[Ringkasan]
1. Teori asal usul bangsa Melayu menyebutkan bahwa mereka berasal dari kelompok Austronesia yang bermigrasi dari Tiongkok ke Asia Tenggara sejak 2500 SM.
2. Bahasa Melayu merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia yang terdiri atas beberapa kelompok di kawasan Indonesia, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia.
3. Dialek Bahasa Melayu di Riau memiliki perbedaan pengucapan vokal
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
Bahasa melayu Riau
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Berdasarkan Teori sarjana Eropah seperti
Hendrik Kern (Belanda) dan
Robert von Heine Geldern (Austria),
bangsa Melayu berasal
daripada kelompok Austronesia,
iaitu kelompok manusia yang
berasal dari daerah Yunan di
China yang kemudiannya berhijrah
dalam bentuk beberapa gelombang
pergerakan manusia dan
akhirnya menduduki wilayah Asia
Tenggara.
8. Gelombang pertama Melayu-Proto
2500 SM
Gelombang kedua Melayu-Deutro
1500 SM. Mereka mendiami daerah-
daerah yang subur di pinggir pantai dan
tanah lembah Asia Tenggara. Kehadiran
mereka ini menyebabkan orangorang
Melayu-Proto seperti orang-orang
Jakun, Mahmeri, Jahut, Temuan,
Biduanda dan beberapa kelompok kecil
yang lain berpindah ke kawasan
pedalaman. Justeru itu, Melayu-Deutro
ini merupakan masyarakat Melayu yang
ada pada masa kini.
9. Bahasa Melayu berasal daripada rumpun bahasa
Austronesia bahasa Austris. Rumpun bahasa Austronesia
ini pula terbahagi kepada empat kelompok yang lebih kecil:
1. Bahasa-bahasa Kepulauan Melayu atau
Bahasa Nusantara.
Contoh : bahasa Melayu, Aceh, Jawa,
Sunda, Dayak, Tagalog, Solo, Roto, Sika dan
lain-lain.
2. Bahasa-bahasa Polinesia
Contoh : bahasa Hawaii, Tonga, Maori, Haiti
3. Bahasa-bahasa Melanesia
Contoh : bahasa-bahasa di Kepulauan Fiji,
Irian and Kepulaun Caledonia
4. Bahasa-bahasa Mikronesia
Contoh : bahasa-bahasa di Kepulauan
Marianna, Marshall, Carolina dan Gilbert.
10.
11.
12. Bersifat sederhana dan mudah
terpengaruh oleh luar (Bahasa
Sanksekerta)
Tidak terikat perbedaan susun
lapis masyarakat
Mempunyai sistem yang lebih
mudah dibanding bahasa Jawa
13. Bunyi b ialah w dalam Melayu
Kuno (Contoh: bulan-wulan)
Awalan ber-ialah mar- dalam
Melayu Kuno (Contoh: berlapas-
marlapas)
18. Kalangan peneliti sejarah bahasa Indonesia masa kini
menjulukinya "bahasa Melayu Balai Pustaka"atau "bahasa
Melayu van Ophuijsen". Van Ophuijsen adalah orang yang
pada tahun 1901 menyusun ejaan bahasa Melayu dengan
huruf Latin untuk penggunaan di Hindia-Belanda. Ia juga
menjadi penyunting berbagai buku sastra terbitan Balai
Pustaka.
Dalam masa 20 tahun berikutnya, "bahasa Melayu van
Ophuijsen" ini kemudian dikenal luas di kalangan orang-
orang pribumi dan mulai dianggap menjadi identitas
kebangsaan Indonesia. Puncaknya adalah ketika dalam
Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) dengan jelas
dinyatakan, "menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia". Sejak saat itulah bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa kebangsaan.
19.
20. Dapat Dikelompokkan Menjadi :
1. Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal)
2. Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay =
Melayu "tidak penuh")
3. Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu)
berdasarkan bahasa Melayu
1. Bahasa-bahasa Melayu Tempatan Dialek Melayu
Indonesia
• Dialek Tamiang : dituturkan di kabupaten Aceh
Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam
• Dialek Langkat : dituturkan di kawasan Langkat,
Sumatera Utara
• Dialek Deli : dituturkan di Medan, Deli Serdang dan
Serdang Bedagai
• Dialek Asahan : dituturkan di sepanjang wilayah pesisir
kabupaten Asahan
• Dialek Kualuh : dituturkan di sepanjang wilayah aliran
hulu sampai hilir sungai Kualuh kabupaten Labuhanbatu
Utara
Dialek Bilah : dituturkan di sepanjang wilayah hilir aliran
21. • Dialek Kotapinang : dituturkan di sepanjang wilayah aliran
sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu Selatan
• Dialek Melayu Riau : dituturkan di kawasan Kepulauan Riau
• Dialek Melayu Riau Daratan : terbagi atas beberapa dialek
lainnya tergantung wilayah (Siak, Rokan, Inderagiri, Kuantan)
• Dialek Anak Dalam : kemungkinan termasuk kelompok Kubu,
Talang Mamak dikawasan Riau dan Jambi
• Dialek Melayu Jambi : dituturkan di provinsi Jambi
• Dialek Melayu Bengkulu : dituturkan di kota Bengkulu
• Dialek Melayu Palembang : dituturkan di kota Palembang dan
Kota Muara Enim dan sekitarnya
• Dialek Bangka-Belitung : dituturkan di provinsi Bangka-
Belitung sedikit perbedaan antara pengucapan kata sebagai
contoh kata "APA-Ind" bangka menggunakan "APE" seperti
mengucapkan kata "PEPES" dan Belitung "APE" seperti
mengucapkan kata "Remang".
