SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



                        PENGENDALIAN TUNGAU PURU SECARA KIMIAWI DAN NABATI




                                                            S.W. Indiati
                                       Peneliti Hama dan Penyakit, Balitkabi Malang
                                Jln. Raya Kendalpayak KM 08, PO. BOX 66 Malang, 65101




                                                             ABSTRAK
Eriophyes gastrotrichus adalah salah satu hama tungau yang menyebabkan gejala puru pada tanaman ubi jalar.
Serangan hama tungau puru pada tanaman ubij alar sekarang telah menyebar di beberapa daerah baik di Jawa Timur
maupun Jawa Tengah. Oleh sebab itu teknik pengendalian hama tungau puru pada ubi jalar perlu dikaji. Penelitian
lapang dilakukan di KP. Kendalpayak pada musim kemarau 2011, disusun menggunakan rancangan strip plot diulang
tiga kali. Faktor vertikal terdiri dari : stek bebas puru dan stek berpuru.; sedang faktor horizontal adalah :
pengendalian kimiawi (celup stek + semprot), nabati (celup stek + semprot), dan tanpa pengendalian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menanam stek ubi jalar yang mengandung “puru” berpeluang sebagai sumber penyebaran
“tungau-puru” ketanaman sekitarnya. Jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi oleh macam stek. Stek bebas puru
menghasilkan jumlah umbi dan bobot umbi lebih tinggi dari pada stek berpuru. Kombinasi perlakuan stek bebas puru
ditambah aplikasi dikofol 2 ml/l memberikan bobot umbi tertinggi (15,55 t/ha).

Kata kunci : Pengendalian, tungau-puru, ubi jalar


                                                             ABSTRACT
Eriophyes gastrotrichus is a species of mite that causes gall symptoms in sweet potato. Now, this pest has spread in
some areas both in East Java and Central Java. Field research has been done in the Kendalpayak research station in the
dry season 2011, prepared by using strip plot design repeated three times. Vertical factor consists of: cuttings without
gall and cuttings with gall; whereas horizontal factors are: synthetic insecticide (dip cuttings + spray), botanical
insecticide (dip cuttings + spray), without control. Results showed that cuttings of sweet potato with the "gall"
potentially to be a source of spread of "gall-mite" to the surrounding plants. Number of tubers and tuber weight is
influenced by the sweet potato’s cuttings. Gall-free cuttings produce the number of tubers and tuber weight higher
than cuttings with gall. Combination treatment of gall-free cuttings + dicofol 2 ml /l produced the highest tuber
weight (15.55 t / ha).

Key words: Control, gall-mite, sweet potato




                                                           PENDAHULUAN
         Eriophyes gastrotrichus adalah salah satu hama tungau yang menyebabkan gejala puru pada tanaman ubi
jalar. Menurut Amalin dan Vasques (1993) tungau tersebut termasuk Klas : Arachnida, ordo : Acarina, famili :
Eriophyiidae. Tanaman ubi jalar yang terserang tungau puru pada umumnya mempunyai tampilan yang kurang
menarik, karena hampir semua helai daun, tangkai daun, maupun sulur dipadati dengan puru (Indiati dkk. 2008).
Serangan hama tungau puru pada tanaman ubi jalar sekarang telah menyebar di beberapa daerah baik di Jawa Timur
maupun Jawa Tengah. Gejala serangan dicirikan dengan terbentuknya puru (gall) pada daun, tangkai daun, dan
batang. Pada serangan yang parah, puru bisa saling tumpang tindih sehingga membentuk segerombol puru dengan

                                                                48
S.W. Indiati : Pengendalian Tungau Puru Secara Kimiawi Dan Nabati



tiga sampai empat puncak. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa hampir semua klon atau varietas ubi
jalar yang ditanam dapat terserang tungau puru hanya keparahannya yang berbeda (Indiati, 2011).

