Kerajaan Singasari dan Kediri merupakan dua kerajaan besar di Jawa Timur pada abad ke-12 dan ke-13. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada 1222 dan mencapai puncak kejayaannya di bawah Kertanagara, sebelum runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1292. Sementara itu, Kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-12 sebagai bagian dari Kerajaan Mataram Kuno
3. SEJARAH AWAL
Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan di
Jawa Timur, yang didirikan oleh Ken Arok pada
tahun 1222. Berdasarkan prasati Kudadu, nama
resmi kerjaan Singasari adalah Tumapel.
Menurut Nagarakertagama, ketika pertama kali
didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel
bernama Kutaraja.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik
Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Arca Prajnaparamita ditemukan dekat candi
Singhasari dipercaya sebagai arca perwujudan Ken
Dedes.
4. AWAL BERDIRI
Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan
Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu. Tumapel
saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan
tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama
Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok
juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok berniat melepaskan
Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja
Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu
menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat
dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa
Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di
5. Versi Negaraketagama
Dalam naskah naskah Nagarakertagama, disebutkan
tahun yang sama pendirian kerajaan Tumapel. Pendiri
kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang
Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja
Kadiri.
Prasasti MulaMalurung atas nama Kertanagara tahun
1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah
Bhatara Siwa.
6. Kehidupan Beragama
Pada masa pemerintahan Kartanegara, agama Hindu maupun
Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi sinkretisme antara agama
Hindu dan Buddha, menjadi bentuk Syiwa-Buddha. Sebagai contoh,
berkembangnya aliran Tantrayana.
Usaha untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan terus
dilakukan Kertanegara. Banyak pasukan Singasari yang dikirim ke berbagai
daerah. Antara lain pasukan yang dikirim ke Tanah Melayu. Keadaan ini
diketahui oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap kekuasaan
Kertanegara, antara lain penguasa Kediri, Jayakatwang. Ia berusaha
menjatuhkan kekuasaan Kertanegara
7. Pemerintahan Singasari
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi
Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama
Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–
1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan
Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di
Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
Setelah itu Kerajaan Singasari di pimpin oleh beberapa
penguasa, yaitu :
8. Silsilah Wangsa Raja
Versi Pararaton Versi Nagarakretagama
• Ken Arok alias Rajasa Sang
Amurwabhumi (1222 – 1247)
•Rangga Rajasa Sang
Girinathaputra (1222 – 1227)
• Anusapati (1247 – 1249) •Anusapati (1227 – 1248)
• Tohjaya (1249 – 1250) • Wisnuwardhana (1248 – 1254)
•Ranggawuni alias Wisnuwardhan
a( 1250-1272) • Kertanagara (1254 – 1292)
•Kertanagara (1272 – 1292)
9.
10. Masa Kejayaan
Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di
luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,Pahang, Gurun,
dan Bakulapura.
Wilayah Kekuasaan keseluruhan Kerajaan Singasari:
Jawa Barat, Pahang (Malaya), Tanjung Pura ( Kalimantan), Jawa Timur, dan
Madura
11. Peristiwa Keruntuhan-Sebab
Kemunduran
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan
angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami
keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari
Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati
terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi
raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat
Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
12. Peninggalan Kerajaan Singasari
• Candi Jago: terletak di
Malang, Jawa Timur, yang
dibangun untuk Raja
Wisnuwardhana, raja
Singasari, pada
pertengahan abad ke-13.
Dalam Negarakertagama,
candi ini merupakan salah
satu tempat yang
dikunjungi Hayam Wuruk
pada 1359.
13. Peninggalan Kerajaan Singasari
• Candi Singosari:
disebut juga Candi
Tumapel berupa kuil
Syiwa yang besar
dan tinggi.
•Arca
Dwarapala.
14. Peninggalan Kerajaan Singasari
• Candi Kidal: dibangun
di Rejokidal, Tumpang,
Malang, yang
dipersembahkan
kepada Anusapati, raja
kedua dan anak tiri
Ken Arok.