• Dialek Landak : kabupaten Landak dan sekitarnya, Kalimantan
Barat
• Dialek Sambas : dituturkan di kabupaten Sambas dan
sekitarnya.
22. • Dialek Ketapang : dituturkan di kabupaten Ketapang dan
sekitarnya, Kalimantan Barat terdiri 2 dialek kota
Ketapang dan Balai Berkuak.
• Dialek Berau : dituturkan di kabupaten Berau dan
sekitarnya, Kalimantan Timur
• Dialek Kutai : dipakai di kabupaten Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur
• Dialek Loloan : dituturkan di kota Negara, Jembrana,
Bali.
Dialek Riau Kepulauan dan beberapa kawasan di Riau
Daratan dituturkan sama seperti Dialek Johor
• Dialek Bahasa Melayu Pontianak : dituturkan di kabupaten
Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan kota Pontianak,
Kalimantan Barat
• Dialek Landak : kabupaten Landak dan sekitarnya,
Kalimantan Barat
• Dialek Bangka-Belitung : dituturkan di provinsi Bangka-
Belitung sedikit perbedaan antara pengucapan kata
sebagai contoh kata "APA-Ind" bangka menggunakan
"APE" seperti mengucapkan kata "PEPES" dan Belitung
"APE" seperti mengucapkan kata "Remang"..
23. 2. Bahasa-bahasa melayu Kerabat
1. Bahasa Minangkabau (min) di Sumatera Barat
2. Bahasa Banjar (bjn) di Kalimantan Selatan
3. Bahasa Kedayan (kxd) (Suku Kedayan) di Brunei, Sarawak
4. Dialek Melayu Kedah (meo) (Melayu Satun)
5. Dialek Melayu Pulau Kokos (coa)
6. Dialek Melayu Pattani (mfa)
7. Dialek Melayu Sabah (msi)
8. Dialek Melayu Bukit (Bahasa Bukit) (bvu) (Suku Dayak Bukit)
di Kalimantan Selatan
9. Bahasa Serawai (srj) di Bengkulu
10. Bahasa Rejang (rej) di Rejang Lebong, Bengkulu
24. 11. Bahasa Lebong di Lebong, Bengkulu
12. Bahasa Rawas (rws) di Musi Rawas, Sumatera Selatan
13. Bahasa Penesak (pen) di Prabumulih, Sumatera Selatan
14. Bahasa Komering di Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan
15. Bahasa Enim (eni)
16. Bahasa Musi (mui)
17. Bahasa Kaur (vkk)
18. Bahasa Kerinci/(Kerinci-Sakai-Talang Mamak)(vkr)
19. Bahasa Kubu (kvb)
20. Bahasa Lematang (lmt)
21. Bahasa Lembak (liw)
22. Bahasa Lintang (lnt)
23. Bahasa Lubu (lcf)
24. Bahasa Loncong/Orang Laut (lce)
25. Bahasa Sindang Kelingi (sdi)
26. Bahasa Semendo (sdd)
27. Bahasa Rawas (rws)
28. Bahasa Ogan (ogn)di Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering
Ilir, Sumatera Selatan
29. Bahasa Pasemah ( pse) di Sumatera Selatan
30. Bahasa Suku Batin [sbv] di Jambi
31. Bahasa Kutai di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
25. 3. Bahasa-bahasa Kreol
• Dialek Melayu Jakara bahasa Betawi : dituturkan di Jakarta
dan sekitarnya
• Dialek Melayu Indonesia Peranakan: banyak dituturkan oleh
kalangan orang Tionghoa di pesisir Jawa Timur dan Jawa
Tengah.
