SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
EPIDEMIOLOGI




Dr. T. Fadli Nazwan Sani Sp.A
DEFENISI
                                      Berdasarkan Aspek
• Epidemiologi adalah ilmu       berikut, epidemiologi adalah
  yang mempelajari tentang
  sifat, penyebab, pengendali   • Aspek akademik: analisis
  an dan faktor-faktor yang       data kes, sosek, dan
  mempengaruhi frekuensi          interprestasi perubahan
                                  keadaan kesehatan.
  dan distribusi
  penyakit, kecacatan dan       • Aspek Praktis: Ilmu upaya
                                  pencegahan penyakit
  kematian dalam populasi
  manusia                       • Aspek Klinis: Penditeksian
                                  penyakit secara dini
                                • Aspek Administarasi: upaya
                                  mengetahui status
                                  kesehatan di suatu wilayah
 Definisi epidemiologi  studi tentang distri-
  busi dan faktor utama penyakit dalam popu-
  lasi.
 Yang menjadi perhatian terbatas pada pe-
  nyakit infeksi.
 Berkembang ke penyakit tidak menular 
  penyakit vaskuler, arthritis dan maligna
  neoplasma.
 Beberapa abad yang lalu terjadi wabah dise-
  sebabkan oleh non infeksi.
 Sekarang  studi epidemiologi diterapkan
   untuk semua penyakit.
 Tujuan Epidemiologi  menggambarkan penya-
  kit secara komprehensif & dinamis, tidak hanya
  mencakup wabah tetapi juga antara periode
  terjadinya wabah secara sporadis dan endemis
.
 Epidemi didefinisikan :
   1. Beberapa penyakit atau cedera
   2. Menggambarkan perbedaan penyakit dalam
      berbagai keadaan.
   3. Mulai dari daerah yang kecil sampai daerah
      yang luas  pandemi contohnya Influenza.
   4. Mencakup periode waktu  jam, hari, ming-
      gu, bulan dan tahun.
 Fokus pada penyakit yang sifatnya menghasilkan
  beberapa efek  terdeteksi secara klinis sampai
  menunjukkan gejala kematian.
 Klasifikasi agen infeksi  masing-masing menun-
  jukkan manifestasi dan distribusi yang relatif ber-
  beda.
  1. Infeksi yang tidak terlihat gejalanya.
     - Tidak menunjukkan manifestasi dalam setiap
       tahapnya.
     - Hanya fraksi kecil menunjukkan gejala klinis
       dan biasanya bersifat akut atau fatal.
     - Fenomena gunung es.
     - Contoh : infeksi virus folio
2. Penyakit infeksi dengan komposisi yang
   lebih kecil
   - Kebanyakan kasus ada gejala yang
     tampak
   - Mudah didiagnosa
   - Hanya sebagian kecil yang menjadi berat
   - Contoh : Measles dan Chickenpox.
3. Penyakit yang menunjukkan proses keja-
   dian yang umumnya akut atau fatal
   - Secara klinik selalu disertai gejala klinis
     berat.
   - Sebagian besar meninggal
   - Contoh : Rabies.
 Analisis keganasan infeksi bergantung :
  1. Organisme penyebab
  2. Respon alami pada suatu organisme

 Untuk perkiraan yang akurat, pada infeksi yang
  yang tidak menimbulkan gejala pada populasi
  maka studi epidemiologi dibutuhkan untuk
  mengetahui mana yang di tes dan tidak dites.
INFEKSI TERSELUBUNG DAN KONTROL PENYAKIT


    Semua infeksi yang dapat menular kepada
     orang lain
    Infeksi terselubung diperlukan kontrol terha-
     hadap orang yang sakit
    Yang diperhatikan tempat isolasi pasien, ti-
     dak terinfeksi dengan eskreta dan karantina
     yang jauh dari orang.
    Saat ini faktor untuk mendeteksi dan mengo-
     bati penyakit terselubung  pemberian
     vaksin.
Penyebaran Karakteristik Manifestasi klinik
                 Dari tiga Jenis Penyakit Menular
1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik


   Contoh : tuberkulosa
2. Lebih banyak dengan gejala klinis


   Contoh : campak
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian


  Contoh : rabies


   Tanpa       Gejala      Gejala      Gejala   Fatal
   gejala      ringan      sedang      berat
INFEKSI TERSELUBUNG DAN STATISTIK PENYAKIT


  Pengaruh statistik penyakit dengan infeksi
   terselubung dapat dilihat pada kelompok A.

  Statistik pada kelompok ini tidak akurat.
  Lebih banyak terdiagnosa dan terlaporkan
   jika menggunakan metode laboratorium mau-
   pun pemeriksaan kulit.

