SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara
untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan
dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).
Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan;
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan
kekuatan egonya;
Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi
dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Prinsip-prinsip komunikasi adalah:
Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik.
Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik.
Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
Kerahasiaan klien harus dijaga.
Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
Implementasi intervensi berdasarkan teori.
Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan
memberi nasihat.
Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional.
Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika
perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
Teknik Komunikasi Terapeutik
Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:
Mendengar aktif; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain
yang menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001)
Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien.
Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal
Penerimaan: Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah
laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan.
Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.
Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti
perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang disampaikan oleh klien
belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
Fokusing; Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga
percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001).
Observasi; Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan
tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa
sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.
Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon
lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi,
mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart &
Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan
klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan
informasi.
Diam (memelihara ketenangan); Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses
informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat
pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat
dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga
diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk
menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan
orang lain merasa cemas.
Assertive: Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001.
Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi
kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit,
Nurjanah, 2001.
Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi penghargan merupakan
tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah,
2001.
Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon
bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz
& Videbeck cit, Nurjanah, 2001
Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik
yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai
dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak
res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001.
Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu
dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat
dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik
bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien.
Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien
mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001
Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan
atau perbedaan
Restating (mengulang) Restating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart
& Sundeen, Cit Nurjanah, 2001.
Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau
kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak
menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah
Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam
Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak
menilai
Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini
digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil.
Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain.
Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun
klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan.
Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran.
Encouraging evaluation (mendukung evaluasi): Perawat membantu klien mempertimbangkan orang
dan kejadian kedalam nilai dirinya
Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan);
mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan .

Membantu klien untuk

Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak
menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan
perubahan melalui kolaborasi.
Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan):
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yang akan
datang.
Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan
batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari
dirinya.
Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar secara umum untuk menentukan
arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa
topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini
menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal
dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan
asuhan keperawatan .
Tahap-tahap Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik yang terjadi antara perawat dan klien harus melalui empat tahap meliputi fase prainteraksi, orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Agar komunikasi terapeutik antara perawat dan klien
dapat berjalan sesuai harapan, diperlukan strategi yang harus dilakukan oleh perawat pada saat melakukan
komunikasi terpeutik dengan kliennya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi pada setiap tahapan
komunikasi terapeutik sesuai dengan pemicu 1 yaitu antara perawat A dan Ny. S yang merupakan klien
post-operasi.
a. Fase pra-interaksi
Fase pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien.
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan
bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin
dirasakan oleh perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
b. Fase orientasi
Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase yang dilakukan perawat pada saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan klien. Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan.
Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan
keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
Strategi yang dapat dilakukan perawat A dalam tahapan ini adalah:
a) Membina rasa saling percaya dengan menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka terhadap Ny.S
dengan tidak membebani diri dengan sikap Ny.S yang melakukan penolakan diawal pertemuan.
b) Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersama-sama dengan klien
dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama. Perawat A dapat
menanyakan kepada keluarga Ny.S mengenai topik pembicaraan yang mungkin akan menarik bagi Ny.S.
c) Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya
dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka. Ketika Ny.S diam saja atau
memalingkan muka, perawat A bisa menanyakan apakah Ny.S merasakan sakit dan apa yang membuat
Ny.S merasa tidak nyaman.
c. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,1998). Fase kerja
merupakan inti dari hubungan perawat dan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada fase kerja ini perawat perlu
meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang
dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain
untuk mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara
pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan
faktor fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada,
meningkatkan komunikasi klien dan mengurangi ketergantungan klien pada perawat, dan
mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.
Tugas perawat pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat.
Perawat juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping
yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku adaptif. Strategi yang dapat
dilakukan perawat A terhadap Ny.S ialah mengatasi penolakan perilaku adaptif Ny.S dengan cara
menciptakan suasana komunikasi yang nyaman bagi Ny.S dengan cara:
a) Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan posisi ini perawat menyatakan kesiapannya (”saya siap untuk
anda”).
d) Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural. Dengan posisi mata sejajar perawat menunjukkan
kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
e) Bersikap tenang. Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara dan menggunakan
gerakan/bahasa tubuh yang natural.
Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat
dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan
kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh
klien. Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga
mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari
penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
d. Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi
sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu
yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir
dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer
dan McDonald (1996) menyatakan bahwa meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah
didiskusikan merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
b) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan
perawat. Perawat A bisa langsung menanyakan perasaan Ny. S dalam setiap akhir pertemuan dengannya.
c) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak lanjut yang disepakati harus
relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya.
Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.
Sikap perawat dalam komunikasi
Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan klien. Perawat tidak
cukup mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang sangat penting adalah sikap dan
penampilan komunikasi.
Kehadiran fisik, menurut Evans (1975, dikutip dalam Kozier dan E.B, 1993 : 372) mengidentifikasi 4
sikap dan cara utnuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
1. Berhadapan : arti dari posisi ini yaitu "saya siap utnuk anda"
2. Mempertahankan kontak mata : berarti mengahargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau mendengar sesuatu
4. Tetap rileks : dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam merespon klien.
Sedangkan kehadiran psikologis dapat dbagi dalam dua dimensi yaitu dimensi tindakan dan dimensi
respon (Truax, Carkhfoff dan Benerson, dikutip dalam Stuart dan Sundeen, 1987 : 126)
1. Dimensi Respon
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit. Dimensi respon
sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi
terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan.
a) Keikhlasan
Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan berperan aktif dalam
hubungan dengan klien
b) Menghargai
Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien yang menangis, minta maaf atas
hal yang tidak disukai klien.
c) Empati
Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien dan kemudian
mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah tersebut
d) Konkrit
perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu, mempertahankan
respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan yang akurat dan mendorong klien
memikirkan masalah yang spesifik.
2. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis, dan bermain
peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)
a) Konrontasi
KOnfrontasi adalah perasaa perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk
meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi
sangat diperlukan klien yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.
b) Kesegeraan
Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera
c) Keterbukaan perawat
Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien. Tukar pengalaman inim
memberi keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberikan sokongan.
d) "Emosional Catharsis"
Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu dirinya. Perawat
harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam
mengekspresika perasaannya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada
pada situasi klien. Jika klien menyadari bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasan menerima dan
aman maka klien akan memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya.
e) Bermain Peran
Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna untuk meningkatkan kesadaran
dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari pandangan orang lain. Bermain peran
menjembatani antara pikirandan perilaku serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada
lingkungan yang nyaman.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK NON-TEKNIK
1. 1. Giving reassurance Memberikan jaminan
2. 2. Rejecting Menolak
3. 3. Giving approval or disapproval Memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan
4. 4. Agreeing or disagreeing Setuju atau tidak setuju
5. 5. Giving advice Memberikan saran
6. 6. Probing Probing
7. 7. Interpreting Interpreting

