SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
Télécharger pour lire hors ligne
1
MAKALAH
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Gizi
Semester II
Disusun Oleh :
1. Karunia Indriyati S (P07120213025)
2. Reza Mahrizal (P07120213033)
3. Winda Arfian Sari (P07120213038)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasih-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pelajaran Ilmu Gizi. Kami
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan
partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun
demi perbaikan kekurangan dalam makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ida Mardalena, S.Kep., Ns., M.Si dan Ibu Eko Suryani, S.Pd,
S.Kep, M.A selaku dosen mata ajar Ilmu Gizi yang telah membimbing kami
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 7 Mei 2014
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Diet Saluran Pencernaan
B. Gangguan Saluran Pencernaan
1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
3. Aerofagi
4. Mencret (Diare)
5. Heartburn
6. Esofagitis
7. Peritonitis
8. Sembelit (Konstipasi)
9. Wasir atau hemoroid
10. Kanker usus
C. Diet pada Penyakit Gangguan Pencernaan
1. Diet Saluran Cerna Atas
2. Diet Saluran Cerna Bawah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar
bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan
kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam
melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala
terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah
gangguan pada saluran cerna.Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna,
maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan
diet saluran cerna.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran
pencernaan:
1. Apa definisi diet saluran pencernaan?
2. Apa saja gangguan saluran pencernaan?
3. Bagaimana diet pada penyakit saluran pencernaan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan tentang definisi diet saluran pencernaan.
2. Menjelaskan gangguan saluran pencernaan
3. Menjelaskan diet pada penyakit saluran pencernaan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Diet Saluran Pencernaan
Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih
menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi.
Definisi diet menurut para ahli:
1. Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya
(biasanya atas petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap
makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan
untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit.
2. Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3. Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol
makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan
mempertahankan berat badan.
Diet Saluran Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
6
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan.Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab
dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara
pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
B. Gangguan Saluran Pencernaan
1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai
penyakit “maag” merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering
dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor organik seperti adanya
luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga
dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini ditandai
antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium
(ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga.
Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar,
intensitasnya sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah
makan, tidak ada hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain
yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis
(merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung
(meteorismus), dan lain-lain.
Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok
yaitu sikap depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau
makanannya, tetapi ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa
sakitnya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat
ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas terlihat
adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya.
2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga
dikenal sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi
spastic. Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut,
7
biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi,
feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing
(obstipasi spastik).
Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-
harapan untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah
memberi banyak pada orang tersebut.
3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa
sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan
dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama
ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara.
Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus)
dan kentut (flatus) yang tidak berbau.
Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis
(setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang
mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang
dapat mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga
dibutuhkan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.
4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa
usus sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap
secara sempurna. Diare termasuk gangguan perncernaan yang paling sering
