SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
APLIKASI REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN
         EKSPLORASI BATUBARA




                 Disusun oleh:

         Nama : Fithriyani Fauziyyah

           Npm : 270110090043/B



          Fakultas Teknik Geologi

          Universitas Padjadjaran

              Jatinangor 2011
BAB I

                                      PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

        Kegiatan pemetaan potensi batubara selama ini seperti yang kita ketahui dilakukan dengan
cara survey lapangan (eksplorasi). Penginderaan jauh memberikan peluang yang lebih besar untuk
melakukan identifikasi lokasi sebaran atau singkapan batubara sehingga mempersempit tahap survey
eksplorasi. Data penginderaan jauh berupa citra satelit Landsat7 Enhanced Thematic Mapper Plus
(ETM+) serta data Data SpaceShutle DEM – SRTM NASA. Dengan teknologi Remote Sensing,
diharapkan agar mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi yang ditafsir mengandung bahan
tambang berupa batubara melalui citra satelit, yang akan dipergunakan dalam tahap eksplorasi dan
mempersempit survey.
        Informasi yang penting bagi pengusaha batubara adalah lokasi keberadaan dan potensi
batubara tersebut. Metode yang digunakan selama ini adalah metode konvensional dalam melakukan
survey lapangan atau yang sering disebut dengan tahap eksplorasi. Aksessibilitas di daerah penelitian
cukup sulit, karena merupakan daerah dominan vegetasi rapat dan tertutup oleh hutan, serta akses
jalan yang kurang mendukung untuk bisa dengan mudah melakukan survey lapangan. Data
penginderaan jauh memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan identifikasi lokasi sebaran
atau singkapan batubara sehingga mempersempit tahap survey eksplorasi.
        Masalah-masalah yang terkait dengan survey lapagan dan aksessibilitas dapat diatasi dengan
teknologi penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat memberikan efisiensi yang tinggi baik
dari segi biaya maupun waktu, karena tidak membutuhkan banyak survey kecuali untuk verifikasi
atau kecocokkan lapangan sehingga survey-survey yang dilakukan lebih terarah (Helmi, 2007)



1.2 Batasan Masalah

        Dalam makalah ini yang akan dibahas mengenai dibatasi pada identifikasi awal dalam
menentukan lokasi potensi tambang batubara dengan memanfaatkan citra satelit Landsat7 ETM+
tahun 2003 dan Space Shutle DEM – SRTM 92m NASA tahun 2000, melalui proses analisa digital
penginderaan jauh.


1.3 Tujuan

       Makalah ini dibuat untuk memebuhi tugas mata kuliah Geologi Eksplorasi




1.4 Manfaat

       Melalui pengolahan citra satelit, maka diharapkan bermanfaat untuk :
       1. Kemudahan dalam melakukan proses identifikasi lokasi potensi tambang
       batubara.
       2. Memperoleh pola atau cara untuk melakukan identifikasi awal lokasi potensi tambang
       batubara.
BAB II

                                  TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Remote Sensing dalam Eksplorasi Batubara

        Pengindraan Jauh berasal dari kata remote sensing memiliki pengertian bahwa Pengindraan
jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek
dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang
dikajinya.

        Penggunaan data penginderaan jauh dalam eksplorasi mineral merupakan salah satu cara yang
paling banyak dilakukan dalam bidang geologi. Penelitian Geologi sekitar daerah tambang dengan
bantuan data Landsat untuk prospek pertambangan, mepelajari “Liniament” (merupakan indikasi
suatu patahan), yaitu untuk mengetahui secara jelas lokasi dan terjadinya mineralisasi atau endapan
batuan bahan tambang.

        . Inventarisasi Sumber Daya Alam dan lingkungan merupakan perolehan informasi spasial
sumber daya alam berdasarkan hasil midentifikasi obyek-obyek permukaan bumi. (Gokmaria
Sitanggang, 2000) Penginderaan Jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh infomasi tentang
suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan obyek,daerah atau fenomena yang dikaji. (Lillisand and Kiefer, 1979).

        Penerapan ilmu geologi didalam industri batubara digunakan untuk menentukan keadaan
lokasi dan pengembangan sumberdaya yang ada pada keadaan tertentu, serta merencananakan
bagaimana mengekstraksi batubara secara ekonomis. Tujuan eksplorasi batubara pada umumnya
adalah untuk menemukan suatu daerah baru yang mengandung batubara dalam jumlah tertentu
dengan kualitas yang baik. (Muchjidin).

