SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Harmoni di Era 1960
                                   karya: Vanny Andriani


Judul         : Air
Karya         : Ras Siregar
Penerbit      : PT Pustaka Karya Grafika Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1987 (cetakan kedua)


  Air merupakan karya pertama sastrawan Ras Siregar lewat kumpulan cerita pendeknya,
Harmoni. Lewat karyanya ini, kita dapat banyak melihat permasalahan di berbagai bidang
yang diangkat oleh Bung Ras. Tanpa penggambaran yang jelas dan tepat lewat
penokohannya, angan-angan beliau untuk menunjukkan permasalahan tersebut tidak akan
tercapai. Maka pada cerita pendek Air ini, beliau menulis cerita pendeknya sedemikian rupa
sehingga suasana kehidupan di kota Harmoni terasa realistis oleh para pembaca. Media yang
digunakan Bung Ras untuk menyempurnakan cerita pendeknya adalah gambaran profil
tokoh. Gambaran profil tokoh yang digunakan beliau pun tak tanggung-tanggung, meliputi
dimensi fisiologis (penampakan), dimensi sosiologis, dan dimensi psikologis secara lengkap
Tentunya dimensi tersebut memperjelas realita kehidupan Harmoni yang ingin diangkat Bung
Ras.
   Pada cerita pendek ini, Bung Ras memfokuskan fenomena sosial yang ingin diangkat dan
salah satunya adalah masalah air bersih di kawasan ibu kota Jakarta, tepatnya di Harmoni
yang merupakan kawasan elit. Untuk memperjelas realita bahwa Harmoni merupakan
kawasan elit namun tetap tersinkron pada fenomena air bersih, Bung Ras mencoba
menyisipkan gambaran profil tokoh dengan dimensi sosiologis. Dimensi sosiologis ini
tergambar pada kutipan cerita pendek (Siregar, 1987: 28) berikut ini


                 Beberapa tahun yang lalu, aku pernah tinggal di daerah
                 Kemayoran. Airnya setetes-setetes. Kalau aku mandi lebih
                 dari lima gayung, induk semangku akan bermuka masam.
                 Lantas, ketika aku pindah ke Petojo, airnya mengucur
                 sebesar kencing monyet. Tapi tetap, jika aku mandi lebih
                 dari lima gayung, induk semangku akan mengomel panjang.
                 Katanya air mahal! Ketika aku tinggal di Grogol hanya
                 mandi dengan air sumur. Coklatnya memang tidak secoklat
                 Kali Ciliwung. Gerutuan tetap saja sama. Air mahal!
                 Maksudnya tentu air minum! Lebih dari itu, mereka merasa
iri dengan orang yang sudah hidup dengan air ledeng.
                 Kecuali daerah elite Menteng dan Kebayoran Baru, semua
                 orang menggerutu tentang air.

Dari kutipan tersebut, Bung Ras mencoba menggambarkan peranan dan aktivitas sosial tokoh
dengan dimensi sosiologis tersebut. Tidak hanya sekedar mencoba menggambarkan, kutipan
tersebut juga serta merta memperlihatkan kita pada realita bahwa setelah sekitar 20 tahun
Indonesia merdeka pun, di daerah ibukota Jakarta saja masih banyak orang hidup tanpa air
ledeng mengaliri. Merupakan penggambaran situasi saat itu yang sangat baik.
  Penggambaran situasi dengan baik dilakukan lagi oleh Bung Ras saat membahas pengaruh
air bersih itu sendiri pada kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut kutipan cerita pendek Air
karya Ras Siregar (1987: 29)


                 Indonesia penuh dengan air. Tapi akhirnya diharuskan
                 membeli air dari pemikul-pemikul dengan harga tinggi. Ini
                 pun biasa! Seperti harga barang naik, mulanya menggerutu,
                 protes kiri dan kanan, akhirnya protes itu ditelan keprotesan
                 massa. Lantas jadi biasa.

