01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt

PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGEN
Moch Nukhun.
noex_moch@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
 Semua sel dalam tubuh menghasilkan
energi
 Energi digunakan untuk menyelenggarakan
fungsi selulernya
 Energi didapat melalui metabolisme zat
makanan (gula/ glukosa) dalam rangkaian
reaksi kimia dengan menggunakan oksigen
 Reaksi kimia menghasilkan : energi, H2O
dan CO2
Oksigen merupakan kebutuhan dasar
yang paling vital dalam kehidupan
 Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari
glikolisis anaerob  menghasilkan energi dalam
jumlah sedikit & asam laktat
 Glikolisis anaerob berlangsung lama  timbunan asam
laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi
lebih asam  menyebabkan aktivitas sel menurun
 Dampak penurunan aktivitas sel :
* nafsu makan hilang
* penurunan jumlah urine
* pusing/ sakit kepala
* wajah nampak ngantuk
* cemas
* lelah
Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran 
koma (diawali klien gelisah & tidak kooperatif.
OKSIGENASI
Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2
Melibatkan sistem :
• Respirasi
• Kardiovaskuler
Terjadi melalui 3 tahapan :
1. Ventilasi paru
2. Difusi Gas
3. Transportasi Gas
VENTILASI PARU
 Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan
keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi
saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)
 Dipengaruhi oleh :
a. Tekanan O2 atmosfir
b. Keadaan saluran nafas
c. Complience & recoil
d. Pengaturan nafas
a. Tekanan O2 atmosfir
 Merupakan jumlah tekanan berbagai gas
yang terkandung dalam udara
 Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk
b. Keadaan saluran nafas
 Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan
melewati saluran nafas  hidung,
pharynx, larynx, trachea, broncus,
bronchiolus, alveoli
 Gangguan dalam atau diluar saluran nafas
ata(sekret, spasme, benda asing, masa,
dll) dapat memprsulit ventilasi
c. Complience & Recoil
 Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax
 Kemampuan dibentuk oleh :
* Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan
relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan
memperkecil rongga dada  gerakan akan terhambat pada
: kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan,
distensi abdomen
* Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan
diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi &
relaksasi otot-otot pernafasan  keadaan ini dpt terganggu pada
: bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan
hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas
* Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat
mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal
elastisitas jaringan paru :
a. Jaringan paru berubah menjadi jaringan ikat 
shg complience paru menurun
b. jaringan paru dapat berkembang tetapi saat recoil terbatas
 shg CO2 tertahan (emphysema)
* Adanya surfactant ; yaitu zat phospholipid yg terdpt pada lapisan
cairan yg meliputi permukaan alveoli & bersifat menurunkan
tegangan permukaan alveoli  shg paru-paru mudah berkembang
& mencegah kolaps paru
d. Pengaturan nafas
 Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons
 Area bilateral & bag ventral di dlm Medulla oblangata
sangat sensitif terhdp perubahan konsentrasi H2O &
CO2
 Pusat nafas terangsang oleh Peningkatan CO2
 Kenaikan CO2  meningkatkan konsentrasi H2O 
merangsang pusat nafas
 Perangsangan pusat nafas oleh peningkatan CO2
merupakan mekanisme umpan balik yg penting untuk
mengatur konsentrasi CO2 seluruh tubuh
Pengkajian keadaan saluran nafas
a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan
bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe
pernafasan ?
b. Apakah klien batuk ?  ya  batuk
kering/ sputum ?  sputum  jumlah,
konsistensi, warna ?
Adakah hemoptisis ?
Apakah batuknya berat ?
c. Bagaimana suara nafasnya ?
- Bersihkah ?
- Adakah suara nafas tambahan, spt :
* Snoring (ngorok)  akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal
lidah yg jatuh ke belakang (koma)
* Gargling (spt suara kumur-kumur)  terdengar saat terdpt
muntahan, atau sekret pada sal nafas besar
* Crowing (lengking)  terdengar pada penyempitan larynx akibat
spasme atau desakan oleh benda asing
- Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan
kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas
- Auskultasi paru, adakah :
* Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas
* Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas
* Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret
- Palpasi daerah leher : adakah pembesaran
thyroid
- Adakah klien merasakan nyeri pada thorax
atau abdomen ? Kel nyeri akan
menghalangi kemampuan batuk
Dx. Keperawatan ventilasi
1. Jalan nafas tidak efektif, b.d :
* Penumpukan sekret/ sekret yg kental/ benda asing
* Trauma yg menghalangi batuk
* Nyeri dada/ abd yg menghalangi ekspansi dada/paru dan
batuk
* Tidak sadar oleh karena pengaruh anestesi, coma yg
menyebabkan relaksasi otot-otot
* Penyakit yg menganggu kemampuan batuk/ pengeluaran
sekret
* Tidak adekuat hidrasi
* Penyakit paru yg meningkatkan penumpukan sekret
Manifestasi klinik :
 Suara nafas abnormal
 Batuk produktif dg sekresi berlebihan
 Batuk tidak produktif
 Sianosis
 Dispnea
 Retraksi otot sternokleidomastoid
 Perubahan rate dan kedalaman pernafasan
Intervensi :
1. Istirahat
2. Penumpukan sekret :
a. Sekret kental :
- Berikan cairan yg adekuat
- Humidifikasi/ nebulisasi
- Kolaborasi pemberian ekspektoran
b. Sekret berada pada saluran nafas besar (s.d bronchus) :
- Latihan batuk efektif (klien sadar/ koopratif & kemampuan batuk +)
- Jika tdk bisa batuk (karena nyeri thorax/ abd  setelah
pembedahan atau trauma)  kolaborasi pemberian analgesik
- Jika tidak bisa batuk  lakukan penghisapan lendir
c. Sekret terdpt pada percabangan saluran nafas yg kecil/ alveoli
 lakukan fisioterapi dada dg postural drainage, kmd latihan
batuk efektif atau penghisapan lendir.
