SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
1
MAKALAH ANALISA FARMASI KUANTITATIF
SPEKTROFOTOMETRI UV DAN FLOURESENSI
KELOMPOK : V (LIMA)
NAMA KELOMPOK :
1. Nur Afriyani (08121006046)
2. Ario Firana (08121006048)
3. Nur Fitriyana (08121006050)
4. Kamilia Qudsiani (08121006052)
5. Elvarina Permata Sari (08121006056)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT dimana kami
telah menyelesaikan tugas membuat makalah dalam mata kuliah Analisa Farmasi
Kuantitatif yang berjudul Spektrofotometri UV dan Flouresensi dengan benar dan
tepat waktu.
Selaku tim penyusun kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
ibu Akrimah karena tanpa beliau tugas ini tidak dapat selesai dengan baik, tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada teman sebaya karena telah
banyak membantu dan menyampaikan beberapa masukan dan kritik dalam tugas
ini.
Akhirnya, tim penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat berguna
bagi pembaca dan mengharapkan adanya kritik dan masukan dari pembaca,
khususnya kepada ibu Akrimah selaku pengajar mata kuliah Analisa Farmasi
Kuantitatif dan teman teman sebaya lainnya.
Inderalaya, 19 April 2014
Tim penyusun
3
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan...................................................................................................3
Latar Belakang.............................................................................................3
Masalah................................................................................................ .......4
Tujuan..........................................................................................................4
Bab II Pembahasan..................................................................................................5
Bab III Penutup......................................................................................................20
Kesimpulan................................................................................................20
Daftar Pustaka…………………………………………………………...21
4
BAB 1
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Dengan majunya perkembangan zaman ilmu pengetahuan saat ini dan
bertambah kompleksnya masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kimia
farmasi, telah didapat begitu banyak cara untuk mengetahui konsentrasi dari suatu
zat, baik itu padatan maupun cairan. Salah satu metode yang saat ini banyak
digunakan dalam berbagai lembaga penelitian dan universitas adalah metode
spektrofotometri dan Flouresensi. Para kimiawan telah lama menggunakan
bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri
dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi
lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan
ketelitian lebih besar
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya
yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan
materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Pada makalah ini, spektrofotometri UV akan lebih detail dibahas,
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) itu sendiri adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet
(UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak
(visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
5
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan
hukum Lambert-Beer
I.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi serapan dalam
spektrofotmetri UV-VIS?
2. Apa pengaruh pelarut terhadap hasil spektrofotometri UV-VIS
3. Apa perbedaan fluororisensi dengan fosforisensi? Jelaskan dengan contoh
dikehidupan sehari-hari!
4. Bagaimana cara kerja dari metode one point dengan kaliberasi pada spektro
Uv-vis?
5. Apa hubungan analisa kuantitatif dengan sinar ultraviolet yang diserap oleh
senyawa organik aromatik?
6. Bagaimana mennetukan cara Transfeksi DNa kedalam sel beta pancreas dan
sel myoblas manusia menggunakan Florosensi?
7. Bagaimana menetukan aktifitas enzim tirosinase pada tumbuhan solanum
tuberosum dengan Spektoskopi UV-VIS ?
8. Kenapa larutan-larutan tidak bewarna yang dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV tida boleh ada partiel koloid dan suspensi ?
9. Kenapa analisis menggunakan sinar ultraviolet biasanya dilakukan
menggunakan ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet
jauh maka instrument yang digunakan harus dalam keadaan vakum ?
I.3. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami secara mendalam materi tentang spektrofotometri
UV-VIS dan fluometri
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotmetri UV-
VIS :
1. Jenis Pelarut
Syarat pelarut yang digunakan tidak boleh mengabsorbsi cahaya pada
panjang gelombang saat melakukan pengukuran sampel analisis. Jenis pelarut
juga akan mempengaruhi lebar pita yang tampak pada spectrum. Karena transisi
elektronik dapat terjadi dari sub tingkat dari keadaan dasar ke sub tingkat dari
keadaan eksitasi.Jika pada keadaan transisi tersebut sedikit berbeda( karena
pengaruh pelarut), maka panjang gelombag absorpsi juga akan sedikit berbeda.
Sehingga akan menimbulkan pita lebar pada spectrum. Di bawah ini beberapa
jenis pelarut dan besarnya absorsi cahaya pada gelombang tertentu.
Pelarut Batas serapan (nm) Pelarut Batas serapan (nm)
Asetonitril 190 n-heksan 201
Kloroform 240 Methanol 205
Sikloheksan 195 isooktan 195
1-4 dioksan 210 Air 190
Etanol 95% 205 Aseton 330
Benzen 285 piridin 205
Pelarut yang sering digunakan adalah air, etanol, methanol dan h-heksan karena
pelarut-pelarut tersebut transparan pada daerau UV-VIS seningga tidak
mengganggu dengan tidak mengabsorbi cahaya saat analisis.
2. Kadar larutan
Semakin tinggi konsentrasi larutan akan terjadi polimerasi yang menyebabkan
lamda maksimum berubah. Lamda maksimum berubah secara otomatis akan
mempengaruhi analisis data yang diharapkan sebelumnya dan akan berbeda
dengan larutan baku yang dianalis.
3. Tebal kuvet
7
Tebal kuvet akan memberikan spektrum serapan yg berbeda pula. Sehingga tebal
kuvet harus disesuaikan dengan serapan maksimum yang dibutuhkan
4. Lebar celah
Makin lebar celah maka makin lebar pula serapan, cahaya makin polikromatis,
sehingga resolusi dan puncak-puncak kurva tidak sempurna.
B. Pengaruh Polaritas Pelarut Terhadap Hasil Analisis Spektofotometri
Hal yang perlu diperhatikan adalah polaritas pelarut yag dipakai. Karena
akan sangat mempengaruhi terhadap pergeseran spektrum molekul yang
dianalisis. Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel
yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu
diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai, antara lain :
 Pelarut yang dipakai tidak boleh mengandung sistem ikatan rangkap
terkonyugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.
 Tidak terjadi interksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
 Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis.
Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis
spektrofotometri UV-vis adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol.
Kaidah franks dan Cordon beranggapan bahwa selama elektron dalam
keadaan tereksitasi, molekul tersebut dalam keadaan diam hanya terjadi
pergeseran elektronnya saja. Selanjutnya elektron suatu molekul yang tereksitasi
maupun tidak akan berasosiasi dengan pelarut sehingga terjadi penurunan tingkat
