Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Makalah Kepemimpinan Asertif
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang Kepemimpinan Asertif, sehingga
mengetahui apa itu kepemimpinan asertif, tujuan dan manfaatnya serta bagaimana menjadi
pemimpin yang asertif tersebut. Kepemimpinan Asertif adalah kemampuan mempengaruhi
atau mengarahkan orang lain dengan tegas namun tidak agresif dan tidak bermaksud untuk
melukai orang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Kepemimpinan Asertif ?
2. Apa tujuan dari Kepemimpinan Asertif ?
3. Bagaimana manfaatnya menjadi pemimpin yang asertif ?
4. Bagaimana berperilaku secara asertif ?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Kepemimpinan Asertif
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kepemimpinan atau Leadership adalah ilmu terapan dari ilmu ilmu sosial, sebab
prinsip prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam kartono, 2003) pengertian
kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama
yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemempuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Sedangkan Asertifyaitu :
Asertif adalah sikap di mana seseorang mampu bertindak sesuai dengan keinginannya,
membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Selain itu, bersikap asertif juga
berarti mengkomunikasikan apa yang kita inginkan secara jelas dengan menghormati
tanpa menyakiti orang lain.
Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur,
wajar dan tidak dibuat-buat.
Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari
perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang
sungguh-sungguh kita dambakan.
Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan
menunjukan rasa hormat kepada orang lain.
Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan
secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Jadi, berani
untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan
apa adanya
Kepemimpinan Asertif
2
3. Asertif artinya menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan anda dapat
memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari kondisi yang sama
yang dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan mereka.
Asertif adalah cara kita mengekspresikan pikiran atau perasaan kita kepada orang lain
tanpa bermaksud melukainya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asertif adalah sikap positif bukan
sikap negatif, asertif bukan agresif yang selalu merugikan orang lain, bukan pula perilaku
permisif/pasif yang dapat merugikan diri sendiri. Dengan Bersikap Asertif, seorang individu
akan mampu mempertahankan kredibiltas dan eksistensi diri sebagai pribadi yang berguna
bagi lingkungannya.
B. TUJUAN SIKAP ASERTIF
Menurut Wheeler (1977) sikap asertif bertujuan untuk mengajar orang tentang
bagaimana menggunakan hak mereka, untuk membantu mereka dalam mengembangkan
berbagai perilaku, dan untuk membantu mereka bertindak menurut minta terbaik mereka
sendiri. Karena pelatihan sikap asertif ini adalah metode perilaku (bukan metode yang
berorientasi pada pemahaman), maka tujuan ini lebih bersifat induktif daripada deduktif.
C. MANFAAT SIKAP ASERTIF
1. Orang menyadari peran dan keberadaan anda.
2. Membuka peluan-peluang baru.
3. Memperoleh banyak teman dan lebih mudah bekerja sama.
4. Memudahkan diplomasi dan mempengaruhi orang lain.
5. Membuat orang merasa dihargai karena kepentingan dan kebutuhannya terakomodasi.
D. UNSUR-UNSUR SIKAP ASERTIF
Secara garis besar, sikap asertif bisa terbagi menjadi 2 unsur yaitu :
1. Unsur verbal
2. Unsur non verbal
Untuk dikategorikan sebagai asertif, sebuah komunikasi harus mengandung kedua unsur ini.
1. Unsur verbal
a. Mengatakan tidak
Pernyataan asertif dapat berupa inisiasi atau reaksi. Terdapat cara-cara untuk
mengatakan tidak secara asertif sebagai respon terhadap permintaan orang lain atau
kebutuhan orang lain.
Kepemimpinan Asertif
3
4. b. Menunjukkan sikap
Unsur dari asertif ini bisa merupakan inisiasi atau respon terhadap suatu situasi.
c. Meminta bantuan
Ketika meminta bantuan atau pertolongan, bersikap asertif berarti menyatakan
masalah dengan jelas dan membuat permintaan yang khusus.
d. Mengajukkan hak
Dalam masyarakat tidak ada manusia yang mempunyai hak untuk mengambil
keuntungan dari orang lain, tiap manusia mempunyai hak untuk berbicara.
e. Ungkapan perasaan
Meskipun perasaan sering muncul dan tampak dari perilaku non verbal, orang
mungkin tidak mengetahui perasaan orang lain kecuali perasaan itu diungkapkan
melalui kata-kata. Sebagai sikap dari menjadi asertif adalah mengungkapkan emosi,
seperti marah dan kasih sayang.
2. Unsur non verbal.
Serber (1977) menyebutkan bahwa unsur non verbal dari perilaku asertif adalah
a. Kekerasan suara
Nada yang asertif harus keras dan tegas sehingga terdengar dengan jelas, tetapi tidak
boleh terlalu keras sehingga memekakan telinga pendengar.
b. Kelancaran
Kecepatan berbicara yang sedang dan tidak terputus-putus.
c. Kontak mata
Kontak mata asertif berarti bahwa seseorang mampu memandang wajah penerima
secara (hampir) terus menerus tetapi tanpa intesitas tertentu yang membuat
penerima merasa ditantang. Tunjukkan bahwa anda tertarik untuk mendengarkan.
d. Ungkapan wajah
Bila marah, janganlah tersenyum , bila menunjukan penghargaan tersenyumlah.
