SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Télécharger pour lire hors ligne
1




                                    BAB I

                              PENDAHULUAN



       Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan

pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu

kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit

dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu.

Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda

secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh

karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara

gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah

kurikulum.

       Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus

yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen

Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya

lembaga resmi bermandat menelurkan kurikulum bagi sekolah penyelenggara

pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7 kurikulum; kurikulum

pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994,

Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut

dengan lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Masing-

masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas

tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta

didik yang paling pas dengan jamannya.
2




       Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan

landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus

memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan

nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum

dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh

kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya

dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali

menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya

memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses

pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi

yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum

baru. Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu

adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa

diterapkannya.

       Kurikulum setelah diimplementasikan di lapangan, maka akan dilakukan

evaluasi oleh para pakar untuk mengetahui apakah kurikulum yang sudah disusun

tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan dan masih sesuai dengan kebutuhan

pada jamannya. Sejak Kurikulum 1964 sampai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006, bahkan sebelum Kurikulum 1964 perubahan kurikulum

selalu dilakukan, sehingga begitu banyak hasil telaah kurikulum. Berdasarkan

uraian di atas, maka pada makalah ini yang akan dibahas dikhususkan menelaah

Kurikulum    1994    pada   mata    pelajaran   Matematika    beserta   dengan

permasalahannya.
3
4




                                    BAB II

                         Kurikulum Tahun 1994



       Pembahasan mengenai kurikulum dapat ditelaah dari tiga sudut pandang.

Pandangan pertama berhubungan dengan aspek teori dn telukis dalam kurikulum

berdasarkan apa yang tercantum dlam olumen tertulis. Kurikulum sekolah dalam

dokumen tertulis dikenal dengan istilah intended curriculum memuat tiga hal,

yaitu (1) dokumen yang memuat garis-garis besar pokok bahasan, (2) dokumen

yang memuat panduan pelaksanaan pembelajaran, dan (3) dokumen baku yang

memuat panduan penilaian hasil belajar siswa.

       Kurikulum dalam pandangan kedua tercemin dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru di kelas atau dikenal dengan istilah implemented

curriculum. Kurikulum dalam pandangan kedua ini pada hakekatnya adalah

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar termasuk pelaksanaan penilaian hasil

belajar siswa oleh guru. Sedangkan pandangan ketiga yang dikenal attained

curriculum adalah kurikulum yang tercermin dalam belajar yang dicapai siswa

baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor pada akhir satuan waktu

pembelajaran, mulai dari satuan terkecil yaitu program satuan pelajaran (dalam

kurikulum 2006 disebut RPP) sampai dengan satuan terbesar yaitu satu jenjang

pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan preseorangan atau kelompok, dan

bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik. Sejalan dengan ketiga pandangan tersebut maka
5




kualitas pendidikan matematika pada tiap jenjang pendidikan dapat ditinjau dari

kualitas kurikulum tertulis dan relevansinya dengan pelaksanaan kurikulum oleh

guru, dan hasil belajar yang dicapai siswa.

       Kurikulum dalam dokumen tertulis pada umunya disusun oleh para pakar

bidang studi, guru bidang studi yang sejenis yang telah berpengalaman serta pihak

lain yang berwenang. Betapapun tingginya kualitas kurikulum dalam dokumen

tertulis tanpa implementasi kurikulum yang ditampilkan oleh guru dengan baik,

maka kualitas pendidikan yang tinggi sulit terwujud. Upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan memerlukan pembahasan yang saling terkait mengenai ketiga

pandangan kurikulum di atas.

