SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
PENGADAAN LANGSUNG
(METODE PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH YANG TIDAK MENGGUNAKAN PROSES
PELELANGAN)
Oleh : Yeri Adriyanto *)
Abstrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan cara Pengadaan Langsung dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan dengan cara membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia
barang/jasa, tanpa melalui proses lelang atau seleksi. Pengadaan langsung pada hakikatnya
merupakan jual beli biasa dimana antara penyedia yang memiliki barang/jasa untuk dijual dan Pejabat
Pengadaan yang membutuhkan barang/jasa terdapat kesepakatan untuk melakukan transaksi jual-beli
barang/jasa dengan harga yang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut ada tiga macam bukti
transaksi dalam pengadaan langsung yakni bukti/nota pembelian, kwitansi pembelian dan SPK.
Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 telah menetapkan beberapa persyaratan penyedia
barang/jasa pemerintah. Namun dalam hal pengadaan barang dan jasa lainnya dilaksanakan dengan
cara pengadaan langsung Pejabat Pengadaan diperkenankan untuk membeli barang/jasa kepada
penyedia yang tidak memenuhi syarat sebagai penyedia barang/jasa.
Kata Kunci : Pengadaan langsung, Pejabat Pengadaan dan penyedia barang/jasa.
A. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010, perubahan kesatu telah dilakukan dengan Peraturan Presiden nomor 35 tahun
2011. Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 bukan merupakan pengganti Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 melainkan hanya merubah bagian – bagian tertentu dari Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010. Dengan demikian seluruh ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 yang tidak termasuk dalam Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 masih tetap
berlaku. Dilihat dari sistematika peraturan, perubahan yang terdapat dalam Peraturan Presiden nomor
70 tahun 2012 meliputi tiga hal yaitu :
1. perubahan rumusan pasal, sebanyak 67 pasal.
2. perubahan penjelasan pasal, sebanyak 3 pasal (pasal 4, pasal 6, pasal 31)
3. pernyataan bahwa Lampiran Peraturan Presiden nomor 54/2010 tidak berlaku. Dilihat dari materi yang
diatur, perubahan Perpres tersebut seluruhnya mengandung kemudahan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang sejalan dengankeinginan pemerintah untuk mempercepatpelaksanaan belanja negara
dengan cara memperlancar pencairan anggaran belanja negara
Dalam konsideran Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 tersebut, pada bagian menimbang
disebutkan bahwa : a) dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan perlu percepatan
pelaksanaan belanja Negara, b) dalam rangka percepatan pelaksanaan belanja negara perlu
percepatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, c) dalam rangka percepatan
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah perlu penyempurnaan pengaturan pengadaan
barang/jasa pemerintah. Pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa adanya keinginan pemerintah
agar pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa di lingkungan pemerintah berjalan dengan lancar
sehingga tidak menghambat pencairan anggaran belanja negara dengan tetap mengedepankan prinsip
pengadaan barang/jasa yaitu efisien, efektif, terbuka, bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan
akuntabel.
Salah satu percepatan penyerapan anggaran dalam pengadaan barang dan jasa ini dengan
terbitnya Perpres 70 tahun 2012 yang antara lain point pentingnya adalah peningkatan batas nilai
pengadaan langsung non konsultansi dari sampai dengan Rp. 100 juta menjadi Rp. 200 juta.
B. Permasalahan
Masih banyak Pejabat Pengadaan telah memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan telah ditunjuk sebagai Pejabat Pengadaan pada instansi tempatnya bekerja. Namun
dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai pejabat pengadaan ia sendiri kadang-kadang masih
ragu-ragu terutama dalam menafsirkan dan melaksanakan peraturan yang ada. Ia mengetahui bahwa
pengadaan langsung adalah cara pengadaan yang dapat dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan tanpa
harus melalui proses lelang, cukup dengan melakukan survey harga di antara paling kurang dua
penyedia barang/jasa yang berbeda. Bedasarkan penjelasan tersebut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang
yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
2. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang
yang nilainya sampai dengan Rp50.000.000,- (limapuluh juta rupiah).
3. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang
yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (duaratus juta rupiah).
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah memberikan pemahaman bahwa pengadaan langsung
adalah metode pemilihan penyedia yang bertujuan mendapatkan barang yang berkualitas dengan
melakukan pembelian langsung kepada penyedia yang sebelumnya dilakukan suevey harga. Dengan
melakukan pengadaan langsung pejabat pengadaan tidak perlu membuat pelelangan atau kontrak
sebagai bukti perjanjian. Sejatinya metode pemilihan penyedia hingga penggunaan tanda bukti
perjanjian adalah untuk mendapatkan barang/jasa sesuai kebutuhan.
II. Kerangka Teori dan Pembahasan
A. Pengertian Pengadaan Langsung
Peranan Pengadaan barang dan jasa pemerintah sangat strategis. Namun dalam kenyataannya,
kerap didekati hanya dengan pendekatan taktis situasional. Pengadaan barang/jasa cenderung
terjebak dalam penjara “harga” bahkan mungkin pembangunan kitapun begitu.
Harga cenderung materialistis penghamba keinginan, bukan kebutuhan, menghabiskan sebanyak -
banyaknya sumber daya yang ada untuk kepentingan sesaat dan menjadi lambing nafsu yang tak
terkendali. Pengadaan barang dan jasa mestinya berorientasi pada biaya, sementara itu, baiay
berotientasi pada kinerja dengan mengelola sumber daya yang ada dan dana untuk kepentingan yang
lebih luas sebagai lambing upaya pengendalian dalam memenuhi kebutuhan (Samsul Ramli : 2013).
Percepatan pelaksanaan pembangunan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah perlu didukung
oleh percepatan pelaksanaan belanja Negara, yang dilaksanakan melalui Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Namun, evaluasi yang dilaksanakan terhadap Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 35 Tahun 2011 menunjukkan bahwa implementasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah masih
menemui kendala yang disebabkan oleh keterlambatan dan rendahnya penyerapan belanja modal
(Amik : 2014)
Pasal 1 ayat (1) Perpres 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Perpres 70 Tah un
2012 menyebutkan bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya pengadaan barang
dan jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi
yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa.
Dari definisinya, jelas bahwa yang disebut dengan pengadaan barang dan jasa bukan hanya soal
bagaimana memilih penyedia saja. Namun lebih luas dari itu, pengadaan barang/jasa dimulai sejak
perencanaan kebutuhan penyusunan rencana pelaksanaan pengadaan, pemilihan penyedia,
penandatanganan kontrak, pelaksanaan dan pengendalian kontrak, sehingga diterimanya barang/jasa.
Namun seringkali, kebutuhan berbeda dengan keinginan. Keinginan sangat luas dan tidak
mempunyai batas. Sementara itu, kebutuhan adalah pilihan yang diukur berdasarkan ketersediaan
sumber daya dan dana yang dimiliki untuk mencapai nilai manfaat sesuai yang direncanakan secara
efisien dan efektif. Pengadaan barang dan jasa tidak boleh dilandasi oleh keinginan, tetapi wajib
dilandasi oleh kebutuhan.
Dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah.
Setidaknya ada 4 pasal terkait pengadaan langsung yang relevan, yakni :
Pasal 1 ayat 32 menyebutkan Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Pasal 39 ayat
1 berbunyi Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) , dengan
ketentuan:
1. kebutuhan operasional K/L/D/I;
2. teknologi sederhana;
3. risiko kecil; dan/atau
4. dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta
koperasi kecil,kecuali untuk paketpekerjaan yang menuntutkompetensi teknis yang tidak dapatdipenuhi
oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil.
Menurut Perka LKPP No. 14 tahun 2012 secara umum dibagi kedalam dua metode yaitu pembelian
langsung dan permintaan penawaran. Dari sisi pembelian, pengadaan langsung diatur diantaranya
dengan pasal 39 ayat (1) Perpres 54 tahun 2010 sebagaiamana diubah terakhir dengan Perpres nomor
70 tahun 2012 dengan nilai paling tinggi sampai dengan Rp. 200 juta untuk non konsultansi dan pasal
45 Perpres 54 tahun 2010 dengan nilai paling tinggi Rp. 50 juta untuk konsultansi (Saamsul Ramli :
2013).
Pasal 57 ayat (5) mengurai bahwa Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:
1. pembelian/pembayaran langsungkepada Penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi,serta Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan
kuitansi;
2. permintaan penawaranyang disertai dengan klarifikasi serta negosiasiteknis dan harga kepada Penyedia
untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.
Perlu juga sebagai bahan pertimbangan kita perhatikan pasal 66 ayat 1 bahwa PPK menetapkan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/ Jasa, kecuali untuk Kontes/Sayembara dan Pengadaan
Langsung yang menggunakan bukti pembelian.
Kalau dikaitkan dengan Pasal 1 ayat 1 jelas bahwa pengadaan barang/jasa adalah sebuah proses
untuk mendapatkan barang/jasa, bukan sebuah proses untuk mendapatkan bukti perjanjian. Tanda
bukti perjanjian tertuang dalam pasal 55 ayat 1 terdiri dari bukti pembelian, kuitansi, Surat Perintah
Kerja (SPK), dan surat perjanjian.
Terlebih kalau ditelaah secara seksama bahwa pasal 55 berada dalam hirarki Bagian
Ketiga tentang Pemilihan Sistem Pengadaan. Bagian ini terdiri dari 7 paragraf yang masing-masing
terdiri dari :
1. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
2. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
3. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen
4. Penetapan Metode Evaluasi Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
5. Metode Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi
6. Penetapan Jenis Kontrak
7. Tanda Bukti Perjanjian
Dengan struktur seperti ini jelas bahwa tanda bukti perjanjian bukan merupakan tujuan dari proses
pengadaan tapi merupakan bagian dari sistem pengadaan yang dipilih untuk mendapatkan
barang/jasa.
B. Tahapan Pengadaan Langsung
1. RUP (Rencana Umum Pengadaan) yang diumumkan PA/KPA di website Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal
Pengadaan Nasional melaluiLPSE (RUP diumumkansetelah disetujuioleh DPR atau setelah APBD yang
merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD,mengumumkan kembali RUP,apabila terdapatperubahan/penambahan
DIPA/DPA).
2. PA/KPA menyerahkan RUP dan KAK kepada PPK.
3. PPK menyusun HPS (untuk tanda bukti perjanjian berupa nota pembelian tidak disusun HPS)
4. Selanjutnya HPS, spesifikasi teknis/barang, gambar dan rancangan SPK disampaikan ke Pejabat
Pengadaan.
5. Pejabat Pengadaan melakukan proses Pengadaan Langsung sesuai dengan SDP (Standar Dokumen
Pengadaan)
Untuk Pengadaan Barang, tinggal menambahkan kelengkapannya sesuai contoh proses pekerjaan
konstruksi tanpa menambahkan proses prakualifikasi tetapi pascakualifikasi (menurut Perpres No. 70
tahun 2012 pasal 56 ayat 4a : “Prakualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d, dikecualikan
untuk Pengadaan Langsung Barang/Jasa Lainnya”, tidak dijelaskan bahwa harus pascakualifikasi,
tetapi berdasarkan perka LKPP No. 15 tahun 2012 tentang SDP Perpres 70 tahun 2012, dipaparkan
bahwa menggunakan pascakualifikasi, maka dibuatkan pascakualifikasinya).
– Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi,
– Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, contoh diatas bisa disesuaikan dengan tetap berpedoman pada
perka LKPP No. 14 tahun 2012.
7. PejabatPengadaan menyampaikan hasil proses Pengadaan Langsung dan salinan dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa kepada PPK serta menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dan membuatlaporan mengenai proses Pengadaan kepada PA/KPA.
8. PPK mengadakan ikatan perjanjian berupa SPK/Kuitansi dengan Penyedia (formatSPK dapatdilihatdi
SDP).
9. Setelah penyedia menyelesaikan kewajibannya sehingga pekerjaan telah 100%,maka dilakukan Serah
Terima Barang/Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO)/Serah Terima Jasa Konsultansi/Serah
Terima Jasa Lainnya
10. Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Serah Terima Akhir Pekerjaan (BA FHO) untuk
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atau Pengadaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa
pemeliharaan.
C. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 10.000.000,-
Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang.
(Pasal 57 ayat (5) huruf a Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan bukti
pembelian. (Pasal 55 ayat (2) Perpres 70/2012).
Perlu diketahui bahwa pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di
pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012), PPK tidak perlu menetapkan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) yang menggunakan bukti pembelian (Pasal 66 ayat (1) Perpres 70/2012.
D. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 50.000.000,-
Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan. (pasal 16 ayat (3)
Perpres 70/2013). Pengadaan langsung dilakukan dengan metode prakualifikasi, tetapi metode
prakualifikasi tidak berlaku untuk pengadaan langsung barang. (Pasal 56 ayat (4a) Perpres 70/2012).
Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar, bukan berdasarkan
harga ketetapan gubernur/bupati. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012). Untuk pengadaan langsung
barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan
cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf a
Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan bukti pembelian. (Pasal 55 ayat (2)
Perpres 70/2012).
Perlu diketahui bahwa pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di
pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012), PPK tidak perlu menetapkan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) yang menggunakan bukti pembelian (Pasal 66 ayat (1) Perpres 70/2012.
Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia /
pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf a Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi /
perjanjian menggunakan kuitansi. (Pasal 55 ayat (3) Perpres 70/2012). Pengadaan Langsung
dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012).
Untuk pengadaan langsung barang yang menggunakan bukti pembelian dan kuitansi (yang nilainya
sampai dengan Rp. 50.000.000,-), pejabat pengadaan dapat memerintahkan seseorang untuk
melakukan proses pengadaan langsung untuk barang yang harganya sudah pasti dan tidak bisa
dinegosiasi sekurang-kurangnya meliputi:
(a) Memesan barang sesuai dengan kebutuhan atau mendatangi langsung ke penyedia barang;
(b) Melakukan transaksi;
(c) Menerima barang;
(d) Melakukan pembayaran;
(e) Menerima bukti pembelian atau kuitansi;
(f) Melaporkan kepada Pejabat Pengadaan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012)
Jika harganya belum pasti, proses pengadaan langsung harus dilakukan sendiri oleh pejabat
pengadaan. (pasal 16 ayat (3) Perpres 70/2012)
Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dapat dilakukan dengan cara permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta
negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia barang / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf b Perpres
70/2012). Tanda bukti transaksi/ perjanjian menggunakan SPK. (Pasal 55 ayat (4) Perpres 70/2012).
Penyedia Barang yang mengikuti Pengadaan Barang melalui Pengadaan Langsung diundang oleh
ULP/Pejabat
E. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 200.000.000,-
PPK menyusun spesifikasi teknis dan gambar sesuai dengan hasil pengkajian ulang spesifikasi teknis
dan gambar brosur, termasuk perubahan yang telah disetujui oleh PA/KPA. (BAB II Bagian A Angka 3
Huruf a Perka LKPP 14/2012). PPK menetapkan Hargaa Perkiraan Sendiri (HPS) paling lama 28 (dua
puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran; (Pasal 66 Perpres 70/2012 &
BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 14/2012)
 HPS dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
 HPS ditetapkan berdasarkan harga barang yang dikeluarkan oleh pabrikan / distributor tunggal
atau informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkaitdan sumber data lain
yang dapat dipertanggungjawabkan.
 HPS telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), keuntungan dan biaya overhead (OH).
Keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar bagi Penyedia maksimal 15% (lima belas
perseratus) dari total biaya tidak termasuk PPN;
 HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak Penghasilan (PPh)
Penyedia.
 Berdasarkan ketentuan diatas, untuk pengadaan barang, tata cara perhitungan HPS dapat dirumuskan
sbb:
Harga Perhitungan Sendiri (HPS) = Harga pada tingkat distributor + 15% Keuntungan dan OH + 10%
PPN
Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harga, antara lain
melalui media elektronik dan/atau non-elektronik; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka
LKPP 14/2012). Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua)
sumber informasi yang berbeda; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Pejabat
Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu untuk menyampaikan
penawaran administrasi, teknis, dan harga; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012)
 Calon penyedia yang diundang adalah penyedia yang telah disurvei (baik melalui media elektronik
dan/atau non-elektronik) yang harga penjualannya paling rendah berdasarkan spesifikasi teknis yang
telah ditentukan, dan diyakini mampu.
 Penyedia yang diyakini mampu adalah penyedia yang memenuhi syarat berdasarkan Pasal 19 Perpres
70/2012.
Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-dokumen lain
yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka
LKPP 14/2012). Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga
secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam undangan; (BAB II Bagian B Angka 12
Huruf c Perka LKPP 14/2012)
Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan teknis dengan sistem
gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia dengan harga
yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka
LKPP 14/2012)
Jika harga penawarannya terlalu tinggi, dilakukan negosiasi harga. Negosiasi harga dilakukan
berdasarkan HPS; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Fungsi HPS bukan
sebagai dasar pembelian, tapi sebagai batas tertinggi yang boleh dibeli oleh pemerintah jika harga yang
berlaku dipasar terlampau tinggi.
Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan Langsung dinyatakan
gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang dengan mengundang Penyedia lain; (BAB II Bagian
B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan
Langsung. (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012).
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mengakhiri tulisan ini, dengan mengingat berbagai keuntungan yang dapat diperoleh melalui
pengadaan langsung, dan untuk menghindari berbagai kerugian yang ditimbulkan dari proses lelang,
penulis sangat menganjurkan kepada para pihak yang berperan dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah agar tidak berupaya menghindari proses pengadaan barang/jasa dengan cara pengadaan
langsung. Kesimpulan yang disampaikan antara lain :
1. Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. PPK tidak perlu
menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai
dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran
langsung kepada Penyedia /pedagang.Tanda bukti transaksi/perjanjian menggunakan bukti pembelian.
2. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampaidenganRp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. Tanda
bukti transaksi / perjanjian menggunakan kuitansi. Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan
harga yang berlaku di pasar.
3. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
dapat dilakukan dengan cara permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi
teknis dan harga kepada Penyedia barang / pedagang.Tanda bukti transaksi /perjanjian menggunakan
SPK. Penyedia Barang yang mengikuti Pengadaan Barang melalui Pengadaan Langsung diundang oleh
ULP/PejabatPengadaan.Pengadaan Langsung dilaksanakanberdasarkan harga yang berlaku di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Amik Tri, 2014, Cara Lebih Mudah Membaca Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Perpres 54,35
dan 70), Penerbit CV. Prima Print, Yogyakartta.
Muji Santoso, 2012, Cara Mudah Memahami Pengadaan Barang dan Jasa, Ujiosa Bloksport.com
Muji Santoso, ed, 2012, Pengadaan Langsung dengan berbagai aspeknya, Ujiosa. Bloksport.com
Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah, http://www.mudjisantosa.net/. Diunduh tanggal 13 Mei 2014
http://www.pengadaan.web.id/index.php/12-ahli-pengadaan/samsul/13-pengadaan-langsung-dan-bukti-perjanjian
Pengadaan Langsung. Diunduh pada tanggal 25 Desember 2014
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Perubahan kedua Perpres
Nomor 54 Tahun 2010)
Samsul Ramli, 2013, Bacaan Wajib Para Praktisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Penerbit Visimedia
Pustaka, Jakarta.
Samsul Ramli, 2014, Bacaan Wajib Sertifikasi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penerbit Visimedia,
Jakarta.
http://samsulramli.com/?s=Pejabat+Pengadaan+dan+Pengadaan+Langsung#038;paged=2, Pejabat Pengadaan
dan Pengadaan Langsung, diunduh 17 Juli 2014
http://birokrasi.kompasiana.com/2013/03/13/tata-cara-pengadaan-barang-metode-pengadaan-langsungdiunduh
25 Desember 2014.