Dimensi sosiologis kembali digunakan Bung Ras pada kutipan di atas. Dimensi tersebut
terlihat pada kehidupan pribadi dan aktivitas masyarakat saat memberikan kontra pada
fenomena ini. Melalui kutipan di atas, pembaca dapat mengetahui bagaimana dampak
permasalahan air bersih ini pada masyarakat Indonesia. Masyarakat yang memberi protes
kontra pada akhirnya harus menelan kenyataan dan membiasakan diri. Realita masalah air
bersih di era 1960-an pun makin terkuak dengannya.
  Penggambaran realita dampak masalah air bersih dipaparkan Bung Ras tidak hanya
dilakukan lewat dimensi sosiologis tokoh saja, juga lewat dimensi lainnya yaitu dimensi
psikologis. Dimensi psikologis tersebut disisipkan dengan baik oleh beliau pada kutipan
berikut

                 Ketika aku pulang dari kantor, kudengar isteri rekan serumah
                 dan isteriku sedang bertengkar.
                 “Kamu, sih, buka air besar-besar!” bentak istri rekan.
                 “Habis!”
                 “Habis apa? Mandi semaunya! Make air sesukanya!”
                 “Bayarnya sama saja,” balas isteriku kalam.
                 “Mentang-mentang suamimu mampu!”
                 …
“Terlalu! Make air semaunya! Kalau sudah distop, eh-eh,
                 malah sok tenang!” gerutu isteri rekan dengan berani.
                 “Kalian yang mandi berapa? Kami kan hanya berdua! Tapi,
                 bayaran jumlah kamu semua dan kami berdua, yah sama
                 saja! Jadi, yang royal itu, bukan kami,” kataku kalam
                 (Siregar, 1987: 35 – 36).

Temperamen, mentalitas, perasaan, dan sikap tokoh yang menjadi bagian dimensi psikologis
tergambar sempurna pada kutipan ini. Kutipan tersebut membantu kita untuk bernalar bahwa
pada lingkup yang lebih kecil, masalah air bersih ini pun dapat memicu pertengkaran atau
kebersitegangan antar masyarakat. Temperamen yang tinggi memberikan penggambaran
pada pembaca bagaimana perasaan tertekan akan keadaan oleh masyarakat akibat
permasalahan air bersih ini. Kali ini, Bung Ras menggambarkan situasi pada saat itu secara
implisit atau tidak langsung. Artinya, beliau menyampaikan maksud penulisannya secara
tersirat namun dengan tetap tidak mengurangi nilai estetika pada cerita pendeknya.
  Selain percik tengkar permasalahan air bersih di atas, Bung Ras juga memperlihatkan
realita lainnya yaitu adanya kesenjangan sosial di masa itu. Kali ini Bung Ras menggunakan
kombinasi dimensi antara sosiologis dan psikologis untuk membantu penyampaian maksud
tulisannya. Berikut kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 31 – 32)


                 …. Terkadang kami pernah berdebat soal penggunaan
                 kaporit dan pemakaiannya. Tapi aku merasa tidak senang
                 sebab dia sendiri tidak tahu, apa dan bagaimana kegunaan
                 kaporit. Dia tak tahu soal kaporit tetapi mengajak berdebat
                 soal kaporit. Dan dari nada debatnya, aku melihat watak
                 berikutnya. Ia kini merasa telah punya segala, berarti ia
                 boleh bicara tentang apa saja.

                 …

                 Sejak itu sikapku kepadanya dingin saja. Aku berusaha
                 menghindarkan pertemuan dan percakapan dengannya
                 karena pembicaraannya akan lebih banyak merupakan
                 percakapan sok kuasa.

Dari kutipan tersebut, kita dapat memahami bahwa maksud penulisan Bung Ras adalah
kesenjangan sosial dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Secara rinci,
kesenjangan sosial (dimensi sosiologis) yang dimaksud dalam kutipan ini meliputi status
sosial –si kaya dan si miskin– dan kehidupan sosial lewat interaksi sosial. Sedangkan pada
dimensi psikologis, Bung Ras secara implisit mengkondisikan tokoh pada mentalitas, norma
dan nilai, serta temperamen. Pada saat kedua dimensi tersebut dikombinasikan, pembaca
dapat melihat dengan jelas dan alami kesenjangan sosial tersebut sebagai suatu realita.
Merupakan penggambaran dunia sosial yang sangat baik.
  Di samping penggunaan dimensi sosiologis dan psikologis, Bung Ras tak lupa
mengikutsertakan dimensi fisiologis pada gambaran profil tokoh. Hal ini dimanfaatkan beliau
untuk memperjelas realitas yang ingin diangkatnya. Berikut kutipan bukti penggunaan
dimensi fisiologis (Siregar, 1987: 33)


