SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
COCONUT
Konstitusi
 Konstitusi berasal dari kata constituer (bhs Perancis)
  yang berarti membentuk. Dimaksudkan untuk
  pembentukan suatu negara
 Konstitusi sebagai peraturan dasar/awal mengenai
  negara. Sebagai dasar pembentukan negara,
  landasan penyelenggaraan bernegara
 Berarti hukum dasar- nya negara, hukum tertinggi
  negara. Hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis
  (pengertian luas)
 Sebagai undang-undang dasar – nya negara
  (Konstitusi tertulis/ pengertian sempit)
 Konstitusi penting bagi negara karena
  penyelenggaran bernegara diatur dan didasarkan atas
  konstitusi negara
Negara Konsitusional
  Adalah negara yang berdasar atas suatu
   konstitusi/ memiliki konstitusi sebagai dasarnya
   bernegara
  Disamping itu konstitusi negara tsb haruslah
   memuat gagasan mengenai konstitusionalisme
  Dengan demikian tidak setiap negara yang
   berdasar/memiliki konstitusi dinamakan negara
   konstitusional
  Perlu memiliki syarat bahwa konstitusi di negara
   tersebut bersifat konstitusionalisme
  Banyak negara yang memiliki konstitusi (UUD)
   tetapi belum tentu menganut konstitusionalisme
Konstitusi NKRI
 Konstitusi yang berlaku di NKRI adalah UUD
  1945 yang ditetapkan PPKI tanggal 18
  Agustus 1945, diberlakukan kembali melalui
  Dekrit Presiden 5 Juli 1959 , dikukuhkan
  secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959
  oleh DPR dan yang telah mengalami 4 kali
  perubahan (amandemen) menurut putusan
  MPR tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002
 Konstitusi lain yang pernah berlaku adalah
  KRIS (1949-1950) dan UUDS (1950-1959)
 Konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah
  hukum dasar tertulis (undang-undang dasar)
Isi Konstitusi




                 6
Tujuan Konstitusi
1. Memberikan pembatasan sekaligus
   pengawasan terhadap kekuasaan
   politik
2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari
   penguasaan sendiri
3. Memberikan batasan-batasan
   ketetapan bagi para penguasa
   dalam menjalankan kekuasaannya
Nilai Konstitusi (Karl Loewenstein)
 Nilai normatif: apabila suatu konstitusi telah
  resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
  mereka konstitusi itu bukan saja berlaku
  dalam arti hukum (legal), tetapi juga
  merupakan suatu kenyataan (reality).
 Nilai nominal: bahwa konstitusi secara
  hukum berlaku, namun berlakunya tidak
  sempurna karena ada pasal-pasal tertentu
  yang dalam kenyataan tidak berlaku.
 Nilai semantik: konstitusi secara hukum
  tetap berlaku tetapi dalam kenyataannya
  hanya sekedar untuk memberi bentuk dari
  tempat yang telah ada dan untuk
  melaksanakan kekuasaan politik.
Sifat Konstitusi
 Fleksibel atau rigid. Untuk menentukan
  fleksibel atau rigid suatu konstitusi diukur dari:
  cara mengubah konstitusi dan apakah
  konstitusi itu mudah atau tidak mengikuti
  perkembangan jaman.
 Tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis
  apabila ia ditulis dalam suatu naskah atau
  beberapa naskah, sedangkan konstitusi tidak
  tertulis karena ketentuan-ketentuan yang
  mengatur suatu pemerintahan tidak tertulis
  dalam naskah tertentu, melainkan dalam
  banyak hal diatur dalam konvensi atau UU
  biasa
UUD 1945 adalah Konstitusi Negara/
    Hukum Dasar yang Tertulis
 Bersifat mengikat: ”pemerintah, lembaga negara,
  lembaga masyarakat, dan warga negara”.
 Berisi norma–norma, kaidah, aturan atau ketentuan
  yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang
  terikat dalam negara.
 Berfungsi sebagai sumber hukum setiap produk
  hukum.
 Menjadi dasar setiap tindakan pemerintah dengan
  berbagai kebijakannya.
 Berfungsi sebagai alat kontrol dan alat untuk menguji
  atau mengecek kesesuaian norma hukum di
  bawahnya.
Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
                    ?
  NAMA KONSTITUSI              MASA BERLAKUNYA

  UUD 1945 (Periode i)     18 – 8 – 1945 s/D 27 – 12 - 1949

     Konstitusi RIS        27 – 12 - 1949 s/d 17 – 8 - 1950

       UUDS 1950            17 – 8 – 1950 s/d 5 – 7 - 1959

  UUD 1945 (Orde lama)      5 – 7 – 1959 s/d 12 – 3 - 1966

  UUD 1945 (orde baru)     12 – 3 – 1966 s/d 19 – 10 - 1999

UUD 1945 hasil amandemen
                             19 – 10 – 1999 s/d sekarang
       (reformasi)
Isi UUD 1945
  Terdiri atas dua bagian: Pembukaan dan Pasal-
   pasal (Pasal II AT)
  Pembukaan terdiri atas 4 alinea sebagai
   perwujudan pandangan hidup, cita-cita, dan
   falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa.
   Pembukaan mrp pokok kaidah yang fundamental
   bagi NKRI
  Nomor pasal mulai dari pasal 1 – pasal 37. Jumlah
   keseluruhan 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal
   Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan
  Bagian pasal berisi pengaturan mengenai; identitas
   negara, lembaga negara, sistem pemerintahan
   negara, hubungan warga negara dengan negara,
   konsepsi negara , perubahan konstitusi, aturan
   peralihan dan aturan tambahan
Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
  kaidah negara yang fundamental
  (Staatsfundamental Norm)
Sesuai dengan ilmu HTN memiliki unsur mutlak sbb:
a. Dari segi terjadinya: Ditentukan oleh Pembentuk
   Negara (Founding Fathers)
b. Dari segi isinya:
       (1) memuat dasar tujuan negara (umum dan
           khusus)
       (2) ketentuan diadakannya UUD Negara
       (3) bentuk negara
       (4) dasar filsafat negara (asas kerohanian
           negara)
Apa yang perlu dilakukan WNI
 Memahami secara utuh dan lengkap mengenai
  konstitusi negara, bukan memperdebatkan
  eksistensi konstitusi (perlu tidaknya konstitusi)
 Bersikap dan berperilaku yang konstitusional dalam
  hidup bernegara
 Menghindari perilaku in- konstitusional dalam hidup
  bernegara. Perilaku in- konstitusional bisa dilakukan
  oleh penyelenggara negara maupun oleh rakyat
  negara. Perilaku in- konstitusional membahayakan
  kehidupan kontitusional dan praktek bernegara pada
  umumnya
 Berfikir kritis dan konstruktif terhadap konstitusi
  untuk kemajuan bangsa dan negara
 Perlu pendidikan kesadaran berkonstitusi, sehingga
  konstitusi benar-benar berjalan dan ditaati
BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN                                                     4


                            Negara Indonesia ialah Negara
                          Kesatuan, yang berbentuk Republik
                                      [Pasal 1 (1)]




                                                          Kedaulatan berada di
                                                           tangan rakyat dan
     Negara Indonesia                                        dilaksanakan
   adalah negara hukum                                     menurut Undang-
       [Pasal 1 (3)***]                                      Undang Dasar
                                                              [Pasal 1 (2)***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN                                                                     5
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

                                                                                                      PUSAT
                                                        UUD 1945




        BPK                      Presiden             DPR   MPR   DPD              MA         MK
kpu                   bank
                     sentral
                                   kementerian                          badan-badan lain                   KY
                                       negara
                                                                         yang fungsinya
                                           dewan                        berkaitan dengan
                                    pertimbangan
                                                                           kekuasaan
                                          TNI/POLRI                        kehakiman



       Perwakilan     Pemerintahan Daerah                                           Lingkungan
      BPK Provinsi          Provinsi
                                                                                 Peradilan Umum
                     Gubernur      DPRD
                                                                                      Lingkungan
                                                                                   Peradilan Agama
                                                                                          Lingkungan
                                                                                       Peradilan Militer
                      Pemerintahan Daerah
                        Kabupaten/Kota                                                      Lingkungan
                      Bupati/                                                              Peradilan TUN
                                   DPRD
                      Walikota




                                                                                                   DAERAH
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD        6




     DPR              Presiden            MA          MK


                                            Pasal 24 (1)***
                      Pasal 4 (1)        Kekuasaan kehakiman
   Pasal 20 (1)*      Memegang           merupakan kekuasaan
    Memegang
                      kekuasaan           yang merdeka untuk
    kekuasaan        pemerintahan          menyelenggarakan
  membentuk UU                        peradilan guna menegakkan
                                          hukum dan keadilan
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT                                                                     7


          ANGGOTA                                                               ANGGOTA
            DPR
            dipilih
                                               MPR                                DPD
                                                                                  dipilih
           melalui                       Pasal 2 (1)****                         melalui
           pemilu                                                                pemilu




