KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Kerangka konseptual asp
1. TUGAS
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
OLEH :
KELOMPOK III
1. MARIA HELENA CALA DOS REIS
2. SAMUEL TONITO TILMAN
3. NOGUEIRA ALMEIDA GUSMAO
4. FRANCISCO SOARES VITAL
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : AKUNTANSI
SEMESTER : V
KELAS : A/REGULER
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSIDADE DA PAZ
UNPAZ
DILI – TIMOR LESTE
2013
2. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dalam sector public untuk kepentingan eksternal.
Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;
b. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktik akuntansi menurut prinsip
akuntansi secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik;
c. Auditor (BPK), dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterim umum; dan
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan sektor publik.
Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor publik.
Ketika terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan
sektor publik, ketentuan standar akuntansi keuangan sektor publik harus
diunggulkan. Namun demikian, penggunaan kerangka dasar sebagai acuan oleh
komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik di masa depan dan dalam
peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan sektor publik yang berlaku,
menjamin kurangnya konflik tersebut.
2. Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka dasar membahas :
a. Tujuan laporan keuangan sektor publik.
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan di sektor publik.
c. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur pembentukan laporan
keuanganpada sektor publik.
d. Konsep ekuitas serta pemeliharaan ekuitas.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan sector public untuk tujuan umum
yang selanjutnya hanya disebut “ laporan keuangan sector public”, termasuk Laporan
keuangan konsolidasi.
3. Tujuan Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sektor publik merupakan representatife terstruktur dari posisi
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. Tujuan umum pelaporan keuangan
sektor publik adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan
mendemonstrasi akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya finansial.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi syarat kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam evaluasi kemampuan entitas untuk
mendanai aktifitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan di
dalamnya dan
1 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
3. e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas atas hal biaya jasa, efisiensi dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan sektor publik memiliki aspek prediktif dan prospektif
dalam penggunaan uang. Prediksi kualitas dan ragam sumber daya yang
disyaratkan untuk operasi berkelanjutan dan mempengaruhi berbagai risiko
ketidakpastian dalam berasosiasi. Laporan keuangan juga dapat
menyediakan informasi untuk :
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan secara legal
sesuai dengan anggaran yang disahkan.
b. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada digunakan sesuai persyaratan
legal dan kontraktual, termasuk kriterian keuangan yang telah ditetapkan
otoritas legislative (appropriate)
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik
Ada beberapa karakteristik kualitatif pokok :
Dapat Dipahami.
Maksudnya adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi, serta mempunyai kemauan untuk
belajar tentang informasi yang disampaikan.
Relevan.
Relevan apabila informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dalam menilai peristiwa masa lalu dan masa kini, atau memperkirakan masa
depan.
Materialitas.
Materialitas dapat diinterprestasikan sebagai ambang batas hasil penerapan
informasi sesuai dengan salah satu karakteristik kualitatif pokok.
Keandalan.
Mempunyai informasi yang memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya.
Penyajian Jujur.
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya.
Substansi Mengungguli Bentuk.
Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang
tampak dari bentuk hukum.
Netralitas.
Informasi harus dapat diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada pihak tertentu.
Sehat.
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu.
Kelengkapan.
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
Dapat Dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas pada periode
untuk mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan.
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal.
Dalam hal ini manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relative
antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang anda.
2 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
4. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat.
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala pervasive dari
pada karakteristik kualitatif.
Keseimbangan diantara Karakteristik Kualitatif.
Keseimbangan aau trade off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan.
Penyajian Wajar.
Standar akuntansi keuangan sector public memberikan panduan tentang batasan
laporan keungan yang dianggap wajar.
5. Elemen Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sector publik menggambarkan dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan elemen laporan keuangan
sektor publik. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan mencakup
Aktiva, Kewajiban, Ekuitas. Sedangkan elemen yang berkaitan dengan kinerja dalam
laporan kinerja keuangan adalah pendapatan dan biaya. Laporan aktiva/ekuitas neto
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan kinerja keuangan dan perubahan
dalam berbagai unsur laporan posisi keuangan.
Posisi Keuangan
Unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :
a. Aktiva adalah sumber yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu. Dari sumber-sumber tersebut, manfaat ekonomi masa depan
atau jasa potensial yang mengalir masuk ke entitas, diharapkan ada.
b. Kewajiban adalah hutang masa kini dari suatu entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu. Dengan demikian , penyelesaian hutang itu merupakan arus keluar
sumber-sumber yang dimiliki suatu entitas dengan manfaat masa depan atau jasa
potensial.
c. Ekuitas adalah hak residual aktiva pemerintah pusat/daerah setelah dikurangi
semua kewajiban.