                  Isteriku merengut. Wajahnya penuh kekesalan akan
                  ketidakadilan   sedangkan     aku     tenang-tenang saja.
                  Rencananya untuk membeli kain putih bakal persiapan
                  kehadiran penghuni baru jadi pudar oleh air.

Dari kutipan tersebut, dimensi fisiologis tokoh disampaikan Bung Ras secara eksplisit. Hal
ini dilihat dari pemaparan raut wajah dan jenis kelamin tokoh. Dimensi fisiologis ini juga
digunakan beliau pada kutipan cerita pendek lainnya (Siregar, 1987: 36) yang
menyatakan,”Dari wajah mereka aku dapat menduga bahwa mereka kehilangan segala.”
Realita yang ingin disampaikan Bung Ras pun makin mudah diterima pembaca.
  Selain memperlihatkan fenomena air bersih dan kesenjangan sosial, Bung Ras lewat cerita
pendeknya ini juga mencoba menyampaikan bagaimana kondisi kehidupan keluarga di era
1960-an, tepatnya di kawasan Harmoni. Agar maksud penulisan tersampaikan dengan baik
pada pembaca, beliau kembali menggunakan dimensi sosiologis pada tokoh. Berikut kutipan
cerita pendek Air untuk dimensi sosiologis pada fenomena kehidupan keluarga (Siregar,
1987: 30)


                  Kemudian keluarga bertambah. Aku kawin. Rekan serumah
                  didatangi penghuni baru, si bayi. Jadi, kini anaknya delapan.
                  Ditambah ayah dan ibu anak-anaknya itu, berarti mereka
                  punya sepuluh jiwa. Dua belas jiwa ditambah jiwaku dan
                  isteriku. Sewa bertambah menjadi tiga ratus perak. Dan tetap
                  separuh seorang karena masing-masing merasa sebagai
                  kepala keluarga. Namun air tetap mengalir deras.

Dari kutipan tersebut, terpaparkan dengan baik bahwa pada kehidupan keluarga tokoh „Aku„
sempat memiliki keresahan tersendiri di awal pernikahannya. Keresahannya ini disulut oleh
naiknya harga sewa rumah yang jika dibandingkan pendapatannya menjadi tidak seimbang.
”Sewanya 250 perak bagi dua per bulan. Sebesar honorarium sebuah cerita pendek.“, tulis
Bung Ras pada cerita pendeknya (Siregar, 1987: 30). Kutipan tersebut menjadi bukti
perbandingan pendapatan oleh tokoh „Aku‟ sebelum kenaikan harga sewa.
  Namun, di penghujung cerita pendek „Air‟ ini memiliki sedikit kejanggalan. Kejanggalan
ini terdapat pada tahap penyelesaian konflik cerita pendek. Tertulis pada cerita pendek


                 Diam-diam, di suatu hari, aku menghadap ke seorang teman
                 yang bekerja di perusahaan air minum itu. Dengan
                 perantaranya maka segel dibuka. Lalu di sore hari yang sepi,
                 air pun mengucur kembali (Siregar, 1987: 37).