muncul terutama pada anak-anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa
infeksi, bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang
tidak sesuai dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan padat sebelum
waktunya.
8
Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri
atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di
bawah 5 tahun (Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.
5. Heartburn
Heartburn adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang
dirasakan dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini
biasanya timbul setelah makan dan disebabkan oleh refluks isi lambung ke
esofagus.
6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini sering terjadi
akibat refluks kronik isi lambung ke dalam esofagus. Apabila hal ini terjadi,
lapisan mukosa esofagus dapat mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan
mukosa dapat menyebabkan peradangan kronik, spasme otot, dan
pembentukan jaringan parut di esofagus, yang dapat menyebankan
terhambatnya makanan. Gejala klinis:
 Nyeri seperti terbakar di epigastrium
 Muntah
 Disfagia (kesulitan menelan)
7. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi
rongga abdomen. Perionitis biasnya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran
cerna atau organ-organ abdomen ke dalam ruang peritoneum melalui perforasi
usus atau rupturnya suatu organ. Gejala klinis:
 Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang
 Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena
perpindahan cairan ke dalam perinium
 Mual dan muntah
 Abdomen yang kaku
9
8. Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala
mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang yang dapat
menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh
pola makan, hormon, efek samping obat-obatan, dan juga karena kelainan
anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur
sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan.
Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan,
obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan
terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi.
Gangguan pada sistem pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab
stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh. Sementara penanganan
untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya.
9. Wasir atau hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di
dalam anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar
menetes setelah buang air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan
gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan makan
sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya
besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat
merangsang wasir.
10. Kanker usus
Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian
di seluruh dunia. Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah
kalsium yang dikonsumsi sangat positif dalam mengurangi tingkat dari resiko
kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram kalsium sehari atau lebih akan
mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan 10% pada
10
pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus.
Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu.
Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah
dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan
kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak.
C. Diet Pada Penyakit Saluran Pencernaan
1. Diet Saluran Cerna Atas
a. Diet Disfagia : Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya
gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena
kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan adanya massa atau tomor
yang menetupi saluran cerna.
Tujuan diet disfagia adalah :
1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran
pernapasan.
2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
Syarat-syarat diet disfagia adalah:
1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.
3) Cukup cairan.
4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan
secara bertahap,dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental,
makanan saring dan makanan lunak.
5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak
atau aspirasi.
6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau
sonde.
11
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan,
tumor esofagus dan pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara
pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk
makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan
dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
b. Diet Pasca-Hematemesis-Melena : Hematemesis-melena adalah
keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
1) Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada
saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah
aspirai.
2) Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Syarat diet :
a. Tidak merangsang sal.cerna
b. Tidak meninggalkan sisa
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberikan istirahat pada lambung
d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah
tidak ada
Diet pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair
jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat
rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.
c. Diet Penyakit Lambung : Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi
gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang
sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau
12
psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta
terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa
sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri dari mual, muntah,
nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan
menetralakn sekresi asm lambung yang berlebihan.
Syarat Diet
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di
anjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam
untuk member istirahat pada lambung.
Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
13
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum
perdaarahan, oeseophagitis dan gastritis akutserta penderita tifus abdominalis
berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu dan hanya diberikan
selama 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin,
dan vitamin C. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam.
Bahan makanan yang diberikan sehari
Bahan makanan Berat (gr) Urt
Susu 1800 9 gls
Maizena 60 12 sdm
Gula pasir 90 9 sdm
Nilai Gizi
Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg
Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI
Lemak 63 gr Tiamin 0,5 mg
Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18mg
Kalsium 2,6 gr
Pembagian makanan sehari
Pukul 07.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
Susu 200ml = 1 gls
Pukul 10.00 susu 200ml = 1 gls
Pukul 13.00 bubur susu 200ml = 1gls
Susu 200 ml = 1 gs
Pukul 15.00 susu 200ml = 1 gls
Pukul 18.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
14
susu 200ml = 1 gls
Pukul 20.00 susu 200ml = 1 gls
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, setelah fase
akut dapat diatasi kepada pasien tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi
dan sesudah operaasi saluran pencernaan. Makanan berbentuk saring atau
cincang, tiap 3 jam.Sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja karena
membosankan.
Bahan Makanan Sehari
Bahan
makanan
Ber
at (g)
Urt
Beras
Maizena
Biskuit
Daging
Telur
Susu segar
Pepaya
Sayuran
Margarine
Gula pasir
60
50
20
100
150
900
200
100
20
70
2 gls bubur saring
10sdm
2 buah
½ glssaring
3 btr
4 gls
1 gls saring
1 gls
2 sdm
7 sdm
Nilai Gizi
Energi 1990 kkal Besi 12,8 mg
Protein 73 g Vitamin A 10103SI
Lemak 84 g Tiamin 0,9 mg
Karbohidrat 236 g Vitamn C 174 mg
Kalsium 1,2g
15
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi
maizena 20 g = 4 sdm
telur 50 g = 1 btr
susu 300 g = 1,5 gls
gula pasir 20 g = 2 sdm
Pukul 10.00
Maizena 15 gr = 3 sdm
Susu 300 gr = 1,5 gls
Gula pasir 20 gr = 2 sdm
Siang dan sore
beras 30 g = 1 gls bubur saring
daging 50 g = 0,5gls saring
margarine 10 g = 1 sdm
telur 50 g = 1 btr
sayuran 50 g = 0,5 gls saring
pepaya 100 g = 0,5 gls saring
Pukul 16.00
Maizena 15 gr = 3sdm
Susu 100ml = 0,5 gls
Gula pasir 20 gr = 2 sdm
Pukul 20.00
Susu 200ml = 1 gls
Gula pasir 10 gr = 1sdm
Biscuit 20 gr = 2 bh
16
Contoh Menu Sehari
Pagi Pukul 10.00
Bubur susu pudding + saos susu
Telur setengah matang susu
susu
Siang Pukul 16.00
bubursaring/bubur tepung bubur susu
semur daging saring teh manis
telur setengah matang
sayur saring
sari kelapa
Pukul 18.00
Biskuit
Susu
Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien
dengan ukus peptikum, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali
normal. Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi
pasien. Diberikan 6 kali sehari dengan porsi kecil.Makanan ini cukup energy,
protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin.
Bahan Makanan Sehari
Bahan
makanan
Ber
at (g)
Urt
Beras
Maizena
Roti
Daging
90
30
40
100
2 ¾ gls bubur
6 sdm
2 ptg
2 ptg sdg
17
Telur
susu
Sayuran
Buah
Margarin
Gula pasir
100
600
200
200
35
70
2 btr
3 gls
2 gls
2 ptg sdg
papaya
3,5 sdm
7 sdm
Nilai Gizi
Energy 1921 kkal Besi 17,8 mg
Protein 61 g Vitamin A 10469 SI
Lemak 74 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 257 g Vitamn C 134 mg
Kalsium 0,8g
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm
telur 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 300 g = 1,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm
Siang Pukul 16.00
beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 300 g = 1,5 gls
margarin 10 g = 1sdm gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 74 g = ¾ gls
18
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Sore Pukul 20.00
Beras 30 g = 1 gls bubur Roti 40 gr = 2 ptg
Daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 gr = 1 sdm
Sayuran 75 g = ¾ gls telur 50 gr = 1 btr
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 gr = 1 sdm
Margarin10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan
makanan
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber
karbohidrat
Sumber
protein
hewani
Sumber
protein nabati
Beras ditim, nasi;
kentang direbus, dipure;
macaroni, mi, bihun
direbus; roti, biscuit,
krekers; tepung-tepungan
dibuat pudding atau
bubur
Daging sapi empuk,
hati, ikan, ayam direbus,
disemur, ditim,
dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim,
diceplok air dan dicampur
dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus,
ditim, ditumis; kacang
hijau direbus dan
Beras ketan, mi, bihun,
bulgur, jagung, cantel, ubi,
singkong, tales, cake,
dodol dll kue yang terlalu
manis dan gurih
Daging, ikan ,ayam
yangdigoreng,daging babi;
telur diceplok atau
digoreng.
Tahu, tempe digoreng;
kacang tanah, kacang
merah, kacang tolo.
19
Sayuran
Buah-
buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
dihaluskan
Sayuran yang tidak
banyak serat dan tidak
menimbulkan gas
dimasak; bayam, buncis,
kacang panjang, bit, labu
siam, labu kuning, wortel,
tomat direbus dan
ditumis.
Papaya, pisang, sawo
jeruk manis, sari buah, pir
dan peach dalam kaleng.
Margarine dan mentega
Sirup, teh encer.
Gula, garam,
vetsin,dalam jumlah
terbatas; kunci, kencur,
