SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
Télécharger pour lire hors ligne
STRATEGI BELAJAR TUNTAS
I. IDENTITAS MAHASISWA   Nama : Iis Istiqomah   Kelas : II A PE   NIM : 20080210931   Prodi : Pendidikan Ekonomi II. IDENTITAS BUKU   Judul Buku : Strategi Belajar Tuntas   Pengarang : 1. Drs. Cucu Komara   2. Dra. Deuis Fitni   Penerbit : Media Imtaq   Tahun Terbit : 2000    Jumlah Halaman  : 132 halaman
BELAJAR TUNTAS BAB I PENGETAHUAN DASAR
1.1 Pengertian   Belajar tuntas atau mastery learning adalah kegiatan belajar  yang menuntun siswa    dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas.    Pada pengertian belajar tuntas tersebut terdapat tiga hal pokok, yaitu :   1. Kegiatan Belajar   Kegiatan belajar mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar, yakni adanya    perbuatan atau kegiatan anak didik yang dibantu oleh guru untuk merubah tingkah    lakunya.   2. Menuntun Siswa   Menunutun siswa dalam hal ini adalah upaya guru sebagai pelaksanaan dan tindak lanjut   dari proses belajar mengajar, terutama ditekankan pada penyusunan materi pelajaran    secara sistematis, berjenjang, dan terpadu.   3. Menguasai Pelajaran Secara Tuntas   Guru dituntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin    agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah    menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa.
1.2 Asumsi Dasar   Asumsi dasar belajar tuntas adalah  siswa mau dan dapat belajar.  Jadi, pada belajar tuntas   terdapat dua asumsi dasar, yaitu:    1. Siswa Mau Belajar   Pada asumsi ini terdapat sebuah pedoman bahwa setiap siswa mau belajar. Asumsi ini    menepis anggapan yang mengatakan bahwa siswa tidak memiliki kemauan untuk belajar atau   siswa tidak mau belajar. Sebenarnya banyak faktor yang membuat siswa seolah-olah tidak    mau belajar, salah satunya yaitu faktor guru sendiri. Misalnya, guru tidak mengajar secara   bersungguh- sungguh, guru kurang mempariasikan metode atau teknik pengajaran, atau    mungkin karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan   pengetahuannya.   2. Siswa Dapat Belajar   Asumsi ini mengandung pengertian bahwa pada dasarnya semua siswa memiliki   kemampuan atau potensi untuk belajar sesuatu. Dengan kata lain, semua siswa, tanpa   kecuali, dapat atau mampu belajar.   Berdasarkan asumsi ini, guru diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk memberikan   materi pelajaran, sesuai kurikulum dan GBPP, kepada semua siswa.
  1.3 Prinsip Dasar Materi Pengajaran   Terdapat tiga macam prinsip dasar dalam strategi pengajaran belajar tuntas, yaitu: adanya   perbedaan waktu belajar, perlunya umpan balik, dan perlunya melakukan perbaikan.   Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan perbaikan antara lain: jumlah   siswa, tempat, waktu, pemberi bantuan, metode dan alat, serta tingkat kesulitan belajar.   Menurut penelitian pendidikan, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi lama   singkatnya atau apanjang pendeknya waktu yang diperlukan siswa untuk menguasai materi   pelajaran secara tuntas. Ketiga faktor tersebut adalah:   1) bakat siswa terhadap suatu materi pelajaran,   2) kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, dan   3) kualitas pengajaran atau kualitas proses belajar mengajar yang dilaksanakan.  1.4 Penerapan Belajar Tuntas   Pada dasarnya penerapan belajar tuntas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang   berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran,    penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyediaan kondisi belajar.
Refleksi:  Belajar tuntas merupakan kegiatan belajar yang menunutun siswa dapat menguasai   materi pelajaran secara tuntas. Guru, sebagai tenaga pengajar ditutntut untuk mampu   mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai   pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi   pelajaran kepada siswa sesuai dengan ketentuan dan kurikulum yang ada.   Pada dasarnya penerapan belajar tunas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang   berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran,   penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyedian kondisi belajar.   Pada intinya kegiatan belajar tuntas bisa berjalan efektif dan efisien apabila siswa dan guru   bisa saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
BAB II PERSIAPAN BELAJAR TUNTAS
2.1 Merumuskan Tujuan Mata Pelajaran Kegiatan pertama yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan strategi belajar    tuntas adalah merumuskan tujuan mata pelajaran. Tujuan mata pelajaran disebut juga   dengan istilah tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi. Tujuan mata pelajaran ini dapat    dilihat pada kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) masing-masing    mata pelajaran. Selanjutnya, tujuan-tujuan mata pelajaran itu dipelajari dan dianalisis secara seksama    agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep dan tujuan    diajarkannya kepada siswa sehingga pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru    mempunyai rambu-rambu yang jelas. 2.2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan pembelajaran umum  ini telah tercantum dalam kurikulum atau GBPP setiap   mata pelajaran. Dengan demikian, guru hanya tinggal menyusunnya secara berurutan.   Jika strategi belajar tuntas akan dilaksanakan pada caturwulan 1, tujuan pembelajaran    umumpun disusun hanya untuk caturwulan 1. Begitu seterusnya, sesuai dengan kebutuhan dan    diurutkan dengan berpedoman pada pemisahan atau pembatasan materi sebagaimana yang    tercantum dalam kurikulum/GBPP.
