1. 53
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement Division)
TerhadapHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranSistemMikroprosesor(Romadhon MS)
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement
Division) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sistem Mikroprosesor
Romadhon MS
Alumni Angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika,Teknik Elektro
FT-UNJ
Bambang Dharma Putra
Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Teknik Elektro FT-UNJ
Budjari
Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ
Suciananel Fitriani (5215127167)
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ
ABSTRAK
This study originated from observations of the researcher when conducting Field Experience
Program, based on it is known that students' mastery of subject matter microprocessor system is
still low. This gives effect to the teachers to improve the quality and creativity in managing the
learning process considering the demands of thoroughness Minimum Criteria (KKM) from high
school. Therefore, the purpose of this research is to improve the quality of learning in achieving
optimal learning outcomes in order to improve and enhance the quality of classroom teaching
and learning process.This study uses a quantitative approach to the type of Classroom Action
Research (CAR). Activities began with the observation of mid-semester student observation,
and proceed with class action research consisting of three cycles. Each cycle consists of four
stages, namely planning, implementation, analysis, and reflection. To improve student learning
out comes in subjects performed PTK microprocessor system using the method STAD. This
research target is a class XI student of EI (eleven electronics industry) SMK 26 Jakarta in odd
semester academic year 2010/2011. From the research,the average value of the first cycle is 73.9
students with a graduation rate of 27.78% to 80.6 with a graduation rate of 75% in the second
cycle, and the last on the third cycle the average value of 91.8 with a level graduation of 100%.
Based on the implementation of Classroom Action Research (CAR), it can be concluded that the
use of STAD method on subjects microprocessor system can improve student learning
outcomes. Therefore, this learning method can be used as a variation model of teaching subjects
that require microprocessor system cognitive abilities of students.
Kata Kunci : Pembelajaran Metode STAD, Sistem Mikroprosesor,
Pembelajaran Kooperatif dan Penelitian Tindakan Kelas.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu
aspek dalam pembangunan yang
mendapat perhatian khusus oleh
banyak negara di dunia. Indonesia
sebagai negara yang sedang
berkembang terus mengadakan
pembangunan di bidang pendidikan.
2. 54
PEVOTE, Vol. 094 No. 6, Februari 2011, 53-63
Berbagai pembaharuan terus
diupayakan agar tercipta pendidikan
yang berkualitas. Oleh karena itu
sudah semestinya jika pembangunan
di bidang pendidikan menjadi
prioritas utama yang harus dilakukan
oleh pemerintah.
Berkaitan dengan kebutuhan
tersebut, kenyataan yang terdapat di
Indonesia adalah mutu pendidikan
yang masih sering dipermasalahkan
dan masih dianggap rendah baik
pada tingkat Sekolah Dasar atau pada
tingkat Sekolah Menengah Atas.
Rendahnya mutu pendidikan juga
terdapat pada siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang
masih kurang memuaskan pada hasil
evaluasi belajarnya sehingga
berdampak pada kualitas
keterampilan yang masih rendah dan
belum siap pakai.
SMK memiliki beberapa tujuan,
yaitu menyiapkan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap
profesionalisme , menyiapkan siswa
agar mampu memilih karir, mampu
berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri, menyiapkan
tenaga kerja tingkat menengah untuk
mengisi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun masa
yang akan datang, menyiapkan
tamatan agar menjadi warga negara
yang produktif, adaptif, dan kreatif.
(Depdiknas, 2006:2)
SMK sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab
untuk menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan
keterampilan dan keahlian sehingga
lulusannya dapat mengembangkan
kinerja ketika terjun dalam dunia
kerja ikut memberikan peranan
penting dalam kemajuan bangsa
terutama dalam kemajuan bidang
teknologi dan sumber daya manusia
yang berkualitas dan siap pakai.
Untuk mencapai hal tersebut,
diperlukan perbaikan dalam
peningkatan mutu pembelajaran di
dalamnya.
Slogan “SMK Bisa” yang saat ini
tengah digemakan oleh pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan
Nasional (Mendiknas) adalah salah
satu upaya untuk meningkatkan
motivasi peserta didik SMK untuk
maju. Tujuan dan harapan besar
Mendiknas melalui slogan ini adalah
untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran sesuai dengan
3. 55
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement Division)
TerhadapHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranSistemMikroprosesor(Romadhon MS)
tuntutan kebutuhan dunia kerja dan
meningkatkan kerja sama yang lebih
erat antara SMK dengan mitra
industri.
SMKN 26 Jakarta merupakan salah
satu Sekolah Berstandar
Internasional di Jakarta. Sebagai
wujud nyata komitmen sekolah
terhadap mutu dan kualitas
tamatannya, sekolah telah
melaksanakan kerjasama dengan
beberapa perusahaan di Jakarta yang
bertujuan agar dapat terserapnya
kemampuan siswa terjun di dunia
industri.
Jurusan Teknik Elektronika Industri
merupakan salah satu jurusan yang
terdapat di dalam SMKN 26 Jakarta.
Lulusan yang dimiliki oleh jurusan
tersebut telah banyak bekerja di
perusahaan jaringan dan komunikasi
meskipun pada kenyataannya materi
pelajaran yang diterima di kelas
adalah yang berkaiatan dengan
komputer, salah satunya adalah mata
pelajaran sistem mikroprosesor yang
diajarkan untuk siswa kelas XI TEI.
Hal ini disebabkan karena sekolah
telah menjalin mitra dengan
perusahaan yang bergerak dibidang
komunikasi dan jaringan, sehingga
mata pelajaran tersebut menjadi
materi yang secara formal diajarkan
di dalam sekolah sesuai dengan
kurikulum Mendiknas.
Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti ketika melaksakan observasi,
mata pelajaran sistem mikroprosesor
merupakan mata diklat baru yang
mulai efektif diajarkan untuk siswa
kelas XI jurusan elektronika industri
pada semester ganjil tahun pelajaran
2009/2010.
Pada hasil pelaksanaannya, terdapat
13 siswa yang tidak berkompeten
dari 34 jumlah siswa dalam satu
kelas karena memperoleh nilai di
bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan oleh guru.
Guru merupakan salah satu unsur di
dalam pendidikan yang memiliki
peran yang sangat penting.
Profesionalitas dan kompetensi
menjadi persyaratan yang harus
dimiliki seorang guru sehingga
diharapkan adanya inovasi dan
pengembangan terhadap
pembelajaran di sekolah.
Kegiatan pengembangan profesi guru
adalah pengalaman (penerapan)
keterampilan guru untuk peningkatan
mutu belajar-mengajar, atau
4. 56
PEVOTE, Vol. 094 No. 6, Februari 2011, 53-63
menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan dan
kebudayaan. (Kunandar,2009:20 -
21)
Pada hasil pengamatan peneliti
lainnya, penguasaan materi yang
harus dimiliki oleh guru juga masih
kurang mengingat mata pelajaran ini
baru diajarkan sehingga
membutuhkan waktu yang cukup
untuk memahami isi materi secara
menyeluruh pada mata diklat
tersebut. Selain faktor penguasaan
materi, penggunaan metode ceramah
juga dinilai kurang efektif karena
seringkali menimbulkan kejenuhan
dan berujung pada sikap kurang aktif
dari sebagian besar siswa.
Penelitian tindakan Kelas atau PTK
(Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pembelajaran
apabila diimplementasikan dengan
baik dan benar, yaitu pihak yang
terlibat dalam PTK (guru) mencoba
dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah dan
dilaksanakan sesuai dengan kaidah-
kaidah PTK tersebut.
(Kunandar,2009:41)
Pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning)
mencerminkan pandangan bahwa
siswa belajar dari pengalaman
mereka dan berpartisipasi aktif dalam
kelompok kecil, membantu siswa
belajar keterampilan sosial serta
mengembangkan sikap demokratis
dan keterampilan berfikir
logis.(Ibrahim Muslimin,2000:19)
Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD)
merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana.