                                          Wewenang
  Mengubah dan menetapkan Undang-Undang             Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
   Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];     diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
  Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden          kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
   [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];                      Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
  Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil             pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
   Presiden dalam masa jabatannya menurut             diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
   Undang-Undang Dasar                                politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
   [Pasal 3 ayat (3)***/****];                        Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
                                                      kedua dalam pemilihan umum sebelumnya
                                                      sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden
                                                      dan     Wakil   Presiden      mangkat,   berhenti,
                                                      diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
                                                      kewajibannya dalam masa jabatannya secara
                                                      bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden                                                                                    8

             Calon Presiden dan calon                                                                  Presiden dan Wakil Presiden
          Wakil Presiden harus seorang                                                                 dipilih dalam satu pasangan
          warga negara Indonesia sejak                                                                 secara langsung oleh rakyat
          kelahirannya dan tidak pernah                                                                      [Pasal 6A (1)***]
           menerima kewarganegaraan
             lain karena kehendaknya                       Presiden/                                   Presiden dan Wakil Presiden
                sendiri, tidak pernah
            mengkhianati negara, serta                   Wakil Presiden                                 memegang jabatan selama
                                                                                                       lima tahun, dan sesudahnya
             mampu secara rohani dan                                                                    dapat dipilih kembali dalam
           jasmani untuk melaksanakan                                                                    jabatan yang sama, hanya
           tugas dan kewajiban sebagai                                                                untuk satu kali masa jabatan.
           Presiden dan Wakil Presiden.                                                                          (Pasal 7 *)
                  [Pasal 6 (1)***]

                                               Wewenang, Kewajiban, dan Hak
    Antara lain tentang:
   memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
   berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
   menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
   memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
   memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
   menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
   membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
   menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
   mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
   menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
   memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
   memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
   memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
   membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
   pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
   pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
   hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
   pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
   peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
   penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
   pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
   pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden/Wakil Presiden
    Antara lain tentang:
1.  memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
2.  berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
3.  menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
4.  memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
    kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
5. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
6. dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
    [Pasal 11 (1)****];
7. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
8. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
9. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
    pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
10. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
11. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
12. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
13. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
14. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
    Presiden (Pasal 16)****;
15. pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
16. pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU
    [Pasal 20 (4)*];
17. hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22
    (1)];
18. pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23
    (2)***];
19. peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F
    (1)***];
20. penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
21. pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
22. pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal
    24C (3)***].
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                                                   9
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

    Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu
        pasangan secara langsung oleh rakyat
                    [Pasal 6A (1)***]

     diusulkan partai politik atau gabungan partai
        politik peserta pemilu sebelum pemilu
                    [Pasal 6A (2) ***]


                                             mendapatkan suara >50%
                                             jumlah suara dalam pemilu                        Presiden
                                              dengan sedikitnya 20% di
                     Pemilu                      setiap provinsi yang                           dan
                                              tersebar di lebih dari 1/2                      Wapres
                                                   jumlah provinsi
                                                     [Pasal 6A (3)***]

      Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih


          pasangan calon yang
       memperoleh suara terbanyak
         pertama dalam pemilu                                      pasangan yang
                                                Pemilu              memperoleh
          pasangan calon yang                                     suara terbanyak
       memperoleh suara terbanyak
          kedua dalam pemilu                                             [Pasal 6A (4)****]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                                                 10
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden


                       DPR                                       MPR
                                                                                            Presiden
                                                                                         dan/atau Wakil
                                                                                         Presiden terus
  Pendapat DPR bahwa Presiden             DPR                                              menjabat
                                                           wajib menyelenggarakan
  dan/atau Wakil Presiden telah   menyelenggarakan
                                                          sidang untuk memutuskan
  melakukan pelanggaran hukum      sidang paripurna
                                                          usul DPR paling lambat 30
     ataupun telah tidak lagi     untuk meneruskan                                           usul DPR
                                                            hari sejak usul diterima
        memenuhi syarat           usul pemberhentian                                      tidak diterima
                                                               [Pasal 7B (6)***]
        [Pasal 7B (2)***]             kepada MPR
                                   [Pasal 7B (5)***]
                                                            Keputusan diambil dalam
    Pengajuan permintaan DPR
                                                            sidang paripurna, dihadiri
      kepada MK hanya dapat
                                                             sekurang-kurangnya 3/4
   dilakukan dengan dukungan
                                                            jumlah anggota, disetujui       usul DPR
   sekurang-kurangnya 2/3 dari
                                                             sekurang-kurangnya 2/3         diterima
    jumlah anggota yang hadir
                                                           jumlah yang hadir, setelah
   dalam sidang paripurna yang
                                                             Presiden dan/atau wakil         Presiden
      dihadiri oleh sekurang-
                                                          presiden diberi kesempatan     dan/atau Wakil
    kurangnya 2/3 dari jumlah
                                                          menyampaikan penjelasan
              anggota                                                                        Presiden
                                                                [Pasal 7B (7)***]
         [Pasal 7B (3)***]                                                                diberhentikan



            MK                        terbukti


  wajib memeriksa, mengadili,
  dan memutus paling lama 90             tidak terbukti
    hari setelah permintaan
            diterima
       [Pasal 7B (4)***]
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                        11
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]




                                              MPR
                                       selambat-lambatnya
                    mengajukan         dalam waktu 60 hari
                                                                   Wapres
   Presiden          dua calon          menyelenggarakan
                                                                   terpilih
                      Wapres            sidang MPR untuk
                                         memilih Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                       12
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap
Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]



                                                          Presiden
                                                            dan
                                                          Wapres
    parpol atau gabungan
    parpol yang pasangan
                                 mengusulkan
     calon Presiden dan
                                  pasangan
      Wapresnya meraih
                                calon Presiden              MPR
       suara terbanyak
                                 dan Wapres            selambat-lambatnya
    pertama dalam pemilu
         sebelumnya                                    dalam waktu 30 hari
                                                        menyelenggarakan
    parpol atau gabungan                                sidang MPR untuk
    parpol yang pasangan                                     memilih
                                 mengusulkan
      calon Presiden dan
                                  pasangan
      Wapresnya meraih
                                calon Presiden
       suara terbanyak
                                 dan Wapres
     kedua dalam pemilu
          sebelumnya
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                              13


  DPR                               Presiden                                  MA

        dengan       menyatakan perang, membuat perdamaian
      persetujuan     dan perjanjian dengan negara lain dan
                              internasional lainnya
                              [Pasal 11 (1)**** dan (2)***]


                            menyatakan keadaan bahaya
                                       (Pasal 12)
        dengan
     pertimbangan         mengangkat dan menerima Duta
                              [Pasal 13 (2)* dan (3)*]
                                                                        dengan
                           memberi grasi dan rehabilitasi            pertimbangan
                                     [Pasal 14 (1)*]
        dengan
     pertimbangan           memberi amnesti dan abolisi
                                     [Pasal 14 (2)*]

                    memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
                         kehormatan yang diatur dengan
                                  undang-undang
                                      (Pasal 15 *)
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA                                           14
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan




                    Presiden




                                     dibantu
                             menteri-menteri negara          Pembentukan,
      membentuk suatu             [Pasal 17 (1)]
     dewan pertimbangan                                    pengubahan, dan
        yang bertugas           yang diangkat dan             pembubaran
                           diberhentikan oleh Presiden    kementerian negara
     memberikan nasihat           [Pasal 17 (2)*]
      dan pertimbangan                                   diatur dalam undang-
       kepada Presiden     membidangi urusan tertentu           undang
        (Pasal 16) ****      dalam pemerintahan             [Pasal 17 (4) ***]
                                 [Pasal 17 (3)*]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH                                                             15
                       Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
                         atas daerah-daerah provinsi dan daerah
                       provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
                     yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
                      mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
                                  dengan undang-undang
                                      [Pasal 18 (1)**]

   Gubernur,
    Bupati,                     PEMERINTAHAN DAERAH                      anggota
                                                                        DPRD dipilih
   Walikota             KEPALA PEMERINTAH
                                                         DPRD             melalui
 dipilih secara              DAERAH
                                                                          pemilu
  demokratis             mengatur dan mengurus sendiri urusan           [Pasal 18 (3) **]
  [Pasal 18 (4)**]      pemerintahan menurut asas otonomi dan
                           tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]
                          menjalankan otonomi seluas-luasnya,
                         kecuali urusan pemerintahan yang oleh
                             UU ditentukan sebagai urusan
                             Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]
                          berhak menetapkan peraturan daerah
                           dan peraturan-peraturan lain untuk
                               melaksanakan otonomi dan
                             tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH                                                   16
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah


         Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
          daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
           kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
               memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
                                 [Pasal 18 A (1)**]

      Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam
       dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
        daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
                                 undang-undang
                                 [Pasal 18 A (2)**]

         Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
      daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
                                 undang-undang
                                [Pasal 18 B (1)**]

        Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
      hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
      sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
              Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
                                 [Pasal 18 B (2)**]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT                                                                                     17
                                                                                        anggota DPR
                                                                                             dapat
           anggota DPR
          dipilih melalui
                                                    DPR                                 diberhentikan
                                                                                       dari jabatannya,
                                                                                         yang syarat-
                                                 memegang
         pemilihan umum                          kekuasaan                             syarat dan tata
            [Pasal 19 (1)**]                    membentuk UU                                caranya
                                                    [Pasal 20 (1)*]                     diatur dalam
                                                                                       undang-undang
                                                                                          (Pasal 22B**)


                                 Fungsi, Wewenang, dan Hak
Antara lain tentang:
 memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan            pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
    fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;                       pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;
   mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak           persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
    menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;
                                                             pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang
   pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau
                                                                diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
    Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
   persetujuan dalam menyatakan perang, membuat             pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
    perdamaian dan perjanjian                                   pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
    [Pasal 11 (1) dan (2)****] ;                             persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY
   pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam                [Pasal 24A (3)***] ;
    pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;                      persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota
   pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam                KY [Pasal 24B (3)***] ;
    menerima penempatan duta negara lain
    [Pasal 13 (3)*] ;                                        pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi
                                                                [Pasal 24C (3)***] ;
Fungsi, Wewenang, dan Hak DPR
Antara lain tentang:                 pemberian pertimbangan kepada
 memiliki fungsi legislasi, fungsi    Presiden dalam pemberian amnesti
   anggaran, dan fungsi pengawasan     dan abolisi [Pasal 14 (2)*];
   [Pasal 20A (1)**];                persetujuan atas perppu
 mempunyai hak interpelasi, hak       [Pasal 22 (2)];
   angket, dan hak menyatakan        pembahasan dan persetujuan atas
   pendapat [Pasal 20A (2)**];         RAPBN yang diajukan oleh Presiden
 pengajuan usul pemberhentian         [Pasal 23 (2) dan (3)***];
   Presiden dan/atau Wakil Presiden  pemilihan anggota BPK dengan
   [Pasal 7B (1)***];                  memperhatikan pertimbangan DPD
 persetujuan dalam menyatakan         [Pasal 23F (1)***];
   perang, membuat perdamaian dan  persetujuan calon hakim agung
   perjanjian                          yang diusulkan oleh KY
   [Pasal 11 (1) dan (2)****];         [Pasal 24A (3)***];
 pemberian pertimbangan kepada      persetujuan pengangkatan dan
   Presiden dalam pengangkatan duta    pemberhentian anggota KY
   [Pasal 13 (2)*];                    [Pasal 24B (3)***];
 pemberian pertimbangan kepada      pengajuan tiga orang calon anggota
   Presiden dalam menerima             hakim konstitusi
   penempatan duta negara lain         [Pasal 24C (3)***];
   [Pasal 13 (3)*];
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT                                                      18
Pembentukan Undang-Undang


                                                                  Dalam hal RUU
                                                                   tidak disahkan
                                                                  dalam waktu 30
                                                                 hari, RUU tersebut
                                                                  sah menjadi UU
                                                                      dan wajib
                                              mendapat              diundangkan
                                         persetujuan bersama       [Pasal 20 (5)**]
      DPR
                       RUU dibahas
     memegang
                       oleh DPR dan
                                                Presiden
     kekuasaan                                                   mengesahkan UU
   membentuk UU       Presiden untuk
                                                   berhak         [Pasal 20 (4)*]
    [Pasal 20 (1)*]      mendapat
                                                mengajukan
                        persetujuan
                                                    RUU
  Anggota berhak         bersama
                                                [Pasal 5 (1)*]
  mengajukan usul      [Pasal 20 (2)*]
       RUU                                                           tidak boleh
    (Pasal 21*)                             tidak mendapat          diajukan lagi
                                          persetujuan bersama           dalam
                                                                    persidangan
                                                                       masa itu
                                                                    [Pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT                                                         19
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD


                                                                           Dalam hal RUU
                                                                           tidak disahkan
                                                                            dalam waktu
                                                                            30 hari, RUU
                                                                            tersebut sah
                                                                             menjadi UU
                                                      mendapat                dan wajib
   DPD                 DPR                       persetujuan bersama        diundangkan
                                                                           [Pasal 20 (5)**]
      dapat           memegang
mengajukan RUU        kekuasaan         RUU dibahas
   yang sesuai        membentuk         oleh DPR dan
                                                           Presiden
     dengan                                                                mengesahkan
                           UU          Presiden untuk                            UU
kewenangannya                                                berhak
                     [Pasal 20 (1)*]      mendapat                         [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 22D (1)***]                                        mengajukan
                                         persetujuan
                                                              RUU
 ikut membahas         Anggota            bersama
                                                          [Pasal 5 (1)*]
dan memberikan          berhak          [Pasal 20 (2)*]
  pertimbangan       mengajukan                                              tidak boleh
  atas RUU yang        usul RUU
  sesuai dengan
                                                    tidak mendapat          diajukan lagi
                      (Pasal 21*)                 persetujuan bersama           dalam
kewenangannya
[Pasal 22D (2)***]                                                          persidangan
                                                                               masa itu
                                                                            [Pasal 20 (3)*]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH                                                   20
Kewenangan DPD


                                                     KEWENANGAN DPD
                                                                              dapat
  I.       RUU yang berkaitan             dapat        ikut     memberi
                                                                            melakukan
                                        mengajukan   membahas pertimbangan
           dengan:                                                         pengawasan
       •   Otonomi daerah                   ●           ●                      ●
       •   Hubungan pusat dan daerah        ●           ●                      ●
       •   Pembentukan dan pemekaran
           serta penggabungan daerah        ●           ●                      ●
       •   Pengelolaan sumber daya
           alam dan sumber daya             ●           ●                      ●
           ekonomi lainnya
       •   Perimbangan keuangan pusat
           dan daerah                       ●           ●                      ●
       •   RAPBN                                                   ●           ●
       •   Pajak                                                   ●           ●
       •   Pendidikan                                              ●           ●
       •   Agama                                                   ●           ●
  II. Pemilihan anggota BPK                                        ●
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT                                                 21
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)




                                                     setuju    menjadi UU

     Presiden
                            Perpu itu
    Dalam hal ihwal          harus
   kegentingan yang
                                              DPR
                           mendapat
   memaksa, berhak        persetujuan
     menetapkan               DPR
        Perpu             [Pasal 22 (2)]
     [Pasal 22 (1)]
                                                      tidak    harus dicabut
                                                     setuju     [Pasal 22 (3)]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH                                   22




     Anggota DPD dipilih dari
  setiap provinsi melalui pemilu            Anggota DPD dapat
         [Pasal 22C (1)***]                 diberhentikan dari


                                   DPD
                                         jabatannya, yang syarat-
    Anggota DPD dari setiap               syarat dan tata caranya
  provinsi jumlahnya sama dan                  diatur dalam
 jumlah seluruh anggota DPD itu
                                              undang-undang
     tidak lebih 1/3 jumlah
                                             [Pasal 22D (4)***]
          anggota DPR
        [Pasal 22C (2)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM                                                23




   Parpol/
  Gabungan              Partai Politik             Perseorangan
   Parpol



          PEMILIHAN UMUM                                          kpu
                “luber jurdil” setiap lima tahun



 Presiden dan     anggota          anggota           anggota
    Wapres          DPR             DPRD               DPD
BAB VIII. HAL KEUANGAN                                                           24
Penyusunan APBN

       mengajukan
      [Pasal 23 (2)***]


        RAPBN



                                   memberi
 Presiden           DPR          pertimbangan
                                [Pasal 23 (2)***]
                                                    DPD

                                           TIDAK

       membahas                                     Pemerintah     Pemerintah
         bersama                                    menjalankan    menjalankan
     [Pasal 23 (2)***]
                          persetujuan         YA
                                                      APBN            APBN
         RAPBN


                                                                     tahun lalu
                                                                  [Pasal 23 (3)***]
BAB VIII. HAL KEUANGAN                                                        25
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain
Mengenai Keuangan Negara


                         Pajak dan pungutan lain yang
                       bersifat memaksa untuk keperluan
                                     negara
                                  (Pasal 23A***)

                                diatur dengan




                                  Undang-
                                  Undang
       diatur dengan                                      ditetapkan dengan



        Hal-hal lain
                                                          Macam dan harga
     mengenai keuangan
                                                             mata uang
          negara
                                                           (Pasal 23B****)
       (Pasal 23C***)
BAB VIII. HAL KEUANGAN                                                 26
bank sentral




                         bank sentral
                           Pasal 23D ****




    Susunan    Kedudukan    Kewenangan      Tanggungjawab   Independensi




                     diatur dengan undang-undang
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN                                         27
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang




     Anggota BPK dipilih                         Hasil pemeriksaan
      oleh DPR dengan                             keuangan negara
       memperhatikan                             diserahkan kepada
     pertimbangan DPD
       dan diresmikan
                                      BPK          DPR, DPD, dan
                                                    DPRD, sesuai
        oleh Presiden                                  dengan
       [Pasal 23F (1)***]                         kewenangannya
                                                   [Pasal 23E (2)***]



