SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  174
KEWIRAUSAHAAN

1
MENUMBUHKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN

2
PENDAHULUAN


Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat
bawaan sejak lahir dan diasah melalui
pengalaman langsung di lapangan, maka
sekarang ini paradigma tersebut telah bergeser.
Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability)
dan
perilaku
seseorang
dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapinya.

3


Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu
kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan,
sehingga setiap individu memiliki peluang untuk
tampil
sebagai
seorang
wirausahawan
(entrepreneur).



Bahkan

untuk menjadi wirausahawan sukses,
memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus
memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang
akan ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat
banyak, antara lain tugas mengambil keputusan,
kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris
dan komersial, penyediaan modal dll.
4
PENGERTIAN WIRAUSAHAWAN
Wirausahawan adalah :
“Seseorang
yang
mempunyai
kemampuan melihat dan menilai peluang,
me-manage
sumber
daya
yang
dibutuhkan serta mengambil tindakan
yang tepat, guna memastikan sukses
secara berkelanjutan”.

5
KEBUTUHAN AKAN WIRAUSAHAWAN




Jika negara kita ingin berhasil dalam
pembangunannya, maka kita harus menyediakan
4 juta wirausaha besar dan sedang, dan kita
masih harus mencetak 40 juta wirausahawan
kecil. Ini adalah suatu peluang besar yang
menantang
untuk
berkreasi
mengadu
ketrampilan membina wirausahawan dalam
rangka turut berpartisipasi membangun negara
dan bangsa Indonesia.
KADIN menargetkan pada tahun 2010 dapat
tercipta 10 juta pengusaha baru. Sehingga
diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja
baru.
6


Contoh nyata peran serta wirausahawan
dalam pembangunan adalah di negara
Jepang. Keberhasilan pembangunan yang
dicapai oleh negara Jepang ternyata
disponsori oleh wirausahawan yang
jumlahnya cukup besar.

7
MANFAAT DARI WIRAUSHA












Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran
Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dan
sebagainya.
Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan
sosial sesuai dengan kemampuannya
Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin,
jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan
Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana kita harus bekerja
keras
Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros
8
CIRI – CIRI JIWA WIRAUSAHA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Percaya diri
Berorientasi pada tugas dan hasil
Keberanian mengambil resiko
Kepemimpinan
Berorientasi ke masa depan
Kreatif inovatif
Memiliki tenaga dalam

9
1. Percaya Diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan
keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu
kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme,
individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan
10
2. Berorientasi Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai‑nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai.
Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat,
serta karsa yang besar. Sekali sukses atau
berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul,
sehingga usahanya semakin maju dan semakin
berkembang.
11
3.

Keberanian Mengambil Risiko
 Kemauan dan kemampuan untuk mengambil
risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau
berinisiatif.
 Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
usaha‑usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan

12
 Dengan demikian, keberanian untuk menanggung
risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah
pengambilan
risiko
yang
penuh
dengan
perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan
tugas‑tugasnya secara realistik.
 Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang
sukar
namun
dapat
dicapai.
Wirausaha
menghindari situasi risiko yang rendah karena
tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko
yang tinggi karena ingin berhasil.

13
4.

Kepemimpinan
 Seorang wirausaha yang berhasil selalu
memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan,
keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda
lebih
dulu
lebih
menonjol.
Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan
keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang
dan jasa‑jasa yang dihasilkannya dengan lebih
cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar.

14
5.

Berorientasi ke Masa Depan
 Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke
masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang
jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk
berkarsa
dan
berkarya.
Kuncinya
pada
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dengan yang sudah ada
sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin
terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan
tantangan demi pembaharuan masa depan.

15


Pandangan yang jauh ke depan, membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan
karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab
itu, ia selalu mempersiapkannya dengan
mencari suatu peluang.

16
6.

Kreatifitas dan inovasi
 Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang
baru (thinking new things) dan keinovasian
adalah melakukan sesuatu yang baru (doing
new things).
 Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan
mengembangkan ide-ide baru dan untuk
menemukan
cara-cara
baru
dalam
memecahkan
persoalan
dan
mencari
peluang.

17
Keinovasian diartikan sebagai kemampuan
untuk menerapkan kreatifitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk mempertinggi dan
meningkatkan taraf hidup.
 Oleh karena itu, kewirausahaan adalah
"thinking and doing new things or old
thinks in new ways" Kewirausahaan
adalah berpikir dan bertindak sesuatu
yang baru atau berpikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru.
18
7.

Memiliki tenaga dalam
 Memiliki tenaga dalam artinya bahwa seorang
wirausaha harus memiliki :
 Keuletan,
 Ketabahan,
 Ketekunan,
 Kejujuran
 Kedisiplinan
 Ketulusan
 Keikhlasan
 Kesopanan, keramahan dll.
19
MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA
1.
2.

Komitmen pribadi
Lingkungan dan pergaulan yang
kondusif

20
Pendidikan dan pelatihan
1.
2.

Keadaan terpaksa
Proses berkelanjutan

21
Menumbuhkan Mental Wirausaha
Melalui Komitmen Pribadi
Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen
pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu yang
diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang
lain, agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan
potensi diri.
Anda dapat memprogram ulang diri anda untuk
sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran
perasaan, ucapan dan tindakan anda akan selalu
diperbaiki ke arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi
setiap hari selama 1 bulan)
22
Menumbuhkan Mental Wirausaha
Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang
Kondusif
Dorongan
untuk
menumbuhkan
jiwa
wirausaha dapat berasal dari lingkungan
pergaulan teman, famili, sahabat, karena
mereka dapat berdiskusi tentang ide
wirausaha, masalah yang dihadapi dan caracara mengatasinya. Sehingga mempunyai
semangat, kemampuan dan pikiran untuk
menaklukan cara berfikir lamban dan malas.
23
Menumbuhkan Mental Wirausaha
Melalui Pendidikan dan Pelatihan
Keberanian
untuk
membentuk
jiwa
wirausaha juga didorong oleh guru atau
dosen di sekolah atau lembaga pelatihan.
Mereka
memberikan
mata
pelajaran
kewirausahaan yang praktis dan menarik
sehingga membangkitkan minat siswa untuk
berwirausaha.
24
Menumbuhkan Mental Wirausaha
Karena Keadaan Terpaksa
Banyak orang yang sukses karena dipaksa
oleh keadaan. Mungkin pada awalnya
tujuannya
hanya
untuk
memenuhi
kebutuhannya. Tetapi karena usahanya yang
keras, tidak gampang menyerah dan
berputus asa, sehingga akhirnya menjadi
wirausaha yang sukses.
25
Menumbuhkan Mental Wirausaha
Melalui Proses Berkelanjutan
SUKSES
BERKELANJUTAN
Bertindak
Berlatih
Belajar

26
SIKAP NEGATIF PROFESI WIRAUSAHA


Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap
negatif masyarakat sehingga mereka kurang
berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain
sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur,
kikir sumber penghasilan tidak stabil, kurang
terhormat, pekerjaan rendah dan sebagainya.
Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian
besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik.
Landasan filosofi inilah yang menyebabkan rakyat
Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis.
Kita jauh tertinggal dari negara tetangga, yang
seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi
bisnis.
27
MERINTIS USAHA DAN MODEL
PENGEMBANGANNYA

28
CARA MEMASUKI DUNIA USAHA
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai
suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu :
1. Merintis usaha baru (starting),
2. Memasuki Bisnis Keluarga
3. Kerja sama manajemen (franchising),
4. Membeli perusahaan orang lain (buying).

29
MEMBENTUK & MENDIRIKAN USAHA
BARU (Starting)
Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen
yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru
yang dapat dirintis :
1. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki
dan dikelola sendiri oleh seseorang,
2. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang
atau lebih yang secara bersama‑sama menjalankan usaha
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu
perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan
modal saham‑saham.
30
DUA PENDEKATAN DASAR PENDIRIAN USAHA


Ada dua pendekatan utama yang digunakan
para wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu :
1. Pendekatan
berdasarkan
pengalaman,
ketrampilan, kemampuan, dan latar belakangnya
sendiri dalam menentukan jenis usaha yang akan
dirintis
2. Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu
pendekatan yang menekankan pada pengamatan
lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer
menjadi peluang-peluang bisnis
31
KOMPETENSI WIRAUSAHA


Seorang wirausaha membutuhkan
kompetensi sebagai
berikut :
 Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang
bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya.
 Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang
bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga
yang tepat
 Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang
bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara
menggunakannya
 Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang
bagaimana
cara
mencari,
memelihara
dan
mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta
negosiasi
32
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merintis usaha baru :
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki
Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan
dipilih
Tempat usaha yang akan dipilih
Organisasi usaha yang akan digunakan
Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

33
MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN
(Buying)
Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah
didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain
dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada.
Hal ini dilakukan karena memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya :
Resiko lebih sedikit
Lebih mudah, karena perusahaan sudah berjalan
sehingga ada jalinan dengan pelanggan dan
pemasok
Memiliki peluang untuk membeli dengan harga
yang bisa ditawar
34
EMPAT PENDEKATAN DASAR DALAM
MENENTUKAN NILAI WAJAR SEBUAH BISNIS
Kita dapat menentukan nilai sebuah perusahaan yang
akan dibeli menggunakan :








Penilaian berdasarkan aktiva, mengukur bisnis
dengan melihat nilai aktiva-nya. Melibatkan perhitungan
nilai buku aktiva, nilai pengganti aktiva dan nilai likuidasi
aktiva.
Penilaian
berdasarkan
pasar,
sesuai
harga
perusahaan yang setara.
Penilaian berdasarkan laba, melihat nilai perusahaan
berdasarkan laba potensial di masa mendatang.
Penilaian berdasarkan perputaran uang (arus kas),
dengan membandingkan antara expected dan required
rate of return dari investasi.
35
FAKTOR NON KUANTITATIF
DALAM MENILAI SEBUAH BISNIS
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Persaingan
Pasar
Pengambangan komunitas dimasa yang akan
datang
Komitmen hukum
Kontrak serikat pekerja
Harga produk

36
Kerja Sama Manajemen (Franchising)
Yaitu kerja sama antara entrepreneur (franchisee)
dengan perusahaan besar (franchisor/parent company)
dalam mengadakan persetujuan perjanjian untuk
menyelenggarakan usaha. Bentuk usaha fanchisee
adalah duplikasi dari perusahaan franchisor.


Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal
seperti pemilihan tempat, rencana bangunan,
pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan
karyawan, advertensi, pembukuan, pencatatan dan
akuntansi,
konsultasi,
standar,
promosi,
pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan
sumber‑sumber permodalan.
37
GAMBAR SISTEM FRANCHISING
FRANCHISOR ADALAH
PRODUSEN/PENCIPTA

Franchisee adalah penjual
Seperti minuman
dingin botolan
Misalnya :
COCA COLA
PEPSI

FRANCHISOR ADALAH
PENJUAL

Franchisee adalah pendiri
retail, seperti
minimarket/toko
Misalnya :
INDOMART
SUPERINDO
ALFAMART
38
KELEBIHAN DAN
FRANCHISING











KELEBIHAN
Pelatihan formal
Batuan manajemen
keuangan
Metode pemasaran yang
telah terbukti
Bantuan manajemen
operasional
Jangka waktu permulaan
bisnis lebih cepat
Tingkat kegagalan
keseluruhan lebih rendah








KEKURANGAN
KEKURANGAN
Pajak Franchise
Royalti
Batas pertumbuhan
Kurangnya kebebasan
dalam operasi
Franchisor mungkin
penyalur tunggal dari
beberapa perlengkapan

39
MEMASUKI BISNIS KELUARGA




Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan
yang anggota keluarganya secara langsung
terlibat dalam kepemilikan dan/atau jabatan/
fungsi.
Setiap bisnis keluarga mengembangkan cara
tertentu di dalam mengerjakan segala
sesuatu dan prioritas tertentu sehingga
memberikan keunikan pada tiap perusahaan.
Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus
ini
membentuk
budaya
organisasi
perusahaan.
40
BUDAYA DALAM BISNIS KELUARGA


Konfigurasi Budaya dalam bisnis keluarga merupakan
keseluruhan budaya dari perusahaan keluarga yang terdiri dari
bisnis perusahaan, keluarga dan pola pemerintah.

POLA BISNIS

KONFIGURASI
KONFIGURASI
BUDAYA
BUDAYA
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
KELUARGA
KELUARGA

POLA PEMERINTAH

POLA KELUARGA
41
KEUNGGULAN PERUSAHAAN KELUARGA






Memelihara nilai kemanusiaan di tempat kerja,
bisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan
tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang
dari pada perusahaan-perusahaan pada umumnya
Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang,
manager keluarga dapat mengambil pandangan
jangka panjang yang lebih mudah dari pada
manager perusahaan yang dinilai hasilnya tiap tahun
Memperluas kualitas, karena mereka memiliki
taruhan di dalam memelihara reputasi keluarga,
anggota keluarga mungkin mempertahankan tradisi
memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.
42
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN
DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA


Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat
tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha.
Ada beberapa faktor‑faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha
barunya, adalah :
a. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
b. Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha,
kemampuan
mengkoordinasikan,
keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
43
c.

d.

e.

Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling
utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.
44
f.

g.

h.

Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas.
Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat
tidak efisien dan tidak efektif.
Sikap yang kurang sungguh‑ sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah‑setengah terhadap usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat
peralihan setiap waktu.
45


Beberapa
potensi
yang
membuat
seseorang mundur dari kewirausahaan
yaitu :
a.

Pendapatan yang tidak menentu.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan,
dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus
memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.
Dalam bisnis, sewaktu‑waktu kita dapat rugi atau
untung. Kondisi ketidaktentuan ini menjadi potensi
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.

46
b.

Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi.
Dari data diketahui bahwa tingkat mortalitas/
kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78
persen.
Kegagalan
investasi
mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Padahal bagi seorang wirausaha, kegagalan
sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga.

