SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  175
GUIDANCE
AND
COUNSELING
   Disusun Oleh :
   Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si
    (Penanggung Jawab Keilmuan)
   Drs. H. Suismanto, M. Ag.
KOMPETENSI

 Mahasiswa memahami bimbingan dan
  konseling di sekolah/Madrasah (BKS/M)
  sebagai bagian dari profesi keguruan
  dan
 Memiliki pengetahuan dan ketrampilan
  dasar melaksanakan konseling individu
INDIKATOR

1.   Mampu menjelaskan BKS/M
2.   Mampu menjelaskan dan
     mempraktekkan dasar-dasar konseling
3.   Mengalami perubahan
     sikap/perilaku/nilai-nilai tentang bks
     dan kemampuan problem solving
MATERI POKOK (I)
1.   Pengantar: Pengertian Bimbingan dan
     konseling, Relevansi dan Peran BK dalam
     Pendidikan
2.   Fungsi dan Tujuan BKS/M
3.   Prinsip dan Asas BKS/M
4.   Pola Umum BKS (Pola 17)
5.   Pengelolaan BKS/M
6.   Permasalahan dalam BKS/M
MATERI POKOK (II)

1.   Hubungan dan Proses Konseling
2.   Kualifikasi Konselor
3.   Karakteristik Konseli/Klien
4.   Pemahaman dan Penyikapan
     Terhadap Kasus (Studi Kasus)
5.   Teknik konseling
6.   Teori/Pendekatan Konseling:
     Psikoanalisa, Behavioral, Client-
     Centered, REBT dan Islam
REFERENSI
Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
   dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bab I – V, VIII
Gladding, Samuel T. 2000. Counseling: A Comprehensive Profession.
   Upper Saddle River New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
   Bab I – VI
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. 2004.
   Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Bab II, IV, VI, VII
Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. Bab IV – VII
Sofyan S. Wilis. 2004. Konseling Individual. Teori dan Praktek. Bandung:
   Alfabeta. Bab II, IV, V, VIII
….
EVALUASI

1.   ujian akhir                               = 30
2. ujian mid semester                          = 25
3. tugas-tugas                                 = 25
4. Sikap, kehadiran dan tampilan = 20
------------------------------------------------ +
                                100
TIME LINE (I)
NO PERTEMUAN     MATERI
1. Ke – 1        Pengantar
2. Ke – 2        Fungsi , Tujuan, Prinsip dan
                 Asas BK
3.   Ke – 3      Pola Umum BKS/M (Pola 17)
4.   Ke – 4      Pola Umum BKS/M &
                 Pengelolaan BKS/M

5.   Ke – 5      Pengelolaan BKS/M
6.   Ke – 6      Permasalahan BKS/M
7.   Ke – 7      UTS
TIME LINE (II)
NO PERTEMUAN MATERI
8. Ke – 8    Hubungan dan Proses
             Konseling
9. Ke – 9    Kualitas Konselor

10. Ke –10      Karakteristik Klien
11. Ke -- 11    Studi Kasus Siswa
11. Ke – 12     Teknik – Teknik Konseling
12. Ke – 13     Pendekatan Psikoanalisa,
                Behavioral & Client Centered
13. Ke – 14     Pendekatan Client-Centered,
                REBT, Islam
PETA KONSEP BK



                                  BK

          WAWASAN BK DI SEKOLAH        DASAR- DASAR KONSELING

             Fungsi dan Tujuan     Hubungan dan Proses Konseling

              Prinsip dan Asas              Kualitas Konselor

               Pola Umum BK                 Karakteristik Klien

              Pengelolaan BK            Teknik- Teknik Konseling

              Permasalahan BK          Teori / Pendekatan Konseling
BIMBINGAN DAN KONSELING




    PENGANTAR
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
      KONSELING
 Pada awalnya dikenal dengan istilah bimbingan
  dan penyuluhan yang merupakan terjemahan
  dari guidance and counseling
 Oleh Tatang Mahmud th 1953
 Selanjutnya istilah penyuluhan banyak dipakai di
  bidang lain yang cenderung diartikan sebagai
  pemberian informasi atau
  penerangan, ceramah, pemutaran film
 Prof. Dr. H. Tohari Musnamar : Wawanwuruk.
 Sehingga kembali ke istilah asli: bimb &
  konseling
BIMBINGAN
 Terjemahan dari “guidance” dari kk “to
  guide” :
  menunjukkan, membimbing, menuntun
  atau membantu  secara umum
  bimbingan adalah suatu bantuan atau
  tuntunan
 suatu proses yang berkesinambungan
  dan sistematis untuk membantu individu
  mengembangkan kemampuan dan
  potensi dirinya sehingga mencapai
  perkembangan yang optimal dan mampu
  menyesuaikan diri dengan tuntutan
  lingkungan secara layak
Pengertian Bimbingan

 Proses pemberian bantuan kepada
 seseorang atau sekelompok orang
 secara terus-menerus dan sistematis
 oleh guru pembimbing (konselor) agar
 individu atau sekelompok individu
 menjadi pribadi yang mandiri.
 Kemandirian mencakup pada lima fungsi
 pokok yang hendaknya dijalankan oleh
 pribadi yang mandiri.
Lanjutan

 Kelima fungsi pokok itu ialah :
 (1) mengenal diri sendiri dan
  lingkungannya sebagaimana adanya,
 (2) menerima diri sendiri dan lingkungan
  secara positif dan dinamis,
 (3) mengambil keputusan,
 (4) mengarahkan diri sendiri,
 (5) mewujudkan diri sendiri
Pengertian Bimbingan
 B = Bantuan
 I = Individu
 M = Mandiri
 B = Bahan
 I = Interaksi
 N = Nasihat
 G = Gagasan
 A = Asuhan
 N = Norma
 Bimbingan adalah bantuan yang
 diberikan kepada individu agar individu
 itu mandiri, dengan mempergunakan
 berbagai bahan, interaksi, nasehat dan
 gagasan, dalam suasana asuhan, dan
 berdasarkan norma-norma yang berlaku
KONSELING

 Dari kata “to counsel”: memberi saran
  atau nasihat
  Selalu dirangkaikan dengan istilah
  bimbingan  bimb dan kons merupakan
  kegiatan integral; konseling sebagai
  salah satu teknik bimbingan

 Adalah hubungan membantu yang
  spesifik antara konselor dan klien/konseli
  dalam rangka pemecahan masalah klien
  sehingga tercapai perubahan perilaku
  menjadi lebih baik
Pengertian Konseling

 K = kontak
 O = orang
 N = meNangani
 S = maSalah
 E = expert (ahli)
 L = laras
 I = integrasi
 N = norma
 G= Guna
 M. Shaleh dan arya S tempat orang
 menyelesaikan masalah untuk mencapai
 perubahan perilaku yang lebih baik
 Konseling adalah kontak antara dua
  orang (konselor dan klien) untuk
  menangani masalah klien, dalam
  suasana keahlian yang laras dan
  terintegrasi, berdasarkan norma-norma
  yang berlaku, untuk tujuan-tujuan bagi
  klien
Pengertian Penyuluhan

 P = pertemuan
 E = empat mata
 N = klien
 Y = penyuluh
 U = usaha
 L = laras (selaras, serasi dan seimbang)
 U = unik
 H = human (manusiawi)
 A = ahli
 N = norma
 Penyuluhan adalah pertemuan empat
 mata antara klien dan penyuluh yang
 sedang menempuh usaha, dengan cara
 yang laras, unik dan manusiawi, yang
 bersifat keahlian, berdasarkan norma-
 norma yang berlaku
PSIKOTERAPI

 Berhubungan dengan masalah –
  masalah berat: konflik, pengalaman-
  pengalaman traumatis masa lalu
 Bertujuan untuk rekonstruksi kepribadian
 Jangka panjang
 Inpatient dan outpatient setting
 Sifat hubungan: superior dan demokratis
RELEVANSI BK (I)
 A. FAKTOR PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
   –   Demokratisasi pendidikan menyebabkan sekolah
       menjadi heterogen sehingga memungkinkan
       timbulnya kesulitan penyesuaian diri  well
       adjusted >< mal adjusted
   –   Perubahan sistem pendidikan dalam berbagai
       komponennya menuntut kemampuan
       penyesuaian diri yang tinggi
   –   Perluasan program pendidikan secara vertikal:
       terbuka kesempatan melanjutkan pendidikan ke
       jenjang yang lebih tinggi, horisontal: banyak
       jurusan dan internal:meningkatnya kesukaran
       hidup
 Career day : Hari Karir
RELEVANSI BK (III)

C. FAKTOR PSIKOLOGIS SISWA
     Siswa adalah individu yang masih dalam
      tahap perkembangan menuju kedewasaan
     adanya individual differences yang tidak
      semua bisa diakomodir dalam proses
      pembelajaran di kelas
MENGAPA MHS KI PERLU
    MEMPELAJARI BK ?
 Sebagai calon guru  tugas guru tidak hanya
  sebagai pengajar tapi juga pendidik yang harus
  memberikan teladan dan bimbingan kepada siswa
 Untuk melaksanakan hal tersebut agar hasilnya
  optimal perlu kerja sama dengan pihak lain yang
  kompeten  BK adalah salah satunya
  Dalam struk org BKS guru mata pelajaran
  merupakan salah satu personel dalam
  pengelolaan BK
 Guru KI harus bisa jadi guru favorit yaitu bisa jadi
  3 T: Teladan, Teman, Tempat Curhat 
  kemampuan konseling akan sangat membantu
PERAN /KEDUDUKAN BK

Pendidikan meliputi 3 bidang kegiatan:
 Bidang administrasi & supervisi
 Bidang instruksional / akademik
 Pembinaan pribadi
 BK mensupport bidang pembinaan
  pribadi
TUJUAN BK

 Dalam rangka menemukan pribadi
 Mengenal lingkungan
 Merencanakan masa depan
FUNGSI BK

1.   Fungsi Pemahaman
       diri sendiri, lingkungan mikro dan makro
2.   Fungsi Pencegahan
       Terhindar dari masalah/penyimpangan
       perilaku
3.   Fungsi Pengentasan
       membantu problem solving siswa
4.   Fungsi Pemeliharaan dan
     Pengembangan
       menjaga kondisi yang positif dan
       mengembangkan potensi diri
 SENSE OF DIRECTION SADAR
  ARAH
 UNDERSTANDING PEMAHAMAN
  DIRI/LINGKUNGAN
 COURAGE TABAH
 CHARITY  MURAH HATI/PEMAAAF
 ESTEEM PRIDE/
 SELF CONFIDENCE
 SELF ACCEPTANCE
 FRUSTASSION
 AGRESSION
 INCERTAINITY
I
 LONELESS
U
R
E
Bimbingan dan Konseling
Sekolah



PRINSIP DAN ASAS
Prinsip: seperangkat landasan
praktis          atau aturan main
Asas:dasar pertimbangan
PRINSIP-PRINSIP

 Penting untuk menghindari malpraktek BK
 Terdiri dari prinsip umum dan khusus
 Prinsip-prinsip umum:
  1. Ingat tingkah laku didasari oleh
  kepribadian yang kompleks dan unik
  2. Kenali perbedaan individu
  3. Fokus pada individu
  4. Rujuk pada yang kompeten jika tak
  mampu
  5. Mulailah dengan need assesment
Prinsip-Prinsip Umum
(lanjutan)
6. Fleksibel sesuai kebutuhan
7. Sejalan dengan program pendidikan di
    sekolah ybs
8. Dipimpin oleh ahli, mampu kerjasama
    dan resourceful
9. Evaluasi rutin
Prinsip-Prinsip Khusus

Mencakup prinsip yang berkenaan
  dengan:
 sasaran layanan,
 permasalahan individu,
 program layanan
 pelaksanaan pelayanan
• Sasaran layanan:
1.   BK for all

2.   Berurusan dengan keunikan dan
      kedinamisan     individu

3.   Perhatian terhadap tahap dan aspek
      perkembangan individu

4.   Fokus utama pada perbedaan individu
• Permasalahan individu


1.   Berurusan dengan pengaruh imbal
     balik antara kondisi psikologis dan
     lingkungan
2.   Fokus pada faktor penyebab
     masalah, yaitu sosial, ekonomi dan
     budaya
• Program layanan

1.   Integratif
2.   Fleksibel
3.   Berkelanjutan
4.   Evaluasi rutin dan terarah
• Pelaksanaan layanan

1.   Mengarah pada kemandirian individu
2.   Pengambilan keputusan yang
     independen
3.   Penanganan secara profesional
4.   Kerjasama penting
5.   Pengembangan berdasar evaluasi
Asas – Asas BK

1.   Rahasia: just 4 me
2.   Suka rela: bagi siswa mau datang sendiri, bagi
     petugas sebagai panggilan jiwa
3.   Terbuka: dalam mengemukakan masalah
4.   Here & now: apa yang harus dilakukan
     sekarang agar masalah teratasi / dapat dicegah
5.   Mandiri: siswa mampu mengarahkan diri
     sendiri, tidak tergantung pada orang lain
Asas – Asas BK (lanjutan)

6.  Kegiatan: ada upaya-upaya yang harus
    dilakukan siswa secara nyata
7. Dinamis: ada perubahan yang lebih baik
8. Terpadu: pada diri siswa dan pada isi dan
    proses layanan yang diberikan
9. Normatif: sesuai dengan norma-norma yang
    berlaku
10. Keahlian: layanan secara
    teratur, sistematik, dengan teknik dan alat
    yang layak serta oleh petugas yang
    mendapat diklat yang memadai.
Asas – Asas BK (lanjutan)

11. Alih tangan: petugas BK bukan
    dukun!!!
12. Tut wuri handayani: iklim yang harus
    tercipta di lingkungan sekolah, tidak
    hanya dirasakan ketika punya masalah
    / menghadap pembimbing
                      ---
POLA UMUM BK

 Dikenal dengan nama Pola 17
 Mencakup bidang bimbingan, jenis
  layanan dan kegiatan pendukung
BIDANG BIMBINGAN

 Sosial
 Pribadi
 Karir
 Belajar
Bidang Bimbingan Pribadi

 Religius
 Mengenal jati diri
 Mandiri
 Gaya hidup sehat
Orientasi Permasalahan
 Kelompok Permasalahan (Roos L. Mooney) 330
  masalah  11 kel. mas.
 Perkembangan jasmani dan kesehatan PJK
 Keuangan, keadaan lingk & pekerjaan KLP
 Kegiatan Sosial dan rekreasi         KSR
 Hub muda-mudi, pacaran & perkawinan HPP
 Hubungan sosial kejiwaan              HSK
 Hubungan pribadi kejiwaan             HPK
 Moral dan agama                       MDA
 Keadaan rumah dan keluarga             KRK
 Masa depan pendidikan dan pekerjaan MPP
 Penyesuaian thd tugas-tugas sekolah    PTS
 Kurikulum sekolah dan prosed pengajrn KPP
Bidang Bimbingan Sosial