  Alat untuk mengukur keganasan
  CFR = Jumlah kematian dari penyakit
               Jumlah kasus penyakit
   Biasanya dalam bentuk persen
MODEL PENYAKIT : PENYEBAB YANG KOMPLEKS

 Dalam dunia pengobatan fokus pada host
  yaitu manusia dan hewan.
 Epidemiologi penyakit Demam Typus pada
  manusia dipengaruhi :
  - Berkembang karena iklim yang dingin
  - Populasi manusia yang padat
  - Sanitasi yang buruk
    Sistem Ekologi  Epidemiologi 
  Penyakit berkembang  Multiple Causa-
  tion/multifaktorial etiology.

   Zinsser
MODEL PENYAKIT : PENYEBAB YANG KOMPLEKS

 Perkembangan epidemiologi

    organisme          manusia            penyakit

 Organisme tidak sendirian menimbulkan out
  break  tingkat imunitas misalnya measles
  dan gondok.

 Selain kondisi lingkungan dipengaruhi :
  1. Efektifitas transmisi dari penyakit
  2. Frekuensi kontak
  3. Kondisi organisme lain.
 Agent penyakit dibedakan :
  1. Lingkungan biologis
  2. Lingkungan fisik : asbestos, karbon monok-
     sida di udara dan radiasi ion
  3. Lingkungan sosial : kehilangan maternal.
 Beberapa studi menunjukkan bahwa kualitas
  pengasuhan orang tua di masa muda sangat
  dipengaruhi oleh fisik, emosional dan per-
  kembangan mental ( Browby, 1952 )
 Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mem-
  pengaruhi penyakit :
  1. Faktor host ( Intrinsik )  kerentanan
  2. Faktor lingkungan ( ekstrinsik )  keter-
      paparan.
    berkembangnya penyakit.
FAKTOR HOST ( INTRINSIK )

 Peningkatan jumlah persentase faktor genetika
  mempengaruhi bertambahnya atau berkurang-
  nya kerentanan terhadap penyakit.
 Jenis gol. Darah A,B,O sangat rentan terhadap
  beberapa penyakit.
 Gol. Darah O rentan penyakit Duodenal ulcer
  ( Clark et al, 1955 )
 Gol. Darah A mempunyai risiko tinggi mende -
  rita kanker lambung ( Aird et al., 1953 )
 Kekurangan pada satu enzym spesifik, yaitu
  alpha - antitrypsin  kerentanan terhadap pe-
  nyakit paru kronik Obstruktive ( Erikson,1965 )
FAKTOR HOST ( INTRINSIK )


 Penyakit bawaan sickle cell mempunyai risiko kecil
 menderita malaria yang disebabkan plasmodium
 falciparum ( Allison, 1954)
 Pola hidup  salah satu faktor host yang sulit dide-
 finisikan termasuk variabel instrinsik atau ekstrinsik
 ( Mischell, 1954 )
 Contoh : Pola hidup  PJK
 Rosenman ( 1970 ) membagi PJK :
  1. Type A ditandai agresif, kompetitif,ambisi, malas.
  2. Type B dengan angka kesakitan jantung koroner
     lebih rendah, tidak selalu menunjukkan karakte –
     ristik yang khas.
 Kondisi kelas sosial  berpengaruh terhadap keja -
 dian penyakit.
FAKTOR HOST ( INTRINSIK )



Yang menjadi pertanyaan :

1. Pengaruh sinar x dengan penyakit leukimia ?

2. Pengaruh perokok berat dengan kanker paru-paru ?
FAKTOR LINGKUNGAN


Dibedakan atas :
1. Lingkungan biologis termasuk infeksi agen penyakit,
  reservoir penyakit, vektor sebagai transmisi ,tumbu-
  han dan hewan.

2. Lingkungan Sosial termasuk lingkungan ekonomi,
   lingkungan politik, adat istiadat, budaya dan nilai

3. Lingkungan fisik meliputi panas, sinar, udara , air,
   radiasi, gravitasi, tekanan atmosfir dan agen kimia
   lainnya.
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ( MODEL EKOLOGI )


 Dipengaruhi oleh tiga sektor pada lingkungan :
 1. Lingkungan biologi
 2. Lingkungan sosal
 3. Lingkungan fisik.

 Berhubungan erat dengan faktor host

 Mempengaruhi terjadinya penyakit

 Keseimbangan ketiganya sangat mempengaruhi kese-
 hatan manusia  dinamika ekuilibirium

 Tidak seimbang  penyakit mudah terjadi.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
 Sangat umum digunakan sebagai literatur epide-
  milogi, terdiri dari 3 komponen yaitu host, ling-
  kungan dan agent.
 Model ini menunjukkan komponen secara
 komprehensif dan memprediksi tentang suatu
 penyakit

                        Host



             Agent               Lingkungan

 satu komponen  peningkat-
  an atau penurunan frekuensi penyakit.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI



 Walaupun demikian konsep dan metode epidemiologi
  saat ini  belum menunjukkan agen yang spesifik
  contoh : schizophenia, penyakit jantung coroner dan
  rhematoid arthritis.

