiranya Tuhan menolong saya dan memenuhi saya dengan kuasanya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Master Guide hari ini dan selama lamanya Amin.
  • 4. Master Guide Reinforcement 4 KODE ETIK PECINTA ALAM Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan : 1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya 3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air 4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya 5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam 6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air 7. Selesai Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974
  • 5. Master Guide Reinforcement 5 asrat untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, sampai dengan perjalanan .besar. yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa. Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam kenikmatan dan kepuasan berpetualang. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi, bagaimana cuacanya, bagaimana cara mengatasinya, apa yang akan kita makan disana, segalanya harus dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala macam hambatan yang mungkin timbul. KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT ALAM TERBUKA Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan dialam terbuka sehingga mempunyai kemampuan yang memadai. Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat di alam terbuka sbb: 1. Kemampuan Teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. 2. Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. 3. Kemampuan kemanusiaan, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 4. Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik. Keempat kemampuan tersebut tidak mudah untuk dikuasai dengan baik. Namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam berkegiatan dialam terbuka. Konsep keempat kemampuan itu mungkin lebih sederhana kalau kita kaitkan langsung dengan kegiatan kita mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan di alam terbuka seperti perjalanan pendakian gunung. H PERENCANAAN PERJALANAN
  • 6. Master Guide Reinforcement 6 TAHAPAN PERENCANAAN PERJALANAN Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut : 1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas, kemampuan berbivak, membuat api, dsb. 2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga dan meningkatkan kebugaran. 3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat dialam. Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. 4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan. FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN 1. Faktor Alam Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah setempat. 2. Faktor Peserta Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan setiap peserta perjalanan. 3. Faktor Penyelenggaraan Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis. Faktor teknis Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, serta hal yang berkaitan dengan masalah safety. Faktor non teknis Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global. Faktor semi teknis Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp team, advance-team, take in & out team, rescue team, dsb.
  • 7. Master Guide Reinforcement 7 PERENCANAAN KEGIATAN Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai. Rencana kegiatan tersebut dapat bervariasi tergantung bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Contoh : Jadwal Persiapan Dalam Perjalanan Kecil Gambaran diatas tidak menunjukkan waktu, karena hanya menekankan pada gambaran kerjanya. Setelah rencana kerja tersebut dibuat baru kemudian dapat dibuat skedul waktu (time skedul) untuk kegiatan tersebut. Untuk suatu perjalanan yang telah sering dan tidak terlalu rumit dilakukan, tahapan-tahapan diatas secara otomatis kita lakukan. Leave No Trace Ketrampilan Leave No Trace dirancang untuk hujan tropis di Amerika Latin. Konsep dasarnya berlaku pada hampir semua daerah tropis lainnya, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada lokal Leave No Trace. Prinsip Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk meminimalkan bekas-bekas kehadiran anda di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di hutan hujan tropis. Leave No Trace Program adalah Pendidikan yang dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan dampak lingkungan itu dalam area ini dan didasarkan pada prinsip sebagai berikut: Prinsip Leave No Trace  Perencanaan dimuka dan persiapan  Berkemah dan berpergian diatas permukaan tanah yang tahan dan awet  Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)
  • 8. Master Guide Reinforcement 8  Buanglah kotoran dengan benar  Biarkan apa yang ada temukan  Minimkan penggunakan dan akibat dari api unggun  Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan Rencana kedepan dan Persiapan Disainlah perjalanan anda dengan hati-hati agar cocok dengan tujuan dan tingkat pengetahuan outdoor anda, ini merupakan langkah yang pertama dalam PERSIAPAN. Perjalanan ke hutan tropik yang dipersiapkan dengan cermat akan lebih selamat, menyenangkan dan baik pada lingkungan. Pilih tujuan atau maksud yang layak. Untuk perjalanan backpacking yang lebih advance, bawalah makanan yang cukup, air dan shelter yang harus cukup untuk diri sendiri. Hindarilah perencanaan perjalanan yang over ambisius atau terlalu sulit, sehingga anda mempunyai energy untuk lebih pemeliharaan lingkungan alam disekitar anda. Kenal daerah dan apa yang akan dihadapi. Tanyakanlah pada penduduk setempat mengenai keadaan medannya, cuaca, peraturan dan kehidupan liar yang terdapat didaerah yang akan dikunjungi. Informasi ini akan sangat membantu anda dalam perencanaan rute anda serta juga pakaian, peralatan, air, bahan bakar dan makanan. Petugas PPH atau jagawana juga merupakan sumber informasi yang bagus tentang kebiasaan penduduk setempat. Gunakanlah visitor center atau informasi yang tersedia lainnya. Dapatkan ijin dan ikuti aturan badan yang berwenang Badan yang mengelola daerah yang dilindungi bekerja keras menyediakan informasi dan melindungi daerah tersebut. Dengan mengikuti aturan dan anjuran tentang dimana dan bagaimana cara melakukan perjalanan dan berkemah, maka anda secara tidak langsung telah ikut melindungi flora dan fauna pada daerah yang dilindungi ini. Saat mengunjungi alam bebas (daerah yang agak jauh dari peradaban) Praktekan dengan keras tehnik Leave No Trace. Karena area yang jauh tersebut akan meningkatkan kemampuan anda dalam berpetualang dengan soliter, perjalanan di daerah ini juga lebih memerlukan usaha dan kemampuan. Pada perjalanan multi day backpack atau perjalanan di sungai, tempat mendirikan tenda yang tertentu sangat susah untuk dijumpai dan akan terserah pada anda untuk mendirikan dan merubuhkan areal camping Leave No trace anda. Kunjungan dalam group kecil. Dan jika mungkin, selama musim atau hari-hari dimana tingkat kunjungan sedikit. Group kecil akan lebih tenang, lebih personal dan akan tidak begitu terlihat pada orang lain dan binatang liar. Cobalah untuk memperhatikan jumlah group anda dalam perjalanan hiking atau tour alam bebas. Kenali aturan local mengenai jumlah maksimal dalam satu grup sebelum melakukan perjalanan. Jika akan mendirikan tenda, pilihlah tempat yang cukup luas untuk menampung keseluruhan grup
  • 9. Master Guide Reinforcement 9 tanpa memperlebar ukuran dari campsites atau membuka areal camp sites baru. Jika cara ini tidak mungkin, pecahlah kelompok jadi beberapa kelompok dan dirikan tenda ditempat terpisah. Pilih peralatan dan pakaian yang layak. Untuk membantu anda untuk tidak meninggalkan jejak (Leave No Trace), bawalah peralatan yang serba guna dan hanya bawa yang benar-benar kamu butuhkan. Kompor camping yang ringan dan portable shelter seperti tenda yang free standing, akan memberikan anda fleksibilitas dalam pemilihan tempat camping yang tidak mudah rusak. Dimanapun anda pergi di alam bebas, skop tangan kecil yang untuk berkebun akan sangat berguna untuk menggali lobang guna menguburkan kotoran manusia untuk meminimalkan impact yang terjadi pada lingkungan sekitar. Bungkus ulang makanan Jika anda akan menyediakan sendiri makanan untuk perjalanan anda, rencanakan makanan anda dengan hati-hati untuk mengurangi sampah yang akan anda bawa ke alam bebas. Bungkus ulang makanan yang dipacking dengan kotak, botol dan kaleng kedalam kantong isi ulang atau kantong plastik, ini akan mengurangi berat dan tempat. Stay safe. Dengan memelihara diri sendiri dan group anda saat perjalanan di alam bebas, anda akan berada pada posisi melindungi lingkungan. Berhati-hatilah pada perjalanan anda dan kemampuan camping serta juga kelompok anda, sehingga anda tetap bisa terkontrol. Peliharalah jalan setapak yang anda gunakan jangan potong kompas (memotong jalan setapak yang telah ada), gunakanlah peta dan kompas. Bawalah P3K kit dan kenali cara penggunaannya. Tinggalkan copy dari rencana perjalanan anda pada orang yang anda kenal. Pack It in, Pack It Out Pertimbangkanlah kata-kata " Leave No Trace" sebagai tantangan untuk membawa kembali semua yang anda bawa masuk hutan. Apakah anda melakukan perjalanan dengan kaki, mobil atau kapal, bungkus semua sampah anda dan buanglah kedalam tong sampah atau tempat pembuangan yang resmi. Lebih baik lagi jika anda mau untuk mengambil sampah yang anda temukan di sepanjang perjalanan dan biarkan tanah dan air tetap bersih saat anda menemukannya. Buang kotoran manusia dengan benar. Untuk menghindari polusi pada sumber air, penyebaran penyakit, atau pengalaman yang tidak menyenangkan pada orang lain di belakang kita. Dan jika ditemukan adanya toilet yang tersedia, gunakanlah fasilitas tersebut.
