Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menganalisis buku teks untuk mengetahui kualitasnya. Buku teks harus memenuhi 10 kriteria, seperti menarik perhatian siswa dan memberi motivasi belajar. Dokumen juga membahas tentang jangkauan materi pelajaran yang harus ada dalam buku teks, seperti sistem bahasa, penggunaan bahasa, dan aspek sosial budaya. Guru perlu memilih buku teks yang sesuai dengan
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menganalisis buku teks adalah salah satu cara agar kita mengetahui sejauh
mana kwalitas buku teks yang kita pakai pada sistem pembelajaran. Buku teks
memiliki peranan penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan
pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu belajar siswa. Buku teks pula
membantu siswa untuk memahami materi yang akan mereka pelajari dengan
membaca dan memahaminya. Buku teks yang baik haruslah menarik dan mampu
meransang minat siswa untuk termotivasi belajar. Dengan buku yang menarik
siswa akan mau belajar dan tertarik untuk memahami materi pembelajaran.
Teori yang di pakai untuk menganalisis berdasarkan Greene dan Petty yang
memaparkan 10 kriteria cara penulisan buku yang tergolong berkwalitas dan baik.
Buku teks yang mampu membimbing siswa untuk lebih mudah memamahami
pelajaran. Dari analisis satu bab buku tersebut dapat kita ketahui apakah buku teks
tersebut bermanfaat bagi pembelajaran siswa dan guru serta mampu memandu
siswa untuk memahami materi pembelajaran. Berdasarkan pendapat Greene dan
Petty ada 10 kriteria yang harus dipenuhi untuk buku teks yang berkwalitas
komponen tersebut adalah buku teks harus menarik minat anak-anak, buku teks
harus mampu memberi motivasi bagi siswa, buku teks juga harus memuat
2. 2
ilustrasi yang menarik hati para siswa-siswanya. Buku teks seyogianyalah harus
mempertimbangkan aspek-aspek linguistik, lalu buku teks juga haruslah
berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, serta buku teks juga harus
menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadii para siswa. Kemudian buku
teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-
samar, selanjutnya buku teks juga harus mempunyai sudut pandang yang jelas.
Selain itu buku teks haruslah mampu memberi pemantapan penekanan nilai-nilai
anak dan orang dewasa serta buku teks harus menghargai perbedaan-perbedaan
pribadi para siswa dan pemakainnya.Dari hasil penganalis yang telah dilakukan,
dimulai dengan membaca buku, memahami materi, lalu menentukan apa yang
akan di nilai dan menganalisis serta mendiskripsikannya selanjutnya memberikan
kesimpulan dan saran. Dari kegiatan menganalisis satu bab buku teks Bahasa
Indonesia Kelas XI dengan standar Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004,
diharapkan mampu mengetahui kwalitas buku teks yang telah di analis dan
mengetahui manfaatnya bagi siswa dan hasil pengamatan berdasarkan analisis.
Buku teks memiliki keterkaitan dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
setiap guru dan lebih-lebih calon guru hendaknya membekali dirinya dengan
pengetahuan tentang telaah buku teks.Kehadiran buku teks di lembaga pendidikan
yang memang kondisinya sangat kompleks sudah tentu mempunyai nilai tertentu.
Nilai butu teks bergantung pada bobotnya, juga pada misi, dan juga fungsinya.
Buku teks dikatakan mempunyai nilai yang tinggi dalam proses belajar mengajar
karena adanya kenyataan bahwa pemegang mata pelajaran bahasa Indonesia di
3. 3
sekolah-sekolah tidak sedikit bukan bidangnya. Jelas, mereka menguasai bidang
bahasa Indonesia sebagi materi pelajaran, tetapi tidak banyak mengeetahui
strategi pengajaran bahasa Indonesia, menentukan materi pelajaran, menyajikan
materi pelajaran, dan tidak bisa mengevaluasi hasil belajar-mengajar.
Dalam interaksi belajar-mengajar tidak hanya diperlukan seorang pengajar dan
peserta didik, melainkan juga diperlukan sebuah alat pembelajaran. Salah satunya
adalah buku teks (BT). Dengan adanya buku teks, guru dan siswa akan terbantu
dalam memperlancar proses belajar-mengajar.Seorang guru diharapkan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap kritis terhadap keberadaan buku teks
sebagai pendukung kurikulum yang berlaku, yang pengadaannya semakin gencar
dilakukan. Tahap selanjutnya, guru dapat mengkaji buku teks dan hubungannya
dengan kurikulum sehingga guru tidak hanya sekadar menerima apa saja yang ada
dalam buku teks, namun mampu memahami, mengkritisi dengan menelaah buku
teks, yang pada akhirnya guru mampu menyusun sebuah buku teks sederhana.
