SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  206
Télécharger pour lire hors ligne
v
vi
Kata Sambutan      iii
Sekilas Isi Buku   v




                         ii
ii
Bab1 1
                                                                              Pengukuran,
                                                                              Besaran, dan
                                                                                   Satuan
                                              Sumber: CD Image




Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukuran-
nya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu.



    Seberapa besarkah massa tubuh Anda, 40 kg, 60 kg, atau 80 kg? Bagaimana                   A. Sistem
Anda dapat mengetahui massa Anda tersebut? Anda dapat mengetahui                                 Pengukuran
massa Anda tersebut dengan cara mengukur massa tubuh Anda dengan                              B. Angka Penting
menggunakan timbangan badan. Timbangan badan atau neraca adalah alat
                                                                                              C. Besaran dan
yang dapat digunakan untuk mengukur massa suatu benda.
    Dalam kehidupan sehari-hari, selain neraca, banyak sekali alat ukur                          Satuan
yang dapat membantu Anda untuk mengetahui besaran yang Anda ukur.
Ketika ingin mengukur tinggi badan Anda, mistar atau meteran pita dapat
Anda gunakan. Ketika suhu tubuh Anda panas, Anda dapat menggunakan
termometer untuk mengetahui seberapa panas suhu tubuh Anda.
Demikian pula, ketika Anda ingin mengetahui berapa lama suatu peristiwa
berlangsung, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Selain itu
Anda pun dapat mengukur diameter sebuah benda dengan menggunakan
jangka sorong atau mikrometer sekrup. Sebenarnya, masih banyak alat
ukur lainnya yang dapat Anda temukan. Dapatkah Anda menyebutkan
dan menggunakannya? Supaya Anda lebih memahami cara mengukur
besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu, pelajarilah bab ini
dengan saksama.




                                                                                                                 1
Soal      Pramateri              A Sistem Pengukuran
1.   Sebutkanlah 4 alat ukur
     yang Anda ketahui dan                 Amatilah tinggi badan teman Anda, apakah terlihat lebih tinggi atau
     jelaskan kegunaannya.            lebih pendek daripada badan Anda? Anda dapat mengetahui jawabannya
2.   Sebutkan jenis-jenis
     besaran yang Anda ketahui.       dengan membandingkan tinggi badan Anda dengan teman Anda. Akan
3.   Bagaimanakah cara                tetapi, Anda akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara tepat
     penulisan hasil suatu            seberapa besar perbedaan tinggi yang ada pada Anda dan teman Anda.
     pengukuran?
                                      Dalam menentukan besarnya perbedaan ini, Anda tentunya membutuhkan
                                      alat bantu yang dapat memberikan solusinya dengan tepat.
                                           Dalam kasus ini, secara tidak langsung Anda telah melakukan suatu
                                      proses pengukuran. Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
                                      yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut mengukur. Alat
                                      bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Berikut ini akan
                                      dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur,
                                      antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer
                                      sekrup), alat ukur massa, dan alat ukur waktu.

                                      1. Alat Ukur
                                           Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan
                                      alat ukur untuk membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk
                                      mengukur panjang suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong,
                                      atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa suatu benda dapat
                                      menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu, Anda
                                      dapat menggunakan jam atau stopwatch. Dapatkah Anda menyebutkan alat
                                      ukur lainnya selain alat ukur tersebut?
                                           Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang
                                      akurat perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
                                      proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi
                                      lingkungan, dan orang yang melakukan pengukuran.

                                      a. Mistar Ukur
                                           Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala
                                      ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah
                                      sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala
                                      terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter, seperti yang terlihat pada
                                      Gambar 1.1. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama
                                      terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai
                                        1
                                          cm = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian
                                       10
              Sumber: bioc.rice.edu   pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai skala
                                      terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala sentimeter (cm),
                 Gambar 1.1           terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur. Tahukah Anda mengenai skala
         Skala pada mistar ukur.      tersebut? Kapankah skala tersebut digunakan?

                                      b. Jangka Sorong
                                           Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki
                                      skala nonius? Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat
                                      menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar,
                                      serta kedalaman suatu benda yang akan diukur.
                                           Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala
                                      utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur
                                      garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur garis tengah




 2     Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah
benda. Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan
untuk mengukur diameter bagian luar sebuah benda.

                 rahang pengatur garis tengah dalam


                                                                                         Gambar 1.2
                                                                                         Alat ukur jangka sorong dengan
                                                            Sumber: CD Image             bagian-bagiannya.
                                            skala utama
                    skala nonius                                   pengukur kedalaman


         rahang pengatur garis tengah luar


     Coba Anda ukur panjang sebuah benda dengan menggunakan alat ukur
ini. Ketika Anda menggunakan jangka sorong, Anda akan menemukan nilai
                                                                                         Kata Kunci
                                                                                          •   Besaran Fisika
skala terkecil pada alat ukur tersebut. Tahukah Anda apakah nilai skala                   •   Jangka sorong
terkecil itu? Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan                 •   Ketidakpastian pengukuran
antara satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka             •   Mikrometer ulir
                                                                                          •   Mistar ukur
sorong pada Gambar 1.2, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari                 •   Nilai skala terkecil
                                     1 mm                                                 •   Sistem pengukuran
jangka sorong tersebut adalah             = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka          •   Skala nonius
                                       20
sorong ini adalah setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara            •   Skala utama

matematis, diperoleh
                                     1
                              Δx =     × 0,05 mm = 0,025 mm
                                     2
b. Mikrometer Ulir (Sekrup)
    Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam
beberapa bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung
luar, roda bergerigi, kunci poros, dan bingkai (Gambar 1.3). Skala utama dan
nonius terdapat dalam selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.
                                   selubung
         landasan                  dalam (skala   selubung luar
         poros        poros        utama)         (skala nonius)
                                                                        roda bergigi




                                                           Sumber: CD image              Gambar 1.3
                                       kunci poros                                       Alat ukur mikrometer sekrup
                                                                                         dengan bagian-bagiannya.

                                        bingkai



    Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian
skala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika
Anda memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan
diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius
         0, 5
adalah        mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian
          50
                                       1
mikrometer ulir (sekrup) adalah Δx = × 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
                                       2



                                                                                  Pengukuran, Besaran, dan Satuan      3
Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter benda, begitu
                                 pula dengan mikrometer sekrup. Menurut Anda, dari kedua alat ukur
                                 tersebut, manakah yang memiliki nilai keakuratan yang tinggi?

                                 c. Stopwatch
                                     Pernahkah Anda mengukur,berapa lama Anda berlari? Menggunakan
                                 apakah Anda mengukurnya? Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu.
                                 Salah satu contohnya adalah stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur
                                 waktu yang memiliki skala utama (detik) dan skala terkecil (milidetik). Pada
                                 skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai satu skala terkecil
                                 yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian atau
                                                                                                    1
    Sumber: www.catsquared.com   ketidakpastian ( Δx ) dari alat ukur stopwatch analog adalah Δx =     × 0,1 detik
                                                                                                    2
              Gambar 1.4         = 0,05 detik. Selain stopwatch analog, terdapat juga stopwatch digital. Menurut
    Pengukuran menggunakan       Anda samakah pengukuran stopwatch analog dengan stopwatch digital?
     stopwatch analog dalam
           mengukur waktu.       Manakah yang lebih akurat?

                                 e. Neraca
                                     Mungkin Anda pernah menimbang sebuah telur dengan menggunakan
                                 timbangan atau membandingkan massa dua buah benda, dengan meng-
                                 gunakan kedua tangan Anda. Dalam hal ini Anda sedang melakukan
                                 pengukuran massa. Hanya saja alat yang digunakan berbeda. Terdapat
                                 banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca pegas,
                                 dan timbangan. Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang
                                 berbeda. Cobalah Anda ukur massa sebuah benda kemudian tuliskan
                                 cara mengukurnya.




              Gambar 1.5
     Neraca ohaus digunakan
    sebagai alat ukur massa.




                                                                           Sumber: www.scales-r-us


                                 2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang
                                     Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa
                                 dengan hanya sekali mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat
                                 ketelitian yang cukup. Akan tetapi, adakalanya pengukuran tidak dapat
                                 dilakukan hanya sekali, melainkan berulang-ulang. Oleh karena itu,
                                 pengukuran dibagi menjadi dua cara, yakni pengukuran tunggal dan
                                 pengukuran berulang.

                                 a. Pengukuran Tunggal
                                 1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar
                                     Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketelitian pengukuran
                                 mistar adalah 0,5 mm. Setiap pengukuran selalu disertai dengan
                                 ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam hasil
                                 pengukuran. Coba perhatikan Gambar 1.6. Misalkan, hasil pengukuran




4   Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
adalah 2,1 cm. Oleh karena ketidakpastian memiliki nilai dua angka di
belakang koma, yakni 0,05 cm maka hasil pengukuran ditulis pula dalam
dua angka di belakang koma sehingga menjadi 2,10 cm. Panjang
pengukuran dapat dituliskan menjadi:

                                   = x + Δx                              (1–1)
                                      atau
                               = 2,10 cm + 0,05 cm
    Variabel x adalah nilai hasil pengukuran, Δx nilai ketidakpastian, dan
adalah nilai panjang pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan
bahwa panjang hasil pengukuran berada di antara 2,05 cm dan 2,15 cm.                  Sumber: www.charleslocksmith.com
Secara matematis, dapat dituliskan
                            2,05 cm < x0 < 2,15 cm                                 Gambar 1.6
                                                                                   Pengukuran menggunakan
dengan x0 adalah panjang hasil pengukuran.                                         mistar ukur.
2) Pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong
     Anda telah mempelajari pengukuran tunggal menggunakan mistar.
Sekarang, Anda akan belajar bagaimana melakukan pengukuran tunggal
menggunakan jangka sorong.
     Perhatikan Gambar 1.7. Hasil pengukuran panjang sebuah logam yang
terbaca pada skala utama, yakni berada di antara 2,3 cm dan 2,4 cm. Nilai
ini didapat dari pembacaan posisi nilai nol pada skala nonius yang berada
di antara nilai 2,3 cm dan 2,4 cm pada skala utama. Perhatikan skala nonius
pada Gambar 1.7. Skala atau garis ke-12 pada skala nonius berhimpit dengan
skala atau garis pada skala utama, yakni pada nilai 4,7 cm. Oleh karena nilai
terkecil dari skala nonius adalah 0,05 mm atau 0,005 cm, penulisan panjang
logam menjadi 2,3 cm + (12 × 0,005 cm) = 2,36 cm.
     Seperti yang Anda ketahui bahwa setiap alat ukur memiliki nilai tingkat
ketelitian atau ketidakpastian. Nilai ketelitian yang dimiliki oleh jangka
sorong adalah setengah dari nilai skala terkecil, yakni 0,025 mm atau 0,0025 cm.          Sumber: Dokumentasi Penerbit
Seperti halnya pengukuran tunggal menggunakan mistar, nilai di belakang
koma pada nilai ketelitian harus sama dengan nilai di belakang koma pada           Gambar 1.7
nilai hasil pengukuran. Oleh karena itu, panjang logam dapat ditulis kembali       Pengukuran menggunakan jangka
menjadi 2,3600 cm. Panjang hasil pengukuran secara matematis dapat ditulis:        sorong.

                               = (2,3600 + 0,0025) cm
                                       atau
                           2,3575 cm <    0   < 2,3625 cm
3) Pengukuran tunggal menggunakan mikrometer ulir (sekrup)
     Pada Gambar 1.8 terlihat nilai skala utama yang terbaca dari hasil
pengukuran panjang dari benda adalah 5 mm. Nilai skala utama yang terbaca
tersebut diperoleh dari nilai yang berhimpit dengan selubung bagian luar.
Skala nonius yang berhimpit dengan sumbu utama pada skala utama me-
nunjukkan nilai nonius yang terbaca, yakni bagian skala ke-45.
     Oleh karena nilai terkecil yang dimiliki mikrometer ulir pada skala
nonius adalah 0,01 mm, nilai yang terbaca pada skala nonius menjadi 0,45
mm dan panjang benda menjadi 5 mm + 0,45 mm = 5,45 mm. Nilai ketelitian                   Sumber: Dokumentasi Penerbit

yang dimiliki mikrometer ulir (sekrup) adalah 0,005 mm, yakni setengah
                                                                                   Gambar 1.8
dari skala terkecil yang dimiliki skala nonius pada mikrometer ulir. Nilai
                                                                                   Hasil pengukuran menggunakan
ketelitian mikrometer ulir memiliki tiga nilai di belakang koma sehingga           mikrometer ulir (sekrup).




                                                                            Pengukuran, Besaran, dan Satuan       5
nilai pengukurannya harus ditulis 5,450 mm dan panjang pengukuran adalah
                                                               = (5,450 mm + 0,005 mm)
                                 dan secara matematis, dapat ditulis
                                                           5,345 mm <                 0    < 5,455 mm
                                     Setelah Anda memahami mengenai pengukuran tunggal pada mistar,
                                 jangka sorong, dan mikrometer sekrup, bagaimanakah caranya jika Anda
                                 melakukan pengukuran tunggal dengan menggunakan stopwatch dan neraca?
                                 Coba diskusikan bersama teman dan guru Anda.

                                 b. Pengukuran Berulang
                                      Setelah Anda mempelajari pengukuran tunggal, sekarang Anda akan
                                 belajar pengukuran berulang. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang
                                 dilakukan tidak hanya sekali, melainkan berulang-ulang supaya mendapatkan
                                 ketelitian yang maksimal dan akurat. Pengukuran berulang digunakan ketika
                                 dalam proses mengukur, Anda mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari
                                 segi pandang, baik dari segi pengamat (pengukur) maupun dari segi objek
                                 yang diukur. Ketika Anda melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau
                                 ketidakpastian yang diperoleh adalah setengah dari skala terkecil. Dalam
                                 pengukuran berulang, pernyataan ini tidak berlaku melainkan menggunakan
                                 simpangan baku (Sx).
Kata Kunci                            Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan
•   Neraca                       berulang-ulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil
•   Pengukuran berulang          pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya.
•   Pengukuran tunggal
•   Stopwatch
                                 Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali
                                 adalah x1, x2, x3, …, xn. Nilai rata-ratanya, yaitu


                                                     x=
                                                          ∑x   i
                                                                   =
                                                                       x1 + x2 + x3 + x4 + ... + xn
                                                                                                        (1–2)
                                                           n                        n

                                 dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasil
                                 pengukuran. Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut.


                                                                   Sx =
                                                                           ∑ (x   i       − x )2
                                                                                                        (1–3)
                                                                             ( n − 1)

                                 Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi

                                                                        x = x + Sx                      (1–4)

                                     Ketidakpastian pengukuran berulang sering dinyatakan dalam persen
                                 atau disebut ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai
                                 berikut
                                                                             Δx
                                                    Ketidakpastian relatif =    × 10%
                                                                             x0
                                 dengan: Δx = ketidakpastian, dan
                                          x = data hasil pengukuran.




