KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
Derajat keislaman dan keimanan gimana ngukurnya umi hanik
1. umihanik.blogspot.com
Derajat Keislaman dan Keimanan : Gimana Ngukurnya?
Umi Hanik
Ibu saya kebetulan sedang di Jakarta, beliau lumayan sering nengokin saya meski cuman 2‐3 hari tapi
frekwensi cukup sering sampai dua minggu sekali ke Jakarta, saya sih seneng‐seneng aja bisa makan
rawon dan pecel kesukaan saya. Kalau jauh‐jauhan suka kangen, tapi kalau sudah dekat suka berdebat
tak karuan dan tak pernah ketemu karena sama‐sama keras prinsip atau keras kepala kali ya? Seperti
pagi ini, perdebatan bermula dari konsep tentang persaudaraan dan pertemanan akhirnya melebar ke
masalah tentang derajat keislaman dan keimanan. Satu hal yang menurut saya cukup menarik untuk
ditulis.
Ibu saya lahir di Bangkalan Madura, orangtuanya adalah tentara veteran yang sangat keras dan disiplin
dalam mendidik anak‐anaknya. Sejak lulus SD beliau memasukkan ibu saya ke Pondok Pesantren Wali
Songo di Cukir Jombang yang diasuh oleh Kyai besar yakni KH Adlan Ali untuk menempuh pendidikan
salafiyah, Pesantren tersebut terkenal dengan sebutan Pondok Cukir. Di pondok tersebut beliau
memperdalam Islam sampai tamat Mualimat (setara dengan SMA). Selama masa itu pelajaran reguler
yang harus beliau terima dan pelajari adalah baca‐tulis Al Qur’an, ilmu tasawwuf yakni ilmu yang
mempelajari tentang kedalaman keimanan, ibadah wajib, ibadah sunnah, puasa wajib dan sunnah,
selain itu beliau juga mempelajari ilmu alat yakni nahwu dan shorof yang merupakan ilmu tentang tata
cara untuk membaca dan menulis kitab kuning serta I’rob dan I’lal sebagai ilmu pelengkap untuk
mempelajari nahwu.
Selain itu beliau juga belajar tentang fiqih yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatacara dan
adab beribadah, Ilmu Falaq, dan yang terakhir adalah ilmu faroidl yang berkutat tentang ilmu waris.
Menurut cerita beliau, pada waktu itu ibu saya merupakan santri yang cukup menonjol baik secara
akademik maupun karena keaktifannya di berbagai organisasi. Setelah lulus mualimat, ibu menikah
dengan abah saya yang berbeda usia sekitar sebelas tahun. Abah adalah lulusan terbaik dari Pondok
Tebuireng , Tambak Beras, dan Lasem. Ketiga pondok tersebut sangat terkenal apalagi waktu itu abah
belajar langsung dengan Kyai‐kyai besar antara lain KH Wahid Hasyim, KH Wahab Hisbullah, KH Yusuf
Hasyim, KH Kholik, KH Masduqi, KH Maksum. Ketika masih menjadi santri dan mengajar juniornya
(termasuk diantaranya Gus Dur) di Tambak Beras, abah mendapatkan julukan sebagai ‘imam syibaweh’
karena kepiawaiannya dalam ilmu nahwu. Latar belakang cerita tersebut akan menjadi backbone dari
apa yang akan coba utarakan melalui tulisan di bawah.
Seperti layaknya dulu waktu masih kecil, sampai sekarang‐pun ketika ketemu yang ditanyakan selalu
sama “Gimana sholatnya?” “Ngaji Quar’an‐nya masih sempat tiap hari kan? Kalo nggak sempat, baca
majemuk aja” kalau abah lebih berat lagi “Gimana sholat malam & sholat sunnah lainnya? Puasanya?
Amalan wiridnya masih suka dibaca kan?” Beda dengan orang tua lainnya yang umumnya yang
dianyakan “Pangkatmu dah apa nduk? Gajimu dah berapa? blablabla...”. Ya, saya lebih bersyukur orang
tua saya tidak banyak menuntut, beliau hanya ingin diyakinkan bahwa anak yang mereka besarkan kelak
akan selamat dari api neraka, jika api neraka bisa dijauhi Insya Allah hidup di dunianya juga akan
umihanik.blogspot.com
2. umihanik.blogspot.com
barokah. Demikian kurang lebih saya memaknai maksud orang tua saya atas pertanyaan‐pertanyaannya
sederhananya.
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang membuka percakapan saya dengan ibu tadi pagi, akhirnya
meluas ke obrolan tentang judul tulisan ini yakni tentang derajat keislaman dan keimanan. Lantas tiba‐
tiba muncul pertanyaan saya, iseng “Kira‐kira gimana ngukur derajat keislaman dan keimanan seseorang
ya?”. Bagi ibu saya, derajat keislaman dan keimanan adalah tingkatan pemahaman dan penguasaan
orang perorang terhadap Islam dan iman sekaligus bagaimana dia menjalankannya dalam hidup. Beliau
mengilustrasikan, “Kalo bicara tentang ketekunan dalam beribadah dan kedalaman ilmu tentang Islam
termasuk tentang keimanannya, dulu ibu tuh selalu nomor satu, pokoknya yang terbaiklah baik itu
diantara teman sealmamater, keluarga, dan lingkungan sekitar”. Beliau melanjutkan ceritanya “Namun
begitu bertemu dengan abahmu mendadak ibu kok jadi merasa turun peringkat jadi nomor 20 karena
apa yang ibu punyai, yakini, dan percayai tentang itu semua bagaikan terbang ditiup angin karena
memang ternyata sangat jauh dan tidak ada apa‐apanya jika dibandingkan dengan yang dipahami dan
ketekunan ibadah yang dilakukan oleh abah kalian yang seribu derajat lebih berlipat‐lipat dibanding ibu”
saya menimpali “Wahwah..bagaimana dengan kita anak‐anaknya donk, peringkat 50 kali ya, hehe..” saya
ketawa sambil meringis menahan sakit (maklum pas nulis ini lagi di RS).