jahe, kunyit, terasi, laos,
saam sereh.
Sayuran lain dimasak
dan sayuran mentah
Buah yang tinggi serat
atau dapat menimbulkan
gas seperti jambu biji,
nanas, kedondong,
durian, nangka; buah
yang dikeringkan.
Macam-macam lemak
hewan, santan.
Teh kental, minuman
yang mengandung soda
dan alcohol, kopi.
Lombok, bawang,
merica, cuka, dan
sebagainya yang tajam.
20
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi
telur ½ matang semur daging giling sup daging giling
setup wortel setup bayam tumis labu siam + tomat
Teh manis papaya pisang
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00
pudding maizena+saos sirup kue talam roti bakar
susu orak arik telur
Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III
atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan,
serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk
lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan
semua zat gizi.
Bahan makanan yang diberikan sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras 200 4 gls tim
Maizena 15 3 sdm
Biscuit 20 2 bh
Daging 100 2 ptg sdg
Telur 50 1 btr
Susu 400 2 gls
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 200 2 gls
Buah 200 2 ptg papaya sdg
Minyak 25 2,5 sdm
21
Gula pasir 40 4 sdm
Nilai gizi
Kalori 2.080 kkal Zat besi 21,3 mg
Protein 74 gr Vitamin A 9055 SI
Lemak 65 gr Thiamin 0,9 mg
Karbohidrat 303 gr Vitamin C 132 mg
Kalsium 0,8 g
Pembagian makanan sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 50 gr = 1 gls tim maizena 15 gr = 3 sdm
Telur 50 gr = 1 btr susu 200 gr = 1 gls
Sayuran 50 gr = ½ gls gula pasir 20 gr = 2 sdm
Gula pasir 10 gr = 1 sdm
Minyak 5 gr = ½ gls
Siang dan Sore Pukul 16.00
Beras 75 gr = 1 ½ gls tim biscuit 20 gr = 2 bj
Daging 50 gr = 1 ptg sdg susu 200 gr = 1 gls
Tempe 50 gr = 2 ptg sdg gula pasir 10 gr = 1 sdm
Sayuran 75 gr = ¾ gls
Papaya 100 gr = 1 ptg sdg
Minyak 10 gr = 1 sdm
2. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah
a. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease)
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan
usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat
badan berkurang, demam dan kemungkinan terjadi streatorea (adanya
22
lemak dalam feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s
Disease.
Tujuan diet penyakit inflamatorik adalah:
1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
4. Mengistirahatkan usus pada masa akut.
Syarat-syarat diet penyakit usus inflamatorik adalah:
1. Pada feses akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi siet sisa
rendah dan serat rendah.
3. Bila gejal ahilang dapat diberikan makanan biasa.
4. Kebutuhan gizi, yaitu :
a. Energi dan protein tinggi.
b. Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D asm folat,
vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium dan seng.
5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak
rantai sedang (medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena
sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak.
6. Cukup cairan dan elektrolit.
7. Menghindari makanan yang mengandung gas.
8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke makanan biasa
b. Diet Penyakit Divertikular
Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis.
Penyakit Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk
pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada
konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya
23
rendah serat. Penyakit Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan
pada divertikular menyebabkan peradangan. Gejala-gjalanya antar alain
kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipase
atau diare, menggigil dan demam.
Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis
1. Meningkatkan volume dan konsistensi fees.
2. Menurunkan tekanan intra luminal.
3. Mencegah infeksi.
4. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi.
5. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi.
Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulosis
1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.
2. Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari.
3. Serat tinggi.
4. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan
diet yang ditetapkan.
5. Bila ada pendarahan, dimuali dengan makanan cair jernih.
6. Makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari diet sisa rendah I kediet
sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai.
7. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat,
jambu biji dan stroberi yang dapat menumpuk dalam divertikular.
8. Bila perlu diberi makanan enteral rendah atau bebas laktosa.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran dan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan
dalam system pencernaan antara lain :
a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
c. Aerofagi
d. Mencret (Diare)
e. Heartburn
f. Esofagitis
g. Peritonitis
h. Sembelit (Konstipasi)
i. Wasir atau hemoroid
j. Kanker usus
Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran cerna
atas dan diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet
disfagia, diet pasca hematemesis-melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan
pada saluran cerna bawah meliputi diet penyakit usus inflamatorik dan diet
divertikular.
B. Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil;
penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet
akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan
(seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya
diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diit. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia
Medica