 Penyakit yang sudah jelas agennya, beberapa ahli
  Epidemiologi cenderung menyebut agen sebagai
  bagian dari suatu kondisi lingkungan.
JARING-JARING PENYEBAB

 Dikemukakan oleh MacMahon (1960)

 Intinya efek tidak pernah bergantung hanya
  pada satu penyebab, tetapi berkembang men-
  jadi sebuah rantai penyebab dimana masing-
  masing merupakan hasil dari kompleks agen
  terdahulu.

 Konsekuensi keseragaman pada rantai penye-
  bab mungkin mengganggu produktivitas pe-
  nyakit oleh potongan rantai pada angka yang
  berbeda.
MODEL LINGKARAN
 Sebagai pendekatan lain untuk menggambarkan hubu-
  ngan dengan lingkungan.
 Lingkaran terdiri atas Inti/pusat ( host dan manusia) ge-
 netik disusun oleh inti.
 Lingkungan dikelilingi oleh manusia, secara skematis
  terbagi ke dalam tiga sektor :
  1. Lingkungan biologi
  2. Lingkungan sosial
  3. Lingkungan fisik.
 Ukuran relatif pada komponen berbeda-beda dalam
 lingkaran bergantung masalah penyakit spesifik.
 Penyakit turunan  inti genetik relatif lebih banyak
 Measles  inti genetik relatif sedikit
 Sistem pertahanan ( Imunitas ) pada host dan sektor
 biologis dalam lingkungan memberi kontribusi yang
MODEL LINGKARAN

  besar.

 Model lingkaran dibutuhkan untuk mengidentifikasi
 berbagai faktor etiologi penyakit, berupa memperhati-
 kan agen penyakit.

 Model lingkaran menggambarkan pemisahan host dan
 lingkungan.

 Aplikasi dari model lingkaran:
  1. The irish potato famine
  2. Keracunan timah
MODEL LINGKARAN
       Lingkungan
          sosial


                     Manusia

 Lingkungan          Inti Genetik
Biologi



                    Lingkungan
                        Fisik
THE IRISH POTATO FAMINE


 Hubungan antara beberapa faktor dapat dilihat pada
 waktu kelaparan kentang di Irish thn 1840.

 Disebabkan oleh kekurangan sumber daya alam,
 pengangguran yang banyak, pertambahan penduduk
 yang cepat

 Kegagalan panen diatasi dengan memasok makanan
 dari Amerika

 Akibat terhadap kesehatan antara lain terjadinya
 penyakit kudis, wabah typus dan demam, penyakit
 kutu, disentry, busung lapar.
KERACUNAN TIMAH
 Contoh masalah ekologi yang dihasilkan oleh keracunan
  timah anak-anak  hal ini merupakan silent epidemic
  ( Wabah tersembunyi.)
 Cat timah diganti titanium  dapat menjadi sumber ber –
 bahaya pada anak
 Kupasan cat dan serpihannya dapat terisap oleh anak
 kecil  pica
 Efek keracunan timah  hyperiritabilitas, inkoordinasi,
 kehilangan nafsu makan, muntah dan sakit perut akhir-
 nya encephalithy dengan odema otak dan terjadinya
 konvulsi di luar kesadaran  kematian.
 Pencegahan keracunan timah
 Tahap Pertama
 1. Anak-anak tidak terkena timah
 2. Jika ada timah di lingkungan harus dihindari.
KERACUNAN TIMAH

Tahap ke dua
1. Tes darah
2. Memeriksa rumah untuk mendeteksi adanya timah dise-
   kitarnya.
3. Kadar tinggi dalam darah, pengobatan/perlakuan harus
   dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan agen
   tersebut.
4. Lingkungan harus diperiksa dan dikoreksi bahwa timah
   lagi timbul berlebihan
5. Identifikasi pada anak yang kena timah dalam darahnya
   tinggi atau timbul keracunan timah harus diberi tanda
   untuk selanjutnya kasus tersebut diupayakan dalam
   keluarga atau tetangganya.
KERACUNAN TIMAH

Tahap ke Tiga
1. Rehabilitasi pada anak yang mengalami kerusakan per-
  manen termasuk pendidikan dan fasilitas lainnya.
  Host yang rentan adalah anak umur satu sampai lima
   lima tahun.
  Kecendrungan pica :
   1. Bergandengan dengan lingkungan
   2. Pemahaman tidak lengkap
   3. Cara pengasuhan yang kurang dan stimulasi pada
      anak tentang pica.
   4. Kebiasaan.
  Upaya penanggulangan
   1. Meningkatkan kondisi perekonomian
   2. Penetapan lokasi perumahan
   3. Penegahan hukum.
Model Ekologi dan Kontrol Penyakit


 Pengetahuan tentang mekanisme etiologi tidak penting
  pada tindakan kontrol penyakit

 Goldbarger menyimpulkan bahwa pellagra ada hubu-
  ngannya defisiensi nutrisi.