 Kemampuan berkomunikasi efektif
 Interaksi sosial secara etis
 Hubungan sehat dengan teman sebaya
 Kemampuan memenuhi tuntutan luar
  secara dinamis dan bertanggunggjawab
 Orientasi hidup berkeluarga
 Peer group (teman sebaya)
 Play group (teman bermain)
 Sahabat karib (qorib)
 Klik
Angket kelompok belajar

 Azhar afandi  shaleh alasan
 M.Shaleh  anang alasan sering
  ketemu
 Anang  masrurah alasan rajin ehem
 Masrurah  ani alasan sak kos
 Ani  atien alasan rasa cantik
 Gitik lurah
 Pasemon mantri
 Esem bupati
 Sasmitaning narendra
Bimbingan belajar

 Belajar yang efektif
 Hambatan-hambatan dalam belajar
  faktor yang mempengaruhi belajar
 Internal fsik, psikologis
 Eksternal motivasi eksternal
Bidang Bimbingan Karir

 Dunia kerja dan usaha memperoleh
  penghasilan
 Kecenderungan dan perencanaan karir
 Informasi seluk beluk pekerjaan
 Sikap positif dan obyektif terhadap
  pilihan karir
 Khodijah BK untuk guru/tu
 Konperensi Kasus (Case conference)
 Motivasi intrinsik (lebih bagus
Alasan pilihan
          Jurusan/pertimbangan apa
          yang dipakai
 IQ
 Minat
 Pelajaran disukai
 Prestasi
 Ikut-ikutan
 Tuntutan ortu
JENIS – JENIS LAYANAN

 Layanan orientasi
 Layanan informasi
 Layanan penempatan dan penyaluran
 Layanan belajar
 Layanan konseling individu
 Layanan konseling kelompok
 Layanan bimbingan kelompok
Layanan Orientasi

 Memahami lingkungan baru
 Untuk siswa baru dan ortu/wali siswa
 Hasil: siswa mudah menyesuaikan
  diri, ortu /wali paham sikon sekolah
 Fungsi pemahaman dan pencegahan
 Materi: sekolah dan
  fasilitasnya, peraturan sekolah, hak dan
  kewajiban siswa, organisasi
  siswa, akademik, BK
Layanan Penempatan dan
Penyaluran
 Memperoleh penempatan dan
  penyaluran yang tepat
 Kelas, kelompok belajar, jurusan/prodi,
  dan lain-lain
 Fungsi pencegahan dan pemeliharaan
 Materi: penempatan kelas, jurusan/prodi,
  ekskul, kelompok sebaya serta
  kelompok-kelompok dan program
  khusus lainnya.
Layanan Konseling Individu

 Tatap muka untuk problem solving
 Fungsi: pengentasan
 Materi: seluruh masalah siswa dari ke
  empat bidang bimbingan
Layanan Konseling Kelompok

 Problem solving melalui dinamika
  kelompok
 Fungsi pengentasan
 Tujuan: melatih bicara di depan orang
  banyak, toleransi, pengembangan bakat
  dan minat, problem solving kelompok.
 Materi: masalah masing-masing anggota
  kelompok
Layanan Informasi

 Siswa dan significant others menerima
  dan memahami informasi
 Bekal hidup siswa
 Fungsi pemahaman dan pencegahan
 Materi: akademik, upaya-upaya
  pengembangan pribadi, karir dan
  jabatan, etika
Layanan Belajar

 Pengembangan motivasi, sikap dan
  kebiasaan belajar yang baik, efektif dan
  efisien
 Fungsi pemeliharaan dan
  pengembangan
 Materi: identifikasi siswa yang
  bermasalah dalam belajar, ketrampilan
  belajar, program remedial dan
  pengayaan
Layanan Bimbingan Kelompok

 Sejumlah siswa secara bersama-sama
  memperoleh berbagai bahan dari
  narasumber tertentu sebagai bahan
  acuan
 Membahas topik-topik penting sehingga
  dapat meningkatkan kemampuan
  interaksi sosial
 Fungsi pemahaman dan pengembangan
KEGIATAN PENDUKUNG

Meliputi:
 Apllikasi instrumentasi BK
 Himpunan data
 Konferensi Kasus
 Kunjungan Rumah
 Alih tangan kasus
Aplikasi Instrumentasi BK

 Bertujuan untuk mengumpulkan data
  tentang siswa dan lingkungannya
 Menggunakan teknik test dan non-test
 Teknik tes:inteligensi, bakat, prestasi,
  kepribadian
 Teknik non-test: angket, observasi,
  wawancara, sosiometri, dokumentasi.
Himpunan Data

 Kegiatan untuk menghimpun seluruh
  data dan keterangan yang relevan untuk
  pengembangan siswa
 Diselenggarakan secara
  sistematis, komprehensif, terpadu dan
  terjaga keamanannya
 Berguna untuk lebih memahami siswa
  ketika memberikan bimbingan dan
  layanan
Konferensi Kasus

 Membahas masalah siswa dalam forum
  diskusi dengan pihak-pihak yang terkait
 Diselenggarakan secara terbatas dan
  tertutup
 Untuk menjaring data dan memperoleh
  alternatif pemecahan masalah
 Berguna untuk menjalin kerjasama
  dengan berbagai pihak dalam
  menangani masalah siswa
Kunjungan Rumah

 Untuk memperoleh data dan membahas
  masalah siswa melalui kunjungan rumah
 Butuh kerjasama dengan ortu
 Data tentang kondisi rumah tangga ortu
  siswa, fasilitas belajar yang
  dimiliki, pendapat ortu dan anggota
  keluarga lain tentang siswa, dan lain-lain
Alih Tangan Kasus

 Pelimpahan penanganan masalah siswa
  kepada pihak lain
 Pola: dari petugas BK kepada ahli
  lain, guru mata pelajaran, wali kelas
  kepada petugas BK, dari petugas BK ke
  guru mata pelajaran
PERMASALAHAN
DALAM BKS
PENGERTIAN BK BELUM
DIKENAL LUAS
BUKTI-BUKTI:
 Profesi konselor sekolah belum diakui
  karena pendidikan dan pengalaman
  variatif
 SK pengangkatan sebagai guru bidang
  studi
 Sikap Guru dan Kepsek: tidak supportif
  dan apresiatif
MISPERSEPSI TENTANG BK
(Rochman Natawijaya, dlm Sofyan
Willis th 2004):
 Bimbingan identik dengan pendidikan < > BK
  adalah alat mencapai tujuan pendidikan
 BK hanya untuk siswa yang maladjustment < >
  BK for all!!
 BK berarti bimbingan vokasional < > BK
  membantu semua aspek kepribadian siswa
 BK adalah usaha memberi nasehat < >
  memberi kesempatan mencapai
  pemahaman diri
 BK menghendaki kepatuhan perilaku < >
  penyesuaian diri yang baik
 BK adalah tugas para ahli < > tidak
  semua tugas bimbingan adalah tugas
  para ahli
AKIBAT MISPERSEPSI

 Mengecilkan peran BKS shg kurang
  berminat melaksanakan program dan
  menambah pengetahuan
 Jika pendidikan sudah terlaksana
  dengan baik tidak perlu diadakan BKS
 Semua guru bisa menjadi konselor
  sekolah meski tanpa pendidikan khusus
Sofyan Willis (2004):

 Mengutamakan siswa
  bermasalah, mengabaikan siswa tak
  bermasalah
 BK laksana kantor polisi
 BK adalah keranjang sampah
 Kurang bisa dikomunikasikan dengan
  baik kepada rekan sejawat dan kepsek
 Kurang profesional
 Tempat penampungan guru-guru yang
  kekurangan jam mengajar
 BK dapat dilakukan siapa saja karena
  hanya sekedar memberi
  nasehat, peringatan atau ancaman
HUBUNGAN DAN
PROSES
KONSELING
Pengertian Konseling
Karakteristik Hubungan dalam
Konseling
 Bermakna
 Afektif
 Integrasi Pribadi
 Persetujuan Bersama
 Kebutuhan
 Struktur
 Kerjasama
 Konselor mudah di dekati, klien merasa
  aman
 Perubahan
Karakteristik Hubungan dalam
Konseling
 Afektif
 Intens
 Ada Pertumbuhan dan Perubahan
 Menjaga Privasi
 Supportif
 Jujur
Mengembangkan Hubungan
Konseling
 Adalah upaya konselor untuk
  meningkatkan keterlibatan dan
  keterbukaan klien
 Dengan menciptakan rapport: hubungan
  yang ditandai dengan
  keharmonisan, kesesuaian, kecocokan
  dan saling tarik menarik
 Caranya: empati, terbuka, menerima
  tanpa syarat, menghormati dan
  menghargai, mampu membaca
  komunikasi nonverbal klien, ikhlas, rela
  dan jujur
Yang perlu dipelihara

 Kehangatan
 Empati
 Keterlibatan klien
Proses Konseling: 3 Tahap

 Tahap Awal
 Tahap pertengahan (Tahap Kerja)
 Tahap Akhir (Tahap Tindakan)
Tahap Awal

 Membangun hub yang melibatkan klien
 Memperjelas dan mendefinisikan
  masalah
 Membuat penaksiran dan penjajakan
 Negosiasi kontrak
Tahap Pertengahan (Kerja)

 Penjelajahan masalah klien
 Memberikan bantuan


Tujuan:
• Eksplorasi masalah, isu dan kepedulian klien
  lebih jauh
• Menjaga agar hub konseling selalu terpelihara
• Menjaga agar proses konseling berjalan sesuai
  kontrak
Tahap Akhir (Tindakan)
Ditandai beberapa hal:
 Kecemasan klien menurun
 Perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih positif
 Adanya rencana hidup yang jelas

Tujuan:
 Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang
   memadai
 Terjadinya transfer of learning pada diri klien
 Melaksanakan perubahan perilaku
 Mengakhiri hub konseling
PENANGANAN KASUS SISWA
Pengertian Kasus
 Kesatuan kondisi yang di dalamnya terkandung
  satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh
  seorang individu (atau
  kelompok,keluarga,lembaga).
 Masalah tsb dapat berkenan dengan berbagai
  aspek perkembangan dan kehidupan individu
  dalam kaitannya dengan dimensi
  kemanusiaannya.
CIRI-CIRI KASUS
Tidak disukai adanya
Ingin dihilangkan keberadaannya
Dapat menimbulkan kerugian
 dan/atau kesulitan

BAGAIMANA PANDANGAN ANDA
TERHADAP KETIGA CIRI TERSEBUT?
MENGHADAPI KASUS

  PENYIKAPAN
  PEMAHAMAN
  PENANGANAN
KASUS
 Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki
 menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering
 melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi
 belajarnya rendah
 Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau
 akan menghadapi mata pelajaran matematika.
 Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut
 termasuk salah seorang siswa yang
 dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di
 rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat
 belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
Ia banyak membantu kegiatan keluarga
sehingga seringkali terlambat masuk
sekolah.
Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut
adalah anak keenam dari sebelas
bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah
berada di PT, dan salah seorang adiknya
juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama.
Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat
terhadap bidang studi IPS. Dalam
menyelesaikan salah satu tugas rumahnya
pernah terjadi bentrok dengan salah seorang
gurunya.
PEMAHAMAN KASUS

Pemahaman yang mendalam
 untuk mengetahui seluk beluk
 kasus
Suatu kasus seperti gunung es
 yang terapung di lautan
Rincian permasalahan
Sebab-sebab
Kemungkinan akibat
PENANGANAN KASUS
 Pengenalan awal tentang kasus
 Pengembangan ide-ide tentang
  rincian masalah yang terkandung
  dalam kasus
 Penjelajahan lebih lanjut tentang
  segala seluk beluk kasus
 Mengusahakan upaya-upaya kasus
  untuk mengatasi atau memecahkan
  sumber pokok permasalahan
 Penanganan kasus dapat dipandang sebagai
  upaya khusus untuk secara langsung
  menangani sumber pokok permasalahan
 Tujuan utama teratasinya atau
  terpecahkannya permasalahan
 Pertanyaan pokok “Upaya apakah yang perlu
  dilakukan agar kasus tersebut dapat
  diatasi?”
 Penanganan kasus menghendaki strategi
  dan teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai
  dengan pokok permasalahan yang akan
  ditangani.
CARA MENGENALI PERMASALAHAN
 Deskripsi awal kasus
 Ide-ide tentang rincian
  permasalahan,kemungkinan sebab dan
  kemungkinan akibat
 Upaya dan hasil penjelajahan lebih lanjut
  terhadap setiap permasalahan yg terkandung
  pada kasus tersebut
 Upaya penanganan secara khusus thd
  permasalahan pokok yg menjadi sumber
  permasalahan pada umumnya
KASUS
 Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki
 menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering
 melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi
 belajarnya rendah
 Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau
 akan menghadapi mata pelajaran matematika.
 Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut
 termasuk salah seorang siswa yang
 dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di
 rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat
 belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
Ia banyak membantu kegiatan keluarga
sehingga seringkali terlambat masuk
sekolah.
Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut
adalah anak keenam dari sebelas
bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah
berada di PT, dan salah seorang adiknya
juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama.
Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat
terhadap bidang studi IPS. Dalam
menyelesaikan salah satu tugas rumahnya
pernah terjadi bentrok dengan salah seorang
gurunya.
PELIBATAN PIHAK DAN SUMBER SERTA
  UNSUR DALAM PENANGAN KASUS
 Harus seijin orang yg mengalami masalah
 Bersifat sukarela dan tidak menimbulkan
  kerugian bagi pihak,sumber dan unsur lain
  yg dilibatkan
 Bermanfaat secara efektif dan efisien
 Dapat disinkronisasi, dipantau dan dikontrol
 Sesuai dengan asas-asas BK
 Peranan masing-masing pihak dijelaskan
  secara rinci bagi pihak,sumber,unsur
  maupun orang yang mengalami masalah
PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
 Penyikapan secara menyeluruh yang mencakup
 segenap aspek permasalahan yang ada di
 dalam kasus dan segenap langkah ataupun
 pentahapan pada sepanjang proses
 penanganan kasus secara menyeluruh

  mulai ------------------------------------ akhir
KETERKAITAN KONSELOR SECARA
  MENYELURUH
 Penanganan kasus dalam arti umum
 Pengenalan awal terhadap kasus
 Pengembangan ide-ide tentang rincian
  masalah,kemungkinan sebab dan akibat
 Penjelajahan kasus
 Penanganan kasus dalam arti khusus
 Penyikapan terhadap kasus
UNSUR-UNSUR PENYIPAKAN
 Kognisi
    Wawasan            - kasus dan berbagai
    Keyakinan             permasalahan
    Pemahaman           - pemahaman dan
     penanganan
    Penghayatan           kasus
    Pertimbangan dan pemikiran konselor tentang
     keberadaan manusia
    Hakikat dimensi kemanusiaan dan
     pengembangan
    Pengaruh lingkungan
    Penerapan pelayanan BK
Afeksi
 Suasana perasaan
 Emosi dan kecenderungan bersikap berkenaan
  dengan keberadaan manusia dengan kasus
  tersebut