Bila dinalar menurut realita, akan lebih baik jika si tokoh ‟Aku„ lebih cepat menemui
temannya di perusahaan air minum itu. Bukan malah menunggu waktu berlalu sedemikian
lamanya. “Dua bulan akhirnya lewat.” tulis Bung Ras (Siregar, 1987: 37). Kejanggalan ini
juga serta merta menutup cerita pendek ini dengan kurang menarik dan dapat saja membuat
pembaca merasa kecewa akan alur cerita yang dipasang beliau pada cerita pendek ini.
  Dari uraian di atas, dapat diketahui secara keseluruhan penulisan dan penceritaan konflik
sesuai kenyataan pada cerita pendek Air karya Ras Siregar ini terbilang baik. Hanya saja pada
akhir cerita terdapat sedikit kejanggalan yang dapat membuat pembaca merasa kecewa.
Lewat cerita pendeknya ini, Bung Ras mengangkat permasalahan sosial yang dialami
masyarakat Indonesia di era 1960an meliputi masalah air bersih, kesenjangan sosial, dan
kehidupan berkeluarga. Ketiga fokus fenomena ini merujuk pada proses sistem perencanaan
pembangunan sosial yang pada tahun 1960an (era Orde Lama) tersendat-sendat. Perencanaan
pembangunan sosial yang tersendat ini membawa ekonomi Indonesia pada titik yang paling
suram (http://dhanusoftware.blogspot.com/2012/06/jelaskan-strategi-dan-pembangunan.html,
diunduh pada 17 Februari 2013). Diharapkan lewat cerita pendek ini nantinya oleh pembaca
dapat dilihat kembali pengalaman Indonesia di era 1960an. Pengalaman ini selanjutnya dapat
dipelajari dan diambil positifnya serta diaplikasikan pada kehidupan mendatang.


Kusuma, Dhanu. 2012. ”Jelaskan strategi dan pembangunan nasional indonesia dari masa
    sesudah kemerdekaan sampai reformasi”. http://dhanusoftware.blogspot.com/2012/06/
    jelaskan-strategi-dan-pembangunan.html diunduh pada 17 Februari 2013

Contenu connexe

Plus de Vanny Andriani Huang

Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptHalogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptVanny Andriani Huang
 
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinHalogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinVanny Andriani Huang
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisVanny Andriani Huang
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptVanny Andriani Huang
 
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaG30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaVanny Andriani Huang
 
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Vanny Andriani Huang
 
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Vanny Andriani Huang
 
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Vanny Andriani Huang
 
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Vanny Andriani Huang
 

Plus de Vanny Andriani Huang (19)

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha
Dialog Antar Umat Beragama-BuddhaDialog Antar Umat Beragama-Buddha
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha
 
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin pptHalogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
Halogen- Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin ppt
 
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan AstatinHalogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
Halogen-Fluorin Klorin Bromin Iodin dan Astatin
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan HarmonisMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis
 
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis pptMemperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
Memperjuangkan Lingkungan Hidup yang Indah dan Harmonis ppt
 
Mata
MataMata
Mata
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaG30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
 
The Invention of Hugo Cabret
The Invention of Hugo CabretThe Invention of Hugo Cabret
The Invention of Hugo Cabret
 
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
Pengaruh Faktor Eksternal Jenis Air dan Massa Tanah terhadap Pertumbuhan Kaca...
 
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
Pengaruh Bahan Penyedap Sodium Glutamat terhadap Emosi Murid SMA Xaverius 1 P...
 
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
Pengaruh Bahan Penyedap Monosodium Glutamat terhadap Emosi Murid di SMA Xaver...
 
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Taj...
 
Resensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera BianglalaResensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera Bianglala
 
Isme-isme dari Seluruh Dunia
Isme-isme dari Seluruh DuniaIsme-isme dari Seluruh Dunia
Isme-isme dari Seluruh Dunia
 
Titrasi
TitrasiTitrasi
Titrasi
 
Koloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek TyndallKoloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek Tyndall
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Mata
MataMata
Mata
 

Dernier

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Dernier (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Kritik Mimetik Cerpen Harmoni: Harmoni di Era 1960

