Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pasien dengan gangguan volume cairan ekstraseluler dan interstisial, mencakup konsep keseimbangan cairan tubuh, anatomi cairan tubuh, faktor yang mempengaruhinya, serta gangguan volume cairan seperti hipovolemia dan hipervolemia beserta penanganannya.
2. VISI & MISI
Visi
• Memahami fisiologi dan abnormalitas cairan tubuh
yang menyebabkan kelainan fungsi tubuh yang
dihubungkan dengan perawatan di bidang medis
Misi
• -mengetahui komponen beserta fisiologis cairan tubuh
• -mengenali abnormalitas cairan tubuh yang mungkin
tampak secara klinis dan laboratoris
• -memahami penatalaksanaan pasien dengan
keabnormalitasan cairan tubuh
3. Balance Theory
Prinsip dari Yin dan Yang adalah semua energi dalam tubuh
harus seimbang satu sama lain agar tubuh sehat dan berfungsi
dengan normal.Dalam keadaan normal pertentangan-
pertentangan antara Yin dan Yang ini tetap memelihara
adanya keseimbangan relatif (harmonis), tetapi dalam keadaan
abnormal akan terjadi ekses kelebihan atau defisiensi
kekurangan Yin dan Yang
5. Daftar Isi
• Konsep Keimbangan
• Keseimbangan Cairan
• Faktor yang Mempengaruhi
Keseimbangan Cairan
• Anatomi Cairan Tubuh
• Gangguan Pada Volume Cairan Tubuh
6. Homeostasis
• Equilibrium atau stabilitas dari sistem biologis
dan umumnya digunakan untuk menjelaskan
aktivitas dari sel,organ, individu, dan
komunitas (Abbott 2003; Cannon 1929;
Palagi and Mancini 2011)
7. Konsep Keseimbangan
• Bila kuantitas substansi tetap stabil di dalam
tubuh, input (melalui produksi ingestif atau
metabolik) harus seimbang dengan output
yang sama (melalui ekskresi atau konsumsi
metabolik)
Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From
Cells to System. 7th
Ed. 2010
9. Konsep Keseimbangan
Bila kuantitas substansi tetap
stabil di dalam tubuh, input
(melalui produksi ingestif atau
metabolik) harus seimbang
dengan output yang sama
(melalui ekskresi atau
konsumsi metabolik)
Bila kuantitas substansi tetap
stabil di dalam tubuh, input
(melalui produksi ingestif atau
metabolik) harus seimbang
dengan output yang sama
(melalui ekskresi atau
konsumsi metabolik)
Penting untuk
mempertahankan
Hoemostasis
Penting untuk
mempertahankan
Hoemostasis
Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From Cells to System. 7th
11. Keseimbangan Cairan
• Walau umumnya kadar air dalam tubuh
60% BB, sebenarnya bervariasi, dalam kisaran
40-80%.
• Kadarnya tetap dijaga konstan, oleh ginjal
yang meregulasi kadar H2O agar seimbang,
namun persentasenya bervariasi pada tiap
orang.
13. • Kadar H2O dalam jaringan adiposa paling
rendah, dan merupakan jaringan yang paling
kering dari semua. Sehingga orang yang
bertubuh kurus memiliki kadar H2O yang
tinggi, sebaliknya orang yang obesitas
memiliki persentase H2O yang rendah karena
proporsi tubuhnya yang kebanyakan terdiri
dari lemak kering (dry fat).
Jaringan dalam tubuh Persentase H2O
Plasma
Jaringan lunak, seperti :
kulit, otot, dan organ dalam
Tulang kering
Jaringan adiposa (lemak)
> 90 %
70-80 %
22 %
10 %
Tabel distribusi H2O pada jaringan-jaringan dalam
tubuh
14.
15. • Wanita umumnya memiliki kadar H2O lebih
rendah daripada pria, terutama karena
hormon sex wanita, estrogen yang cenderung
merangsang penimbunan lemak di dada,
bokong, dll. Hal inilah yang membentuk figur
tubuh wanita, namun jaringan adiposanya juga
lebih tinggi, dengan proporsi H2O yang lebih
rendah.
• Persentase H2O juga berkurang secara
progresif menurut umur.