2.3 MenyusunPokok Bahasan Setiap pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP disusun kembali untuk kurun waktu    satu caturwulan. Mengenai istilah pokok bahasan terdapat istilah lain. Misalnya, pada mata    pelajaran Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah  tema , pada mata pelajaran Matematika    istilahnya  bahan kajian , dan pada mata pelajaran IPA dikenal dengan istilah  konsep . Terlepas dari beberapa istilah yang dipergunakan, penyusunan pokok bahasan    sebaiknya berurutan secara sistematis berdasarkan kedalaman materi pelajaran. Hal ini   penting agar guru menjadi lebih mudah memahami dan menyampaikannya kepada siswa.    Bahkan, akan menjadi sangat mudah jika penyusunan pokok bahasan itu sekaligus dengan    subpokok bahasannya. Dengan demikian, guru menjadi lebih mengerti dan memahami    tentang batas-batas materi yang harus diberikan kepada siswa. 2.4 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus Pada tujuan pembelajaran ini dicantumkan atau dimuat mengenai batas-batas materi    pelajaran secara pasti, kondisi kegiatan belajar mengajar, dan tingkat penguasaan materi    yang harus dikuasai oleh siswa setelah berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar.    Oleh karena itu, sebuah tujuan pembelajaran khusus hendaknya dirumuskan secara    operasional dan spesifik.
2.5 Menyusun Alat Evaluasi dan Menentukan Standar Penguasaan Tahap kelima dalam persiapan strategi pengajaran belajar tuntas adalah menyusun    alat evaluasi dan menentukan standar penguasaan. Penyusunan alat evaluasi atau penilaian    dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatau materi atau    pokok bahasan tertentu. Melalui alat evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat penguasaan    siswa terhadap materi yang telah diberikan. Begitu pula, siswa pun dapat mengetahui tingkat    belajarnya. 2.6 Menyusun Satuan Pelajaran Dalam penyusunan satuan pelajaran ini ditemukan beberapa macam format,    bergantung pada pendekatan pengajaran yang digunakan. Umpamanya, penyusunan satuan    pelajaran berdasarkan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Berdasarkan pendekatan PPSI, format satuan pelajaran meliputi pokok-pokok:    keterangan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum dan khusus, materi pelajaran,    kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pembelajaran, serta evaluasi.
Refleksi: Setiap kegiatan yang akan dilakukan haruslah memiliki persiapan yang matang agar    kegiatan yang akan dilaksanakan mampu berjalan efektif dan efisien. Begitupun dengan    kegiatan belajar tuntas. Kegiatan persiapan belajar tuntas antara lain perumusan dan    penganalisisan tujuan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum, pokok bahasan, tujuan    pembelajaran khusus, alat evaluasi dan standar penguasaan, serta penyusunan satuan    pelajaran.
BAB III PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS
3.1 Strategi Belajar Tuntas Untuk Satu Caturwulan Pelaksanaan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan maksudnya adalah strategi   belajar tuntas yang meliputi semua pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian dalam    satu caturwulan. Secara umum pokok bahasan yang terdapat pada Garis-garis Besar Program   Pengajaran biasanya lebih dari empat atau lima pokok bahasan. Karena itu, satuan pelajaran    yang disusun pun menjadi lebih banyak. Terlebih lagi jika satu pokok bahasan itu memiliki    sub-sub pokok bahasan, sehingga harus dibuat beberapa satuan pelajaran yang lebih banyak    lagi. Adapun langkah-langkah operasional pada kegiatan strategi belajar tuntas untuk satu    caturwulan mencakup:   1. Pengenalan    Kegiatan ini merupakan langkah pengenalan mengenai seluruh program belajar    tuntas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan.   Dalam kegiatan pengenalan, guru menjelaskan seluruh pokok bahasan, tema, konsep,    atau bahan kajian yang telah disusun untuk kegiatan belajar mengajar satu caturwulan.   2. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar dalam strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan    meliputi langkah-langkah pokok sebagai berikut :   a. Memperkenalkan tujuan pembelajaran khusus   b. Menyajikan materi pelajaran
  c. Melaksanakan tes diagnostik   d. Melaksanakan tes formatif   Waktu pelaksanaanya adalah setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan atau satu    satuan pelajaran.   e. Mengadakan kegiatan perbaikan.   3. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari seluruh    pokok bahasan dalam kurun waktu satu caturwulan.   4. Pemberitahuan tingkat pencapaian hasil belajar   5. Evaluasi keseluruhan program pada tahap ini guru berusaha untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi belajar   tuntas yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Efektivitas strategi   belajar tuntas ini diukur berdasarkan tingkat pencapaian hasil belajar siswa, yaitu   perbandingan prosentase siswa yang telah mencapai  mastery  (tuntas) dengan prosentase   siswa yang tidak mencapai  mastery  (tidak tuntas).
3.2 Stategi Belajar Tuntas untuk Satu Satuan Pelajaran Yang dimaksud strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran adalah strategi   belajartuntas yang diterapkan dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang meliputi satu   satuan pelajaran. Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam melaksanakan strategi belajar tuntas    untuk satu satuan pelajaran pada dasarnya mencakup kegiatan:   1. Melaksanakan tes prasyarat dan tindak lanjutnya   2. Kegiatan belajar mengajar   Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kegiatan belajar mengajar ini    merupakan inti strategi belajar tuntas. Maksudnya, berhasil tidaknya siswa dalam belajar   tuntas sangat bergantung pada cepat lambatnya siswa dalam memahami materi   pelajaran.Materi pelajaran ini disajikan dan dipelajari siswa pada kegiatan belajar mengajar,    pada langkah kedua ini.   3. Melaksanakan tes formatif dan tindak lanjutnya   4. Menentukan keputusan akhir   Pengambilan keputusan akhir ini berkenaan dengan pertimbangan guru tentang telah    tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam mempelajari suatu materi yang terdapat pada   satuan pelajaran tertentu.
