3. A. Latar Belakang
Ginjal: mempertahankan komposisi kimia semua cairan tubuh
↓
Kegagalan: uremia atau penyakit ginjal stadium akhir
↓
Di Amerika Serikat → gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun→estimasi tahun 2010 jumlahnya
lebih dari 650 ribu
↓
Di Indonesia, tahun 2005 penderita Gagal ginjal tahap akhir (askeskin sangat jauh dari standar ideal)
↓
US NCHS 2007 → menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab kematian terbanyak
↓
K/DOQI tahun 2001→34-49% status gizi kurang
↓
Beberapa laporan: KEP sampai dengan 40% atau lebih
↓
Penelitian yang dilakukan oleh Susetyowati 2001
↓
Berat Badan normal orang dewasa dapat dipantau dengan salah satu indikator antropometri, yaitu
Indeks Massa Tubuh (IMT), sedangan LLA (Lingkar Lengan Atas) khususnya untuk pasien hemodialisis
belum banyak dilakukan
↓
Perlu diketahui komsumsi energi dan protein serta status gizi pasien hemodialisis
4. B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsumsi
energi dan protein serta
status gizi pasien
hemodialisis di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen?
6. D. Manfaat
• Memperoleh informasi dan dapat memberikan
masukan kepada pihak Rumah Sakit untuk
mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
• Memperoleh pengalaman dalam melakukan
studi pustaka, mengembangkan daya pikir,
dan penalaran serta melaksanakan kegiatan
penelitian di lapangan yang sangat berguna
sebagai bekal untuk melaksanakan tugas di
kemudian hari.
7. Pola konsumsi Pasien dengan Terapi Diet
Hemodialisis
Pola konsumsi
Konsumsi energi Konsumsi protein
(kuantitas dan kualitas)
Antropometri: Laboratorium:
IMTdan LLA/U albumin
Status Gizi
8. Definisi Operasional
Variabel
• Pasien dengan hemodialisis
• Pola konsumsi
• Konsumsi energi
• Konsumsi protein
• IMT (Indeks Massa Tubuh)
• LLA/U (Lingkar Lengan Atas menurut
umur)
• Kadar serum albumin
• Status Gizi
13. Penilaian Status Gizi Pasien
Hemodialisis
Pengertian Status Gizi
Cara pengukuran status gizi
– Antropometri
• Indeks Massa Tubuh (IMT)
• Lingkar Lengan Atas
– Biokimia
– Klinis
– Survei Konsumsi Makanan
15. • Desain Penelitian
• rancangan penelitian
• Desain
• Tempat dan Waktu
• Tempat
• Waktu
16. • Instrumen Pengumpulan Data
• Populasi dan Subyek Penelitian
– Populasi
– Kriteria Subyek
• Inklusi
• Eksklusi
– Jumlah Subyek Penelitian
17. Jenis dan Cara
Pengumpulan Data
Data Gambaran umum Responden
Data Pola konsumsi
Data Perhitungan Kebutuhan Energi dan
Protein
Data Perhitungan Tingkat Konsumi Energi
dan Protein.