16. • Iklim
Orang yang tinggal di iklim yang panas dan
kelembapan udara rendah mempunyai peningkatan
kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat
• Diet
Ketika intake cairan dan elektrolit tidak adekuat
maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga serum albumin dan cadangan protein akan
menurun sehingga bisa menyebabkan edema
17. • Stress
Dapat meningkatakan metabolisme sel, glukosa darah dan
pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan bisa meningkatkan volume darah
• Kondisi Sakit
Trauma seperti luka bakar dapat meningkatkan kehilangan air
melalui IWL
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler dapat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan kesadaran menurun akan mengalami
gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan
kemampuan untuk memenuhinya sendiri
18. • Tindakan Medis
Tindakan medis seperti suction, nasogastric tube
dapat berpengaruh terhadap keseimbangan cairan
tubuh
• Pengobatan
Pemberian diuretik, laksative dapat berpengaruh
terhadap kondisi cairan dan elektrolit tubuh
• Pembedahan
Dapat beresiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena
perdarahan selaa pembedahan
19. Anatomi Cairan Tubuh
Gamer MW, physiology and pathophysiolgy of the body fluid. St louis 1981. mosb
Bayi (baru lahir)
Dewasa
Pria (20-40 tahun)
Wanita (20-40 tahun)
Usia Lanjut (60+ tahun)
75%
60%
50%
45-50%
Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From Cells to System. 7th
Ed. 2010
20. TOTAL BODY FLUID (TBF)
• water - 60 % of the weight of men
• - 50 % of the weight of women - more fat
and a smaller muscle mass ⇒ smaller
amount of water in relation to total body
weight (TBW)
21. Major Compartments of Body Fluid
• 1. intracellular fluid (ICF) - 40 % (2/3)
TBW (in the adult)
• 2. extracellular fluid (ECF) - 20 % (1/3)
– a. interstitial fluid (ISF) - compartment between
the cells (15 %)
– b. intravascular fluid (IVF)
• in addition to the ISF and IVF, special
secretions (cerebrospinal fluid, intraocular
fluid, and gastrointestinal secretions) form a
small proportion (1 % to 2 % of body weight)
of the extracellular fluid called transcellular
fluid
22. Major compartments of body fluids
TBF 60-65% of body weight; ECT:ICT=1:2; IVT:IST =1:4
23. Anatomi Cairan Tubuh
Lyon lee. Fluid and electrolyte therapy. Oklahoma state university-center for veterinary health. 2006
27. Cairan ECF Minor
• Limfa cairan yang kembali dari cairan
interstitial ke plasma melalui sistem limfatik,
di mana cairan ini disaring melalui nodus limfa
untuk tujuan pertahanan imun.
• Cairan Trans-seluler terdiri dari sejumlah
kecil volume-volume cairan spesifik, yang
semuanya disekresi oleh sel spesifik ke rongga
tubuh khusus untuk melaksanakan fungsi yang
spesifik.
29. • Semua sel permeabel terhadap H2O. Gerakan H2O
antara plasma dan cairan interstitial menyebrangi
dinding kapiler diatur oleh ketidakseimbangan relatif
antara tekanan darah kapiler (tekanan cairan atau
hidrostatik) dan tekanan osmatik colloid.
• Transfer H2O antara cairan interstitial dan ICF
menyebrangi membran plasma seluler terjadi karena
efek osmotik. Baik tekanan hidrostatik cairan
interstitial dan ICF keduanya sangat rendah dan
cukup konstan.
30. MOVEMENT OF BODY FLUIDS AND
ELECTROLYTES
• there is a continual intake and output
within the body as a whole, and between
the various compartments
• the composition and volume of the fluid is
relativelly stable, a states called dynamic
equilibrum or homeostasis.
31. Movement of Solutes Between Body Fluid
Compartments - 1
• Several factors affect how readily a solute diffuses
across capillary and cell membranes
• 1. membrane permeability refers to the size of the
membrane pores.
• 2. concentration and electric gradients interact to
influence the movement of electrolytes termed the
electrochemical potential.