  • 1. Harmoni di Era 1960 karya: Vanny Andriani Judul : Air Karya : Ras Siregar Penerbit : PT Pustaka Karya Grafika Utama Tempat Terbit : Jakarta Tahun Terbit : 1987 (cetakan kedua) Air merupakan karya pertama sastrawan Ras Siregar lewat kumpulan cerita pendeknya, Harmoni. Lewat karyanya ini, kita dapat banyak melihat permasalahan di berbagai bidang yang diangkat oleh Bung Ras. Tanpa penggambaran yang jelas dan tepat lewat penokohannya, angan-angan beliau untuk menunjukkan permasalahan tersebut tidak akan tercapai. Maka pada cerita pendek Air ini, beliau menulis cerita pendeknya sedemikian rupa sehingga suasana kehidupan di kota Harmoni terasa realistis oleh para pembaca. Media yang digunakan Bung Ras untuk menyempurnakan cerita pendeknya adalah gambaran profil tokoh. Gambaran profil tokoh yang digunakan beliau pun tak tanggung-tanggung, meliputi dimensi fisiologis (penampakan), dimensi sosiologis, dan dimensi psikologis secara lengkap Tentunya dimensi tersebut memperjelas realita kehidupan Harmoni yang ingin diangkat Bung Ras. Pada cerita pendek ini, Bung Ras memfokuskan fenomena sosial yang ingin diangkat dan salah satunya adalah masalah air bersih di kawasan ibu kota Jakarta, tepatnya di Harmoni yang merupakan kawasan elit. Untuk memperjelas realita bahwa Harmoni merupakan kawasan elit namun tetap tersinkron pada fenomena air bersih, Bung Ras mencoba menyisipkan gambaran profil tokoh dengan dimensi sosiologis. Dimensi sosiologis ini tergambar pada kutipan cerita pendek (Siregar, 1987: 28) berikut ini Beberapa tahun yang lalu, aku pernah tinggal di daerah Kemayoran. Airnya setetes-setetes. Kalau aku mandi lebih dari lima gayung, induk semangku akan bermuka masam. Lantas, ketika aku pindah ke Petojo, airnya mengucur sebesar kencing monyet. Tapi tetap, jika aku mandi lebih dari lima gayung, induk semangku akan mengomel panjang. Katanya air mahal! Ketika aku tinggal di Grogol hanya mandi dengan air sumur. Coklatnya memang tidak secoklat Kali Ciliwung. Gerutuan tetap saja sama. Air mahal! Maksudnya tentu air minum! Lebih dari itu, mereka merasa
  • 2. iri dengan orang yang sudah hidup dengan air ledeng. Kecuali daerah elite Menteng dan Kebayoran Baru, semua orang menggerutu tentang air. Dari kutipan tersebut, Bung Ras mencoba menggambarkan peranan dan aktivitas sosial tokoh dengan dimensi sosiologis tersebut. Tidak hanya sekedar mencoba menggambarkan, kutipan tersebut juga serta merta memperlihatkan kita pada realita bahwa setelah sekitar 20 tahun Indonesia merdeka pun, di daerah ibukota Jakarta saja masih banyak orang hidup tanpa air ledeng mengaliri. Merupakan penggambaran situasi saat itu yang sangat baik. Penggambaran situasi dengan baik dilakukan lagi oleh Bung Ras saat membahas pengaruh air bersih itu sendiri pada kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 29) Indonesia penuh dengan air. Tapi akhirnya diharuskan membeli air dari pemikul-pemikul dengan harga tinggi. Ini pun biasa! Seperti harga barang naik, mulanya menggerutu, protes kiri dan kanan, akhirnya protes itu ditelan keprotesan massa. Lantas jadi biasa. Dimensi sosiologis kembali digunakan Bung Ras pada kutipan di atas. Dimensi tersebut terlihat pada kehidupan pribadi dan aktivitas masyarakat saat memberikan kontra pada fenomena ini. Melalui kutipan di atas, pembaca dapat mengetahui bagaimana dampak permasalahan air bersih ini pada masyarakat Indonesia. Masyarakat yang memberi protes kontra pada akhirnya harus menelan kenyataan dan membiasakan diri. Realita masalah air bersih di era 1960-an pun makin terkuak dengannya. Penggambaran realita dampak masalah air bersih dipaparkan Bung Ras tidak hanya dilakukan lewat dimensi sosiologis tokoh saja, juga lewat dimensi lainnya yaitu dimensi psikologis. Dimensi psikologis tersebut disisipkan dengan baik oleh beliau pada kutipan berikut Ketika aku pulang dari kantor, kudengar isteri rekan serumah dan isteriku sedang bertengkar. “Kamu, sih, buka air besar-besar!” bentak istri rekan. “Habis!” “Habis apa? Mandi semaunya! Make air sesukanya!” “Bayarnya sama saja,” balas isteriku kalam. “Mentang-mentang suamimu mampu!” …