Terdapat dua pilihan mutlak yang dapat dilakukan guru dalam menentukan keputusan  akhir: 1) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi kriteria    keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk segera meneruskan pelajarannya   pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran selanjutnya; 2) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan namun hasilnya belum atau tidak    memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk tidak   meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran   berikutnya.
Refleksi: Pelaksanaan materi belajar tuntas meliputi dua materi pokok, yaitu strategi belajar tuntas    untuk satu caturwulan dan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Sebenarnya   pemisahan bahasan materi tersebut tidak berarti bahwa strategi belajar tuntas untuk jangka waktu   satu caturwulan berbeda dengan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Hal ini   dilakukan semata-mata hanya untuk lebih menegaskan mengenai langkah-langkah pokok dan   teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas di sekolah yang pada akhirnya akan mampu memberikan   gambaran yang sangat jelas bagi para guru mengenai teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas
BAB IV FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR TUNTAS
4.1 Psikologi Belajar Dalam hal ini, psikologi belajar  sebagai nsebuah ilmu pendidikan yang meneliti    tentang hakikat, kejiwan, inti atau konsep-konsep belajar berusaha mengungkapkan   beberapa hal pokok yang ada hubungannya dengan hakikat belajar. Berdasarkan pada ciri khasnya (karakteristik), proses belajar dapat digolongkan ke   dalam beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:   1. Belajar dengan Pemahaman   2. Belajar Memperoleh Pengetahuan tentang fakta   3. Belajar membentuk refleks 4.2 Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai upaya guru dalam mengkondisikan   kelas agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif. 4.3 Evaluasi Belajar Evaluasi ini dibagi  ke dalam 4 jenis, yaitu:   1. Evaluasi formatif   Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan setslah siswa mengikuti satu program   pengajaran, umpanya satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran (jika materinya   mencakup satu pokok bahasan).
2. Evaluasi sumatif   evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan setelah siswa mempelajari    semua program pengajaran dalam kurun waktu satu caturwulan. Tes ini bertujuan untuk   menentukan nilai atau kemampuan siswa.   3. Evaluasi penempatan   Evaluasi penempatan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan   siswa guna kepentingan penempatan siswa tersebut sesuai dengan minat, bakat,   kemampuan, dan kesanggupannya.    4. Evaluasi diagnostik   Evakuasi diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan   atau kesulitan siswa dalam mengikuti suatu program pengajaran. Tes yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:   1. Validitas   Validitas tes berarti ketepatan tes dalam mengungkapkan materi pelajaran yang akan   dinilai.   2. Reliabilitas   Suatu tes dikatakan reliabe (tetap atau mantap) jika setiap soalnya memiliki ketetapan,   kemantapan, atau konsistensi data hasil setiap pelaksanaan tes.
3. Tingkat kesukaran    Secara global, tingkat kesukaran suatu tes meliputi soal yang sukar, soal yang sedang,   dan soal yang mudah. Perbandingannya adalah 20% soal yang sukar, 50% soal yang   sedang, dan 30% soal yang mudah.    4. Daya pembeda   Tes yang baik juga memiliki daya pembeda yang tinggi, yaitu soal-soal tesnya mampu    membedakan kelompok siswa yang benar-benar dapat mengerjakan soal tes (kelompok    atas) dengan kelompok siswa yang tidak dapat mengerjakan soal tes (kelompok bawah). Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat atau menyusun suatu tes hasil   belajar antara lain:    1. Penyusunan tes harus berpedoman pada tujuan pembelajaran (umum dan khusus)   2. Tes itu hendaknya representatif, yaitu mampu mengungkapkan aspek-aspek tingkah   lakusebagai hasil belajar siswa.    3. Penyusunan tes harus mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kemampuan siswa.   4. Tes yang disusun harus memuat petunjuk pengerjaan tes secara jelas dan tepat.   5. Tes sebaiknya mempergunakan bahasa yang benar.
4.4 Bimbingan Belajar Menurut Nasution (1995:123-124), cara mengajar siswa yang lambat belajar (kurang   pandai adalah):   1) Pengajaran harus lebih konkrit, banyak pengalaman langsung, dan banyak alat peraga:   2) Banyak mengulang dan usahakan mengajar pengertian terlebih dahulu;   3) Pengajaran bervariasi, ada selingan, motivasi, berikan aktivitas jasmaniah yang cukup;   4) Guru harus lebih sabar, ramah, dan bersemangat.  Sementara itu car mengajar anak yang cepat belajar (pandai) adalah:   1) Bahan pelajaran harus lebih kuantitatif untuk memperdalam pengetahuan;   2) Siswa dididik untuk belajar sendiri dan diberikan materi tambahan agar mereka dapat maju menurut   kecepatan masing-masing;   3) Siswa harus dihadapkan pada masalah-masalah sebab mereka sanggup memecahkannya;   4) Tidak perlu diberikan banyak latihan dan ulangan sebab siswanya memiliki ingatan yang baik;   5) Tidak perlu diberikan alat peraga yang banyak sebab siswa lebih sanggup berfikir abstrak.
Refleksi: Setiap kegiatan pasti akan diikuti oleh faktor penunjang lain dibelakangnya,   begitupun dengan keberhasilan belajar tuntas. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan   belajar tuntas diantaranya pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep psikologi   belajar, pengelolaan kelas, evaluasi belajar, dan bimbingan belajar.

