SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  110
KELAINAN KONGENITAL
  MUSKULO SKELETAL
PENDAHULUAN
• Kelainan kongenital merupakan kelainan
  dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
  sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur
• Perlu dibedakan antara istilah “kongenital”
  dan “genetik”.
• Kelainan kongenital adalah kelainan yang
  sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan
  oleh faktor genetik maupun non-genetik.
ANGKA KEJADIAN
• Kadang-kadang suatu kelainan kongenital belum
  ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi
  lahir, tetapi baru ditemukan beberapa waktu
  setelah kelahiran bayi.
• Sebaliknya dengan kemajuan teknologi
  kedokteran, kadang- kadang suatu kelainan
  kongenital telah diketahui selama kehidupan
  fetus.
• Kelainan muskuloskeletal merupakan kelainan
  yang sering dijumpai di klinik sesudah kelaina
  system kardiovaskuler dan susunan saraf pusat.
FAKTOR ETIOLOGI
• Sekitar 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak
  diketahui, sisanya mungkin disebabkan oleh faktor
  lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya.
• Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi
  akibat:
   – hilangnya bagian tubuh tertentu
   – kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu
   – kelainan bawaan pada kimia tubuh.
• Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat
  mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara
  lain :
• Faktor Genetik Dan Kromosom
  Pola pewarisan kelainan genetik:
  – Autosom dominan
     • Contohnya adalah akondroplasia dan sindroma
       Marfan.
  – Autosom resesif
     • Contohnya adalah penyakit Tay-Sachs atau kistik
       fibrosis.
  – X-linked
     • Contohnya adalah hemofilia dan buta warna
• Faktor Lingkungan
  – Teratogenik
  – Infeksi
  – Gizi
  – Faktor fisik/mekanik pada rahim
  – Faktor hormonal
  – Faktor umur ibu
  – Faktor-faktor lain
DIAGNOSIS
• Diagnosis prenatal
  – Tes skrining
     • Pemeriksaan darah ibu
     • Pemeriksaan USG.
  – Tes diagnostik
     •   Amniosentesis
     •   Pemeriksaan vili korion
     •   Pemeriksaan darah janin
     •   Pemeriksaan USG yang lebih mendetil
• Diagnosis pada masa bayi dan anak-anak
  Untuk mendiagnosis kelainan bawaan pada bayi,
  dilakukan pemeriksaan sistem muskuloskeletal yang
  merupakan bagian integral pemeriksaan pediatrik bayi
  baru lahir.
  Tujuan pemeriksaan orthopedic check list ini adalah :
      • Menemukan kalainan bawaan sedini mungkin
      • Penanganan dan perencanaan terapi yang memerlukan tindakan
        segera dan lama (sampai selesai pertumbuhan 16 17 tahun)
      • Genetic councelling untuk menyatakan apakah keadaan kelainan
        tersebut dominant atau resesive / mutasi atau herediter.Dalam
        kaitan kemungkinan mempunyai anak berikutnya. Apabila dapat
        dideteksi dini, maka banyak kelainan bawaan yang memberi
        akibat buruk di usia lanjut dapat dihindari
• Pemeriksaan orthopedi pada bayi
  (orthopedic check list) :
•   Anamnesa
•   Pemeriksaan Fisik
–   Pemeriksaan umum
–   Pemeriksaan regional; Kepala, Mata, Mulut, dll.
•   Pemeriksaan radiologis
•   Pemeriksaan biokimia
•   Biopsi tulang
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan penderita dengan kelainan
  bawaan tergantung dari jenis penyakitnya,
  kelainan genetik yang terjadi, derajat
  deformitas/kecacatannya, kapasitas mental,
  dan status sosialnya.meskipun demikian suatu
  standar dasar yang bersifat umum untuk
  penanganan kelainan bawaan tetap
  diperlukan.
KELAINAN KONGENITAL PADA
     TULANG, SENDI, DAN OTOT
• Kelainan kongenital pada tulang, sendi dan
  otot secara garis besar dibedakan menjadi
  kelainan displasia yaitu gangguan
  pembentukan yang memang secara intrinsik
  telah ada saat dalam kandungan dan distrofia,
  gangguan nutrisi, dan metabolisme saat
  pembentukan.
• Kelainan yang sering dijumpai antara lain :
OSTEOKONDRODISPLASIA
• Osteokondrodisplasia adalah sekumpulan
  penyakit keturunan yang menyebabkan tulang
  atau tulang rawan tumbuh secara abnormal
  sehingga kerangka tubuhpun terbentuk secara
  abnormal.
• Osteokondrodisplasia menyebabkan
  penderitanya memiliki tubuh cebol (dwarfisme).
• jenis osteokondrodisplasia yang paling sering
  ditemukan adalah akondroplasia
• Kelainan ini ditemukan pada 1 diantara 25.000-
  40.000 kelahiran hidup
OSTEOPETROSIS
• Osteopetrosis merupakan kelainan tulang
  herediter yang sangat jarang dijumpai. Kasus ini
  pertama kali ditemukan oleh Albers-Schoenberg
  pada tahun 1904.
• Tulang menjadi bertambah padat karena tidak
  seimbangnya antara proses pembentukan tulang
  dengan penghancuran tulang.
• Infantile Osteopetrosis
  – Malignant Infantile Osteopetrosis
  – Intermediate Infantile Osteopetrosis
• Adult Osteopetrosis.
Gambaran
radiografis pada
kasus
osteopetrosis
tampak seperti
marmer (marble)
sehingga
disebut marble
bone.
• Pengobatan
• Tidak ada pengobatan khusus.
• Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk
  mengurangi tekanan tinggi di dalam otak
  akibat kelainan pada tulang tengkorak
• Pembedahan juga dilakukan untuk
  membebaskan saraf-saraf yang tertekan
  akibat penebalan tulang
OSTEOGENESIS IMPERFEKTA (OI)
    ATAU BRITTLE BONE DISEASE
• Berlawanan dengan osteopetrosis, yaitu kelainan
  pembentukan jaringan ikat yang umumnya
  ditandai dengan tulang mudah patah, kelainan
  pada ligamen, kulit, sklera, gigi, ataupun tuli.
• Osteogenesis imperfekta (OI) adalah kelainan
  genetik autosomal dominan
  dengan karakteresitik adanya tulang rapuh dan
  penurunan massa tulang (osteopenia), sebagai
  hasil dari mutasi pada gen yang mengkodekan
  rantai tipe I kolagen
Tipe
• Tipe I (Ringan): sklera berwarna biru, fraktur
berulang pada masa anak-anak tapi tidak sering,
dan ketulian
• Tipe II (Sangat berat/ perinatal lethal): lahir
mati      atau     meninggal    pada       tahun
pertama kehidupan.
• Tipe III (Berat/Progresif): gangguan fisik
signifikan, berupa sendi yang sangat lentur,
kelemahan otot, nyeri tulang kronis berulang,
dan deformitas tengkorak. perawakan pendek.
• Tipe IV (Tak terdefinisi/ Moderately severe):
Fraktur dapat terjadi dalam uterus dengan
tulang panjang bawah bengkok yang tampak
sejak lahir.
• Diagnosis
• Dari riwayat keluarga,
  manifestasi klinis, dan
  penunjang.
• Penunjang dengan x foto,
  bone densitometri, lab
  biokimia dan molekuler, dan
  CT scan.
• Penatalaksanaan
• Karena penyakit ini didasari oleh kelainan genetik
  maka tidak didapatkan pengobatan yang efektif.
  Adapun prinsip tujuan pengobatan meliputi :
  – Merawat bayi secara seksama sehingga komplikasi
    fraktur yang lebih lanjut dapat dicegah
  – Mencegah deformitas yang tidak perlu terjadi melalui
    penggunaan bidai
  – Mobilisasi untuk mencegah terjadinya osteoporosis
  – Koreksi deformitas jika perlu dilakukan osteotomi dan
    fiksasi interna
ARTROGIPOSIS MULTIPEL
           KONGENITAL
• Artrogiposis Multipel Kongenital adalah suatu
  keadaan dimana satu atau beberapa sendi
  melebur atau mengalami kontraktur
  (memendek) sehingga tidak dapat ditekuk
  (pergerakannya terbatas).
• Artrogriposis ditemukan pada 1 diantara 3.000
  bayi baru lahir dan bukan merupakan penyakit
  keturunan.
• Secara umum, terdapat 4 penyebab dari terbatasnya pergerakan
  sendi bawaan:
• Atrofi otot (pengkisutan otot atau otot tidak terbentuk
  sebagaimana mestinya). Penyebab yang pasti dari terjadinya atrofi
  otot tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh:
   – Penyakit otot (misalnya distrofi muskuler kongenital)
   – Demam pada ibu hamil
   – Infeksi virus selama hamil, yang bisa menyebabkan kerusakan sel yang
     menghantarkan gelombang saraf ke otot.
• Rahim terlalu sempit untuk pergerakan yang normal. Misalnya
  jumlah cairan ketuban yang kurang atau bentuk rahim yang tidak
  normal.
• Kelainan bentuk pada sistem saraf pusat dan korda spinalis. Pada
  kasus ini, biasanya artrogiposis disertai oleh kelainan lainnya.
• Gangguan pembentukan tendo, tulang, sendi atau lapisan sendi.
  Misalnya tendo tidak tersambung dengan sendi pada tempat yang
  semestinya.
• Pengobatan
• Untuk memperbaiki kekuatan otot dan
  pergerakan sendi, dilakukan terapi fisik.
• Pemasangan bidai bisa dilakukan untuk
  meningkatkan latihan peregangan sehingga sendi
  lebih mudah digerakkan.
• Untuk memperbaiki posisi kaki seringkali
  digunakan gips.
• Pembedahan sebaiknya digunakan sebagai
  tindakan suportif terhadap tindakan pengobatan
  lainnya setelah dicapai hasil yang maksimum.
SINDROMA PRUNE-BELLY
• Sindroma Prune-belly (Sindroma Eagle-Barrett)
  adalah suatu penyakit yg ditandai dengan trias :
  – Kelainan otot perut (menyebabkan kulit perut
    mengkerut seperti buah plum yang dikeringkan)
  – Undesensus testis (buah zakar tidak turun ke dalam
    kantung zakar)
  – Pelebaran saluran kemih.
• Penyebabnya tidak diketahui. Selama masa janin,
  terdapat penyumbatan pada aliran air kemih dari
  ginjal. Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 30.000-
  40.000 bayi baru lahir. Lebih banyak ditemukan
  pada bayi laki-laki.
• Kelainan sistem ginjal yang ditemukan pada
  pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium :
   –   pelebaran struktur pengumpul pada ginjal
   –   megaureter (pelebaran ureter)
   –   pelebaran kandung kemih
   –   megalouretra (pelebaran uretra).