Perlakuan
 Tindakan terhadap kasus yang ditangani
 Sejak diserahkannya kasus sampai berakhirnya
  keterlibatan penanganan
UNSUR KOGNISI YANG MENDASARI
                    PENYIKAPAN
 Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia
  ditakdirkan sebagai mahluk yg paling indah dan
  berderajat paling tinggi
 Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan
  dan derajat paling tinggi itu terwujud dalam
  bentuk kesenangan dan kebahagiaan hidup di
  dunia dan di akhirat dalam arti yg seluas-
  luasnya
 Pemahaman dan penghayatan bahwa
  keempat dimensi kemanusiaan perlu
  dikembangkan secara serempak dan optimal
  menuju perwujudan manusia seutuhnya
 Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam
  perjalanan hidupnya seseorang dapat
  mengalami berbagai permasalahan yang
  mengganggu perkembangan keempat
  dimensi kemanusiaan
 Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor
  lingkungan, disamping faktor dalam dimensi
  kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya thd
  pengembangan dimens-dimensi itu
  sendiri, dan thd timbulnya permasalahan
  pada diri seseorang
 Pemahaman dan penghayatan bahwa
  pelayanan BK, bersama pelayanan
  pendidikan pada umumnya mampu
  memberikan bantuan kepada orang yg
  sedang mengalami perkembangan dan
  mengalami masalah demi teratasi masalah
  mereka
 Pemahaman dan penghayatan bahwa
  seseorang yg sedang mengalami masalah
  tidak seharusnya dianggap terlibat masalah
  kriminal atau perdata,atau sedang menderita
  penyakit jasmani atau rohani, atau orang
  tidak normal
 Pemahaman dan penghayatan bahwa
  permasalahan seseorang yg sebenarnya
  besar kemungkinan tidak tepat sama dengan
  yang tampak pada pendeskripsian awal. Oleh
  karena itu diperlukan upaya pendalaman
  lebih lanjut.
 Pemahaman dan penghayatan bahwa
  diperlukan strategi dan teknik-teknik khusus
  untuk memecahkan masalah
 Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam
  menangani permasalahan perlu dilibatkan
  berbagai pihak, sumber dan unsur untuk
  secara efektif dan efisien mengatasi masalah
POLA TINGKAH LAKU AFEKTIF
 Memberikan penghargaan dan penghormatan
  yg setinggi-tingginya thd kehidupan
  manusia, baik sebagai individu maupun
  kelompok
 Berupaya sesuai dengan
  keahlian, mengembangkan keempat dimensi
  kemanusiaan secara selaras,serasi dan
  seimbang menuju perwujudan manusia
  seutuhnya
 Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada
  orang yang mengalami masalah
 Berusaha seoptimal mungkin menerapkan
  keahlian yg dimiliki untuk membantu yang
  bermasalah
 Bersikap positif thd orang-orang yang
  mengalami masalah
 Bertindak hati-hati,teliti,tekun dan
  bertanggungjawab dalam menangani
  permasalahan seseorang
 Dengan penuh kesabaran mengembangkan
  wawasan,ide-ide, strategi dan teknik serta
  menerapkan secara tepat thd permasalahan yg
  dihadapi seseorang
 Tidak menahan permasalahan seseorang untuk
  ditangani sendiri saja,melainkan melibatkan
  pihak,sumber dan unsur lain
 Tidak menutup kemungkinanmengalihkan
  penanganan masalah kepada pihak lain,jika
  ternyata pihak lain lebih ahli
PERLAKUKAN TERHADAP KASUS DAN
               UPAYA PENANGANAN
 Menerima kasus yg dipercayakan kepadanya
  dengan penuh rasa tanggungjawab
 Mengembangkan wawasan tentang kasus itu
  secara lebih rinci,tentang kemungkinan
  sebab timbulnya setiap permasalahan, dan
  kemungkinan akibat-akibat yang akan timbul
  bila tidak tertangani
 Mengembangkan strategi dan menerapkan
  teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi
  sumber-sumber pokok permasalahan
 Melibatkan berbagai pihak,sumber dan unsur
  apabila diyakini hal tersebut akan membantu
  pemecahan masalah
 Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah:
  sampai seberapa jauh upaya tersebut telah
  membuahkan hasil
TUGAS
1.Bagaimana pandangan anda terhadap ketiga
  ciri kasus berikut ini:
  a. tidak disukai adanya;
  b. ingin dihilangkan keberadaannya;
  c. dapat menimbulkan kerugian dan/atau
     kesulitan
  Diskusikan dan kemukakan beberpa contoh
  masalah dan terapkanlah ciri-ciri tsb thd
  masalah yang menjadi contoh Anda itu
2. Carilah sebuah kasus yang Anda ketahui
    pernah terjadi.
   a. Deskripsikanlah kasus itu secara singkat
   b. Tunjukkanlah masalah-masalah yang
    terkandung dalam kasus itu dan kaitkan
    dengan keempat dimensi kemanusiaan
   c. Konsep atau ide apakah yang Anda mun-
      culkan berkenaan dengan:
      (1) rincian setiap masalah
      (2) kemungkinan sebab-sebab
      (3) kemungkinan akibat yang akan timbul
           apabila masalah itu tidak teratasi
3. Apa yang akan terjadi apabila konselor
  menganggap bahwa kasus yang dihadapkan
  kepadanya merupakan:
  a. kasus yang ringan?
  b. kasus yang berat ?

4. Konselor dituntut untuk bersikap positip
  terhadap kasus. Apa yang akan terjadi jika
  konselor bersikap negatif terhadap kasus?
   Jelaskan dengan disertai contoh.
KUALIFIKASI
KONSELOR

Karakteristik apa saja yang perlu
dimiliki oleh seorang konselor ???
Mencakup Aspek
Kepribadian dan
Keahlian
Untuk Kondisi Indonesia
   Beriman dan bertaqwa
   Menyenangi manusia
   Komunikator yang terampil; pendengar yang baik
   Memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial –
    budaya
   Fleksibel, tenang dan sabar
   Menguasai ketrampilan teknik, memiliki intuisi
   Memahami etika profesi
   Respek, jujur, asli, menghargai, tidak menilai
   Empati, memahami, menerima, hangat, bersahabat
   Fasilitator, motivator
   Emosi stabil, pikiran jernih, cepat dan mampu
   Objektif, rasional, logis konkrit
   Konsisten, tanggung jawab
TEKNIK – TEKNIK
KONSELING
 Istilah lain: ketrampilan konseling, strategi
 konseling

 Pengertian:cara yang digunakan oleh seorang
 konselor dalam hub konseling untuk membantu
 klien agar berkembang potensinya dan mampu
 mengatasi masalah yang dihadapi
Seorang Konselor

 Menguasai teknik konseling adalah
  mutlak sebab merupakan kunci
  mencapai tujuan konseling
 Yang efektif: mampu merespon dengan
  teknik yang benar, sesuai keadaan klien
  saat itu
 Respon yang baik: dapat
  menyentuh, merangsang, dan
  mendorong klien sehingga menjadi lebih
  terbuka, merasa bebas untuk curhat
 Respon konselor mencakup perilaku
  verbal dan non verbal
1. Perilaku Attending

 Disebut juga perilaku menghampiri klien
 Mencakup kontak mata, bhs tubuh dan
  bhs lisan
 Attending yang baik mencakup tiga hal
  tersebut
 Memudahkan klien terlibat pembicaraan
  dan terbuka
 Contoh: menganggukkan
  kepala, tersenyum, wajah tenang dan
  ceria, jarak agak dekat, mendengarkan
2. Empati
 Adalah merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
    berpikir bersama klien dan BUKAN untuk atau tentang
    klien
   Dilakukan bersamaan dengan attending
   Ada dua macam: primer dan tingkat tinggi
   Empati primer hanya memahami
    perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien.
    Bertujuan agar klien mau terlibat pembicaraan dan
    terbuka
   Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu”
   Empati tingkat tinggi: paham secara lebih mendalam dan
    menyentuh klien sehingga klien mau mengungkapkan hal
    terdalam dari dirinya
   Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu. Memang
    ada saat dimana kita harus mengambil sebuah
    keputusan”
3. Refleksi

 Adalah memantulkan kembali
  perasaan, pikiran dan pengalaman klien
  sbg hasil pengamatan terhadap perilaku
  verbal dan nonverbalnya.
 Klien: “saya sudah berkali-kali
  menasehati dia, tapi tetap tak mau
  berubah. Mulai dari cara yang halus
  sampai yang kasar semuanya sudah
  saya lakukan.”
 Konselor: “tampaknya kamu jengkel
  ya…”
 Klien: “saya tidak tahu lagi harus ditaruh
  dimana muka saya ini….”
4. Eksplorasi

 Ketrampilan menggali
  perasaan, pengalaman dan pikiran klien.
 “oya tadi kamu bilang kamu merasa
  tertekan. Perasaan tertekan yang
  bagaimana yang kamu maksudkan?”
 “sepertinya kamu pernah mengalami hal
  yang berat. Bisakah kau jelaskan lebih
  jauh tentang itu?
 “saya bisa memahami mengapa kau
  berbuat begitu. Mungkin ada alasan lain
  yang membuat kau melakukan hal itu?
5. Parafrase
Konseling
Psikoanalisa
Teori

 Topografi kepribadian: alam
  sadar, prasadar dan bawah sadar
 Struktur Kepribadian: id, ego, super ego
 Tahap perkembangan: fase
  oral, anal, falik,- laten - ,genital
 Dinamika kepribadian: instink ingin
  dipenuhi, muncul kecemasan, reaksi
  pertahanan diri
Hakekat manusia

 Mahluk biologis instinktif, perilaku
  didorong oleh bawah sadar
 Masa kanak-kanak penting bagi
  pembentukan kepribadian dewasa
Perilaku Bermasalah

 Penggunaan mekanisme pertahanan
  ego yang berlebih-lebihan
 Ketidakseimbangan id, ego dan super
  ego: id tidak bisa dikendalikan atau
  superego selalu mengekang
 Residu pengalaman masa kanak-kanak
Tujuan Konseling

 Memperkuat ego: mampu memenuhi
  keinginan id tanpa konflik dengan super
  ego
 Menyadari dan bisa menerima isi bawah
  sadar
Tahap-Tahap Konseling

 Tahap pembukaan


 Pengembangan transferensi


 Bekerja melalui transferensi


 Resolusi
Teknik Spesifik

 Asosiasi bebas
 Interpretasi mimpi
 Analisis transferensi
 Analisis resistensi
Peran Konselor

 Konselor sebagai ahli,
 mendorong transferen dan
  mengeksplorasi ketidaksadaran,
 melakukan interpretasi
Konseling Behavioral
Teori Kepribadian

 Teori Kondisioning Klasik:
  terbentuknya perilaku karena
  pembiasaan, yaitu adanya asosiasi antara
  stimulus alami dan bersyarat setelah
  pemasangan yang berulang-ulang
 Teori Kondisioning Operan
  perilaku terbentuk karena konsekuensi yang
  menyertai
  jika menyenangkan diulang dan dipertahankan
   reinforcement
  jika tidak menyenangkan akan melemah atau
  hilang  punishment
 Teori Belajar Observasional: belajar dengan
Hakekat Manusia

 Manusia berpotensi untuk segala jenis
  perilaku
 Perilaku terbentuk karena proses belajar
  dari lingkungan
 Manusia mampu belajar perilaku yang
  baru
Perilaku Bermasalah

 Hasil dari proses belajar yang salah
 Perilaku negatif /tidak tepat yang sering
  mendapat penguatan sehingga
  dipertahankan menjadi sebuah
  kebiasaan
 Perilaku yang salah penyesuaian / tidak
  memberikan kepuasan bagi individu
Tujuan Konseling

 Menurunkan/menghilangkan perilaku
  negatif/ yang tidak diharapkan
 Meningkatkan perilaku yang
  positif/sesuai harapan
 Belajar ketrampilan berperilaku yang
  baru
Tahap Konseling

 Mendefinisikan problem: kapan, dimana,
  bagaimana dan terkait dengan siapa
  problem itu muncul?
 Mempelajari sejarah bagaimana klien
  mengatasi problem di masa lalu dan
  kemungkinan masalah saat ini bersifat
  organis
 Menentukan tujuan khusus
 Menentukan metode yang terbaik untuk
  berubah
Teknik Spesifik

 Desensitisasi sistematik: menghilangkan
  kecemasan secara bertahap
 Terapi implosif: membayangkan stimulus
  yang menimbulkan kecemasan
 Latihan perilaku asertif
 Teknik aversif: time-
  out, overcorrection, covert sensitization
 Modeling
 Kontrak perilaku: kesepakatan
  mengubah perilaku tertentu
Peran Konselor

 Aktif selama konseling
 Sebagai guru, instruktur, pemberi
  penguat, fasilitator
Konseling Person -
Centered
(Berpusat pada
Pribadi)
Dasar Teori
 Kepribadian terdiri dari self, medan fenomenal dan
    organisme
   Self adalah persepsi dan nilai-nilai individu tentang diri
    dan hal lain yang berhub dengan dirinya; terdiri dari real
    self dan ideal self
   Medan fenomenal: keseluruhan pengalaman yang
    diterima seseorang baik yang disadari maupun yang
    tidak disadari; hanya bisa dipahami dengan
    menggunakan internal frame of reference org tersebut
   Organisme: keseluruhan totalitas individu baik secara
    fisik maupun mental
   Kepribadian akan berkembang baik jika mendapat
    unconditional positive regard
   Kepribadian yang sehat: fully functioning person
Hakekat Manusia

