SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
Model Linear
     dan
Aljabar Matriks
    Created By:
   Taufiq A. Rizqi



                     Page 1
Matriks dan Vektor
• Model pasar dua barang setelah
  menghilangkan dua variabel jumlah sebagai
  sistem dari dua persamaan linear, seperti



• Di mana parameter dan berada disebelah
  kanan tanda sama dengan, dapat juga disusun
  dalam bentuk seperti:


                                         Page 2
Matriks sebagai Susunan
             (Array)
• Bila kita susun ketiga himpunan diatas
  dalam bentuk sebagai berikut:




                                           Page 3
Vektor sebagai Matriks Khusus
• Jumlah baris dan kolom suatu matriks
  secara bersama-sama membentuk suatu
  dimensi dalam matriks. Jika matriks berisi
  m kolom dan n baris maka dikatakan
  mempunyai dimensi m x n. Suatu matriks
  mungkin hanya berisi satu kolom, maka
  matriks tersebut disebut vector kolom.
  Apabila hanya berisi satu baris maka
  disebut vector baris. Vektor baris
  menggunakan simbol:
                                          Page 4
Operasi dengan Matriks

• Penjumlahan dan pengurangan matriks
• Secara umum :

   [ aij ] + [ bij ] = [ cij ] dimana cij = aij + bij
   [ aij ] - [ bij ] = [ dij ] dimana dij = aij – bij




                                                        Page 5
• Perkalian Skalar
  Mengalikan matriks dengan bilangan
  dalam istilah aljabar matriks, dengan suatu
  skalar diartikan sebagai mengalikan setiap
  elemen matriks dengan skalar yang
  diberikan.




                                          Page 6
• Perkalian Matriks
  Secara umum bila matriks A memiliki
  dimensi m x n dan matriks B memiliki
  dimensi p x q maka hasil perkalian matriks
  AB dapat ditentukan jika dan hanya jika n
  = p. Selain itu AB memiliki dimensi m x q
  dengan baris seperti dalam matriks lead A.
Jika diketahui :

Hitunglah AB maka :


                                        Page 7
• Permasalahan dalam Membagi
  Suatu matriks tidak mungkin dibagi
  dengan matriks lainnya. Untuk dua
  bilangan a dan b jika a/b dapat ditulis
  dengan , dimana b-1 merupakan invers dari
  b namun keduanya memiliki hasil yang
  berbeda.


                                        Page 8
• Penyimpangan Cara Penulisan
  Penjumlahan yang ditulis secara singkat
  dapat menggunakan huruf Yunani
  Σ(sigma)



 Yang dibaca jumlah x jika j berkisar dari 1
 sampai dengan 3.
                                          Page 9
Catatan mengenai Operasi Vektor
• Perkalian Vektor
  Suatu vector kolom u dengan dimensi m x
  1 dan vector baris v’ dengan dimensi 1 x
  n, akan menghasilkan hasil kali uv’
  dengan dimensi m x n.

                   Dan

             dapat diperoleh:
                                       Page 10
Ketidakbebasan Linear

• Suatu himpunan vektor v1, . . . , v2
  dikatakan tidak bebas secara linear jika
  salah satu diantaranya dapat dinyatakan
  sebagai kombinasilinear dari vektor
  sisanya.




                                         Page 11
Ruang Vektor

• Keseluruhan vector-vektor yang dihasilkan
  oleh berbagai kombinasi linear dari 2
  vektor bebas u dan v merupakan ruang
  vector yang berdimansi dua. Kedua
  pasang vector yang bebas secara linear u
  dan v dikatakan merentang ruang-ruang
  dimensi.