        Penyelidikan umum (prospeksi) merupakan langkah pertama usaha pertambangan. Pada tahap
penyelidikan umum ini kegiatan ditujukan untuk mencari dan menemukan endapan bahan galian dan
mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan data
permukaan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyelidikan eksplorasi yang menyelidiki geologi secara
lebih teliti baik kearah vertikal maupun horizontal. Setelah itu dilanjutkan dengan studi kelayakan dan
persiapan penambangan. (Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc.)



2.2 Pengenalan Landsat 7- ETM +

        Landsat 7 adalah satelit remote sensing yang dioperasikan oleh USGS (United States
Geological Survei), berorbit polar pada ketinggian orbit 705 Km, dengan membawa sensor ETM+
yang dapat menghasilkan citra multispektral dan pankhromatik yang masing-masing memiliki resolusi
spasial 30 m dan 15 m.




        Karakteristik Sensor Landsat 7 ETM+




        Karakteristik     panjang     gelombang,       resolusi   dan    fungsinya     pada     sensor
        LANDSAT 7 ETM+
2.3 Space Shuttle SRTM DEM

       Digital Elevasi Method (DEM) adalah gambaran bentuk permukaan bumi yang menyajikan
ketinggian tertentu secara digital. DEM dapat dibuat dengan menggunakan peta ketinggian (kontur),
tetapi resolusi dan ketelitiannya lebih rendah dibandingkan dengan Shuttle Radar Topography
Mission (SRTM) DEM.


2.4 Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)
       Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah suatu proyek kerjasama antara National
Imagery and Mapping Agency (NIMA) dan National Aeronautics and Space Administration( NASA),
untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bumi resolusi tinggi dengan meluncurkansebuah
pesawat dilengkapi dengan system radar interferometry. Menggunakan Spaceborne Imaging Radar
(SIR-C) dan X-Band Synthetic Aperture Radar (XSAR), SRTM diluncurkan pertama kali pada
tanggal 11 Februari 2000. Misi yang dijalankan adalah pengambilan / record permukaan bumi dalam
bentuk threedimension (3D) selama 11 hari mengorbid.Lebih dari 12 terabytes data yang sudah
didapat diproses dibagi oleh Jet Laboratory Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum data tersebut di
gunakan.
      Data SRTM dibagi atas 3 resolusi :
           ◦   Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan Amerika Serikat.
           ◦   Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di dunia.
           ◦   Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30
      Kelebihan SRTM DEM
           ◦   Mudah didapat, karena free untuk seluruh area di Indonesia.
           ◦   Kualitas yang bagus, lebih bagus karena dengan DEM Fill.
           ◦   Informasi yang didapat lebih banyak, sampai dengan bangunan kota.
           ◦   Hampir sama dengan DEM RBI skala 1 : 25.000.
           ◦   perekaman dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari
           ◦   perekaman data SRTM tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca setempat.




2.5 Pengumpulan Data

      Citra Landsat 7 ETM+ daerah kecamatan Gunung Bintang Awai, perekaman tahun 2003
       dengan Resolusi Spasial 30m x 30m.

      Space Shuttle SRTM DEM perekaman tahun 2000 dengan Resolusi 92m.

      Peta Topografi Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lembar 1714 – 34 Sungai Missim skala 1 :
       50.000 diterbitkan oleh BAKOSURTANAL.
Citra Landsat7 ETM+ dengan Band Composit 4-5-7

2.6 Interpretasi dan Deliniasi Lokasi Batubara

           Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data SRTM DEM dilakukan secara visual
   untuk mengidentifikasi lokasi potensi batubara berdasarkan unsur-unsur interpretasi seperti
   tekstur, pola dan bentuk dari permukaan tanah di lokasi penelitian.
 Deliniasi Lokasi Batubara

        Setelah proses interpretasi citra sacara visual dengan memperhatikakesamaan bentuk
pola dan tekstur yang terdapat pada lokasi penelitian, selanjutnya dilakukan deliniasi pada lokasi-
lokasi tersebut.




2.7 Penentuan Sampel Area

        Ditentukan sampel area atau titik koordinat tertentu untuk verifikasi lapangan pada
lokasi sebaran batubara untuk dilakukan uji ketelitian dilapangan. Sehingga dihasilkan peta
lokasi sebaran batubara.

