Makalah ini membahas tentang guru profesional dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Profesi guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan bertanggung jawab untuk mendidik siswa. Guru perlu meningkatkan kompetensinya agar menjadi lebih baik dalam proses pembelajaran."
1. GURU PROFESIONAL
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan
Semester II (Genap)
Disusun Oleh :
MUTIHA HUTAJULU TILHANG NAIBAHO
LISBETH SIAGIAN LAVANTER J. SIMAMORA
DOSEN :
Dr. MURSID, M.Pd.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru
sangat penting sekali untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas
dan berakhlak mulia. Kita sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih
eksis, sebab sampai kapanpun posisi atau peran guru tersebut tidak akan
bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat apapun, mengapa ?Karena,
guru sebagai seorang pendidik juga membina sikap mental yang menyangkut
aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam dalam arti berbeda
antara satu siswa dengan lainnya.Banyak pengorbanan yang telah diberikan
oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan
sukses kelak. Tetapi perjuangan guru tersebut tidak berhenti sampai disitu,
guru juga merasa masih perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar
menjadi guru yang lebih baik dan lebih profesional terutama dalam proses
belajar mengajar sehari-hari.
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat
berkaitan dengan kompetensi profesionalnya.Hakikat profesi guru merupakan
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan.Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di
luar bidang kependidikan.
Namun, dibalik itu semua juga tersirat suatu dilema profesi ini dimana
seringkali guru tidak menerima penghargaan ataupun perlakuan yang sebanding
dengan apa yang telah dikorbankan. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai
seorang guru apakah yang harus kita lakukan?Bagaimana pula sebaiknya kita
menyikapi hal ini dengan lebih arif dan bijaksana?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah arti profesi guru?
~1~
3. 2. Strategi apa agar menjadi guru yang professional?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, di antaranya :
1. Untuk mengetahui arti profesi guru
2. Untuk mengetahui strategi menjadi guru yang profesional
~2~
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROFESI
Profesi berasal dari bahasa latin"Proffesio" yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam
pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja"
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan
keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu
(Makagiansar, M. 1996)
Profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat
pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa
peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain: (a)
sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih
(b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh
kemampuan kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas kemashalakatkatan
dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara
yang baik. (Nasanius, Y. 1998)
Profesi Guru adalah orang yang Bekerja atas panggilan hati nurani.
Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas
dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam
melaksanakan tugas berat mencerdakan anak didik. (Galbreath, J.
1999).Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang
guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang
pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi
kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun
dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari
pekerjaan lain, profesi guru termasuk ke dalam profesi khusus selain
dokter, penasihat hukum, pastur.Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya
~3~
5. terjadi dalam suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat. Orang yang
menjalankan profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya,
itu haknya, ia dan keluarganya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya
menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya,
melainkan kesediaannya untuk melayani sesama.
Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur.
Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan
profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi.Mereka (guru)
dalam keadaan darurat dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang
cocok. Atau dengan kata lain hakikat profesi luhur adalah pengabdian
kemanusiaan.
B. PROFESSIONAL
Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang
dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan ke
dalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam diri poserta didik.Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian
secara komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai
perspektif.Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan,
dan pelaksanaan aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah
dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang
berbeda.Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional, social
dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau
keungulan yang terdapat dalam diri anak.Peserta didik diberi kesempatan
untuk mengembangkan diri dan menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa
percaya diri.
Di atas telah dijelaskan tentang mengapa profesi guru sebagai profesi
khusus dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang 2 tuntutan yang harus
dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik.
Tuntutan itu adalah:
1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik untuk
pengembangan bakat anak didik.
~4~
6. 2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara
kritis terhadap pilihan-pilihan. Anak didik mampu mengambil keputusan
untuk menentukan mana yang baik atau tidak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok
satu sebagai tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik
adalah suatu pengembangan konsep manusia terhadap apa yang baik dan
bersifat ekslusif. Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yang
baik hanya dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa
sehingga tak terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak
didik tidak diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya
bertitik tolak pada diri siswa sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini
dari orang lain atau lingkungan sehingga menutup kemungkinan akan timbulnya
visi bersama akan hal yang baik.
Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih menekankan
akan kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik tidak
hanya berdasarkan pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya.
Di lain pihak guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya
dalam mengembangkan visi apa yang baik secara konkrit dengan penuh rasa
tanggung jawab di tengah kehidupan bermasyarakat. Komitmen guru dalam
mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua lebih lanjut diuraikan
bahwa guru harus memiliki tanggungjawab terhadap apa yang ditentukan oleh
lembaga sekolah. Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, pelajaran dan
siswa supaya mengalami proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik
dan supaya tidak terjadi penyalahgunaan jabatan.
Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk
mengembangkan, memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan, membuat dan
mengevaluasi sesuatu proses yang baik artinya guru mempunyai kewenangan.
Hal ini menjadi perlu bagi seorang yang profesional dalam
pekerjaannya. Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut
bertanggung jawab terhadap “proses” anak didik. Masyarakat dapat mengajukan
saran, kritik bagi lembaga sekolah, lembaga sekolah boleh saja
mempertimbangkan atau menggunakan masukan dari masyarakat untuk
mengembangkan pendidikan tetapi lembaga sekolah atau guru tidak boleh
~5~
7. bertindak sesuai dengan kehendak masyarakat karena hal ini menyebabkan
hilangnya profesionalitas guru dan otonomi lembaga sekolah atau guru.
Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika
moral profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan
dianggap sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui proses
belajar mengajar. Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan
mencapai tuntutan tersebut.