47
c.

Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari
pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan.
Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam
berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi
wirausaha menjadi mundur.

48
d.

Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun
usahanya mantap.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam
usaha, akan mengakibatkan seseorang mundur dari
kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagang yang
kualitas kehidupannya tidak meningkat, maka akan
mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain.

49
PENUTUP






Semua cara diatas bisa anda tempuh
sebagai pintu masuk dunia usaha.
Empat
cara
tersebut
memiliki
keunggulan dan kekurangan masingmasing dan kita dapat memilih salah
satu ataupun gabungan
Langkah yang terbaik adalah dengan
belajar, berlatih, bertindak, dan
sukses.
50
MANAJEMEN
KEWIRAUSAHAAN

51
MANAJEMEN
Adalah proses penentuan dan pencapaian
tujuan-tujuan melalui pelaksanaan fungsifungsi dasar (planning, organizing, staffing,
directing and controlling) dalam penggunaan
sumber-sumber tenaga kerja,modal, material
dan informasi

52
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Pengawasan

Pengkoordinasian

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

53
POINT-POINT PENTING DEFINISI
MANAJER








Manajer membuat keputusan yang sadar
untuk menetapkan tujuan dan mencapai
tujuan-tujuan
Manajer mencapai tujuan melalui orang
lain
Manajer bekerja baik dengan individuindividu maupun kelompok-kelompok
Prinsip 1 : Semua Pekerjaan dapat diobservasi
dan dianalisis guna menentukan satu cara terbaik
54
untuk menyelesaikannya
PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN ILMIAH
(Menurut Taylor, 1991)






Prinsip 2 : Orang yang tepat untuk memangku
jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah
Prinsip 3 : Kita dapat menjamin bahwa cara
terbaik tersebut diikuti dengan menggaji
pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu
menyamakan gaji dengan hasil kerja
Prinsip 4 : Menempatkan Manajer dalam
Perencanaan, Persiapan dan Pemeriksanaan
pekerjaan.

55
TINGKATAN MANAJEMEN






MANAJEMEN PUNCAK (CEO,
Presiden yang membawahi Vice
President)
MANAJEMEN MENENGAH (dibawah
Vice President tetapi diatas
supervisor)
MANAJEMEN TINGKAT BAWAH
(Supervisor)
56
Gambar Piramida Manajemen

Manajemen
Puncak atau
Manajemen
Institusional

Jumlah keputusan
pokok yang diambil
pada
setiap jenjang

Manajemen Madya
atau
Manajemen Administratif

Manajemen Operasional
atau
Manajemen Supervisori
57
AREA MANAJEMEN





MANAJER PEMASARAN
MANAJER OPERASI
MANAJER KEUANGAN
MANAJER
SUMBER
MANUSIA

DAYA

58
FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penentuan Personalia
4. Pengarahan
5. Pengendalian

59
1. Perencanaan
Pengidentifikasian tujuan-tujuan dan cara-cara
alternatif untuk mencapai tujuan
 Lamanya waku dan cakupan perncanaan
 Pengaruh-pengaruh dan perencanaan
 Kontinuitas dan fleksibilitas

60
2. Pengorganisasian




Kegiatan penyusunan dan pengalokasian
sumber daya – sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
Penentuan hubungan wewenang

3. Penentuan Personalia (Staffing)




Berusaha menentukan orang-orang yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan organisasi
Mempertahankan mereka

61
4. Pengarahan (Directing)




Kepemimpinan
Mengembangkan suasana / iklim kerja yang baik
Memotivasi karyawan

5. Pengendalian





Menentukan standar
Mengukur kinerja yang sebenarnya
Menganalisa hasil
Melakukan koreksi apabila diperlukan
62
KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJEMEN




Ketrampilan Teknik (Technical Skill)
Ketrampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Ketrampilan Konseptual (Conseptual Skill)

63
KIAT-KIAT MANAJEMEN
KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan menyangkut
semua kekuatan perusahaan yang menjamin
bahwa usahanya betul-betul eksis (ada dan
berlangsung), bila usahanya ingin berhasil
para wirausaha menggunakan proses
kreatifitas dan inovasi sebagai alat
pemberdayaan sumber-sumber ekonomi
untuk menciptakan nilai tambah barang dan
jasa disamping fungsi-fungsi manajemen.

64
ORGANISASI WIRAUSAHA


Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada
lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasuki.
Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup
usaha, maka semakin sederhana organisasinya.
Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi
usaha pada umumnya dikelola sendiri. Pengusaha
kecil pada umumnya berperan sebagai small
business owner manager atau small business
operator.
65




Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan
"owner business manager", jika skala dan lingkup
usahanya semakin besar, maka pengelolaannya
tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus
melibatkan orang lain.
Bagian‑bagian kegiatan bisnis tertentu seperti
bagian penjualan, bagian pembelian, bagian
pengadministrasian, dan bagian keuangan
masing‑masing memerlukan tenaga tersendiri dan
perlu bantuan orang lain.
66
FUNGSI KEWIRAUSAHAAN
DAN FUNGSI MANAJEMEN




Dilihat dari fungsi kewirausahaan dan fungsi
manajemen, dalam perusahaan kecil fungsi
manajemen relatif tidak begitu besar, sedangkan
fungsi kewirausahaan sangat besar perannya
karena
dasarnya
adalah
kreativitas
dan
keinovasian.
Sebaliknya, dalam perusahaan besar fungsi
kewirausahaan relatif tidak begitu besar,
sedangkan fungsi manajemen sangat besar,
karena dasarnya adalah fungsi‑fungsi manajemen.

67
TANTANGAN SUMBERDAYA
KEWIRAUSAHAAN
Tantangan persaingan
global
Tantangan
Pertumbuhan penduduk
Tantangan
Keanekaragaman
Angkatan kerja

Tantangan
Pengangguran
Tantangan
Sumberdaya
kewirausahaan

Tantangan
Etika

Tantangan
Tanggung jawab sosial

Tantangan
Kemajuan Teknologi

Tantangan Gaya hidup
& kecenderungannya

68
STUDI KELAYAKAN USAHA

69
PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA


Studi kelayakan usaha



ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
bisnis
dilaksanakan
dengan
berhasil
dan
menguntungkan secara kontinyu.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep
dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan
manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam
studi ini, pertimbangan‑pertimbangan ekonomis dan
teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar
implementasi kegiatan usaha.

70
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis antara lain :






Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka
toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa,
membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada,
misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, untuk
memperluas
skala
usaha,
untuk
mengganti
peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk
memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang
paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang,
pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi proyek A atau
proyek B, dan lain sebagainya
71
Pihak-pihak yang memerlukan berkepentingan
dengan studi kelayakan usaha, di antaranya :






Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Studi kelayakan sangat penting dilakukan supaya kegiatan
bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan dapat memberi
keuntungan sepanjang waktu.
Pihak Investor dan Penyandang Dana
Studi kelayakan digunakan sebagai bahan pertimbangan layak
tidaknya investasi dilakukan. Apakah investasi yang dilakukannya
memberikan jaminan pengembalian investasi (return on invesment)
yang memadai atau tidak.
Pihak Masyarakat dan Pemerintah
Studi kelayakan juga diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau malah merugikan. Bagaimana dampak
lingkungannya apakah positif atau negatif.
72
TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS




Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk
menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu
besar pada peluang bisnis yang kurang menguntungkan.
Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi
biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan resiko
kegagalan dari investasi bisnis.

73
INTENSITAS STUDI KELAYAKAN
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas
(kedalaman) dalam studi kelayakan antara lain :
1. Besarnya modal yang di investasikan

Umumnya semain besar jumlah modal
ditanamkan semakin mendalam studi kelayakan
dilakukan.
2. Tingkat ketidakpastian proyek

Semakin sulit memperkirakan penghasilan
penjualan, biaya, aliran kas dll, semakin berhati hati dalam melakukan studi kelayakan.

74
3.

Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi
investasi bisnis
 Semakin
banyak
faktor-fakor
yang
mempengaruhi implementasi proyek investasi
maka semakin berhati-hati melaksanakan studi
kelayakan.
 Jadi semakin besar modal yang di investasikan,
semakin tinggi ketidakpastian dan semakin
komples faktor-fakor yang mempengaruhi maka
semakin mendalah studi kelayakan dilakukan

75
PROSES STUDI KELAYAKAN BISNIS
1.
2.
3.
4.

Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
Tahap Memformulasikan Tujuan
Tahapan Analisis
Tahap Keputusan

76
PROSES STUDI
PROSES STUDI
KELAYAKAN BISNIS
KELAYAKAN BISNIS

GAGASAN USAHA
GAGASAN USAHA

TUJUAN
TUJUAN
(Visi dan Misi)
(Visi dan Misi)

1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.

ANALISIS/EVALUASI
ANALISIS/EVALUASI
PASAR
PASAR
PRODUKSI/OPERASI
PRODUKSI/OPERASI
MANAJEMEN
MANAJEMEN
KEUANGAN
KEUANGAN
ASPEK-ASPEK LAIN
ASPEK-ASPEK LAIN

KEPUTUSAN
KEPUTUSAN

DILAKSANAKAN
DILAKSANAKAN
(GO)
(GO)

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN
(NO GO)
(NO GO)
77
TAHAP PENEMUAN IDE ATAU
PERUMUSAN GAGASAN


Tahap penemuan ide ialah tahap dimana
wirausaha memiliki ide untuk merintis
usaha baru atau mengembangkan
usaha yang sudah ada. Ide tersebut
kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.

78
TAHAP MEMFORMULASIKAN TUJUAN




Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi
bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak
diemban, setelah jenis bisnis tersebut
diidentifikasi?
Apakah visi dan misi bisnis yang akan
dikembangkan tersebut benar‑benar dapat
menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya
dirumuskan dalam bentuk tujuan.

79
TAHAPAN ANALISIS
Tahap ini adalah tahap pengkajian ide bisnis,
apakah ide bisnis anda akan dapat mencapai
tujuan atau tidak.
Aspek‑aspek yang harus dikaji dan dicermati
adalah :
 Aspek Pasar, (mencakup produk yang akan di
pasarkan, peluang pasar, permintaan dan
penawaran, segmentasi pasar, pasar sasaran,
ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar
dan strategi bersaing).
80




Aspek Teknik Produksi / Operasi, (lokasi,
bangunan gedung, mesin dan peralatan, bahan
baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode
produksi, lokasi dan lay‑out pabrik, atau tempat
usaha).
Aspek Manajemen / Pengelolaan, (organisasi,
aspek pengelolaan, aspek tenaga kerja, aspek
kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan
sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu
menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus
mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan
harus ramah lingkungan).
81




Aspek Finansial / Keuangan, (sumber dana,
penggunaan dana, proyeksi biaya, proyeksi
pendapatan,
proyeksi
keuntungan
dan
proyeksi aliran kas).
Aspek lain-lain yang relevan, antara lain
seperti :

Aspek Ekonomi

Aspek Keamanan

Aspek Sosial Budaya

Aspek Amdal, dll
82
TAHAP KEPUTUSAN




Langkah yang terakhir adalah tahapan
mengambil keputusan. Apakah bisnis
layak dilaksanakan atau tidak.
Karena menyangkut keperluan investasi
yang
mengandung
risiko,
maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan
beberapa kriteria investasi, seperti Pay
Back Period (PBP), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return.

83
Analisis Aspek Pemasaran
Kebutuhan keinginan
konsumen

Masa hidup produk
Segmentasi
Pasar

Pertumbuhan pasar

Volume
Lokasi

Mesin/peralatan

Target

Nilai tambah

Laba kotor

Bahan baku

Pangsa Pasar

Tenaga kerja

Bahan penolong

ANALISIS PRODUKSI / OPERASI

Lay out

84
Analisis Aspek Manajemen
Organisasi
Kepemilika
n

Kebutuhan
Dana

Sumber
Dana

Tim manajemen

Karyawan

Analisis
Aspek
Keuangan
Proyeksi
Neraca

Proyeksi
Rugi
Laba

Proyeksi
Aliran Kas

Kas
Masuk

Kas
Keluar

Kas
Bersih
85
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
a. Analisis Aspek Pemasaran






Kebutuhan dan Keinginan Konsumen,
Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka
butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka
membutuhkan?
Segmentasi Pasar.
Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya dan
demografis.
Target.
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang
dapat diraih.
86




Nilai Tambah.
Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan
jasa pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok,
agen, sampai pada konsumen akhir. Nilai tambah
barang dan jasa biasanya diukur dengan harga.
Masa Hidup Produk.
Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa
produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak?

87






Struktur Pasar
Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna
seperti pasar monopoli, oligopoli, dan dan monopolistic
competation ataukah termasuk pasar persaingan
sempurna.
Persaingan dan Strategi Pesaing.
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah. Jika tinggi bahkan ketat berarti peluang pasar
rendah.
Ukuran Pasar.
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
Jika volume penjualan tinggi berarti pasar potensial.

88






Pertumbuhan Pasar.
Dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan.
Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya > 20 %),
berarti potensi pasar tinggi.
Laba Kotor.
Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau
rendah? Jika profit margin kotor > 20 % berarti pasar
potensial.
Pangsa Pasar
Dapat dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan
jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan.

89
b. Analisis Aspek Produksi / Operasi




Lokasi Operasi.
Hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun
bagi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok,
dekat ke konsumen, dekat ke alat transport atau di
antara ketiganya.
Volume Operasi.
Harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
perrnintaan, sehingga tidak teradi kelebihan dan
kekurangan kapasitas, Volume operasi yang
berkelebihan akan menimbulkan permasalahan baru
dalam penyimpanan.
90




Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan
datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi
supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas
Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya
yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga
persediaan tersebut efisien.

91




Tenaga Kerja.
Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan
dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan
untuk menyelesaikan pekerjaan itu, supaya lebih tepat,
lebih cepat, dan lebih hemat (efisien).
Lay‑ out.
Lay‑out adalah tata ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi. Lay‑out harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga efisien.