     Untuk memeriksa pengelolaan
     dan tanggung jawab keuangan
      negara diadakan satu Badan              Hasil pemeriksaan tersebut
       Pemeriksa Keuangan yang               ditindaklanjuti oleh lembaga
           bebas dan mandiri                 perwakilan dan/atau badan
            [Pasal 23E (1)***]              sesuai dengan undang-undang
                                                    [Pasal 23E (3)***]
     BPK berkedudukan di ibu kota
         negara, dan memiliki
      perwakilan di setiap provinsi
           [Pasal 23G (1)***]
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN                                 28
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]




                                                       Presiden


   calon                                    anggot
                                memilih
  Anggota        DPR             calon
                                             a BPK     diresmikan
    BPK                                     terpilih



              pertimbangan




                 DPD
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN                                                     29
Mahkamah Agung



                                                         Calon hakim agung
     Hakim agung harus
                                                       diusulkan oleh Komisi
     memiliki integritas
                                                        Yudisial kepada DPR
    dan kepribadian yang
     tidak tercela, adil,
      profesional, dan
                                     MA                    untuk mendapat
                                                           persetujuan dan
                                                         ditetapkan sebagai
     berpengalaman di              Pasal 24A ***          hakim agung oleh
       bidang hukum
                                          Umum                 Presiden
      [Pasal 24A (2)***]
                                           Agama           [Pasal 24A (3)***]
                                             Militer
                                                TUN



                            Kewajiban dan Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
   perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
   undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
   undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
   rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN                                       30
Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]




    KY            calon yang
                   diusulkan     DPR        calon yang
                                             disetujui   Presiden



                                                          hakim
                                                          agung
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN                                                     31
Komisi Yudisial




         Anggota Komisi
          Yudisial harus
           mempunyai                                       Anggota Komisi
        pengetahuan dan                                 Yudisial diangkat dan
      pengalaman di bidang
      hukum serta memiliki           KY                  diberhentikan oleh
                                                          Presiden dengan
          integritas dan          Pasal 24B ***           persetujuan DPR
        kepribadian yang                                  [Pasal 24B (3)***]
           tidak tercela
        [Pasal 24B (2)***]




                                  Wewenang
           1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
           2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
              menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
              perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN                                                          32
Mahkamah Konstitusi



         Hakim konstitusi
                                                               mempunyai
    harus memiliki integritas
                                                         sembilan orang anggota
      dan kepribadian yang
                                                          hakim konstitusi yang
        tidak tercela, adil,
                                                        ditetapkan oleh Presiden,
   negarawan yang menguasai
           konstitusi dan
   ketatanegaraan, serta tidak
                                     MK                   yang diajukan masing-
                                                       masing tiga orang oleh MA,
                                                      tiga orang oleh DPR dan tiga
   merangkap sebagai pejabat
                                                           orang oleh Presiden
              negara
                                                             [Pasal 24C (3)***]
          [Pasal 24C (5)***]




                             Wewenang dan Kewajiban
  berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
   bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
   Dasar,   memutus     sengketa    kewenangan     lembaga negara   yang
   kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
   pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
   pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
  wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
   mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
   menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN                                                 33
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]




       MA              DPR            Presiden
                                                           menetapkan


    mengajukan       mengajukan        mengajukan
                                                           9 (sembilan)
   3 (tiga) orang   3 (tiga) orang    3 (tiga) orang
                                                          orang anggota
        hakim            hakim             hakim
                                                         hakim konstitusi
     konstitusi       konstitusi        konstitusi
BAB IXA. WILAYAH NEGARA                                                     34


                                                BATAS WILAYAH


                                                                BATAS ZEE




      Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
     kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
       batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang
                             (Pasal 25A) **
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK                                                35

      warga negara
    ialah orang-orang                                      Penduduk ialah
    bangsa Indonesia                                        warga negara
      asli dan orang-           WARGA                       Indonesia dan
    orang bangsa lain
      yang disahkan           NEGARA DAN                  orang asing yang
                                                          bertempat tinggal
     dengan undang-            PENDUDUK                      di Indonesia
     undang sebagai
      warga negara                                           [Pasal 26 (2)**]
       [Pasal 26 (1)]



       Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
        pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
                    dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

    Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
                         bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

           Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
                         pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]

   Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
    dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA                                                                         36

  berkewajiban menghargai hak          untuk hidup serta             membentuk keluarga dan
orang dan pihak lain serta tunduk     mempertahankan hidup      melanjutkan keturunan, hak anak atas
    kepada pembatasan yang               dan kehidupan            kelangsungan hidup, tumbuh, dan
         ditetapkan UU                   (Pasal 28A) **          berkembang serta perlindungan dari
          (Pasal 28J) **                                              kekerasan dan diskriminasi
                                                                            (Pasal 28B) **

   perlindungan, pemajuan,                                        mengembangkan diri, mendapat
 penegakan, dan pemenuhan                                         pendidikan, memperoleh manfaat
 HAM adalah tanggung jawab                                          dari IPTEK, seni dan budaya,
 negara, terutama pemerintah                                       memajukan diri secara kolektif
          (Pasal 28I) **                   HAK                             (Pasal 28C) **
                                          ASASI
hidup sejahtera lahir dan batin,                                     pengakuan yang sama di
memperoleh pelayanan kesehatan,
                                         MANUSIA                     hadapan hukum, hak untuk
    mendapat kemudahan dan                                         bekerja dan kesempatan yg sama
     perlakuan khusus untuk                                        dalam pemerintahan, berhak atas
   memperoleh kesempatan dan                                           status kewarganegaraan
manfaat guna mencapai persamaan                                              (Pasal 28D) **
           dan keadilan
          (Pasal 28H) **
                                                                    kebebasan memeluk agama,
                                        berkomunikasi,
                                                                     meyakini kepercayaan, memilih
   perlindungan diri pribadi,          memperoleh, mencari,
                                                                   kewarganegaraan, memilih tempat
 keluarga, kehormatan, martabat,       memiliki, menyimpan,
                                                                     tinggal, kebebasan berserikat,
 harta benda, dan rasa aman serta   mengolah dan menyampaikan
                                                                      berkumpul dan berpendapat
   untuk bebas dari penyiksaan               informasi,
                                                                              (Pasal 28E) **
           (Pasal 28G) **                  (Pasal 28F) **
BAB XI. AGAMA                                        37




                    AGAMA
      Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
                       [Pasal 29 (1)]

        Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
      penduduk untuk memeluk agamanya masing-
         masing dan untuk beribadat menurut
           agamanya dan kepercayaannya itu
                       [Pasal 29 (2)]
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA                                                   38

                               Pertahanan dan                          Usaha pertahanan dan
Tiap-tiap warga negara        Keamanan Negara                             keamanan negara
                                                                        dilaksanakan melalui
 berhak dan wajib ikut
                                                                      sishankamrata oleh TNI
   serta dalam usaha     TNI (AD, AL, AU)             POLRI              dan POLRI sebagai
    pertahanan dan
                                                                        kekuatan utama, dan
   keamanan negara
                          sebagai alat negara sebagai alat negara     rakyat sebagai kekuatan
     [Pasal 30 (1)**]                            yang menjaga
                               bertugas                                       pendukung
                           mempertahankan,      keamanan dan                [Pasal 30 (2)**]
                                                   ketertiban
                            melindungi, dan   masyarakat bertugas
                         memelihara keutuhan      melindungi,
                            dan kedaulatan    mengayomi, melayani
                                negara         masyarakat, serta
                            [Pasal 30 (3)**]  menegakkan hukum
                                                   [Pasal 30 (4)**]


                            Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,
                           hubungan kewenangan TNI dan POLRI,
                          syarat-syarat keikutsertaan warga negara
                           dalam usaha pertahanan dan keamanan
                          negara, serta hal-hal yang terkait dengan
                                 pertahanan dan keamanan
                               diatur dengan undang-undang
                                       [Pasal 30 (5)**]
BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN                                                  39
                 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
                      satu sistem pendidikan nasional, yang
                   meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
                    akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
                      kehidupan bangsa, yang diatur dengan
                         undang-undang [Pasal 31 (3)****]

  Setiap warga negara                                Negara memprioritaskan anggaran
     wajib mengikuti                                  pendidikan sekurang-kurangnya
  pendidikan dasar dan                                20% dari APBN dan APBD untuk
    pemerintah wajib                                      memenuhi kebutuhan
      membiayainya                                     penyelenggaraan pendidikan
     [Pasal 31 (2)****]                                 nasional [Pasal 31 (4)****]
                                PENDIDIKAN
                                    DAN                 Pemerintah memajukan ilmu
                                KEBUDAYAAN           pengetahuan dan teknologi dengan
      Setiap warga                                   menjunjung tinggi nilai-nilai agama
     negara berhak                                      dan persatuan bangsa untuk
 mendapatkan pendidikan                                  kemajuan peradaban serta
    [Pasal 31 (1)****]                                  kesejahteraan umat manusia
                                                              [Pasal 31 (5)****]

      Negara memajukan kebudayaan
        nasional Indonesia di tengah
     peradaban dunia dengan menjamin    Negara menghormati dan memelihara
       kebebasan masyarakat dalam         bahasa daerah sebagai kekayaan
      memelihara dan mengembangkan                budaya nasional
            nilai-nilai budayanya                 [Pasal 32 (2)****]
               [Pasal 32 (1)****]
BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL                                                40
                                                            Bumi dan air dan kekayaan alam
               Cabang-cabang produksi yang
                                                              yang terkandung di dalamnya
                  penting bagi negara dan
                                                                dikuasai oleh negara dan
               menguasai hajat hidup orang
                                                           dipergunakan untuk sebesar-besar
                banyak dikuasai oleh negara
                                                                   kemakmuran rakyat
                       [Pasal 33 (2)]
                                                                      [Pasal 33 (3)]


                                                                          diselenggarakan berdasar atas
                                                                       demokrasi ekonomi dengan prinsip
                                                                       kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
disusun sebagai usaha bersama             PEREKONOMIAN                      berkelanjutan, berwawasan
berdasar atas asas kekeluargaan             NASIONAL                     lingkungan, kemandirian, serta
         [Pasal 33 (1)]
                                               DAN                       dengan menjaga keseimbangan
                                          KESEJAHTERAAN                 kemajuan dan kesatuan ekonomi
                                              SOSIAL                       nasional [Pasal 33 (4)****]



                                                                             Negara bertanggung jawab
 Fakir miskin dan anak-anak                                                    atas penyediaan fasilitas
  yang terlantar dipelihara        Negara mengembangkan sistem jaminan        pelayanan kesehatan dan
         oleh negara                    sosial bagi seluruh rakyat dan        fasilitas pelayanan umum
     [Pasal 34 (1)****]            memberdayakan masyarakat yang lemah                 yang layak
                                  dan tidak mampu sesuai dengan martabat          [Pasal 34 (3)****]
                                                 kemanusiaan
                                              [Pasal 34 (2)****]
BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN   41



                      ATRIBUT KENEGARAAN




           Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih
            (Pasal 35)
           Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
           Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan
            semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **
           Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **
BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR                            42
Perubahan Pasal-Pasal



         Usul perubahan diajukan   diajukan secara tertulis dan
         oleh sekurang-kurangnya    ditunjukkan dengan jelas
              1/3 dari jumlah      bagian yang diusulkan untuk
               anggota MPR          diubah beserta alasannya
              [Pasal 37 (1)****]          [Pasal 37 (2)****]




                                              MPR
                                       sidang MPR dihadiri
                                          oleh sekurang-
           Khusus mengenai             kurangnya 2/3 dari
        bentuk Negara Kesatuan        jumlah anggota MPR
        Republik Indonesia tidak          [Pasal 37 (3)****]
            dapat dilakukan             Putusan dilakukan
              perubahan                dengan persetujuan
              [Pasal 37 (5)****]       sekurang-kurangnya
                                      50% + 1 anggota dari
                                      seluruh anggota MPR
                                          [Pasal 37 (4)****]
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA                                                       43

       NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
             Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
                                       [Pasal 1 (1)]

         Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
          daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
        kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
                                        undang-undang.
                                         [ Pasal 18 (1)**]

        Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
         bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
                                        [Pasal 18B (1)**]

       Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
         beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
        perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
                            yang diatur dalam undang-undang
                                      [Pasal 18B (2)**]

      Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
       Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
                                    undang-undang.
                                      (Pasal 25A**)

         Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
                                dilakukan perubahan.
                                   [Pasal 37 (5)****]
ATURAN PERALIHAN                                              44


                     ATURAN PERALIHAN
      Pasal I
      Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
      tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
      Undang-Undang Dasar ini ****)

      Pasal II
      Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
      sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-
      Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut
      Undang-Undang Dasar ini ****)

      Pasal III
      Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya
      pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala
      kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN                                         45


                  ATURAN TAMBAHAN

     Pasal I
     Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk
     melakukan peninjauan terhadap materi dan status
     hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
     Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
     Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis
     Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)

     Pasal II
     Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang
     Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik
     Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan
     pasal-pasal ****)
Perhatikan
Vdeo Berikut
    ini!

Contenu connexe

Tendances

Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uudSistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uudYudi Prasetya
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan DaerahLembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan DaerahDhea Safitri
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaAmran Jaya
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
Desentralisasi masa orde lama 3b
Desentralisasi masa orde lama 3bDesentralisasi masa orde lama 3b
Desentralisasi masa orde lama 3bFrans Dione
 
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...JajangSumitra
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraFira Nursya`bani
 
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraBab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraRama Putra
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaRyan Widjayana
 
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945Sandy Andaru
 
UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945Luthfi Syuhada
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945Cucu Sya'diah
 
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik IndonesiaPemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik IndonesiaRipan Nugraha Harahap
 

Tendances (20)

Ppkn
PpknPpkn
Ppkn
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945
Lembaga lembaga negara menurut undang-undang dasar 1945
 
Sistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uudSistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uud
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan DaerahLembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah
Lembaga-Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesia
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
 
Desentralisasi masa orde lama 3b
Desentralisasi masa orde lama 3bDesentralisasi masa orde lama 3b
Desentralisasi masa orde lama 3b
 
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...
Nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan neg...
 
Dinamika UUD 1945
Dinamika UUD 1945Dinamika UUD 1945
Dinamika UUD 1945
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negara
 
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraBab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
 
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
 
UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945
 
Struktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesiaStruktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesia
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
 
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik IndonesiaPemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
 

Similaire à MPR SEBAGAI LEMBAGA TERTINGGI NEGARA

Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraRizza Magfira
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaAmran Jaya
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxEniSulistyowati
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxAnitaMusya
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIRifin Sugiarto
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
Uud & karakter copy
Uud & karakter    copyUud & karakter    copy
Uud & karakter copyDedi Koswara
 
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uu
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uuPengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uu
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uuAnnisa Khoerunnisya
 
Bab iv konstitusi
Bab iv konstitusiBab iv konstitusi
Bab iv konstitusiwowwwwwiii
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanjimmy
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesiaBetha Taiyou
 
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasiPeran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasiAhmad Dahlan University
 

Similaire à MPR SEBAGAI LEMBAGA TERTINGGI NEGARA (20)

Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Konstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi KewarganegaraanKonstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi Kewarganegaraan
 
Pkn broh
Pkn brohPkn broh
Pkn broh
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesia
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Uud & karakter copy
Uud & karakter    copyUud & karakter    copy
Uud & karakter copy
 
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uu
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uuPengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uu
Pengantar hukum indonesia bab 4 bentuk uu
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Bab iv konstitusi
Bab iv konstitusiBab iv konstitusi
Bab iv konstitusi
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasiPeran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
 

Plus de Adelia Hardini

Slide master h&s.pptx [autosaved]
Slide master h&s.pptx [autosaved]Slide master h&s.pptx [autosaved]
Slide master h&s.pptx [autosaved]Adelia Hardini
 
0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negaraAdelia Hardini
 
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)Adelia Hardini
 
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)Adelia Hardini
 
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Adelia Hardini
 
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)Adelia Hardini
 
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)Adelia Hardini
 
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)Adelia Hardini
 
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)Adelia Hardini
 
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)Adelia Hardini
 
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Adelia Hardini
 
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Adelia Hardini
 
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)Adelia Hardini
 
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))Adelia Hardini
 

Plus de Adelia Hardini (20)

Tm 4
Tm 4Tm 4
Tm 4
 
Slide master h&s.pptx [autosaved]
Slide master h&s.pptx [autosaved]Slide master h&s.pptx [autosaved]
Slide master h&s.pptx [autosaved]
 
Sosiologi horton
Sosiologi hortonSosiologi horton
Sosiologi horton
 
Uji vickers
Uji vickersUji vickers
Uji vickers
 
0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara
 
Sosiologi horton
Sosiologi hortonSosiologi horton
Sosiologi horton
 
Modul dialog
Modul dialogModul dialog
Modul dialog
 
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)
Kelompok 12 ( listiani, asta, zaeni ulfa)
 
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)
Kelompok 11 (dedy, dinar, zulfalina)
 
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
 
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)
Kelompok 9 ( nararia hp, hindiati, ulva)
 
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)
Kelompok 8 ( fatimah gaby, liawati w, argha a)
 
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)
Kelompok 7 (enggarsari a, gya wilda r, ika rizqi m)
 
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)
Kelompok 6 (hary dwi,fitri susanti, fransisca nt)
 
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)
Kelompok 5(hermawati, adetyo a,pandu yodha aw)
 
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
 
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
Kelompok 4 (erfina, galih, yessi)
 
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)
Kelompok 2 (lina,ika rosya, rizki dwi, tiara r)
 
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))
Kelompok 1 ( skriptyan, kris m uktiana, ridhotul amin, sofyan hadi))
 
Ti ku
Ti kuTi ku
Ti ku
 

MPR SEBAGAI LEMBAGA TERTINGGI NEGARA

  • 1.
  • 3. Konstitusi  Konstitusi berasal dari kata constituer (bhs Perancis) yang berarti membentuk. Dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara  Konstitusi sebagai peraturan dasar/awal mengenai negara. Sebagai dasar pembentukan negara, landasan penyelenggaraan bernegara  Berarti hukum dasar- nya negara, hukum tertinggi negara. Hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis (pengertian luas)  Sebagai undang-undang dasar – nya negara (Konstitusi tertulis/ pengertian sempit)  Konstitusi penting bagi negara karena penyelenggaran bernegara diatur dan didasarkan atas konstitusi negara
  • 4. Negara Konsitusional  Adalah negara yang berdasar atas suatu konstitusi/ memiliki konstitusi sebagai dasarnya bernegara  Disamping itu konstitusi negara tsb haruslah memuat gagasan mengenai konstitusionalisme  Dengan demikian tidak setiap negara yang berdasar/memiliki konstitusi dinamakan negara konstitusional  Perlu memiliki syarat bahwa konstitusi di negara tersebut bersifat konstitusionalisme  Banyak negara yang memiliki konstitusi (UUD) tetapi belum tentu menganut konstitusionalisme
  • 5. Konstitusi NKRI  Konstitusi yang berlaku di NKRI adalah UUD 1945 yang ditetapkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 , dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh DPR dan yang telah mengalami 4 kali perubahan (amandemen) menurut putusan MPR tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002  Konstitusi lain yang pernah berlaku adalah KRIS (1949-1950) dan UUDS (1950-1959)  Konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah hukum dasar tertulis (undang-undang dasar)
  • 7. Tujuan Konstitusi 1. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik 2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri 3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya
  • 8. Nilai Konstitusi (Karl Loewenstein)  Nilai normatif: apabila suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu bukan saja berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga merupakan suatu kenyataan (reality).  Nilai nominal: bahwa konstitusi secara hukum berlaku, namun berlakunya tidak sempurna karena ada pasal-pasal tertentu yang dalam kenyataan tidak berlaku.  Nilai semantik: konstitusi secara hukum tetap berlaku tetapi dalam kenyataannya hanya sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik.
  • 9. Sifat Konstitusi  Fleksibel atau rigid. Untuk menentukan fleksibel atau rigid suatu konstitusi diukur dari: cara mengubah konstitusi dan apakah konstitusi itu mudah atau tidak mengikuti perkembangan jaman.  Tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis apabila ia ditulis dalam suatu naskah atau beberapa naskah, sedangkan konstitusi tidak tertulis karena ketentuan-ketentuan yang mengatur suatu pemerintahan tidak tertulis dalam naskah tertentu, melainkan dalam banyak hal diatur dalam konvensi atau UU biasa
  • 10. UUD 1945 adalah Konstitusi Negara/ Hukum Dasar yang Tertulis  Bersifat mengikat: ”pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat, dan warga negara”.  Berisi norma–norma, kaidah, aturan atau ketentuan yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terikat dalam negara.  Berfungsi sebagai sumber hukum setiap produk hukum.  Menjadi dasar setiap tindakan pemerintah dengan berbagai kebijakannya.  Berfungsi sebagai alat kontrol dan alat untuk menguji atau mengecek kesesuaian norma hukum di bawahnya.
  • 11. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia ? NAMA KONSTITUSI MASA BERLAKUNYA UUD 1945 (Periode i) 18 – 8 – 1945 s/D 27 – 12 - 1949 Konstitusi RIS 27 – 12 - 1949 s/d 17 – 8 - 1950 UUDS 1950 17 – 8 – 1950 s/d 5 – 7 - 1959 UUD 1945 (Orde lama) 5 – 7 – 1959 s/d 12 – 3 - 1966 UUD 1945 (orde baru) 12 – 3 – 1966 s/d 19 – 10 - 1999 UUD 1945 hasil amandemen 19 – 10 – 1999 s/d sekarang (reformasi)
  • 12. Isi UUD 1945  Terdiri atas dua bagian: Pembukaan dan Pasal- pasal (Pasal II AT)  Pembukaan terdiri atas 4 alinea sebagai perwujudan pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa. Pembukaan mrp pokok kaidah yang fundamental bagi NKRI  Nomor pasal mulai dari pasal 1 – pasal 37. Jumlah keseluruhan 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan  Bagian pasal berisi pengaturan mengenai; identitas negara, lembaga negara, sistem pemerintahan negara, hubungan warga negara dengan negara, konsepsi negara , perubahan konstitusi, aturan peralihan dan aturan tambahan
  • 13. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental (Staatsfundamental Norm) Sesuai dengan ilmu HTN memiliki unsur mutlak sbb: a. Dari segi terjadinya: Ditentukan oleh Pembentuk Negara (Founding Fathers) b. Dari segi isinya: (1) memuat dasar tujuan negara (umum dan khusus) (2) ketentuan diadakannya UUD Negara (3) bentuk negara (4) dasar filsafat negara (asas kerohanian negara)
  • 14. Apa yang perlu dilakukan WNI  Memahami secara utuh dan lengkap mengenai konstitusi negara, bukan memperdebatkan eksistensi konstitusi (perlu tidaknya konstitusi)  Bersikap dan berperilaku yang konstitusional dalam hidup bernegara  Menghindari perilaku in- konstitusional dalam hidup bernegara. Perilaku in- konstitusional bisa dilakukan oleh penyelenggara negara maupun oleh rakyat negara. Perilaku in- konstitusional membahayakan kehidupan kontitusional dan praktek bernegara pada umumnya  Berfikir kritis dan konstruktif terhadap konstitusi untuk kemajuan bangsa dan negara  Perlu pendidikan kesadaran berkonstitusi, sehingga konstitusi benar-benar berjalan dan ditaati
  • 15. BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN 4 Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal 1 (1)] Kedaulatan berada di tangan rakyat dan Negara Indonesia dilaksanakan adalah negara hukum menurut Undang- [Pasal 1 (3)***] Undang Dasar [Pasal 1 (2)***]
  • 16. LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN 5 menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PUSAT UUD 1945 BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK kpu bank sentral kementerian badan-badan lain KY negara yang fungsinya dewan berkaitan dengan pertimbangan kekuasaan TNI/POLRI kehakiman Perwakilan Pemerintahan Daerah Lingkungan BPK Provinsi Provinsi Peradilan Umum Gubernur DPRD Lingkungan Peradilan Agama Lingkungan Peradilan Militer Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Lingkungan Bupati/ Peradilan TUN DPRD Walikota DAERAH
  • 17. Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD 6 DPR Presiden MA MK Pasal 24 (1)*** Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman Pasal 20 (1)* Memegang merupakan kekuasaan Memegang kekuasaan yang merdeka untuk kekuasaan pemerintahan menyelenggarakan membentuk UU peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
  • 18. BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 7 ANGGOTA ANGGOTA DPR dipilih MPR DPD dipilih melalui Pasal 2 (1)**** melalui pemilu pemilu Wewenang  Mengubah dan menetapkan Undang-Undang  Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi  Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***]; [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];  Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua  Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang Presiden dalam masa jabatannya menurut diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai Undang-Undang Dasar politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil [Pasal 3 ayat (3)***/****]; Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
  • 19. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden 8 Calon Presiden dan calon Presiden dan Wakil Presiden Wakil Presiden harus seorang dipilih dalam satu pasangan warga negara Indonesia sejak secara langsung oleh rakyat kelahirannya dan tidak pernah [Pasal 6A (1)***] menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya Presiden/ Presiden dan Wakil Presiden sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya mampu secara rohani dan dapat dipilih kembali dalam jasmani untuk melaksanakan jabatan yang sama, hanya tugas dan kewajiban sebagai untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 7 *) [Pasal 6 (1)***] Wewenang, Kewajiban, dan Hak Antara lain tentang:  memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];  berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];  menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];  memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];  memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);  menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];  membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];  menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);  mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];  menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];  memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];  memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];  memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;  membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;  pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];  pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];  hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];  pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];  peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];  penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];  pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];  pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
  • 20. Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden/Wakil Presiden Antara lain tentang: 1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; 2. berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; 3. menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; 4. memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*]; 5. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); 6. dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain [Pasal 11 (1)****]; 7. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; 8. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); 9. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; 10. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; 11. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; 12. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; 13. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; 14. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; 15. pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; 16. pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; 17. hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; 18. pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; 19. peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; 20. penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; 21. pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; 22. pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
  • 21. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 9 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)***] diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu [Pasal 6A (2) ***] mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu Presiden dengan sedikitnya 20% di Pemilu setiap provinsi yang dan tersebar di lebih dari 1/2 Wapres jumlah provinsi [Pasal 6A (3)***] Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dalam pemilu pasangan yang Pemilu memperoleh pasangan calon yang suara terbanyak memperoleh suara terbanyak kedua dalam pemilu [Pasal 6A (4)****]
  • 22. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 10 Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR MPR Presiden dan/atau Wakil Presiden terus Pendapat DPR bahwa Presiden DPR menjabat wajib menyelenggarakan dan/atau Wakil Presiden telah menyelenggarakan sidang untuk memutuskan melakukan pelanggaran hukum sidang paripurna usul DPR paling lambat 30 ataupun telah tidak lagi untuk meneruskan usul DPR hari sejak usul diterima memenuhi syarat usul pemberhentian tidak diterima [Pasal 7B (6)***] [Pasal 7B (2)***] kepada MPR [Pasal 7B (5)***] Keputusan diambil dalam Pengajuan permintaan DPR sidang paripurna, dihadiri kepada MK hanya dapat sekurang-kurangnya 3/4 dilakukan dengan dukungan jumlah anggota, disetujui usul DPR sekurang-kurangnya 2/3 dari sekurang-kurangnya 2/3 diterima jumlah anggota yang hadir jumlah yang hadir, setelah dalam sidang paripurna yang Presiden dan/atau wakil Presiden dihadiri oleh sekurang- presiden diberi kesempatan dan/atau Wakil kurangnya 2/3 dari jumlah menyampaikan penjelasan anggota Presiden [Pasal 7B (7)***] [Pasal 7B (3)***] diberhentikan MK terbukti wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 tidak terbukti hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)***]
  • 23. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 11 Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 (2)***] MPR selambat-lambatnya mengajukan dalam waktu 60 hari Wapres Presiden dua calon menyelenggarakan terpilih Wapres sidang MPR untuk memilih Wapres
  • 24. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 12 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****] Presiden dan Wapres parpol atau gabungan parpol yang pasangan mengusulkan calon Presiden dan pasangan Wapresnya meraih calon Presiden MPR suara terbanyak dan Wapres selambat-lambatnya pertama dalam pemilu sebelumnya dalam waktu 30 hari menyelenggarakan parpol atau gabungan sidang MPR untuk parpol yang pasangan memilih mengusulkan calon Presiden dan pasangan Wapresnya meraih calon Presiden suara terbanyak dan Wapres kedua dalam pemilu sebelumnya
  • 25. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 13 DPR Presiden MA dengan menyatakan perang, membuat perdamaian persetujuan dan perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya [Pasal 11 (1)**** dan (2)***] menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12) dengan pertimbangan mengangkat dan menerima Duta [Pasal 13 (2)* dan (3)*] dengan memberi grasi dan rehabilitasi pertimbangan [Pasal 14 (1)*] dengan pertimbangan memberi amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15 *)
  • 26. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 14 Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan Presiden dibantu menteri-menteri negara Pembentukan, membentuk suatu [Pasal 17 (1)] dewan pertimbangan pengubahan, dan yang bertugas yang diangkat dan pembubaran diberhentikan oleh Presiden kementerian negara memberikan nasihat [Pasal 17 (2)*] dan pertimbangan diatur dalam undang- kepada Presiden membidangi urusan tertentu undang (Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***] [Pasal 17 (3)*]
  • 27. BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 15 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**] Gubernur, Bupati, PEMERINTAHAN DAERAH anggota DPRD dipilih Walikota KEPALA PEMERINTAH DPRD melalui dipilih secara DAERAH pemilu demokratis mengatur dan mengurus sendiri urusan [Pasal 18 (3) **] [Pasal 18 (4)**] pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
  • 28. BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 16 Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18 A (1)**] Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang [Pasal 18 A (2)**] Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 B (1)**] Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18 B (2)**]
  • 29. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 17 anggota DPR dapat anggota DPR dipilih melalui DPR diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- memegang pemilihan umum kekuasaan syarat dan tata [Pasal 19 (1)**] membentuk UU caranya [Pasal 20 (1)*] diatur dalam undang-undang (Pasal 22B**) Fungsi, Wewenang, dan Hak Antara lain tentang:  memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;  mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak  persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ; menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;  pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang  pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ; Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;  persetujuan dalam menyatakan perang, membuat  pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan perdamaian dan perjanjian pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ; [Pasal 11 (1) dan (2)****] ;  persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam [Pasal 24A (3)***] ; pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;  persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam KY [Pasal 24B (3)***] ; menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)*] ;  pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
  • 30. Fungsi, Wewenang, dan Hak DPR Antara lain tentang:  pemberian pertimbangan kepada  memiliki fungsi legislasi, fungsi Presiden dalam pemberian amnesti anggaran, dan fungsi pengawasan dan abolisi [Pasal 14 (2)*]; [Pasal 20A (1)**];  persetujuan atas perppu  mempunyai hak interpelasi, hak [Pasal 22 (2)]; angket, dan hak menyatakan  pembahasan dan persetujuan atas pendapat [Pasal 20A (2)**]; RAPBN yang diajukan oleh Presiden  pengajuan usul pemberhentian [Pasal 23 (2) dan (3)***]; Presiden dan/atau Wakil Presiden  pemilihan anggota BPK dengan [Pasal 7B (1)***]; memperhatikan pertimbangan DPD  persetujuan dalam menyatakan [Pasal 23F (1)***]; perang, membuat perdamaian dan  persetujuan calon hakim agung perjanjian yang diusulkan oleh KY [Pasal 11 (1) dan (2)****]; [Pasal 24A (3)***];  pemberian pertimbangan kepada  persetujuan pengangkatan dan Presiden dalam pengangkatan duta pemberhentian anggota KY [Pasal 13 (2)*]; [Pasal 24B (3)***];  pemberian pertimbangan kepada  pengajuan tiga orang calon anggota Presiden dalam menerima hakim konstitusi penempatan duta negara lain [Pasal 24C (3)***]; [Pasal 13 (3)*];
  • 31. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 18 Pembentukan Undang-Undang Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib mendapat diundangkan persetujuan bersama [Pasal 20 (5)**] DPR RUU dibahas memegang oleh DPR dan Presiden kekuasaan mengesahkan UU membentuk UU Presiden untuk berhak [Pasal 20 (4)*] [Pasal 20 (1)*] mendapat mengajukan persetujuan RUU Anggota berhak bersama [Pasal 5 (1)*] mengajukan usul [Pasal 20 (2)*] RUU tidak boleh (Pasal 21*) tidak mendapat diajukan lagi persetujuan bersama dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)*]
  • 32. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 19 Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU mendapat dan wajib DPD DPR persetujuan bersama diundangkan [Pasal 20 (5)**] dapat memegang mengajukan RUU kekuasaan RUU dibahas yang sesuai membentuk oleh DPR dan Presiden dengan mengesahkan UU Presiden untuk UU kewenangannya berhak [Pasal 20 (1)*] mendapat [Pasal 20 (4)*] [Pasal 22D (1)***] mengajukan persetujuan RUU ikut membahas Anggota bersama [Pasal 5 (1)*] dan memberikan berhak [Pasal 20 (2)*] pertimbangan mengajukan tidak boleh atas RUU yang usul RUU sesuai dengan tidak mendapat diajukan lagi (Pasal 21*) persetujuan bersama dalam kewenangannya [Pasal 22D (2)***] persidangan masa itu [Pasal 20 (3)*]
  • 33. BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH 20 Kewenangan DPD KEWENANGAN DPD dapat I. RUU yang berkaitan dapat ikut memberi melakukan mengajukan membahas pertimbangan dengan: pengawasan • Otonomi daerah ● ● ● • Hubungan pusat dan daerah ● ● ● • Pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah ● ● ● • Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ● ● ● ekonomi lainnya • Perimbangan keuangan pusat dan daerah ● ● ● • RAPBN ● ● • Pajak ● ● • Pendidikan ● ● • Agama ● ● II. Pemilihan anggota BPK ●
  • 34. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 21 Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu) setuju menjadi UU Presiden Perpu itu Dalam hal ihwal harus kegentingan yang DPR mendapat memaksa, berhak persetujuan menetapkan DPR Perpu [Pasal 22 (2)] [Pasal 22 (1)] tidak harus dicabut setuju [Pasal 22 (3)]
  • 35. BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH 22 Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu Anggota DPD dapat [Pasal 22C (1)***] diberhentikan dari DPD jabatannya, yang syarat- Anggota DPD dari setiap syarat dan tata caranya provinsi jumlahnya sama dan diatur dalam jumlah seluruh anggota DPD itu undang-undang tidak lebih 1/3 jumlah [Pasal 22D (4)***] anggota DPR [Pasal 22C (2)***]
  • 36. BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23 Parpol/ Gabungan Partai Politik Perseorangan Parpol PEMILIHAN UMUM kpu “luber jurdil” setiap lima tahun Presiden dan anggota anggota anggota Wapres DPR DPRD DPD
  • 37. BAB VIII. HAL KEUANGAN 24 Penyusunan APBN mengajukan [Pasal 23 (2)***] RAPBN memberi Presiden DPR pertimbangan [Pasal 23 (2)***] DPD TIDAK membahas Pemerintah Pemerintah bersama menjalankan menjalankan [Pasal 23 (2)***] persetujuan YA APBN APBN RAPBN tahun lalu [Pasal 23 (3)***]
  • 38. BAB VIII. HAL KEUANGAN 25 Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain Mengenai Keuangan Negara Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara (Pasal 23A***) diatur dengan Undang- Undang diatur dengan ditetapkan dengan Hal-hal lain Macam dan harga mengenai keuangan mata uang negara (Pasal 23B****) (Pasal 23C***)
  • 39. BAB VIII. HAL KEUANGAN 26 bank sentral bank sentral Pasal 23D **** Susunan Kedudukan Kewenangan Tanggungjawab Independensi diatur dengan undang-undang
  • 40. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 27 Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang Anggota BPK dipilih Hasil pemeriksaan oleh DPR dengan keuangan negara memperhatikan diserahkan kepada pertimbangan DPD dan diresmikan BPK DPR, DPD, dan DPRD, sesuai oleh Presiden dengan [Pasal 23F (1)***] kewenangannya [Pasal 23E (2)***] Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Hasil pemeriksaan tersebut Pemeriksa Keuangan yang ditindaklanjuti oleh lembaga bebas dan mandiri perwakilan dan/atau badan [Pasal 23E (1)***] sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)***] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)***]
  • 41. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 28 Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] Presiden calon anggot memilih Anggota DPR calon a BPK diresmikan BPK terpilih pertimbangan DPD
  • 42. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 29 Mahkamah Agung Calon hakim agung Hakim agung harus diusulkan oleh Komisi memiliki integritas Yudisial kepada DPR dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan MA untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai berpengalaman di Pasal 24A *** hakim agung oleh bidang hukum Umum Presiden [Pasal 24A (2)***] Agama [Pasal 24A (3)***] Militer TUN Kewajiban dan Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang- undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***]; 2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]; 3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
  • 43. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 30 Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***] KY calon yang diusulkan DPR calon yang disetujui Presiden hakim agung
  • 44. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 31 Komisi Yudisial Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai Anggota Komisi pengetahuan dan Yudisial diangkat dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki KY diberhentikan oleh Presiden dengan integritas dan Pasal 24B *** persetujuan DPR kepribadian yang [Pasal 24B (3)***] tidak tercela [Pasal 24B (2)***] Wewenang 1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***]; 2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
  • 45. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 32 Mahkamah Konstitusi Hakim konstitusi mempunyai harus memiliki integritas sembilan orang anggota dan kepribadian yang hakim konstitusi yang tidak tercela, adil, ditetapkan oleh Presiden, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak MK yang diajukan masing- masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga merangkap sebagai pejabat orang oleh Presiden negara [Pasal 24C (3)***] [Pasal 24C (5)***] Wewenang dan Kewajiban  berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];  wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
  • 46. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 33 Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] MA DPR Presiden menetapkan mengajukan mengajukan mengajukan 9 (sembilan) 3 (tiga) orang 3 (tiga) orang 3 (tiga) orang orang anggota hakim hakim hakim hakim konstitusi konstitusi konstitusi konstitusi
  • 47. BAB IXA. WILAYAH NEGARA 34 BATAS WILAYAH BATAS ZEE Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) **
  • 48. BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 35 warga negara ialah orang-orang Penduduk ialah bangsa Indonesia warga negara asli dan orang- WARGA Indonesia dan orang bangsa lain yang disahkan NEGARA DAN orang asing yang bertempat tinggal dengan undang- PENDUDUK di Indonesia undang sebagai warga negara [Pasal 26 (2)**] [Pasal 26 (1)] Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)**] Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
  • 49. BAB XA. HAK ASASI MANUSIA 36 berkewajiban menghargai hak untuk hidup serta membentuk keluarga dan orang dan pihak lain serta tunduk mempertahankan hidup melanjutkan keturunan, hak anak atas kepada pembatasan yang dan kehidupan kelangsungan hidup, tumbuh, dan ditetapkan UU (Pasal 28A) ** berkembang serta perlindungan dari (Pasal 28J) ** kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) ** perlindungan, pemajuan, mengembangkan diri, mendapat penegakan, dan pemenuhan pendidikan, memperoleh manfaat HAM adalah tanggung jawab dari IPTEK, seni dan budaya, negara, terutama pemerintah memajukan diri secara kolektif (Pasal 28I) ** HAK (Pasal 28C) ** ASASI hidup sejahtera lahir dan batin, pengakuan yang sama di memperoleh pelayanan kesehatan, MANUSIA hadapan hukum, hak untuk mendapat kemudahan dan bekerja dan kesempatan yg sama perlakuan khusus untuk dalam pemerintahan, berhak atas memperoleh kesempatan dan status kewarganegaraan manfaat guna mencapai persamaan (Pasal 28D) ** dan keadilan (Pasal 28H) ** kebebasan memeluk agama, berkomunikasi, meyakini kepercayaan, memilih perlindungan diri pribadi, memperoleh, mencari, kewarganegaraan, memilih tempat keluarga, kehormatan, martabat, memiliki, menyimpan, tinggal, kebebasan berserikat, harta benda, dan rasa aman serta mengolah dan menyampaikan berkumpul dan berpendapat untuk bebas dari penyiksaan informasi, (Pasal 28E) ** (Pasal 28G) ** (Pasal 28F) **
  • 50. BAB XI. AGAMA 37 AGAMA Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
  • 51. BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA 38 Pertahanan dan Usaha pertahanan dan Tiap-tiap warga negara Keamanan Negara keamanan negara dilaksanakan melalui berhak dan wajib ikut sishankamrata oleh TNI serta dalam usaha TNI (AD, AL, AU) POLRI dan POLRI sebagai pertahanan dan kekuatan utama, dan keamanan negara sebagai alat negara sebagai alat negara rakyat sebagai kekuatan [Pasal 30 (1)**] yang menjaga bertugas pendukung mempertahankan, keamanan dan [Pasal 30 (2)**] ketertiban melindungi, dan masyarakat bertugas memelihara keutuhan melindungi, dan kedaulatan mengayomi, melayani negara masyarakat, serta [Pasal 30 (3)**] menegakkan hukum [Pasal 30 (4)**] Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang [Pasal 30 (5)**]
  • 52. BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****] Setiap warga negara Negara memprioritaskan anggaran wajib mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar dan 20% dari APBN dan APBD untuk pemerintah wajib memenuhi kebutuhan membiayainya penyelenggaraan pendidikan [Pasal 31 (2)****] nasional [Pasal 31 (4)****] PENDIDIKAN DAN Pemerintah memajukan ilmu KEBUDAYAAN pengetahuan dan teknologi dengan Setiap warga menjunjung tinggi nilai-nilai agama negara berhak dan persatuan bangsa untuk mendapatkan pendidikan kemajuan peradaban serta [Pasal 31 (1)****] kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)****] Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin Negara menghormati dan memelihara kebebasan masyarakat dalam bahasa daerah sebagai kekayaan memelihara dan mengembangkan budaya nasional nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (2)****] [Pasal 32 (1)****]
  • 53. BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 40 Bumi dan air dan kekayaan alam Cabang-cabang produksi yang yang terkandung di dalamnya penting bagi negara dan dikuasai oleh negara dan menguasai hajat hidup orang dipergunakan untuk sebesar-besar banyak dikuasai oleh negara kemakmuran rakyat [Pasal 33 (2)] [Pasal 33 (3)] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, disusun sebagai usaha bersama PEREKONOMIAN berkelanjutan, berwawasan berdasar atas asas kekeluargaan NASIONAL lingkungan, kemandirian, serta [Pasal 33 (1)] DAN dengan menjaga keseimbangan KESEJAHTERAAN kemajuan dan kesatuan ekonomi SOSIAL nasional [Pasal 33 (4)****] Negara bertanggung jawab Fakir miskin dan anak-anak atas penyediaan fasilitas yang terlantar dipelihara Negara mengembangkan sistem jaminan pelayanan kesehatan dan oleh negara sosial bagi seluruh rakyat dan fasilitas pelayanan umum [Pasal 34 (1)****] memberdayakan masyarakat yang lemah yang layak dan tidak mampu sesuai dengan martabat [Pasal 34 (3)****] kemanusiaan [Pasal 34 (2)****]
  • 54. BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN 41 ATRIBUT KENEGARAAN  Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)  Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)  Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **  Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **
  • 55. BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 42 Perubahan Pasal-Pasal Usul perubahan diajukan diajukan secara tertulis dan oleh sekurang-kurangnya ditunjukkan dengan jelas 1/3 dari jumlah bagian yang diusulkan untuk anggota MPR diubah beserta alasannya [Pasal 37 (1)****] [Pasal 37 (2)****] MPR sidang MPR dihadiri oleh sekurang- Khusus mengenai kurangnya 2/3 dari bentuk Negara Kesatuan jumlah anggota MPR Republik Indonesia tidak [Pasal 37 (3)****] dapat dilakukan Putusan dilakukan perubahan dengan persetujuan [Pasal 37 (5)****] sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)****]
  • 56. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 43 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal 1 (1)] Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. [ Pasal 18 (1)**] Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18B (1)**] Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18B (2)**] Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. (Pasal 25A**) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. [Pasal 37 (5)****]
  • 57. ATURAN PERALIHAN 44 ATURAN PERALIHAN Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****) Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang- Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****) Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
  • 58. ATURAN TAMBAHAN 45 ATURAN TAMBAHAN Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****) Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)
  • 59.