• Pemeriksaan
   – USG menunjukkan pelebaran ginjal, ureter atau kandung
     kemih
   – Rontgen ginjal
   – IVP (pielogram intravena)
   – Rontgen dada.
• Pengobatan
  Untuk mempertahankan pengaliran sistem ginjal dan
  melindungi fungsi yang masih tersisa, dilakukan
  pembedahan, yang bisa berupa :
   –   Pielostomi
   –   Vesikostomi
   –   Bedah rekonstruktif
   –   Bedah prenatal untuk memperbaiki katup uretra posterior

• Pengobatan lainnya :
   – Antibiotik prefentif untuk mencegah infeksi saluran kemih
   – Antibiotik untuk infeksi akut
   – Orkidopeksi untuk undesensus testis
SINDROMA MARFAN
• Sindroma Marfan adalah suatu penyakit jaringan ikat
  keturunan yang menyebabkan kelainan pada
  pembuluh darah dan jantung, kerangka tubuh dan
  mata.
• Sindroma Marfan diturunkan melalui rantai autosom
  dominan.

• Gejala
• Kelainan pembuluh darah dan jantung:
   –   Kelemahan pada dinding aorta  aneurisma
   –   terjadi robekan pada aneurisma
   –   Jika aorta melebar, bisa terjadi regurgitasi katup aorta
   –   Prolaps katup mitral
• Kelainan kerangka tubuh:
   – Penderita bertubuh tinggi dan kurus
   – Araknodaktili
   – Jika kedua lengannya direntangkan ke samping, maka
     jarak antara kedua ujung jari tangan lebih besar dari tinggi
     badannya
   – Kelainan dada (pektus ekskavatum atau pektus karinatum)
   – Kifoskoliosis
   – Langit-langit mulut tinggi
   – Kaki datar
   – Gigi bertumpuk.
• Kelainan mata:
  – Miopia
  – Dislokasilensa mata
  – Ablasio retina
• Pengobatan
• Tujuan utama pengobatan adalah mencegah
  kelainan pada pembuluh darah dan mata.
• Pemeriksaan mata dilakukan 1 kali/tahun. Jika
  terjadi gangguan penglihatan, segera dikoreksi.
• Reserpin atau propanolol bisa digunakan untuk
  mencegah pelebaran dan diseksi aorta
DISTROFI OTOT DUCHENNE & BECKER
• Distrofi Otot Duchenne & Becker adalah penyakit
  yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot
  yang dekat dengan batang tubuh.
• Penyebabnya merupakan kelainan gen yang
  menyebabkan distrofi otot Duchenne berbeda
  dengan kelainan gen yang menyebabkan distrofi
  otot Becker, tetapi keduanya terjadi pada gen
  yang sama. Gen ini bersifat resesif dan dibawa
  oleh kromosom X.
• 20-30 diantara 100.000 bayi laki-laki yang lahir,
  menderita distrofi otot Duchenne.
• Gejala
  Distrofi Otot Duchenne
• Biasanya pertama kali terjadi pada anak laki-laki berusia 3-7
  tahun, berupa kelemahan di dalam atau di sekitar
  pinggul. Biasanya diikuti oleh kelemahan di otot bahu.
• Pada sekitar 90% penderita juga terjadi pembesaran dan
  kelemahan otot jantung
• Penderita berjalan seperti bebek, sering terjatuh,
  mengalami kesulitan dalam menaiki tangga dan ketika
  bangkit dari posisi duduk
• Otot-otot lengan dan tungkai biasanya mengkerut di sekitar
  sendi dan pada akhirnya bisa terjadi kelainan lengkung
  tulang belakang (skoliosis).
• Pada usia 10-12 tahun, sebagian besar penderita harus
  duduk di kursi roda.
• Gejala
  Distrofi Otot Becker
• Gejalanya menyerupai distrofi otot Duchenne,
  tetapi lebih ringan. Gejala pertama kali
  muncul pada usia 10 tahun. Ketika mencapai
  usia 16 tahun, sangat sedikit penderita yang
  harus duduk di kursi roda dan lebih dari 90%
  yang bertahan hidup sampai usia 20 tahun.
DISTROFI OTOT LAINNYA
• Distrofi Otot Landouzy-Dejerine diturunkan
  melalui gen autosomal dominan. Kelemahan yang
  terjadi biasanya tidak terlalu berat dan penderita
  memiliki harapan hidup yang normal
• Distrofi Otot Limb-girdle menyebabkan kelemahan
  pada otot pinggul (distrofi otot Leyden-Mobius) atau
  otot bahu (distrofi otot Erb). Penyakit keturunan ini
  biasanya baru muncul pada masa dewasa dan jarang
  menyebabkan kelemahan yang hebat.
• Miopati mitokondrial merupakan penyakit otot
  turunan yang terjadi jika gen yang salah di dalam
  mitokondria. Penyakit ini kadang menyebabkan
  kelemahan pada sekelompok otot saja, misalnya pada
  otot mata (oftalmoplegia).
• Diagnosa
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
  pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah menunjukkan
  adanya peningkatan enzim kreatinin kinase yang keluar
  dar sel-sel otot.
• Dilakukan biopsi otot untuk menyakinkan
  diagnosis. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan
  jaringan yangmati dan serat-serat otot yang lebar
  secara abnormal.
• Untuk memperkuat diagnosis distrofi otot Duchenne
  dilakukan elektromiografi dan penilaian penghantaran
  saraf
• Pengobatan
• Distrofi otot Duchenne dan Becker bisa
  disembuhkan.
• Terapi fisik dan latihan akan membantu
  mencegah pengkerutan otot yang menetap di
  sekitar sendi.
• Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk
  meringankan nyeri otot
MIOPATI BAWAAN (CONGENITAL
           MYOPATHIES)
• Miopati bawaan (Congenital Myopathies) adalah istilah
  yang digunakan untuk menjelaskan variasi luas pada
  gangguan menurun pada otot, saraf, atau keduanya,
  yang ada pada saat kelahiran atau bayi.
• Terdapat ratusan myopati bawaan. Kelima jenis yang
  paling umum pada miopati bawaan adalah
   –   myopathy nemaline,
   –   myopathy myotubular,
   –   myopathy central core,
   –   ketidakseimbangan jenis jaringan bawaan, dan
   –   myopathy multicore
• Diagnosa biasanya memerlukan
pengambilan contoh pada jaringan otot
yang lemah untuk biopsi (dimana
potongan jaringan diangkat untuk
diteliti di bawah mikroskop).
• Tidak ada pengobatan khusus, tetapi
terapi fisik bisa membantu memelihara
fungsi.
AMPUTASI KONGENITAL
• Amputasi Kongenital (Missing Limbs) adalah
  suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak
  memiliki sebuah lengan atau sebuah tungkai atau
  bagian dari lengan maupun tungkai.
• Penyebabnya tidak diketahui. Pemakaian
  talidomid sebagai obat untuk mengatasi morning
  sickness pada wanita hamil, diduga merupakan
  penyebab terjadinya kelainan ini.
• Agar anggota gerak lebih fungsional, bisa
  digunakan lengan atau tungkai palsu.
PECTUS EXCAVATUM
• Pectus excavatum, juga dikenal sebagai dada
  cekung atau corong, adalah deformitas dinding
  dada kongenital di mana beberapa tulang rusuk
  tulang dada tumbuh tidak normal, menghasilkan
  cekungan atau lengkungan ke dalam pada
  penampilan dinding dada anterior.
• pectus excavatum terjadi dalam kelahiran
  diperkirakan 300-400, dengan dominasi laki-laki
  (pria-wanita rasio 3:1).
• Pengobatan
• teknik invasif
   – Ravitch
   – Nuss
• non-invasif
• atau kombinasi keduanya
Koreksi bedah telah terbukti memperbaiki gejala
  fungsional yang mungkin terjadi dalam kondisi
  seperti masalah pernapasan atau murmur jantung
PECTUS CARINATUM
• Pectus carinatum atau disebut juga pigeon’s
  chest, yaitu deformitas dinding dada ditandai
  dengan penonjolan tulang dada dan tulang rusuk.
• Dapat terjadi karena kelainan bawaan soliter
  atau berhubungan dengan kelainan genetik
  lainnya seperti ; sindrom Marfan, sindrom
  Morquio, sindrom Noonan, trisomi 18, dll.
• sekitar 1 dalam 400 orang mengalami gangguan
  pectus. Pectus carinatum lebih jarang daripada
  pectus excavatum, terjadi pada hanya 20% orang
  dengan cacat pectus.
• Gejala
• Orang dengan pectus carinatum umumnya
  mempunyai jantung dan paru-paru yang normal,
  namun deformitas mungkin dapat mencegah
  organ berfungsi secara optimal.
• Pengobatan untuk pectus carinatum dapat
  melibatkan baik teknik invasif atau non-invasif
  atau kombinasi keduanya. Dapat dengan
  fitness/bodybuilding pada kelainan yang simetris
  atau penggunaan braces pada kasus ringan.
• Pada kasus sedang sampai berat dapat
  dipertimbangkan koreksi bedah
DEFORMITAS MADELUNG’S
• Deformitas Madelung biasanya ditandai
  dengan malformasi pergelangan tangan, cacat
  tulang pergelangan tangan, bertubuh kecil,
  dan sering dikaitkan dengan Leri-Weill
  dyschondrosteosis.
• terjadi karena adanya gen resesif genetik yang
  disebut gen SHOX, dengan mutasi di bagian
  pseudoautosomal.
• Gejala
• Kelainan berbentuk subluksasi kongenital atau
  dislokasi ujung distal ulna karena malformasi
  tulang.
• Deformasi bervariasi dari tonjolan kecil dari ujung
  bawah ulna sampai dislokasi lengkap sendi radio-
  ulnaris distal dengan ditandai deviasi radial
  tangan  nyeri kronis atau nyeri setelah aktivitas
  apapun yang melibatkan pergelangan tangan,
  dan kekuatan terbatas
• Pengobatan
• Terapi bedah dengan eksisi ujung bawah ulna,
  pada kasus yang berat ditandai deviasi radial,
  mungkin juga diperlukan penggabungan
  radius ke tulang pergelangan tangan untuk
  mendapatkan koreksi.
CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS
             (CTEV)
• Clubfoot (Congenital Talipes Equinovarus) adalah istilah
  umum yang digunakan untuk menggambarkan
  deformitas umum dimana kaki berubah/bengkok dari
  keadaan atau posisi normal.
• Terjadi pada 1: 700- 1:1000 kelahiran. Dengan
  perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2:1
• angka kejadian yang paling tinggi adalah tipe talipes
  equinovarus (TEV).
• talipes  dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes
  (yang berarti kaki).
• Deformitas kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi
  kelainan ankle dan kaki. Deformitas talipes
  diantaranya :
• Talipes calcaneocavus : deformitas pada bagian anterior
  kaki yang terangkat dan arkus longitudinal kaki tinggi
  secara abnormal
• Talipes calcaneovagus : deformitas kaki pada tumit yang
  terpuntir ke luar garis tengah badan dan bagian anterior
  kaki terangkat
• Talipes calcaneovarus : deformitas kaki pada tumit yang
  terpuntir ke arah garis tengah badan dan bagian anterior
  terangkat
• Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi
  daripada tumit
• Talipes cavovalgus : deformitas yang arkus longitudinal
  kakinya tinggi secara abnormal dan tumit terpuntir ke luar
  dari garis tengah tubuh
• Talipes cavovarus: deformitas yang arkus longitudinal kakinya
  tinggi secara abnormal dan tumit terpuntir ke dalam dari garis
  tengah tubuh
• Talipes cavus : arkus longitudinal kaki yang sangat tinggi; dapat
  kongenital atau akibat kontraktur atau gangguan keseimbangan
  otot-otot
• Talipes equinovalgus : deformitas kaki yang tumitnya terangkat
  dan terpuntir ke luar dari garis tengah tubuh
• Talipes equinovarus : deformitas kaki yang tumitnya terpuntir
  ke dalam garis tungkai dan kaki mengalami plantar fleksi.
  Keadaan ini disertai dengan meningginya tepi dalam kaki
  (supinasi) dan pergeseran bagian anterior kaki sehingga terletak
  di medial aksis vertikal tungkai (adduksi). Dengan jenis kaki
  seperti ini arkus lebih tinggi (cavus) dan kaki dalam keadaan
  equinus (plantar flexi). Ini merupakan clubfoot yang khas.
• Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah
  daripada tumit
• Talipes planovalgus : deformitas kaki yang tumitnya
  terpuntir keluar dari garis tengah tungkai dan tepi luar
  bagian anterior kaki lebih tinggi daripada tepi dalamnya.
  Hal ini mengakibatkan penurunan arkus longitudinal.
  Keadaan ini dapat kongenital dan permanen, atau dapat
  spasmodik sebagai akibat spasme refleks otot-otot yang
  mengontrol kaki.
• Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar;
  deformitas forefoot adduksi dan supinasi melalui sendi
  midtarsal, tumit varus pada subtalar, tumit varus pada
  subtalarequinus pada ankle dan deviasi medial seluruh kaki
  dalam hubungan dengan lutut. (salter)
• Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam
• Etiologi
• Etiologi Congenital Talipes Equino Varus
  sampai saat ini belum diketahui pasti
  (unknown) tetapi diduga ada hubunganya
  dengan : Persistence of fetal positioning,
  Genetic, oligohidramnion, atau
  Neuromuscular disorder.
• Manifestasi klinis
• Fore Foot Adduction (kaki depan mengalami
  adduksi dan supinasi)
• Hind Foot Varus (tumit terinversi)
• Equinus ankle (pergelangan kaki dalam
  keadaan equinus = dalam keadaan plantar
  fleksi)
• Pengobatan
  Tujuan penatalaksanaan talipes equinovarus adalah :
• Mencapai dan mempertahankan kesegarisan
  konsentrik yang normal dari sendi
  talokalkaneonavikular, kalkaneokuboid dan
  pergelangan kaki yang tergeser.
• Membentuk keseimbangan normal antara otot-otot
  evertor, invertor kaki dan dorso fleksi, plantar fleksi
  kaki dan pergelangan kaki.
• Menghasilkan kaki dengan fungsi dan daya tanggung
  beban yang normal.
• Terapi konservatif ( 3 – 4 bulan)
  Manipulasi dan casting  Plaster cast pada minggu
  pertama (Casting diganti 1-2 minggu sekali dan lakukan
  sebanyak 5-6 kali)  Pemeliharaan dengan menggunakan
  Denis Browne / outflair shoes, reverse Thomas heel