 Hasil penelitiannya, pellagra dapat dicegah  makan
  ikan, daging, telur dan susu.

 Pada penyakit yang organisme penyebab dibawa oleh
  lalat atau nyamuk kontrol terbaik hanya difokuskan
  pada serangga bukan pada agennya.
METODE-METODE EPIDEMIOLOGI
         DESKRIPTIF                        ANALITIK
• Orang (Usia, Jenis            • Studi riwayat kasus:
  Kelamin, Kelas Sosil, Jenis     perbandingan orang yang
  pekejaan, penghasilan, golo     terkena penyakit & yang
  ngan etnik, status              tidak
  perkawinan, besar             • Studi Kohort: dalam studi ini
  keluarga, struktur              dipaparkan penyebab
  keluarga, paritas/ KIA)         penyakit (kelompok
• Tempat                          pemapar), kelompok kedua/
• Waktu                           kontrol menanggapi.
PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI
       Incidence Rate                              Attace Rate
• Jumlah kasus baru yg terjadi            • indikator kasus epidemi
  dlm kalangan penduduk                   • AR = Jumlah kasus selama epidemi
  selama periode waktu                                Jumlah populasi beresiko
                                                                                 X 100%

  tertentu.
• IR = Jumlah kasus baru
                                 X 100%
                                                  Crude Death Rate
            Populasi beresiko
• Penyakit jarang dihitung                 Jumlah kematian kasar
  bertahun-tahun                                      Jumlah kematian 1thn
• Pengetahuan ttg IR berguna dlm             CDR =                               X 100%
                                                      Jmlh Pend rata-rata
  mempelajari faktor-faktor etiologi.
                                          Sebagai data informasi minimal
                                          pengukuran kematian
Prevalence Rate                              Period Prevalence
• Mengukur jumlah orang                      • Jumlah kasus penyakit berda-
  dikalangan penduduk yang                     sarkan prevalensi periode
  menderita penyakit dalam satu                           Jumlah kasus penyakit
  waktu.                                     • PP =
                                                             selama periode
                                                                                   X 100%
           Jumlah kasus penyakit                        Penduduk rata-rata slama
•PR =                               X 100%                     periode
         Jumlah seluruh penddk
                                                        Age Specific Rate
•   Penting untuk Penyakit Kronik sbg
    perencanaan kebutuhan                    Angka kematian kelompok umur
    fasilitas, tenaga & pembatasan           tertentu, mis: 20-30 tahun
    penyakit.                                           Jumlah kematian umur
                                             ASR   =         20-30 tahun
                                                                                   X 100%
                                                       Jumlah seluruh penduduk
                                                             20-30 tahun
Cause Disease Specific Death
            Rate

• Angka kematian akibat
  penyakit tertentu, mis: TB
           Jumlah kematian krn
                   TB
• DDR =                           X 100%

          Jumlah penduduk rata-
            rata pd thn yg sama
 Bab ini menggambarkan ruang lingkup epidemilogi
  penyakit infeksi dan non infeksi

 Epidemiologi tidak hanya mencakup wabah tetapi
  juga kondisi dan kejadian penyakit endemik dan
  sporadis.

 Infeksi dicatat untuk membedakan karakteristik
 keparahan, kenyataannya bahwa beberapa infeksi
 cenderung menjadi tidak tampak dengan konsekuensi
 pada kedua kontrol penyakit dan statistik morbiditas.

 Hubungan antara host dan lingkungan dalam ekosis-
 tem dan implikasinya untuk kontrol penyakit disam-
 paikan dalam hubungan beberapa model yaitu :
Sambungan
 1. Segitiga epidemiologi
 2. Jaring- jaring penyebab
 3. Model lingkaran.

 Diaplikasian dalam analisis pada dua masalah yaitu
 The irish Potato Famine and modern problem of lead
 poisoning ( kelaparan di Irish dan masalah keracunan
 timah.

