Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan Indikator Kinerja Pembangunan membahas cara menyusun model logik dan memilih indikator kinerja untuk mengevaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan. Dokumen ini menjelaskan konsep model logik, manfaatnya untuk evaluasi, dan cara menentukan indikator kinerja dari tingkat dampak hingga input dengan mempertimbangkan tujuan, output, dan hasil yang diharapkan dari kebij
1. Teknik Penyusunan Model Logik
dan Pemilahan Indikator Kinerja Pembangunan
Randy R. Wrihatnolo
Jakarta, 8 Desember 2009
2. I. Latar Belakang (1)
Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan Indikator Kinerja
Pembangunan merupakan suatu metode yang menerapkan:
(1) Konsep, cara, dan manfaat evaluasi.
(2) Menguraikan cara mengukur capaian kebijakan, program dan
kegiatan pokok, melalui pembentukan indikator kinerja
Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan perlu dilakukan dalam suatu proses
yang berkesinambungan, diawali dengan kesepakatan menentukan indikator kinerja pada masing-
masing tahapan/level penyusunan.
(3) Penentuan indikator kinerja dimulai dari impact, outcome, output,
hingga input Kesepakatan harus sejak awal ditetapkan sesuai tahapan atau level dan
tingkat penyusunan rencana. Sebelum kesepakatan diperoleh, perlu dilakukan formulasi rumusan
permasalahan dahulu. Kemudian disusun strategi, prioritas, dan fokus pembangunan, sebagai
upaya dan solusi untuk memecahkan permasalahan. Dengan demikian, penentuan permasalahan
merupakan proses awal sebelum menentukan indikator impact/dampak. Kemudian secara
berurutan ditentukan indikator lainnya, hingga akhirnya tersusun kegiatan pokok, dan secara
teorotis, sekaligus dapat diperkirakan dan diperhitungkan besar alokasi anggaran atau input yang
diperlukan.
2
3. I. Latar Belakang (2)
Pertimbangan: Indonesia selama ini belum pernah melakukan
suatu upaya evaluasi kinerja pembangunan yang terstruktur dan
berkelanjutan (continue), apalagi dilakukan per sektor.
Untuk itu perlu:
(1) Memahami apakah draft rencana pembangunan (contoh: RPJMN
2010-2014) telah disusun sesuai Model Logik.
(2) Menguji kesesuaian hubungan antar-level indikator;
(3) Menguji kesesuaian hubungan antar-indikator dalam level
sepadan;
(4) Menguji keterandalan indikator sebagai instrument evaluasi
kinerja pembangunan sektoral; dan
(5) Memberikan masukan apabila keberadaan indikator yang
digunakan ternyata tidak sesuai dan tidak andal.
3
4. II. Tujuan
Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan Indikator Kinerja
Pembangunan dapat bermanfaat untuk:
(1) Menguji kualitas indikator pembangunan;
(2) Menguji kesesuaian hubungan antar-level indikator;
(3) Menguji kesesuaian hubungan antar-indikator dalam level
sepadan;
(4) Menguji keterandalan indikator sebagai instrument evaluasi
kinerja pembangunan sektoral; dan
(5) Memberikan masukan apabila keberadaan indikator yang
digunakan ternyata tidak sesuai dan tidak andal.
4
5. III. Output Yang Diharapkan
Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan Indikator Kinerja
Pembangunan memberikan output :
• Memahami keterkaitan antar-level indikator.
• Memahami logika konsep rencana
pembangunan yang disusun (logis atau
tidak).
5
6. IV.1. Sekilas Tentang Konsep Logic Model
Dari perspektif Perencanaan, Model Logik merupakan sebuah
kerangka kerja dan proses perencanaan untuk menjembatani gap
antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan. Model logik
memberikan struktur pemahaman terhadap situasi yang
mengarahkan pada kebutuhan inisiasi, hasil akhir yang diharapkan
dan bagaimana investasi dikaitkan dengan aktivitas orang-orang
yang ditargetkan dengan maksud untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Dari perspektif Manajemen Program, Model Logik menggambarkan
hubungan antara sumber daya (input), aktivitas (kegiatan), dan
outcome. Model logik berperan sebagai dasar untuk membangun
rencana manajemen yang lebih detail. Dalam kurun waktu
implementasi, model logik digunakan untuk menjelaskan, merunut
dan memonitor operasi, proses dan fungsi.
6
7. IV.1. Sekilas Tentang Konsep Logic Model
Model logik dapat berupa rangkaian atau mata rantai
pernyataan “jika-maka” yang menunjukan hubungan
antara:
(i) sumber daya,
(ii) proses/kegiatan,
(iii) output (barang dan jasa),
(iv) immediate dan intermediate outcomes,
(v) impacts,
(vi) identified needs/keadaan yang dikehendaki, yang
merupakan “negasi/kebalikan” dari permasalahan yang
diidentifikasi pada pangkal rantai.
Dalam kaitan dengan evaluasi program, Program Logik membantu
mengidentifikasi pertanyaan yang berguna tentang ketepatan
(appropriateness), efektivitas, dan efisiensi sebuah program.
7
8. IV.2. Sekilas Tentang SOP Indikator
Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan
Indikator Kinerja Pembangunan:
• Membahas Konsep, cara, dan manfaat evaluasi.
• Menguraikan cara mengukur pencapaian kebijakan,
program dan kegiatan pokok, melalui pembentukan
indikator kinerja.
• Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan perlu dilakukan dalam suatu proses yang
berkesinambungan, diawali dengan kesepakatan
menentukan indikator kinerja pada masing-masing
tahapan/level penyusunan.
8
9. IV.2. Sekilas Tentang SOP Indikator
Penentuan indikator kinerja dimulai dari impact,
outcome, output, hingga input.
Kesepakatan harus sejak awal ditetapkan sesuai tahapan
atau level dan tingkat penyusunan rencana. Sebelum
kesepakatan diperoleh, perlu dilakukan formulasi
rumusan permasalahan dahulu.
Kemudian disusun strategi, prioritas, dan fokus
pembangunan, sebagai upaya dan solusi untuk
memecahkan permasalahan.
Penentuan permasalahan merupakan proses awal
sebelum menentukan indikator impact/dampak.
Kemudian secara berurutan ditentukan indikator lainnya,
hingga akhirnya tersusun kegiatan pokok, dan secara
teorotis, sekaligus dapat diperkirakan dan diperhitungkan
besar alokasi anggaran atau input yang diperlukan.
9
10. IV.2. Sekilas Tentang SOP Indikator
Teknik Penyusunan Model Logik dan Pemilahan Indikator Kinerja
Pembangunan digunakan untuk:
Menguji konten dan konteks dokumen rencana pembangunan
seperti RPJMN 2004-2009.
Berdasarkan pengalaman mengenali dan memahami kaitan,
benang merah, dan alur kebijakan, program dan kegiatan serta
sasaran RPJMN 2004-2009 dan RKP 2005 hingga 2008 ternyata
tidak mudah.
Akibatnya, mencermati dan menyimpulkan perkembangan dan apa
yang telah terjadi dalam kemajuan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan nasional selama beberapa tahun
terakhir juga tidak mudah dilakukan.
10
11. IV.3. Sekilas Tentang Pedoman Penyusunan RPJMN 2010-2014
Pedoman Penyusunan RPJMN 2010-2014 menggariskan bahwa:
Secara substansi, RPJMN 2010-2014 harus mengacu pada
arahan RPJPN 2005-2025 dan berisi arah kebijakan dan strategi
pembangunan, pengarusutamaan pembangunan, dan kerangka
ekonomi makro.
RPJMN 2010-2014 terditi atas tiga buku yang saling terkait,
dimana:
(i) Buku I memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas
yang bersifat Nasional;
(ii) Buku II memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Priorotas
yang bersifat Bidang; dan
(iii) Buku III berisi rencana pengembangan wilayah pulau dan
keterkaitan Nasional-Regional, yakni melihat strategi kebijakan
pembangunan Bidang/K-L dalam mendukung pencapaian prioritas
nasional di wilayah.
11
12. IV.3. Sekilas Tentang Pedoman Penyusunan RPJMN 2010-2014
Buku I RPJMN berisi: (i) Kondisi Umum yang mencakup pencapaian
pembangunan serta permasalahan dan sasaran pembangunan
nasional; (ii) Arahan RPJPN 2005-2025; (iii) Kerangka Ekonomi
Makro; (iv) Kebijakan pembangunan nasional strategi dan kebijakan
pembangunan nasional, strategi pembangunan kewilayahan, dan
pengarusutamaan pembangunan. Lampiran Buku I berupa Matriks
Rencana Tindak Prioritas Nasional dan Matriks Indikator Kinerja
Pengarusutamaan Pembangunan.
Buku II RPJMN berisi: (i) Kondisi Umum, (ii) Permasalahan &
Sasaran Pembangunan Bidang, dan (iii) Arah Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Bidang. Buku II dilengkapi dengan dua macam matriks,
yakni: Matriks Rencana Tindak Bidang, yang diletakkan pada setiap
bidang (bab); dan Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka
Menengah Per-K/L, yang diletakkan pada bagian akhir buku.
12
13. V. Cara Applicability Experiment
Pertama,
pahamilah aplikasi
model logik
sebagaimana
konsep di atas
pada contoh
aplikasi model
logik pada Tabel
1. Sebagai contoh
adalah aplikasi
Model Logik untuk
“Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat”.