• Dialek Melayu Manado (bahasa Manado): dipakai sebagai lingua
franca di Sulawesi Utara
• Dialek Melayu Maluku Utara (max): dipakai di hampir seluruh
Maluku Utara
• Dialek Melayu Bacan (btj): dipakai di kawasan pulau Bacan,
Maluku Utara
• Dialek Melayu Ambon : dipakai sebagai bahasa ibu bagi warga
kota Ambon, dan bahasa kedua bagi warga sekitarnya
• Dialek Melayu Banda : berbeda dengan Melayu Ambon, dan
digunakan di kawasan Kepulauan Banda, Maluku
• Dialek Melayu Larantuka : dipakai di kabupaten Flores Timur,
Nusa Tenggara Timur
• Dialek Melayu Kupang : menjadi lingua franca di wilayah
Kupang dan sebagian Pulau Timor
• Dialek Melayu Papua : Papua, Papua Barat
• Dialek Melayu Makassar (mfp) : Sulawesi Selatan
28. 2. Kampar
Hampir 90 persen orang-orang
kabupaten Kampar menggunakan bahasa
ocu.
3. Rohul Daerah ini memiliki bahasa yang
tak jauh beda dengan bahasa ocu dan
minang. Bahasa umum digunakan
kabupaten ini disebut juga bahasa Pasir
(Pasir Pengaraian).
4. Rohil
Inilah daerah yang kuat bahasa
melayunya karena betul-betul berada di
pantai timur Sumatera. Namun etnis
Batak dan Tiong Hoa juga tidak sedikit
di-daerah-ini.
29. 5. Kuansing
Bahasa disini apa yang banyak orang bilang bahasa
Taluk atau bahasa Taluk Kuantan. Bahasa Taluk
nyaris sama dengan bahasa Ocu hanya berbeda di
beberapa suku kata. Namun bahasa taluk juga
dekat dengan bahasa minang karena memang
daerah ini dekat dengan wialayah minangkabau,
Sumatra Barat. Lihat persamaan mitologi antara
ketiga bahasa dibandingkan
bahasa Melayu (Johor-Riau/Riau-Lingga):
Melayu: Parit
Ocu: Bondau
Taluk: Bondar
Minangkabau: Banda
30. 5. Siak, Meranti,
Bengkalis, Pelalawan,
Indragiri Hulu dan Hilir
Jelas sekali daerah-daerah
diatas didominasi oleh bahasa
melayu. Ada empat kerajaan
yang pernah berdiri disini: Siak,
Indragiri, dan Pelalawan tentu
semuanya itu tidak lepas dari
pengaruh Riau-Lingga.
31.
32. Berdasarkan keadaan alamnya, provinsi kita
dibagi menjadi dua bagian:
meliputi Kabupaten Kampar,
Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hulu,
Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kotamadya
Pekanbaru
meliputi gugusan pulau-pulau
yang menyebar sampai ke perbatasan perairan
Malaysia di Laut Cina Selatan dan perbatasan
Kalimantan Barat.
33. kedua subdialek ini ditandai dengan kata-kata yang
dalam bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang
berakhir dengan vokal /a/; pada subdialek Daratan
diucapkan dengan vokal /o/, sedang pada subdialek
Kepulauan diucapkan /e’/
Contohnya :
Bahasa Indonesia Riau Daratan Riau Kepulauan
Bila Bilo Bile
Tiga Tigo Tige
Kata Kato Kate
34. Seperti umumnya yang terjadi pada bahasa lisan, dalam
dialek kepulauan ini banyak kata yang muncul dalam
bentuk singkat seperti lah untuk sudah atau telah, naa’
untuk hendak, taa’ untuk tidak. Bahkan, kata taa’ yang
dalam bahasa Indonesia hanya muncul dalam bentuk
terikat, dalam dialek ini dapat berdiri sendiri sebagai
kalimat minim.
+ Naa’ makan ta? / Mau makan tidak?
- Ta/Tidak
35. Dalam bidang morfologi, awalan per- dan
akhiran -i jarang sekali muncul. Untuk
melalui misalnya dipakai lalu dekat
(masjid) dan untuk mempertinggi dipakai
membuat tinggi atau meninggikan,
sedangkan dalam bidang sintaksis, jarang
muncul kata-kata tugas seperti terhadap
atau akan, dengan, dan oleh.
Dalam bidang kosakata, tidak terlihat
adanya perbedaan yang mencolok, namun
juga dapat dicatat beberapa kata khas
yang tidak biasa dipergunakan dalam
bahasa Indonesia modern. Untuk
mempersilakan tamu-tamu minum atau
makan dipergunakan kata jemput, “silakan
ambilâ” dan untuk panggilan guru dipakai
cek gu.
36. Dalam bertutur dan berkata,banyak
dijumpai nasihat, karena kata sangat
berpengaruh dalam pergaulan, “Bahasa
menunjukkan Bangsa.” Kata Bangsa disini
berarti orang berderajat atau orang
baik-baik. Orang-orang yang
menggunakan kata yang tidak senonoh,
dia tentu orang yang tidak berbangsa
dan derajatnya rendah.