• Terapi operatif
• Bila terapi konservatif tidak berhasil, usia anak sebisa
  mungkin kurang dari 1 tahun atau sebelum anak berjalan
• Pemasangan casting tetap dilakukan setelah operatif
• Casting dan pin dibuka setelah 4-6 minggu post operasi
• Splint sebaiknya digunakan setelah dilakukan operasi
DEVELOPMENTAL DYSPLASIA OF THE HIP (DDH)
/ CONGENITAL DISLOCATION OF THE HIP (CDH)
• Dislokasi pinggul bawaan adalah suatu kelainan
  bentuk/ketidakstabilan pada persendian pinggul yang ditemukan
  pada bayi baru lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
• Perempuan lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 1 : 7

• Etiologi
   – Faktor genetik
   – Faktor hormonal : hormon relaxin yang baru hilang setelah 3-4 minggu
     setelah post natal.
   – Malposisi intra uterine (sungsang)
   – Faktor pasca natal (pemakaian bedung)
   – Rongga rahimyang penuh (oligohidramnion)
   – Jenis kelamin perempuan
• Pemeriksaan Fisik
  Untuk bayi baru lahir :
• Adanya asimetric skin fold (lipatan kulit dekat paha yang tidak
  simetris antara kiri dan kanan)
• Abduksi panggul yang terbatas
• Ortolani test (+)
• Barlow test (+)
• Galleazi test (+)

    Pada anak yang sudah pandai berjalan :
•   Flexion contracture panggul
•   Hiper lordosis panggul
•   Pelvic oliquity : panggul miring (sias kiri dan kanan tidak sama
    tinggi)
•   Limb length inequality (terbatasnya abduksi panggul pada posisi
    flexi)
•   Tredelenberg gait
•   Pemeriksaan Penunjang
•   USG Pelvic
    Paling efektif untuk diagnosa CDH dimana pusat osifikasi femur proximal
    belum terjadi.

•   Foto Polos Pelvic
•   Hilgen Reiner’s Line
•   Perkin’s Line
•   Acetabular Index