       Mengacu pada pembahasan di atas, fokus pembahasan kurikulum dapat

ditelaah dari tiga aspek, yaitu intended curriculum, implemented curriculum, dan

attained curriculum. Secara garis besar kainta natara ketiga aspek kurikulum

tersebut tergambar dalam Diagram 1 (Utari, 1999).
6




       Komponen                 Aspek Kurikulum               Fokus Pembahan

      Pembahasan

   Analisis Kurikulum          Intended Curriculum            Sistem Pendidikan

   (Dokumen Tertulis)



  Proses Pembelajaran        Implemented Curriculum         Satuan Pendidikan dan

        Di Kelas                                                     Kelas



   Hasil Belajar Siswa           Attained Curriculum                 Siswa



                       Diagram 1 : Tiga Aspek Kurikulum


       Di dalam kurikulum termuat tujuan umum dan tujuan khusus yang

diharapkan dicapai oleh anak didik. Tujuan umum dari masing-masing jenjang

pendidikan formal sama, sedangkan tujuan khususnya tergantung dari masing-

masing jenjang. Salah satu tujuan umum yang ada pada kurikulum matematika

tahun 1994 adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan

keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif,

dan efisien. Salah satu kegiatan yang memungkinkan agar tujuan tersebut bisa

tercapai adalah siswa diharapkan mau mengikuti anjang kompetensi dalam bidang

matematika, baik di dalam kota maupun di luar kota, bahkan kalalu

memungkinkan siswa diikutsertakan dalam anjang kompetensi di luar negeri.
7




       Salah Satu Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90-

an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan

internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai

tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika

internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade,

dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria,

dan Belanda (Ruseffendi, 2006).

       Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun

jarang mendulang medali. Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi

lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu

dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan lain sebagainya. Dengan

dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu

membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan.

       Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional dan

kebutuhan pada jaman itu yang merupakan pemicu lahirnya kurikulum tahun

1994. Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mngembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,

memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

       Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar dipatok menjadi sembilan tahun

(SD dan SMP). Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994 berusaha
8




menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan

tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Pada kurikulum ini

pun dimasukkan muatan lokal, yang berfungsi mengembangkan kemampuan

siswa yang dianggap perlu oleh daerahnya. Pada kurikulum ini beban belajar

siswa dinilai terlalu berat, karena ada muatan nasional dan lokal. Walaupun ada

suplemen 1999 seiring dengan tuntutan reformasi, namun perubahan tidak total.

Struktur kurikulum 1994 untuk mata pelajaran Matematika menurut seri

manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:


                                         TINGKAT


                            SD                        SMP             SMA


KELAS       1     2    3     4       5   6       1    2     3    1    2     3


JML
             10   10   10        8   8       8   72   72    60   70   70    60
JPP




2. 1 Karakteristik Kurikulum 1994


       Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum

1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu

pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.

Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
9




tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima

materi pelajaran cukup banyak.

       Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai

karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi

perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-

model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok

bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual

materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi.

Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan

dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan

yang dihadapi sehari-hari (http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/10).


Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya

sebagai berikut :


   1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.

   2. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi,

       sehingga materi pelajaran cukup padat.

   3. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh

       Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang

       khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan

       lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.


       Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan

strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan
10




sosial. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang

mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari

satu jawaban), dan penyelidikan.

       Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan

kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga

diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada

pemahaman      konsep    dan    pengajaran     yang    menekankan   keterampilan

menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

       Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah

ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-

pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan

pemahaman siswa.




2.2. Seputar Permasalahan Kurikulum 1994


       Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,

terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan

materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :


   1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan

       banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
11




   2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan

      tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang

      terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

   3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi

      pelajaran, guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada

      penyampaian materi.

   4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.

      Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang

      dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan

      teknik paper and pencil test.


      Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum

1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan

kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya

Suplemen Kurikulum 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap

mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu


   1. Penyempurnaan      kurikulum    secara   terus    menerus   sebagai   upaya

      menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

      teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

   2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang

      tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa,

      dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
12




   3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran

       substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan

       siswa.

   4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait,

       seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana

       termasuk buku pelajaran.

   5. Penyempurnaan       kurikulum      tidak     mempersulit   guru     dalam

       mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran

       dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah

       (http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16).


       Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan

penyempurnaan jangka panjang. Usaha pemerintah maupun pihak swasta dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa

dalam berbagai mata pelajaran terus menerus dilakukan, seperti penyempurnaan

kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh praktisi pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran

matematika mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika di jenjang

persekolahan merupakan suatu kegiatan yang harus dikaji terus menerus dan jika

perlu diperbaharui agar dapat sesuai dengan kemampuan murid serta tuntutan

lingkungan.