15. Peninggalan Kerajaan Singasari
•Prasasti Kudadu, Prasasti
Mula Malurung
Mandala Amoghapāśa dari masa
Singhasari (abad ke-13), perunggu,
22.5 x 14 cm. Koleksi Museum für
Indische Kunst, Berlin-Dahlem,
Jerman.
17. Sejarah Awal
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa
Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di
tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur
pelayaran yang ramai.
18. Awal Berdiri
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007,
yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri.Arca yang
ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena
untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka
atau bermuka empat.
Tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan
membagi kerajaan menjadi dua bagian, Pembagian kerajaan
tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal yaitu
Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan
Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri)
yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan
dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama
(1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian
kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.
Kerajaan Jenggala meliputi; daerah Malang dan delta
sungai Brantas dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan
Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan.Panjalu meliputi Kediri,
19. Perkembangan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri yang ibu kotanya berada di Daha
tumbuh menjadi besar. Sedangkan Kerajaan Jenggala
semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan
oleh Kediri. Tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga
disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau
belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan
Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika
Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan golongan
pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel
Tunggul Ametung.
20. Agama di Kerajaan Kediri
Candi Gurah dan candi todo Wongso menunjukkan
latar belakang agama Hindu, berdasarkan jenis-jenis
arcanya. Petirtaan Kepung kemungkinan besar juga
bersifat Hindu karena tidak tampaknya unsur-unsur
Budhisme pada bangunan.
Beberapa prasasti menyebutkan nama abhiseka.
Akan tetapi, hal ini tidak langsung membuktikan bahwa
wisnuisme berkembang pada saat itu.
Secara umum bahwa agama Hindu, khususnya
pemujaan kepada Siwa, mendominasi perkembangan
agama pada masa kediri. Hal ini tercermin dari temuan
prasasti, arca-arca, maupun karya-karya sastra Jawa
Kuno.
21. Sistem Pemerintahan
Shri Jayawarsa
Digjaya Shastraprabhu
Kameshwara
Jayabaya
Prabu Sarwaswera
Prabu Kroncharyadipa
Srengga Kertajaya
Pemerintahan
Kertajaya
22. Kehidupan Sosial Masyarakat
Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga
berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan:
1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan),
Yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum
kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2. Golongan masyarakat thani (daerah),
Yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas
pemerintahan di wilayah thani (daerah).
3. Golongan masyarakat non pemerintah,
Yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan
dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki
300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan
kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi
benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan
makanan.
23. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha
perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal
sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Dengan
demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri
cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan
memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya
dibayar dengan hasil bumi. Keterangan ini diperoleh
berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.
24. Karya Sastra dan Prasasti
Kerajaan Kediri
Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri diantaranya yaitu:
.
• Prasasti
Galunggung
Prasasti ini terletak
di Rejotangan,
Tulungagung.
25. Karya Sastra dan Prasasti
Kerajaan Kediri
• Prasasti Hantang (1135 atau
1052 M) menjelaskan Panjalu atau
Kadiri pada masa Raja Jayabaya.
26. Karya Sastra dan Prasasti
Kerajaan Kediri
• Prasasti Jepun 1144 M.
• Prasasti Talan 1136 M.
Seni sastra juga
mendapat banyak perhatian
pada zaman Kerajaan Kadiri.
27. Karya Sastra dan Prasasti
Kerajaan Kediri
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan
Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu
Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari
Mahabharata.
Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan
Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri
Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin
Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat
pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan
Mpu Triguna yang menulis Kresnayana.
Ditemukan juga berita Cina yang banyak memberikan gambaran
tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak
ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina tersebut disusun melalui
kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-Fei tahun
1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225
M.
28. Runtuhnya Kediri
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa
pemerintahan Kertajaya , terjadi pertentangan dengan kaum
Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama
dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum
Brahmana meminta perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel.
Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada
tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat
mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya
kerajaan Kediri.