• 3. electrical potential
32. Movement of Solutes Between Body Fluid
Compartments - 2
• 4. pressure gradients - hydrostatic pressure
gradient increases the rate of diffusion of solutes
through the capillary membrane
• - active transport systems - NaK-activated -
ATPase system (sodium-potassium pump) located
in cell membranes (3 Na+ ions out of the cell in
exchange for two K+)
33. Movement of Water Between Body
Fluid Compartments
- controlled by 2 forces:
- 1. hydrostatic pressure
- 2. osmotic pressure
Osmotic pressure refers to the drawing force for water exerted
by soluted particles.
Osmosis is the process of the net diffusion of water caused by a
concentration gradient. Net diffusion of water occurs from an
area of low solute concentration (dilute solution) to one of
high solute concentration (concentrated solution) .
34. Movement of Water Between the
Plasma and Interstitial Fluid
- Na+
does not play an important role in the movement of water
between the plasma and interstital fluid compartments
- the distribution is determined by
o hydrostatic pressure of the capillary blood produced,
mainly by the pumping action of the heart
o colloid osmotic pressure produced primarily by serum
albumin
The accumulation of excess fluid in the interstitial spaces =
edema
42. Hipovolemia
• Adalah kehilangan volume cairan tubuh dalam keadaan isotonik,
yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif
sama.
• Sebab-sebab
• Gambaran klinis
• Penanganan :
Atasi muntah dengan obat-obat anti emetik, diare dengan anti
diare, pemberian air minum yang mengandung natrium
Bila berat, pemberian cairan intravena (larutan garam isotonik
0,9%), bila tensi mendekati normal kadar diturunkan menjadi 0,45%
Bila oligouria berikan bolus cairan I.V. awal dalam uji bebat cairan
Pada asidosis metabolik dan kekurangan volume cairan berikan
larutan RL
44. Volume imbalances
- affect ECF
- involve relatively equal losses or gains of Na+ and
water leading to an ECF volume deficit or excess
- fluid will not be transferred from the ICF to the ECF
as long as the osmolality in the two compartments
remains the same
45. ECF volume deficit (hypovolemia)
• Isotonic loss of body fluids; equal losses of sodium
and water
• Causes:
• Blood or plasma loss
• sequestration of fluid in soft tissue injuries (third
spacing): burns, peritonitis
53. Hipervolemia
• Adalah berlebihannya volume cairan tubuh extrasel dalam keadaan
isotonik
• Sebab-sebab
• Gambaran klinis
• Penanganan :
– Meletakkan pasien pada posisi Fowler yang tinggi untuk mengurangi
beban yang masuk ke jantung, pemberian morfin, diuretic yang bekerja
cepat dan oksigen
– Pada kasus edema paru akut, pasang torniket yang berpindah-pindah
untuk menahan cairan pada extrimitas
– Pada kasus gagal jantung kongestive, diberikan diuretic dan pembatasan
asupan natrium dikurangi
– Sirosis hati, diet rendah garam dan diuretic
– Sindrom nefrotik, diberikan kortikosteroid untuk menghilangkan
proteinurea juga dapat memperbaiki keadaan hipoalbuminemia
– Edema karena malnutrisi, pemberian diet protein yang adekuat
– Perawatan konservatif seperti tirah baring, dan stocking untuk membantu
mobilisasi cairan
56. Hypovolaemic Shock
• Tujuan utama dalam mengatasi syok
hipovolemik adalah :
• (1) memulihkan volume intravascular
untuk membalik urutan peristiwa sehingga
tidak mengarah pada perfusi jaringan yang
tidak adekuat.
• (2) meredistribusi volume cairan, dan
• (3) memperbaiki penyebab yang mendasari
kehilangan cairan secepat mungkin.
57. Hypovolaemic Shock
• Pengobatan penyebab yang mendasari.
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk
menghentikan perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada
tempat perdarahan atau mungkin diperlukan pembedahan untuk
menghentikan perdarahan internal.
Penggantian Cairan dan Darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang
untuk membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya
memungkinkan pemberian secara simultan terapi cairan dan
komponen darah jika diperlukan.
Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid
(albumin dan dekstran 6 %).
58. Hypovolaemic Shock
• Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan
meninggikan tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan,
trunchus horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk
meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab
yang mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan
pada pasien dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia,
desmopresin (DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat anti diare
untuk diare dan anti emetic untuk muntah-muntah.