  • 10. Master Guide Reinforcement 10 Empat petunjuk untuk membuang kotoran manusia: • Hindari mencemarkan sumber air • Hindari kontak dengan serangga dan binatang • Maksimal breakdown • Minimalkan kemungkinan dari dampak social Catholes Cara ini adalah cara yang selalu digunakan dalam pembuangan kotoran manusia saat toilet atau kakus tidak tersedia. Lubang ini harusnya berada jauh dari pada sumber air, jalan setapak, campsites dan daerah lain yang mungkin akan dilewati oleh aliran air hujan. Sebagai petunjuk umum, gali lobang dengan jarak 20 meter dari jenis-jenis lokasi diatas. Tempat ini haruslah tersembunyi dari lalu lalang orang-orang. Lobang ini haruslah berjauhan satu sama lain, jadi carilah dengan cermat lokasi pembuangan ini selama dalam perjalanan anda. Untuk penampungan yang cukup terhadap kotoran manusia dalam lubang ini, pilihlah tempat yang berupa tanah atau humus organic dari pada tempat yang berpasir. Galilah lubang kira-kira dengan dalam 20cm dan lebar 15 cm. Hati-hati jangan sampai merusak akar pohon sewaktu menggali. Untuk penutup lubang tutup lagi dengan tanah galiannya dan buatlah tersamar dengan menutupi atasnya dengan bahan-bahan alami (daun dan ranting yang gugur). Hindarilah membuang kotoran kedalam sungai atau aliran air. Menutupi kotoran dengan batu juga bukanlah penyelesaian yang baik. Penanganan yang buruk terhadap lubang kotoran akan menyebabkan kemungkinan ditemukan oleh pengunjung lain, sebagai tambahan menutup lubang dengan batu akan menjadikan proses pembusukan dan penghancuran kotoran berjalan lama karena terbatasnya kelembaban dan panas. Urine: Air seni hanya mempunyai sedikit efek pada tumbuhan atau lahan dan sedikit saja ancamannya kepada kesehatan manusia. Sebagai sedikit perhatian pada pengunjung lain, saat buang air kecil menjauhlah dari orang lain, jalan setapak, area camp. Menuangkan air diatas air seni akan mengurangi baunya. Toilet paper Pergunakan kertas toilet yang non-dyed, non perfume. Toilet paper adalah sampah dan bungkuslah dengan plastik untuk menghilangkan baunya. Atau mengubur toilet paper lebih baik ketimbang membiarkannya dipermukaan tanah, tapi tidak disarankan karena mengubur toilet paper akan butuh waktu lama untuk hancur, bahkan kadang akan muncul keluar atau di gali dan dirobek-robek oleh binatang. Minimalkan penggunaan sabun dan sisa makanan pada air buangan Untuk menghindari tercemarnya sumber air saat mencuci baju atau piring anda. Sabun hendaknya tidak masuk ke dalam telaga atau sungai kecil, jadi gunakanlah dengan hati-hati dan hanya seperlunya.