energi ∆E untuk π1 - π 1* < π – π* dan n1 – π1* > n – π* .
Pengaruh polaritas pelarut terhadap eksitasi elektron dalam spektrofotometer
UV-vis.
8
Dari kaidah Franks dan Cordon tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kenaikan polaritas pelarut untuk elektron yang bertransisi n1 – π1* akan
memberikan pergeseran biru (hipokromik). Hal ini disebabkan ikatan
hidrogen dengan keadaan dasar elektron n yang lebih mantap
dibandingkan dengan keadaan π* yang turun energinya menjadi π1*
(dalam keadaan polar).
2. Sebaliknya untuk transisi elektron π1 - π 1* polaritas pelarut akan
menimbulkan pergeseran merah (hatokromik). Hal ini disebabkan pelarut
yang polar akan lebih memantapkan keadaan π* sehingga ∆E untuk π1 - π
1* < π – π*.
Pelarut untuk UV-Vis dan batas minimum transparasi (cut off point)
Pelarut Cut off point (nm)
Air 190
Metanol 210
Sikloheksana 210
Heksana 210
Dietil eter 220
p-dioksan 220
Etanol 220
Kloroform 250
9
CCl4 265
Benzena 280
Toluen 285
Piridina 305
Aseton 330
Karbon disulfida 380
C. Metode Kurva Kalibrasi dan One Point dalam Analisa dengan
Spektofotometri
Molekul selalu mengabsorbsi radiasi elektromagnetik jika frekuensi
radiasi ini sama dengan frekuensi getaran molekul tersebut. Elektron yang terikat
maupun tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai
dengan radiasi UV/VIS. Radiasi polikromatis dipancarkan dari sumber radiasi
melewati monokromator sehingga diperoleh radiasi monokromatis. Radiasi
monokromatis diteruskan ke kuvet yang berisi larutan/pelarut yang akan
dianalisis. Radiasi tersebut akan dipantulkan, diabsorbsi dan ditransmisikan.
Jika I0 adalah intensitas radiasi yang dipancarkan; dan I adalah intensitas
radiasi setelah melewati larutan; maka I0-I adalah intensitas radiasi yang
diabsorbsi oleh larutan. Nilai Absorban (A) adalah sebagai berikut:
A = log Io/I, menurut hukum Lambert-Beer : A = a b C
Dimana:
A = absorban; a = absorptivitas; b = lebar medium (cm); C = konsentrasi
senyawa yang menyerap radiasi.
Ada 2 metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif suatu senyawa
dengan spektrofotometer :
Metode kurva kalibrasi: yaitu dengan cara mengukur Absorban (A) sampel
pada beberapa konsentrasi (C), kemudian dibuat kurva kalibrasi konsentrasi (C)
terhadap absorban (A). Jika absorptivitas (a) suatu senyawa pada lmax telah
diketahui dari perhitungan atau literatur, maka kadar larutan senyawa yang sama
10
dapat dihitung. Larutan senyawa dengan kadar tidak diketahui dibuat dalam
pelarut yang sama dengan larutan senyawa yang diketahui kadarnya. Kadar
larutan pembanding harus dibuat sesuai dengan kadar dimana hukum Lambert-
Beer masih dipenuhi. Maka kadar larutan uji dapat dihitung: Cu = Au/(b.a)
Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat memberikan
informasi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari senyawa atau
unsur. Panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan selama proses analisis
digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi suatu senyawa atau unsur
dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan
absorban maksimum. Dari kurva standar kalibrasi, diperoleh persamaan garis :
Y = ax + b
Dimana Y merupakan serapan dan x adalah konsentrasi unsur atau
senyawa. Dengan persamaan garis tersebut dapat ditentukan konsentrasi sampel.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi zat
dengan kurva kalibarasi:
1. Maching kuvet : mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi atau
transmitansi sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah yang akan
digunakan untuk analisis, satu untuk blanko, satu untuk sampel. Dalam
melakukan analisis Maching kuvet harus dilakukan agar kesalahannya makin
kecil.
2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan standar yaitu
larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan
standar dibuat dari yang lebih kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit
yang diperkirakan.
3. Ambillah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang
gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang
berapa, absorbansi yang dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi disebut panjang
gelombang maksimum (lmaks).
4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang
gelombang maksimum.
11
5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar, kemudian
alurkan pada grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga diperoleh suatu kurva
yang disebut kurva kalibrasi
6. Ukurlah absorbansi larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Setelah
diperoleh absorbansinya, masukan nilai tersebut pada grafik yang diperoleh
pada langkah 5.
Metode “One Point”: digunakan untuk penentuan kadar secara rutin pada
lmax, suhu pelarut, dan instrumen yang sama. Larutan uji dibandingkan terhadap
larutan baku yang telah diketahui kadar dan kemurniannya : Cu = (Au/Ab).Cb
Dalam analisis menggunakan one point method, konsentrasi baku yang digunakan
hanyalah satu tingkat. Karena hanya satu tingkat maka tentu kemungkinan galat
akan lebih besar daripada jika digunakan beberapa tingkat konsentrasi. Untuk
meminimalkan galat, tentu saja gunakanlah nilai A=0,434 yang berdasarkan teori
akan memberikan galat minimum. Putuskan konsentrasi yang akan dibuat sebagai
konsentrasi baku yang akan digunakan, perlu diketahui juga nilai absorptivitas
dari zat tersebut.
Contoh:
Untuk CTM diketahui nilai E1%
1cm (265nm) = 210-220
E1%
1cm sama saja dengan A1%
1cm. Untuk nilainya, gunakan nilai tengah saja, 215.
-Maka untuk memperoleh nilai konsentrasi yang dibuat dilakukanlah
perbandingan antara A dan c.
-A yang kita inginkan A1%
1cm= c yang kita inginkan/1 %.
D. Hubungan Analisa Kuantitatif Dengan Sinar Ultraviolet Yang Diserap
Oleh Senyawa Organik Aromatik
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat
dalam bentuk larutan dan zat tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik
sebagian besar tidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak
digunakan dalam analisis senyawa organik khususnya dalam penentuan struktur
senyawa organik. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat,
12
merupakan komponen penting dalam biokimia. Di antara beberapa golongan
senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah
gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling
tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom
nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus
berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan
karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam
format, asam lemak pertama, organik.
Radiasi ultraviolet pada sepktrofotometri UV diabsorpsi oleh molekul
organik aromatik, molekul yang mengandung π terkonjugasi dan atau atom yang
mengandung elektron –n, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari
tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi.
Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit
yang mengasorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam
hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu : Sinar yang
digunakan dianggap monokromatis, penyerapan terjadi dalam suatu volume yang
mempunyai penampang yang sama, senyawa yang menyerap dalam larutan
tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut- Tidak terjadi