Dalam STAD, siswa dikelompokkan
menjadi kelompok-kelompok kecil
dan heterogen. Guru menyajikan
pelajaran dan kemudian siswa
bekerja dalam kelompok mereka
untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh
siswa dikenai kuis dan harus
mengerjakan kuis tersebut secara
individu.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar tentunya
dapat menciptakan kondisi belajar
menjadi lebih kondusif dan
menyenangkan. Pemilihan
pembelajaran kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD)
5. 57
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement Division)
TerhadapHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranSistemMikroprosesor(Romadhon MS)
merupakan pembelajaran alternatif
yang menarik dan melibatkan siswa
secara aktif. STAD dipilih karena
pada pelaksanaannya memberikan
kesempatan siswa yang mempunyai
kemampuan akademik menengah
dan rendah untuk memahami materi
diklat secara lebih baik. Hal ini dapat
terjadi karena adanya pembagian
kelompok yang heterogen. Dalam
penelitian ini, akan diteliti apakah
ada pengaruh penggunaan
pembelajaran kooperatif STAD
terhadap hasil belajar diklat sistem
mikropsosesor.
Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilihan
alternatif pembelajaran bagi pihak-
pihak yang terkait dalam dunia
pendidikan khususnya guru dan
calon guru mata diklat sistem
mikroprosesor dalam proses kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Tempat Dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November sampai Desember
2010. Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Negeri 26 Jakarta di kelas XI
TEI (satu teknik elektronika
Industri). Proses pembelajaran Mata
Diklat Sistem Mikroprosesor ini
menggunakan Ruang LG untuk
penyampaian materi serta Ruang E2
untuk belajar kelompok dan
pengujian kuis.
Hipotesis Penelitian
Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut “adanya
pengaruh dari pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran sistem mikroprosesor
menjadi lebih baik”.
Sasaran Penelitian
Memperbaiki kualitas pembelajaran
serta meningkatkan mutu proses
belajar mengajar antara guru dan
siswa kelas XI TEI melalui
penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams
6. 58
PEVOTE, Vol. 094 No. 6, Februari 2011, 53-63
Achievement Division (STAD)
supaya siswa dapat berpikir secara
konstruktivisme, yaitu dengan
membangun struktur pengetahuannya
sendiri lewat kerjasama dalam satu
tim atau kelompok. Jumlah siswa di
kelas tersebut adalah 36 siswa dan
terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 6
siswa perempuan dengan
kemampuan siswa yang heterogen.
Metode Penelitian
PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas. Fokus PTK
pada siswa PBM yang terjadi di
kelas. Tujuan utama PTK adalah
untuk memecahkan permasalahan
nyata yang terjadi di kelas dan
meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam kegiatan mengembangkan
profesinya.
Penelitian tindakan secara garis
besar, peneliti pada umumnya
mengenal adanya empat langkah
penting, pengembangan plan
(perencanan), act (tindakan), observe
(pengamatan), dan reflect
(perenungan) atau disingkat PAOR
yang dilakukan secara intensif dan
sistematis atas seseorang yang
mengerjakan pekerjaan sehari-
harinya. Keempat langkah penting
tersebut dapat diuraikan secara
singkat sebagai berikut:
Tahap 1: Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat perencanakan
tindakan meliputi perencanaan
tindakan umum dan tindakan khusus.
Perencanaan umum merupakan
perencanaan yang disusun untuk
keseluruhan aspek, sedangkan
perencanaan khusus merupakan
perencanaan yang disusun untuk
masing-masing siklus. Keseluruhan
perencanaan disusun berdasarkan
hasil diskusi antara peneliti dan
rekan sejawat sebagai kolabolator.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan
proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat
dengan menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan
media power point. Jumlah siswa
dalam satu kelas dibagi dalam
beberapa kelompok kecil dengan
masing-masing jumlah dalam satu
kelompok adalah empat siswa.