  • 11. Master Guide Reinforcement 11 Jika mandi, basahilah badan terlebih dahulu dan kemudian saat memakai sabun dan membilas badan lakukan jauh dari sumber air (kira-kira 60 meter). Prosedur ini memfilter sabun dari air bilasan sebelum mencapai sumber air. Mencuci baju juga usahakan menjauh dari sumber air. BIARKAN APA YANG ANDA JUMPAI Orang-orang datang ke alam bebas adalah untuk menikmati kondisi alami dan pengalaman di lingkungan yang menghasilkan kejuatan dan tantangan. Membuat orang-orang merasakan kesendirian dan menemukan dan membiarkan kehidupan liar, tumbuhan, batu karang, artifak arkeologi dan objek menarik lainnya tanpa mengganggunya. Istilah popular untuk ini adalah " Take nothing but picture; leave nothing but footprints." MINIMALKAN PENGGUNAAN DAN DAMPAK DARI API Leave No Trace mendorong anda untuk membatasi penggunaan api dan menganjurkan untuk memasak dengan menggunakan kompor portable dengan jenis bahan bakar apapun. Api yang dibuat dengan ceroboh akan mengancam bentuk alami dan keseimbangan ekologi dari tempat tersebut karena pemakaian dari kayu-kayunya, dan menyebabkan kebakaran hutan. Banyak tempat yang dilindungi melarang untuk membuat api unggun atau mengijinkannya pada tempat tertentu. Pertimbangkanlah walaupun anda membutuhkan api unggun. Sweater, raincoat dan kompor portable yang ringan akan mengurangi kebutuhan akan api unggun. Kompor merupakan perlengkapan yang dianjurkan untuk mengurangi dampak camping karena portablenya, cepat untuk memasak dan tidak meninggalkan dampak pada camp site. Jika anda tetap harus memilih membuat api, ada alternative baru pada metode pembuatan api yang membuat anda bisa tetap mempraktekkan Leave No Trace etika. Ada lima konsep untuk diingat saat membuat api : 1. Ketahuilah Regulasi dan kondisi cuaca Hindari membuat api saat berangin atau di daerah yang kering. Selalu ingat bahwa api unggun untuk beberapa daerah hanya diijinkan pada tempat-tempat tertentu. 2. Pilih lokasi yang tahan lama terhadap api Carilah permukaan yang benar-benar tahan terhadap panas dan api dari api unggun. Jika ada, buatlah api pada tempat yang tersedia, dan bersihkan sisanya untuk pengguna berikutnya. 3. Gunakan pohon mati dan pohon rubuh Api unggun seharusnya dibuat ditempat banyak tersedianya kayu dan berlimpah. Kumpulkan cabang dan ranting pohon yang berserakan ditanah. Mematahkan ranting dan dahan dari pohon akan merusak pohon tersebut dan meninggalkan guratan yang akan memberikan dampak negatif pada pemandangan sekitarnya. Luangkanlah waktu untuk berjalan beberapa menit dari lokasi camp dan kumpulkanlah kayu diarea yang luas dan jangan sampai membuat suatu area menjadi kosong dari ranting-ranting dan dahan yang berserakan ditanah ini juga akan berpengaruh terhadap humus dan permukaan tanah. Gunakan kayu kecil, kayu bakar hendaknya besar diameternya tidak lebih
  • 12. Master Guide Reinforcement 12 dari pergelangan tangan orang dewasa. Kayu dengan ukuran ini bisa dipatahkan menjadi berbagai ukuran yang sesuai dengan kebutuhan, dan akan lebih mudah terbakar hingga menjadi abu. 4. Bakarlah api unggun anda hingga sampai menjadi abu Disaat bekas api unggun mulai dingin untuk disentuh, jika ada arang bisa dihancurkan dengan tangan (pakai sarung tangan) hinga menjadi abu. Abu ini bisa ditebarkan disekitar permukaan tambuhan. 5. Gunakan Leave No Trace pembuatan api didaerah yang dilindungi Jika disuatu daerah tidak mempunyai tempat untuk membuat api unggun yang telah ditentukan, dan anda tetap untuk memilih membuat api unggun, gunakan satu dari tehnik berikut ini: Api unggun dipalangi dengan kerikil. Didekat sungai besar sepanjang pantai, api bisa dibuat dengan menggali pasir. Pastikan area tersebut akan tergenang disaat sungainya meluap atau pantainya pasang. Saat arang telah terbakar sampai jadi abu dan padam, pindahkanlah semua abu dan tebarkanlah secara melebar dan tutuplah lubang bekas api tersebut. Jika dilakukan dengan hati-hati, akan sangat sedikit sekali abu yang tertinggal setelah dibersihkan, dan ini akan terkikis habis selama sungai meluap. Api Gundukan Tanah Api juga bisa dibuat diatas platform atau gundukan tanah, bentuk seperti ini mudah untuk dihilangkan saat anda selesai memakainya. Pertama cari bahan alami dari tanah, pasir atau kerikil yang telah lama tertumpuk. Lubang yang diakibatkan oleh pohon tumbang merupakan juga pilihan lain. Pergunakan pots atau kantong untuk membawa material ini ke tempat api dan untuk membawanya kembali ketempat semula setelah selesai memakainya. Buatlah bentuk lingkaran, dan ratakan atasnya, tebalnya kira-kira 15 sampai 20cm dan kira-kira diameternya 50cm (6inci x 24inchi) dengan tanah, Penempatan trap atau alas dibawah lahan, akan memudahkan saat pembersihannya. Ketebalan dari gundukan tanah merupakan hal yang kritis, karena ini untuk membatasi trap dan tanah landasan dibawahnya dari panas api tersebut. Begitu api padam dan dingin, debu yang tertinggal bisa berserakan, sebagaimana disebutkan diatas dan bahan mineral itu akan kembali ke sumbernya serta bercampur, ini akan mengurangi tanda-tanda bahwa tempat tersebut pernah dipakai. Keuntungan dari membuat jenis api seperti ini adalah, bisa membuatnya diatas berbagai macam permukaan, walaupun diatas permukaan daun yang berjatuhan atau rumput pendek, tanpa merusak permukaan atau lahan tersebut.
  • 13. Master Guide Reinforcement 13 Selain keterampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas yang baik, untuk menjamin kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan di alam bebas diperlukan pula peralatan dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat walafiat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang akan timbul. Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat. Hal ini akan kita perlukan karena orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan bila kita mendapat kesulitan adalah penduduk setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada. PERALATAN Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan dialam bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah sebagai berikut : semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang tidak kita butuhkan dalam tas kita. Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi : Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi. Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya. Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan. PERALATAN DASAR Yang akan dibahas disini adalah peralatan untuk medan gunung hutan. SEPATU Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki pemakainya Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir. Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir PERALATAN DAN PERBEKALAN PERJALANAN
  • 14. Master Guide Reinforcement 14 Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti memberi lubang dibagian sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya dan diberi alas tambahan sehingga lebih lunak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangani kaki dan sepatu adalah : Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang bergesekan dengan sepatu. Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki yang kering. Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecahpecah. Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga nyaman dipakai. Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan memperhatikan kaos kaki yang digunakan). KAUS KAKI Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas. Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas. Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui, demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang kaus kaki karena bila melakukan perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet. Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat dari bahan katun yang lembut dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal. CELANA LAPANGAN Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita. Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb : Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat. Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering. Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang tidak terlalu sempit. Bagian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini paling mudah sobek. Jahitan celana juga harus kuat.
  • 15. Master Guide Reinforcement 15 Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar. BAJU LAPANGAN Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun cukup kuat. Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau udara dingin. Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan. Jangan pernah membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup. TOPI LAPANGAN Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang. Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan sangat baik bila diberi lubang ventilasi udara. Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk medan gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang rumput atau pantai kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila memakai topi yang terlalu lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu pergerakan. SARUNG TANGAN Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat menggunakan golok tebas. Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita. IKAT PINGGANG Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K. Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan. Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu. RANSEL Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu kita harus menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus memilih ransel yang kuat namun ringan.