3. Tersumbat/ obstruksi :
- tersumbat oleh lidah yg jatuh ke belakang
 lakukan pemasangan oropharyngeal
tube (mouth tube/ goedel)
- tersumbat oleh masa, trauma atau peny
 lakukan kolaborasi pemasangan
endotracheal tube atau tracheostomy
- akibat infeksi akut, allergi yg menyebabkan
spasme bronchial & edema atau bronchokonstriksi
 lakukan kolaborasi pemberian kortikosteroid,
anti allergi atau bronchodilator
Pengkajian kemampuan complience dan recoil
thorax & paru
a. Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?
b. Lakukan pemeriksaan fisik :
* Inspeksi :
- penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (retraksi
sternokleidomastoid, retraksi suprasternal, retraksi
intercostal, retraksi substernal)
- Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, rasio inspirasi &
ekspirasi
- Adakah distensi abdomen yg akan menghalangi turunnya
diafragma
* Auskultasi :
- bandingkan suara aliran udara paru kiri & kanan
- adakah suara nafas tambahan (rales, wheezing, ronchi)
* Palpasi :
- Keadaan tulang iga  adakah fraktur
- Vocal fremitus ?
* Perkusi :
- Adakah perubahan suara perkusi diatas area paru
c. Adakah klien mengalami masalah pada hub
saraf-otot atau masalah system saraf
d. Adakah klien mengalami nyeri abdomen/ thorak
?
e. Apakah mampu melakukan aktivitas/
immobilisasi ?
f. Apakah ada riwayat trauma kepala/ penggunaan
obat-obatan narkotik yang menekan pusat nafas
?
g. Hasil analisa gas darah ?
Dx. Keperawatan Ventilasi
2. Pola nafas tidak efektif b.d :
a. Obstruksi jalan nafas
b. Ekspansi dada yang tidak
adekuat  karena
immobilisasi, nyeri dada/
abdomen
c. Gangguan neuromuskuler
d. Penyakit paru kronis 
menyebabkan penumpukan
udara/ cairan pada rongga
pleura
e. Penurunan pengeluaran CO2
 karena penyakit paru
(empisema)
Manifestasi Klinis :
a. Dispnea
b. Peningkatan frekuensi
pernafasan
c. Perubahan kedalaman
pernafasan
d. Perubahan rasio inspirasi
: ekspirasi
e. Retraksi dada
Intervensi
1. Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :
a. Posisi semi fowler/ fowler  meningkatkan kapasitas vital paru
b. Perubahan posisi  memberikan kesempatan semua alveoli
berkembang secara optimal
c. Ambulasi/ exercise  meningkatkan pembentukan energi untuk
bernafas & CO2 yg akan merangsang pusat nafas
2. Intervensi spesifik :
a. Latihan nafas dalam  untuk pasien dengan pernafasan cepat &
dangkal  mencegah atelektasis
b. Latihan pursed lip breathing  latihan nafas diafragma/ menggunakan
incentive spirometer  untuk pasien dg hambatan dalam ekspirasi/
retensi CO2
3. Intervensi medis :
a. Pemasangan WSD  untuk menurunkan tekanan intra pleura akibat
efusi pleura, pneumothorak yg menganggu pengembangan paru
b. Pemasangan ventilator/ respirator/IPPB  klien yg mengalami kesulitan nafas
akibat gangguan pada hubungan saraf otot/ gangguan sistem saraf
DIFUSI GAS
 Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli
dengan kapiler paru
 Dipengaruhi oleh :
– Ketebalan membran respirasi
– Luas permukaan membran
– Koefisien difusi
– Perbedaan tekanan
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
Pemeriksaan
1. Ketebalan membran respirasi
a. Inspeksi :
- Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg
edema paru/ radang paru akut)
- Pernafasan cepat & dangkal
- Pernafasan cuping hidung
b. Auskultasi :
- Rales (edema paru/ radang paru akut)
c. Perkusi :
- Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)
2. Perubahan luas permukaan paru :
- Adakah riwayat operasi 
pengangkatan lobus paru
- Hasil pemeriksaan thorak photo ?