       Implementasi   pendidikan    di   sekolah   mengacu   pada   seperangkat

kurikulum. Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan pemerintah guna
13




meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum.

Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan

struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai

konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang

Otonomi Daerah (http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16).




2.3 Program Pengajaran Matematika SLTP dan SMU


       Program pengajaran matematika SLTPN dan SMU baik Pokok Bahasan

(PB) maupun Sub Pokok Bahasan (SPB) per catur wulan serta perkiraan

waktunya, dapat Anda lihat pada GBPP mata pelajaran matematika SLTP dan

SMU Kurikulum 1994.

       Perlu diketahui, bahwa GBPP Matematika SMU 1994 mengalami

perubahan sebagai penyempurnaan/penyesuaian Kurikulum 1994, sehingga

muncul suplemen GBPP. Penyesuaian ini dibuat berdasarkan hasil kajian,

penelitian, dan masukan dari lapangan serta masukan instansi yang terkait. Secara

umum perubahan GBPP yang terdapat pada suplemen ini adalah sebagai berikut :

membuang pokok bahasan yang kurang esensial/kerang relevan, menunda

pembahasan pada kelas yang lebih tinggi dan sebaliknya, menjadikan materi

wajib menjadi pengayaan dan bahasan, dan menyempurnakan kalimat pada GBPP

yang dianggap kurang jelas.

       Dalam program pembelajaran di atas, pokok bahasan dan sub pokok

bahasan sudah disesuaikan dengan perubahan yang ada, namun perubahan detail
14




dari butiran setiap SPB yang diubah tidak dituliskan, oleh karena itu dipersilakan

Anda untuk melihat secara rinci perubahan yang ada pada Suplemen GBPP.

       Dalam    program pembelajaran di atas, pokok bahasan dan sub pokok

bahasan sudah disesuiakan dengan perubahan yang ada, namun perubahan detail

dari butiran setiap SPB yang diubah tidak dituliskan, oleh karena itu dipersilakan

Anda untuk melihat secara rinci perubahan yang ada pada Suplemen GBPP.

       Dengan melakukan telaah materi (bahan) yang ada dalam Bagian Program

Pengajaran dari GBPP Matematika tersebut, maka kita akan mendapatkan suatu

informasi tentang kedalaman serta keluasan dari setiap pokok/sub pokok bahasan.

Informasi ini sangat penting bagi guru dalam melihat hubungan serta peta antara

suatu konsep dengan konsep lainnya, sehingga memungkinkan memperkirakan

urutan bahan yang akan diajarkan. Malahan dengan telaah materi ini akan sangat

membantu kita dalam memperkirakan alokasi waktu untuk setiap bahan dari

pokok/sub pokok bahasan dalam GBPP yang telah ditelaah tadi dalam rangka

mempersiapkan proses pembelajaran.

       Selanjutnya kita perlu pula melihat penyebaran alokasi waktu untuk

masing-masing unit matematika untuk setiap kelas dan setiap cawu. Hal ini sangat

penting untuk diketahui karena dari sinilah kita bisa melihat jelas bahan kajian

matematika sekolah menurut kurikulum, sehingga akan membantu kita untuk

menjabarkan GBPP ke dalam bentuk program / perncanaan / persiapan dalam

pembelajarannya.

       Sebelum menyusun program, baik itu Program Tahunan, Program Catur

Wulan (PCW), dan persiapan bahan mengajar yang terdiri atas Program Satuan
15




Pelajaran (PSP), yaitu program pembelajaran untuk satu Pokok Bahasan dan

Rencana Pengajaran (RP) yang memuat rencana pembelajaran untuk satu

pertemuan, sangatlah penting untuk melakukan analisis materi pelajaran (AMP)

terlebih dahulu.

       Dalam AMP ini perlu dimuat bahan pelajaran (pokok/sub pokok bahasan),

penjabaraan bahan penjabaran ( uraian singkat contoh), metodologi, sarana, serta

perkiraan alokasi waktu untuk setiap bahan tersebut. Bagaimana cara

menganalisis materi pelajaran dan pembuatan rencana pembelajaran secara rinci

akan diberikan dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika. Secara

garis besarnya pada kesempatan ini akan disebutkan komponen-komponen yang

ada pada Program Tahunan, PCW, PSP, dan RP.

