SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
VI. MENENTUKAN LOKASI KERUSAKAN KABEL
DENGAN GELOMBANG BERDIRI
I. TUJUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Memahami penerapan riil dari gelombang berdiri di saluran transmisi.
II. Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Menentukan lokasi kerusakan saluran koasial terbuka.
2. Menentukan lokasi kerusakan saluran koaksial terhubungsingkat.
3. Menghitung delay pasa pada saluran koaksial
II. LANDASAN TEORI
Ada dua kemungkinan yang disebut kabel rusak, yaitu kabel terputus pada jarak
tertentu atau kabel hubung singkat pada jarak tertentu. Dengan kondisi ini, maka
dipastikan di sepanjang kabel yang mengalami kerusakan tersebut akan terjadi
gelombang berdiri, dimana pola gelombang berdiri yang terjadi bergantung pada jenis
kerusakan kabel, putus atau hubung singkat.
Jika kabel putus, maka pada lokasi putusnya kabel akan muncul tegangan
maksimum dan sebagai akibatnya tegangan di awal kabel menjadi drop atau minimum.
Terjadinya drop tegangan di awal kabel atau saluran memberikan informasi bahwa di
kabel terjadi kerusakan. Formasi gelombang berdiri ini dapat dipergunakan untuk
menentukan lokasi kerusakan kabel tersebut. Formasi gelombang berdiri yang
memiliki ujungnya tegangan maksimum dan ujung lainnya tegangan minimum
dinamakan formasi atau distribusi
4
λ . Drop tegangan di awal kabel tidak akan
muncul di semua frekuensi akan tetapi di frekuensi-frekuensi tertentu saja yang tepat
memenuhi panjang kabel
4
λ atau kelipatan ganjil dari
4
λ bagi frekuensi-frekuensi
tersebut. Informasi pada frekuensi berapa saja munculnya tegangan drop di awal
saluran, dapat digunakan untuk menghitung lokasi putusnya kabel dari awal kabel dekat
sumber.
Misalnya tegangan minimum yang pertama terjadi pada frekuensi 1f , lalu
ketika frekuensi generator dinaikkan lagi sampai terukur di awal saluran tegangan
minimum lagi (sebut saja di frekuensi 2f ) dan seterusnya. Kemudian dicari harga
rata-rata dari frekuensi-frekuensi tersebut (harga rata-rata itu 1f∆ ).
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-1
Jika kabel hubung singkat, maka pada lokasi putusnya kabel akan muncul
tegangan minimum dan sebagai akibatnya tegangan di awal kabel menjadi drop atau
minimum. Terjadinya drop tegangan di awal kabel atau saluran memberikan informasi
bahwa di kabel terjadi kerusakan. Formasi gelombang berdiri ini dapat dipergunakan
untuk menentukan lokasi kerusakan kabel tersebut. Formasi gelombang berdiri yang
memiliki ujungnya tegangan minimum dan ujung lainnya tegangan minimum
dinamakan formasi atau distribusi
2
λ . Dalam kondisi ini juga sama, bahwa drop
tegangan di awal kabel tidak akan muncul di semua frekuensi akan tetapi di frekuensi-
frekuensi tertentu saja yang tepat memenuhi panjang kabel
2
λ atau kelipatan dari
2
λ
bagi frekuensi-frekuensi tersebut. Informasi pada frekuensi berapa saja munculnya
tegangan drop di awal saluran, dapat digunakan untuk menghitung lokasi hubung
singkatnya kabel dari awal kabel dekat sumber.
Misalnya tegangan minimum yang pertama terjadi pada frekuensi 1f ’, lalu
ketika frekuensi generator dinaikkan lagi sampai terukur di awal saluran tegangan
minimum lagi (sebut saja di frekuensi 2f ’) dan seterusnya. Kemudian dicari harga
rata-rata dari frekuensi-frekuensi tersebut (harga rata-rata itu 'f1∆ ).
Untuk mendapatkan hasil akurat, pengukuran frekuensi-frekuensi munculnya
tegangan drop, dilakukan di dua sisi, yaitu sisi pengirim atau sumber dan sisi penerima.
Sehingga diperoleh 2f∆ dan 'f2∆
Lokasi dari kerusakan kabel (lokasi kabel terbuka) tersebut dari awal saluran
adalah :
)meter(l.
ff
f
L tot
21
2
F
∆+∆
∆
= (6.1)
Dan
)meter(l.
'f'f
'f
L tot
21
2
F
∆+∆
∆
=
(6.2)
Dengan :
1f∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika
pengukuran dilakukan di awal sumber pada saat terjadi kabel putus.
2f∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika
pengukuran dilakukan di awal penerima pada saat terjadi kabel putus.
'f1∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika
pengukuran dilakukan di awal sumber pada saat terjadi kabel hubungsingkat.
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-2
'f2∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika
pengukuran dilakukan di awal penerima pada saat terjadi kabel hubung singkat.
Delay fasa adalah suatu pergeseran fasa antara keluaran dan masukan tegangan
pada suatu kabel koaksial yang dinyatakan pada frekuensi tertentu. Delay fasa diukur
ketika saluran diterminasi impedansi karakteristiknya.
