SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat
kehilangan air abnormal (Ramali & Pamoentjak, 1996). Menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah
hilangnya cairan dari semua pangkalancairan tubuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.
A. KLASIFIKASI DEHIDRASI
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi
1. Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
Gejala :
1. Muka memerah
2. Rasa sangat haus
3. Kulit kering dan pecah-pecah
4. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
5. Pusing dan lemah
6. Kram otot terutama pada kaki dan tangan
7. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
8. Sering mengantuk
9. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2. Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
Gejala:
1. Gelisah, cengeng
2. Kehausan
3. Mata cekung
4. Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke
posisi semula.
5. Tekanan darah menurun
6. Pingsan
7. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
8. Kejang
9. Perut kembung
Widya Audisti
04011381419182
Gamma
10. Gagal jantung
11. Ubun-ubun cekung
12. Denyut nadi cepat dan lemah
3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan)
Gejala:
1. Berak cair terus-menerus
2. Muntah terus-menerus
3. Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
4. Tidak bisa minum, tidak mau makan
5. Mata cekung, bibir kering dan biru
6. Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
7. Kesadaran berkurang
8. Tidak buang air kecil
9. Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
10. Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
11. Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
12. Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
13. Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
14. Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
B. Jenis – jenis dehidrasi
1. Dehidrasi Hiponatremik
(Na+
< 130 mEq/L)
Lebih banyak Natrium ketimbang air yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan air
yang diberikan
Koreksi kadar Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu memakai RL
atau NS, atau dengan memakai rumus :
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125- kadar Na serum x 0,6 x berat badan; diberikan dalam
24 jam
2. Dehidrasi Hipernatremia
(Na+
> 150 mEq/L)
Lebih banyak air ketimbang Natrium yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan
natrium yang diberikan à meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel dan menyebabkan
air bergerak keluar sel
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5%+
salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 meq perhari karena bisa⅟₂
menyebabkan edem otak.
3. Dehidrasi Hipernatremia
(Na+
> 150 mEq/L)
Lebih banyak air ketimbang Natrium yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan
natrium yang diberikan à meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel dan menyebabkan
air bergerak keluar sel
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5%+
salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 meq perhari karena bisa⅟₂
menyebabkan edem otak.
4. Dehidrasi Hipokalemia
(K+
< 3,5 mEq/L)
Penurunan kadar kalium serum dapat diakibatkan oleh distribusi ulang antara
kompartemen kalium intrasel besar dan ruang kalium ekstraseluler yang lebih kecil
Koreksi dilakukan menurut kadar K :
Jika kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan 75 mEq/kgBB peroral perhari dibagi tiga dosis.
Jika kadar K< 2,5 mEq/L, berikan secara drip intravena dengan dosis :
a. 3,5- kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama
b. 3,5- kadar K terukur x BB(kg) X 0,4+1/6x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya
C. Pemeriksaan Penunjang :
 Kadar natrium plasma darah
 Osmolaritas serum
 Ureum dan kreatinin darah
 BJ urin
 Tekanan ventra sentral (central venous pressure)
D. Hasil Laboratorium
Peningkatan hematokrit
2. Peningkatan kadar protein serum
3. Na+
Serum normal (biasanya)
4. Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1)
5. Berat jenis urine tinggi
6. Osmolalitas urine >450 meq/L
7. Na+
urine <10 meq/L (penyebab dari ekstrarenal)
8. Na+
urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal
E. Komplikasi
Akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi komplikasi karena
dehidrasi antara lain : hipokalemi, kejang, syok, gagal ginjal, sindrom delirium akut dan malnutrisi.
F. Tatalaksana
1. Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga, ASI
oralit diberikan tiap bab atau muntah dengan dosis :
a. < 1 tahun : 50-100 cc
b. 1-5 tahun : 100-200 cc
c. > 5 tahun : semaunya
2. Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
a. Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkan pemberian cairan tiap bab
b. Bisa peroral, NGT, parenteral.
3. Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairan RL atau ringer asetat 100 cc/kgBB :
a. < 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam 1 jam I, 70 cc/kgBB dalam 5 jam
b. > 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam I, 70 cc/kgBB dalam 2½ jam
ANALISI MASALAH
1. Apakah hubungan gastroentritis dengan dehidrasi ?
Dehidrasi adalah salah satu dari komplikasi Gastroentritis
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis (casual) yang tepat
sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Adapun pemeriksaan yang perlu dikerjakan
menurut Mansjoer (2000) adalah :
1. pemeriksaan feses
tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk mengetahui kuman
penyebab, tes resistensi terhadap berbagai natibiotik serta untuk mengetahui ph dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses bewarna pekat/putih kemungkinan
disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksi empedu). Feses bewarna hitam disebabkan
karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses
bewarna pucat disebabkan karena melabsorbsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses bewarna
orange atau hijau desebabkan karena infeksi susu. Feses cair dan berlendir disebabkan karena diare
yang penyebabnya bakteri. Feses seperti tepung bewarna putih desebabkan karena diare yang
penyebabnya adalah virus. Feses seperti ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah
parasit. Feses yang didalamnya terdapat unsur pus atau mukus disebabkan karena bakteri, darah jika
terjadi peradangan pada usus, terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorbsi lemak
dalam usus halus.
2. Periksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P serum pada diare
yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena
malanutrisi / malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses infalamasi kronis) peningkatan sel-sel
darah putih, pemeriksaan kada ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
3. pemeriksaan elektrolit tubuh
untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat.
4. Duodenal intubation
untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
Sumber :
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/5/jtstikesmuhgo-gdl-nurlalia-213-1-askepga-s.pdf
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/5/jtstikesmuhgo-gdl-nurlalia-213-1-askepga-s.pdf