       Pada Program Tahunan, terdapat lima komponen. Karena program

tahunan disajikan dalam bentuk tabel, maka tabel tersebut terdapat lima kolom,

yaitu berturut-turut: Catur Wulan, Nomer PSP, Pokok Bahasan, Alokasi Waktu,

dan Keterangan. Contohnya dapat Anda lihat dalam Kurikulum dan GBPP SMU,

yaitu pada Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika.

       Komponen yang harus ada dalam Program Cawu adalah : perhitungan

alokasi waktu, distribusi alokasi waktu, dan rincian waktu. Contoh Program Cawu

dapat Anda lihat dalam kurikulum SMU, yaitu pada Petunjuk Teknis Mata

Pelajaran Matematika.

       Adapun komponen yang harus ada pada Program Satuan Pelajaran (PSP)

adalah : (1) tujuan pembelajaran pokok bahasan, (2) materi pelajaran, sumber/alat,

dan alokasi waktu, (3) rencana pelajaran, biasanya rencana pelajaran ini dibuat
16




secara terpisah, dalam PSP ini hanya dicantumkan terlampir, (4) penilaian, yang

diuraikan lagi menjadi dua bagian, yaitu prosedur penilaian dan alat penilaian.

Alat penilaian juga biasanya dibuat secara tersendiri. Namun pada umumnya

sebelum penilaian, dicantumkan pula komponen lain, yaitu pendekatan dan

metode pembelajaran yang digunakan.

       Sedangkan komponen yang harus ada pada Rencana Pengajaran, ialah

tujuan pembelajaran khusus (TPK), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian proses serta kuncinya.
17




                                   BAB III


                                  PENUTUP


       Setelah sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum 1994, pola-pola lama

bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara

individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah

hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran

siswa dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi

perhatian.

       Para    siswa   umumnya     belajar   tanpa   ada      kesempatan   untuk

mengkomunikasikan gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal

seolah membatasi kreatifitas dari siswa karena jawaban benar seolah-olah hanya

otoritas dari seorang guru. Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya hanya

menghasilkan    lulusan   yang   kurang   terampil   secara    matematis   dalam

menyelesaikan persoalah-persoalan sehari-hari. Bahkan pembelajaran model di

atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa matematika pelajaran yang sulit

dan tidak menarik. Dengan fakta-fakta tersebut dan dengan semangat UU No. 22

dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah maka pada tahun 2004 pemerintah

melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetesi.
18




Perlu di cek aturan penulisanya


                                DAFTAR PUSTAKA




Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995), kurikulum Sekolah Menengah

       Atas, (1995), Jakarta.


Fahmi, Syariful.(thn?) Sejarah Kurikulum Matematika Sekolah, [online].

Tersedia :    http://syarifulfahmi.blogspot.com. [Oktober 2009]


Ruseffendi, E.T.(2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA,

       edisi revisi, Bandung : Tarsito


Soekisno, R. Bambang A.(thn?). Bagaimanakah perjalanan kurikulum nasional

       pada pendidikan          dasar    dan   menengah.   [online].   Tersedia:

       http://rbaryans.wordpress.com. [16 Mei      2007]


Sumarmo, Utari, (1999). Implementasi Kurikulum Matematika pada Sekolah

       Dasar dan Menengah. Bandung:IKIP Bandung.
19

Contenu connexe

Tendances

Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxzhenkekamahendra
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxAsep Saepullah
 
Lk 1 analisis video pembelajaran
Lk 1 analisis video pembelajaranLk 1 analisis video pembelajaran
Lk 1 analisis video pembelajaranAtufah BeEfha
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
Teori Belajar Polya
Teori Belajar PolyaTeori Belajar Polya
Teori Belajar PolyaMia Ervina
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfsteffaniemalauhollo
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumWhyda Kasim
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docRawindyAuliiaHapsari
 
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdf
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdfPPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdf
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdfFitriAni964827
 
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docRPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docAsep Saepullah
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxssusere55978
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfAnisaFajar3
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 