More Related Content

What's hot

DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptx
DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptxDELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptx
DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptxChorinaGinting
 
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)dodimeigo
 
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2Massaputro Delly TP
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahpublicprocurementinstitute
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiJoy Irman
 
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJKhalid Mustafa
 
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdfAanNabhan1
 
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Nurul Angreliany
 
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptx
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptxPBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptx
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptxbachzulfa
 
Pengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiPengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiKhalid Mustafa
 
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)STUDIOMENTAYA
 
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Nurul Angreliany
 
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPerencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Khalid Mustafa
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan TanahLeks&Co
 
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/JasaMateri 01 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/JasaMassaputro Delly TP
 
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara SwakelolaMateri 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara SwakelolaMassaputro Delly TP
 

What's hot (20)

DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptx
DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptxDELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptx
DELH/DPLH Pasca PP 22/2021.pptx
 
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
 
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
 
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
 
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf
01. SAMBUTAN SETDITJEN SOSIALISASI PERMENDAGRI 59 TAHUN 2021 REG 2 MAKASSAR.pdf
 
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
 
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptx
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptxPBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptx
PBJ Desa - Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019.pptx
 
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptxBahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
 
Pengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiPengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa Konsultansi
 
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
Standar prosedur pelaksanaan (sop) show cause meeting (scm)
 
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
 
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPerencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/JasaMateri 01 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa
Materi 01 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa
 
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara SwakelolaMateri 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola
Materi 05 Pengadaan Barang/Jasa Secara Swakelola
 

Similar to Pengadaan langsung

PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxAqilahUzma1
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Eko Wachyu
 