3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli :
- Tanda-tanda hambatan ventilasi
Dx. Keperawatan Difusi
1. Perubahan
pertukaran gas 
perfusi jaringan tidak
adekuat b.d :
- Edema paru
- Congesti paru
Manifestasi klinis :
- Hipoventilasi
- Penurunan
kesadaran
- Sianosis
- Ekstremitas dingin
& lembap
- Gas darah
abnormal
Intervensi
1. Istirahat (intervensi utama)
2. Pemberian O2  untuk meningkatkan perbedaan
konsentrasi/ tekanan oksigen antara alveoli dg
kapiler
3. Membatasi intake cairan (pada klien edema paru)
4. Ambulasi  untuk meningkatkan sirkulasi yg
akan memperbaiki rasio perfusi-ventilasi
5. Kolaborasi : antibiotik (klien radang akut
parenkim paru)
6. Meningkatkan intake protein melalui oral/
pemberian plasma albumin (klien dg hipoalbumin)
TRANSPORTASI GAS
Untuk transportasi
gas (O2 & CO2)
ditentukan oleh
aktivitas sistem
KARDIOVASKULER
Transport Oksigen
Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru
ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :
1. Secara fisik : larut dalam plasma  3 %
2. Secara Kimia : berikatan dengan Hb dalam
bentuk oxyhaemoglobin/ HbO2  97 %
Transport CO2
Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian
dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :
1. Secara fisik : larut dalam plasma  5 %
2. Secara kimia : bergabung dengan Hb membentuk
Carbaminohaemoglobin  30 %
3. Berikatan dengan air dan kemudian membentuk
bikarbonat plasma  65 %
Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml
CO2 per 100 ml darah ditransport dari
jaringan ke paru-paru
CO2 penting bagi keseimbangan asam
basa
TRANSPORTASI GAS DIPENGARUHI OLEH :
1. Curah Jantung
2. Jumlah eritrosit
3. Exercise
4. Hematokrit darah
5. Keadaan pembuluh darah
Curah Jantung
 Normal dewasa 5 lt
 Melalui darah ditransport sekitar
5 ml O2 & 4 ml CO2 per 100 ml
darah
 Peningkatan curah jantung 
kecepatan transport O2 ke
jaringan & CO2 dari jaringan
Jumlah Eritrosit
 O2 ditrasport secara kimia
berikatan dengan Hb yang
terdapat dalam eritrosit
 Penurunan eritrosit &
konsentrasi Hb  menurunkan
transport oksigen
Exercise
 Pada gerak badan/ atlet terlatih
kecepatan transport O2 ke jaringan
meningkat 15-20 kali dari normal
 Exercise meningkatkan produksi
CO2  merangsang pusat nafas &
meningkatkan kecepatan denyut
jantung sehingga mempercepat
pengiriman CO2 keluar tubuh
Hematokrit
 Peningkatan hematokrit akan
meningkatkan viskositas darah sehingga
beban jantung meningkat 
mengakibatkan penurunan curah jantung
 Peningkatan HCT menggambarkan jumlah
cairan berkurang, sementara 65 % CO2
ditransport dalam keadaan berikatan H2O
 Penurunan HCT menggambarkan
rendahnya konsentrasi eritrosit dalam
darah  menyebabkan penurunan
transportasi O2
Keadaan pembuluh darah
 Sumbatan/ penyempitan
pembuluh darah (arterioslerosis)
 penurunan pengiriman darah
 berakibat penurunan
transportasi O2 ke jaringan
 Sumbatan vena  penurunan
pengiriman CO2 ke jaringan
Untuk memperkirakan transportasi gas,
dilakukan pemeriksaan :
 Evaluasi curah jantung :
* Apakah klien mengalami nafas pendek, kelelahan,
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ?
* Amati sirkulasi perifer :
- Adakah perasaan tidak nyaman pada dada ?
- Adakah peningkatan/penurunan BB ?
- Adakah pembengkakan ekstremitas ?
- Adakah klien mengeluh pusing, sakit kepala, palpitasi ?
- Berapa jumlah urine output ?
- Amati status mental/ tingkat kesadaran klien
* Perkirakan keadaan otot jantung :
- Pemeriksaan serum enzim
- Pemeriksaan EKG
* Pemeriksaan suara jantung :
- S1-S2
- Suara jantung tambahan : S3-S4, murmur
* Lakukan pemeriksaan :
- Tekanan darah pada berbagai posisi (N. 5-10 mmHg)
- Hitung pulse pressure
- Radial pulse
- Frekuensi denyut jantung
- CTR
- CVP
- Adanya distensi vena jugularis
- Adanya hepato jugular reflux
- Serum elektrolit
 Evaluasi jumlah eritrosit & Hb
 Evaluasi keadaan cairan tubuh :
- Periksa tekanan darah
- Periksa HCT dan bandingkan dengan Hb (N. 3 x Hb)
- Amati tanda-tana kelebihan / kekurangan cairan
 Evaluasi kondisi pembuluh darah :
* Sumbatan arteri : area distal sumbatan menjadi :
- Pucat atau sianosis
- pada rabaan dingin
- Klien mengeluh nyeri terutama saat digerakkan
- Kulit nampak kering
- nadi kadang-kadang tak teraba
* Sumbatan vena : area proksimal sumbatan menjadi :
- kemerahan
- pada rabaan panas
- klien mengeluh nyeri
- Tampak bengkak
Dx. Keperawatan Transportasi Gas
1. Hambatan transportasi gas b.d defisiensi