Contenu connexe

Tendances

Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatJoni Iswanto
 
Konsep Proses Keperawatan
Konsep Proses KeperawatanKonsep Proses Keperawatan
Konsep Proses Keperawatanpjj_kemenkes
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravenaADHP
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanyounkOyounk
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Api isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaApi isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaMaulia Hindun
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikCahya
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 
Ppt 2 komunikasi keperawatan
Ppt 2 komunikasi keperawatanPpt 2 komunikasi keperawatan
Ppt 2 komunikasi keperawatanmateripptgc
 

Tendances (20)

Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawat
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Konsep Proses Keperawatan
Konsep Proses KeperawatanKonsep Proses Keperawatan
Konsep Proses Keperawatan
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
Model konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingaleModel konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingale
 
Api isolasi sosial ida
Api isolasi sosial idaApi isolasi sosial ida
Api isolasi sosial ida
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Ppt 2 komunikasi keperawatan
Ppt 2 komunikasi keperawatanPpt 2 komunikasi keperawatan
Ppt 2 komunikasi keperawatan
 
Konflik Management Keperawatan
Konflik Management KeperawatanKonflik Management Keperawatan
Konflik Management Keperawatan
 

Similaire à Komunikasi terapeutik2

komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikDadyHidayah
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Amalia Senja
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptSuharnoUsman1
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptRani267816
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 
Komunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatKomunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatBayuBayuAriatama
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaSulai Sulaiman
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptxyogiwijanarko1
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputikPebri Adi
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Uwes Chaeruman
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfMarwahzahrah
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptxraihanhidayat10
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetikyopie21
 
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi InterpersonalKomunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonalaulia rahmah
 

Similaire à Komunikasi terapeutik2 (20)

komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.ppt
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.ppt
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatKomunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawat
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
 
Kom kep pp
Kom kep ppKom kep pp
Kom kep pp
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputik
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetik
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi InterpersonalKomunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
 

Plus de Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Komunikasi terapeutik2