                                                  BAHAN DAN METODE
          Penelitian lapang dilakukan di KP. Kendalpayak pada MK 2011. penelitian disusun dengan rancangan strip
plot yang diulang tiga kali. Faktor vertikal terdiri dari : stek bebas puru dan stek berpuru.; sedang faktor horizontal
adalah : pengendalian kimiawi (celup stek + semprot), nabati (celup stek + semprot), tanpa pengendalian. Stek ubi
jalar Varietas unggul baru ditanam dalam petak ukuran 12m x 8m pada guludan 40-60 cm, dengan jarak tanam dalam
baris 20-30 cm. Jarak antar guludan 80-100 cm. Tanaman dipupuk dengan 200 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha,
1/3 dosis Urea dan KCl + seluruh SP36 diberikan pada saat tanam, sedangkan 2/3 Urea dan KCl diberikan pada saat
tanaman berumur 1,5 bulan. Aplikasi perlakuan dilakukan pada saat tanam dengan pencelupan stek selama lima
menit kedalam larutan akarisida dan bahan nabati uji. Aplikasi perlakuan dilanjutkan setiap minggu dengan metode
semprot dengan konsentrasi rekomendasi sampai gejala puru menghilang.
Pengamatan dilakukan terhadap :
1. Kepadatan puru pada daun, tangkai daun dan batang/sulur yang diamati dari 5 tanaman sample yang diambil
   secara acak pada saat panen.
2. Persentase daun yang terserang puru diamati dari 5 tanaman sample yang diambil secara acak pada saat panen,
   dihitung dengan rumus :

     I = d/D x 100 %

     I = persentase daun terserang
     d = jumlah daun terserang
     D = jumlah daun total
3.   Hasil panen tanaman yang meliputi pengamatan jumlah dan bobot umbi pada semua petak.

                                               HASIL DAN PEMBAHASAN
        Hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya tanaman sumber berpeluang sebagai sumber penyebaran
hama puru ketanaman sekitarnya. Ames et.al. (1996) melaporkan bahwa adanya tanaman sumber akan mempercepat
penyebaran serangan tungau puru ke tanaman inang yang lain. Kant dan Arya (1971) menyatakan bahwa serangan
tungau dari genus Eriophyidae ditandai dengan terbentuknya puru (gall) pada daun, tangkai, maupun buah.

          Tabel 1. Pengaruh jenis stek dan cara pengendalian terhadap persentase daun terserang puru, jumlah puru
                    pada daun, batang dan tangkai daun. KP. Kendalpayak. MK 2011
          Perlakuan                        Daun terserang        Jml puru pd       Jml puru pd          Jml puru pd
                                              puru (%)              daun             batang               tangkai
          Jenis stek
             a. Bebas puru                        90                1305              87 a                  180
             b. Berpuru                           92                1767              118 b                 231
             BNT 5%                               ns                 ns                                      ns
          Cara pengendalian
             1. Dikofol 2 ml/l                  87 a                1564                87                  207
             2. SBM 50 g/l                      92 a                1522               106                  192
             3. Tanpa pengendalian              95 b                1522               115                  217
             BNT 5%                                                  ns                 ns                   ns
          Kombinasi perlakuan
          a + Dikofol 2 ml/l                      83                 878                75                  176
          a + SBM 50 g/l                          96                1738                98                  178
          a + Tanpa pengendalian                  91                1300                88                  185
          b + Dikofol 2 ml/l                      90                2250                98                  239
          b + SBM 50 g/l                          93                1306               114                  206
          b + Tanpa pengendalian                  94                1744               142                  248
              BNT 5%                              ns                  ns                ns                   ns
              KK (%)                             5,04               32,5               27,6                  25

