SlideShare a Scribd company logo
1 of 140
Download to read offline
GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL

IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI

 FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011




                    LAPORAN MAGANG




                          OLEH :

                        Yuni Ristiani

                     NIM : 107101001473




         PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

       FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

     UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

                         JAKARTA

                       1431 H/2011 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Magang, April 2011


Yuni Ristiani, NIM : 107101001473


GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL
IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI
FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011
xii + 126 halaman, 7 tabel, 9 gambar, 3 bagan, 5 lampiran


                                     ABSTRAK


       PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills merupakan
perusahaan produksi tepung terigu, pasta, dan hasil produksi lainnya seperti bran
pollard dan makanan ternak. Pest control merupakan suatu subdepartemen dari
production facility yang bertugas dalam pengendalian dan pemberantasan hama.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pengasapan (fogging),
penyemprotan (spraying), dan penggasan (fumigasi).
       Kegiatan magang ini dilakukan di department security dan safety PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dan dilakukan selama 26
hari kerja dimulai pada tanggal 1 Februari–28 Februari 2011. Penulis melakukan
pengamatan di bagian pest control dengan cara pengumpulan data sekunder,
wawancara, dan observasi lapangan.
        Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan fogging dan spraying serta
fumigasi. Potensi bahaya yang ada adalah bahaya kebakaran atau ledakan, terpapar
bahan kimia, menghirup bahan kimia saat pencampuran, terpapar asap fogging dan
cairan spraying, kebisingan, terjatuh di lantai yang sama, terjatuh dari tempat tinggi,
tertimpa benda jatuh, terpapar gas fumigan, terjebak, mata terkena cairan spraying,
badan terpapar asap fogging dan cairan spraying dan terhirup debu dengan
pengendalian secara engineering yaitu pelaksanaan sistem Log Out-Tag Out, sistem
izin kerja ruang terbatas, pembersihan area, dan pemasangan pagar pembatas. Secara
administratif dengan penerapan shift kerja, rotasi kerja, training dan safety induction.
Dan pengendalian dengan pemakaian APD. Jenis APD yang disediakan antara lain
half-face respirator, full-face respirator, baju pelindung, sarung tangan karet,
earplug, safety shoes, safety belt/body harness,dan topi pelindung dimana jenis APD
tersebut sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada kecuali untuk topi pelindung
dan earplug. Penyimpanan dan pemeliharaan APD dibagi menjadi dua, yaitu oleh
pekerja (kacamata keselamatan (goggles), safety shoes, baju pelindung, earplug,
sarung tangan karet, dan topi pelindung) dan oleh perusahaan (half-face respirator
dan full-face respirator dan safety belt/body harness). Pelatihan pemakaian APD
telah dilakukan tetapi belum secara rutin. Pengawasan pemakaian APD dilakukan
dengan cara observasi.

      Adapun saran yang diberikan adalah pengawasan terhadap pemakaian APD
terus dilakukan, melakukan pengawasan terhadap kelengkapan APD,
mempertimbangkan kualitas APD dalam penyediaannya, memberikan sanksi dan
reward bagi pekerja, melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkala, dan
melakukan pengawasan terhadap proses pekerjaan dan pekerja.


Daftar bacaan : 20 (1970-2010)
PERNYATAAN PERSETUJUAN



                                 Judul Magang



  GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL
IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI
 FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011



   Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang
  Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

              Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


                             Jakarta, 10 Mei 2011
                                  Mengetahui




Iting Shofwati, ST, MKKK                                    Diharto, SH

  Pembimbing Fakultas                                           Manager
                                                        Security & Safety Dept.
PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG

       PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
     FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA




                   Jakarta, Mei 2011


                       Penguji I,




              Raihana Nadra Alkaff, M, MA




                       Penguji II,




                  Teten Abdullah, SE
DAFTAR RIWAYAT HIDUP




DATA DIRI

Nama                              : Yuni Ristiani

Tempat, Tanggal Lahir             : Jakarta, 09 Juni 1989

Alamat                            : Jl. Sukarela Rt. 002 Rw. 03 No. 28
                                  Peninggilan Ciledug Tangerang

Agama                             : Islam

Status                            : Belum Menikah

Telepon/Handphone                 : 08561967787

Email                             : yuni.ristiani@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1995 – 1998         SD Negeri 01 Kebon Jeruk

1998 – 2001         SD Negeri 04 Peninggilan

2001 – 2004         MTs. Jam‘iyyah Islamiyyah

2004 – 2007         SMA Yadika 5 Joglo

2007 – sekarang     S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan
                    Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
                    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
KATA PENGANTAR

                               ‫بسن ا هلل ا لرحمن ا لر حين‬

                          ‫ا لسال م عليكن ورحمة ا هلل و بر كا ته‬



       Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
puji dan syukur saya ucapkan kepada Illahi Rabbi yang selalu memberikan
kenikmatan yang tak terhingga kepada kita semua. Dengan memanjat rasa syukur
atas segala nikmat dan rahmat-Nya hingga laporan magang yang berjudul
―Gambaran Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan Hasil Identifikasi Bahaya di
Bagian Pest Control Divisi Bogasari Flour Mills PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk
Tahun 2011‖ ini dapat tersusun dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurah
kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari
zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti saat ini.

       Penulis laporan magang ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis
melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa doa, semangat,
motivasi, bimbingan, dan petunjuk yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan magan ini. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

   1. Terima Kasih kepada My Lovely Family, kedua orang tua yang telah
       meberikan perhatian dan kasih sayangnya serta doa yang sangat luar biasa
       kepada saya, dan adik-adikku tersayang.

   2. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS           selaku kepala program studi kesehatan
       masyarakat yang mana senantasa berusaha agar prodi kesmasselalu menjadi
       yang terbaik.

   3. Iting Shofwati, ST,MKKK selaku dosen pembimbing yang senantiasa
       membimbing meskipun disaat cuti melahirkan. Terima kasih atas kesabaran
       dan waktu yang telah diberikan.

   4. Bapak Ghozali yang selalu bersedia mengantar hasil revisi laporan ke rumah
       Bu Iting.
5. Bapak Diharto, SH selaku manager security and safety department yang
   selalu membimbing pada saat melakukan magang selama satu bulan.

6. Bapak Muslich Riza, SKM yang juga membimbing penulis selama sebulan di
   Bogasari.
7. Untuk Pak Wasiran, Pak Tonny, Pak Pemilianto, Pak Agus, Pak Nurrahmat,
   Pak Eko yang bersedia didampingi oleh penulis setiap hari saat melakukan
   inspeksi.
8. Pak Teten Abdullah, SE an Ibu Raihana Nadra Alkaff M, MA yang telah
   bersedia datang menguji saat ujian magang.
9. Pak Joko dan seluruh pekerja di bagian Pest Control yang tidak dapat
   disebutkan satu persatu.
10. Siska Yuniati dan Septi Harvita yang selama satu bulan tinggal bersama di
   kos bersama penulis.
11. Sahabat saya M. Arbi Ramadhan, Tamalia Rahmi F, Siska Yuniati, Pipit
   Bhayangkari, dan Septi Harvita atas dukungannya dan mudah-mudahankita
   lulus bareng-bareng dan sukses ya teman-teman, Amin.
12. Untuk Muhammad Iqbal yang selalu memberi dukungan setiap saat.
13. Untuk teman-teman K3 2007 semoga kita bisa wisuda tahun ini ya teman-
   teman.

            Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap
   semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
   Amin. Semoga laporan magang ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
   pada umumnya.

                      ‫و ا لسال م عليكن ورحمة ا هلل و بر كا ته‬

                                                                Jakarta, Mei 2011




                                                                         Penulis
DAFTAR ISI




ABSTRAK............................................................................…………………...…...........i
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................................iii
PERNYATAAN PENGUJI............................................................................………....iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................v
KATA PENGANTAR. ............................................................................……….……..vi
DAFTAR ISI............................................................................………………......…....viii
DAFTAR TABEL............................................................................………..................xiii
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................……...............xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................………..................xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................…….............xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................………1
         1.1 Latar Belakang................................................................……………..........1
         1.2 Tujuan ....................................................……………….............................5
              1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................5
              1.2.2 Tujuan Khusus............................................... …………….............5
         1.3 Manfaat Magang......................................................………………..............6
         1.4 Ruang Lingkup Magang................................................................................7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ..........................................................…….................8
           2.1     Kesehatan dan Keselamatan Kerja kerja..........................................…......8
                  2.1.1 Definisi……………………………...............................................8
                  2.1.2 Kecelakaan Kerja....................................................…….............8
                  2.1.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja....................................………...........9
           2.2    Pestisida................................................................................…………....10
                  2.2.1     Definisi ………...................................................…………….....10
           2.3     Pest control........................................................................……………...11
                  2.3.1 Definisi Pest control......................................……………….......11
                  2.3.2 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pest control ..........................12
           2.4     Bahaya...........................................................…………………………...12
2.4.1 Definisi Bahaya.............................................…………...............12
                2.4.2 Jenis-jenis Bahaya............................................…………............13
                2.4.3 Sumber Bahaya................................................…………….........15
                2.4.4 Pengendalian Bahaya.................................. ……………….........16
         2.5     Risiko..........................................................................……….…….........17
                2.5.1 Definisi Risiko..................................... ……................................17
                2.5.2 Metode Identifikasi Risiko...........................................................18
         2.6     Alat Pelindung Diri (APD) ......................................……………………20
                2.6.1 Definisi APD.....................................................…………………20
                2.6.2 Dasar Hukum Tentang APD........................................……….... 21
                2.6.3 Pertimbangan Pemilihan APD........................... …………..…....23
                2.6.4 Penggolongan APD berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi. 23
                2.6.5 Jenis-jenis APD..........................................................…………..24
                2.6.6 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya……………….33
         2.7    Pemeliharaan APD..............................................……………………….38
         2.8    Penyimpanan APD......................................................…………….……38
         2.9    Pengawasan APD..................................................……………………...38
         2.10 Training atau pelatihan APD............................................................…...39
BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG................................…....36
         3.1    Alur Kegiatan Magang..................................................………………...41
         3.2    Jadwal Kegiatan Magang........................................................……….....43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................………...............42
         4.1 Gambaran PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills..................……......47
               4.1.1 Sejarah PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills................………47
               4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................50
               4.1.3 Fasilitas Pabrik.....................................................………………….51
               4.1.4 Kepegawaian dan Sistem Shift...................................................…..52
               4.1.5 Gambaran Unit Security and Safety Department....……… ……….53
               4.1.6 Sistem Manajemen K3 PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills...56
               4.1.7 Gambaran Subdepartment Pest control …………………………....57
               4.1.8 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Subdepartment Pest control .…58
               4.1.9 Bahan-Bahan Pestisida Yang Digunakan Pest control.....................65
4.2 Pelaksanaan Identifikasi Bahaya di Pest control........................................67
     4.3 Gambaran penerapan pengendalian yang dilakukan pada bagian pest control
          ……………………………………………………………...…............…67
     4.4 Potensi Bahaya pada Bagian Pest control ........................ ………………69
          4.4.1 Fogging dan spraying.....................................................................69
          4.4.2 Fumigasi.........................................................……………….……81
     4.5 Jenis-Jenis APD Yang Digunakan di Bagian Pest Control……………..…..91
          4.5.1 Topi Pelindung.................................................................…….…..91
          4.5.2 Kacamata (Safety Goggles) ...........………………........................93
          4.5.3 Pelindung Telinga (earplug) ................................................ ….…95
          4.5.4 Pelindung Tangan..................................................…………….....96
          4.5.5 Pelindung Pernapasan............................................……………….98
          4.5.6 Sepatu Safety........................................................…………….....100
          4.5.7 Pelindung Tubuh..............................................……………..…...102
          4.5.8 Sabuk Keselamatan (Safety Belt)……… ……………………......103
     4.6 Kesesuaian Jenis APD Berdasarkan Hasil Identifikasi Bahaya………....104
     4.7 Pemeliharaan APD di subdepartment pest control……………………...110
     4.8 Penyimpanan APD di subdepartment pest control ……………………....115
     4.9 Pengawasan APD di subdepartment pest control ...……………….….....118
     4.10Pelatihan pemakaian APD di subdepartment pest control……………......119
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….......121
     5.1 Simpulan ……………………………………………………………….....121
     5.2 Saran ……………………………………….……………….....................125
DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL



Nomor Tabel                                                        Halaman


   2.1 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya                    34


   3.1 Jadwal Kegiatan Magang di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk        43

       Divisi Bogasari Flour Mills


  4.1 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin                         52


  4.2 Shift Kerja                                                       53


  4.3 Bahan-bahan pestisidayang digunakan pada pekerjaan Pest           66

       Control

  4.4 Potensi Bahaya Pada Pekerjaan Fogging dan Spraying PT.            70

       Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills

       Tahun 2011

  4.5 Potensi Bahaya Pada Pekerjaan Fumigasi PT. Indofood Sukses        83

       Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2011
DAFTAR GAMBAR




No.   Gambar                                                     Halaman


  4.1 Topi Pelindung                                                   93


  4.2 Goggles                                                          94


  4.3 Earplug                                                          96


  4.4 Sarung Tangan Berbahan Karet                                     98


  4.5 Half-face respirator, Full-face Respirator, dan catridge        100


  4.6 Safety Shoes                                                    102


  4.7 Baju dan Celana                                                 103


  4.8 Safety Belt                                                     104


  4.9 Safety helmet                                                   106
DAFTAR BAGAN




3.1   Alur Kegiatan Magang                                            41


4.1   Struktur Organisasi Safety & Security Department PT. Indofood   56

      Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills


4.2   Struktur Organisasi Subdepartment Pest Control PT. Indofood     58

      Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills
DAFTAR LAMPIRAN




Lampiran 1   Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 2   Surat Pernyataan Penerimaan Magang

Lampiran 3   Sertifikat Hasil Magang

Lampiran 4   Material Safety Data Sheet

Lampiran 5   Daftar Pertanyaan Mengenai APD
BAB I


                               PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
        Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu disiplin ilmu yang luas

   dengan banyak spesialisasi yang diterapkan, sebagai upaya pemeliharaan dan

   peningkatan derajat fisik, mental, dan sosial pekerja pada setiap jenis pekerjaan,

   mencegah munculnya dampak buruk terhadap kesehatan pekerja yang

   disebabkan kondisi kerja terhadap pekerja (ILO, 1996).


        Indonesia hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang

   rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa

   penting regulasi dan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini

   untuk diterapkan. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah baik itu mulai dari

   pekerja hingga perusahaan atau pemilik usaha. Regulasi ini sangat penting untuk

   dilaksanakan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat mendatangkan

   manfaat yang positif untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan mampu

   meningkatkan probabilitas usia kerja karyawan dari suatu perusahaan menjadi

   lebih panjang.


        Menurut Estimasi International Labour Organization (ILO), sebanyak 2

   juta pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja tiap tahunnya. Dari jumlah ini,

   354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahunnya ada

   270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta terkena

   penyakit akibat kerja (PAK). Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-

   bahaya akibat kecelakaan kerja ini amat besar. ILO memperkirakan kerugian
yang dialami sebagai akibat kecelakaan-keselakaan kerja setiap tahunnya

mencapai lebih    dari US$ 1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk

Domestik Bruto.

     Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara

global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan

perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun

industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi

perubahan pola penyakit/kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan

pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas,

bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang

sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit jantung, tekanan darah

tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola

tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui pendekatan

pemecahan masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa

memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan.


     Penggunaan pestisida dalam pembangunan di berbagai sektor seperti

pertanian, kesehatan masyarakat, perdagangan dan industri semakin meningkat.

Pestisida terbukti mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan

kesejahteraan rakyat. Pada bidang pertanian termasuk pertanian rakyat maupun

perkebunan yang dikelola secara profesional dalam skala besar menggunakan

pestisida yang sebagian besar adalah golongan organofosfat. Demikian pula

pada bidang kesehatan masyarakat pestisida yang digunakan sebagian besar

adalah golongan organofosfat. Karena golongan ini lebih mudah terurai di alam.

Penggunaan pestisida di bidang pertanian saat ini memegang peranan penting.
Sebagian besar masih menggunakan pestisida karena kemampuannya untuk

memberantas hama sangat efektif. Pestisida adalah bahan yang beracun dan

berbahaya, yang bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak

negatif yang tidak diinginkan. Dampak negatif tesebut akan menimbulkan

berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak, akan berpengaruh

terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia seperti keracunan. Dampak

negatif yang terjadi dari penggunaan pestisida pada pengendalian hama adalah

keracunan, khususnya para pekerja yang sering/intensif menggunakan pestisida

yang selama pekerjaannya terpapar dengan bahan pestisida.


      Untuk mencegah maupun mengurangi terjadinya Penyakit Akibat Kerja

(PAK) pada sektor pest control, maka perlu diutamakan adanya perlindungan

tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan

lingkungan kerja. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat

dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan Alat Pelindung Diri (APD).


      Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration,

Personal Protective Equipment atau Alat Pelindung Diri (APD) didefinisikan

sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit

yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja,

baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.


      Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat

pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya,

sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus

dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau
hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Sehingga angka kecelakaan

kerja di tempat kerja berkurang.


     PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills merupakan

perusahaan industri yang bergerak di bidang produksi gandum (wheat). Ada tiga

jenis gandum yang diproduksi di Bogasari, yaitu Hard Wheat, Soft Wheat, dan

Durum Wheat yang mana kemudian gandum-gandum tersebut diproduksi

menjadi tepung terigu, pasta, dan bahan pakan terneak (pellet).


     Untuk menjaga kualitas hasil produksi yang baik dan layak untuk dijual ke

pasaran, maka Bogasari juga memiliki bagian pest control yang bekerja untuk

mencegah serta membasmi hama-hama yang dapat merusak hasil-hasil produksi

tersebut. Pekerjaan yang dilakukan pada subdepartment tersebut antara lain yaitu

pengasapan (fogging), penyemprotan (spraying), dan fumigasi yang mana dalam

proses pekerjaannya menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasarnya yang

dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya. Dalam proses pelaksanaan

pest control terdapat pekerjaan yang memiliki beberapa risiko untuk terjadinya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, diantaranya bahaya terpapar bahan

kimia, bahaya kejatuhan benda, bahaya terjatuh dari tempat tinggi, kebakaran

atau ledakan, area berdebu, dan kebisingan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengetahui bagaimana gambaran Alat Pelindung Diri (APD) berdasarkan hasil

identifikasi risiko bagian pest control divisi bogasari flour mills PT.Indofood

Sukses Makmur, Tbk tahun 2011.
1.2 Tujuan

   1.1 Tujuan Umum

               Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui

        gambaran Alat Pelindung Diri (APD) berdasarkan hasil identifikasi bahaya

        bagian pest control divisi bogasari flour mills       PT. Indofood Sukses

        Makmur, Tbk Tahun 2011.

   1.2 Tujuan Khusus


       1. Diketahuinya Gambaran Umum Perusahaan, Unit K3, pest control, dan

             kegiatannya pada Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses

             Makmur, Tbk Tahun 2011.

       2. Diketahuinya potensi bahaya serta pengendaliannya pada bagian pest

             control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

             Tahun 2011.

       3. Diketahuinya jenis-jenis alat pelindung diri yang digunakan pada

             bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses

             Makmur, Tbk Tahun 2011.

       4. Diketahuinya kesesuaian jenis alat pelindung diri berdasarkan hasil

             identifikasi bahaya bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT.

             Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011.

       5. Diketahuinya pemeliharaan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest

             control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

             Tahun 2011.
6. Diketahuinya penyimpanan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest

              control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

              Tahun 2011.

           7. Diketahuinya pengawasan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest

              control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

              Tahun 2011.

           8. Diketahuinya pelatihan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest

              control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

              Tahun 2011.

1.3 Manfaat Magang

   1.3.1      Bagi Mahasiswa

              Dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana gambaran alat

              pelindung diri di suatu perusahaan

   1.3.2      Bagi Fakultas

              Dapat memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan

              terutama dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan

              mengetahui bagaimana gambaran alat pelindung diri di suatu

              perusahaan

   1.3.3      Bagi Institusi Magang

              Dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam hal pemakaian

              APD demi meningkatkan kualitas dan kinerja serta mengurangi risiko

              terjadinya bahaya.
1.4 Ruang Lingkup Magang

         Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa semester VIII Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini dilakukan di PT. Indofood Sukses Makmur

    Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Cilincing, Tanjung Priuk yang dilaksanakan

    pada tanggal 1-28 Februari 2011. Kegiatan magang ini sebagai salah satu mata

    kuliah wajib Program Studi Kesehatan Masyarakat dengan bobot 3 (tiga) SKS

    tujuannya agar mahasiswa dapat belajar secara langsung dengan mempelajari

    dan mengamati bagaimana gambaran pemakaian alat pelindung diri (APD)

    pada pekerja dengan cara pengumpulan data secara primer dan sekunder.

    Pengumpulan data secara primer dilakukan dengan metode wawancara, dan

    observasi lapangan. Penulis melakukan pengamatan di subdepartment pest

    control untuk melihat bagaimana gambaran pemakaian APD pada pekerja.
BAB II


                        TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


    2.1.1 Definisi


                 Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sarana utama untuk

          mencegah kecelakaan kerja, baik kecelakaan yang mengakibatkan

          kerugian yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Adapun

          kecelakaan yang bersifat langsung dapat berupa luka ringan (memar,

          lecet, pendarahan ringan dan lain-lain) ataupun luka berat (luka

          tebuka, putus jari, pendarahan berat dan lain-lain) dan kematian

          sedangkan kerugian yang bersifat tidak langsung dapat berupa

          kerusakan mesin, proses produksi terhenti, kerusakan pada lingkungan

          dan biaya yang cukup besar yang harus dikeluarkan perusahaan akibat

          dari kecelakaan kerja. (Suma‘mur,1981).


    2.1.2 Kecelakaan Kerja


                 Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak

          diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak

          terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.

          Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian

          material ataupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang

          paling berat. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan

          yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan
di suatu tempat kerja. Kadang-kadang kecelakan akibat kerja

      diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga kecelakaan-

      kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau

      transport ke dan dari tempat kerja. (Suma‘mur, 1994)


2.1.3 Klasifikasi Kecelakaan kerja


             Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut jenis kecelakaan

      adalah sebagai berikut:


             a.   Terjatuh

             b.   Tertimpa benda jatuh

             c.   Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda

                  jatuh

             d.   Terjepit oleh benda

             e.   Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

             f.   Pengaruh suhu tinggi

             g.   Terkena arus listrik

             h.   Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

             i.   Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang

                  data-datanya tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain

                  yang belum masuk klasifikasi tersebut (Organisasi

                  Perburuhan Internasional, 1962).
2.2   Pestisida


      2.2.1   Definisi


                     Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 yang

              dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain

              serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:

                     a.   Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit

                          yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-

                          hasil pertanian

                     b.   Memberantas hama air

                     c.   Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad

                          renik dalam rumah , bangunan dan alat-alat pengangkutan.

                     d.   Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang

                          dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

                          yang perlu dilindungi dengan menggunakan pada tanah,

                          air dan tanaman.


                     Menurut The United States Environmental Pesticide Control

              Act, pestisida adalah:

                     a.   Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan

                          untuk    mengendalikan,   mencegah,     atau   menangkis

                          gangguan serangga, binatang mengerat, nematoda, gulma,

                          virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali

                          virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada

                          manusia dan binatang.
b.    Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan

                           untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering

                           tanaman.

2.3   Pest Control


      2.3.1   Definisi Pest Control


                     Pest control        merupakan suatu pekerjaan jasa dalam

              pengendalian serangga yang keberadaannya tidak kita kehendaki.

              Adapun serangga yang dikendalikan terdiri dari 2 macam yaitu:


                      a. Serangga bersayap (flying insect) seperti nyamuk, lalat

                           kecoa, ngengat dan lain-lain.


                      b. Serangga merayap (crawling insect) seperti semut, kutu,

                           laba-laba, kelabang dan lain-lain.


                     Serangga-serangga       di   atas     selain   dapat   mengganggu

              kenyamanan juga dapat menjadi penular penyakit dan membuat hasil

              pertanian menjadi rusak. Oleh karena itu perlu dilakukan pekerjaan

              pest control     untuk memberantas dan menanggulangi gangguan

              hama/serangga tersebut.


                     Dalam pest control serangga dikendalikan sejak di tempat

              pembiakan (perindukan), tempat transit atau istirahat, dan di tempat

              mencari makanannya. Kebersihan dan sanitasi yang yang baik,

              diperlukan     untuk     menekan      perkembangbiakan.        Sedangkan

              pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan insektisida untuk
mematikan serangga sasaran. Dosis yang tepat dan rotasi penggunaan

           insektisida menjamin keberhasilan yang baik dan mencegah terjadinya

           resistensi atau kekebalan pada serangga


   2.3.2   Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pest Control


                     Tindakan pengendalian yang biasanya dilakukan oleh pest

           control     adalah penyemprotan (spraying), pengembunan (misting),

           pengasapan (fogging), pengumpanan (baiting), pemberian bubuk

           (dusting), serta penggasan (fumigation). Tindakan pengendalian juga

           melibatkan penggunaan bahan kimia beracun (pestisida) sehingga hal

           ini menyebabkan tidak sembarang orang dapat melakukan kegiatan

           pest control . Hanya orang terlatih dan terdaftar yang dapat

           mengaplikasikan pestisida dengan cara dan dosis yang benar pada

           waktu yang tepat.


2.4 Bahaya


   2.4.1     Definisi Bahaya


                     Menurut Suma‘mur (1981) bahaya adalah jenis sumber atau

           situasi yang mempunyai daya potensial yang dapat menyebabkan

           untuk mengakibatkan cidera atau gangguan kesehatan, kerusakan alat,

           kerusakan lingkungan ditempat kerja atau kontribusi dari hal-hal

           tersebut.
2.4.2   Jenis-jenis bahaya


               Menurut Supriyadi (2005), berdasarkan kelompoknya, bahaya

        dibagi menjadi dua, yaitu:


         1. Health Hazard (Bahaya Kesehatan)


                  Health hazard merupakan suatu bahaya yang terdapat di

             lingkungan kerja yang mempunyai potensi untuk menimbulkan

             terjadinya gangguan kesehatan, kesakitan, dan penyakit akibat

             kerja. Ciri-ciri health hazard antara lain:


                a.     Mempunyai potensi untuk menimbulkan kesakitan,

                       gangguan kesehatan, dan penyakit akibat kerja.


                b.     Berada di lingkungan kerja dan memajan pekerja

                       selama bekerja.


                c.     Umumnya dalam konsentrasi rendah.


                d.     Bersifat kronik.


                e.     Mempertimbangkan aspek besaran, konsentrasi, dan

                       dosis.


                 Kelompok health hazard antara lain:


                  a.   Physical hazard, yaitu bahaya yang berupa energi

                       seperti   kebisingan,   radiasi,    temperatur   ekstrim,

                       pencahayaan, getaran, tekanan udara, dan sebagainya.
b.   Chemical hazard, yaitu bahaya yang berupa bahan

            kimia baik dalam bentuk gas, cair, maupun padat yang

            mempunyai sifat toksik, beracun iritan, asphxian, dan

            patologik.


       c.   Biological hazard, yaitu bahaya yang berasal dari

            mikroorganisme     khususnya      yang   patogen (dapat

            menimbulkan kesehatan).


       d.   Ergonomi, yaitu bahaya yaang dapat menimbulkan

            gangguan kesehatan sebagai akibat dari ketidaksesuaian

            antara desain kerja dengan pekerja.


2. Safety Hazard ( Bahaya Keselamatan)


       Bahaya keselamatan atau safety hazard merupakan bahaya

   yang terdapat di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan

   insiden, injury, baik pada manusia maupun pada proses kerja.


       Ciri-ciri safety hazard antara lain:


   a. Berpotensi untuk menimbulkan injury, cacat, gangguan

       pada proses, dan kerusakan alat.


   b. Memajan bahaya hanya pada saat terjadinya kontak.


   c. Dampak yang ditimbulkan langsung terlihat.


       Kelompok safety hazard antara lain:
a. Mechanical hazard, yaitu bahaya yang terdapat pada benda-

                      benda atau proses yang bergerak yang dapat menimbulkan

                      dampak seperti tertusuk, tergores, tersayat, dan terbentur.


                   b. Chemical hazard, yaitu bahaya dari bahan kimia dalam

                      bentuk gas, cair, maupun padat yang mempunyai sifat

                      mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.


                   c. Electrical hazard, yaitu bahaya yang berasal dari arus

                      listrik.


2.4.3 Sumber Bahaya


              Sumber bahaya khususnya terhadap keselamatan dan kesehatan

     kerja di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain berupa (Supriyadi,

     2005):


              1.    Bahaya fisik: bising, cahaya, suhu, getaran, dan debu.

              2.    Bahaya kimia: pelarut, asam, basa, logam berat, dan gas.

              3.    Bahaya biologi: hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, dan virus.

              4.    Bahaya ergonomi: desain, sikap, cara, dan sistem kerja.

              5.    Stessor: kejemuan, monoton, dan beban kerja.

              6.    Peralatan dan mesin produksi.

              7.    Listrik, kebakaran, dan peledakan.

              8.    House keeping.

              9.    Sistem manajemen perusahaan.

              10. Manusia: interaksi, perilaku, dan kondisi fisik.
2.4.4 Pengendalian Bahaya


           Pengendalian bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan

    dengan berbagai macam metode, yaitu salah satunya dikendalikan dengan

    hirarki pengendalian:


          1. Eliminasi


              Menghilangkan bahaya dari tempat kerja seperti mengilangkan

              peralatan kerja atau prasarana yang dapat menimbulkan bahaya


          2. Substitusi


              Bila bahaya tidak dapat dihilangkan sama sekali, maka dapat

              dilakukan metode pengendalian bahaya yang lainnya yaitu

              substitusi, yaitu mengganti sumber yang berbahaya dengan

              sumber lain yang bahayanya lebih rendah.


          3. Engineering control


              Melakukan isolasi terhadap sumber yang berbahaya tidak kontak

              dengan pekerja


          4. Adminstratif control


              Pengendalian bahaya dengan       melakukan modifikasi pada

              interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja,

              pelatihan, pengembangan standar kerja (SOP), shift kerja, dan

              housekeeping.
5. Alat Pelindung Diri


                   Merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh pekerja yang

                   melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk melindungi

                   sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan

                   pekerjaan dari kemungkinan terpajan oleh bahaya yang melebihi

                   batas yang diperbolehkan. Penggunaan APD ini merupakan tahap

                   akhir pengendalian untuk mengurangi bahaya atau risiko pada

                   pekerja.


2.5   Risiko


      2.5.1    Definisi Risiko


                      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko adalah

               kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.

               Sedangkan menurut Budiono,dkk (2003) risiko didefinisikan sebagai

               manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang

               mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar.


                      Menurut Australian Standard/New Zealand Standard atau

               AS/ANZ (1999) risiko adalah kemungkinan/peluang terjadinya

               sesuatu yang dapat menimbulkan suatu dampak pada suatu sasaran,

               risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus

               dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.
2.5.2   Metode Identifikasi Risiko


        a. Preliminary Hazard Analaysis (PHA)


                  Preliminary hazard analysis (PHA) adalah suatu metode

           yang dilakukan dalam mengetahui bahaya-bahaya awal pada

           suatu sistem baru. PHA dilakukan jika tidak ada suatu informasi

           mengenai sistem tersebut. (Cooling, 1990)


        b. Hazard and Operability Analysis ( HAZOP)


                  Hazard and Operability Analysis atau yang dikenal

           sebagai HAZOP adalah standar teknik analisis bahaya yang

           digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam sistem

           baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau

           masalah operabilitasnya khususnya pada industri kimia. Tujuan

           penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau

           operasi pada suatu sistem secara sistematis, untuk menentukan

           apakah proses penyimpangan dapat mendorong ke arah kejadian

           atau kecelakaan yang tidak diinginkan.


        c. Failure Modes and Effect Analysis (FMEA)


                  Menurut Cooling (1990) FMEA adalah suatu metode yang

           digunakan untuk menganalisis sistem yang berhubungan dengan

           engineering yang mungkin mengalami kegagalan dan efek yang

           ditimbulkan dari kegagalan. FMEA secara sistematis menilai

           komponen dari suatu sistem tentang bagaimana sistem dapat
gagal, lalu mengevaluasi efek dari kegagalan tersebut, tingkat

   bahaya yang dihasilkan dari kegagalan, dan bagaimana kegagalan

   tersebut dicegah atau dikurangi.


d. Fault Tree Analysis (FTA)


           Fault Tree Analysis merupakan metode deduktif untuk

   mengidentifikasi penyebab terjadinya bahaya dengan pendekatan

   bersifat top-down, dengan memulai analisis dari kejadian yang

   tidak   diinginkan     atau   kerugian   yang   terjadi   kemudian

   menganalisa penyebab dari kejadian tersebut yang dideskripsikan

   dalam bentuk sebuah pohon kesalahan (fault tree).


e. Check List


           Check list merupakan metode paling dasar dan sederhana

   yang berisikan daftar pertanyaan atau hal-hal yang berkaitan

   dengan kondisi tertentu di tempat kerja. Check list dapat

   digunakan sejak tahap preliminary design, hasilnya bersifat

   kualitatif dan dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam

   melaksanakan identifikasi risiko yang lebih dalam dan spesifik.


 f. Job Safety Analysis


           Job Safety Analysis merupakan metode identifikasi yang

   sederhana dan relatif mudah dilakukan untuk menidentifikasi

   risiko, khususnya risiko keselamatan kerja yang dihubungkan

   dengan pekerjaan individual (individual job tasks) serta
menentukan      tindakan     pengendalian     yang     sesuai   untuk

                meminimalisasi risiko tersebut. JSA biasanya digunakan untuk

                pekerjaan yang telah terdeskripsikan dengan jelas atau untuk

                pekerjaan    yang    telah    memiliki    prosedur     kerja    namun

                membutuhkan pengkajian ulang atau annual update dengan hasil

                yang bersifat kualitatif, yaitu daftar tahapan pekerjaan beserta

                risiko dan tindakan pengendalian yang dibutuhkan.