Contenu connexe

Tendances

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...dwelst
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)NajMah Usman
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakatpjj_kemenkes
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiKim Bhie SJs
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatanAgus Candra
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakitSyahrum Syuib
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakitdahlia_purba
 

Tendances (20)

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...
BASIC DEMOGRAPHY AND EPIDEMIOLOGY OF HEALTH PLANNING ( DASAR DEMOGRAFI DAN EP...
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologi
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
 
Konsep dasar epidemiologi penyakit
Konsep dasar epidemiologi penyakitKonsep dasar epidemiologi penyakit
Konsep dasar epidemiologi penyakit
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakit
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 

En vedette

En vedette (20)

Konsep epidemiologi
Konsep epidemiologiKonsep epidemiologi
Konsep epidemiologi
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiologi dasar
Epidemiologi dasarEpidemiologi dasar
Epidemiologi dasar
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Penyebaran penyakit ppt
Penyebaran penyakit pptPenyebaran penyakit ppt
Penyebaran penyakit ppt
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Diagnosis epidemiologi perilaku
Diagnosis epidemiologi perilakuDiagnosis epidemiologi perilaku
Diagnosis epidemiologi perilaku
 
ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
 
Kaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologiKaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologi
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 
Epidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularEpidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menular
 
Epidemiologi Klasifikasi
Epidemiologi KlasifikasiEpidemiologi Klasifikasi
Epidemiologi Klasifikasi
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi Pekerja
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi PekerjaEpidemiologi Kesehatan Reproduksi Pekerja
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi Pekerja
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
Analis kesehatan
Analis kesehatanAnalis kesehatan
Analis kesehatan
 
Sejarah epidemiologi -_prof_bhisma_murti
Sejarah epidemiologi -_prof_bhisma_murtiSejarah epidemiologi -_prof_bhisma_murti
Sejarah epidemiologi -_prof_bhisma_murti
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 

Similaire à Epidemiologi

Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi Rani267816
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epiddesymukti
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologizrago
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularAndy Rahman
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananHayar Laode
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanM Saidi Basri
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogiRai Syifa
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiSariana Csg
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfAsepSaefunnajat
 
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptxPPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptxApriliaAyuShinta
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayanorizan simbok
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularMakalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularSeptian Muna Barakati
 

Similaire à Epidemiologi (20)

Konsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologiKonsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologi
 
Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epid
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptxPPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularMakalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
 

Dernier

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Dernier (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Epidemiologi