                                        Page 12
Hukum Komutatif, Asosiatif, dan
        Distributif
• Penjumlahan Matriks
  – Hukum Komutatif

  – Hukum Asosiatif




                             Page 13
• Perkalian Matriks
  – Hukum Komutatif : Perkalian matriks tidak berlaku
    komutatif, karena AB belum tentu sama dengan BA.
                       • AB ≠ BA
  – Hukum Asosiatif
  Contoh :
                         Maka

  – Hukum Distributif
    A(B+C) = AB + AC         [ yang mengalikan A]
    (B+C)A = BA + CA         [ yang dikalikan A]
    Dalam setiap kasus juga harus memenuhi
    syarat perkalian matriks.
                                                   Page 14
Matriks Identitas dan Matriks
               Nol
• Matriks Identitas
  matriks identitas seperti yang di
  definisikan ketika awal sebagai matriks
  kuadrat dengan 1 pada diagonal
  utamanya dan 0 pada posisi lainya.
  Matriks ini dinyatakan simbol I atau In. Jadi




                                            Page 15
• Matriks Nol
  Sama juga seperti matriks identitas yang
  berperan sebagai 1 di matriks, maka
  matriks nol berperan sebagai angka nol.
  Matriks nol adalah matriks yang seluruh
  elemennya adalah nol.




                                         Page 16
• Keistimewaan Aljabar Matriks
• Keistimewaan ini membuat kita tidak
  terlalu yakin pada aljabar skalar.
  Misal, dalam aljabar cd = ce, maka secara
  tersirat d = e tapi dalam matriks tidak
  demikian.
• C=
                 dapat kita peroleh

Matriks sperti diatas disebut matriks singular.

                                                  Page 17
Transpos dan Invers
• Sifat-sifat Transpose
  1. (A’)’ = A
  2. (A + B) = A’ + B’
  3. (AB)’ = B’A”




                                Page 18
• Sifat-sifat Invers
  1. Invers matriks A yang ditunjukan dengan
     simbol A-1 hanya dapat ditentukan bila A
     adalah matriks bujursangkar AA-1 = A-1A = I
  2. Tidak semua matriks bujursangkar memiliki
     invers.
  3.             merupakan invers satu sama
     lain.
  4. Bila A merupakan n x n, maka juga harus n
     x n.
  5. Bila suatu matriks mempunyai invers, maka
     matriks tersebut bersifat unik.
                                              Page 19
Rantai Markov Terbatas
• Proses markov digunakan untuk
  mengukur atau mengestimasi pergerakan
  yang terjadi setiap saat. Proses ini
  melibatkan penggunaan matriks transisi
  markov, dimana setiap nilai dalam matriks
  transisi adalah probabilitas pergerakan
  dari satu keadaan ( lokasi, pekerjaan, dan
  sebagainya ) ke keadaan lainnya. Dengan
  mengulang perkalian vector dengan
  matriks transisi, kita dapat mengestimasi
  perubahan keadaan setiap saat.          Page 20
Model Linear
     dan
Aljabar Matriks
     (Lanjutan)

    Created By:
   Taufiq A. Rizqi



                     Page 21
Syarat-syarat untuk Nonsingular
            Matriks
• Syarat Cukup vs Syarat Perlu

• Syarat untuk Nonsingularitas




                                 Page 22
• Syarat Cukup vs Syarat Perlu
  Syarat perlu adalah bentuk prasayarat; Misalkan bahwa
  pernyataan p benar hanya jika pernyataan q benar; jadi q
  merupakan syarat perlu oleh p. Pernyataan ini ditulis dalam
  symbol sebagai berikut : p → q (dibaca : “p hanya jika q”)
  Namun, p dapat dikatakan benar meskipun q tidak benar.
  Dalam hal ini, q dikatakan sebagai syarat cukup untuk
  terjadinya p. kebenaran q mencukupi untuk pembentukan
  kebenaran p , tetapi bukan merupakan kondisi atau syarat
  yang diperlukan p. Hal ini dinyatakan dengan symbol : p ← q
  (dibaca : “p jika q” atau dapat juga dibaca “Jika q, maka
  p”)
  Tetapi bisa juga q adalah kedua-duanya, baik syarat perlu
  maupun syarat cukup untuk terjadinya p. dalam keadaan
  seperti ini dapat kita tulis dalam symbol : p ↔ q (dibaca: “p
  jika dan hanya jika q”)
                                                        Page 23
• Syarat untuk Nonsingularitas
  Bila kondisi kuadrat telah dipenuhi (syarat
  perlu), syarat cukup untuk terjadinya
  nonsingular matriks adalah bahwa baris
  matriks atau kolom matriks tersebut harus
  bebas secara linear. Jika kedua syarat
  tersebut, yakni bentuk kuadrat dan bebas
  secara linear diambil bersama-sama, hal
  itu merupakan syarat yang diperlukan dan
  cukup untuk terjadinya non singular
  (nonsingular ↔ bentuk kuadrat dan
  bebas secara linier)                     Page 24
• Rank (Peringkat) Matriks
  Berikut tiga jenis operasi baris dasar pada
  sebuah matriks ;
  1. Pertukaran dari dua baris di dalam matriks
  2. Perkalian (atau pembagian) dari sebuah
     baris dengan skalar apa pun k 0
  3. Penambahan dari ‘k dikali dengan baris
     manapun” kepada baris yang lain




                                              Page 25
Pengujian Nonsingularitas dengan
    Menggunakan Determinan
1. Determinan dan Nonsingularitas
• Determinan matriks kuadarat A ditulis sebagai |A|,
  adalah bilangan skalar/konstan yang didefinisikan
  secara tunggal berkaitan dengan matriks tersebut.
  Determinan didefinisikan hanya untuk matriks kuadrat.
  Rumus : |A|=         = ad-bc

• Berdasarkan dimensi matriks A, determinan |A| seperti
  diatas disebut determinan orde-kedua (second-order
  determinant).
                                                 Page 26
2. Evaluasi determinan Orde Ketiga
• Suatu determinan orde 3 diasosiasikan
  dengan matriks 3 x 3. Rumus
  determinannya :
|A| =         =ɑ         -b       +c

= aei - afh + bfg - bdi + cdh - ceg


                                          Page 27
3. Menghitung determinan Orde-n dengan
   Ekspansi Laplace
• Nilai determinan |A| dari orde-n dapat dicari
  dengan ekspansi Laplace untuk baris atau
  kolom manapun sebagai berikut :
• |A| =     ij|Cij| [ekspansi dengan baris ke-i]


•     = ij|Cij|   [ekspansi dengan kolom ke-j]
                                             Page 28
Sifat-sifat Dasar Determinan

• Sifat I
  pertukaran baris dengan kolom tidak
  mempengaruhi nilai determinan. |A| = |A’|
          =         = ad - bc




                                         Page 29
• Sifat II
  pertukaran dua baris manapun (atau dua
  kolom manapun) akan mengubah
  tanda, tetapi nilai bilangan dari
  determinan-nya tidak berubah
• Pertukaran kedua baris menghasilkan =
           = cb – ad = -(ad – bc)


                                       Page 30
• Sifat III
  dengan mengalikan satu baris atau satu
  kolom dengan skalar k akan mengubah
  nilai determinan sebesar k kali,
  contoh :
            = kad – kbc = k(ad – bc) = k



                                       Page 31
• Sifat IV
  penambahan (pengurangan) dari suatu
  kelipatan baris/kolom manapun ke (dari)
  baris/kolom yang lain akan menyebabkan nilai
  determinannya tidak berubah.
                = a(d + kb) – b(c + ka) =

 ad – bc =
                                          Page 32
• Sifat V
  bila suatu baris/kolom adalah kelipatan
  dari baris/kolom lainnya, maka nilai
  determinannya menjadi nol. Jika dua
  baris/kolom sama, maka determinan akan
  menghilang
           = 2ab – 2ab = 0
           = cd – cd = 0

                                       Page 33
Aturan Cramer

• Derivasi aturan Cramer
• Menurut Rumus Invers : x* = A-1d =   (adj A)d

• Menurut Aturan Cramer :

  x*j =




                                                  Page 34
Aljabar Matriks vs Penghapusan
               Variabel
• Aljabar matriks memberikan kita suatu cara penulisan
  yang ringkas untuk setiap system persamaan
  linear, dan juga melengkapi kriteria determinan untuk
  menguji adanya satu jawaban. Dalam kasus
  tertentu, metode matriks juga dapat memberikan
  keunggulan dalam perhitungan, seperti disaat kita
  diharuskan memecahkan pada waktu yang sama
  beberapa system persamaan yang mempunyai
  matriks koofisien A yang identik tetapi vector
  konstanta yang berbeda. Dalam kasus ini, ,etode
  penghapusan variable akan mensyaratkan bahwa
  prosedur perhitungan diulangi setiap kali systemPage 35
Model Input-Output Leontief

• Matriks Leontief adalah sebagai berikut :
  I–A=

1. Susunan Model Input-Output
            output
  Input I   II   III … N



                                          Page 36
2. Model terbuka
• Agar permintaan akhir dan input ada, kita harus
  memasukkan dalam model suatu sector
  terbuka diluar jaringan n industry. Sector
  terbuka seperti itu dapat mengakomodasi
  aktivitas pelanggan rumah tangga, sector
  pemerintah, dan bahkan para Negara asing.
  Secara simbolis fakta ini dapat dinyatakan
  dengan :
                ij   < 1 (j = 1, 2 , …, n)
                                             Page 37
3. Pengertian Ekonomi dari Kondisi Hawkins-
  Simon
• Kondisi Hawkins-Simon, |B2| > 0, mensyaratkan
  bahwa : (1 – a11) > 0 atau a11 < 1
• Secara ekonomis, hal ini mensyaratkan jumlah dari
  komoditas pertama yang digunakan dalam produksi
  dari komoditas pertama yang bernilai satu dollar
  menjadi bernilai kurang dari satu dollar. Bagian lain
  dari kondisi |B2|> 0 mensyaratkan bahwa :
  (1 – a11)(1 – a22) – a12a21 > 0 atau secara ekuivalen
  a11 + a12a21 + (1 – a11)a22 < 1                   Page 38
4. Model tertutup
• Dalam model tertutup, tidak ada lagi input
  primer, jadi jumlah setiap kolom dalam
  matriks koofisien input A sekarang harus
  benar-enar sama dengan 1; yaitu
  a0j + aij + a2j + a3j = 1, atau :
  A0j = 1 – a1j – a2j – a3j


                                          Page 39
Keterbatasan Analisis Statis
• Pertama adalah karena proses penyesuaian memerlukan
  waktu lama untuk penyelesaiannya maka keadaan ekuilibrium
  seperti yang telah ditentukan dalam kerangka analisis statis
  tertentu dapat hilang relevansinya, bahkan sebelum keadaan
  ekuilbrium tercapai, bila kekuatan eksogen dalam model waktu
  itu mengalami perubahan.
• Kedua, meskipun proses penyesuaian memperkenankan
  menempuh jalannya sendiri, keadaan ekuilibrium yang
  digambarkan dalam analisis statis mungkin seluruhnya tak
  dapat dicapai. Sehingga menyebabkan kasus yang disebut
  ekuilibirum tak stabil (unstable equilibrium). Masing-masing
  secara jelas mengisi perbedsaam yang nyata dalam analisis
  statis sehingga penting sekali untuk menyelidiki ke dalam
  daerah analisis tersebut.
                                                       Page 40

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Operasi matriks
Operasi matriksOperasi matriks
Operasi matriks
 
MATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANMATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINAN
 
Determinan dan invers matriks
Determinan dan invers matriksDeterminan dan invers matriks
Determinan dan invers matriks
 
Matematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: MatriksMatematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: Matriks
 
Aljabar linear
Aljabar linearAljabar linear
Aljabar linear
 
Pertemuan1&2
Pertemuan1&2Pertemuan1&2
Pertemuan1&2
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
 
Fitri sabrina (1100113) tg 1 almat
Fitri sabrina (1100113) tg 1 almatFitri sabrina (1100113) tg 1 almat
Fitri sabrina (1100113) tg 1 almat
 
Aplikasi invers matriks
Aplikasi invers matriksAplikasi invers matriks
Aplikasi invers matriks
 