2.6 Alat Pelindung Diri (APD)


    2.6.1   Definisi APD


                   Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang

            mempunyai       kemampuan      untuk   melindungi     seseorang     dalam

            pekerjaannya yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja.

            APD dipakai setelah usaha rekayasa dan cara kerja yang aman APD

            yang dipakai memenuhi syarat enak dipakai,tidak mengganggu kerja

            memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya (Sartika,2005).


                   Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health

            Administration, personal protective equipment atau alat pelindung diri

            (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi

            pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak

            dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia,

            biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
2.6.2   Dasar Hukum tentang APD


        1. Undang-undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.


          a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan

             ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD


          b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

             menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.


          c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur

             kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.


          d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD

             secara cuma-cuma.


        2. Peraturan     Menteri   Tenaga    Kerja    dan    Transmigrasi

          No.Per.01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit

          Akibat Kerja


                  Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus

          menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja

          untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja


        3. Peraturan     Menteri   Tenaga    Kerja    dan    Transmigrasi

          No.Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga

          Kerja


                  Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat

          mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
alat     pelindung   diri    yang     diperlukan    dan    gizi   serta

           penyelenggaraan makanan ditempat kerja


         4. Peraturan     Menteri       Tenaga    Kerja       dan    Transmigrasi

           No.Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

           Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida


                    Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola

           Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yang berupa

           pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata

           pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan


              APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga

         kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat.

         Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang

         disediakan tidak memenuhi syarat.


2.6.3   Pertimbangan pemilihan APD


Faktor-faktor pertimbangan pemakaian APD:


             1. Enak dan nyaman dipakai


             2. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi

                  ruang gerak pekerja


             3. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis

                  bahaya/potensi bahaya


             4. Memenuhi syarat estetika
5. Memperhatikan efek samping penggunaan APD.


             6. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan,

                dan harga terjangkau. (Anizar, 2009).


2.6.4   Penggolongan APD berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi


               Alat-alat proteksi diri beraneka ragam macamnya. Jika

        digolong-golongkan      menurut     bagian-bagian       tubuh       yang

        dilindunginya, maka jenis alat-alat proteksi diri dapat dilihat pada

        daftar sebagai berikut (Suma‘mur, 1976):


              1.   Kepala                   :      pengikat rambut, penutup

                   rambut,

                                                topi dari berbagai bahan.

              2.   Mata                     : kaca-mata dari berbagai gelas.

              3.   Muka                     : perisai muka.

              4.   Tangan dan jari-jari     : sarung tangan.

              5.   Kaki                     : sepatu.

              6.   Alat pernapasan          : respirator/masker khusus.

              7.   Telinga                  : sumbat telinga, tutup telinga.

              8.   Tubuh                    : pakaian kerja dan berbagai

                   bahan.
2.6.5   Jenis-jenis APD


        1. Alat pelindung kepala


                    Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi

          untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau

          terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau

          meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-

          bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim.

          Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety

          helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut,

          dan lain-lain (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

          Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat

          Pelindung Diri). Macam-macam alat pelindung kepala diantaranya

          adalah:

              a. Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet)


                    Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan,

                    terjatuh dan terkena arus listrik.


              b. Tutup Kepala


                    Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,

                    panas/dingin


              c. Hats/cap


                    Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-

                    mesin berputar
d. Topi Pengaman


                          Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari

                          tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan

                          listrik   tinggi.   Tanpa   perlindungan   terhadap   tenaga

                          listrik,biasanya terbuat dari logam


               2. Alat pelindung pernapasan


                          Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara

                  menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran

                  bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut

                  (aerosol), uap, asap, gas/fume, dan sebagainya. Untuk mencegah

                  masuknya kotoran-kotoran dapat menggunakan masker. Hal yang

                  perlu diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu:

                          a.   Bagaimana menggunakan masker secara benar.


                          b.   Macam dari kotoran debu yang perlu dihindari.


                          c.   Lamanya menggunakan alat tersebut.


Alat Pelindung Pernafasan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:


            1. Masker untuk melindungi debu atau partikel-partikel yang lebih besar

               yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan

               ukuran pori-pori tertentu.
2. Respirator berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap

  logam, asap, dan gas.Alat ini dapat dibedakan atas. alat ini dapat

  dibedakan atas:


  a. Respirator pemurni udara


     Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap

     kontaminan dengan toksinitas rendah sebelum memasuki sistem

     pernafasan, alat ini pembersihnya terdiri dari filter untuk

     menangkap debu diudara atau tabung kimia yang dapat menyerap

     gas, uap, dan kabut.


  b. Respirator penyalur udara


     Membersihkan aliran udara yang tidak terkontaminasi secara terus

     menerus udara dapat dipompkana dari sumber yang jauh

     (dihubungkan dengan selang tahan tekanantau dari persediaan yang

     potabel (seperti tabung yang berisi udara bersih atau oksigen). Jenis

     ini biasa dikenal SCBA (Self contained breating appatus) atau alat

     pernafasan mandiri digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas

     beracun.


  3. Alat pelindung telinga


     a. Sumbat telinga (ear plug)


                Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap

        individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua telinga dari

        individu yang sama berlainan. Oleh karena itu, sumbat telinga
harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran

     telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-

     14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk

     saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada

     yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai

     dengan 30 dB.


             Sumbat telinga dapat terbuat dari kapas, plastik karet

     alami dan sintetik, menurut cara penggunannya, dibedakan

     menjadi earplug sekali pakai (disposable earplug) yaitu sumbat

     telinga yang digunkan untuk sekali pakai saja kemudian

     dibuang, misalnya sumbat telinga dari kapas, kemudian cara

     penggunan yang lain yaitu earplug yang dapat digunakan

     kembali (non disposable earplug) yang digunakan waktu yang

     lama terbuat dari karet atau plastik cetak. Dalam pemakaiannya

     sumbat telinga mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Kelebihan:


          1. Mudah dibawa karena ukurannya yang kecil.

          2. Relatif lebih nyaman dipakai ditempat kerja yang

              panas.

          3. Tidak membatasi gerak kepala.

          4. Harga relative murah daripada tutup telinga (earmuff).
5. Dapat dipakai dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh

           pemakaian kacamata, tutup kelapa, anting-anting dan

           rambut.


    Kekurangan:


        1. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telingan

           untuk pemasangan yang tepat.

        2. Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga.

        3. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah memakai

           APT karena sukar dilihat oleh pengawas.

        4. Hanya dapat dipakai oleh saluran telingan yang sehat.

        5. Bila tangan yang digunakan untuk memasang sumbat

           telinga kotor, maka saluran telinga akan mudah terkena

           infeksi karena iritasi.


b. Tutup telinga (ear muff)


          Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung untuk tutup

  telinga, dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk

  menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang lama,

  sering ditemukan efektifitas telinga menurun yang disebabkan

  oleh bantalan mengeras dan mengerut akibat reaksi bahan

  bantalan dengan minyak kulit dan keringat. Tutup telinga

  digunakan untuk mengurangi bising sampai dengan 40-50 dB
dengan frekuensi 100-8000Hz. Kelebihan dan kekurangan dari

      tutup telinga (earmuff) adalah:


Kelebihan:


        1. Satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa

             orang dengan ukuran telinga yang berbeda.

        2. Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas.

        3. Dapat dipakai yang terkena infeksi (ringan).

        4. Tidak mudah hilang.


 Kekurangan:


       1. Tidak nyaman dipakai ditempat kerja yang panas

       2. Efektifitas dan kenyamanan pemakaiannya, dipengaruhi

             oleh pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-anting,

             rambut yang menutupi telinga

       3. Tidak mudah dibawa atau disimpan

       4. Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang

             agak sempit.

       5. Harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga


 4. Alat pelindung mata dan muka


             Fungsi dari pelindung mata dan muka adalah melindungi

    mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan

    partikelpartikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan
benda- benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang

elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion,

pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda

tajam. Diantaranya adalah:

       a.   Goggles

                   Goggles memberikan perlindungan lebih baik

            dari pada safety glasses karena goggles terpasang dekat

            wajah. Karena goggles mengitari area mata, maka

            goggles melindungi lebih baik pada situasi yang

            mungkin terjadi percikan cairan, uap logam, uap,

            serbuk, debu, dan kabut.

       b.   Face shield

                   Face shield memberikan perlindungan wajah

            menyeluruh dan sering digunakan pada operasi

            peleburan logam, percikan bahan kimia, atau partikel

            yang melayang. Banyak face shield yang dapat

            digunakan bersamaan dengan pemakaian hard hat.

            Walaupun face shield melindungi wajah, tetapi face

            shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga

            pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan

            pemakaian face shield.
c.    Masker wajah

                       Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari

               zat-zat berbau menyengat dan dari debu yang

               merugikan.

5. Alat pelindung kaki


         Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

  Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat

  Pelindung Diri, alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi

  kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat,

  tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,

  terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan

  jasad renik, dan tergelincir.

         Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada

  pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi

  bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya

  listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad

  renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.

6. Alat pelindung tangan


         Kontak dengan bahan kimia kaustik atau beracun, bahan-

  bahan biologis, sumber listrik, atau benda dengan suhu yang sangat

  dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar

  tangan. Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk

  ke badan.
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung

  yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari

  pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik,

  radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan

  tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.


7. Alat pelindung tubuh


         Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan

  terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang

  bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas (tidak

  longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada

  lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita

  sebaiknya memakai celana panjang, jala rambut, baju yang pas dan

  tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja sintetis hanya

  baik terhadap bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya

  pada lingkungan kerja dengan bahan-bahan dapat meledak oleh

  aliran statik listrik (Suma‘mur, 1986).


         Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan

  sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas

  atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,

  percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,

  benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,

  radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang,

  tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (vests), celemek

        (Apron/Coveralls), jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi

        sebagian atau seluruh bagian badan.


2.6.6 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya


      Untuk melihat     alat-alat   plindung diri menurut keperluannya

      (Suma‘mur, 1996) dapat dilihat pada table 2.1
Tabel 2.1

                                         Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya




      Faktor Bahaya                   Bagian Tubuh yang Perlu Dilindungi                                 APD


                                                                                  Topi logam atau plastik, lapisan pelindung
Benda berat atau kekerasan   Kepala, betis, tungkai                               (deckker) dari kain, kulit, logam, dan
                                                                                  sebagainya.

Benda sedang tidak terlalu   Kepala                                               Topi aluminium atau plastik
berat

Benda-benda besar            Kepala                                               Topi plastik atau logam
berterbangan
                             Mata                                                 Goggles (kacamata yang menutupi seluruh
                                                                                  samping mata), kacamata yang
                                                                                  sampingnya tertutup

                             Muka                                                 Tameng plastik

                             Jari, tangan, lengan,                                Sarung tangan kulit berlengan panjang

                             Tubuh                                                Jaket atau jas kulit

                             Betis, tungkai, mata kaki                            Pelindung dari kulit, berlapis logam, dan
                                                                                  tahan api
Benda-benda kecil         Kepala                 Topi, kap khusus
berterbangan
                          Mata                   Kacamat

                          Tubuh                  Jaket kulit atau zeildoek

                          Lengan, tangan, jari   Sarung tangan, pakaian berlengan panjang

                          Tungkai, kaki          Pelindung-pelindung betis, tungkai, dan
                                                 mata-kaki

Debu                      Mata                   Goggles, kacamata isis kanan kiri tertutup

                          Muka                   Penutup muka dari plastik

                          Alat pernapasan        Respirator/maker khusus

Percikan api atau logam   Kepala                 Topi plastik berlapis asbes

                          Mata                   Goggles, kacamata

                          Muka                   Penutup muka dari plastik

                          Jari, tangan, lengan   Sarung tangan asbes berlengan panjang

                          Betis, tungkai         Pelindung dari asbes

                          Mata kaki, kaki        Sepatu kulit

                          tubuh                  Jaket asbes/kulit

Gas, asap, fumes          Mata                   Goggles
Muka                   Penutup muka khusus

                        Alat pernapasan        Membahayakan jiwa secara langsung: gas
                                               masker khusus dengan filter
                                               Tidak membahayakan jiwa secara
                                               langsung: gas masker bermacam-macam

                        Tubuh                  Pakaian karet, plastik atau bahan lain yang
                                               tahan kimiawi

                        Jari, tangan, lengan   Sarung plastik, karet berlengan panjang,
                                               dan anggota-anggota badan itu diolesi
                                               barier cream

                        Betis, tungkai         Pelindung dari plastik atau akret

                        Mata-kaki, kaki        Sepatu yang londuktif (yang menyalurkan
                                               aliran listrik) karena mungkin sekali gas
                                               dan sebagainya itu eksplosif

Cairan da bahan-bahan   Kepala                 Topi plastik/karet
kimiawi
                        Mata                   Goggles

                        Muka                   Penutup dari plastik

                        Alat pernapasan        Respirator kusus tahan bahan kimiawi

                        Jari, tangan, lengan   Sarung plastik/keret
Tubuh                                         Pakaian plastik/karet

                        Betis, tungkai                                Pelindung khusus dari plastik/karet

                        Mata-kaki, kaki                               Sepatu karet, plastik atau kayu

Panas                   Kepala                                        Topi asbes

                        Lain-lain logam                               Sarung, pakaian, pelindung dari asbes atau
                                                                      bahan lain yang tahan panas/api

                        Kaki                                          Sepatu dengan zool kayu atau bahan lain
                                                                      tahan panas

                        Mata                                          Goggles dengan lensa tahan sinar infrared

        Faktor Bahaya            Bagian Tubuh yang Perlu Dilindungi                      APD

Basah dan air           Kepala                                        Topi plastik

                        Tangan, lengan, jari                          Sarung tangan plastik, karet berlengan
                                                                      panjang

                        Tubuh                                         Pakaian khusus

                        Tungkai, kaki                                 Sepatu bot karet

Terpeleset, jatuh       Kaki                                          Sepatu antislip, kayu (gabus)

Terpotong, tergosok     Kepala                                        Topi plastik, logam

                        Jari, tangan, lengan                          Sarung tangan kulit, dilapisi logm,
berlengan panjang

                               Tubuh                                    Jaket kulit

                               Betis, tungkai                           Celana kulit dengan knie atau engkel-
                                                                        dekker

                               Mata-kaki, kaki                          Sepatu dilapisi baja zool kayu

Dermatitis atau ardang kulit   Kepala                                   Topi plastik , karet, pici (kap) kapas atau
                                                                        wol

                               Muka                                     Barrier cream, pelindung plastik

                               Jari, tangan, lengan                     Barrier cream, sarung tangan karet, plastik

                               Tubuh                                    Penutup karet, plastik

                               Betis, tungkai, mata-kaki, kaki          Sepatu karet, zool kayu, sandal kayu
                                                                        (bakiak)

                               Kepala                                   Topi plastik, karet

Listrik                        Jari, tangan, lengan                     Sarung tangan karet tahan sampai 10.000
                                                                        volt selama 3 menit

                               Tubuh, betis, tungkai, mata-kaki, kaki   Pelindung yang bahannya dari karet

Bahan peledak                  Kaki                                     Sepatu kayu, percikan api

Mesin-mesin                    Kepala                                   Pici, terutama wanita berambut panjang
Jari, tangan, lengan   Sarung tangan tahan api

                               Tubuh                  Jaket dari karet, plastik, zeildoek

Sinar silau                    Mata                   Goggles, kacamata dengan filter khusus
                                                      atau lensa Polaroid



Percikan api dan sinar silau   Mata                   Goggles, penutup muka, kacamata dengan
pada pengelasan                                       filter khusus

                               Muka                   Penutup muka dengan kacamata filter
                                                      khusus

                               Tubuh                  Jaket tahan api (asbes) atau kulit

                               Kaki                   Sepatu dilapisi baja

Penyinaran sedang              Kepala                 Topi khusus

                               Mata                   Goggles, kacamata dengan filter lensa

                               Muka                   Pelindung muka khusus

Penyinaran kuat                Kepala                 Topi khusus

                               Mata, muka             Goggles dengan filter khusus, dari logam
                                                      atau plastik

Penyinaram radioaktif          Jari, tangan, lengan   Sarung tangan karet, dilapisis timah hitam
Tubuh             Jaket karet atau kulit dilapisi timah hitam

Gas atau aerosol radioaktif   Alat pernapasan   Respirator khusus

                              Seluruh badan     Pakaian khusus

Gaduh suara                   telinga           Pelindung khusus dimasukkan ke lobang
                                                telinga atau penutup lobang telinga
2.7   Pemeliharaan APD


              Menurut Budiono, dkk (2003) secara umum pemeliharaan APD dapat

       dilakukan antara lain dengan:


              a. Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air

                 secukupnya. Terutama untuk helm, kacamat, earplug, dan sarung

                 tangan kain/kulit/karet.


              b. Menjemur dipanas matahari untuk menghilangkan bau, terutama

                 pada helm.


              c. Mengganti filter atau catridge-nya untuk respirator.


 2.8   Penyimpanan APD


             Menurut Budiono, dkk (2003) untuk menjaga daya guna dari APD,

       hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran,

       gas beracun, dan gigitan serangga/binatang. Hendaknya tempat tersebut

       kering dan mudah dalam pengambilannya.