                                                            49
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



          Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa puru yang terbentuk di daun, batang dan tangkai daun pada perlakuan
stek berpuru jumlahnya lebih tinggi daripada stek bebas puru. Namun secara statistik jumlah daun terserang puru,
jumlah puru pada daun dan jumlah puru pada tangkai tidak dipengaruhi oleh jenis stek. Sedang jumlah puru pada
batang sangat dipengaruhi oleh jenis stek, stek berpuru akan mempercepat pertambahan puru pada batang, yaitu
sebanyak 118 puru pada batang yang berasal dari stek yang berpuru dibanding 87 puru dari stek yang berasal dari stek
yang bebas puru. Ditinjau dari cara pengendalian, aplikasi dikofol 2ml/l dan serbuk biji mimba (SBM) 50 g/l
berpengaruh nyata terhadap penurunan jumlah daun terserang puru bila dibanding tanpa pengendalian. Sedang
jumlah puru pada daun, tangkai dan batang kurang dipengaruhi oleh cara pengendalian. Jenis stek dan cara
pengendalian tidak menunjukkan interaksi terhadap jumlah daun terserang puru, jumlah puru pada daun, batang dan
tangkai. Hafez dan Maksoud (1984) melaporkan bahwa pada tanaman bawang putih tungau dapat dikendalikan
dengan akarisida dengan bahan aktif chlordimeform, oxythioquinox dan propargit, serta insektisida dengan bahan
aktif diazinon, carbaril dan endosulfat.
           Hasil pengamatan hasil dan komponen hasil menunjukkan bahwa jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi
oleh interaksi antara jenis stek dan macam pengendalian, stek bebas puru memberikan jumlah umbi dan bobot umbi
lebih tinggi dan berbeda nyata dengan stek berpuru (Tabel 2).

                  Tabel 2. Pengaruh jenis stek dan cara pengendalian terhadap jumlah umbi dan bobot
                           umbi. KP. Kendalpayak. MK 2011
                    Perlakuan                              Jumlah umbi        Bobot umbi (t/ha)
                    Jenis stek
                         a.Bebas puru                           808 a             14,597 a
                         b. berpuru                             653 b             12,515 b
                      BNT 5%                                     125                1,02
                    Cara pengendalian
                      1. Dikofol 2 ml/l                         732                14,639
                      2. SBM 50 g/l                             741                13,001
                      3. Tanpa pengendalian                     719                13,027
                      BNT 5%                                     ns                  ns
                    Kombinasi perlakuan
                         a + Dikofol 2 ml/l                773 ab               15,55 a
                         a + SBM 50 g/l                    890 a                15,30 ab
                         a + Tanpa pengendalian            761 ab               13,12 bc
                         b + Dikofol 2 ml/l                690 bc               13,73 abc
                         b + SBM 50 g/l                    593 c                10,70 d
                         b + Tanpa pengendalian            677 bc               12,94 cd
                       BNT 5%                                 135                   2,35
                       KK (%)                                 10,2                  9,55

         Jumlah umbi yang dihasilkan jauh lebih tinggi mencapai 808 dari stek tanpa puru, sedang dari stek berpuru
hanya menghasilkan 653 umbi. Selanjutnya dari stek bebas puru dapat menghasilkan bobot umbi 14,597 t/ha, sedang
stek berpuru hanya menghasilkan 12,515 t/ha umbi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan
stek berpuru akan berakibat terhadap penurunan jumlah umbi dan bobot umbi. Menurut Amalin dan Vasques (1993),
tungau puru jarang mengakibatkan kerusakan berat, disamping itu dilaporkan juga bahwa adanya serangan tidak
berpengaruh terhadap hasil. Akan tetapi pada tanaman gulma, serangan tungau yang parah mengakibatkan tanaman
gulma tidak berbunga (Rosenthal 1984; Craemer 1993)




                                                           50
S.W. Indiati : Pengendalian Tungau Puru Secara Kimiawi Dan Nabati




                                           20

                                                  a              ab
                                           16
                                                      abc
                                                                                 bc cd




                       Bobot umbi (t/ha)
                                           12                         d


                                            8


                                            4


                                            0
                                                dicofol 2 ml/l   SBM 50 g/l     Tnp semprot

                                                      stek bebas puru      stek berpuru


                  Gambar 1. Pengaruh kombinasi perlakuan jenis stek dan cara
                            pengendalian terhadap bobot umbi. KP. Kendalpayak.
                            MK 2011