  • 16. Master Guide Reinforcement 16 Selain itu ransel juga harus terbuat dari bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan pada bagian jahitan ransel tersebut apakah kuat atau tidak. Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan rangka luar. Ransel dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti padang rumput atau pantai. Untuk medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih cocok karena bila menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna untuk membagi beban agar merata keseluruh tubuh. Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang yang akan dibawa. Kantung- kantung tambahan yang ada pada ransel lebih bersifat praktis dan selera pribadi masing-masing. Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai walaupun membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali penyandang yang dapat diatur. Carilah kombinasi penyetelan yang paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa terlalu berat. Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan terlalu terpaku dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah lebih buruk dari ransel yang mahal. Untuk memilih ransel yang paling sesuai dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan- perjalanan tertentu mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan- perpindahan singkat (misal: penelitian, dokumentasi). PERALATAN NAVIGASI Peralatan navigasi bisa diibaratkan sebagai mata kita untuk mengetahui lokasi tempat kita berada. Alat navigasi terdiri dari: kompas,peta, busur derajat/protaktor, pinsil/bolpoin dan sebagainya. Penjelasan lebih lanjut lihat materi navigasi darat. PERALATAN MASAK Peralatan masak terdiri dari : Kompor lapangan Bahan bakar Tempat memasak Wadah air Pematik/pembuat api Sendok garpu Trangia
  • 17. Master Guide Reinforcement 17 Ada bermacam-macam kompor lapangan yang tersedia dipasaran. Yang paling umum saat ini adalah kompor parafin dan kompor gas. Sedangkan yang relatif baru adalah kompor dengan bahan bakar spirtus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kompor dengan bahan bakar parafin ringkas bentuknya. Namun tidak tahan pada badai angin kencang. Kompor gas menghasilkan panas yang lebih baik dibanding kompor parafin namun sangat riskan. Sering terjadi tabung gas meledak karena selang tersumbat. Kompor dengan bahan bakar spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas yang dihasilkan lebih baik dibanding parafin dan gas. Namun bahan bakar yang diperlukan mempunyai volume yang lebih besar dari parafin Tempat masak yang biasa digunakan adalah misting yang biasa dipakai oleh kalangan ABRI/ militer. Ada dua macam bentuk misting yaitu :  kotak  bulat, pilih sesuai selera anda. Ada bermacam-macam wadah air, yaitu : bool air mineral, vedples, maupun jerigen. Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai penutup yang rapat. Pemantik api atau korek api banyak macamnya, ada yang berbentuk batang, dengan bahan bakar gas ataupun minyak. Kita harus selalu menjaga agar korek api kita dalam keadaan kering. Caranya, untuk korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu pemantik tidak terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar wadah korek dengan tabung film yang kedap air. LAMPU SENTER Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas cahaya yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk mencegah agar senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan membalik salah satu baterai atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai. Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin. PISAU Pisau berguna untuk membantu dalam memasak dan membuat api unggun. Beberapa jenis pisau yang dapat kita bawa adalah : Golok tebas Pisau pinggang Pisau saku multiguna Pisau harus terbuat dari bahan yang baik seperti baja, ukurannya sesuai dan mempunyai sarung pelindung. Ada beberapa jenis pisau seperti pisau bowie, pisau lempar, pisau skinner(pengulit) dan sebagainya. Pisau yang baik biasanya berasal dari swiss.
  • 18. Master Guide Reinforcement 18 PERALATAN TIDUR  Peralatan tidur yang disarankan :  Sepasang pakaian tidur  Kauskaki tebal  Matras  Sleeping bag  Sarung tangan  Kupluk/balaklava  Ponco PELUIT Peluit yang baik adalah peluit whistle/ pramuka karena bunyinya stabil tidak tergantung kekuatan meniup. PERALATAN KHUSUS Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb. Bila akan mengadakan arung sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi kita harus menyiapkan peralatan dokumentasi. PERALATAN TAMBAHAN Peralatan ini tidak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan :  Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit.  Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir  Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah  Semir sepatu SURVIVAL KIT Adalah peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat/kondisi survival. Isinya antara lain :  Alat menjahit  Alat sol  Tali sepatu cadangan  Korek api  Gunting kecil  Perlengkapan P3K  Alat pancing  Alat jerat MENYUSUN PERLENGKAPAN KE DALAM RANSEL (PACKING) Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh struktur ransel yang baik juga dipengaruhi penyusunan barang saat mengemasnya. Yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Ini tergantung kepada cara kita menumpukkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa, sehingga dapat bekerja secara efisien. Survival Kits
  • 19. Master Guide Reinforcement 19 Dalam batas-batas tertentu rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih nyaman saat menggendong beban. Namun bagaimanapun canggihnya desain ransel yang anda miliki, akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang- barang anda dengan baik. Yang perlu diperhatikan antara lain :  Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus dengan kantong plastik yang baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi, dsb.  Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan punggung. Barang-barang yang relative lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) tempatkan dibagian bawah, barang yang setiap saat diperlukan ditempatkan di atas.  Matras tidur yang dimasukkan kedalam ransel dapat membantu mempertahankan bentuk ransel dan mempermudah penyusunan barang kedalam ransel, sehingga menjadi padat. Buatlah checklist dari semua perlengkapan. Kalau mungkin dengan beratnya, agar dapat dengan mudah menyusunnya. Cara menyusun perlengkapan kedalam ransel (lihat gambar) : 1. Benda terberat dekat punggung, antara bahu dan pinggul. 2. Benda yang agak berat 3. Agak ringan dan tidak terlalu padat. 4. Yang teringan diletakkan dibagian atas dan bawah. PERBEKALAN  Harus mempunyai kandungan gizi, vitamin, dan kalori sesuai kebutuhan tubuh.  Tidak asing bagi tubuh atau mulut  Mudah memasaknya  Tahan lama  Jenis dan rasa yang variatif  Susunan menu yang baik
  • 20. Master Guide Reinforcement 20 Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni : 1. Persiapan fisik Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot- otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau bersepeda. Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu, punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti mengangkat barbel dan sejenisnya. 2. Persiapan Mental Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal. Motivasi yang baik dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah, karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi. 3. Daya Tahan Tubuh Daya tahan tubuh ini sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain : a. Kebutuhan oksigen Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat. b. Kebutuhan cairan Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat. KESEHATAN PERJALANAN DAN PENANGANAN GAWAT DARURAT
  • 21. Master Guide Reinforcement 21 c. Makanan Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500 kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak. d. Suhu lingkungan Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal. POKOK-POKOK P3K a. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja secara efektif. b. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan : bebaskan jalan pernafasan berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada c. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang lain. Bila perlu ikat dengan torniquet. d. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang. e. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar. f. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan ( korban kebakaran ). Obat dan Peralatan a. Obat-obatan Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll Obat keracunan seperti Norit Obat anti alergi seperti CTM Obat anti malaria seperti pil kina Obat flu dan batuk Obat tetes mata Alkohol Salep luka bakar Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream Krim anti memar seperti trombophop Chlor ethyl spray Obat luka baru seperti Bethadine, dll