Contenu connexe

Tendances

Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Encepal Cere
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 

Tendances (20)

Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
EKG DASAR
EKG DASAREKG DASAR
EKG DASAR
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 

Similaire à DEHIDRASI

Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Gastroenteritis Udenews
Gastroenteritis   UdenewsGastroenteritis   Udenews
Gastroenteritis UdenewsUDE-NEWS
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareYudha09
 
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...SMPK Stella Maris
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineralReza As
 
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptxPutriPrameswari8
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxnarindaika
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CYNTHIA487534
 

Similaire à DEHIDRASI (20)

Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Gastroenteritis Udenews
Gastroenteritis   UdenewsGastroenteritis   Udenews
Gastroenteritis Udenews
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Askep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diareAskep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diare
 
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineral
 
Gagal ginjal
Gagal ginjalGagal ginjal
Gagal ginjal
 
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISMEGagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
 
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
 
Makalah tanda baca
Makalah tanda bacaMakalah tanda baca
Makalah tanda baca
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 

Dernier

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Dernier (20)

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

DEHIDRASI

  • 1. DEHIDRASI Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali & Pamoentjak, 1996). Menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalancairan tubuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh. A. KLASIFIKASI DEHIDRASI Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi 1. Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan) Gejala : 1. Muka memerah 2. Rasa sangat haus 3. Kulit kering dan pecah-pecah 4. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya 5. Pusing dan lemah 6. Kram otot terutama pada kaki dan tangan 7. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya 8. Sering mengantuk 9. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang 2. Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan) Gejala: 1. Gelisah, cengeng 2. Kehausan 3. Mata cekung 4. Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula. 5. Tekanan darah menurun 6. Pingsan 7. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung 8. Kejang 9. Perut kembung Widya Audisti 04011381419182 Gamma
  • 2. 10. Gagal jantung 11. Ubun-ubun cekung 12. Denyut nadi cepat dan lemah 3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan) Gejala: 1. Berak cair terus-menerus 2. Muntah terus-menerus 3. Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk 4. Tidak bisa minum, tidak mau makan 5. Mata cekung, bibir kering dan biru 6. Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik 7. Kesadaran berkurang 8. Tidak buang air kecil 9. Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab 10. Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba 11. Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur 12. Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan 13. Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari. 14. Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi B. Jenis – jenis dehidrasi 1. Dehidrasi Hiponatremik (Na+ < 130 mEq/L) Lebih banyak Natrium ketimbang air yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan air yang diberikan Koreksi kadar Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu memakai RL atau NS, atau dengan memakai rumus : Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125- kadar Na serum x 0,6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam 2. Dehidrasi Hipernatremia