Tendances (20)

Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
 
RPP - Volume Kerucut
RPP - Volume KerucutRPP - Volume Kerucut
RPP - Volume Kerucut
 
Lk 1 analisis video pembelajaran
Lk 1 analisis video pembelajaranLk 1 analisis video pembelajaran
Lk 1 analisis video pembelajaran
 
Tugas kuliah tap
Tugas kuliah tapTugas kuliah tap
Tugas kuliah tap
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Teori Belajar Polya
Teori Belajar PolyaTeori Belajar Polya
Teori Belajar Polya
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
Topik 2 Aksi Nyata.pdf
Topik 2 Aksi Nyata.pdfTopik 2 Aksi Nyata.pdf
Topik 2 Aksi Nyata.pdf
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulum
 
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).docTopik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
Topik 1-3 Ruang Kolaborasi Proyek Kepemimpinan (1).doc
 
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdf
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdfPPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdf
PPT Ruang Kolaborasi Teaching at The Right Level Kelompok 3.pdf
 
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docRPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 

Similaire à Kurikulum tahun 1994 baru

Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaKurosaki_akira
 
Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Abu Haniyah
 
9 article text-897-1-10-20160311
9 article text-897-1-10-201603119 article text-897-1-10-20160311
9 article text-897-1-10-20160311Linda270105
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumTohir Haliwaza
 
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumBahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumÄkäñx Këyñå
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaShofy Fyah
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulumRuny Chaerunnyza
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfZainuddin981464
 
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxPPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxsriyuli8
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMokhamadRakhmatAfand
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaranayu
 

Similaire à Kurikulum tahun 1994 baru (20)

Kurikulum 1994
Kurikulum 1994Kurikulum 1994
Kurikulum 1994
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Inovasi-kurikulum (2).pptx
Inovasi-kurikulum (2).pptxInovasi-kurikulum (2).pptx
Inovasi-kurikulum (2).pptx
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
 
Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13Pengembangan Kurikulum K13
Pengembangan Kurikulum K13
 
Kurikulum adalah
Kurikulum adalahKurikulum adalah
Kurikulum adalah
 
Analisiskurikulum2013
Analisiskurikulum2013 Analisiskurikulum2013
Analisiskurikulum2013
 
9 article text-897-1-10-20160311
9 article text-897-1-10-201603119 article text-897-1-10-20160311
9 article text-897-1-10-20160311
 
Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulumPengertian kurikulum
Pengertian kurikulum
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumBahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
Kurikulum (Rakhmawati K)
Kurikulum (Rakhmawati K)Kurikulum (Rakhmawati K)
Kurikulum (Rakhmawati K)
 
KBK 2004
KBK 2004KBK 2004
KBK 2004
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdf
 
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptxPPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
PPT_Pembaharuan_Kurikulum.pptx
 
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptxMengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah - Mokhamad Rakhmat Afandhi.pptx
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
IPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptxIPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptx
 

Plus de Ahmad Wahyudin Rock'n Roll

Plus de Ahmad Wahyudin Rock'n Roll (20)

Uugd
UugdUugd
Uugd
 
Sejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesiaSejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesia
 
Pennas
PennasPennas
Pennas
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Pakemfinal
PakemfinalPakemfinal
Pakemfinal
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033
 
Panduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaranPanduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaran
 
Pakem
PakemPakem
Pakem
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Katalog
KatalogKatalog
Katalog
 
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-nJiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
 