•   Penatalaksanaan
•   Dislokasi Sendi Panggul bawaan di koreksi berdasarkan umur.
•   Pada bayi baru lahir (0-5 bulan) Dengan pemasangan “Pavlic Harness”
•   Usia 6-18 bulan dengan pemanjangan otot aduktor yang kaku .
•   18 bulan - 5 tahun dengan open reduksi dan asetabuloplasty
•   Di atas 5 tahun biasanya tidak dilakukan operasi kompleks karena hasil tidak
    memuaskan.
TORTICOLLIS
• Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada
  tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya
  distorsi pada leher.
• Tortikolis kongenital terjadi pada 3-19 per 1.000
  kelahiran bayi
• Gejalanya bisa berupa:
   –   pembengkakan otot leher
   –   kepala miring ke sisi yang terkena
   –   bahu pada sisi yang terkena tampak terangkat
   –   otot leher tampak kaku
   –   pergerakan leher terbatas
   –   tremor kepala
• Pengobatan
• Tujuan pengobatan adalah meregangkan otot
  leher yang memendek.
• Pada tortikolis kongenital kadang terjadi
  penyembuhan dengan sendirinya.
• Penggunaan collar neck (penahan leher) pada
  tortikolis kongenital kadang diperlukan untuk
  membantu proses pemulihan.
• Jika teknik tersebut gagal, pada usia pra-sekolah
  dilakukan pembedahan.
SKOLIOSIS
• Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang
  abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada
  segmen servikal (leher), torakal (dada)
  maupun lumbal (pinggang).
• 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan.
• Penyebab
  Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
• Kongenital (bawaan),
• Neuromuskuler,
• Idiopatik,
• Gejala
  Gejalanya berupa:
• tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah
  samping
• bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama
  tingginya
• nyeri punggung
• kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau
  berdiri lama
• skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih
  besar dari 600) bisa menyebabkan gangguan
  pernafasan.
• Pengobatan
• Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada
  penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan
  serta stadium pertumbuhan tulang.
• Jika kelengkungan kurang dari 200, biasanya
  tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi
  penderita harus menjalani pemeriksaan secara
  teratur setiap 6 bulan.
PES PLANUS HYPERMOBILE (FLATFEET
            FLEKSIBEL)
• Hypermobile flatfeet atau kaki ceper adalah
  sebuah kondisi kaki di mana lengkungan
  punggung kaki rata sehingga keseluruhan
  permukaan telapak kaki menyentuh tanah.
  Kondisi ini disebabkan tiadanya arkus atau
  lengkungan pada telapak kaki.
• Kelainan flat foot/kaki ceper ini disebabkan
  karena :
  – Kondisi bawaan lahir/congenital
  – Di dapat saat dewasa
• Efek/Akibat
• Nyeri pada telapak bagian dalam (tempat arkus)
• Nyeri pada fase heel strike (posisi jinjit) saat
  berjalan
• Kekakuan pada otot betis bagian dalam
• Turunnya posisi anatomi tulang penyusun
  metatarsal (kaki bagian tengah)
• Posisi telapak kaki cenderung ke arah luar
• Mudah lelah saat berlari
• Valgus deformity (Bentuk kaki X)
• Penanganan
• Fisioterapi memberikan pelayanan untuk
   menanangi kondisi flat foot dengan dua cara:
1. Terapi
   Penggunaan modalitas US (ultra sound) Untuk
   merilekskan kerja otot pada arkus
  – Massage
  – Exercise
2. Penggunaan Alat bantu
   Pembuatan sepatu dengan arkus buatan dari
   bantalan /cushion.
PROXIMAL FEMORAL FOCAL
          DEFICIENCY (PFFD)
• Malformasi bawaan langka yang mempengaruhi
  panggul non-herediter, terutama pada tulang panggul
  dan tulang paha proksimal.
• Etiologi
• Banyak agen yang bisa menyebabkan PFFD termasuk
  iradiasi, anoksia, iskemia, cedera mekanik atau termal,
  toksin bakteri, infeksi virus, bahan kimia dan hormon.
• Klasifikasi: Gillespie & Torode
• Kelompok (I): (femur pendek kongenital)
• Kelompok (II): (PFFD Murni)
• Gambaran klinis
• Kesenjangan ekstremitas bawah bervariasi, tergantung dari
  jenis PFFD.
• Ada fleksi, abduksi, dan kontraktur pinggul rotasi lateral
  yang terlibat, dan kontraktur fleksi lutut.
• Quadriceps femoris sering hipoplasia dengan patela naik
  tinggi. Otot Sartorius di lutut tegang dan kontraktur saat
  diekstensikan.
• Ketika bayi mulai berdiri, lutut kontralateral menjadi fleksi
  sebagai upaya untuk mengimbangi perbedaan panjang
  kaki.
• Dalam kasus ringan pasien berjalan dengan kaki yang
  pendek pincang tetapi dalam kasus yang berat mungkin
  tidak dapat berjalan
• Pengobatan
• Tergantung pada tingkat keparahan
  kecacatan, pengobatan dapat mencakup
  amputasi kaki atau bagian dari tungkai,
  pemanjangan tulang paha, ekstensi prostesis,
  atau pemakain sepatu khusus (sepatu tinggi).
SPRENGEL'S DEFORMITY
• Deformitas Sprengel adalah gangguan tulang bawaan
  yang langka di mana seseorang memiliki satu tulang
  scapula yang berada lebih tinggi di punggung.
• Deformitas ini karena kegagalan dalam perkembangan
  janin awal dimana terjadi kegagalan bahu untuk turun
  dengan benar dari leher ke posisi akhir.
• Pengobatan termasuk operasi pada anak usia dini dan
  terapi fisik. Pembedahan pada usia dewasa rumit
  dilakukan oleh karena risiko kerusakan saraf saat
  mengangkat tulang omovertebral dan ketika
  peregangan jaringan otot selama relokasi bahu.
Klippel–Feil syndrome
• Klippel-Feil sindrom adalah penyakit langka, awalnya
  dilaporkan pada tahun 1912 oleh Maurice Klippel dan
  Andre Feil dari Perancis, ditandai oleh fusi kongenital
  setiap 2 dari 7 vertebra serviks.
• Manifestasi klinis
• Tanda-tanda paling umum dari penyakit ini adalah
• leher pendek,
• garis rambut yang rendah di belakang kepala, dan
• mobilitas yang terbatas pada tulang belakang bagian
  atas.
• Pengobatan
• Pengobatan untuk Sindrom Klippel-Feil
  merupakan simtomatik dan dapat mencakup
  operasi untuk meringankan ketidakstabilan
  serviks atau craniocervical, penyempitan
  sumsum tulang belakang, dan untuk
  memperbaiki skoliosis.
KAKI O ATAU VALGUS/BOWLEGS
• Kondisi ini biasanya terjadi karena kaki bayi
  terlipat saat dalam rahim. Kadang valgus
  terjadi karena produksi lemak pada kaki anak.
• Terjadi penegangan pada kapsul posterior
  pinggul akibat dari kontraktur rotasi eksternal.
  Ketika dikombinasikan dengan torsi tibialis
  internal, memberikan penampilan klinis dari
  bowleg deformitas
GENU VALGUM / KNOCK-KNEE
• adalah kondisi dimana sudut lutut
  dalam menyentuh satu sama lain ketika kaki
  diluruskan.
• Pengobatan
  Secara umum, tidak ada obat untuk knock-
  knee pasca masa kanak-kanak.
• Jika kondisi terus berlajut hingga massa
  dewasa, osteotomy korektif mungkin
  disarankan.
POLYDACTYLY KAKI
• Polydactyly adalah deformitas yang relatif
  umum dan biasanya melibatkan jari kaki ke-5.
• Kelainan ini terjadi pada sekitar 2 – 1.000
  kelahiran. Sekitar 30% pasien memiliki riwayat
  keluarga yang positif.
• Pengobatan
• Jari tambahan yang rudimenter dapat diligasi
  saat awal kelahiran sehingga terjadi amputasi
  otomatis.
• Pada yang mempunyai artikulasi dibutuhkan
  eksisi pada usia sekitar 1 tahun.
• Prinsip pengobatan pada polidaktili adalah
  untuk menyelamatkan jari tambahan yang
  mempunyai susunan yang terbaik
SYNDACTYLY KAKI
• Syndactyly adalah kondisi kaki yang relatif umum.
  Kasus syndactyly biasanya tanpa gejala, dan
  mungkin ada riwayat keluarga yang positif.
• Kelainan ini dapat diklasifikasikan ke dalam :
  – Zygosyndactyly
  – Polysyndactyly.
• Pengobatan
• Zygosyndactyly tidak memerlukan pengobatan,
  tetapi pada polysyndactyly mungkin diperlukan
  karena anomaly yang terkait.
HAMMER TOE
• Jari kaki palu ini mirip dengan jari
  keriting/curly toe, tetapi tidak ada malrotasi
  dari kaki yang terlibat.
• Ada deformitas fleksi di sendi interphalangeal
  proksimal, ekstensi sendi
  metatarsophalangeal, dan kepala metatarsal
  mungkin terdepresi.
CLAW TOE

• Jari Cakar merupakan ekstensi kontraktur
  dengan subluksasi dorsal sendi metatarso-
  phalangeal yang berhubungan dengan
  deformitas fleksi dari kedua sendi proksimal
  dan distal interphalangeal.
• Kelainan ini dapat idiopatik, namun mayoritas
  dikaitkan dengan kelainan pes cavus/kaki
  ceper dan kelainan sekunder yang didasari
  gangguan neurologis.
RADIAL CLUBHAND
• Tidak adanya tulang radius, baik total atau
  parsial, sehingga terjadi deviasi tulang radial
  tangan dan fungsi yang abnormal. Ulna
  biasanya hipoplasia dan melengkung,
  memberikan kontribusi bagi pemendekan dan
  deformitas dari lengan bawah dan tangan.
• Radial clubhand adalah gangguan yang jarang
  tetapi mungkin terkait dengan berbagai
  sindrom lain seperti sindrom VATER.
• Pengobatan
• Pengobatan Radial clubhand pada masa bayi
  dimulai dengan pembebatan serial atau
  pemutaran dalam upaya memusatkan tulang
  pada ujung ulna.
• Biasanya, akhirnya diperlukan prosedur
  pembedahan untuk memfokuskan tangan secara
  memadai, memberikan stabilitas, dan
  memposisikannya untuk memaksimalkan fungsi.
POLYDACTYLY TANGAN
• Digit/jari tambahan, atau polydactyly, terjadi
  sebagai cacat baik sederhana ataupun kompleks.
  Kerutan kulit dan sisa-sisa digit/jari biasanya
  terlihat di dekat sendi metakarpofalangeal jari
  keingking atau jempol.
• Biasanya tidak memiliki tulang yang teraba di
  dasar ataupun memiliki gerakan volunter dan
  hanya bisa diikat atau dipotong pada periode
  bayi baru lahir.
SYNDACTYLY TANGAN
• Syndactyly juga terjadi dalam pola sederhana
  ataupun kompleks. Harus ada kekhawatiran
  tentang berbagi struktur penting umum
  antara jari, seperti bundel neurovaskular.
• Ada juga efek penarikan terhadap
  pertumbuhan jari yang terpengaruh.
CONGENITAL TRIGGER THUMB AND
            FINGER
• Kelainan jempol picu dan jari picu adalah
  sebuah penebalan pada tendon fleksor halusis
  longus (ibu jari) atau fleksor digitorum longus
  (jari) tepat di bawah katrol pertama dari jari
  yang dapat mengakibatkan fenomena
  memicu.
• Kelainan ini kemungkinan besar didapat bukan
  kelainan bawaan/kongenital.
• Pengobatan
  Pengobatan ibu jari atau jari pemicu
  kongenital adalah pelepasan dari katrol
  pertama.
Aah,, akhirnya…


  Terima kasih..