Maka dengan keselarasan itu dapan membantu mengurangi kecemasan.
e. Ungkapan tubuh
Orang yang asertif dalam ungkapan tubuhnya akan tampak santai tetapi tidak
membungkuk, berdiri tegak tanpa menjadi kaku, dan menggunakan tangan serta
bahu untuk menekankan pembicaraan mereka tanpa menjadi terlalu memksa atau
kasar.
f. Jarak
Orang yang asertif dalam jarak mereka dari orang lain, akan berdiri cukup dekat
sehingga tidak banyak yang dapat lewat diantara mereka dan penerima mereka
(misalnya, tubuh orang lain) tetapi tidak terlalu dekat.
Kepemimpinan Asertif
4
5. E.
PERILAKU ASERTIF
Perilaku asertif adalah suatu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan
cara yang jujur, langsung serta respek terhadap lingkungannya tanpa menyinggung
perasaan orang lain sehingga ia merasa bebas untuk mengemukakan diri sendiri, mampu
berkomunikasi dengan orang lain, mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, dan
mampu bertindak dengan cara yang dihormatinya sendiri.
Prilaku asertif diperlukan, setidaknya jika dilihat dari dua sudut pandang yang
pertama menunjukan komunikasi yang terbuka, dewasa, dan langsung, yang
memungkinkan orang lain untuk melihat dan mengetahui perasaan seseorang, serta
meningkatkan harga diri (percell, 19977). Dan yang kedua merupakan cara yang “tidak
terlalu mahal” untuk menciptakan hubungan antara pribadi yang efektif dari pada prilaku
asertif dan agresif.
Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif
apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.
4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain,
atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.
5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.
6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan dengan cara yang tepat.
7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk
mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun
gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self
confidence).
F.
PERILAKU ASERTIF PADA PERAWAT
Karakteristik pekerjaan keperawatan sedang berubah, sehingga tercipta tuntutan
untuk tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar pada semu atingkat profesi
keperawatan. Kebutuhan ini berubah konsep peran dan konsep diri profesional dari para
praktisi keperawatan. Terdapat beberapa alasan mengapa pelatihan asertif menarik minat
para perawat yaitu :
Para perawat yang lebih menyukai sikap asertif mungkin perlu lebih mengenal dan
mahir dalam keterampilan dan bahasa yang lebih aktif berpartisifasi dalam pekerjaan
mereka.
Kepemimpinan Asertif
5
6. Mereka yang mendukung perawan perawat yang profesiaonal dan primer mungkin
akan menemukan bahwa pelatihan sikap asertif akan berguna untuk memungkinkan
perkembangan sikap-sikap prilaku keperawatan yang bertanggung jawab, serta
keterampilan komunikasi yang efektif.
Para profesional keperawatan yang peduli pada pandangan masyarakat terhadap
keperawatan mungkin dapat menemukan cara untuk mengkomunikasikan sikap-sikap
dan harapan-harapan mereka dengan lebih jelas.
G. KEPEMIMPINAN ASERTIF
Kemimpinan Asertif (Assertive)kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan
mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan
gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik.
Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang
sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
H. SIFAT YANG DAPAT MENGURANGI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN ASERTIF
Kesewenang-wenangan
Arogan
Ketidak tegasan
Kurangnya kejujuran dan ketulusan
Kegagalan untuk mendelegasikan tanggung jawab
Gagal untuk menunjukan apresiasi
Kegagalan karena tidak melihat sudut pandang orang lain
Berburuk sangka, membiarkan emosi
Kegagalan untuk menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh
Kepemimpinan Asertif
6
7. BAB III
PANUTUP
A. KESIMPULAN
Sikap asertif dalam interaksi antara dua orang berarti bahwa keduanya
menungkapkan kebutuhan, keinginan, dan perhatian mereka. Keduanya saling
mendengarkan dan memberikan respon secara tidak mempertaankan diri. Sebuah pesan
yang asertif berbeda dari komunikasi yang pasif atau agresif. Perilaku asertif mempunyai dua
unsur yaitu unsur verbal dan nonverbal. Unsur verbal meliputi mengatakan tidak, meminta
pertolongan, mengungkapkan perasaan, mengajukan hak dan menyatakan sikap pada suatu
isu sedangkan unsur nonverbal meliputi kekerasan suara, kelancaran bicara, kontak mata,
ungkapan wajah dan tubuh, dan jarak di antara orang yang berinteraksi.
B. SARAN
Setiap perawat dapat dikatakan sebagai pemimpin yang harus mempunyai sifat
kepemimpinan asertif dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam kepemimpinan
asertif sebagai perawat harus dapat menghindari sifat yang bisa mengurangi keefektivitasan,
diantaranya :
- Kesewenang-wenangan dalam mengambil keputusan.
- Kurangnya kejujuran dan ketulusan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Kepemimpinan Asertif
7
8. DAFTAR PUSTAKA
La Monica, Elain L. 1998. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. EGC : Jakarta.
Kepemimpinan Asertif
8