Matriks perpres
Matriks perpresMatriks perpres
Matriks perpresjunee_dw
 
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015Matriks perpres nomor 4 tahun 2015
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015Alam Liam
 
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012Eko Wachyu
 
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 newbiancamulus
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Putroe Phang
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaFormasi Org
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptxKurohilost
 
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMateri pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMc Yayan
 

Similar to Pengadaan langsung (20)

PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
Matriks perpres
Matriks perpresMatriks perpres
Matriks perpres
 
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015Matriks perpres nomor 4 tahun 2015
Matriks perpres nomor 4 tahun 2015
 
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012
Matriks perpres no 4 tahun 2015 dan perpres 54 thn 2010 perpres 70 thn 2012
 
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
 
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
Ppbj modul01materi01ver-2-soaljawab-130107050505-phpapp02
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 new
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
 
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
 
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok baratMateri pengadaan obat dikes lombok barat
Materi pengadaan obat dikes lombok barat
 
Sosialiasi perbup pbj desa
Sosialiasi perbup pbj desaSosialiasi perbup pbj desa
Sosialiasi perbup pbj desa
 
PERPRES 54/2010
PERPRES 54/2010PERPRES 54/2010
PERPRES 54/2010
 
Peranan katalog
Peranan katalogPeranan katalog
Peranan katalog
 
6 (1)
6 (1)6 (1)
6 (1)
 

More from Abdul Aziz

Format fgd.docx
Format fgd.docxFormat fgd.docx
Format fgd.docxAbdul Aziz
 
Matrik perpres 70 tahun 2012
Matrik perpres 70 tahun 2012Matrik perpres 70 tahun 2012
Matrik perpres 70 tahun 2012Abdul Aziz
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatanAbdul Aziz
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Abdul Aziz
 
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2Abdul Aziz
 
Ucrmp makassar bahasa 130815
Ucrmp makassar bahasa 130815Ucrmp makassar bahasa 130815
Ucrmp makassar bahasa 130815Abdul Aziz
 
Uu jakon no_2_2017
Uu jakon no_2_2017Uu jakon no_2_2017
Uu jakon no_2_2017Abdul Aziz
 

More from Abdul Aziz (10)

Renstra BPBD
Renstra BPBDRenstra BPBD
Renstra BPBD
 
Format fgd.docx
Format fgd.docxFormat fgd.docx
Format fgd.docx
 
Materi Fmsrb
Materi FmsrbMateri Fmsrb
Materi Fmsrb
 
02 iki-bpbd
02 iki-bpbd02 iki-bpbd
02 iki-bpbd
 
Matrik perpres 70 tahun 2012
Matrik perpres 70 tahun 2012Matrik perpres 70 tahun 2012
Matrik perpres 70 tahun 2012
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011
 
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2
Daftar mata pembayaran spesifikasi 2010 revisi 1 vs 2
 
Ucrmp makassar bahasa 130815
Ucrmp makassar bahasa 130815Ucrmp makassar bahasa 130815
Ucrmp makassar bahasa 130815
 
Uu jakon no_2_2017
Uu jakon no_2_2017Uu jakon no_2_2017
Uu jakon no_2_2017
 

Recently uploaded

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (14)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Pengadaan langsung