          Dari sisi cara pengendalian, apliksi dikofol 2ml/l dan SBM 50 g/l secara mingguan tidak
berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah umbi dan bobot umbi. Berdasarkan analisis sidik
ragam antara jenis stek dan cara pengendalian terdapat interaksi yang nyata, dan kombinasi
perlakuan jenis stek bebas puru dengan aplikasi dikofol 2 ml/l memberikan bobot umbi tertinggi
(15,55 t/ha), namun tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan stek bebas puru dengan
aplikasi SBM 50 g/l, dan kombinasi perlakuan stek berpuru dengan aplikasi dikofol 2 ml/l (Gambar 1).
Beberapa pakar melaporkan bahwa terdapat korelasi negatif antara infestasi tungau puru dengan
berat kering batang, akar dan daun serta pembentukan bunga ( Jeppson et al. 1975; Lindquist et al.
1996).

                                                                 KESIMPULAN
         Sumber tanaman berpuru berpeluang sebagai sumber penyebaran tungau puru ketanaman
sekitarnya. Perolehan jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi oleh jenis stek, stek bebas puru
memberikan jumlah umbi dan bobot umbi lebih tinggi dan berbeda nyata dengan stek berpuru.
Jumlah umbi yang dari stek tanpa puru dihasilkan 808 umbi dan bobot umbi sebesar 14,597 t/ha,
sedang dari stek berpuru hanya menghasilkan 653 umbi dan bobot umbi 12,515 t/ha. Apliksi dikofol
2ml/l dan SBM 50 g/l secara mingguan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah umbi
dan bobot umbi.

                                                                   PUSTAKA
Amalin, D.M. and Vasquez, E. A. 1993. A handbook on Philippine sweetpotato pests and their natural
        enemies. International Potato Center (CIP), Los Baños, Philippines. 82 p.
Ames, T., Smit, N.E.J.M., Braun, A.R., O’Sullivan, J.N., and Skoglund, L.G. 1996. Sweetpotato: Major
        pests diseases, and nutritional disorders. International Potato Center (CIP). Lima, Perú. 152 p.
Craemer, C. 1993. Eriophyidae (Acari) as potential control agents of South African eeds, with
       descriptions of a new species of Tegonotus Nalepa. M.Sc. thesis, Rand Afrikaans University,
       Johannesburg, South Africa
Hafez, S.M. and Maksoud, M.A., 1984. Control of Eriophyes tupipae K. attacking garlic (Acari:
        Eriophyidae). I. Chemical control. Egypt. J. Hort., 11 : 93-97.
Kant, U. and Arya, H.C. 1971. Anatomy of gall on Salvadora percicae L. induced by Eriophyes marcellia.
         37 : 47-57.


                                                                          51
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



Rosenthal, S.S. and Platts, B.E. 1990. Host specificity of Aceria (Eriophyes) malherbae (Acari:
        Eriophyidae), a biological control agent for weed, Convolvulus arvensis (Convolvulaceae).
        Entomophaga 35 459–463.
Masomoto, M. 2000. National Institute of Agro-Environmental Siences. Tsukuba, Japan.
Indiati, S.W. 2008. Tungau puru (Eriophyiidae), hama baru pada tanaman ubijalar di Indonesia.
          Peningkatan produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan :
          Prosiding Seminar Balitkabi, 8 September 2006. ISBN: 978 979 115909 8. hal: 416-422
Indiati, S.W. dan M. Yusuf. 2011. Evaluasi ketahanan klon-klon harapan ubijalar terhadap hama
          tungau puru (Eriophyes gastrotrichus). Prosiding Seminar PEI Cabang Bandung, Bandung, Juni
          2011.
Evert E. Lindquist, M. W. Sabelis, Jan Bruin. 1996. Eriophyoid mites: their biology, natural enemies,
         and control. Google Books Result. books.google.co.id/books?isbn=0444886281. Science. 790
         pages.
L. R. Jeppson, Hartford H. Keifer, Edward William Baker. 1975. Mites injurious to economic plants.
         Google Books Result. books.google.co.id/books?isbn=0520023811....Science. 614 pages.