92
c. Analisis Aspek Manajemen




Kepemilikan.
Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi
(perseorangan) atau milik bersama (persekutuan
seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya).
Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis
yang kita pilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak
berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
Organisasi.
organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi
lini, organisasi staf, lini dan staf atau bentuk lainnya.
Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.

93




Tim Manajemen.
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan
orang lain secara profesional. Tergantung pada skala
usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha.
Karyawan
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah,
kualifikasi dan kualitas yang diperlukan.

94
d. Analisis Aspek Keuangan




Kebutuhan Dana.
kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya berapa besarnya dana untuk aktiva tetap,
untuk modal kerja dan pembiayaan awal
Sumber Dana.
Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu
sumber dana internal (misalnya modal yang disetor,
laba yang ditahan, penyusutan) dan modal eksternal
(misalnya saham‑saham, obligasi, dan pinjaman).

95




Proyeksi Neraca.
Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan
kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan
lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan
bersih.
Proyeksi Rugi & Laba.
Proyeksi rugi & laba dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang
akan datang. Komponen rugi & laba meliputi proyeksi
penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi rugi /laba
bersih.

96


Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow).
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk
melaksanakan
kewajiban‑kewajiban
keuangannya.
Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :





Aliran kas masuk (cash inflow), merupakan
penerimaan‑penerimaan yang berupa hasil penjualan
atau pendapatan.
Aliran kas keluar (cash outflow), merupakan
biaya‑biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak.
Aliran kas masuk bersih (net cash in‑flow), merupakan
selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar
ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga
setelah pajak.
97
KRITERIA INVESTASI


Untuk mengetahui layak tidaknya suatu
investasi yang dilakukan dan menguntungkan
secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria
yaitu metode Payback Periode, Net Present
Value, Internal Rate of Return dan Probability
Index.

98
PAYBACK PERIODE (PBP)






Payback Periode adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi.
Payback Periode sangat penting untuk menghitung
jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat
payback periodenya maka semakin baik bisnis
tersebut
Jika Payback Period lebih pendek waktunya daripada
maximum Payback Period, maka usulan investasi
dapat diterima. .
99
NET PRESENT VALUE (NPV)




Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih (operasional maupun
terminal cash flow) dimasa yang akan datang.
Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang lebih besar dari
pada nilai sekarang investasi maka proyek
dinyatakan menguntungkan sehinga diterima,
sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif) proyek
ditolak karena tidak menguntungkan.

100
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)




Metode ini menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
dimasa-masa yang mendatang.
Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari pada
tingat bunga relevan (tingat keuntungan yang
disyaratkan)
maka
investasi
dikatakan
menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan
merugikan.

101
PROBABILITY INDEXS (PI)




Metode ini menghitung perbandingan antara nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang
investasi.
Kalau profitability index lebih besar dari 1 maka
proyek dikatakan menguntungkan, kalau dibawah
1 merugikan.

102
PENYUSUNAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara
ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya menyusun laporan studi kelayakan.
Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisikan sebagai berikut :
RINGKASAN PROYEK
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.

Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru / Pengembangan Bisnis.
Nama dan Alamat Perusahaan
Bidang Usaha
Bentuk Perusahaan
Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah ada).

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI
(Untuk perusahaan yang sudah ada)
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
2.2. Perizinan
2.3. Aspek Teknis Produksi / Operasi
2.4. Aspek Pemasaran
2.5. Aspek Manajemen
2.6. Aspek Keuangan
103
BAB III. PROYEK YANG DIUSULKAN
(Untuk proyek bisnis baru)
3.1. Proyek yang Diusulkan
a. Sifat investasi (baru/perluasan)
b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
3.2. Aspek Teknis
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Lay out Proses
g. Proses Produksi
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja.

104
3.3. Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
d. Volume dan Harga Penjualan
e. Masa Hidup Produk
f. Struktur Pasar
g. Persaingan dan Strategi Bersaing
h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
i. Pangsa Pasar
j. Gross Profit Margin
3.4. Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Manajemen
d. Tenaga Kerja/Karyawan

105
3.5.

Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Biaya
e. Prediksi Rugi Laba
f. Kriteria Investasi

BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN

106
KIAT MELIHAT DAN
MEMBERDAYAKAN PELUANG BISNIS

107
PELUANG




Disekitar kita terdapat banyak sekali
peluang.
Bagi
seseorang
yang
mempunyai
kepekaan, kreatifitas, inovasi, serta
keberanian dalam mengambil resiko,
setiap aspek kehidupan menimbulkan
peluang.

108
MUNCULNYA PELUANG
Peluang muncul karena :
1. Masalah-masalah
2. Kebutuhan-kebutuhan
3. Keinginan-keinginan
4. Karena diciptakan

109
1. PELUANG MUNCUL DARI MASALAH
Sebagian orang menganggap
“masalah” adalah sesuatu yang :
 menyusahkan,
 merugikan,
 Menyengsarakan
 Memusingkan
 dan lain sebagainya

bahwa

110


Sementara sebagian kecil orang yang
berfikir lebih jernih dapat melihat bahwa di
setiap masalah pasti ada penyelesaian.



Bahkan jika kita mau hidup lebih baik, maka
akan selalu berhadapan dengan lebih
banyak lagi masalah.



Masalah adalah kehidupan maka semakin
banyak masalah yang diselesaikan “hidup
menjadi lebih hidup”
111
Masalah dan Peluang
 masalah-masalah
yang muncul dalam
kehidupan
justru
memberikan
atau
melahirkan banyak peluang usaha.
 Sebab semua masalah memerlukan solusi,
alternatif pemecahan dan jalan keluar yang
dapat memberikan nilai ekonomis bagi yang
mampu menawarkannya sesuai kebutuhan
yang ada.
112
2. PELUANG MUNCUL DARI
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN




Dalam kehidupan setiap manusia wajib
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik
kebutuhan dasar maupun pengembangannya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain :







Sandang
Pangan
Papan (Perumahan)
Pendidikan
Kesehatan
dsb

113


Semua
kebutuhan
diatas
memunculkan
permintaan dan penawaran, maka melahirkan
peluang-peluang untuk memenuhi permintaan.



Dalam perkembangnya, kebutuhan manusia akan
barang dan jasa meningkat dengan sangat
dasyat baik dalam jenis komoditinya maupun
jumlahnya.



Karena itu terdapat berjuta-juta peluang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut
114
3. PELUANG MUNCUL DARI
KEINGINAN - KEINGINAN






Manusia mempunyai keinginan tidak
terbatas, baik pada jenis maupun
jumlahnya.
Karena itu peluang yang muncul dari
keinginan-keinginan manusia juga tak
terbatas banyaknya.
Jadi pada dasarnya peluang untuk
membuka usaha sangat terbuka lebar.

115
4. PELUANG MUNCUL KARENA
DICIPTAKAN






Peluang muncul, bukan saja karena timbulnya
masalah, kebutuhan dan keinginan baru, tetapi juga
bisa muncul karena diciptakan.
Seorang
wirausahawan
dicirikan
dengan
banyaknya pemikiran-pemikiran baru dan mencoba
untuk mengimplementasikan hasil pemikirannya,
sehingga bisa menciptakan nilai tambah dari setiap
produk dan jasa yang dihasilkan.
Jadi dalam proses penciptaan kreasi dan inovasi
baru tersebut dapat menciptakan peluang-peluang
usaha baru.
116
PEMBERDAYAAN PELUANG


Masalahnya
peluang, :
1.
2.
3.
4.

dalam

pemberdayaaan

Orang bodoh menyia-nyiakan peluang,
Orang pintar menunggu peluang,
Orang bijak mencari peluang
Orang yang
pintar dan bijak akan
menciptakan peluang.

117
KEBERUNTUNGAN
(Peter F. Drucker)
“Keberuntungan adalah pertemuan antara
persiapan dengan kesempatan (peluang)”

118


Napoleon pernah berkata : “ Jangan beri
kami jendral-jendral yang brillian, tapi beri
kami
jendral-jendral
yang
memiliki
keberuntungan”.



Ini artinya, untuk mendapatkan kemenangan
yang dibutuhkan adalah para jendral yang
mampu mempertemukan antara kesiapan
dengan
peluang
sehingga
menjadi
keberuntungan.
119
Kunci untuk mendapatkan beberuntungan :






Melakukan sesuatu yang seharusnya (the
right things),
Pada saat yang tepat (at the right time) dan
Dengan cara yang benar (in the right way).
Sukai apa yang anda kerjakan dan kerjakan
apa yang anda sukai.

120
PERSIAPAN-PERSIAPAN UNTUK
MENANGKAP PELUANG
1. Menumbuhkan jiwa wirausaha
2. Menentukan ide bisnis yang anda minati
3. Melakukan studi kelayakan
4. Keberanian mengambil resiko
5. Bersedia me-manage usaha
6. Memiliki kecerdasan finansial

121
BERTINDAK MENANGKAP PELUANG






Anda semua telah diberi dua anugerah yang luar biasa
yaitu pikiran anda dan waktu anda. Terserah pada anda
untuk melakukan apa yang anda senangi dengan
keduanya.
Anda dan masa depan anak-anak anda akan ditentukan
oleh pilihan yang anda buat sekarang, bukan besok.
Karena itu bertindaklah untuk menangkap peluang, mulai
dari diri sendiri, dari sekarang dan dari yang terkecil.
Semoga anda bahagia dengan anugerah yang
menakjubkan yang kita rasakan dalam kehidupan ini,
amien…...
122
MANAJEMEN RESIKO

123
PENDAHULUAN




Kebanyakan orang ingin mengelakkan
resiko, karena ingin selalu aman dan hidup
tentram, maka memang kebanyakan orang
takut menanggung resiko.
Namun semua tahap kehidupan kita
mengandung resiko. Kemanapun kita lari
dari resiko, maka disitupun kita akan
menemukan resiko yang lainnya. Karena
resiko merupakan bagian tidak terpisahkan
dari hidup kita.
124




Berbagai definisi dapat diberikan kepada
kata resiko itu, namun secara sederhana
resiko artinya kemungkinan akan terjadinya
akibat buruk atau akibat yang merugikan,
seperti kehilangan, cedera, kebakaran dan
sebagainya.
Tidak ada metode apapun yang bisa
menjamin seratus persen bahwa akibat
buruk itu dapat terhindarkan, kecuali kalau
kegiatan yang mengandung resiko itu tidak
dilakukan.
125


Agar resiko tidak menghalangi kegiatan
perusahaan, maka seharusnyalah resiko
tersebut di-manage dengan sebaikbaiknya!

126
Tugas Manajemen Resiko




Mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi,
Mengukur atau menentukan besarnya resiko
Mencarikan jalan keluar untuk menghadapi
atau menangani resiko itu.

 Ini berarti orang harus menyusun strategi
untuk memperkecil ataupun mengendalikan
resiko tersebut.

127
Pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh
manager resiko adalah :








Resiko apa yang saja yang dihadapi oleh
perusahaan?
Bagaimana dampak resiko terhadap
kehidupan bisnis perusahaannya?
Resiko mana yang harus dihadapi sendiri,
dan resiko mana yang harus dipindahkan ke
perusahaan asuransi?
Metode mana yang cocok dan efisien untuk
menghadapinya?
128
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN
FUNGSI-FUNGSI LAIN DALAM PERUSAHAAN


Manajemen resiko berkaitan erat dengan
fungsi perusahaan lainnya, yaitu dengan
fungsi accounting, keuangan, marketing,
produksi, personalia, engineering dan
maintenance. Karena bagian-bagian itu yang
menciptakan resiko.

129
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI ACCOUNTING
Bagian accounting menjalankan kegiatan
manajemen resiko yang penting yaitu :






Mengurangi kesempatan pegawai melakukan
penggelapan dengan jalan melakukan intenal
audit dan internal controll
Melalui rekening asset bagian accounting
mengidentifikasi
dan
mengukur
kerugian
terhadap harta
Melalui penilaian rekening seperti rekening
piutang
130
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI KEUANGAN
Bagian keuangan melakukan banyak
penetapan yang mempengaruhi manajemen
resiko.






Manajer resiko biasanya dibwah direktur
keuangan
Bagian
keuangan
menganalisis
pengaruh
turunnya profit dan cash flow, sehingga
menghalangi pencapaian tujuan
Membantu
dalam
menetapkan
pembelian
barang/peralatan
131
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI MARKETING
Kegiatan marketing dapat menciptakan
resiko terutama resiko tanggung gugat.
Misalnya perusahaan bisa dituntut oleh
pihak luar berkenaan dengan penggunaan
packaging yang tidak memenuhi syarat,
sehingga dapat membahayakan konsumen.

132
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI PERSONALIA
Karena bagian personalia bertanggng jawab
untuk seleksi latihan personil, maka bagian
personalia juga bertanggung jawab dalam
mengawasi jabatan yang mengandung
resiko, misalnya kecelakaan dan penyakit
Dalam banyak kasus bagian personalia
mempunyai tanggung jawab langsung untuk
keselamatan dan hygiene industri
133
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI PRODUKSI
Kegiatan produksi banyak menciptakan
resiko. Dalam mendesain dan membuat
produk atau memberikan service kepada
konsumen
juga
dapat
menimbulkan
kerusakan dan kecelakaan kepada pemakai
atau konsumennya.
Karena
itu
bagian
produksi
harus
mengidentifikasi dan mengevaluasi bahayabahaya yang terkait dengan manajemen
resiko
134
HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO
DENGAN FUNGSI ENGINEERING & MAINTENANCE
Bagian ini bertanggung jawab untuk
mendesain pabrik, maintenance dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung,
pabrik dan peralatan yang semuanya
sangat vital untuk mencegah, mengurangi
frekuensi dan keparahan kerugian.