PERKALIAN DUA BUAH MATRIK
PERKALIAN DUA BUAH MATRIKPERKALIAN DUA BUAH MATRIK
PERKALIAN DUA BUAH MATRIK
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matriks powerpoint
Matriks powerpointMatriks powerpoint
Matriks powerpoint
 
Alfa aina fitriana
Alfa aina fitrianaAlfa aina fitriana
Alfa aina fitriana
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
Jenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksJenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriks
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Tugas kalkulus ii
Tugas kalkulus iiTugas kalkulus ii
Tugas kalkulus ii
 
Persentasi determinan
Persentasi determinanPersentasi determinan
Persentasi determinan
 

Similaire à Model Linear dan Aljabar Matriks

2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptxYanuarWahyu1
 
Matriks SMA_SMK_MA Sederajat
Matriks SMA_SMK_MA SederajatMatriks SMA_SMK_MA Sederajat
Matriks SMA_SMK_MA SederajatMeilani Rahmawati
 
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptx
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptxPresentasi Kelompok V (Matriks).pptx
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptxSriBintangPamungkas1
 
Ppt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj linerPpt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj linerFela Aziiza
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funenggar dywari
 
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxPERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxFitriYuliana13
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiFirazHafiz
 
Matriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIMatriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIRidho Pratama
 
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxFirdaAulia31
 
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxmatematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxYesyOktaviyanti1
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksReski Aprilia
 

Similaire à Model Linear dan Aljabar Matriks (20)

2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
 
Matriks SMA_SMK_MA Sederajat
Matriks SMA_SMK_MA SederajatMatriks SMA_SMK_MA Sederajat
Matriks SMA_SMK_MA Sederajat
 
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptx
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptxPresentasi Kelompok V (Matriks).pptx
Presentasi Kelompok V (Matriks).pptx
 
determinan.pptx
determinan.pptxdeterminan.pptx
determinan.pptx
 
Ppt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj linerPpt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj liner
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
Makalah if3051-2012-098
Makalah if3051-2012-098Makalah if3051-2012-098
Makalah if3051-2012-098
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
 
matriks
matriksmatriks
matriks
 
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxPERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 
Matriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIMatriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XI
 
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
 
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxmatematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
 

Dernier

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Dernier (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Model Linear dan Aljabar Matriks

  • 1. Model Linear dan Aljabar Matriks Created By: Taufiq A. Rizqi Page 1
  • 2. Matriks dan Vektor • Model pasar dua barang setelah menghilangkan dua variabel jumlah sebagai sistem dari dua persamaan linear, seperti • Di mana parameter dan berada disebelah kanan tanda sama dengan, dapat juga disusun dalam bentuk seperti: Page 2
  • 3. Matriks sebagai Susunan (Array) • Bila kita susun ketiga himpunan diatas dalam bentuk sebagai berikut: Page 3
  • 4. Vektor sebagai Matriks Khusus • Jumlah baris dan kolom suatu matriks secara bersama-sama membentuk suatu dimensi dalam matriks. Jika matriks berisi m kolom dan n baris maka dikatakan mempunyai dimensi m x n. Suatu matriks mungkin hanya berisi satu kolom, maka matriks tersebut disebut vector kolom. Apabila hanya berisi satu baris maka disebut vector baris. Vektor baris menggunakan simbol: Page 4
  • 5. Operasi dengan Matriks • Penjumlahan dan pengurangan matriks • Secara umum : [ aij ] + [ bij ] = [ cij ] dimana cij = aij + bij [ aij ] - [ bij ] = [ dij ] dimana dij = aij – bij Page 5
  • 6. • Perkalian Skalar Mengalikan matriks dengan bilangan dalam istilah aljabar matriks, dengan suatu skalar diartikan sebagai mengalikan setiap elemen matriks dengan skalar yang diberikan. Page 6
  • 7. • Perkalian Matriks Secara umum bila matriks A memiliki dimensi m x n dan matriks B memiliki dimensi p x q maka hasil perkalian matriks AB dapat ditentukan jika dan hanya jika n = p. Selain itu AB memiliki dimensi m x q dengan baris seperti dalam matriks lead A. Jika diketahui : Hitunglah AB maka : Page 7
  • 8. • Permasalahan dalam Membagi Suatu matriks tidak mungkin dibagi dengan matriks lainnya. Untuk dua bilangan a dan b jika a/b dapat ditulis dengan , dimana b-1 merupakan invers dari b namun keduanya memiliki hasil yang berbeda. Page 8
  • 9. • Penyimpangan Cara Penulisan Penjumlahan yang ditulis secara singkat dapat menggunakan huruf Yunani Σ(sigma) Yang dibaca jumlah x jika j berkisar dari 1 sampai dengan 3. Page 9
  • 10. Catatan mengenai Operasi Vektor • Perkalian Vektor Suatu vector kolom u dengan dimensi m x 1 dan vector baris v’ dengan dimensi 1 x n, akan menghasilkan hasil kali uv’ dengan dimensi m x n. Dan dapat diperoleh: Page 10
  • 11. Ketidakbebasan Linear • Suatu himpunan vektor v1, . . . , v2 dikatakan tidak bebas secara linear jika salah satu diantaranya dapat dinyatakan sebagai kombinasilinear dari vektor sisanya. Page 11
  • 12. Ruang Vektor • Keseluruhan vector-vektor yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi linear dari 2 vektor bebas u dan v merupakan ruang vector yang berdimansi dua. Kedua pasang vector yang bebas secara linear u dan v dikatakan merentang ruang-ruang dimensi. Page 12
  • 13. Hukum Komutatif, Asosiatif, dan Distributif • Penjumlahan Matriks – Hukum Komutatif – Hukum Asosiatif Page 13
  • 14. • Perkalian Matriks – Hukum Komutatif : Perkalian matriks tidak berlaku komutatif, karena AB belum tentu sama dengan BA. • AB ≠ BA – Hukum Asosiatif Contoh : Maka – Hukum Distributif A(B+C) = AB + AC [ yang mengalikan A] (B+C)A = BA + CA [ yang dikalikan A] Dalam setiap kasus juga harus memenuhi syarat perkalian matriks. Page 14
  • 15. Matriks Identitas dan Matriks Nol • Matriks Identitas matriks identitas seperti yang di definisikan ketika awal sebagai matriks kuadrat dengan 1 pada diagonal utamanya dan 0 pada posisi lainya. Matriks ini dinyatakan simbol I atau In. Jadi Page 15
  • 16. • Matriks Nol Sama juga seperti matriks identitas yang berperan sebagai 1 di matriks, maka matriks nol berperan sebagai angka nol. Matriks nol adalah matriks yang seluruh elemennya adalah nol. Page 16
  • 17. • Keistimewaan Aljabar Matriks • Keistimewaan ini membuat kita tidak terlalu yakin pada aljabar skalar. Misal, dalam aljabar cd = ce, maka secara tersirat d = e tapi dalam matriks tidak demikian. • C= dapat kita peroleh Matriks sperti diatas disebut matriks singular. Page 17
  • 18. Transpos dan Invers • Sifat-sifat Transpose 1. (A’)’ = A 2. (A + B) = A’ + B’ 3. (AB)’ = B’A” Page 18
  • 19. • Sifat-sifat Invers 1. Invers matriks A yang ditunjukan dengan simbol A-1 hanya dapat ditentukan bila A adalah matriks bujursangkar AA-1 = A-1A = I 2. Tidak semua matriks bujursangkar memiliki invers. 3. merupakan invers satu sama lain. 4. Bila A merupakan n x n, maka juga harus n x n. 5. Bila suatu matriks mempunyai invers, maka matriks tersebut bersifat unik. Page 19
  • 20. Rantai Markov Terbatas • Proses markov digunakan untuk mengukur atau mengestimasi pergerakan yang terjadi setiap saat. Proses ini melibatkan penggunaan matriks transisi markov, dimana setiap nilai dalam matriks transisi adalah probabilitas pergerakan dari satu keadaan ( lokasi, pekerjaan, dan sebagainya ) ke keadaan lainnya. Dengan mengulang perkalian vector dengan matriks transisi, kita dapat mengestimasi perubahan keadaan setiap saat. Page 20
  • 21. Model Linear dan Aljabar Matriks (Lanjutan) Created By: Taufiq A. Rizqi Page 21
  • 22. Syarat-syarat untuk Nonsingular Matriks • Syarat Cukup vs Syarat Perlu • Syarat untuk Nonsingularitas Page 22
  • 23. • Syarat Cukup vs Syarat Perlu Syarat perlu adalah bentuk prasayarat; Misalkan bahwa pernyataan p benar hanya jika pernyataan q benar; jadi q merupakan syarat perlu oleh p. Pernyataan ini ditulis dalam symbol sebagai berikut : p → q (dibaca : “p hanya jika q”) Namun, p dapat dikatakan benar meskipun q tidak benar. Dalam hal ini, q dikatakan sebagai syarat cukup untuk terjadinya p. kebenaran q mencukupi untuk pembentukan kebenaran p , tetapi bukan merupakan kondisi atau syarat yang diperlukan p. Hal ini dinyatakan dengan symbol : p ← q (dibaca : “p jika q” atau dapat juga dibaca “Jika q, maka p”) Tetapi bisa juga q adalah kedua-duanya, baik syarat perlu maupun syarat cukup untuk terjadinya p. dalam keadaan seperti ini dapat kita tulis dalam symbol : p ↔ q (dibaca: “p jika dan hanya jika q”) Page 23
  • 24. • Syarat untuk Nonsingularitas Bila kondisi kuadrat telah dipenuhi (syarat perlu), syarat cukup untuk terjadinya nonsingular matriks adalah bahwa baris matriks atau kolom matriks tersebut harus bebas secara linear. Jika kedua syarat tersebut, yakni bentuk kuadrat dan bebas secara linear diambil bersama-sama, hal itu merupakan syarat yang diperlukan dan cukup untuk terjadinya non singular (nonsingular ↔ bentuk kuadrat dan bebas secara linier) Page 24
  • 25. • Rank (Peringkat) Matriks Berikut tiga jenis operasi baris dasar pada sebuah matriks ; 1. Pertukaran dari dua baris di dalam matriks 2. Perkalian (atau pembagian) dari sebuah baris dengan skalar apa pun k 0 3. Penambahan dari ‘k dikali dengan baris manapun” kepada baris yang lain Page 25
  • 26. Pengujian Nonsingularitas dengan Menggunakan Determinan 1. Determinan dan Nonsingularitas • Determinan matriks kuadarat A ditulis sebagai |A|, adalah bilangan skalar/konstan yang didefinisikan secara tunggal berkaitan dengan matriks tersebut. Determinan didefinisikan hanya untuk matriks kuadrat. Rumus : |A|= = ad-bc • Berdasarkan dimensi matriks A, determinan |A| seperti diatas disebut determinan orde-kedua (second-order determinant). Page 26
  • 27. 2. Evaluasi determinan Orde Ketiga • Suatu determinan orde 3 diasosiasikan dengan matriks 3 x 3. Rumus determinannya : |A| = =ɑ -b +c = aei - afh + bfg - bdi + cdh - ceg Page 27
  • 28. 3. Menghitung determinan Orde-n dengan Ekspansi Laplace • Nilai determinan |A| dari orde-n dapat dicari dengan ekspansi Laplace untuk baris atau kolom manapun sebagai berikut : • |A| = ij|Cij| [ekspansi dengan baris ke-i] • = ij|Cij| [ekspansi dengan kolom ke-j] Page 28
  • 29. Sifat-sifat Dasar Determinan • Sifat I pertukaran baris dengan kolom tidak mempengaruhi nilai determinan. |A| = |A’| = = ad - bc Page 29
  • 30. • Sifat II pertukaran dua baris manapun (atau dua kolom manapun) akan mengubah tanda, tetapi nilai bilangan dari determinan-nya tidak berubah • Pertukaran kedua baris menghasilkan = = cb – ad = -(ad – bc) Page 30
  • 31. • Sifat III dengan mengalikan satu baris atau satu kolom dengan skalar k akan mengubah nilai determinan sebesar k kali, contoh : = kad – kbc = k(ad – bc) = k Page 31
  • 32. • Sifat IV penambahan (pengurangan) dari suatu kelipatan baris/kolom manapun ke (dari) baris/kolom yang lain akan menyebabkan nilai determinannya tidak berubah. = a(d + kb) – b(c + ka) = ad – bc = Page 32
  • 33. • Sifat V bila suatu baris/kolom adalah kelipatan dari baris/kolom lainnya, maka nilai determinannya menjadi nol. Jika dua baris/kolom sama, maka determinan akan menghilang = 2ab – 2ab = 0 = cd – cd = 0 Page 33
  • 34. Aturan Cramer • Derivasi aturan Cramer • Menurut Rumus Invers : x* = A-1d = (adj A)d • Menurut Aturan Cramer : x*j = Page 34
  • 35. Aljabar Matriks vs Penghapusan Variabel • Aljabar matriks memberikan kita suatu cara penulisan yang ringkas untuk setiap system persamaan linear, dan juga melengkapi kriteria determinan untuk menguji adanya satu jawaban. Dalam kasus tertentu, metode matriks juga dapat memberikan keunggulan dalam perhitungan, seperti disaat kita diharuskan memecahkan pada waktu yang sama beberapa system persamaan yang mempunyai matriks koofisien A yang identik tetapi vector konstanta yang berbeda. Dalam kasus ini, ,etode penghapusan variable akan mensyaratkan bahwa prosedur perhitungan diulangi setiap kali systemPage 35
  • 36. Model Input-Output Leontief • Matriks Leontief adalah sebagai berikut : I–A= 1. Susunan Model Input-Output output Input I II III … N Page 36
  • 37. 2. Model terbuka • Agar permintaan akhir dan input ada, kita harus memasukkan dalam model suatu sector terbuka diluar jaringan n industry. Sector terbuka seperti itu dapat mengakomodasi aktivitas pelanggan rumah tangga, sector pemerintah, dan bahkan para Negara asing. Secara simbolis fakta ini dapat dinyatakan dengan : ij < 1 (j = 1, 2 , …, n) Page 37
  • 38. 3. Pengertian Ekonomi dari Kondisi Hawkins- Simon • Kondisi Hawkins-Simon, |B2| > 0, mensyaratkan bahwa : (1 – a11) > 0 atau a11 < 1 • Secara ekonomis, hal ini mensyaratkan jumlah dari komoditas pertama yang digunakan dalam produksi dari komoditas pertama yang bernilai satu dollar menjadi bernilai kurang dari satu dollar. Bagian lain dari kondisi |B2|> 0 mensyaratkan bahwa : (1 – a11)(1 – a22) – a12a21 > 0 atau secara ekuivalen a11 + a12a21 + (1 – a11)a22 < 1 Page 38
  • 39. 4. Model tertutup • Dalam model tertutup, tidak ada lagi input primer, jadi jumlah setiap kolom dalam matriks koofisien input A sekarang harus benar-enar sama dengan 1; yaitu a0j + aij + a2j + a3j = 1, atau : A0j = 1 – a1j – a2j – a3j Page 39
  • 40. Keterbatasan Analisis Statis • Pertama adalah karena proses penyesuaian memerlukan waktu lama untuk penyelesaiannya maka keadaan ekuilibrium seperti yang telah ditentukan dalam kerangka analisis statis tertentu dapat hilang relevansinya, bahkan sebelum keadaan ekuilbrium tercapai, bila kekuatan eksogen dalam model waktu itu mengalami perubahan. • Kedua, meskipun proses penyesuaian memperkenankan menempuh jalannya sendiri, keadaan ekuilibrium yang digambarkan dalam analisis statis mungkin seluruhnya tak dapat dicapai. Sehingga menyebabkan kasus yang disebut ekuilibirum tak stabil (unstable equilibrium). Masing-masing secara jelas mengisi perbedsaam yang nyata dalam analisis statis sehingga penting sekali untuk menyelidiki ke dalam daerah analisis tersebut. Page 40