                                                           52

Contenu connexe

En vedette (9)

6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
MATERI LENGKAP BAHASA INGGRIS PEMINATAN KELAS X SEMESTER 1
MATERI LENGKAP BAHASA INGGRIS PEMINATAN KELAS X SEMESTER 1MATERI LENGKAP BAHASA INGGRIS PEMINATAN KELAS X SEMESTER 1
MATERI LENGKAP BAHASA INGGRIS PEMINATAN KELAS X SEMESTER 1
 

Similaire à 10 indiati - pengendalian tungau puru

Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
Abd Wahid
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
Operator Warnet Vast Raha
 
Aplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
Aplikasi Insektsida SatekpurnomofpunilaAplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
Aplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
sabrina
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
xie_yeuw_jack
 

Similaire à 10 indiati - pengendalian tungau puru (11)

Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASKimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Aplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
Aplikasi Insektsida SatekpurnomofpunilaAplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
Aplikasi Insektsida Satekpurnomofpunila
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 

Plus de xie_yeuw_jack

10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
xie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
xie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
xie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
xie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
xie_yeuw_jack
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
xie_yeuw_jack
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
xie_yeuw_jack
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
xie_yeuw_jack
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
xie_yeuw_jack
 
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
xie_yeuw_jack
 

Plus de xie_yeuw_jack (20)

3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
11 sampul belakang
11 sampul belakang11 sampul belakang
11 sampul belakang
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
 