135
KONSEP RESIKO


Manajemen resiko merupakan suatu usaha
untuk menganalisis serta mengendalikan
resiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas
dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu
perlu terlebih dahulu dipahami tentang
konsep-konsep yang dapat meberikan
makna, cakupan yang luas dalam rangka
memahami proses manajemen resiko itu.
136
Beberapa Definisi Resiko








Resiko adalah kans kerugian (Risk is the
chance of loss)
Risk adalah kemungkinan kerugian (Risk is
the possibility of loss)
Resiko adalah ketidakpastian (Risk is
uncertainty)
Resiko merupakan penyebaran hasil aktual
dari hasil yang diharapkan (risk is the
dispersion of actual from expected result)
137
Sebab Sebab Timbulnya Resiko
 Jarak waktu memulai perencanaan atas kegiatan
sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak
watu makin besar ketidakpastian
 Keterbatasan
tersediaanya
informasi
yang
diperlukan
 Ketebatasan
pengetahuan/ketrampilan/teknik
mengambil keputusan

138
MENGIDENTIFIKASI RESIKO
Pengidentifikasian resiko itu merupakan proses
penganalisisan untuk menemukan secara sistematis
dan berkesinambungan resiko (kerugian potensial)
yang menantang perusahaan. Untuk itu diperlukan :

 Suatu checklist dari semua kerugian potensial
yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada
setiap perusahaan
 Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu
pendekatan yang sistematik untuk menentukan
mana dari kerugian potensial yang tercantun
dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan
yang sedang dianalisis.
139
Klasifikasi Kerugian





Kerugian hak milik (Property Losses)
Kewajiban mengganti kerugian orang
lain (Liability Losses)
Kerugian
personalia
(Personnel
Losses)

140


Kerugian hak milik (Property Losses)
1.

2.

3.

Kerugian langsung yang dihubungkan untuk
mengganti atau reparasi atau kehilangan harta.
Kerugian tidak langsung, seperti keharusan
untuk menghancurkan sisa gedng yang rusak
akibat kerugian langsung
Kerugian pendapatan (net income), seperti
penghentian
kegiatan
sementara
yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak
boleh ditempatinya ruangan kerja

141


Kewajiban mengganti kerugian orang lain
(Liability Losses)


Adalah kewajiban untuk mengganti kerugian
orang lain karena rusaknya hak milik orang lain
atau terlukanya orang lain.

142


Kerugian personalia (Personnel Losses)




Kerugian bagi perusahaan karena kematian,
cacat atau mengundurkan dirinya pegawai,
langganan atau pemilik.
Kerugian
bagi
keluarga
pegawai
yang
disebabkan
oleh
kematian,
cacat
atau
pemberhentian

143
Metode yang dianjurkan dalam menggunakan
Checklist
1.

2.

3.
4.
5.

6.
7.

Questionare analisis resiko (Risk analysis
questionnaire)
Metode laporan keuangan (Financial statement
methode)
Metode peta-aliran (flow chart)
Inspeksi langsung pada objek
Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian
perusahaan
Catatan statistik dari kerugian masa lalu
Analsis lingkungan
144
PENGUKURAN RESIKO
Sesudah
manajer
mengidentifikasikan berbagai jenis
yang
dihadapi
perusahaan,
selanjutnya resiko itu harus
Perlunya diukur adalah :



•
•

resiko
resiko
maka
diukur.

Untuk menentukan relatif pentingnya
Untuk memperoleh informasi yang akan
menolong untuk menetapkan kombinasi
peralatan manajemen resiko yang cocok
untuk menanganinya.
145
Dimensi yang harus diukur


Informasi yang diperlukan berkenaan
dengan dua dimensi resiko yang perlu
diukur yaitu :
1.

2.

Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan
terjadi
Keparahan dari kerugian tersebut

146


Paling sedikit untuk masing-masing dimensi
itu, yang ingin diketahui ialah :





Rata-rata nilainya dalam periode anggaran
Variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke
periode anggaran sebelum dan berikutnya
Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu
jika seandainya kerugian itu ditanggung sendiri,
harus dimasukkan dalam analisis, jadi tidak hanya
nilainya dalam rupiah saja.

147
PENGENDALIAN RESIKO


Seorang manajer resiko mengidentifikasikan
dan mengukur resiko yang dihadapi
perusahaannya, maka ia harus memutuskan
bagaimana menangani resiko tersebut. Ada
dua pendekatan dasar yaitu :



Pengendalian resiko (Risk controll)
Pembiayaan resiko (Risk financing)

148
Pengendalian Resiko (Risk Controll)
Dijalankan dengan metode berikut :
1.
Menghindari resiko
2.
Mengendalian resiko
3.
Pemisahan
4.
Pemindahan resiko
5.
Kombinasi atau pooling

149
Pembiayaan Resiko (Risk Financing)
Meliputi :
1. Pemindahan
resiko melalui pembelian
asuransi
2. Menanggung resiko (retention)

150
Menghindari Resiko


Salah satu cara mengendalikan resiko murni
adalah menghindari harta, orang atau
kegiatan-kegiatan
karena
selalu
mengandung resiko, dengan jalan :




Menolak
memiliki,
menerima
atau
melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya
untuk sementara
Menyerahan kembali resiko yang terlanjur
diterima, atau segera menghentikan kegiatan
begitu kemudian diketahui mengandung
resiko
151




Penghindaran resiko dikatakan berhasil jika
tidak terjadi kerugian yang disebabkan resiko
yang ingin dihindarkan itu.
Sesungguhnya metode ini tidak dapat
diimplementasikan sebagaimana mestinya
jika ternyata larangan-larangan yang telah
diintruksikan itu ternyata dilanggar walau
kebetulan tidak terjadi kerugian

152
Pengendalian Kerugian (Loss Controll)


Implementasi dari kegiatan pengendalian
kerugian yaitu dengan :
1.

2.

Merendahkan
kans
(chance)
untuk
terjadinya kerugian
Mengurangi keparahan jika kerugian itu
memang terjadi

153


Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan
dalam berbagai cara :







Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan
pengurangan kerugian
Menurut sebab kejadian yang dapat dikontroll
Menurut lokasi dari kondisi-kondisi yang akan di
kontrol
Menurut timing-nya

154
Pemisahan Resiko




Yang dimaksud pemisahan disini ialah
menyebarkan harta yang menghadapi resiko
yang sama, menggantikan penempatan dalam
suatu lokasi
Misalnya jika banyak mempunyai truck, maka
tindakan
pemisahan
dilakukan
dengan
menempatkannya dalam beberapa pool yang
berlainan, penempatan barang persediaan tidak
dalam satu gudang saja, tetapi dipisahkan dalam
dua atau lebih.
155
Pemindahan Resiko


Harta milik atau kegiatan yang menghadapi
resiko dapat dipindahkan kepada pihak lain,
baik dinyatakan dengan tegas maupun
dengan berbagai transaksi atau kontrak

156
Kombinasi atau Pooling
Merupakan suatu metode pengendalian resiko
yang dilakukan dengan cara melakukan
tindakan kombinasi dari metode-metode yang
ada,
baik
itu
penghindaran
resiko,
pengendalian
resiko,
pemisahan
resiko
maupun pemindahan resiko. Dengan tujuan
untuk meminimalkan dampak resiko yang
mungkin terjadi.
157
KECERDASAN FINANSIAL

158
DEFINISI KAYA
Kaya identik dengan kepemilikan dan
penguasaan terhadap asset.
Kecerdasan finansial tidak sama dengan
kecerdasan intelektual, terdapat banyak bukti
bahwa seseorang yang memiliki IQ lebih
tinggi tidak selalu memiliki kekayaan yang
lebih banyak.

159
Tahukah anda bahwa :
 59% orang Amerika pada usia 65 tahun miskin.
 97% orang Indonesia pada usia 65 tahun miskin.
Kenapa demikian? Karena di masa produktif mereka
tidak menabung untuk hari tua.
 1% orang di dunia menguasai 50% dari semua uang
beredar. 5% orang di dunia menguasai 90% semua
uang beredar.
Berarti :
.
Sumber : Tung Financial Revolution.
160
RE DEFINISI KEKAYAAN







Kaya tidak sama dengan jumlah harta benda
yang di miliki
Kaya tidak sama dengan kemewahan
Kaya tidak berarti mendapat banyak warisan
harta benda tetapi …
kaya adalah seberapa lama asset anda (baik
tanggible maupun intanggible)
dapat
memenuhi semua kebutuhan dan keinginan
sesuai dengan gaya hidup anda.
161
Misal:
A memiliki kekayaan 1 milyard, dan
B memiliki kekayaan 100 juta,
bila A mengkonsumsi 20 juta perbulan dan B
hanya mengkonsumsi 1 juta perbulan, maka A
lebih miskin dari B karena kekayaan A akan habis
50 bulan dan kekayaan B baru habis 100 bulan
kemudian.
162
BAGAIMANA STRATEGI MENJADI
KAYA
HUKUM PARKINSON:
Hukum ini dikembangkan oleh penulis inggris CN
Parkinson yang berbunyi bahwa berapapun jumlah uang
yang diperoleh seseorang mereka cenderung lebih banyak
menghabiskan dari pada menabungnya. Dengan kata lain
semakin besar penghasilan akan diikuti dengan semakin
besar pengeluaran.
Oleh karena itu bagi anda yang memiliki kecerdasan
finansial harus terhindar dari hukum Parkinson ini.
163
BANGKITKAN KESADARAN bahwa ”ANDA BISA
KAYA”
Titik awal dari semua kekayaan adalah memiliki
kesadaran bahwa “ Anda bisa menjadi kaya “. Kaya dan
Miskin adalah hasil dari cara pandang.
Langkah yang dilakukan untuk menjadi kaya adalah
keputusan untuk mengubah pikiran kemudian memiliki
keyakinan bahwa anda akan sukses menggapai tujuan
“Kaya”

164
MENGONTROL PIKIRAN UNTUK MENJADI
KAYA
Orang ingin menjadi kaya harus mengisi pikiranya
tentang Citra kekayaan, kemampuan Pangaruh,
kiat kiat Sukses, meningkakan produktifitas dan
selalu mecari solusi dari masalah. Dengan pikiran
tersebut anda akan memiliki keberanian,
semangat, dan motivasi untuk berprestasi
menjadi kaya. Dan sebaliknya

165
MENGHINDARI BERPIKIR MISKIN
Apa yang dipikirkan untuk menjadi miskin? Mereka
memenuhi pikirannya dengan
 Kemiskinan
 Kekurangan
 Kelangkaan
 Ketidakmampuan
 Kebodohan
 Keterbatasan dan lain-lain
Sehingga pikiran
menjadi negatif seperti
iri,dengki,cemas,ragu,curiga dsb.
166
SUKSES FINANSIAL










Orang menjadi kaya sebab memutuskan menjadi
“kaya”
Orang menjadi kaya karena yakin mampu menjadi
kaya
Orang menjadi kaya karena bertindak untuk
merealisasikan keyakinannya menjadi kenyataan
Sebaliknya Orang menjadi miskin sebab belum
memutuskan untuk menjadi kaya.
Mengapa yang kaya makin kaya ? Karena uang
mencintari orang kaya dan meninggalkan yang miskin
167
BERINVESTASILAH & RAIH KEKAYAAN
Dalam buku manusia terkaya di Babilon GEORGE
CLASSON mengatakan:
 Aturan utama untuk menjadi kaya adalah:
 Himpun dana 10 % dari penghasilan anda kemudian
investasikan
 Berinvestasilah dengan hati-hati dan teliti
 Jangan mencoba ingin cepat kaya
 Berkonsentrasilah menjadi kaya secara pelan-pelan
tetapi pasti
168
LIMA HUKUM TENTANG UANG
George S. Clason




Dengan senang hati dan dalam jumlah yang semakin
besar, uang akan mendatangi siapapun yang mau
menyisihkan tidak kurang dari sepersepuluh
penghasilannya untuk menciptakan harta benda bagi
masa depannya maupun keluarganya.
Dengan rajin dan riang gembira, uang bekerja bagi
pemiliknya yang bijaksana, yang menemukan bagi
uang itu pekerjaan yang menguntungkan sehingga ia
beranak pinak seperti kawanan ternak di padang

169
Uang aman dalam lindungan pemiliknya yang bijak,
yang menginvestasikannya berdasarkan nasihat
orang-orang yang terbukti ahli dalam pengelolaannya.
 Uang akan lari dari orang yang menginvestasikannya
dalam usaha atau tujuan yang tidak diketahui dengan
baik, atau tidak dianjurkan oleh orang-orang yang ahli
dalam pengelolaannya.


170
Uang akan lari dari orang-orang yang
memaksakannya untuk memberi penghasilan yang
mustahil, atau yang mengikuti bujukan mulut manis
para penipu maupun pemimpi di siang bolong, atau
yang tidak berpengalaman dan muluk-muluk dalam
berinvestasi.
Ctt: Emas diganti dengan uang.


171
UANG BEKERJA UNTUK ANDA
Bila Anda bekerja untuk uang, maka anda tidak mudah
untuk menjadi kaya, bila uang yang bekerja untuk anda
maka anda akan lebih mudah menjadi kaya. Anda
bukan budak uang tetapi uanglah yang seharusnya
menjadi budak anda. Jadi buatlah uang yang mengejar
anda bukan anda yang mengejar-ngejar uang.

172
MENGELOLA UANG





Cermati dan catat sumber-sumber keuangan anda
Ciptakan sumber-sumber keuangan yang baru
Cermati dan catat pengeluaran keuangan anda
Kurangi pengeluaran yang tak perlu.

173
SIAPAKAH ORANG KAYA ITU ?
Di Amerika 99 % orang kaya berasal dari 4 kategori:
74 % -nya adalah Wirausaha
10 % -nya adalah Execitive senior
10 % -nya adalah Dokter, Pengacara,Artis &
Profesional lain

5 % -nya adalah Salesman dan konsultan
penjualan dll
 1 % -nya adalah Warisan, Olah Ragawan

174

Contenu connexe

Tendances

Konsep dasar-kewirausahaan
Konsep dasar-kewirausahaanKonsep dasar-kewirausahaan
Konsep dasar-kewirausahaanOdy Sanchez
 
Pengenalan kepada keusahawanan
Pengenalan kepada keusahawananPengenalan kepada keusahawanan
Pengenalan kepada keusahawananSyahremie Teja
 
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaanrasmawati ridwan
 
Konsep dasar kewirausahaan
Konsep dasar kewirausahaanKonsep dasar kewirausahaan
Konsep dasar kewirausahaanAdang Suryana
 
Nota pengajian perniagaan sem 3
Nota pengajian perniagaan sem 3Nota pengajian perniagaan sem 3
Nota pengajian perniagaan sem 3hamali yusof
 
Perniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananPerniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananadd2904
 
Modul 1. konsep dasar kewirausahaan
Modul 1. konsep dasar kewirausahaanModul 1. konsep dasar kewirausahaan
Modul 1. konsep dasar kewirausahaanarum silviani
 
Bab ii ciri ciri pribadi wirausaha
Bab ii ciri ciri pribadi wirausahaBab ii ciri ciri pribadi wirausaha
Bab ii ciri ciri pribadi wirausahaDwi Anita
 
Bab 1 keusahawanan
Bab 1 keusahawananBab 1 keusahawanan
Bab 1 keusahawananfana fauzi
 
MPU 1222 - KEUSAHAWANAN
MPU 1222 - KEUSAHAWANANMPU 1222 - KEUSAHAWANAN
MPU 1222 - KEUSAHAWANANAyubkhan Kks
 
Nota pengalaman keusahawanan
Nota pengalaman keusahawananNota pengalaman keusahawanan
Nota pengalaman keusahawananstpd2213
 
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...SetyaDarmawan
 
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...Marini Khalishah Khansa
 
Ppt perilaku wirausaha
Ppt perilaku wirausahaPpt perilaku wirausaha
Ppt perilaku wirausahaiqbal ahmad
 
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian Entrepreneurship
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian  EntrepreneurshipKEWIRAUSAHAAN - Pengertian  Entrepreneurship
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian EntrepreneurshipDiana Amelia Bagti
 

Tendances (19)

Konsep dasar-kewirausahaan
Konsep dasar-kewirausahaanKonsep dasar-kewirausahaan
Konsep dasar-kewirausahaan
 
Pengenalan kepada keusahawanan
Pengenalan kepada keusahawananPengenalan kepada keusahawanan
Pengenalan kepada keusahawanan
 
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan
1421040002 rasmawati ridwan tugas 1_kewirausahaan
 
Konsep dasar kewirausahaan
Konsep dasar kewirausahaanKonsep dasar kewirausahaan
Konsep dasar kewirausahaan
 
Nota pengajian perniagaan sem 3
Nota pengajian perniagaan sem 3Nota pengajian perniagaan sem 3
Nota pengajian perniagaan sem 3
 
Perniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananPerniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawanan
 
Modul 1. konsep dasar kewirausahaan
Modul 1. konsep dasar kewirausahaanModul 1. konsep dasar kewirausahaan
Modul 1. konsep dasar kewirausahaan
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 
Bab ii ciri ciri pribadi wirausaha
Bab ii ciri ciri pribadi wirausahaBab ii ciri ciri pribadi wirausaha
Bab ii ciri ciri pribadi wirausaha
 
Bab 1 keusahawanan
Bab 1 keusahawananBab 1 keusahawanan
Bab 1 keusahawanan
 
MPU 1222 - KEUSAHAWANAN
MPU 1222 - KEUSAHAWANANMPU 1222 - KEUSAHAWANAN
MPU 1222 - KEUSAHAWANAN
 
Dasar dasar kewirausahaan
Dasar dasar kewirausahaanDasar dasar kewirausahaan
Dasar dasar kewirausahaan
 
Nota pengalaman keusahawanan
Nota pengalaman keusahawananNota pengalaman keusahawanan
Nota pengalaman keusahawanan
 
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
1. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
 
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...
1. kewirausahaan, marini khalishah khansa, hapzi ali, pengenalan kewirausahaa...
 
Ppt perilaku wirausaha
Ppt perilaku wirausahaPpt perilaku wirausaha
Ppt perilaku wirausaha
 
Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3
 
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian Entrepreneurship
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian  EntrepreneurshipKEWIRAUSAHAAN - Pengertian  Entrepreneurship
KEWIRAUSAHAAN - Pengertian Entrepreneurship
 
Makalah kewirausahaa
Makalah kewirausahaaMakalah kewirausahaa
Makalah kewirausahaa
 

En vedette

Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojkImplementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojkORCHIDSIGN
 
Menumbuhkan jiwa wirausaha
Menumbuhkan jiwa wirausahaMenumbuhkan jiwa wirausaha
Menumbuhkan jiwa wirausahaMirabela Islami
 
Analisis Peluang usaha
Analisis Peluang usahaAnalisis Peluang usaha
Analisis Peluang usahawildahakmala
 
57925129 pengertian-biaya-produksi
57925129 pengertian-biaya-produksi57925129 pengertian-biaya-produksi
57925129 pengertian-biaya-produksiDavid Sigalingging
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionallaila sekar
 
Kelompok 3 analisis peluang usaha
Kelompok 3 analisis peluang usahaKelompok 3 analisis peluang usaha
Kelompok 3 analisis peluang usahaBunda Ninik
 
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesia
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesiaKerajaan bercorak hindu budha di indonesia
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesiavinokasep
 
Kerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaKerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaGalang Ihsan
 
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMJM Networks
 
141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstil141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstilZulvan Hasugian
 
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2indahamoyy
 
soal latihan 1 2013 kewirausahaan
soal latihan 1 2013 kewirausahaansoal latihan 1 2013 kewirausahaan
soal latihan 1 2013 kewirausahaanUna Una
 
Kerajaan Budha di Indonesia lengkap
Kerajaan Budha di Indonesia lengkapKerajaan Budha di Indonesia lengkap
Kerajaan Budha di Indonesia lengkapGifta Nasweety
 
Makalah manajemen waktu
Makalah manajemen waktuMakalah manajemen waktu
Makalah manajemen waktuMJM Networks
 
sejarah kerajaan pajajaran
sejarah kerajaan pajajaransejarah kerajaan pajajaran
sejarah kerajaan pajajaranazof
 

En vedette (20)

Kuliah kewiraswastaan
Kuliah kewiraswastaanKuliah kewiraswastaan
Kuliah kewiraswastaan
 
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojkImplementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
 
Anbis minyak atsiri
Anbis minyak atsiriAnbis minyak atsiri
Anbis minyak atsiri
 
Menumbuhkan jiwa wirausaha
Menumbuhkan jiwa wirausahaMenumbuhkan jiwa wirausaha
Menumbuhkan jiwa wirausaha
 
Analisis Peluang usaha
Analisis Peluang usahaAnalisis Peluang usaha
Analisis Peluang usaha
 
57925129 pengertian-biaya-produksi
57925129 pengertian-biaya-produksi57925129 pengertian-biaya-produksi
57925129 pengertian-biaya-produksi
 
Kompetensi ke 6
Kompetensi ke 6Kompetensi ke 6
Kompetensi ke 6
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
 
Kelompok 3 analisis peluang usaha
Kelompok 3 analisis peluang usahaKelompok 3 analisis peluang usaha
Kelompok 3 analisis peluang usaha
 
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesia
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesiaKerajaan bercorak hindu budha di indonesia
Kerajaan bercorak hindu budha di indonesia
 
Pelengkap busana
Pelengkap busanaPelengkap busana
Pelengkap busana
 
Kerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaKerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di Indonesia
 
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstil141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstil
 
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.2 indah permata sari xi ak 2
 
soal latihan 1 2013 kewirausahaan
soal latihan 1 2013 kewirausahaansoal latihan 1 2013 kewirausahaan
soal latihan 1 2013 kewirausahaan
 
Kerajaan Budha di Indonesia lengkap
Kerajaan Budha di Indonesia lengkapKerajaan Budha di Indonesia lengkap
Kerajaan Budha di Indonesia lengkap
 
Makalah manajemen waktu
Makalah manajemen waktuMakalah manajemen waktu
Makalah manajemen waktu
 
sejarah kerajaan pajajaran
sejarah kerajaan pajajaransejarah kerajaan pajajaran
sejarah kerajaan pajajaran
 

Similaire à MENUMBUHKAN JIWA

Persentasi kelompok
Persentasi kelompokPersentasi kelompok
Persentasi kelompoknessa_ti
 
Menumbuhkan manusia berwirausaha
Menumbuhkan manusia berwirausahaMenumbuhkan manusia berwirausaha
Menumbuhkan manusia berwirausahanessa_ti
 
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.ppt
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.pptWeek 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.ppt
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.pptnovriyanto15
 
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.ppt
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.pptMateri_kewirausahaan pada p5 kelas 1.ppt
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.pptGirl38
 
Kuliah kewiraswastaan ok
Kuliah kewiraswastaan okKuliah kewiraswastaan ok
Kuliah kewiraswastaan okBambang Gastomo
 
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptMateri-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptNidaNadyaHasan
 
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptMateri-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptkepemudaanbrebes
 
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunMenumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunKanaidi ken
 
Sikap perilaku wirausaha
Sikap perilaku wirausahaSikap perilaku wirausaha
Sikap perilaku wirausahaArifin Pa'e
 
Entrepreneurship
EntrepreneurshipEntrepreneurship
EntrepreneurshipKANDA IZUL
 
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptx
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptxKULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptx
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptxAdilaWidyautami
 
PRAKARYA XI MEET 1.pptx
PRAKARYA XI MEET 1.pptxPRAKARYA XI MEET 1.pptx
PRAKARYA XI MEET 1.pptxfirman690792
 
Materi 1 dasar kewirausahan
Materi 1 dasar kewirausahanMateri 1 dasar kewirausahan
Materi 1 dasar kewirausahanDeasy Susana
 
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptx
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptxKelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptx
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptxWenSyah
 

Similaire à MENUMBUHKAN JIWA (20)

Persentasi kelompok
Persentasi kelompokPersentasi kelompok
Persentasi kelompok
 
Menumbuhkan manusia berwirausaha
Menumbuhkan manusia berwirausahaMenumbuhkan manusia berwirausaha
Menumbuhkan manusia berwirausaha
 
Jiwa wira dan usaha
Jiwa wira dan usahaJiwa wira dan usaha
Jiwa wira dan usaha
 
Kuliah Kewiraswastaan
Kuliah KewiraswastaanKuliah Kewiraswastaan
Kuliah Kewiraswastaan
 
Kuliah kewiraswastaan 1
Kuliah kewiraswastaan 1Kuliah kewiraswastaan 1
Kuliah kewiraswastaan 1
 
Kuliah kewiraswastaan
Kuliah kewiraswastaanKuliah kewiraswastaan
Kuliah kewiraswastaan
 
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.ppt
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.pptWeek 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.ppt
Week 1_Menumbuhkan Jiwa Kewirusahaan.ppt
 
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.ppt
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.pptMateri_kewirausahaan pada p5 kelas 1.ppt
Materi_kewirausahaan pada p5 kelas 1.ppt
 
Kuliah kewiraswastaan ok
Kuliah kewiraswastaan okKuliah kewiraswastaan ok
Kuliah kewiraswastaan ok
 
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptMateri-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
 
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.pptMateri-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
Materi-05_Kewirausahaan_dn_Prnc_Bisnis.ppt
 
3149930 kewirausahaan
3149930 kewirausahaan3149930 kewirausahaan
3149930 kewirausahaan
 
CIRI JIWA WIRAUSAHA.pdf
CIRI JIWA WIRAUSAHA.pdfCIRI JIWA WIRAUSAHA.pdf
CIRI JIWA WIRAUSAHA.pdf
 
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunMenumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
 
Sikap perilaku wirausaha
Sikap perilaku wirausahaSikap perilaku wirausaha
Sikap perilaku wirausaha
 
Entrepreneurship
EntrepreneurshipEntrepreneurship
Entrepreneurship
 
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptx
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptxKULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptx
KULIAH 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN.pptx
 
PRAKARYA XI MEET 1.pptx
PRAKARYA XI MEET 1.pptxPRAKARYA XI MEET 1.pptx
PRAKARYA XI MEET 1.pptx
 
Materi 1 dasar kewirausahan
Materi 1 dasar kewirausahanMateri 1 dasar kewirausahan
Materi 1 dasar kewirausahan
 
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptx
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptxKelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptx
Kelompok 3 Teknopreneur Akuakulture 02 (1).pptx
 

Dernier

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Dernier (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

MENUMBUHKAN JIWA

  • 3. PENDAHULUAN  Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah bergeser. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. 3
  • 4.  Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan, sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan (entrepreneur).  Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat banyak, antara lain tugas mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan modal dll. 4
  • 5. PENGERTIAN WIRAUSAHAWAN Wirausahawan adalah : “Seseorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang, me-manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan sukses secara berkelanjutan”. 5
  • 6. KEBUTUHAN AKAN WIRAUSAHAWAN   Jika negara kita ingin berhasil dalam pembangunannya, maka kita harus menyediakan 4 juta wirausaha besar dan sedang, dan kita masih harus mencetak 40 juta wirausahawan kecil. Ini adalah suatu peluang besar yang menantang untuk berkreasi mengadu ketrampilan membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara dan bangsa Indonesia. KADIN menargetkan pada tahun 2010 dapat tercipta 10 juta pengusaha baru. Sehingga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru. 6
  • 7.  Contoh nyata peran serta wirausahawan dalam pembangunan adalah di negara Jepang. Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang jumlahnya cukup besar. 7
  • 8. MANFAAT DARI WIRAUSHA       Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dan sebagainya. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana kita harus bekerja keras Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros 8
  • 9. CIRI – CIRI JIWA WIRAUSAHA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Percaya diri Berorientasi pada tugas dan hasil Keberanian mengambil resiko Kepemimpinan Berorientasi ke masa depan Kreatif inovatif Memiliki tenaga dalam 9
  • 10. 1. Percaya Diri (Self Confident) Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan 10
  • 11. 2. Berorientasi Tugas dan Hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai‑nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang. 11
  • 12. 3. Keberanian Mengambil Risiko  Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.  Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha‑usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan 12
  • 13.  Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas‑tugasnya secara realistik.  Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. 13
  • 14. 4. Kepemimpinan  Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan, keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang dan jasa‑jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar. 14
  • 15. 5. Berorientasi ke Masa Depan  Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan. 15
  • 16.  Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. 16
  • 17. 6. Kreatifitas dan inovasi  Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).  Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang. 17
  • 18. Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.  Oleh karena itu, kewirausahaan adalah "thinking and doing new things or old thinks in new ways" Kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. 18
  • 19. 7. Memiliki tenaga dalam  Memiliki tenaga dalam artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki :  Keuletan,  Ketabahan,  Ketekunan,  Kejujuran  Kedisiplinan  Ketulusan  Keikhlasan  Kesopanan, keramahan dll. 19
  • 20. MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA 1. 2. Komitmen pribadi Lingkungan dan pergaulan yang kondusif 20
  • 21. Pendidikan dan pelatihan 1. 2. Keadaan terpaksa Proses berkelanjutan 21
  • 22. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Komitmen Pribadi Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri. Anda dapat memprogram ulang diri anda untuk sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran perasaan, ucapan dan tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari selama 1 bulan) 22
  • 23. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan pergaulan teman, famili, sahabat, karena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan caracara mengatasinya. Sehingga mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir lamban dan malas. 23
  • 24. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Pendidikan dan Pelatihan Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh guru atau dosen di sekolah atau lembaga pelatihan. Mereka memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha. 24
  • 25. Menumbuhkan Mental Wirausaha Karena Keadaan Terpaksa Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin pada awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena usahanya yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga akhirnya menjadi wirausaha yang sukses. 25
  • 26. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Proses Berkelanjutan SUKSES BERKELANJUTAN Bertindak Berlatih Belajar 26
  • 27. SIKAP NEGATIF PROFESI WIRAUSAHA  Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Landasan filosofi inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita jauh tertinggal dari negara tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. 27
  • 28. MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA 28
  • 29. CARA MEMASUKI DUNIA USAHA Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu : 1. Merintis usaha baru (starting), 2. Memasuki Bisnis Keluarga 3. Kerja sama manajemen (franchising), 4. Membeli perusahaan orang lain (buying). 29
  • 30. MEMBENTUK & MENDIRIKAN USAHA BARU (Starting) Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis : 1. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang, 2. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara bersama‑sama menjalankan usaha 3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham‑saham. 30
  • 31. DUA PENDEKATAN DASAR PENDIRIAN USAHA  Ada dua pendekatan utama yang digunakan para wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu : 1. Pendekatan berdasarkan pengalaman, ketrampilan, kemampuan, dan latar belakangnya sendiri dalam menentukan jenis usaha yang akan dirintis 2. Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu pendekatan yang menekankan pada pengamatan lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer menjadi peluang-peluang bisnis 31
  • 32. KOMPETENSI WIRAUSAHA  Seorang wirausaha membutuhkan kompetensi sebagai berikut :  Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara menyajikannya.  Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat  Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya  Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan komunikasi serta negosiasi 32
  • 33. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih Tempat usaha yang akan dipilih Organisasi usaha yang akan digunakan Jaminan usaha yang mungkin diperoleh Lingkungan usaha yang akan berpengaruh 33
  • 34. MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN (Buying) Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada. Hal ini dilakukan karena memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : Resiko lebih sedikit Lebih mudah, karena perusahaan sudah berjalan sehingga ada jalinan dengan pelanggan dan pemasok Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang bisa ditawar 34
  • 35. EMPAT PENDEKATAN DASAR DALAM MENENTUKAN NILAI WAJAR SEBUAH BISNIS Kita dapat menentukan nilai sebuah perusahaan yang akan dibeli menggunakan :     Penilaian berdasarkan aktiva, mengukur bisnis dengan melihat nilai aktiva-nya. Melibatkan perhitungan nilai buku aktiva, nilai pengganti aktiva dan nilai likuidasi aktiva. Penilaian berdasarkan pasar, sesuai harga perusahaan yang setara. Penilaian berdasarkan laba, melihat nilai perusahaan berdasarkan laba potensial di masa mendatang. Penilaian berdasarkan perputaran uang (arus kas), dengan membandingkan antara expected dan required rate of return dari investasi. 35
  • 36. FAKTOR NON KUANTITATIF DALAM MENILAI SEBUAH BISNIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. Persaingan Pasar Pengambangan komunitas dimasa yang akan datang Komitmen hukum Kontrak serikat pekerja Harga produk 36
  • 37. Kerja Sama Manajemen (Franchising) Yaitu kerja sama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan perjanjian untuk menyelenggarakan usaha. Bentuk usaha fanchisee adalah duplikasi dari perusahaan franchisor.  Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber‑sumber permodalan. 37
  • 38. GAMBAR SISTEM FRANCHISING FRANCHISOR ADALAH PRODUSEN/PENCIPTA Franchisee adalah penjual Seperti minuman dingin botolan Misalnya : COCA COLA PEPSI FRANCHISOR ADALAH PENJUAL Franchisee adalah pendiri retail, seperti minimarket/toko Misalnya : INDOMART SUPERINDO ALFAMART 38
  • 39. KELEBIHAN DAN FRANCHISING       KELEBIHAN Pelatihan formal Batuan manajemen keuangan Metode pemasaran yang telah terbukti Bantuan manajemen operasional Jangka waktu permulaan bisnis lebih cepat Tingkat kegagalan keseluruhan lebih rendah      KEKURANGAN KEKURANGAN Pajak Franchise Royalti Batas pertumbuhan Kurangnya kebebasan dalam operasi Franchisor mungkin penyalur tunggal dari beberapa perlengkapan 39
  • 40. MEMASUKI BISNIS KELUARGA   Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan dan/atau jabatan/ fungsi. Setiap bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala sesuatu dan prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi perusahaan. 40
  • 41. BUDAYA DALAM BISNIS KELUARGA  Konfigurasi Budaya dalam bisnis keluarga merupakan keseluruhan budaya dari perusahaan keluarga yang terdiri dari bisnis perusahaan, keluarga dan pola pemerintah. POLA BISNIS KONFIGURASI KONFIGURASI BUDAYA BUDAYA PERUSAHAAN PERUSAHAAN KELUARGA KELUARGA POLA PEMERINTAH POLA KELUARGA 41
  • 42. KEUNGGULAN PERUSAHAAN KELUARGA    Memelihara nilai kemanusiaan di tempat kerja, bisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang dari pada perusahaan-perusahaan pada umumnya Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang, manager keluarga dapat mengambil pandangan jangka panjang yang lebih mudah dari pada manager perusahaan yang dinilai hasilnya tiap tahun Memperluas kualitas, karena mereka memiliki taruhan di dalam memelihara reputasi keluarga, anggota keluarga mungkin mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen. 42
  • 43. FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA  Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Ada beberapa faktor‑faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, adalah : a. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. b. Kurang berpengalaman Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 43
  • 44. c. d. e. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. 44
  • 45. f. g. h. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. Sikap yang kurang sungguh‑ sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah‑setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. 45
  • 46.  Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan yaitu : a. Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan. Dalam bisnis, sewaktu‑waktu kita dapat rugi atau untung. Kondisi ketidaktentuan ini menjadi potensi seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. 46
  • 47. b. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Dari data diketahui bahwa tingkat mortalitas/ kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 persen. Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Padahal bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga. 47
  • 48. c. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur. 48
  • 49. d. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain. 49
  • 50. PENUTUP    Semua cara diatas bisa anda tempuh sebagai pintu masuk dunia usaha. Empat cara tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masingmasing dan kita dapat memilih salah satu ataupun gabungan Langkah yang terbaik adalah dengan belajar, berlatih, bertindak, dan sukses. 50
  • 52. MANAJEMEN Adalah proses penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan melalui pelaksanaan fungsifungsi dasar (planning, organizing, staffing, directing and controlling) dalam penggunaan sumber-sumber tenaga kerja,modal, material dan informasi 52
  • 54. POINT-POINT PENTING DEFINISI MANAJER     Manajer membuat keputusan yang sadar untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan-tujuan Manajer mencapai tujuan melalui orang lain Manajer bekerja baik dengan individuindividu maupun kelompok-kelompok Prinsip 1 : Semua Pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan satu cara terbaik 54 untuk menyelesaikannya
  • 55. PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN ILMIAH (Menurut Taylor, 1991)    Prinsip 2 : Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah Prinsip 3 : Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerja Prinsip 4 : Menempatkan Manajer dalam Perencanaan, Persiapan dan Pemeriksanaan pekerjaan. 55
  • 56. TINGKATAN MANAJEMEN    MANAJEMEN PUNCAK (CEO, Presiden yang membawahi Vice President) MANAJEMEN MENENGAH (dibawah Vice President tetapi diatas supervisor) MANAJEMEN TINGKAT BAWAH (Supervisor) 56
  • 57. Gambar Piramida Manajemen Manajemen Puncak atau Manajemen Institusional Jumlah keputusan pokok yang diambil pada setiap jenjang Manajemen Madya atau Manajemen Administratif Manajemen Operasional atau Manajemen Supervisori 57
  • 58. AREA MANAJEMEN     MANAJER PEMASARAN MANAJER OPERASI MANAJER KEUANGAN MANAJER SUMBER MANUSIA DAYA 58
  • 59. FUNGSI MANAJEMEN 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penentuan Personalia 4. Pengarahan 5. Pengendalian 59
  • 60. 1. Perencanaan Pengidentifikasian tujuan-tujuan dan cara-cara alternatif untuk mencapai tujuan  Lamanya waku dan cakupan perncanaan  Pengaruh-pengaruh dan perencanaan  Kontinuitas dan fleksibilitas 60
  • 61. 2. Pengorganisasian   Kegiatan penyusunan dan pengalokasian sumber daya – sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi Penentuan hubungan wewenang 3. Penentuan Personalia (Staffing)   Berusaha menentukan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi Mempertahankan mereka 61
  • 62. 4. Pengarahan (Directing)    Kepemimpinan Mengembangkan suasana / iklim kerja yang baik Memotivasi karyawan 5. Pengendalian     Menentukan standar Mengukur kinerja yang sebenarnya Menganalisa hasil Melakukan koreksi apabila diperlukan 62
  • 63. KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJEMEN    Ketrampilan Teknik (Technical Skill) Ketrampilan Kemanusiaan (Human Skill) Ketrampilan Konseptual (Conseptual Skill) 63
  • 64. KIAT-KIAT MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis (ada dan berlangsung), bila usahanya ingin berhasil para wirausaha menggunakan proses kreatifitas dan inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber ekonomi untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa disamping fungsi-fungsi manajemen. 64
  • 65. ORGANISASI WIRAUSAHA  Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya. Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri. Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau small business operator. 65
  • 66.   Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan "owner business manager", jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus melibatkan orang lain. Bagian‑bagian kegiatan bisnis tertentu seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian pengadministrasian, dan bagian keuangan masing‑masing memerlukan tenaga tersendiri dan perlu bantuan orang lain. 66
  • 67. FUNGSI KEWIRAUSAHAAN DAN FUNGSI MANAJEMEN   Dilihat dari fungsi kewirausahaan dan fungsi manajemen, dalam perusahaan kecil fungsi manajemen relatif tidak begitu besar, sedangkan fungsi kewirausahaan sangat besar perannya karena dasarnya adalah kreativitas dan keinovasian. Sebaliknya, dalam perusahaan besar fungsi kewirausahaan relatif tidak begitu besar, sedangkan fungsi manajemen sangat besar, karena dasarnya adalah fungsi‑fungsi manajemen. 67
  • 68. TANTANGAN SUMBERDAYA KEWIRAUSAHAAN Tantangan persaingan global Tantangan Pertumbuhan penduduk Tantangan Keanekaragaman Angkatan kerja Tantangan Pengangguran Tantangan Sumberdaya kewirausahaan Tantangan Etika Tantangan Tanggung jawab sosial Tantangan Kemajuan Teknologi Tantangan Gaya hidup & kecenderungannya 68
  • 70. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA  Studi kelayakan usaha   ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan‑pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. 70
  • 71. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis antara lain :    Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya 71
  • 72. Pihak-pihak yang memerlukan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha, di antaranya :    Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan) Studi kelayakan sangat penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan dapat memberi keuntungan sepanjang waktu. Pihak Investor dan Penyandang Dana Studi kelayakan digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi dilakukan. Apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi (return on invesment) yang memadai atau tidak. Pihak Masyarakat dan Pemerintah Studi kelayakan juga diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau malah merugikan. Bagaimana dampak lingkungannya apakah positif atau negatif. 72
  • 73. TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS   Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar pada peluang bisnis yang kurang menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan dari investasi bisnis. 73
  • 74. INTENSITAS STUDI KELAYAKAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas (kedalaman) dalam studi kelayakan antara lain : 1. Besarnya modal yang di investasikan  Umumnya semain besar jumlah modal ditanamkan semakin mendalam studi kelayakan dilakukan. 2. Tingkat ketidakpastian proyek  Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dll, semakin berhati hati dalam melakukan studi kelayakan. 74
  • 75. 3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi investasi bisnis  Semakin banyak faktor-fakor yang mempengaruhi implementasi proyek investasi maka semakin berhati-hati melaksanakan studi kelayakan.  Jadi semakin besar modal yang di investasikan, semakin tinggi ketidakpastian dan semakin komples faktor-fakor yang mempengaruhi maka semakin mendalah studi kelayakan dilakukan 75
  • 76. PROSES STUDI KELAYAKAN BISNIS 1. 2. 3. 4. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan Tahap Memformulasikan Tujuan Tahapan Analisis Tahap Keputusan 76
  • 77. PROSES STUDI PROSES STUDI KELAYAKAN BISNIS KELAYAKAN BISNIS GAGASAN USAHA GAGASAN USAHA TUJUAN TUJUAN (Visi dan Misi) (Visi dan Misi) 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. ANALISIS/EVALUASI ANALISIS/EVALUASI PASAR PASAR PRODUKSI/OPERASI PRODUKSI/OPERASI MANAJEMEN MANAJEMEN KEUANGAN KEUANGAN ASPEK-ASPEK LAIN ASPEK-ASPEK LAIN KEPUTUSAN KEPUTUSAN DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN (GO) (GO) TIDAK DILAKSANAKAN TIDAK DILAKSANAKAN (NO GO) (NO GO) 77
  • 78. TAHAP PENEMUAN IDE ATAU PERUMUSAN GAGASAN  Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. 78
  • 79. TAHAP MEMFORMULASIKAN TUJUAN   Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban, setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah visi dan misi bisnis yang akan dikembangkan tersebut benar‑benar dapat menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan. 79
  • 80. TAHAPAN ANALISIS Tahap ini adalah tahap pengkajian ide bisnis, apakah ide bisnis anda akan dapat mencapai tujuan atau tidak. Aspek‑aspek yang harus dikaji dan dicermati adalah :  Aspek Pasar, (mencakup produk yang akan di pasarkan, peluang pasar, permintaan dan penawaran, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar dan strategi bersaing). 80
  • 81.   Aspek Teknik Produksi / Operasi, (lokasi, bangunan gedung, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan lay‑out pabrik, atau tempat usaha). Aspek Manajemen / Pengelolaan, (organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga kerja, aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan). 81
  • 82.   Aspek Finansial / Keuangan, (sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya, proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi aliran kas). Aspek lain-lain yang relevan, antara lain seperti :  Aspek Ekonomi  Aspek Keamanan  Aspek Sosial Budaya  Aspek Amdal, dll 82
  • 83. TAHAP KEPUTUSAN   Langkah yang terakhir adalah tahapan mengambil keputusan. Apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return. 83
  • 84. Analisis Aspek Pemasaran Kebutuhan keinginan konsumen Masa hidup produk Segmentasi Pasar Pertumbuhan pasar Volume Lokasi Mesin/peralatan Target Nilai tambah Laba kotor Bahan baku Pangsa Pasar Tenaga kerja Bahan penolong ANALISIS PRODUKSI / OPERASI Lay out 84
  • 85. Analisis Aspek Manajemen Organisasi Kepemilika n Kebutuhan Dana Sumber Dana Tim manajemen Karyawan Analisis Aspek Keuangan Proyeksi Neraca Proyeksi Rugi Laba Proyeksi Aliran Kas Kas Masuk Kas Keluar Kas Bersih 85
  • 86. ANALISIS KELAYAKAN BISNIS a. Analisis Aspek Pemasaran    Kebutuhan dan Keinginan Konsumen, Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Segmentasi Pasar. Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. 86
  • 87.   Nilai Tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga. Masa Hidup Produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak? 87
  • 88.    Struktur Pasar Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoli, dan dan monopolistic competation ataukah termasuk pasar persaingan sempurna. Persaingan dan Strategi Pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika tinggi bahkan ketat berarti peluang pasar rendah. Ukuran Pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan tinggi berarti pasar potensial. 88
  • 89.    Pertumbuhan Pasar. Dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya > 20 %), berarti potensi pasar tinggi. Laba Kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika profit margin kotor > 20 % berarti pasar potensial. Pangsa Pasar Dapat dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. 89
  • 90. b. Analisis Aspek Produksi / Operasi   Lokasi Operasi. Hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transport atau di antara ketiganya. Volume Operasi. Harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi perrnintaan, sehingga tidak teradi kelebihan dan kekurangan kapasitas, Volume operasi yang berkelebihan akan menimbulkan permasalahan baru dalam penyimpanan. 90
  • 91.   Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga persediaan tersebut efisien. 91
  • 92.   Tenaga Kerja. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu, supaya lebih tepat, lebih cepat, dan lebih hemat (efisien). Lay‑ out. Lay‑out adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay‑out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien. 92
  • 93. c. Analisis Aspek Manajemen   Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan. Organisasi. organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, organisasi staf, lini dan staf atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien. 93
  • 94.   Tim Manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara profesional. Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha. Karyawan Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang diperlukan. 94
  • 95. d. Analisis Aspek Keuangan   Kebutuhan Dana. kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal Sumber Dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal yang disetor, laba yang ditahan, penyusutan) dan modal eksternal (misalnya saham‑saham, obligasi, dan pinjaman). 95
  • 96.   Proyeksi Neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih. Proyeksi Rugi & Laba. Proyeksi rugi & laba dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponen rugi & laba meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi rugi /laba bersih. 96
  • 97.  Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban‑kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :    Aliran kas masuk (cash inflow), merupakan penerimaan‑penerimaan yang berupa hasil penjualan atau pendapatan. Aliran kas keluar (cash outflow), merupakan biaya‑biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak. Aliran kas masuk bersih (net cash in‑flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak. 97
  • 98. KRITERIA INVESTASI  Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu metode Payback Periode, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Probability Index. 98
  • 99. PAYBACK PERIODE (PBP)    Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Payback Periode sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat payback periodenya maka semakin baik bisnis tersebut Jika Payback Period lebih pendek waktunya daripada maximum Payback Period, maka usulan investasi dapat diterima. . 99
  • 100. NET PRESENT VALUE (NPV)   Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang investasi maka proyek dinyatakan menguntungkan sehinga diterima, sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif) proyek ditolak karena tidak menguntungkan. 100
  • 101. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)   Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa-masa yang mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari pada tingat bunga relevan (tingat keuntungan yang disyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. 101
  • 102. PROBABILITY INDEXS (PI)   Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau profitability index lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, kalau dibawah 1 merugikan. 102
  • 103. PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya menyusun laporan studi kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisikan sebagai berikut : RINGKASAN PROYEK BAB I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru / Pengembangan Bisnis. Nama dan Alamat Perusahaan Bidang Usaha Bentuk Perusahaan Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah ada). BAB II. PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI (Untuk perusahaan yang sudah ada) 2.1. Gambaran Umum Perusahaan 2.2. Perizinan 2.3. Aspek Teknis Produksi / Operasi 2.4. Aspek Pemasaran 2.5. Aspek Manajemen 2.6. Aspek Keuangan 103
  • 104. BAB III. PROYEK YANG DIUSULKAN (Untuk proyek bisnis baru) 3.1. Proyek yang Diusulkan a. Sifat investasi (baru/perluasan) b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan) 3.2. Aspek Teknis a. Sifat Proyek b. Jenis dan jumlah Produksi c. Lokasi d. Bangunan e. Mesin dan Peralatan f. Lay out Proses g. Proses Produksi h. Kapasitas Produksi i. Bahan Baku dan Bahan Penolong j. Tenaga Kerja. 104
  • 105. 3.3. Aspek Pemasaran a. Peluang Pasar b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting) c. Pasar Sasaran (Market Targeting) d. Volume dan Harga Penjualan e. Masa Hidup Produk f. Struktur Pasar g. Persaingan dan Strategi Bersaing h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya i. Pangsa Pasar j. Gross Profit Margin 3.4. Aspek Manajemen a. Kepemilikan b. Struktur Organisasi c. Tim Manajemen d. Tenaga Kerja/Karyawan 105
  • 106. 3.5. Aspek Keuangan a. Kebutuhan Dana b. Sumber Dana c. Prediksi Pendapatan d. Prediksi Biaya e. Prediksi Rugi Laba f. Kriteria Investasi BAB IV KESIMPULAN LAMPIRAN 106
  • 107. KIAT MELIHAT DAN MEMBERDAYAKAN PELUANG BISNIS 107
  • 108. PELUANG   Disekitar kita terdapat banyak sekali peluang. Bagi seseorang yang mempunyai kepekaan, kreatifitas, inovasi, serta keberanian dalam mengambil resiko, setiap aspek kehidupan menimbulkan peluang. 108
  • 109. MUNCULNYA PELUANG Peluang muncul karena : 1. Masalah-masalah 2. Kebutuhan-kebutuhan 3. Keinginan-keinginan 4. Karena diciptakan 109
  • 110. 1. PELUANG MUNCUL DARI MASALAH Sebagian orang menganggap “masalah” adalah sesuatu yang :  menyusahkan,  merugikan,  Menyengsarakan  Memusingkan  dan lain sebagainya bahwa 110
  • 111.  Sementara sebagian kecil orang yang berfikir lebih jernih dapat melihat bahwa di setiap masalah pasti ada penyelesaian.  Bahkan jika kita mau hidup lebih baik, maka akan selalu berhadapan dengan lebih banyak lagi masalah.  Masalah adalah kehidupan maka semakin banyak masalah yang diselesaikan “hidup menjadi lebih hidup” 111
  • 112. Masalah dan Peluang  masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan justru memberikan atau melahirkan banyak peluang usaha.  Sebab semua masalah memerlukan solusi, alternatif pemecahan dan jalan keluar yang dapat memberikan nilai ekonomis bagi yang mampu menawarkannya sesuai kebutuhan yang ada. 112
  • 113. 2. PELUANG MUNCUL DARI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN   Dalam kehidupan setiap manusia wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik kebutuhan dasar maupun pengembangannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain :       Sandang Pangan Papan (Perumahan) Pendidikan Kesehatan dsb 113
  • 114.  Semua kebutuhan diatas memunculkan permintaan dan penawaran, maka melahirkan peluang-peluang untuk memenuhi permintaan.  Dalam perkembangnya, kebutuhan manusia akan barang dan jasa meningkat dengan sangat dasyat baik dalam jenis komoditinya maupun jumlahnya.  Karena itu terdapat berjuta-juta peluang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut 114
  • 115. 3. PELUANG MUNCUL DARI KEINGINAN - KEINGINAN    Manusia mempunyai keinginan tidak terbatas, baik pada jenis maupun jumlahnya. Karena itu peluang yang muncul dari keinginan-keinginan manusia juga tak terbatas banyaknya. Jadi pada dasarnya peluang untuk membuka usaha sangat terbuka lebar. 115
  • 116. 4. PELUANG MUNCUL KARENA DICIPTAKAN    Peluang muncul, bukan saja karena timbulnya masalah, kebutuhan dan keinginan baru, tetapi juga bisa muncul karena diciptakan. Seorang wirausahawan dicirikan dengan banyaknya pemikiran-pemikiran baru dan mencoba untuk mengimplementasikan hasil pemikirannya, sehingga bisa menciptakan nilai tambah dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan. Jadi dalam proses penciptaan kreasi dan inovasi baru tersebut dapat menciptakan peluang-peluang usaha baru. 116
  • 117. PEMBERDAYAAN PELUANG  Masalahnya peluang, : 1. 2. 3. 4. dalam pemberdayaaan Orang bodoh menyia-nyiakan peluang, Orang pintar menunggu peluang, Orang bijak mencari peluang Orang yang pintar dan bijak akan menciptakan peluang. 117
  • 118. KEBERUNTUNGAN (Peter F. Drucker) “Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dengan kesempatan (peluang)” 118
  • 119.  Napoleon pernah berkata : “ Jangan beri kami jendral-jendral yang brillian, tapi beri kami jendral-jendral yang memiliki keberuntungan”.  Ini artinya, untuk mendapatkan kemenangan yang dibutuhkan adalah para jendral yang mampu mempertemukan antara kesiapan dengan peluang sehingga menjadi keberuntungan. 119
  • 120. Kunci untuk mendapatkan beberuntungan :     Melakukan sesuatu yang seharusnya (the right things), Pada saat yang tepat (at the right time) dan Dengan cara yang benar (in the right way). Sukai apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang anda sukai. 120
  • 121. PERSIAPAN-PERSIAPAN UNTUK MENANGKAP PELUANG 1. Menumbuhkan jiwa wirausaha 2. Menentukan ide bisnis yang anda minati 3. Melakukan studi kelayakan 4. Keberanian mengambil resiko 5. Bersedia me-manage usaha 6. Memiliki kecerdasan finansial 121
  • 122. BERTINDAK MENANGKAP PELUANG    Anda semua telah diberi dua anugerah yang luar biasa yaitu pikiran anda dan waktu anda. Terserah pada anda untuk melakukan apa yang anda senangi dengan keduanya. Anda dan masa depan anak-anak anda akan ditentukan oleh pilihan yang anda buat sekarang, bukan besok. Karena itu bertindaklah untuk menangkap peluang, mulai dari diri sendiri, dari sekarang dan dari yang terkecil. Semoga anda bahagia dengan anugerah yang menakjubkan yang kita rasakan dalam kehidupan ini, amien…... 122
  • 124. PENDAHULUAN   Kebanyakan orang ingin mengelakkan resiko, karena ingin selalu aman dan hidup tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung resiko. Namun semua tahap kehidupan kita mengandung resiko. Kemanapun kita lari dari resiko, maka disitupun kita akan menemukan resiko yang lainnya. Karena resiko merupakan bagian tidak terpisahkan dari hidup kita. 124
  • 125.   Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata resiko itu, namun secara sederhana resiko artinya kemungkinan akan terjadinya akibat buruk atau akibat yang merugikan, seperti kehilangan, cedera, kebakaran dan sebagainya. Tidak ada metode apapun yang bisa menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu dapat terhindarkan, kecuali kalau kegiatan yang mengandung resiko itu tidak dilakukan. 125
  • 126.  Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah resiko tersebut di-manage dengan sebaikbaiknya! 126
  • 127. Tugas Manajemen Resiko    Mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi, Mengukur atau menentukan besarnya resiko Mencarikan jalan keluar untuk menghadapi atau menangani resiko itu.  Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan resiko tersebut. 127
  • 128. Pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh manager resiko adalah :     Resiko apa yang saja yang dihadapi oleh perusahaan? Bagaimana dampak resiko terhadap kehidupan bisnis perusahaannya? Resiko mana yang harus dihadapi sendiri, dan resiko mana yang harus dipindahkan ke perusahaan asuransi? Metode mana yang cocok dan efisien untuk menghadapinya? 128
  • 129. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI-FUNGSI LAIN DALAM PERUSAHAAN  Manajemen resiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya, yaitu dengan fungsi accounting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering dan maintenance. Karena bagian-bagian itu yang menciptakan resiko. 129
  • 130. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI ACCOUNTING Bagian accounting menjalankan kegiatan manajemen resiko yang penting yaitu :    Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan dengan jalan melakukan intenal audit dan internal controll Melalui rekening asset bagian accounting mengidentifikasi dan mengukur kerugian terhadap harta Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang 130
  • 131. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI KEUANGAN Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen resiko.    Manajer resiko biasanya dibwah direktur keuangan Bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow, sehingga menghalangi pencapaian tujuan Membantu dalam menetapkan pembelian barang/peralatan 131
  • 132. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI MARKETING Kegiatan marketing dapat menciptakan resiko terutama resiko tanggung gugat. Misalnya perusahaan bisa dituntut oleh pihak luar berkenaan dengan penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat, sehingga dapat membahayakan konsumen. 132
  • 133. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI PERSONALIA Karena bagian personalia bertanggng jawab untuk seleksi latihan personil, maka bagian personalia juga bertanggung jawab dalam mengawasi jabatan yang mengandung resiko, misalnya kecelakaan dan penyakit Dalam banyak kasus bagian personalia mempunyai tanggung jawab langsung untuk keselamatan dan hygiene industri 133
  • 134. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI PRODUKSI Kegiatan produksi banyak menciptakan resiko. Dalam mendesain dan membuat produk atau memberikan service kepada konsumen juga dapat menimbulkan kerusakan dan kecelakaan kepada pemakai atau konsumennya. Karena itu bagian produksi harus mengidentifikasi dan mengevaluasi bahayabahaya yang terkait dengan manajemen resiko 134
  • 135. HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI ENGINEERING & MAINTENANCE Bagian ini bertanggung jawab untuk mendesain pabrik, maintenance dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik dan peralatan yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian. 135
  • 136. KONSEP RESIKO  Manajemen resiko merupakan suatu usaha untuk menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat meberikan makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen resiko itu. 136
  • 137. Beberapa Definisi Resiko     Resiko adalah kans kerugian (Risk is the chance of loss) Risk adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss) Resiko adalah ketidakpastian (Risk is uncertainty) Resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan (risk is the dispersion of actual from expected result) 137
  • 138. Sebab Sebab Timbulnya Resiko  Jarak waktu memulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak watu makin besar ketidakpastian  Keterbatasan tersediaanya informasi yang diperlukan  Ketebatasan pengetahuan/ketrampilan/teknik mengambil keputusan 138
  • 139. MENGIDENTIFIKASI RESIKO Pengidentifikasian resiko itu merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan berkesinambungan resiko (kerugian potensial) yang menantang perusahaan. Untuk itu diperlukan :  Suatu checklist dari semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan  Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantun dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis. 139
  • 140. Klasifikasi Kerugian    Kerugian hak milik (Property Losses) Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses) Kerugian personalia (Personnel Losses) 140
  • 141.  Kerugian hak milik (Property Losses) 1. 2. 3. Kerugian langsung yang dihubungkan untuk mengganti atau reparasi atau kehilangan harta. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedng yang rusak akibat kerugian langsung Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja 141
  • 142.  Kewajiban mengganti kerugian orang lain (Liability Losses)  Adalah kewajiban untuk mengganti kerugian orang lain karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain. 142
  • 143.  Kerugian personalia (Personnel Losses)   Kerugian bagi perusahaan karena kematian, cacat atau mengundurkan dirinya pegawai, langganan atau pemilik. Kerugian bagi keluarga pegawai yang disebabkan oleh kematian, cacat atau pemberhentian 143
  • 144. Metode yang dianjurkan dalam menggunakan Checklist 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Questionare analisis resiko (Risk analysis questionnaire) Metode laporan keuangan (Financial statement methode) Metode peta-aliran (flow chart) Inspeksi langsung pada objek Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan Catatan statistik dari kerugian masa lalu Analsis lingkungan 144
  • 145. PENGUKURAN RESIKO Sesudah manajer mengidentifikasikan berbagai jenis yang dihadapi perusahaan, selanjutnya resiko itu harus Perlunya diukur adalah :  • • resiko resiko maka diukur. Untuk menentukan relatif pentingnya Untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. 145
  • 146. Dimensi yang harus diukur  Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi resiko yang perlu diukur yaitu : 1. 2. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi Keparahan dari kerugian tersebut 146
  • 147.  Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu, yang ingin diketahui ialah :    Rata-rata nilainya dalam periode anggaran Variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu jika seandainya kerugian itu ditanggung sendiri, harus dimasukkan dalam analisis, jadi tidak hanya nilainya dalam rupiah saja. 147
  • 148. PENGENDALIAN RESIKO  Seorang manajer resiko mengidentifikasikan dan mengukur resiko yang dihadapi perusahaannya, maka ia harus memutuskan bagaimana menangani resiko tersebut. Ada dua pendekatan dasar yaitu :   Pengendalian resiko (Risk controll) Pembiayaan resiko (Risk financing) 148
  • 149. Pengendalian Resiko (Risk Controll) Dijalankan dengan metode berikut : 1. Menghindari resiko 2. Mengendalian resiko 3. Pemisahan 4. Pemindahan resiko 5. Kombinasi atau pooling 149
  • 150. Pembiayaan Resiko (Risk Financing) Meliputi : 1. Pemindahan resiko melalui pembelian asuransi 2. Menanggung resiko (retention) 150
  • 151. Menghindari Resiko  Salah satu cara mengendalikan resiko murni adalah menghindari harta, orang atau kegiatan-kegiatan karena selalu mengandung resiko, dengan jalan :   Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara Menyerahan kembali resiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung resiko 151
  • 152.   Penghindaran resiko dikatakan berhasil jika tidak terjadi kerugian yang disebabkan resiko yang ingin dihindarkan itu. Sesungguhnya metode ini tidak dapat diimplementasikan sebagaimana mestinya jika ternyata larangan-larangan yang telah diintruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian 152
  • 153. Pengendalian Kerugian (Loss Controll)  Implementasi dari kegiatan pengendalian kerugian yaitu dengan : 1. 2. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi 153
  • 154.  Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :     Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian Menurut sebab kejadian yang dapat dikontroll Menurut lokasi dari kondisi-kondisi yang akan di kontrol Menurut timing-nya 154
  • 155. Pemisahan Resiko   Yang dimaksud pemisahan disini ialah menyebarkan harta yang menghadapi resiko yang sama, menggantikan penempatan dalam suatu lokasi Misalnya jika banyak mempunyai truck, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, penempatan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tetapi dipisahkan dalam dua atau lebih. 155
  • 156. Pemindahan Resiko  Harta milik atau kegiatan yang menghadapi resiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas maupun dengan berbagai transaksi atau kontrak 156
  • 157. Kombinasi atau Pooling Merupakan suatu metode pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari metode-metode yang ada, baik itu penghindaran resiko, pengendalian resiko, pemisahan resiko maupun pemindahan resiko. Dengan tujuan untuk meminimalkan dampak resiko yang mungkin terjadi. 157
  • 159. DEFINISI KAYA Kaya identik dengan kepemilikan dan penguasaan terhadap asset. Kecerdasan finansial tidak sama dengan kecerdasan intelektual, terdapat banyak bukti bahwa seseorang yang memiliki IQ lebih tinggi tidak selalu memiliki kekayaan yang lebih banyak. 159
  • 160. Tahukah anda bahwa :  59% orang Amerika pada usia 65 tahun miskin.  97% orang Indonesia pada usia 65 tahun miskin. Kenapa demikian? Karena di masa produktif mereka tidak menabung untuk hari tua.  1% orang di dunia menguasai 50% dari semua uang beredar. 5% orang di dunia menguasai 90% semua uang beredar. Berarti : . Sumber : Tung Financial Revolution. 160
  • 161. RE DEFINISI KEKAYAAN     Kaya tidak sama dengan jumlah harta benda yang di miliki Kaya tidak sama dengan kemewahan Kaya tidak berarti mendapat banyak warisan harta benda tetapi … kaya adalah seberapa lama asset anda (baik tanggible maupun intanggible) dapat memenuhi semua kebutuhan dan keinginan sesuai dengan gaya hidup anda. 161
  • 162. Misal: A memiliki kekayaan 1 milyard, dan B memiliki kekayaan 100 juta, bila A mengkonsumsi 20 juta perbulan dan B hanya mengkonsumsi 1 juta perbulan, maka A lebih miskin dari B karena kekayaan A akan habis 50 bulan dan kekayaan B baru habis 100 bulan kemudian. 162
  • 163. BAGAIMANA STRATEGI MENJADI KAYA HUKUM PARKINSON: Hukum ini dikembangkan oleh penulis inggris CN Parkinson yang berbunyi bahwa berapapun jumlah uang yang diperoleh seseorang mereka cenderung lebih banyak menghabiskan dari pada menabungnya. Dengan kata lain semakin besar penghasilan akan diikuti dengan semakin besar pengeluaran. Oleh karena itu bagi anda yang memiliki kecerdasan finansial harus terhindar dari hukum Parkinson ini. 163
  • 164. BANGKITKAN KESADARAN bahwa ”ANDA BISA KAYA” Titik awal dari semua kekayaan adalah memiliki kesadaran bahwa “ Anda bisa menjadi kaya “. Kaya dan Miskin adalah hasil dari cara pandang. Langkah yang dilakukan untuk menjadi kaya adalah keputusan untuk mengubah pikiran kemudian memiliki keyakinan bahwa anda akan sukses menggapai tujuan “Kaya” 164
  • 165. MENGONTROL PIKIRAN UNTUK MENJADI KAYA Orang ingin menjadi kaya harus mengisi pikiranya tentang Citra kekayaan, kemampuan Pangaruh, kiat kiat Sukses, meningkakan produktifitas dan selalu mecari solusi dari masalah. Dengan pikiran tersebut anda akan memiliki keberanian, semangat, dan motivasi untuk berprestasi menjadi kaya. Dan sebaliknya 165
  • 166. MENGHINDARI BERPIKIR MISKIN Apa yang dipikirkan untuk menjadi miskin? Mereka memenuhi pikirannya dengan  Kemiskinan  Kekurangan  Kelangkaan  Ketidakmampuan  Kebodohan  Keterbatasan dan lain-lain Sehingga pikiran menjadi negatif seperti iri,dengki,cemas,ragu,curiga dsb. 166
  • 167. SUKSES FINANSIAL      Orang menjadi kaya sebab memutuskan menjadi “kaya” Orang menjadi kaya karena yakin mampu menjadi kaya Orang menjadi kaya karena bertindak untuk merealisasikan keyakinannya menjadi kenyataan Sebaliknya Orang menjadi miskin sebab belum memutuskan untuk menjadi kaya. Mengapa yang kaya makin kaya ? Karena uang mencintari orang kaya dan meninggalkan yang miskin 167
  • 168. BERINVESTASILAH & RAIH KEKAYAAN Dalam buku manusia terkaya di Babilon GEORGE CLASSON mengatakan:  Aturan utama untuk menjadi kaya adalah:  Himpun dana 10 % dari penghasilan anda kemudian investasikan  Berinvestasilah dengan hati-hati dan teliti  Jangan mencoba ingin cepat kaya  Berkonsentrasilah menjadi kaya secara pelan-pelan tetapi pasti 168
  • 169. LIMA HUKUM TENTANG UANG George S. Clason   Dengan senang hati dan dalam jumlah yang semakin besar, uang akan mendatangi siapapun yang mau menyisihkan tidak kurang dari sepersepuluh penghasilannya untuk menciptakan harta benda bagi masa depannya maupun keluarganya. Dengan rajin dan riang gembira, uang bekerja bagi pemiliknya yang bijaksana, yang menemukan bagi uang itu pekerjaan yang menguntungkan sehingga ia beranak pinak seperti kawanan ternak di padang 169
  • 170. Uang aman dalam lindungan pemiliknya yang bijak, yang menginvestasikannya berdasarkan nasihat orang-orang yang terbukti ahli dalam pengelolaannya.  Uang akan lari dari orang yang menginvestasikannya dalam usaha atau tujuan yang tidak diketahui dengan baik, atau tidak dianjurkan oleh orang-orang yang ahli dalam pengelolaannya.  170
  • 171. Uang akan lari dari orang-orang yang memaksakannya untuk memberi penghasilan yang mustahil, atau yang mengikuti bujukan mulut manis para penipu maupun pemimpi di siang bolong, atau yang tidak berpengalaman dan muluk-muluk dalam berinvestasi. Ctt: Emas diganti dengan uang.  171
  • 172. UANG BEKERJA UNTUK ANDA Bila Anda bekerja untuk uang, maka anda tidak mudah untuk menjadi kaya, bila uang yang bekerja untuk anda maka anda akan lebih mudah menjadi kaya. Anda bukan budak uang tetapi uanglah yang seharusnya menjadi budak anda. Jadi buatlah uang yang mengejar anda bukan anda yang mengejar-ngejar uang. 172
  • 173. MENGELOLA UANG     Cermati dan catat sumber-sumber keuangan anda Ciptakan sumber-sumber keuangan yang baru Cermati dan catat pengeluaran keuangan anda Kurangi pengeluaran yang tak perlu. 173
  • 174. SIAPAKAH ORANG KAYA ITU ? Di Amerika 99 % orang kaya berasal dari 4 kategori: 74 % -nya adalah Wirausaha 10 % -nya adalah Execitive senior 10 % -nya adalah Dokter, Pengacara,Artis & Profesional lain  5 % -nya adalah Salesman dan konsultan penjualan dll  1 % -nya adalah Warisan, Olah Ragawan 174