  • 22. Master Guide Reinforcement 22 b. Peralatan Buku petunjuk P3K Mitella (pembalut segitiga) Plester Kasa steril dan kapas Perban Gunting, pinset, pisau kecil Cotton bud, jarum kecil dan peniti Lampu senter, dll
  • 23. Master Guide Reinforcement 23 Tubuh kita dapat bertahan beberapa minggu tanpa adanya makanan dan beberapa hari tanpa adanya minum. Namun, tubuh kita tidak dapat bertahan lama jika tanpa oksigen. Terdapat rumusan yang sudah diketahui internasional untuk urutan pertolongan pada korban, yaitu ABC (Airway-Breathing-Circulation). Airway ditempatkan pada urutan pertama karena masalah airway akan mematikan paling cepat. Komponen yang penting dari sistem pernapasan adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan paru. Normalnya, manusia akan berusaha bernapas melalui hidung, dan pada keadaan tertentu akan bernapas melalui mulut. Udara yang masuk akan mengalami proses penghangatan dan pelembaban. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada airway. A : Airway (Jalan Nafas) Membuka jalan napas Lidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada korban tidak sadar. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan kehilangan kekuatan ototnya sehingga akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini mengakibatkan tertutupnya trakea sebagai jalan napas. Pada kasus-kasus tertentu, korban membutuhkan bantuan pernapasan. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, jalan napas korban harus terbuka. Ada dua manuver yang lazim digunakan untuk membuka jalan napas, yaitu head tilt / Chin lift dan jaw trust. Head tilt / Chin lift Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Tahap- tahap untuk melakukan tehnik ini adalah : 1. Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang paling dekat dengan dahi korban). 2. Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi kearah belakang. 3. Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian tulang dari dagu korban. Jika korban anak-anak, gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan dibawah dagu. 4. Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala. Jangan sampai mulut korban tertutup. Jika korban anak-anak, jangan terlalu menengadahkan kepala. 5. Pertahankan posisi ini. MENGATASI HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG
  • 24. Master Guide Reinforcement 24 Jaw trust Tehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas. Walaupun tehnik ini menguras tenaga, namun merupakan yang paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk melakukan tehnik ini adalah : 1. Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua sisi kepala korban. Letakkan tangan di kedua sisi kepala korban. 2. Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya. Jika korban anak-anak, gunakan dua atau tiga jari dan letakkan pada sudut rahang. 3. Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik lidah menjauhi tenggorokan. 4. Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik bibir bagian bawah dengan kedua ibu jari. Penilaian jalan napas Patensi (tetap mempertahankan) jalan napas sangat diperlukan untuk pernapasan yang adekuat. Jika korban sadar dan dapat berbicara dengan baik, maka dapat disimpulkan bahwa jalan napasnya paten (tidak ada sumbatan). Jika korban mengalami penurunan kesadaran, maka perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai patensi jalan napasnya. Biasanya korban dengan penurunan kesadaran terdapat darah, muntahan, atau air liur yang berlebihan pada jalan napasnya. Apabila jalan nafas sudah baik dan yakin tidak ada sumbatan maka diteruskan ke prosedur selanjutnya yaitu breathing (pernapasan). B : Breathing (Pernapasan) Defenisi Bernapas adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk melakukan pernafasan. Tindakan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP). Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali seseorang bernapas dalam satu menit, secara umum :  Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/ menit (dewasa), anak (20-30x/ menit), bayi (30-40x/ menit)  Dada sampai mengembang Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:  Ada tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit  Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)  Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)  Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan  Tidak ada gerakan dada  Tidak ada suara napas  Tidak dirasakan hembusan napas  Pasien tidak sadar dan tidak bernapas Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang terganggu:  Cek pernapasan dengan melihat dada pasien dan mendekatkan pipi dan telinga ke hidung dan mulut korban dengan mata memandang ke arah dada korban (max 10 detik)
  • 25. Master Guide Reinforcement 25  Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan korban ke posisi mantap (posisikan tubuh korban miring ke arah kiri) dan pastikan jalan napas tetap terbuka; segera minta bantuan dan pastikan secara berkala (tiap 2 menit) di cek pernapasannya apakah korban masih bernapas atau tidak. Gambar : Posisi mantap  Jika korban bernapas tidak efektif (bernapas satu-satu, ngap-ngap, atau tidak bernapas) :  Aktifkan sistem gawat darurat (bila ada orang lain minta orang lain untuk mencari/menghubungi gawat darurat)  Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan menopang dagu korban (head tilt dan chin lift) Gambar : Buka jalan nafas; mendengar, melihat dan merasakan hembusan nafas  Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban; bila ada sumbatan dapat dibersihkan dengan sapuan jari-balut dua jari anda dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah luar  Berikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantaraan alat pelindung diri (face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan >1 detik sambil jari tangan anda menutup hidung korban dan mata anda melihat ke arah dada korban untuk menilai pernapasan buatan yang anda berikan efektif atau tidak (dengan naiknya dada korban maka pernapasan buatan dikatakan efektif)  Berikan nafas buatan 2x lalu periksa denyut nadi korban (menggunakan jari telunjuk dan jari tengah raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir jakun tersebut) didaerah leher seperti pada gambar; bila tidak ada denyut maka masuk ke langkah CPR.
  • 26. Master Guide Reinforcement 26 Gambar : Periksa denyut pembuluh darah arteri karotis  Bila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan frekuensi 12x/menit/1 tiap 5 detik sampai korban sadar dan bernapas kembali atau tenaga paramedis datang; dan selalu periksa denyut nadi korban apakah masih ada atau tidak setiap 2 menit C : Circulation (Sirkulasi) Defenisi Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia dilakukan oleh jantung. Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Pada keadaan henti jantung dimana jantung berhenti berdenyut dan berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, maka organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. Organ yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat kekurangan oksigen adalah otak. Hal ini disebabkan karena sel-sel otak mengkonsumsi energi yang berasal dari oksigen saja. Tanpa oksigen, proses hidup sel otak akan terganggu. Dalam waktu 4-6 menit tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai mengalami kerusakan. Setelah 8-10 menit sel otak akan rusak permanen. Tindakan resusitasi jantung paru diharapkan dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh tubuh walaupun tidak seoptimal kerja jantung. Untuk membantu sirkulasi dapat dilakukan kompresi jantung atau kompresi dada. Tanda-tanda henti jantung Pada korban yang dicurigai terjadi henti jantung harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan kompresi jantung. Korban yang mengalami henti jantung sudah pasti dalam keadaan tidak sadarkan diri. Periksa segera jalan nafas dan apakah ada usaha bernafas (Breathing). Setelah itu kita periksa denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis. Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir jakun tersebut. Rasakan denyut hingga 10 detik. Bila tidak dirasakan sama sekali denyut jantung lakukan kompresi dada. Langkah-langkah kompresi jantung : 1. Letakkan korban di tempat yang datar dan keras 2. Bebaskan dada korban dari baju yang dikenakan korban 3. Perlu diingat sebelum melakukan kompresi dada jalan nafas harus dipastikan tetap bebas 4. Letakkan punggung telapak tangan kanan atau tangan yang dominan tepat di tengah-tengah tulang dada diantara kedua puting susu. 5. Letakkan tangan yang satu lagi diatas tangan yang dominan tadi.