Contenu connexe

Tendances (20)

Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
Ppt gagal ginjal
Ppt gagal ginjalPpt gagal ginjal
Ppt gagal ginjal
 
Kasus pjk
Kasus pjkKasus pjk
Kasus pjk
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
NCP pasien CKD, DM type II dan hipertensi.pptx
NCP pasien CKD, DM type II dan hipertensi.pptxNCP pasien CKD, DM type II dan hipertensi.pptx
NCP pasien CKD, DM type II dan hipertensi.pptx
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
Kasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawahKasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawah
 
Kasus dislipidemia
Kasus dislipidemiaKasus dislipidemia
Kasus dislipidemia
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan Remaja
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
 
Leaflet maag
Leaflet maagLeaflet maag
Leaflet maag
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Kasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensiKasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensi
 

En vedette

En vedette (20)

Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Panduan gizi
Panduan giziPanduan gizi
Panduan gizi
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 
Pemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
Pemakaian Huruf - Bahasa IndonesiaPemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
Pemakaian Huruf - Bahasa Indonesia
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Diet demam typhoid
Diet demam typhoidDiet demam typhoid
Diet demam typhoid
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st gizi
 
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUFPower point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
Power point bahasa indonesia PEMAKAIAN HURUF
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolahAsuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
 

Similaire à Diet pada penyakit saluran cerna

Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfMysarah Zhaerah
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganYabniel Lit Jingga
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisKampus-Sakinah
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan pjj_kemenkes
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIADyah Ervy
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1Aulia Amani
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2NJL
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 

Similaire à Diet pada penyakit saluran cerna (20)

Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
3949918 dispepsia
3949918 dispepsia3949918 dispepsia
3949918 dispepsia
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
 
Bab ii 9
Bab ii 9Bab ii 9
Bab ii 9
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Bab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsBab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'sps
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Sap gastropati-angga
Sap gastropati-anggaSap gastropati-angga
Sap gastropati-angga
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 

Dernier

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 

Dernier (12)