  • 3. “Terlalu! Make air semaunya! Kalau sudah distop, eh-eh, malah sok tenang!” gerutu isteri rekan dengan berani. “Kalian yang mandi berapa? Kami kan hanya berdua! Tapi, bayaran jumlah kamu semua dan kami berdua, yah sama saja! Jadi, yang royal itu, bukan kami,” kataku kalam (Siregar, 1987: 35 – 36). Temperamen, mentalitas, perasaan, dan sikap tokoh yang menjadi bagian dimensi psikologis tergambar sempurna pada kutipan ini. Kutipan tersebut membantu kita untuk bernalar bahwa pada lingkup yang lebih kecil, masalah air bersih ini pun dapat memicu pertengkaran atau kebersitegangan antar masyarakat. Temperamen yang tinggi memberikan penggambaran pada pembaca bagaimana perasaan tertekan akan keadaan oleh masyarakat akibat permasalahan air bersih ini. Kali ini, Bung Ras menggambarkan situasi pada saat itu secara implisit atau tidak langsung. Artinya, beliau menyampaikan maksud penulisannya secara tersirat namun dengan tetap tidak mengurangi nilai estetika pada cerita pendeknya. Selain percik tengkar permasalahan air bersih di atas, Bung Ras juga memperlihatkan realita lainnya yaitu adanya kesenjangan sosial di masa itu. Kali ini Bung Ras menggunakan kombinasi dimensi antara sosiologis dan psikologis untuk membantu penyampaian maksud tulisannya. Berikut kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 31 – 32) …. Terkadang kami pernah berdebat soal penggunaan kaporit dan pemakaiannya. Tapi aku merasa tidak senang sebab dia sendiri tidak tahu, apa dan bagaimana kegunaan kaporit. Dia tak tahu soal kaporit tetapi mengajak berdebat soal kaporit. Dan dari nada debatnya, aku melihat watak berikutnya. Ia kini merasa telah punya segala, berarti ia boleh bicara tentang apa saja. … Sejak itu sikapku kepadanya dingin saja. Aku berusaha menghindarkan pertemuan dan percakapan dengannya karena pembicaraannya akan lebih banyak merupakan percakapan sok kuasa. Dari kutipan tersebut, kita dapat memahami bahwa maksud penulisan Bung Ras adalah kesenjangan sosial dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Secara rinci, kesenjangan sosial (dimensi sosiologis) yang dimaksud dalam kutipan ini meliputi status sosial –si kaya dan si miskin– dan kehidupan sosial lewat interaksi sosial. Sedangkan pada
  • 4. dimensi psikologis, Bung Ras secara implisit mengkondisikan tokoh pada mentalitas, norma dan nilai, serta temperamen. Pada saat kedua dimensi tersebut dikombinasikan, pembaca dapat melihat dengan jelas dan alami kesenjangan sosial tersebut sebagai suatu realita. Merupakan penggambaran dunia sosial yang sangat baik. Di samping penggunaan dimensi sosiologis dan psikologis, Bung Ras tak lupa mengikutsertakan dimensi fisiologis pada gambaran profil tokoh. Hal ini dimanfaatkan beliau untuk memperjelas realitas yang ingin diangkatnya. Berikut kutipan bukti penggunaan dimensi fisiologis (Siregar, 1987: 33) Isteriku merengut. Wajahnya penuh kekesalan akan ketidakadilan sedangkan aku tenang-tenang saja. Rencananya untuk membeli kain putih bakal persiapan kehadiran penghuni baru jadi pudar oleh air. Dari kutipan tersebut, dimensi fisiologis tokoh disampaikan Bung Ras secara eksplisit. Hal ini dilihat dari pemaparan raut wajah dan jenis kelamin tokoh. Dimensi fisiologis ini juga digunakan