 2.9   Pengawasan APD


       Menurut Notoadmojo (1993) pengawasan adalah salah satu faktor

pemantauan yang dilakukan oleh pengawas terhadap pelaksanaan kerja seluruh

pekerja bawahannya. Pengawasan dibutuhkan untuk meningkatkan disiplin kerja

pekerja meskipun nampaknya adalah memantau bawahannya didalam menyelesaikan

tugas-tugas secara bertanggung jawab.




                                            47
48



      Dan menurut Budiono, dkk (2003) untuk menerapkan kedisiplinan pekerja

dalam penggunaan APD hendaknya didorong oleh berbagai pihak, misalnya dengan

memberikan sangsi bagi yang tidak mematuhi dan memberikan pula penilaian yang

baik atau penghargaan bagi tenaga kerja yang disiplin dalam menggunakan APD.


 2.10 Training atau pelatihan APD


      Kesadaran akan manfaat penggunaan APD perlu ditanamkan pada setiap

tenaga kerja. Pembinaan yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran dan

wawasan tenaga kerja. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pelatihan.

Peningkatan wawasan dan pengetahuan akan menyadarkan tentang pentingnya

penggunaan APD, sehingga efektif dan benar dalam penggunaan, serta tepat dalam

pemeliharaan dan penyimpanannya. Memakai APD yang rusak akan memberikan

pengaruh buruk seperti halnya tidak menggunakan APD atau bahkan lebih

berbahaya. Tenaga kerja akan berpikir telah terlindungi, padahal sesungguhnya tidak.

Kebiasaan memakai dengan benar harus senantiasa ditanamkan agar menjadi suatu

kegiatan otomatis atau tanpa paksaan (Budiono, dkk, 2003)


       Training atau pelatihan meliputi bentuk dan ditujukan pada siapa (Santoso,

2004), yaitu:


                1. Masalah personil dengan APD, pengenalan APD, penggunaan yang

                  benar dan batasan seleksi bentuk: IN-HOUSE TRAINING.


                2. Tanggung jawab pemeliharaan APD, pemakaian, pemeliharaan,

                  kebersihan.
49



             3. Pekerja yang melaksanakan pekerjaan khusus dan harus selalu

               memakai APD.


             4. Anggota safety comitte (P2K3), supervisor.


Operator-operator yang menggunakan APD harus memperoleh (Ridley, 2008):


             1. Informasi tentang bahaya yang dihadapi.


             2. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil.


             3. Pelatihan tentang penggunaan peralatan yang benar.


             4. Konsultasi dan diizinkan memilih APD yang tergantung pada

               kecocokan.
50



                                  BAB IV


                         HASIL DAN PEMBAHASAN




4. 1 Gambaran PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk Divisi Bogasari

    Flour Mills


    4.1.1   Sejarah PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills


                   Bogasari adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan

            kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia

            dalam satu lokasi. Sejarah awal Bogasari bermula pada tanggal 19

            Mei 1969, saat ‖Empat Sekawan‖ yaitu Soedono Salim, Djuhar

            Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Rasjid, mendirikan Bogasari di

            tengah kesulitan perekonomian Indonesia saat         itu. Keempat

            pengusaha tersebut terpanggil untuk menjawab permasalahan pangan

            yang muncul di Indonesia.


                   Secara noktarial, PT. Bogasari Flour Mills dibentuk pada 7

            Agustus 1970. Sejarah Bogasari dimulai pada tanggal 29 November

            1971 dengan peresmian pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta

            Utara. Setahun kemudian, seiring meningkatnya permintaan tepung

            terigu dalam negeri, PT. Bogasari Flour Mills mendirikan pabrik

            tepung terigu kedua di kawasan Tanjung Perak, Surabaya pada tgl 10

            Juli 1972.
51



       Selama hampir tiga dekade, Bogasari telah melayani

kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dengan tiga merek tepung

terigunya yang sudah dikenal luas yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru

dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini digunakan secara luas oleh

industri mie, roti, biskuit, baik yang berskala besar dan kecil serta

rumah tangga. Di samping itu, Bogasari juga menghasilkan produk

sampingan (by product) berupa bran, pollard untuk koperasi dan

industri makanan ternak, dan tepung industri untuk industri kayu lapis.


       Selain dua pabrik tepung terigu, Bogasari juga memiliki tiga

divisi lain: divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu kemasan

(dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan

pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 mt per tahun.

Produk yang dihasilkan adalah ―Long Pasta‖ dan ―Short Pasta‖, dan

hampir 80% ditujukan untuk pasaran ekspor.


       Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tanggal 10 Januari

tahun 1977 di Citeureup, Jawa Barat yang memproduksi kebutuhan

kantong terigu untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Sedangkan

untuk menjamin kelangsungan persediaan gandum, dibuatlah Divisi

Maritim. Divisi Maritim berdiri pada tanggal 12 September 1977.

Divisi Maritim Bogasari mengoperasikan tiga kapal angkut gandum

dan tiga buah kapal tongkang untuk pelayaran antar pulau. Kapal-

kapal ini telah memperoleh penghargaan internasional AMVER

(Automated Mutual Assistance Vessel Rescue).
52



       Selain divisi-divisi tersebut, PT. Indofood Sukses Makmur,

Tbk divisi Bogasari Flour Mills juga mendirikan Milling Training

Center dan Bogasari Baking Training Center. Milling Training Center

merupakan pusat pelatihan bagi calon ―miller‖ baik untuk internal

maupun eksternal. Sedangkan Bogasari Baking Training Center

didedikasikan untuk      seluruh   lapisan   masyarakat    yang   ingin

mempelajari cara pengolahan tepung terigu, seperti cara pembuatan

roti, kue, biskuit dan mie. Selain di Jakarta (sejak tahun 1981), Baking

Training Center juga didirikan di Surabaya pada tahun 1996 dan

Bandung pada tahun 1999.


       Dalam kurun waktu 1992-1995, Bogasari telah dua kali

berpindah kepemilikan, pada Juli 1992 diakuisisi oleh PT. Indocement

Tunggal Prakarsa, dan sejak tahun 1995 diakuisisi oleh PT. Indofood

Sukses Makmur. Pada tahun 1993 pemerintah melakukan deregulasi

investasi di bidang industri tepung terigu. Kebijakan ini membuat

terbukanya peluang untuk mendirikan penggilingan-penggilingan baru

di Indonesia. Sejak saat ini, Bogasari mulai bersaing dengan produsen

tepung terigu domestik. Persaingan bebas dalam pemasaran tepung

terigu dimulai pada tahun 1998 ketika pemerintah melakukan

deregulasi tata niaga tepung terigu. Impor tepung terigu dibuka lebar

dengan bea masuk 0%. Dengan demikian produk Bogasari mulai

bersaing ketat tidak hanya dengan produsen di dalam negeri, tetapi

juga di luar negeri.
53



                Untuk pertama kalinya, pada tanggal 19 September 1999

        Bogasari mengekspor tepung terigu sebanyak 860 karung tepung

        terigu pilihan (21,5 metrik ton) ke Singapura. Sejak ekspor perdana

        itu, Bogasari mulai aktif mengembangkan jaringan pemasaran

        ekspornya ke berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.


4.1.2   Visi dan Misi Perusahaan


        Visi:


        Menjadi industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait

        yang bertaraf dunia


        Misi:


        1.   Memproduksi, mendistribusi dan menjual pangan, bahan pangan

             serta pakan yang bermutu dan bernilai tambah berbasis produk

             pertanian guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

             pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para

             pemegang saham.

        2.   Menyediakan atau menjual produk dan jasa terkait, antara lain

             kemasan, angkutan curah, serta penyimpanan dan pengemasan

             biji-bijian (grain terminal).

        3.   Memperkuat daya saing dengan cara menerapkan teknologi yang

             tepat, diversifikasi produk dan jasa, serta mengembangkan

             sumber daya manusia seutuhnya.
54




4.1.3   Fasilitas Pabrik


                Fasilitas pabrik yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses

        Makmur, Tbk divisi Bogasari Flour Mills sangat lengkap. Fasilitas-

        fasilitas ini berguna untuk menunjang kegiatan proses produksi di

        perusahaan ini, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir. Fasilitas-

        fasilitas pabrik yang dimiliki yaitu:


        1.   Dua Dermaga

             a. Dermaga A (Jetty A)

             b. Dermaga B (Jetty B)

        2.   Dua Wheat Silo

             a. Wheat Silo A

             b. Wheat Silo B

        3.   Milling

             Milling merupakan tempat penggilingan biji-biji gandum dengan

             menggunakan       mesin-mesin      canggih dan   memiliki   sistem

             komputerisasi yang kemudian akan diproses menjadi tepung

             maupun produk dan produk sampingan lainnya. Total kapasitas

             penggilingan adalah 10.000 ton/hari. Milling terbagi menjadi 4

             wilayah, yaitu:


             a. Mill wilayah I         : Mill MTC, AB, C

             b. Mill wilayah II        : Mill DE, KL

             c. Mill wilayah III       : Mill FG, HIJ
55



              d. Mill wilayah IV       : Mill MNO

        4.    Pellet Silo

              a. Pellet Silo A

              b. Pellet Silo B

        5.    Pelletizing

              Pelletizing merupakan tempat pengepresan produk sampingan

              dari gandum untuk menjadi pellet. Pellet berasal dari hasil proses

              penggilingan gandum yang tidak terpakai.


        6.    Pengemasan Tepung

              a. Pengemasan 25 Kg

              b. Pengemasan 1 Kg

              c. Pengemasan by product

        7.    Gudang Penyimpanan Produk

        8.    Listrik 30MVA

        9.    Generator Cadangan.



4.1.4   Kepegawaian dan Sistem Shift


                 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour

        Mills sebagai produsen tepung terigu terbesar di Indonesia memiliki

        jumlah karyawan sebanyak:

                            Tabel 4.1
             Jumlah Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin

                       Jenis Kelamin     Jumlah
                       Laki-laki         1.767
                       Perempuan         141
56



                       Total              1908
               Sumber: HR Intranet Bogasari, Januari Tahun 2009

                                          Tabel 4.2
                                         Shift Kerja
         Shift          Jam Kerja                      Waktu Istirahat

         I              Pukul 08.00-16.00 WIB          Pukul 12.00-13.00 WIB

         II             Pukul 16.00-24.00 WIB          Pukul 18.00-19.00 WIB

         III            Pukul 24.00-08.00 WIB          Pukul 04.00-05.00 WIB

     Sumber: PKB PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun
                                       2005-2006.

4.1.5 Gambaran Unit Security and Safety Department PT. Indofood

     Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills


                PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills

     memandang bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan

     masalah dan tanggung jawab bersama dari karyawan terendah sampai

     pimpinan tertinggi yang harus ditangani atas dasar semangat kerja

     kooperatif.

                SHE adalah singkatan dari Safety, Health and Environment

     merupakan istilah yang dipakai oleh PT. Indofood Sukses Makmur,

     Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dalam Sistem Manajemen K3 dan

     Lingkungan. Dalam melaksanakan K3, PT. Indofood Sukses Makmur,

     Tbk Divisi Bogasari Flour Mills membentuk Security and Safety

     Department yang mempunyai sebuah struktur organisasi.


                Security and Safety Department adalah departemen yang

     menangani tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood

     Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills. Departemen ini
57



bertugas untuk menjaga dan memelihara agar risiko bahaya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah atau dihindari

sehingga keselamatan dan kesehatan kerja dapat terwujud. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut, maka Security and Safety Department

membuat suatu program-program. Dalam melaksanakan program-

programnya, Security and Safety Department mengacu pada

PerMenaker No. 05 tahun 1996, OHSAS 18001: 2007, dan ISO

14001:2004. Program-programnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

Safety, Health dan Environment. Program-program tersebut, yaitu:


1. Safety

  a.   Pelatihan Safety

  b.   Promosi Safety

  c.   Tanda-tanda dan Rambu-rambu Safety

  d.   Sertifikat Peralatan dan Instansi

  e.   Safety Guide Book

  f.   Revisi Panduan SHE

  g.   Manajemen Bahaya

  h.   Analisis Kecelakaan

  i.   Peralatan Keselamatan

  j.   Safety Audit

  k.   Safety Committee

  l.   Inspeksi Safety Rutin

2. Health

  a.   Health Training
58



  b.   Buku Saku K3

  c.   Monitoring Alat Pelindung Diri

  d.   Pengukuran Pajanan Pekerja

3. Environment

  a.   Pelatihan Lingkungan

  b.   Promosi Lingkungan

  c.   Routine Inspection

  d.   Buku Saku K3

  e.   Pollution Measurement

  f.   Water Quality Monitoring

  g.   Audit Kantin

  h.   House Keeping

  i.   Environmental        Management   System   (ISO   14001)

       Implementation
59




                                 DIHARTO

                          Manager security & safety
                               Departement




      Umar Fauzi                                           Muslich Riza

Asst. Manager (security                               Asst. Manager (Safety)
   & Fire Brigade)


                                                               Wasiran
     Section Head
                                                             Section Head
Security & Fire Brigade


                                                              Inspector
       Foreman



                                  Bagan 4.1

   Struktur Organisasi Safety & Security Departement PT. Indofood Sukses
            Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2011



  4.1.6   Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


                 Untuk standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

          Kerja, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills

          mendapatkan penghargaan OHSAS 18001: 2007 dari SGS pada

          November 2004, atas penerapan Manajemen Keselamatan Kerja.

          Standar mutu manajemen inilah yang menjadi acuan prosedur dalam

          pelaksanaan proses produksi di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
60



      Divisi Bogasari Flour Mills terhadap semua jenis kegiatan pekerjaan

      yang dilaksanakan.


             Dalam pengaturan dan wewenangnya, Sistem Manajemen

      Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini diserahkan ke bagian Security

      and Safety Department, yang selanjutnya bagian safety inilah yang

      mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang keselamatan prosedur

      kerja, yang sebelumnya telah disetujui dan disahkan isi dokumennya

      oleh pihak manajemen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi

      Bogasari Flour Mills, terutama yang terkait masalah K3 pada lini

      proses produksi.


4.1.7 Gambaran Sub Department Pest control PT. Indofood Sukses

     Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills


             Pest control merupakan suatu subdepartemen dari production

     facility yang bertugas dalam pengendalian dan pemberantasan hama.

     Sebelum adanya Pest control, pengendalian dan pemberantasan hama

     dilakukan oleh masing-masing departemen. Namun cara ini kurang

     efektif dan efisien ,untuk itu pada tanggal 1 juli 1993 dibentuk suatu

     subdepartemen yang secara khusus menangani masalah hama yang

     terdapat dalam pabrik bogasari yang saat ini dikenal dengan nama

     Pest control. Kegiatan utama atau yang sering dilakukan oleh pest

     control adalah spraying, fogging dan fumigasi. Untuk memberantas

     hama tikus, lalat, kucing dan burung pest control dibantu dengan

     perusahaan RENTOKIL. Bahan kimia yang digunakan oleh pest
61



      control semua berdasarkan food grade, dengan batas yang aman untuk

      makanan.



                       Bintang Tobing

                         Production Supportman


                             Arief Zakaria

                     Pest control Sub Departemen
                                 Head

Yuli Ananto                                              Joko Suseno

Section Head                                            Section Head



  Saefudin                    Burwantoro                      Suroto

  Foreman                      Foreman                       Foreman



                              Operator

                                  Bagan 4.2

    Struktur Organisasi Subdepartment Pest control PT. Indofood Sukses
                Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills



4.1.8 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di subdepartment Pest control


        A. Spraying


                     Spraying adalah teknik pengendalian hama yang

              dilakukan di tempat terbuka, dengan mencampur bahan

              pestisida/insektisida tertentu dengan air sesuai komposisi yang

              ditentukan. Pelaksanaan spraying     dilakukan sesuai jadwal
62



spraying atau sesuai dengan work order (WO) dari seksi terkait

paling lambat diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan

spraying. Alat yang digunakan untuk kegiatan spraying antara

lain:


         a) Hand spray


           Alat ini terdiri dari tabung pencampur obat, pompa

           tekanan udara yang digerakkan oleh tangan manusia.


         b) Power spray


           Alat ini terdiri dari tabung pencampur obat, pompa

           tekanan   udara,   motor   penggerak   pompa,selang

           penghantar cairan, dan stick pengatur cairan yang

           digerakkan oleh mesin.


  Sedangkan cara pencampuran untuk bahan spraying adalah:


         1. Masukkan air bersih ke dalam tabung pencampur

           sesuai dengan kebutuhan.


         2. Masukkan cairan racun ke dalam tabung pencampur

           sesuai dengan perbandingan dan kebutuhan.


         3. Aduklah antara air dengan racun sampai rata sehingga

           siap untuk disemprotkan.


        4. Hidupkan motor penggerak pompa dan atur kecepatan

           jalannya cairan dengan menyetel valve sirkulasi dan
63



        sepuyer stick sehingga mendapatkan hasil yang

        diinginkan.


    5. Spraying siap dioperasikan.


Prosedur pelaksanaan spraying:


    1. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai.

      Pastikan hal tersebut melalui pengecekan pra operasi

      yang dilakukan oleh petugas pest control.


    2. Melakukan      pencampuran      dengan   aturan    sebagai

      berikut:


      a. Mencampur        dengan    perbandingan   yang     telah

         ditentukan    oleh   komisi     pestisida/MSDS     yang

         tersedia.


      b. 2,5 – 5 L campuran disemprotkan pada areal dengan

         luas ± 100 m2.


    3. Untuk mesin – mesin dan hopper termasuk pipa

      menggunakan bahan pestisida mil spot (dikoloro dan

      trikloroetana) sebanyak ± 100ml untuk areal dengan

      luas ± 1 m2.


    4. Memastikan areal bersih dari kotoran dan tertutup.


    5. Melakukan spraying dengan tepat dan benar sesuai

      dengan standar pengoperasian peralatan semprot.
64



         6. Setelah diadakan spraying selama kurang lebih 1-2

             jam, karyawan boleh bekerja kembali


B. Fogging


          Fogging    adalah teknik pengendalian        hama   yang

   dilakukan pada tempat tertutup/kedap udara dengan mencanpur

   bahan pestisida/insektisida tertentu dengan minyak (solar,

   minyak tanah, white oil). Pelaksanaan fogging dilakukan sesuai

   jadwal fogging atau sesuai dengan work order (WO) dari seksi

   terkait paling lambat diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan

   fogging. Alat yang dipakai untuk fogging terdiri dari:


          a. Tangki pencampur

          b. Tangki bahan bakar

          c. Battery penggerak tekanan

          d. Membran pengatur tekanan

          e. Pompa penggerak

          f. Knalpot pembakaran

          g. Kran pembuka cairan

   Sedangkan cara pencampuran bahan untuk fogging adalah:

          1. Menuangkan minyak solar atau white oil ke dalam

              tangki, sesuai dengan kebutuhan.

          2. Memasukkan cairan obat ke dalamnya sesuai dengan

              aturannya dan aduk hingga rata.
65



          3. Memasukkan campuran obat dengan minyak ke dalam

              tabung, tutup dengan rapat.

          4. Kemudian menghidupan,dan fogging siap untuk

              dioperasikan.

   Prosedur pelaksanaan fogging:

          1. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai.

              Pastikan hal tersebut melalui pengecekan pra operasi

              yang dilakukan oleh petugas pest control.

          2. Melakukan pencampuran dengan aturan sebagai

              berikut:

              a. Campur       dengan   perbandingan   yang      telah

                 ditentukan oleh komisi pestisida/MSDS yang

                 tersedia.

              b. 5-10 mnl untuk disemprotkan 1 m3 .

          3. Melakukan fogging dengan tepat dan benar sesuai

              dengan standar pengoperasian peralatan semprot.

          4. Setelah diadakan fogging selama kurang lebih 1-2 jam,

              karyawan boleh bekerja kembali.

          5. Operator harus membersihkan peralatan sebelum dan

              sesudah kegiatan spraying/fogging dilaksanakan.


C. Fumigasi


        Tujuan dilakukannya fumigasi adalah untuk membunuh

  hama dengan cara memberikan gas fumigan pada bahan bahan

  hasil pertanian yang disimpaan dalam gudang, silo, kapal yang
66



akan   diekspor,     kapal     kontainer,     dengan      syarat   dalam

pengoperasiannya ruangan harus tertutup dan tidak terdapat

kebocoran.


Prosedur pelaksanaan fumigasi:


       1. Melaksanakan pest control sesuai dengan jadwal

         fumigasi yang sudah ditetapkan atau sesuai dengan

         work      order     dari    seksi    terkait    (paling   lambat

         diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan fumigasi).


       2. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai.

         Pastikan hal tersebut dipenuhi melalui pengecekan pra-

         operasi yang dilakukan oleh petugas pest control.


       3. Melaksanakan fumigasi di lokasi/area yang telah

         ditentukan dengan cara:


         a. Gudang


             1.    Mengelompokkan produk yang akan difumigasi

                   pada area yang sama dan produk disusun di atas

                   pellet dengan ketinggian yang sama jika

                   memungkinkan.


             2.    Kemudian         menutup     dengan     menggunakan

                   plastik fumigasi. Pastikan tidak ada kebocoran

                   dengan menggunakan PFM (Posphine Fumigan

                   Monitor).
67



  3.      Melakukan fumigasi sesuai dengan standar

          pemberian bahan kimia (PH3).


  4.      Memberi tanda khusus bahwa daerah tersebut

          sedang di fumigasi.


  5.      Area dapat dibuka hanya oleh petugas pest

          control dalam waktu 3-7 hari setelah ditutup.


b. Silo


  1.      Menutup silo yang akan difumigasi pada

          lubang-lubang yang ada sehingga tidak terjadi

          kebocoran.


  2.      Menyiapkan alat dispenser di atas silo dan

          masukkan obat ke dalam tabung penuang dan

          tutuplah rapat-rapat.


  3.      Setelah alat di setting sesuai dengan ketentuan

          yang di tetapkan oleh kepala seksi, maka alat

          siap   dioperasikan.    Kemudian     melakukan

          kegiatan no 2-5 pada fumigasi gudang.


c. Container


  1.      Memeriksa kondisi container, pastikan tidak ada

          yang bocor.
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI
APD DIVISI

More Related Content

What's hot

Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 
contoh surat lamaran asisten lab
contoh surat lamaran asisten labcontoh surat lamaran asisten lab
contoh surat lamaran asisten labAsvif Ma'rufah
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sdajopiwildani
 
eco enzyme / enzim sampah dapur
eco enzyme / enzim sampah dapureco enzyme / enzim sampah dapur
eco enzyme / enzim sampah dapurdwinandatsania
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf
 Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf
Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdfAhmadIbrahim451295
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisSamuel Henry
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Rahmat Darmawansyah THP
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 

What's hot (20)

Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
contoh surat lamaran asisten lab
contoh surat lamaran asisten labcontoh surat lamaran asisten lab
contoh surat lamaran asisten lab
 
1.kuliah das
1.kuliah das 1.kuliah das
1.kuliah das
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Pidato kebersihan lingkungan sekolah
Pidato kebersihan lingkungan sekolahPidato kebersihan lingkungan sekolah
Pidato kebersihan lingkungan sekolah
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
eco enzyme / enzim sampah dapur
eco enzyme / enzim sampah dapureco enzyme / enzim sampah dapur
eco enzyme / enzim sampah dapur
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf
 Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf
Contoh Model Dinamis Aplikasi Stella.pdf
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 

Viewers also liked

Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Eko Supriyadi
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusIda Saumi
 
Health indicators an overview
Health indicators an overviewHealth indicators an overview
Health indicators an overviewAhmed-Refat Refat
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety planEddhy Violent
 

Viewers also liked (6)

Nissin 2
Nissin 2Nissin 2
Nissin 2
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
 
hazard di tempat kerja
hazard di tempat kerjahazard di tempat kerja
hazard di tempat kerja
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virus
 
Health indicators an overview
Health indicators an overviewHealth indicators an overview
Health indicators an overview
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety plan
 

Similar to APD DIVISI

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHdesy putri
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHdesy putri
 
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depanbaimcute123
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balitaopal nofal
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiatetitejayanti1969
 
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdfAuliaRizkiRamadhanti
 
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001frisca maulida
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptx
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptxPPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptx
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptxAiniTajriani
 
Becker ga penting
Becker ga pentingBecker ga penting
Becker ga pentingArdi Guyton
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014asih gahayu
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...HanielWalewangko
 
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANEDIS BLOG
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...Septiany Ganescya
 
163182708201011241
163182708201011241163182708201011241
163182708201011241Agus Witono
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja Ian Al Fatih
 

Similar to APD DIVISI (20)

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
RINGKASAN DISERTASI
RINGKASAN DISERTASIRINGKASAN DISERTASI
RINGKASAN DISERTASI
 
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balita
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesia
 
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf
1.-Buku-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-di-Laboratorium-Farmasi-ISBN.pdf
 
Proposal rencana studi
Proposal rencana studiProposal rencana studi
Proposal rencana studi
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
Langkah pelaksanaan sml u sertifikasi iso 14001
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
 
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptx
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptxPPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptx
PPT SKRIPSI Aini Tajriani 1603617011.new.pptx
 
Becker ga penting
Becker ga pentingBecker ga penting
Becker ga penting
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
 
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, septiany. g, hasyim ahmad, erlina p. ...
 
163182708201011241
163182708201011241163182708201011241
163182708201011241
 
Evaluasi program stbm
Evaluasi program stbmEvaluasi program stbm
Evaluasi program stbm
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja
 