Data Status Gizi
• Data Status Gizi berdasarkan pengukuran
Lingkar Lengan Atas
• Data Status Gizi berdasarkan IMT
• Data Status Gizi berdasarkan Kadar BUN,
18. Pengolahan
dan Analisis Data
Data tentang Gambaran Umum
Responden
Data Pola konsumsi
Data Tingkat Konsumsi Energi dan
Protein
Data Status Gizi
•Data Status Gizi Berdasarkan LLA/U
•Data Status Gizi Berdasarkan IMT
•Data Status Gizi Berdasarkan Serum Albumin
20. Gambaran Umum Responden
Usia Penyakit
JK Pendidikan Keluhan
ode (tahun) Penyerta ekerjaan ama HD
A Laki- 29 Hipertensi, Sarjana S1 Konsultan 1 tahun Mual, muntah
laki Tipes, DHF, Pendidikan
maagh
B Laki- 58 Hipertensi, SD Petani 1 tahun Batuk, sesak
laki maagh, kencing
batu
Hipertensi, Post SD Petani 7 bulan
Laki- 4 Operasi batu
laki ginjal
D 67 Hipertensi, DM, SD 1 bulan Kedinginan
aki- kencing batu uruh harian
laki lepas
E 31 SMA - 9 bulan -
aki- ipertensi, Post
laki Operasi
21. Pola konsumsi
• Pola Konsumsi Makanan Pokok
• Pola Konsumsi Lauk Hewani
• Pola Konsumsi Lauk Nabati
• Pola Konsumsi Sayur dan Buah
• Pola Konsumsi Minuman/Jajanan
22. Tabel 10. Tingkat Konsumsi
Energi
Tingkat
Kebutuhan BBI
Kode Konsumsi
Energi Responden Keterangan
Responden Energi
(Kalori) (Kg)
(Kalori/BB)
A 2146 61,3 17 Keseimbangan negatif
B 1890 54 20 Keseimbangan negatif
C 1796 51,3 17 Keseimbangan negatif
D 1701 48,6 18 Keseimbangan negatif
E 2146 61,3 24 Keseimbangan negatif
23. Tabel 11. Tingkat Konsumsi
Protein
Tingkat
Kebutuhan BBI
Kode Konsumsi
Protein Responden Keterangan
Responden Protein
(g) (Kg)
(g/KgBB)
A 74 61,3 0,64 Keseimbangan negatif
B 65 54 0,49 Keseimbangan negatif
C 62 51,3 0,44 Keseimbangan negatif
D 58 48,6 0,85 Keseimbangan negatif
E 74 61,3 0,67 Keseimbangan negatif
25. Data Status Gizi
Berdasarkan LLA/U
LLA yang
% Deviasi Dari
diukur Status Gizi
ode Standar
(cm)
A 21 65,8 Buruk
B 23,5 74 Kurang
C 25 77,6 Kurang
D 23,5 74 Kurang
E 27 84,6 Kurang
26. Data Status Gizi
Berdasarkan IMT
Kode BB (Kg) TB (cm) IMT(kg/m2) Status Gizi
A 44 165 16 underweight grade II
B 53 154,5 22,3 Acceptable
C 50 151,5 21,9 Acceptable
D 44 147 20,9 Acceptable
E 59 165 17,87 underweigt grade I
27. Data Status Gizi Berdasarkan
Serum Albumin
Kode Kadar Albumin Klassifikasi
Responden Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
A 3, 55 3,53
B 3,25 3,48 ormal ormal
alnutrisi tingkat alnutrisi tingkat
ringan ringan
C 3,62 3,93
D 3,13 3,23 ormal ormal
alnutrisi tingkat alnutrisi tingkat
ringan ringan
E 3,91 4,21
ormal ormal
29. Kesimpulan
• Penelitian dilaksanakan terhadap 5
responden
• Pola konsumsi responden berbeda-beda..
• Kebutuhan energi responden berbeda-
beda antara 1500 – 2000 Kalori perhari
• Rata-rata konsumsi energi responden
dibawah standar
30. Kesimpulan
• Kebutuhan protein responden berbeda-
beda antara 50 – 70 gram perhari
• Rata-rata konsumsi protein responden
dibawah standar
• Status Gizi berdasarkan LLA/U adalah 1
responden dengan status gizi buruk,
sedangkan keempat responden lainnya
dengan status gizi kurang
31. Kesimpulan
• Status Gizi berdasarkan IMT adalah 1
responden dengan kategori IMT
underweight grade I, 1 responden dengan
kategori underweight grade II, dan ketiga
responden lainnya acceptable (normal)
• Status Gizi berdasarkan kadar albumin
adalah 2 responden dengan kategori
malnutrisi ringan, sedangkan ketiga
responden lainnya dengan kategori
albumin normal.
32. Saran
• Bagi rumah sakit : evaluasi dan monitoring
pemeriksaan laboratorium 3 bulan sekali.
• Bagi Pasien : pasien hendaknya lebih
mengutamakan konsumsi lauk hewani
dan menghindari lauk nabati, konsumsi
buah dan sayuran pasien lebih
ditingkatkan untuk memperoleh sumber
vitamin dan mineral kecuali buah dan
sayuran yang kandungan fosfat, kalium,
dan natrium yang tinggi.