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
 

10 indiati - pengendalian tungau puru

  • 1. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 PENGENDALIAN TUNGAU PURU SECARA KIMIAWI DAN NABATI S.W. Indiati Peneliti Hama dan Penyakit, Balitkabi Malang Jln. Raya Kendalpayak KM 08, PO. BOX 66 Malang, 65101 ABSTRAK Eriophyes gastrotrichus adalah salah satu hama tungau yang menyebabkan gejala puru pada tanaman ubi jalar. Serangan hama tungau puru pada tanaman ubij alar sekarang telah menyebar di beberapa daerah baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Oleh sebab itu teknik pengendalian hama tungau puru pada ubi jalar perlu dikaji. Penelitian lapang dilakukan di KP. Kendalpayak pada musim kemarau 2011, disusun menggunakan rancangan strip plot diulang tiga kali. Faktor vertikal terdiri dari : stek bebas puru dan stek berpuru.; sedang faktor horizontal adalah : pengendalian kimiawi (celup stek + semprot), nabati (celup stek + semprot), dan tanpa pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menanam stek ubi jalar yang mengandung “puru” berpeluang sebagai sumber penyebaran “tungau-puru” ketanaman sekitarnya. Jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi oleh macam stek. Stek bebas puru menghasilkan jumlah umbi dan bobot umbi lebih tinggi dari pada stek berpuru. Kombinasi perlakuan stek bebas puru ditambah aplikasi dikofol 2 ml/l memberikan bobot umbi tertinggi (15,55 t/ha). Kata kunci : Pengendalian, tungau-puru, ubi jalar ABSTRACT Eriophyes gastrotrichus is a species of mite that causes gall symptoms in sweet potato. Now, this pest has spread in some areas both in East Java and Central Java. Field research has been done in the Kendalpayak research station in the dry season 2011, prepared by using strip plot design repeated three times. Vertical factor consists of: cuttings without gall and cuttings with gall; whereas horizontal factors are: synthetic insecticide (dip cuttings + spray), botanical insecticide (dip cuttings + spray), without control. Results showed that cuttings of sweet potato with the "gall" potentially to be a source of spread of "gall-mite" to the surrounding plants. Number of tubers and tuber weight is influenced by the sweet potato’s cuttings. Gall-free cuttings produce the number of tubers and tuber weight higher than cuttings with gall. Combination treatment of gall-free cuttings + dicofol 2 ml /l produced the highest tuber weight (15.55 t / ha). Key words: Control, gall-mite, sweet potato PENDAHULUAN Eriophyes gastrotrichus adalah salah satu hama tungau yang menyebabkan gejala puru pada tanaman ubi jalar. Menurut Amalin dan Vasques (1993) tungau tersebut termasuk Klas : Arachnida, ordo : Acarina, famili : Eriophyiidae. Tanaman ubi jalar yang terserang tungau puru pada umumnya mempunyai tampilan yang kurang menarik, karena hampir semua helai daun, tangkai daun, maupun sulur dipadati dengan puru (Indiati dkk. 2008). Serangan hama tungau puru pada tanaman ubi jalar sekarang telah menyebar di beberapa daerah baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Gejala serangan dicirikan dengan terbentuknya puru (gall) pada daun, tangkai daun, dan batang. Pada serangan yang parah, puru bisa saling tumpang tindih sehingga membentuk segerombol puru dengan 48
  • 2. S.W. Indiati : Pengendalian Tungau Puru Secara Kimiawi Dan Nabati tiga sampai empat puncak. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa hampir semua klon atau varietas ubi jalar yang ditanam dapat terserang tungau puru hanya keparahannya yang berbeda (Indiati, 2011). BAHAN DAN METODE Penelitian lapang dilakukan di KP. Kendalpayak pada MK 2011. penelitian disusun dengan rancangan strip plot yang diulang tiga kali. Faktor vertikal terdiri dari : stek bebas puru dan stek berpuru.; sedang faktor horizontal adalah : pengendalian kimiawi (celup stek + semprot), nabati (celup stek + semprot), tanpa pengendalian. Stek ubi jalar Varietas unggul baru ditanam dalam petak ukuran 12m x 8m pada guludan 40-60 cm, dengan jarak tanam dalam baris 20-30 cm. Jarak antar guludan 80-100 cm. Tanaman dipupuk dengan 200 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha, 1/3 dosis Urea dan KCl + seluruh SP36 diberikan pada saat tanam, sedangkan 2/3 Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan. Aplikasi perlakuan dilakukan pada saat tanam dengan pencelupan stek selama lima menit kedalam larutan akarisida dan bahan nabati uji. Aplikasi perlakuan dilanjutkan setiap minggu dengan metode semprot dengan konsentrasi rekomendasi sampai gejala puru menghilang. Pengamatan dilakukan terhadap : 1. Kepadatan puru pada daun, tangkai daun dan batang/sulur yang diamati dari 5 tanaman sample yang diambil secara acak pada saat panen. 