6   Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
Adapun untuk menentukan ketidakpastian gabungan dapat Anda lihat
pada Tabel 1.1 berikut ini.
             Tabel 1.1 Rumus Ketidakpastian Gabungan
                    Hubungan Antara                    Hubungan Antara Kesalahan
            No
                      Z dan (A, B)                          ΔZ dan ( ΔA, ΔZ )

             1.            Z =A+B                               ( ΔZ ) 2 = ( ΔA) 2 + ( ΔB) 2
             2.            Z =A–B                               ( ΔZ ) 2 = ( ΔA) 2 + ( ΔB) 2
                                                                        2          2           2
                                                                ⎛ ΔZ ⎞ ⎛ ΔA ⎞ ⎛ ΔB ⎞
             3.            Z =A×B                               ⎜      ⎟ =⎜      ⎟ +⎜        ⎟
                                                                ⎝ Z ⎠ ⎝ A ⎠ ⎝ B ⎠
                                                                        2          2           2
                                  A                             ⎛ ΔZ ⎞ = ⎛ ΔA ⎞ + ⎛ ΔB ⎞
             4.            Z =                                  ⎜      ⎟ ⎜       ⎟ ⎜         ⎟
                                  B                             ⎝ Z ⎠ ⎝ A ⎠ ⎝ B ⎠
                                 Sumber: Buku Seri Pelatihan Olimpiade Fisika Internasional


dengan Z, A, dan B variabel pengukuran
ΔZ , ΔA , dan ΔB = ketidakpastian hasil pengukuran.

     Mahir Meneliti
Mengukur Massa dan Waktu Jatuh Bola
Alat dan Bahan
1. Stopwatch
2. Bola tenis atau bola kasti
3. Meteran
4. Neraca atau timbangan
Prosedur
1. Ukurlah massa bola menggunakan neraca atau timbangan.
2. Jatuhkanlah bola dari ketinggian 1 m. Untuk mengetahui tinggi tersebut
   gunakanlah meteran.
3. Catat waktu hingga mencapai tanah.
4. Ulangi prosedur nomor 1 dan 2 hingga lima kali.
5. Ubahlah ketinggian jatuh bola menjadi 2 m dan 3 m.
6. Lalu, masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut.
          Pengukuran Massa Bola
                  Pengukuran
                                                                    Massa (kg)
                     Ke-
                      1.                  ..........................................................................
                      2.                  ..........................................................................
                      3.                  ..........................................................................
                      4.                  ..........................................................................
                      5.                  ..........................................................................


          Ketinggian 1 m
                  Percobaan
                                                               Waktu Jatuh (s)
                     Ke-
                      1.                  ..........................................................................
                      2.                  ..........................................................................
                      3.                  ..........................................................................
                      4.                  ..........................................................................
                      5.                  ..........................................................................




                                                                                                                       Pengukuran, Besaran, dan Satuan   7
Ketinggian 2 m
                                                        Percobaan
                                                                                         Waktu Jatuh (s)
                                                           Ke-
                                                           1.       ..........................................................................
                                                           2.       ..........................................................................
                                                           3.       ..........................................................................
                                                           4.       ..........................................................................
                                                           5.       ..........................................................................

                                                  Ketinggian 3 m
                                                        Percobaan
                                                                                         Waktu Jatuh (s)
                                                           Ke-
                                                           1.       ..........................................................................
                                                           2.       ..........................................................................
                                                           3.       ..........................................................................
                                                           4.       ..........................................................................
                                                           5.       ..........................................................................

                                   7.   Laporkanlah hasil pengukuran Anda lengkap dengan ketidakpastiannya.
                                   8.   Diskusikan hasilnya kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.




      Soal Penguasaan Materi 1.1
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
                                                                                                            10
1.   Sebutkan beberapa alat ukur yang telah Anda pelajari.           9
     Jelaskan manfaat dari alat ukur tersebut dalam
     kehidupan sehari-hari.
2.   Apa perbedaan pengukuran tunggal dengan peng-
     ukuran berulang? Bagaimanakah cara memperoleh
     data hasil pengukuran menggunakan cara tersebut?
3.   Jika Anda hendak mengukur massa tubuh Anda,                      b Potongan skala jangka sorong
     alat ukur apakah yang akan Anda gunakan?
     Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
     pengukuran massa tubuh Anda tersebut.                                                                              30
                                                                                  3     4      5      6     7
4.   Jika Anda diberikan data hasil pengukuran seperti                                                                  25
     berikut ini, tentukanlah nilai panjang pensil dengan
     menggunakan pengukuran berulang.                                                                                   20
                                                                                                                        15
            Pengukuran ke-i             xi (cm)
                                                                                                                        10
                  1                      16,5
                  2                      16,4
                  3                      16,6                               c Potongan skala mikrometer ulir
                  4                      16,5
                  5                      16,5

5.   Tentukanlah hasil pengukuran pada gambar a, b, c.
     dan d berikut.




                      a Potongan skala mistar ukur


                                                                                            d Stopwatch




 8    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
B Angka Penting
    Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat
ukur adalah nilai data hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan
termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka penting adalah semua
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang
ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka
pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur
yang digunakan.
    Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting.
Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting.
Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil pengukuran.
a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki
    3 angka penting dan 1,871 memiliki 4 angka penting.
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
    penting. Jadi, 2,022 memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan
    nol termasuk angka penting.
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak
    di sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.
    Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting.
    Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10–2 dan 8 × 10–3.
    Dalam penulisan hasil pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang
digarisbawahi. Tanda garis bawah ini menunjukkan nilai yang diragukan.
Angka yang digarisbawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah
angka yang diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka
penting dan 501,35 memiliki 4 angka penting.

    Kerjakanlah
Tentukanlah oleh Anda, jumlah angka penting dari setiap hasil pengukuran massa
dan waktu jatuh bola pada kegiatan Mahir Meneliti pada halaman 7.
                                                                                     Jelajah
                                                                                     Fisika
                                                                                   Yard Perunggu (1497)
C Besaran dan Satuan                                                             ''Sistem kerajaan'' pengukuran
                                                                                 berasal dari bangsa romawi.
    Cobalah Anda ukur panjang, lebar, dan tinggi buku Anda menggunakan           Sebagian di antaranya masih
                                                                                 bertahan di Inggris, dan sedikit
mistar. Berapa hasilnya? Tentu hasilnya akan berbeda antara satu buku dan        berbeda dengan ragam yang
buku lainnya. Misalnya, buku pertama panjangnya 20 cm, lebarnya 15 cm,           masih digunakan di Amerika
dan tebalnya 4 cm. Panjang, lebar, dan tinggi buku yang Anda ukur tersebut,      Serikat. Standar panjang yang
                                                                                 digunakan adalah yard, yang
dalam fisika, merupakan contoh-contoh besaran. Sementara itu, angka 20,          dibagi menjadi 3 kaki, masing-
15, dan 4 menyatakan besar dari besaran tersebut dan dinyatakan dalam            masing terdiri atas 12 inci.
                                                                                 Ketepatan yard resmi ini kurang
satuan centimeter (cm). Dengan demikian, besaran adalah sesuatu yang             pas menurut standar modern,
dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, sedangkan satuan adalah                yakni ketika panjang diukur
                                                                                 menggunakan sinar laser. Akan
ukuran suatu besaran.                                                            tetapi, ukuran ini cukup baik
    Banyak besaran-besaran dalam fisika. Akan tetapi, secara umum, besaran       untuk teknologi pada zamannya.
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.                      Sumber: Jendela Iptek, 1997
Untuk lebih memahaminya, pelajari bahasan-bahasan berikut ini.



                                                                          Pengukuran, Besaran, dan Satuan        9
1. Besaran Pokok dan Turunan
                                        Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda sesuai dengan yang telah
                                   ditetapkan. Besaran dalam Fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok
                                   dan besaran turunan.

                                   a. Besaran Pokok
                                       Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
                                   dahulu dan tidak bergantung pada besaran lainnya. Terdapat tujuh besaran
                                   pokok yang telah ditetapkan, yakni massa, waktu, panjang, kuat arus listrik,
                                   temperatur, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Selain itu, terdapat dua
                                   besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan
                                   sudut ruang (tiga dimensi). Satuan dan lambang satuan dari besaran pokok
                                   dapat Anda lihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 berikut.
                                     Tabel 1.2 Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
                                             Besaran Pokok                   Satuan                  Lambang Satuan

                                         Panjang                           meter                          m
                                         Massa                             kilogram                       kg
                                         Waktu                             sekon (detik)                  s
                                         Arus Listrik                      ampere                         A
                                         Suhu                              kelvin                         K
                                         Intensitas Cahaya                 kandela                        cd
                                         Jumlah Zat                        mole                           mol


                                      Tabel 1.3    Dua Besaran Tambahan dalam Sistem Internasional
                                                Besaran                                                 Lambang
                                               Tambahan                      Satuan                      Satuan

                                               Sudut datar                   radian                        rad
                                               Sudut ruang                   steradian                     sr


                                   b. Besaran Turunan
                                        Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran
     Solusi                        pokok. Sebagai contoh, volume sebuah balok adalah panjang × lebar × tinggi.
              Cerdas               Panjang, lebar, dan tinggi adalah besaran pokok yang sama. Dengan kata
Di antara kelompok besaran
berikut ini yang hanya terdiri     lain, volume diturunkan dari tiga besaran pokok yang sama, yakni panjang.
atas besaran turunan               Contoh lain adalah kelajuan, yakni jarak dibagi waktu. Kelajuan diturunkan
adalah ....
a. kuat arus, massa, gaya
                                   dari dua besaran pokok yang berbeda, yakni panjang (jarak) dan waktu.
b. suhu, massa, volume                  Selain memiliki satuan yang diturunkan dari satuan besaran pokok,
c. waktu, volume, percepatan
                                   besaran turunan juga ada yang memiliki nama satuan tersendiri. Beberapa
d. usaha, gaya, percepatan
e. kecepatan, suhu, jumlah         contoh besaran turunan dan satuannya ditampilkan pada Tabel 1.4.
    zat
                                     Tabel 1.4 Besaran Turunan yang Memiliki Satuan Tersendiri
Penyelesaian
Yang termasuk besaran pokok                     Besaran                                                 Lambang
adalah panjang, massa, waktu,                                                Satuan
                                                Turunan                                                  Satuan
suhu, kuat arus, jumlah zat,
dan intensitas cahaya. Adapun
yang termasuk besaran                    Gaya                                newton                        N
turunan adalah volume,                   Energi                              joule                         J
kecepatan, gaya, energi,                 Daya                                watt                          W
percepatan, massa jenis, dan             Tekanan                             pascal                        Pa
usaha.                                   Frekuensi                           hertz                         Hz
                                         Muatan Listrik                      coulomb                       C
Jawab: d
                                         Beda Potensial                      volt                          V
                   Ebtanas 1994          Hambatan Listrik                    ohm                           Ω




10    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
Kapasitas Kapasitor               farad                        F
     Fluks Magnetik                    weber                        Wb
     Induksi Magnetik                  tesla                        T
     Induktansi                        henry                        H
     Fluks Cahaya                      lumen                        ln
     Kuat Penerangan                   lux                          lx



2. Satuan
    Ada dua macam sistem satuan yang sering digunakan dalam ilmu Fisika
dan ilmu teknik, yakni sistem metrik dan sistem Inggris. Satuan yang akan
dibahas dalam materi ini adalah sistem metrik saja. Sistem metrik kali pertama
digunakan di negara Prancis yang dibagi menjadi dua bagian, yakni sistem
MKS (meter - kilogram - sekon) dan CGS (centimeter - gram - sekon). Akan
tetapi, satuan internasional menetapkan sistem MKS sebagai satuan yang
dipakai untuk tujuh besaran pokok.

a. Penetapan Satuan Panjang
    Kali pertama, satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan
yang terdapat pada kedua ujung batang platina-iridium pada suhu 0°C yang
disimpan di Sevres dekat Paris. Batang ini disebut meter standar. Meskipun
telah disimpan pada tempat yang aman dari pengaruh fisik dan kimia, meter              Jelajah
standar ini akhirnya mengalami perubahan panjang walaupun sangat kecil.                Fisika
Pada 1960, satu meter standar didefinisikan sebagai jarak yang sama dengan           Inci Kubik
1.650.763,73 kali riak panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dihasilkan
oleh gas kripton.

b. Penetapan Satuan Massa
     Kilogram standar adalah sebuah massa standar, yakni massa sebuah
silinder platina-iridium yang aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Di Kota
Sevres terdapat tempat kantor internasional tentang berat dan ukuran.
Selanjutnya, massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter air murni
pada suhu 4°C.

c. Penetapan Satuan Waktu
     Satuan waktu dalam SI adalah detik atau sekon. Pada awalnya, 1 detik atau
                                 1                                                 Alat ukur standar yang
1 sekon didefinisikan dengan
                              86.400 hari Matahari rata-rata. Oleh karena 1 hari   diperlihatkan pada gambar
                                                                                   tersebut dibuat dengan lapisan
Matahari rata-rata dari tahun ke tahun tidak sama, standar ini tidak berlaku       kuningan dan nikel. Alat standar
lagi. Pada 1956, sekon standar ditetapkan secara internasional, yakni              ini kali pertama digunakan pada
                                 1                                                 1889 oleh Dewan Perdagangan
                1 sekon=                   lamanya tahun 1900                      Inggris untuk menentukan bobot
                          31.556.925, 9747                                         satu inci kubik (16 ml) air
                                                                                   murni. Bobot yang ditunjukan
    Akhirnya pada 1967, ditetapkan kembali bahwa satu sekon adalah waktu           tersebut kurang lebih 1,7 kali
yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.            ukuran yang sebenarnya, yaitu
                                                                                   27,2 ml.
d. Penetapan Satuan Arus Listrik                                                           Sumber: Jendela Iptek, 1997
    Arus listrik yang diukur memiliki satuan ampere. Satu ampere didefinisikan
sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 1018 elektron)
yang melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon.




                                                                            Pengukuran, Besaran, dan Satuan      11
e. Penetapan Satuan Suhu
                                          Sebelum 1954, titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga
                                      0°C dan titik didih air berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg. Kemudian
                                      pada 1954, dalam kongres Perhimpunan Internasional Fisika, diputuskan
                                      bahwa suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air
                                      pada 76 cmHg menjadi T = 373,15 K.

                                      f.   Penetapan Satuan Intensitas Cahaya
                                           Sumber cahaya standar kali pertama menggunakan sumber cahaya
                                      buatan, yang ditetapkan berdasarkan perjanjian internasional yang disebut
                                      sebagai lilin. Pada 1948, ditetapkan sumber cahaya standar yang baru, yakni
                                      cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu titik lebur platina
                                      (1.773°C) yang dinyatakan dengan satuan kandela.
                                           Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter
                                      persegi yang bersuhu titik lebur platina (1.773°C). Benda ini akan me-
                                      mancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar
                                      6 × 105 kandela.

                                      g. Penetapan Satuan Jumlah Zat
                                           Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol. Satu mol
                                      zat terdiri atas 6,025 × 1023 buah partikel (bilangan 6,025 × 1023 disebut dengan
                                      bilangan Avogadro).

                                           Kerjakanlah
                                      Setelah Anda mengetahui sejarah penetapan satuan tujuh besaran pokok, coba
                                      Anda temukan sejarah dua besaran pokok tambahan dan beberapa besaran
     Jelajah                          turunan. Diskusikan hasilnya dengan guru Anda. Anda dapat memperoleh
     Fisika                           referensi dari buku, majalah, internet, ataupun dari makalah.
 Waktu Lintas Dunia

Waktu setempat menunjukkan
                                      3. Faktor Pengali
pukul 12 siang ketika Matahari            Dalam sistem internasional, faktor pengali dari sebuah besaran pokok
mencapai puncak ketinggiannya.
Hal ini terjadi satu jam lebih
                                      dengan besaran pokok yang lainnya adalah sama. Contoh untuk besaran
lambat untuk tiap perjalanan          panjang dan besaran massa, yakni seperti pada tabel berikut.
sepanjang 15° ke barat. Sebuah
kapal akan menentukan                             Tabel 1.5 Contoh Faktor Pengali Panjang dan Massa
kedudukan longitudinalnya
(kedudukan timur barat) dengan                        Besaran Panjang                Besaran Massa
memperhatikan perbedaan
antara waktu setempat dengan                           kilometer                        kilogram
waktu yang ditunjukkan oleh jam                        hektometer                       hektogram
yang dibawa dari rumah. Hal ini                        dekameter                        dekagram
memerlukan jam yang tetap                              meter                            gram
untuk menunjukkan ketelitian                                                            desigram
                                                       desimeter
waktu selama perjalanan.
                                                       centimeter                       centigram
Masalah ini baru terpecahkan
                                                       milimeter                        miligram
pada 1735 dengan
ditemukannya kronometer
kapal.                                    Satuan-satuan panjang dan massa tersebut telah Anda pelajari di sekolah
        Sumber: Jendela Iptek, 1997   dasar. Faktor pengali lainnya yang akan didapatkan dalam pengukuran,
                                      yakni seperti pada tabel berikut.




12    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
Tabel 1.6 Faktor Pengali dalam SI
             Faktor Pengali             Nama Awalan         Simbol

                    10 –18                  atto               a
                    10 –15                  femto              f
                    10 –12                  piko               p
                    10 –9
                    10 –6
                                            nano
                                            mikro
                                                               n
                                                               μ
                                                                                        Solusi
                    10 –3                   mili               m                                    Cerdas
                    10 3                    kilo               K                      Suatu besaran yang memiliki
                    10 6                    mega               M                      dimensi [ML–1T–2] adalah ....
                    10 9                    giga               G                      a. gaya
                    10 12                   tera               T                      b. momentum
                                                                                      c. daya
Contoh penggunaanya sebagai berikut.                                                  d. tekanan
                                                                                      e. energi
1 pikometer = 10-12 meter
1 mikrogram = 10-6 gram                                                               Penyelesaian
                                                                                      a. gaya = ma = [MLT–2]
1 megahertz = 106 hertz                                                               b. momentum = mv = [MLT–1]
1 gigawatt  = 109 watt                                                                           E
                                                                                      c. daya =    = [ML 2T–3]
                                                                                                 t
4. Dimensi                                                                            d. tekanan =
                                                                                                     F
                                                                                                       = [ML–1T–2]
                                                                                                     A
    Dalam Fisika, ada tujuh besaran pokok yang berdimensi dan dua besaran                          1
pokok tambahan yang tidak berdimensi. Semua besaran dapat ditemukan                   e. energi =
                                                                                                   2
                                                                                                     mv2 = [ML2T–2]
dimensinya. Jika dimensi sebuah besaran diketahui, dengan mudah dapat                 Jawab: d
diketahui pula jenis besaran tersebut. Tujuh besaran pokok yang berdimensi                               Ebtanas 2004
dapat Anda lihat pada tabel berikut ini.

              Tabel 1.7 Dimensi Besaran Pokok
              No.              Nama Awalan                Dimensi

               1              Panjang                        [L]
               2              Massa                          [M]
               3              Waktu                          [T]
               4              Arus listrik                    [I]
               5              Suhu                           [θ ]
               6              Intensitas cahaya               [J]
               7              Jumlah zat                     [N]


    Dimensi suatu besaran menunjukkan bagaimana cara besaran tersebut
tersusun oleh besaran-besaran pokok. Besaran pokok tambahan adalah sudut
datar dan sudut ruang, masing-masing memiliki satuan radian dan steradian,
tetapi keduanya tidak berdimensi.

    Contoh 1.1
                                     1 2
Diketahui sebuah persamaan x = vt +    at . Jika v memiliki satuan m/s, t memiliki
                                     2
satuan s, dan x memiliki satuan m, tentukanlah satuan dari besaran a.
Jawab:
Diketahui: v bersatuan m/s,
              x bersatuan m, dan
              t bersatuan s.
           1 2
 x = vt + at
           2
      m          1
m =      × s + a(s)2
      s          2
             2
           s
m =m+          a
            2




                                                                              Pengukuran, Besaran, dan Satuan    13
Supaya persamaan sebelah kiri dan persamaan sebelah kanan sama, persamaan
                                   sebelah kanan haruslah bersatuan m sehingga.
                                                                      s2 × a = m
                                                                           a = m/s2
                                   Jadi, satuan dari besaran a adalah m/s2.


                                   5. Konversi Satuan
                                       Adakalanya ketika Anda ingin melakukan operasi suatu besaran, baik
                                   penjumlahan, pengurangan, perkalian, ataupun pembagian, Anda akan
                                   mengalami kesulitan dalam melakukannya dikarenakan satuan dari besaran
                                   yang sejenis tidak sama. Misalnya, Anda akan menjumlahkan dua buah
                                   besaran kelajuan 72 km/jam + 30 m/s, penjumlahan tersebut tidak dapat
                                   Anda lakukan sebelum Anda konversi salah satu satuan dari besaran satu
                                   ke satuan besaran lainnya. Nilai 72 km/jam dapat Anda konversi menjadi
                                   m/s dengan cara sebagai berikut
                                                                    1 km = 1.000 m
                                                                    1 jam = 3.600 s
                                                       72.000 m
                                   maka 72 km/jam =             = 20 m/s
                                                        3.600 s
                                   Jadi, Anda dapat dengan mudah menjumlahkan kedua nilai kelajuan tersebut.
                                                            20 m/s + 30 m/s = 50 m/s.

     Soal Penguasaan Materi 1.2
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
                                                            4.   Diketahui dimensi suatu besaran x adalah ML-2T-3,
1. Sebutkan jenis-jenis faktor pengali dalam satuan                                            bct 2
    Internasional.                                               dan mengikuti rumus x = a +         , a dan b adalah
2. Sebutkan minimal sepuluh besaran turunan yang                                                y
                                                                 konstanta, c memiliki satuan kgm/s, dan t memiliki
    Anda ketahui beserta dimensinya.
                                                                 satuan s. Tentukanlah dimensi untuk besaran y.
3. Konversikan nilai-nilai berikut.
                                                            5.   Tentukanlah jumlah angka penting dari hasil
    a. 250 km      = ... mil (1 mil = 1,61 km)
                                                                 pengukuran dan perhitungan berikut ini.
    b. 90 km/jam = ... m/s
                                                                 a. m = 2,74 × 103 g
    c. 1.200 s     = ... menit
                                                                 b.        = 475,37 m
    d. 40 m/s      = ... km/jam
                                                                 c. 1,518 × 102 kg/m3
    e. 20 m/s2     = ... km/jam2
                                                                 d. 1,38226 cm 2


       Rangkuman
1.   Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran          4.   Angka penting adalah semua angka yang diperoleh
     dengan besaran lainnya yang telah ditetapkan sebagai        dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir
     standar suatu besaran.                                      yang ditaksir atau diragukan.
2.   Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil peng-            5.   Besaran pokok adalah besaran yang satuannya
     ukuran adalah                                               ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung
     a. alat ukur;                                               pada besaran lainnya.
     b. lingkungan pengukuran; dan                          6.   Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan
     c. orang yang mengukur.                                     dari beberapa besaran pokok.
3.   Jenis-jenis alat ukur antara lain:                     7.   Kedua ruas dari persamaan harus memiliki dimensi
     a. alat ukur panjang, contohnya mistar ukur,                yang sama.
          jangka sorong, dan mikrometer ulir (sekrup).
     b. alat ukur massa, contohnya neraca ohaus             8.   Satuan dapat diubah menjadi satuan lainnya, dalam
     c. alat ukur waktu, contohnya stopwatch                     besaran yang sama, dengan cara konversi satuan.




14    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
P e t a Konsep
                                   Pengukuran Besaran Fisika

     menggunakan                                terdiri atas                                 dengan cara                 memiliki




     Alat Ukur                 Besaran Pokok               Besaran Turunan       Pengukuran           Pengukuran       Satuan
                                                                                   Tunggal             Berulang
      contohnya                    contohnya                   contohnya                                                dapat di




•   Mistar               • Panjang (m)                     •   Gaya                            memiliki

•   Jangka Sorong        • Massa (kg)                      •   Energi                                                 Konversi
•   Mikrometer Ulir      • Waktu (s)                       •   Kecepatan               Ketidakpastian dan
•   Stopwatch            • Temperatur (K)                  •   Percepatan                Aturan Angka
•   Neraca Ohaus         • Kuat Arus (A)                   •   Tekanan                       Penting
                         • Intensitas
                           Cahaya (cd)
                         • Jumlah Zat (mol)



                                                memiliki



                                               Dimensi




Kaji Diri
Setelah mempelajari bab Pengukuran, Besaran, dan Satuan,            Rumuskan materi yang belum Anda pahami, lalu cobalah Anda
Anda dapat mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang,         tuliskan kata-kata kunci tanpa melihat kata kunci yang telah
dan waktu. Jika Anda belum mampu mengukur besaran Fisika,           ada dan tuliskan pula rangkuman serta peta konsep ber-
seperti massa, panjang, dan waktu, Anda belum menguasai             dasarkan versi Anda. Jika perlu, diskusikan dengan teman-
materi bab Pengukuran, Besaran, dan Satuan dengan baik.             teman atau guru Fisika Anda.




                                                                                        Pengukuran, Besaran, dan Satuan        15
Evaluasi Materi Bab                        1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan Anda.
1. Faktor-faktor yang membuat proses pengukuran                7. Besaran-besaran berikut ini yang merupakan
   menjadi tidak teliti, di antaranya:                             besaran turunan adalah ....
   (1) alat ukur,                                                  a. gaya, kecepatan, dan panjang
   (2) benda yang diukur,                                          b. berat, daya, dan waktu
   (3) lingkungan, dan                                             c. massa, waktu, dan percepatan
   (4) orang yang mengukur.                                        d. berat, energi, dan massa
   Pernyataan yang benar adalah ....                               e. tekanan, gaya, dan berat
   a. (1), (2), dan (3)                                        8 . Besaran-besaran berikut ini yang merupakan besaran
   b. (1) dan (3)                                                  pokok tambahan adalah ....
   c. (2) dan (4)                                                  a. panjang
   d. (4) saja                                                     b. massa
   e. (1), (2), (3), dan (4)                                       c. waktu
2. Skala terkecil dari alat-alat ukur panjang seperti mistar,      d. sudut datar
   jangka sorong, dan mikrometer sekrup adalah ....                e. intensitas cahaya
   a. 1 mm; 0,1 mm; 0,01 mm                                    9. Besaran-besaran berikut ini yang tidak termasuk
   b. 0,5 mm; 0,1 mm; 0,01 mm                                      besaran pokok adalah ....
   c. 0,1 mm; 0,01 mm; 0,001 mm                                    a. panjang
   d. 0,5 mm; 0,05 mm; 0,005 mm                                    b. massa
   e. 0,5 mm; 0,01 mm; 0,001mm                                     c. waktu
3. Seseorang melakukan pengukuran tebal buku tulis                 d. suhu
   dengan jangka sorong. Hasil pengukurannya adalah                e. muatan listrik
   5,24 mm. Dengan memperhitungkan kesalahan 10. Besaran-besaran berikut ini yang tidak termasuk
   mutlak, pembacaan dari hasil pengukuran tersebut                besaran turunan adalah ....
   dapat dituliskan menjadi ....                                   a. massa jenis
   a. (5,24 + 0,01) mm                                             b. momentum
   b. (5,24 + 0,05) mm                                             c. jumlah zat
   c. (5,24 + 0,1) mm                                              d. tekanan
   d. (5,24 + 0,5) mm                                              e. usaha
   e. (5,24 + 1) mm
                                                              11. Besaran-besaran berikut ini yang semuanya bukan
4. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 10 cm.                      besaran turunan adalah ....
   Dengan menggunakan aturan angka penting dan                     a. usaha, massa jenis, dan suhu
   notasi ilmiah, volume kubus tersebut adalah ....                b. daya, gaya, dan intensitas cahaya
   a. 1,000 cm3                                                    c. luas, panjang, dan volume
   b. 1 × 10 cm3                                                   d. kuat arus listrik, suhu, dan waktu
   c. 1,0 × 103 cm3                                                e. usaha, daya, dan gaya
   d. 1,00 × 103 cm3
                                                              12. Dari besaran-besaran berikut ini, yang bukan me-
   e. 1,000 × 103 cm3
                                                                   rupakan besaran pokok adalah ....
5. Sebatang kayu memiliki panjang 10 m. Dari per-                  a. suhu
   nyataan tersebut yang disebut besaran adalah ....               b. kuat arus
   a. 1 0                                                          c. intensitas cahaya
   b. m                                                            d. berat
   c. 10 m                                                         e. waktu
   d. panjang
                                                              13. Di antara kelompok besaran-besaran berikut ini,
   e. kayu
                                                                   yang hanya terdiri atas besaran turunan adalah ....
6. Dari sistem besaran berikut ini, yang termasuk                  a. waktu, kecepatan, dan luas
   besaran pokok dalam sistem SI adalah ....                       b. massa jenis, kecepatan, dan tekanan
   a. berat                                                        c. volume, berat, dan temperatur
   b. muatan listrik                                               d. percepatan, energi, dan temperatur
   c. volume                                                       e. waktu, massa jenis, dan berat
   d. suhu
                                                              14. Seorang siswa menunggu bis selama 30 menit.
   e. kecepatan
                                                                   Dari pernyataan tersebut yang menyatakan satuan
                                                                   adalah ....




16    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
a. siswa                                                  d.   s/cm
    b. bus                                                    e.   cm
    c. 3 0                                                20. [M][L][T]–2 menunjukan dimensi dari ....
    d. menit                                                  a. percepatan
    e. 30 menit                                               b. energi
15. Massa jenis air dalam sistem CGS (cm - gram -             c. usaha
    sekon) adalah 1 g/cm. Jika massa jenis ini dikon-         d. gaya
    versikan ke sistem internasional (SI) maka nilainya       e. daya
    adalah ....                                           21. Jika M dimensi massa, L dimensi panjang, dan T
    a. 10-3 kg/mm3                                            dimensi waktu, dimensi tekanan adalah ....
    b. 10-1 kg/mm3                                            a. [M][L][T]-2
    c. 1 kg/m3                                                b. [ML]-1[T]-2
    d. 10 kg/m3                                               c. [M][L]2 [T]-3
    e. 103 kg/m3                                              d. [M][L]–2 [T]–2
16. Satuan berat dalam SI adalah ....                         e. [M][L]–3[T]–2
    a. kg                                                 22. Daya adalah usaha per satuan waktu. Dimensi daya
    b. kgm/s                                                  adalah ....
    c. kgm/s2                                                 a. MLT–2
    d. kgm2/s                                                 b. ML 2T–2
    e. kgm2/s2                                                c. ML 2T–3
17. Dalam SI, satuan tekanan adalah ....                      d. ML –2T –2
    a. dyne                                                   e. ML –3T –2
    b. joule                                              23. Besaran yang dimensinya MLT–1 adalah ....
    c. pascal                                                 a. gaya
    d. newton                                                 b. tekanan
    e. watt                                                   c. energi
18. Satuan energi dalam SI adalah ....                        d. momentum
    a. watt                                                   e. percepatan
    b. joule                                              24. Notasi ilmiah dari bilangan 0,000000022348 adalah ....
    c. dyne                                                   a. 22,348 × 10–9
    d. newton                                                 b. 22,348 × 10–10
    e. pascal                                                 c. 2,23 × 10–8
19. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan                d. 2,2348 × 10–8
    x = A + Bt + Ct2. Dalam rumus itu x menunjukan            e. 2,2348 × 10–9
    tempat kedudukan dalam cm, t waktu dalam sekon,       25. Orde bilangan dari nilai 0,00000002456 adalah ....
    A, B, dan C masing-masing merupakan konstanta.            a. –10
    Satuan C adalah ....                                      b. – 8
    a. cm/s                                                   c. 10 –12
    b. cm/s 2                                                 d. 10 –9
    c. cms                                                    e. 10 –8

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan kerjakanlah pada buku latihan Anda.
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara stopwatch 5. Tentukanlah hasil pengukuran panjang meng-
   analog dan digital. Sebutkan juga kelebihan dan       gunakan jangka sorong berikut ini beserta
   kekurangan dari kedua alat ukur waktu tersebut.       ketelitiannya.
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat ukur
   panjang dengan ketelitiannya.
3. Mengapa kesalahan paralaks (kesalahan peng-
   lihatan) sering terjadi dalam pengukuran? Jelaskan.
4. Sebutkan 7 besaran pokok berdasarkan Satuan
   Internasional beserta satuannya.




                                                                             Pengukuran, Besaran, dan Satuan    17
6.   Tentukanlah banyaknya angka penting dari hasil     9. Dari pengamatan mengukur ketebalan dengan meng-
     pengukuran berikut.                                   gunakan jangka sorong (ketelitian 0,025 mm) dari
     a. 0,56 kg                                            suatu bahan secara berulang-ulang, didapat hasilnya
     b. 25,060 cm                                          sebagai berikut.
     c. 2000 N
     d. 1,3672 A                                            No   Skala Utama   Skala Nonius Hasil Pengukuran

7.  Dalam persamaan berikut, jarak x dinyatakan dalam        1      1,2 cm        0,03             ...
    meter, waktu t dalam sekon, dan kecepatan v dalam        2      1,4 cm        0,05             ...
    meter per sekon. Tentukanlah satuan-satuan SI            3      1,6 cm        0,07             ...
    untuk konstanta C, dan C2.
    a. x = C2 – C1t            c. v2 = C1x                  Tentukanlah hasil pengukuran berdasarkan tabel
             1                                              tersebut.
    b. x = C2t2                d. v = C2t
             2                                          10. Jelaskan cara-cara melakukan pengukuran yang
 8. Perhatikan gambar berikut.
                                                            baik dan benar.




     Tentukan hasil pengukuran menggunakan alat ukur
     tersebut lengkap beserta ketelitiannya.




18    Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
Bab2 2
                                                                                           Vektor


                                      Sumber:www.tallship.org




Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan peng-
ukurannya dengan cara melakukan penjumlahan vektor.



    Pernahkah Anda mengarungi lautan menggunakan perahu layar? Ketika                   A. Definisi, Gambar,
perahu layar mencoba untuk bergerak lurus, tiba-tiba angin dan ombak lautan
                                                                                           dan Notasi Vektor
menghambat perjalanan sehingga Anda tidak dapat mencapai tujuan dengan
tepat. Untuk dapat sampai di tempat tujuan, Anda harus mengubah arah
                                                                                        B. Penjumlahan
pergerakan perahu layar Anda dan memperkirakan arah gerak angin dan                        Vektor
ombak tersebut.                                                                            Menggunakan
    Begitu pun jika Anda berenang di sungai yang memiliki aliran yang kuat,                Metode Grafis
Anda perlu berjuang melawan arus aliran sungai agar dapat mencapai tujuan                  dan Analitis
yang Anda inginkan. Besarnya kecepatan arus aliran sungai dapat menentukan              C. Menjumlahkan
seberapa jauh penyimpangan Anda ketika berenang. Mengapa hal tersebut
                                                                                           Vektor Dengan
dapat terjadi? Semua yang Anda alami tersebut berhubungan dengan vektor.
Untuk lebih memahami materi mengenai vektor, pelajarilah bahasan-bahasan
                                                                                           Metode Uraian
berikut ini dengan saksama.




                                                                                                         19
Soal          Pramateri
                                              Ketika seseorang bertanya di mana letak sekolah Anda dari tempat Anda
                                          berada saat itu, apa jawaban Anda? Cukupkah dengan menjawab, "Sekolah
1.       Apa yang Anda ketahui            saya berjarak 2 km dari sini?". Tentu saja jawaban Anda belum lengkap.
         mengenai besaran vektor?
2.       Sebutkan besaran-besaran
                                          Tempat yang berjarak 2 km dari posisi Anda sangatlah banyak, bisa ke arah
         yang termasuk ke dalam           timur, barat, selatan, atas, dan bahkan ke bawah. Oleh karena itu wajar jika
         besaran vektor.                  orang tadi melanjutkan pertanyaannya sebagai berikut "ke arah mana?".
3.       Sebutkan aplikasi dalam
         kehidupan sehari-hari yang       Jawaban yang dapat menyatakan letak atau posisi sekolah Anda secara tepat
         berhubungan dengan vektor.       adalah "Sekolah saya berjarak 2 km dari Jogja ke timur". Pernyataan ini
                                          memperlihatkan bahwa untuk menunjukkan posisi suatu tempat secara tepat,
                                          memerlukan data jarak (nilai besaran) dan arah. Besaran yang memiliki nilai
                                          dan arah disebut besaran vektor.
                                              Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peristiwa yang berkaitan dengan
                                          besaran vektor. Ketika Anda naik sebuah perahu di sungai Musi, Anda pasti
                                          menginginkan arahnya tegak lurus terhadap arus sungai. Arah gerak perahu
                                          tidak akan lurus tiba di seberang, melainkan bergeser searah gerak aliran air.


                                B          A Definisi, Gambar, dan Notasi Vektor
                                               Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang
                   A                      memiliki nilai dan arah. Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk
                                          vektor, di antaranya perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan momentum.
                                               Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki nilai.
         A             a                  Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran
                                          skalar, di antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu.
          A                                    Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak panah. Panjang anak
                                          panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah
                                          mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat meng-
                           AB             gunakan satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya
                                           A atau AB . Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah
                                          huruf yang dicetak tebal dan miring, misalnya A atau B. Gambar 2.1
                       b        B         menunjukkan gambar beberapa vektor dengan notasinya. Titik A disebut
                                          titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor.
     B                                         Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya
                       B                  dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan.
                                          Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis
                       c            A     |B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap
                                          arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah vektor
                           Gambar 2.1     dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2.2 memperlihatkan tiga buah
     Beberapa contoh gambar dan           vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°,
                   notasi vektor.         dan 225° terhadap sumbu-x positif.

                                                    y                               y                        y



                           Gambar 2.2
                                                        A                       B
         Arah vektor dinyatakan oleh
             sudut yang dibentuknya
                                                        45°                             90°              225°
           terhadap sumbu- positif.                                   x                       x                       x
                                                        a                           b                            c
                                                                                                         C




20           Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
B Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode
  Grafis dan Analitis
    Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah
dengan aliran sungai, kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah
pergerakan semula? Apakah posisi terakhir Anda tepat sesuai keinginan
Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut
90° dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat
arah gerak Anda tidak tepat atau menyimpang. Anda dapat menentukan
posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan vektor gerak Anda, baik
perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara
menjumlahkan dua buah vektor?
    Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini
karena vektor selain memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yang
diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan.
Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan.

1. Resultan Dua Vektor Sejajar
     Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai
sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan
menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali
melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari posisi
asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur.
Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis,
perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3.

                      80 km
                                                                                 Gambar 2.3
             50 km                     30 km                                     Menjumlahkan dua vektor
                                                                x (km) timur     searah.
    Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh
jarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif
terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke
timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 2.4.


             20 km            30 km                                              Gambar 2.4
                                                                                 Menjumlahkan dua vektor
                     50 km                                                       berlawanan arah.
                                                        x (km) timur

    Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3 dan
Gambar 2.4, menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan men-
jumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar,
yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R,
adalah
                                  R = A+B
                                                                (2–1)
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika
kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya adalah

                                      R= A- B                            (2–2)
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.



                                                                                                  Vektor   21
2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus
                                      Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km
                                  dan kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis,
                                  perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5. Besar resultan
                                  perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai
                                  berikut
                                                   y (km) utara



                Gambar 2.5                                         r
 Menjumlahkan dua vektor yang                                                      y = 30
           saling tegak lurus.

                                                          θ                                      x (km) timur
                                                                  x = 40

                                                   r = x 2 + y 2 = 402 + 302 = 2.500 = 50 km
                                  dan arahnya
                                                               y 30 3              3
               Jangan                                tan θ =    =  = → θ = tan −1 ⎛ ⎞ = 37°
                                                                                  ⎜ ⎟
                    Lupa                                       x 40 4             ⎝4⎠
Besar atau nilai vektor selalu
positif.
                                  terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).

                                      Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang saling
                                  tegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya

                                                                       R = A2 + B2                              (2–3)

                                  dengan arah
                                                                                    B
Kata Kunci                                                             θ = tan −1 ⎛ ⎞
                                                                                  ⎜ ⎟                           (2–4)
                                                                                  ⎝ A⎠
•     Dalil Pythagoras
•     Metode analitis             terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor
•     Metode grafis
•     Vektor resultan
                                  A searah sumbu-x.

                                  3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut
                                       Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit
                                  sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6 (a). Gambar vektor
                                  resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B
                                  di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke
                                  titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan
                                  ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya
                                  seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6 (b).

               Gambar 2.6
                                               B                                             R
      (a) Vektor A dan vektor B                                                                        B
                mengapit sudut.
     (b) Menggambarkan vektor                 θ                                                         θ
     resultan dari vektor A dan                       A                                  A
                      vektor B.                       a                                      b
                                      Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut.
                                  Perhatikan Gambar 2.7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu
                                  sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk




22   Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R . Dengan
menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah                                       R
                                                                                                                B             D

                     R = ( A + C )2 + D 2 =   A2 + 2 AC + C 2 + D 2                                                θ
                                                                                                  A                  C
    Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar
                                                                                        Gambar 2.7
diperoleh
                                                                                        Menentukan besar resultan dua
                              C2 + D2 = B2
                                                                                        buah vektor secara analitis.
dan dari trigonometri,
                                       C
                             cos θ =     atau C = Bcosθ
                                       B
    Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama,
diperoleh besarnya vektor resultan R.


                             R=    A 2 + B2 + 2 ABcosθ                          (2–5)

                                                                                              A
                                                                                                                –A
4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut
     Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| =
A, tetapi arahnya berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8. Selisih             Gambar 2.8
dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah           Vektor A Negatif dari sebuah
antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Secara            vektor A.
matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B.



                B                                        A
                 θ           A
                                                                      180°– θ
         –B   180°– θ                                                                   Gambar 2.9
                                                 R               –B
                                                                                        Selisih dua buah vektor.

                     a                               b


    Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (2–5)
dengan mengganti θ dengan 180 – θ . Oleh karena, cos (180° – θ ) = –cos θ
sehingga diperoleh

                             R = A2 + B2 − 2AB cosθ                             (2–6)


5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode                                       Perlu Anda
   Poligon                                                                                    Ketahui
                                                                                        cos (180 – θ ) = –cos θ
    Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnya
                                                                                        Hal ini dikarenakan cos (180 – θ )
berbeda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (a), resultannya dapat                   sama dengan cos(180) cos θ +
diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni sebagai berikut.                sin(180) sin θ di mana nilai
a. Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal               cos(180) = –1 dan nilai
                                                                                        sin(180) = 0.Bagaimana jika
    vektor C pada ujung vektor B.                                                       cos(180 + θ )? Apakah sama
b. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal              dengan –cos θ ?
    vektor A dan ujung panahnya tepat di titik ujung vektor C.




                                                                                                            Vektor       23
Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (b).


                                                                                                        A
                                                 A
                                                                       B                                           B
                                                                                   C
                  Gambar 2.10
      Menggambarkan resultan                                                                      R
beberapa vektor dengan metode
                       poligon.                                                                             C
                                                                   a
                                                                                                             b

                                          Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 2.10 ditulis sebagai
                                      berikut.
                                                                   R=A+B+C
          A                 B
                                      6. Vektor Nol
                                          Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang
                                      hasilnya nol. Sebagai contoh, lima buah vektor, A, B, C, D, dan E,
 E                                    menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis ditulis
                             C
                                                                       A+B+C+D+E=0
              D
                                           Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor
                  Gambar 2.11         tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa ujung
     Penjumlahan lima buah vektor
                                      vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik pangkal vektor
     yang menghasilkan vektor nol.    pertama (vektor A).

                                           Contoh 2.1
                                      Dua buah vektor satu sama lain membentuk sudut 60°. Besar kedua vektor tersebut
                                      sama, yakni 5 satuan. Tentukanlah
                                      a. resultan, dan
                                      b. selisih kedua vektor tersebut.
                                      Jawab
Kata Kunci                            Misalnya, kedua vektor tersebut adalah A dan B. Besarnya, A = B = 5 dan sudutnya
 •       Metode poligon               θ = 60°. Dengan menggunakan Persamaan (2–5) dan (2–6), diperoleh
 •       Vektor nol
                                      a. resultannya

                                           R = 52 + 52 + 2(5)(5)cos60 o = 52 + 52 + (2)(5)(5)(0, 5) = 5 3 satuan
                                      b.   selisihnya

                                           R = 52 + 52 − 2(5)(5)cos 60 o = 52 + 52 − (2)(5)(5)(0,5) = 5 satuan




         Soal Penguasaan Materi 2.1
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.     Dua buah vektor dijumlahkan dan hasilnya nol.                       terhadap tepi sungai? Berapakah sudut yang di-
       Bagaimanakah besar dan arah kedua vektor tersebut?                  bentuk oleh lintasan perahu terhadap garis tepi
2.     Sebuah mobil bergerak menempuh jarak 150 km ke                      sungai? Anggap sungainya lurus.
       barat, kemudian 200 km ke selatan. Berapakah               4.       Dua buah vektor, A dan B, masing-masing besar-
       perpindahan mobil dari titik asal (besar dan arahnya)?              nya 30 N dan 40 N. Tentukanlah resultan kedua
3.     Ahmad hendak menyeberangi sungai mengguna-                          vektor tersebut jika (a) searah, (b) berlawanan arah,
       kan perahu. Kecepatan arus air 4 m/s. Jika Ahmad                    dan (c) saling tegak lurus. (d) Tentukan pula
       memacu perahu dengan kecepatan 3 m/s tegak                          resultan dan selisihnya jika kedua vektor tersebut
       lurus arus air, berapakah kecepatan perahu relatif                  membentuk sudut sudut 60°.




24      Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
C Menjumlahkan Vektor dengan Metode Uraian
    Dalam beberapa kasus, seringkali Anda menjumlahkan beberapa vektor
yang lebih dari dua buah. Secara grafis, metode yang digunakan adalah
metode poligon, seperti yang telah disinggung sebelumnya. Akan tetapi,
bagaimanakah cara menentukan besar dan arah vektor resultannya? Salah
satu metode yang digunakan adalah metode uraian, seperti yang akan di
bahas pada sub-subbab berikut ini.
                                                                                     y
1. Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya
    Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling
tegak lurus. Vektor-vektor baru hasil uraian disebut vektor-vektor komponen.
Ketika sebuah vektor telah diuraikan menjadi vektor-vektor komponennya,
vektor tersebut dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektor                  A
                                                                                Ay
komponennya. Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras
50 kg menjadi dua karung dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah
karung yang berisi 50 kg tetap ada?                                                      θ
                                                                                                             x
    Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan menjadi                        Ax
dua buah vektor komponen, masing-masing berada pada sumbu-x dan
                                                                               Gambar 2.12
sumbu-y. A x adalah komponen vektor A pada sumbu-x dan A y adalah
                                                                               Menguraikan sebuah vektor
komponen vektor A pada sumbu-y. Dengan mengingat definisi sin θ dan            menjadi dua vektor komponen
cos θ dari trigonometri, besar setiap komponen vektor A dapat ditulis          yang saling tegak lurus.
sebagai berikut.

                         Ax = A cos θ dan Ay = A sin θ                (2–7)

Sementara itu, dengan menggunakan Dalil Pythagoras diperoleh hubungan

                                           2    2
                                      A = Ax + Ay                     (2–8)

Selanjutnya, hubungan antara Ax dan Ay diberikan oleh

                                                 Ay
                                       tan θ =                        (2–9)
                                                 Ax

   Contoh 2.2
Sebuah vektor panjangnya 20 cm dan membentuk sudut 30° terhadap sumbu-x
positif seperti diperlihatkan pada gambar.
                                  y
                                       cm




                             Ay
                                      20




                                      30°
                                                      x
                                        Ax
Tentukanlah komponen-komponen vektor tersebut pada sumbu-x dan sumbu-y.
Jawab
Gunakan Persamaan (2–7) maka diperoleh
                   o        1
      Ax = A cos 30 = (20)(    3 ) = 10 3 cm
                            2
dan                         1
                   o
      Ay = A sin 30 = (20)( ) = 10 cm
                           2



                                                                                                  Vektor   25
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN

Contenu connexe

Tendances

Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuransholasido
 
Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1Arif Wicaksono
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanJun Hidayat
 
Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2LAZY MAGICIAN
 
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaKelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaOkta Harti
 

Tendances (16)

Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
 
Modul sains f1 isma 2016
Modul sains f1 isma 2016Modul sains f1 isma 2016
Modul sains f1 isma 2016
 
Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan Satuan
 
Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2
 
Gambar alat ukur penggaris
Gambar alat ukur penggarisGambar alat ukur penggaris
Gambar alat ukur penggaris
 
Learning continuum waktu
Learning continuum waktuLearning continuum waktu
Learning continuum waktu
 
FISIKA. Pengukuran3
FISIKA. Pengukuran3FISIKA. Pengukuran3
FISIKA. Pengukuran3
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan MikrometerMakalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
 
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaKelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
 
Tugas makalah tik mf jiddan
Tugas makalah tik mf jiddanTugas makalah tik mf jiddan
Tugas makalah tik mf jiddan
 
Rpp besaran satuan
Rpp besaran satuanRpp besaran satuan
Rpp besaran satuan
 

En vedette

Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidinZainal Abidin Mustofa
 
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono Murid Mengajar
 
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPA
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPASOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPA
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPAohmed
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMASafri Hani
 
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1Muhammad rohim
 
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarko
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarkoKelas11 smk fisika-smk-teknik_endarko
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarkolavanter simamora
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Arif Wicaksono
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoArif Wicaksono
 
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Nota masa, panjang, jisim dan isipadu
Nota masa, panjang, jisim dan isipaduNota masa, panjang, jisim dan isipadu
Nota masa, panjang, jisim dan isipaduMasSha Siputeh
 
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013ajeng karina
 
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuanLatihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuanNursyam Bundarefan
 

En vedette (20)

Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
 
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
 
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPA
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPASOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPA
SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA XII - IPA
 
Soal soal fisika
Soal soal fisikaSoal soal fisika
Soal soal fisika
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
 
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1 latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
latihan-soal-pembahasan-uan-mekanika-2-sma-1
 
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
 
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarko
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarkoKelas11 smk fisika-smk-teknik_endarko
Kelas11 smk fisika-smk-teknik_endarko
 
Silabus fisika sma 3 b
Silabus fisika sma 3 bSilabus fisika sma 3 b
Silabus fisika sma 3 b
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6
 
Besaran Vektor
Besaran VektorBesaran Vektor
Besaran Vektor
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
 
Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
Rumus ukuran panjang......
Rumus ukuran panjang......Rumus ukuran panjang......
Rumus ukuran panjang......
 
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
 
Nota masa, panjang, jisim dan isipadu
Nota masa, panjang, jisim dan isipaduNota masa, panjang, jisim dan isipadu
Nota masa, panjang, jisim dan isipadu
 
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuanLatihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
 

Similaire à Fisika XI SMA/MAN

Pengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanPengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanbilly ferdian
 
Alat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptxAlat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptxssuser8ddc901
 
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxBAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxRizkiMardiana4
 
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...AbdulKhodir8
 
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptx
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptxMedia Pembelajaran Besaran Pokok.pptx
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptxRamliAzhari1
 
1. rpp pengukuran man bangil
1. rpp pengukuran man bangil1. rpp pengukuran man bangil
1. rpp pengukuran man bangilgud_din
 
Bahan ajar pengukuran
Bahan ajar pengukuranBahan ajar pengukuran
Bahan ajar pengukuranrosderia-p
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanEKO SUPRIYADI
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangAndhikaHartanty
 
PENGUKURAN.ppt
PENGUKURAN.pptPENGUKURAN.ppt
PENGUKURAN.pptSetiAwan56
 
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik 14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik IPA 2014
 

Similaire à Fisika XI SMA/MAN (20)

Pengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanPengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuan
 
Alat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptxAlat Ukur Mekanik.pptx
Alat Ukur Mekanik.pptx
 
Dalam ilmu fisika
Dalam ilmu fisikaDalam ilmu fisika
Dalam ilmu fisika
 
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxBAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
 
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptx
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptxMedia Pembelajaran Besaran Pokok.pptx
Media Pembelajaran Besaran Pokok.pptx
 
1. rpp pengukuran man bangil
1. rpp pengukuran man bangil1. rpp pengukuran man bangil
1. rpp pengukuran man bangil
 
Bahan ajar pengukuran
Bahan ajar pengukuranBahan ajar pengukuran
Bahan ajar pengukuran
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuan
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
Alat ukur 4
Alat ukur 4Alat ukur 4
Alat ukur 4
 
ALAT UKUR.pptx
ALAT UKUR.pptxALAT UKUR.pptx
ALAT UKUR.pptx
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
 
Modul 1-pengukuran
Modul 1-pengukuranModul 1-pengukuran
Modul 1-pengukuran
 
PENGUKURAN.ppt
PENGUKURAN.pptPENGUKURAN.ppt
PENGUKURAN.ppt
 
Bab 1.pptx
Bab 1.pptxBab 1.pptx
Bab 1.pptx
 
Sains .pptx
Sains .pptxSains .pptx
Sains .pptx
 
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik 14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik
14708251017_dwi astuti dian kurniasari_Pengukuran mekanik
 

Plus de FKIP FISIKA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (12)

Kelas ix smp ipa_elok sudibyo
Kelas ix smp ipa_elok sudibyoKelas ix smp ipa_elok sudibyo
Kelas ix smp ipa_elok sudibyo
 
PROPOSAL (SPPKB)
PROPOSAL (SPPKB)PROPOSAL (SPPKB)
PROPOSAL (SPPKB)
 
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 
Fisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MAFisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MA
 
Fisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MAFisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MA
 
Fisika X SMA/MAN
Fisika X SMA/MANFisika X SMA/MAN
Fisika X SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MAFisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MA
 
Fisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MAFisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MA
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Power poin imbas elektromagnetik
Power poin imbas elektromagnetikPower poin imbas elektromagnetik
Power poin imbas elektromagnetik
 

Dernier

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 

Dernier (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

Fisika XI SMA/MAN

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6. v
  • 7. vi
  • 8. Kata Sambutan iii Sekilas Isi Buku v ii
  • 9. ii
  • 10. Bab1 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukuran- nya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu. Seberapa besarkah massa tubuh Anda, 40 kg, 60 kg, atau 80 kg? Bagaimana A. Sistem Anda dapat mengetahui massa Anda tersebut? Anda dapat mengetahui Pengukuran massa Anda tersebut dengan cara mengukur massa tubuh Anda dengan B. Angka Penting menggunakan timbangan badan. Timbangan badan atau neraca adalah alat C. Besaran dan yang dapat digunakan untuk mengukur massa suatu benda. Dalam kehidupan sehari-hari, selain neraca, banyak sekali alat ukur Satuan yang dapat membantu Anda untuk mengetahui besaran yang Anda ukur. Ketika ingin mengukur tinggi badan Anda, mistar atau meteran pita dapat Anda gunakan. Ketika suhu tubuh Anda panas, Anda dapat menggunakan termometer untuk mengetahui seberapa panas suhu tubuh Anda. Demikian pula, ketika Anda ingin mengetahui berapa lama suatu peristiwa berlangsung, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Selain itu Anda pun dapat mengukur diameter sebuah benda dengan menggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup. Sebenarnya, masih banyak alat ukur lainnya yang dapat Anda temukan. Dapatkah Anda menyebutkan dan menggunakannya? Supaya Anda lebih memahami cara mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu, pelajarilah bab ini dengan saksama. 1
  • 11. Soal Pramateri A Sistem Pengukuran 1. Sebutkanlah 4 alat ukur yang Anda ketahui dan Amatilah tinggi badan teman Anda, apakah terlihat lebih tinggi atau jelaskan kegunaannya. lebih pendek daripada badan Anda? Anda dapat mengetahui jawabannya 2. Sebutkan jenis-jenis besaran yang Anda ketahui. dengan membandingkan tinggi badan Anda dengan teman Anda. Akan 3. Bagaimanakah cara tetapi, Anda akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara tepat penulisan hasil suatu seberapa besar perbedaan tinggi yang ada pada Anda dan teman Anda. pengukuran? Dalam menentukan besarnya perbedaan ini, Anda tentunya membutuhkan alat bantu yang dapat memberikan solusinya dengan tepat. Dalam kasus ini, secara tidak langsung Anda telah melakukan suatu proses pengukuran. Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut mengukur. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Berikut ini akan dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur, antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur massa, dan alat ukur waktu. 1. Alat Ukur Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur untuk membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Dapatkah Anda menyebutkan alat ukur lainnya selain alat ukur tersebut? Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan, dan orang yang melakukan pengukuran. a. Mistar Ukur Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai 1 cm = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian 10 Sumber: bioc.rice.edu pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala sentimeter (cm), Gambar 1.1 terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur. Tahukah Anda mengenai skala Skala pada mistar ukur. tersebut? Kapankah skala tersebut digunakan? b. Jangka Sorong Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki skala nonius? Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur garis tengah 2 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 12. dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah benda. Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar sebuah benda. rahang pengatur garis tengah dalam Gambar 1.2 Alat ukur jangka sorong dengan Sumber: CD Image bagian-bagiannya. skala utama skala nonius pengukur kedalaman rahang pengatur garis tengah luar Coba Anda ukur panjang sebuah benda dengan menggunakan alat ukur ini. Ketika Anda menggunakan jangka sorong, Anda akan menemukan nilai Kata Kunci • Besaran Fisika skala terkecil pada alat ukur tersebut. Tahukah Anda apakah nilai skala • Jangka sorong terkecil itu? Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan • Ketidakpastian pengukuran antara satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka • Mikrometer ulir • Mistar ukur sorong pada Gambar 1.2, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari • Nilai skala terkecil 1 mm • Sistem pengukuran jangka sorong tersebut adalah = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka • Skala nonius 20 sorong ini adalah setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara • Skala utama matematis, diperoleh 1 Δx = × 0,05 mm = 0,025 mm 2 b. Mikrometer Ulir (Sekrup) Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda bergerigi, kunci poros, dan bingkai (Gambar 1.3). Skala utama dan nonius terdapat dalam selubung bagian dalam dan selubung bagian luar. selubung landasan dalam (skala selubung luar poros poros utama) (skala nonius) roda bergigi Sumber: CD image Gambar 1.3 kunci poros Alat ukur mikrometer sekrup dengan bagian-bagiannya. bingkai Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian skala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika Anda memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius 0, 5 adalah mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian 50 1 mikrometer ulir (sekrup) adalah Δx = × 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm. 2 Pengukuran, Besaran, dan Satuan 3
  • 13. Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter benda, begitu pula dengan mikrometer sekrup. Menurut Anda, dari kedua alat ukur tersebut, manakah yang memiliki nilai keakuratan yang tinggi? c. Stopwatch Pernahkah Anda mengukur,berapa lama Anda berlari? Menggunakan apakah Anda mengukurnya? Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu. Salah satu contohnya adalah stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan skala terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai satu skala terkecil yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian atau 1 Sumber: www.catsquared.com ketidakpastian ( Δx ) dari alat ukur stopwatch analog adalah Δx = × 0,1 detik 2 Gambar 1.4 = 0,05 detik. Selain stopwatch analog, terdapat juga stopwatch digital. Menurut Pengukuran menggunakan Anda samakah pengukuran stopwatch analog dengan stopwatch digital? stopwatch analog dalam mengukur waktu. Manakah yang lebih akurat? e. Neraca Mungkin Anda pernah menimbang sebuah telur dengan menggunakan timbangan atau membandingkan massa dua buah benda, dengan meng- gunakan kedua tangan Anda. Dalam hal ini Anda sedang melakukan pengukuran massa. Hanya saja alat yang digunakan berbeda. Terdapat banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca pegas, dan timbangan. Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang berbeda. Cobalah Anda ukur massa sebuah benda kemudian tuliskan cara mengukurnya. Gambar 1.5 Neraca ohaus digunakan sebagai alat ukur massa. Sumber: www.scales-r-us 2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa dengan hanya sekali mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat ketelitian yang cukup. Akan tetapi, adakalanya pengukuran tidak dapat dilakukan hanya sekali, melainkan berulang-ulang. Oleh karena itu, pengukuran dibagi menjadi dua cara, yakni pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. a. Pengukuran Tunggal 1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketelitian pengukuran mistar adalah 0,5 mm. Setiap pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam hasil pengukuran. Coba perhatikan Gambar 1.6. Misalkan, hasil pengukuran 4 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 14. adalah 2,1 cm. Oleh karena ketidakpastian memiliki nilai dua angka di belakang koma, yakni 0,05 cm maka hasil pengukuran ditulis pula dalam dua angka di belakang koma sehingga menjadi 2,10 cm. Panjang pengukuran dapat dituliskan menjadi: = x + Δx (1–1) atau = 2,10 cm + 0,05 cm Variabel x adalah nilai hasil pengukuran, Δx nilai ketidakpastian, dan adalah nilai panjang pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan bahwa panjang hasil pengukuran berada di antara 2,05 cm dan 2,15 cm. Sumber: www.charleslocksmith.com Secara matematis, dapat dituliskan 2,05 cm < x0 < 2,15 cm Gambar 1.6 Pengukuran menggunakan dengan x0 adalah panjang hasil pengukuran. mistar ukur. 2) Pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong Anda telah mempelajari pengukuran tunggal menggunakan mistar. Sekarang, Anda akan belajar bagaimana melakukan pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong. Perhatikan Gambar 1.7. Hasil pengukuran panjang sebuah logam yang terbaca pada skala utama, yakni berada di antara 2,3 cm dan 2,4 cm. Nilai ini didapat dari pembacaan posisi nilai nol pada skala nonius yang berada di antara nilai 2,3 cm dan 2,4 cm pada skala utama. Perhatikan skala nonius pada Gambar 1.7. Skala atau garis ke-12 pada skala nonius berhimpit dengan skala atau garis pada skala utama, yakni pada nilai 4,7 cm. Oleh karena nilai terkecil dari skala nonius adalah 0,05 mm atau 0,005 cm, penulisan panjang logam menjadi 2,3 cm + (12 × 0,005 cm) = 2,36 cm. Seperti yang Anda ketahui bahwa setiap alat ukur memiliki nilai tingkat ketelitian atau ketidakpastian. Nilai ketelitian yang dimiliki oleh jangka sorong adalah setengah dari nilai skala terkecil, yakni 0,025 mm atau 0,0025 cm. Sumber: Dokumentasi Penerbit Seperti halnya pengukuran tunggal menggunakan mistar, nilai di belakang koma pada nilai ketelitian harus sama dengan nilai di belakang koma pada Gambar 1.7 nilai hasil pengukuran. Oleh karena itu, panjang logam dapat ditulis kembali Pengukuran menggunakan jangka menjadi 2,3600 cm. Panjang hasil pengukuran secara matematis dapat ditulis: sorong. = (2,3600 + 0,0025) cm atau 2,3575 cm < 0 < 2,3625 cm 3) Pengukuran tunggal menggunakan mikrometer ulir (sekrup) Pada Gambar 1.8 terlihat nilai skala utama yang terbaca dari hasil pengukuran panjang dari benda adalah 5 mm. Nilai skala utama yang terbaca tersebut diperoleh dari nilai yang berhimpit dengan selubung bagian luar. Skala nonius yang berhimpit dengan sumbu utama pada skala utama me- nunjukkan nilai nonius yang terbaca, yakni bagian skala ke-45. Oleh karena nilai terkecil yang dimiliki mikrometer ulir pada skala nonius adalah 0,01 mm, nilai yang terbaca pada skala nonius menjadi 0,45 mm dan panjang benda menjadi 5 mm + 0,45 mm = 5,45 mm. Nilai ketelitian Sumber: Dokumentasi Penerbit yang dimiliki mikrometer ulir (sekrup) adalah 0,005 mm, yakni setengah Gambar 1.8 dari skala terkecil yang dimiliki skala nonius pada mikrometer ulir. Nilai Hasil pengukuran menggunakan ketelitian mikrometer ulir memiliki tiga nilai di belakang koma sehingga mikrometer ulir (sekrup). Pengukuran, Besaran, dan Satuan 5
  • 15. nilai pengukurannya harus ditulis 5,450 mm dan panjang pengukuran adalah = (5,450 mm + 0,005 mm) dan secara matematis, dapat ditulis 5,345 mm < 0 < 5,455 mm Setelah Anda memahami mengenai pengukuran tunggal pada mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, bagaimanakah caranya jika Anda melakukan pengukuran tunggal dengan menggunakan stopwatch dan neraca? Coba diskusikan bersama teman dan guru Anda. b. Pengukuran Berulang Setelah Anda mempelajari pengukuran tunggal, sekarang Anda akan belajar pengukuran berulang. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan tidak hanya sekali, melainkan berulang-ulang supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal dan akurat. Pengukuran berulang digunakan ketika dalam proses mengukur, Anda mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari segi pandang, baik dari segi pengamat (pengukur) maupun dari segi objek yang diukur. Ketika Anda melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau ketidakpastian yang diperoleh adalah setengah dari skala terkecil. Dalam pengukuran berulang, pernyataan ini tidak berlaku melainkan menggunakan simpangan baku (Sx). Kata Kunci Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan • Neraca berulang-ulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil • Pengukuran berulang pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya. • Pengukuran tunggal • Stopwatch Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali adalah x1, x2, x3, …, xn. Nilai rata-ratanya, yaitu x= ∑x i = x1 + x2 + x3 + x4 + ... + xn (1–2) n n dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasil pengukuran. Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut. Sx = ∑ (x i − x )2 (1–3) ( n − 1) Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi x = x + Sx (1–4) Ketidakpastian pengukuran berulang sering dinyatakan dalam persen atau disebut ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai berikut Δx Ketidakpastian relatif = × 10% x0 dengan: Δx = ketidakpastian, dan x = data hasil pengukuran. 6 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 16. Adapun untuk menentukan ketidakpastian gabungan dapat Anda lihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Rumus Ketidakpastian Gabungan Hubungan Antara Hubungan Antara Kesalahan No Z dan (A, B) ΔZ dan ( ΔA, ΔZ ) 1. Z =A+B ( ΔZ ) 2 = ( ΔA) 2 + ( ΔB) 2 2. Z =A–B ( ΔZ ) 2 = ( ΔA) 2 + ( ΔB) 2 2 2 2 ⎛ ΔZ ⎞ ⎛ ΔA ⎞ ⎛ ΔB ⎞ 3. Z =A×B ⎜ ⎟ =⎜ ⎟ +⎜ ⎟ ⎝ Z ⎠ ⎝ A ⎠ ⎝ B ⎠ 2 2 2 A ⎛ ΔZ ⎞ = ⎛ ΔA ⎞ + ⎛ ΔB ⎞ 4. Z = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ B ⎝ Z ⎠ ⎝ A ⎠ ⎝ B ⎠ Sumber: Buku Seri Pelatihan Olimpiade Fisika Internasional dengan Z, A, dan B variabel pengukuran ΔZ , ΔA , dan ΔB = ketidakpastian hasil pengukuran. Mahir Meneliti Mengukur Massa dan Waktu Jatuh Bola Alat dan Bahan 1. Stopwatch 2. Bola tenis atau bola kasti 3. Meteran 4. Neraca atau timbangan Prosedur 1. Ukurlah massa bola menggunakan neraca atau timbangan. 2. Jatuhkanlah bola dari ketinggian 1 m. Untuk mengetahui tinggi tersebut gunakanlah meteran. 3. Catat waktu hingga mencapai tanah. 4. Ulangi prosedur nomor 1 dan 2 hingga lima kali. 5. Ubahlah ketinggian jatuh bola menjadi 2 m dan 3 m. 6. Lalu, masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut. Pengukuran Massa Bola Pengukuran Massa (kg) Ke- 1. .......................................................................... 2. .......................................................................... 3. .......................................................................... 4. .......................................................................... 5. .......................................................................... Ketinggian 1 m Percobaan Waktu Jatuh (s) Ke- 1. .......................................................................... 2. .......................................................................... 3. .......................................................................... 4. .......................................................................... 5. .......................................................................... Pengukuran, Besaran, dan Satuan 7
  • 17. Ketinggian 2 m Percobaan Waktu Jatuh (s) Ke- 1. .......................................................................... 2. .......................................................................... 3. .......................................................................... 4. .......................................................................... 5. .......................................................................... Ketinggian 3 m Percobaan Waktu Jatuh (s) Ke- 1. .......................................................................... 2. .......................................................................... 3. .......................................................................... 4. .......................................................................... 5. .......................................................................... 7. Laporkanlah hasil pengukuran Anda lengkap dengan ketidakpastiannya. 8. Diskusikan hasilnya kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas. Soal Penguasaan Materi 1.1 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 10 1. Sebutkan beberapa alat ukur yang telah Anda pelajari. 9 Jelaskan manfaat dari alat ukur tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Apa perbedaan pengukuran tunggal dengan peng- ukuran berulang? Bagaimanakah cara memperoleh data hasil pengukuran menggunakan cara tersebut? 3. Jika Anda hendak mengukur massa tubuh Anda, b Potongan skala jangka sorong alat ukur apakah yang akan Anda gunakan? Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran massa tubuh Anda tersebut. 30 3 4 5 6 7 4. Jika Anda diberikan data hasil pengukuran seperti 25 berikut ini, tentukanlah nilai panjang pensil dengan menggunakan pengukuran berulang. 20 15 Pengukuran ke-i xi (cm) 10 1 16,5 2 16,4 3 16,6 c Potongan skala mikrometer ulir 4 16,5 5 16,5 5. Tentukanlah hasil pengukuran pada gambar a, b, c. dan d berikut. a Potongan skala mistar ukur d Stopwatch 8 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 18. B Angka Penting Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat ukur adalah nilai data hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting. Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting. Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil pengukuran. a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki 3 angka penting dan 1,871 memiliki 4 angka penting. b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Jadi, 2,022 memiliki 4 angka penting. c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol termasuk angka penting. d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting. Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting. Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10–2 dan 8 × 10–3. Dalam penulisan hasil pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang digarisbawahi. Tanda garis bawah ini menunjukkan nilai yang diragukan. Angka yang digarisbawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah angka yang diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka penting dan 501,35 memiliki 4 angka penting. Kerjakanlah Tentukanlah oleh Anda, jumlah angka penting dari setiap hasil pengukuran massa dan waktu jatuh bola pada kegiatan Mahir Meneliti pada halaman 7. Jelajah Fisika Yard Perunggu (1497) C Besaran dan Satuan ''Sistem kerajaan'' pengukuran berasal dari bangsa romawi. Cobalah Anda ukur panjang, lebar, dan tinggi buku Anda menggunakan Sebagian di antaranya masih bertahan di Inggris, dan sedikit mistar. Berapa hasilnya? Tentu hasilnya akan berbeda antara satu buku dan berbeda dengan ragam yang buku lainnya. Misalnya, buku pertama panjangnya 20 cm, lebarnya 15 cm, masih digunakan di Amerika dan tebalnya 4 cm. Panjang, lebar, dan tinggi buku yang Anda ukur tersebut, Serikat. Standar panjang yang digunakan adalah yard, yang dalam fisika, merupakan contoh-contoh besaran. Sementara itu, angka 20, dibagi menjadi 3 kaki, masing- 15, dan 4 menyatakan besar dari besaran tersebut dan dinyatakan dalam masing terdiri atas 12 inci. Ketepatan yard resmi ini kurang satuan centimeter (cm). Dengan demikian, besaran adalah sesuatu yang pas menurut standar modern, dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, sedangkan satuan adalah yakni ketika panjang diukur menggunakan sinar laser. Akan ukuran suatu besaran. tetapi, ukuran ini cukup baik Banyak besaran-besaran dalam fisika. Akan tetapi, secara umum, besaran untuk teknologi pada zamannya. dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Sumber: Jendela Iptek, 1997 Untuk lebih memahaminya, pelajari bahasan-bahasan berikut ini. Pengukuran, Besaran, dan Satuan 9
  • 19. 1. Besaran Pokok dan Turunan Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda sesuai dengan yang telah ditetapkan. Besaran dalam Fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran turunan. a. Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung pada besaran lainnya. Terdapat tujuh besaran pokok yang telah ditetapkan, yakni massa, waktu, panjang, kuat arus listrik, temperatur, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi). Satuan dan lambang satuan dari besaran pokok dapat Anda lihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 berikut. Tabel 1.2 Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional Besaran Pokok Satuan Lambang Satuan Panjang meter m Massa kilogram kg Waktu sekon (detik) s Arus Listrik ampere A Suhu kelvin K Intensitas Cahaya kandela cd Jumlah Zat mole mol Tabel 1.3 Dua Besaran Tambahan dalam Sistem Internasional Besaran Lambang Tambahan Satuan Satuan Sudut datar radian rad Sudut ruang steradian sr b. Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran Solusi pokok. Sebagai contoh, volume sebuah balok adalah panjang × lebar × tinggi. Cerdas Panjang, lebar, dan tinggi adalah besaran pokok yang sama. Dengan kata Di antara kelompok besaran berikut ini yang hanya terdiri lain, volume diturunkan dari tiga besaran pokok yang sama, yakni panjang. atas besaran turunan Contoh lain adalah kelajuan, yakni jarak dibagi waktu. Kelajuan diturunkan adalah .... a. kuat arus, massa, gaya dari dua besaran pokok yang berbeda, yakni panjang (jarak) dan waktu. b. suhu, massa, volume Selain memiliki satuan yang diturunkan dari satuan besaran pokok, c. waktu, volume, percepatan besaran turunan juga ada yang memiliki nama satuan tersendiri. Beberapa d. usaha, gaya, percepatan e. kecepatan, suhu, jumlah contoh besaran turunan dan satuannya ditampilkan pada Tabel 1.4. zat Tabel 1.4 Besaran Turunan yang Memiliki Satuan Tersendiri Penyelesaian Yang termasuk besaran pokok Besaran Lambang adalah panjang, massa, waktu, Satuan Turunan Satuan suhu, kuat arus, jumlah zat, dan intensitas cahaya. Adapun yang termasuk besaran Gaya newton N turunan adalah volume, Energi joule J kecepatan, gaya, energi, Daya watt W percepatan, massa jenis, dan Tekanan pascal Pa usaha. Frekuensi hertz Hz Muatan Listrik coulomb C Jawab: d Beda Potensial volt V Ebtanas 1994 Hambatan Listrik ohm Ω 10 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 20. Kapasitas Kapasitor farad F Fluks Magnetik weber Wb Induksi Magnetik tesla T Induktansi henry H Fluks Cahaya lumen ln Kuat Penerangan lux lx 2. Satuan Ada dua macam sistem satuan yang sering digunakan dalam ilmu Fisika dan ilmu teknik, yakni sistem metrik dan sistem Inggris. Satuan yang akan dibahas dalam materi ini adalah sistem metrik saja. Sistem metrik kali pertama digunakan di negara Prancis yang dibagi menjadi dua bagian, yakni sistem MKS (meter - kilogram - sekon) dan CGS (centimeter - gram - sekon). Akan tetapi, satuan internasional menetapkan sistem MKS sebagai satuan yang dipakai untuk tujuh besaran pokok. a. Penetapan Satuan Panjang Kali pertama, satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan yang terdapat pada kedua ujung batang platina-iridium pada suhu 0°C yang disimpan di Sevres dekat Paris. Batang ini disebut meter standar. Meskipun telah disimpan pada tempat yang aman dari pengaruh fisik dan kimia, meter Jelajah standar ini akhirnya mengalami perubahan panjang walaupun sangat kecil. Fisika Pada 1960, satu meter standar didefinisikan sebagai jarak yang sama dengan Inci Kubik 1.650.763,73 kali riak panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dihasilkan oleh gas kripton. b. Penetapan Satuan Massa Kilogram standar adalah sebuah massa standar, yakni massa sebuah silinder platina-iridium yang aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Di Kota Sevres terdapat tempat kantor internasional tentang berat dan ukuran. Selanjutnya, massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4°C. c. Penetapan Satuan Waktu Satuan waktu dalam SI adalah detik atau sekon. Pada awalnya, 1 detik atau 1 Alat ukur standar yang 1 sekon didefinisikan dengan 86.400 hari Matahari rata-rata. Oleh karena 1 hari diperlihatkan pada gambar tersebut dibuat dengan lapisan Matahari rata-rata dari tahun ke tahun tidak sama, standar ini tidak berlaku kuningan dan nikel. Alat standar lagi. Pada 1956, sekon standar ditetapkan secara internasional, yakni ini kali pertama digunakan pada 1 1889 oleh Dewan Perdagangan 1 sekon= lamanya tahun 1900 Inggris untuk menentukan bobot 31.556.925, 9747 satu inci kubik (16 ml) air murni. Bobot yang ditunjukan Akhirnya pada 1967, ditetapkan kembali bahwa satu sekon adalah waktu tersebut kurang lebih 1,7 kali yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. ukuran yang sebenarnya, yaitu 27,2 ml. d. Penetapan Satuan Arus Listrik Sumber: Jendela Iptek, 1997 Arus listrik yang diukur memiliki satuan ampere. Satu ampere didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 1018 elektron) yang melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon. Pengukuran, Besaran, dan Satuan 11
  • 21. e. Penetapan Satuan Suhu Sebelum 1954, titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga 0°C dan titik didih air berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg. Kemudian pada 1954, dalam kongres Perhimpunan Internasional Fisika, diputuskan bahwa suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air pada 76 cmHg menjadi T = 373,15 K. f. Penetapan Satuan Intensitas Cahaya Sumber cahaya standar kali pertama menggunakan sumber cahaya buatan, yang ditetapkan berdasarkan perjanjian internasional yang disebut sebagai lilin. Pada 1948, ditetapkan sumber cahaya standar yang baru, yakni cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu titik lebur platina (1.773°C) yang dinyatakan dengan satuan kandela. Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter persegi yang bersuhu titik lebur platina (1.773°C). Benda ini akan me- mancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 × 105 kandela. g. Penetapan Satuan Jumlah Zat Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol. Satu mol zat terdiri atas 6,025 × 1023 buah partikel (bilangan 6,025 × 1023 disebut dengan bilangan Avogadro). Kerjakanlah Setelah Anda mengetahui sejarah penetapan satuan tujuh besaran pokok, coba Anda temukan sejarah dua besaran pokok tambahan dan beberapa besaran Jelajah turunan. Diskusikan hasilnya dengan guru Anda. Anda dapat memperoleh Fisika referensi dari buku, majalah, internet, ataupun dari makalah. Waktu Lintas Dunia Waktu setempat menunjukkan 3. Faktor Pengali pukul 12 siang ketika Matahari Dalam sistem internasional, faktor pengali dari sebuah besaran pokok mencapai puncak ketinggiannya. Hal ini terjadi satu jam lebih dengan besaran pokok yang lainnya adalah sama. Contoh untuk besaran lambat untuk tiap perjalanan panjang dan besaran massa, yakni seperti pada tabel berikut. sepanjang 15° ke barat. Sebuah kapal akan menentukan Tabel 1.5 Contoh Faktor Pengali Panjang dan Massa kedudukan longitudinalnya (kedudukan timur barat) dengan Besaran Panjang Besaran Massa memperhatikan perbedaan antara waktu setempat dengan kilometer kilogram waktu yang ditunjukkan oleh jam hektometer hektogram yang dibawa dari rumah. Hal ini dekameter dekagram memerlukan jam yang tetap meter gram untuk menunjukkan ketelitian desigram desimeter waktu selama perjalanan. centimeter centigram Masalah ini baru terpecahkan milimeter miligram pada 1735 dengan ditemukannya kronometer kapal. Satuan-satuan panjang dan massa tersebut telah Anda pelajari di sekolah Sumber: Jendela Iptek, 1997 dasar. Faktor pengali lainnya yang akan didapatkan dalam pengukuran, yakni seperti pada tabel berikut. 12 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 22. Tabel 1.6 Faktor Pengali dalam SI Faktor Pengali Nama Awalan Simbol 10 –18 atto a 10 –15 femto f 10 –12 piko p 10 –9 10 –6 nano mikro n μ Solusi 10 –3 mili m Cerdas 10 3 kilo K Suatu besaran yang memiliki 10 6 mega M dimensi [ML–1T–2] adalah .... 10 9 giga G a. gaya 10 12 tera T b. momentum c. daya Contoh penggunaanya sebagai berikut. d. tekanan e. energi 1 pikometer = 10-12 meter 1 mikrogram = 10-6 gram Penyelesaian a. gaya = ma = [MLT–2] 1 megahertz = 106 hertz b. momentum = mv = [MLT–1] 1 gigawatt = 109 watt E c. daya = = [ML 2T–3] t 4. Dimensi d. tekanan = F = [ML–1T–2] A Dalam Fisika, ada tujuh besaran pokok yang berdimensi dan dua besaran 1 pokok tambahan yang tidak berdimensi. Semua besaran dapat ditemukan e. energi = 2 mv2 = [ML2T–2] dimensinya. Jika dimensi sebuah besaran diketahui, dengan mudah dapat Jawab: d diketahui pula jenis besaran tersebut. Tujuh besaran pokok yang berdimensi Ebtanas 2004 dapat Anda lihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.7 Dimensi Besaran Pokok No. Nama Awalan Dimensi 1 Panjang [L] 2 Massa [M] 3 Waktu [T] 4 Arus listrik [I] 5 Suhu [θ ] 6 Intensitas cahaya [J] 7 Jumlah zat [N] Dimensi suatu besaran menunjukkan bagaimana cara besaran tersebut tersusun oleh besaran-besaran pokok. Besaran pokok tambahan adalah sudut datar dan sudut ruang, masing-masing memiliki satuan radian dan steradian, tetapi keduanya tidak berdimensi. Contoh 1.1 1 2 Diketahui sebuah persamaan x = vt + at . Jika v memiliki satuan m/s, t memiliki 2 satuan s, dan x memiliki satuan m, tentukanlah satuan dari besaran a. Jawab: Diketahui: v bersatuan m/s, x bersatuan m, dan t bersatuan s. 1 2 x = vt + at 2 m 1 m = × s + a(s)2 s 2 2 s m =m+ a 2 Pengukuran, Besaran, dan Satuan 13
  • 23. Supaya persamaan sebelah kiri dan persamaan sebelah kanan sama, persamaan sebelah kanan haruslah bersatuan m sehingga. s2 × a = m a = m/s2 Jadi, satuan dari besaran a adalah m/s2. 5. Konversi Satuan Adakalanya ketika Anda ingin melakukan operasi suatu besaran, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, ataupun pembagian, Anda akan mengalami kesulitan dalam melakukannya dikarenakan satuan dari besaran yang sejenis tidak sama. Misalnya, Anda akan menjumlahkan dua buah besaran kelajuan 72 km/jam + 30 m/s, penjumlahan tersebut tidak dapat Anda lakukan sebelum Anda konversi salah satu satuan dari besaran satu ke satuan besaran lainnya. Nilai 72 km/jam dapat Anda konversi menjadi m/s dengan cara sebagai berikut 1 km = 1.000 m 1 jam = 3.600 s 72.000 m maka 72 km/jam = = 20 m/s 3.600 s Jadi, Anda dapat dengan mudah menjumlahkan kedua nilai kelajuan tersebut. 20 m/s + 30 m/s = 50 m/s. Soal Penguasaan Materi 1.2 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 4. Diketahui dimensi suatu besaran x adalah ML-2T-3, 1. Sebutkan jenis-jenis faktor pengali dalam satuan bct 2 Internasional. dan mengikuti rumus x = a + , a dan b adalah 2. Sebutkan minimal sepuluh besaran turunan yang y konstanta, c memiliki satuan kgm/s, dan t memiliki Anda ketahui beserta dimensinya. satuan s. Tentukanlah dimensi untuk besaran y. 3. Konversikan nilai-nilai berikut. 5. Tentukanlah jumlah angka penting dari hasil a. 250 km = ... mil (1 mil = 1,61 km) pengukuran dan perhitungan berikut ini. b. 90 km/jam = ... m/s a. m = 2,74 × 103 g c. 1.200 s = ... menit b. = 475,37 m d. 40 m/s = ... km/jam c. 1,518 × 102 kg/m3 e. 20 m/s2 = ... km/jam2 d. 1,38226 cm 2 Rangkuman 1. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran 4. Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dengan besaran lainnya yang telah ditetapkan sebagai dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir standar suatu besaran. yang ditaksir atau diragukan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil peng- 5. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ukuran adalah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung a. alat ukur; pada besaran lainnya. b. lingkungan pengukuran; dan 6. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan c. orang yang mengukur. dari beberapa besaran pokok. 3. Jenis-jenis alat ukur antara lain: 7. Kedua ruas dari persamaan harus memiliki dimensi a. alat ukur panjang, contohnya mistar ukur, yang sama. jangka sorong, dan mikrometer ulir (sekrup). b. alat ukur massa, contohnya neraca ohaus 8. Satuan dapat diubah menjadi satuan lainnya, dalam c. alat ukur waktu, contohnya stopwatch besaran yang sama, dengan cara konversi satuan. 14 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 24. P e t a Konsep Pengukuran Besaran Fisika menggunakan terdiri atas dengan cara memiliki Alat Ukur Besaran Pokok Besaran Turunan Pengukuran Pengukuran Satuan Tunggal Berulang contohnya contohnya contohnya dapat di • Mistar • Panjang (m) • Gaya memiliki • Jangka Sorong • Massa (kg) • Energi Konversi • Mikrometer Ulir • Waktu (s) • Kecepatan Ketidakpastian dan • Stopwatch • Temperatur (K) • Percepatan Aturan Angka • Neraca Ohaus • Kuat Arus (A) • Tekanan Penting • Intensitas Cahaya (cd) • Jumlah Zat (mol) memiliki Dimensi Kaji Diri Setelah mempelajari bab Pengukuran, Besaran, dan Satuan, Rumuskan materi yang belum Anda pahami, lalu cobalah Anda Anda dapat mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, tuliskan kata-kata kunci tanpa melihat kata kunci yang telah dan waktu. Jika Anda belum mampu mengukur besaran Fisika, ada dan tuliskan pula rangkuman serta peta konsep ber- seperti massa, panjang, dan waktu, Anda belum menguasai dasarkan versi Anda. Jika perlu, diskusikan dengan teman- materi bab Pengukuran, Besaran, dan Satuan dengan baik. teman atau guru Fisika Anda. Pengukuran, Besaran, dan Satuan 15
  • 25. Evaluasi Materi Bab 1 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan Anda. 1. Faktor-faktor yang membuat proses pengukuran 7. Besaran-besaran berikut ini yang merupakan menjadi tidak teliti, di antaranya: besaran turunan adalah .... (1) alat ukur, a. gaya, kecepatan, dan panjang (2) benda yang diukur, b. berat, daya, dan waktu (3) lingkungan, dan c. massa, waktu, dan percepatan (4) orang yang mengukur. d. berat, energi, dan massa Pernyataan yang benar adalah .... e. tekanan, gaya, dan berat a. (1), (2), dan (3) 8 . Besaran-besaran berikut ini yang merupakan besaran b. (1) dan (3) pokok tambahan adalah .... c. (2) dan (4) a. panjang d. (4) saja b. massa e. (1), (2), (3), dan (4) c. waktu 2. Skala terkecil dari alat-alat ukur panjang seperti mistar, d. sudut datar jangka sorong, dan mikrometer sekrup adalah .... e. intensitas cahaya a. 1 mm; 0,1 mm; 0,01 mm 9. Besaran-besaran berikut ini yang tidak termasuk b. 0,5 mm; 0,1 mm; 0,01 mm besaran pokok adalah .... c. 0,1 mm; 0,01 mm; 0,001 mm a. panjang d. 0,5 mm; 0,05 mm; 0,005 mm b. massa e. 0,5 mm; 0,01 mm; 0,001mm c. waktu 3. Seseorang melakukan pengukuran tebal buku tulis d. suhu dengan jangka sorong. Hasil pengukurannya adalah e. muatan listrik 5,24 mm. Dengan memperhitungkan kesalahan 10. Besaran-besaran berikut ini yang tidak termasuk mutlak, pembacaan dari hasil pengukuran tersebut besaran turunan adalah .... dapat dituliskan menjadi .... a. massa jenis a. (5,24 + 0,01) mm b. momentum b. (5,24 + 0,05) mm c. jumlah zat c. (5,24 + 0,1) mm d. tekanan d. (5,24 + 0,5) mm e. usaha e. (5,24 + 1) mm 11. Besaran-besaran berikut ini yang semuanya bukan 4. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 10 cm. besaran turunan adalah .... Dengan menggunakan aturan angka penting dan a. usaha, massa jenis, dan suhu notasi ilmiah, volume kubus tersebut adalah .... b. daya, gaya, dan intensitas cahaya a. 1,000 cm3 c. luas, panjang, dan volume b. 1 × 10 cm3 d. kuat arus listrik, suhu, dan waktu c. 1,0 × 103 cm3 e. usaha, daya, dan gaya d. 1,00 × 103 cm3 12. Dari besaran-besaran berikut ini, yang bukan me- e. 1,000 × 103 cm3 rupakan besaran pokok adalah .... 5. Sebatang kayu memiliki panjang 10 m. Dari per- a. suhu nyataan tersebut yang disebut besaran adalah .... b. kuat arus a. 1 0 c. intensitas cahaya b. m d. berat c. 10 m e. waktu d. panjang 13. Di antara kelompok besaran-besaran berikut ini, e. kayu yang hanya terdiri atas besaran turunan adalah .... 6. Dari sistem besaran berikut ini, yang termasuk a. waktu, kecepatan, dan luas besaran pokok dalam sistem SI adalah .... b. massa jenis, kecepatan, dan tekanan a. berat c. volume, berat, dan temperatur b. muatan listrik d. percepatan, energi, dan temperatur c. volume e. waktu, massa jenis, dan berat d. suhu 14. Seorang siswa menunggu bis selama 30 menit. e. kecepatan Dari pernyataan tersebut yang menyatakan satuan adalah .... 16 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 26. a. siswa d. s/cm b. bus e. cm c. 3 0 20. [M][L][T]–2 menunjukan dimensi dari .... d. menit a. percepatan e. 30 menit b. energi 15. Massa jenis air dalam sistem CGS (cm - gram - c. usaha sekon) adalah 1 g/cm. Jika massa jenis ini dikon- d. gaya versikan ke sistem internasional (SI) maka nilainya e. daya adalah .... 21. Jika M dimensi massa, L dimensi panjang, dan T a. 10-3 kg/mm3 dimensi waktu, dimensi tekanan adalah .... b. 10-1 kg/mm3 a. [M][L][T]-2 c. 1 kg/m3 b. [ML]-1[T]-2 d. 10 kg/m3 c. [M][L]2 [T]-3 e. 103 kg/m3 d. [M][L]–2 [T]–2 16. Satuan berat dalam SI adalah .... e. [M][L]–3[T]–2 a. kg 22. Daya adalah usaha per satuan waktu. Dimensi daya b. kgm/s adalah .... c. kgm/s2 a. MLT–2 d. kgm2/s b. ML 2T–2 e. kgm2/s2 c. ML 2T–3 17. Dalam SI, satuan tekanan adalah .... d. ML –2T –2 a. dyne e. ML –3T –2 b. joule 23. Besaran yang dimensinya MLT–1 adalah .... c. pascal a. gaya d. newton b. tekanan e. watt c. energi 18. Satuan energi dalam SI adalah .... d. momentum a. watt e. percepatan b. joule 24. Notasi ilmiah dari bilangan 0,000000022348 adalah .... c. dyne a. 22,348 × 10–9 d. newton b. 22,348 × 10–10 e. pascal c. 2,23 × 10–8 19. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan d. 2,2348 × 10–8 x = A + Bt + Ct2. Dalam rumus itu x menunjukan e. 2,2348 × 10–9 tempat kedudukan dalam cm, t waktu dalam sekon, 25. Orde bilangan dari nilai 0,00000002456 adalah .... A, B, dan C masing-masing merupakan konstanta. a. –10 Satuan C adalah .... b. – 8 a. cm/s c. 10 –12 b. cm/s 2 d. 10 –9 c. cms e. 10 –8 B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan kerjakanlah pada buku latihan Anda. 1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara stopwatch 5. Tentukanlah hasil pengukuran panjang meng- analog dan digital. Sebutkan juga kelebihan dan gunakan jangka sorong berikut ini beserta kekurangan dari kedua alat ukur waktu tersebut. ketelitiannya. 2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat ukur panjang dengan ketelitiannya. 3. Mengapa kesalahan paralaks (kesalahan peng- lihatan) sering terjadi dalam pengukuran? Jelaskan. 4. Sebutkan 7 besaran pokok berdasarkan Satuan Internasional beserta satuannya. Pengukuran, Besaran, dan Satuan 17
  • 27. 6. Tentukanlah banyaknya angka penting dari hasil 9. Dari pengamatan mengukur ketebalan dengan meng- pengukuran berikut. gunakan jangka sorong (ketelitian 0,025 mm) dari a. 0,56 kg suatu bahan secara berulang-ulang, didapat hasilnya b. 25,060 cm sebagai berikut. c. 2000 N d. 1,3672 A No Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran 7. Dalam persamaan berikut, jarak x dinyatakan dalam 1 1,2 cm 0,03 ... meter, waktu t dalam sekon, dan kecepatan v dalam 2 1,4 cm 0,05 ... meter per sekon. Tentukanlah satuan-satuan SI 3 1,6 cm 0,07 ... untuk konstanta C, dan C2. a. x = C2 – C1t c. v2 = C1x Tentukanlah hasil pengukuran berdasarkan tabel 1 tersebut. b. x = C2t2 d. v = C2t 2 10. Jelaskan cara-cara melakukan pengukuran yang 8. Perhatikan gambar berikut. baik dan benar. Tentukan hasil pengukuran menggunakan alat ukur tersebut lengkap beserta ketelitiannya. 18 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 28. Bab2 2 Vektor Sumber:www.tallship.org Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan peng- ukurannya dengan cara melakukan penjumlahan vektor. Pernahkah Anda mengarungi lautan menggunakan perahu layar? Ketika A. Definisi, Gambar, perahu layar mencoba untuk bergerak lurus, tiba-tiba angin dan ombak lautan dan Notasi Vektor menghambat perjalanan sehingga Anda tidak dapat mencapai tujuan dengan tepat. Untuk dapat sampai di tempat tujuan, Anda harus mengubah arah B. Penjumlahan pergerakan perahu layar Anda dan memperkirakan arah gerak angin dan Vektor ombak tersebut. Menggunakan Begitu pun jika Anda berenang di sungai yang memiliki aliran yang kuat, Metode Grafis Anda perlu berjuang melawan arus aliran sungai agar dapat mencapai tujuan dan Analitis yang Anda inginkan. Besarnya kecepatan arus aliran sungai dapat menentukan C. Menjumlahkan seberapa jauh penyimpangan Anda ketika berenang. Mengapa hal tersebut Vektor Dengan dapat terjadi? Semua yang Anda alami tersebut berhubungan dengan vektor. Untuk lebih memahami materi mengenai vektor, pelajarilah bahasan-bahasan Metode Uraian berikut ini dengan saksama. 19
  • 29. Soal Pramateri Ketika seseorang bertanya di mana letak sekolah Anda dari tempat Anda berada saat itu, apa jawaban Anda? Cukupkah dengan menjawab, "Sekolah 1. Apa yang Anda ketahui saya berjarak 2 km dari sini?". Tentu saja jawaban Anda belum lengkap. mengenai besaran vektor? 2. Sebutkan besaran-besaran Tempat yang berjarak 2 km dari posisi Anda sangatlah banyak, bisa ke arah yang termasuk ke dalam timur, barat, selatan, atas, dan bahkan ke bawah. Oleh karena itu wajar jika besaran vektor. orang tadi melanjutkan pertanyaannya sebagai berikut "ke arah mana?". 3. Sebutkan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang Jawaban yang dapat menyatakan letak atau posisi sekolah Anda secara tepat berhubungan dengan vektor. adalah "Sekolah saya berjarak 2 km dari Jogja ke timur". Pernyataan ini memperlihatkan bahwa untuk menunjukkan posisi suatu tempat secara tepat, memerlukan data jarak (nilai besaran) dan arah. Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peristiwa yang berkaitan dengan besaran vektor. Ketika Anda naik sebuah perahu di sungai Musi, Anda pasti menginginkan arahnya tegak lurus terhadap arus sungai. Arah gerak perahu tidak akan lurus tiba di seberang, melainkan bergeser searah gerak aliran air. B A Definisi, Gambar, dan Notasi Vektor Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang A memiliki nilai dan arah. Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki nilai. A a Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu. A Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak panah. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat meng- AB gunakan satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya A atau AB . Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak tebal dan miring, misalnya A atau B. Gambar 2.1 b B menunjukkan gambar beberapa vektor dengan notasinya. Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor. B Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya B dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis c A |B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah vektor Gambar 2.1 dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2.2 memperlihatkan tiga buah Beberapa contoh gambar dan vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°, notasi vektor. dan 225° terhadap sumbu-x positif. y y y Gambar 2.2 A B Arah vektor dinyatakan oleh sudut yang dibentuknya 45° 90° 225° terhadap sumbu- positif. x x x a b c C 20 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 30. B Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Grafis dan Analitis Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah dengan aliran sungai, kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah pergerakan semula? Apakah posisi terakhir Anda tepat sesuai keinginan Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut 90° dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat arah gerak Anda tidak tepat atau menyimpang. Anda dapat menentukan posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan vektor gerak Anda, baik perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara menjumlahkan dua buah vektor? Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan. Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan. 1. Resultan Dua Vektor Sejajar Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur. Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3. 80 km Gambar 2.3 50 km 30 km Menjumlahkan dua vektor x (km) timur searah. Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 2.4. 20 km 30 km Gambar 2.4 Menjumlahkan dua vektor 50 km berlawanan arah. x (km) timur Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4, menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan men- jumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah R = A+B (2–1) dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya adalah R= A- B (2–2) dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar. Vektor 21
  • 31. 2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5. Besar resultan perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai berikut y (km) utara Gambar 2.5 r Menjumlahkan dua vektor yang y = 30 saling tegak lurus. θ x (km) timur x = 40 r = x 2 + y 2 = 402 + 302 = 2.500 = 50 km dan arahnya y 30 3 3 Jangan tan θ = = = → θ = tan −1 ⎛ ⎞ = 37° ⎜ ⎟ Lupa x 40 4 ⎝4⎠ Besar atau nilai vektor selalu positif. terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur). Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang saling tegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya R = A2 + B2 (2–3) dengan arah B Kata Kunci θ = tan −1 ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ (2–4) ⎝ A⎠ • Dalil Pythagoras • Metode analitis terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor • Metode grafis • Vektor resultan A searah sumbu-x. 3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6 (a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6 (b). Gambar 2.6 B R (a) Vektor A dan vektor B B mengapit sudut. (b) Menggambarkan vektor θ θ resultan dari vektor A dan A A vektor B. a b Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut. Perhatikan Gambar 2.7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk 22 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 32. resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R . Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah R B D R = ( A + C )2 + D 2 = A2 + 2 AC + C 2 + D 2 θ A C Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar Gambar 2.7 diperoleh Menentukan besar resultan dua C2 + D2 = B2 buah vektor secara analitis. dan dari trigonometri, C cos θ = atau C = Bcosθ B Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor resultan R. R= A 2 + B2 + 2 ABcosθ (2–5) A –A 4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8. Selisih Gambar 2.8 dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah Vektor A Negatif dari sebuah antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Secara vektor A. matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B. B A θ A 180°– θ –B 180°– θ Gambar 2.9 R –B Selisih dua buah vektor. a b Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (2–5) dengan mengganti θ dengan 180 – θ . Oleh karena, cos (180° – θ ) = –cos θ sehingga diperoleh R = A2 + B2 − 2AB cosθ (2–6) 5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Perlu Anda Poligon Ketahui cos (180 – θ ) = –cos θ Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnya Hal ini dikarenakan cos (180 – θ ) berbeda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (a), resultannya dapat sama dengan cos(180) cos θ + diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni sebagai berikut. sin(180) sin θ di mana nilai a. Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal cos(180) = –1 dan nilai sin(180) = 0.Bagaimana jika vektor C pada ujung vektor B. cos(180 + θ )? Apakah sama b. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal dengan –cos θ ? vektor A dan ujung panahnya tepat di titik ujung vektor C. Vektor 23
  • 33. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (b). A A B B C Gambar 2.10 Menggambarkan resultan R beberapa vektor dengan metode poligon. C a b Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 2.10 ditulis sebagai berikut. R=A+B+C A B 6. Vektor Nol Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang hasilnya nol. Sebagai contoh, lima buah vektor, A, B, C, D, dan E, E menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis ditulis C A+B+C+D+E=0 D Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor Gambar 2.11 tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa ujung Penjumlahan lima buah vektor vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik pangkal vektor yang menghasilkan vektor nol. pertama (vektor A). Contoh 2.1 Dua buah vektor satu sama lain membentuk sudut 60°. Besar kedua vektor tersebut sama, yakni 5 satuan. Tentukanlah a. resultan, dan b. selisih kedua vektor tersebut. Jawab Kata Kunci Misalnya, kedua vektor tersebut adalah A dan B. Besarnya, A = B = 5 dan sudutnya • Metode poligon θ = 60°. Dengan menggunakan Persamaan (2–5) dan (2–6), diperoleh • Vektor nol a. resultannya R = 52 + 52 + 2(5)(5)cos60 o = 52 + 52 + (2)(5)(5)(0, 5) = 5 3 satuan b. selisihnya R = 52 + 52 − 2(5)(5)cos 60 o = 52 + 52 − (2)(5)(5)(0,5) = 5 satuan Soal Penguasaan Materi 2.1 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Dua buah vektor dijumlahkan dan hasilnya nol. terhadap tepi sungai? Berapakah sudut yang di- Bagaimanakah besar dan arah kedua vektor tersebut? bentuk oleh lintasan perahu terhadap garis tepi 2. Sebuah mobil bergerak menempuh jarak 150 km ke sungai? Anggap sungainya lurus. barat, kemudian 200 km ke selatan. Berapakah 4. Dua buah vektor, A dan B, masing-masing besar- perpindahan mobil dari titik asal (besar dan arahnya)? nya 30 N dan 40 N. Tentukanlah resultan kedua 3. Ahmad hendak menyeberangi sungai mengguna- vektor tersebut jika (a) searah, (b) berlawanan arah, kan perahu. Kecepatan arus air 4 m/s. Jika Ahmad dan (c) saling tegak lurus. (d) Tentukan pula memacu perahu dengan kecepatan 3 m/s tegak resultan dan selisihnya jika kedua vektor tersebut lurus arus air, berapakah kecepatan perahu relatif membentuk sudut sudut 60°. 24 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
  • 34. C Menjumlahkan Vektor dengan Metode Uraian Dalam beberapa kasus, seringkali Anda menjumlahkan beberapa vektor yang lebih dari dua buah. Secara grafis, metode yang digunakan adalah metode poligon, seperti yang telah disinggung sebelumnya. Akan tetapi, bagaimanakah cara menentukan besar dan arah vektor resultannya? Salah satu metode yang digunakan adalah metode uraian, seperti yang akan di bahas pada sub-subbab berikut ini. y 1. Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Vektor-vektor baru hasil uraian disebut vektor-vektor komponen. Ketika sebuah vektor telah diuraikan menjadi vektor-vektor komponennya, vektor tersebut dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektor A Ay komponennya. Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras 50 kg menjadi dua karung dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah karung yang berisi 50 kg tetap ada? θ x Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan menjadi Ax dua buah vektor komponen, masing-masing berada pada sumbu-x dan Gambar 2.12 sumbu-y. A x adalah komponen vektor A pada sumbu-x dan A y adalah Menguraikan sebuah vektor komponen vektor A pada sumbu-y. Dengan mengingat definisi sin θ dan menjadi dua vektor komponen cos θ dari trigonometri, besar setiap komponen vektor A dapat ditulis yang saling tegak lurus. sebagai berikut. Ax = A cos θ dan Ay = A sin θ (2–7) Sementara itu, dengan menggunakan Dalil Pythagoras diperoleh hubungan 2 2 A = Ax + Ay (2–8) Selanjutnya, hubungan antara Ax dan Ay diberikan oleh Ay tan θ = (2–9) Ax Contoh 2.2 Sebuah vektor panjangnya 20 cm dan membentuk sudut 30° terhadap sumbu-x positif seperti diperlihatkan pada gambar. y cm Ay 20 30° x Ax Tentukanlah komponen-komponen vektor tersebut pada sumbu-x dan sumbu-y. Jawab Gunakan Persamaan (2–7) maka diperoleh o 1 Ax = A cos 30 = (20)( 3 ) = 10 3 cm 2 dan 1 o Ay = A sin 30 = (20)( ) = 10 cm 2 Vektor 25