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 

Diet pada penyakit saluran cerna

  • 1. 1 MAKALAH DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Gizi Semester II Disusun Oleh : 1. Karunia Indriyati S (P07120213025) 2. Reza Mahrizal (P07120213033) 3. Winda Arfian Sari (P07120213038) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN D-IV KEPERAWATAN 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pelajaran Ilmu Gizi. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan kekurangan dalam makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Mardalena, S.Kep., Ns., M.Si dan Ibu Eko Suryani, S.Pd, S.Kep, M.A selaku dosen mata ajar Ilmu Gizi yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 7 Mei 2014 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Diet Saluran Pencernaan B. Gangguan Saluran Pencernaan 1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome) 2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom) 3. Aerofagi 4. Mencret (Diare) 5. Heartburn 6. Esofagitis 7. Peritonitis 8. Sembelit (Konstipasi) 9. Wasir atau hemoroid 10. Kanker usus C. Diet pada Penyakit Gangguan Pencernaan 1. Diet Saluran Cerna Atas 2. Diet Saluran Cerna Bawah BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi. Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna.Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna. B. Rumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan: 1. Apa definisi diet saluran pencernaan? 2. Apa saja gangguan saluran pencernaan? 3. Bagaimana diet pada penyakit saluran pencernaan? C. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan tentang definisi diet saluran pencernaan. 2. Menjelaskan gangguan saluran pencernaan 3. Menjelaskan diet pada penyakit saluran pencernaan
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Diet Saluran Pencernaan Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Definisi diet menurut para ahli: 1. Muda (2003) Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit. 2. Kim dan Lennon (2006) Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan. 3. Hawks (2008) Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan. Diet Saluran Pencernaan Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
  • 6. 6 Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. B. Gangguan Saluran Pencernaan 1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome) Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag” merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga. Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung (meteorismus), dan lain-lain. Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya. 2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom) Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut,
  • 7. 7 biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastik). Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan- harapan untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang tersebut. 3. Aerofagi Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini. 4. Mencret (Diare) Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk gangguan perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak. Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan padat sebelum waktunya.
  • 8. 8 Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun (Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan. 5. Heartburn Heartburn adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini biasanya timbul setelah makan dan disebabkan oleh refluks isi lambung ke esofagus. 6. Esofagitis Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini sering terjadi akibat refluks kronik isi lambung ke dalam esofagus. Apabila hal ini terjadi, lapisan mukosa esofagus dapat mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat menyebabkan peradangan kronik, spasme otot, dan pembentukan jaringan parut di esofagus, yang dapat menyebankan terhambatnya makanan. Gejala klinis:  Nyeri seperti terbakar di epigastrium  Muntah  Disfagia (kesulitan menelan) 7. Peritonitis Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi rongga abdomen. Perionitis biasnya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna atau organ-organ abdomen ke dalam ruang peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya suatu organ. Gejala klinis:  Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang  Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan cairan ke dalam perinium  Mual dan muntah  Abdomen yang kaku
  • 9. 9 8. Sembelit (Konstipasi) Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, efek samping obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya. 9. Wasir atau hemoroid Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir. 10. Kanker usus Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh dunia. Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat positif dalam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan 10% pada
  • 10. 10 pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu. Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak. C. Diet Pada Penyakit Saluran Pencernaan 1. Diet Saluran Cerna Atas a. Diet Disfagia : Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan adanya massa atau tomor yang menetupi saluran cerna. Tujuan diet disfagia adalah : 1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan. 2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan. Syarat-syarat diet disfagia adalah: 1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya. 2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan. 3) Cukup cairan. 4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan secara bertahap,dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan makanan lunak. 5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi. 6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
