2. I. IDENTITAS MAHASISWA Nama : Iis Istiqomah Kelas : II A PE NIM : 20080210931 Prodi : Pendidikan Ekonomi II. IDENTITAS BUKU Judul Buku : Strategi Belajar Tuntas Pengarang : 1. Drs. Cucu Komara 2. Dra. Deuis Fitni Penerbit : Media Imtaq Tahun Terbit : 2000 Jumlah Halaman : 132 halaman
4. 1.1 Pengertian Belajar tuntas atau mastery learning adalah kegiatan belajar yang menuntun siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Pada pengertian belajar tuntas tersebut terdapat tiga hal pokok, yaitu : 1. Kegiatan Belajar Kegiatan belajar mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar, yakni adanya perbuatan atau kegiatan anak didik yang dibantu oleh guru untuk merubah tingkah lakunya. 2. Menuntun Siswa Menunutun siswa dalam hal ini adalah upaya guru sebagai pelaksanaan dan tindak lanjut dari proses belajar mengajar, terutama ditekankan pada penyusunan materi pelajaran secara sistematis, berjenjang, dan terpadu. 3. Menguasai Pelajaran Secara Tuntas Guru dituntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa.
5. 1.2 Asumsi Dasar Asumsi dasar belajar tuntas adalah siswa mau dan dapat belajar. Jadi, pada belajar tuntas terdapat dua asumsi dasar, yaitu: 1. Siswa Mau Belajar Pada asumsi ini terdapat sebuah pedoman bahwa setiap siswa mau belajar. Asumsi ini menepis anggapan yang mengatakan bahwa siswa tidak memiliki kemauan untuk belajar atau siswa tidak mau belajar. Sebenarnya banyak faktor yang membuat siswa seolah-olah tidak mau belajar, salah satunya yaitu faktor guru sendiri. Misalnya, guru tidak mengajar secara bersungguh- sungguh, guru kurang mempariasikan metode atau teknik pengajaran, atau mungkin karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. 2. Siswa Dapat Belajar Asumsi ini mengandung pengertian bahwa pada dasarnya semua siswa memiliki kemampuan atau potensi untuk belajar sesuatu. Dengan kata lain, semua siswa, tanpa kecuali, dapat atau mampu belajar. Berdasarkan asumsi ini, guru diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk memberikan materi pelajaran, sesuai kurikulum dan GBPP, kepada semua siswa.
6. 1.3 Prinsip Dasar Materi Pengajaran Terdapat tiga macam prinsip dasar dalam strategi pengajaran belajar tuntas, yaitu: adanya perbedaan waktu belajar, perlunya umpan balik, dan perlunya melakukan perbaikan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan perbaikan antara lain: jumlah siswa, tempat, waktu, pemberi bantuan, metode dan alat, serta tingkat kesulitan belajar. Menurut penelitian pendidikan, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi lama singkatnya atau apanjang pendeknya waktu yang diperlukan siswa untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas. Ketiga faktor tersebut adalah: 1) bakat siswa terhadap suatu materi pelajaran, 2) kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, dan 3) kualitas pengajaran atau kualitas proses belajar mengajar yang dilaksanakan. 1.4 Penerapan Belajar Tuntas Pada dasarnya penerapan belajar tuntas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyediaan kondisi belajar.
7. Refleksi: Belajar tuntas merupakan kegiatan belajar yang menunutun siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Guru, sebagai tenaga pengajar ditutntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan ketentuan dan kurikulum yang ada. Pada dasarnya penerapan belajar tunas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyedian kondisi belajar. Pada intinya kegiatan belajar tuntas bisa berjalan efektif dan efisien apabila siswa dan guru bisa saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
9. 2.1 Merumuskan Tujuan Mata Pelajaran Kegiatan pertama yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan strategi belajar tuntas adalah merumuskan tujuan mata pelajaran. Tujuan mata pelajaran disebut juga dengan istilah tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi. Tujuan mata pelajaran ini dapat dilihat pada kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya, tujuan-tujuan mata pelajaran itu dipelajari dan dianalisis secara seksama agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep dan tujuan diajarkannya kepada siswa sehingga pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru mempunyai rambu-rambu yang jelas. 2.2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan pembelajaran umum ini telah tercantum dalam kurikulum atau GBPP setiap mata pelajaran. Dengan demikian, guru hanya tinggal menyusunnya secara berurutan. Jika strategi belajar tuntas akan dilaksanakan pada caturwulan 1, tujuan pembelajaran umumpun disusun hanya untuk caturwulan 1. Begitu seterusnya, sesuai dengan kebutuhan dan diurutkan dengan berpedoman pada pemisahan atau pembatasan materi sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum/GBPP.