Pelaksanaan tindakan direncanakan
selama tiga siklus yang dilakukan
dalam sembilan pertemuan. Setiap
pertemuan dilakukan 2 jam pelajaran
7. 59
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement Division)
TerhadapHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranSistemMikroprosesor(Romadhon MS)
(90 menit) yang disesuaikan dengan
waktu belajar yang telah dijadwalkan
pihak sekolah.
Gambar. Alur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Tahap 3: Pengamatan Terhadap
Tindakan
Pada langkah ini dilaksanakan tahap
pengamatan terhadap pelaksanan
tindakan, kegiatan pengamatan
sekaligus melaksanakan tindakan.
Peneliti mengumpulkan data hasil
belajar pelajaran sistem
mikroprosesor dari hasil tes individu
yang diadakan pada akhir pertemuan
ketiga dari setiap siklusnya.
Tahap 4: Refleksi
Setelah melakukan observasi,
peneliti melakukan evaluasi dengan
cara memproses data yang diperoleh,
mendiskusikannya dengan guru
bidang studi, apakah tindakan yang
dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat, apa kelebihan serta
kekurangan perencanaan serta
tindakan yang telah dilakukan, serta
bagaimana rata-rata hasil belajar
mata pelajaran sistem mikroprosesor
siswa setelah diberikan tindakan.
Tujuan dilaksanakannya refleksi
adalah mengingat dan merenungkan
kembali suatu tindakan serupa seperti
yang telah dicatat dalam observasi.
Refleksi yang sudah dilakukan
berguna untuk siklus berikutnya agar
bisa menyusun perencanan tindakan
dari kekurangan siklus yang
sebelumnya.
Siswa juga diberikan kuesioner
setelah satu indikator selesai untuk
mengetahui kepuasan siswa pada
pelajaran sistem mikroprosesor yang
diajarakan dengan menggunakan
metode STAD, pengamatan terhadap
cara guru mengajar, bila hasil
kuesioner tidak memuaskan maka
guru harus merenungkan
penggunakan variasi metode apa
yang lebih efektif agar dapat
digunakan pada siklus berikutnya.
Dan jika ada siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM
maka guru harus memberikan
remedial diluar jam pelajaran yaitu
berupa penugasan.
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
8. 60
PEVOTE, Vol. 094 No. 6, Februari 2011, 53-63
Data dan Cara
Pengambilan Data
Pengambilan data merupakan suatu
cara atau jalan yang ditempuh untuk
mendapatkan data. Pengambilan data
yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai beikut:
1. Data aktivitas kelas diambil
melalui observasi pada saat
pelaksanan tindakan berlangsung
dengan menggunakan lembar
pengamatan.
2. Data hasil belajar siswa diambil
ketika praktik siklus berlangsung.
3. Data tentang kepuasan siswa
dalam belajar dan cara guru
mengajar diambil melalui
kuesioner setelah kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan
dengan melihat peningkatan nilai
rata-rata kelas dan hasil kuis pada
setiap siklus pada pelajaran sistem
mikroprosesor. Adapun untuk
melihat secara signifikan kepuasan
dan ketertarikan hasil belajar sistem
mikroprosesor maka digunakan
kuesioner untuk mengetahui
kepuasan siswa dalam belajar. Hal
ini berarti bahwa dalam penelitian
dianggap berhasil apabila terjadi
kenaikan nilai rata-rata dan kepuasan
siswa pada hasil belajar sistem
mikroprosesor di SMK Negeri 26
Jakarta dibandingkan dengan yang
terdahulu.
Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas yang
telah dilaksanakan ini, terdapat
beberapa keterbatasan penelitian
yang terjadi dan dapat diamati antara
lain:
1. Penelitian ini hanya dilakukan
terhadap kelas XI EI (sebelas
elektronika industri) sehingga
tidak dapat digenerasikan pada
populasi penelitian lain yang
memiliki karakteristik yang sama
dengan karakteristik subjek
peneliti.