2. Persentase daun yang terserang puru diamati dari 5 tanaman sample yang diambil secara acak pada saat panen, dihitung dengan rumus : I = d/D x 100 % I = persentase daun terserang d = jumlah daun terserang D = jumlah daun total 3. Hasil panen tanaman yang meliputi pengamatan jumlah dan bobot umbi pada semua petak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya tanaman sumber berpeluang sebagai sumber penyebaran hama puru ketanaman sekitarnya. Ames et.al. (1996) melaporkan bahwa adanya tanaman sumber akan mempercepat penyebaran serangan tungau puru ke tanaman inang yang lain. Kant dan Arya (1971) menyatakan bahwa serangan tungau dari genus Eriophyidae ditandai dengan terbentuknya puru (gall) pada daun, tangkai, maupun buah. Tabel 1. Pengaruh jenis stek dan cara pengendalian terhadap persentase daun terserang puru, jumlah puru pada daun, batang dan tangkai daun. KP. Kendalpayak. MK 2011 Perlakuan Daun terserang Jml puru pd Jml puru pd Jml puru pd puru (%) daun batang tangkai Jenis stek a. Bebas puru 90 1305 87 a 180 b. Berpuru 92 1767 118 b 231 BNT 5% ns ns ns Cara pengendalian 1. Dikofol 2 ml/l 87 a 1564 87 207 2. SBM 50 g/l 92 a 1522 106 192 3. Tanpa pengendalian 95 b 1522 115 217 BNT 5% ns ns ns Kombinasi perlakuan a + Dikofol 2 ml/l 83 878 75 176 a + SBM 50 g/l 96 1738 98 178 a + Tanpa pengendalian 91 1300 88 185 b + Dikofol 2 ml/l 90 2250 98 239 b + SBM 50 g/l 93 1306 114 206 b + Tanpa pengendalian 94 1744 142 248 BNT 5% ns ns ns ns KK (%) 5,04 32,5 27,6 25 49
  • 3. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa puru yang terbentuk di daun, batang dan tangkai daun pada perlakuan stek berpuru jumlahnya lebih tinggi daripada stek bebas puru. Namun secara statistik jumlah daun terserang puru, jumlah puru pada daun dan jumlah puru pada tangkai tidak dipengaruhi oleh jenis stek. Sedang jumlah puru pada batang sangat dipengaruhi oleh jenis stek, stek berpuru akan mempercepat pertambahan puru pada batang, yaitu sebanyak 118 puru pada batang yang berasal dari stek yang berpuru dibanding 87 puru dari stek yang berasal dari stek yang bebas puru. Ditinjau dari cara pengendalian, aplikasi dikofol 2ml/l dan serbuk biji mimba (SBM) 50 g/l berpengaruh nyata terhadap penurunan jumlah daun terserang puru bila dibanding tanpa pengendalian. Sedang jumlah puru pada daun, tangkai dan batang kurang dipengaruhi oleh cara pengendalian. Jenis stek dan cara pengendalian tidak menunjukkan interaksi terhadap jumlah daun terserang puru, jumlah puru pada daun, batang dan tangkai. Hafez dan Maksoud (1984) melaporkan bahwa pada tanaman bawang putih tungau dapat dikendalikan dengan akarisida dengan bahan aktif chlordimeform, oxythioquinox dan propargit, serta insektisida dengan bahan aktif diazinon, carbaril dan endosulfat. Hasil pengamatan hasil dan komponen hasil menunjukkan bahwa jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi oleh interaksi antara jenis stek dan macam pengendalian, stek bebas puru memberikan jumlah umbi dan bobot umbi lebih tinggi dan berbeda nyata dengan stek berpuru (Tabel 2). Tabel 2. Pengaruh jenis stek dan cara pengendalian terhadap jumlah umbi dan bobot umbi. KP. Kendalpayak. MK 2011 Perlakuan Jumlah umbi Bobot umbi (t/ha) Jenis stek a.Bebas puru 808 a 14,597 a b. berpuru 653 b 12,515 b BNT 5% 125 1,02 Cara pengendalian 1. Dikofol 2 ml/l 732 14,639 2. SBM 50 g/l 741 13,001 3. Tanpa pengendalian 719 13,027 BNT 5% ns ns Kombinasi perlakuan a + Dikofol 2 ml/l 773 ab 15,55 a a + SBM 50 g/l 890 a 15,30 ab a + Tanpa pengendalian 761 ab 13,12 bc b + Dikofol 2 ml/l 690 bc 13,73 abc b + SBM 50 g/l 593 c 10,70 d b + Tanpa pengendalian 677 bc 12,94 cd BNT 5% 135 2,35 KK (%) 10,2 9,55 Jumlah umbi yang dihasilkan jauh lebih tinggi mencapai 808 dari stek tanpa puru, sedang dari stek berpuru hanya menghasilkan 653 umbi. Selanjutnya dari stek bebas puru dapat menghasilkan bobot umbi 14,597 t/ha, sedang stek berpuru hanya menghasilkan 12,515 t/ha umbi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan stek berpuru akan berakibat terhadap penurunan jumlah umbi dan bobot umbi. Menurut Amalin dan Vasques (1993), tungau puru jarang mengakibatkan kerusakan berat, disamping itu dilaporkan juga bahwa adanya serangan tidak berpengaruh terhadap hasil. Akan tetapi pada tanaman gulma, serangan tungau yang parah mengakibatkan tanaman gulma tidak berbunga (Rosenthal 1984; Craemer 1993) 50