 Punya kecenderungan
  mengaktualisasikan diri,
 Bermartabat, berharga dan menjunjung
  tinggi nilai-nilai
 Baik dan bisa dipercaya
 Perilaku terbentuk sesuai medan
  fenomenalnya  realitas subyektif
Perilaku Bermasalah

 Orang yang tidak memperoleh
  unconditional positive regard
 Inkongruensi pengalaman dengan self
Tujuan Konseling

 Eksplorasi diri,
 keterbukaan terhadap diri sendiri dan
  orang lain,
 realistik dan mampu mengarahkan diri
  sendiri,
 lebih bisa menerima diri sendiri dan
  orang lain, dan lingkungan;
 berfokus pada keadaan yang sekarang
  dan di sini
Tahap Konseling

Dari segi konselor
 Membangun hubungan terapeutik
 Tahap lanjut sesuai efektivitas hub dan
  kebutuhan klien
Dari segi klien
 Klien datang dalam kondisi inkongruen, cemas
  atau maladaptif
 Mengharap bantuan konselor
 Bersikap kaku, mengemukakan masalah
  secara permukaan
 Membuka diri, rileks, lebih bisa bersikap
  matang dan mampu aktualisasi diri
Teknik Spesifik

 Penerimaan,
 mengklarifikasi pernyataan klien,
 refleksi/menyatakan kembali perasaan yang
    diungkap klien,
   empati,
   penghargaan positif,
   kongruensi,
   membuka diri,
   mendengarkan baik secara aktif maupun pasif,
   memberi pernyataan/pertanyaan yang terbuka,
   membuat ringkasan
Peran Konselor

 Fasilitator
 Sebagai teknik
ISLAM DAN FASE-FASE
PERKEMBANGAN
HIDUP MANUSIA
Perspektif Bimbingan Keluarga
Islami
Fase-Fase Kehidupan
       Manusia
1.   Alam Ruh, alam sebelum jasad manusia
     diciptakan
2.   Alam Rahim, tempat menyempurnakan jasad
     manusia dan penentuan kadar nasibnya di dunia
3.   Alam     Dunia,   alam     tempat    ujian  bagi
     manusia, siapakah di antara mereka yang paling
     baik amalnya
4.   Alam Kubur, alam tempat menyimpan amal
     manusia. Di alam ini Allah menyediakan dua
     keadaan,yakni nikmat atau azab kubur
5.   Alam akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal
     manusia. Di alam ini Allah menentukan keputusan
     dua tempat untuk manusia, apakah ia akan
Tujuan Penciptaan Manusia
1.   Sebagai khalifah Allah di bumi ( Q.S. Al Baqoroh :
     30)
2.   Sebagai Hamba Allah, yang hanya beribadah
     kepada-Nya.( Q.S. Adzariyat :56)

 Keduanya merupakan Amanah yang dibebankan
    kepada manusia yang harus dilaksanakan sesuai
    tuntunan Allah
Jika dilaksananakan, niscaya manfaat/hikmah akan
    kembali kepada manusia.
    Sebagaimana ada tujuan di balik wujud manusia
    yang dilengkapi Allah dengan organ-organ tubuh
    seperti pendengaran, penglihatan, jantung, paru-
    paru, darah , hati, pikiran dan perasaan yang mana
    manfaatnya adalah untuk manusia sendiri.
Potensi-Potensi Manusia
(Fitrah)
Yang dimaksud Potensi /fitroh di sini
  adalah fitrah sebagai unsur-unsur dan
  sistem yang dianugerahkan Allah
  kepada setiap manusia, yang meliputi :
  -Potensi Jasmani
  -Potensi Rohani
  -Potensi Nafs, dan
  -Potensi Iman
Fitrah Jasmani
       -sbg wadah fitrah rohani
       -Mencakup: sistem jaringan tubuh, alat-alat
       indra, dan alat kelamin
Fitrah Rohani
       -Sebagai esensi pribadi manusia
       -Berada di alam materi & immateri
       -Memiliki daya mengembangkan proses biologis
       -Lebih abadi drpd fitrah jasmani
       -Suci dan memperjuangkan dimensi-dimensi
spiritual
       -Mampu bereksistensi dan dapat menjadi tingkah
laku    aktual bila telah menyatu dengan fitrah jasmani
Fitrah Nafs
      -Sbg paduan integral antara fitrah jasmani
      (biologis) dng fitrah rohani (psikologis)
      -Ia memiliki tiga komponen pokok yaitu :
      kalbu, akal dan nafsu, yg saling berinteraksi
      dan terwujud dlm bentuk kepribadian
      -Terdapat tiga macam nafs, yaitu, amarah,
      lawwamah, dan muthmainnah
Fitrah Iman
      Esensi: mengakui keesaan Allah & tunduk
  kepada- Nya
      Fungsi: memberi bentuk dan arah bagi fitrah
      jasmani,rohani dan nafs
Perkembangan Hidup Manusia
1.  Pra Lahir
2. Kehidupan di Dunia
    a. Fase Bayi                (0-2 th)
    b. Fase Kanak-kanak   (2-7 th)
    c. Fase Tamyiz              (7-10 th)
    d. Fase Amrad               (10-15 th)
    e. Fase Taklif              (15-40 th)
    f. Fase Futuh               (40-60 th)
   g. Fase Lansia         (60 – lebih th)
3. Kehidupan Hari Akhir
 Q.S Al Haj: 5
 Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
  (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah
  menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes
  mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal
  daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak
  sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan
  dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
  sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai
  bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
  kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
  dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
  sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
  yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini
  kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di
  atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
  berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
 Q.S. Al Mu’min : 67
 Dia-lah  yang menciptakan kamu dari tanah
  Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
  segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu
  sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan
  hidup) supaya kamu sampai kepada masa
  (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
  sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
  sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
  kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan
  supaya kamu memahami(nya).
Perkembangan Pra Lahir
1. Penciptaan ruh. (Q.s Al A‟raf :172,Al
   Hadid:8, Al Insan:1)
   Kehidupan       manusia    dimulai    dari
   penciptaan ruh. Ruh diciptakan segera
   setelah penciptaan Adam (ruh bersifat
   suci/berpotensi positif/ percaya kepada
   Allah, dan abadi).
2. Penciptaan jasad (Q.s. Al Imran:6,Az
   Zumar:6,Ar       Ra‟d:8,Al   Qiamah:37,Al
   Mursalat:21
   Pertemuan antara sel sperma dan sel telur
   berproses melalui nuthfah, ‘alaqah, dan
   mudghah. Jasad bersifat suci dan
   berubah/dapat dipengaruhi oleh lingkungan
 Rosulullah Saw. Bersabda: sesungguhnya setiap kamu
  dikumpulkan kejadiannya; dalam rahim ibunya selama 40
  hari 40 malam berupa “darah”(alaqah),dalam waktu yang
  sama (40 hari 40 malam) kemudian menjadi “daging”
  (mudhhah),dalam waktu yang sama pula (40 hari 40
  malam) kemudian diutus Malaikat kepadanya untuk
  memberitahukan empat perkara, kemudian ditetapkan (1)
  rizkinya (2) ajalnya, (3) amalnya, (4) celaka atau
  bahagianya. Kemudian ditiupkan kepadanya roh.
  Sesungguhnya salah seorang diantara kamu ada yang
  melakukan pekerjaan ahli surga hingga tidak ada jarak di
  antara dia dan surga itu kecuali sehasta saja, maka lebih
  dahululah takdir Allah atasnya, kemudian dia melakukan
  pekerjaan ahli neraka, maka iapun masuk neraka. Dan
  sungguh salah seorang di antara kalian melakukan
  pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia
  dengan neraka kecuali sehasta saja, maka dahululah
  ketentuan Allah atasnya, kemudian dia melakukan
  pekerjaan ahli surga, maka iapun masuk surga (H.R
  Bukhori)
3. Pembentukan Jiwa Manusia (An Nahl:78, As
    Sajdah:32)
    Pada usia 120 hari, Malaikat atas perintah Allah SWT.
    Meniupkan ruh-Nya (the Spirit of God) ke jasad manusia
    Pertemuan ruh dan jasad menghasilkan jiwa (yang terdiri
    atas akal, kalbu, dan nafsu).
    Akal mampu memperoleh pengetahuan indrawi (sudah)
    dan pengetahuan nalar (belum).
    Kalbu mampu memperoleh pengetahuan melalui cita
    rasa (merasakan sesuatu, dst)
    Nafsu mendorong manusia berbuat dan hindari
    sst, namun pada kesempatan aktualisasinya blm tampak.
Jadi: jiwa telah terbentuk dan berfungsi.
Apa yang dilakukan orangtua
  berpengaruh atas anak?
Awalnya: Hubungan seks yang sah dan tidak sah (menikah/
    tidak    menikah,    meminta     perlindungan   Allah)
    berpengaruh terhadap kualitas dasar anak
Fisik: makanan/zat lain yang dikonsumsi ortu (rokok, obat)
     anak yang sehat/rentan
Psikis (afeksi/emosi dan kognisi): perasaan dan intensitas
    pemikiran    orangtua    (bisa    direkayasa   dengan
    berkomunikasi dengan anak, musik klasik)  anak
    yang lebih cerdas emosi dan intelektualnya
Spiritual: kedekatan kepada Allah (shalat, puasa)  anak
    yang cerdas spiritual/qalbu
Fase Bayi (0-2 tahun)
Fungsi indra
   Pada fase ini, seseorang sering mendengar
   namanya disebut.
Nama-nama yang baik: (a) penghambaan ke Allah, (b)
   nama-nama Nabi, (c) nama yang memiliki
   gambaran yang positif
Nama-nama yang buruk: (a) penghambaan thd selain
   Allah, (b) nama-2 Allah, © nama-2 setan, (d)
   nama-2 yang memberi gambaran negatif, (e)
   nama tokoh sejarah yang antagonistis
Kegunaan Nama : (a) stimulus yang terus menerus
   yang mempengaruhi persepsi sso terhadap
   dirinya,    (b)    mempengaruhi       motivasi
   seseorang, (d) doa orang lain untuk si pemilik
   nama.
Fungsi ruh/spiritual:
   adzan sebagai penegasan kesaksian atas
   keesaan Allah dan nama sebagai doa

Fungsi akal/kognitif:
   stimulasi yang kaya (warna, suara) akan
   berpengaruh       terhadap  kemampuan
   kognitif anak

Fungsi kalbu/afeksi:
   rasa nyaman akan menghasil-kan trust
   terhadap orang tua (disusui ibu, tidur
   bersama ibu)
FASE KANAK-KANAK (2-7 tahun)
Ciri utama fase ini adalah eksplorasi.
Fisik: Anak suka melihat segala sesuatu yang
   baru (binatang, tumbuhan, mainan, dsb) dan
   mencobanya.
Akal/Kognitif: Anak bertanya begitu banyak
   hal, termasuk mengapa. Pada fase ini anak
   sudah dapat belajar menulis dan membaca.
Kalbu/Afektif:Anak memasuki fase tempertantrums
   (fase suka menarik perhatian dengan
   marah/mengamuk).
Ruh/Spiritual: Apa yang dilihat dapat semata-
   mata bersifat fisik, tapi dapat pula
   dimaknai/ dipersepsi secara spiritual (o
   orang lain).     Mis, pada ikan berwarna-
   warni terdapat kesadaran bahwa ia ciptaan
   Allah hati berkerangka tauhid
FASE TAMYIZ (7-10 tahun)
Persiapan menjadi „abdullah (hamba Allah):
   -Memiliki pengetahuan ttg. cara menjalin hubungan
   dengan Allah
   -Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
   Allah (shalat, puasa, dsb)
   -Mampu membedakan yang baik dan yang buruk (pahala
   dan dosa)
   -Mampu          membedakan        tingkatan      hukum
   (wajib,                   sunnat,                sunnat
   muakkad, mubah, makruh, halal, haram)
   -Pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan
   daripada konsekuensi negatif.
   -Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap Alloh.
FASE AMRAD (10-15 tahun)
Persiapan menjadi khalifah fil ardh:
1. Memiliki kemampuan & kebutuhan untuk
   mengenali diri sendiri  Fase pencarian
   identitas diri
2. Punya kemampuan mengontrol dan
   mengarahkan diri
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis
   dalam bidang yang bermanfaat bagi orang
   banyak (Nabi berdagang)
4. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab
   terhadap semua makhluk
5. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan
   dan memberi sumbangan kepada sesama
   manusia (Nabi ikut berperang)
6. Mampu untuk berpikir abstrak, di samping
   menerima pengetahuan yang empiris dan
   rasional
7. Orang berada dalam fase latihan/persiapan
   untuk menjadi dewasa yang mampu
   melakukan peran sosial dan ekonomi.
8. Anak belajar tentang tanggung jawab
   terhadap diri dan sesama makhluk.
FASE TAKLIF (15-40 tahun)
Saat untuk melakukan peran sebagai „ abdullah (hamba
  Allah) dengan memperbanyak amal ibadah
Saat melakukan peran sebagai khalifah fil ardh dengan
  melakukan        amar      ma‟ruf        pada   diri
  sendiri, keluarga, masyarakat, belajar/bekerja

Catatan: Kesuksesan fase     tamyiz   dan   amrad   pengaruhi
  keberhasilan fase taktif

Fisik: Kuat dan siap melakukan berbagai tindakan
Sosial: Mampu melakukan peran sebagai anggota
  masyarakat
Kognitif: Memiliki kemampuan berpikir dalam berbagai
  tingkatan (mengetahui, memahami, analisis, sintesis)
Emosi: Memiliki kemampuan mengenali dan mengontrol
  emosi
Spiritual: Mampu melakukan tugas ibadah kepada Allah
FASE FUTUH (40 – 60 Tahun)
 Keberhasilan menjalani fase taktif dapat dicek pada
   usia 40 tahun
 Keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas akan
   berpengaruh             pada          kemampuan
   kognitif, emosi, spiritual yang meningkat.
 Spiritual:
   orang lebih mudah untuk memahami segala
   sesuatu sampai ke tingkat hakikatnya
 Kognitif:
   Memahami segala sesuatu lebih kontemplatif
 Emosi/afektif:
   Perasaan cintanya kepada sesama semakin kuat
Fase futuh adalah fase yang menunjukkan
  cermin keberhasilan/kegagalan menjalani
  fase taklif/dewasa.
Kegagalan menjalani fase ini dapat dicek
  terutama pada aspek spiritual dan afektif.