  • 3. (Na+ > 150 mEq/L) Lebih banyak air ketimbang Natrium yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan natrium yang diberikan à meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel dan menyebabkan air bergerak keluar sel Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5%+ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 meq perhari karena bisa⅟₂ menyebabkan edem otak. 3. Dehidrasi Hipernatremia (Na+ > 150 mEq/L) Lebih banyak air ketimbang Natrium yang hilang dari ruang ekstrasel, atau kelebihan natrium yang diberikan à meningkatkan osmolalitas cairan ekstrasel dan menyebabkan air bergerak keluar sel Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5%+ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 meq perhari karena bisa⅟₂ menyebabkan edem otak. 4. Dehidrasi Hipokalemia (K+ < 3,5 mEq/L) Penurunan kadar kalium serum dapat diakibatkan oleh distribusi ulang antara kompartemen kalium intrasel besar dan ruang kalium ekstraseluler yang lebih kecil Koreksi dilakukan menurut kadar K : Jika kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan 75 mEq/kgBB peroral perhari dibagi tiga dosis. Jika kadar K< 2,5 mEq/L, berikan secara drip intravena dengan dosis : a. 3,5- kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama b. 3,5- kadar K terukur x BB(kg) X 0,4+1/6x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya C. Pemeriksaan Penunjang :  Kadar natrium plasma darah  Osmolaritas serum  Ureum dan kreatinin darah  BJ urin  Tekanan ventra sentral (central venous pressure) D. Hasil Laboratorium Peningkatan hematokrit
  • 4. 2. Peningkatan kadar protein serum 3. Na+ Serum normal (biasanya) 4. Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1) 5. Berat jenis urine tinggi 6. Osmolalitas urine >450 meq/L 7. Na+ urine <10 meq/L (penyebab dari ekstrarenal) 8. Na+ urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal E. Komplikasi Akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi komplikasi karena dehidrasi antara lain : hipokalemi, kejang, syok, gagal ginjal, sindrom delirium akut dan malnutrisi. F. Tatalaksana 1. Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga, ASI oralit diberikan tiap bab atau muntah dengan dosis : a. < 1 tahun : 50-100 cc b. 1-5 tahun : 100-200 cc c. > 5 tahun : semaunya 2. Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang) a. Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkan pemberian cairan tiap bab b. Bisa peroral, NGT, parenteral. 3. Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairan RL atau ringer asetat 100 cc/kgBB : a. < 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam 1 jam I, 70 cc/kgBB dalam 5 jam b. > 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam I, 70 cc/kgBB dalam 2½ jam ANALISI MASALAH 1. Apakah hubungan gastroentritis dengan dehidrasi ? Dehidrasi adalah salah satu dari komplikasi Gastroentritis
  • 5. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis (casual) yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Adapun pemeriksaan yang perlu dikerjakan menurut Mansjoer (2000) adalah : 1. pemeriksaan feses tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai natibiotik serta untuk mengetahui ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa. Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses bewarna pekat/putih kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksi empedu). Feses bewarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses bewarna pucat disebabkan karena melabsorbsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses bewarna orange atau hijau desebabkan karena infeksi susu. Feses cair dan berlendir disebabkan karena diare yang penyebabnya bakteri. Feses seperti tepung bewarna putih desebabkan karena diare yang penyebabnya adalah virus. Feses seperti ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah parasit. Feses yang didalamnya terdapat unsur pus atau mukus disebabkan karena bakteri, darah jika terjadi peradangan pada usus, terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorbsi lemak dalam usus halus. 2. Periksaan Darah Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena malanutrisi / malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses infalamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kada ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. 3. pemeriksaan elektrolit tubuh untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat. 4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik. Sumber :