SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
TINJAUAN FARMAKOLOGI ERITROMISIN
                                      ASAL DAN KIMIA

              Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Erythromyces erythreus. Struktur kimia
eritromisin adalah sebagai berikut :

Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg / ml. Eritromisin larut
                           lebih baik dalam etanol atau pelarut organik.

           Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi
tetap stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan
netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa
hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5oC biasanya tahan sampai beberapa minggu.




                                 AKTIVITAS ANTI MIKROBA

    Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
    reversibel dengan ribosom sub unit 50S dan umumnya bersifat bakteriostatik walaupun
             terkadang dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka.




                                 SPEKTRUM ANTI MIKROBA

  In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif seperti S. pyogenes dan S.
pneumoniae. S. viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus
    hanya sebagian yang peka terhadap obat ini. Strain S. aureus yang resisten terhadap
                  eritromisin sering dijumpai di rumah sakit (strain nosokomial).

  Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin ialah C. perfringes. C. diphteriae dan L.
monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif. Namun ada
beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrheae, Campylobacter
jejuni, M. pneumoniae, Legionella pneumophila dan C. trachomatis. H. influenzae mempunyai
                         kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.




                                         RESISTENSI

Resisten terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu
  menurunnya permeabilitas membran sel kuman, berubahnya reseptor obat pada ribosom
        kuman, dan hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu




                                                                                            1/3
(Enterobacteriaceae). Resistensi silang terjadi antara beberapa makrolid.




                                      FARMAKOKINETIK

 Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun karena obat
    dirusak oleh asam lambung. Untuk mencegah pengerusakan oleh asam lambung, basa
eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etil
             suksinat. Adanya makanan juga menghambat penyerapan eritromisin.

   Hanya 2 – 5 % eritromisin yang diekskresikan dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin
   mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat
                     melebihi 100 kali kadar yang tercapai dalam darah.

 Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5 jam. Dalam keadaan insufiensi ginjal tidak
 diperlukan modifikasi dosis. Eritromisin berdifusi dengan baiknya ke berbagai jaringan tubuh
 kecuali otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus
                   adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.

    Obat ini diekskresi terutama melalu hati. Dialisisperitoneal dan hemodialisis tidak dapat
                              mengeluarkan eritromisin dari tubuh.

Pada ibu hamil, pemberian eritromisin stearat dapat meningkatkan sementara kadar SGOT dan
                                            SGPT.




                           EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT

  Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannya jarang terjadi. Reaksi
  alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinifilia, dan eksantem yang cepat hilang bila
 terapi dihentikan. Hepatitis kolestatik adalah reaksi kepekaan yang terutama ditimbulkan oleh
     eritromisin estolat (sekarang tidak dipasarkan lagi di Indonesia). Kelainan ini biasanya
menghilang dalam beberapa hari setelah terapi dihentikan. Efek samping ini dijumpai pula pada
penggunaan eritromisin etil suksinat tetapi jarang sekali terjadi. Eritromisin oral (terutama dalam
     dosis besar) sering menimbulkan iritasi saluran cerna, seperti mual, muntah, dan nyeri
   epigastrium. Suntikan i.m dapat menimbulkan sakit yang sangat hebat. Pemberian 1 gram
                  dengan infus i.v sering disusul oleh timbulnya trombohebitis.

   Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin,
   digoksin, warfarin, tertenadin, astemizol, dan teofilin karena menghambat sitokrom P 450.
     Kombinasi dengan tertenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia jantung yang
                                 berbahaya (torsades de pointer)




                                                                                             2/3
POSOLOGI ERITROMISIN

                                   Preparat*           Kemasan            Posologi/cara   Keterangan
                                                                           pemberian
                                   Eritromisin   Kapsul / tablet 250 mg
                                                     dan 500 mg




                                                                                                       3/3
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

More Related Content

What's hot

Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
antibiotik penghambat sintesis protein
antibiotik   penghambat sintesis proteinantibiotik   penghambat sintesis protein
antibiotik penghambat sintesis proteinDalton tabeo'Lawadang
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatcynthiaanggipradita
 