Spiritual: Lebih melayani hawa nafsunya
 sendiri (korupsi, fenomena perselingkuhan)
Emosi/afektif:     Semakin     mementingkan
 diri/serakah
FASE LANSIA (60 – dst)
Fisik:
Mengalami penurunan, minimal untuk orang yang terus
   menerus melatikukan latihan fisik sampai tua
Kognitif:
+: Kemampuan berpikir semakin matang bila digunakan
-: Mengalami penurunan ingatan bila tak digunakan
Emosi/Afektif:
+: Rasa sayang dan cinta sangat tulus
- : Muncul perilaku kekanak-kanakan (-)/
Sosial:
+: Rasa bermakna bagi banyak orang
- : Merasa kesepian (hilangnya kawan-kawan lama, lepas
   dari dunia pekerjaan)
Spiritual:
+: Sangat dekat dengan Allah dan siap mati
- : Takut sakit saat mati dan siksa setelah kematian
 Kehidupan dalam Kubur
      Kehidupan di Surga-Neraka

Keduanya sangat dipengaruhi apa yang
 dilakukan manusia semenjak fase taklif
       hingga akhir kehidupannya.

Kesadaran akan adanya hari akhir (yang
  berisi konsekuensi perbuatan selama
  hidup di dunia) berpengaruh terhadap
  kehisupan seseorang selama di dunia
GUIDANCE AND COUNSELING

Contenu connexe

Tendances

Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranharjunode
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Andik Treis Tianto
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarKhaerul Busur
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKkhomisah
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarningrumintan
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokAini Farihah
 
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bkkomisariatimmbpp
 
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar SiswaPower Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswadian_meylisha4d
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingachmad hidayat
 
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen KelasPeran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen Kelasdewisetiyana52
 

Tendances (20)

Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
Perbandingan bimbingan dan konseling pola 17
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajar
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
 
Marzano's Taksonomi
Marzano's TaksonomiMarzano's Taksonomi
Marzano's Taksonomi
 
Tugas tap
Tugas tapTugas tap
Tugas tap
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompok
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
 
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar SiswaPower Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRANCONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen KelasPeran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
 

Similaire à GUIDANCE AND COUNSELING

Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layananUnnes
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Hudenk Hudunx
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Bhagaskoro Kurniawan
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Bhagaskoro Kurniawan
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajayaAdymaz
 
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...anggit prasetio
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Bhagaskoro Kurniawan
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Bhagaskoro Kurniawan
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANRatnaWulandari54
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingYunita Sari
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iii
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iiiMateri bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iii
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iiiBhagaskoro Kurniawan
 

Similaire à GUIDANCE AND COUNSELING (20)

Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layanan
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
RPS BK.pdf
RPS BK.pdfRPS BK.pdf
RPS BK.pdf
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...
konsep Bimbingan dan Konseling, sejarah biimbingan dan konseling dalam prakte...
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 1 3(1)
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
KEL. 2.pptx
KEL. 2.pptxKEL. 2.pptx
KEL. 2.pptx
 
RPS BK DI PAUD.doc
RPS BK DI PAUD.docRPS BK DI PAUD.doc
RPS BK DI PAUD.doc
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOREKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
 
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iii
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iiiMateri bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iii
Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab i iii
 

Plus de VisualBee.com

Homenagem para luiz e marcos (shared using VisualBee)
Homenagem para luiz e marcos 
 (shared using VisualBee)Homenagem para luiz e marcos 
 (shared using VisualBee)
Homenagem para luiz e marcos (shared using VisualBee)VisualBee.com
 
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)VisualBee.com
 
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...VisualBee.com
 
The bible and I (shared using VisualBee)
The bible and I (shared using VisualBee)The bible and I (shared using VisualBee)
The bible and I (shared using VisualBee)VisualBee.com
 
bb (shared using VisualBee)
bb  
(shared using VisualBee)bb  
(shared using VisualBee)
bb (shared using VisualBee)VisualBee.com
 
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam C
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam CChua nhat III mua Thuong Nien - Nam C
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam CVisualBee.com
 
LA FE QUE AGRADA A DIOS
LA FE QUE AGRADA A DIOSLA FE QUE AGRADA A DIOS
LA FE QUE AGRADA A DIOSVisualBee.com
 
Martin Luther king JR
Martin Luther king JRMartin Luther king JR
Martin Luther king JRVisualBee.com
 
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).VisualBee.com
 

Plus de VisualBee.com (20)

Homenagem para luiz e marcos (shared using VisualBee)
Homenagem para luiz e marcos 
 (shared using VisualBee)Homenagem para luiz e marcos 
 (shared using VisualBee)
Homenagem para luiz e marcos (shared using VisualBee)
 
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)
PowerPoint Presentation (shared using VisualBee)
 
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...
PowerPoint Presentation (shared using http://VisualBee.com). (shared using Vi...
 
The bible and I (shared using VisualBee)
The bible and I (shared using VisualBee)The bible and I (shared using VisualBee)
The bible and I (shared using VisualBee)
 
bb bb b
bb bb bbb bb b
bb bb b
 
bb (shared using VisualBee)
bb  
(shared using VisualBee)bb  
(shared using VisualBee)
bb (shared using VisualBee)
 
bb
bbbb
bb
 
loki
lokiloki
loki
 
ASH WEDNESDAY
ASH WEDNESDAYASH WEDNESDAY
ASH WEDNESDAY
 
hijospreferidos
hijospreferidoshijospreferidos
hijospreferidos
 
yo
yoyo
yo
 
hijo preferido
hijo preferidohijo preferido
hijo preferido
 
Alcoholismo
AlcoholismoAlcoholismo
Alcoholismo
 
west love
west lovewest love
west love
 
jaa
jaajaa
jaa
 
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam C
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam CChua nhat III mua Thuong Nien - Nam C
Chua nhat III mua Thuong Nien - Nam C
 
LA FE QUE AGRADA A DIOS
LA FE QUE AGRADA A DIOSLA FE QUE AGRADA A DIOS
LA FE QUE AGRADA A DIOS
 
Martin Luther king JR
Martin Luther king JRMartin Luther king JR
Martin Luther king JR
 
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).
Diapositive 1 (shared using http://VisualBee.com).
 