Contenu connexe

Tendances

Metode belajar mengajar
Metode belajar mengajarMetode belajar mengajar
Metode belajar mengajarsahabatmuslim
 
Rph makro pengajaran
Rph makro pengajaranRph makro pengajaran
Rph makro pengajaranAhmad NazRi
 
Program Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan PengayaanProgram Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan PengayaanKhanifah Inabah
 
09 topik 2 pengajaran makro
09 topik 2  pengajaran makro09 topik 2  pengajaran makro
09 topik 2 pengajaran makroLailaBadriah
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranMusafirCinta7
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)PratiwiKartikaSari
 
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)cute_adji
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran2008021
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematikamatematikauntirta
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi-Umi-Bimawati
 
Lk modul10-resume kb 4-asrofin-ski2
Lk  modul10-resume kb 4-asrofin-ski2Lk  modul10-resume kb 4-asrofin-ski2
Lk modul10-resume kb 4-asrofin-ski2muhammadaliasrofin
 
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARANPertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARANKim Watea
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Apa itu pengajaran makro
Apa itu pengajaran makroApa itu pengajaran makro
Apa itu pengajaran makronanisaaid
 
Makalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaranMakalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaraniskawia
 

Tendances (20)

Metode belajar mengajar
Metode belajar mengajarMetode belajar mengajar
Metode belajar mengajar
 
Rph makro pengajaran
Rph makro pengajaranRph makro pengajaran
Rph makro pengajaran
 
Program Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan PengayaanProgram Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan Pengayaan
 
09 topik 2 pengajaran makro
09 topik 2  pengajaran makro09 topik 2  pengajaran makro
09 topik 2 pengajaran makro
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
 
Jurnal Belajar
Jurnal BelajarJurnal Belajar
Jurnal Belajar
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
 
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (teknologi pendidikan)
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
 
Ari
AriAri
Ari
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
 
Lk modul10-resume kb 4-asrofin-ski2
Lk  modul10-resume kb 4-asrofin-ski2Lk  modul10-resume kb 4-asrofin-ski2
Lk modul10-resume kb 4-asrofin-ski2
 