  • 1. PENGADAAN LANGSUNG (METODE PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH YANG TIDAK MENGGUNAKAN PROSES PELELANGAN) Oleh : Yeri Adriyanto *) Abstrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan cara Pengadaan Langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan dengan cara membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui proses lelang atau seleksi. Pengadaan langsung pada hakikatnya merupakan jual beli biasa dimana antara penyedia yang memiliki barang/jasa untuk dijual dan Pejabat Pengadaan yang membutuhkan barang/jasa terdapat kesepakatan untuk melakukan transaksi jual-beli barang/jasa dengan harga yang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut ada tiga macam bukti transaksi dalam pengadaan langsung yakni bukti/nota pembelian, kwitansi pembelian dan SPK. Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 telah menetapkan beberapa persyaratan penyedia barang/jasa pemerintah. Namun dalam hal pengadaan barang dan jasa lainnya dilaksanakan dengan cara pengadaan langsung Pejabat Pengadaan diperkenankan untuk membeli barang/jasa kepada penyedia yang tidak memenuhi syarat sebagai penyedia barang/jasa. Kata Kunci : Pengadaan langsung, Pejabat Pengadaan dan penyedia barang/jasa. A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010, perubahan kesatu telah dilakukan dengan Peraturan Presiden nomor 35 tahun 2011. Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 bukan merupakan pengganti Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 melainkan hanya merubah bagian – bagian tertentu dari Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010. Dengan demikian seluruh ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang tidak termasuk dalam Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 masih tetap berlaku. Dilihat dari sistematika peraturan, perubahan yang terdapat dalam Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 meliputi tiga hal yaitu : 1. perubahan rumusan pasal, sebanyak 67 pasal. 2. perubahan penjelasan pasal, sebanyak 3 pasal (pasal 4, pasal 6, pasal 31) 3. pernyataan bahwa Lampiran Peraturan Presiden nomor 54/2010 tidak berlaku. Dilihat dari materi yang diatur, perubahan Perpres tersebut seluruhnya mengandung kemudahan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sejalan dengankeinginan pemerintah untuk mempercepatpelaksanaan belanja negara dengan cara memperlancar pencairan anggaran belanja negara Dalam konsideran Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 tersebut, pada bagian menimbang disebutkan bahwa : a) dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan perlu percepatan pelaksanaan belanja Negara, b) dalam rangka percepatan pelaksanaan belanja negara perlu percepatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, c) dalam rangka percepatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah perlu penyempurnaan pengaturan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa adanya keinginan pemerintah agar pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa di lingkungan pemerintah berjalan dengan lancar sehingga tidak menghambat pencairan anggaran belanja negara dengan tetap mengedepankan prinsip pengadaan barang/jasa yaitu efisien, efektif, terbuka, bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Salah satu percepatan penyerapan anggaran dalam pengadaan barang dan jasa ini dengan terbitnya Perpres 70 tahun 2012 yang antara lain point pentingnya adalah peningkatan batas nilai pengadaan langsung non konsultansi dari sampai dengan Rp. 100 juta menjadi Rp. 200 juta. B. Permasalahan Masih banyak Pejabat Pengadaan telah memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan telah ditunjuk sebagai Pejabat Pengadaan pada instansi tempatnya bekerja. Namun dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai pejabat pengadaan ia sendiri kadang-kadang masih ragu-ragu terutama dalam menafsirkan dan melaksanakan peraturan yang ada. Ia mengetahui bahwa pengadaan langsung adalah cara pengadaan yang dapat dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan tanpa
  • 2. harus melalui proses lelang, cukup dengan melakukan survey harga di antara paling kurang dua penyedia barang/jasa yang berbeda. Bedasarkan penjelasan tersebut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). 2. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp50.000.000,- (limapuluh juta rupiah). 3. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barangdan jasa pemerintah Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (duaratus juta rupiah). C. Tujuan Tujuan dari penulisan artikel ini adalah memberikan pemahaman bahwa pengadaan langsung adalah metode pemilihan penyedia yang bertujuan mendapatkan barang yang berkualitas dengan melakukan pembelian langsung kepada penyedia yang sebelumnya dilakukan suevey harga. Dengan melakukan pengadaan langsung pejabat pengadaan tidak perlu membuat pelelangan atau kontrak sebagai bukti perjanjian. Sejatinya metode pemilihan penyedia hingga penggunaan tanda bukti perjanjian adalah untuk mendapatkan barang/jasa sesuai kebutuhan. II. Kerangka Teori dan Pembahasan A. Pengertian Pengadaan Langsung Peranan Pengadaan barang dan jasa pemerintah sangat strategis. Namun dalam kenyataannya, kerap didekati hanya dengan pendekatan taktis situasional. Pengadaan barang/jasa cenderung terjebak dalam penjara “harga” bahkan mungkin pembangunan kitapun begitu. Harga cenderung materialistis penghamba keinginan, bukan kebutuhan, menghabiskan sebanyak - banyaknya sumber daya yang ada untuk kepentingan sesaat dan menjadi lambing nafsu yang tak terkendali. Pengadaan barang dan jasa mestinya berorientasi pada biaya, sementara itu, baiay berotientasi pada kinerja dengan mengelola sumber daya yang ada dan dana untuk kepentingan yang lebih luas sebagai lambing upaya pengendalian dalam memenuhi kebutuhan (Samsul Ramli : 2013). Percepatan pelaksanaan pembangunan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah perlu didukung oleh percepatan pelaksanaan belanja Negara, yang dilaksanakan melalui Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Namun, evaluasi yang dilaksanakan terhadap Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 menunjukkan bahwa implementasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah masih menemui kendala yang disebabkan oleh keterlambatan dan rendahnya penyerapan belanja modal (Amik : 2014) Pasal 1 ayat (1) Perpres 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Perpres 70 Tah un 2012 menyebutkan bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Dari definisinya, jelas bahwa yang disebut dengan pengadaan barang dan jasa bukan hanya soal bagaimana memilih penyedia saja. Namun lebih luas dari itu, pengadaan barang/jasa dimulai sejak perencanaan kebutuhan penyusunan rencana pelaksanaan pengadaan, pemilihan penyedia, penandatanganan kontrak, pelaksanaan dan pengendalian kontrak, sehingga diterimanya barang/jasa. Namun seringkali, kebutuhan berbeda dengan keinginan. Keinginan sangat luas dan tidak mempunyai batas. Sementara itu, kebutuhan adalah pilihan yang diukur berdasarkan ketersediaan sumber daya dan dana yang dimiliki untuk mencapai nilai manfaat sesuai yang direncanakan secara efisien dan efektif. Pengadaan barang dan jasa tidak boleh dilandasi oleh keinginan, tetapi wajib dilandasi oleh kebutuhan. Dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah. Setidaknya ada 4 pasal terkait pengadaan langsung yang relevan, yakni :