APD DIVISI

  • 1. GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011 LAPORAN MAGANG OLEH : Yuni Ristiani NIM : 107101001473 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2011 M
  • 2. FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Magang, April 2011 Yuni Ristiani, NIM : 107101001473 GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011 xii + 126 halaman, 7 tabel, 9 gambar, 3 bagan, 5 lampiran ABSTRAK PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills merupakan perusahaan produksi tepung terigu, pasta, dan hasil produksi lainnya seperti bran pollard dan makanan ternak. Pest control merupakan suatu subdepartemen dari production facility yang bertugas dalam pengendalian dan pemberantasan hama. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pengasapan (fogging), penyemprotan (spraying), dan penggasan (fumigasi). Kegiatan magang ini dilakukan di department security dan safety PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dan dilakukan selama 26 hari kerja dimulai pada tanggal 1 Februari–28 Februari 2011. Penulis melakukan pengamatan di bagian pest control dengan cara pengumpulan data sekunder, wawancara, dan observasi lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan fogging dan spraying serta fumigasi. Potensi bahaya yang ada adalah bahaya kebakaran atau ledakan, terpapar bahan kimia, menghirup bahan kimia saat pencampuran, terpapar asap fogging dan cairan spraying, kebisingan, terjatuh di lantai yang sama, terjatuh dari tempat tinggi, tertimpa benda jatuh, terpapar gas fumigan, terjebak, mata terkena cairan spraying, badan terpapar asap fogging dan cairan spraying dan terhirup debu dengan pengendalian secara engineering yaitu pelaksanaan sistem Log Out-Tag Out, sistem izin kerja ruang terbatas, pembersihan area, dan pemasangan pagar pembatas. Secara administratif dengan penerapan shift kerja, rotasi kerja, training dan safety induction. Dan pengendalian dengan pemakaian APD. Jenis APD yang disediakan antara lain half-face respirator, full-face respirator, baju pelindung, sarung tangan karet, earplug, safety shoes, safety belt/body harness,dan topi pelindung dimana jenis APD tersebut sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada kecuali untuk topi pelindung dan earplug. Penyimpanan dan pemeliharaan APD dibagi menjadi dua, yaitu oleh
  • 3. pekerja (kacamata keselamatan (goggles), safety shoes, baju pelindung, earplug, sarung tangan karet, dan topi pelindung) dan oleh perusahaan (half-face respirator dan full-face respirator dan safety belt/body harness). Pelatihan pemakaian APD telah dilakukan tetapi belum secara rutin. Pengawasan pemakaian APD dilakukan dengan cara observasi. Adapun saran yang diberikan adalah pengawasan terhadap pemakaian APD terus dilakukan, melakukan pengawasan terhadap kelengkapan APD, mempertimbangkan kualitas APD dalam penyediaannya, memberikan sanksi dan reward bagi pekerja, melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkala, dan melakukan pengawasan terhadap proses pekerjaan dan pekerja. Daftar bacaan : 20 (1970-2010)
  • 4. PERNYATAAN PERSETUJUAN Judul Magang GAMBARAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BERDASARKAN HASIL IDENTIFIKASI BAHAYA DI BAGIAN PEST CONTROL DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK TAHUN 2011 Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta, 10 Mei 2011 Mengetahui Iting Shofwati, ST, MKKK Diharto, SH Pembimbing Fakultas Manager Security & Safety Dept.
  • 5. PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jakarta, Mei 2011 Penguji I, Raihana Nadra Alkaff, M, MA Penguji II, Teten Abdullah, SE
  • 6. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA DIRI Nama : Yuni Ristiani Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Juni 1989 Alamat : Jl. Sukarela Rt. 002 Rw. 03 No. 28 Peninggilan Ciledug Tangerang Agama : Islam Status : Belum Menikah Telepon/Handphone : 08561967787 Email : yuni.ristiani@yahoo.com RIWAYAT PENDIDIKAN 1995 – 1998 SD Negeri 01 Kebon Jeruk 1998 – 2001 SD Negeri 04 Peninggilan 2001 – 2004 MTs. Jam‘iyyah Islamiyyah 2004 – 2007 SMA Yadika 5 Joglo 2007 – sekarang S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
  • 7. KATA PENGANTAR ‫بسن ا هلل ا لرحمن ا لر حين‬ ‫ا لسال م عليكن ورحمة ا هلل و بر كا ته‬ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, puji dan syukur saya ucapkan kepada Illahi Rabbi yang selalu memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada kita semua. Dengan memanjat rasa syukur atas segala nikmat dan rahmat-Nya hingga laporan magang yang berjudul ―Gambaran Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan Hasil Identifikasi Bahaya di Bagian Pest Control Divisi Bogasari Flour Mills PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011‖ ini dapat tersusun dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti saat ini. Penulis laporan magang ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa doa, semangat, motivasi, bimbingan, dan petunjuk yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan magan ini. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Terima Kasih kepada My Lovely Family, kedua orang tua yang telah meberikan perhatian dan kasih sayangnya serta doa yang sangat luar biasa kepada saya, dan adik-adikku tersayang. 2. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku kepala program studi kesehatan masyarakat yang mana senantasa berusaha agar prodi kesmasselalu menjadi yang terbaik. 3. Iting Shofwati, ST,MKKK selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing meskipun disaat cuti melahirkan. Terima kasih atas kesabaran dan waktu yang telah diberikan. 4. Bapak Ghozali yang selalu bersedia mengantar hasil revisi laporan ke rumah Bu Iting.
  • 8. 5. Bapak Diharto, SH selaku manager security and safety department yang selalu membimbing pada saat melakukan magang selama satu bulan. 6. Bapak Muslich Riza, SKM yang juga membimbing penulis selama sebulan di Bogasari. 7. Untuk Pak Wasiran, Pak Tonny, Pak Pemilianto, Pak Agus, Pak Nurrahmat, Pak Eko yang bersedia didampingi oleh penulis setiap hari saat melakukan inspeksi. 8. Pak Teten Abdullah, SE an Ibu Raihana Nadra Alkaff M, MA yang telah bersedia datang menguji saat ujian magang. 9. Pak Joko dan seluruh pekerja di bagian Pest Control yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 10. Siska Yuniati dan Septi Harvita yang selama satu bulan tinggal bersama di kos bersama penulis. 11. Sahabat saya M. Arbi Ramadhan, Tamalia Rahmi F, Siska Yuniati, Pipit Bhayangkari, dan Septi Harvita atas dukungannya dan mudah-mudahankita lulus bareng-bareng dan sukses ya teman-teman, Amin. 12. Untuk Muhammad Iqbal yang selalu memberi dukungan setiap saat. 13. Untuk teman-teman K3 2007 semoga kita bisa wisuda tahun ini ya teman- teman. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Semoga laporan magang ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. ‫و ا لسال م عليكن ورحمة ا هلل و بر كا ته‬ Jakarta, Mei 2011 Penulis
  • 9. DAFTAR ISI ABSTRAK............................................................................…………………...…...........i PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................................iii PERNYATAAN PENGUJI............................................................................………....iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................v KATA PENGANTAR. ............................................................................……….……..vi DAFTAR ISI............................................................................………………......…....viii DAFTAR TABEL............................................................................………..................xiii DAFTAR GAMBAR. ............................................................................……...............xiv DAFTAR BAGAN............................................................................………..................xv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................…….............xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................………1 1.1 Latar Belakang................................................................……………..........1 1.2 Tujuan ....................................................……………….............................5 1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................5 1.2.2 Tujuan Khusus............................................... …………….............5 1.3 Manfaat Magang......................................................………………..............6 1.4 Ruang Lingkup Magang................................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ..........................................................…….................8 2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja kerja..........................................…......8 2.1.1 Definisi……………………………...............................................8 2.1.2 Kecelakaan Kerja....................................................…….............8 2.1.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja....................................………...........9 2.2 Pestisida................................................................................…………....10 2.2.1 Definisi ………...................................................…………….....10 2.3 Pest control........................................................................……………...11 2.3.1 Definisi Pest control......................................……………….......11 2.3.2 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pest control ..........................12 2.4 Bahaya...........................................................…………………………...12
  • 10. 2.4.1 Definisi Bahaya.............................................…………...............12 2.4.2 Jenis-jenis Bahaya............................................…………............13 2.4.3 Sumber Bahaya................................................…………….........15 2.4.4 Pengendalian Bahaya.................................. ……………….........16 2.5 Risiko..........................................................................……….…….........17 2.5.1 Definisi Risiko..................................... ……................................17 2.5.2 Metode Identifikasi Risiko...........................................................18 2.6 Alat Pelindung Diri (APD) ......................................……………………20 2.6.1 Definisi APD.....................................................…………………20 2.6.2 Dasar Hukum Tentang APD........................................……….... 21 2.6.3 Pertimbangan Pemilihan APD........................... …………..…....23 2.6.4 Penggolongan APD berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi. 23 2.6.5 Jenis-jenis APD..........................................................…………..24 2.6.6 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya……………….33 2.7 Pemeliharaan APD..............................................……………………….38 2.8 Penyimpanan APD......................................................…………….……38 2.9 Pengawasan APD..................................................……………………...38 2.10 Training atau pelatihan APD............................................................…...39 BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG................................…....36 3.1 Alur Kegiatan Magang..................................................………………...41 3.2 Jadwal Kegiatan Magang........................................................……….....43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................………...............42 4.1 Gambaran PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills..................……......47 4.1.1 Sejarah PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills................………47 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................50 4.1.3 Fasilitas Pabrik.....................................................………………….51 4.1.4 Kepegawaian dan Sistem Shift...................................................…..52 4.1.5 Gambaran Unit Security and Safety Department....……… ……….53 4.1.6 Sistem Manajemen K3 PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills...56 4.1.7 Gambaran Subdepartment Pest control …………………………....57 4.1.8 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Subdepartment Pest control .…58 4.1.9 Bahan-Bahan Pestisida Yang Digunakan Pest control.....................65
  • 11. 4.2 Pelaksanaan Identifikasi Bahaya di Pest control........................................67 4.3 Gambaran penerapan pengendalian yang dilakukan pada bagian pest control ……………………………………………………………...…............…67 4.4 Potensi Bahaya pada Bagian Pest control ........................ ………………69 4.4.1 Fogging dan spraying.....................................................................69 4.4.2 Fumigasi.........................................................……………….……81 4.5 Jenis-Jenis APD Yang Digunakan di Bagian Pest Control……………..…..91 4.5.1 Topi Pelindung.................................................................…….…..91 4.5.2 Kacamata (Safety Goggles) ...........………………........................93 4.5.3 Pelindung Telinga (earplug) ................................................ ….…95 4.5.4 Pelindung Tangan..................................................…………….....96 4.5.5 Pelindung Pernapasan............................................……………….98 4.5.6 Sepatu Safety........................................................…………….....100 4.5.7 Pelindung Tubuh..............................................……………..…...102 4.5.8 Sabuk Keselamatan (Safety Belt)……… ……………………......103 4.6 Kesesuaian Jenis APD Berdasarkan Hasil Identifikasi Bahaya………....104 4.7 Pemeliharaan APD di subdepartment pest control……………………...110 4.8 Penyimpanan APD di subdepartment pest control ……………………....115 4.9 Pengawasan APD di subdepartment pest control ...……………….….....118 4.10Pelatihan pemakaian APD di subdepartment pest control……………......119 BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….......121 5.1 Simpulan ……………………………………………………………….....121 5.2 Saran ……………………………………….……………….....................125 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 12. DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman 2.1 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya 34 3.1 Jadwal Kegiatan Magang di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 43 Divisi Bogasari Flour Mills 4.1 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin 52 4.2 Shift Kerja 53 4.3 Bahan-bahan pestisidayang digunakan pada pekerjaan Pest 66 Control 4.4 Potensi Bahaya Pada Pekerjaan Fogging dan Spraying PT. 70 Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2011 4.5 Potensi Bahaya Pada Pekerjaan Fumigasi PT. Indofood Sukses 83 Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2011
  • 13. DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 4.1 Topi Pelindung 93 4.2 Goggles 94 4.3 Earplug 96 4.4 Sarung Tangan Berbahan Karet 98 4.5 Half-face respirator, Full-face Respirator, dan catridge 100 4.6 Safety Shoes 102 4.7 Baju dan Celana 103 4.8 Safety Belt 104 4.9 Safety helmet 106
  • 14. DAFTAR BAGAN 3.1 Alur Kegiatan Magang 41 4.1 Struktur Organisasi Safety & Security Department PT. Indofood 56 Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills 4.2 Struktur Organisasi Subdepartment Pest Control PT. Indofood 58 Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills
  • 15. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan Lampiran 2 Surat Pernyataan Penerimaan Magang Lampiran 3 Sertifikat Hasil Magang Lampiran 4 Material Safety Data Sheet Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Mengenai APD
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu disiplin ilmu yang luas dengan banyak spesialisasi yang diterapkan, sebagai upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat fisik, mental, dan sosial pekerja pada setiap jenis pekerjaan, mencegah munculnya dampak buruk terhadap kesehatan pekerja yang disebabkan kondisi kerja terhadap pekerja (ILO, 1996). Indonesia hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa penting regulasi dan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini untuk diterapkan. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah baik itu mulai dari pekerja hingga perusahaan atau pemilik usaha. Regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat mendatangkan manfaat yang positif untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan mampu meningkatkan probabilitas usia kerja karyawan dari suatu perusahaan menjadi lebih panjang. Menurut Estimasi International Labour Organization (ILO), sebanyak 2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja tiap tahunnya. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahunnya ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta terkena penyakit akibat kerja (PAK). Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya- bahaya akibat kecelakaan kerja ini amat besar. ILO memperkirakan kerugian
  • 17. yang dialami sebagai akibat kecelakaan-keselakaan kerja setiap tahunnya mencapai lebih dari US$ 1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit/kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas, bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui pendekatan pemecahan masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan. Penggunaan pestisida dalam pembangunan di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan masyarakat, perdagangan dan industri semakin meningkat. Pestisida terbukti mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pada bidang pertanian termasuk pertanian rakyat maupun perkebunan yang dikelola secara profesional dalam skala besar menggunakan pestisida yang sebagian besar adalah golongan organofosfat. Demikian pula pada bidang kesehatan masyarakat pestisida yang digunakan sebagian besar adalah golongan organofosfat. Karena golongan ini lebih mudah terurai di alam. Penggunaan pestisida di bidang pertanian saat ini memegang peranan penting.
  • 18. Sebagian besar masih menggunakan pestisida karena kemampuannya untuk memberantas hama sangat efektif. Pestisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya, yang bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Dampak negatif tesebut akan menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia seperti keracunan. Dampak negatif yang terjadi dari penggunaan pestisida pada pengendalian hama adalah keracunan, khususnya para pekerja yang sering/intensif menggunakan pestisida yang selama pekerjaannya terpapar dengan bahan pestisida. Untuk mencegah maupun mengurangi terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada sektor pest control, maka perlu diutamakan adanya perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan Alat Pelindung Diri (APD). Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, Personal Protective Equipment atau Alat Pelindung Diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau
  • 19. hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Sehingga angka kecelakaan kerja di tempat kerja berkurang. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang produksi gandum (wheat). Ada tiga jenis gandum yang diproduksi di Bogasari, yaitu Hard Wheat, Soft Wheat, dan Durum Wheat yang mana kemudian gandum-gandum tersebut diproduksi menjadi tepung terigu, pasta, dan bahan pakan terneak (pellet). Untuk menjaga kualitas hasil produksi yang baik dan layak untuk dijual ke pasaran, maka Bogasari juga memiliki bagian pest control yang bekerja untuk mencegah serta membasmi hama-hama yang dapat merusak hasil-hasil produksi tersebut. Pekerjaan yang dilakukan pada subdepartment tersebut antara lain yaitu pengasapan (fogging), penyemprotan (spraying), dan fumigasi yang mana dalam proses pekerjaannya menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasarnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya. Dalam proses pelaksanaan pest control terdapat pekerjaan yang memiliki beberapa risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, diantaranya bahaya terpapar bahan kimia, bahaya kejatuhan benda, bahaya terjatuh dari tempat tinggi, kebakaran atau ledakan, area berdebu, dan kebisingan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran Alat Pelindung Diri (APD) berdasarkan hasil identifikasi risiko bagian pest control divisi bogasari flour mills PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk tahun 2011.
  • 20. 1.2 Tujuan 1.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui gambaran Alat Pelindung Diri (APD) berdasarkan hasil identifikasi bahaya bagian pest control divisi bogasari flour mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 1.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya Gambaran Umum Perusahaan, Unit K3, pest control, dan kegiatannya pada Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 2. Diketahuinya potensi bahaya serta pengendaliannya pada bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 3. Diketahuinya jenis-jenis alat pelindung diri yang digunakan pada bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 4. Diketahuinya kesesuaian jenis alat pelindung diri berdasarkan hasil identifikasi bahaya bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 5. Diketahuinya pemeliharaan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011.
  • 21. 6. Diketahuinya penyimpanan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 7. Diketahuinya pengawasan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 8. Diketahuinya pelatihan alat pelindung diri pada pekerja bagian pest control Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2011. 1.3 Manfaat Magang 1.3.1 Bagi Mahasiswa Dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana gambaran alat pelindung diri di suatu perusahaan 1.3.2 Bagi Fakultas Dapat memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan mengetahui bagaimana gambaran alat pelindung diri di suatu perusahaan 1.3.3 Bagi Institusi Magang Dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam hal pemakaian APD demi meningkatkan kualitas dan kinerja serta mengurangi risiko terjadinya bahaya.
  • 22. 1.4 Ruang Lingkup Magang Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa semester VIII Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini dilakukan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Cilincing, Tanjung Priuk yang dilaksanakan pada tanggal 1-28 Februari 2011. Kegiatan magang ini sebagai salah satu mata kuliah wajib Program Studi Kesehatan Masyarakat dengan bobot 3 (tiga) SKS tujuannya agar mahasiswa dapat belajar secara langsung dengan mempelajari dan mengamati bagaimana gambaran pemakaian alat pelindung diri (APD) pada pekerja dengan cara pengumpulan data secara primer dan sekunder. Pengumpulan data secara primer dilakukan dengan metode wawancara, dan observasi lapangan. Penulis melakukan pengamatan di subdepartment pest control untuk melihat bagaimana gambaran pemakaian APD pada pekerja.
  • 23. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2.1.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sarana utama untuk mencegah kecelakaan kerja, baik kecelakaan yang mengakibatkan kerugian yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Adapun kecelakaan yang bersifat langsung dapat berupa luka ringan (memar, lecet, pendarahan ringan dan lain-lain) ataupun luka berat (luka tebuka, putus jari, pendarahan berat dan lain-lain) dan kematian sedangkan kerugian yang bersifat tidak langsung dapat berupa kerusakan mesin, proses produksi terhenti, kerusakan pada lingkungan dan biaya yang cukup besar yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dari kecelakaan kerja. (Suma‘mur,1981). 2.1.2 Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan
  • 24. di suatu tempat kerja. Kadang-kadang kecelakan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga kecelakaan- kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. (Suma‘mur, 1994) 2.1.3 Klasifikasi Kecelakaan kerja Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut jenis kecelakaan adalah sebagai berikut: a. Terjatuh b. Tertimpa benda jatuh c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh d. Terjepit oleh benda e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. Pengaruh suhu tinggi g. Terkena arus listrik h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut (Organisasi Perburuhan Internasional, 1962).
  • 25. 2.2 Pestisida 2.2.1 Definisi Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil- hasil pertanian b. Memberantas hama air c. Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik dalam rumah , bangunan dan alat-alat pengangkutan. d. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan menggunakan pada tanah, air dan tanaman. Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah: a. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang mengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.
  • 26. b. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman. 2.3 Pest Control 2.3.1 Definisi Pest Control Pest control merupakan suatu pekerjaan jasa dalam pengendalian serangga yang keberadaannya tidak kita kehendaki. Adapun serangga yang dikendalikan terdiri dari 2 macam yaitu: a. Serangga bersayap (flying insect) seperti nyamuk, lalat kecoa, ngengat dan lain-lain. b. Serangga merayap (crawling insect) seperti semut, kutu, laba-laba, kelabang dan lain-lain. Serangga-serangga di atas selain dapat mengganggu kenyamanan juga dapat menjadi penular penyakit dan membuat hasil pertanian menjadi rusak. Oleh karena itu perlu dilakukan pekerjaan pest control untuk memberantas dan menanggulangi gangguan hama/serangga tersebut. Dalam pest control serangga dikendalikan sejak di tempat pembiakan (perindukan), tempat transit atau istirahat, dan di tempat mencari makanannya. Kebersihan dan sanitasi yang yang baik, diperlukan untuk menekan perkembangbiakan. Sedangkan pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan insektisida untuk
  • 27. mematikan serangga sasaran. Dosis yang tepat dan rotasi penggunaan insektisida menjamin keberhasilan yang baik dan mencegah terjadinya resistensi atau kekebalan pada serangga 2.3.2 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pest Control Tindakan pengendalian yang biasanya dilakukan oleh pest control adalah penyemprotan (spraying), pengembunan (misting), pengasapan (fogging), pengumpanan (baiting), pemberian bubuk (dusting), serta penggasan (fumigation). Tindakan pengendalian juga melibatkan penggunaan bahan kimia beracun (pestisida) sehingga hal ini menyebabkan tidak sembarang orang dapat melakukan kegiatan pest control . Hanya orang terlatih dan terdaftar yang dapat mengaplikasikan pestisida dengan cara dan dosis yang benar pada waktu yang tepat. 2.4 Bahaya 2.4.1 Definisi Bahaya Menurut Suma‘mur (1981) bahaya adalah jenis sumber atau situasi yang mempunyai daya potensial yang dapat menyebabkan untuk mengakibatkan cidera atau gangguan kesehatan, kerusakan alat, kerusakan lingkungan ditempat kerja atau kontribusi dari hal-hal tersebut.
  • 28. 2.4.2 Jenis-jenis bahaya Menurut Supriyadi (2005), berdasarkan kelompoknya, bahaya dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Health Hazard (Bahaya Kesehatan) Health hazard merupakan suatu bahaya yang terdapat di lingkungan kerja yang mempunyai potensi untuk menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan, kesakitan, dan penyakit akibat kerja. Ciri-ciri health hazard antara lain: a. Mempunyai potensi untuk menimbulkan kesakitan, gangguan kesehatan, dan penyakit akibat kerja. b. Berada di lingkungan kerja dan memajan pekerja selama bekerja. c. Umumnya dalam konsentrasi rendah. d. Bersifat kronik. e. Mempertimbangkan aspek besaran, konsentrasi, dan dosis. Kelompok health hazard antara lain: a. Physical hazard, yaitu bahaya yang berupa energi seperti kebisingan, radiasi, temperatur ekstrim, pencahayaan, getaran, tekanan udara, dan sebagainya.
  • 29. b. Chemical hazard, yaitu bahaya yang berupa bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, maupun padat yang mempunyai sifat toksik, beracun iritan, asphxian, dan patologik. c. Biological hazard, yaitu bahaya yang berasal dari mikroorganisme khususnya yang patogen (dapat menimbulkan kesehatan). d. Ergonomi, yaitu bahaya yaang dapat menimbulkan gangguan kesehatan sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara desain kerja dengan pekerja. 2. Safety Hazard ( Bahaya Keselamatan) Bahaya keselamatan atau safety hazard merupakan bahaya yang terdapat di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan insiden, injury, baik pada manusia maupun pada proses kerja. Ciri-ciri safety hazard antara lain: a. Berpotensi untuk menimbulkan injury, cacat, gangguan pada proses, dan kerusakan alat. b. Memajan bahaya hanya pada saat terjadinya kontak. c. Dampak yang ditimbulkan langsung terlihat. Kelompok safety hazard antara lain:
  • 30. a. Mechanical hazard, yaitu bahaya yang terdapat pada benda- benda atau proses yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak seperti tertusuk, tergores, tersayat, dan terbentur. b. Chemical hazard, yaitu bahaya dari bahan kimia dalam bentuk gas, cair, maupun padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif. c. Electrical hazard, yaitu bahaya yang berasal dari arus listrik. 2.4.3 Sumber Bahaya Sumber bahaya khususnya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain berupa (Supriyadi, 2005): 1. Bahaya fisik: bising, cahaya, suhu, getaran, dan debu. 2. Bahaya kimia: pelarut, asam, basa, logam berat, dan gas. 3. Bahaya biologi: hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, dan virus. 4. Bahaya ergonomi: desain, sikap, cara, dan sistem kerja. 5. Stessor: kejemuan, monoton, dan beban kerja. 6. Peralatan dan mesin produksi. 7. Listrik, kebakaran, dan peledakan. 8. House keeping. 9. Sistem manajemen perusahaan. 10. Manusia: interaksi, perilaku, dan kondisi fisik.
  • 31. 2.4.4 Pengendalian Bahaya Pengendalian bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam metode, yaitu salah satunya dikendalikan dengan hirarki pengendalian: 1. Eliminasi Menghilangkan bahaya dari tempat kerja seperti mengilangkan peralatan kerja atau prasarana yang dapat menimbulkan bahaya 2. Substitusi Bila bahaya tidak dapat dihilangkan sama sekali, maka dapat dilakukan metode pengendalian bahaya yang lainnya yaitu substitusi, yaitu mengganti sumber yang berbahaya dengan sumber lain yang bahayanya lebih rendah. 3. Engineering control Melakukan isolasi terhadap sumber yang berbahaya tidak kontak dengan pekerja 4. Adminstratif control Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, pelatihan, pengembangan standar kerja (SOP), shift kerja, dan housekeeping.
  • 32. 5. Alat Pelindung Diri Merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan dari kemungkinan terpajan oleh bahaya yang melebihi batas yang diperbolehkan. Penggunaan APD ini merupakan tahap akhir pengendalian untuk mengurangi bahaya atau risiko pada pekerja. 2.5 Risiko 2.5.1 Definisi Risiko Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan. Sedangkan menurut Budiono,dkk (2003) risiko didefinisikan sebagai manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Menurut Australian Standard/New Zealand Standard atau AS/ANZ (1999) risiko adalah kemungkinan/peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan suatu dampak pada suatu sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.
  • 33. 2.5.2 Metode Identifikasi Risiko a. Preliminary Hazard Analaysis (PHA) Preliminary hazard analysis (PHA) adalah suatu metode yang dilakukan dalam mengetahui bahaya-bahaya awal pada suatu sistem baru. PHA dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem tersebut. (Cooling, 1990) b. Hazard and Operability Analysis ( HAZOP) Hazard and Operability Analysis atau yang dikenal sebagai HAZOP adalah standar teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau masalah operabilitasnya khususnya pada industri kimia. Tujuan penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong ke arah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. c. Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) Menurut Cooling (1990) FMEA adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis sistem yang berhubungan dengan engineering yang mungkin mengalami kegagalan dan efek yang ditimbulkan dari kegagalan. FMEA secara sistematis menilai komponen dari suatu sistem tentang bagaimana sistem dapat
  • 34. gagal, lalu mengevaluasi efek dari kegagalan tersebut, tingkat bahaya yang dihasilkan dari kegagalan, dan bagaimana kegagalan tersebut dicegah atau dikurangi. d. Fault Tree Analysis (FTA) Fault Tree Analysis merupakan metode deduktif untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya bahaya dengan pendekatan bersifat top-down, dengan memulai analisis dari kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang terjadi kemudian menganalisa penyebab dari kejadian tersebut yang dideskripsikan dalam bentuk sebuah pohon kesalahan (fault tree). e. Check List Check list merupakan metode paling dasar dan sederhana yang berisikan daftar pertanyaan atau hal-hal yang berkaitan dengan kondisi tertentu di tempat kerja. Check list dapat digunakan sejak tahap preliminary design, hasilnya bersifat kualitatif dan dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam melaksanakan identifikasi risiko yang lebih dalam dan spesifik. f. Job Safety Analysis Job Safety Analysis merupakan metode identifikasi yang sederhana dan relatif mudah dilakukan untuk menidentifikasi risiko, khususnya risiko keselamatan kerja yang dihubungkan dengan pekerjaan individual (individual job tasks) serta
  • 35. menentukan tindakan pengendalian yang sesuai untuk meminimalisasi risiko tersebut. JSA biasanya digunakan untuk pekerjaan yang telah terdeskripsikan dengan jelas atau untuk pekerjaan yang telah memiliki prosedur kerja namun membutuhkan pengkajian ulang atau annual update dengan hasil yang bersifat kualitatif, yaitu daftar tahapan pekerjaan beserta risiko dan tindakan pengendalian yang dibutuhkan. 2.6 Alat Pelindung Diri (APD) 2.6.1 Definisi APD Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak dipakai,tidak mengganggu kerja memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya (Sartika,2005). Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
  • 36. 2.6.2 Dasar Hukum tentang APD 1. Undang-undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD. c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD. d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma. 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
  • 37. alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat. 2.6.3 Pertimbangan pemilihan APD Faktor-faktor pertimbangan pemakaian APD: 1. Enak dan nyaman dipakai 2. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja 3. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya/potensi bahaya 4. Memenuhi syarat estetika
  • 38. 5. Memperhatikan efek samping penggunaan APD. 6. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga terjangkau. (Anizar, 2009). 2.6.4 Penggolongan APD berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi Alat-alat proteksi diri beraneka ragam macamnya. Jika digolong-golongkan menurut bagian-bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis alat-alat proteksi diri dapat dilihat pada daftar sebagai berikut (Suma‘mur, 1976): 1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan. 2. Mata : kaca-mata dari berbagai gelas. 3. Muka : perisai muka. 4. Tangan dan jari-jari : sarung tangan. 5. Kaki : sepatu. 6. Alat pernapasan : respirator/masker khusus. 7. Telinga : sumbat telinga, tutup telinga. 8. Tubuh : pakaian kerja dan berbagai bahan.
  • 39. 2.6.5 Jenis-jenis APD 1. Alat pelindung kepala Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan- bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim. Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri). Macam-macam alat pelindung kepala diantaranya adalah: a. Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. b. Tutup Kepala Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin c. Hats/cap Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin- mesin berputar
  • 40. d. Topi Pengaman Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari logam 2. Alat pelindung pernapasan Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/fume, dan sebagainya. Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran dapat menggunakan masker. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu: a. Bagaimana menggunakan masker secara benar. b. Macam dari kotoran debu yang perlu dihindari. c. Lamanya menggunakan alat tersebut. Alat Pelindung Pernafasan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Masker untuk melindungi debu atau partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.
  • 41. 2. Respirator berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap, dan gas.Alat ini dapat dibedakan atas. alat ini dapat dibedakan atas: a. Respirator pemurni udara Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas rendah sebelum memasuki sistem pernafasan, alat ini pembersihnya terdiri dari filter untuk menangkap debu diudara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap, dan kabut. b. Respirator penyalur udara Membersihkan aliran udara yang tidak terkontaminasi secara terus menerus udara dapat dipompkana dari sumber yang jauh (dihubungkan dengan selang tahan tekanantau dari persediaan yang potabel (seperti tabung yang berisi udara bersih atau oksigen). Jenis ini biasa dikenal SCBA (Self contained breating appatus) atau alat pernafasan mandiri digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun. 3. Alat pelindung telinga a. Sumbat telinga (ear plug) Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena itu, sumbat telinga
  • 42. harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3- 14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB. Sumbat telinga dapat terbuat dari kapas, plastik karet alami dan sintetik, menurut cara penggunannya, dibedakan menjadi earplug sekali pakai (disposable earplug) yaitu sumbat telinga yang digunkan untuk sekali pakai saja kemudian dibuang, misalnya sumbat telinga dari kapas, kemudian cara penggunan yang lain yaitu earplug yang dapat digunakan kembali (non disposable earplug) yang digunakan waktu yang lama terbuat dari karet atau plastik cetak. Dalam pemakaiannya sumbat telinga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan: 1. Mudah dibawa karena ukurannya yang kecil. 2. Relatif lebih nyaman dipakai ditempat kerja yang panas. 3. Tidak membatasi gerak kepala. 4. Harga relative murah daripada tutup telinga (earmuff).
  • 43. 5. Dapat dipakai dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kelapa, anting-anting dan rambut. Kekurangan: 1. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telingan untuk pemasangan yang tepat. 2. Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga. 3. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah memakai APT karena sukar dilihat oleh pengawas. 4. Hanya dapat dipakai oleh saluran telingan yang sehat. 5. Bila tangan yang digunakan untuk memasang sumbat telinga kotor, maka saluran telinga akan mudah terkena infeksi karena iritasi. b. Tutup telinga (ear muff) Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung untuk tutup telinga, dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang lama, sering ditemukan efektifitas telinga menurun yang disebabkan oleh bantalan mengeras dan mengerut akibat reaksi bahan bantalan dengan minyak kulit dan keringat. Tutup telinga digunakan untuk mengurangi bising sampai dengan 40-50 dB
  • 44. dengan frekuensi 100-8000Hz. Kelebihan dan kekurangan dari tutup telinga (earmuff) adalah: Kelebihan: 1. Satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang dengan ukuran telinga yang berbeda. 2. Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas. 3. Dapat dipakai yang terkena infeksi (ringan). 4. Tidak mudah hilang. Kekurangan: 1. Tidak nyaman dipakai ditempat kerja yang panas 2. Efektifitas dan kenyamanan pemakaiannya, dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-anting, rambut yang menutupi telinga 3. Tidak mudah dibawa atau disimpan 4. Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang agak sempit. 5. Harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga 4. Alat pelindung mata dan muka Fungsi dari pelindung mata dan muka adalah melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikelpartikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan
  • 45. benda- benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Diantaranya adalah: a. Goggles Goggles memberikan perlindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles terpasang dekat wajah. Karena goggles mengitari area mata, maka goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin terjadi percikan cairan, uap logam, uap, serbuk, debu, dan kabut. b. Face shield Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia, atau partikel yang melayang. Banyak face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian hard hat. Walaupun face shield melindungi wajah, tetapi face shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan pemakaian face shield.
  • 46. c. Masker wajah Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat-zat berbau menyengat dan dari debu yang merugikan. 5. Alat pelindung kaki Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri, alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, dan tergelincir. Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain. 6. Alat pelindung tangan Kontak dengan bahan kimia kaustik atau beracun, bahan- bahan biologis, sumber listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan.
  • 47. Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. 7. Alat pelindung tubuh Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai celana panjang, jala rambut, baju yang pas dan tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja sintetis hanya baik terhadap bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada lingkungan kerja dengan bahan-bahan dapat meledak oleh aliran statik listrik (Suma‘mur, 1986). Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
  • 48. Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (vests), celemek (Apron/Coveralls), jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan. 2.6.6 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya Untuk melihat alat-alat plindung diri menurut keperluannya (Suma‘mur, 1996) dapat dilihat pada table 2.1
  • 49. Tabel 2.1 Alat-Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya Faktor Bahaya Bagian Tubuh yang Perlu Dilindungi APD Topi logam atau plastik, lapisan pelindung Benda berat atau kekerasan Kepala, betis, tungkai (deckker) dari kain, kulit, logam, dan sebagainya. Benda sedang tidak terlalu Kepala Topi aluminium atau plastik berat Benda-benda besar Kepala Topi plastik atau logam berterbangan Mata Goggles (kacamata yang menutupi seluruh samping mata), kacamata yang sampingnya tertutup Muka Tameng plastik Jari, tangan, lengan, Sarung tangan kulit berlengan panjang Tubuh Jaket atau jas kulit Betis, tungkai, mata kaki Pelindung dari kulit, berlapis logam, dan tahan api
  • 50. Benda-benda kecil Kepala Topi, kap khusus berterbangan Mata Kacamat Tubuh Jaket kulit atau zeildoek Lengan, tangan, jari Sarung tangan, pakaian berlengan panjang Tungkai, kaki Pelindung-pelindung betis, tungkai, dan mata-kaki Debu Mata Goggles, kacamata isis kanan kiri tertutup Muka Penutup muka dari plastik Alat pernapasan Respirator/maker khusus Percikan api atau logam Kepala Topi plastik berlapis asbes Mata Goggles, kacamata Muka Penutup muka dari plastik Jari, tangan, lengan Sarung tangan asbes berlengan panjang Betis, tungkai Pelindung dari asbes Mata kaki, kaki Sepatu kulit tubuh Jaket asbes/kulit Gas, asap, fumes Mata Goggles
  • 51. Muka Penutup muka khusus Alat pernapasan Membahayakan jiwa secara langsung: gas masker khusus dengan filter Tidak membahayakan jiwa secara langsung: gas masker bermacam-macam Tubuh Pakaian karet, plastik atau bahan lain yang tahan kimiawi Jari, tangan, lengan Sarung plastik, karet berlengan panjang, dan anggota-anggota badan itu diolesi barier cream Betis, tungkai Pelindung dari plastik atau akret Mata-kaki, kaki Sepatu yang londuktif (yang menyalurkan aliran listrik) karena mungkin sekali gas dan sebagainya itu eksplosif Cairan da bahan-bahan Kepala Topi plastik/karet kimiawi Mata Goggles Muka Penutup dari plastik Alat pernapasan Respirator kusus tahan bahan kimiawi Jari, tangan, lengan Sarung plastik/keret
