Salah satu yang menarik dari Desa Melung adalah kemampuan mereka mengelola informasi. Sepuluh menit setelah kejadian, saya sudah menerima pesan pendek (SMS) yang berisi informasi kejadian. Sehari kemudian, saya sudah bisa membaca beritanya di portal desa mereka (http://melung.or.id). Meski, produktivitas berita yang mereka sebarluaskan masih minim, portal mereka menjadi rujukan bagi para jurnalis media arus utama dalam menulis berita. Warga Desa Melung mampu menulis tentang peristiwa bencana yang mereka hadapi dari pelbagai sudut pandang. Ada informasi yang bentuknya berita langsung, ada pula informasi yang dikemas dalam bentuk berita kisah. Mereka juga menunjukkan sikap mandiri dalam membangun kembali daerahnya setelah bencana. Bahkan, sesama korban bisa membangun solidaritas.
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Pengelolaan informasi bencana di desa melung
1. Warga Kelola Informasi Bencana
Belajar dari Peristiwa Angin Ribut di Desa Melung, Banyumas
Yossy Suparyo | Pemimpin Redaksi Suara Komunitas
Desa Melung terletak di lereng Gunung Slamet, gunung terbesar dan tertinggi di Jawa Tengah yang
masih aktif. Desa ini masuk dalam Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Pada 2527 Januari
2012, Desa Melung dilanda angin kencang, warga menyebutnya angin ribut, yang mengakibatkan banyak
kerusakan.
Salah satu yang menarik dari Desa Melung adalah kemampuan mereka mengelola informasi. Sepuluh
menit setelah kejadian, saya sudah menerima pesan pendek (SMS) yang berisi informasi kejadian. Sehari
kemudian, saya sudah bisa membaca beritanya di portal desa mereka (http://melung.or.id). Meski,
produktivitas berita yang mereka sebarluaskan masih minim, portal mereka menjadi rujukan bagi para
jurnalis media arus utama dalam menulis berita.
Warga Desa Melung mampu menulis tentang peristiwa bencana yang mereka hadapi dari pelbagai sudut
pandang. Ada informasi yang bentuknya berita langsung, ada pula informasi yang dikemas dalam bentuk
berita kisah. Mereka juga menunjukkan sikap mandiri dalam membangun kembali daerahnya setelah
bencana. Bahkan, sesama korban bisa membangun solidaritas.
Kronologi berita bencana angin ribut di desa tersebut bisa dilacak lewat kliping berita di bawah ini:
BERITA #1 | 26 JANUARI 2012
Desa Melung Dilanda Angin Ribut
Bencana angin ribut melanda Desa Melung, Kecamatan
Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas pada Rabu dini hari
(25/1/2012). Satu rumah warga rusak parah akibat tertimpa
pohon tumbang dan ada 150 rumah warga yang atapnya
berterbangan, termasuk rumah Kepala Desa Melung, A Budi Satrio.
Kepala Desa Melung, A Budi Satrio, mengatakan angin dengan
kecepatan tinggu bisa datang sewaktuwaktu. Angin meruntuhkan
satu rumah warga di RT 1 RW 1. Jaringan listrik ke Desa Melung
mati total karena sejumlah tiang listrik yang roboh. Saat malam
tiba, suasana Desa Melung gelap gulita.
"Banyak warga yang tidur beratap langit, termasuk saya.
Suasana seperti planetarium, kita bisa melihat kerlapkerlip
bintang karena rumah tak lagi beratap. Untung hari ini tak turun hujan," kisah Budi Satrio.
Selain itu, angin ribut juga merusak 3 kandang ayam potong dan 1 kandang sapi. Warga Desa Melung
berharap para pihak, terutama pemerintah, bergerak cepat mengatasi kerusakan infrastruktur penting, seperti
saluran listrik dan dukungan peralatan berat untuk membersihkan pohonpohon yang tumbang.
BERITA #2 | 27 JANUARI 2012
Siap Evakuasi Meski Larut Malam
Selama tiga hari terakhir, 2527 Januari 2012, warga Desa Melung tak bisa tidur nyenyak. Siap saat
mereka harus siaga untuk menyelamatkan diri saat angin kencang melanda desa. Meski pada sore hari langit
cerah, malam harinya warga bisa bertumpah ruah di jalanjalan karena angin kencang tibatiba datang.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Desa Melung, A Budi Satrio. Pada Kamis (26/1/2012) sore langit di atas
Desa Melung sangat cerah. Meski rumahnya tak beratap lengkap, pria separuh baya ini bisa tersenyum lebar.
"Seperti berada di Planetarium. Kita bisa tidur di ruang tamu sambil menatap bintangbintang. Indah
sekali," kisahnya.
Situasi berubah pada Jumat dinihari pukul 02.00 hujan turun. Semua warga bangun untuk
menyelamatkan barangbarang berharganya, terutama alat elektronik. Mereka harus basah kuyup karena
sebagian besar atap rumahnya rusak diterjang angin.
Bagi Budi Satrio, bencana yang menimpa desanya menjadi bahan pelajaran yang sangat berharga. Warga
bisa belajar tentang pengetahuan penanganan bencana. Dia juga bahagia karena pada saat bencana semangat
kebersamaan warga justru makin menguat.
"Ini laboratorium bagi kami untuk belajar tentang penanganan kebencanaan. Kita harus melihat seluruh
hambatan dan kendala penanganan bencana menjadi tantangan yang penting untuk dicari jalan keluarnya,"
tambahnya.
2. Warga Desa Melung berharap PLN bisa cepat menangani masalah layanan listrik. Tanpa listrik, semua
orang harus bekerja ekstra keras, baik dalam siaga keamanan maupun penanganan korban bila sewaktu
waktu angin kencang datang.
BERITA #3 | 27 JANUARI 2012
Tagana Desa Melung Tangani Bencana Angin Ribut
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Melung, Kecamatan
Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas sibuk penangani para
korban angin ribut yang melanda Desa Melung. Angin kencang
bisa datang sewaktuwaktu tanpa bisa diprediksi. Mereka
melakukan ronda keliling kampung sembari melakukan pendataan
korban.
Hingga hari ketiga, tandatanda angin mereda belum terlihat.
Pada Kamis pagi, pukul 05.00 angin kencang kembali melanda
desa. Data yang tercatat di Posko Darurat Warga Desa Melung ada
261 rumah rusak, berat maupun ringan.
Ada dua rumah warga yang rata dengan tanah, yaitu Rumah
Sarmin Samsul Bahri (33) di Rt 01 Rw 01 dan rumah Aris Rt 03
Rw 01. Kerugian material Diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 85.000.000.00.
Situasi desa terlihat mencekam karena jaringan listrik dari PLN mati. Ada sejumlah tiang listrik yang
roboh di empat titik, yaitu di Rt 04/01,Rt 03/01,Rt 05/02, dan Rt 01/03.
Untuk mengantisipasi adanya angin ribut susulan, sejak malam Jumat seluruh Tagana Desa Melung,
perangkat desa, dan para sukarelawan siap siaga di kantor Balai Desa Melung.
Meski malam sudah larut dan jarum jam menunjuk pukul 01.40 para anggota Tagana masih di lapangan
untuk mengecek kondisi lapangan. Hal itu diperparah karena hujan mulai turun sehingga mereka harus
membantu warga memasang atapatap sementara dari puingpuing material atap yang bisa dimanfaatkan.
Mereka baru kumpul di Posko bila situasi sudah dirasakan aman.
Berita #4 | 28 JANUARI 2012
Warga Melung Buka Posko Bencana Angin Ribut
Masuki hari ketiga bencana angin ribut (28/1/2011), warga
dan Pemerintah Desa Melung membuka Posko Darurat Penanganan
korban bencana. Posko warga didirikan di Balai Desa Melung.
Kontak telepon menggunakan 085291811148 dan 02817696007.
Aparat desa dan warga terus bersiaga karena sewaktuwaktu angin
kencang bisa datang.
Menurut Pinisepuh Desa Melung, Yasroji, bencana angin ribut
yang melanda Desa Melung seperti siklus lima tahunan. Pada
2007, hal serupa menimpa Desa Melung. Namun, bencana kali ini
merupakan bencana paling besar karena laju kecepatan angin jauh
lebih kencang.
Selain itu, Yasroji menjelaskan angin kencang sebenarnya
merupakan tanda perubahan musim. Saat ini, waktu datangnya pranata mangsa kewolu atau pranata musim
yang kedelapan. Mangsa kewulo menurut dia ditandai dengan perubahan iklim yang ekstrem.
"Kita memasuki mongso kewolu tepat di Rabu Pon. Dalam pranata musim yang dipercayai oleh orang
Jawa kuno, cuaca ekstrem akan terus berlangsung hingga Jumat Kliwon. Karena itu, saya berharap warga
terus waspada sepanjang pekan ini," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Melung, A Budi Satrio bersama warga terus membangun tempat pengungsian
sementara. Meskipun dia belum mengajak para korban untuk mengungsi tapi lokasi penting dibangun untuk
kesiapsiagaan menghadapi halhal yang tidak diinginkan.
"Lebih dari separuh atap warga rusak parah. Ada 261 dari 505 rumah yang ada di Desa Melung rusak.
Bila datang hujan, bencana baru akan muncul. Kini, kami sedang menghimpun persediaan atap, baik
antarwarga maupun pihak luar," ujarnya.
Pada hari ke dua (26/1/2011), angin ribut kembali menerjang Desa Melung pada pukul 10.00. Angin
merobohkan satu rumah warga di RT 01 RW 01. Pada peristiwa itu tidak ada korban jiwa karena warga terus
siap siaga. Hal itu menandakan cuaca belum normal di wilayah itu.
Sampai hari ketiga listrik dari PLN masih padam. Suasana Desa Melung gelap gulita. Warga
menggunakan penerangan menggunakan lampu minyak dan membuat perapian dari rantingranting pohon.
Posko Darurat juga melakukan ronda dan pendata korban secara terusmenerus.
3. BERITA #5 | 29 JANUARI 2012
Melung Bangkit Tangani Korban Bencana
Bencana angin ribut yang melanda Desa Melung selama 3
(tiga) hari pada 2527 Januari 2012 banyak meninggalkan cerita
duka. Sarmin, salah satu warga Grumbul Depok, bertutur hingga
hari ini, Sabtu (28/1/2012) rumahnya belum mampu ia
diperbaiki. Kondisi atap hancur berkeping saat diterjang angin
ribut.
Niat untuk segera memperbaiki atap rumahnya. Sayang,
penghasilan sebagai petani biasa hanya cukup untuk sekadar
makan. Hujan yang turun mengguyur wilayah Melung makin
menambah penderitaanya.
"Sudah tiga hari ini saya dan keluarga menumpang tidur di
rumah tetangga. Sebenarnya saya ingin kembali ke rumah, tapi
sisa puing atap yang ada tak cukup membantu," ujarnya.
Peristiwa yang dialami Sarmin banyak menimpa sejumlah warga Desa Melung lainnya, contohnya
Naryato. Dia tinggal di Grumbul Kaliputra. Hampir semua atap rumahnya hancur lebur. Pada umumnya
rumah yang ada di Desa Melung beratapkan seng sehingga saat bencana angin ribut melanda jatuh terbawa
angin, dan kebanyakan seng yang ada berjenis asbes sehingga saat jatuh langsung pecah.
Adanya bencana angin ribut juga mengakibatkan tumbangnya ratusan tanaman masyarakat, terutama
tanaman tahunan seperti albasia, jengkol, dan petai. Pohon pisang juga tidak luput dari bencana angin ribut.
Menurut Kepala Sie Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat, Khoerudin, kerugian yang diakibatkan
oleh bencana angin mencapai 300 jutaan. Dari kerja pendataan yang dilakukan oleh warga dan Pamong Desa
Melung, ada 261 rumah penduduk yang rusak.
"Dari 505 rumah yang ada di Desa Melung, lebih dari 50 prosen rumah rusak, baik rusak ringan maupun
berat," jelas Khaerudin.
Minimnya informasi cuaca yang bisa diakses oleh warga membuat sejumlah warga kecele. Warga yang
hari pertama (25/1/2012) sudah selesai membetulkan atap harus meradang karena masih ada angin susulan
di hari kedua dan ketiga yang kembali meluluhlantakkan rumah mereka.
Warga dan Pemerintah Desa Melung mencoba mendirikan posko di tingkat desa. Sayang, hal berbeda
terjadi di tingkat kecamatan. Kecamatan Kedungbanteng tidak memiliki posko meskipun bencana melanda
sejumlah desa di wilayah itu, seperti Melung, Kalipagu, dan Kutaliman.
BERITA #6 | 6 FEBRUARI 2012
Tertimpa Bencana Tapi Masih Berbagi
Di Minggu yang cerah (5/2/2011) pukul 06.30 WIB di tempat
parkiran rumah makan komplek GOR Satria Purwokerto,
kelompok kesenian ebeg Sri Kerto Kencanawati pimpinan Nartam
dengan penasehat Suwarjo mempertunjukan kesenian Ebeg untuk
penggalangan dana bagi korban bencana angin ribut untuk desa
desa yang terkena musibah.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Desa Melung dengan
Forum Bencana Angin Ribut Purwokerto. Walaupun sesungguhnya
Desa Melung merupakan salah satu korban yang dilanda bencana
angin ribut namun rasa sosial tetap ditunjukan oleh para
pemimpin rombongan Kesenian Ebeg.
Bagi Nartam, apa yang dilakukan olehnya didasari oleh
semangat saling membantu sesama yang tertimpa musibah. Dari pertunjukan itu, dia tidak mengharap
imbalan dari kegiatan ini.
"Kami ingin beramal sekaligus promosi kesenian Banyumasan. Tiap Minggu GOR Purwokerto selalu ramai
dikunjungi orangorang yang sedang berolah raga. Sambil olahraga mereka bisa menikmati kesenian dan
menyumbangkan dana untuk saudarasaudara kita yang terkena musibah," jelas Nartam.
Kegiatan Penggalangan dana yang diprakasai oleh Forum Bencana Angin Ribut yang terdiri dari para
relawan pencinta alam Purwokerto dan beberapa elemen lembaga juga pengusaha, seperti Mantap pemilik
rumah makan.
Dana yang terkumpul akan disalurkan ke warga masyarakat yang masih membutuhkannya. Desa Melung
sendiri mendapat bantuan dari para relawan yang peduli dengan bencana, baik berupa tenaga dan material
dan dari PMI Cabang Banyumas berupa 2 paket sembako untuk 2 rumah yang atapnya roboh.