C. KOMPETENSI GURU
Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab guru
merupakan sebagian dari kompetensi profesionalisme guru.Moh Uzer Usman
(2000:7) mengemukakan tiga tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar dan melatih. (a) mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup, (b) mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, (c) melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada siswa. DG Armstrong dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan ada lima
tugas dan tanggung jawab pengajar, yakni tanggung jawab dalam (a)
pengajaran, (b) bimbingan belajar, (c) pengembangan kurikulum, (d)
pengembangan profesinya, dan (e) pembinaan kerjasama dengan masyarakat.
Mohamad Ali (2000:4-7) mengemukakan tiga macam tugas utama guru, yakni
(a) merencanakan tujuan proses belajar mengajar, bahan pelajaran, proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien, menggunakan alat ukur untuk
mencapai tujuan pengajaran tercapai atau tidak, (b) melaksanakan
pengajaran, (c) memberikan balikan (umpan balik).Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan tentang tugas guru yaitu (a)
tugas pengajaran, bimbingan dan latihan kepada siswa, (b) pengembangan
profesi guru, (c) pengabdian masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang
guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan
tertentu.Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi
profesionalisme guru.Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak
dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan
baik.
~6~
8. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau
kecakapan.Menurut Mc. Load dalam Moh Uzer Usman (2000:14) Kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.Sedang yang dimaksud dengan
kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar yang dilakukan secara
bertanggung jawab dan layak.
Glasser dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan empat jenis
kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan
tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c)
memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta
bidang ilmunya , (d) keterampilan mengajar.
D. KODE ETIK GURU
Adanya sumpah profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi,
sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat
kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi
maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa. Jangan sampai
terjadi malpraktik pendidikan.
Isi kode etik tersebut adalah
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila,
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional,
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan,
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menjunjung
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan,
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya,
~7~
9. 7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial,
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian,
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Yang menjadi masalah bagi kalangan pendidikan bukanlah belum adanya
kode etik guru, melainkan sudah sejauh mana guru-guru di negeri ini
mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan kode etik guru tersebut, baik
dalam mendidik anak bangsa ataupun dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga,
guru betul-betul menjadi suri teladan bagi seluruh komponen bangsa di mana
pun berada.
E. STRATEGI MENJADI GURU PROFESIONAL
Apakah jabatan guru dapat disebut sebagai suatu profesi?.Pada dasarnya
profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh.Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya
lebih dari itu.Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu
ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru.Profesi guru harus memiliki
berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal, dan sosial.
Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan
selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan
pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta
didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-
unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan
masyarakat dan kode etik yang regulatif. Pengembangan wawasan dapat
dilakukan melalui forum pertemuan profesi, pelatihan ataupun upaya
pengembangan dan belajar secara mandiri.
Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan
profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya
menjadikan peserta didik memiliki keterampilan belajar, mencakup
keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan
~8~
10. dalam pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk
dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live
together). Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana
dijelaskan pada bagian terdahulu, maka dalam rangka pengembangan
profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai
strategi antara lain :
1. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training.
Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang
dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara
efektif.Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk
pelatihan pre-service atau in-service.Model pelatihan ini berbeda dengan
pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih kepada
evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta
pelatihan.
2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.
Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya
dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru
dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya.
Selanjutnya untuk dapat memberikan kontribusi kepada orang lain, guru
dapat melakukan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang
sangat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme guru yang
bersangkutan maupun orang lain.
3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.
Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up
to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru.Tujuan utama dari
kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan
inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Partisipasi guru pada
kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang berharga dalam
membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
4. Melakukan penelitian seperti PTK.
Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan
guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam rangka
merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran secara
~9~
11. terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya,
dan memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran berlangsung akan
bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini guru diberdayakan
untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan
penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus menerus,
maka akan berdampak pada peningkatan profesionalisme guru.
5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.
Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan meningkatkan
profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional biasanya akan
melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara
profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat dengan
masyarakat. Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai
memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat
utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga.Pilih secara
bijak organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya.
6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah
Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh
pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika berkomunikasi
dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara
formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau
permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama berbagai kegiatan lain
(misalnya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program
sekolah) dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite
sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat menolong guru dalam
memutakhirkan pengetahuannnya.
Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga
keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus
memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus membuat perencanaan
untuk mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam prolehan informasi, maka
~ 10 ~
12. guru semakin merasakan akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel maka
ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap
pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik
disekolah maupun di luar sekolah, ini berarti seorang guru minimal memiliki
dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam nejalankan
tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan
pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila
guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-
cara mengajar, maka guru akan gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat
lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh Karena itu, kompetensi
mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam
mengelola kegiatan pendidikan.Dengan demikian kompetensi guru berarti
pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta kemampuan
sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.”
B. SARAN
Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas, peranan dan
kompetensinya. Namun dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan
perannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi
proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara
optimal.
~ 11 ~
13. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Profesi Pendidik, 2008. Pedoman Penilaian Guru
Berprestasi.Jakarta : Depdiknas
Pidarta, Made, 2000. Landasan Kependidikan.Jakarta : Renika Cipta
Usman, Moh. Uzer, 2001.Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Samani, Muchlas, dkk, 2003. Pembinaan Profesi Guru.Jakarta : Depdiknas
Sudjana, Nana, 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar
Baru Algensindo.
Pantiwati, y. 2001.Upaya peningkatan Profesionalisme kepemimpinan. Malang:
PSSJ PPS Universitas Malang.
http://makalahprofesikependidikan.blogspot.com/2010/07/kompetensi-guru-
profesi.html
Semiawan, C.R. 1991. Strategi Pengembangan Diri Untuk Menjadi Pemimpin
Jakarta: Grasindo.
Soetjipto, 2004.Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Danim, Sudarwan, 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung : Pustaka Setia
~ 12 ~