10. 2.3 MenyusunPokok Bahasan Setiap pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP disusun kembali untuk kurun waktu satu caturwulan. Mengenai istilah pokok bahasan terdapat istilah lain. Misalnya, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tema , pada mata pelajaran Matematika istilahnya bahan kajian , dan pada mata pelajaran IPA dikenal dengan istilah konsep . Terlepas dari beberapa istilah yang dipergunakan, penyusunan pokok bahasan sebaiknya berurutan secara sistematis berdasarkan kedalaman materi pelajaran. Hal ini penting agar guru menjadi lebih mudah memahami dan menyampaikannya kepada siswa. Bahkan, akan menjadi sangat mudah jika penyusunan pokok bahasan itu sekaligus dengan subpokok bahasannya. Dengan demikian, guru menjadi lebih mengerti dan memahami tentang batas-batas materi yang harus diberikan kepada siswa. 2.4 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus Pada tujuan pembelajaran ini dicantumkan atau dimuat mengenai batas-batas materi pelajaran secara pasti, kondisi kegiatan belajar mengajar, dan tingkat penguasaan materi yang harus dikuasai oleh siswa setelah berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sebuah tujuan pembelajaran khusus hendaknya dirumuskan secara operasional dan spesifik.
11. 2.5 Menyusun Alat Evaluasi dan Menentukan Standar Penguasaan Tahap kelima dalam persiapan strategi pengajaran belajar tuntas adalah menyusun alat evaluasi dan menentukan standar penguasaan. Penyusunan alat evaluasi atau penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatau materi atau pokok bahasan tertentu. Melalui alat evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Begitu pula, siswa pun dapat mengetahui tingkat belajarnya. 2.6 Menyusun Satuan Pelajaran Dalam penyusunan satuan pelajaran ini ditemukan beberapa macam format, bergantung pada pendekatan pengajaran yang digunakan. Umpamanya, penyusunan satuan pelajaran berdasarkan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Berdasarkan pendekatan PPSI, format satuan pelajaran meliputi pokok-pokok: keterangan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum dan khusus, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pembelajaran, serta evaluasi.
12. Refleksi: Setiap kegiatan yang akan dilakukan haruslah memiliki persiapan yang matang agar kegiatan yang akan dilaksanakan mampu berjalan efektif dan efisien. Begitupun dengan kegiatan belajar tuntas. Kegiatan persiapan belajar tuntas antara lain perumusan dan penganalisisan tujuan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum, pokok bahasan, tujuan pembelajaran khusus, alat evaluasi dan standar penguasaan, serta penyusunan satuan pelajaran.
14. 3.1 Strategi Belajar Tuntas Untuk Satu Caturwulan Pelaksanaan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan maksudnya adalah strategi belajar tuntas yang meliputi semua pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian dalam satu caturwulan. Secara umum pokok bahasan yang terdapat pada Garis-garis Besar Program Pengajaran biasanya lebih dari empat atau lima pokok bahasan. Karena itu, satuan pelajaran yang disusun pun menjadi lebih banyak. Terlebih lagi jika satu pokok bahasan itu memiliki sub-sub pokok bahasan, sehingga harus dibuat beberapa satuan pelajaran yang lebih banyak lagi. Adapun langkah-langkah operasional pada kegiatan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan mencakup: 1. Pengenalan Kegiatan ini merupakan langkah pengenalan mengenai seluruh program belajar tuntas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Dalam kegiatan pengenalan, guru menjelaskan seluruh pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian yang telah disusun untuk kegiatan belajar mengajar satu caturwulan. 2. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar dalam strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan meliputi langkah-langkah pokok sebagai berikut : a. Memperkenalkan tujuan pembelajaran khusus b. Menyajikan materi pelajaran
15. c. Melaksanakan tes diagnostik d. Melaksanakan tes formatif Waktu pelaksanaanya adalah setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran. e. Mengadakan kegiatan perbaikan. 3. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari seluruh pokok bahasan dalam kurun waktu satu caturwulan. 4. Pemberitahuan tingkat pencapaian hasil belajar 5. Evaluasi keseluruhan program pada tahap ini guru berusaha untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi belajar tuntas yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Efektivitas strategi belajar tuntas ini diukur berdasarkan tingkat pencapaian hasil belajar siswa, yaitu perbandingan prosentase siswa yang telah mencapai mastery (tuntas) dengan prosentase siswa yang tidak mencapai mastery (tidak tuntas).
16. 3.2 Stategi Belajar Tuntas untuk Satu Satuan Pelajaran Yang dimaksud strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran adalah strategi belajartuntas yang diterapkan dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang meliputi satu satuan pelajaran. Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam melaksanakan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran pada dasarnya mencakup kegiatan: 1. Melaksanakan tes prasyarat dan tindak lanjutnya 2. Kegiatan belajar mengajar Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kegiatan belajar mengajar ini merupakan inti strategi belajar tuntas. Maksudnya, berhasil tidaknya siswa dalam belajar tuntas sangat bergantung pada cepat lambatnya siswa dalam memahami materi pelajaran.Materi pelajaran ini disajikan dan dipelajari siswa pada kegiatan belajar mengajar, pada langkah kedua ini. 3. Melaksanakan tes formatif dan tindak lanjutnya 4. Menentukan keputusan akhir Pengambilan keputusan akhir ini berkenaan dengan pertimbangan guru tentang telah tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam mempelajari suatu materi yang terdapat pada satuan pelajaran tertentu.