  • 27. Master Guide Reinforcement 27 6. Pastikan kedua tangan dapat saling terkait dengan stabil 7. Arahkan bahu agar tepat berada diatas kedua telapak tangan tersebut hingga lengan menjadi lurus 8. Dengan menggunakan bantuan berat badan, lakukan penekanan ke dada korban hingga kedalaman 4-5 cm. 9. Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2 kali. Ini merupakan satu siklus. 10. Setelah lima siklus, dapat diperiksa kembali apakah sudah ada denyut jantung. Bila belum ada, ulangi kembali siklus. Bila dilakkan dengan benar, kompresi dada luar dapat menghasilkan tekanan sistolik lebih dari 100 mmHg, dan tekanan rata - rata 40 mmHg pada arteri karotis. GANGGUAN UMUM Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Macam gangguan umum : 1. Lena Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut kosong, gejala yang timbul pada korban seperti : Pusing, telinga berdenging, mual, mata berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah. Pertolongan : Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan dapat minum beri air hangat.
  • 28. Master Guide Reinforcement 28 2. Shock Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan merupakan kelanjutan dari lena. Gejala yang timbul pada korban : Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan. Pertolongan : Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala lebih rendah dari kaki (kecuali jika ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa ke Rumah sakit. 3. Pingsan Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri. Gejala yang timbul : Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada. Pertolongan : Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah, longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. 4. Mati Suri Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan. Pertolongan : Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut. 5. Penyakit pegunungan Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen atau hipoksia. Gejala : Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur. Pertolongan : Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat yang lebih rendah. 6. Gangguan setempat Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena Macam gangguan setempat : a. Luka Macam-macam luka : Luka iris Luka tusuk
  • 29. Master Guide Reinforcement 29 Luka memar Luka robek Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat. b. Luka gigitan ular Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda gigitannya tidak begitu jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka gigitan tidak terasa tetapi sangat mematikan. Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena mempengaruhi sistem peredaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak. Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu : Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Macam-macam bisa : Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syaraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak. Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak. Kardiotoksin : menyerang otot jantung Miktotoksin : menyerang cairan tubuh Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk umum yang bisa digunakan, meskipun belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular. a. Ular berbisa rendah  Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif  Beraktifitas pada siang hari  Membunuh mangsanya dengan membelit  Bentuk kepalanya bulat telur (oval)  Tidak memiliki taring bisa  Gigitannya tidak mematikan  Setelah menggigit langsung lari b. Ular berbisa tinggi  Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri Efek gigitan Trimeresurus setelah 10 hari
  • 30. Master Guide Reinforcement 30  Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)  Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa  Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna  Memiliki taring bisa, racun mematikan  Kanibal  Setelah menggigit, masih tinggal ditempat c. Pengecualian Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan - Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam, contohnya : Ular King Kobra - Ophiophagus hannah , kepala oval, agresif, siang dan malam Ular Kobra Naja naja sputratix, berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang Ular weling - Bungarus candidus, kepala oval, berbisa tinggi Ular welang - Bungarus fasciatus, kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi Ular picung/pudak seruni - berbisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar siang hari. Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari. Pertolongan : Segera lakukan tahapan penanganan sbb : Satu JANGAN PANIK ! Dua Amankan posisi penolong dan korban. Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular. Tiga Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic diatas luka gigitan untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung. Empat Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan mempercepat detak jantung Lima Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !) Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisanya terhadap manusia. Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! dan yang utama : - Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi - Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka banyak berarti tidak berbisa. - Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian medis.
  • 31. Master Guide Reinforcement 31 Enam Lakukan tindakan pertolongan pertama Penanganan gigitan ular tidak berbisa. Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal. - Lepaskan pembalut elastic - Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol) - Beri obat antiseptik. - Jika perlu, tutup luka dengan kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering. Ingat! Ular tidak perlu dibunuh. Penanganan gigitan ular berbisa menengah Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari. - Lepaskan pembalut - Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol) - Beri antiseptic - Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering - Usahakan korban beristirahat sebentar - Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi. - Beri vitamin tambahan Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............ Bila tergigit ular jenis raksasa, ular python Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek. - Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring. - Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet. - Istirahatkan dan tenangkan korban - Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi. - Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi - Beri vitamin tambahan - Ingat.. ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak darah. - Saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular. Bila tergigit ular yang berbisa tinggi Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular. Efek gigitan pada umumnya :
  • 32. Master Guide Reinforcement 32 - Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna - Rasa sakit di seluruh persendian tubuh - Mulut terasa kering - Pusing, mata berkunang – kunang - Demam, menggigil - Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan darah. Penanganan jika tergigit dengan efek di atas: - Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung - Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit - Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet (yang disterilkan atau tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal. - Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut. Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik menggunakan tali senar, dll.... - Tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus. - Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar. - Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin) - Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi. - Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu berkonsultasi agar luka cepat kering. INGAT ! Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda. Tujuh - Jangan beri minuman beralkohol - Korban tetap berusaha untuk sadar - Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi - Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup - Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit c. Sengatan Binatang Pertolongan :
  • 33. Master Guide Reinforcement 33 Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat gosok untuk mengurangi rasa sakit. d. Patah Tulang Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara luar) dan tertutup. Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar. Pertolongan : Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan segera bawa ke RS. Syarat pembidaian : Panjang bidai cukup untuk luka Bidai harus pipih, lembut, dan empuk Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka e. Pendarahan Cara menghentikan pendarahan : Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari letak jantung. Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka. Tekan dengan tourniquet Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti. Caranya : Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut Kencangkan dengan memutar kayu tersebut Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detik tiap 10 menit. f. Terkilir Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah sehingga jaringan pengikat antara tulang rusak dan menimbulkan pendarahan yang menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan. Pertolongan : Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis atau mitella. g. Keracunan 1) Racun yang ditelan
  • 34. Master Guide Reinforcement 34 Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air. Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat. Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah. 2) Racun yang terisap Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan berikan pernapasan buatan. 3) Racun melalui kulit Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir.
  • 35. Master Guide Reinforcement 35 1. Teknik Membalut a. Membalut dengan mitella Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm. Cara-cara membalut dengan mitella lihat gambar : TEKNIK MEMBALUT DAN EVAKUASI
  • 36. Master Guide Reinforcement 36 b. Membalut dengan Pembalut Pita Cara-cara membalut dengan Pembalut Pita lihat gambar :
  • 38. Master Guide Reinforcement 38 2. Teknik Evakuasi a. Mengusung untuk jarak dekat Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka korban dapat ditarik. b. Melalui lorong sempit Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada leher penolong, penolong merangkak. c. Dengan selimut Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti tandu.