beliau pada kutipan cerita pendek lainnya (Siregar, 1987: 36) yang menyatakan,”Dari wajah mereka aku dapat menduga bahwa mereka kehilangan segala.” Realita yang ingin disampaikan Bung Ras pun makin mudah diterima pembaca. Selain memperlihatkan fenomena air bersih dan kesenjangan sosial, Bung Ras lewat cerita pendeknya ini juga mencoba menyampaikan bagaimana kondisi kehidupan keluarga di era 1960-an, tepatnya di kawasan Harmoni. Agar maksud penulisan tersampaikan dengan baik pada pembaca, beliau kembali menggunakan dimensi sosiologis pada tokoh. Berikut kutipan cerita pendek Air untuk dimensi sosiologis pada fenomena kehidupan keluarga (Siregar, 1987: 30) Kemudian keluarga bertambah. Aku kawin. Rekan serumah didatangi penghuni baru, si bayi. Jadi, kini anaknya delapan. Ditambah ayah dan ibu anak-anaknya itu, berarti mereka punya sepuluh jiwa. Dua belas jiwa ditambah jiwaku dan isteriku. Sewa bertambah menjadi tiga ratus perak. Dan tetap separuh seorang karena masing-masing merasa sebagai kepala keluarga. Namun air tetap mengalir deras. Dari kutipan tersebut, terpaparkan dengan baik bahwa pada kehidupan keluarga tokoh „Aku„ sempat memiliki keresahan tersendiri di awal pernikahannya. Keresahannya ini disulut oleh naiknya harga sewa rumah yang jika dibandingkan pendapatannya menjadi tidak seimbang.
  • 5. ”Sewanya 250 perak bagi dua per bulan. Sebesar honorarium sebuah cerita pendek.“, tulis Bung Ras pada cerita pendeknya (Siregar, 1987: 30). Kutipan tersebut menjadi bukti perbandingan pendapatan oleh tokoh „Aku‟ sebelum kenaikan harga sewa. Namun, di penghujung cerita pendek „Air‟ ini memiliki sedikit kejanggalan. Kejanggalan ini terdapat pada tahap penyelesaian konflik cerita pendek. Tertulis pada cerita pendek Diam-diam, di suatu hari, aku menghadap ke seorang teman yang bekerja di perusahaan air minum itu. Dengan perantaranya maka segel dibuka. Lalu di sore hari yang sepi, air pun mengucur kembali (Siregar, 1987: 37). Bila dinalar menurut realita, akan lebih baik jika si tokoh ‟Aku„ lebih cepat menemui temannya di perusahaan air minum itu. Bukan malah menunggu waktu berlalu sedemikian lamanya. “Dua bulan akhirnya lewat.” tulis Bung Ras (Siregar, 1987: 37). Kejanggalan ini juga serta merta menutup cerita pendek ini dengan kurang menarik dan dapat saja membuat pembaca merasa kecewa akan alur cerita yang dipasang beliau pada cerita pendek ini. Dari uraian di atas, dapat diketahui secara keseluruhan penulisan dan penceritaan konflik sesuai kenyataan pada cerita pendek Air karya Ras Siregar ini terbilang baik. Hanya saja pada akhir cerita terdapat sedikit kejanggalan yang dapat membuat pembaca merasa kecewa. Lewat cerita pendeknya ini, Bung Ras mengangkat permasalahan sosial yang dialami masyarakat Indonesia di era 1960an meliputi masalah air bersih, kesenjangan sosial, dan kehidupan berkeluarga. Ketiga fokus fenomena ini merujuk pada proses sistem perencanaan pembangunan sosial yang pada tahun 1960an (era Orde Lama) tersendat-sendat. Perencanaan pembangunan sosial yang tersendat ini membawa ekonomi Indonesia pada titik yang paling suram (http://dhanusoftware.blogspot.com/2012/06/jelaskan-strategi-dan-pembangunan.html, diunduh pada 17 Februari 2013). Diharapkan lewat cerita pendek ini nantinya oleh pembaca dapat dilihat kembali pengalaman Indonesia di era 1960an. Pengalaman ini selanjutnya dapat dipelajari dan diambil positifnya serta diaplikasikan pada kehidupan mendatang. Kusuma, Dhanu. 2012. ”Jelaskan strategi dan pembangunan nasional indonesia dari masa sesudah kemerdekaan sampai reformasi”. http://dhanusoftware.blogspot.com/2012/06/ jelaskan-strategi-dan-pembangunan.html diunduh pada 17 Februari 2013