“Ya ibu hanya bisa bersyukur anak‐anak ibu tidak ada yang macem‐macem, makanya pertanyaan ibu
juga gak aneh‐aneh cukup yang dasar‐dasar aja. Ya, sebagai orang desa memang dulu ibu saya sangat
berambisi punya anak hafidz (baca : penghafal Qur’an) baginya punya anak yang hafal Al‐Quran adalah
satu kebanggan yang tak ternilai. Faktanya, di satu sisi ibu cukup bersyukur di sisi lainnya agak‐agak
prihatin juga karena meski semua anak‐anaknya pernah mengecap pendidikan di pondok pesantren
(kecuali saya) tapi yang menguasai Nahwu misalnya hanya adik saya Habib itupun tidak mendalam. Yang
lain paling banter hanya bisa baca kitab kuning. Apalagi saya, baca Al‐Quran aja masih tidak percaya diri
apalagi kalau harus bareng‐bareng bersama keluarga..hehe.
Ya, akhirnya diskusi tidak bisa dilanjutkan lebih dalam lagi karena banyak tamu dan dokter sama
susternya berseliweran. Tapi jujur saya masih penasaran dan belum puas dengan jawaban ilustratif dari
ibu saya tersebut.
umihanik.blogspot.com
3. Email Address : umihanik@gmail.com
Instant Messaging (with appointment) : umi.hanik@yahoo.com
Online Page : http://umihanik.blogspot.com/
Facebook : http://www.facebook.com/umi.hanik1
Twitter : http://twitter.com/umihanik
Citizenship : Indonesian
Professional Histories
1. The World Bank, Jakarta Office, May 2009 – Present; Monitoring & Evaluation (M&E)
Specialist for BOS KITA (Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) Program
2. The House Of Representatives (DPR RI), November 2007 – June 2009; Expert Staff for
Commission VI, XI, and Budget Committee, In charge for National Awakening Party
3. National Development Planning Agency (Bappenas), April 2008 – March 2009; M&E Specialist
as a Technical Assistance for the Deputy of Development Performance Evaluation (DPE); under
the AusAID-World Bank and GRS II CIDA activities
4. National Development Planning Agency (Bappenas), February 2006 – February 2008; M&E
Specialist for PMU (Project Management Unit) of PNPM SPADA (Support for Poor and
Disadvantage Area) Program
5. PT. Sinergi Pakarya Sejahtera (Sinergi Consulting), November 2005 – present; Associate
Researcher for strategic project concerning planning and public policy research
6. National Development Planning Agency (Bappenas), March 2002 – October 2005; Assistant
Specialist for State Minister Advisor on Macro Economics Studies
Educational Background
Aug 1997 - Nov 2001, Bachelor of Economics, Faculty of Economics, University of Jember
Aug 2007-Jan 2010, Master of Economics, Faculty of Economics, University of Indonesia
Summary Of Economics Legislation Advisory
1. Government Budget-Adjustment 2008 (APBN-P 2008) Law Draft, 2008
2. Transformation of Indonesian Export Bank to Export Financing Board (LPEI) Law Draft, 2008
3. Interruption material submission for the legislators during the interpellation of BLBI, 2008
4. Research development to support the inisiation of the interpellation for food inflation, 2008
5. Tax Package Draft Law (RUU KUP, PPh, PPN and PPn BM), 2008
6. Economic Crisis Mitigation Package Draft Law (Perpu 2, 3, 4/2008), 2008
7. RAPBN 2009 Law Draft, 2008
8. Fiscal stimulus package Law Draft to mitigate the economic crisis for the budget year of 2009
9. Free Trade Zone Law Draft, 2009
10. Research development to support the substance of interpellation for BBM subsidy issue in the
Budget Year of 2009, 2009
11. Other research and writing activities to support press conferences, discussion, public hearing.
Organization Background, Social And Community Involvement
1. 2009 – Present, Board of Forming Committee for the Indonesian Development Evaluation
Community (InDEC)
2. 2009-present, member of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
3. 2009–present, Treasurer for Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Batu
4. 2004-present, Tresurer for The University of Jember Alumni Association, Jakarta Branch
5. March 2008-Present, Committee for the Indonesian Moslem Student Movement (PMII) Alumni
Association, National Committee
6. April 2008-June 2009, General Secretary for Expert Forum FKB DPR RI (FORTA)
7. August 2000–July2001, Chairman of Student Executive Board Faculty of Economic (FoE),
University of Jember (UoJ)
8. 2000-2001, Member of Indonesian Economics Student Senate Association (ISMEI)
9. 2000–2001, Head of External Affairs for the University Student English Forum (USEF), UoJ
10. 1999–2000, Head of Women Empowerment, Indonesian Moslem Student Movement (PMII),
Economics Branch, UoJ
11. 1998–2001, Reporter and writer for Campus Magazine ‘Tegalboto’ and News Paper ‘Tawang
Alun’, UoJ
12. 1997–2000, Presidium Committee for Islam and Environment Research Forum, FoE, UoJ
Personal Information
Single, Moslem, Interested in writing, teaching, blogrolling-walking, and listening to top 40 music