Contenu connexe

Tendances

Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
Yeni Anggraini
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
Joni Iswanto
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
KANDA IZUL
 

Tendances (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
icdx
 icdx icdx
icdx
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptxKELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 

En vedette

Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 MuskuloskeletalModul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
sandranamahen
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
yudhasetya01
 

En vedette (20)

Penyakit pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Penyakit pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawahPenyakit pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Penyakit pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
 
Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunan
 
Nyeri ekstremitas
Nyeri ekstremitasNyeri ekstremitas
Nyeri ekstremitas
 
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 MuskuloskeletalModul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunan
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Congenital hand anomalies
Congenital hand anomaliesCongenital hand anomalies
Congenital hand anomalies
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Laporan modul 2
Laporan modul 2Laporan modul 2
Laporan modul 2
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & trauma
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanKb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
 
Varikokel nakal
Varikokel nakalVarikokel nakal
Varikokel nakal
 
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifKonsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektif
 
Breastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health CareBreastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health Care
 
Advancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancerAdvancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancer
 
nyeri sendi
nyeri sendinyeri sendi
nyeri sendi
 
Maternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and BreastfeedingMaternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and Breastfeeding
 
Terminologi medis i
Terminologi medis iTerminologi medis i
Terminologi medis i
 
Skenario 2 amy
Skenario 2 amySkenario 2 amy
Skenario 2 amy
 

Similaire à kelainan kongenital muskuloskeletalblog

Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Fariz Fadhly
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
nickitakita
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
Gabriella Cereira Angelina
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
'Okha NutT'
 

Similaire à kelainan kongenital muskuloskeletalblog (20)

Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Skoliosis presentasi
Skoliosis presentasiSkoliosis presentasi
Skoliosis presentasi
 
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxPENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
 
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
16KELAINAN_KONGENITAL_pptx.ppt
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptx
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwAskep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
 
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshAskep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Oi nelli nur indah sari
Oi nelli nur indah sariOi nelli nur indah sari
Oi nelli nur indah sari
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
 
Askep spina bifida
Askep spina bifida Askep spina bifida
Askep spina bifida
 
KEBENGKAKAN DAN KECACATAN
KEBENGKAKAN DAN KECACATANKEBENGKAKAN DAN KECACATAN
KEBENGKAKAN DAN KECACATAN
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
 