  • 11. 11 Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak. b. Diet Pasca-Hematemesis-Melena : Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna. Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah: 1) Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah aspirai. 2) Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Syarat diet : a. Tidak merangsang sal.cerna b. Tidak meninggalkan sisa c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat pada lambung d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada Diet pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja. c. Diet Penyakit Lambung : Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau
  • 12. 12 psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang. Tujuan Diet Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang berlebihan. Syarat Diet 1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan. 2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. 3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. 4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap. 5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah. 6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan). 7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak. 8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang. 9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada lambung. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
  • 13. 13 Diet Lambung I Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum perdaarahan, oeseophagitis dan gastritis akutserta penderita tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu dan hanya diberikan selama 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam. Bahan makanan yang diberikan sehari Bahan makanan Berat (gr) Urt Susu 1800 9 gls Maizena 60 12 sdm Gula pasir 90 9 sdm Nilai Gizi Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI Lemak 63 gr Tiamin 0,5 mg Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18mg Kalsium 2,6 gr Pembagian makanan sehari Pukul 07.00 bubur susu 200 ml = 1 gls Susu 200ml = 1 gls Pukul 10.00 susu 200ml = 1 gls Pukul 13.00 bubur susu 200ml = 1gls Susu 200 ml = 1 gs Pukul 15.00 susu 200ml = 1 gls Pukul 18.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
  • 14. 14 susu 200ml = 1 gls Pukul 20.00 susu 200ml = 1 gls Diet Lambung II Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, setelah fase akut dapat diatasi kepada pasien tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi dan sesudah operaasi saluran pencernaan. Makanan berbentuk saring atau cincang, tiap 3 jam.Sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja karena membosankan. Bahan Makanan Sehari Bahan makanan Ber at (g) Urt Beras Maizena Biskuit Daging Telur Susu segar Pepaya Sayuran Margarine Gula pasir 60 50 20 100 150 900 200 100 20 70 2 gls bubur saring 10sdm 2 buah ½ glssaring 3 btr 4 gls 1 gls saring 1 gls 2 sdm 7 sdm Nilai Gizi Energi 1990 kkal Besi 12,8 mg Protein 73 g Vitamin A 10103SI Lemak 84 g Tiamin 0,9 mg Karbohidrat 236 g Vitamn C 174 mg Kalsium 1,2g
  • 15. 15 Pembagian Bahan Makanan Sehari Pagi maizena 20 g = 4 sdm telur 50 g = 1 btr susu 300 g = 1,5 gls gula pasir 20 g = 2 sdm Pukul 10.00 Maizena 15 gr = 3 sdm Susu 300 gr = 1,5 gls Gula pasir 20 gr = 2 sdm Siang dan sore beras 30 g = 1 gls bubur saring daging 50 g = 0,5gls saring margarine 10 g = 1 sdm telur 50 g = 1 btr sayuran 50 g = 0,5 gls saring pepaya 100 g = 0,5 gls saring Pukul 16.00 Maizena 15 gr = 3sdm Susu 100ml = 0,5 gls Gula pasir 20 gr = 2 sdm Pukul 20.00 Susu 200ml = 1 gls Gula pasir 10 gr = 1sdm Biscuit 20 gr = 2 bh
  • 16. 16 Contoh Menu Sehari Pagi Pukul 10.00 Bubur susu pudding + saos susu Telur setengah matang susu susu Siang Pukul 16.00 bubursaring/bubur tepung bubur susu semur daging saring teh manis telur setengah matang sayur saring sari kelapa Pukul 18.00 Biskuit Susu Diet Lambung III Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ukus peptikum, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Diberikan 6 kali sehari dengan porsi kecil.Makanan ini cukup energy, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin. Bahan Makanan Sehari Bahan makanan Ber at (g) Urt Beras Maizena Roti Daging 90 30 40 100 2 ¾ gls bubur 6 sdm 2 ptg 2 ptg sdg
  • 17. 17 Telur susu Sayuran Buah Margarin Gula pasir 100 600 200 200 35 70 2 btr 3 gls 2 gls 2 ptg sdg papaya 3,5 sdm 7 sdm Nilai Gizi Energy 1921 kkal Besi 17,8 mg Protein 61 g Vitamin A 10469 SI Lemak 74 g Tiamin 0,8 mg Karbohidrat 257 g Vitamn C 134 mg Kalsium 0,8g Pembagian Bahan Makanan Sehari Pagi Pukul 10.00 beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm telur 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm sayuran 50 g = 0,5 gls susu 300 g = 1,5 gls gula pasir 10 g = 1 sdm margarin 5 g = 0,5 sdm Siang Pukul 16.00 beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm daging 50 g = 1 ptg sdg susu 300 g = 1,5 gls margarin 10 g = 1sdm gula pasir 25 g = 2,5 sdm sayuran 74 g = ¾ gls
  • 18. 18 pepaya 100 g = 1 ptg sdg Sore Pukul 20.00 Beras 30 g = 1 gls bubur Roti 40 gr = 2 ptg Daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 gr = 1 sdm Sayuran 75 g = ¾ gls telur 50 gr = 1 btr Pepaya 100 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 gr = 1 sdm Margarin10 g = 1 sdm Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Sumber protein hewani Sumber protein nabati Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus dan Beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung, cantel, ubi, singkong, tales, cake, dodol dll kue yang terlalu manis dan gurih Daging, ikan ,ayam yangdigoreng,daging babi; telur diceplok atau digoreng. Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