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARANPertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 STRATEGI PEMBELAJARAN
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Apa itu pengajaran makro
Apa itu pengajaran makroApa itu pengajaran makro
Apa itu pengajaran makro
 
Makalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaranMakalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaran
 

En vedette

შეფასების გეგმაა
შეფასების გეგმააშეფასების გეგმაა
შეფასების გეგმააBela Gvidani
 
Johann moreno diaz blogger
Johann moreno diaz bloggerJohann moreno diaz blogger
Johann moreno diaz blogger95041219760
 
6.5 Slope Point Equation notes
6.5 Slope Point Equation notes6.5 Slope Point Equation notes
6.5 Slope Point Equation notesEdith Steeves
 
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanã
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanãTribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanã
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanãB&R Consultoria Empresarial
 

En vedette (7)

El Cipres
El CipresEl Cipres
El Cipres
 
შეფასების გეგმაა
შეფასების გეგმააშეფასების გეგმაა
შეფასების გეგმაა
 
Natia Maisuradze
Natia MaisuradzeNatia Maisuradze
Natia Maisuradze
 
Johann moreno diaz blogger
Johann moreno diaz bloggerJohann moreno diaz blogger
Johann moreno diaz blogger
 
6.5 Slope Point Equation notes
6.5 Slope Point Equation notes6.5 Slope Point Equation notes
6.5 Slope Point Equation notes
 
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanã
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanãTribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanã
Tribunal de contas aponta superfaturamento de r$ 67 milhões em obra do maracanã
 
Diana: Taller 2
Diana: Taller 2Diana: Taller 2
Diana: Taller 2
 

Similaire à Iis Istiqomah Iia Pe

Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranTandrian
 
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptx
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptxpembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptx
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptxGedePratama6
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarQueenDaresa
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxHasanHasan245487
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulumRuny Chaerunnyza
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rphWei Fen Chua
 
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdfKONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdfAslanSaja1
 
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranModul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)Nastiti Rahajeng
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganMuLtazam Gea
 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDAulin Hipgalz
 
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdf
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdfmodul2-150521133143-lva1-app6892.pdf
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdfSyafridaHanum
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranIcha Acha
 
Modelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaModelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaSyam Sheya
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaranNur Aisyah
 
Modelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaModelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaSyam Sheya
 

Similaire à Iis Istiqomah Iia Pe (20)

Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran
 
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptx
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptxpembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptx
pembelajaran terpadu klp. 2 (1).pptx
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptx
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph
 
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdfKONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
 
Bab 1 modul kb 8 menutup(1)
Bab 1 modul kb 8 menutup(1)Bab 1 modul kb 8 menutup(1)
Bab 1 modul kb 8 menutup(1)
 
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranModul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
 
Modul KB 8 Menutup
Modul KB 8 MenutupModul KB 8 Menutup
Modul KB 8 Menutup
 
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembangan
 
Lesson Study
Lesson StudyLesson Study
Lesson Study
 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
 
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdf
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdfmodul2-150521133143-lva1-app6892.pdf
modul2-150521133143-lva1-app6892.pdf
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Modelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaModelpembelajaranmatematika
Modelpembelajaranmatematika
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Modelpembelajaranmatematika
ModelpembelajaranmatematikaModelpembelajaranmatematika
Modelpembelajaranmatematika
 