my cara de empanaaa
my cara de empanaaamy cara de empanaaa
my cara de empanaaa
 

GUIDANCE AND COUNSELING

  • 1. GUIDANCE AND COUNSELING  Disusun Oleh :  Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Penanggung Jawab Keilmuan)  Drs. H. Suismanto, M. Ag.
  • 2. KOMPETENSI  Mahasiswa memahami bimbingan dan konseling di sekolah/Madrasah (BKS/M) sebagai bagian dari profesi keguruan dan  Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar melaksanakan konseling individu
  • 3. INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan BKS/M 2. Mampu menjelaskan dan mempraktekkan dasar-dasar konseling 3. Mengalami perubahan sikap/perilaku/nilai-nilai tentang bks dan kemampuan problem solving
  • 4. MATERI POKOK (I) 1. Pengantar: Pengertian Bimbingan dan konseling, Relevansi dan Peran BK dalam Pendidikan 2. Fungsi dan Tujuan BKS/M 3. Prinsip dan Asas BKS/M 4. Pola Umum BKS (Pola 17) 5. Pengelolaan BKS/M 6. Permasalahan dalam BKS/M
  • 5. MATERI POKOK (II) 1. Hubungan dan Proses Konseling 2. Kualifikasi Konselor 3. Karakteristik Konseli/Klien 4. Pemahaman dan Penyikapan Terhadap Kasus (Studi Kasus) 5. Teknik konseling 6. Teori/Pendekatan Konseling: Psikoanalisa, Behavioral, Client- Centered, REBT dan Islam
  • 6. REFERENSI Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bab I – V, VIII Gladding, Samuel T. 2000. Counseling: A Comprehensive Profession. Upper Saddle River New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching. Bab I – VI Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. 2004. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Bab II, IV, VI, VII Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. Bab IV – VII Sofyan S. Wilis. 2004. Konseling Individual. Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Bab II, IV, V, VIII ….
  • 7. EVALUASI 1. ujian akhir = 30 2. ujian mid semester = 25 3. tugas-tugas = 25 4. Sikap, kehadiran dan tampilan = 20 ------------------------------------------------ + 100
  • 8. TIME LINE (I) NO PERTEMUAN MATERI 1. Ke – 1 Pengantar 2. Ke – 2 Fungsi , Tujuan, Prinsip dan Asas BK 3. Ke – 3 Pola Umum BKS/M (Pola 17) 4. Ke – 4 Pola Umum BKS/M & Pengelolaan BKS/M 5. Ke – 5 Pengelolaan BKS/M 6. Ke – 6 Permasalahan BKS/M 7. Ke – 7 UTS
  • 9. TIME LINE (II) NO PERTEMUAN MATERI 8. Ke – 8 Hubungan dan Proses Konseling 9. Ke – 9 Kualitas Konselor 10. Ke –10 Karakteristik Klien 11. Ke -- 11 Studi Kasus Siswa 11. Ke – 12 Teknik – Teknik Konseling 12. Ke – 13 Pendekatan Psikoanalisa, Behavioral & Client Centered 13. Ke – 14 Pendekatan Client-Centered, REBT, Islam
  • 10. PETA KONSEP BK BK WAWASAN BK DI SEKOLAH DASAR- DASAR KONSELING Fungsi dan Tujuan Hubungan dan Proses Konseling Prinsip dan Asas Kualitas Konselor Pola Umum BK Karakteristik Klien Pengelolaan BK Teknik- Teknik Konseling Permasalahan BK Teori / Pendekatan Konseling
  • 12. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING  Pada awalnya dikenal dengan istilah bimbingan dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari guidance and counseling  Oleh Tatang Mahmud th 1953  Selanjutnya istilah penyuluhan banyak dipakai di bidang lain yang cenderung diartikan sebagai pemberian informasi atau penerangan, ceramah, pemutaran film  Prof. Dr. H. Tohari Musnamar : Wawanwuruk.  Sehingga kembali ke istilah asli: bimb & konseling
  • 13. BIMBINGAN  Terjemahan dari “guidance” dari kk “to guide” : menunjukkan, membimbing, menuntun atau membantu  secara umum bimbingan adalah suatu bantuan atau tuntunan  suatu proses yang berkesinambungan dan sistematis untuk membantu individu mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan yang optimal dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan secara layak
  • 14. Pengertian Bimbingan  Proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing (konselor) agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian mencakup pada lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri.
  • 15. Lanjutan  Kelima fungsi pokok itu ialah :  (1) mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya,  (2) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,  (3) mengambil keputusan,  (4) mengarahkan diri sendiri,  (5) mewujudkan diri sendiri
  • 16. Pengertian Bimbingan  B = Bantuan  I = Individu  M = Mandiri  B = Bahan  I = Interaksi  N = Nasihat  G = Gagasan  A = Asuhan  N = Norma
  • 17.  Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar individu itu mandiri, dengan mempergunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat dan gagasan, dalam suasana asuhan, dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
  • 18. KONSELING  Dari kata “to counsel”: memberi saran atau nasihat Selalu dirangkaikan dengan istilah bimbingan  bimb dan kons merupakan kegiatan integral; konseling sebagai salah satu teknik bimbingan  Adalah hubungan membantu yang spesifik antara konselor dan klien/konseli dalam rangka pemecahan masalah klien sehingga tercapai perubahan perilaku menjadi lebih baik
  • 19. Pengertian Konseling  K = kontak  O = orang  N = meNangani  S = maSalah  E = expert (ahli)  L = laras  I = integrasi  N = norma  G= Guna
  • 20.  M. Shaleh dan arya S tempat orang menyelesaikan masalah untuk mencapai perubahan perilaku yang lebih baik
  • 21.  Konseling adalah kontak antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, dalam suasana keahlian yang laras dan terintegrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku, untuk tujuan-tujuan bagi klien
  • 22. Pengertian Penyuluhan  P = pertemuan  E = empat mata  N = klien  Y = penyuluh  U = usaha  L = laras (selaras, serasi dan seimbang)  U = unik  H = human (manusiawi)  A = ahli  N = norma
  • 23.  Penyuluhan adalah pertemuan empat mata antara klien dan penyuluh yang sedang menempuh usaha, dengan cara yang laras, unik dan manusiawi, yang bersifat keahlian, berdasarkan norma- norma yang berlaku
  • 24. PSIKOTERAPI  Berhubungan dengan masalah – masalah berat: konflik, pengalaman- pengalaman traumatis masa lalu  Bertujuan untuk rekonstruksi kepribadian  Jangka panjang  Inpatient dan outpatient setting  Sifat hubungan: superior dan demokratis
  • 25. RELEVANSI BK (I) A. FAKTOR PERKEMBANGAN PENDIDIKAN – Demokratisasi pendidikan menyebabkan sekolah menjadi heterogen sehingga memungkinkan timbulnya kesulitan penyesuaian diri  well adjusted >< mal adjusted – Perubahan sistem pendidikan dalam berbagai komponennya menuntut kemampuan penyesuaian diri yang tinggi – Perluasan program pendidikan secara vertikal: terbuka kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, horisontal: banyak jurusan dan internal:meningkatnya kesukaran hidup
  • 26.  Career day : Hari Karir
  • 27. RELEVANSI BK (III) C. FAKTOR PSIKOLOGIS SISWA  Siswa adalah individu yang masih dalam tahap perkembangan menuju kedewasaan  adanya individual differences yang tidak semua bisa diakomodir dalam proses pembelajaran di kelas
  • 28. MENGAPA MHS KI PERLU MEMPELAJARI BK ?  Sebagai calon guru  tugas guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga pendidik yang harus memberikan teladan dan bimbingan kepada siswa  Untuk melaksanakan hal tersebut agar hasilnya optimal perlu kerja sama dengan pihak lain yang kompeten  BK adalah salah satunya Dalam struk org BKS guru mata pelajaran merupakan salah satu personel dalam pengelolaan BK  Guru KI harus bisa jadi guru favorit yaitu bisa jadi 3 T: Teladan, Teman, Tempat Curhat  kemampuan konseling akan sangat membantu
  • 29. PERAN /KEDUDUKAN BK Pendidikan meliputi 3 bidang kegiatan:  Bidang administrasi & supervisi  Bidang instruksional / akademik  Pembinaan pribadi  BK mensupport bidang pembinaan pribadi
  • 30. TUJUAN BK  Dalam rangka menemukan pribadi  Mengenal lingkungan  Merencanakan masa depan
  • 31. FUNGSI BK 1. Fungsi Pemahaman diri sendiri, lingkungan mikro dan makro 2. Fungsi Pencegahan Terhindar dari masalah/penyimpangan perilaku 3. Fungsi Pengentasan membantu problem solving siswa 4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan menjaga kondisi yang positif dan mengembangkan potensi diri
  • 32.  SENSE OF DIRECTION SADAR ARAH  UNDERSTANDING PEMAHAMAN DIRI/LINGKUNGAN  COURAGE TABAH  CHARITY  MURAH HATI/PEMAAAF  ESTEEM PRIDE/  SELF CONFIDENCE  SELF ACCEPTANCE
  • 33.  FRUSTASSION  AGRESSION  INCERTAINITY I  LONELESS U R E
  • 34. Bimbingan dan Konseling Sekolah PRINSIP DAN ASAS Prinsip: seperangkat landasan praktis atau aturan main Asas:dasar pertimbangan
  • 35. PRINSIP-PRINSIP  Penting untuk menghindari malpraktek BK  Terdiri dari prinsip umum dan khusus  Prinsip-prinsip umum: 1. Ingat tingkah laku didasari oleh kepribadian yang kompleks dan unik 2. Kenali perbedaan individu 3. Fokus pada individu 4. Rujuk pada yang kompeten jika tak mampu 5. Mulailah dengan need assesment
  • 36. Prinsip-Prinsip Umum (lanjutan) 6. Fleksibel sesuai kebutuhan 7. Sejalan dengan program pendidikan di sekolah ybs 8. Dipimpin oleh ahli, mampu kerjasama dan resourceful 9. Evaluasi rutin
  • 37. Prinsip-Prinsip Khusus Mencakup prinsip yang berkenaan dengan:  sasaran layanan,  permasalahan individu,  program layanan  pelaksanaan pelayanan
  • 38. • Sasaran layanan: 1. BK for all 2. Berurusan dengan keunikan dan kedinamisan individu 3. Perhatian terhadap tahap dan aspek perkembangan individu 4. Fokus utama pada perbedaan individu
  • 39. • Permasalahan individu 1. Berurusan dengan pengaruh imbal balik antara kondisi psikologis dan lingkungan 2. Fokus pada faktor penyebab masalah, yaitu sosial, ekonomi dan budaya
  • 40. • Program layanan 1. Integratif 2. Fleksibel 3. Berkelanjutan 4. Evaluasi rutin dan terarah
  • 41. • Pelaksanaan layanan 1. Mengarah pada kemandirian individu 2. Pengambilan keputusan yang independen 3. Penanganan secara profesional 4. Kerjasama penting 5. Pengembangan berdasar evaluasi
  • 42. Asas – Asas BK 1. Rahasia: just 4 me 2. Suka rela: bagi siswa mau datang sendiri, bagi petugas sebagai panggilan jiwa 3. Terbuka: dalam mengemukakan masalah 4. Here & now: apa yang harus dilakukan sekarang agar masalah teratasi / dapat dicegah 5. Mandiri: siswa mampu mengarahkan diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain
  • 43. Asas – Asas BK (lanjutan) 6. Kegiatan: ada upaya-upaya yang harus dilakukan siswa secara nyata 7. Dinamis: ada perubahan yang lebih baik 8. Terpadu: pada diri siswa dan pada isi dan proses layanan yang diberikan 9. Normatif: sesuai dengan norma-norma yang berlaku 10. Keahlian: layanan secara teratur, sistematik, dengan teknik dan alat yang layak serta oleh petugas yang mendapat diklat yang memadai.
  • 44. Asas – Asas BK (lanjutan) 11. Alih tangan: petugas BK bukan dukun!!! 12. Tut wuri handayani: iklim yang harus tercipta di lingkungan sekolah, tidak hanya dirasakan ketika punya masalah / menghadap pembimbing ---
  • 45. POLA UMUM BK  Dikenal dengan nama Pola 17  Mencakup bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung
  • 46. BIDANG BIMBINGAN  Sosial  Pribadi  Karir  Belajar
  • 47. Bidang Bimbingan Pribadi  Religius  Mengenal jati diri  Mandiri  Gaya hidup sehat
  • 48. Orientasi Permasalahan  Kelompok Permasalahan (Roos L. Mooney) 330 masalah  11 kel. mas.  Perkembangan jasmani dan kesehatan PJK  Keuangan, keadaan lingk & pekerjaan KLP  Kegiatan Sosial dan rekreasi KSR  Hub muda-mudi, pacaran & perkawinan HPP  Hubungan sosial kejiwaan HSK  Hubungan pribadi kejiwaan HPK  Moral dan agama MDA  Keadaan rumah dan keluarga KRK  Masa depan pendidikan dan pekerjaan MPP  Penyesuaian thd tugas-tugas sekolah PTS  Kurikulum sekolah dan prosed pengajrn KPP
  • 49. Bidang Bimbingan Sosial  Kemampuan berkomunikasi efektif  Interaksi sosial secara etis  Hubungan sehat dengan teman sebaya  Kemampuan memenuhi tuntutan luar secara dinamis dan bertanggunggjawab  Orientasi hidup berkeluarga
  • 50.  Peer group (teman sebaya)  Play group (teman bermain)  Sahabat karib (qorib)  Klik
  • 51. Angket kelompok belajar  Azhar afandi  shaleh alasan  M.Shaleh  anang alasan sering ketemu  Anang  masrurah alasan rajin ehem  Masrurah  ani alasan sak kos  Ani  atien alasan rasa cantik
  • 52.  Gitik lurah  Pasemon mantri  Esem bupati  Sasmitaning narendra
  • 53. Bimbingan belajar  Belajar yang efektif  Hambatan-hambatan dalam belajar faktor yang mempengaruhi belajar  Internal fsik, psikologis  Eksternal motivasi eksternal
  • 54. Bidang Bimbingan Karir  Dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan  Kecenderungan dan perencanaan karir  Informasi seluk beluk pekerjaan  Sikap positif dan obyektif terhadap pilihan karir
  • 55.  Khodijah BK untuk guru/tu  Konperensi Kasus (Case conference)  Motivasi intrinsik (lebih bagus
  • 56. Alasan pilihan Jurusan/pertimbangan apa yang dipakai  IQ  Minat  Pelajaran disukai  Prestasi  Ikut-ikutan  Tuntutan ortu
  • 57. JENIS – JENIS LAYANAN  Layanan orientasi  Layanan informasi  Layanan penempatan dan penyaluran  Layanan belajar  Layanan konseling individu  Layanan konseling kelompok  Layanan bimbingan kelompok
  • 58. Layanan Orientasi  Memahami lingkungan baru  Untuk siswa baru dan ortu/wali siswa  Hasil: siswa mudah menyesuaikan diri, ortu /wali paham sikon sekolah  Fungsi pemahaman dan pencegahan  Materi: sekolah dan fasilitasnya, peraturan sekolah, hak dan kewajiban siswa, organisasi siswa, akademik, BK
  • 59. Layanan Penempatan dan Penyaluran  Memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat  Kelas, kelompok belajar, jurusan/prodi, dan lain-lain  Fungsi pencegahan dan pemeliharaan  Materi: penempatan kelas, jurusan/prodi, ekskul, kelompok sebaya serta kelompok-kelompok dan program khusus lainnya.
  • 60. Layanan Konseling Individu  Tatap muka untuk problem solving  Fungsi: pengentasan  Materi: seluruh masalah siswa dari ke empat bidang bimbingan
  • 61. Layanan Konseling Kelompok  Problem solving melalui dinamika kelompok  Fungsi pengentasan  Tujuan: melatih bicara di depan orang banyak, toleransi, pengembangan bakat dan minat, problem solving kelompok.  Materi: masalah masing-masing anggota kelompok
  • 62. Layanan Informasi  Siswa dan significant others menerima dan memahami informasi  Bekal hidup siswa  Fungsi pemahaman dan pencegahan  Materi: akademik, upaya-upaya pengembangan pribadi, karir dan jabatan, etika
  • 63. Layanan Belajar  Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik, efektif dan efisien  Fungsi pemeliharaan dan pengembangan  Materi: identifikasi siswa yang bermasalah dalam belajar, ketrampilan belajar, program remedial dan pengayaan
  • 64. Layanan Bimbingan Kelompok  Sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu sebagai bahan acuan  Membahas topik-topik penting sehingga dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial  Fungsi pemahaman dan pengembangan
  • 65. KEGIATAN PENDUKUNG Meliputi:  Apllikasi instrumentasi BK  Himpunan data  Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah  Alih tangan kasus
  • 66. Aplikasi Instrumentasi BK  Bertujuan untuk mengumpulkan data tentang siswa dan lingkungannya  Menggunakan teknik test dan non-test  Teknik tes:inteligensi, bakat, prestasi, kepribadian  Teknik non-test: angket, observasi, wawancara, sosiometri, dokumentasi.
  • 67. Himpunan Data  Kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan untuk pengembangan siswa  Diselenggarakan secara sistematis, komprehensif, terpadu dan terjaga keamanannya  Berguna untuk lebih memahami siswa ketika memberikan bimbingan dan layanan
  • 68. Konferensi Kasus  Membahas masalah siswa dalam forum diskusi dengan pihak-pihak yang terkait  Diselenggarakan secara terbatas dan tertutup  Untuk menjaring data dan memperoleh alternatif pemecahan masalah  Berguna untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam menangani masalah siswa