kelainan kongenital muskuloskeletalblog

  • 1. KELAINAN KONGENITAL MUSKULO SKELETAL
  • 2. PENDAHULUAN • Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur • Perlu dibedakan antara istilah “kongenital” dan “genetik”. • Kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik.
  • 3. ANGKA KEJADIAN • Kadang-kadang suatu kelainan kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi baru ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. • Sebaliknya dengan kemajuan teknologi kedokteran, kadang- kadang suatu kelainan kongenital telah diketahui selama kehidupan fetus. • Kelainan muskuloskeletal merupakan kelainan yang sering dijumpai di klinik sesudah kelaina system kardiovaskuler dan susunan saraf pusat.
  • 4. FAKTOR ETIOLOGI • Sekitar 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui, sisanya mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya. • Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat: – hilangnya bagian tubuh tertentu – kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu – kelainan bawaan pada kimia tubuh. • Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain :
  • 5. • Faktor Genetik Dan Kromosom Pola pewarisan kelainan genetik: – Autosom dominan • Contohnya adalah akondroplasia dan sindroma Marfan. – Autosom resesif • Contohnya adalah penyakit Tay-Sachs atau kistik fibrosis. – X-linked • Contohnya adalah hemofilia dan buta warna
  • 6. • Faktor Lingkungan – Teratogenik – Infeksi – Gizi – Faktor fisik/mekanik pada rahim – Faktor hormonal – Faktor umur ibu – Faktor-faktor lain
  • 7. DIAGNOSIS • Diagnosis prenatal – Tes skrining • Pemeriksaan darah ibu • Pemeriksaan USG. – Tes diagnostik • Amniosentesis • Pemeriksaan vili korion • Pemeriksaan darah janin • Pemeriksaan USG yang lebih mendetil
  • 8. • Diagnosis pada masa bayi dan anak-anak Untuk mendiagnosis kelainan bawaan pada bayi, dilakukan pemeriksaan sistem muskuloskeletal yang merupakan bagian integral pemeriksaan pediatrik bayi baru lahir. Tujuan pemeriksaan orthopedic check list ini adalah : • Menemukan kalainan bawaan sedini mungkin • Penanganan dan perencanaan terapi yang memerlukan tindakan segera dan lama (sampai selesai pertumbuhan 16 17 tahun) • Genetic councelling untuk menyatakan apakah keadaan kelainan tersebut dominant atau resesive / mutasi atau herediter.Dalam kaitan kemungkinan mempunyai anak berikutnya. Apabila dapat dideteksi dini, maka banyak kelainan bawaan yang memberi akibat buruk di usia lanjut dapat dihindari
  • 9. • Pemeriksaan orthopedi pada bayi (orthopedic check list) : • Anamnesa • Pemeriksaan Fisik – Pemeriksaan umum – Pemeriksaan regional; Kepala, Mata, Mulut, dll. • Pemeriksaan radiologis • Pemeriksaan biokimia • Biopsi tulang
  • 10. PENATALAKSANAAN • Penatalaksanaan penderita dengan kelainan bawaan tergantung dari jenis penyakitnya, kelainan genetik yang terjadi, derajat deformitas/kecacatannya, kapasitas mental, dan status sosialnya.meskipun demikian suatu standar dasar yang bersifat umum untuk penanganan kelainan bawaan tetap diperlukan.
  • 11. KELAINAN KONGENITAL PADA TULANG, SENDI, DAN OTOT • Kelainan kongenital pada tulang, sendi dan otot secara garis besar dibedakan menjadi kelainan displasia yaitu gangguan pembentukan yang memang secara intrinsik telah ada saat dalam kandungan dan distrofia, gangguan nutrisi, dan metabolisme saat pembentukan. • Kelainan yang sering dijumpai antara lain :
  • 12. OSTEOKONDRODISPLASIA • Osteokondrodisplasia adalah sekumpulan penyakit keturunan yang menyebabkan tulang atau tulang rawan tumbuh secara abnormal sehingga kerangka tubuhpun terbentuk secara abnormal. • Osteokondrodisplasia menyebabkan penderitanya memiliki tubuh cebol (dwarfisme). • jenis osteokondrodisplasia yang paling sering ditemukan adalah akondroplasia • Kelainan ini ditemukan pada 1 diantara 25.000- 40.000 kelahiran hidup
  • 13.
  • 14. OSTEOPETROSIS • Osteopetrosis merupakan kelainan tulang herediter yang sangat jarang dijumpai. Kasus ini pertama kali ditemukan oleh Albers-Schoenberg pada tahun 1904. • Tulang menjadi bertambah padat karena tidak seimbangnya antara proses pembentukan tulang dengan penghancuran tulang. • Infantile Osteopetrosis – Malignant Infantile Osteopetrosis – Intermediate Infantile Osteopetrosis • Adult Osteopetrosis.
  • 16. • Pengobatan • Tidak ada pengobatan khusus. • Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk mengurangi tekanan tinggi di dalam otak akibat kelainan pada tulang tengkorak • Pembedahan juga dilakukan untuk membebaskan saraf-saraf yang tertekan akibat penebalan tulang
  • 17. OSTEOGENESIS IMPERFEKTA (OI) ATAU BRITTLE BONE DISEASE • Berlawanan dengan osteopetrosis, yaitu kelainan pembentukan jaringan ikat yang umumnya ditandai dengan tulang mudah patah, kelainan pada ligamen, kulit, sklera, gigi, ataupun tuli. • Osteogenesis imperfekta (OI) adalah kelainan genetik autosomal dominan dengan karakteresitik adanya tulang rapuh dan penurunan massa tulang (osteopenia), sebagai hasil dari mutasi pada gen yang mengkodekan rantai tipe I kolagen
  • 18. Tipe • Tipe I (Ringan): sklera berwarna biru, fraktur berulang pada masa anak-anak tapi tidak sering, dan ketulian • Tipe II (Sangat berat/ perinatal lethal): lahir mati atau meninggal pada tahun pertama kehidupan. • Tipe III (Berat/Progresif): gangguan fisik signifikan, berupa sendi yang sangat lentur, kelemahan otot, nyeri tulang kronis berulang, dan deformitas tengkorak. perawakan pendek. • Tipe IV (Tak terdefinisi/ Moderately severe): Fraktur dapat terjadi dalam uterus dengan tulang panjang bawah bengkok yang tampak sejak lahir.
  • 19. • Diagnosis • Dari riwayat keluarga, manifestasi klinis, dan penunjang. • Penunjang dengan x foto, bone densitometri, lab biokimia dan molekuler, dan CT scan.
  • 20. • Penatalaksanaan • Karena penyakit ini didasari oleh kelainan genetik maka tidak didapatkan pengobatan yang efektif. Adapun prinsip tujuan pengobatan meliputi : – Merawat bayi secara seksama sehingga komplikasi fraktur yang lebih lanjut dapat dicegah – Mencegah deformitas yang tidak perlu terjadi melalui penggunaan bidai – Mobilisasi untuk mencegah terjadinya osteoporosis – Koreksi deformitas jika perlu dilakukan osteotomi dan fiksasi interna
  • 21. ARTROGIPOSIS MULTIPEL KONGENITAL • Artrogiposis Multipel Kongenital adalah suatu keadaan dimana satu atau beberapa sendi melebur atau mengalami kontraktur (memendek) sehingga tidak dapat ditekuk (pergerakannya terbatas). • Artrogriposis ditemukan pada 1 diantara 3.000 bayi baru lahir dan bukan merupakan penyakit keturunan.
  • 22. • Secara umum, terdapat 4 penyebab dari terbatasnya pergerakan sendi bawaan: • Atrofi otot (pengkisutan otot atau otot tidak terbentuk sebagaimana mestinya). Penyebab yang pasti dari terjadinya atrofi otot tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh: – Penyakit otot (misalnya distrofi muskuler kongenital) – Demam pada ibu hamil – Infeksi virus selama hamil, yang bisa menyebabkan kerusakan sel yang menghantarkan gelombang saraf ke otot. • Rahim terlalu sempit untuk pergerakan yang normal. Misalnya jumlah cairan ketuban yang kurang atau bentuk rahim yang tidak normal. • Kelainan bentuk pada sistem saraf pusat dan korda spinalis. Pada kasus ini, biasanya artrogiposis disertai oleh kelainan lainnya. • Gangguan pembentukan tendo, tulang, sendi atau lapisan sendi. Misalnya tendo tidak tersambung dengan sendi pada tempat yang semestinya.
  • 23. • Pengobatan • Untuk memperbaiki kekuatan otot dan pergerakan sendi, dilakukan terapi fisik. • Pemasangan bidai bisa dilakukan untuk meningkatkan latihan peregangan sehingga sendi lebih mudah digerakkan. • Untuk memperbaiki posisi kaki seringkali digunakan gips. • Pembedahan sebaiknya digunakan sebagai tindakan suportif terhadap tindakan pengobatan lainnya setelah dicapai hasil yang maksimum.
  • 24. SINDROMA PRUNE-BELLY • Sindroma Prune-belly (Sindroma Eagle-Barrett) adalah suatu penyakit yg ditandai dengan trias : – Kelainan otot perut (menyebabkan kulit perut mengkerut seperti buah plum yang dikeringkan) – Undesensus testis (buah zakar tidak turun ke dalam kantung zakar) – Pelebaran saluran kemih. • Penyebabnya tidak diketahui. Selama masa janin, terdapat penyumbatan pada aliran air kemih dari ginjal. Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 30.000- 40.000 bayi baru lahir. Lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki.
  • 25.
  • 26. • Kelainan sistem ginjal yang ditemukan pada pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium : – pelebaran struktur pengumpul pada ginjal – megaureter (pelebaran ureter) – pelebaran kandung kemih – megalouretra (pelebaran uretra). • Pemeriksaan – USG menunjukkan pelebaran ginjal, ureter atau kandung kemih – Rontgen ginjal – IVP (pielogram intravena) – Rontgen dada.
  • 27. • Pengobatan Untuk mempertahankan pengaliran sistem ginjal dan melindungi fungsi yang masih tersisa, dilakukan pembedahan, yang bisa berupa : – Pielostomi – Vesikostomi – Bedah rekonstruktif – Bedah prenatal untuk memperbaiki katup uretra posterior • Pengobatan lainnya : – Antibiotik prefentif untuk mencegah infeksi saluran kemih – Antibiotik untuk infeksi akut – Orkidopeksi untuk undesensus testis
  • 28. SINDROMA MARFAN • Sindroma Marfan adalah suatu penyakit jaringan ikat keturunan yang menyebabkan kelainan pada pembuluh darah dan jantung, kerangka tubuh dan mata. • Sindroma Marfan diturunkan melalui rantai autosom dominan. • Gejala • Kelainan pembuluh darah dan jantung: – Kelemahan pada dinding aorta  aneurisma – terjadi robekan pada aneurisma – Jika aorta melebar, bisa terjadi regurgitasi katup aorta – Prolaps katup mitral
  • 29. • Kelainan kerangka tubuh: – Penderita bertubuh tinggi dan kurus – Araknodaktili – Jika kedua lengannya direntangkan ke samping, maka jarak antara kedua ujung jari tangan lebih besar dari tinggi badannya – Kelainan dada (pektus ekskavatum atau pektus karinatum) – Kifoskoliosis – Langit-langit mulut tinggi – Kaki datar – Gigi bertumpuk.
  • 30.
  • 31. • Kelainan mata: – Miopia – Dislokasilensa mata – Ablasio retina • Pengobatan • Tujuan utama pengobatan adalah mencegah kelainan pada pembuluh darah dan mata. • Pemeriksaan mata dilakukan 1 kali/tahun. Jika terjadi gangguan penglihatan, segera dikoreksi. • Reserpin atau propanolol bisa digunakan untuk mencegah pelebaran dan diseksi aorta
  • 32. DISTROFI OTOT DUCHENNE & BECKER • Distrofi Otot Duchenne & Becker adalah penyakit yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot yang dekat dengan batang tubuh. • Penyebabnya merupakan kelainan gen yang menyebabkan distrofi otot Duchenne berbeda dengan kelainan gen yang menyebabkan distrofi otot Becker, tetapi keduanya terjadi pada gen yang sama. Gen ini bersifat resesif dan dibawa oleh kromosom X. • 20-30 diantara 100.000 bayi laki-laki yang lahir, menderita distrofi otot Duchenne.