13
14. V. Cara Applicability Experiment
Kedua, bacalah
redaksi/narasi draft
Buku II RPJMN 2010-
2014. Cermati narasi
mana yang kira-kira
dapat menjelaskan
Needs, Inputs,
Activities, Outputs,
Immediate
Outcomes, Buku II
Intermediate
Outcomes, dan
Impacts/ Ultimate
Outcomes
(bandingkan dengan
Buku I).
14
15. V. Cara Applicability Experiment
Ketiga, translasikan pernyataan/redaksi/narasi dalam Buku II per
Bidang sebagaimana yang dimuat dalam Tabel 2 (Fokus Prioritas
Bidang A, Buku II) menjadi Tabel 3 (Matriks Struktur Kebijakan,
Kriteria keberhasilan, dan Indikator RPJMN Nasional).
15
16. Tips !! Piramida Model Logik
Tabel Matriks Pejabaran PN
Buku I Buku II
Tema Prioritas
2 Prioritas Nasional (PN) Tabel 2.1 (Matriks
Prioritas Bidang (PB) Rencana Tindak PN) PN PB
3 Fokus Prioritas Nasional (FPN) Tabel 2.2 (Heading Fok Prio/Keg Prio
Fokus Prioritas Bidang (FPB)/Program Tabel 2.3 (Heading Program/Kegiatan
Tabel 2.2 (Kolom 3)
4 Output Tabel 2.3 (Kolom 3)
5 Kegiatan Tabel Matriks Pejabaran PN Tabel 2.2 (Kolom 2)
Kolom “Substansi Inti” Tabel 2.3 (Kolom 2)
6 Input Tabel Matriks Pejabaran PN Tabel 2.2 (Kolom 8)
(Rp) Kolom “Pagu” Tabel 2.3 (Kolom 8)
Buku II Subbab “Permasalahan,
1 Identifikasi Masalah Tantangan dan
(Needs) Sasaran Pembangunan Bidang”
16
17. Tabel Matriks
Pejabaran PN
Tema Prioritas
Tabel Matriks Tabel Matriks
Pejabaran PN Pejabaran PN
Kolom Kolom “Pagu”
“Substansi Inti”
Buku I
17
18. Buku II
Buku II Subbab
“Permasalahan,
Tantangan dan
Sasaran Pembangunan
Bidang”
18
21. V. Cara Applicability Experiment Ketiga, berikan
keterangan pada
indikator yang
dipergunakan
dalam setiap level
indikatornya. Catat
atau beri tanda
apabila terdapat
pencatuman
indikator dalam
satu level yang
tidak sesuai.
Lihat
penjelasana dalam
Bagan 3.
21
22. V. Cara Applicability Experiment
Bagaimanakah caranya?
Biarkan indikator yang ada seperti sedia kala.
• Catat atau beri tanda apabila terdapat pencatuman indikator yang tidak andal.
• Keandalan indikator adalah apabila indikator pada level sebelumnya mampu
mempengaruhi indikator pada level berikutnya. Misal: semua indikator output
(Indikator kegiatan) mempengaruhi pencapaian indikator outcome (ndikator
program atau focus prioritas).
• Contoh indikator yang tidak andal: Fokus Prioritas “Meningkatnya Kualitas
Nelayan” (dengan indikatornya: Pendapatan Nelayan per Tahun) dipengaruhi
oleh kegiatan-kegiatan (1) Kegiatan Pembagian Senjata Kepada Nelayan
(dengan indikatornya: jumlah nelayan yang mempunyai AK 47); (2) Kegiatan
Penyediaan Modal Kerja Nelayan (dengan indikatornya: jumlah nelayan yang
memperoleh modal kerja berbunga rendah); dan (3) Kegiatan Penyuluhan
Penangkapan Ikan (dengan indikatornya: jumlah nelayan yang paham cara
menangkap ikan). Dalam contoh ini, indikator yang tidak andal adalah? (jawab:
“jumlah nelayan yang mempunyai AK 47”).
• Lihat Bagan 3. Contoh Penelusuran Kesahihan dan Keandalan Indikator.
22
23. V. Cara Applicability Experiment
Bagan 3. Contoh Penelusuran Kesahihan dan Keandalan Indikator
23
24. V. Cara Applicability Experiment
Definisi dan pemahaman sederhana tentang kesahihan dan
keandalan indikator:
24
25. Keempat, buat Daftar
Variabel (atau
Indikator?) Per Sektor
dalam beberapa
Program. Dalam
penyusunan Daftar
Variabel ini sangat
diperlukan pencatatan
kualitas indikator
outcome atau
outputnya. Contoh:
lihat Daftar Variabel
Sektor Kesehatan
berikut.
25