SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Ramadhan Wahyu p
Taufiqur R Aziz 1103100014
Adzan Fajar Maulana
Vero Arneal O
Dery Eka Kusuma
7
Definisi
Salah satu algoritma yang menggunakan metode terawasi
(supervised learning) dan termasuk jaringan MLP (Multi Layer
Perceptron
Jaringan MLP
Contoh Arsitekstur JST Backpropagation dengan:
 x unit masukkan
 z unit layer tersembunyi
 y unit keluaran
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20
Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W10W20
Wm0
W11
Wm1
W21
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
Layer Masukkan Layer tersembunyi Layer Keluaran
Algoritma ini melakukan dua tahap perhitungan
yaitu
- Perhitungan maju untuk menghitung error antara
output actual dan target
- Perhitungan mundur yang memprogasikan balik
error tersebut untuk memperbaiki bobot-bobot
sinaptik pada semua neuron yang ada
Fungsi aktifasi yang digunakan pada backpropagation :
Algoritma Pelatihan Backpropagation dengan satu layer
tersembunyi dan dengan menggunakan fungsi aktivasi
sigmoid biner
 Langkah 0 : Inisialisasi semua bobot dengan bilangan acak
kecil.
 Langkah 1 : Jika kondisi penghentian belum terpenuhi,
lakukan langkah 2 sampai dengan 8.
 Langkah 2: Untuk setiap pasang data pelatihan, lakukan
langkah 3 sampai dengan 8
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W10W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
Fase I: Perhitungan maju (feedforward)
 Langkah 3
Tiap unit masukkan menerima sinyal dan meneruskan ke unit tersembunyi
 Langkah 4
Hitung semua keluaran di unit tersembunyi (Zj):
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W1
0
W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
 Langkah 5
Hitung semua jaringan di unit keluaran (yk)
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W1
0
W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
Fase II : Perhitungan mundur (Backward)
 Langkah 6
Hitung factor  unit keluaran berdasarkan kesalahan setiap unit
keluaran yk (k=1,2,3….)
k=(tk-yk) f’(y_netk)= (tk-yk) yk (1-yk)
k merupakan unit kesalahan yang akan dipakai dalam perubahan
bobot layer dibawahnya (lankah 7)
Hitung suku perubahan bobot Wkj dengan laju perubahan α
Δwkj= α k zj ; k=1,2,3,…,m ; j=0,1,2,…,p
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W1
0
W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
 Langkah 7
Hitung factor  unit tersembunyi berdasarkan kesalahan di setiap unit tersembunyi
zj (j=1,2,3,…,p)
Faktor unit tersembunyi
j = _netj f’(z_netj)= _netj zj (1-zz)
Hitung suku perubahan bobot vji
Δvji=α jxi ; j=1,2,…,p ; i=0,1,2,…,n
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W1
0
W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
Fase III : Perubahan Bobot
 Langkah 8
Perubahan bobot garis yang menuju unit keluaran
wkj (baru)= wkj (lama) + Δwkj
Perubahan bobot garis yang menuju ke unit tersembunyi
Vji (baru)= vji (lama) + Δvji
1
Y1
Y2
Ym
Z1
Z2
Zp
1
X1
X2
Xn
V10
V20Vp0
V11
Vp1
V21
V12
Vm2
V22
V1n
Vpn
V2m
W1
0
W20
Wm0
W11
Wm1
W2
1
W12
Wm2
W22
W1p
Wmp
W2p
 Laju pemahaman di simbolkan dengan α
 Laju pemahaman menentukan lama iterasi
 Nilai dari α diantara 0 sd 1
 Semakin besar nilai α semakin cepat lama iterasi
 Akan tetapi jika terlalu besar akan merusak pola, sehingga justru akan
lebih lama iterasinya
 Epoch yaitu satu siklus pelatihan yang melibatkan semua pola
 Misal jika suatu arsitektur JST terdapat 4 pola masukkan dan
1 target, maka pelatihan 4 pola masukkan tersebut adalah 1
epoch

Contenu connexe

Tendances

FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)Dyas Arientiyya
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayesdedidarwis
 
13. modul ta dts2021 clustering
13. modul ta dts2021 clustering13. modul ta dts2021 clustering
13. modul ta dts2021 clusteringArdianDwiPraba
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodririn12
 
Radial Basis Function - Example
Radial Basis Function - ExampleRadial Basis Function - Example
Radial Basis Function - Exampleahmad haidaroh
 
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidtkmaguswira
 
Pert 04 clustering data mining
Pert 04 clustering   data miningPert 04 clustering   data mining
Pert 04 clustering data miningaiiniR
 
Data mining 3 similarity and disimilarity
Data mining 3   similarity and disimilarityData mining 3   similarity and disimilarity
Data mining 3 similarity and disimilarityIrwansyahSaputra1
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangEko Mardianto
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17ArdianDwiPraba
 
Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3THALITAVERONA
 
Algoritma Pencarian String matching
Algoritma Pencarian String matching Algoritma Pencarian String matching
Algoritma Pencarian String matching Kukuh Setiawan
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Roudlotul Jannah
 

Tendances (20)

Jaringan hebb
Jaringan hebbJaringan hebb
Jaringan hebb
 
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayes
 
13. modul ta dts2021 clustering
13. modul ta dts2021 clustering13. modul ta dts2021 clustering
13. modul ta dts2021 clustering
 