Iis Istiqomah Iia Pe

  • 2. I. IDENTITAS MAHASISWA Nama : Iis Istiqomah Kelas : II A PE NIM : 20080210931 Prodi : Pendidikan Ekonomi II. IDENTITAS BUKU Judul Buku : Strategi Belajar Tuntas Pengarang : 1. Drs. Cucu Komara 2. Dra. Deuis Fitni Penerbit : Media Imtaq Tahun Terbit : 2000 Jumlah Halaman : 132 halaman
  • 3. BELAJAR TUNTAS BAB I PENGETAHUAN DASAR
  • 4. 1.1 Pengertian Belajar tuntas atau mastery learning adalah kegiatan belajar yang menuntun siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Pada pengertian belajar tuntas tersebut terdapat tiga hal pokok, yaitu : 1. Kegiatan Belajar Kegiatan belajar mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar, yakni adanya perbuatan atau kegiatan anak didik yang dibantu oleh guru untuk merubah tingkah lakunya. 2. Menuntun Siswa Menunutun siswa dalam hal ini adalah upaya guru sebagai pelaksanaan dan tindak lanjut dari proses belajar mengajar, terutama ditekankan pada penyusunan materi pelajaran secara sistematis, berjenjang, dan terpadu. 3. Menguasai Pelajaran Secara Tuntas Guru dituntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa.
  • 5. 1.2 Asumsi Dasar Asumsi dasar belajar tuntas adalah siswa mau dan dapat belajar. Jadi, pada belajar tuntas terdapat dua asumsi dasar, yaitu: 1. Siswa Mau Belajar Pada asumsi ini terdapat sebuah pedoman bahwa setiap siswa mau belajar. Asumsi ini menepis anggapan yang mengatakan bahwa siswa tidak memiliki kemauan untuk belajar atau siswa tidak mau belajar. Sebenarnya banyak faktor yang membuat siswa seolah-olah tidak mau belajar, salah satunya yaitu faktor guru sendiri. Misalnya, guru tidak mengajar secara bersungguh- sungguh, guru kurang mempariasikan metode atau teknik pengajaran, atau mungkin karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. 2. Siswa Dapat Belajar Asumsi ini mengandung pengertian bahwa pada dasarnya semua siswa memiliki kemampuan atau potensi untuk belajar sesuatu. Dengan kata lain, semua siswa, tanpa kecuali, dapat atau mampu belajar. Berdasarkan asumsi ini, guru diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk memberikan materi pelajaran, sesuai kurikulum dan GBPP, kepada semua siswa.
  • 6. 1.3 Prinsip Dasar Materi Pengajaran Terdapat tiga macam prinsip dasar dalam strategi pengajaran belajar tuntas, yaitu: adanya perbedaan waktu belajar, perlunya umpan balik, dan perlunya melakukan perbaikan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan perbaikan antara lain: jumlah siswa, tempat, waktu, pemberi bantuan, metode dan alat, serta tingkat kesulitan belajar. Menurut penelitian pendidikan, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi lama singkatnya atau apanjang pendeknya waktu yang diperlukan siswa untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas. Ketiga faktor tersebut adalah: 1) bakat siswa terhadap suatu materi pelajaran, 2) kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, dan 3) kualitas pengajaran atau kualitas proses belajar mengajar yang dilaksanakan. 1.4 Penerapan Belajar Tuntas Pada dasarnya penerapan belajar tuntas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyediaan kondisi belajar.
  • 7. Refleksi: Belajar tuntas merupakan kegiatan belajar yang menunutun siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Guru, sebagai tenaga pengajar ditutntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan ketentuan dan kurikulum yang ada. Pada dasarnya penerapan belajar tunas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyedian kondisi belajar. Pada intinya kegiatan belajar tuntas bisa berjalan efektif dan efisien apabila siswa dan guru bisa saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.
  • 8. BAB II PERSIAPAN BELAJAR TUNTAS
  • 9. 2.1 Merumuskan Tujuan Mata Pelajaran Kegiatan pertama yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan strategi belajar tuntas adalah merumuskan tujuan mata pelajaran. Tujuan mata pelajaran disebut juga dengan istilah tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi. Tujuan mata pelajaran ini dapat dilihat pada kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya, tujuan-tujuan mata pelajaran itu dipelajari dan dianalisis secara seksama agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep dan tujuan diajarkannya kepada siswa sehingga pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru mempunyai rambu-rambu yang jelas. 2.2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan pembelajaran umum ini telah tercantum dalam kurikulum atau GBPP setiap mata pelajaran. Dengan demikian, guru hanya tinggal menyusunnya secara berurutan. Jika strategi belajar tuntas akan dilaksanakan pada caturwulan 1, tujuan pembelajaran umumpun disusun hanya untuk caturwulan 1. Begitu seterusnya, sesuai dengan kebutuhan dan diurutkan dengan berpedoman pada pemisahan atau pembatasan materi sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum/GBPP.
