2. 1. PENGERTIAN SENYAWA HIDROKARBON
Hidrokarbon merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan unsur
hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik.
2. DEFINISI SENYAWA ALKANA,ALKENA,DAN ALKUNA
a. Senyawa alkana
Alkana merupakan hidrokarbon yang bersifat jenuh dan semua ikatannya
merupakan ikatan kovalen sempurna. Sehingga, hidrokarbon menjadi senyawa yang
kurang reaktif dan disebut dengan parafin. Sifat itu memiliki makna yang berarti data
gabung dan daya reaksinya rendah. Alkana adalah rantai karbon yang paling
sederhana, dengan rumus umum:
CnH2n+2
3. Alkana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal. Salah satu contoh senyawa paling sederhana dari alkana adalah metana.
Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H.
Alkana yang memiliki 3 atom karbon atau lebih, dapat disusun dengan banyak cara,
membentuk isomer struktur yang berbeda. Isomer paling sederhana adalah ketika
atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang. Isomer ini bernama
n-isomer (n = “normal”).
b. Senyawa alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh, dan memiliki ikatan rangkap
dua (–C=C–). Rumus umum yang digunakan untuk menyatakan Alkena adalah:
C2H2n
Nama lain dari Alkena adalah Olefin. Bentuk Alkena yang paling sederhana yaitu
Etena, yang memiliki rumus C2H4. Alkena lebih reaktif bila dibandingkan dengan
Alkana. Namun, relatif lebih stabil dibandingkan dengan Alkuna.
4. Alkena juga memiliki kegunaan di berbagai bidang, seperti :
- Bisa menjadi obat bius bila dicampurkan dengan kandungan O2.
- Mematangkan buah-buahan.
- Bahan baku dari industri plastik, karet sintetis, dan juga alkohol
c. Senyawa alkuna
Alkuna juga termasuk dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Namun Alkuna
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga antara atom karbon. Alkuna memiliki
rumus umum:
CnH2n-2
Alkuna juga disebut sebagai Asetilena. Alkuna adalah senyawa yang lebih reaktif
dibandingkan dengan Alkana dan juga Alkena. Alkena memiliki sifat semikonduktor,
karena adanya pembentukan polimer yang bernama Polyethylene yang memiliki sifat
tersebut.
5. Alkuna juga memiliki banyak kegunaan, seperti:
- Bisa digunakan dalam proses mengelas besi dan juga baja.
- Dapat digunakan sebagai penerangan.
- Merupakan sebuah Sintesis dari senyawa lain nya.
3. SIFAT, PEMBUATAN, REAKSI SENYAWA ALKANA
a. Sifat senyawa alkana
sifat fisik senyawa alkana :
1. Tidak larut dalam air
2. Senyawa non polar (gaya tarik antar molekul lemah sehingga titik didih rendah)
3 .Pada suhu kamar : C1-C4 : gas
C5-C17 : cairan
C17 : padat
4. Titik didih naik dgn bertambahnya rantai (naik 30°C setiap penambahan satu gugus CH2)
5. Lebih ringan dari air.
6. Sifat kimia senyawa Alkana
1. Relatif tidak reaktif
2. Tidak bereaksi dengan asam, basa, oksidator dan reduktor.
3. Dapat digunakan sebagai pelarut
4. Bereaksi dengan oksigen (pembakaran) dan halogen (halogenasi).
Jika senyawa alkana mengalami reaksi pembakaran sempurna dengan oksigen
maka akan dihasilkan gas CO2 dan uap air H2O
Pembakaran sempurna
CH4(g) + O2(g) –> CO2(g) + H2O(l)
Pembakaran tidak sempurna
CH4(g) + O2(g) –> CO(g) + H2O(l)
CH4(g) + O2(g) –> C(s) + H2O(l)
7. b. Pembuatan senyawa alkana
a. Sintesis Dumas
Pemanasan garam-garam KNaCa dengan basa.
Contoh: RCOONa + NaOH R-H + Na2CO3
b. Sintesis Wurtz
Dengan mereaksikan haloalkana dengan logam Na dalam meter.
Contoh: R-X + 2Na-Cl R-R + 2NaX
c.Sintesis Grignard
Dengan menambahkan air.