  • 3. Pasal 1 ayat 32 menyebutkan Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Pasal 39 ayat 1 berbunyi Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) , dengan ketentuan: 1. kebutuhan operasional K/L/D/I; 2. teknologi sederhana; 3. risiko kecil; dan/atau 4. dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil,kecuali untuk paketpekerjaan yang menuntutkompetensi teknis yang tidak dapatdipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil. Menurut Perka LKPP No. 14 tahun 2012 secara umum dibagi kedalam dua metode yaitu pembelian langsung dan permintaan penawaran. Dari sisi pembelian, pengadaan langsung diatur diantaranya dengan pasal 39 ayat (1) Perpres 54 tahun 2010 sebagaiamana diubah terakhir dengan Perpres nomor 70 tahun 2012 dengan nilai paling tinggi sampai dengan Rp. 200 juta untuk non konsultansi dan pasal 45 Perpres 54 tahun 2010 dengan nilai paling tinggi Rp. 50 juta untuk konsultansi (Saamsul Ramli : 2013). Pasal 57 ayat (5) mengurai bahwa Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut: 1. pembelian/pembayaran langsungkepada Penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti pembelian dan kuitansi,serta Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan kuitansi; 2. permintaan penawaranyang disertai dengan klarifikasi serta negosiasiteknis dan harga kepada Penyedia untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK. Perlu juga sebagai bahan pertimbangan kita perhatikan pasal 66 ayat 1 bahwa PPK menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/ Jasa, kecuali untuk Kontes/Sayembara dan Pengadaan Langsung yang menggunakan bukti pembelian. Kalau dikaitkan dengan Pasal 1 ayat 1 jelas bahwa pengadaan barang/jasa adalah sebuah proses untuk mendapatkan barang/jasa, bukan sebuah proses untuk mendapatkan bukti perjanjian. Tanda bukti perjanjian tertuang dalam pasal 55 ayat 1 terdiri dari bukti pembelian, kuitansi, Surat Perintah Kerja (SPK), dan surat perjanjian. Terlebih kalau ditelaah secara seksama bahwa pasal 55 berada dalam hirarki Bagian Ketiga tentang Pemilihan Sistem Pengadaan. Bagian ini terdiri dari 7 paragraf yang masing-masing terdiri dari : 1. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya 2. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi 3. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen 4. Penetapan Metode Evaluasi Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya 5. Metode Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi 6. Penetapan Jenis Kontrak 7. Tanda Bukti Perjanjian Dengan struktur seperti ini jelas bahwa tanda bukti perjanjian bukan merupakan tujuan dari proses pengadaan tapi merupakan bagian dari sistem pengadaan yang dipilih untuk mendapatkan barang/jasa. B. Tahapan Pengadaan Langsung 1. RUP (Rencana Umum Pengadaan) yang diumumkan PA/KPA di website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melaluiLPSE (RUP diumumkansetelah disetujuioleh DPR atau setelah APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD,mengumumkan kembali RUP,apabila terdapatperubahan/penambahan DIPA/DPA). 2. PA/KPA menyerahkan RUP dan KAK kepada PPK.
  • 4. 3. PPK menyusun HPS (untuk tanda bukti perjanjian berupa nota pembelian tidak disusun HPS) 4. Selanjutnya HPS, spesifikasi teknis/barang, gambar dan rancangan SPK disampaikan ke Pejabat Pengadaan. 5. Pejabat Pengadaan melakukan proses Pengadaan Langsung sesuai dengan SDP (Standar Dokumen Pengadaan) Untuk Pengadaan Barang, tinggal menambahkan kelengkapannya sesuai contoh proses pekerjaan konstruksi tanpa menambahkan proses prakualifikasi tetapi pascakualifikasi (menurut Perpres No. 70 tahun 2012 pasal 56 ayat 4a : “Prakualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d, dikecualikan untuk Pengadaan Langsung Barang/Jasa Lainnya”, tidak dijelaskan bahwa harus pascakualifikasi, tetapi berdasarkan perka LKPP No. 15 tahun 2012 tentang SDP Perpres 70 tahun 2012, dipaparkan bahwa menggunakan pascakualifikasi, maka dibuatkan pascakualifikasinya). – Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, – Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, contoh diatas bisa disesuaikan dengan tetap berpedoman pada perka LKPP No. 14 tahun 2012. 7. PejabatPengadaan menyampaikan hasil proses Pengadaan Langsung dan salinan dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK serta menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan membuatlaporan mengenai proses Pengadaan kepada PA/KPA. 8. PPK mengadakan ikatan perjanjian berupa SPK/Kuitansi dengan Penyedia (formatSPK dapatdilihatdi SDP). 9. Setelah penyedia menyelesaikan kewajibannya sehingga pekerjaan telah 100%,maka dilakukan Serah Terima Barang/Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO)/Serah Terima Jasa Konsultansi/Serah Terima Jasa Lainnya 10. Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Serah Terima Akhir Pekerjaan (BA FHO) untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atau Pengadaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan. C. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 10.000.000,- Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf a Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan bukti pembelian. (Pasal 55 ayat (2) Perpres 70/2012). Perlu diketahui bahwa pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012), PPK tidak perlu menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang menggunakan bukti pembelian (Pasal 66 ayat (1) Perpres 70/2012. D. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 50.000.000,- Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan. (pasal 16 ayat (3) Perpres 70/2013). Pengadaan langsung dilakukan dengan metode prakualifikasi, tetapi metode prakualifikasi tidak berlaku untuk pengadaan langsung barang. (Pasal 56 ayat (4a) Perpres 70/2012). Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar, bukan berdasarkan harga ketetapan gubernur/bupati. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012). Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf a Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan bukti pembelian. (Pasal 55 ayat (2) Perpres 70/2012). Perlu diketahui bahwa pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012), PPK tidak perlu menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang menggunakan bukti pembelian (Pasal 66 ayat (1) Perpres 70/2012.