2. Penelitian dilakukan sampai siklus
ketiga karena guru (peneliti) dan
kolabor menilai semua siklus
yang mengukur setiap kompetensi
dasar telah tercapai, maka siklus
sebaiknya diakhiri, setelah
pencapaian kompetensi dasar
telah berhasil.
9. 61
Pengaruh Penggunaan Metode STAD (Student Team Achievement Division)
TerhadapHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranSistemMikroprosesor(Romadhon MS)
Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD
(Student Team Achievement
Division) pada mata pelajaran sistem
mikroprosesor dapat menghasilkan
peningkatan hasil belajar siswa ,
meningkatkan kemampuan kognitif
dan menuntut siswa untuk dapat
menguasai kompetensi yang akan
dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran sistem
mikroprosesor dengan pendekatan
konstruktivisme dan belajar tuntas
memberikan maksud supaya siswa
dapat memanfaatkan berbagai
informasi dan pengetahuan untuk
meningkatkan kemampuan
teoritiknya, sedangkan dengan
metode belajar tuntas maka bahan
ajar diharapkan dapat sepenuhnya
dikuasai oleh seluruh siswa secara
tuntas sesuai dengan acuan standar
kompetensi dan kompetensi dasar
pada mata pelajaran tersebut.
Hasil belajar yang diperoleh siswa
kelas XI EI SMKN 26 Jakarta selama
pelaksanaan dari siklus I sampai
siklus III memperlihatkan adanya
peningkatan hasil belajar Sistem
mikroprosesor.
Berdasarkan hasil prosentase rata-
rata nilai siswa dan pemantauan
siklus dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran mata pelajaran sistem
mikroprosesor menggunakan metode
STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian tindakan kelas ini, maka
peneliti menyampaikan saran yang
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran, sehingga hasil
belajar siswa meningkat. Saran-
sarannya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Perlu diperhatikan kembali tentang
silabus dan RPP sebelum
pembelajaran dimulai. Hal ini
bertujuan supaya guru dapat
mengelola materi dengan baik sesuai
dengan tuntutan standar kompetensi
kelulusan dan tuntutan dunia
industri. Guru harus selalu dapat
memotivasi siswa, memberi
bimbingan penanaman sikap dalam
bekerja kelompok agar masing-
10. 62
PEVOTE, Vol. 094 No. 6, Februari 2011, 53-63
masing angota kelompok
bersungguh-sungguh dalam belajar.
2. Bagi Siswa
Dalam kaitannya dengan belajar
kelompok, siswa harus sungguh-
sungguh dalam memanfaatkan waktu
belajar, masing-masing mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam
tercapainya keberhasilan menguasai
materi pelajaran.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan penelitian
selanjutnya dengan konsep metode
yang sama sehingga dapat diperoleh
hasil yang lebih baik untuk periode
selanjutnya.
Daftar Pustaka
Anita, Lie. 2004. Cooperative
Learning. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana
Indonesia
Arikunto, Suharsimi. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas, Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan Garis-garis
Besar Program Pendidikan dan
Keahlian. (Depdiknas: Jakarta,
2006).
Dharmaputra B. “Penyusunan
Silabus dalam KTSP SMK”,
Jurnal Pendidikan, vol.3, No.4,
1-10 (Jakarta, April 2008).
Kementerian Pendidikan Nasional.
2007. Peraturan kementerian
pendidikan nasional No. 16
Tentang Kompetensi Guru.
Jakarta.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Grafindo.
Tim Fakultas Teknik UNJ. 2009.
Buku Pedoman
Skripsi/Komprehensif/Karya
Inovatif. Jakarta: FT UNJ Press
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif
Berorientasi
Konstruktivisme.Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Wilis Ratna D. 1996. Teori-teori
Belajar. Jakarta: Erlangga.
Muslimin,Ibrahim,etal,2000.Pembela
jaranKooperatifPusat
SainsdanMatematikaSekolahPro
gramPascasarjana.UNESA:
University Press.