Jaringan perceptron
Jaringan perceptronJaringan perceptron
Jaringan perceptron
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihood
 
Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)
 
Logika fuzzy
Logika fuzzyLogika fuzzy
Logika fuzzy
 
Radial Basis Function - Example
Radial Basis Function - ExampleRadial Basis Function - Example
Radial Basis Function - Example
 
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
 
Pert 04 clustering data mining
Pert 04 clustering   data miningPert 04 clustering   data mining
Pert 04 clustering data mining
 
Data mining 3 similarity and disimilarity
Data mining 3   similarity and disimilarityData mining 3   similarity and disimilarity
Data mining 3 similarity and disimilarity
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
 
12 regresi
12 regresi12 regresi
12 regresi
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
 
Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3
 
Algoritma Pencarian String matching
Algoritma Pencarian String matching Algoritma Pencarian String matching
Algoritma Pencarian String matching
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
 

Similaire à JST_BACKPROPAGATION

Similaire à JST_BACKPROPAGATION (6)

backpropagation
backpropagationbackpropagation
backpropagation
 
Back propagation
Back propagationBack propagation
Back propagation
 
Back propagation
Back propagationBack propagation
Back propagation
 
Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)
 
Jst part5
Jst part5Jst part5
Jst part5
 
7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptx7-1-Artificial Neural Network.pptx
7-1-Artificial Neural Network.pptx
 

JST_BACKPROPAGATION

  • 1. Ramadhan Wahyu p Taufiqur R Aziz 1103100014 Adzan Fajar Maulana Vero Arneal O Dery Eka Kusuma 7
  • 2. Definisi Salah satu algoritma yang menggunakan metode terawasi (supervised learning) dan termasuk jaringan MLP (Multi Layer Perceptron Jaringan MLP
  • 3. Contoh Arsitekstur JST Backpropagation dengan:  x unit masukkan  z unit layer tersembunyi  y unit keluaran 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20 Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W10W20 Wm0 W11 Wm1 W21 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p Layer Masukkan Layer tersembunyi Layer Keluaran
  • 4. Algoritma ini melakukan dua tahap perhitungan yaitu - Perhitungan maju untuk menghitung error antara output actual dan target - Perhitungan mundur yang memprogasikan balik error tersebut untuk memperbaiki bobot-bobot sinaptik pada semua neuron yang ada
  • 5. Fungsi aktifasi yang digunakan pada backpropagation :
  • 6.
  • 7. Algoritma Pelatihan Backpropagation dengan satu layer tersembunyi dan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid biner  Langkah 0 : Inisialisasi semua bobot dengan bilangan acak kecil.  Langkah 1 : Jika kondisi penghentian belum terpenuhi, lakukan langkah 2 sampai dengan 8.  Langkah 2: Untuk setiap pasang data pelatihan, lakukan langkah 3 sampai dengan 8 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W10W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 8. Fase I: Perhitungan maju (feedforward)  Langkah 3 Tiap unit masukkan menerima sinyal dan meneruskan ke unit tersembunyi  Langkah 4 Hitung semua keluaran di unit tersembunyi (Zj): 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W1 0 W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 9.  Langkah 5 Hitung semua jaringan di unit keluaran (yk) 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W1 0 W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 10. Fase II : Perhitungan mundur (Backward)  Langkah 6 Hitung factor  unit keluaran berdasarkan kesalahan setiap unit keluaran yk (k=1,2,3….) k=(tk-yk) f’(y_netk)= (tk-yk) yk (1-yk) k merupakan unit kesalahan yang akan dipakai dalam perubahan bobot layer dibawahnya (lankah 7) Hitung suku perubahan bobot Wkj dengan laju perubahan α Δwkj= α k zj ; k=1,2,3,…,m ; j=0,1,2,…,p 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W1 0 W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 11.  Langkah 7 Hitung factor  unit tersembunyi berdasarkan kesalahan di setiap unit tersembunyi zj (j=1,2,3,…,p) Faktor unit tersembunyi j = _netj f’(z_netj)= _netj zj (1-zz) Hitung suku perubahan bobot vji Δvji=α jxi ; j=1,2,…,p ; i=0,1,2,…,n 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W1 0 W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 12. Fase III : Perubahan Bobot  Langkah 8 Perubahan bobot garis yang menuju unit keluaran wkj (baru)= wkj (lama) + Δwkj Perubahan bobot garis yang menuju ke unit tersembunyi Vji (baru)= vji (lama) + Δvji 1 Y1 Y2 Ym Z1 Z2 Zp 1 X1 X2 Xn V10 V20Vp0 V11 Vp1 V21 V12 Vm2 V22 V1n Vpn V2m W1 0 W20 Wm0 W11 Wm1 W2 1 W12 Wm2 W22 W1p Wmp W2p
  • 13.  Laju pemahaman di simbolkan dengan α  Laju pemahaman menentukan lama iterasi  Nilai dari α diantara 0 sd 1  Semakin besar nilai α semakin cepat lama iterasi  Akan tetapi jika terlalu besar akan merusak pola, sehingga justru akan lebih lama iterasinya
  • 14.  Epoch yaitu satu siklus pelatihan yang melibatkan semua pola  Misal jika suatu arsitektur JST terdapat 4 pola masukkan dan 1 target, maka pelatihan 4 pola masukkan tersebut adalah 1 epoch