  • 1. EPIDEMIOLOGI Dr. T. Fadli Nazwan Sani Sp.A
  • 2. DEFENISI Berdasarkan Aspek • Epidemiologi adalah ilmu berikut, epidemiologi adalah yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendali • Aspek akademik: analisis an dan faktor-faktor yang data kes, sosek, dan mempengaruhi frekuensi interprestasi perubahan keadaan kesehatan. dan distribusi penyakit, kecacatan dan • Aspek Praktis: Ilmu upaya pencegahan penyakit kematian dalam populasi manusia • Aspek Klinis: Penditeksian penyakit secara dini • Aspek Administarasi: upaya mengetahui status kesehatan di suatu wilayah
  • 3.  Definisi epidemiologi  studi tentang distri- busi dan faktor utama penyakit dalam popu- lasi.  Yang menjadi perhatian terbatas pada pe- nyakit infeksi.  Berkembang ke penyakit tidak menular  penyakit vaskuler, arthritis dan maligna neoplasma.  Beberapa abad yang lalu terjadi wabah dise- sebabkan oleh non infeksi.  Sekarang  studi epidemiologi diterapkan untuk semua penyakit.
  • 4.  Tujuan Epidemiologi  menggambarkan penya- kit secara komprehensif & dinamis, tidak hanya mencakup wabah tetapi juga antara periode terjadinya wabah secara sporadis dan endemis .  Epidemi didefinisikan : 1. Beberapa penyakit atau cedera 2. Menggambarkan perbedaan penyakit dalam berbagai keadaan. 3. Mulai dari daerah yang kecil sampai daerah yang luas  pandemi contohnya Influenza. 4. Mencakup periode waktu  jam, hari, ming- gu, bulan dan tahun.
  • 5.  Fokus pada penyakit yang sifatnya menghasilkan beberapa efek  terdeteksi secara klinis sampai menunjukkan gejala kematian.  Klasifikasi agen infeksi  masing-masing menun- jukkan manifestasi dan distribusi yang relatif ber- beda. 1. Infeksi yang tidak terlihat gejalanya. - Tidak menunjukkan manifestasi dalam setiap tahapnya. - Hanya fraksi kecil menunjukkan gejala klinis dan biasanya bersifat akut atau fatal. - Fenomena gunung es. - Contoh : infeksi virus folio
  • 6. 2. Penyakit infeksi dengan komposisi yang lebih kecil - Kebanyakan kasus ada gejala yang tampak - Mudah didiagnosa - Hanya sebagian kecil yang menjadi berat - Contoh : Measles dan Chickenpox. 3. Penyakit yang menunjukkan proses keja- dian yang umumnya akut atau fatal - Secara klinik selalu disertai gejala klinis berat. - Sebagian besar meninggal - Contoh : Rabies.
  • 7.  Analisis keganasan infeksi bergantung : 1. Organisme penyebab 2. Respon alami pada suatu organisme  Untuk perkiraan yang akurat, pada infeksi yang yang tidak menimbulkan gejala pada populasi maka studi epidemiologi dibutuhkan untuk mengetahui mana yang di tes dan tidak dites.
  • 8. INFEKSI TERSELUBUNG DAN KONTROL PENYAKIT  Semua infeksi yang dapat menular kepada orang lain  Infeksi terselubung diperlukan kontrol terha- hadap orang yang sakit  Yang diperhatikan tempat isolasi pasien, ti- dak terinfeksi dengan eskreta dan karantina yang jauh dari orang.  Saat ini faktor untuk mendeteksi dan mengo- bati penyakit terselubung  pemberian vaksin.
  • 9. Penyebaran Karakteristik Manifestasi klinik Dari tiga Jenis Penyakit Menular 1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik Contoh : tuberkulosa 2. Lebih banyak dengan gejala klinis Contoh : campak 3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian Contoh : rabies Tanpa Gejala Gejala Gejala Fatal gejala ringan sedang berat
  • 10. INFEKSI TERSELUBUNG DAN STATISTIK PENYAKIT  Pengaruh statistik penyakit dengan infeksi terselubung dapat dilihat pada kelompok A.  Statistik pada kelompok ini tidak akurat.  Lebih banyak terdiagnosa dan terlaporkan jika menggunakan metode laboratorium mau- pun pemeriksaan kulit.  Alat untuk mengukur keganasan CFR = Jumlah kematian dari penyakit Jumlah kasus penyakit Biasanya dalam bentuk persen
  • 11. MODEL PENYAKIT : PENYEBAB YANG KOMPLEKS  Dalam dunia pengobatan fokus pada host yaitu manusia dan hewan.  Epidemiologi penyakit Demam Typus pada manusia dipengaruhi : - Berkembang karena iklim yang dingin - Populasi manusia yang padat - Sanitasi yang buruk  Sistem Ekologi  Epidemiologi  Penyakit berkembang  Multiple Causa- tion/multifaktorial etiology. Zinsser
  • 12. MODEL PENYAKIT : PENYEBAB YANG KOMPLEKS  Perkembangan epidemiologi organisme  manusia  penyakit  Organisme tidak sendirian menimbulkan out break  tingkat imunitas misalnya measles dan gondok.  Selain kondisi lingkungan dipengaruhi : 1. Efektifitas transmisi dari penyakit 2. Frekuensi kontak 3. Kondisi organisme lain.
  • 13.  Agent penyakit dibedakan : 1. Lingkungan biologis 2. Lingkungan fisik : asbestos, karbon monok- sida di udara dan radiasi ion 3. Lingkungan sosial : kehilangan maternal.  Beberapa studi menunjukkan bahwa kualitas pengasuhan orang tua di masa muda sangat dipengaruhi oleh fisik, emosional dan per- kembangan mental ( Browby, 1952 )  Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mem- pengaruhi penyakit : 1. Faktor host ( Intrinsik )  kerentanan 2. Faktor lingkungan ( ekstrinsik )  keter- paparan.  berkembangnya penyakit.