III. DIAGRAM RANGKAIAN
Gambar 6.1 (a) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di awal
saluran ketika saluran terbuka
Gambar 6.1 (b) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di ujung
saluran ketika saluran terbuka
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-3
Gambar 6.2 (a) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di awal
saluran ketika saluran terhubung singkat
Gambar 6.2 (b) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di ujung
saluran ketika saluran terhubungsingkat
Gambar 6.3 Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di
awal dan di ujung saluran ketika saluran diterminasi beban match
III. PERALATAN DAN KOMPONEN
1. Generator fungsi 50 Ω : 1 buah
2. Kabel konektor, BNC/BNC : 1 buah
3. Resistor terminasi 60 Ω : 1 buah
4. Saluran koaksial 50 meter : 2 buah
5. Plugs dan jumper : 1 set
6. Multimeter : 1 buah
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-4
IV. LANGKAH PERCOBAAN
A. Untuk kasus kabel putus pada jarak 75 meter dari sumber
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.1 (a) dengan membuka saluran pada
jarak 75 m dari awal saluran. Kemudian pasang tegangan V1 pada awal saluran
dengan frekuensi awal 10 KHz dan level 2 Vpp lalu naikkan frekuensi sampai
harga minimum pertama muncul (dalam orde mV) lalu ulangi sampai 4 kali
tegangan minimum terukur.
2. Catat frekuensi-frekuensi tersebut beserta tegangan minimumnya.
3. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut
( 1f∆ ).
4. Ubahlah rangkaian seperti gambar 6.1 (b) dan pasang tegangan pada ujung
saluran V2 sebesar 2 Vpp pada frekuensi 10 KHz dan lakukan seperti langkah 1
dan 2.
5. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut
( 2f∆ ).
6. Hitung lokasi kerusakan kabel (akibat kabel terbuka) : yaitu dengan
menggunakan persamaan (6.1).
B. Untuk kasus kabel hubungsingkat pada jarak 75 meter dari sumber
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.2 (a) dengan menghubungsingkat
saluran pada jarak 75 m dari awal saluran. Kemudian pasang tegangan V1 pada
awal saluran dengan frekuensi awal 10 KHz dan level 2 Vpp lalu naikkan
frekuensi sampai harga minimum pertama muncul (dalam orde mV) lalu
ulangi sampai 4 kali tegangan minimum terukur.
2. Catat frekuensi-frekuensi tersebut beserta tegangan minimumnya.
3. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut
( 1f∆ ’).
4. Ubahlah rangkaian seperti gambar 6.2 (b) dan pasang tegangan pada ujung
saluran V2 sebesar 2 Vpp pada frekuensi 10 KHz dan lakukan seperti langkah 1
dan 2.
5. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut
( 2f∆ ’).
6. Hitung lokasi kerusakan kabel (akibat kabel hubungsingkat) : yaitu dengan
menggunakan persamaan (6.2).
C. Mengukur Delay Fasa
Ganti rangkaian seperti gambar 6.3 dan kemudian ukur pergeseran phasa antara
masukan dan keluaran pada frekuensi 1 MHz jika input di awal saluran 2 Vpp
dimana saluran diterminasi impedansi beban 60 Ω.
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-5
V. REFERENSI :
1. Lehr dan Messgerate, “Measurement on Coaxial Transmission Lines”, Lucas
Nulle, TAT. 5/10.
VI. HASIL PERCOBAAN :
Bagian A
Langkah 1 sampai 3
Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum (Supply di awal saluran)
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-6
U1
O dB
MHz10 KHz
Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz
=∆ 1f = MHz
Langkah 4 sampai 5
Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum (Supply di ujung saluran)
Langkah 6
Lokasi kerusakan kabel :
=×
∆+∆
∆
= total
2
_
1
_
_
2
f L
ff
f
L
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-7
U2
O dB
MHz10 KHz
Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz
=∆ 2f = MHz
=...............m
Bagian B
Langkah 1 sampai 3
Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum saat short circuit (Supply di awal saluran)
Langkah 4 dan 5
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-8
U1
O dB
MHz10 KHz
Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz
=∆ 1f = MHz
Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum saat short circuit (Supply di ujung saluran)
Langkah 6
Lokasi kerusakan kabel :
=×
∆+∆
∆
= total
2
_
1
_
_
2
f L
ff
f
L
Bagian C
Mengukur delay phasa :
Delay phasa pada frekuensi 1 MHz adalah …………………..°
VII. ANALISIS
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-9
U2
O dB
MHz10 KHz
Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz
=∆ 2f = MHz
=...............m
VIII. KESIMPULAN
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-10
LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-11