hemoglobin
Manifestasi Klinis :
- Mudah lelah
- Pusing/ sakit kepala
Intervensi
 Kolaborasi dengan medis  pemberian
transfusi darah ( jika diperlukan )
 Perbaiki diet (TKTP) & banyak
mengkonsumsi sayuran berklorophyl
2. Perubahan curah jantung b.d
- Disfungsi jantung akibat
penyakit pada arteri
coronaria, penyakit
katub jantung, abnormal
struktur, kegagalan konduksi
- Penurunan volume cairan
intravaskuler
- Cardiac arrest
- Imbalance elektrolit
Manifestasi Klinis :
a. Arrythmia jantung
b. Perubahan tekanan darah
c. Adanya abnormalitas suara
jantung : S3, S4, Murmur
d. Pucat, sianosis pada kulit dan
mukosa membran
e. Kulit dingin dan lembab
f. Batuk dengan sputum bercak
kemerahan
g. Abnormalitas elektrolit
terutama kalium
Intervensi
 Untuk mengatasi masalah penurunan
curah jantung banyak intervensi medis
yang sangat spesifik sesuai dengan
penyebabnya
 Ners melakukan intervensi sebagai
implikasi dari intervensi medis, misalnya :
Disfungsi Jantung (payah jantung)
 Intervensi keperawatan :
- Istirahat
- Batasi intake cairan
- Batasi intake natrium
 Intervensi medis :
- Pemberian digokxin  sebelum
pemberian periksa denyut jantung (DJ 60-
80x/mt) kolaborasi untuk perubahan dosis/
hentikan sementara), periksa seum Kalium ( K
< 3,5 mEq/l  koreksi kalium)
Penurunan cairan intravaskuler
 Intervensi medis :
- Pemberian cairan melalui intravenousline
(infus) sesuai kebutuhan
Implikasi keperawatan :
* Tentukan tempat yg sesuai
* Observasi kecepatan tetesan & lokasi
* Catat intake & output
* Observasi tanda-tanda vital
Cardiac arrest
 Intervensi :
Resusitasi cardio-pulmo-cerebral
Imbalance elektrolit
 Intervensi :
Koreksi elektrolit
Kebutuhan O2 dipengaruhi oleh :
 Ketinggian
 Lingkungan (dingin/ panas)
 Latihan/ Exercise
 Emosi (takut, cemas, marah)
 Status kesehatan
 Gaya hidup (perokok)
THERAPI OKSIGEN
Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat
dilakukan dengan cara :
 Meningkatkan kadar oksigen inspirasi
(FiO2)
 Meningkatkan tekanan oksigen
(hiperberik)
TUJUAN TERAPI OKSIGEN
 Mencegah terjadinya hipoksia
 Terapi terhadap hipoksia
Beberapa factor yang mempengaruhi
terjadinya hipoksia antara lain :
Kadar oksigen yang rendah
Gangguan jalan nafas dan pernafasan
Gangguan difusi
Gangguan transport oksigen
Gangguan ekstraksi oksigen atau
penggunaan oksigen dijaringan
Tanda dan gejala hipoksia antara lain :
 sesak nafas
 pernafasan cuping hidung
 Adanya gerak otot nafas tambahan ; retraksi
interkostal suprasternal
 Takhikardia
 tekanan darah meningkat
 keringat dingin
 Gelisah dan bingung
 Dalam keadaan berat dapat terjadi sianosis
Prinsip alat
untuk terapi oksigen :
 FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan
 Tidak terjadi rebreathing-penumpukan
CO2
 Resistensi minimal
 Effisiensi dan ekonomis
 Nyaman untuk pasien
Macam-macam alat terapi
oksigen
 Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)
 Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple mask : 40-60 %)
 Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm (40-60 %)
 Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)
 Venture mask (24,28,3540,50,60 %)
 Bag valve mask (bag & mask : 100 %)
 Respirator (21-100 %)
 Jackson rees ; 10-12 lpm (100 %)
 Jet isuflation ; 10-15 lpm
 CPAP mask atau nasal (21-100 %)
 Incubator (sampai 40 %)
 Oxygen tent atau head box (30-50 %)
Nasal kateter-nasal prong
Masker sederhana
Sungkup Berbalon
Jackson Rees
Bag valve mask
Ventilator
Inkubator
Beberapa contoh keadaan atau penyakit
yang memerlukan terapi oksigen
 Gagal nafas
 Shock
 Akut Miokard infark
 Payah jantung
 Keracunan carbon monoksida (CO)
 Trauma multiple berat
 Luka baker > 25 %
 Pasca bedah
 Sepsis
 Dll.
Tugas Kelompok
 Humidifikasi/ nebulezer
 Fisiotherapi nafas
 Latihan pernafasan (breathing exercise) antara
lain : pursed lip breathing, Diaphragma
Breathing, Batuk efektif
 Clapping
 Vibrating
 Postural drainage
 Bronchial Toilet
Pembahasan tugas
 Pengertian
 Tujuan
 Indikasi
 Jenis
 Persiapan alat
 Persiapan klien
 Prosedur tindakan
 Hal-hal yg harus diperhatikan
 Dll.
Daftar Pustaka
 Corola, Harley, Noback, 1992, Human Anatomy & Physiology, International
edition, Mc Graw Hill Inc, USA
 Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990, Fundamental of Nursing, WB saunders
Company, Philadelphia
 Kozier , Erb, Olivery, 1999, Fundamental of Nursing, Concept,
Process and Practice, 5th edition, Weshley Publishing Company Inc,
California.
 Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition, Wadsworth Publishing
Company, Belmont
 Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth, 8th edition, Volume 1, Jakarta, EGC
 Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992. Clinical Nursing Skill, Nursing Process Model
Basic to Advanced Skill, Appleton & lange, Norwalk
 Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaboration for Optimal Health,
2nd edition, Appleton & lange, Standford, Connecticut
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
1 sur 67

Recommandé

Ards par
ArdsArds
ArdsOperator Warnet Vast Raha
667 vues13 diapositives
Ventilator askep par
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
2.6K vues6 diapositives
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak par
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakProses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakkristanto djuwahir
1.6K vues52 diapositives
Respirasi manusia par
Respirasi manusiaRespirasi manusia
Respirasi manusiaAlya Fauzia
6.7K vues35 diapositives
Adult Respiratory Distress Syndrome par
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeArif WR
3.2K vues33 diapositives
4.gangguan dalam sitem_respirasi par
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasiMuhammad Khoirul Zed
1.3K vues34 diapositives

Contenu connexe

Similaire à 01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt

presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx par
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxRuniAwan
1 vue37 diapositives
ANATOMI SISTEM RESPIRASI par
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIMuhammad Khoirul Zed
72.3K vues59 diapositives
Atelektasis par
AtelektasisAtelektasis
Atelektasisharlen_noorfansi
1.5K vues14 diapositives
Sistem respirasi-manusia par
Sistem respirasi-manusiaSistem respirasi-manusia
Sistem respirasi-manusiaOperator Warnet Vast Raha
3K vues23 diapositives
Gangguan oksigenasi par
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
768 vues32 diapositives
Anastesiologi pdf par
Anastesiologi pdfAnastesiologi pdf
Anastesiologi pdfWahyu Zikra Tullah
633 vues8 diapositives

Similaire à 01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt(20)

presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx par RuniAwan
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
RuniAwan1 vue
Kebutuhan oksigenasi par tirolyn
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi
tirolyn15.5K vues
fisiologi pernasafan panjang par nurdinz
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjang
nurdinz1.1K vues
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt par PutraKalteng1
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.pptFisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
1k41dmychyyxu35wnmod par Oom Komini
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod
Oom Komini280 vues
Sistem respirasi-manusia par kodokzzzz
Sistem respirasi-manusiaSistem respirasi-manusia
Sistem respirasi-manusia
kodokzzzz3.2K vues

Dernier

LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf par
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfAdeSuryadi21
13 vues3 diapositives
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx par
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxdiahprameswari1986
19 vues4 diapositives
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx par
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxgracemarsela01
19 vues9 diapositives
Motivasi Meningkatkan Diri par
Motivasi Meningkatkan DiriMotivasi Meningkatkan Diri
Motivasi Meningkatkan DiriKemindoGroup
13 vues8 diapositives
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptx par
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptxMateri Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptx
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptxSupriyadiSupriyadi54
24 vues4 diapositives
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". par
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
16 vues51 diapositives

Dernier(20)

LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf par AdeSuryadi21
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
AdeSuryadi2113 vues
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx par gracemarsela01
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
gracemarsela0119 vues
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". par Kanaidi ken
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken16 vues
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas... par NoviKasari25
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
NoviKasari2511 vues
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN... par Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
Kanaidi ken23 vues
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV... par Kanaidi ken
Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...
Kanaidi ken11 vues
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx par AzizahRaiza1
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
AzizahRaiza115 vues
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". par Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken13 vues
Menyambut Usia Baligh Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka par ahmadmistari
Menyambut Usia Baligh Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Menyambut Usia Baligh Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Menyambut Usia Baligh Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
ahmadmistari48 vues
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx par RenataRoseria
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptxLATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx
RenataRoseria18 vues
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx par chitaputrir30
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptxtugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
chitaputrir3017 vues

01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt

  • 2. PENDAHULUAN  Semua sel dalam tubuh menghasilkan energi  Energi digunakan untuk menyelenggarakan fungsi selulernya  Energi didapat melalui metabolisme zat makanan (gula/ glukosa) dalam rangkaian reaksi kimia dengan menggunakan oksigen  Reaksi kimia menghasilkan : energi, H2O dan CO2
  • 3. Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan  Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari glikolisis anaerob  menghasilkan energi dalam jumlah sedikit & asam laktat  Glikolisis anaerob berlangsung lama  timbunan asam laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi lebih asam  menyebabkan aktivitas sel menurun  Dampak penurunan aktivitas sel : * nafsu makan hilang * penurunan jumlah urine * pusing/ sakit kepala * wajah nampak ngantuk * cemas * lelah Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran  koma (diawali klien gelisah & tidak kooperatif.
  • 4. OKSIGENASI Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2 Melibatkan sistem : • Respirasi • Kardiovaskuler Terjadi melalui 3 tahapan : 1. Ventilasi paru 2. Difusi Gas 3. Transportasi Gas
  • 5. VENTILASI PARU  Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)  Dipengaruhi oleh : a. Tekanan O2 atmosfir b. Keadaan saluran nafas c. Complience & recoil d. Pengaturan nafas
  • 6. a. Tekanan O2 atmosfir  Merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang terkandung dalam udara  Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk
  • 7. b. Keadaan saluran nafas  Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan melewati saluran nafas  hidung, pharynx, larynx, trachea, broncus, bronchiolus, alveoli  Gangguan dalam atau diluar saluran nafas ata(sekret, spasme, benda asing, masa, dll) dapat memprsulit ventilasi
  • 8. c. Complience & Recoil  Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax  Kemampuan dibentuk oleh : * Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan memperkecil rongga dada  gerakan akan terhambat pada : kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan, distensi abdomen * Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi & relaksasi otot-otot pernafasan  keadaan ini dpt terganggu pada : bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas
  • 9. * Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal elastisitas jaringan paru : a. Jaringan paru berubah menjadi jaringan ikat  shg complience paru menurun b. jaringan paru dapat berkembang tetapi saat recoil terbatas  shg CO2 tertahan (emphysema) * Adanya surfactant ; yaitu zat phospholipid yg terdpt pada lapisan cairan yg meliputi permukaan alveoli & bersifat menurunkan tegangan permukaan alveoli  shg paru-paru mudah berkembang & mencegah kolaps paru
  • 10. d. Pengaturan nafas  Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons  Area bilateral & bag ventral di dlm Medulla oblangata sangat sensitif terhdp perubahan konsentrasi H2O & CO2  Pusat nafas terangsang oleh Peningkatan CO2  Kenaikan CO2  meningkatkan konsentrasi H2O  merangsang pusat nafas  Perangsangan pusat nafas oleh peningkatan CO2 merupakan mekanisme umpan balik yg penting untuk mengatur konsentrasi CO2 seluruh tubuh
  • 11. Pengkajian keadaan saluran nafas a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe pernafasan ? b. Apakah klien batuk ?  ya  batuk kering/ sputum ?  sputum  jumlah, konsistensi, warna ? Adakah hemoptisis ? Apakah batuknya berat ?
