Dokumen tersebut membahas tentang perawatan paliatif bagi pasien dengan HIV/AIDS. Terdapat penjelasan mengenai 10 dimensi kualitas hidup yang diinginkan pasien paliatif, pengkajian keperawatan yang meliputi pengkajian fisik, psikososial dan spiritual, masalah-masalah keperawatan yang sering timbul, rencana asuhan, implementasi perawatan, serta evaluasi keperawatan.
1. Perawatan Paliatif Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Semester 06
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Kurikulum Institusi Keperawatan Paliatif
Modul 2 KEPERAWATAN PALIATIF 2
Kegiatan Belajar 5
3. 10 Dimensi
Kualitas Hidup
Yang Diinginkan
Pasien Paliatif:
• Penanganan permasalahan
fisik(luka, nyeri, mual, muntah, sesak
napas, dll),
• Kemampuan fungsional dalam
beraktifitas,
• Kesejahteraan keluarga,
• Kesejahteraan emosional,
• Kemampuan melakukan aktivitas spiritual,
• Kemampuan melakukan fungsi social,
• Kepuasan pada layanan terapi,
• Orientasi masa depan (rencana dan
harapan,
• Seksualitas (termasuk body image),
• Kemampuan /fungsi dalam bekerja.
4. Peaceful End Of
Life Kualitas
Hidup (Ruland &
Moore)
• Terbebas dari rasa sakit/nyeri
• Merasakan kenyamanan
• Merasa dihargai
• Merasakan kedamaian dan
• Merasa dekat dengan orang lain yang
bermakna dalam hidup dan telah merawat
pasien.
6. Pengkajian
Keperawatan
Terhadap Pasien
Meliputi :
1. Pengkajian fisik yang terdiri dari : profil
pasien, riwayat penyakit, riwayat
perawatan/pengobatan, riwayat
kesehatan, riwayat
keluarga, keluhan/masalah fisik yang
dirasakan saat ini.
7. Pengkajian
Keperawatan
Terhadap Pasien
Meliputi :
2. Pengkajian psikhososiospiritual yang
meliputi : pengkajian kondisi
mental/emosional, hubungan
interpersonal, suasana
hati/emosi, komunikasi tipe
kepribadian/personality kemampuan fungsi
social, kegiatan yang dilakukan saat
ini, konflik dalam keluarga, peran sistem
budaya, spiritual dan aspek spiritual, adad
istiadad/pembuatan keputusan dalam
keluarga/masyarakat ataupun sumber-
sumber lain.
8. Pengkajian
Keperawatan
Terhadap Pasien
Meliputi :
3. Pengkajian hasil pemeriksaan
penunjang, yang terdiri dari hasil
pemeriksaan laboratorium
klinik, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan
prosedur diagnostik/pemeriksaan invasif
serta pemeriksaan patologi anatomi.
9. Pengkajian
Keperawatan
terhadap pasien
meliputi :
4. Pada pengkajian fisik, perawat harus
melakukan pemeriksaan fisik pasien secara
keseluruhan, dimulai dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki. Pemeriksaan fisik
yang dilakukan fokus pada respon fisik yang
timbul akibat dari penyakit primer, maupun
respon akibat dari efek samping
terapi, prosedur /tindakan lain atau akibat
dari pemeriksaan lain yang dilakukan.