  • 14. FAKTOR HOST ( INTRINSIK )  Peningkatan jumlah persentase faktor genetika mempengaruhi bertambahnya atau berkurang- nya kerentanan terhadap penyakit.  Jenis gol. Darah A,B,O sangat rentan terhadap beberapa penyakit.  Gol. Darah O rentan penyakit Duodenal ulcer ( Clark et al, 1955 )  Gol. Darah A mempunyai risiko tinggi mende - rita kanker lambung ( Aird et al., 1953 )  Kekurangan pada satu enzym spesifik, yaitu alpha - antitrypsin  kerentanan terhadap pe- nyakit paru kronik Obstruktive ( Erikson,1965 )
  • 15. FAKTOR HOST ( INTRINSIK )  Penyakit bawaan sickle cell mempunyai risiko kecil menderita malaria yang disebabkan plasmodium falciparum ( Allison, 1954)  Pola hidup  salah satu faktor host yang sulit dide- finisikan termasuk variabel instrinsik atau ekstrinsik ( Mischell, 1954 ) Contoh : Pola hidup  PJK  Rosenman ( 1970 ) membagi PJK : 1. Type A ditandai agresif, kompetitif,ambisi, malas. 2. Type B dengan angka kesakitan jantung koroner lebih rendah, tidak selalu menunjukkan karakte – ristik yang khas.  Kondisi kelas sosial  berpengaruh terhadap keja - dian penyakit.
  • 16. FAKTOR HOST ( INTRINSIK ) Yang menjadi pertanyaan : 1. Pengaruh sinar x dengan penyakit leukimia ? 2. Pengaruh perokok berat dengan kanker paru-paru ?
  • 17. FAKTOR LINGKUNGAN Dibedakan atas : 1. Lingkungan biologis termasuk infeksi agen penyakit, reservoir penyakit, vektor sebagai transmisi ,tumbu- han dan hewan. 2. Lingkungan Sosial termasuk lingkungan ekonomi, lingkungan politik, adat istiadat, budaya dan nilai 3. Lingkungan fisik meliputi panas, sinar, udara , air, radiasi, gravitasi, tekanan atmosfir dan agen kimia lainnya.
  • 18. HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ( MODEL EKOLOGI )  Dipengaruhi oleh tiga sektor pada lingkungan : 1. Lingkungan biologi 2. Lingkungan sosal 3. Lingkungan fisik.  Berhubungan erat dengan faktor host  Mempengaruhi terjadinya penyakit  Keseimbangan ketiganya sangat mempengaruhi kese- hatan manusia  dinamika ekuilibirium  Tidak seimbang  penyakit mudah terjadi.
  • 19. SEGITIGA EPIDEMIOLOGI  Sangat umum digunakan sebagai literatur epide- milogi, terdiri dari 3 komponen yaitu host, ling- kungan dan agent.  Model ini menunjukkan komponen secara komprehensif dan memprediksi tentang suatu penyakit Host Agent Lingkungan  satu komponen  peningkat- an atau penurunan frekuensi penyakit.
  • 20. SEGITIGA EPIDEMIOLOGI  Walaupun demikian konsep dan metode epidemiologi saat ini  belum menunjukkan agen yang spesifik contoh : schizophenia, penyakit jantung coroner dan rhematoid arthritis.  Penyakit yang sudah jelas agennya, beberapa ahli Epidemiologi cenderung menyebut agen sebagai bagian dari suatu kondisi lingkungan.
  • 21. JARING-JARING PENYEBAB  Dikemukakan oleh MacMahon (1960)  Intinya efek tidak pernah bergantung hanya pada satu penyebab, tetapi berkembang men- jadi sebuah rantai penyebab dimana masing- masing merupakan hasil dari kompleks agen terdahulu.  Konsekuensi keseragaman pada rantai penye- bab mungkin mengganggu produktivitas pe- nyakit oleh potongan rantai pada angka yang berbeda.
  • 22. MODEL LINGKARAN  Sebagai pendekatan lain untuk menggambarkan hubu- ngan dengan lingkungan.  Lingkaran terdiri atas Inti/pusat ( host dan manusia) ge- netik disusun oleh inti.  Lingkungan dikelilingi oleh manusia, secara skematis terbagi ke dalam tiga sektor : 1. Lingkungan biologi 2. Lingkungan sosial 3. Lingkungan fisik.  Ukuran relatif pada komponen berbeda-beda dalam lingkaran bergantung masalah penyakit spesifik.  Penyakit turunan  inti genetik relatif lebih banyak  Measles  inti genetik relatif sedikit  Sistem pertahanan ( Imunitas ) pada host dan sektor biologis dalam lingkungan memberi kontribusi yang
  • 23. MODEL LINGKARAN besar.  Model lingkaran dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor etiologi penyakit, berupa memperhati- kan agen penyakit.  Model lingkaran menggambarkan pemisahan host dan lingkungan.  Aplikasi dari model lingkaran: 1. The irish potato famine 2. Keracunan timah
  • 24. MODEL LINGKARAN Lingkungan sosial Manusia Lingkungan Inti Genetik Biologi Lingkungan Fisik
  • 25. THE IRISH POTATO FAMINE  Hubungan antara beberapa faktor dapat dilihat pada waktu kelaparan kentang di Irish thn 1840.  Disebabkan oleh kekurangan sumber daya alam, pengangguran yang banyak, pertambahan penduduk yang cepat  Kegagalan panen diatasi dengan memasok makanan dari Amerika  Akibat terhadap kesehatan antara lain terjadinya penyakit kudis, wabah typus dan demam, penyakit kutu, disentry, busung lapar.
