3. Diriwayatkan bahwa sahabat amirul
mu’minin yang bernama Hamam
yang taat beribadah berkata
kepadanya,”Wahai amirul
mu’minin,gambarkan kepada saya
orang yang bertakwa,sampai
seakan-akan melihatnya.”
4. Amirul mu’minin mengelak
jawabannya seraya berkata,”Wahai
Hamam,bertakwalah kepada Allah
dan laksanakan amal shaleh karena
sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang bertakwa dan orang-
orang yang berbuat kebaikan (An
Nahl:127).
5. Hammam tak puas dengan
jawaban itu dan mendesaknya
untuk berbicara.
6. Maka amirul mu’minin memuji
Allah da memuliakanNya seraya
memohon shalawatNya atas Nabi
saw lalu berkata,
7. “amma ba’du, Allah SWT
menciptakan semua ciptaan. Dia
menciptakan mereka tanpa suatu
keperluan akan ketaatan mereka
atau agar selamat dari perbuatan
dosa mereka karena dosa seseorang
yang berbuat dosa tidak
merugikanNya.
8. Lagi pula ketaatan seseorang
yang menaatiNya tidak
menguntungkanNya. Dia telah
membagi-bagikan di antara
mereka rezeki mereka dan telah
menetapkan bagi mereka
kedudukan mereka di dunia.
9. Maka, orang yang bertakwa di
dalamnya adalah orang yang
mulia. Bicara mereka,
pembicaraan yang benar, pakaian
mereka sederhana, gaya jalan
mereka merendah.
10. Mereka menutup mata mereka
terhadap apa yang telah
diharamkan Allah kepada
mereka, dan mereka
menempatkan telinga mereka
kepada pengetahuan yang
berguna bagi mereka.
11. Mereka tinggal dalam masa ujian
seakan-akan mereka dalam
kesenangan. Apabila tidak ada tenggat
hidup yang telah ditentukan bagi
masing-masing, jiwa mereka tidak akan
tinggal dalam jasad mereka walaupun
hanya sekejap mata karena kegairahan
mereka bagi pahala dan ketakutan
mereka akan siksa.
12. Keagungan pencipta duduk
dalam jiwanya sehingga segala
sesuatu selainnya tampak kecil di
matanya. Seolah-olah mereka
melihat surga dan sedang
menikmati kesenangannya.
13. Bagi mereka, neraka adalah , dia
akan seolah-olah mereka melihat
dan sedang mereka menanggung
siksanya. Hati mereka sedih,
mereka terlindung dari
kemungkaran, badan mereka kurus,
keperluan mereka sedikit, dan jiwa
mereka suci.
14. Mereka menanggung kesusahan
untuk sementara, waktu singkat
yang mengakibatkan mereka
mendapat kesenangan waktu
yang panjang, perniagaan yang
menguntungkan yang
dimudahkan Allah bagi mereka.
15. Dunia menginginkan mereka,
tetapi mereka tidak
menghendakinya. Ia menawan
mereka, tetapi mereka
membebaskan diri darinya
dengan tebusan.
16. Di malam hari, mereka berdiri pada
kakinya sambil membaca bagian-
bagian dari Alqur’an dan
membacanya dengan perlahan-
lahan, menciptakan melaluinya rasa
sedih bagi mereka sendiri dan
dengannya mencari pengobatan
bagi sakit mereka.
17. Apabila mereka menemukan suatu ayat
yang menimbulkan suatu gairah untuk
syurga, mereka mengikutinya dengan
ingin sekali mendapatkan dan jiwa
mereka menghadap kepadanya dengan
penuh gairah, dan mereka mengira
seakan-akan (syurga) itu berada di
hadapannya.
18. Dan bilamana mereka menemukan
ayat yang mengandung ketakutan
kepada neraka, mereka
mendengarkan dengan seksama
kepadanya dan merasa seakan-akan
bunyi neraka dan jeritannya
mencapai telinga mereka.
19. Mereka membungkukkan diri
dari punggung mereka, bersujud
pada dahinya, telapak tangan
mereka, lutut mereka dan jari
kaki mereka. Mereka memohon
kepada Allah untuk keselamatan
mereka.
20. Di siang hari mereka tabah, alim , bajik
dan taqwa. Takut kepada Allah
membuat kurus bagaikan panah.
Apabila seseorang melihat mereka, dia
akan mengira sakit. Walaupun mereka
tidak sakit dan dia akan mengatakan
bahwa mereka telah menjadi gila.
Nyatanya, keprihatinan besar telah
membuat mereka “gila”.
21. Mereka tidak puas dengan amal
baik mereka yang sedikit dan
tidak memandang perbuatan
banyak mereka sebagai yang
banyak. Mereka selalu
menyalahkan dirinya sendiri dan
takut akan perbuatan mereka.
22. Bilamana dikatakan kepada salah
seorang diantara mereka dengan
menyanjung, dia lalu
berkata,”saya lebih tahu tentang
diri saya ketimbang orang lain,
dan Tuhanku lebih mengenalku
daripada siapapun.”