  • 5. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf a Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan kuitansi. (Pasal 55 ayat (3) Perpres 70/2012). Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. (Pasal 39 ayat (2) Perpres 70/2012). Untuk pengadaan langsung barang yang menggunakan bukti pembelian dan kuitansi (yang nilainya sampai dengan Rp. 50.000.000,-), pejabat pengadaan dapat memerintahkan seseorang untuk melakukan proses pengadaan langsung untuk barang yang harganya sudah pasti dan tidak bisa dinegosiasi sekurang-kurangnya meliputi: (a) Memesan barang sesuai dengan kebutuhan atau mendatangi langsung ke penyedia barang; (b) Melakukan transaksi; (c) Menerima barang; (d) Melakukan pembayaran; (e) Menerima bukti pembelian atau kuitansi; (f) Melaporkan kepada Pejabat Pengadaan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012) Jika harganya belum pasti, proses pengadaan langsung harus dilakukan sendiri oleh pejabat pengadaan. (pasal 16 ayat (3) Perpres 70/2012) Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia barang / pedagang. (Pasal 57 ayat (5) huruf b Perpres 70/2012). Tanda bukti transaksi/ perjanjian menggunakan SPK. (Pasal 55 ayat (4) Perpres 70/2012). Penyedia Barang yang mengikuti Pengadaan Barang melalui Pengadaan Langsung diundang oleh ULP/Pejabat E. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 200.000.000,- PPK menyusun spesifikasi teknis dan gambar sesuai dengan hasil pengkajian ulang spesifikasi teknis dan gambar brosur, termasuk perubahan yang telah disetujui oleh PA/KPA. (BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 14/2012). PPK menetapkan Hargaa Perkiraan Sendiri (HPS) paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran; (Pasal 66 Perpres 70/2012 & BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 14/2012)  HPS dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.  HPS ditetapkan berdasarkan harga barang yang dikeluarkan oleh pabrikan / distributor tunggal atau informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkaitdan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan.  HPS telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), keuntungan dan biaya overhead (OH). Keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar bagi Penyedia maksimal 15% (lima belas perseratus) dari total biaya tidak termasuk PPN;  HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak Penghasilan (PPh) Penyedia.  Berdasarkan ketentuan diatas, untuk pengadaan barang, tata cara perhitungan HPS dapat dirumuskan sbb: Harga Perhitungan Sendiri (HPS) = Harga pada tingkat distributor + 15% Keuntungan dan OH + 10% PPN Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-elektronik; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu untuk menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012)
  • 6.  Calon penyedia yang diundang adalah penyedia yang telah disurvei (baik melalui media elektronik dan/atau non-elektronik) yang harga penjualannya paling rendah berdasarkan spesifikasi teknis yang telah ditentukan, dan diyakini mampu.  Penyedia yang diyakini mampu adalah penyedia yang memenuhi syarat berdasarkan Pasal 19 Perpres 70/2012. Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam undangan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012) Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia dengan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012) Jika harga penawarannya terlalu tinggi, dilakukan negosiasi harga. Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Fungsi HPS bukan sebagai dasar pembelian, tapi sebagai batas tertinggi yang boleh dibeli oleh pemerintah jika harga yang berlaku dipasar terlampau tinggi. Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang dengan mengundang Penyedia lain; (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung. (BAB II Bagian B Angka 12 Huruf c Perka LKPP 14/2012). III. PENUTUP A. KESIMPULAN Mengakhiri tulisan ini, dengan mengingat berbagai keuntungan yang dapat diperoleh melalui pengadaan langsung, dan untuk menghindari berbagai kerugian yang ditimbulkan dari proses lelang, penulis sangat menganjurkan kepada para pihak yang berperan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah agar tidak berupaya menghindari proses pengadaan barang/jasa dengan cara pengadaan langsung. Kesimpulan yang disampaikan antara lain : 1. Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. PPK tidak perlu menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia /pedagang.Tanda bukti transaksi/perjanjian menggunakan bukti pembelian. 2. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampaidenganRp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian / pembayaran langsung kepada Penyedia / pedagang. Tanda bukti transaksi / perjanjian menggunakan kuitansi. Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. 3. Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia barang / pedagang.Tanda bukti transaksi /perjanjian menggunakan SPK. Penyedia Barang yang mengikuti Pengadaan Barang melalui Pengadaan Langsung diundang oleh ULP/PejabatPengadaan.Pengadaan Langsung dilaksanakanberdasarkan harga yang berlaku di pasar. DAFTAR PUSTAKA Amik Tri, 2014, Cara Lebih Mudah Membaca Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Perpres 54,35 dan 70), Penerbit CV. Prima Print, Yogyakartta. Muji Santoso, 2012, Cara Mudah Memahami Pengadaan Barang dan Jasa, Ujiosa Bloksport.com Muji Santoso, ed, 2012, Pengadaan Langsung dengan berbagai aspeknya, Ujiosa. Bloksport.com Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah, http://www.mudjisantosa.net/. Diunduh tanggal 13 Mei 2014 http://www.pengadaan.web.id/index.php/12-ahli-pengadaan/samsul/13-pengadaan-langsung-dan-bukti-perjanjian Pengadaan Langsung. Diunduh pada tanggal 25 Desember 2014 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Perubahan kedua Perpres Nomor 54 Tahun 2010) Samsul Ramli, 2013, Bacaan Wajib Para Praktisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Penerbit Visimedia Pustaka, Jakarta.
  • 7. Samsul Ramli, 2014, Bacaan Wajib Sertifikasi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penerbit Visimedia, Jakarta. http://samsulramli.com/?s=Pejabat+Pengadaan+dan+Pengadaan+Langsung#038;paged=2, Pejabat Pengadaan dan Pengadaan Langsung, diunduh 17 Juli 2014 http://birokrasi.kompasiana.com/2013/03/13/tata-cara-pengadaan-barang-metode-pengadaan-langsungdiunduh 25 Desember 2014.