  • 69. Kunjungan Rumah  Untuk memperoleh data dan membahas masalah siswa melalui kunjungan rumah  Butuh kerjasama dengan ortu  Data tentang kondisi rumah tangga ortu siswa, fasilitas belajar yang dimiliki, pendapat ortu dan anggota keluarga lain tentang siswa, dan lain-lain
  • 70. Alih Tangan Kasus  Pelimpahan penanganan masalah siswa kepada pihak lain  Pola: dari petugas BK kepada ahli lain, guru mata pelajaran, wali kelas kepada petugas BK, dari petugas BK ke guru mata pelajaran
  • 72. PENGERTIAN BK BELUM DIKENAL LUAS BUKTI-BUKTI:  Profesi konselor sekolah belum diakui karena pendidikan dan pengalaman variatif  SK pengangkatan sebagai guru bidang studi  Sikap Guru dan Kepsek: tidak supportif dan apresiatif
  • 73. MISPERSEPSI TENTANG BK (Rochman Natawijaya, dlm Sofyan Willis th 2004):  Bimbingan identik dengan pendidikan < > BK adalah alat mencapai tujuan pendidikan  BK hanya untuk siswa yang maladjustment < > BK for all!!  BK berarti bimbingan vokasional < > BK membantu semua aspek kepribadian siswa
  • 74.  BK adalah usaha memberi nasehat < > memberi kesempatan mencapai pemahaman diri  BK menghendaki kepatuhan perilaku < > penyesuaian diri yang baik  BK adalah tugas para ahli < > tidak semua tugas bimbingan adalah tugas para ahli
  • 75. AKIBAT MISPERSEPSI  Mengecilkan peran BKS shg kurang berminat melaksanakan program dan menambah pengetahuan  Jika pendidikan sudah terlaksana dengan baik tidak perlu diadakan BKS  Semua guru bisa menjadi konselor sekolah meski tanpa pendidikan khusus
  • 76. Sofyan Willis (2004):  Mengutamakan siswa bermasalah, mengabaikan siswa tak bermasalah  BK laksana kantor polisi  BK adalah keranjang sampah  Kurang bisa dikomunikasikan dengan baik kepada rekan sejawat dan kepsek  Kurang profesional
  • 77.  Tempat penampungan guru-guru yang kekurangan jam mengajar  BK dapat dilakukan siapa saja karena hanya sekedar memberi nasehat, peringatan atau ancaman
  • 80. Karakteristik Hubungan dalam Konseling  Bermakna  Afektif  Integrasi Pribadi  Persetujuan Bersama  Kebutuhan  Struktur  Kerjasama  Konselor mudah di dekati, klien merasa aman  Perubahan
  • 81. Karakteristik Hubungan dalam Konseling  Afektif  Intens  Ada Pertumbuhan dan Perubahan  Menjaga Privasi  Supportif  Jujur
  • 82. Mengembangkan Hubungan Konseling  Adalah upaya konselor untuk meningkatkan keterlibatan dan keterbukaan klien  Dengan menciptakan rapport: hubungan yang ditandai dengan keharmonisan, kesesuaian, kecocokan dan saling tarik menarik  Caranya: empati, terbuka, menerima tanpa syarat, menghormati dan menghargai, mampu membaca komunikasi nonverbal klien, ikhlas, rela dan jujur
  • 83. Yang perlu dipelihara  Kehangatan  Empati  Keterlibatan klien
  • 84. Proses Konseling: 3 Tahap  Tahap Awal  Tahap pertengahan (Tahap Kerja)  Tahap Akhir (Tahap Tindakan)
  • 85. Tahap Awal  Membangun hub yang melibatkan klien  Memperjelas dan mendefinisikan masalah  Membuat penaksiran dan penjajakan  Negosiasi kontrak
  • 86. Tahap Pertengahan (Kerja)  Penjelajahan masalah klien  Memberikan bantuan Tujuan: • Eksplorasi masalah, isu dan kepedulian klien lebih jauh • Menjaga agar hub konseling selalu terpelihara • Menjaga agar proses konseling berjalan sesuai kontrak
  • 87. Tahap Akhir (Tindakan) Ditandai beberapa hal:  Kecemasan klien menurun  Perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih positif  Adanya rencana hidup yang jelas Tujuan:  Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai  Terjadinya transfer of learning pada diri klien  Melaksanakan perubahan perilaku  Mengakhiri hub konseling
  • 89. Pengertian Kasus  Kesatuan kondisi yang di dalamnya terkandung satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh seorang individu (atau kelompok,keluarga,lembaga).  Masalah tsb dapat berkenan dengan berbagai aspek perkembangan dan kehidupan individu dalam kaitannya dengan dimensi kemanusiaannya.
  • 90. CIRI-CIRI KASUS Tidak disukai adanya Ingin dihilangkan keberadaannya Dapat menimbulkan kerugian dan/atau kesulitan BAGAIMANA PANDANGAN ANDA TERHADAP KETIGA CIRI TERSEBUT?
  • 91. MENGHADAPI KASUS PENYIKAPAN PEMAHAMAN PENANGANAN
  • 92. KASUS Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut termasuk salah seorang siswa yang dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
  • 93. Ia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga seringkali terlambat masuk sekolah. Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut adalah anak keenam dari sebelas bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah berada di PT, dan salah seorang adiknya juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama. Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat terhadap bidang studi IPS. Dalam menyelesaikan salah satu tugas rumahnya pernah terjadi bentrok dengan salah seorang gurunya.
  • 94. PEMAHAMAN KASUS Pemahaman yang mendalam untuk mengetahui seluk beluk kasus Suatu kasus seperti gunung es yang terapung di lautan Rincian permasalahan Sebab-sebab Kemungkinan akibat
  • 95. PENANGANAN KASUS  Pengenalan awal tentang kasus  Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung dalam kasus  Penjelajahan lebih lanjut tentang segala seluk beluk kasus  Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau memecahkan sumber pokok permasalahan
  • 96.  Penanganan kasus dapat dipandang sebagai upaya khusus untuk secara langsung menangani sumber pokok permasalahan  Tujuan utama teratasinya atau terpecahkannya permasalahan  Pertanyaan pokok “Upaya apakah yang perlu dilakukan agar kasus tersebut dapat diatasi?”  Penanganan kasus menghendaki strategi dan teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai dengan pokok permasalahan yang akan ditangani.
  • 97. CARA MENGENALI PERMASALAHAN  Deskripsi awal kasus  Ide-ide tentang rincian permasalahan,kemungkinan sebab dan kemungkinan akibat  Upaya dan hasil penjelajahan lebih lanjut terhadap setiap permasalahan yg terkandung pada kasus tersebut  Upaya penanganan secara khusus thd permasalahan pokok yg menjadi sumber permasalahan pada umumnya
  • 98. KASUS Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut termasuk salah seorang siswa yang dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
  • 99. Ia banyak membantu kegiatan keluarga sehingga seringkali terlambat masuk sekolah. Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut adalah anak keenam dari sebelas bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah berada di PT, dan salah seorang adiknya juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama. Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat terhadap bidang studi IPS. Dalam menyelesaikan salah satu tugas rumahnya pernah terjadi bentrok dengan salah seorang gurunya.
  • 100. PELIBATAN PIHAK DAN SUMBER SERTA UNSUR DALAM PENANGAN KASUS  Harus seijin orang yg mengalami masalah  Bersifat sukarela dan tidak menimbulkan kerugian bagi pihak,sumber dan unsur lain yg dilibatkan  Bermanfaat secara efektif dan efisien  Dapat disinkronisasi, dipantau dan dikontrol  Sesuai dengan asas-asas BK  Peranan masing-masing pihak dijelaskan secara rinci bagi pihak,sumber,unsur maupun orang yang mengalami masalah
  • 101. PENYIKAPAN TERHADAP KASUS  Penyikapan secara menyeluruh yang mencakup segenap aspek permasalahan yang ada di dalam kasus dan segenap langkah ataupun pentahapan pada sepanjang proses penanganan kasus secara menyeluruh mulai ------------------------------------ akhir
  • 102. KETERKAITAN KONSELOR SECARA MENYELURUH  Penanganan kasus dalam arti umum  Pengenalan awal terhadap kasus  Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah,kemungkinan sebab dan akibat  Penjelajahan kasus  Penanganan kasus dalam arti khusus  Penyikapan terhadap kasus
  • 103. UNSUR-UNSUR PENYIPAKAN  Kognisi  Wawasan - kasus dan berbagai  Keyakinan permasalahan  Pemahaman - pemahaman dan penanganan  Penghayatan kasus  Pertimbangan dan pemikiran konselor tentang keberadaan manusia  Hakikat dimensi kemanusiaan dan pengembangan  Pengaruh lingkungan  Penerapan pelayanan BK
  • 104. Afeksi  Suasana perasaan  Emosi dan kecenderungan bersikap berkenaan dengan keberadaan manusia dengan kasus tersebut Perlakuan  Tindakan terhadap kasus yang ditangani  Sejak diserahkannya kasus sampai berakhirnya keterlibatan penanganan
  • 105. UNSUR KOGNISI YANG MENDASARI PENYIKAPAN  Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia ditakdirkan sebagai mahluk yg paling indah dan berderajat paling tinggi  Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan dan derajat paling tinggi itu terwujud dalam bentuk kesenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dalam arti yg seluas- luasnya
  • 106.  Pemahaman dan penghayatan bahwa keempat dimensi kemanusiaan perlu dikembangkan secara serempak dan optimal menuju perwujudan manusia seutuhnya  Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalanan hidupnya seseorang dapat mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu perkembangan keempat dimensi kemanusiaan  Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor lingkungan, disamping faktor dalam dimensi kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya thd pengembangan dimens-dimensi itu sendiri, dan thd timbulnya permasalahan pada diri seseorang
  • 107.  Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan BK, bersama pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberikan bantuan kepada orang yg sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah demi teratasi masalah mereka  Pemahaman dan penghayatan bahwa seseorang yg sedang mengalami masalah tidak seharusnya dianggap terlibat masalah kriminal atau perdata,atau sedang menderita penyakit jasmani atau rohani, atau orang tidak normal
  • 108.  Pemahaman dan penghayatan bahwa permasalahan seseorang yg sebenarnya besar kemungkinan tidak tepat sama dengan yang tampak pada pendeskripsian awal. Oleh karena itu diperlukan upaya pendalaman lebih lanjut.  Pemahaman dan penghayatan bahwa diperlukan strategi dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah  Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam menangani permasalahan perlu dilibatkan berbagai pihak, sumber dan unsur untuk secara efektif dan efisien mengatasi masalah
  • 109. POLA TINGKAH LAKU AFEKTIF  Memberikan penghargaan dan penghormatan yg setinggi-tingginya thd kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok  Berupaya sesuai dengan keahlian, mengembangkan keempat dimensi kemanusiaan secara selaras,serasi dan seimbang menuju perwujudan manusia seutuhnya
  • 110.  Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada orang yang mengalami masalah  Berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yg dimiliki untuk membantu yang bermasalah  Bersikap positif thd orang-orang yang mengalami masalah  Bertindak hati-hati,teliti,tekun dan bertanggungjawab dalam menangani permasalahan seseorang
  • 111.  Dengan penuh kesabaran mengembangkan wawasan,ide-ide, strategi dan teknik serta menerapkan secara tepat thd permasalahan yg dihadapi seseorang  Tidak menahan permasalahan seseorang untuk ditangani sendiri saja,melainkan melibatkan pihak,sumber dan unsur lain  Tidak menutup kemungkinanmengalihkan penanganan masalah kepada pihak lain,jika ternyata pihak lain lebih ahli
  • 112. PERLAKUKAN TERHADAP KASUS DAN UPAYA PENANGANAN  Menerima kasus yg dipercayakan kepadanya dengan penuh rasa tanggungjawab  Mengembangkan wawasan tentang kasus itu secara lebih rinci,tentang kemungkinan sebab timbulnya setiap permasalahan, dan kemungkinan akibat-akibat yang akan timbul bila tidak tertangani
  • 113.  Mengembangkan strategi dan menerapkan teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok permasalahan  Melibatkan berbagai pihak,sumber dan unsur apabila diyakini hal tersebut akan membantu pemecahan masalah  Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah: sampai seberapa jauh upaya tersebut telah membuahkan hasil
  • 114. TUGAS 1.Bagaimana pandangan anda terhadap ketiga ciri kasus berikut ini: a. tidak disukai adanya; b. ingin dihilangkan keberadaannya; c. dapat menimbulkan kerugian dan/atau kesulitan Diskusikan dan kemukakan beberpa contoh masalah dan terapkanlah ciri-ciri tsb thd masalah yang menjadi contoh Anda itu
  • 115. 2. Carilah sebuah kasus yang Anda ketahui pernah terjadi. a. Deskripsikanlah kasus itu secara singkat b. Tunjukkanlah masalah-masalah yang terkandung dalam kasus itu dan kaitkan dengan keempat dimensi kemanusiaan c. Konsep atau ide apakah yang Anda mun- culkan berkenaan dengan: (1) rincian setiap masalah (2) kemungkinan sebab-sebab (3) kemungkinan akibat yang akan timbul apabila masalah itu tidak teratasi
  • 116. 3. Apa yang akan terjadi apabila konselor menganggap bahwa kasus yang dihadapkan kepadanya merupakan: a. kasus yang ringan? b. kasus yang berat ? 4. Konselor dituntut untuk bersikap positip terhadap kasus. Apa yang akan terjadi jika konselor bersikap negatif terhadap kasus? Jelaskan dengan disertai contoh.
  • 117. KUALIFIKASI KONSELOR Karakteristik apa saja yang perlu dimiliki oleh seorang konselor ???
  • 119. Untuk Kondisi Indonesia  Beriman dan bertaqwa  Menyenangi manusia  Komunikator yang terampil; pendengar yang baik  Memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial – budaya  Fleksibel, tenang dan sabar  Menguasai ketrampilan teknik, memiliki intuisi  Memahami etika profesi  Respek, jujur, asli, menghargai, tidak menilai  Empati, memahami, menerima, hangat, bersahabat  Fasilitator, motivator  Emosi stabil, pikiran jernih, cepat dan mampu  Objektif, rasional, logis konkrit  Konsisten, tanggung jawab
  • 120. TEKNIK – TEKNIK KONSELING Istilah lain: ketrampilan konseling, strategi konseling Pengertian:cara yang digunakan oleh seorang konselor dalam hub konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi
  • 121. Seorang Konselor  Menguasai teknik konseling adalah mutlak sebab merupakan kunci mencapai tujuan konseling  Yang efektif: mampu merespon dengan teknik yang benar, sesuai keadaan klien saat itu  Respon yang baik: dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong klien sehingga menjadi lebih terbuka, merasa bebas untuk curhat  Respon konselor mencakup perilaku verbal dan non verbal
  • 122. 1. Perilaku Attending  Disebut juga perilaku menghampiri klien  Mencakup kontak mata, bhs tubuh dan bhs lisan  Attending yang baik mencakup tiga hal tersebut  Memudahkan klien terlibat pembicaraan dan terbuka  Contoh: menganggukkan kepala, tersenyum, wajah tenang dan ceria, jarak agak dekat, mendengarkan
  • 123. 2. Empati  Adalah merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien dan BUKAN untuk atau tentang klien  Dilakukan bersamaan dengan attending  Ada dua macam: primer dan tingkat tinggi  Empati primer hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien. Bertujuan agar klien mau terlibat pembicaraan dan terbuka  Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu”  Empati tingkat tinggi: paham secara lebih mendalam dan menyentuh klien sehingga klien mau mengungkapkan hal terdalam dari dirinya  Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu. Memang ada saat dimana kita harus mengambil sebuah keputusan”
  • 124. 3. Refleksi  Adalah memantulkan kembali perasaan, pikiran dan pengalaman klien sbg hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya.  Klien: “saya sudah berkali-kali menasehati dia, tapi tetap tak mau berubah. Mulai dari cara yang halus sampai yang kasar semuanya sudah saya lakukan.”  Konselor: “tampaknya kamu jengkel ya…”  Klien: “saya tidak tahu lagi harus ditaruh dimana muka saya ini….”