  • 12. c. Bagaimana suara nafasnya ? - Bersihkah ? - Adakah suara nafas tambahan, spt : * Snoring (ngorok)  akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal lidah yg jatuh ke belakang (koma) * Gargling (spt suara kumur-kumur)  terdengar saat terdpt muntahan, atau sekret pada sal nafas besar * Crowing (lengking)  terdengar pada penyempitan larynx akibat spasme atau desakan oleh benda asing - Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas - Auskultasi paru, adakah : * Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas * Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas * Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret
  • 13. - Palpasi daerah leher : adakah pembesaran thyroid - Adakah klien merasakan nyeri pada thorax atau abdomen ? Kel nyeri akan menghalangi kemampuan batuk
  • 14. Dx. Keperawatan ventilasi 1. Jalan nafas tidak efektif, b.d : * Penumpukan sekret/ sekret yg kental/ benda asing * Trauma yg menghalangi batuk * Nyeri dada/ abd yg menghalangi ekspansi dada/paru dan batuk * Tidak sadar oleh karena pengaruh anestesi, coma yg menyebabkan relaksasi otot-otot * Penyakit yg menganggu kemampuan batuk/ pengeluaran sekret * Tidak adekuat hidrasi * Penyakit paru yg meningkatkan penumpukan sekret
  • 15. Manifestasi klinik :  Suara nafas abnormal  Batuk produktif dg sekresi berlebihan  Batuk tidak produktif  Sianosis  Dispnea  Retraksi otot sternokleidomastoid  Perubahan rate dan kedalaman pernafasan
  • 16. Intervensi : 1. Istirahat 2. Penumpukan sekret : a. Sekret kental : - Berikan cairan yg adekuat - Humidifikasi/ nebulisasi - Kolaborasi pemberian ekspektoran b. Sekret berada pada saluran nafas besar (s.d bronchus) : - Latihan batuk efektif (klien sadar/ koopratif & kemampuan batuk +) - Jika tdk bisa batuk (karena nyeri thorax/ abd  setelah pembedahan atau trauma)  kolaborasi pemberian analgesik - Jika tidak bisa batuk  lakukan penghisapan lendir c. Sekret terdpt pada percabangan saluran nafas yg kecil/ alveoli  lakukan fisioterapi dada dg postural drainage, kmd latihan batuk efektif atau penghisapan lendir.
  • 17. 3. Tersumbat/ obstruksi : - tersumbat oleh lidah yg jatuh ke belakang  lakukan pemasangan oropharyngeal tube (mouth tube/ goedel) - tersumbat oleh masa, trauma atau peny  lakukan kolaborasi pemasangan endotracheal tube atau tracheostomy - akibat infeksi akut, allergi yg menyebabkan spasme bronchial & edema atau bronchokonstriksi  lakukan kolaborasi pemberian kortikosteroid, anti allergi atau bronchodilator
  • 18. Pengkajian kemampuan complience dan recoil thorax & paru a. Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ? b. Lakukan pemeriksaan fisik : * Inspeksi : - penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (retraksi sternokleidomastoid, retraksi suprasternal, retraksi intercostal, retraksi substernal) - Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, rasio inspirasi & ekspirasi - Adakah distensi abdomen yg akan menghalangi turunnya diafragma * Auskultasi : - bandingkan suara aliran udara paru kiri & kanan - adakah suara nafas tambahan (rales, wheezing, ronchi) * Palpasi : - Keadaan tulang iga  adakah fraktur - Vocal fremitus ? * Perkusi : - Adakah perubahan suara perkusi diatas area paru
  • 19. c. Adakah klien mengalami masalah pada hub saraf-otot atau masalah system saraf d. Adakah klien mengalami nyeri abdomen/ thorak ? e. Apakah mampu melakukan aktivitas/ immobilisasi ? f. Apakah ada riwayat trauma kepala/ penggunaan obat-obatan narkotik yang menekan pusat nafas ? g. Hasil analisa gas darah ?
  • 20. Dx. Keperawatan Ventilasi 2. Pola nafas tidak efektif b.d : a. Obstruksi jalan nafas b. Ekspansi dada yang tidak adekuat  karena immobilisasi, nyeri dada/ abdomen c. Gangguan neuromuskuler d. Penyakit paru kronis  menyebabkan penumpukan udara/ cairan pada rongga pleura e. Penurunan pengeluaran CO2  karena penyakit paru (empisema) Manifestasi Klinis : a. Dispnea b. Peningkatan frekuensi pernafasan c. Perubahan kedalaman pernafasan d. Perubahan rasio inspirasi : ekspirasi e. Retraksi dada
  • 21. Intervensi 1. Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas : a. Posisi semi fowler/ fowler  meningkatkan kapasitas vital paru b. Perubahan posisi  memberikan kesempatan semua alveoli berkembang secara optimal c. Ambulasi/ exercise  meningkatkan pembentukan energi untuk bernafas & CO2 yg akan merangsang pusat nafas 2. Intervensi spesifik : a. Latihan nafas dalam  untuk pasien dengan pernafasan cepat & dangkal  mencegah atelektasis b. Latihan pursed lip breathing  latihan nafas diafragma/ menggunakan incentive spirometer  untuk pasien dg hambatan dalam ekspirasi/ retensi CO2 3. Intervensi medis : a. Pemasangan WSD  untuk menurunkan tekanan intra pleura akibat efusi pleura, pneumothorak yg menganggu pengembangan paru b. Pemasangan ventilator/ respirator/IPPB  klien yg mengalami kesulitan nafas akibat gangguan pada hubungan saraf otot/ gangguan sistem saraf