11. Masalah
Keperawatan
Paliatif
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan
3. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
4. Gangguan integritas kulit: luka dekubitus
5. Gangguan body image: (rambut
rontok, bau luka kanker dll)
6. Gangguan pola eliminasi : bab/bak
7. Resiko infeksi akibat pemasangan alat
invasive
8. Gangguan gambara diri
9. Gangguan pola tidur
10. Gangguan interaksi social
11. Gangguan aktivitas spiritual
12. Gangguan hubungan sosial dalam keluarga
13. Gangguan hubungan seksual
14. Koping pasien/keluarga tidak efektif
12. Masalah
Keperawatan
Paliatif
15. Gangguan aktivitas spiritual
16. Gangguan pelaksanaan fungsi peran dalam
keluarga
17. Gangguan komunikasi
18. Kurang pengetahuan/ informasi
19. Gangguan/masalah finansial perawatan
14. Rencana
Asuhan
Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
permasalahan keperawatan yang
timbul, selanjutnya perawat menyusun
rencana intervensi keperawatan yang akan
dilakukan terhadap pasien. Strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan dibuat
berdasarkan prioritas dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kenyamanan pasien, serta
melibatkan pasien dan keluarga. Semua
rencana perawatan yang telah disusun
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
pasien dan keluarga, perawat hanya sebagai
16. Implementasi
Keperawatan
1. Perawatan nyeri (pengawasan ketepatan
waktu pemberian obat nyeri) dan
penerapan prinsip lima benar pemberian
obat serta mengkaji dan mengevaluasi
respon pasien terhadap obat nyeri atau
tindakan penghilang nyeri yang telah
dilakukan. Disamping itu pada nyeri sedang
kebawah perawat dapat melakukan
intervensi keperawatan untuk
menghilangkan nyeri seperti mengajarkan
Progressive muscle relaxation (PMR), guide
imagery, akupressur terapi dll
17. Implementasi
Keperawatan
2. Perawatan intake yang kurang. Dalam hal
ini perawat harus mengupayakan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien, baik
meliputi oral, parenteral maupun melalui
enteral. Perawat juga harus
mengkoordinasikan dengan dokter atau
tenaga kesehatan lain mengenai kebutuhan
nutrisi pasien serta jenis nutrisi yang akan
diberikan
18. Implementasi
Keperawatan
3. Perawatan luka kanker. Luka kanker
menimbulkan masalah fisik dan
psikososial, antara lain, timbulnya bau dari
luka kanker, eksudat yang tidak
terkontrol, adanya perdarahan luka, timbul
rasa nyeri disekitar luka, perubahan
gambaran diri dan isolasi sosial. Melalui
perawatan luka yang
komprerhensif, diharapkan permasalahan-
permasalahan yang timbul dapat diatasi
atau dikurangi.
19. Implementasi
Keperawatan
4. Perawatan kateter urin harus dilakukan
setiap hari, penggantian kateter dilakukan
7x 24 jam untuk menghindari terjadinya
infeksi sekunder akibat pemasangan
kateter. Perawat juga harus mengkaji
kelancaran produksi urine dari
kateter, posisi kateter, keluhan pasien
terkait pemasangan kateter, warna, dan
jumlah, produksi urin setiap hari.
20. Implementasi
Keperawatan
5. Perawatan konstipasi. Pasien Paliatif karena
keadaan umum sudah menurun
, kurangnya mobilisasi serta akibat efek
samping pemberian obat penurunan rasa
nyeri, cenderung terjadi konstipasi. Untuk
itu perawat harus mengkaji pola buang air
besar pasien, memberikan makanan
lembut yang tinggi serat serta
meningkatkan intake cairan, selama tidak
adanya kontra indikasi.
21. Implementasi
Keperawatan
6. Perawatan Gangguan gambaran diri (body
image) Akibat dari progresivitas penyakit
kanker yang diderita atau akibat efek
samping tindakan terapi lain, seringkali
pasien merasakan dirinya tidak utuh lagi
akibat dari adanya luka kanker pada
payudara, rambut yang rontok atau efek
samping akibat tindakan infasif lainnya.
22. Implementasi
Keperawatan
7. Perawatan aspek psikososiospiritual
Intervensi yang dapat dilakukan perawat
terkait perawatan psikososiospiritual :
• Memberikan informasi dengan tepat
dan jujur
• Melakukan komunikasi terapeutik, dan
menjadi pendengar yang aktif
• Menunjukkan rasa empati yang dalam,
• Tetap memberikan support kepada
pasien
• Meskipun pasien akan melewati hari
terakhir tetapi ia tetap berarti dan
sangat penting bagi
keluarga/lingkungan
• Tetap menghargai pasien sesuai
dengan perannya dalam keluarga
• Selalu melibatkan pasien dalam
membuat keputusan keperawatan
23. Implementasi
Keperawatan
7. Perawatan aspek psikososiospiritual
Intervensi yang dapat dilakukan perawat
terkait perawatan psikososiospiritual :
• Meningkatkan penerimaan lingkungan
terhadap perubahan kondisi pasien,
• Membebaskan pasien dari ikatan-
ikatan sosial/tugas-tugas,
• Menanyakan kepada pasien hal apa
yang masih menjadi persoalan dan
perawat membantu mencarikan solusi
terbaik,
• Melakukan pendampingan spiritual
yang intensif
25. Evaluasi
Keperawatan
Tahap akir dari pemberian asuhan
keperawatan adalah melakukan evaluasi
terhadap keberhasilan implementasi
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
meliputi evaluasi formatif yaitu evaluasi
langsung terhadap respon pasien setelah
intervensi dilakukan. Sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi tindakan secara
keseluruhan melalui SOAP
(subyektif, obyektif, analisa dan rencana