Masalah pengaturan waktu tidak hanya menyangkut ibu bekerja, tetapi juga menyangkut kualitas interaksi orangtua dengan anak. Orangtua perlu menyisihkan waktu untuk diri sendiri dan untuk anak, serta mengatur transisi antara rumah dan kantor dengan baik agar dapat menjaga keseimbangan dan mengurangi stres.
4. Prinsipnya, waktu orangtua berpengaruh pada kualitas
interaksinya dengan anak, dari pola komunikasi,
disiplin ataupun pendidikan secara umum.
5. Di luar waktu untuk anak, orangtua butuh waktu untuk dirinya
sendiri, karena orangtua yang menyisihkan waktu untuk dirinya
cendrung lebih rendah tingkat stressnya dan juga berinteraksi
lebih baik dengan anak.
6. Orangtua perlu refleksi melihat hari-harinya,
seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk semua
komitmen (pekerjaan, keluarga, dll).
8. Kadang kita merasa melakukan sesuatu untuk anak,
menyiapkan makan, mengantar sekolah, dll. Atau bahkan
menonton tv di ruangan yg sama, tapi tidak "bersama2”
.
9. Waktu bersama anak pun perlu dilihat lagi, dalam
interaksinya -- apakah ortu lebih sering mendengar atau
berbicara, ada kontak fisik atau tidak, anak atau ortu yang
mengusulkan aktivitas.
10. Bagian paling sulit bagi orangtua bekerja biasanya
adalah transisi dr rumah ke kantor, dan sebaliknya.
11. Aktivitas di pagi hari sebelum berangkat, dan sore atau
malam saat pulang kantor, krusial dan mempengaruhi
perasaan dan perilaku orangtua dan anak.
12. Transisi akan lebih mudah jika ada persiapan yang baik –
alat-alat yang diperlukan sekolah disiapkan di malam sebelumnya,
atau file-file pekerjaan dirapikan sebelum masuk ke rumah.
13. Orangtua dan anak butuh waktu transisi. Tidur-tiduran di
tempat tidur 5 menit setelah membuka mata, menyanyi,
atau lainnya yang jadi kesukaan ortu dan anak.
14. Melakukan ritual perpisahan yang mengesankan; ucapan atau
sapaan selamat jalan yang kocak, pelukan yang hangat, dll.
Hal ini membantu ortu dan anak.
15. Sambutan yang hangat setelah pulang.
Biasakan anggota keluarga fokus mengucap salam
atau memeluk saat ada yang datang.
Hal ini juga sangat membantu.
16. Situasi di kantor.
Cari teman kerja yg supportive dan bisa berbagi tips.
Bukan yg membuat kita merasa bersalah atau
mengajak saling "membandingkan anak”
.
17. Kenali pola kerja kita, apakah lebih efektif dengan alat atau
cara tertentu, multitasking atau fokus ke satu hal secara
bertahap.
18. Jangan segan meminta bantuan teman saat
memerlukannya, dan membantu teman saat ia
memerlukan.
20. Biasakan menyelesaikan tugas kita maupun PR
anak di Jumat sore atau malam daripada harus
melakukannya di Minggu sore atau malam.
21. Saat di rumah, sempatkan punya waktu individual dengan
tiap anak, walaupun hanya 15 menit. Misalnya membaca 1
buku cerita pendek dengan si sulung, mengeloni anak
bungsu sebelum tidur, dst.
22. Amati anak, di momen apa ia paling membutuhkan kita, dan
rancang hari kita di seputar itu. Ada anak yang lebih butuh
dekapan atau ngobrol di pagi hari sebelum berangkat sekolah,
ada yang lebih "on" di malam hari.
23. Sejak dini, bangun independensi anak untuk menyelesaikan PR
dan bertanggungjawab pada tugasnya. Agar interaksi kita dengan
anak tidak berfokus pada PR semata (jika ada masalah tentang PR,
bicarakan dengan pihak sekolah).
24. Buat "tanggung jawab rutin" bagi setiap anak atau seluruh
keluarga yg bisa menjadi kegiatan bersama -- misalnya membuat
jus atau sarapan di weekend, mengganti seprai atau memotong
rumput setiap minggu, dll.
25. Ajarkan anak untuk menghormati privacy kita (pasang tanda
di depan pintu kamar), tidak berteriak saat ditelp, dll.
Hal ini membantu interaksi yg lebih positif.
26. Sempatkan waktu berkualitas bersama pasangan, melihat
orangtuanya menghargai keberadaan dan waktu bersama satu
sama lain, adalah pelajaran yg sangat penting bagi anak.
27. Tidak semua permintaan atau pertanyaan anak harus
dijawab pada saat itu; menyatakan ”Ibu pikir-pikir dulu ya",
“Sekarang bukan waktu yg tepat” dll adalah sesuatu yang
,
wajar.
28. Hati-hati dengan overscheduling, anak yang berlari-lari dr satu les
ke les lain, "kewajiban sosial" atau acara weekend yg non stop.
Waktu tanpa agenda untuk bersama, tanpa melakukan apa-apa.
Bersikap spontan sangat penting.
29. Perhatikan kebiasaan kita dan anak dalam
menggunakan gadget atau elektronik, "switching off
hours" atau day(s) bisa jadi awal dari berbagai ide
kegiatan bersama baru yang menyenangkan.
30. Sadari bahwa keseimbangan rumah-kantor dan manajemen waktu
yang baik tidak selalu berhasil setiap saat. Akan ada waktu di mana
kita "kekurangan" waktu untuk salah satunya dan merasa gagal.
Tapi selalu ada kesempatan lain untuk mencoba kembali.
31. Ceritakan pengalaman, tips dan trik seputar
mengatur waktu sebagai ibu rumah tangga,
ibu bekerja di rumah maupun di luar rumah
pada box komen di bawah ini sampai
Jumat 8 November 2013, pukul 12.00.
Login dulu ya. Gampang kok!
5 orang terpilih dapat memenangkan
voucher belanja @100ribu. Yeay!
Pemenang diumumkan
Jumat, 8 November 2013 pukul 17.00.
Mariiiii :)