fluorensensi atau fosforisensi- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi
larutan
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
A = e.b.c
13
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
E. Sebab pengguanaan larutan tidak Berwarna dalam analisis
Spektrofotometri
Adanya partikel-partikel koloid ataupun suspensi akan memperbesar
absorbansi akibatnya bila dihubungkkan dengan rumus yang diturunkan dari
hukum lambaert-beer konsentrasi zat yang dianalisis makin besar dan apabila
digunaan untuk penentuan struktur suatu senyawa maka pita pada spectrum akan
melebar dari yang sesungguhnya.
F. Perbedaan Metode Spektrofotometri UV Jarak Dekat Dengan
Spektrofotometri UV Jarak Jauh
Analisis menggunakan sinar ultraviolet biasanya dilakukan menggunakan
ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet jauh maka
instrument yang digunakan harus dalam keadaan vakum hal ini disebabkan jika
digunakan ultraviolet jauh maka udara akan ikut menyerap panjang gelombang
yang digunakan. Akibatnya kesalahan yang dilakukan makin fatal ,, karena jika
udara ikut menyerap maka absorbansi yang dihasilkan akan makin besar, jika hal
ini dihubungkan dengan hukum lambert-Beer maka konsentrasi zat yang
dianalisis lebih tinggi dari yang seharusnya.
G. Perbedaan Flurosensi dengan Fosforisensi
Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi
setelah tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi
karena proses absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan atom
14
tereksitasi. Keadaan atom yang tereksitasi akan kembali keadaan semula dengan
melepaskan energi yang berupa cahaya (de-eksitasi). Fluoresensi merupakan
proses perpindahan tingkat energi dari keadaan atom tereksitasi (S1 atau S2)
menuju ke keadaan stabil (ground states). Proses fluoresensi berlangsung kurang
lebih 1 nano detik sedangkan proses fosforesensi berlangung lebih lama, sekitar 1
sampai dengan 1000 mili detik.
Fosforesensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah
menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika
penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung.
Fosforesensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke
singlet dalam suatu molekul.
Fosforesensi dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga akan
memancarkan cahaya (berpendar) lebih lama dari pada fluorosens. Pada
fluorosens, setelah energi yang digunakan untuk mengeksitasi elektron
dihilangkan (biasanya berupa sinar UV) maka zat fluorosens tidak akan dapat
menyala dalam gelap. Dengan kata lain zat berfluororesensi hanya dapat terlihat
menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat
berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan. Hal ini berkaitan dengan cepat
dan lambatnya elektron kembali ke orbital energi tingkat dasar, semakin cepat
elektron kembali ke orbital maka semakin cepat pula hilang berpendarnya.
Pada saat elektron tereksitasi, elektron berpindah dari orbital berenergi
lebih rendah ke orbital yang berenergi lebih tinggi, yang merupakan reaksi yang
non-spontan (dibutuhkan sejumlah energi aktivasi untuk menyebabkan sebuah
elektron tereksitasi, misalnya terkenanya gelombang cahaya/elektromagnetik
dengan energi sejumlah x kJ). Tereksitasinya elektron ini menyebabkan keadaan
tidak stabil, sehingga menyebabkan elektron cenderung kembali ke keadaan
orbital dasar elektron tersebut. Pada saat elektron yang tereksitasi kembali ke
orbital asalnya (yang memiliki energi lebih rendah), energi sejumlah x kJ
dilepaskan kembali. Energi yang dilepaskan ini berada dalam bentuk gelombang,
yang panjang gelombangnya berada di range visible/tampak (10 nm – 103 nm),
sehingga terlihat menyala di dalam gelap.
15
Sedangkan penjelasan tentang perbedan tentang fluoresensi dalam
kehidupan sehari-hari fluoresensi dan fosforesensi berhubungan dengan
kemampuan berpendar. Benda yg mengandung atau dilapisi zat fluor atau fosfor
dapat berpendar dengan karakteristik masin-masing. Benda berfluor akan
berpendar atau memancarkan cahaya (meski lemah) pada saat ia tertimpa cahaya
juga. Contohnya adalah pasta gigi berfluoride. Tujuan pasta gigi ini adl melapisi
gigi kita dg fluor sehingga saat kita tersenyum dan gigi kita terkena cahaya, maka
gigi kita seolah berkilau. Tapi fluor tidak akan berpendar begitu tidak ada cahaya
yang mengenainya. Makanya setelah menutup mulut, gigi kita tidak terus2an
terang.
Benda berfosfor akan berpendar setelah dikenai cahaya. Artinya baru akan
berpendar jika keadaan sekitarnya gelap. Contohnya pada arloji berfosfor dan
saklar lampu berfosfor. Jika kamu masuk ke ruang bioskop yg gelap setelah
tadinya kamu di tempat terang, maka arloji kamu seolah berpendar. Demikian
juga dg saklar lampu. Setelah lampu dimatikan dan kamar menjadi gelap,
saklarnya tampak akan bercahaya. Tujuan pelapisan fosfor ini adalah agar kita
mudah kembali menyalakan lampu karena tahu letak saklarnya meski dalam
gelap, sebab saklarnya berpendar. Namun, tentu ada kapasitas dari fosfor itu
sendiri. Setelah beberapa saat, pendarannya akan memudar. Dia harus dikenai
cahaya lagi agar bisa berpendar lagi.
H. Studi Kasus
1. Bagaimana mennetukan cara Transfeksi DNa kedalam sel beta pancreas dan sel
myoblas manusia menggunakan Florosensi?
Aplikasi spektrofoskopi flurosensi ini kami jelaskan dalam sebuah jurnal
kesehatan : yang berjudul TRANSFEKSI DNA KEDALAM MITOKONDRIA
SEL BETA PANKREAS DAN SEL PRIMER MANUSIA : LANGKAH
MENUJU REKAYASA DNA MITOKONDRIA DAN TERAPI GEN.
16
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah system transfeksi
dan pmtGFP yang mulanya dikembangkan dari dan untuk mitokondria sel mencit
tersebut juga dapat diterapkan untuk mitokondria sel tikus dan manusia yang
secara evousi mempunyai jarak divergens yang cukup jauh dengan mencit.
Setelah dilakukan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik konstruksi
DNA artifisialnya maupun metode transfeksi/pengirimannya ke dalam
mitokondria sel akan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai model untuk
mempelajari dinamika DNA mutan mitokondria maupun untuk pengembangan
terapi gen penyakit mitokondria pada manusia.
Penelitia ini diawali dengan sampel sel beta pancreas mencit dari sel BRIN BD 11
passage 44 sedangkan sel myoblat didapatkan dari manusia individu normal. Pada
sel BRIN kontrol ditansfeksi dengan pmtGFP dan sel BRIN uji ditransfeksi
dengan DQAsome-pmtGFP dan pada sel myoblas kontrol ditransfeksi pmtGFP
dan sel myoblast uji ditransfeksi dengan DQAsome-pmtGFP.
 GAMBAR 1
Pada gambar A hasil flurosensi antara sel BRIN dengan pmtGFP yang
menhasilkan warna hijau
Gambar B hasil flurosensi anatara sel Brin dengan DQAsome yang menhasilkan
wrna coklat.
 GAMBAR 2
17
Pada gambar A terjadi flurorensi anatara sel myoblas dengan pmtGFP yang
menhasilkan warna hijau. Gambar B terjadi flurosensi antara selmyoblast
dengan DQAsome yang menghasilkan wrna coklat . Gambar C merupakan
hasil tumpukan antara gambar A dan B yang meunjukkan bahwa sinyal
terkolokalisasi. Gambar D tidak menunjukkan warna setelah di trasnfeksi
dengan mAb anti-GFP.
Pada gamabr tersebut terdapat kemiripan anatara sel mitokondri pancreas
mencit(SEL BRIN) dengan sel myoblast pada sel manusian menunjukkan adanya
aktivitas flurosensi pada tranfeksi pmtGFP yang menhasilkan warna hijau dan
menghasilkan fuloresensi coklat pada tranfeksi DQAsome-pmtGFP, gambar juga
terlihat adanya sinyal yang terkolokalisai pada sel myoblast menunjukkan adanya
aktifitas flurosensi. Fluoresensi hijau yang terdeteksi setelah transfeksI
mitokondria pada sel dari spesies yang berbeda, antara lain sel dan sel beta
pankreas tikus dan sel myoblast manusia (studi ini), menunjukkan bahwa pmtGFP
dapat diekspresikan dan fungsional pada berbagai tipe sel mamalia.
Pengembangan genom mitokondria artifisial yang fungsional dan metode
transfeksi DQAsome untuk mengantar konstruk DNA tersebut dari luar ke dalam
mitokondria yang berada di dalam sel utuh manusia, merupakan pendekatan yang
penting dalam rekayasa mitokondria. Modifikasi dan optimasi protokol lebih
lanjut akan dapat menghasilkan pendekatan ataumetode baru untuk manipulasi
mitokondria/genom mitokondria mamalia.
2. Bagaimana menetukan aktifitas enzim tirosinase pada tumbuhan solanum
tuberosun dengan Spektoskopi UV-VIS ?
Seperti yang diketahui bahwa Spektroskopi UV-VIS merupakan salah saru
metode analisis kimia baik secara kuanti maupun kualitatif untuk menentukan
komposisi suatu sampel yang didasarkan pada interaksi anatara materi dan
cahaya. Spektroskpoi UV-vis dapat menyerap radiasi pada daerah UV 200-400nm
atau daerah Nampak 400-800nm.
18
Aplikasi spektroskopi UV-VIS kami jelaskan dalam sebuah jurnal yang
berjudul “PENENTUAN AKTIVITAS SPESIFIK TIROSINASE DARI
KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM” . Prinisp dari penelitian ini adalah
penetuna antifitas enzim tirosinase menggunakan spkterometER UV-VIS pada
gelombang tertentu karena terbentuknya warna dari dopakrom.
Pada penelitian ini dilakukan tiga proses : pertama farksinasi tirosinase.
Pada ekperimen ini ekstrak kasar kasar yang disiapkan selumnya difraksinasi
bertingkat dengan amoninum sulfat denga konsentrasi berbeda-beda. Endapan
yang terbentuk pada fraksinasi bertingkat tersebut ditambahkan dengan buffer
fosfat. Analisis dilanjutkan dengan spektrofometer UV-VIS dengan panjang
gelombang 280 nm. Kedua, uji aktifitas tirosinase, pada uji ini enzim tirosi
dilarutkan dalam air,tiap 4ml lrutan tersebut diukur serapannya pada panjang
gelombang 475 nm . Ketiga, Penentuan Kadar Protein, dimulai 0,6 ekstrak kasar
dan hasil dialysis dengan ammonium sulfat ditambah dengan 3 ml lowry C dan
ditambakan 0,3 ml folin dan diukur serapannya pada panjang gelombang 655nm.
Pada eksperimen ini menunjukkan bahwa besarnya nilai aktifitas spesifik untuk
ektrassk kasar sebesar 4,293 U/mg. Untuk dialysis dengan penambahan
ammonium sulfat bertingkat didapatkan aktifitas spesifik sebesar 5,817 U/mg.
Pada penentuan aktifitas spesifik sitentukan unit aktifitas, dan pada penetuan
kadar protein dengan menghitung rasio anatara unit aktifitas dengan kadar protein
merupakan nilai aktitas spesifik.
Pada hukum lambert-beer berbunyi “jumlah radiasi cahaya tampak yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan funsi eksponoen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan. Cahaya yang diserap diukur sebagai adsorbansi
(A) sedangkan yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T).
I. Contoh soal
1. Skala pengukuran pada alat spektronic-20, menunjukan nilai transmitan 0-
100%. Berapa nilai absorbansinya?
2. Diketahui diameter sel kuvet adalah 2 cm, larutan yang diukur memiliki
konsentrasi 2,49. 10-5
mol/L dengan ε 5. 103
L/molcm dengan panjang
gelombang 430 nm, hitung %T!
19
3. Diketahui suatu senyawa X memiliki BM= 118 ditimbang sebanyak 0,274
gram dan diadd 10 mL, kemudian diukur pada panjang gelombang 272 nm
dengan sel kuvet 1 cm sehingga memiliki A=0,450, tentukan absrobtivitas
dan absirbtivitas molarnya!
Jawaban :
1. Diket : %T = 0-100%
T= 0-1
Dit : A...?
Jawab : A = log 1/T
A= log 1/0 = ~ (tak hingga)
A = log 1/T
A = log 1/1 = 1
Jadi absorbansinya ~ - 0
2. Diket : λ = 430 nm
b = 2 cm
ε = 5.103
L/molcm
C = 2,49.10-5
mol/L
Dit : %T..?
Jawab :
A = ε . b. C
A = 5.103
L/molcm . 2 cm . 2,49.10-5
mol/L
A = 0,249
A = log 1/T
0,249 = log 1/T
T = 0,5636
%T = T x 100%
%T = 0,5636 x 100% = 56,36%
20
3. . Diket : λ = 272 nm
b = 1 cm
A = 0,45
BM = 118
Dit : A dan ε..?
Jawab :
A = a . b . c
a = A
b . c
a = 0,450
1 . 0,0274
a = 16,423 L/grcm
konsentrasi lar. Dalam molaritas:
ppm = M x Mr x 1000
27,4 ppm = M x 118 x 1000
M = 2,32 . 10-4
M
A = ε . b . c
0,450 = ε . 1. 2,32. 10-4
mol/L
ε = 1,94. 103
L/molcm
21
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) itu merupakan adalah
pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang
gelombang tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotmetri UV-
VIS diantaranya Jenis Pelarut, tebal kuvet, kadar larutan dan lebar celah.
3. Polaritas pelarut yag dipakai akan sangat mempengaruhi terhadap
pergeseran spektrum molekul yang dianalisis.
4. Pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometri UV-vis
diantaranya adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol.
5. Ada 2 metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif suatu senyawa
dengan spektrofotometer yaitu metode kurva kalibrasi dan metode one
point.
6. spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dikarenakan pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis.
7. Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi
setelah tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi.
8. Fosforesensi merupakan pemancaran kembali sinar oleh molekul yang
telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4
detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih
dapat berlangsung.
9. zat berfluororesensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan
sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar
ultravioletnya dimatikan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. Makalah Spektofotometri UV VIS.
http://andriyanto507.blogspot.com/2013/12/makalah-spektrofotometri-uv-
vis-infra.html. Diakses 19 April 2014 pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. Spektofotometer UV VIS. http://aaknasional.
wordpress.com/2012/ 06/08/spektrofotometer-uv-vis/ Diakses Diakses 19
April 2014 pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. Spektrofotometri. UV http://silvana-
nina.blogspot.com/2012/04/spektrofotometri-uv.html. Diakses 19 April
2014 pukul 22.00
Grace. 2011. Metode One Point Pada Analisis dengan Spektofotometri UV-Vis.
(online). ( http://grace107.blogspot.com/2011/02/0434-angka-ajaib-
spektrofotometri-uv.html#ixzz2zQRdWSiH , diakses pada 20/4/2014
pukul 15.30).
Lyrawati, Diana. 2004. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XX, No.3,.Dna
Transfection Into Cellular Mitochondria Of Murine _-Pancreas And
Human Primary Myoblast Cells: Steps Toward Genetic Engineering Of
Mtdna And Gene Therapy. Laboratrium Farmasi FK Universitas
Brawijaya: Malang.
Neng. 2010. Spektofotometri UV-VIS. (online).
(http://storiku.wordpress.com/2010/07/02/spektrofotometri-uv-vis/, diakses
pada 19/4/2014 pukul 19:30.
Saptutri, Fatma. 2013. Fluoresensi dan Fosforesensi. (online).
(http://fatmasaputrihinata.blogspot.com/ , diakses pada 19/42014 pukul
20:36)
Wuryanti dkk.2000. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.Penentuan aktivitas spesifik
Tirosinase dari Kentang Solanum Tuberosum. Laboratorium biokimia
Universitas Sriwijaya : Semarang.
23

Contenu connexe

Tendances

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisismeiwulandari24
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometrilee_walker94
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2Dimaz Febrianto
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Mina Audina
 

Tendances (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisis
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 

Similaire à Spektro UV-VIS

Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentFadilah Nur
 
ppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxeyyychann
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3mila_indriani
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visAdha Ningrum
 
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visSpektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visNanaMisrochah1
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1mila_indriani
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
BIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerBIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerNur Aini
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
ELSUS 1 B UV.pptx
ELSUS 1 B UV.pptxELSUS 1 B UV.pptx
ELSUS 1 B UV.pptxAlwiHasan5
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxRike Adliana
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4mila_indriani
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiabanachan
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visiblenoerarifinyusuf
 
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyBioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyLazuardi ardi
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 

Similaire à Spektro UV-VIS (20)

Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
ppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptxppT ELUSIDASI.pptx
ppT ELUSIDASI.pptx
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv vis
 
Final acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometriFinal acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometri
 
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visSpektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
turbidi dan neflo
turbidi dan nefloturbidi dan neflo
turbidi dan neflo
 
BIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerBIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_Specktrofotometer
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
ELSUS 1 B UV.pptx
ELSUS 1 B UV.pptxELSUS 1 B UV.pptx
ELSUS 1 B UV.pptx
 
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.pptkel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimia
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyBioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 

Dernier

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Dernier (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

Spektro UV-VIS

  • 1. 1 MAKALAH ANALISA FARMASI KUANTITATIF SPEKTROFOTOMETRI UV DAN FLOURESENSI KELOMPOK : V (LIMA) NAMA KELOMPOK : 1. Nur Afriyani (08121006046) 2. Ario Firana (08121006048) 3. Nur Fitriyana (08121006050) 4. Kamilia Qudsiani (08121006052) 5. Elvarina Permata Sari (08121006056) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT dimana kami telah menyelesaikan tugas membuat makalah dalam mata kuliah Analisa Farmasi Kuantitatif yang berjudul Spektrofotometri UV dan Flouresensi dengan benar dan tepat waktu. Selaku tim penyusun kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu Akrimah karena tanpa beliau tugas ini tidak dapat selesai dengan baik, tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada teman sebaya karena telah banyak membantu dan menyampaikan beberapa masukan dan kritik dalam tugas ini. Akhirnya, tim penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan mengharapkan adanya kritik dan masukan dari pembaca, khususnya kepada ibu Akrimah selaku pengajar mata kuliah Analisa Farmasi Kuantitatif dan teman teman sebaya lainnya. Inderalaya, 19 April 2014 Tim penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan...................................................................................................3 Latar Belakang.............................................................................................3 Masalah................................................................................................ .......4 Tujuan..........................................................................................................4 Bab II Pembahasan..................................................................................................5 Bab III Penutup......................................................................................................20 Kesimpulan................................................................................................20 Daftar Pustaka…………………………………………………………...21
  • 4. 4 BAB 1 PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Dengan majunya perkembangan zaman ilmu pengetahuan saat ini dan bertambah kompleksnya masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kimia farmasi, telah didapat begitu banyak cara untuk mengetahui konsentrasi dari suatu zat, baik itu padatan maupun cairan. Salah satu metode yang saat ini banyak digunakan dalam berbagai lembaga penelitian dan universitas adalah metode spektrofotometri dan Flouresensi. Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan. Pada makalah ini, spektrofotometri UV akan lebih detail dibahas, Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) itu sendiri adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
  • 5. 5 mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer I.2. Rumusan Masalah 1. Jelaskan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotmetri UV-VIS? 2. Apa pengaruh pelarut terhadap hasil spektrofotometri UV-VIS 3. Apa perbedaan fluororisensi dengan fosforisensi? Jelaskan dengan contoh dikehidupan sehari-hari! 4. Bagaimana cara kerja dari metode one point dengan kaliberasi pada spektro Uv-vis? 5. Apa hubungan analisa kuantitatif dengan sinar ultraviolet yang diserap oleh senyawa organik aromatik? 6. Bagaimana mennetukan cara Transfeksi DNa kedalam sel beta pancreas dan sel myoblas manusia menggunakan Florosensi? 7. Bagaimana menetukan aktifitas enzim tirosinase pada tumbuhan solanum tuberosum dengan Spektoskopi UV-VIS ? 8. Kenapa larutan-larutan tidak bewarna yang dianalisis menggunakan spektrofotometer UV tida boleh ada partiel koloid dan suspensi ? 9. Kenapa analisis menggunakan sinar ultraviolet biasanya dilakukan menggunakan ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet jauh maka instrument yang digunakan harus dalam keadaan vakum ? I.3. Tujuan Mahasiswa mampu memahami secara mendalam materi tentang spektrofotometri UV-VIS dan fluometri
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotmetri UV- VIS : 1. Jenis Pelarut Syarat pelarut yang digunakan tidak boleh mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang saat melakukan pengukuran sampel analisis. Jenis pelarut juga akan mempengaruhi lebar pita yang tampak pada spectrum. Karena transisi elektronik dapat terjadi dari sub tingkat dari keadaan dasar ke sub tingkat dari keadaan eksitasi.Jika pada keadaan transisi tersebut sedikit berbeda( karena pengaruh pelarut), maka panjang gelombag absorpsi juga akan sedikit berbeda. Sehingga akan menimbulkan pita lebar pada spectrum. Di bawah ini beberapa jenis pelarut dan besarnya absorsi cahaya pada gelombang tertentu. Pelarut Batas serapan (nm) Pelarut Batas serapan (nm) Asetonitril 190 n-heksan 201 Kloroform 240 Methanol 205 Sikloheksan 195 isooktan 195 1-4 dioksan 210 Air 190 Etanol 95% 205 Aseton 330 Benzen 285 piridin 205 Pelarut yang sering digunakan adalah air, etanol, methanol dan h-heksan karena pelarut-pelarut tersebut transparan pada daerau UV-VIS seningga tidak mengganggu dengan tidak mengabsorbi cahaya saat analisis. 2. Kadar larutan Semakin tinggi konsentrasi larutan akan terjadi polimerasi yang menyebabkan lamda maksimum berubah. Lamda maksimum berubah secara otomatis akan mempengaruhi analisis data yang diharapkan sebelumnya dan akan berbeda dengan larutan baku yang dianalis. 3. Tebal kuvet
  • 7. 7 Tebal kuvet akan memberikan spektrum serapan yg berbeda pula. Sehingga tebal kuvet harus disesuaikan dengan serapan maksimum yang dibutuhkan 4. Lebar celah Makin lebar celah maka makin lebar pula serapan, cahaya makin polikromatis, sehingga resolusi dan puncak-puncak kurva tidak sempurna. B. Pengaruh Polaritas Pelarut Terhadap Hasil Analisis Spektofotometri Hal yang perlu diperhatikan adalah polaritas pelarut yag dipakai. Karena akan sangat mempengaruhi terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis. Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai, antara lain :  Pelarut yang dipakai tidak boleh mengandung sistem ikatan rangkap terkonyugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.  Tidak terjadi interksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.  Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis. Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometri UV-vis adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol. Kaidah franks dan Cordon beranggapan bahwa selama elektron dalam keadaan tereksitasi, molekul tersebut dalam keadaan diam hanya terjadi pergeseran elektronnya saja. Selanjutnya elektron suatu molekul yang tereksitasi maupun tidak akan berasosiasi dengan pelarut sehingga terjadi penurunan tingkat energi ∆E untuk π1 - π 1* < π – π* dan n1 – π1* > n – π* . Pengaruh polaritas pelarut terhadap eksitasi elektron dalam spektrofotometer UV-vis.
  • 8. 8 Dari kaidah Franks dan Cordon tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kenaikan polaritas pelarut untuk elektron yang bertransisi n1 – π1* akan memberikan pergeseran biru (hipokromik). Hal ini disebabkan ikatan hidrogen dengan keadaan dasar elektron n yang lebih mantap dibandingkan dengan keadaan π* yang turun energinya menjadi π1* (dalam keadaan polar). 2. Sebaliknya untuk transisi elektron π1 - π 1* polaritas pelarut akan menimbulkan pergeseran merah (hatokromik). Hal ini disebabkan pelarut yang polar akan lebih memantapkan keadaan π* sehingga ∆E untuk π1 - π 1* < π – π*. Pelarut untuk UV-Vis dan batas minimum transparasi (cut off point) Pelarut Cut off point (nm) Air 190 Metanol 210 Sikloheksana 210 Heksana 210 Dietil eter 220 p-dioksan 220 Etanol 220 Kloroform 250
  • 9. 9 CCl4 265 Benzena 280 Toluen 285 Piridina 305 Aseton 330 Karbon disulfida 380 C. Metode Kurva Kalibrasi dan One Point dalam Analisa dengan Spektofotometri Molekul selalu mengabsorbsi radiasi elektromagnetik jika frekuensi radiasi ini sama dengan frekuensi getaran molekul tersebut. Elektron yang terikat maupun tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai dengan radiasi UV/VIS. Radiasi polikromatis dipancarkan dari sumber radiasi melewati monokromator sehingga diperoleh radiasi monokromatis. Radiasi monokromatis diteruskan ke kuvet yang berisi larutan/pelarut yang akan dianalisis. Radiasi tersebut akan dipantulkan, diabsorbsi dan ditransmisikan. Jika I0 adalah intensitas radiasi yang dipancarkan; dan I adalah intensitas radiasi setelah melewati larutan; maka I0-I adalah intensitas radiasi yang diabsorbsi oleh larutan. Nilai Absorban (A) adalah sebagai berikut: A = log Io/I, menurut hukum Lambert-Beer : A = a b C Dimana: A = absorban; a = absorptivitas; b = lebar medium (cm); C = konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi. Ada 2 metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif suatu senyawa dengan spektrofotometer : Metode kurva kalibrasi: yaitu dengan cara mengukur Absorban (A) sampel pada beberapa konsentrasi (C), kemudian dibuat kurva kalibrasi konsentrasi (C) terhadap absorban (A). Jika absorptivitas (a) suatu senyawa pada lmax telah diketahui dari perhitungan atau literatur, maka kadar larutan senyawa yang sama
  • 10. 10 dapat dihitung. Larutan senyawa dengan kadar tidak diketahui dibuat dalam pelarut yang sama dengan larutan senyawa yang diketahui kadarnya. Kadar larutan pembanding harus dibuat sesuai dengan kadar dimana hukum Lambert- Beer masih dipenuhi. Maka kadar larutan uji dapat dihitung: Cu = Au/(b.a) Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat memberikan informasi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari senyawa atau unsur. Panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan selama proses analisis digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi suatu senyawa atau unsur dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan absorban maksimum. Dari kurva standar kalibrasi, diperoleh persamaan garis : Y = ax + b Dimana Y merupakan serapan dan x adalah konsentrasi unsur atau senyawa. Dengan persamaan garis tersebut dapat ditentukan konsentrasi sampel. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi zat dengan kurva kalibarasi: 1. Maching kuvet : mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi atau transmitansi sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah yang akan digunakan untuk analisis, satu untuk blanko, satu untuk sampel. Dalam melakukan analisis Maching kuvet harus dilakukan agar kesalahannya makin kecil. 2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan standar yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang lebih kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperkirakan. 3. Ambillah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa, absorbansi yang dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi disebut panjang gelombang maksimum (lmaks). 4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang maksimum.
  • 11. 11 5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar, kemudian alurkan pada grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga diperoleh suatu kurva yang disebut kurva kalibrasi 6. Ukurlah absorbansi larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Setelah diperoleh absorbansinya, masukan nilai tersebut pada grafik yang diperoleh pada langkah 5. Metode “One Point”: digunakan untuk penentuan kadar secara rutin pada lmax, suhu pelarut, dan instrumen yang sama. Larutan uji dibandingkan terhadap larutan baku yang telah diketahui kadar dan kemurniannya : Cu = (Au/Ab).Cb Dalam analisis menggunakan one point method, konsentrasi baku yang digunakan hanyalah satu tingkat. Karena hanya satu tingkat maka tentu kemungkinan galat akan lebih besar daripada jika digunakan beberapa tingkat konsentrasi. Untuk meminimalkan galat, tentu saja gunakanlah nilai A=0,434 yang berdasarkan teori akan memberikan galat minimum. Putuskan konsentrasi yang akan dibuat sebagai konsentrasi baku yang akan digunakan, perlu diketahui juga nilai absorptivitas dari zat tersebut. Contoh: Untuk CTM diketahui nilai E1% 1cm (265nm) = 210-220 E1% 1cm sama saja dengan A1% 1cm. Untuk nilainya, gunakan nilai tengah saja, 215. -Maka untuk memperoleh nilai konsentrasi yang dibuat dilakukanlah perbandingan antara A dan c. -A yang kita inginkan A1% 1cm= c yang kita inginkan/1 %. D. Hubungan Analisa Kuantitatif Dengan Sinar Ultraviolet Yang Diserap Oleh Senyawa Organik Aromatik Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik sebagian besar tidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam analisis senyawa organik khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat,
  • 12. 12 merupakan komponen penting dalam biokimia. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik. Radiasi ultraviolet pada sepktrofotometri UV diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung π terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron –n, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengasorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu : Sinar yang digunakan dianggap monokromatis, penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama, senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : A = e.b.c
  • 13. 13 dimana : A = absorban e = absorptivitas molar b = tebal kuvet (cm) c = konsentrasi E. Sebab pengguanaan larutan tidak Berwarna dalam analisis Spektrofotometri Adanya partikel-partikel koloid ataupun suspensi akan memperbesar absorbansi akibatnya bila dihubungkkan dengan rumus yang diturunkan dari hukum lambaert-beer konsentrasi zat yang dianalisis makin besar dan apabila digunaan untuk penentuan struktur suatu senyawa maka pita pada spectrum akan melebar dari yang sesungguhnya. F. Perbedaan Metode Spektrofotometri UV Jarak Dekat Dengan Spektrofotometri UV Jarak Jauh Analisis menggunakan sinar ultraviolet biasanya dilakukan menggunakan ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet jauh maka instrument yang digunakan harus dalam keadaan vakum hal ini disebabkan jika digunakan ultraviolet jauh maka udara akan ikut menyerap panjang gelombang yang digunakan. Akibatnya kesalahan yang dilakukan makin fatal ,, karena jika udara ikut menyerap maka absorbansi yang dihasilkan akan makin besar, jika hal ini dihubungkan dengan hukum lambert-Beer maka konsentrasi zat yang dianalisis lebih tinggi dari yang seharusnya. G. Perbedaan Flurosensi dengan Fosforisensi Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi karena proses absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan atom
  • 14. 14 tereksitasi. Keadaan atom yang tereksitasi akan kembali keadaan semula dengan melepaskan energi yang berupa cahaya (de-eksitasi). Fluoresensi merupakan proses perpindahan tingkat energi dari keadaan atom tereksitasi (S1 atau S2) menuju ke keadaan stabil (ground states). Proses fluoresensi berlangsung kurang lebih 1 nano detik sedangkan proses fosforesensi berlangung lebih lama, sekitar 1 sampai dengan 1000 mili detik. Fosforesensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung. Fosforesensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke singlet dalam suatu molekul. Fosforesensi dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga akan memancarkan cahaya (berpendar) lebih lama dari pada fluorosens. Pada fluorosens, setelah energi yang digunakan untuk mengeksitasi elektron dihilangkan (biasanya berupa sinar UV) maka zat fluorosens tidak akan dapat menyala dalam gelap. Dengan kata lain zat berfluororesensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan. Hal ini berkaitan dengan cepat dan lambatnya elektron kembali ke orbital energi tingkat dasar, semakin cepat elektron kembali ke orbital maka semakin cepat pula hilang berpendarnya. Pada saat elektron tereksitasi, elektron berpindah dari orbital berenergi lebih rendah ke orbital yang berenergi lebih tinggi, yang merupakan reaksi yang non-spontan (dibutuhkan sejumlah energi aktivasi untuk menyebabkan sebuah elektron tereksitasi, misalnya terkenanya gelombang cahaya/elektromagnetik dengan energi sejumlah x kJ). Tereksitasinya elektron ini menyebabkan keadaan tidak stabil, sehingga menyebabkan elektron cenderung kembali ke keadaan orbital dasar elektron tersebut. Pada saat elektron yang tereksitasi kembali ke orbital asalnya (yang memiliki energi lebih rendah), energi sejumlah x kJ dilepaskan kembali. Energi yang dilepaskan ini berada dalam bentuk gelombang, yang panjang gelombangnya berada di range visible/tampak (10 nm – 103 nm), sehingga terlihat menyala di dalam gelap.
  • 15. 15 Sedangkan penjelasan tentang perbedan tentang fluoresensi dalam kehidupan sehari-hari fluoresensi dan fosforesensi berhubungan dengan kemampuan berpendar. Benda yg mengandung atau dilapisi zat fluor atau fosfor dapat berpendar dengan karakteristik masin-masing. Benda berfluor akan berpendar atau memancarkan cahaya (meski lemah) pada saat ia tertimpa cahaya juga. Contohnya adalah pasta gigi berfluoride. Tujuan pasta gigi ini adl melapisi gigi kita dg fluor sehingga saat kita tersenyum dan gigi kita terkena cahaya, maka gigi kita seolah berkilau. Tapi fluor tidak akan berpendar begitu tidak ada cahaya yang mengenainya. Makanya setelah menutup mulut, gigi kita tidak terus2an terang. Benda berfosfor akan berpendar setelah dikenai cahaya. Artinya baru akan berpendar jika keadaan sekitarnya gelap. Contohnya pada arloji berfosfor dan saklar lampu berfosfor. Jika kamu masuk ke ruang bioskop yg gelap setelah tadinya kamu di tempat terang, maka arloji kamu seolah berpendar. Demikian juga dg saklar lampu. Setelah lampu dimatikan dan kamar menjadi gelap, saklarnya tampak akan bercahaya. Tujuan pelapisan fosfor ini adalah agar kita mudah kembali menyalakan lampu karena tahu letak saklarnya meski dalam gelap, sebab saklarnya berpendar. Namun, tentu ada kapasitas dari fosfor itu sendiri. Setelah beberapa saat, pendarannya akan memudar. Dia harus dikenai cahaya lagi agar bisa berpendar lagi. H. Studi Kasus 1. Bagaimana mennetukan cara Transfeksi DNa kedalam sel beta pancreas dan sel myoblas manusia menggunakan Florosensi? Aplikasi spektrofoskopi flurosensi ini kami jelaskan dalam sebuah jurnal kesehatan : yang berjudul TRANSFEKSI DNA KEDALAM MITOKONDRIA SEL BETA PANKREAS DAN SEL PRIMER MANUSIA : LANGKAH MENUJU REKAYASA DNA MITOKONDRIA DAN TERAPI GEN.