  • 52. Tubuh Pakaian plastik/karet Betis, tungkai Pelindung khusus dari plastik/karet Mata-kaki, kaki Sepatu karet, plastik atau kayu Panas Kepala Topi asbes Lain-lain logam Sarung, pakaian, pelindung dari asbes atau bahan lain yang tahan panas/api Kaki Sepatu dengan zool kayu atau bahan lain tahan panas Mata Goggles dengan lensa tahan sinar infrared Faktor Bahaya Bagian Tubuh yang Perlu Dilindungi APD Basah dan air Kepala Topi plastik Tangan, lengan, jari Sarung tangan plastik, karet berlengan panjang Tubuh Pakaian khusus Tungkai, kaki Sepatu bot karet Terpeleset, jatuh Kaki Sepatu antislip, kayu (gabus) Terpotong, tergosok Kepala Topi plastik, logam Jari, tangan, lengan Sarung tangan kulit, dilapisi logm,
  • 53. berlengan panjang Tubuh Jaket kulit Betis, tungkai Celana kulit dengan knie atau engkel- dekker Mata-kaki, kaki Sepatu dilapisi baja zool kayu Dermatitis atau ardang kulit Kepala Topi plastik , karet, pici (kap) kapas atau wol Muka Barrier cream, pelindung plastik Jari, tangan, lengan Barrier cream, sarung tangan karet, plastik Tubuh Penutup karet, plastik Betis, tungkai, mata-kaki, kaki Sepatu karet, zool kayu, sandal kayu (bakiak) Kepala Topi plastik, karet Listrik Jari, tangan, lengan Sarung tangan karet tahan sampai 10.000 volt selama 3 menit Tubuh, betis, tungkai, mata-kaki, kaki Pelindung yang bahannya dari karet Bahan peledak Kaki Sepatu kayu, percikan api Mesin-mesin Kepala Pici, terutama wanita berambut panjang
  • 54. Jari, tangan, lengan Sarung tangan tahan api Tubuh Jaket dari karet, plastik, zeildoek Sinar silau Mata Goggles, kacamata dengan filter khusus atau lensa Polaroid Percikan api dan sinar silau Mata Goggles, penutup muka, kacamata dengan pada pengelasan filter khusus Muka Penutup muka dengan kacamata filter khusus Tubuh Jaket tahan api (asbes) atau kulit Kaki Sepatu dilapisi baja Penyinaran sedang Kepala Topi khusus Mata Goggles, kacamata dengan filter lensa Muka Pelindung muka khusus Penyinaran kuat Kepala Topi khusus Mata, muka Goggles dengan filter khusus, dari logam atau plastik Penyinaram radioaktif Jari, tangan, lengan Sarung tangan karet, dilapisis timah hitam
  • 55. Tubuh Jaket karet atau kulit dilapisi timah hitam Gas atau aerosol radioaktif Alat pernapasan Respirator khusus Seluruh badan Pakaian khusus Gaduh suara telinga Pelindung khusus dimasukkan ke lobang telinga atau penutup lobang telinga
  • 56. 2.7 Pemeliharaan APD Menurut Budiono, dkk (2003) secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara lain dengan: a. Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya. Terutama untuk helm, kacamat, earplug, dan sarung tangan kain/kulit/karet. b. Menjemur dipanas matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada helm. c. Mengganti filter atau catridge-nya untuk respirator. 2.8 Penyimpanan APD Menurut Budiono, dkk (2003) untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan serangga/binatang. Hendaknya tempat tersebut kering dan mudah dalam pengambilannya. 2.9 Pengawasan APD Menurut Notoadmojo (1993) pengawasan adalah salah satu faktor pemantauan yang dilakukan oleh pengawas terhadap pelaksanaan kerja seluruh pekerja bawahannya. Pengawasan dibutuhkan untuk meningkatkan disiplin kerja pekerja meskipun nampaknya adalah memantau bawahannya didalam menyelesaikan tugas-tugas secara bertanggung jawab. 47
  • 57. 48 Dan menurut Budiono, dkk (2003) untuk menerapkan kedisiplinan pekerja dalam penggunaan APD hendaknya didorong oleh berbagai pihak, misalnya dengan memberikan sangsi bagi yang tidak mematuhi dan memberikan pula penilaian yang baik atau penghargaan bagi tenaga kerja yang disiplin dalam menggunakan APD. 2.10 Training atau pelatihan APD Kesadaran akan manfaat penggunaan APD perlu ditanamkan pada setiap tenaga kerja. Pembinaan yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran dan wawasan tenaga kerja. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pelatihan. Peningkatan wawasan dan pengetahuan akan menyadarkan tentang pentingnya penggunaan APD, sehingga efektif dan benar dalam penggunaan, serta tepat dalam pemeliharaan dan penyimpanannya. Memakai APD yang rusak akan memberikan pengaruh buruk seperti halnya tidak menggunakan APD atau bahkan lebih berbahaya. Tenaga kerja akan berpikir telah terlindungi, padahal sesungguhnya tidak. Kebiasaan memakai dengan benar harus senantiasa ditanamkan agar menjadi suatu kegiatan otomatis atau tanpa paksaan (Budiono, dkk, 2003) Training atau pelatihan meliputi bentuk dan ditujukan pada siapa (Santoso, 2004), yaitu: 1. Masalah personil dengan APD, pengenalan APD, penggunaan yang benar dan batasan seleksi bentuk: IN-HOUSE TRAINING. 2. Tanggung jawab pemeliharaan APD, pemakaian, pemeliharaan, kebersihan.
  • 58. 49 3. Pekerja yang melaksanakan pekerjaan khusus dan harus selalu memakai APD. 4. Anggota safety comitte (P2K3), supervisor. Operator-operator yang menggunakan APD harus memperoleh (Ridley, 2008): 1. Informasi tentang bahaya yang dihadapi. 2. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil. 3. Pelatihan tentang penggunaan peralatan yang benar. 4. Konsultasi dan diizinkan memilih APD yang tergantung pada kecocokan.
  • 59. 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk Divisi Bogasari Flour Mills 4.1.1 Sejarah PT. ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Bogasari adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu lokasi. Sejarah awal Bogasari bermula pada tanggal 19 Mei 1969, saat ‖Empat Sekawan‖ yaitu Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Rasjid, mendirikan Bogasari di tengah kesulitan perekonomian Indonesia saat itu. Keempat pengusaha tersebut terpanggil untuk menjawab permasalahan pangan yang muncul di Indonesia. Secara noktarial, PT. Bogasari Flour Mills dibentuk pada 7 Agustus 1970. Sejarah Bogasari dimulai pada tanggal 29 November 1971 dengan peresmian pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setahun kemudian, seiring meningkatnya permintaan tepung terigu dalam negeri, PT. Bogasari Flour Mills mendirikan pabrik tepung terigu kedua di kawasan Tanjung Perak, Surabaya pada tgl 10 Juli 1972.
  • 60. 51 Selama hampir tiga dekade, Bogasari telah melayani kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dengan tiga merek tepung terigunya yang sudah dikenal luas yaitu Cakra Kembar, Kunci Biru dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini digunakan secara luas oleh industri mie, roti, biskuit, baik yang berskala besar dan kecil serta rumah tangga. Di samping itu, Bogasari juga menghasilkan produk sampingan (by product) berupa bran, pollard untuk koperasi dan industri makanan ternak, dan tepung industri untuk industri kayu lapis. Selain dua pabrik tepung terigu, Bogasari juga memiliki tiga divisi lain: divisi Pasta, dan dua divisi penunjang, yaitu kemasan (dahulu disebut Divisi Tekstil) dan Maritime. Pabrik Pasta didirikan pada Desember 1991 dengan kapasitas produksi 60.000 mt per tahun. Produk yang dihasilkan adalah ―Long Pasta‖ dan ―Short Pasta‖, dan hampir 80% ditujukan untuk pasaran ekspor. Divisi Kemasan Bogasari didirikan pada tanggal 10 Januari tahun 1977 di Citeureup, Jawa Barat yang memproduksi kebutuhan kantong terigu untuk kedua pabrik tepung terigu tersebut. Sedangkan untuk menjamin kelangsungan persediaan gandum, dibuatlah Divisi Maritim. Divisi Maritim berdiri pada tanggal 12 September 1977. Divisi Maritim Bogasari mengoperasikan tiga kapal angkut gandum dan tiga buah kapal tongkang untuk pelayaran antar pulau. Kapal- kapal ini telah memperoleh penghargaan internasional AMVER (Automated Mutual Assistance Vessel Rescue).
  • 61. 52 Selain divisi-divisi tersebut, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Bogasari Flour Mills juga mendirikan Milling Training Center dan Bogasari Baking Training Center. Milling Training Center merupakan pusat pelatihan bagi calon ―miller‖ baik untuk internal maupun eksternal. Sedangkan Bogasari Baking Training Center didedikasikan untuk seluruh lapisan masyarakat yang ingin mempelajari cara pengolahan tepung terigu, seperti cara pembuatan roti, kue, biskuit dan mie. Selain di Jakarta (sejak tahun 1981), Baking Training Center juga didirikan di Surabaya pada tahun 1996 dan Bandung pada tahun 1999. Dalam kurun waktu 1992-1995, Bogasari telah dua kali berpindah kepemilikan, pada Juli 1992 diakuisisi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, dan sejak tahun 1995 diakuisisi oleh PT. Indofood Sukses Makmur. Pada tahun 1993 pemerintah melakukan deregulasi investasi di bidang industri tepung terigu. Kebijakan ini membuat terbukanya peluang untuk mendirikan penggilingan-penggilingan baru di Indonesia. Sejak saat ini, Bogasari mulai bersaing dengan produsen tepung terigu domestik. Persaingan bebas dalam pemasaran tepung terigu dimulai pada tahun 1998 ketika pemerintah melakukan deregulasi tata niaga tepung terigu. Impor tepung terigu dibuka lebar dengan bea masuk 0%. Dengan demikian produk Bogasari mulai bersaing ketat tidak hanya dengan produsen di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
  • 62. 53 Untuk pertama kalinya, pada tanggal 19 September 1999 Bogasari mengekspor tepung terigu sebanyak 860 karung tepung terigu pilihan (21,5 metrik ton) ke Singapura. Sejak ekspor perdana itu, Bogasari mulai aktif mengembangkan jaringan pemasaran ekspornya ke berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi: Menjadi industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait yang bertaraf dunia Misi: 1. Memproduksi, mendistribusi dan menjual pangan, bahan pangan serta pakan yang bermutu dan bernilai tambah berbasis produk pertanian guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para pemegang saham. 2. Menyediakan atau menjual produk dan jasa terkait, antara lain kemasan, angkutan curah, serta penyimpanan dan pengemasan biji-bijian (grain terminal). 3. Memperkuat daya saing dengan cara menerapkan teknologi yang tepat, diversifikasi produk dan jasa, serta mengembangkan sumber daya manusia seutuhnya.
  • 63. 54 4.1.3 Fasilitas Pabrik Fasilitas pabrik yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Bogasari Flour Mills sangat lengkap. Fasilitas- fasilitas ini berguna untuk menunjang kegiatan proses produksi di perusahaan ini, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir. Fasilitas- fasilitas pabrik yang dimiliki yaitu: 1. Dua Dermaga a. Dermaga A (Jetty A) b. Dermaga B (Jetty B) 2. Dua Wheat Silo a. Wheat Silo A b. Wheat Silo B 3. Milling Milling merupakan tempat penggilingan biji-biji gandum dengan menggunakan mesin-mesin canggih dan memiliki sistem komputerisasi yang kemudian akan diproses menjadi tepung maupun produk dan produk sampingan lainnya. Total kapasitas penggilingan adalah 10.000 ton/hari. Milling terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu: a. Mill wilayah I : Mill MTC, AB, C b. Mill wilayah II : Mill DE, KL c. Mill wilayah III : Mill FG, HIJ
  • 64. 55 d. Mill wilayah IV : Mill MNO 4. Pellet Silo a. Pellet Silo A b. Pellet Silo B 5. Pelletizing Pelletizing merupakan tempat pengepresan produk sampingan dari gandum untuk menjadi pellet. Pellet berasal dari hasil proses penggilingan gandum yang tidak terpakai. 6. Pengemasan Tepung a. Pengemasan 25 Kg b. Pengemasan 1 Kg c. Pengemasan by product 7. Gudang Penyimpanan Produk 8. Listrik 30MVA 9. Generator Cadangan. 4.1.4 Kepegawaian dan Sistem Shift PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills sebagai produsen tepung terigu terbesar di Indonesia memiliki jumlah karyawan sebanyak: Tabel 4.1 Jumlah Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 1.767 Perempuan 141
  • 65. 56 Total 1908 Sumber: HR Intranet Bogasari, Januari Tahun 2009 Tabel 4.2 Shift Kerja Shift Jam Kerja Waktu Istirahat I Pukul 08.00-16.00 WIB Pukul 12.00-13.00 WIB II Pukul 16.00-24.00 WIB Pukul 18.00-19.00 WIB III Pukul 24.00-08.00 WIB Pukul 04.00-05.00 WIB Sumber: PKB PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2005-2006. 4.1.5 Gambaran Unit Security and Safety Department PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memandang bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah dan tanggung jawab bersama dari karyawan terendah sampai pimpinan tertinggi yang harus ditangani atas dasar semangat kerja kooperatif. SHE adalah singkatan dari Safety, Health and Environment merupakan istilah yang dipakai oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dalam Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan. Dalam melaksanakan K3, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills membentuk Security and Safety Department yang mempunyai sebuah struktur organisasi. Security and Safety Department adalah departemen yang menangani tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills. Departemen ini
  • 66. 57 bertugas untuk menjaga dan memelihara agar risiko bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah atau dihindari sehingga keselamatan dan kesehatan kerja dapat terwujud. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Security and Safety Department membuat suatu program-program. Dalam melaksanakan program- programnya, Security and Safety Department mengacu pada PerMenaker No. 05 tahun 1996, OHSAS 18001: 2007, dan ISO 14001:2004. Program-programnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Safety, Health dan Environment. Program-program tersebut, yaitu: 1. Safety a. Pelatihan Safety b. Promosi Safety c. Tanda-tanda dan Rambu-rambu Safety d. Sertifikat Peralatan dan Instansi e. Safety Guide Book f. Revisi Panduan SHE g. Manajemen Bahaya h. Analisis Kecelakaan i. Peralatan Keselamatan j. Safety Audit k. Safety Committee l. Inspeksi Safety Rutin 2. Health a. Health Training
  • 67. 58 b. Buku Saku K3 c. Monitoring Alat Pelindung Diri d. Pengukuran Pajanan Pekerja 3. Environment a. Pelatihan Lingkungan b. Promosi Lingkungan c. Routine Inspection d. Buku Saku K3 e. Pollution Measurement f. Water Quality Monitoring g. Audit Kantin h. House Keeping i. Environmental Management System (ISO 14001) Implementation
  • 68. 59 DIHARTO Manager security & safety Departement Umar Fauzi Muslich Riza Asst. Manager (security Asst. Manager (Safety) & Fire Brigade) Wasiran Section Head Section Head Security & Fire Brigade Inspector Foreman Bagan 4.1 Struktur Organisasi Safety & Security Departement PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2011 4.1.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Untuk standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills mendapatkan penghargaan OHSAS 18001: 2007 dari SGS pada November 2004, atas penerapan Manajemen Keselamatan Kerja. Standar mutu manajemen inilah yang menjadi acuan prosedur dalam pelaksanaan proses produksi di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
  • 69. 60 Divisi Bogasari Flour Mills terhadap semua jenis kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam pengaturan dan wewenangnya, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini diserahkan ke bagian Security and Safety Department, yang selanjutnya bagian safety inilah yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang keselamatan prosedur kerja, yang sebelumnya telah disetujui dan disahkan isi dokumennya oleh pihak manajemen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, terutama yang terkait masalah K3 pada lini proses produksi. 4.1.7 Gambaran Sub Department Pest control PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Pest control merupakan suatu subdepartemen dari production facility yang bertugas dalam pengendalian dan pemberantasan hama. Sebelum adanya Pest control, pengendalian dan pemberantasan hama dilakukan oleh masing-masing departemen. Namun cara ini kurang efektif dan efisien ,untuk itu pada tanggal 1 juli 1993 dibentuk suatu subdepartemen yang secara khusus menangani masalah hama yang terdapat dalam pabrik bogasari yang saat ini dikenal dengan nama Pest control. Kegiatan utama atau yang sering dilakukan oleh pest control adalah spraying, fogging dan fumigasi. Untuk memberantas hama tikus, lalat, kucing dan burung pest control dibantu dengan perusahaan RENTOKIL. Bahan kimia yang digunakan oleh pest
  • 70. 61 control semua berdasarkan food grade, dengan batas yang aman untuk makanan. Bintang Tobing Production Supportman Arief Zakaria Pest control Sub Departemen Head Yuli Ananto Joko Suseno Section Head Section Head Saefudin Burwantoro Suroto Foreman Foreman Foreman Operator Bagan 4.2 Struktur Organisasi Subdepartment Pest control PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills 4.1.8 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di subdepartment Pest control A. Spraying Spraying adalah teknik pengendalian hama yang dilakukan di tempat terbuka, dengan mencampur bahan pestisida/insektisida tertentu dengan air sesuai komposisi yang ditentukan. Pelaksanaan spraying dilakukan sesuai jadwal
  • 71. 62 spraying atau sesuai dengan work order (WO) dari seksi terkait paling lambat diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan spraying. Alat yang digunakan untuk kegiatan spraying antara lain: a) Hand spray Alat ini terdiri dari tabung pencampur obat, pompa tekanan udara yang digerakkan oleh tangan manusia. b) Power spray Alat ini terdiri dari tabung pencampur obat, pompa tekanan udara, motor penggerak pompa,selang penghantar cairan, dan stick pengatur cairan yang digerakkan oleh mesin. Sedangkan cara pencampuran untuk bahan spraying adalah: 1. Masukkan air bersih ke dalam tabung pencampur sesuai dengan kebutuhan. 2. Masukkan cairan racun ke dalam tabung pencampur sesuai dengan perbandingan dan kebutuhan. 3. Aduklah antara air dengan racun sampai rata sehingga siap untuk disemprotkan. 4. Hidupkan motor penggerak pompa dan atur kecepatan jalannya cairan dengan menyetel valve sirkulasi dan
  • 72. 63 sepuyer stick sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. 5. Spraying siap dioperasikan. Prosedur pelaksanaan spraying: 1. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai. Pastikan hal tersebut melalui pengecekan pra operasi yang dilakukan oleh petugas pest control. 2. Melakukan pencampuran dengan aturan sebagai berikut: a. Mencampur dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh komisi pestisida/MSDS yang tersedia. b. 2,5 – 5 L campuran disemprotkan pada areal dengan luas ± 100 m2. 3. Untuk mesin – mesin dan hopper termasuk pipa menggunakan bahan pestisida mil spot (dikoloro dan trikloroetana) sebanyak ± 100ml untuk areal dengan luas ± 1 m2. 4. Memastikan areal bersih dari kotoran dan tertutup. 5. Melakukan spraying dengan tepat dan benar sesuai dengan standar pengoperasian peralatan semprot.
  • 73. 64 6. Setelah diadakan spraying selama kurang lebih 1-2 jam, karyawan boleh bekerja kembali B. Fogging Fogging adalah teknik pengendalian hama yang dilakukan pada tempat tertutup/kedap udara dengan mencanpur bahan pestisida/insektisida tertentu dengan minyak (solar, minyak tanah, white oil). Pelaksanaan fogging dilakukan sesuai jadwal fogging atau sesuai dengan work order (WO) dari seksi terkait paling lambat diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan fogging. Alat yang dipakai untuk fogging terdiri dari: a. Tangki pencampur b. Tangki bahan bakar c. Battery penggerak tekanan d. Membran pengatur tekanan e. Pompa penggerak f. Knalpot pembakaran g. Kran pembuka cairan Sedangkan cara pencampuran bahan untuk fogging adalah: 1. Menuangkan minyak solar atau white oil ke dalam tangki, sesuai dengan kebutuhan. 2. Memasukkan cairan obat ke dalamnya sesuai dengan aturannya dan aduk hingga rata.
  • 74. 65 3. Memasukkan campuran obat dengan minyak ke dalam tabung, tutup dengan rapat. 4. Kemudian menghidupan,dan fogging siap untuk dioperasikan. Prosedur pelaksanaan fogging: 1. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai. Pastikan hal tersebut melalui pengecekan pra operasi yang dilakukan oleh petugas pest control. 2. Melakukan pencampuran dengan aturan sebagai berikut: a. Campur dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh komisi pestisida/MSDS yang tersedia. b. 5-10 mnl untuk disemprotkan 1 m3 . 3. Melakukan fogging dengan tepat dan benar sesuai dengan standar pengoperasian peralatan semprot. 4. Setelah diadakan fogging selama kurang lebih 1-2 jam, karyawan boleh bekerja kembali. 5. Operator harus membersihkan peralatan sebelum dan sesudah kegiatan spraying/fogging dilaksanakan. C. Fumigasi Tujuan dilakukannya fumigasi adalah untuk membunuh hama dengan cara memberikan gas fumigan pada bahan bahan hasil pertanian yang disimpaan dalam gudang, silo, kapal yang
  • 75. 66 akan diekspor, kapal kontainer, dengan syarat dalam pengoperasiannya ruangan harus tertutup dan tidak terdapat kebocoran. Prosedur pelaksanaan fumigasi: 1. Melaksanakan pest control sesuai dengan jadwal fumigasi yang sudah ditetapkan atau sesuai dengan work order dari seksi terkait (paling lambat diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan fumigasi). 2. Menyiapkan peralatan dan pelindung diri yang sesuai. Pastikan hal tersebut dipenuhi melalui pengecekan pra- operasi yang dilakukan oleh petugas pest control. 3. Melaksanakan fumigasi di lokasi/area yang telah ditentukan dengan cara: a. Gudang 1. Mengelompokkan produk yang akan difumigasi pada area yang sama dan produk disusun di atas pellet dengan ketinggian yang sama jika memungkinkan. 2. Kemudian menutup dengan menggunakan plastik fumigasi. Pastikan tidak ada kebocoran dengan menggunakan PFM (Posphine Fumigan Monitor).
  • 76. 67 3. Melakukan fumigasi sesuai dengan standar pemberian bahan kimia (PH3). 4. Memberi tanda khusus bahwa daerah tersebut sedang di fumigasi. 5. Area dapat dibuka hanya oleh petugas pest control dalam waktu 3-7 hari setelah ditutup. b. Silo 1. Menutup silo yang akan difumigasi pada lubang-lubang yang ada sehingga tidak terjadi kebocoran. 2. Menyiapkan alat dispenser di atas silo dan masukkan obat ke dalam tabung penuang dan tutuplah rapat-rapat. 3. Setelah alat di setting sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh kepala seksi, maka alat siap dioperasikan. Kemudian melakukan kegiatan no 2-5 pada fumigasi gudang. c. Container 1. Memeriksa kondisi container, pastikan tidak ada yang bocor.