Gapura basa smp ix
Gapura basa smp ixGapura basa smp ix
Gapura basa smp ix
 
Dkv02040102
Dkv02040102Dkv02040102
Dkv02040102
 
Dgggfg
DgggfgDgggfg
Dgggfg
 
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
 
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
 

Kurikulum tahun 1994 baru

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum. Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7 kurikulum; kurikulum pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut dengan lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Masing- masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan jamannya.
  • 2. 2 Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkannya. Kurikulum setelah diimplementasikan di lapangan, maka akan dilakukan evaluasi oleh para pakar untuk mengetahui apakah kurikulum yang sudah disusun tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan dan masih sesuai dengan kebutuhan pada jamannya. Sejak Kurikulum 1964 sampai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, bahkan sebelum Kurikulum 1964 perubahan kurikulum selalu dilakukan, sehingga begitu banyak hasil telaah kurikulum. Berdasarkan uraian di atas, maka pada makalah ini yang akan dibahas dikhususkan menelaah Kurikulum 1994 pada mata pelajaran Matematika beserta dengan permasalahannya.
  • 3. 3
  • 4. 4 BAB II Kurikulum Tahun 1994 Pembahasan mengenai kurikulum dapat ditelaah dari tiga sudut pandang. Pandangan pertama berhubungan dengan aspek teori dn telukis dalam kurikulum berdasarkan apa yang tercantum dlam olumen tertulis. Kurikulum sekolah dalam dokumen tertulis dikenal dengan istilah intended curriculum memuat tiga hal, yaitu (1) dokumen yang memuat garis-garis besar pokok bahasan, (2) dokumen yang memuat panduan pelaksanaan pembelajaran, dan (3) dokumen baku yang memuat panduan penilaian hasil belajar siswa. Kurikulum dalam pandangan kedua tercemin dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas atau dikenal dengan istilah implemented curriculum. Kurikulum dalam pandangan kedua ini pada hakekatnya adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar termasuk pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa oleh guru. Sedangkan pandangan ketiga yang dikenal attained curriculum adalah kurikulum yang tercermin dalam belajar yang dicapai siswa baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor pada akhir satuan waktu pembelajaran, mulai dari satuan terkecil yaitu program satuan pelajaran (dalam kurikulum 2006 disebut RPP) sampai dengan satuan terbesar yaitu satu jenjang pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan preseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Sejalan dengan ketiga pandangan tersebut maka
  • 5. 5 kualitas pendidikan matematika pada tiap jenjang pendidikan dapat ditinjau dari kualitas kurikulum tertulis dan relevansinya dengan pelaksanaan kurikulum oleh guru, dan hasil belajar yang dicapai siswa. Kurikulum dalam dokumen tertulis pada umunya disusun oleh para pakar bidang studi, guru bidang studi yang sejenis yang telah berpengalaman serta pihak lain yang berwenang. Betapapun tingginya kualitas kurikulum dalam dokumen tertulis tanpa implementasi kurikulum yang ditampilkan oleh guru dengan baik, maka kualitas pendidikan yang tinggi sulit terwujud. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan pembahasan yang saling terkait mengenai ketiga pandangan kurikulum di atas. Mengacu pada pembahasan di atas, fokus pembahasan kurikulum dapat ditelaah dari tiga aspek, yaitu intended curriculum, implemented curriculum, dan attained curriculum. Secara garis besar kainta natara ketiga aspek kurikulum tersebut tergambar dalam Diagram 1 (Utari, 1999).
  • 6. 6 Komponen Aspek Kurikulum Fokus Pembahan Pembahasan Analisis Kurikulum Intended Curriculum Sistem Pendidikan (Dokumen Tertulis) Proses Pembelajaran Implemented Curriculum Satuan Pendidikan dan Di Kelas Kelas Hasil Belajar Siswa Attained Curriculum Siswa Diagram 1 : Tiga Aspek Kurikulum Di dalam kurikulum termuat tujuan umum dan tujuan khusus yang diharapkan dicapai oleh anak didik. Tujuan umum dari masing-masing jenjang pendidikan formal sama, sedangkan tujuan khususnya tergantung dari masing- masing jenjang. Salah satu tujuan umum yang ada pada kurikulum matematika tahun 1994 adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. Salah satu kegiatan yang memungkinkan agar tujuan tersebut bisa tercapai adalah siswa diharapkan mau mengikuti anjang kompetensi dalam bidang matematika, baik di dalam kota maupun di luar kota, bahkan kalalu memungkinkan siswa diikutsertakan dalam anjang kompetensi di luar negeri.