  • 26. KERACUNAN TIMAH  Contoh masalah ekologi yang dihasilkan oleh keracunan timah anak-anak  hal ini merupakan silent epidemic ( Wabah tersembunyi.)  Cat timah diganti titanium  dapat menjadi sumber ber – bahaya pada anak  Kupasan cat dan serpihannya dapat terisap oleh anak kecil  pica  Efek keracunan timah  hyperiritabilitas, inkoordinasi, kehilangan nafsu makan, muntah dan sakit perut akhir- nya encephalithy dengan odema otak dan terjadinya konvulsi di luar kesadaran  kematian.  Pencegahan keracunan timah Tahap Pertama 1. Anak-anak tidak terkena timah 2. Jika ada timah di lingkungan harus dihindari.
  • 27. KERACUNAN TIMAH Tahap ke dua 1. Tes darah 2. Memeriksa rumah untuk mendeteksi adanya timah dise- kitarnya. 3. Kadar tinggi dalam darah, pengobatan/perlakuan harus dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan agen tersebut. 4. Lingkungan harus diperiksa dan dikoreksi bahwa timah lagi timbul berlebihan 5. Identifikasi pada anak yang kena timah dalam darahnya tinggi atau timbul keracunan timah harus diberi tanda untuk selanjutnya kasus tersebut diupayakan dalam keluarga atau tetangganya.
  • 28. KERACUNAN TIMAH Tahap ke Tiga 1. Rehabilitasi pada anak yang mengalami kerusakan per- manen termasuk pendidikan dan fasilitas lainnya.  Host yang rentan adalah anak umur satu sampai lima lima tahun.  Kecendrungan pica : 1. Bergandengan dengan lingkungan 2. Pemahaman tidak lengkap 3. Cara pengasuhan yang kurang dan stimulasi pada anak tentang pica. 4. Kebiasaan.  Upaya penanggulangan 1. Meningkatkan kondisi perekonomian 2. Penetapan lokasi perumahan 3. Penegahan hukum.
  • 29. Model Ekologi dan Kontrol Penyakit  Pengetahuan tentang mekanisme etiologi tidak penting pada tindakan kontrol penyakit  Goldbarger menyimpulkan bahwa pellagra ada hubu- ngannya defisiensi nutrisi.  Hasil penelitiannya, pellagra dapat dicegah  makan ikan, daging, telur dan susu.  Pada penyakit yang organisme penyebab dibawa oleh lalat atau nyamuk kontrol terbaik hanya difokuskan pada serangga bukan pada agennya.
  • 30. METODE-METODE EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF ANALITIK • Orang (Usia, Jenis • Studi riwayat kasus: Kelamin, Kelas Sosil, Jenis perbandingan orang yang pekejaan, penghasilan, golo terkena penyakit & yang ngan etnik, status tidak perkawinan, besar • Studi Kohort: dalam studi ini keluarga, struktur dipaparkan penyebab keluarga, paritas/ KIA) penyakit (kelompok • Tempat pemapar), kelompok kedua/ • Waktu kontrol menanggapi.
  • 31. PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI Incidence Rate Attace Rate • Jumlah kasus baru yg terjadi • indikator kasus epidemi dlm kalangan penduduk • AR = Jumlah kasus selama epidemi selama periode waktu Jumlah populasi beresiko X 100% tertentu. • IR = Jumlah kasus baru X 100% Crude Death Rate Populasi beresiko • Penyakit jarang dihitung Jumlah kematian kasar bertahun-tahun Jumlah kematian 1thn • Pengetahuan ttg IR berguna dlm CDR = X 100% Jmlh Pend rata-rata mempelajari faktor-faktor etiologi. Sebagai data informasi minimal pengukuran kematian
  • 32. Prevalence Rate Period Prevalence • Mengukur jumlah orang • Jumlah kasus penyakit berda- dikalangan penduduk yang sarkan prevalensi periode menderita penyakit dalam satu Jumlah kasus penyakit waktu. • PP = selama periode X 100% Jumlah kasus penyakit Penduduk rata-rata slama •PR = X 100% periode Jumlah seluruh penddk Age Specific Rate • Penting untuk Penyakit Kronik sbg perencanaan kebutuhan Angka kematian kelompok umur fasilitas, tenaga & pembatasan tertentu, mis: 20-30 tahun penyakit. Jumlah kematian umur ASR = 20-30 tahun X 100% Jumlah seluruh penduduk 20-30 tahun
  • 33. Cause Disease Specific Death Rate • Angka kematian akibat penyakit tertentu, mis: TB Jumlah kematian krn TB • DDR = X 100% Jumlah penduduk rata- rata pd thn yg sama
  • 34.  Bab ini menggambarkan ruang lingkup epidemilogi penyakit infeksi dan non infeksi  Epidemiologi tidak hanya mencakup wabah tetapi juga kondisi dan kejadian penyakit endemik dan sporadis.  Infeksi dicatat untuk membedakan karakteristik keparahan, kenyataannya bahwa beberapa infeksi cenderung menjadi tidak tampak dengan konsekuensi pada kedua kontrol penyakit dan statistik morbiditas.  Hubungan antara host dan lingkungan dalam ekosis- tem dan implikasinya untuk kontrol penyakit disam- paikan dalam hubungan beberapa model yaitu :
  • 35. Sambungan 1. Segitiga epidemiologi 2. Jaring- jaring penyebab 3. Model lingkaran.  Diaplikasian dalam analisis pada dua masalah yaitu The irish Potato Famine and modern problem of lead poisoning ( kelaparan di Irish dan masalah keracunan timah.