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)gusti dani
 
Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Aulia Mala
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaArwinAr
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktamfikri asyura
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurDuik Agustini
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikSyarifah Ulfa
 
Anti biotika1
Anti biotika1Anti biotika1
Anti biotika1emma afif
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoidsryast
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonWrochaenihusniar
 

What's hot (20)

Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
antibiotik penghambat sintesis protein
antibiotik   penghambat sintesis proteinantibiotik   penghambat sintesis protein
antibiotik penghambat sintesis protein
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
 
Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
Anti biotika1
Anti biotika1Anti biotika1
Anti biotika1
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoid
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
 

Similar to SPEKTRUM ANTI MIKROBA Eritromisin

Similar to SPEKTRUM ANTI MIKROBA Eritromisin (8)

Antibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilanAntibiotika%20 dalam%20kehamilan
Antibiotika%20 dalam%20kehamilan
 
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
 
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
 
Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
 
Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1
 
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 

More from zipiklan

Manfaat Buah Pinang
Manfaat Buah PinangManfaat Buah Pinang
Manfaat Buah Pinangzipiklan
 
Manfaat Buah Pinang
Manfaat Buah PinangManfaat Buah Pinang
Manfaat Buah Pinangzipiklan
 
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelian
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelianFaktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelian
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelianzipiklan
 
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasi
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen FarmasiKeputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasi
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasizipiklan
 
Contoh Perhitungan Konstanta Dielektrik
Contoh Perhitungan Konstanta DielektrikContoh Perhitungan Konstanta Dielektrik
Contoh Perhitungan Konstanta Dielektrikzipiklan
 
Menu Sehat Berbuka Puasa
Menu Sehat Berbuka PuasaMenu Sehat Berbuka Puasa
Menu Sehat Berbuka Puasazipiklan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhanzipiklan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhanzipiklan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhanzipiklan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhanzipiklan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhanzipiklan
 
Contoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazol
Contoh Evaluasi Sediaan Co- TrimoksazolContoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazol
Contoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazolzipiklan
 
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazole
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- TrimosazolePengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazole
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazolezipiklan
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Drop
Rancangan Evaluasi Sediaan DropRancangan Evaluasi Sediaan Drop
Rancangan Evaluasi Sediaan Dropzipiklan
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion CalaminRancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calaminzipiklan
 
Formula Baku Sediaan Lotion Calamin
Formula Baku Sediaan Lotion CalaminFormula Baku Sediaan Lotion Calamin
Formula Baku Sediaan Lotion Calaminzipiklan
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotionzipiklan
 
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)zipiklan
 
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )zipiklan
 
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarum
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua RosarumKarakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarum
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarumzipiklan
 

More from zipiklan (20)

Manfaat Buah Pinang
Manfaat Buah PinangManfaat Buah Pinang
Manfaat Buah Pinang
 
Manfaat Buah Pinang
Manfaat Buah PinangManfaat Buah Pinang
Manfaat Buah Pinang
 
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelian
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelianFaktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelian
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan manajer apotek untuk pembelian
 
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasi
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen FarmasiKeputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasi
Keputusan Mayor Persediaan Barang – Manajemen Farmasi
 
Contoh Perhitungan Konstanta Dielektrik
Contoh Perhitungan Konstanta DielektrikContoh Perhitungan Konstanta Dielektrik
Contoh Perhitungan Konstanta Dielektrik
 
Menu Sehat Berbuka Puasa
Menu Sehat Berbuka PuasaMenu Sehat Berbuka Puasa
Menu Sehat Berbuka Puasa
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhan
 
Menu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk RamadhanMenu Sehat Untuk Ramadhan
Menu Sehat Untuk Ramadhan
 
Contoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazol
Contoh Evaluasi Sediaan Co- TrimoksazolContoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazol
Contoh Evaluasi Sediaan Co- Trimoksazol
 