Contenu connexe

Tendances

Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus SearahSumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searahpipinpurwanto
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Samantars17
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Ajir Aja
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCGredi Arga
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak baliktsamarul
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak BalikSumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balikpipinpurwanto
 
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )Ismail Musthofa
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACGredi Arga
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrikAlqharomi
 
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC Converters
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC ConvertersEffect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC Converters
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC ConvertersUniv of Jember
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformatorNita ManganDa
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searahSimon Patabang
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiMuhammad Amal
 

Tendances (20)

Makalah eldas 2
Makalah eldas 2Makalah eldas 2
Makalah eldas 2
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus SearahSumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balik
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak BalikSumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
 
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
 
Ppt modul 30
Ppt modul 30Ppt modul 30
Ppt modul 30
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi AC
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
 
Pertemuan 12
 Pertemuan 12 Pertemuan 12
Pertemuan 12
 
Ppt modul 10
Ppt modul 10Ppt modul 10
Ppt modul 10
 
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC Converters
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC ConvertersEffect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC Converters
Effect Of Source Inductance On The Performance Of AC to DC Converters
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformator
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 

Similaire à Praktikum 6 print

Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir Abduh
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir AbduhGangguan kabel bawah tanah-Syamsir Abduh
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir AbduhTrisakti University
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaRiyanAdita
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOModal Holong Education
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurRizki Annisa
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  79921060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799Fahmi Rahman
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
Hukum induksi-faraday1
Hukum induksi-faraday1Hukum induksi-faraday1
Hukum induksi-faraday1ahmad_islam
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01Rianda Ecoel
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformermustazha
 

Similaire à Praktikum 6 print (20)

Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir Abduh
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir AbduhGangguan kabel bawah tanah-Syamsir Abduh
Gangguan kabel bawah tanah-Syamsir Abduh
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
 
Hukum faraday
Hukum faraday Hukum faraday
Hukum faraday
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 
Laporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronikaLaporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronika
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  79921060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Hukum induksi-faraday1
Hukum induksi-faraday1Hukum induksi-faraday1
Hukum induksi-faraday1
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
Dioda tunel
Dioda tunelDioda tunel
Dioda tunel
 
radio komunikasi
radio komunikasiradio komunikasi
radio komunikasi
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 