Contoh:
RCl + Mg RMgCl
RMgCl + HOH RH + MgOHCl
8. c. Reaksi senyawa alkana
a. Reaksi halogenasi
Reaksi alkana dengan Klor (Cl2) dan Brom (Br2) disebut reaksi halogenasi. Istilah
Lebih spesifik yaitu Khloinasi dan Brominasi untuk menggambarkan reaksi halogen
tertentu. Halogen lain, Fluor bereaksi secara eksplosit dengan senyawa organik,
sedangkan yodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Contoh: CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
b. Oksidasi
Alkana bila bereaksi dengan oksigen dalam jumlah yang memadai (teroksidasi
sempurna) membentuk CO2 dan disertai pembebasan panas.
Contoh: CH4+20₂ CO₂ + 2H₂O + panas
Pembakaran Sempurna
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 211 kkal/mol
9. Pembakaran Tidak Sempurna
CH4(g) + O2(g) –> CO(g) + H2O(l)
CH4(g) + O2(g) –> C(s) + H2O(l)
4. SIFAT, PEMBUATAN, REAKSI SENYAWA ALKENA
a. Sifat senyawa alkena
Alkena adalah senyawa nonpolar. Gaya tarik antar molekul terjadi oleh gaya
dispersi. Secara umum sifat-sifat fisika alkena mirip dengan sifat-sifat fisika alkana.
Alkena yang terdiri dari dua, tiga, atau empat atom karbon berwujud gas pada
temperatur kamar. Alkena yang terdiri dari lima atau lebih atom karbon berupa cairan
tidak berwarna dengan massa jenis lebih kecil daripada air. Alkena tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut organik nonpolar, dan etanol.
10. b. Pembuatan senyawa alkena
1. Dehidrasi alkohol: jika alkohol dipanaskan dengan asam kuat,
Misalnya asam sulfat atau asam fosfat air akan hilang dan membentuk alkena.
Reaksi ini disebut reaksi dehidrasi atau menghilangkan air.
H2SO4
CH3CH2CH2OH == CH3-CH=CH2 + HOH
2. Dehidro halogenisasi: adalah reaksi hilangnya hydrogen dan halogen dari pereaksi
halo alkana adalah reaksi lainnya yang dapat menghasilkan alkena. Dalam dehidro
halogenasi senyawa halogen dipanaskan dengan basa kuat misalnya kalium
hidroksida dala metanol. Ion hidroksida menarik proton dari halo alkana
menghasilakan air. Ion halide juga hilang dari halo alkana semula dan akhirnya
membentuk alkena
11. Contoh:
| | | |
— C — C — + KOH(alc.) — C = C — + KX + H2O
| |
H X
KOH
CH3-CHBr -CH3 = CH3-CH=CH2+HOH+Br
ETANOL
c. Reaksi senyawa alkena
1. Reaksi adisi hidrogen halida (hidrohalogenasi)
Asam-asam halogen jika mengadisi alkena akan membentuk senyawa haloalkana.
Reaksi ini dapat berlangsung tanpa pelarut atau dengan pelarut polar seperti asam
asetat. Contoh:
| | | |
— C = C — + HX — C — C —
| |
H X
12. 2. Reaksi adisi air (hidrasi)
Dengan pengaruh katalis asam (H2SO4), air dapat mengadisi alkena dan
menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi alkena. Adisi alkena ini juga mengikuti
kaedah Markonikov.
Contoh:
| | | |
— C = C — + H2O, H+ — C — C —
| |
H OH
CH3CH2CH=CH2 + H2O, H+ CH3CH2CHCH3
OH
3. Reaksi adisi hidrogen (hidrogenasi)
Alkena dapat diadisi oleh hidrogen dengan bantuan katalis logam-logam transisi (Pt,
Pd, dan Ni).