  • 22. DIFUSI GAS  Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli dengan kapiler paru  Dipengaruhi oleh : – Ketebalan membran respirasi – Luas permukaan membran – Koefisien difusi – Perbedaan tekanan
  • 24. Pemeriksaan 1. Ketebalan membran respirasi a. Inspeksi : - Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg edema paru/ radang paru akut) - Pernafasan cepat & dangkal - Pernafasan cuping hidung b. Auskultasi : - Rales (edema paru/ radang paru akut) c. Perkusi : - Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)
  • 25. 2. Perubahan luas permukaan paru : - Adakah riwayat operasi  pengangkatan lobus paru - Hasil pemeriksaan thorak photo ? 3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli : - Tanda-tanda hambatan ventilasi
  • 26. Dx. Keperawatan Difusi 1. Perubahan pertukaran gas  perfusi jaringan tidak adekuat b.d : - Edema paru - Congesti paru Manifestasi klinis : - Hipoventilasi - Penurunan kesadaran - Sianosis - Ekstremitas dingin & lembap - Gas darah abnormal
  • 27. Intervensi 1. Istirahat (intervensi utama) 2. Pemberian O2  untuk meningkatkan perbedaan konsentrasi/ tekanan oksigen antara alveoli dg kapiler 3. Membatasi intake cairan (pada klien edema paru) 4. Ambulasi  untuk meningkatkan sirkulasi yg akan memperbaiki rasio perfusi-ventilasi 5. Kolaborasi : antibiotik (klien radang akut parenkim paru) 6. Meningkatkan intake protein melalui oral/ pemberian plasma albumin (klien dg hipoalbumin)
  • 28. TRANSPORTASI GAS Untuk transportasi gas (O2 & CO2) ditentukan oleh aktivitas sistem KARDIOVASKULER
  • 29. Transport Oksigen Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru ke jaringan-jaringan melalui 2 cara : 1. Secara fisik : larut dalam plasma  3 % 2. Secara Kimia : berikatan dengan Hb dalam bentuk oxyhaemoglobin/ HbO2  97 %
  • 30. Transport CO2 Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara : 1. Secara fisik : larut dalam plasma  5 % 2. Secara kimia : bergabung dengan Hb membentuk Carbaminohaemoglobin  30 % 3. Berikatan dengan air dan kemudian membentuk bikarbonat plasma  65 %
  • 31. Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru-paru CO2 penting bagi keseimbangan asam basa
  • 32. TRANSPORTASI GAS DIPENGARUHI OLEH : 1. Curah Jantung 2. Jumlah eritrosit 3. Exercise 4. Hematokrit darah 5. Keadaan pembuluh darah
  • 33. Curah Jantung  Normal dewasa 5 lt  Melalui darah ditransport sekitar 5 ml O2 & 4 ml CO2 per 100 ml darah  Peningkatan curah jantung  kecepatan transport O2 ke jaringan & CO2 dari jaringan
  • 34. Jumlah Eritrosit  O2 ditrasport secara kimia berikatan dengan Hb yang terdapat dalam eritrosit  Penurunan eritrosit & konsentrasi Hb  menurunkan transport oksigen
  • 35. Exercise  Pada gerak badan/ atlet terlatih kecepatan transport O2 ke jaringan meningkat 15-20 kali dari normal  Exercise meningkatkan produksi CO2  merangsang pusat nafas & meningkatkan kecepatan denyut jantung sehingga mempercepat pengiriman CO2 keluar tubuh
  • 36. Hematokrit  Peningkatan hematokrit akan meningkatkan viskositas darah sehingga beban jantung meningkat  mengakibatkan penurunan curah jantung  Peningkatan HCT menggambarkan jumlah cairan berkurang, sementara 65 % CO2 ditransport dalam keadaan berikatan H2O  Penurunan HCT menggambarkan rendahnya konsentrasi eritrosit dalam darah  menyebabkan penurunan transportasi O2
  • 37. Keadaan pembuluh darah  Sumbatan/ penyempitan pembuluh darah (arterioslerosis)  penurunan pengiriman darah  berakibat penurunan transportasi O2 ke jaringan  Sumbatan vena  penurunan pengiriman CO2 ke jaringan
  • 38. Untuk memperkirakan transportasi gas, dilakukan pemeriksaan :  Evaluasi curah jantung : * Apakah klien mengalami nafas pendek, kelelahan, ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ? * Amati sirkulasi perifer : - Adakah perasaan tidak nyaman pada dada ? - Adakah peningkatan/penurunan BB ? - Adakah pembengkakan ekstremitas ? - Adakah klien mengeluh pusing, sakit kepala, palpitasi ? - Berapa jumlah urine output ? - Amati status mental/ tingkat kesadaran klien * Perkirakan keadaan otot jantung : - Pemeriksaan serum enzim - Pemeriksaan EKG
  • 39. * Pemeriksaan suara jantung : - S1-S2 - Suara jantung tambahan : S3-S4, murmur * Lakukan pemeriksaan : - Tekanan darah pada berbagai posisi (N. 5-10 mmHg) - Hitung pulse pressure - Radial pulse - Frekuensi denyut jantung - CTR - CVP - Adanya distensi vena jugularis - Adanya hepato jugular reflux - Serum elektrolit  Evaluasi jumlah eritrosit & Hb  Evaluasi keadaan cairan tubuh : - Periksa tekanan darah - Periksa HCT dan bandingkan dengan Hb (N. 3 x Hb) - Amati tanda-tana kelebihan / kekurangan cairan
  • 40.  Evaluasi kondisi pembuluh darah : * Sumbatan arteri : area distal sumbatan menjadi : - Pucat atau sianosis - pada rabaan dingin - Klien mengeluh nyeri terutama saat digerakkan - Kulit nampak kering - nadi kadang-kadang tak teraba * Sumbatan vena : area proksimal sumbatan menjadi : - kemerahan - pada rabaan panas - klien mengeluh nyeri - Tampak bengkak