  • 19. 19 Sayuran Buah- buahan Lemak Minuman Bumbu dihaluskan Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis. Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah, pir dan peach dalam kaleng. Margarine dan mentega Sirup, teh encer. Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh. Sayuran lain dimasak dan sayuran mentah Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Macam-macam lemak hewan, santan. Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi. Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
  • 20. 20 Contoh Menu Sehari Pagi Siang Malam nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi telur ½ matang semur daging giling sup daging giling setup wortel setup bayam tumis labu siam + tomat Teh manis papaya pisang Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00 pudding maizena+saos sirup kue talam roti bakar susu orak arik telur Diet Lambung IV Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Bahan makanan yang diberikan sehari Bahan Makanan Berat (g) Urt Beras 200 4 gls tim Maizena 15 3 sdm Biscuit 20 2 bh Daging 100 2 ptg sdg Telur 50 1 btr Susu 400 2 gls Tempe 100 4 ptg sdg Sayuran 200 2 gls Buah 200 2 ptg papaya sdg Minyak 25 2,5 sdm
  • 21. 21 Gula pasir 40 4 sdm Nilai gizi Kalori 2.080 kkal Zat besi 21,3 mg Protein 74 gr Vitamin A 9055 SI Lemak 65 gr Thiamin 0,9 mg Karbohidrat 303 gr Vitamin C 132 mg Kalsium 0,8 g Pembagian makanan sehari Pagi Pukul 10.00 Beras 50 gr = 1 gls tim maizena 15 gr = 3 sdm Telur 50 gr = 1 btr susu 200 gr = 1 gls Sayuran 50 gr = ½ gls gula pasir 20 gr = 2 sdm Gula pasir 10 gr = 1 sdm Minyak 5 gr = ½ gls Siang dan Sore Pukul 16.00 Beras 75 gr = 1 ½ gls tim biscuit 20 gr = 2 bj Daging 50 gr = 1 ptg sdg susu 200 gr = 1 gls Tempe 50 gr = 2 ptg sdg gula pasir 10 gr = 1 sdm Sayuran 75 gr = ¾ gls Papaya 100 gr = 1 ptg sdg Minyak 10 gr = 1 sdm 2. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah a. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease) Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, demam dan kemungkinan terjadi streatorea (adanya
  • 22. 22 lemak dalam feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease. Tujuan diet penyakit inflamatorik adalah: 1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. 2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang. 3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut. 4. Mengistirahatkan usus pada masa akut. Syarat-syarat diet penyakit usus inflamatorik adalah: 1. Pada feses akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja. 2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair (peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi siet sisa rendah dan serat rendah. 3. Bila gejal ahilang dapat diberikan makanan biasa. 4. Kebutuhan gizi, yaitu : a. Energi dan protein tinggi. b. Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D asm folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium dan seng. 5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang (medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak. 6. Cukup cairan dan elektrolit. 7. Menghindari makanan yang mengandung gas. 8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke makanan biasa b. Diet Penyakit Divertikular Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya
  • 23. 23 rendah serat. Penyakit Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan. Gejala-gjalanya antar alain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipase atau diare, menggigil dan demam. Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis 1. Meningkatkan volume dan konsistensi fees. 2. Menurunkan tekanan intra luminal. 3. Mencegah infeksi. 4. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi. 5. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi. Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulosis 1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal. 2. Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari. 3. Serat tinggi. 4. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan. 5. Bila ada pendarahan, dimuali dengan makanan cair jernih. 6. Makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari diet sisa rendah I kediet sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai. 7. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji dan stroberi yang dapat menumpuk dalam divertikular. 8. Bila perlu diberi makanan enteral rendah atau bebas laktosa.
  • 24. 24 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran dan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan dalam system pencernaan antara lain : a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome) b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom) c. Aerofagi d. Mencret (Diare) e. Heartburn f. Esofagitis g. Peritonitis h. Sembelit (Konstipasi) i. Wasir atau hemoroid j. Kanker usus Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran cerna atas dan diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet disfagia, diet pasca hematemesis-melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan pada saluran cerna bawah meliputi diet penyakit usus inflamatorik dan diet divertikular. B. Saran Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
  • 25. 25 DAFTAR PUSTAKA Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica