2. WHAT WILL WE LEARN ?
PENDAHULUAN
MEDIA
PEMBELAJARAN IPS
METODE DALAM
PEMBELAJARAN IPS
CAKUPAN
BAB I
BAB II
BAB III
3. LATAR BELAKANG
membantu keberhasilan belajar siswa
dapat mencapai peristiwa yang langka
dapat mencapai peristiwa sukar dicapai
dapat lebih memungkinkan pengamatan
tidak terhalang oleh waktu
4. MEDIA PEMBELAJARAN IPS
A.
B.
C.
Kriteria Pemilihan Dan Penentuan Media Dalam
Pembelajaran IPS
Pengembangan Media Pembelajaran IPS
Penggunaan Media Pembelajaran IPS
5. Kriteria Pemilihan Dan Penentuan Media
Dalam Pembelajaran IPS
Media yang digunakan hendaknya dipilih yang bisa mendorong
pencapaian tujuan pembelajaran
Pilihlah media yang dapat membengkitkan berpikir kritis
Pilihlah media yang memungkinkan memenuhi kebutuhan siswa
yang beraneka ragam
Tidak memilih media hanya karena media tersebut
baru, canggih, dan atau populer
Dapat mencapai tujuan secaraa efektif dan efisien
6. Pengembangan Media Pembelajaran IPS
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam
mengembangkan alat-alat sendiri bersama dengan siswa-siswa
kita. Anak-anak sendiri terdorong untuk memeras tenaganya
secara kreatif.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah memperbesar
peta. Akan tetapi perlu diperhatikan dalam memperbesar peta.
Secara sendirinya peta selalu mengandung kesalahan. Dengan
demikian maka apabila peta diperbesar maka kekeliruannya pun
diperbesar pula.
7. Penggunaan Media Pembelajaran IPS
Jenis-jenis media dapat bersifat
visual, audio, verbal, nonverbal, atau mungkin bersifat taktik.
Dalam hal IPS maka yang dapat dikatakan media pembelajaran
ialah media yang dapat disiapkan untuk mengefektifkan dan
mengefisiensikan dalam memperkenalkan, memperluas
cakrawala pandangan dan memperkaya khasanah pembelajaran
IPS.
8. Lanjutan……..
Papan tulis
Papan pamer
Media pengganda
Buku-buku
Majalah dan surat
kabar
Slide dan transparan
Filmstrip
Model dan realia
Carta dan grafik
Gambar
Peta dan globe
Pita suara dan
piringan hitam
Radio
Siaran televisi
Sumber masyarakat
Kunjungan studi
Narasumber
9. METODE DALAM PEMBELAJARAN
IPS
Metode-metode Pengajaran IPS
Alat dan Sumber Belajar IPS
Perpustakaan dan Laboratorium IPS
Kriteria Menentukan Metode Pembelajaran
Macam – Macam Metode Pendekatan
Pembelajaran IPS
10. Metode-metode Pengajaran IPS
1. Metode Ceramah
Dengan metode ini dapat disampaikan
pengetahuan factual yang banyak dan
generalisasi-generalisasi.
2. Metode Diskusi
Topik diskusi dapat juga berasal dari siswa-
siswa sendiri yang kemudian dikembangkan
oleh guru.
11. Lanjutan……
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini berlangsung dalam interaksi
antara guru dengan siswa setelah guru selesai
berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan topic ceramah, kemudian guru
langsung menjawab.
4. Metode Proyek
Pengertian proyek di sini ialah semacam
penelitian (inkuiri) yang dilakukan di luar
kelas/sekolah, dilaksanakan secara individual atau
kelompok siswa, kemudian hasil akhir dibawa dan
dibicarakan bersama-sama dalam kelas.
12. Lanjutan……
5. Metode Karya Wisata
Siswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman
transmigrasi, situs sejarah, panti social, dan sebagainya.
Selain rekreasi bagi siswa, mereka juga bisa belajar dari
tempat-tempat yang mereka kunjungi.
6. Metode bermain peran (role-playing)
Termasuk simulasi atau sosio drama. Metode ini
sangat menarik banyak perhatian siswa SD. Sebagai suatu
pembelajaran, di dalamnya dapat melibatkan aspek-aspek
kognitif (problem solving,pemecahan masalah), dan afektif
(sikap, nilai-nilai pribadi orang lain, membandingkan dan
mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan empati dan
sebagainya) atas dasar tokoh yang mereka perankan.