  • 10. 2.3 MenyusunPokok Bahasan Setiap pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP disusun kembali untuk kurun waktu satu caturwulan. Mengenai istilah pokok bahasan terdapat istilah lain. Misalnya, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tema , pada mata pelajaran Matematika istilahnya bahan kajian , dan pada mata pelajaran IPA dikenal dengan istilah konsep . Terlepas dari beberapa istilah yang dipergunakan, penyusunan pokok bahasan sebaiknya berurutan secara sistematis berdasarkan kedalaman materi pelajaran. Hal ini penting agar guru menjadi lebih mudah memahami dan menyampaikannya kepada siswa. Bahkan, akan menjadi sangat mudah jika penyusunan pokok bahasan itu sekaligus dengan subpokok bahasannya. Dengan demikian, guru menjadi lebih mengerti dan memahami tentang batas-batas materi yang harus diberikan kepada siswa. 2.4 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus Pada tujuan pembelajaran ini dicantumkan atau dimuat mengenai batas-batas materi pelajaran secara pasti, kondisi kegiatan belajar mengajar, dan tingkat penguasaan materi yang harus dikuasai oleh siswa setelah berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sebuah tujuan pembelajaran khusus hendaknya dirumuskan secara operasional dan spesifik.
  • 11. 2.5 Menyusun Alat Evaluasi dan Menentukan Standar Penguasaan Tahap kelima dalam persiapan strategi pengajaran belajar tuntas adalah menyusun alat evaluasi dan menentukan standar penguasaan. Penyusunan alat evaluasi atau penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatau materi atau pokok bahasan tertentu. Melalui alat evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Begitu pula, siswa pun dapat mengetahui tingkat belajarnya. 2.6 Menyusun Satuan Pelajaran Dalam penyusunan satuan pelajaran ini ditemukan beberapa macam format, bergantung pada pendekatan pengajaran yang digunakan. Umpamanya, penyusunan satuan pelajaran berdasarkan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Berdasarkan pendekatan PPSI, format satuan pelajaran meliputi pokok-pokok: keterangan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum dan khusus, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pembelajaran, serta evaluasi.
  • 12. Refleksi: Setiap kegiatan yang akan dilakukan haruslah memiliki persiapan yang matang agar kegiatan yang akan dilaksanakan mampu berjalan efektif dan efisien. Begitupun dengan kegiatan belajar tuntas. Kegiatan persiapan belajar tuntas antara lain perumusan dan penganalisisan tujuan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum, pokok bahasan, tujuan pembelajaran khusus, alat evaluasi dan standar penguasaan, serta penyusunan satuan pelajaran.
  • 13. BAB III PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS
  • 14. 3.1 Strategi Belajar Tuntas Untuk Satu Caturwulan Pelaksanaan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan maksudnya adalah strategi belajar tuntas yang meliputi semua pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian dalam satu caturwulan. Secara umum pokok bahasan yang terdapat pada Garis-garis Besar Program Pengajaran biasanya lebih dari empat atau lima pokok bahasan. Karena itu, satuan pelajaran yang disusun pun menjadi lebih banyak. Terlebih lagi jika satu pokok bahasan itu memiliki sub-sub pokok bahasan, sehingga harus dibuat beberapa satuan pelajaran yang lebih banyak lagi. Adapun langkah-langkah operasional pada kegiatan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan mencakup: 1. Pengenalan Kegiatan ini merupakan langkah pengenalan mengenai seluruh program belajar tuntas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Dalam kegiatan pengenalan, guru menjelaskan seluruh pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian yang telah disusun untuk kegiatan belajar mengajar satu caturwulan. 2. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar dalam strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan meliputi langkah-langkah pokok sebagai berikut : a. Memperkenalkan tujuan pembelajaran khusus b. Menyajikan materi pelajaran
  • 15. c. Melaksanakan tes diagnostik d. Melaksanakan tes formatif Waktu pelaksanaanya adalah setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran. e. Mengadakan kegiatan perbaikan. 3. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari seluruh pokok bahasan dalam kurun waktu satu caturwulan. 4. Pemberitahuan tingkat pencapaian hasil belajar 5. Evaluasi keseluruhan program pada tahap ini guru berusaha untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi belajar tuntas yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Efektivitas strategi belajar tuntas ini diukur berdasarkan tingkat pencapaian hasil belajar siswa, yaitu perbandingan prosentase siswa yang telah mencapai mastery (tuntas) dengan prosentase siswa yang tidak mencapai mastery (tidak tuntas).
  • 16. 3.2 Stategi Belajar Tuntas untuk Satu Satuan Pelajaran Yang dimaksud strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran adalah strategi belajartuntas yang diterapkan dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang meliputi satu satuan pelajaran. Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam melaksanakan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran pada dasarnya mencakup kegiatan: 1. Melaksanakan tes prasyarat dan tindak lanjutnya 2. Kegiatan belajar mengajar Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kegiatan belajar mengajar ini merupakan inti strategi belajar tuntas. Maksudnya, berhasil tidaknya siswa dalam belajar tuntas sangat bergantung pada cepat lambatnya siswa dalam memahami materi pelajaran.Materi pelajaran ini disajikan dan dipelajari siswa pada kegiatan belajar mengajar, pada langkah kedua ini. 3. Melaksanakan tes formatif dan tindak lanjutnya 4. Menentukan keputusan akhir Pengambilan keputusan akhir ini berkenaan dengan pertimbangan guru tentang telah tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam mempelajari suatu materi yang terdapat pada satuan pelajaran tertentu.
  • 17. Terdapat dua pilihan mutlak yang dapat dilakukan guru dalam menentukan keputusan akhir: 1) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk segera meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran selanjutnya; 2) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan namun hasilnya belum atau tidak memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk tidak meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran berikutnya.
  • 18. Refleksi: Pelaksanaan materi belajar tuntas meliputi dua materi pokok, yaitu strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan dan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Sebenarnya pemisahan bahasan materi tersebut tidak berarti bahwa strategi belajar tuntas untuk jangka waktu satu caturwulan berbeda dengan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk lebih menegaskan mengenai langkah-langkah pokok dan teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas di sekolah yang pada akhirnya akan mampu memberikan gambaran yang sangat jelas bagi para guru mengenai teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas
  • 19. BAB IV FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR TUNTAS
  • 20. 4.1 Psikologi Belajar Dalam hal ini, psikologi belajar sebagai nsebuah ilmu pendidikan yang meneliti tentang hakikat, kejiwan, inti atau konsep-konsep belajar berusaha mengungkapkan beberapa hal pokok yang ada hubungannya dengan hakikat belajar. Berdasarkan pada ciri khasnya (karakteristik), proses belajar dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut: 1. Belajar dengan Pemahaman 2. Belajar Memperoleh Pengetahuan tentang fakta 3. Belajar membentuk refleks 4.2 Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai upaya guru dalam mengkondisikan kelas agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif. 4.3 Evaluasi Belajar Evaluasi ini dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu: 1. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan setslah siswa mengikuti satu program pengajaran, umpanya satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran (jika materinya mencakup satu pokok bahasan).
  • 21. 2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan setelah siswa mempelajari semua program pengajaran dalam kurun waktu satu caturwulan. Tes ini bertujuan untuk menentukan nilai atau kemampuan siswa. 3. Evaluasi penempatan Evaluasi penempatan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa guna kepentingan penempatan siswa tersebut sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kesanggupannya. 4. Evaluasi diagnostik Evakuasi diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan siswa dalam mengikuti suatu program pengajaran. Tes yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Validitas Validitas tes berarti ketepatan tes dalam mengungkapkan materi pelajaran yang akan dinilai. 2. Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabe (tetap atau mantap) jika setiap soalnya memiliki ketetapan, kemantapan, atau konsistensi data hasil setiap pelaksanaan tes.
  • 22. 3. Tingkat kesukaran Secara global, tingkat kesukaran suatu tes meliputi soal yang sukar, soal yang sedang, dan soal yang mudah. Perbandingannya adalah 20% soal yang sukar, 50% soal yang sedang, dan 30% soal yang mudah. 4. Daya pembeda Tes yang baik juga memiliki daya pembeda yang tinggi, yaitu soal-soal tesnya mampu membedakan kelompok siswa yang benar-benar dapat mengerjakan soal tes (kelompok atas) dengan kelompok siswa yang tidak dapat mengerjakan soal tes (kelompok bawah). Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat atau menyusun suatu tes hasil belajar antara lain: 1. Penyusunan tes harus berpedoman pada tujuan pembelajaran (umum dan khusus) 2. Tes itu hendaknya representatif, yaitu mampu mengungkapkan aspek-aspek tingkah lakusebagai hasil belajar siswa. 3. Penyusunan tes harus mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kemampuan siswa. 4. Tes yang disusun harus memuat petunjuk pengerjaan tes secara jelas dan tepat. 5. Tes sebaiknya mempergunakan bahasa yang benar.
  • 23. 4.4 Bimbingan Belajar Menurut Nasution (1995:123-124), cara mengajar siswa yang lambat belajar (kurang pandai adalah): 1) Pengajaran harus lebih konkrit, banyak pengalaman langsung, dan banyak alat peraga: 2) Banyak mengulang dan usahakan mengajar pengertian terlebih dahulu; 3) Pengajaran bervariasi, ada selingan, motivasi, berikan aktivitas jasmaniah yang cukup; 4) Guru harus lebih sabar, ramah, dan bersemangat. Sementara itu car mengajar anak yang cepat belajar (pandai) adalah: 1) Bahan pelajaran harus lebih kuantitatif untuk memperdalam pengetahuan; 2) Siswa dididik untuk belajar sendiri dan diberikan materi tambahan agar mereka dapat maju menurut kecepatan masing-masing; 3) Siswa harus dihadapkan pada masalah-masalah sebab mereka sanggup memecahkannya; 4) Tidak perlu diberikan banyak latihan dan ulangan sebab siswanya memiliki ingatan yang baik; 5) Tidak perlu diberikan alat peraga yang banyak sebab siswa lebih sanggup berfikir abstrak.
  • 24. Refleksi: Setiap kegiatan pasti akan diikuti oleh faktor penunjang lain dibelakangnya, begitupun dengan keberhasilan belajar tuntas. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan belajar tuntas diantaranya pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep psikologi belajar, pengelolaan kelas, evaluasi belajar, dan bimbingan belajar.