SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH ILMU KEPENDUDUKAN

    PROYEKSI DAN KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN




                                     Kelas A2

                                       Oleh :

                       Ozi ferdian (12103330003)




      FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

                     UNIVERSITAS ANDALAS

                                        2012




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan   Page 1
FOTO PENULIS




                                   OZI FERDIAN

                                     1210333003




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan   Page 2
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb

       Puji syukur atas kehadirat Allah SWt dan shalawat serta salam dihadirkan kepada
Nabi Muhammad SAW atas terciptanya makalah dengan judul “Proyeksi dan Kebijaksanaan
kependudukan”.

       Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah sedikit nilai
prestasi saya. Kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah dasar umum akan isi
maupun bahasanya serta tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan
demi bertambahnya ilmu pengetahuan saya


       Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing
dalam memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat di gunakan dan bermanfaat bagi para pembaca.




                                                              Padang, Agustus 2012




                                                                      Penulis



Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                             Page 3
DAFTAR ISI




Kata pngantar………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………... ii


Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….. 3
    1.1 Latar belakang………………………………………………………………………. 3
    1.2 Tujuan penulisan……………………………………………………………………. 3
    1.3 Manfaat penulisan…………………………………………………………………... 3
Bab II Pendidikan Pancasila..........................................……………………………………....2
    2.1.a Pengertian kebijaksanaan kependudukan............ ..…………..……………….                                5
    2.1.b Ruang lingkup kebijaksaan kependudukan.............................................……….. 5
    2.1.c Macam macam kebijaksanaan kependudukan...........………….………………….. 6
    2.1.d Program Program Kependudukan...............…………..….......................................7
    2.1.e Kebijaksaan kependudukan di dunia......................................………....…………..7
    2.1.f Hambatan Hambatan kependudukan.................................………….…………......8
    2.1.gKegunaan Proyeksi Penduduk.............................................………........................10
Bab 3 Penutup……………………………………………………………………………….15
    3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….15
    3.2 Saran………………………………………………………………………………...15
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..16




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                                   Page 4
BAB I
                                       PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
               Ketika era globalisasi dan informasi belum sepenuhnya diantisipasi, Indonesia
harus menghadapi krisis ekonomi dan reformasi yang berlanjut dengan berbagai tuntutan
seperti otonomi, demokratisasi, dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Berbagai hal itu
sering terkait satu dengan lainnya. Tuntutan seperti itupun merupakan hal yang wajar.
Sayangnya, masalah-masalah besar itu tidak bias dipecahkan segera dan serempak, bahkan
fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa satu permasalahanpun seringkali tidak dapat
dipecahkan dengan memuaskan. Karenanya, masalah yang dihadapi Indonesia sekarang
sangat kompleks dan berlarut-larut.

       Apakah kaitan antara perubahan-perubahan itu dengan kebijakan kependudukan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya dilihat dulu lingkup permasalahan
kependudukan. Pada satu sisi, permasalahan itu berputar pada masalah pokok demografis,
yaitu fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan mobilitas (migrasi).
       Secara sepintas, terutama bagi orang awam, permasalahan ini tampak sederhana.
Namun, bila menyadari bahwa permasalahan kependudukan tidak mengkaji individu per
individu, masalahnya tidak pernah sederhana. Oleh karena itu, pada sisi lain, permasalahan
kependudukan bias melebar ke berbagai permasalahan sosial ekonomi lain.
1.2 Tujuan
       Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai kebijakan kependudukan, sehingga
diharapakan dengan adanya pembahasan mengenai kebijakan kependudukan, akan
menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang kebijakan kependudukan.
1.3 Manfaat Penulisan
       Mengetahui kebijaksanaan kependudukan di dunia
       Mengenali jenis proyeksi penduduk
       Mengetahui masalah kependudukan yang terjadi di dunia
       Memberi tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang masalah proyeksi
       dan kebijaksanaan kependudukan.




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                  Page 5
BAB II
                                       PEMBAHASAN


A.1. Pengertian Kebijaksanaan Kependudukan

Kebijaksanaan kependudukan merupakan gejala yang relatif baru yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk, meliputi penyediaan lapangan kerja untuk penduduk
yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta
usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya.

Kebijaksanaan kependudukan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa ialah :

“ ..... Langkah-langkah dan program yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi,
sosial, demografis dan tujuan-tujuan umum yang lain dengan jalan memengaruhi variabel-
variabel demografi yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk serta perubahan dan
ciri-ciri demografinya ....”

Kebijaksanaan yang memengaruhi variabel kependudukan dengan kebijaksanaan yang
menanggapi perubahan penduduk :

Kebijaksanaan yang memengaruhi variabel kependudukan :

     Antara lain mengadakan vaksinasi anak-anak yang menyelamatkan mereka dari
        berbagai penyakit anak-anak yang berbahaya. Kebijaksanaan ini dapat bersifat
        langsung dan tidak langsung.

Kebijaksanaan yang menanggapi perubahan penduduk :

     Antara lain : pendirian sekolah-sekolah untuk menampug peningkatan jumlah anak-
        anak yang disebabkan oleh penurunan angka kematian anak-anak.

A.2. Pengertian Proyeksi Penduduk

        Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis
umurdan jenis kelmain) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya
untuk keperluan proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                    Page 6
pada tahun yang berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir
“S”.

B. RUANG LINGKUP KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN

Kebijaksanaan kependudukan berhubungan            dengan dinamika kependudukan,      yaitu
perubahan-perubahan terhadap tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi.

     Kebijaksanaan kependudukan dapat memengaruhi fertilitas baik untuk menaikkan
        maupun menurunkan angka kelahiran.

Pada saat ini , kebijaksanaan hanya dihubungkan dengan penurunan fertilitas melalui
Keluarga Berencana.

     Kebijaksanaan mengenai mortalitas

biasanya langsung dihubungkan dengan kesehatan, bahkan sering dihubungkan dengan
klinik, rumah sakit dan dokter. Mortalitas mempunyai hubungan yang erat dengan morbiditas
(tentang sakit).

Sebagian besar orang yang mati disebabkan karena sakit, dan hanya sebagian kecil meninggal
karena kecelakaan. Sebagian sangat kecil mati karena bunuh diri. Karena itu mortalitas dan
morbiditas harus dipahami secara bersamaan.

C. MACAM KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN

Kebijaksanaan kependudukan dapat bersifat nasional terpadu atau sektoral.

     Kebijaksanaan nasional terpadu :

   mencakup segala segi kehidupan dengan satu tujuan mengenai kependudukan. Semua
komponen yang mempunyai hubungan dengan penduduk mempunyai orientasi yang sama,
sehingga merupakan satu sistem.

     Kebijaksanaan sektoral menyerahkan masalah kependudukan kepada satu sektor
        sehingga lebih memudahkan untuk melakukan suatu kebijaksanaan kependudukan.




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                Page 7
D. PROGRAM-PROGRAM KEPENDUDUKAN

Program program kependudukan yaitu :

   •   Kegiatan keluarga berencana adalah program kependudukan. Peningkatan pelayanan
       kesehatan ibu dan anak yang akan menurunkan angka kematian bayi juga merupakan
       program kependudukan.

   •   Pemindahan penduduk yang diatur pemerintah dalam bentuk transmigrasi adalah
       salah satu program kependudukan

   •   Pengertian program kependudukan diberi pengertian sempit, yaitu kegiatan yang
       mendukung program keluarga berencana. Dalam kenyataan program kependudukan di
       Indonesia diartikan sebagai kegiatan beyond family planning yaitu kegiatan-kegiatan
       yang menjangkau lebih jauh dari keuarga berencana, misalnya perbaikan gizi,
       peningkatan pendapatan dan lain-lain yang dapat menambah kemantapan program
       keluarga berencana

   •   Transmigrasi merupakan kebijaksanaan kependudukan mengenai migrasi.
       Kebijaksanaannya adalah redistribusi penduduk melalui migrasi yang diatur oleh
       pemerintah

   •   Usaha penyebaran fasilitas kesehatan secara merata sehingga menjangkau seluruh
       penduduk merupakan satu program kependudukan dalam rangka kebijaksanaan
       menurunkan kematian dan meningkatkan harapan hidup penduduk

E. KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN DI BERBAGAI NEGARA

   Pengertian kebijasanaan kependudukan di banyak negara dihubungkan dengan keluarga
berencana. Di negara-negara yang sekarang telah maju, khususnya di negara-negara liberal
Barat, pemerintah negara-negara itu mengambil sikap tidak ikut campur. Di negara-negaara
itu usaha keluarga berencana dilakukan oleh organisasi-organisasi masyarakat dengan dana
dari masyarakat pula. Bagian besar penduduk dunia diam di negara-negara sedang
berkembang. Kebijaksanaan kependudukan oleh sebagian pemerintahnya melalui program
KB hasilnya sudah mulai terlihat.

F. Kebijaksanaan Kependudukan di Indonesia



Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                  Page 8
 Kebijaksanaan yang menyangkut distribusi penduduk sudah diikuti sejak permulaan
       abad ini oleh pemerintahan Hindia belanda. Kebijaksanaan ini sampai pemerintahan
       Orde Baru memberikan orientasi tahun 1972.

    Undang-Undang no. 3 tahun 1972 memiliki 7 sasaran :

   -   Peningkatan taraf hidup
   -   Pembangunan daerah
   -   Keseimbangan penyebaran penduduk
   -   Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia
   -   Pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia
   -   Kesatuan dan persatuan bangsa
   -   Memperkuat pertahanan dan keamanan sosial

   Program KB merupakan titik balik yg telah dapat mengubah pandangan masyarakat yg
pronatalis menjadi pandangan anti natalis.Kenyataan bahwa dukungan masyarakat cukup
besar dan tidak ada pertentangn dari golongan manapun.Indonesia dapat membuktikan bahwa
KB dapat dilaksanakan di daerah pedesaan secara efektif.   KB diusahakan untuk menjadi
bagian integral dari kehidupan masyarakat dalam bentuk Norma Keluarga Kecil yang
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).Usaha untuk melaksanakan kegiatan beyond family
planning.

G. Hambatan-hambatan yang ada dalam usaha memecahkan masalah kepadatan
penduduk.
Penduduk di hampir semua negara berkembang termasuk Indonesia selama berabad-abad
hidupnya telah dipengaruhi oleh nilai, norma dan adat istiadat yang bersifat positif terhadap
sikap dan tingkah laku yang menginginkan anak banyak. Struktur kehidupan politik,
ekonomi, sosial dan budaya (agama) telah memantapkan kehidupan pribadi. Untuk dapat
merubah sikap dan tingkah laku tersebut menjadi sikap dan tingkah laku untuk menyenangi
dan menginginkan anak sedikit diperlukan program pendidikan dan program-program
pemberian motivasi lainnya.Kebijaksanaan kependudukan secara menyeluruh harus
memperhitungkan hambatan-hambatan dari segi politis, ekonomis, sosial, budaya, agama
juga dari segi psikologis perorangan dan masyarakat yang di negara-negara berkembang
masih cenderung mendukung diterimanya banyak anak. Program-program “beyond family
planning” harus lebih diintensifkan dan diekstensifkan. Di samping usaha peningkatan


Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                   Page 9
produksi dalam segala bidang kebutuhan hidup penduduk (pangan, sandang, rumah,
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain), perlu ditingkatkan usaha yang berhubungan dengan:
           1.   Pelaksanaan wajib belajar dan perbaikan mutu pendidikan.
           2.   Perluasan kesempatan kerja.
           3.   Perbaikan status wanita dan perluasan kesempatan kerja bagi mereka.
           4.   Penurunan kematian bayi dan anak-anak.
           5.   Perbaikan kesempatan urbanisasi.
           6.   Perbaikan jaminan sosial dan jaminan hari tua.


H. Kegunaan Proyeksi Penduduk
       •   Bidang Pangan
Menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan penduduk
menurut umur.
       •   Bidang Kesehatan
Menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di rumah-rumah sakit
yang diperlukan selama periode proyeksi.
       •   Bidang pendidikan
Proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia
sekolah, jumlah
murid, jumlah guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
       •   Bidang tenaga kerja
Menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat hubungannya
dengan proyeksi yang memungkinkan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan
tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
       •   Bidang produksi barang dan jasa
           Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannyadengan data mengenai
produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan masa di masa
mendatang.
Perencanaan yang dapat digunakan untuk menggunakan proyeksi penduduk:
  I.       Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap
           penduduk yang sudah diproyeksikan tersebut.
 II.       Perencanaan   yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke
           perkembangan demografi sosial dan ekonomi.


Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                   Page 10
I JENIS dan DEFENISI PERKIRAAN PENDUDUK
1.ANTAR SENSUS (INTERCENSAL)
 Suatu perkiraan mengenai keadaan penduduk diantara 2 sensus (data) yang kita ketahui
Pertumbuhan penduduk dianggap linear




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                               Page 11
2.POSTCENSAL ESTIMATED
Perkiraan mengenai penduduk sesudah sensus, prinsipnya sama yaitu pertambahan penduduk
adalah linear




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                            Page 12
J PERBEDAAN PROYEKSI, FORECAST, DAN ESTIMATE

    •   Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas,mortalitas, dan
        migrasi dimasa yang akan datang

    •   Forecast adalah Suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian
        rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan
        perkembangan penduduk dimasa mendatang

    •   Estimate adalah Suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana

METODE KOMPONEN

Lebih banyak digunakan karena mencakup determinan-determinan pertumbuhan penduduk.

Kebaikannya:

    •   Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk, yaitu
        fertilitas, mortalitas dan migrasi.

    •   Di dalam metoda ini kita mulai dengan asumsi-asumsi mortalitas, fertilitas dan
        migrasi.

Data-data yang diperlukan :

    •   Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan „prorating‟
        dan „adjustment‟

    •   Menentukan level of mortality suatu penduduk tertentu.

    •   Mengestimasikan pola fertilitas (ASFR)

    •   Menentukan rasio jenis kelamin saat lahir (sex ratio at birth)

    •   Menentukan pola migrasi (proporsi migrasi menurut umur)

Metode Proyeksi

Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang
antara lain:


1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu:
• Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu:
1. Arithmathic Rate of Growth: Pn= P0(1+rn).
2. Geometric Rate of Growth: Pn=P0 (1+r)n.


Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                 Page 13
• Eksponential Rate of Growth: Pn= P0 ern
     Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
     Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
     r : tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n.
     n : banyak perubahan tahun.

K. Konperensi Kependudukan Dunia
            Konperensi kependudukan dunia dilaksanakan oleh PBB tahun 1954 di Roma.
     Kehati-hatian mewarnai penyebutan masalah kepadatan penduduk. Pro-kontra terjadi tentang
     adanya masalah kepadatan penduduk.
            Tahun 1954-1965 laporan-laporan tentang tekanan-tekanan yang disebabkan oleh
     kepadatan penduduk dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial dalam bentuk angka-angka
     stastistik membuka mata dunia akan adanya masalah kependudukan. Hal ini tercermin dalam
     konperensi kependudukan dunia ke-2 yang dilaksanakan oleh PBB di Beograd tahun 1965.
     Sejak konperensi ini masalah kependudukan dinyatakan sebagai masalah dunia yang harus
     segera ditangani.
            Pada hari HAM 1968, dicetuskan Deklarasi pemimpin-pemimpin dunia tantang
     kependudukan. Deklarasi itu diterima sebagai resolusi XVII dalam konperensi tentang HAM
     di Teheran pada tanggal 12 Mei 1968. Presiden Indonesia merupakan salah seorang dari 30
     orang kepala negara yang turut menendatanganinya.
            Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat sangat merintangi taraf hidup, kemajuan,
     peningkatan kesehatan dan sanitasi, pengadaan perumahan dan alat-alat pengangkutan,
     peningkatan kebudayaan, kesempatan rekreasi dan untuk banyak nagara merintangi
     pemberian pangan yang cukup kepada rakyat. Ringkasnya cita-cita manusia seluruh dunia
     untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik diganggu dan dibahayakan oleh pertumbuhan
     penduduk yang tak dikendalikan itu.
     Pernyataan Bersama PBB mengenai kependudukan oleh Sekjen PBB U Than 10 Desember
     1966 adalah: “Kami para pemimpin Negara-negara yang sangat memperhatikan masalah
     kependudukan sependapat bahwa:
a.    Masalah kependudukan perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka
     panjang bila negara itu ingin mencapai tujuan ekonomi yang dicita-citakan oleh rakyat.
b.    Sebagian orang dari para orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang cara-cara
     merencanakan keluarga dan adalah hak tiap-tiap manusia untuk menentukan jumlah dan
     menjarangkan kelahiran anaknya.

     Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                  Page 14
c.   Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal sangat bergantung pada cara kita menanggulangi
     pertumbuhan penduduk.
d.   Tujuan Keluarga Berencana adalah untuk memperkaya kehidupan umat manusia bukan
     untuk mengekangnya; bahwa dengan keluarga berencana tiap-tiap orang akan memperoleh
     kesempatan yang lebih baik untuk mencapai kemuliaan hidup dan mengembangkan bakatnya.
e.   Sadar bahwa gerakan keluarga berencana adalah untuk kepentingan keluarga dan negara
     maka kami para penandatanganan sangat berharap pemimpin-pemimpin seluruh dunia
     menyepakati pernyataan itu.
         Deklarasi kependudukan tersebut, merupakan pangkal tolak dari dilaksanakan program
     kependudukan atas dasar kebijakan kependudukan tiap Negara. Sekarang sebagian besar dari
     negara-negara anggota PBB telah memiliki kebijakan kependudukan termasuk Indonesia.
     Dalam menentukan suatu kebijakan tentang kependudukan yang penting adalah
     memperhatikan kualitas penduduk itu sendiri, stabilitas dari sumber-sumber kehidupan
     mereka, kelangsungan adanya lapangan kerja, standar kehidupan yang menyenangkan,
     dimana keamanan nasional maupun kebahagiaan perorangan harus diperhitungkan.
         Kebijakan kependudukan dapat dilakukan melalui 3 komponen perkembangan penduduk
     yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).
     Mencegah pertumbuhan penduduk sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
     : peningkatan migrasi keluar, peningkatan jumlah kematian atau penurunan jumlah kelahiran.
         Cara yang pertama sulit kiranya untuk dilakukan sebab semua negara di dunia ini
     melakukan pengawasan dan pembatasan orang-orang asing pendatang baru, sehingga
     mempersulit terjadinya migrasi secara besar-besaran. Juga tidak mungkin diharapkan bahwa
     pemerintah berani menjalankan kebijakan peningkatan jumlah kematian. Jadi satu-satunya
     cara yang tinggal adalah dengan menurunkan jumlah kelahiran. Keuntungan pertama yang
     nyata dari hasil penurunan jumlah kelahiran adalah perbaikan kesehatan ibu dan anak-anak
     yang sudah ada, dan penghematan pembiayaan pendidikan.
         Usaha memecahkan kepadatan penduduk karena tidak meratanya penyebaran penduduk,
     seperti terdapat di JAMBAL (Jawa, Madura,dan Bali) adalah dengan memindahkan
     penduduk tersebut dari pulau Jawa, Madura, dan Bali ke pulau-pulau lain. Usaha ini di
     Indonesia dikenal dengan nama “Transmigrasi” dan telah ditempatkan pada prioritas yang
     tinggi. Disamping migrasi, masalah lainnya perlu dipecahkan adalah perpindahan penduduk
     dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, yang dikenal dengan nama “Urbanisasi”. Menurut
     hasil sensus 1980, 18,8% dari jumlah penduduk Indonesia bermukim di daerah kota.
     Setengah abad yang lalu jumlah penduduk kota di Indonesia telah berkembang lebih cepat

     Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                                Page 15
daripada perkembangan penduduk Indonesia. Hampir sepertiga dari pertambahan penduduk
     Indonesia dalam dekade terakhir ditampung oleh daerah perkotaan. Masalah yang timbul
     adalah belum siapnya kota-kota tersebut untuk menampung pendaftar baru yang melampaui
     kemampuan daya tampung kota-kota tadi.
         Secara garis besarnya tujuan kebijakan kependudukan, adalah sebagai berikut:
     memelihara keseimbangan antara pertambahan dan penyebaran penduduk dengan
     perkembangan pembangunan sosial ekonomi, sehingga tingkat hidup yang layak dapat
     diberikan kepada penduduk secara menyeluruh. Usaha yang demikian mencakup seluruh
     kebijakan baik di bidang ekonomi, sosial, kulturil, serta kegiatan-kegiatan lain untuk
     meningkatkan pendapatan nasional, pembagian pendapatan yang adil, kesempatan kerja dan
     pembangunan pendidikan secara menyeluruh. Strategi yang digunakan adalah jangka panjang
     maupun jangka pendek.
            Di Indonesia tujuan jangka panjang diusahakan dapat dijangkau dengan:
1. Peningkatan volume transmigrasi ke daerah-daerah yang memerlukannya.
2. Menghambat pertumbuhan kota-kota besar yang menjurus kea rah satu-satunya kota besar di
     suatu pulau tertentu dan mengutamakan pembangunan pedesaan.
            Tujuan jangka pendek diarahkan kepada penurunan secara berarti pada tingkat
     fertilitas, peningkatan volume transmigrasi setiap tahunnya dan perencanaan serta
     pelaksanaan urbanisasi yang mantap.
     Program-program kebijakan yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1.   Meningkatkan program keluarga berencana sehingga dapat melembaga dalam masyarakat.
     Termasuk semua program pendukung bagi keberhasilannya seperti peningkatan mutu
     pendidikan, peningkatan umur menikah pertama, peningkatan status wanita.
2. Meningkatkan dan menyebarluaskan program pendidikan kependudukan.
3. Merangsang terciptanya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
4. Meningkatkan program transmigrasi secara teratur dan nyata.
5.   Mengatur perpindahan penduduk dari desa ke kota secara lebih komprehensif di dalam
     perencanaan pembangunan secara menyeluruh.
6. Mengatasi masalah tenaga kerja.
7. Meningkatkan pembinaan dan pengamanan lingkungan hidup.




     Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                             Page 16
BAB III
                                          PENUTUP
   3.1 Kesimpulan
           Kebijakan Kependudukan adalah kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi
   besar, komposisi, distribusi dan tingkat perkembangan penduduk
        Kebijakan kependudukan dapat dilakukan melalui tiga komponen perkembangan
   penduduk yaitu :
1) kelahiran (fertilitas)
2) kematian (mortalitas)
3) perpindahan penduduk (migrasi).
         Sedangkan Mencegah pertumbuhan penduduk sebenarnya dapat dilakukan dengan
   berbagai cara, seperti : peningkatan migrasi keluar, peningkatan jumlah kematian atau
   penurunan jumlah kelahiran.
   3.2 Saran
        Alasan yang rasional mengapa diperlukan kebijakan kependudukan. Pertama, salah satu
   fungsi pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Ini tujuan paling mendasar
   dari setiap kebijakan pembangunan. Kedua, perilaku demografi (demographic behavior)
   terdiri dari sejumlah tindakan individu. Ketiga, tindakan tersebut merupakan usaha untuk
   memaksimalkan utilitas atau kesejahteraan individu. Keempat, kesejahteraan masyarakat
   tidak selalu merupakan penjumlahan dari kesejahteraan individu. Kelima, oleh karena itu
   pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk berusaha mengubah situasi dan kondisi
   sehingga mempengaruhi persepsi tentang kesejahteraan individu dan pada akhirnya
   kesejahteraan masyarakat sama dengan penjumlahan dari kesejahteraan individu.




   Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                              Page 17
DAFTAR PUSTAKA



Siasah   Masruri,   Muhsinatun,dkk.2002.Pendidikan    Kependudukan   dan   Lingkungan
Hidup.Yogyakarta:UPT MKU UNY
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0007/11/IPTEK/meny10.htm




Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan                           Page 18

More Related Content

Similar to Proyeksi Penduduk

Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukanvedro agasi
 
Modul 2 - Fertilitas
Modul  2 - FertilitasModul  2 - Fertilitas
Modul 2 - FertilitasPusdiklat KKB
 
Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...oswarmungkasa1
 
Modul 3. mortalitas
Modul   3. mortalitasModul   3. mortalitas
Modul 3. mortalitasPusdiklatKKB
 
Modul 3 - Mortalitas
Modul  3 - MortalitasModul  3 - Mortalitas
Modul 3 - MortalitasPusdiklat KKB
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO Mahdufahdufah
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)AgungDharmawan7
 
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama SidoarjoRetno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama SidoarjoRetnoDwiWijayanti1
 
Laporan kkn berdaya 2021 imroatus solikah pgsd - d24180040-kelompok 6
Laporan kkn berdaya  2021 imroatus solikah   pgsd - d24180040-kelompok 6Laporan kkn berdaya  2021 imroatus solikah   pgsd - d24180040-kelompok 6
Laporan kkn berdaya 2021 imroatus solikah pgsd - d24180040-kelompok 6Imroatussolikah
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografiPusdiklatKKB
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografiPusdiklat KKB
 
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi Ayyubi
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi AyyubiLaporan akhir KKN Achmad Fahmi Ayyubi
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi AyyubiFahmiAyyubi
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014STISIPWIDURI
 
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti Munadifah
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti MunadifahLaporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti Munadifah
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti MunadifahDifahNadifah
 
Kkn siti munadifah
Kkn siti munadifahKkn siti munadifah
Kkn siti munadifahDifahNadifah
 

Similar to Proyeksi Penduduk (20)

Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
 
Modul 2 - Fertilitas
Modul  2 - FertilitasModul  2 - Fertilitas
Modul 2 - Fertilitas
 
Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitas
 
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...
Mewujudkan Kota Sehat. Pembelajaran Mancanegara bagi Penyempurnaan Kota Sehat...
 
Modul 3. mortalitas
Modul   3. mortalitasModul   3. mortalitas
Modul 3. mortalitas
 
Modul 3 - Mortalitas
Modul  3 - MortalitasModul  3 - Mortalitas
Modul 3 - Mortalitas
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA BLURU KIDUL KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)
Laporan akhir kkn agung dharmawan(b34180003)
 
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama SidoarjoRetno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Retno dwi wijayanti Laporan Akhir KKN Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
 
Makalah kb
Makalah kbMakalah kb
Makalah kb
 
Laporan kkn berdaya 2021 imroatus solikah pgsd - d24180040-kelompok 6
Laporan kkn berdaya  2021 imroatus solikah   pgsd - d24180040-kelompok 6Laporan kkn berdaya  2021 imroatus solikah   pgsd - d24180040-kelompok 6
Laporan kkn berdaya 2021 imroatus solikah pgsd - d24180040-kelompok 6
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
 
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
Modul   1 konsep dasar-dasar demografiModul   1 konsep dasar-dasar demografi
Modul 1 konsep dasar-dasar demografi
 
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi Ayyubi
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi AyyubiLaporan akhir KKN Achmad Fahmi Ayyubi
Laporan akhir KKN Achmad Fahmi Ayyubi
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
 
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014
Prosiding lengkap seminar pemberdayaan masyarakat 2014
 
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti Munadifah
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti MunadifahLaporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti Munadifah
Laporan Akhir KKN 2020 desa Kajeksan Siti Munadifah
 