  • 41. Dx. Keperawatan Transportasi Gas 1. Hambatan transportasi gas b.d defisiensi hemoglobin Manifestasi Klinis : - Mudah lelah - Pusing/ sakit kepala
  • 42. Intervensi  Kolaborasi dengan medis  pemberian transfusi darah ( jika diperlukan )  Perbaiki diet (TKTP) & banyak mengkonsumsi sayuran berklorophyl
  • 43. 2. Perubahan curah jantung b.d - Disfungsi jantung akibat penyakit pada arteri coronaria, penyakit katub jantung, abnormal struktur, kegagalan konduksi - Penurunan volume cairan intravaskuler - Cardiac arrest - Imbalance elektrolit Manifestasi Klinis : a. Arrythmia jantung b. Perubahan tekanan darah c. Adanya abnormalitas suara jantung : S3, S4, Murmur d. Pucat, sianosis pada kulit dan mukosa membran e. Kulit dingin dan lembab f. Batuk dengan sputum bercak kemerahan g. Abnormalitas elektrolit terutama kalium
  • 44. Intervensi  Untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung banyak intervensi medis yang sangat spesifik sesuai dengan penyebabnya  Ners melakukan intervensi sebagai implikasi dari intervensi medis, misalnya :
  • 45. Disfungsi Jantung (payah jantung)  Intervensi keperawatan : - Istirahat - Batasi intake cairan - Batasi intake natrium  Intervensi medis : - Pemberian digokxin  sebelum pemberian periksa denyut jantung (DJ 60- 80x/mt) kolaborasi untuk perubahan dosis/ hentikan sementara), periksa seum Kalium ( K < 3,5 mEq/l  koreksi kalium)
  • 46. Penurunan cairan intravaskuler  Intervensi medis : - Pemberian cairan melalui intravenousline (infus) sesuai kebutuhan Implikasi keperawatan : * Tentukan tempat yg sesuai * Observasi kecepatan tetesan & lokasi * Catat intake & output * Observasi tanda-tanda vital
  • 47. Cardiac arrest  Intervensi : Resusitasi cardio-pulmo-cerebral
  • 48. Imbalance elektrolit  Intervensi : Koreksi elektrolit
  • 49. Kebutuhan O2 dipengaruhi oleh :  Ketinggian  Lingkungan (dingin/ panas)  Latihan/ Exercise  Emosi (takut, cemas, marah)  Status kesehatan  Gaya hidup (perokok)
  • 50. THERAPI OKSIGEN Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara :  Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (FiO2)  Meningkatkan tekanan oksigen (hiperberik)
  • 51. TUJUAN TERAPI OKSIGEN  Mencegah terjadinya hipoksia  Terapi terhadap hipoksia
  • 52. Beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipoksia antara lain : Kadar oksigen yang rendah Gangguan jalan nafas dan pernafasan Gangguan difusi Gangguan transport oksigen Gangguan ekstraksi oksigen atau penggunaan oksigen dijaringan
  • 53. Tanda dan gejala hipoksia antara lain :  sesak nafas  pernafasan cuping hidung  Adanya gerak otot nafas tambahan ; retraksi interkostal suprasternal  Takhikardia  tekanan darah meningkat  keringat dingin  Gelisah dan bingung  Dalam keadaan berat dapat terjadi sianosis
  • 54. Prinsip alat untuk terapi oksigen :  FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan  Tidak terjadi rebreathing-penumpukan CO2  Resistensi minimal  Effisiensi dan ekonomis  Nyaman untuk pasien
  • 55. Macam-macam alat terapi oksigen  Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)  Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple mask : 40-60 %)  Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm (40-60 %)  Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)  Venture mask (24,28,3540,50,60 %)  Bag valve mask (bag & mask : 100 %)  Respirator (21-100 %)  Jackson rees ; 10-12 lpm (100 %)  Jet isuflation ; 10-15 lpm  CPAP mask atau nasal (21-100 %)  Incubator (sampai 40 %)  Oxygen tent atau head box (30-50 %)
  • 63. Beberapa contoh keadaan atau penyakit yang memerlukan terapi oksigen  Gagal nafas  Shock  Akut Miokard infark  Payah jantung  Keracunan carbon monoksida (CO)  Trauma multiple berat  Luka baker > 25 %  Pasca bedah  Sepsis  Dll.
  • 64. Tugas Kelompok  Humidifikasi/ nebulezer  Fisiotherapi nafas  Latihan pernafasan (breathing exercise) antara lain : pursed lip breathing, Diaphragma Breathing, Batuk efektif  Clapping  Vibrating  Postural drainage  Bronchial Toilet
  • 65. Pembahasan tugas  Pengertian  Tujuan  Indikasi  Jenis  Persiapan alat  Persiapan klien  Prosedur tindakan  Hal-hal yg harus diperhatikan  Dll.
  • 66. Daftar Pustaka  Corola, Harley, Noback, 1992, Human Anatomy & Physiology, International edition, Mc Graw Hill Inc, USA  Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990, Fundamental of Nursing, WB saunders Company, Philadelphia  Kozier , Erb, Olivery, 1999, Fundamental of Nursing, Concept, Process and Practice, 5th edition, Weshley Publishing Company Inc, California.  Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont  Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, 8th edition, Volume 1, Jakarta, EGC  Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992. Clinical Nursing Skill, Nursing Process Model Basic to Advanced Skill, Appleton & lange, Norwalk  Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaboration for Optimal Health, 2nd edition, Appleton & lange, Standford, Connecticut