  • 39. Master Guide Reinforcement 39 d. Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung. e. Mengusung korban yang tidak mampu berjalan. Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas. Meskipin sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara pasif di leher penolong. f. Mengusung korban yang membutuhkan sedikit bantuan. Cara mengusung korban yang sadar, mampu berjalan dan hanya memerlukan bantuan.
  • 40. Master Guide Reinforcement 40 Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali. Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan, tersesat atau bencana alam. Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya PETA DARAT Hakekat Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi. Macam Peta Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :  Peta topografi  Peta tematik Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat . PETA TOPOGRAFI UMUM Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa Yunani kuno. Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), tumbuhan (hutan, semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa di sebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap. NAVIGASI DARAT
  • 41. Master Guide Reinforcement 41 Berdasar warnanya, tanda peta mempunyai arti sebagai berikut :  Hitam berarti benda-benda buatan manusia  Biru berarti medan yang berhubungan dengan air  Merah berarti benda buatan manusia yang dibuat dari bahan batu  Coklat berarti begian bentuk medan (ketinggian)  Hijau berarti perumahan, tumbuhan, perkampungan, dan sebagainya. Menurut bentuknya tanda peta terdiri atas:  Titik, yang menyatakan lokasi atau tempat seperti letak kota, letak titik ketinggian.  Garis, yang menyatakan bentuk-bentuk yang berwujud garis, seperti garis pantai, batas hutan, jalan, dan lain-lain.  Gambar , yang menyatkan bentuk garis berpola yang menyatakan tumbuhan misal.  Luas, yang menyatakan begian medan atau benda medan yang berbentuk daerah.  Huruf, yang bisa berupa singkatan huruf depan Keterangan tepi peta  Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.  Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)  Nomor helai peta pada margin atas kanan.  Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan  Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan.  Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya.  Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada. ARAH PETA Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis  Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.  Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas  Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah
  • 42. Master Guide Reinforcement 42 utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga  Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.  Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US  Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis  Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat. SKALA Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km). Kontur Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :  Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.  Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi  Antar kontur tidak akan saling berpotongan  Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai  Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.  Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.  Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam. Mengenal Tanda Medan Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukanbentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan. Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :  Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,  Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf U menjorok menjauhi puncak  Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.  Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
  • 43. Master Guide Reinforcement 43  Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan  Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali. Masih banyak tanda medan yang dapat kita kenali dan kita cocokan dengan keadaan di alamnya. Jam terbang akan sangat menambah pengetahuan tentang tanda medan ini. Selain peta, peralatan Navigasi darat lainya antara lain : KOMPAS Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda- benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya Bagian-bagian Kompas Secara garis besar, kompas terdiri dari :  Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi  Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi  Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin. Jenis Kompas Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut : Kompas orienteering untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk) Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik
  • 44. Master Guide Reinforcement 44 kompas orienteering Cara Pemakain Kompas Dalam pemakaiannya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan benda-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas. Busur derajat atau Protaktor Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran, setengah lingkaran, segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System) Menentukan Koordinat Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar dari suatu lembaran peta topografi. Sistem koordinat yang resmi ada dua macam : Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang. Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik. Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan (Grid). Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol terdapat di sebelah barat Jakarta pada 60 derajat LU dan 98 derajat BT (tergantung versi peta) . Cara pembacaanya selalu dari barat ke timur (kiri ke kanan) kemudian dari Selatan ke Utara ( bawah ke atas). Sistem ini dapat di bagi beberapa cara pembacaan yaitu 4 angka, 6 angka, 8 angka, dst.
  • 45. Master Guide Reinforcement 45 1. Orientasi Peta Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis, menyamakan Utara Peta dengan Utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (Utara Magnetis) dapat dianggap satu titik dengan Utara Sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta adalah : a. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok. b. Letakkan peta pada bidang datar c. Samakan Utara Peta dengan Utara Kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai bentang alam yang dihadapi. d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut didalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan. e. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan. 2. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya. Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut. Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya. Langkah-langkahnya : a. Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas) hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimutnya. b. Perhatikan tanda-tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dsb. c. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (Sudut kompas). Perhatikan tanda-tanda medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu. d. Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama. TEKNIK PETA KOMPAS
  • 46. Master Guide Reinforcement 46 e. Setalah sampai pada tanda medan itu bidikkan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diingikan. Bergeraklah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatka “back azimuth yang benar”. f. Seringkali tidak ada tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan seseorang rekan menjadi tanda tersebut. 3. RESECTION Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi sungai lainnya yang di bidik. Langkah-langkah Resection : a. Lakukan orientasi peta b. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan dipeta, minimal dua buah ( B dan C) c. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut d. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita e. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth) f. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta (A)
  • 47. Master Guide Reinforcement 47 4. INTERSECTION Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkahnya : a. Lakukan orientasi dan pastikan posisi kita ( A ) b. Bidik obyek yang kita amati ( C ) c. Pindahkan sudut yang didapat ke peta d. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut dip eta ( B ). Lakukan langkah (a) dan (c) e. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud ( C ).
  • 48. Master Guide Reinforcement 48 MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS Dengan tanda-tanda alam misalnya : Kuburan Islam selalu menghadap ke utara Masjid selalu menghadap ke kiblat (barat) Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari Dengan menggunakan jam tangan Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS). Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukan arah selatan. Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukan arah utara.
  • 49. Master Guide Reinforcement 49 Dengan menggunakan Bintang Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan. Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukan arah utara. Rasi bintang Crux (bitang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan. Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat. GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna, dimana : Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti. Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM
  • 50. Master Guide Reinforcement 50 Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS. Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu. Cara Kerja GPS: Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur “Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y. Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti. Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS. Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian). Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.