Kkn siti munadifah
Kkn siti munadifahKkn siti munadifah
Kkn siti munadifah
 

Proyeksi Penduduk

  • 1. MAKALAH ILMU KEPENDUDUKAN PROYEKSI DAN KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN Kelas A2 Oleh : Ozi ferdian (12103330003) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2012 Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 1
  • 2. FOTO PENULIS OZI FERDIAN 1210333003 Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 2
  • 3. KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum wr.wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWt dan shalawat serta salam dihadirkan kepada Nabi Muhammad SAW atas terciptanya makalah dengan judul “Proyeksi dan Kebijaksanaan kependudukan”. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah sedikit nilai prestasi saya. Kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah dasar umum akan isi maupun bahasanya serta tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan demi bertambahnya ilmu pengetahuan saya Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing dalam memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat di gunakan dan bermanfaat bagi para pembaca. Padang, Agustus 2012 Penulis Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 3
  • 4. DAFTAR ISI Kata pngantar………………………………………………………………………………… i Daftar Isi……………………………………………………………………………………... ii Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….. 3 1.1 Latar belakang………………………………………………………………………. 3 1.2 Tujuan penulisan……………………………………………………………………. 3 1.3 Manfaat penulisan…………………………………………………………………... 3 Bab II Pendidikan Pancasila..........................................……………………………………....2 2.1.a Pengertian kebijaksanaan kependudukan............ ..…………..………………. 5 2.1.b Ruang lingkup kebijaksaan kependudukan.............................................……….. 5 2.1.c Macam macam kebijaksanaan kependudukan...........………….………………….. 6 2.1.d Program Program Kependudukan...............…………..….......................................7 2.1.e Kebijaksaan kependudukan di dunia......................................………....…………..7 2.1.f Hambatan Hambatan kependudukan.................................………….…………......8 2.1.gKegunaan Proyeksi Penduduk.............................................………........................10 Bab 3 Penutup……………………………………………………………………………….15 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….15 3.2 Saran………………………………………………………………………………...15 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..16 Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 4
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika era globalisasi dan informasi belum sepenuhnya diantisipasi, Indonesia harus menghadapi krisis ekonomi dan reformasi yang berlanjut dengan berbagai tuntutan seperti otonomi, demokratisasi, dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Berbagai hal itu sering terkait satu dengan lainnya. Tuntutan seperti itupun merupakan hal yang wajar. Sayangnya, masalah-masalah besar itu tidak bias dipecahkan segera dan serempak, bahkan fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa satu permasalahanpun seringkali tidak dapat dipecahkan dengan memuaskan. Karenanya, masalah yang dihadapi Indonesia sekarang sangat kompleks dan berlarut-larut. Apakah kaitan antara perubahan-perubahan itu dengan kebijakan kependudukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya dilihat dulu lingkup permasalahan kependudukan. Pada satu sisi, permasalahan itu berputar pada masalah pokok demografis, yaitu fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan mobilitas (migrasi). Secara sepintas, terutama bagi orang awam, permasalahan ini tampak sederhana. Namun, bila menyadari bahwa permasalahan kependudukan tidak mengkaji individu per individu, masalahnya tidak pernah sederhana. Oleh karena itu, pada sisi lain, permasalahan kependudukan bias melebar ke berbagai permasalahan sosial ekonomi lain. 1.2 Tujuan Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai kebijakan kependudukan, sehingga diharapakan dengan adanya pembahasan mengenai kebijakan kependudukan, akan menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang kebijakan kependudukan. 1.3 Manfaat Penulisan Mengetahui kebijaksanaan kependudukan di dunia Mengenali jenis proyeksi penduduk Mengetahui masalah kependudukan yang terjadi di dunia Memberi tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang masalah proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A.1. Pengertian Kebijaksanaan Kependudukan Kebijaksanaan kependudukan merupakan gejala yang relatif baru yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, meliputi penyediaan lapangan kerja untuk penduduk yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya. Kebijaksanaan kependudukan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa ialah : “ ..... Langkah-langkah dan program yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial, demografis dan tujuan-tujuan umum yang lain dengan jalan memengaruhi variabel- variabel demografi yang utama, yaitu besar dan pertumbuhan penduduk serta perubahan dan ciri-ciri demografinya ....” Kebijaksanaan yang memengaruhi variabel kependudukan dengan kebijaksanaan yang menanggapi perubahan penduduk : Kebijaksanaan yang memengaruhi variabel kependudukan :  Antara lain mengadakan vaksinasi anak-anak yang menyelamatkan mereka dari berbagai penyakit anak-anak yang berbahaya. Kebijaksanaan ini dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Kebijaksanaan yang menanggapi perubahan penduduk :  Antara lain : pendirian sekolah-sekolah untuk menampug peningkatan jumlah anak- anak yang disebabkan oleh penurunan angka kematian anak-anak. A.2. Pengertian Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umurdan jenis kelmain) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 6
  • 7. pada tahun yang berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir “S”. B. RUANG LINGKUP KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN Kebijaksanaan kependudukan berhubungan dengan dinamika kependudukan, yaitu perubahan-perubahan terhadap tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi.  Kebijaksanaan kependudukan dapat memengaruhi fertilitas baik untuk menaikkan maupun menurunkan angka kelahiran. Pada saat ini , kebijaksanaan hanya dihubungkan dengan penurunan fertilitas melalui Keluarga Berencana.  Kebijaksanaan mengenai mortalitas biasanya langsung dihubungkan dengan kesehatan, bahkan sering dihubungkan dengan klinik, rumah sakit dan dokter. Mortalitas mempunyai hubungan yang erat dengan morbiditas (tentang sakit). Sebagian besar orang yang mati disebabkan karena sakit, dan hanya sebagian kecil meninggal karena kecelakaan. Sebagian sangat kecil mati karena bunuh diri. Karena itu mortalitas dan morbiditas harus dipahami secara bersamaan. C. MACAM KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN Kebijaksanaan kependudukan dapat bersifat nasional terpadu atau sektoral.  Kebijaksanaan nasional terpadu : mencakup segala segi kehidupan dengan satu tujuan mengenai kependudukan. Semua komponen yang mempunyai hubungan dengan penduduk mempunyai orientasi yang sama, sehingga merupakan satu sistem.  Kebijaksanaan sektoral menyerahkan masalah kependudukan kepada satu sektor sehingga lebih memudahkan untuk melakukan suatu kebijaksanaan kependudukan. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 7