Dernier (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Praktikum 6 print

  • 1. VI. MENENTUKAN LOKASI KERUSAKAN KABEL DENGAN GELOMBANG BERDIRI I. TUJUAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami penerapan riil dari gelombang berdiri di saluran transmisi. II. Tujuan Pembelajaran Khusus : 1. Menentukan lokasi kerusakan saluran koasial terbuka. 2. Menentukan lokasi kerusakan saluran koaksial terhubungsingkat. 3. Menghitung delay pasa pada saluran koaksial II. LANDASAN TEORI Ada dua kemungkinan yang disebut kabel rusak, yaitu kabel terputus pada jarak tertentu atau kabel hubung singkat pada jarak tertentu. Dengan kondisi ini, maka dipastikan di sepanjang kabel yang mengalami kerusakan tersebut akan terjadi gelombang berdiri, dimana pola gelombang berdiri yang terjadi bergantung pada jenis kerusakan kabel, putus atau hubung singkat. Jika kabel putus, maka pada lokasi putusnya kabel akan muncul tegangan maksimum dan sebagai akibatnya tegangan di awal kabel menjadi drop atau minimum. Terjadinya drop tegangan di awal kabel atau saluran memberikan informasi bahwa di kabel terjadi kerusakan. Formasi gelombang berdiri ini dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kerusakan kabel tersebut. Formasi gelombang berdiri yang memiliki ujungnya tegangan maksimum dan ujung lainnya tegangan minimum dinamakan formasi atau distribusi 4 λ . Drop tegangan di awal kabel tidak akan muncul di semua frekuensi akan tetapi di frekuensi-frekuensi tertentu saja yang tepat memenuhi panjang kabel 4 λ atau kelipatan ganjil dari 4 λ bagi frekuensi-frekuensi tersebut. Informasi pada frekuensi berapa saja munculnya tegangan drop di awal saluran, dapat digunakan untuk menghitung lokasi putusnya kabel dari awal kabel dekat sumber. Misalnya tegangan minimum yang pertama terjadi pada frekuensi 1f , lalu ketika frekuensi generator dinaikkan lagi sampai terukur di awal saluran tegangan minimum lagi (sebut saja di frekuensi 2f ) dan seterusnya. Kemudian dicari harga rata-rata dari frekuensi-frekuensi tersebut (harga rata-rata itu 1f∆ ). LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-1
  • 2. Jika kabel hubung singkat, maka pada lokasi putusnya kabel akan muncul tegangan minimum dan sebagai akibatnya tegangan di awal kabel menjadi drop atau minimum. Terjadinya drop tegangan di awal kabel atau saluran memberikan informasi bahwa di kabel terjadi kerusakan. Formasi gelombang berdiri ini dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kerusakan kabel tersebut. Formasi gelombang berdiri yang memiliki ujungnya tegangan minimum dan ujung lainnya tegangan minimum dinamakan formasi atau distribusi 2 λ . Dalam kondisi ini juga sama, bahwa drop tegangan di awal kabel tidak akan muncul di semua frekuensi akan tetapi di frekuensi- frekuensi tertentu saja yang tepat memenuhi panjang kabel 2 λ atau kelipatan dari 2 λ bagi frekuensi-frekuensi tersebut. Informasi pada frekuensi berapa saja munculnya tegangan drop di awal saluran, dapat digunakan untuk menghitung lokasi hubung singkatnya kabel dari awal kabel dekat sumber. Misalnya tegangan minimum yang pertama terjadi pada frekuensi 1f ’, lalu ketika frekuensi generator dinaikkan lagi sampai terukur di awal saluran tegangan minimum lagi (sebut saja di frekuensi 2f ’) dan seterusnya. Kemudian dicari harga rata-rata dari frekuensi-frekuensi tersebut (harga rata-rata itu 'f1∆ ). Untuk mendapatkan hasil akurat, pengukuran frekuensi-frekuensi munculnya tegangan drop, dilakukan di dua sisi, yaitu sisi pengirim atau sumber dan sisi penerima. Sehingga diperoleh 2f∆ dan 'f2∆ Lokasi dari kerusakan kabel (lokasi kabel terbuka) tersebut dari awal saluran adalah : )meter(l. ff f L tot 21 2 F ∆+∆ ∆ = (6.1) Dan )meter(l. 'f'f 'f L tot 21 2 F ∆+∆ ∆ = (6.2) Dengan : 1f∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika pengukuran dilakukan di awal sumber pada saat terjadi kabel putus. 2f∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika pengukuran dilakukan di awal penerima pada saat terjadi kabel putus. 'f1∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika pengukuran dilakukan di awal sumber pada saat terjadi kabel hubungsingkat. LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-2