AKTIVA
Manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial yang berwujud dalam aktiva
adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung
maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada entitas. Manfaat ekonomi
masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam aktiva, dapat mengalir ke dalam
entitas dengan beberapa cara, misalnya aktiva dapat :
a. Digunakan sendiri maupun bersama dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
b. Dipertukarkan dengan aktiva lain
c. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban. Dibagikan kepada para pemilik
entitas
KEWAJIBAN
Kewajiban biasanya timbul akibat penyerahan aktiva atau entitas telah membuat
perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aktiva. Penyelesaian
kewajiban masa kini biasanya mengorbankan sumber daya untuk memenuhi tuntutan
pihak lain. penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan berbagai cara :
3 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
5. a.
b.
c.
d.
e.
Pembayaran kas
Penyerahan aktiva lain
Pemberian Jasa
Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
Konversi kewajiban menjadi ekuitas
EKUITAS
Ekuitas biasanya dinyatakan sebagai residual. Pembentukan cadangan dianjurkan
untuk memberikan perlindungan tambahan kepada entitas atas deficit yang terjadi.
Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantung pada
pengukuran aktiva dan kewajiban.
KINERJA.
Pendapatan bersih (surplus) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja. Unsur
yang langsung berkaitan dengan pengukuran ini adalah pendapatan dan biaya yang
bisa didefinisikan sebagai berikut :
a. Pendapatan (income) adalah arus kas yang masuk selama periode pelaporan
dengan tujuan peningkatan aktiva/ekuitas neto, dan ini berarti peningkatan
kontribusi dari pemilik.
b. Biaya (expense) adalah pengurangan manfaat ekonomis masa depan selama
periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva atau
kewajiban yang mengurangi distribusi ke pemilik. Definisi biaya mencakup
kerugian maupun biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.
6. Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan Organisasi Sektor
Publik
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlah uang dan mencantumkannya kedalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan. Pos yang memenuhi suatu unsur harus diakui kalau :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan menglir dari atau ke dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau kendala entitas.
Pengakuan Aktiva
Aktiva diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar manfaat
ekonomisnya di masa depan atau jasa potensialnya akan diperoleh oleh entitas dan
aktiva tersebut mempunyai nilai ukur dan dapat diukur dengan andal.
Aktiva tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonomisnya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode akuntansi berjalan.
4 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
6. Pengakuan Kewajiban
Pendapatan kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akandilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinerja keuangan jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan pendapatan telah
terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.
Pengakuan Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Jadi pengakuan biaya terjadi bersamaan
dengan pengakuan kenaikan atau penurunan aktiva.
PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan sektor publik dalam laporan posisi keuangan dan
laporan kinerja keuangan. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran
tertentu. Berbagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Biaya historis
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukaran dari
kewajuban atau dalam keadaan tertentu dalam jumlah kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya berjalan (current cost)
Aktiva dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar jika aktiva yang sama
atau setara dengan aktiva yang diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakandalam
jumlah kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban.
c. Nilai realisasi/penyelesaian
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian, yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas
keluar bersih di masa depan yang didiskontokan nilai sekarang.
7. Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi Berbasis Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Dalam kasus
ini, laporan keuangan tidak data dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan
5 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
7. kewajiban. Data yang ada hanya perimbangan kas. Penjualan dicatat saat kas
diterima, pembelian dicatat saat kas diperoleh sehingga tidak ada hutang.
Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan organisasi
non profit, misalnya rekening pemerintah dan pembayaran sederhana. Jenis
informasi yang tidak diberikan dalam laporan arus kas adalah modal dan pendapatan.
Akuntansi Berbasis Akrual
Menurut SSAP 2, definisi konsep akuntansi akrual adalah :
“penerimaan dan biaya bertambah atau dimasukkan tidak sebagai uang yang diterima
atau dibayarkan sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan
berkaitan dengan rekening laba rugi selama periode bersangkutan” Kepastian
penerimaan secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan,
demikian juga kepastian munculnya biaya ditentukan penerimaan barang/jasa.
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan
basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan
debitor.
Keuntungan Basis Akrual.
1. Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasional berhubungan dengan
penerimaan dan pemasukannya.
2. Basis akrual menunjukkan gambaran pendapatan.
3. Sebagai alat ukur modal.
Kelemahan Basis Akrual
1. Penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dalm jurnal dilakukan oleh
individu yang mencatat.
2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai
histories dan inflasi.
3. Dalam pembandingan dengan basis kas, penyesuaian akrual membutuhkan
prosedur administrasi yang lebih rumit, sehingga biaya administrasi menjadi
lebih mahal.
4. Peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan.
6 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK