SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
YONA OKTA SARI
   1010413008
Universitas Andalas




   Dosen Pembimbing : Prof.DR Sumaryati Syukur
Agrobacterium rhizogenes-mediated
    hairy roots production tea leaves
     [Camellia sinensis (L) O Kuntze]




Agrobacterium rhizogenes   Investigating agrobacterium rhizogenes
transformation             mediated transformation
[Camellia sinensis (L) O Kuntze]
ABSTRACT
   Daun dari the [Camellia sinensis (L) O Kuntze] tanaman
   yang telah diubah dengan Agrobacterium
Rhizogenes strain (MTCC) dan dengan menginduksikan hairy
   roots. Diantaranya dengan perbedaan
konsentrasi dari acetosyringone tested 300µM/L yang telah
   didapatkan untuk meningkatkan frekuensi
pembentukan hingga 70%. Murashige and Skoog (MS)
   medium tambahan dengan 30g/L maltosa dan
indole-3-asam asetat (IAA) pada 5mg/L yang telah tepat
   didapatkan untuk jaringan hairy roots dan
akumulasi dari senyawa fenolik. Untuk mempertegas studi
   dilakukan analisis PCR menggunakan rol C
gen primer untuk pembentukan. Proses ampilifikasi
   (menguatkan) fari gen yang spesifik dibentuk pada
540 bp. Dinyatakan dengan analisis HPLC bahwa katekin
   mempunyai tingkat yang lebih tinggi dan
fraksi-fraksi yang muncul dari jaringan pembentukan. Fraksi-
Persiapan Eksplant
                     Tea shoot of the clone
                     from tea Experimental
                        farm of UPASI-9
                                 -Remove from the shoot at their base
                                 - make 2 cm long segments, and each
                                 containing give one node.
                                 - The nodal segments were washed
                                 under running tap water for 30 min
                                 -Disinfected with 70% (v/v) ethanol
                                 for 1 min
                                 -Surface sterilized with 0.1% (w/v)
                                 HgCl2 for 3 min
                                 -Rinses in sterile distiled water.
                 Surface sterilized explants
                                 - Were cultured on Murashige and
                                 skoog (MS) basal media suplements
                                 with (3% sucrose, 3 mg/L 6-benzyl-
                                 adenine (BA) and 0.8% agar)
                           Sprouting
-Culture dipindahkan ke medium
              perbanyakan       (multiplikasi) dengan
              menggunakan hormon pertumbuhan BA
              pada konsentrasi 5 mg/L dan 2
              subculture dengan rentang selama 30
              hari pada media yang sama.
              - pH untuk semua media hingga 5.6
              sebelum proses autoclave.
              - Autoclaving selama 15 menit pada suhu
              121oC
              - cultures di inkubasi selama 25± 1oC
              dibawah cahaya fluoroscent selama 16
              jam photoperioda (36 µmol/m2.s)
              selama 2 bulan.

Fully exposed leaves
             - Daun yang telah selesai di kulturkan
             dipisahkan dari pucuk baru yang telah
             telah tumbuh secara in vitro yang
             digunakan        sebagai      eksplant
             pembentukan
Persiapan Kultur Bakteri
          A. Rhigozenes strain MTCC 532, yang telah
             disimpan didalam glycerol yang telah
                  disterilkan pada suhu -70oC
                                  - Dikulturkan pada YEB, komposisi :
                                  (1g/L ekstrak ragi, 5 g/L ekstrak daging.
                                  5 g/L peptone dan 0,5 g/L MgSO4 )
                                  merupakan       media     padat    untuk
                                  mengaktifkan strain.
                                  -3x subkultur pada media yang sama.
                                  - Bakteri tersebut dipindahkan kedalam
                                  media YEB cair dan dikultur selama 16
                                  jam pada suhu 25oC.
                                  - Shaker 250 rpm.
                    Suspensi bakteri cair
                    dipindahkan kedalam
                       sentrifuge steril
                                 - Sentrifuge selama 10 menit
                                 5000 rpm
Suspensi endapan bakteri di
                                    dalam media MS cair dengan
                                           3% sukrosa


Suspensi ini yang digunakan untuk
pembentukan dari eksplan daun
Pembentukan Kultur Akar Rambut
                3-4 potong pucuk daun
                           -Kokultivasi dengan 25 mL MS cair
                           didalam 100 mL labu.
                           - shaker 200 rpm dalam keadaan
                           gelap selama 3 jam.
                           - eksplan dipindahkan kedalam
                           botol yang berisi tisu steril
                   Eksplan Tumbuh
                            -Kokultivasi pada media MS padat
                            konsentrasi acetosyringone berbeda
                            (100,200,300,400,500 µM/L)
                            dengan 0.8% bacto agar.
                            - Kokultivasi selama 48 jam pada
                            suhu 25±1oC dalam keadaan gelap
                            - dicuci dengan 50 mL pada media
                            basal (30 g/L sukrosa dan 250 mg/L
                            cefotaxine)
                            - Kultivasi
                            - Medium padat dicuci dengan 0.8%
                            agar
Subkultur I                              Subkultur II
      - Dipindahkan ke media                  - Dipindahkan ke media
      MS yang mengandung                      MS yang mengandung
      (sukrosa, dextrosa,                     hormon pertumbuhan
      maltosa, fruktosa) yang                 (IAA-3 dan 2,4-
      berbeda konsentrasi                     dichlorophenoxy acetic
                                              acid)




                        Kalus yang
                     berkembang dari
                    eksplan daun hasil
                       transformasi
Konfirmasi PCR
 DNA plasmid                                                        Kalus yang telah
                                  DNA dari daun yang
 A.rhizogenes                                                     diinfeksi selama 20
                                    telah di infeksi
     strain                                                      hari sebagai amplified
                                    selama 15 hari
       - Diekstraksi                                                      PCR
                                          - Diekstraksi
        menggunakan Genelute              menggunakan metoda
        HP plasmid miniprep kit           Mariya John




                                           + 50 ng DNA plasmid
                                           -DNA dari jaringan daun non-transformed (+
                                           dan – controls)
                                           + 25 MI campuran pereaksi
                                           -Denaturasi selama 4 menit pada suhu 94oC
                                           -Diputar (cycles) 30 x selama 45 detik T=94oC
                                           - Annealing (proses penempelan primer ke
                                           DNA template) selama 60 detik suhu 55oC
                                           - Extension/polimerisasi (proses
                                           pemanjangan rantai DNA) pada suhu 72oC
Produk amplified/produk PCR
   pada 1.2% agarose gel

             + noda ethidium bromida
             -Dilihat dibawah sinar lampu
             UV, catat.
             -Hitung fragment amplified yang
             terbentuk menggunakan software
             (Total Lab Ver.1 Amersham
             Bioscience, USA)

   Jumlah fragment
      amplified
Penentuan Jumlah Polyphenol dan
Katekin
Hasil dan Diskusi
• Perbedaan konsentrasi dari
  acetosyringone yang tergabung
  dalam medium nutrisi dan
  berpengaruh terhadap
  transformasi yang diamati.
• Diantara perbedaan
  konsentrasi yang diuji cobakan
  (100-500µM/L),
  acetosyringone pada
  konsentrasi 300µM/L yang
  memiliki frekuensi
  transformasi tertinggi secara
  signifikan, yang mana pada
  konsentrasi yang lebih rendah
  (<300µM/L) atau lebih tinggi
  (>300µM/L) mengalami
  penurunan.
• Hubungan kuadrat antara
  konsentrasi
  acetosyringone dan
  frekuensi transformasi
  pada tingkat 0.5%.
• Acetosyringone
  merupakan turunan dari
  asam amino yang
  berfungsi sebagai sumber
  nutrisi untuk bakterium
  invading dan
  meninggikan tingkatan
  transformasi.
• Agrobacterium yang
  diinfeksi digunakan
  sebagai sumber nutrient
• Analisis PCR dari jaringan
  yang telah ditransformasi
  menunujukan amplifikasi
  pada 540 bp di dalam
  daun, kalus, dan sampel
  akar berambut (hairy root)
  dan didalam plasmid
  (kontrol positif)
  mengindikasikan peristiwa
  transformasi.
• Tetapi dalam kontrol
  negatif (non transformed
  tissue) tidak ada
  amplifikasi (Fig 2)
• Konfirmasi dari semua
  akar berambut mempunyai
  perkembangan dari kalus
  yang telah tertransformasi.
• Diantara berbeda sumber
  dari karbon
  organik, maltosa pada
  tingkat 3% memiliki
  presentasi jaringan akar
  berambut yang paling
  tinggi, yang kemudian
  diikuti dextrosa, sukrosa
  dan fruktosa. (Tabel 2)
• Kultur eksplan pada media pendukung
  dengan fruktosa menunjukan presentasi
  yang sangat rendah dari kultur akar
  berambut.
• Yang tidak mengandung sumber
  karbon, kalus yang tersisa menjadi
  keras, kering dan berwarna coklat.
• Maltosa merupakan sumber karbon yang
  paling baik untuk menginduksi akar
  berambut juga merupakan pengamatan
  yang lebih cepat.
• Mengatur pertumbuhan tanaman merupakan
  salah satu bagian yang sangat penting dalam
  induksi akar berambut dari jaringan eksplan teh.
• Secara umum, auksin mampu membentuk akar.
• Waktu yang dibutuhkan untuk menginduksi akar
  selama transformasi kalus selama 15 hari (IAA)
  dan 20 hari (2,4-D) dan 31 hari untuk kedua
  media (IAA dan 2,4-D).
• Tanpa auksin waktu yang dibutuhkan untuk
  menginduksi pada kalus transformasi selama 35
  gari dan 60 hari untuk kalus yang tidak
  mengalami transformasi (untransformed).
• Medium yang mengandung IAA
  merupakan merupakan kecepatan
  induksi dari akar berambut
  kemudian diikuti oleh 2,4-D (Tabel 3)
• Kombinasi dari kedua hormon yang
  ditunjukan tidak mengalami reduksi
  yang signifikan terhadap waktu hairy
  root induksi
• Induksi akar tertunda pada kalus
  untransformed dimana untuk proses
  terbentuknya terjadi setelah 2 bulan
  sedangkan untuk membentuk akar
  pada kalus transformed terjadi
  selama 35 hari.
• Tingkat fenolik dalam akar
  berambut ditentukan dan
  dibandingkan dengan daun
  non-transformed.
• Sintesis polyphenol dan
  fraksi katekin yang
  didapatkan (EC, ECG, EGC,
  EGCG ) didalam medium
  hairy root sangat lambat
  dibandingkan dengan daun
  unstransformed.
• Jumlah yang paling banyak
  dari fraksi katekin= EGCG
  dan fraksi yang paling
  sedikit=Ec
• Biosintesa metabolit sekunder dalam akar
  transformed secara genetik telah
  terpantau, tetapi dipengaruhi oleh nutrisi dan
  faktor lingkungan.
• Komposisi dari medium jaringan memberikan
  pengaruh terhadap hasil metabolit sekunder.
• Sumber karbon yang digunakan sebagai
  komponen basal dalam medium jaringan
  pertumbuhan tanaman merupakan faktor
  utama.
OPTIMASI PRODUKSI

Contenu connexe

En vedette (6)

2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
 
Ilmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama TumbuhanIlmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama Tumbuhan
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
 
Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)
 
Agrobacterium
AgrobacteriumAgrobacterium
Agrobacterium
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
 

Similaire à OPTIMASI PRODUKSI

TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docx
TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docxTRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docx
TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docxAnggaprasetya36
 
artikel lepas nanas, andrian.docx
artikel lepas nanas, andrian.docxartikel lepas nanas, andrian.docx
artikel lepas nanas, andrian.docxandrianteguh1
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007asengsat95
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007asengsat95
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologinurul limsun
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationYona Oktasari
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...marketingIndogen
 

Similaire à OPTIMASI PRODUKSI (7)

TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docx
TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docxTRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docx
TRANSFORMASI_GENA_SUCROSE_PHOSPHATE_SYNT.docx
 
artikel lepas nanas, andrian.docx
artikel lepas nanas, andrian.docxartikel lepas nanas, andrian.docx
artikel lepas nanas, andrian.docx
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
Biologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologiBiologi SMA - Bab bioteknologi
Biologi SMA - Bab bioteknologi
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
 

OPTIMASI PRODUKSI

  • 1. YONA OKTA SARI 1010413008 Universitas Andalas Dosen Pembimbing : Prof.DR Sumaryati Syukur
  • 2. Agrobacterium rhizogenes-mediated hairy roots production tea leaves [Camellia sinensis (L) O Kuntze] Agrobacterium rhizogenes Investigating agrobacterium rhizogenes transformation mediated transformation
  • 4. ABSTRACT Daun dari the [Camellia sinensis (L) O Kuntze] tanaman yang telah diubah dengan Agrobacterium Rhizogenes strain (MTCC) dan dengan menginduksikan hairy roots. Diantaranya dengan perbedaan konsentrasi dari acetosyringone tested 300µM/L yang telah didapatkan untuk meningkatkan frekuensi pembentukan hingga 70%. Murashige and Skoog (MS) medium tambahan dengan 30g/L maltosa dan indole-3-asam asetat (IAA) pada 5mg/L yang telah tepat didapatkan untuk jaringan hairy roots dan akumulasi dari senyawa fenolik. Untuk mempertegas studi dilakukan analisis PCR menggunakan rol C gen primer untuk pembentukan. Proses ampilifikasi (menguatkan) fari gen yang spesifik dibentuk pada 540 bp. Dinyatakan dengan analisis HPLC bahwa katekin mempunyai tingkat yang lebih tinggi dan fraksi-fraksi yang muncul dari jaringan pembentukan. Fraksi-
  • 5. Persiapan Eksplant Tea shoot of the clone from tea Experimental farm of UPASI-9 -Remove from the shoot at their base - make 2 cm long segments, and each containing give one node. - The nodal segments were washed under running tap water for 30 min -Disinfected with 70% (v/v) ethanol for 1 min -Surface sterilized with 0.1% (w/v) HgCl2 for 3 min -Rinses in sterile distiled water. Surface sterilized explants - Were cultured on Murashige and skoog (MS) basal media suplements with (3% sucrose, 3 mg/L 6-benzyl- adenine (BA) and 0.8% agar) Sprouting
  • 6. -Culture dipindahkan ke medium perbanyakan (multiplikasi) dengan menggunakan hormon pertumbuhan BA pada konsentrasi 5 mg/L dan 2 subculture dengan rentang selama 30 hari pada media yang sama. - pH untuk semua media hingga 5.6 sebelum proses autoclave. - Autoclaving selama 15 menit pada suhu 121oC - cultures di inkubasi selama 25± 1oC dibawah cahaya fluoroscent selama 16 jam photoperioda (36 µmol/m2.s) selama 2 bulan. Fully exposed leaves - Daun yang telah selesai di kulturkan dipisahkan dari pucuk baru yang telah telah tumbuh secara in vitro yang digunakan sebagai eksplant pembentukan
  • 7. Persiapan Kultur Bakteri A. Rhigozenes strain MTCC 532, yang telah disimpan didalam glycerol yang telah disterilkan pada suhu -70oC - Dikulturkan pada YEB, komposisi : (1g/L ekstrak ragi, 5 g/L ekstrak daging. 5 g/L peptone dan 0,5 g/L MgSO4 ) merupakan media padat untuk mengaktifkan strain. -3x subkultur pada media yang sama. - Bakteri tersebut dipindahkan kedalam media YEB cair dan dikultur selama 16 jam pada suhu 25oC. - Shaker 250 rpm. Suspensi bakteri cair dipindahkan kedalam sentrifuge steril - Sentrifuge selama 10 menit 5000 rpm
  • 8. Suspensi endapan bakteri di dalam media MS cair dengan 3% sukrosa Suspensi ini yang digunakan untuk pembentukan dari eksplan daun
  • 9. Pembentukan Kultur Akar Rambut 3-4 potong pucuk daun -Kokultivasi dengan 25 mL MS cair didalam 100 mL labu. - shaker 200 rpm dalam keadaan gelap selama 3 jam. - eksplan dipindahkan kedalam botol yang berisi tisu steril Eksplan Tumbuh -Kokultivasi pada media MS padat konsentrasi acetosyringone berbeda (100,200,300,400,500 µM/L) dengan 0.8% bacto agar. - Kokultivasi selama 48 jam pada suhu 25±1oC dalam keadaan gelap - dicuci dengan 50 mL pada media basal (30 g/L sukrosa dan 250 mg/L cefotaxine) - Kultivasi - Medium padat dicuci dengan 0.8% agar
  • 10. Subkultur I Subkultur II - Dipindahkan ke media - Dipindahkan ke media MS yang mengandung MS yang mengandung (sukrosa, dextrosa, hormon pertumbuhan maltosa, fruktosa) yang (IAA-3 dan 2,4- berbeda konsentrasi dichlorophenoxy acetic acid) Kalus yang berkembang dari eksplan daun hasil transformasi
  • 11. Konfirmasi PCR DNA plasmid Kalus yang telah DNA dari daun yang A.rhizogenes diinfeksi selama 20 telah di infeksi strain hari sebagai amplified selama 15 hari - Diekstraksi PCR - Diekstraksi menggunakan Genelute menggunakan metoda HP plasmid miniprep kit Mariya John + 50 ng DNA plasmid -DNA dari jaringan daun non-transformed (+ dan – controls) + 25 MI campuran pereaksi -Denaturasi selama 4 menit pada suhu 94oC -Diputar (cycles) 30 x selama 45 detik T=94oC - Annealing (proses penempelan primer ke DNA template) selama 60 detik suhu 55oC - Extension/polimerisasi (proses pemanjangan rantai DNA) pada suhu 72oC
  • 12. Produk amplified/produk PCR pada 1.2% agarose gel + noda ethidium bromida -Dilihat dibawah sinar lampu UV, catat. -Hitung fragment amplified yang terbentuk menggunakan software (Total Lab Ver.1 Amersham Bioscience, USA) Jumlah fragment amplified
  • 14. Hasil dan Diskusi • Perbedaan konsentrasi dari acetosyringone yang tergabung dalam medium nutrisi dan berpengaruh terhadap transformasi yang diamati. • Diantara perbedaan konsentrasi yang diuji cobakan (100-500µM/L), acetosyringone pada konsentrasi 300µM/L yang memiliki frekuensi transformasi tertinggi secara signifikan, yang mana pada konsentrasi yang lebih rendah (<300µM/L) atau lebih tinggi (>300µM/L) mengalami penurunan.
  • 15. • Hubungan kuadrat antara konsentrasi acetosyringone dan frekuensi transformasi pada tingkat 0.5%. • Acetosyringone merupakan turunan dari asam amino yang berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk bakterium invading dan meninggikan tingkatan transformasi. • Agrobacterium yang diinfeksi digunakan sebagai sumber nutrient
  • 16. • Analisis PCR dari jaringan yang telah ditransformasi menunujukan amplifikasi pada 540 bp di dalam daun, kalus, dan sampel akar berambut (hairy root) dan didalam plasmid (kontrol positif) mengindikasikan peristiwa transformasi. • Tetapi dalam kontrol negatif (non transformed tissue) tidak ada amplifikasi (Fig 2)
  • 17. • Konfirmasi dari semua akar berambut mempunyai perkembangan dari kalus yang telah tertransformasi. • Diantara berbeda sumber dari karbon organik, maltosa pada tingkat 3% memiliki presentasi jaringan akar berambut yang paling tinggi, yang kemudian diikuti dextrosa, sukrosa dan fruktosa. (Tabel 2)
  • 18. • Kultur eksplan pada media pendukung dengan fruktosa menunjukan presentasi yang sangat rendah dari kultur akar berambut. • Yang tidak mengandung sumber karbon, kalus yang tersisa menjadi keras, kering dan berwarna coklat. • Maltosa merupakan sumber karbon yang paling baik untuk menginduksi akar berambut juga merupakan pengamatan yang lebih cepat.
  • 19. • Mengatur pertumbuhan tanaman merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam induksi akar berambut dari jaringan eksplan teh. • Secara umum, auksin mampu membentuk akar. • Waktu yang dibutuhkan untuk menginduksi akar selama transformasi kalus selama 15 hari (IAA) dan 20 hari (2,4-D) dan 31 hari untuk kedua media (IAA dan 2,4-D). • Tanpa auksin waktu yang dibutuhkan untuk menginduksi pada kalus transformasi selama 35 gari dan 60 hari untuk kalus yang tidak mengalami transformasi (untransformed).
  • 20. • Medium yang mengandung IAA merupakan merupakan kecepatan induksi dari akar berambut kemudian diikuti oleh 2,4-D (Tabel 3) • Kombinasi dari kedua hormon yang ditunjukan tidak mengalami reduksi yang signifikan terhadap waktu hairy root induksi • Induksi akar tertunda pada kalus untransformed dimana untuk proses terbentuknya terjadi setelah 2 bulan sedangkan untuk membentuk akar pada kalus transformed terjadi selama 35 hari.
  • 21. • Tingkat fenolik dalam akar berambut ditentukan dan dibandingkan dengan daun non-transformed. • Sintesis polyphenol dan fraksi katekin yang didapatkan (EC, ECG, EGC, EGCG ) didalam medium hairy root sangat lambat dibandingkan dengan daun unstransformed. • Jumlah yang paling banyak dari fraksi katekin= EGCG dan fraksi yang paling sedikit=Ec
  • 22. • Biosintesa metabolit sekunder dalam akar transformed secara genetik telah terpantau, tetapi dipengaruhi oleh nutrisi dan faktor lingkungan. • Komposisi dari medium jaringan memberikan pengaruh terhadap hasil metabolit sekunder. • Sumber karbon yang digunakan sebagai komponen basal dalam medium jaringan pertumbuhan tanaman merupakan faktor utama.