  • 33. • Gejala Distrofi Otot Duchenne • Biasanya pertama kali terjadi pada anak laki-laki berusia 3-7 tahun, berupa kelemahan di dalam atau di sekitar pinggul. Biasanya diikuti oleh kelemahan di otot bahu. • Pada sekitar 90% penderita juga terjadi pembesaran dan kelemahan otot jantung • Penderita berjalan seperti bebek, sering terjatuh, mengalami kesulitan dalam menaiki tangga dan ketika bangkit dari posisi duduk • Otot-otot lengan dan tungkai biasanya mengkerut di sekitar sendi dan pada akhirnya bisa terjadi kelainan lengkung tulang belakang (skoliosis). • Pada usia 10-12 tahun, sebagian besar penderita harus duduk di kursi roda.
  • 34.
  • 35. • Gejala Distrofi Otot Becker • Gejalanya menyerupai distrofi otot Duchenne, tetapi lebih ringan. Gejala pertama kali muncul pada usia 10 tahun. Ketika mencapai usia 16 tahun, sangat sedikit penderita yang harus duduk di kursi roda dan lebih dari 90% yang bertahan hidup sampai usia 20 tahun.
  • 36. DISTROFI OTOT LAINNYA • Distrofi Otot Landouzy-Dejerine diturunkan melalui gen autosomal dominan. Kelemahan yang terjadi biasanya tidak terlalu berat dan penderita memiliki harapan hidup yang normal • Distrofi Otot Limb-girdle menyebabkan kelemahan pada otot pinggul (distrofi otot Leyden-Mobius) atau otot bahu (distrofi otot Erb). Penyakit keturunan ini biasanya baru muncul pada masa dewasa dan jarang menyebabkan kelemahan yang hebat. • Miopati mitokondrial merupakan penyakit otot turunan yang terjadi jika gen yang salah di dalam mitokondria. Penyakit ini kadang menyebabkan kelemahan pada sekelompok otot saja, misalnya pada otot mata (oftalmoplegia).
  • 37. • Diagnosa • Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah menunjukkan adanya peningkatan enzim kreatinin kinase yang keluar dar sel-sel otot. • Dilakukan biopsi otot untuk menyakinkan diagnosis. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan jaringan yangmati dan serat-serat otot yang lebar secara abnormal. • Untuk memperkuat diagnosis distrofi otot Duchenne dilakukan elektromiografi dan penilaian penghantaran saraf
  • 38. • Pengobatan • Distrofi otot Duchenne dan Becker bisa disembuhkan. • Terapi fisik dan latihan akan membantu mencegah pengkerutan otot yang menetap di sekitar sendi. • Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk meringankan nyeri otot
  • 39. MIOPATI BAWAAN (CONGENITAL MYOPATHIES) • Miopati bawaan (Congenital Myopathies) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan variasi luas pada gangguan menurun pada otot, saraf, atau keduanya, yang ada pada saat kelahiran atau bayi. • Terdapat ratusan myopati bawaan. Kelima jenis yang paling umum pada miopati bawaan adalah – myopathy nemaline, – myopathy myotubular, – myopathy central core, – ketidakseimbangan jenis jaringan bawaan, dan – myopathy multicore
  • 40. • Diagnosa biasanya memerlukan pengambilan contoh pada jaringan otot yang lemah untuk biopsi (dimana potongan jaringan diangkat untuk diteliti di bawah mikroskop). • Tidak ada pengobatan khusus, tetapi terapi fisik bisa membantu memelihara fungsi.
  • 41. AMPUTASI KONGENITAL • Amputasi Kongenital (Missing Limbs) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak memiliki sebuah lengan atau sebuah tungkai atau bagian dari lengan maupun tungkai. • Penyebabnya tidak diketahui. Pemakaian talidomid sebagai obat untuk mengatasi morning sickness pada wanita hamil, diduga merupakan penyebab terjadinya kelainan ini. • Agar anggota gerak lebih fungsional, bisa digunakan lengan atau tungkai palsu.
  • 42.
  • 43. PECTUS EXCAVATUM • Pectus excavatum, juga dikenal sebagai dada cekung atau corong, adalah deformitas dinding dada kongenital di mana beberapa tulang rusuk tulang dada tumbuh tidak normal, menghasilkan cekungan atau lengkungan ke dalam pada penampilan dinding dada anterior. • pectus excavatum terjadi dalam kelahiran diperkirakan 300-400, dengan dominasi laki-laki (pria-wanita rasio 3:1).
  • 44.
  • 45. • Pengobatan • teknik invasif – Ravitch – Nuss • non-invasif • atau kombinasi keduanya Koreksi bedah telah terbukti memperbaiki gejala fungsional yang mungkin terjadi dalam kondisi seperti masalah pernapasan atau murmur jantung
  • 46. PECTUS CARINATUM • Pectus carinatum atau disebut juga pigeon’s chest, yaitu deformitas dinding dada ditandai dengan penonjolan tulang dada dan tulang rusuk. • Dapat terjadi karena kelainan bawaan soliter atau berhubungan dengan kelainan genetik lainnya seperti ; sindrom Marfan, sindrom Morquio, sindrom Noonan, trisomi 18, dll. • sekitar 1 dalam 400 orang mengalami gangguan pectus. Pectus carinatum lebih jarang daripada pectus excavatum, terjadi pada hanya 20% orang dengan cacat pectus.
  • 47. • Gejala • Orang dengan pectus carinatum umumnya mempunyai jantung dan paru-paru yang normal, namun deformitas mungkin dapat mencegah organ berfungsi secara optimal. • Pengobatan untuk pectus carinatum dapat melibatkan baik teknik invasif atau non-invasif atau kombinasi keduanya. Dapat dengan fitness/bodybuilding pada kelainan yang simetris atau penggunaan braces pada kasus ringan. • Pada kasus sedang sampai berat dapat dipertimbangkan koreksi bedah
  • 48. DEFORMITAS MADELUNG’S • Deformitas Madelung biasanya ditandai dengan malformasi pergelangan tangan, cacat tulang pergelangan tangan, bertubuh kecil, dan sering dikaitkan dengan Leri-Weill dyschondrosteosis. • terjadi karena adanya gen resesif genetik yang disebut gen SHOX, dengan mutasi di bagian pseudoautosomal.
  • 49. • Gejala • Kelainan berbentuk subluksasi kongenital atau dislokasi ujung distal ulna karena malformasi tulang. • Deformasi bervariasi dari tonjolan kecil dari ujung bawah ulna sampai dislokasi lengkap sendi radio- ulnaris distal dengan ditandai deviasi radial tangan  nyeri kronis atau nyeri setelah aktivitas apapun yang melibatkan pergelangan tangan, dan kekuatan terbatas
  • 50.
  • 51. • Pengobatan • Terapi bedah dengan eksisi ujung bawah ulna, pada kasus yang berat ditandai deviasi radial, mungkin juga diperlukan penggabungan radius ke tulang pergelangan tangan untuk mendapatkan koreksi.
  • 52. CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS (CTEV) • Clubfoot (Congenital Talipes Equinovarus) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah/bengkok dari keadaan atau posisi normal. • Terjadi pada 1: 700- 1:1000 kelahiran. Dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2:1 • angka kejadian yang paling tinggi adalah tipe talipes equinovarus (TEV). • talipes  dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki). • Deformitas kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki. Deformitas talipes diantaranya :
  • 53. • Talipes calcaneocavus : deformitas pada bagian anterior kaki yang terangkat dan arkus longitudinal kaki tinggi secara abnormal • Talipes calcaneovagus : deformitas kaki pada tumit yang terpuntir ke luar garis tengah badan dan bagian anterior kaki terangkat • Talipes calcaneovarus : deformitas kaki pada tumit yang terpuntir ke arah garis tengah badan dan bagian anterior terangkat • Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit • Talipes cavovalgus : deformitas yang arkus longitudinal kakinya tinggi secara abnormal dan tumit terpuntir ke luar dari garis tengah tubuh
  • 54. • Talipes cavovarus: deformitas yang arkus longitudinal kakinya tinggi secara abnormal dan tumit terpuntir ke dalam dari garis tengah tubuh • Talipes cavus : arkus longitudinal kaki yang sangat tinggi; dapat kongenital atau akibat kontraktur atau gangguan keseimbangan otot-otot • Talipes equinovalgus : deformitas kaki yang tumitnya terangkat dan terpuntir ke luar dari garis tengah tubuh • Talipes equinovarus : deformitas kaki yang tumitnya terpuntir ke dalam garis tungkai dan kaki mengalami plantar fleksi. Keadaan ini disertai dengan meningginya tepi dalam kaki (supinasi) dan pergeseran bagian anterior kaki sehingga terletak di medial aksis vertikal tungkai (adduksi). Dengan jenis kaki seperti ini arkus lebih tinggi (cavus) dan kaki dalam keadaan equinus (plantar flexi). Ini merupakan clubfoot yang khas.
  • 55. • Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit • Talipes planovalgus : deformitas kaki yang tumitnya terpuntir keluar dari garis tengah tungkai dan tepi luar bagian anterior kaki lebih tinggi daripada tepi dalamnya. Hal ini mengakibatkan penurunan arkus longitudinal. Keadaan ini dapat kongenital dan permanen, atau dapat spasmodik sebagai akibat spasme refleks otot-otot yang mengontrol kaki. • Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar; deformitas forefoot adduksi dan supinasi melalui sendi midtarsal, tumit varus pada subtalar, tumit varus pada subtalarequinus pada ankle dan deviasi medial seluruh kaki dalam hubungan dengan lutut. (salter) • Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam
  • 56.
  • 57. • Etiologi • Etiologi Congenital Talipes Equino Varus sampai saat ini belum diketahui pasti (unknown) tetapi diduga ada hubunganya dengan : Persistence of fetal positioning, Genetic, oligohidramnion, atau Neuromuscular disorder.
  • 58. • Manifestasi klinis • Fore Foot Adduction (kaki depan mengalami adduksi dan supinasi) • Hind Foot Varus (tumit terinversi) • Equinus ankle (pergelangan kaki dalam keadaan equinus = dalam keadaan plantar fleksi)
  • 59.
  • 60. • Pengobatan Tujuan penatalaksanaan talipes equinovarus adalah : • Mencapai dan mempertahankan kesegarisan konsentrik yang normal dari sendi talokalkaneonavikular, kalkaneokuboid dan pergelangan kaki yang tergeser. • Membentuk keseimbangan normal antara otot-otot evertor, invertor kaki dan dorso fleksi, plantar fleksi kaki dan pergelangan kaki. • Menghasilkan kaki dengan fungsi dan daya tanggung beban yang normal.
  • 61. • Terapi konservatif ( 3 – 4 bulan) Manipulasi dan casting  Plaster cast pada minggu pertama (Casting diganti 1-2 minggu sekali dan lakukan sebanyak 5-6 kali)  Pemeliharaan dengan menggunakan Denis Browne / outflair shoes, reverse Thomas heel • Terapi operatif • Bila terapi konservatif tidak berhasil, usia anak sebisa mungkin kurang dari 1 tahun atau sebelum anak berjalan • Pemasangan casting tetap dilakukan setelah operatif • Casting dan pin dibuka setelah 4-6 minggu post operasi • Splint sebaiknya digunakan setelah dilakukan operasi
  • 62.
  • 63. DEVELOPMENTAL DYSPLASIA OF THE HIP (DDH) / CONGENITAL DISLOCATION OF THE HIP (CDH) • Dislokasi pinggul bawaan adalah suatu kelainan bentuk/ketidakstabilan pada persendian pinggul yang ditemukan pada bayi baru lahir atau pada awal masa kanak-kanak. • Perempuan lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 1 : 7 • Etiologi – Faktor genetik – Faktor hormonal : hormon relaxin yang baru hilang setelah 3-4 minggu setelah post natal. – Malposisi intra uterine (sungsang) – Faktor pasca natal (pemakaian bedung) – Rongga rahimyang penuh (oligohidramnion) – Jenis kelamin perempuan
  • 64. • Pemeriksaan Fisik Untuk bayi baru lahir : • Adanya asimetric skin fold (lipatan kulit dekat paha yang tidak simetris antara kiri dan kanan) • Abduksi panggul yang terbatas • Ortolani test (+) • Barlow test (+) • Galleazi test (+) Pada anak yang sudah pandai berjalan : • Flexion contracture panggul • Hiper lordosis panggul • Pelvic oliquity : panggul miring (sias kiri dan kanan tidak sama tinggi) • Limb length inequality (terbatasnya abduksi panggul pada posisi flexi) • Tredelenberg gait
  • 65. Pemeriksaan Penunjang • USG Pelvic Paling efektif untuk diagnosa CDH dimana pusat osifikasi femur proximal belum terjadi. • Foto Polos Pelvic • Hilgen Reiner’s Line • Perkin’s Line • Acetabular Index • Penatalaksanaan • Dislokasi Sendi Panggul bawaan di koreksi berdasarkan umur. • Pada bayi baru lahir (0-5 bulan) Dengan pemasangan “Pavlic Harness” • Usia 6-18 bulan dengan pemanjangan otot aduktor yang kaku . • 18 bulan - 5 tahun dengan open reduksi dan asetabuloplasty • Di atas 5 tahun biasanya tidak dilakukan operasi kompleks karena hasil tidak memuaskan.
  • 66.
  • 67. TORTICOLLIS • Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya distorsi pada leher. • Tortikolis kongenital terjadi pada 3-19 per 1.000 kelahiran bayi • Gejalanya bisa berupa: – pembengkakan otot leher – kepala miring ke sisi yang terkena – bahu pada sisi yang terkena tampak terangkat – otot leher tampak kaku – pergerakan leher terbatas – tremor kepala
  • 68.
  • 69. • Pengobatan • Tujuan pengobatan adalah meregangkan otot leher yang memendek. • Pada tortikolis kongenital kadang terjadi penyembuhan dengan sendirinya. • Penggunaan collar neck (penahan leher) pada tortikolis kongenital kadang diperlukan untuk membantu proses pemulihan. • Jika teknik tersebut gagal, pada usia pra-sekolah dilakukan pembedahan.
  • 70. SKOLIOSIS • Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). • 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan. • Penyebab Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis: • Kongenital (bawaan), • Neuromuskuler, • Idiopatik,
  • 71. • Gejala Gejalanya berupa: • tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping • bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya • nyeri punggung • kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama • skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 600) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
  • 72.
  • 73. • Pengobatan • Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. • Jika kelengkungan kurang dari 200, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.
  • 74. PES PLANUS HYPERMOBILE (FLATFEET FLEKSIBEL) • Hypermobile flatfeet atau kaki ceper adalah sebuah kondisi kaki di mana lengkungan punggung kaki rata sehingga keseluruhan permukaan telapak kaki menyentuh tanah. Kondisi ini disebabkan tiadanya arkus atau lengkungan pada telapak kaki. • Kelainan flat foot/kaki ceper ini disebabkan karena : – Kondisi bawaan lahir/congenital – Di dapat saat dewasa
  • 75.
  • 76. • Efek/Akibat • Nyeri pada telapak bagian dalam (tempat arkus) • Nyeri pada fase heel strike (posisi jinjit) saat berjalan • Kekakuan pada otot betis bagian dalam • Turunnya posisi anatomi tulang penyusun metatarsal (kaki bagian tengah) • Posisi telapak kaki cenderung ke arah luar • Mudah lelah saat berlari • Valgus deformity (Bentuk kaki X)
  • 77. • Penanganan • Fisioterapi memberikan pelayanan untuk menanangi kondisi flat foot dengan dua cara: 1. Terapi Penggunaan modalitas US (ultra sound) Untuk merilekskan kerja otot pada arkus – Massage – Exercise 2. Penggunaan Alat bantu Pembuatan sepatu dengan arkus buatan dari bantalan /cushion.
  • 78. PROXIMAL FEMORAL FOCAL DEFICIENCY (PFFD) • Malformasi bawaan langka yang mempengaruhi panggul non-herediter, terutama pada tulang panggul dan tulang paha proksimal. • Etiologi • Banyak agen yang bisa menyebabkan PFFD termasuk iradiasi, anoksia, iskemia, cedera mekanik atau termal, toksin bakteri, infeksi virus, bahan kimia dan hormon. • Klasifikasi: Gillespie & Torode • Kelompok (I): (femur pendek kongenital) • Kelompok (II): (PFFD Murni)
  • 79. • Gambaran klinis • Kesenjangan ekstremitas bawah bervariasi, tergantung dari jenis PFFD. • Ada fleksi, abduksi, dan kontraktur pinggul rotasi lateral yang terlibat, dan kontraktur fleksi lutut. • Quadriceps femoris sering hipoplasia dengan patela naik tinggi. Otot Sartorius di lutut tegang dan kontraktur saat diekstensikan. • Ketika bayi mulai berdiri, lutut kontralateral menjadi fleksi sebagai upaya untuk mengimbangi perbedaan panjang kaki. • Dalam kasus ringan pasien berjalan dengan kaki yang pendek pincang tetapi dalam kasus yang berat mungkin tidak dapat berjalan
  • 80.
  • 81. • Pengobatan • Tergantung pada tingkat keparahan kecacatan, pengobatan dapat mencakup amputasi kaki atau bagian dari tungkai, pemanjangan tulang paha, ekstensi prostesis, atau pemakain sepatu khusus (sepatu tinggi).
  • 82. SPRENGEL'S DEFORMITY • Deformitas Sprengel adalah gangguan tulang bawaan yang langka di mana seseorang memiliki satu tulang scapula yang berada lebih tinggi di punggung. • Deformitas ini karena kegagalan dalam perkembangan janin awal dimana terjadi kegagalan bahu untuk turun dengan benar dari leher ke posisi akhir. • Pengobatan termasuk operasi pada anak usia dini dan terapi fisik. Pembedahan pada usia dewasa rumit dilakukan oleh karena risiko kerusakan saraf saat mengangkat tulang omovertebral dan ketika peregangan jaringan otot selama relokasi bahu.
  • 83.
  • 84. Klippel–Feil syndrome • Klippel-Feil sindrom adalah penyakit langka, awalnya dilaporkan pada tahun 1912 oleh Maurice Klippel dan Andre Feil dari Perancis, ditandai oleh fusi kongenital setiap 2 dari 7 vertebra serviks. • Manifestasi klinis • Tanda-tanda paling umum dari penyakit ini adalah • leher pendek, • garis rambut yang rendah di belakang kepala, dan • mobilitas yang terbatas pada tulang belakang bagian atas.
  • 85.
  • 86. • Pengobatan • Pengobatan untuk Sindrom Klippel-Feil merupakan simtomatik dan dapat mencakup operasi untuk meringankan ketidakstabilan serviks atau craniocervical, penyempitan sumsum tulang belakang, dan untuk memperbaiki skoliosis.
  • 87. KAKI O ATAU VALGUS/BOWLEGS • Kondisi ini biasanya terjadi karena kaki bayi terlipat saat dalam rahim. Kadang valgus terjadi karena produksi lemak pada kaki anak. • Terjadi penegangan pada kapsul posterior pinggul akibat dari kontraktur rotasi eksternal. Ketika dikombinasikan dengan torsi tibialis internal, memberikan penampilan klinis dari bowleg deformitas
  • 88.
  • 89. GENU VALGUM / KNOCK-KNEE • adalah kondisi dimana sudut lutut dalam menyentuh satu sama lain ketika kaki diluruskan.
  • 90. • Pengobatan Secara umum, tidak ada obat untuk knock- knee pasca masa kanak-kanak. • Jika kondisi terus berlajut hingga massa dewasa, osteotomy korektif mungkin disarankan.
  • 91. POLYDACTYLY KAKI • Polydactyly adalah deformitas yang relatif umum dan biasanya melibatkan jari kaki ke-5. • Kelainan ini terjadi pada sekitar 2 – 1.000 kelahiran. Sekitar 30% pasien memiliki riwayat keluarga yang positif.
  • 92.
  • 93. • Pengobatan • Jari tambahan yang rudimenter dapat diligasi saat awal kelahiran sehingga terjadi amputasi otomatis. • Pada yang mempunyai artikulasi dibutuhkan eksisi pada usia sekitar 1 tahun. • Prinsip pengobatan pada polidaktili adalah untuk menyelamatkan jari tambahan yang mempunyai susunan yang terbaik
  • 94. SYNDACTYLY KAKI • Syndactyly adalah kondisi kaki yang relatif umum. Kasus syndactyly biasanya tanpa gejala, dan mungkin ada riwayat keluarga yang positif. • Kelainan ini dapat diklasifikasikan ke dalam : – Zygosyndactyly – Polysyndactyly. • Pengobatan • Zygosyndactyly tidak memerlukan pengobatan, tetapi pada polysyndactyly mungkin diperlukan karena anomaly yang terkait.
  • 95.
  • 96. HAMMER TOE • Jari kaki palu ini mirip dengan jari keriting/curly toe, tetapi tidak ada malrotasi dari kaki yang terlibat. • Ada deformitas fleksi di sendi interphalangeal proksimal, ekstensi sendi metatarsophalangeal, dan kepala metatarsal mungkin terdepresi.
  • 97.
  • 98. CLAW TOE • Jari Cakar merupakan ekstensi kontraktur dengan subluksasi dorsal sendi metatarso- phalangeal yang berhubungan dengan deformitas fleksi dari kedua sendi proksimal dan distal interphalangeal. • Kelainan ini dapat idiopatik, namun mayoritas dikaitkan dengan kelainan pes cavus/kaki ceper dan kelainan sekunder yang didasari gangguan neurologis.
  • 99.
  • 100. RADIAL CLUBHAND • Tidak adanya tulang radius, baik total atau parsial, sehingga terjadi deviasi tulang radial tangan dan fungsi yang abnormal. Ulna biasanya hipoplasia dan melengkung, memberikan kontribusi bagi pemendekan dan deformitas dari lengan bawah dan tangan. • Radial clubhand adalah gangguan yang jarang tetapi mungkin terkait dengan berbagai sindrom lain seperti sindrom VATER.
  • 101.
  • 102. • Pengobatan • Pengobatan Radial clubhand pada masa bayi dimulai dengan pembebatan serial atau pemutaran dalam upaya memusatkan tulang pada ujung ulna. • Biasanya, akhirnya diperlukan prosedur pembedahan untuk memfokuskan tangan secara memadai, memberikan stabilitas, dan memposisikannya untuk memaksimalkan fungsi.
  • 103. POLYDACTYLY TANGAN • Digit/jari tambahan, atau polydactyly, terjadi sebagai cacat baik sederhana ataupun kompleks. Kerutan kulit dan sisa-sisa digit/jari biasanya terlihat di dekat sendi metakarpofalangeal jari keingking atau jempol. • Biasanya tidak memiliki tulang yang teraba di dasar ataupun memiliki gerakan volunter dan hanya bisa diikat atau dipotong pada periode bayi baru lahir.
  • 104.
  • 105. SYNDACTYLY TANGAN • Syndactyly juga terjadi dalam pola sederhana ataupun kompleks. Harus ada kekhawatiran tentang berbagi struktur penting umum antara jari, seperti bundel neurovaskular. • Ada juga efek penarikan terhadap pertumbuhan jari yang terpengaruh.
  • 106.
  • 107. CONGENITAL TRIGGER THUMB AND FINGER • Kelainan jempol picu dan jari picu adalah sebuah penebalan pada tendon fleksor halusis longus (ibu jari) atau fleksor digitorum longus (jari) tepat di bawah katrol pertama dari jari yang dapat mengakibatkan fenomena memicu. • Kelainan ini kemungkinan besar didapat bukan kelainan bawaan/kongenital.
  • 108.
  • 109. • Pengobatan Pengobatan ibu jari atau jari pemicu kongenital adalah pelepasan dari katrol pertama.
  • 110. Aah,, akhirnya… Terima kasih..