  • 8. D. PROGRAM-PROGRAM KEPENDUDUKAN Program program kependudukan yaitu : • Kegiatan keluarga berencana adalah program kependudukan. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang akan menurunkan angka kematian bayi juga merupakan program kependudukan. • Pemindahan penduduk yang diatur pemerintah dalam bentuk transmigrasi adalah salah satu program kependudukan • Pengertian program kependudukan diberi pengertian sempit, yaitu kegiatan yang mendukung program keluarga berencana. Dalam kenyataan program kependudukan di Indonesia diartikan sebagai kegiatan beyond family planning yaitu kegiatan-kegiatan yang menjangkau lebih jauh dari keuarga berencana, misalnya perbaikan gizi, peningkatan pendapatan dan lain-lain yang dapat menambah kemantapan program keluarga berencana • Transmigrasi merupakan kebijaksanaan kependudukan mengenai migrasi. Kebijaksanaannya adalah redistribusi penduduk melalui migrasi yang diatur oleh pemerintah • Usaha penyebaran fasilitas kesehatan secara merata sehingga menjangkau seluruh penduduk merupakan satu program kependudukan dalam rangka kebijaksanaan menurunkan kematian dan meningkatkan harapan hidup penduduk E. KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN DI BERBAGAI NEGARA Pengertian kebijasanaan kependudukan di banyak negara dihubungkan dengan keluarga berencana. Di negara-negara yang sekarang telah maju, khususnya di negara-negara liberal Barat, pemerintah negara-negara itu mengambil sikap tidak ikut campur. Di negara-negaara itu usaha keluarga berencana dilakukan oleh organisasi-organisasi masyarakat dengan dana dari masyarakat pula. Bagian besar penduduk dunia diam di negara-negara sedang berkembang. Kebijaksanaan kependudukan oleh sebagian pemerintahnya melalui program KB hasilnya sudah mulai terlihat. F. Kebijaksanaan Kependudukan di Indonesia Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 8
  • 9.  Kebijaksanaan yang menyangkut distribusi penduduk sudah diikuti sejak permulaan abad ini oleh pemerintahan Hindia belanda. Kebijaksanaan ini sampai pemerintahan Orde Baru memberikan orientasi tahun 1972.  Undang-Undang no. 3 tahun 1972 memiliki 7 sasaran : - Peningkatan taraf hidup - Pembangunan daerah - Keseimbangan penyebaran penduduk - Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia - Pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia - Kesatuan dan persatuan bangsa - Memperkuat pertahanan dan keamanan sosial Program KB merupakan titik balik yg telah dapat mengubah pandangan masyarakat yg pronatalis menjadi pandangan anti natalis.Kenyataan bahwa dukungan masyarakat cukup besar dan tidak ada pertentangn dari golongan manapun.Indonesia dapat membuktikan bahwa KB dapat dilaksanakan di daerah pedesaan secara efektif. KB diusahakan untuk menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat dalam bentuk Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).Usaha untuk melaksanakan kegiatan beyond family planning. G. Hambatan-hambatan yang ada dalam usaha memecahkan masalah kepadatan penduduk. Penduduk di hampir semua negara berkembang termasuk Indonesia selama berabad-abad hidupnya telah dipengaruhi oleh nilai, norma dan adat istiadat yang bersifat positif terhadap sikap dan tingkah laku yang menginginkan anak banyak. Struktur kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya (agama) telah memantapkan kehidupan pribadi. Untuk dapat merubah sikap dan tingkah laku tersebut menjadi sikap dan tingkah laku untuk menyenangi dan menginginkan anak sedikit diperlukan program pendidikan dan program-program pemberian motivasi lainnya.Kebijaksanaan kependudukan secara menyeluruh harus memperhitungkan hambatan-hambatan dari segi politis, ekonomis, sosial, budaya, agama juga dari segi psikologis perorangan dan masyarakat yang di negara-negara berkembang masih cenderung mendukung diterimanya banyak anak. Program-program “beyond family planning” harus lebih diintensifkan dan diekstensifkan. Di samping usaha peningkatan Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 9
  • 10. produksi dalam segala bidang kebutuhan hidup penduduk (pangan, sandang, rumah, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain), perlu ditingkatkan usaha yang berhubungan dengan: 1. Pelaksanaan wajib belajar dan perbaikan mutu pendidikan. 2. Perluasan kesempatan kerja. 3. Perbaikan status wanita dan perluasan kesempatan kerja bagi mereka. 4. Penurunan kematian bayi dan anak-anak. 5. Perbaikan kesempatan urbanisasi. 6. Perbaikan jaminan sosial dan jaminan hari tua. H. Kegunaan Proyeksi Penduduk • Bidang Pangan Menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur. • Bidang Kesehatan Menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di rumah-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi. • Bidang pendidikan Proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang. • Bidang tenaga kerja Menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat hubungannya dengan proyeksi yang memungkinkan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja. • Bidang produksi barang dan jasa Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannyadengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan masa di masa mendatang. Perencanaan yang dapat digunakan untuk menggunakan proyeksi penduduk: I. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang sudah diproyeksikan tersebut. II. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 10
  • 11. I JENIS dan DEFENISI PERKIRAAN PENDUDUK 1.ANTAR SENSUS (INTERCENSAL)  Suatu perkiraan mengenai keadaan penduduk diantara 2 sensus (data) yang kita ketahui Pertumbuhan penduduk dianggap linear Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 11
  • 12. 2.POSTCENSAL ESTIMATED Perkiraan mengenai penduduk sesudah sensus, prinsipnya sama yaitu pertambahan penduduk adalah linear Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 12
  • 13. J PERBEDAAN PROYEKSI, FORECAST, DAN ESTIMATE • Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas,mortalitas, dan migrasi dimasa yang akan datang • Forecast adalah Suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis mengenai kemungkinan perkembangan penduduk dimasa mendatang • Estimate adalah Suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus sederhana METODE KOMPONEN Lebih banyak digunakan karena mencakup determinan-determinan pertumbuhan penduduk. Kebaikannya: • Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. • Di dalam metoda ini kita mulai dengan asumsi-asumsi mortalitas, fertilitas dan migrasi. Data-data yang diperlukan : • Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan „prorating‟ dan „adjustment‟ • Menentukan level of mortality suatu penduduk tertentu. • Mengestimasikan pola fertilitas (ASFR) • Menentukan rasio jenis kelamin saat lahir (sex ratio at birth) • Menentukan pola migrasi (proporsi migrasi menurut umur) Metode Proyeksi Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang antara lain: 1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu: • Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu: 1. Arithmathic Rate of Growth: Pn= P0(1+rn). 2. Geometric Rate of Growth: Pn=P0 (1+r)n. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 13