  • 7. 7 Salah Satu Kegiatan matematika internasional begitu marak di tahun 90- an. walaupun hal itu bukan hal yang baru sebab tahun tahun sebelumnya kegiatan internasional seperti olimpiade matematika sudah berjalan beberapa kali. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda (Ruseffendi, 2006). Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional dan kebutuhan pada jaman itu yang merupakan pemicu lahirnya kurikulum tahun 1994. Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mngembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar dipatok menjadi sembilan tahun (SD dan SMP). Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994 berusaha
  • 8. 8 menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Pada kurikulum ini pun dimasukkan muatan lokal, yang berfungsi mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerahnya. Pada kurikulum ini beban belajar siswa dinilai terlalu berat, karena ada muatan nasional dan lokal. Walaupun ada suplemen 1999 seiring dengan tuntutan reformasi, namun perubahan tidak total. Struktur kurikulum 1994 untuk mata pelajaran Matematika menurut seri manajemen pendidikan adalah sebagai berikut: TINGKAT SD SMP SMA KELAS 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 JML 10 10 10 8 8 8 72 72 60 70 70 60 JPP 2. 1 Karakteristik Kurikulum 1994 Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
  • 9. 9 tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model- model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari (http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/10). Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut : 1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. 2. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi, sehingga materi pelajaran cukup padat. 3. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan
  • 10. 10 sosial. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan- pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. 2.2. Seputar Permasalahan Kurikulum 1994 Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut : 1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
  • 11. 11 2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. 3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran, guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi. 4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu 1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat. 2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
  • 12. 12 3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. 4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran. 5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah (http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16). Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang. Usaha pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus menerus dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh praktisi pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran matematika mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika di jenjang persekolahan merupakan suatu kegiatan yang harus dikaji terus menerus dan jika perlu diperbaharui agar dapat sesuai dengan kemampuan murid serta tuntutan lingkungan. Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan pemerintah guna
  • 13. 13 meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16). 2.3 Program Pengajaran Matematika SLTP dan SMU Program pengajaran matematika SLTPN dan SMU baik Pokok Bahasan (PB) maupun Sub Pokok Bahasan (SPB) per catur wulan serta perkiraan waktunya, dapat Anda lihat pada GBPP mata pelajaran matematika SLTP dan SMU Kurikulum 1994. Perlu diketahui, bahwa GBPP Matematika SMU 1994 mengalami perubahan sebagai penyempurnaan/penyesuaian Kurikulum 1994, sehingga muncul suplemen GBPP. Penyesuaian ini dibuat berdasarkan hasil kajian, penelitian, dan masukan dari lapangan serta masukan instansi yang terkait. Secara umum perubahan GBPP yang terdapat pada suplemen ini adalah sebagai berikut : membuang pokok bahasan yang kurang esensial/kerang relevan, menunda pembahasan pada kelas yang lebih tinggi dan sebaliknya, menjadikan materi wajib menjadi pengayaan dan bahasan, dan menyempurnakan kalimat pada GBPP yang dianggap kurang jelas. Dalam program pembelajaran di atas, pokok bahasan dan sub pokok bahasan sudah disesuaikan dengan perubahan yang ada, namun perubahan detail