  • 16. 16 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah system transfeksi dan pmtGFP yang mulanya dikembangkan dari dan untuk mitokondria sel mencit tersebut juga dapat diterapkan untuk mitokondria sel tikus dan manusia yang secara evousi mempunyai jarak divergens yang cukup jauh dengan mencit. Setelah dilakukan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik konstruksi DNA artifisialnya maupun metode transfeksi/pengirimannya ke dalam mitokondria sel akan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai model untuk mempelajari dinamika DNA mutan mitokondria maupun untuk pengembangan terapi gen penyakit mitokondria pada manusia. Penelitia ini diawali dengan sampel sel beta pancreas mencit dari sel BRIN BD 11 passage 44 sedangkan sel myoblat didapatkan dari manusia individu normal. Pada sel BRIN kontrol ditansfeksi dengan pmtGFP dan sel BRIN uji ditransfeksi dengan DQAsome-pmtGFP dan pada sel myoblas kontrol ditransfeksi pmtGFP dan sel myoblast uji ditransfeksi dengan DQAsome-pmtGFP.  GAMBAR 1 Pada gambar A hasil flurosensi antara sel BRIN dengan pmtGFP yang menhasilkan warna hijau Gambar B hasil flurosensi anatara sel Brin dengan DQAsome yang menhasilkan wrna coklat.  GAMBAR 2
  • 17. 17 Pada gambar A terjadi flurorensi anatara sel myoblas dengan pmtGFP yang menhasilkan warna hijau. Gambar B terjadi flurosensi antara selmyoblast dengan DQAsome yang menghasilkan wrna coklat . Gambar C merupakan hasil tumpukan antara gambar A dan B yang meunjukkan bahwa sinyal terkolokalisasi. Gambar D tidak menunjukkan warna setelah di trasnfeksi dengan mAb anti-GFP. Pada gamabr tersebut terdapat kemiripan anatara sel mitokondri pancreas mencit(SEL BRIN) dengan sel myoblast pada sel manusian menunjukkan adanya aktivitas flurosensi pada tranfeksi pmtGFP yang menhasilkan warna hijau dan menghasilkan fuloresensi coklat pada tranfeksi DQAsome-pmtGFP, gambar juga terlihat adanya sinyal yang terkolokalisai pada sel myoblast menunjukkan adanya aktifitas flurosensi. Fluoresensi hijau yang terdeteksi setelah transfeksI mitokondria pada sel dari spesies yang berbeda, antara lain sel dan sel beta pankreas tikus dan sel myoblast manusia (studi ini), menunjukkan bahwa pmtGFP dapat diekspresikan dan fungsional pada berbagai tipe sel mamalia. Pengembangan genom mitokondria artifisial yang fungsional dan metode transfeksi DQAsome untuk mengantar konstruk DNA tersebut dari luar ke dalam mitokondria yang berada di dalam sel utuh manusia, merupakan pendekatan yang penting dalam rekayasa mitokondria. Modifikasi dan optimasi protokol lebih lanjut akan dapat menghasilkan pendekatan ataumetode baru untuk manipulasi mitokondria/genom mitokondria mamalia. 2. Bagaimana menetukan aktifitas enzim tirosinase pada tumbuhan solanum tuberosun dengan Spektoskopi UV-VIS ? Seperti yang diketahui bahwa Spektroskopi UV-VIS merupakan salah saru metode analisis kimia baik secara kuanti maupun kualitatif untuk menentukan komposisi suatu sampel yang didasarkan pada interaksi anatara materi dan cahaya. Spektroskpoi UV-vis dapat menyerap radiasi pada daerah UV 200-400nm atau daerah Nampak 400-800nm.
  • 18. 18 Aplikasi spektroskopi UV-VIS kami jelaskan dalam sebuah jurnal yang berjudul “PENENTUAN AKTIVITAS SPESIFIK TIROSINASE DARI KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM” . Prinisp dari penelitian ini adalah penetuna antifitas enzim tirosinase menggunakan spkterometER UV-VIS pada gelombang tertentu karena terbentuknya warna dari dopakrom. Pada penelitian ini dilakukan tiga proses : pertama farksinasi tirosinase. Pada ekperimen ini ekstrak kasar kasar yang disiapkan selumnya difraksinasi bertingkat dengan amoninum sulfat denga konsentrasi berbeda-beda. Endapan yang terbentuk pada fraksinasi bertingkat tersebut ditambahkan dengan buffer fosfat. Analisis dilanjutkan dengan spektrofometer UV-VIS dengan panjang gelombang 280 nm. Kedua, uji aktifitas tirosinase, pada uji ini enzim tirosi dilarutkan dalam air,tiap 4ml lrutan tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang 475 nm . Ketiga, Penentuan Kadar Protein, dimulai 0,6 ekstrak kasar dan hasil dialysis dengan ammonium sulfat ditambah dengan 3 ml lowry C dan ditambakan 0,3 ml folin dan diukur serapannya pada panjang gelombang 655nm. Pada eksperimen ini menunjukkan bahwa besarnya nilai aktifitas spesifik untuk ektrassk kasar sebesar 4,293 U/mg. Untuk dialysis dengan penambahan ammonium sulfat bertingkat didapatkan aktifitas spesifik sebesar 5,817 U/mg. Pada penentuan aktifitas spesifik sitentukan unit aktifitas, dan pada penetuan kadar protein dengan menghitung rasio anatara unit aktifitas dengan kadar protein merupakan nilai aktitas spesifik. Pada hukum lambert-beer berbunyi “jumlah radiasi cahaya tampak yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan funsi eksponoen dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Cahaya yang diserap diukur sebagai adsorbansi (A) sedangkan yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T). I. Contoh soal 1. Skala pengukuran pada alat spektronic-20, menunjukan nilai transmitan 0- 100%. Berapa nilai absorbansinya? 2. Diketahui diameter sel kuvet adalah 2 cm, larutan yang diukur memiliki konsentrasi 2,49. 10-5 mol/L dengan ε 5. 103 L/molcm dengan panjang gelombang 430 nm, hitung %T!
  • 19. 19 3. Diketahui suatu senyawa X memiliki BM= 118 ditimbang sebanyak 0,274 gram dan diadd 10 mL, kemudian diukur pada panjang gelombang 272 nm dengan sel kuvet 1 cm sehingga memiliki A=0,450, tentukan absrobtivitas dan absirbtivitas molarnya! Jawaban : 1. Diket : %T = 0-100% T= 0-1 Dit : A...? Jawab : A = log 1/T A= log 1/0 = ~ (tak hingga) A = log 1/T A = log 1/1 = 1 Jadi absorbansinya ~ - 0 2. Diket : λ = 430 nm b = 2 cm ε = 5.103 L/molcm C = 2,49.10-5 mol/L Dit : %T..? Jawab : A = ε . b. C A = 5.103 L/molcm . 2 cm . 2,49.10-5 mol/L A = 0,249 A = log 1/T 0,249 = log 1/T T = 0,5636 %T = T x 100% %T = 0,5636 x 100% = 56,36%
  • 20. 20 3. . Diket : λ = 272 nm b = 1 cm A = 0,45 BM = 118 Dit : A dan ε..? Jawab : A = a . b . c a = A b . c a = 0,450 1 . 0,0274 a = 16,423 L/grcm konsentrasi lar. Dalam molaritas: ppm = M x Mr x 1000 27,4 ppm = M x 118 x 1000 M = 2,32 . 10-4 M A = ε . b . c 0,450 = ε . 1. 2,32. 10-4 mol/L ε = 1,94. 103 L/molcm
  • 21. 21 BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan 1. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) itu merupakan adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotmetri UV- VIS diantaranya Jenis Pelarut, tebal kuvet, kadar larutan dan lebar celah. 3. Polaritas pelarut yag dipakai akan sangat mempengaruhi terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis. 4. Pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometri UV-vis diantaranya adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol. 5. Ada 2 metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif suatu senyawa dengan spektrofotometer yaitu metode kurva kalibrasi dan metode one point. 6. spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dikarenakan pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis. 7. Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. 8. Fosforesensi merupakan pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung. 9. zat berfluororesensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan.
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Anonim.2013. Makalah Spektofotometri UV VIS. http://andriyanto507.blogspot.com/2013/12/makalah-spektrofotometri-uv- vis-infra.html. Diakses 19 April 2014 pukul 22.00 WIB Anonim. 2012. Spektofotometer UV VIS. http://aaknasional. wordpress.com/2012/ 06/08/spektrofotometer-uv-vis/ Diakses Diakses 19 April 2014 pukul 22.00 WIB Anonim. 2012. Spektrofotometri. UV http://silvana- nina.blogspot.com/2012/04/spektrofotometri-uv.html. Diakses 19 April 2014 pukul 22.00 Grace. 2011. Metode One Point Pada Analisis dengan Spektofotometri UV-Vis. (online). ( http://grace107.blogspot.com/2011/02/0434-angka-ajaib- spektrofotometri-uv.html#ixzz2zQRdWSiH , diakses pada 20/4/2014 pukul 15.30). Lyrawati, Diana. 2004. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XX, No.3,.Dna Transfection Into Cellular Mitochondria Of Murine _-Pancreas And Human Primary Myoblast Cells: Steps Toward Genetic Engineering Of Mtdna And Gene Therapy. Laboratrium Farmasi FK Universitas Brawijaya: Malang. Neng. 2010. Spektofotometri UV-VIS. (online). (http://storiku.wordpress.com/2010/07/02/spektrofotometri-uv-vis/, diakses pada 19/4/2014 pukul 19:30. Saptutri, Fatma. 2013. Fluoresensi dan Fosforesensi. (online). (http://fatmasaputrihinata.blogspot.com/ , diakses pada 19/42014 pukul 20:36) Wuryanti dkk.2000. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.Penentuan aktivitas spesifik Tirosinase dari Kentang Solanum Tuberosum. Laboratorium biokimia Universitas Sriwijaya : Semarang.
  • 23. 23