  • 125. 4. Eksplorasi  Ketrampilan menggali perasaan, pengalaman dan pikiran klien.  “oya tadi kamu bilang kamu merasa tertekan. Perasaan tertekan yang bagaimana yang kamu maksudkan?”  “sepertinya kamu pernah mengalami hal yang berat. Bisakah kau jelaskan lebih jauh tentang itu?  “saya bisa memahami mengapa kau berbuat begitu. Mungkin ada alasan lain yang membuat kau melakukan hal itu?
  • 128. Teori  Topografi kepribadian: alam sadar, prasadar dan bawah sadar  Struktur Kepribadian: id, ego, super ego  Tahap perkembangan: fase oral, anal, falik,- laten - ,genital  Dinamika kepribadian: instink ingin dipenuhi, muncul kecemasan, reaksi pertahanan diri
  • 129. Hakekat manusia  Mahluk biologis instinktif, perilaku didorong oleh bawah sadar  Masa kanak-kanak penting bagi pembentukan kepribadian dewasa
  • 130. Perilaku Bermasalah  Penggunaan mekanisme pertahanan ego yang berlebih-lebihan  Ketidakseimbangan id, ego dan super ego: id tidak bisa dikendalikan atau superego selalu mengekang  Residu pengalaman masa kanak-kanak
  • 131. Tujuan Konseling  Memperkuat ego: mampu memenuhi keinginan id tanpa konflik dengan super ego  Menyadari dan bisa menerima isi bawah sadar
  • 132. Tahap-Tahap Konseling  Tahap pembukaan  Pengembangan transferensi  Bekerja melalui transferensi  Resolusi
  • 133. Teknik Spesifik  Asosiasi bebas  Interpretasi mimpi  Analisis transferensi  Analisis resistensi
  • 134. Peran Konselor  Konselor sebagai ahli,  mendorong transferen dan mengeksplorasi ketidaksadaran,  melakukan interpretasi
  • 136. Teori Kepribadian  Teori Kondisioning Klasik: terbentuknya perilaku karena pembiasaan, yaitu adanya asosiasi antara stimulus alami dan bersyarat setelah pemasangan yang berulang-ulang  Teori Kondisioning Operan perilaku terbentuk karena konsekuensi yang menyertai jika menyenangkan diulang dan dipertahankan  reinforcement jika tidak menyenangkan akan melemah atau hilang  punishment  Teori Belajar Observasional: belajar dengan
  • 137. Hakekat Manusia  Manusia berpotensi untuk segala jenis perilaku  Perilaku terbentuk karena proses belajar dari lingkungan  Manusia mampu belajar perilaku yang baru
  • 138. Perilaku Bermasalah  Hasil dari proses belajar yang salah  Perilaku negatif /tidak tepat yang sering mendapat penguatan sehingga dipertahankan menjadi sebuah kebiasaan  Perilaku yang salah penyesuaian / tidak memberikan kepuasan bagi individu
  • 139. Tujuan Konseling  Menurunkan/menghilangkan perilaku negatif/ yang tidak diharapkan  Meningkatkan perilaku yang positif/sesuai harapan  Belajar ketrampilan berperilaku yang baru
  • 140. Tahap Konseling  Mendefinisikan problem: kapan, dimana, bagaimana dan terkait dengan siapa problem itu muncul?  Mempelajari sejarah bagaimana klien mengatasi problem di masa lalu dan kemungkinan masalah saat ini bersifat organis  Menentukan tujuan khusus  Menentukan metode yang terbaik untuk berubah
  • 141. Teknik Spesifik  Desensitisasi sistematik: menghilangkan kecemasan secara bertahap  Terapi implosif: membayangkan stimulus yang menimbulkan kecemasan  Latihan perilaku asertif  Teknik aversif: time- out, overcorrection, covert sensitization  Modeling  Kontrak perilaku: kesepakatan mengubah perilaku tertentu
  • 142. Peran Konselor  Aktif selama konseling  Sebagai guru, instruktur, pemberi penguat, fasilitator
  • 144. Dasar Teori  Kepribadian terdiri dari self, medan fenomenal dan organisme  Self adalah persepsi dan nilai-nilai individu tentang diri dan hal lain yang berhub dengan dirinya; terdiri dari real self dan ideal self  Medan fenomenal: keseluruhan pengalaman yang diterima seseorang baik yang disadari maupun yang tidak disadari; hanya bisa dipahami dengan menggunakan internal frame of reference org tersebut  Organisme: keseluruhan totalitas individu baik secara fisik maupun mental  Kepribadian akan berkembang baik jika mendapat unconditional positive regard  Kepribadian yang sehat: fully functioning person
  • 145. Hakekat Manusia  Punya kecenderungan mengaktualisasikan diri,  Bermartabat, berharga dan menjunjung tinggi nilai-nilai  Baik dan bisa dipercaya  Perilaku terbentuk sesuai medan fenomenalnya  realitas subyektif
  • 146. Perilaku Bermasalah  Orang yang tidak memperoleh unconditional positive regard  Inkongruensi pengalaman dengan self
  • 147. Tujuan Konseling  Eksplorasi diri,  keterbukaan terhadap diri sendiri dan orang lain,  realistik dan mampu mengarahkan diri sendiri,  lebih bisa menerima diri sendiri dan orang lain, dan lingkungan;  berfokus pada keadaan yang sekarang dan di sini
  • 148. Tahap Konseling Dari segi konselor  Membangun hubungan terapeutik  Tahap lanjut sesuai efektivitas hub dan kebutuhan klien Dari segi klien  Klien datang dalam kondisi inkongruen, cemas atau maladaptif  Mengharap bantuan konselor  Bersikap kaku, mengemukakan masalah secara permukaan  Membuka diri, rileks, lebih bisa bersikap matang dan mampu aktualisasi diri
  • 149. Teknik Spesifik  Penerimaan,  mengklarifikasi pernyataan klien,  refleksi/menyatakan kembali perasaan yang diungkap klien,  empati,  penghargaan positif,  kongruensi,  membuka diri,  mendengarkan baik secara aktif maupun pasif,  memberi pernyataan/pertanyaan yang terbuka,  membuat ringkasan
  • 151. ISLAM DAN FASE-FASE PERKEMBANGAN HIDUP MANUSIA Perspektif Bimbingan Keluarga Islami
  • 152. Fase-Fase Kehidupan Manusia 1. Alam Ruh, alam sebelum jasad manusia diciptakan 2. Alam Rahim, tempat menyempurnakan jasad manusia dan penentuan kadar nasibnya di dunia 3. Alam Dunia, alam tempat ujian bagi manusia, siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya 4. Alam Kubur, alam tempat menyimpan amal manusia. Di alam ini Allah menyediakan dua keadaan,yakni nikmat atau azab kubur 5. Alam akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal manusia. Di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan
  • 153. Tujuan Penciptaan Manusia 1. Sebagai khalifah Allah di bumi ( Q.S. Al Baqoroh : 30) 2. Sebagai Hamba Allah, yang hanya beribadah kepada-Nya.( Q.S. Adzariyat :56) Keduanya merupakan Amanah yang dibebankan kepada manusia yang harus dilaksanakan sesuai tuntunan Allah Jika dilaksananakan, niscaya manfaat/hikmah akan kembali kepada manusia. Sebagaimana ada tujuan di balik wujud manusia yang dilengkapi Allah dengan organ-organ tubuh seperti pendengaran, penglihatan, jantung, paru- paru, darah , hati, pikiran dan perasaan yang mana manfaatnya adalah untuk manusia sendiri.
  • 154. Potensi-Potensi Manusia (Fitrah) Yang dimaksud Potensi /fitroh di sini adalah fitrah sebagai unsur-unsur dan sistem yang dianugerahkan Allah kepada setiap manusia, yang meliputi : -Potensi Jasmani -Potensi Rohani -Potensi Nafs, dan -Potensi Iman
  • 155. Fitrah Jasmani -sbg wadah fitrah rohani -Mencakup: sistem jaringan tubuh, alat-alat indra, dan alat kelamin Fitrah Rohani -Sebagai esensi pribadi manusia -Berada di alam materi & immateri -Memiliki daya mengembangkan proses biologis -Lebih abadi drpd fitrah jasmani -Suci dan memperjuangkan dimensi-dimensi spiritual -Mampu bereksistensi dan dapat menjadi tingkah laku aktual bila telah menyatu dengan fitrah jasmani
  • 156. Fitrah Nafs -Sbg paduan integral antara fitrah jasmani (biologis) dng fitrah rohani (psikologis) -Ia memiliki tiga komponen pokok yaitu : kalbu, akal dan nafsu, yg saling berinteraksi dan terwujud dlm bentuk kepribadian -Terdapat tiga macam nafs, yaitu, amarah, lawwamah, dan muthmainnah Fitrah Iman Esensi: mengakui keesaan Allah & tunduk kepada- Nya Fungsi: memberi bentuk dan arah bagi fitrah jasmani,rohani dan nafs
  • 157. Perkembangan Hidup Manusia 1. Pra Lahir 2. Kehidupan di Dunia a. Fase Bayi (0-2 th) b. Fase Kanak-kanak (2-7 th) c. Fase Tamyiz (7-10 th) d. Fase Amrad (10-15 th) e. Fase Taklif (15-40 th) f. Fase Futuh (40-60 th) g. Fase Lansia (60 – lebih th) 3. Kehidupan Hari Akhir
  • 158.  Q.S Al Haj: 5  Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
  • 159.  Q.S. Al Mu’min : 67  Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
  • 160. Perkembangan Pra Lahir 1. Penciptaan ruh. (Q.s Al A‟raf :172,Al Hadid:8, Al Insan:1) Kehidupan manusia dimulai dari penciptaan ruh. Ruh diciptakan segera setelah penciptaan Adam (ruh bersifat suci/berpotensi positif/ percaya kepada Allah, dan abadi). 2. Penciptaan jasad (Q.s. Al Imran:6,Az Zumar:6,Ar Ra‟d:8,Al Qiamah:37,Al Mursalat:21 Pertemuan antara sel sperma dan sel telur berproses melalui nuthfah, ‘alaqah, dan mudghah. Jasad bersifat suci dan berubah/dapat dipengaruhi oleh lingkungan
  • 161.  Rosulullah Saw. Bersabda: sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya; dalam rahim ibunya selama 40 hari 40 malam berupa “darah”(alaqah),dalam waktu yang sama (40 hari 40 malam) kemudian menjadi “daging” (mudhhah),dalam waktu yang sama pula (40 hari 40 malam) kemudian diutus Malaikat kepadanya untuk memberitahukan empat perkara, kemudian ditetapkan (1) rizkinya (2) ajalnya, (3) amalnya, (4) celaka atau bahagianya. Kemudian ditiupkan kepadanya roh. Sesungguhnya salah seorang diantara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli surga hingga tidak ada jarak di antara dia dan surga itu kecuali sehasta saja, maka lebih dahululah takdir Allah atasnya, kemudian dia melakukan pekerjaan ahli neraka, maka iapun masuk neraka. Dan sungguh salah seorang di antara kalian melakukan pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia dengan neraka kecuali sehasta saja, maka dahululah ketentuan Allah atasnya, kemudian dia melakukan pekerjaan ahli surga, maka iapun masuk surga (H.R Bukhori)
  • 162. 3. Pembentukan Jiwa Manusia (An Nahl:78, As Sajdah:32) Pada usia 120 hari, Malaikat atas perintah Allah SWT. Meniupkan ruh-Nya (the Spirit of God) ke jasad manusia Pertemuan ruh dan jasad menghasilkan jiwa (yang terdiri atas akal, kalbu, dan nafsu). Akal mampu memperoleh pengetahuan indrawi (sudah) dan pengetahuan nalar (belum). Kalbu mampu memperoleh pengetahuan melalui cita rasa (merasakan sesuatu, dst) Nafsu mendorong manusia berbuat dan hindari sst, namun pada kesempatan aktualisasinya blm tampak. Jadi: jiwa telah terbentuk dan berfungsi.
  • 163. Apa yang dilakukan orangtua berpengaruh atas anak? Awalnya: Hubungan seks yang sah dan tidak sah (menikah/ tidak menikah, meminta perlindungan Allah) berpengaruh terhadap kualitas dasar anak Fisik: makanan/zat lain yang dikonsumsi ortu (rokok, obat)  anak yang sehat/rentan Psikis (afeksi/emosi dan kognisi): perasaan dan intensitas pemikiran orangtua (bisa direkayasa dengan berkomunikasi dengan anak, musik klasik)  anak yang lebih cerdas emosi dan intelektualnya Spiritual: kedekatan kepada Allah (shalat, puasa)  anak yang cerdas spiritual/qalbu
  • 164. Fase Bayi (0-2 tahun) Fungsi indra Pada fase ini, seseorang sering mendengar namanya disebut. Nama-nama yang baik: (a) penghambaan ke Allah, (b) nama-nama Nabi, (c) nama yang memiliki gambaran yang positif Nama-nama yang buruk: (a) penghambaan thd selain Allah, (b) nama-2 Allah, © nama-2 setan, (d) nama-2 yang memberi gambaran negatif, (e) nama tokoh sejarah yang antagonistis Kegunaan Nama : (a) stimulus yang terus menerus yang mempengaruhi persepsi sso terhadap dirinya, (b) mempengaruhi motivasi seseorang, (d) doa orang lain untuk si pemilik nama.
  • 165. Fungsi ruh/spiritual: adzan sebagai penegasan kesaksian atas keesaan Allah dan nama sebagai doa Fungsi akal/kognitif: stimulasi yang kaya (warna, suara) akan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak Fungsi kalbu/afeksi: rasa nyaman akan menghasil-kan trust terhadap orang tua (disusui ibu, tidur bersama ibu)
  • 166. FASE KANAK-KANAK (2-7 tahun) Ciri utama fase ini adalah eksplorasi. Fisik: Anak suka melihat segala sesuatu yang baru (binatang, tumbuhan, mainan, dsb) dan mencobanya. Akal/Kognitif: Anak bertanya begitu banyak hal, termasuk mengapa. Pada fase ini anak sudah dapat belajar menulis dan membaca. Kalbu/Afektif:Anak memasuki fase tempertantrums (fase suka menarik perhatian dengan marah/mengamuk). Ruh/Spiritual: Apa yang dilihat dapat semata- mata bersifat fisik, tapi dapat pula dimaknai/ dipersepsi secara spiritual (o orang lain). Mis, pada ikan berwarna- warni terdapat kesadaran bahwa ia ciptaan Allah hati berkerangka tauhid
  • 167. FASE TAMYIZ (7-10 tahun) Persiapan menjadi „abdullah (hamba Allah): -Memiliki pengetahuan ttg. cara menjalin hubungan dengan Allah -Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan Allah (shalat, puasa, dsb) -Mampu membedakan yang baik dan yang buruk (pahala dan dosa) -Mampu membedakan tingkatan hukum (wajib, sunnat, sunnat muakkad, mubah, makruh, halal, haram) -Pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan daripada konsekuensi negatif. -Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap Alloh.
  • 168. FASE AMRAD (10-15 tahun) Persiapan menjadi khalifah fil ardh: 1. Memiliki kemampuan & kebutuhan untuk mengenali diri sendiri  Fase pencarian identitas diri 2. Punya kemampuan mengontrol dan mengarahkan diri 3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang bermanfaat bagi orang banyak (Nabi berdagang) 4. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap semua makhluk
  • 169. 5. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan dan memberi sumbangan kepada sesama manusia (Nabi ikut berperang) 6. Mampu untuk berpikir abstrak, di samping menerima pengetahuan yang empiris dan rasional 7. Orang berada dalam fase latihan/persiapan untuk menjadi dewasa yang mampu melakukan peran sosial dan ekonomi. 8. Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap diri dan sesama makhluk.
  • 170. FASE TAKLIF (15-40 tahun) Saat untuk melakukan peran sebagai „ abdullah (hamba Allah) dengan memperbanyak amal ibadah Saat melakukan peran sebagai khalifah fil ardh dengan melakukan amar ma‟ruf pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, belajar/bekerja Catatan: Kesuksesan fase tamyiz dan amrad pengaruhi keberhasilan fase taktif Fisik: Kuat dan siap melakukan berbagai tindakan Sosial: Mampu melakukan peran sebagai anggota masyarakat Kognitif: Memiliki kemampuan berpikir dalam berbagai tingkatan (mengetahui, memahami, analisis, sintesis) Emosi: Memiliki kemampuan mengenali dan mengontrol emosi Spiritual: Mampu melakukan tugas ibadah kepada Allah
  • 171. FASE FUTUH (40 – 60 Tahun) Keberhasilan menjalani fase taktif dapat dicek pada usia 40 tahun Keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas akan berpengaruh pada kemampuan kognitif, emosi, spiritual yang meningkat. Spiritual: orang lebih mudah untuk memahami segala sesuatu sampai ke tingkat hakikatnya Kognitif: Memahami segala sesuatu lebih kontemplatif Emosi/afektif: Perasaan cintanya kepada sesama semakin kuat
  • 172. Fase futuh adalah fase yang menunjukkan cermin keberhasilan/kegagalan menjalani fase taklif/dewasa. Kegagalan menjalani fase ini dapat dicek terutama pada aspek spiritual dan afektif. Spiritual: Lebih melayani hawa nafsunya sendiri (korupsi, fenomena perselingkuhan) Emosi/afektif: Semakin mementingkan diri/serakah
  • 173. FASE LANSIA (60 – dst) Fisik: Mengalami penurunan, minimal untuk orang yang terus menerus melatikukan latihan fisik sampai tua Kognitif: +: Kemampuan berpikir semakin matang bila digunakan -: Mengalami penurunan ingatan bila tak digunakan Emosi/Afektif: +: Rasa sayang dan cinta sangat tulus - : Muncul perilaku kekanak-kanakan (-)/ Sosial: +: Rasa bermakna bagi banyak orang - : Merasa kesepian (hilangnya kawan-kawan lama, lepas dari dunia pekerjaan) Spiritual: +: Sangat dekat dengan Allah dan siap mati - : Takut sakit saat mati dan siksa setelah kematian
  • 174.  Kehidupan dalam Kubur  Kehidupan di Surga-Neraka Keduanya sangat dipengaruhi apa yang dilakukan manusia semenjak fase taklif hingga akhir kehidupannya. Kesadaran akan adanya hari akhir (yang berisi konsekuensi perbuatan selama hidup di dunia) berpengaruh terhadap kehisupan seseorang selama di dunia