  • 3. 'f2∆ adalah rata-rata munculnya frekuensi-frekuensi tegangan minimum ketika pengukuran dilakukan di awal penerima pada saat terjadi kabel hubung singkat. Delay fasa adalah suatu pergeseran fasa antara keluaran dan masukan tegangan pada suatu kabel koaksial yang dinyatakan pada frekuensi tertentu. Delay fasa diukur ketika saluran diterminasi impedansi karakteristiknya. III. DIAGRAM RANGKAIAN Gambar 6.1 (a) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di awal saluran ketika saluran terbuka Gambar 6.1 (b) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di ujung saluran ketika saluran terbuka LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-3
  • 4. Gambar 6.2 (a) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di awal saluran ketika saluran terhubung singkat Gambar 6.2 (b) Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di ujung saluran ketika saluran terhubungsingkat Gambar 6.3 Diagram rangkaian untuk pengukuran tegangan-tegangan di awal dan di ujung saluran ketika saluran diterminasi beban match III. PERALATAN DAN KOMPONEN 1. Generator fungsi 50 Ω : 1 buah 2. Kabel konektor, BNC/BNC : 1 buah 3. Resistor terminasi 60 Ω : 1 buah 4. Saluran koaksial 50 meter : 2 buah 5. Plugs dan jumper : 1 set 6. Multimeter : 1 buah LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-4
  • 5. IV. LANGKAH PERCOBAAN A. Untuk kasus kabel putus pada jarak 75 meter dari sumber 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.1 (a) dengan membuka saluran pada jarak 75 m dari awal saluran. Kemudian pasang tegangan V1 pada awal saluran dengan frekuensi awal 10 KHz dan level 2 Vpp lalu naikkan frekuensi sampai harga minimum pertama muncul (dalam orde mV) lalu ulangi sampai 4 kali tegangan minimum terukur. 2. Catat frekuensi-frekuensi tersebut beserta tegangan minimumnya. 3. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut ( 1f∆ ). 4. Ubahlah rangkaian seperti gambar 6.1 (b) dan pasang tegangan pada ujung saluran V2 sebesar 2 Vpp pada frekuensi 10 KHz dan lakukan seperti langkah 1 dan 2. 5. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut ( 2f∆ ). 6. Hitung lokasi kerusakan kabel (akibat kabel terbuka) : yaitu dengan menggunakan persamaan (6.1). B. Untuk kasus kabel hubungsingkat pada jarak 75 meter dari sumber 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.2 (a) dengan menghubungsingkat saluran pada jarak 75 m dari awal saluran. Kemudian pasang tegangan V1 pada awal saluran dengan frekuensi awal 10 KHz dan level 2 Vpp lalu naikkan frekuensi sampai harga minimum pertama muncul (dalam orde mV) lalu ulangi sampai 4 kali tegangan minimum terukur. 2. Catat frekuensi-frekuensi tersebut beserta tegangan minimumnya. 3. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut ( 1f∆ ’). 4. Ubahlah rangkaian seperti gambar 6.2 (b) dan pasang tegangan pada ujung saluran V2 sebesar 2 Vpp pada frekuensi 10 KHz dan lakukan seperti langkah 1 dan 2. 5. Hitung rata-rata frekuensi dari harga tegangan minimum-minimum tersebut ( 2f∆ ’). 6. Hitung lokasi kerusakan kabel (akibat kabel hubungsingkat) : yaitu dengan menggunakan persamaan (6.2). C. Mengukur Delay Fasa Ganti rangkaian seperti gambar 6.3 dan kemudian ukur pergeseran phasa antara masukan dan keluaran pada frekuensi 1 MHz jika input di awal saluran 2 Vpp dimana saluran diterminasi impedansi beban 60 Ω. LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-5
  • 6. V. REFERENSI : 1. Lehr dan Messgerate, “Measurement on Coaxial Transmission Lines”, Lucas Nulle, TAT. 5/10. VI. HASIL PERCOBAAN : Bagian A Langkah 1 sampai 3 Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum (Supply di awal saluran) LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-6 U1 O dB MHz10 KHz Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz =∆ 1f = MHz
  • 7. Langkah 4 sampai 5 Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum (Supply di ujung saluran) Langkah 6 Lokasi kerusakan kabel : =× ∆+∆ ∆ = total 2 _ 1 _ _ 2 f L ff f L LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-7 U2 O dB MHz10 KHz Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz =∆ 2f = MHz =...............m
  • 8. Bagian B Langkah 1 sampai 3 Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum saat short circuit (Supply di awal saluran) Langkah 4 dan 5 LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-8 U1 O dB MHz10 KHz Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz =∆ 1f = MHz
  • 9. Frekuensi-frekuensi Tegangan Minimum saat short circuit (Supply di ujung saluran) Langkah 6 Lokasi kerusakan kabel : =× ∆+∆ ∆ = total 2 _ 1 _ _ 2 f L ff f L Bagian C Mengukur delay phasa : Delay phasa pada frekuensi 1 MHz adalah …………………..° VII. ANALISIS LABORATORIUM SALURAN TRANSMISI VI-9 U2 O dB MHz10 KHz Frequency separation : .................,....................., ....................., ....................... MHz =∆ 2f = MHz =...............m