13. Lanjutan……
7. Metode inkuiri atau metode discovery (penemuan)
Termasuk metode yang paling canggih yang
menuntut penguasaan fakta-fakta dan generalisasi-
generalisasi. Pada dasarnya inkuiri ini mempunyai dua
tahap kegiatan: pertama merumuskan hipotesis (jawaban
sementara) dan kedua proses pembuktiannya.
14. Materi Bacaan ( Reading Materials)
Buku teks IPS untuk SD seyogyanya menarik untuk dilihat
apabila dibaca. Penggunaan peta dan materi visual lain seperti
gambar-gambar, grafik, bagan akan membuat siswa tertarik.
Untuk memudahkan dalam mendapatkan informasi mengenai
materi fakta dari berbagai topic yang diperlukan oleh guru untuk
persiapan mengajar atau siswa sendiri.
Buku ini berisi tulisan informative yang memberikan informasi
khusus tentang topik IPS yang dipelajari, biografi dari tokoh
terkemuka Indonesia atau dunia. sejarah local, nasional atau
umum, serta puisi atau karya sastra lainnya,
Buku Teks
Ensiklopedia
Buku referensi lain
15. Materi Bukan Bacaan (Nonreading
Materials)
1. Gambar, foto, ilustrasi
Digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
nyata, menjelaskan ide, dan menunjukkan objek (benda) yang
sebenarnya semuanya memberikan arti kepada pembelajaran, sebab
kata-kata saja tidak dapat memberikan arti dengan tepat, hidup, atau
cepat seperti yang digunakan oleh gambar-gambar.
2. Film
Film memberikan kepada siswa pengalaman belajar dan dapat
membantu menampilkan waktu berabad-abad (film sejarah atau
peristiwa bersejarah) dan tempat yang berjarak ribuan kilometer
dimana siswa dapat melihat tempat, orang, peristiwa yang tidak
mungkin dilihatnya dengan cara lain.
16. Lanjutan…..
3. Film Strip
Film strip lebih mudah daripada film biasa, juga lebih mudah
digunakan dalam pengajaran IPS. Isi dari setiap film strip itu dapat
didiskusikan tanpa tergesa-gesa sambil dipertunjukkan dalam kelas
dan setiap waktu dapat diundurkan dan diajukan untuk memperlihatkan
gambar yang dikehendaki.
4. Slide
Umumnya berwarna dan tidak perlu selalu dalam suatu urutan
yang tetap. Dibandingkan dengan film strip, slide lebih mahal harganya
dan lebih sulit pemeliharaannya. Oleh sebab itu guru IPS lebih baik
menggunakan film strip.
17. Lanjutan…..
5. Televisi
Televise di Indonesia sudah digunakan untuk pendidikan.
Tinggal memilih acara yang relevan dengan IPS. Seperti halnya
dengan film, televise adalah kombinasi visual dan audio.
6. Materi audio seperti radio atau recording menjadi alat dan sumber
pembelajaran IPS. Pidato-pidato asli para pemimpin Negara dan tokoh
masyarakat ada yang direkam dan ini dapat menjadi sumber belajar.
7. Papan bulletin
Papan bulletin dapat pula digunakan sebagai sumber belajar
karena di papan atau dinding khusus yang tersedia di sekolah, dapat
ditempatkan suatu unit display gambar-gambar peta buatan siswa
sendiri, bagan-bagan, dan sebagainya.
18. Lanjutan…..
8. Sumber masyarakat
Masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa merupakan sumber
pembelajaran IPS yang tidak pernah kering. Dalam masyarakat siswa
dapat melihat langsung proses sosial yang sedang berlangsung. Dalam
masyarakat setempat kepada siswa diperkenalkan konsep geografi
setempat, masalh kehidupan kelompok(sosiologi), proses dan
mekanisme pemerintahan (civic, ilmu politik), aktifitas produksi dan
distribusi barang dan jasa (ekonomi), adat-istiadat setempat
(antropologi), dan alokasi warisan sejarah yang ada (sejarah).
19. Perpustakaan dan Laboratorium IPS
Laboratorium IPS bukan tempat untuk melakukan
eksperimen seperti pada laboratorium IPA. Meskipun
demikian dalam laboratorium IPS juga terdapat alat
peraga untuk pengajaran IPS.
Sesuai dengan tujuannya maka perpustakaan sekolah
itu mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
minat baca siswa. Sumber belajar yang terjadi
diusahakan selengkap mungkin untuk setiap kelas
dalam jumlah yang relatif cukup.
21. Laboratorium
Biasanya dalam laboratorium IPS terdapat alat peraga pengajaran
dalam bentuk dua atua tiga dimensi seperti :
Gambar-gambar dinding (pakaian adat, alat rumah tangga, suku di
Indonesia atau di dunia).
Foto-foto peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah.
Peta-peta sejarah, geografis, dan peta dinding.
Karya grafis ynag memuat informasi tentang penduduk
, ekonomi, sumber alam, agama, politk, social, dan sejarah.
Karya kerajinan dalam tiga dimensi berupa model patung tokoh
sejarah dari tanah liat,peta timbul, dan sebagainya.
Peralatan elektronik audio seperti radio caset, proyektor , film layar.
22. Kriteria Menentukan Metode
Pembelajaran
Tujuan
Tujuan merupakan landasan utama
untuk menentukan metode sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kebutuhan dan
minat anak
Cara
penampilan
guru
Guru harus mengetahui kebutuhan –
kebutuhan anak untuk menentukan
rencana kegiatan pembelajaran.
Guru harus mengembangkan cara
mengajar yang mengesankan dan pandai
memilih metode yang tepat.
Menurut Cheppy HC ada tiga kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan metode, antara lain:
23. Seorang guru IPS dalam memilih metode
hendaknya memperhatikan faktor –faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah:
a. Pengajar (guru)
b. Siswa
c. Tujuan yang akan dicapai
d. Materi / bahan
e. Waktu
f. Fasilitas yang tersedia
24. Macam – Macam Metode
Pendekatan Pembelajaran IPS
Contectual
teaching and
learning (CTL)
Cooperative
Learning
Metode
Karyawisata
1. 3.2.
25. Contectual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Karakteristik pendekatan pembelajarn CTL adalah :
1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya
siswa,misalnya peta,gambar,ceritera,puisi.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat
berupa hasil karya siswa,misalnya laporan / tugas,karangan.
26. Cooperative Learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang
diorganisasikan.
Ada lima prinsip untuk mencapai hasil maksimal dari pembelajaran
dengan model cooperative learning yang baru dikembangkan,antara
lain:
1. Saling ketergantungan
2. Tanggung jawab perseorangan
3. Tatap muka
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
27. Teknik teknik pembelajarn cooperative learning
1. Teknik mencari pasangan
Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau infor
masi tertentu yang harus ditemukan siswa. Keunggulannya siswa
dapat mencari pasangan sambil belajar menggali satu konsep atau
tema dalam suasana yang menyenangkan. Tenik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran da untuk semua tingkat
usia anak.
2. Bertukar pasangan
Tenik dapat member kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lain. Teknik ini jga dapat diterapkan
kepada semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak didik.
3. Berpikir berpasangna berempat
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sendiri atau bekerjasama dengan siswa lain. Keunggulannya
adalah optimalisasi partisipasi siswa. Teknik ini juga dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia
anak didik
28. Lanjutan……
4. Keliling kelompok
Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan
semua tingkatan usia anak didik. Dalam kegiatan keliling
kelompok,masing – masing anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memberikan kontribusinya dan mendengarkan
pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
5. Jigsaw
Teknik dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran
membaca , menulis , berbicara , dan mendengarkan. Teknik ini
dapat diterapkan untuk semua kelas dan cocok untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia , IPA , IPS , dan Agama.
29. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan
perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke tempat
atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah , asalkan maksudnya
memenuhi tujuan instruksional IPS.
Langkah – langkah metode karyawisata
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan karyawisata di lapangan
3. Tindak lanjutnya pelaksanaan karyawisata (setelah kembali ke
tempat)
30. PERTANYAAN
Hadi (098)
Apa media untuk hal2 yg abstrak ? (Nilai dan norma)
Teori dan jumlah dalam pembentukan kelompok yg efektif ?
Niken F (096)
Kelemahan dari media yg digunakan ?
Jika ada guru yg tidak bsa menggunakan media, HOW ?
Jana (032)
Kontribusi media dan metode ?
Peran metode dlm keterbatasan ?
Yusup (094)
Media buat sendiri atau disediakan ?
31.
32. Kontribusi media
Menangkap suatu objek atau peristiwa
tertentu
Memanipulasi keadaan, peristiwa atau
objek tertentu
Menambah gairah dan motivasi belajar
siswa
Memiliki nilai praktis
(Wina Sanjaya, 2008:208-210)