17. Terdapat dua pilihan mutlak yang dapat dilakukan guru dalam menentukan keputusan akhir: 1) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk segera meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran selanjutnya; 2) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan namun hasilnya belum atau tidak memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk tidak meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran berikutnya.
18. Refleksi: Pelaksanaan materi belajar tuntas meliputi dua materi pokok, yaitu strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan dan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Sebenarnya pemisahan bahasan materi tersebut tidak berarti bahwa strategi belajar tuntas untuk jangka waktu satu caturwulan berbeda dengan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk lebih menegaskan mengenai langkah-langkah pokok dan teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas di sekolah yang pada akhirnya akan mampu memberikan gambaran yang sangat jelas bagi para guru mengenai teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas
20. 4.1 Psikologi Belajar Dalam hal ini, psikologi belajar sebagai nsebuah ilmu pendidikan yang meneliti tentang hakikat, kejiwan, inti atau konsep-konsep belajar berusaha mengungkapkan beberapa hal pokok yang ada hubungannya dengan hakikat belajar. Berdasarkan pada ciri khasnya (karakteristik), proses belajar dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut: 1. Belajar dengan Pemahaman 2. Belajar Memperoleh Pengetahuan tentang fakta 3. Belajar membentuk refleks 4.2 Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai upaya guru dalam mengkondisikan kelas agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif. 4.3 Evaluasi Belajar Evaluasi ini dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu: 1. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan setslah siswa mengikuti satu program pengajaran, umpanya satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran (jika materinya mencakup satu pokok bahasan).
21. 2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan setelah siswa mempelajari semua program pengajaran dalam kurun waktu satu caturwulan. Tes ini bertujuan untuk menentukan nilai atau kemampuan siswa. 3. Evaluasi penempatan Evaluasi penempatan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa guna kepentingan penempatan siswa tersebut sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kesanggupannya. 4. Evaluasi diagnostik Evakuasi diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan siswa dalam mengikuti suatu program pengajaran. Tes yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Validitas Validitas tes berarti ketepatan tes dalam mengungkapkan materi pelajaran yang akan dinilai. 2. Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabe (tetap atau mantap) jika setiap soalnya memiliki ketetapan, kemantapan, atau konsistensi data hasil setiap pelaksanaan tes.
22. 3. Tingkat kesukaran Secara global, tingkat kesukaran suatu tes meliputi soal yang sukar, soal yang sedang, dan soal yang mudah. Perbandingannya adalah 20% soal yang sukar, 50% soal yang sedang, dan 30% soal yang mudah. 4. Daya pembeda Tes yang baik juga memiliki daya pembeda yang tinggi, yaitu soal-soal tesnya mampu membedakan kelompok siswa yang benar-benar dapat mengerjakan soal tes (kelompok atas) dengan kelompok siswa yang tidak dapat mengerjakan soal tes (kelompok bawah). Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat atau menyusun suatu tes hasil belajar antara lain: 1. Penyusunan tes harus berpedoman pada tujuan pembelajaran (umum dan khusus) 2. Tes itu hendaknya representatif, yaitu mampu mengungkapkan aspek-aspek tingkah lakusebagai hasil belajar siswa. 3. Penyusunan tes harus mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kemampuan siswa. 4. Tes yang disusun harus memuat petunjuk pengerjaan tes secara jelas dan tepat. 5. Tes sebaiknya mempergunakan bahasa yang benar.
23. 4.4 Bimbingan Belajar Menurut Nasution (1995:123-124), cara mengajar siswa yang lambat belajar (kurang pandai adalah): 1) Pengajaran harus lebih konkrit, banyak pengalaman langsung, dan banyak alat peraga: 2) Banyak mengulang dan usahakan mengajar pengertian terlebih dahulu; 3) Pengajaran bervariasi, ada selingan, motivasi, berikan aktivitas jasmaniah yang cukup; 4) Guru harus lebih sabar, ramah, dan bersemangat. Sementara itu car mengajar anak yang cepat belajar (pandai) adalah: 1) Bahan pelajaran harus lebih kuantitatif untuk memperdalam pengetahuan; 2) Siswa dididik untuk belajar sendiri dan diberikan materi tambahan agar mereka dapat maju menurut kecepatan masing-masing; 3) Siswa harus dihadapkan pada masalah-masalah sebab mereka sanggup memecahkannya; 4) Tidak perlu diberikan banyak latihan dan ulangan sebab siswanya memiliki ingatan yang baik; 5) Tidak perlu diberikan alat peraga yang banyak sebab siswa lebih sanggup berfikir abstrak.
24. Refleksi: Setiap kegiatan pasti akan diikuti oleh faktor penunjang lain dibelakangnya, begitupun dengan keberhasilan belajar tuntas. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan belajar tuntas diantaranya pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep psikologi belajar, pengelolaan kelas, evaluasi belajar, dan bimbingan belajar.