  • 51. Master Guide Reinforcement 51 Dalam suatu perjalanan, terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaaan yang mengharuskan untuk menaksirkan terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi. Maksudnya agar saat melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya, sebelum menyeberangi sungai, kita harus menaksir lebar sungai, kedalaman, serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara deburan pantai, bau-bauan yang berbahya, dll. Penaksiran Adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan pengalaman, terkadang dengan bantuan alat yang minimal. Panca Indra Rasa : membedakan manis, asin, asam, kecut atau kombinasi (tawar, payau, asin, asam) Cium : mendeteksi sejumlah wewangian seperti harum, busuk, tengik, anyir atau kombinasinya (ular, macan, babi, pantai, mayat) Dengar : mengartikan dengungan suara yang dapat terjangkau oleh telinga (debur ombak, suara air terjun, riam, kesunyian) Raba : mengartiakan sentuhan-sentuhan kulit terhadap alam sekitar (dingin, kasar, halus, kesat atau kombinasinya) Lihat : mengartikan cahaya dari sumber cahaya tersebut (siluet, awan, gerak air) Hasil penaksiran yang didapat tidak tepat benar. Semakin cermat dalam proses penaksiran akan semakin teliti hasil penaksirannya. Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti : a. Bagian-bagian tubuh sendiri : Panjang rentang tangan Panjang jengkal jari Lebar langkah kaki Panjang telapak kaki Tinggi badan (jongkok, berdiri) Kecepatan jalan, setengah berlari, dan berlari Berat badan Dan lain-lain b. Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan Ukuran syal Sabuk Dan lain-lain ILMU PENAKSIRAN
  • 52. Master Guide Reinforcement 52 c. Hal-hal lainnya yang dijadian standar Jarak tiang listrik Jarak tiang telepon Jarak tanaman karet Jarak tanaman khas yang ditanam penduduk Dan lain-lain Yang lebih baik adalah selalu membawa alat ukur standar. Jika ini terlupa atau tak dapat disediakan bisa juga digunakan bagian-bagian tubuh, karena selalu terbawa dan sudah dihapal. TEKNIK PENAKSIRAN 1. Menaksir Lebar Sungai 1. Lebar Sungai Tenang atau Danau Jatuhkan benda berat (misal batu) ke air di tepi sungai, tandai dengan titik A Tentukan titik C di seberang dan titik B yang sudah ditentukan bila riak pertama sudah sampai di C. Pada saat pertama riak menyentuh C (ke arah depan/seberang sungai) pada saat itu pula (dalam arah samping dari gerak riak pertama tadi) titik B terletak Ukur jarak A ke B Lebar sungai sama denga jarak AB 2. Lebar Sungai Berarus dengan bantuan topi, caranya : Atur posisi topi sehingga dapat melihat titik di seberang sungai tepat di ujung topi (titik D) Putar kepala tanpa merubah kemiringan kepala dan topi sehingga titik D pada topi seolah- olah berhimpit dengan satu titik di tepi sungai (titik B) Ukur jarak A (tempat kita berdiri) ke titik B Jarak AB sama dengan lebar sungai
  • 53. Master Guide Reinforcement 53 3. Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga Tentukan titik A (tempat kita berada) dan titik X (di seberang sungai) Buat sudut kacu sama dengan 45 derajat dengan cara membagi sudut menjadi dua Jalan dari A ke titik yang lokasinya dapat melihat X dengan sudut 45 derajatukur jarak A-B Jarak AB sama dengan lebar sungai 4. Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga Tentukan titi A Tentukan titik X Berjalan sepanjang pinggir sungai (lurus) sejauh AB (bebas jauhnya) dan tandai titik B Berjala lagi sejauh BC, jarak BC = AB dan segaris lurus Berjalan tegak lurus terhadap sungai dari titik C dimana titik tersebut segaris terhadap B dan X Ukur panjang CD Lebar sungai sama dengan CD 2. Menaksir Dalam Sungai a. Di Hulu Di daerah hulu penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V. cara mengukur kedalamannya adalah : Ambil galah yang cukup panjang Masukkan galah tersebut ke dalam sungai Usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai Usahakan pengukuran pada bagian tengah sungai Lakukan pengukuran di beberapa tempat
  • 54. Master Guide Reinforcement 54 Karena pada hulu sungai penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V, maka kedalaman di beberapa tempat dalam arah melebar adalah tidak sama. Selain itu di bagian tengah sungai yang dalam akan menyulitkan pengukuran. b. Di Hilir / Muara Sungai di daerah hilir atau muara cenderung berbentuk huruf U, maka cara mengukurnya sama seperti di atas tetapi cukup pada satu titik saja. Secara praktis kedalaman sungai dapat ditaksir dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan sungai beriak-riak pada sungai yang cukup lebar diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya bila permukaan tersebut tenang, diperkirakan kedalamannya lebih dari dua meter. 3. Menaksir Kecepatan Arus Sungai Cara I : Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat) Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut (titik A) Mulailah berjalan mengikuti benda tadi sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (tandai dengan titik B) Ukur jarak AB Arus sungai sama dengan jarak AB dibagi waktu
  • 55. Master Guide Reinforcement 55 Cara II : Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat), tandai Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut Mulailah berjalan mengikuti benda tadi dengan kecepatan yang dapat diperkirakan sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (sekitar lima puluh langkah). Tandai tempat berhenti sebagai titik B Tandai letak benda di sungai sebagai titik X Ukur jarak AB dan AX Arus sungai sama dengan jarak (AB/AX) x kecepatan langkah. Catatan : Benda terapung yang dihanyutkan sebisa mungkin mendekati bagian tengah sungai. Kecepatan terbesar pada sungai lurus adalah bagian tengahnya dan terkecil adalah pada bagian tepi 4. Menaksir Tinggi a. Menaksir tinggi pohon dengan bayangan, caranya : Kita berdiri disamping pohon yang akan diukur (tandai dengan titik A) Perhatikan ujung bayangan badan kita (tandai dengan titik B) dan ujung bayangan pohon (tandai dengan titik C) Ukur AB dan AC Tinggi pohon = (AC/AB) x tinggi badan b. Tinggi Tebing, Pohon, Dengan Dua Orang Cara : Pengamat mengambil posisi jongkok, sehingga ujung kepala temannya dan titik X (puncak pohon, tebing) berada pada satu garis lurus. Ukur AB dan AC t1 = tinggi jongkok pangamat (jarak mata ketanah) t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti tongkat atau lainnya) Tinggi, T = (t2-t1) + t1
  • 56. Master Guide Reinforcement 56 5. Menaksir Waktu Dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini kecepatan rata-rata orang berjalan di medan horizontal adalah 5 km/jam dan setiap kecepatan 300 meter ditambah 0,5 jam. Untuk kecepatan turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 m, waktu tempuhnya 5 km/ jam ditambah 10 menit. 6. Menaksir Jarak Dalam operasi SAR seringkai harus memperkirakan jarak benda yang terlihat, misalnya benda milik survivor. Untuk memperkirakan jarak tersebut bisa dipergunakan tabel berikut : Cermin survival : 1,6 . 3,2 km Asap putih : 19,2 km Cahaya senter dua baterai malam hari : 3,2 km Catatan : Objek tampak dari ketinggian 150 meter. 7. Menaksir Cuaca Tanda-tanda cuaca untuk melakukan penaksiran : Merah pada malam hari pertanda cuaca baik Merah pada pagi hari pertanda akan turun hujan Kuning pada saat matahari tenggelam pertanda angin Kuning pucat pada saat matahari tenggelam pertanda akan turun hujan Embun dan kabut pada pagi-pagi benar pertanda cuaca akan baik Awan halus pertanda cuaca bagus Awan terbatas pertanda angin