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazole
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- TrimosazolePengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazole
Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Suspensi Co- Trimosazole
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Drop
Rancangan Evaluasi Sediaan DropRancangan Evaluasi Sediaan Drop
Rancangan Evaluasi Sediaan Drop
 
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion CalaminRancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
Rancangan Evaluasi Sediaan Lotion Calamin
 
Formula Baku Sediaan Lotion Calamin
Formula Baku Sediaan Lotion CalaminFormula Baku Sediaan Lotion Calamin
Formula Baku Sediaan Lotion Calamin
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol)
 
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )
Karakteristik Pembasah ( Gliserin, Alkohol, PEG, Propilenglikol )
 
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarum
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua RosarumKarakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarum
Karakteristik Bahan Pembawa Air, Calcium Hidroxide, Aqua Rosarum
 

SPEKTRUM ANTI MIKROBA Eritromisin

  • 1. TINJAUAN FARMAKOLOGI ERITROMISIN ASAL DAN KIMIA Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Erythromyces erythreus. Struktur kimia eritromisin adalah sebagai berikut : Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg / ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi tetap stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5oC biasanya tahan sampai beberapa minggu. AKTIVITAS ANTI MIKROBA Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom sub unit 50S dan umumnya bersifat bakteriostatik walaupun terkadang dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka. SPEKTRUM ANTI MIKROBA In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif seperti S. pyogenes dan S. pneumoniae. S. viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus hanya sebagian yang peka terhadap obat ini. Strain S. aureus yang resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di rumah sakit (strain nosokomial). Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin ialah C. perfringes. C. diphteriae dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif. Namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrheae, Campylobacter jejuni, M. pneumoniae, Legionella pneumophila dan C. trachomatis. H. influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini. RESISTENSI Resisten terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu menurunnya permeabilitas membran sel kuman, berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu 1/3
  • 2. (Enterobacteriaceae). Resistensi silang terjadi antara beberapa makrolid. FARMAKOKINETIK Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun karena obat dirusak oleh asam lambung. Untuk mencegah pengerusakan oleh asam lambung, basa eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etil suksinat. Adanya makanan juga menghambat penyerapan eritromisin. Hanya 2 – 5 % eritromisin yang diekskresikan dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100 kali kadar yang tercapai dalam darah. Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5 jam. Dalam keadaan insufiensi ginjal tidak diperlukan modifikasi dosis. Eritromisin berdifusi dengan baiknya ke berbagai jaringan tubuh kecuali otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu. Obat ini diekskresi terutama melalu hati. Dialisisperitoneal dan hemodialisis tidak dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Pada ibu hamil, pemberian eritromisin stearat dapat meningkatkan sementara kadar SGOT dan SGPT. EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannya jarang terjadi. Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinifilia, dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. Hepatitis kolestatik adalah reaksi kepekaan yang terutama ditimbulkan oleh eritromisin estolat (sekarang tidak dipasarkan lagi di Indonesia). Kelainan ini biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah terapi dihentikan. Efek samping ini dijumpai pula pada penggunaan eritromisin etil suksinat tetapi jarang sekali terjadi. Eritromisin oral (terutama dalam dosis besar) sering menimbulkan iritasi saluran cerna, seperti mual, muntah, dan nyeri epigastrium. Suntikan i.m dapat menimbulkan sakit yang sangat hebat. Pemberian 1 gram dengan infus i.v sering disusul oleh timbulnya trombohebitis. Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin, digoksin, warfarin, tertenadin, astemizol, dan teofilin karena menghambat sitokrom P 450. Kombinasi dengan tertenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia jantung yang berbahaya (torsades de pointer) 2/3
  • 3. POSOLOGI ERITROMISIN Preparat* Kemasan Posologi/cara Keterangan pemberian Eritromisin Kapsul / tablet 250 mg dan 500 mg 3/3 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)