  • 4. S.W. Indiati : Pengendalian Tungau Puru Secara Kimiawi Dan Nabati 20 a ab 16 abc bc cd Bobot umbi (t/ha) 12 d 8 4 0 dicofol 2 ml/l SBM 50 g/l Tnp semprot stek bebas puru stek berpuru Gambar 1. Pengaruh kombinasi perlakuan jenis stek dan cara pengendalian terhadap bobot umbi. KP. Kendalpayak. MK 2011 Dari sisi cara pengendalian, apliksi dikofol 2ml/l dan SBM 50 g/l secara mingguan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah umbi dan bobot umbi. Berdasarkan analisis sidik ragam antara jenis stek dan cara pengendalian terdapat interaksi yang nyata, dan kombinasi perlakuan jenis stek bebas puru dengan aplikasi dikofol 2 ml/l memberikan bobot umbi tertinggi (15,55 t/ha), namun tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan stek bebas puru dengan aplikasi SBM 50 g/l, dan kombinasi perlakuan stek berpuru dengan aplikasi dikofol 2 ml/l (Gambar 1). Beberapa pakar melaporkan bahwa terdapat korelasi negatif antara infestasi tungau puru dengan berat kering batang, akar dan daun serta pembentukan bunga ( Jeppson et al. 1975; Lindquist et al. 1996). KESIMPULAN Sumber tanaman berpuru berpeluang sebagai sumber penyebaran tungau puru ketanaman sekitarnya. Perolehan jumlah umbi dan bobot umbi dipengaruhi oleh jenis stek, stek bebas puru memberikan jumlah umbi dan bobot umbi lebih tinggi dan berbeda nyata dengan stek berpuru. Jumlah umbi yang dari stek tanpa puru dihasilkan 808 umbi dan bobot umbi sebesar 14,597 t/ha, sedang dari stek berpuru hanya menghasilkan 653 umbi dan bobot umbi 12,515 t/ha. Apliksi dikofol 2ml/l dan SBM 50 g/l secara mingguan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah umbi dan bobot umbi. PUSTAKA Amalin, D.M. and Vasquez, E. A. 1993. A handbook on Philippine sweetpotato pests and their natural enemies. International Potato Center (CIP), Los Baños, Philippines. 82 p. Ames, T., Smit, N.E.J.M., Braun, A.R., O’Sullivan, J.N., and Skoglund, L.G. 1996. Sweetpotato: Major pests diseases, and nutritional disorders. International Potato Center (CIP). Lima, Perú. 152 p. Craemer, C. 1993. Eriophyidae (Acari) as potential control agents of South African eeds, with descriptions of a new species of Tegonotus Nalepa. M.Sc. thesis, Rand Afrikaans University, Johannesburg, South Africa Hafez, S.M. and Maksoud, M.A., 1984. Control of Eriophyes tupipae K. attacking garlic (Acari: Eriophyidae). I. Chemical control. Egypt. J. Hort., 11 : 93-97. Kant, U. and Arya, H.C. 1971. Anatomy of gall on Salvadora percicae L. induced by Eriophyes marcellia. 37 : 47-57. 51
  • 5. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 Rosenthal, S.S. and Platts, B.E. 1990. Host specificity of Aceria (Eriophyes) malherbae (Acari: Eriophyidae), a biological control agent for weed, Convolvulus arvensis (Convolvulaceae). Entomophaga 35 459–463. Masomoto, M. 2000. National Institute of Agro-Environmental Siences. Tsukuba, Japan. Indiati, S.W. 2008. Tungau puru (Eriophyiidae), hama baru pada tanaman ubijalar di Indonesia. Peningkatan produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan : Prosiding Seminar Balitkabi, 8 September 2006. ISBN: 978 979 115909 8. hal: 416-422 Indiati, S.W. dan M. Yusuf. 2011. Evaluasi ketahanan klon-klon harapan ubijalar terhadap hama tungau puru (Eriophyes gastrotrichus). Prosiding Seminar PEI Cabang Bandung, Bandung, Juni 2011. Evert E. Lindquist, M. W. Sabelis, Jan Bruin. 1996. Eriophyoid mites: their biology, natural enemies, and control. Google Books Result. books.google.co.id/books?isbn=0444886281. Science. 790 pages. L. R. Jeppson, Hartford H. Keifer, Edward William Baker. 1975. Mites injurious to economic plants. Google Books Result. books.google.co.id/books?isbn=0520023811....Science. 614 pages. 52