Paling tidak buku teks tersebut digunakan di lingkungan sekolah yang
bersangkutan saja.Buku teks memegang peranan penting dalam pengajaran yang
dapat memperlancar aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Semakin baik kualitas buku teks, maka semakin sempurna
pengajaran mata pelajaran yang ditunjang oleh buku teks tersebut. termasuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Buku teks mengenai bahasa Indonesia yang bermutu,
jelas akan meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Indonesia dan hasil
pengajaran bahasa Indonesia.Sebuah buku teks tidak hanya perlu ditelaah dari
4. 4
segi nilainya, tetapi juga ditelaah dari segi jangkauan materi pelajarannya.
Jangkauan materi pelajaran yang dimaksud adalah luas lingkup masalah yang
berhubungan dengan system dan struktur bahasa serta pemakaian bahasa.
Banyaknya pengadaan buku teks oleh pihak-pihak penerbit, menyebabkan guru
kesulitan dan kebingungan dalam menentukan buku teks yang akan digunakan.
Oleh karena itu, seperti hal yang penulis ungkapkan di atas, seorang guru harus
pandai memilih buku teks yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pengadaan buku teks yang
disajikan oleh banyak penulis membuat kualitas buku teks juga menjadi beragam.
Ada buku teks yang memiliki kualitas tinggi, kualitas sedang, dan ada pula buku
teks yang memiliki kualitas rendah.Berdasarkan pemaparan di atas, maka sudah
sepatutnya seorang guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menelaah
sebuah buku teks untuk menyesuaikan buku teks dengan kurikulum yang berlaku
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana isi buku teks ditinjau dari segi jangkauan materi pelajarannya?
2. Apa saja pendekatan atau metode yang digunakan dalam mengaplikasikan
materi pelajaran dengan keterampilan siswa?
3. Bagaimana presentase masing-masing jangkauan materi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui isi buku teks ditinjau dari segi jangkauan materi
pelajarannya.
5. 5
2. Untuk mengetahui pendekatan atau metode yang dugunakan dalam
mengaplikasikan materi pelajaran dengan keterampilan siswa.
3. Untuk mengetahui presentase masing-masing jangkauan materi.
6. 6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. MATERI PELAJARAN DITINJAU DARI SEGI ISINYA
Dilihat dari segi isi materinya pelajaran yang akan diajarkan oleh guru harus
benar-benar dipahami dan dikuasai oleh siswa. Karena penulis menelaah
mengenai buku teks bahasa Indonesia, maka isi buku teks yang dibicarakan
memuat materi pelajaran yang berupa bahasa Indonesia. Namun, tidak semua
materi pelajaran bahasa Indonesia harus disajikan dalam buku teks mengingat
adanya perbedaan tingkat lembaga pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Pada
kesempatan ini penulis menelaah buku teks bahasa Indonesia yang berjudul
AKTIF DAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA untuk kelas XIISMA/MA
Program Bahasa, karangan Abdi Abdul Somad dkk. yang menggunakan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dalam materi buku teks yang menjadi
focus utama adalah bahasa Indonesia, tanpa harus mengabaikan factor-faktor
yang lain, seperti factor psikologis (kejiwaan). Masalah psikologis memiliki
peranan yang sangat besar dalam memilih dan menata materi pelajaran bahasa
Indonesia dalam buku teks. Factor psikologis ini mempertimbangkan bagaimana
materi pelajaran itu dipilih dan disajikan agar mudah diterima oleh siswa dan
tataan yang bagaimana dapat memberikan motivasi belajar siswa, dan lain
sebagainya.
7. 7
Dalam pengajaran bahasa Indonesia banyak metode pengajaran yang
dikembangkan. Menurut Mackey, metode yang terbaik adalah metode eklektik,
yaitu metode yang mengambil kekuatan-kekuatan metode-metode yang eksklusif
berdasarkan masalah nyata yang dihadapi. Kekuatan-kekuatan metode ini
menjadikan bahan baku metode eklektik.Walaupun demikian, perlu disesuaikan
juga dengan kebutuhan siswa, dan kondisi yang menunjang. Oleh karena itu,
tugas guru adalah mengidentifikasikan dan mengharmonikan materi yang ada di
dalam buku teks dengan situasi dan kondisi yang ada. Buku teks bahasa adalah
salah satu jenis buku dari bermacam-macam buku yang dikembangkan dalam
pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa yang dimaksudkan termasuk pula
kesusastraan dan keterampilan. Karakteristik buku teks berbeda dengan jenis
buku yang lain. Perbedaannya:
a) Isinya, yaitu memuat perangkat materi pelajaran yang tataannya diatur
menurut prinsip-prinsip metode tertentu, seperti dari jangkauan, seleksi, dan
penyajian materi pelajaran.
b) Fungsinya, yaitu berfungsi sebagai sumber dan sekaligus srbagai sarana
penunjang proses belajar-mengajar bahasa oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan yang dikehendaki.
B. JANGKAUAN MATERI PELAJARAN
Unsur yang paling penting dari sebuah buku teks adalah isinya yang berupa
materi pelajaran. Jangkauan materi pelajaran dalam buku teks bahasa adalah
8. 8
luasnya lingkup masalah yang berhubungan dengan system dan struktur bahasa
serta pemakaian bahasa. Jangkauan materi pelajaran meliputi:
a) Jangkauan kebahasaan atau linguistik Bahasa sebagai suatu system berarti
bahwa bahasa itu mempunyai struktur sebagai suatu ketetapan kaidah.
Struktur yang membentuk system dalam pemakaiannya tidak dapat
dipisahkan. Bahasa merupakan kesatuan struktur yang bersistem. Oleh karena
itu, materi peljaran bahasa harus mencakup system dan struktur yang meliputi:
fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, semantik.
Pemakaian bahasa dalam masyarakat tentu bertolak dari system dan struktur
yang ada. Oleh karena itu, materi pelajaran bahasa harus mencakup
pemakaian bahasa dengan jangkauan materi di bidang-bidang kosa kata,
ungkapan, istilah, dan lain sebagainya.
Bahasa yang dipelajari tentu mempunyai perkembangan. Sejarah
perkembangannya tidak bisa terlupakan. Jangkauan materi pelajaran harus
mempertimbangkan sejarah bahasa, gejala baru yang tampak dalam bahasa
yang dipelajari, dan masalah-masalah interferensi bahasa pertama ke dalam
bahasa kedua.
b) Jangkauan social budayaPemakaian bahasa kedua harus sesuai dengan
konteks social budaya pada masyarakat pendukungnya. Nilai komunikasi
dalam berbahasa ditentukan oleh latar belakang social budaya pemakai
bahasa dan lingkungan hidup bahasa. Bahasa dalam kehidupannya juga
9. 9
dipengaruhi oleh beberapa system social atau kondisi social budaya pemakai
bahasa. Jangkauan materi social budaya mencakup materi pelajaran yang
berhubungan dengan bidang-bidang kehidupan manusia: agama,
kepercayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, bahasa, system
social kemasyarakatan, mata pencaharian dan system ekonomi, peralatan dan
perlengkapan hidup manusia.
c) Jangkauan psikologis atau kejiwaanPengajaran bahasa pada dasarnya
membentuk psikologi siswa secara positif. Pengajaran bahasa hendaknya
meliputi tiga aspek seperti yang dikemukakan oleh Bloom yaitu cognitive
domain, psychomotor domain, dan afeective domain. Sehubungan dengan
hal tersebut jangkauan materi pelajaran hendaknya dimaksudkan untuk
membina:
Pengetahuan tentang bahasa
Keterampilan berbahasa secara produktif maupun reseptif yang
menyangkut keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sikap mental berbahasa, seperti pembinaan rasa hormat, bangga, setia,
prihatin terhadap bahasa Indonesia.
d) Jangkauan kesusastraan
Jangkauan bahasa Indonesi melibatkan persoalan kesusastraan.
Berbeda dengan pengajaran bahasa lain di lembaga-lembaga pendidikan,
seperti pengajaran bahasa Inggris misalnya. Pengajaran bahasa Inggris lebih
10. 10
banyak menekankan pada keterampilan dan pengetahuan tentang bahasa.
Pengajaran bahasa Indonesia lain lagi persoalannya. Pengajaran lebih
kompleks. Di samping bertujuan membina pengetahuan, keterampilan dan
sikap, juga membina seni bahasa termasuk kesusastraan. Oleh sebab itu
jangkauan materi pelajaran yang berupa kesusastraan harus dilibatkan dalam
buku teks bahasa Indonesia sesuai dengan struktur, misi, aliran, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini materi pelajaran kesusastraan mencakup:
1. Bentuknya, seperti : puisi, prosa, drama, dan prosa liris.
2. Zamannya atau masanya: kesusastraan lama, kesusastraan peralihan, dan
kesusastraan baru. Isinya: epic, lirik, didaktik, dramatic.
3. Penguasaannya: teori sastra, sejarah sastra, kritik sastra, dan apresiasi
sastra.
Jangkauan materi pelajaran tentu sangat luas dalam pengajaran bahasa
Indonesia. Jangkauan yang diuraikan di atas harus dirinci lagi menjadi
bagian-bagiannya yang lebih mendalam. Jangkauan materi pelajaran inilah
yang perlu dijadikan pegangan dalam memilih materi pelajaran untuk siswa
sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikannya. Oleh karena itulah,
jangkauan materi pelajaran ini perlu diadakan pemilihan (seleksi) agar sesuai
dengan tingkat dan jenis pendidikan, perkembangan mental siswa, dan
lingkungan belajar siswa menurut prinsip-prinsip metode tertentu. Dalam
penyusunan materi pelajaran menurut prinsip-prinsip metode tertentu, ada
beberapa factor yang menentukan, misalnya:
12. 12
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan Greene dan Petty ada 10 Kriteria Cara Penilaian Buku Teks
A. Buku teks itu haruslah menarik minat
Dari bab tersebut sudah di tuliskan beberapa contoh teks yang menarik. Penulis
memaparkan wacana singkat yang berjudul Kisah Seorang Pemahat dari kisahnya
yang unik dan menarik yang menceritakan tokoh Kinta seorang pemahat yang
berhasil dan berjuang untuk mempertahankan agar hasil pahatannya memiliki
kwalitas yang baik dan mampu menarik pembeli seperti sebelumnya. Selanjutnya
pula dipaparkan pula wacana yang berjudul Wali Kota Diminta Tertibkan
Pelanggar Ketertiban Umum yang menarik untuk di baca siswa.
B. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi siswa
Dari wacana singkat yang berjudul Kisah Seorang Pemahat dari kisahnya yang
sangat menarik bagaimana perjuangan Kinta untuk mengembalikan karya
pahatannya seperti sebelumnya yang lebih baik dan berkwalitas.
C. Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa.
Dari wacana singkat yang berjudul Kisah Seorang Pemahat ada ilustrasi yang
menarik mengenai gambar seseorang yang sedang memahat. Di halaman
13. 13
selanjutnya pada wacana yang berjudul Bersama Hatta dan Sjahrir terdapat
ilustrasi gambar Muhammad Hatta. Kemudian pada penyajian materi mengenai
drama di ilustrasikan juga gambar tokoh yang sedang bermain drama. Selanjutnya
penulis memaparkan mengenai Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif disana
terdapat ilustrasi gambar mengenai paragraf induktif dan deduktif.
D. Buku teks itu seyogianyalah mempertimbangkan aspek-aspek linguistik
Penulis memaparkan materi dengan baik dan lugas, dengan bahasa yang
komunikatif sehingga mudah di pahami oleh pemakainya, yaitu siswa. Walaupun
ada beberapa istilah dalam bahasa asing yaitu Bahasa Inggris namun di paparkan
pula penjelasannya dan pemilihan istilah yang sudah biasa di ketahui oleh siswa.
Contohnya pada pemaparan mengenai teori drama ada beberapa istilah yang
digunakan seperti Reading, Casting, Blocking, Running, Gladiresik, Lighting, dan
Sound System, penulis memberikan pemahaman kepada pembacanya. Selanjutnya
ada materi mengenai menyusun ringkasan buku, terdapat langkah-langkahnya
yaitu pertama survei, question, read, recite dan review atau yang di kenal dengan
istilah tehnik SQ3R. Penulis memaparkan definisnya dan contohnya agar mudah
dipahami oleh siswa.
E. Buku teks harus berkaitan erat dengan pelajaran-pelajaran yang lain
14. 14
Dari buku teks terdapat wacana yang berjudul Bersama Hatta dan Sjahrir dari
wacana terdapat pemaparan mengenai pelajaran sejarah mengenai kisah
Muhammad Hatta dan Sjahrir. Kemudian pada wacana yang berjudul Wali Kota
Diminta Tertibkan Pelanggar Ketertiban Umum terdapat materi yang berhubungan
dengan mata pelajaran ketatanegaraan serta pengetahuan umum mengenai
ketertiban umum.
F. Buku teks dapat menstimulasi atau merangsang aktivitas pribadi para siswa
Dari bab tersebut di paparkan materi mengenai drama secara lengkap dan
diharpakan siswa dapat berminat untuk belajar dan mempraktekan drama secara
langsung. Selain itu di pojok halaman terdapat sedikit materi mengenai kisah
sastrawan kita. Disana dipaparkan mengenai kisah Putu Wijaya menarik yang
merupakan tokoh teater dan sebagai pembaharu teater Indonesia tahun 1970-an.
Dari kisahnya siswa diharapkan siswa dapat mencontoh semangat dan terstimulasi
untuk belajar lebih giat.
G. Buku teks haruslah sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-
samar.
Penulis dengan jelas memaparkan konsep-konsep materi dengan cermat dan baik,
sehingga tidak membingungkan para pemakainya. Contohnya penulis memaparkan
mengenai Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif. Dengan jelas dan bertahap
penulis memberikan definisi, konsep, contoh dan pemaparan yang tepat dan
15. 15
akurat. Kemudian penulis memberikan materi mengenai majas, penulis
memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca dengan baik dan dengan
lengkap disertai contoh-contohnya. Selanjutnya mengenai konsep meringkas buku
dengan tehnik SQ3R, dan memaparkan materi mengenai drama dengan jelas dan
lengkap.
H. Buku teks harus mempunyai sudut pandangan yang jelas
Sudut pandangan buku sudah jelas dan tegas, penulis memaparkan penjelasan
dengan baik dan akurat, sehingga para pemakainya memiliki sudat pandang sama
yang setia ddan mengacu pada satu sudut pandangan yang sama. Buku teks juga
memaparkan sudut pandangan yang tersusun rapi dan sistematis. Setelah
memberikan materi dan pemaparannya di serta contoh kemudian memberikan
pelatihan dan tugas.
J. Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak
dan orang dewasa.
Pada bab ini di bahas dengan tema kedisplinan, memberikan pemantapan pada
nilai-nilai moral. Kemudian dari cerita Kisah Seorang Pemahat siswa bisa
memetik nilai-nilai yang baik dari contoh dan panutannya. Adapula dari wacana
Wali Kota Diminta Tertibkan Pelanggar Ketertiban Umum terdapat pengajaran
mengenai nilai-nilai sosial dan pengajaran ketertiban umum. Selanjutnya pada
wacana Bersama Hatta dan Sjahrir dari wacana terdapat kisah yang mencerminkan
16. 16
kebaikan, kisah Muhammad dan Sutan Sjahrir yang cocok dan patut di tiru, dari
kehidsupannya yang sederhana dan disiplin.
K. Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa dan
pemakainya.
Buku tersebut tidak membeda-bedakan salah satu individu maupun kelompok,
buku teks tersebut menghargai perbedaan-perbedaan para pemakainya. Buku teks
tersebut sesuai dan cocok dengan para penggunanya, yaitu kalangan SMA. Dari
segi bahasa yang komunikatif dan mudah di pahami oleh siswa. Siswa dan guru
dapat dengan mudah menggunakannya sebagai buku panduan selain ada buku
tambahan atau sumber lain.
17. 17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Buku teks yang berkwalitas harus memiliki kesepuluh komponen tersebut dan juga
buku teks harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, karena pentingnya kurikulum
dalam sistem pendidikan karena kurikulum merupakan pedoman dan panduan dalam
sistem pembelajaran agar sistem pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Selanjutnya indikator yang telah di paparkan sebelumnya dalam
buku teks harus dapat terpenuhi, sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis buku tersebut telah memiliki kwalitas yang baik karena
telah memiliki kesepeluh komponen yang telah di paparkan oleh Greene dan Petty,
dilihat dari pentingnya kwalitas buku teks pada sistem pembelajaran maka perlunya
kita menganalisis buku teks apakah layak dan sesuai untuk di pakai dalam sistem
pembelajaran.