2.8 Analisa Pengolahan Citra Komposit

       Citra komposit yang merupakan perpaduan dari beberapa saluran atau band yang ada pada
        citra satelit Landsat7 ETM+.
   Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih
       baik.

      Citra Landsat7 ETM+ tahun perekaman 2003 yang sudah di FCC (False Color Composit),
       dengan kombinasi band 4, band 5 dan band 7 (RGB) kombinasi dari band-band tersebut
       digunakan untuk interpretasi citra dalam mengidentifikasi lokasi yang berpotensi
       mengandung batubara.

      Band 4 merupakan saluran inframerah dekat yang cukup baik untuk karakteristik vegetasi.

      band 5 merupakan saluran inframerah tengah yang cukup baik untuk menonjolkan kondisi
       kelembaban tanah.

      band 7 merupakan saluran inframerah termal untuk menonjolkan tanah terbuka dan
       keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal.

      Perpaduan antara band 5 dan band 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan defosit
       mineral.




2.9 Analisa Interpretasi Lokasi Potensi Batubara

      Sebagai dasar dalam melakukan interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi citra seperti
       pola, bentuk, selain itu diperhatikan juga arah patahan, lipatan, dan tekstur.

      Suatu lokasi yang teridentifikasi mengandung batubara pada citra satelit Landsat7 ETM+.

      Kesulitan yang dihadapi saat melakukan interpretasi adalah faktor topografi lokasi
       penelitian yang tidak begitu menonjol.

      Kondisi    tutupan awan tidak terlalu mengganggu proses interpretasi dan citra       satelit
       Landsat7 ETM+ perekaman tahun 2003 dapat dikatakan bersih dari tutupan awan.
BAB III

                                       KESIMPULAN



   Pengolahan data citra satelit Landsat7 ETM+ akan menghasilkan tutupan lahan dari
    lokasi penelitian sehingga belum dapat membantu dalam proses interpretasi lokasi
    kandungan batubara.

   Fusi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data Space                 Shuttle SRTM DEM akan
    menghasilkan pemodelan topografi 3 dimensi, sehingga visualisasi topografi permukaan
    bumi akan terlihat jelas dan mempermudah analisa lokasi-lokasi sebaran batubara

   Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data SRTM DEM dilakukan secara visual
    untuk mengidentifikasi lokasi potensi sebaran batubara          berdasarkan   unsur- unsur
    interpretasi,   sehingga   untuk    pola-pola yang   sejenis   diduga   mempunyai   ciri-ciri
    megandung batubara.

   Melalui analisa tingkat kepercayaan interpretasi dapat dicapai sebesar 80%, dimana dari 10
    lokasi terduga berpotensi mengandung batubara, 8 lokasi yang terdapat batubara dan 2
    lokasi yang tidak terdapat batubara.
BAB IV

                                   DAFTAR PUSTAKA




1. Alfi Satriadi, 1999, Tesis, Pemanfaatan Citra Landsat TM Untuk Kajian Geologi,

Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada

Yogyakarta.

2. Benget May, 1999, Tugas Akhir , Pemanfaatan Citra Satelit dan SIG Dalam

Menentukan Kawasan Potensial Minyak Bumi dan Tinjauan Asspek

Lingkungannya.Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung.

3. Irwandi Arif, 1995, Perencanaan dan Tambang Terbuka, Bandung, Institut

Teknologi Bandung Press.

4. Lo C.P,1996, Penginderaan Jauh Terapan, Universitas Indonesia.

Contenu connexe

Tendances

Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratioSylvester Saragih
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemUDIN MUHRUDIN
 
Tambang umum tpb
Tambang umum   tpbTambang umum   tpb
Tambang umum tpbIpung Noor
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambangnyongker29
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 

Tendances (20)

Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
 
Kekar
KekarKekar
Kekar
 
Tambang umum tpb
Tambang umum   tpbTambang umum   tpb
Tambang umum tpb
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 

En vedette

Memoar Jang Oetama 1 - Baca & Bangkit
Memoar Jang Oetama 1 - Baca & BangkitMemoar Jang Oetama 1 - Baca & Bangkit
Memoar Jang Oetama 1 - Baca & BangkitYayasan Rumah Peneleh
 
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016Maliza Mah
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaoilandgas24
 
Kisah Gembala Domba dan Nabi Musa
Kisah Gembala Domba dan Nabi MusaKisah Gembala Domba dan Nabi Musa
Kisah Gembala Domba dan Nabi MusaIwan Pramana
 
Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Awan Bujel
 

En vedette (9)

Memoar Jang Oetama 1 - Baca & Bangkit
Memoar Jang Oetama 1 - Baca & BangkitMemoar Jang Oetama 1 - Baca & Bangkit
Memoar Jang Oetama 1 - Baca & Bangkit
 
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016
Rancangan tahunan-bm-sjkc-tahun-6-2016
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
 
Kisah Gembala Domba dan Nabi Musa
Kisah Gembala Domba dan Nabi MusaKisah Gembala Domba dan Nabi Musa
Kisah Gembala Domba dan Nabi Musa
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
Makalah Sepak Bola
Makalah Sepak BolaMakalah Sepak Bola
Makalah Sepak Bola
 
Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]
 
Belahan Laut Merah
Belahan Laut MerahBelahan Laut Merah
Belahan Laut Merah
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 

Similaire à REMOTE SENSING BATUBARA

Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Eddy Ibrahim
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaRanaWiratama3
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)January YunGky
 
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...Zulfadli .
 
Kegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas xKegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas ximamncahyo
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRetno Pratiwi
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixKamalFarobi
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunanOperator Warnet Vast Raha
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Luhur Moekti Prayogo
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganWisnu Priyanto
 

Similaire à REMOTE SENSING BATUBARA (20)

Penggabungan citra
Penggabungan citraPenggabungan citra
Penggabungan citra
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
 
Penginderaan jauh erna
Penginderaan jauh ernaPenginderaan jauh erna
Penginderaan jauh erna
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
 
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...
 
Kegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas xKegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas x
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fix
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
 

Dernier

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Dernier (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

REMOTE SENSING BATUBARA

  • 1. APLIKASI REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI BATUBARA Disusun oleh: Nama : Fithriyani Fauziyyah Npm : 270110090043/B Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Jatinangor 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemetaan potensi batubara selama ini seperti yang kita ketahui dilakukan dengan cara survey lapangan (eksplorasi). Penginderaan jauh memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan identifikasi lokasi sebaran atau singkapan batubara sehingga mempersempit tahap survey eksplorasi. Data penginderaan jauh berupa citra satelit Landsat7 Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) serta data Data SpaceShutle DEM – SRTM NASA. Dengan teknologi Remote Sensing, diharapkan agar mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi yang ditafsir mengandung bahan tambang berupa batubara melalui citra satelit, yang akan dipergunakan dalam tahap eksplorasi dan mempersempit survey. Informasi yang penting bagi pengusaha batubara adalah lokasi keberadaan dan potensi batubara tersebut. Metode yang digunakan selama ini adalah metode konvensional dalam melakukan survey lapangan atau yang sering disebut dengan tahap eksplorasi. Aksessibilitas di daerah penelitian cukup sulit, karena merupakan daerah dominan vegetasi rapat dan tertutup oleh hutan, serta akses jalan yang kurang mendukung untuk bisa dengan mudah melakukan survey lapangan. Data penginderaan jauh memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan identifikasi lokasi sebaran atau singkapan batubara sehingga mempersempit tahap survey eksplorasi. Masalah-masalah yang terkait dengan survey lapagan dan aksessibilitas dapat diatasi dengan teknologi penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat memberikan efisiensi yang tinggi baik dari segi biaya maupun waktu, karena tidak membutuhkan banyak survey kecuali untuk verifikasi atau kecocokkan lapangan sehingga survey-survey yang dilakukan lebih terarah (Helmi, 2007) 1.2 Batasan Masalah Dalam makalah ini yang akan dibahas mengenai dibatasi pada identifikasi awal dalam menentukan lokasi potensi tambang batubara dengan memanfaatkan citra satelit Landsat7 ETM+
  • 3. tahun 2003 dan Space Shutle DEM – SRTM 92m NASA tahun 2000, melalui proses analisa digital penginderaan jauh. 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat untuk memebuhi tugas mata kuliah Geologi Eksplorasi 1.4 Manfaat Melalui pengolahan citra satelit, maka diharapkan bermanfaat untuk : 1. Kemudahan dalam melakukan proses identifikasi lokasi potensi tambang batubara. 2. Memperoleh pola atau cara untuk melakukan identifikasi awal lokasi potensi tambang batubara.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remote Sensing dalam Eksplorasi Batubara Pengindraan Jauh berasal dari kata remote sensing memiliki pengertian bahwa Pengindraan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya. Penggunaan data penginderaan jauh dalam eksplorasi mineral merupakan salah satu cara yang paling banyak dilakukan dalam bidang geologi. Penelitian Geologi sekitar daerah tambang dengan bantuan data Landsat untuk prospek pertambangan, mepelajari “Liniament” (merupakan indikasi suatu patahan), yaitu untuk mengetahui secara jelas lokasi dan terjadinya mineralisasi atau endapan batuan bahan tambang. . Inventarisasi Sumber Daya Alam dan lingkungan merupakan perolehan informasi spasial sumber daya alam berdasarkan hasil midentifikasi obyek-obyek permukaan bumi. (Gokmaria Sitanggang, 2000) Penginderaan Jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh infomasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek,daerah atau fenomena yang dikaji. (Lillisand and Kiefer, 1979). Penerapan ilmu geologi didalam industri batubara digunakan untuk menentukan keadaan lokasi dan pengembangan sumberdaya yang ada pada keadaan tertentu, serta merencananakan bagaimana mengekstraksi batubara secara ekonomis. Tujuan eksplorasi batubara pada umumnya adalah untuk menemukan suatu daerah baru yang mengandung batubara dalam jumlah tertentu dengan kualitas yang baik. (Muchjidin). Penyelidikan umum (prospeksi) merupakan langkah pertama usaha pertambangan. Pada tahap penyelidikan umum ini kegiatan ditujukan untuk mencari dan menemukan endapan bahan galian dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan data
  • 5. permukaan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyelidikan eksplorasi yang menyelidiki geologi secara lebih teliti baik kearah vertikal maupun horizontal. Setelah itu dilanjutkan dengan studi kelayakan dan persiapan penambangan. (Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc.) 2.2 Pengenalan Landsat 7- ETM + Landsat 7 adalah satelit remote sensing yang dioperasikan oleh USGS (United States Geological Survei), berorbit polar pada ketinggian orbit 705 Km, dengan membawa sensor ETM+ yang dapat menghasilkan citra multispektral dan pankhromatik yang masing-masing memiliki resolusi spasial 30 m dan 15 m. Karakteristik Sensor Landsat 7 ETM+ Karakteristik panjang gelombang, resolusi dan fungsinya pada sensor LANDSAT 7 ETM+
  • 6. 2.3 Space Shuttle SRTM DEM Digital Elevasi Method (DEM) adalah gambaran bentuk permukaan bumi yang menyajikan ketinggian tertentu secara digital. DEM dapat dibuat dengan menggunakan peta ketinggian (kontur), tetapi resolusi dan ketelitiannya lebih rendah dibandingkan dengan Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) DEM. 2.4 Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah suatu proyek kerjasama antara National Imagery and Mapping Agency (NIMA) dan National Aeronautics and Space Administration( NASA), untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bumi resolusi tinggi dengan meluncurkansebuah pesawat dilengkapi dengan system radar interferometry. Menggunakan Spaceborne Imaging Radar (SIR-C) dan X-Band Synthetic Aperture Radar (XSAR), SRTM diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Februari 2000. Misi yang dijalankan adalah pengambilan / record permukaan bumi dalam bentuk threedimension (3D) selama 11 hari mengorbid.Lebih dari 12 terabytes data yang sudah
  • 7. didapat diproses dibagi oleh Jet Laboratory Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum data tersebut di gunakan.  Data SRTM dibagi atas 3 resolusi : ◦ Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan Amerika Serikat. ◦ Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di dunia. ◦ Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30  Kelebihan SRTM DEM ◦ Mudah didapat, karena free untuk seluruh area di Indonesia. ◦ Kualitas yang bagus, lebih bagus karena dengan DEM Fill. ◦ Informasi yang didapat lebih banyak, sampai dengan bangunan kota. ◦ Hampir sama dengan DEM RBI skala 1 : 25.000. ◦ perekaman dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari ◦ perekaman data SRTM tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca setempat. 2.5 Pengumpulan Data  Citra Landsat 7 ETM+ daerah kecamatan Gunung Bintang Awai, perekaman tahun 2003 dengan Resolusi Spasial 30m x 30m.  Space Shuttle SRTM DEM perekaman tahun 2000 dengan Resolusi 92m.  Peta Topografi Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lembar 1714 – 34 Sungai Missim skala 1 : 50.000 diterbitkan oleh BAKOSURTANAL.
  • 8. Citra Landsat7 ETM+ dengan Band Composit 4-5-7 2.6 Interpretasi dan Deliniasi Lokasi Batubara Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data SRTM DEM dilakukan secara visual untuk mengidentifikasi lokasi potensi batubara berdasarkan unsur-unsur interpretasi seperti tekstur, pola dan bentuk dari permukaan tanah di lokasi penelitian.
  • 9.  Deliniasi Lokasi Batubara Setelah proses interpretasi citra sacara visual dengan memperhatikakesamaan bentuk pola dan tekstur yang terdapat pada lokasi penelitian, selanjutnya dilakukan deliniasi pada lokasi- lokasi tersebut. 2.7 Penentuan Sampel Area Ditentukan sampel area atau titik koordinat tertentu untuk verifikasi lapangan pada lokasi sebaran batubara untuk dilakukan uji ketelitian dilapangan. Sehingga dihasilkan peta lokasi sebaran batubara. 2.8 Analisa Pengolahan Citra Komposit  Citra komposit yang merupakan perpaduan dari beberapa saluran atau band yang ada pada citra satelit Landsat7 ETM+.
  • 10. Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik.  Citra Landsat7 ETM+ tahun perekaman 2003 yang sudah di FCC (False Color Composit), dengan kombinasi band 4, band 5 dan band 7 (RGB) kombinasi dari band-band tersebut digunakan untuk interpretasi citra dalam mengidentifikasi lokasi yang berpotensi mengandung batubara.  Band 4 merupakan saluran inframerah dekat yang cukup baik untuk karakteristik vegetasi.  band 5 merupakan saluran inframerah tengah yang cukup baik untuk menonjolkan kondisi kelembaban tanah.  band 7 merupakan saluran inframerah termal untuk menonjolkan tanah terbuka dan keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal.  Perpaduan antara band 5 dan band 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan defosit mineral. 2.9 Analisa Interpretasi Lokasi Potensi Batubara  Sebagai dasar dalam melakukan interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi citra seperti pola, bentuk, selain itu diperhatikan juga arah patahan, lipatan, dan tekstur.  Suatu lokasi yang teridentifikasi mengandung batubara pada citra satelit Landsat7 ETM+.  Kesulitan yang dihadapi saat melakukan interpretasi adalah faktor topografi lokasi penelitian yang tidak begitu menonjol.  Kondisi tutupan awan tidak terlalu mengganggu proses interpretasi dan citra satelit Landsat7 ETM+ perekaman tahun 2003 dapat dikatakan bersih dari tutupan awan.
  • 11. BAB III KESIMPULAN  Pengolahan data citra satelit Landsat7 ETM+ akan menghasilkan tutupan lahan dari lokasi penelitian sehingga belum dapat membantu dalam proses interpretasi lokasi kandungan batubara.  Fusi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data Space Shuttle SRTM DEM akan menghasilkan pemodelan topografi 3 dimensi, sehingga visualisasi topografi permukaan bumi akan terlihat jelas dan mempermudah analisa lokasi-lokasi sebaran batubara  Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data SRTM DEM dilakukan secara visual untuk mengidentifikasi lokasi potensi sebaran batubara berdasarkan unsur- unsur interpretasi, sehingga untuk pola-pola yang sejenis diduga mempunyai ciri-ciri megandung batubara.  Melalui analisa tingkat kepercayaan interpretasi dapat dicapai sebesar 80%, dimana dari 10 lokasi terduga berpotensi mengandung batubara, 8 lokasi yang terdapat batubara dan 2 lokasi yang tidak terdapat batubara.
  • 12. BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. Alfi Satriadi, 1999, Tesis, Pemanfaatan Citra Landsat TM Untuk Kajian Geologi, Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 2. Benget May, 1999, Tugas Akhir , Pemanfaatan Citra Satelit dan SIG Dalam Menentukan Kawasan Potensial Minyak Bumi dan Tinjauan Asspek Lingkungannya.Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. 3. Irwandi Arif, 1995, Perencanaan dan Tambang Terbuka, Bandung, Institut Teknologi Bandung Press. 4. Lo C.P,1996, Penginderaan Jauh Terapan, Universitas Indonesia.