23. Ya Allah! Jangan memperlakukan
saya seperti yang mereka katakan
dan jadikanlakah kiranya saya lebih
baik dari apa yang mereka pikirkan
tentang saya. Dan ampunilah saya
atas kekurangan yang mereka tidak
ketahui.
24. Keistimewaan seseorang diantara mereka adalah bahwa kamu
akan melihat dia mempunyai
kekuatan dalam agama,
tekad keteguhan hati yang dibarengi dengan
kelenturan iman dengan keyakinan,
rakus dengan ilmu,
gairah dalam mencari ilmu pengetahuan,
dalam kesabaran dan sederhana
dalam kekayaan,
khusyu dalam ibadah,
syukur dalam kelaparan ,
sabar dalam kesulitan,
keinginan pada yang halal, dan
semangat dalam mencari petunjuk, dan
kebencian atas keserakahan.
25. Dia melaksanakan amal shaleh, tetapi dia
masih merasa takut. Di sore hari, dia
merasa cemas untuk bersyukur kepada
Allah. Di pagi hari, dia cemas untuk
mengingat Allah. Dia melewati malam
dalam ketakutan dan bangkit 1 pagi hari
dalam kebahagiaan. Takut kalau-kalau
malam hari di lewati dalam kelupaan. Dan
gembira atas nikmat serta rahmat yang
diterimanya.
26. Apabila dirinya menolak untuk
bersabar atas sesuatu yang tidak
disukainya, dia tidak memberikan
permohonannya atas apa yang
disukainya. Kesejukan terletak pada
apa yang akan berlangsung selama-
lamanya. Sedang dari hal-hal yang tidak
langsung (duniawi) dia menjauh.
27. Dia menyalurkan pengetahuan dengan
kesabaran dan menyalurkan perkataan
dengan amal perbuatan. Kamu akan
melihat harapan-harapannya
sederhana, kekurangan sedikit, khusyu
hatinya, jiwanya puas, makanannya
sedikit dan sederhana, urusannya
mudah, terjaga agamanya, mati hawa
nafsunya, dan tertekan amarahnya.
28. Hanya kebaikan yang diharapkan
dari dia. Kejahatan dari dia tak
harus ditakuti. Bahkan, apabila ia
berada diantara orang-orang
yang lupa kepada Allah, dia
terhitung diantara orang-orang
yang ingat kepada Allah.
29. Akan tetapi, apabila dia sedang
diantara orang-orang yang ingat, dia
tidak termasuk diantara orang yang
lupa. Dia memaafkan orang yang lalim
kepadanya. Dan memberi kepada rang
yang berbuat aniaya kepadanya. Dia
berlaku baik kepada orang yang berlaku
jahat kepadanya.
30. Pembicaraan yang tak sopan jauh
dari dia, ucapan lemah lembut,
kejahatannya tak ada,
kebajikannya selalu hadir,
mengedepankan kebaikannya,
memalingkan wajahnya dari
kejahatan.
31. Dia bersikap tenang dalam
bencana, sabar dalam kesusahan,
sukur dalam kelapangan.
32. Dia tidak berlaku berlebihan
pada orang yang dibencinya dan
tidak berbuat dosa demi orang
yang dicintai.
33. Dia mengakui kebenaran
sebelum bukti diberikan. Untuk
menentangnya. Dia tidak
menyalahkagunakan apa yang
telah diamanatkan kepadanya
dan tidak melupakan apa yang
dituntut untuk diingat.
34. Dia tidak memanggil nama-nama
orang dengan nama-nama julukan.
Dia tidak menyebabkan kerugian
bagi tetangganya, dia tidak
mengumpat atas musibah-musibah,
dan tidak memasuki kebatilan dan
tidak keluar dari kebenaran.
35. Apabila dia diam, diamnya tidak
menyusahkannya Apabila dia
tertawa dia tidak mengangkat
suaranya, dan apabila dianiaya
dia bersabar sampai Allah
membalas atas namanya.
36. Dirinya sendiri dalam kesusahan
karena dia, sedang orang lain
dalam kelapangan karena dia.
Dia menempatkan dirinya dalam
kesukaran demi kehidupannya di
akhirat dan membuat orang
merasa aman dari dia.
37. Menjauhnya dia dari orang lain adalah
dengan ZUHUD terhadap dunia dan
penyucian dan kedekatannya dengan
orang lain dengan kelembutan dan
kasih sayang. Menjauhnya dia bukan
dengan cara sombong atau merasa
besar tidak pula kedekatannya melalui
tipuan dan kecohan.
42. Amirul mu’minin menjawab.” Celaka
bagimu. Untuk kematian ada saat
tertentu yang dapat dilewati dan ada
suatu penyebab yang tidak berubah.
Sekarang lihatlah! Jangan sekali-kali
kamu ulangi pembicaraan seperti yang
telah diletakan syaithan pada lidahmu.”