  • 1. Komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995). Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah: Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan; Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya; Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri. Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994). Prinsip-prinsip komunikasi adalah: Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari. Kerahasiaan klien harus dijaga. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman. Implementasi intervensi berdasarkan teori. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien. Teknik Komunikasi Terapeutik Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:
  • 2. Mendengar aktif; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001) Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal Penerimaan: Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien. Fokusing; Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi; Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi. Diam (memelihara ketenangan); Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain merasa cemas. Assertive: Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001. Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.
  • 3. Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001 Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001 Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001 Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan Restating (mengulang) Restating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen, Cit Nurjanah, 2001. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain. Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi): Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
  • 4. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan . Membantu klien untuk Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan): Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yang akan datang. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya. Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi. Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien. Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan . Tahap-tahap Komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik yang terjadi antara perawat dan klien harus melalui empat tahap meliputi fase prainteraksi, orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Agar komunikasi terapeutik antara perawat dan klien dapat berjalan sesuai harapan, diperlukan strategi yang harus dilakukan oleh perawat pada saat melakukan komunikasi terpeutik dengan kliennya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi pada setiap tahapan komunikasi terapeutik sesuai dengan pemicu 1 yaitu antara perawat A dan Ny. S yang merupakan klien post-operasi. a. Fase pra-interaksi Fase pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien. Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien. b. Fase orientasi Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase yang dilakukan perawat pada saat pertama kali bertemu atau kontak dengan klien. Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan.
  • 5. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998). Strategi yang dapat dilakukan perawat A dalam tahapan ini adalah: a) Membina rasa saling percaya dengan menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka terhadap Ny.S dengan tidak membebani diri dengan sikap Ny.S yang melakukan penolakan diawal pertemuan. b) Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama. Perawat A dapat menanyakan kepada keluarga Ny.S mengenai topik pembicaraan yang mungkin akan menarik bagi Ny.S. c) Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka. Ketika Ny.S diam saja atau memalingkan muka, perawat A bisa menanyakan apakah Ny.S merasakan sakit dan apa yang membuat Ny.S merasa tidak nyaman. c. Fase kerja Fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,1998). Fase kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada fase kerja ini perawat perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan komunikasi klien dan mengurangi ketergantungan klien pada perawat, dan mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada. Tugas perawat pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat. Perawat juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku adaptif. Strategi yang dapat dilakukan perawat A terhadap Ny.S ialah mengatasi penolakan perilaku adaptif Ny.S dengan cara menciptakan suasana komunikasi yang nyaman bagi Ny.S dengan cara: a) Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan posisi ini perawat menyatakan kesiapannya (”saya siap untuk anda”). d) Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural. Dengan posisi mata sejajar perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi. e) Bersikap tenang. Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yang natural. Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh
  • 6. klien. Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. d. Fase terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan. Tugas perawat dalam tahap ini adalah: a) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan bahwa meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini. b) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat. Perawat A bisa langsung menanyakan perasaan Ny. S dalam setiap akhir pertemuan dengannya. c) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya. Sikap perawat dalam komunikasi Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan klien. Perawat tidak cukup mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang sangat penting adalah sikap dan penampilan komunikasi. Kehadiran fisik, menurut Evans (1975, dikutip dalam Kozier dan E.B, 1993 : 372) mengidentifikasi 4 sikap dan cara utnuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu : 1. Berhadapan : arti dari posisi ini yaitu "saya siap utnuk anda" 2. Mempertahankan kontak mata : berarti mengahargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. 3. Membungkuk ke arah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau mendengar sesuatu 4. Tetap rileks : dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam merespon klien. Sedangkan kehadiran psikologis dapat dbagi dalam dua dimensi yaitu dimensi tindakan dan dimensi respon (Truax, Carkhfoff dan Benerson, dikutip dalam Stuart dan Sundeen, 1987 : 126)
  • 7. 1. Dimensi Respon Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit. Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan. a) Keikhlasan Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan berperan aktif dalam hubungan dengan klien b) Menghargai Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien yang menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien. c) Empati Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah tersebut d) Konkrit perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu, mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan yang akurat dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik. 2. Dimensi Tindakan Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis, dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131) a) Konrontasi KOnfrontasi adalah perasaa perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya. b) Kesegeraan Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera c) Keterbukaan perawat Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien. Tukar pengalaman inim memberi keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberikan sokongan. d) "Emosional Catharsis"
  • 8. Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu dirinya. Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam mengekspresika perasaannya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien. Jika klien menyadari bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasan menerima dan aman maka klien akan memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya. e) Bermain Peran Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikirandan perilaku serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman. KOMUNIKASI TERAPEUTIK NON-TEKNIK 1. 1. Giving reassurance Memberikan jaminan 2. 2. Rejecting Menolak 3. 3. Giving approval or disapproval Memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan 4. 4. Agreeing or disagreeing Setuju atau tidak setuju 5. 5. Giving advice Memberikan saran 6. 6. Probing Probing 7. 7. Interpreting Interpreting