  • 14. • Eksponential Rate of Growth: Pn= P0 ern Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n r : tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n. n : banyak perubahan tahun. K. Konperensi Kependudukan Dunia Konperensi kependudukan dunia dilaksanakan oleh PBB tahun 1954 di Roma. Kehati-hatian mewarnai penyebutan masalah kepadatan penduduk. Pro-kontra terjadi tentang adanya masalah kepadatan penduduk. Tahun 1954-1965 laporan-laporan tentang tekanan-tekanan yang disebabkan oleh kepadatan penduduk dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial dalam bentuk angka-angka stastistik membuka mata dunia akan adanya masalah kependudukan. Hal ini tercermin dalam konperensi kependudukan dunia ke-2 yang dilaksanakan oleh PBB di Beograd tahun 1965. Sejak konperensi ini masalah kependudukan dinyatakan sebagai masalah dunia yang harus segera ditangani. Pada hari HAM 1968, dicetuskan Deklarasi pemimpin-pemimpin dunia tantang kependudukan. Deklarasi itu diterima sebagai resolusi XVII dalam konperensi tentang HAM di Teheran pada tanggal 12 Mei 1968. Presiden Indonesia merupakan salah seorang dari 30 orang kepala negara yang turut menendatanganinya. Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat sangat merintangi taraf hidup, kemajuan, peningkatan kesehatan dan sanitasi, pengadaan perumahan dan alat-alat pengangkutan, peningkatan kebudayaan, kesempatan rekreasi dan untuk banyak nagara merintangi pemberian pangan yang cukup kepada rakyat. Ringkasnya cita-cita manusia seluruh dunia untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik diganggu dan dibahayakan oleh pertumbuhan penduduk yang tak dikendalikan itu. Pernyataan Bersama PBB mengenai kependudukan oleh Sekjen PBB U Than 10 Desember 1966 adalah: “Kami para pemimpin Negara-negara yang sangat memperhatikan masalah kependudukan sependapat bahwa: a. Masalah kependudukan perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka panjang bila negara itu ingin mencapai tujuan ekonomi yang dicita-citakan oleh rakyat. b. Sebagian orang dari para orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang cara-cara merencanakan keluarga dan adalah hak tiap-tiap manusia untuk menentukan jumlah dan menjarangkan kelahiran anaknya. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 14
  • 15. c. Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal sangat bergantung pada cara kita menanggulangi pertumbuhan penduduk. d. Tujuan Keluarga Berencana adalah untuk memperkaya kehidupan umat manusia bukan untuk mengekangnya; bahwa dengan keluarga berencana tiap-tiap orang akan memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk mencapai kemuliaan hidup dan mengembangkan bakatnya. e. Sadar bahwa gerakan keluarga berencana adalah untuk kepentingan keluarga dan negara maka kami para penandatanganan sangat berharap pemimpin-pemimpin seluruh dunia menyepakati pernyataan itu. Deklarasi kependudukan tersebut, merupakan pangkal tolak dari dilaksanakan program kependudukan atas dasar kebijakan kependudukan tiap Negara. Sekarang sebagian besar dari negara-negara anggota PBB telah memiliki kebijakan kependudukan termasuk Indonesia. Dalam menentukan suatu kebijakan tentang kependudukan yang penting adalah memperhatikan kualitas penduduk itu sendiri, stabilitas dari sumber-sumber kehidupan mereka, kelangsungan adanya lapangan kerja, standar kehidupan yang menyenangkan, dimana keamanan nasional maupun kebahagiaan perorangan harus diperhitungkan. Kebijakan kependudukan dapat dilakukan melalui 3 komponen perkembangan penduduk yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Mencegah pertumbuhan penduduk sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti : peningkatan migrasi keluar, peningkatan jumlah kematian atau penurunan jumlah kelahiran. Cara yang pertama sulit kiranya untuk dilakukan sebab semua negara di dunia ini melakukan pengawasan dan pembatasan orang-orang asing pendatang baru, sehingga mempersulit terjadinya migrasi secara besar-besaran. Juga tidak mungkin diharapkan bahwa pemerintah berani menjalankan kebijakan peningkatan jumlah kematian. Jadi satu-satunya cara yang tinggal adalah dengan menurunkan jumlah kelahiran. Keuntungan pertama yang nyata dari hasil penurunan jumlah kelahiran adalah perbaikan kesehatan ibu dan anak-anak yang sudah ada, dan penghematan pembiayaan pendidikan. Usaha memecahkan kepadatan penduduk karena tidak meratanya penyebaran penduduk, seperti terdapat di JAMBAL (Jawa, Madura,dan Bali) adalah dengan memindahkan penduduk tersebut dari pulau Jawa, Madura, dan Bali ke pulau-pulau lain. Usaha ini di Indonesia dikenal dengan nama “Transmigrasi” dan telah ditempatkan pada prioritas yang tinggi. Disamping migrasi, masalah lainnya perlu dipecahkan adalah perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, yang dikenal dengan nama “Urbanisasi”. Menurut hasil sensus 1980, 18,8% dari jumlah penduduk Indonesia bermukim di daerah kota. Setengah abad yang lalu jumlah penduduk kota di Indonesia telah berkembang lebih cepat Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 15
  • 16. daripada perkembangan penduduk Indonesia. Hampir sepertiga dari pertambahan penduduk Indonesia dalam dekade terakhir ditampung oleh daerah perkotaan. Masalah yang timbul adalah belum siapnya kota-kota tersebut untuk menampung pendaftar baru yang melampaui kemampuan daya tampung kota-kota tadi. Secara garis besarnya tujuan kebijakan kependudukan, adalah sebagai berikut: memelihara keseimbangan antara pertambahan dan penyebaran penduduk dengan perkembangan pembangunan sosial ekonomi, sehingga tingkat hidup yang layak dapat diberikan kepada penduduk secara menyeluruh. Usaha yang demikian mencakup seluruh kebijakan baik di bidang ekonomi, sosial, kulturil, serta kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan pendapatan nasional, pembagian pendapatan yang adil, kesempatan kerja dan pembangunan pendidikan secara menyeluruh. Strategi yang digunakan adalah jangka panjang maupun jangka pendek. Di Indonesia tujuan jangka panjang diusahakan dapat dijangkau dengan: 1. Peningkatan volume transmigrasi ke daerah-daerah yang memerlukannya. 2. Menghambat pertumbuhan kota-kota besar yang menjurus kea rah satu-satunya kota besar di suatu pulau tertentu dan mengutamakan pembangunan pedesaan. Tujuan jangka pendek diarahkan kepada penurunan secara berarti pada tingkat fertilitas, peningkatan volume transmigrasi setiap tahunnya dan perencanaan serta pelaksanaan urbanisasi yang mantap. Program-program kebijakan yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut adalah: 1. Meningkatkan program keluarga berencana sehingga dapat melembaga dalam masyarakat. Termasuk semua program pendukung bagi keberhasilannya seperti peningkatan mutu pendidikan, peningkatan umur menikah pertama, peningkatan status wanita. 2. Meningkatkan dan menyebarluaskan program pendidikan kependudukan. 3. Merangsang terciptanya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 4. Meningkatkan program transmigrasi secara teratur dan nyata. 5. Mengatur perpindahan penduduk dari desa ke kota secara lebih komprehensif di dalam perencanaan pembangunan secara menyeluruh. 6. Mengatasi masalah tenaga kerja. 7. Meningkatkan pembinaan dan pengamanan lingkungan hidup. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 16
  • 17. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kebijakan Kependudukan adalah kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi besar, komposisi, distribusi dan tingkat perkembangan penduduk Kebijakan kependudukan dapat dilakukan melalui tiga komponen perkembangan penduduk yaitu : 1) kelahiran (fertilitas) 2) kematian (mortalitas) 3) perpindahan penduduk (migrasi). Sedangkan Mencegah pertumbuhan penduduk sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti : peningkatan migrasi keluar, peningkatan jumlah kematian atau penurunan jumlah kelahiran. 3.2 Saran Alasan yang rasional mengapa diperlukan kebijakan kependudukan. Pertama, salah satu fungsi pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Ini tujuan paling mendasar dari setiap kebijakan pembangunan. Kedua, perilaku demografi (demographic behavior) terdiri dari sejumlah tindakan individu. Ketiga, tindakan tersebut merupakan usaha untuk memaksimalkan utilitas atau kesejahteraan individu. Keempat, kesejahteraan masyarakat tidak selalu merupakan penjumlahan dari kesejahteraan individu. Kelima, oleh karena itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk berusaha mengubah situasi dan kondisi sehingga mempengaruhi persepsi tentang kesejahteraan individu dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat sama dengan penjumlahan dari kesejahteraan individu. Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Siasah Masruri, Muhsinatun,dkk.2002.Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.Yogyakarta:UPT MKU UNY http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0007/11/IPTEK/meny10.htm Oziferdian, proyeksi dan kebijaksanaan kependudukan Page 18