  • 14. 14 dari butiran setiap SPB yang diubah tidak dituliskan, oleh karena itu dipersilakan Anda untuk melihat secara rinci perubahan yang ada pada Suplemen GBPP. Dalam program pembelajaran di atas, pokok bahasan dan sub pokok bahasan sudah disesuiakan dengan perubahan yang ada, namun perubahan detail dari butiran setiap SPB yang diubah tidak dituliskan, oleh karena itu dipersilakan Anda untuk melihat secara rinci perubahan yang ada pada Suplemen GBPP. Dengan melakukan telaah materi (bahan) yang ada dalam Bagian Program Pengajaran dari GBPP Matematika tersebut, maka kita akan mendapatkan suatu informasi tentang kedalaman serta keluasan dari setiap pokok/sub pokok bahasan. Informasi ini sangat penting bagi guru dalam melihat hubungan serta peta antara suatu konsep dengan konsep lainnya, sehingga memungkinkan memperkirakan urutan bahan yang akan diajarkan. Malahan dengan telaah materi ini akan sangat membantu kita dalam memperkirakan alokasi waktu untuk setiap bahan dari pokok/sub pokok bahasan dalam GBPP yang telah ditelaah tadi dalam rangka mempersiapkan proses pembelajaran. Selanjutnya kita perlu pula melihat penyebaran alokasi waktu untuk masing-masing unit matematika untuk setiap kelas dan setiap cawu. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena dari sinilah kita bisa melihat jelas bahan kajian matematika sekolah menurut kurikulum, sehingga akan membantu kita untuk menjabarkan GBPP ke dalam bentuk program / perncanaan / persiapan dalam pembelajarannya. Sebelum menyusun program, baik itu Program Tahunan, Program Catur Wulan (PCW), dan persiapan bahan mengajar yang terdiri atas Program Satuan
  • 15. 15 Pelajaran (PSP), yaitu program pembelajaran untuk satu Pokok Bahasan dan Rencana Pengajaran (RP) yang memuat rencana pembelajaran untuk satu pertemuan, sangatlah penting untuk melakukan analisis materi pelajaran (AMP) terlebih dahulu. Dalam AMP ini perlu dimuat bahan pelajaran (pokok/sub pokok bahasan), penjabaraan bahan penjabaran ( uraian singkat contoh), metodologi, sarana, serta perkiraan alokasi waktu untuk setiap bahan tersebut. Bagaimana cara menganalisis materi pelajaran dan pembuatan rencana pembelajaran secara rinci akan diberikan dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika. Secara garis besarnya pada kesempatan ini akan disebutkan komponen-komponen yang ada pada Program Tahunan, PCW, PSP, dan RP. Pada Program Tahunan, terdapat lima komponen. Karena program tahunan disajikan dalam bentuk tabel, maka tabel tersebut terdapat lima kolom, yaitu berturut-turut: Catur Wulan, Nomer PSP, Pokok Bahasan, Alokasi Waktu, dan Keterangan. Contohnya dapat Anda lihat dalam Kurikulum dan GBPP SMU, yaitu pada Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika. Komponen yang harus ada dalam Program Cawu adalah : perhitungan alokasi waktu, distribusi alokasi waktu, dan rincian waktu. Contoh Program Cawu dapat Anda lihat dalam kurikulum SMU, yaitu pada Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika. Adapun komponen yang harus ada pada Program Satuan Pelajaran (PSP) adalah : (1) tujuan pembelajaran pokok bahasan, (2) materi pelajaran, sumber/alat, dan alokasi waktu, (3) rencana pelajaran, biasanya rencana pelajaran ini dibuat
  • 16. 16 secara terpisah, dalam PSP ini hanya dicantumkan terlampir, (4) penilaian, yang diuraikan lagi menjadi dua bagian, yaitu prosedur penilaian dan alat penilaian. Alat penilaian juga biasanya dibuat secara tersendiri. Namun pada umumnya sebelum penilaian, dicantumkan pula komponen lain, yaitu pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan. Sedangkan komponen yang harus ada pada Rencana Pengajaran, ialah tujuan pembelajaran khusus (TPK), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian proses serta kuncinya.
  • 17. 17 BAB III PENUTUP Setelah sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum 1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian. Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas dari siswa karena jawaban benar seolah-olah hanya otoritas dari seorang guru. Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang terampil secara matematis dalam menyelesaikan persoalah-persoalan sehari-hari. Bahkan pembelajaran model di atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa matematika pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Dengan fakta-fakta tersebut dan dengan semangat UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah maka pada tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetesi.
  • 18. 18 Perlu di cek aturan penulisanya DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995), kurikulum Sekolah Menengah Atas, (1995), Jakarta. Fahmi, Syariful.(thn?) Sejarah Kurikulum Matematika Sekolah, [online]. Tersedia : http://syarifulfahmi.blogspot.com. [Oktober 2009] Ruseffendi, E.T.(2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, edisi revisi, Bandung : Tarsito Soekisno, R. Bambang A.(thn?). Bagaimanakah perjalanan kurikulum nasional pada pendidikan dasar dan menengah. [online]. Tersedia: http://rbaryans.wordpress.com. [16 Mei 2007] Sumarmo, Utari, (1999). Implementasi Kurikulum Matematika pada Sekolah Dasar dan Menengah. Bandung:IKIP Bandung.
  • 19. 19