Contoh:
13. | | | |
— C = C — + H2 + Ni, Pt, or Pd — C — C —
| |
H H
CH3CH=CHCH3 + H2, Ni CH3CH2CH2CH3
2-butene n-butane
4. Reaksi adisi diborana (hidroborasi)
Senyawa diborana (BH3)2 adalah bentuk dimer dari borana (BH3). Diborana dapat
mengadisi alkena dengan cepat dalam pelarut eter pada suhu kamar. Adisi diborana
pada alkena terminal (alkena dengan ikatan rangkap pada ujung rantai) menghasilkan
tri alkil boran
5. Reaksi Oksidasi
Alkena dapat dioksidasi oleh kalium permanganat menghasilkan glikol, yaitu
senyawa yang mempunyai dua gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon
yang berdampingan.
14. Untuk memperoleh glikol dengan rendemen tinggi maka kondisi reaksi harus
dikendalikan. Biasanya reaksi dilakukan dalam suasana basa dan temperatur rendah
(dingin).
5. SIFAT, PEMBUATAN, REAKSI SENYAWA ALKUNA
a. Sifat senyawa alkuna
Sifat – sifat senyawa alkuna ada 2 yaitu :
Sifat fisis alkuna
Sifat fisis senyawa alkuna yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena.
Semakin tinggi suku alkuna, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku
pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang
tinggi berwujud padat. Semakin panjang rantai karbonya, semakin tinggi titik didih
dan titik lelehnya
alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh, sehingga mudah mengalami reaksi adisi
(penambahan).
15. Sifat kimia
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran
b. Pembuatan senyawa alkuna
Reaksi Eliminasi Dihalida
Alkuna dapat diperoleh melalui reaksi aliminasi HX dari alkil halida dengan cara yang
sama dengan pembuatan alkena. Perlakuan 1,2-dihaloalkana (vicinal dihalida) dengan
basa kuat seperti KOH atau NaNH2 menghasilkan dua kali reaksi eliminasi HX dan
membentuk alkuna.
X X
| | | |
— C — C — + KOH(alc.) — C Ξ C — + KX + H2O
| |
X X
16. c. Reaksi senyawa alkuna
1. Reaksi Adisi Hidrogen Halida
Reaksi Adisi Hidrogen Halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama dengan
yang terjadi pada senyawa alkena. Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan
rankap 3 senyawa alkuna seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2
senyawa alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida. Reaksi di atas mengikuti
aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida
maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
R - C ΞC - H + HX R – CH2 = CH2
2. Reaksi Halogenisasi
Reaksi halogenisasi alkuna adalah reaksi alkuna dengan halogen. Bromin and klorin
dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika 1 mol halogen
mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan dihaloalkena.
Contoh : R - C ΞC - R' + X2 R – CHX = CHX - R' R – CX2 – CX2 - R'
17. 3. Hidrasi alkuna
Seperti alkena, alkuna dapat juga mengalami reaksi hidrasi dengan dua cara. Adisi air
secara langsung dengan katalis ion merkuri (II) menghasilkan produk Markovnikov,
adisi air secara tak langsung melalui reaksi hidroborasi/oksidasi menghasilkan produk
non-Markovnikov
CH3 ΞC- C H + H2SO4 / HgSO4 CH3COCH3
4. Reaksi Hidrogenasi
R - C ΞC - R' + H2 /Pt ===== R – CH2 - CH2 - R'
18. RANGKUMAN
Alkana merupakan hidrokarbon yang bersifat jenuh dan semua ikatannya
merupakan ikatan kovalen sempurna. Sehingga, hidrokarbon menjadi senyawa yang
kurang reaktif dan disebut dengan parafin. Sifat itu memiliki makna yang berarti data
gabung dan daya reaksinya rendah. Alkana adalah rantai karbon yang paling
sederhana, dengan rumus umum:
CnH2n+2
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh, dan memiliki ikatan rangkap
dua (–C=C–). Rumus umum yang digunakan untuk menyatakan Alkena adalah:
C2H2n
Nama lain dari Alkena adalah Olefin. Bentuk Alkena yang paling sederhana yaitu
Etena, yang memiliki rumus C2H4. Alkena lebih reaktif bila dibandingkan dengan
Alkana. Namun, relatif lebih stabil dibandingkan dengan Alkuna.
Alkuna juga termasuk dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Namun Alkuna
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga antara atom karbon. Alkuna memiliki
rumus umum: CnH2n-2