1. HTI
(http://hizbut-
tahrir.or.id/)
Fokus
Strategi Barat Memecah-Belah Umat Islam
(http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-
memecah-belah-umat-islam/)
(http://www.hizbut-tahrir.or.id/al-
waie/../container/uploads/2007/08/resize-of-denykodrat.jpg)“Ada
beberapa ide yang harus terus-menerus diangkat untuk menjelekkan citra
Islam, yaitu demokrasi dan HAM, poligami, sanksi kriminal, keadilan Islam, isu
minoritas, pakaian wanita, dan kebolehan suami untuk memukul istri.”(Civil
Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies, The Rand Corporation)
ropaganda dan hegemoni adalah dua kata kunci dalam upaya Barat
mengeksiskan pengaruh dan cengkeraman politiknya atas Dunia Islam. Realitas
umat Islam yang secara kuantitas besar—dengan jumlah lebih dari satu miliar
jiwa dan menghuni 50 negara serta terus menyebar ke kawasan Eropa dan
Amerika—belumlah cukup untuk mengimbangi propaganda dan hegemoni Barat.
Menurut Wikipedia, populasi umat Islam di AS mencapai 5 hingga 6 juta dan
cenderung meningkat. Bahkan dalam situs cable cessema disebutkan bahwa
apabila terdapat tiga dari bayi yang lahir di dunia maka salah satunya adalah
Muslim. Melihat fakta ini, secara kalkulasi jumlah, umat Islam tidak dapat
dikatakan kecil. Namun, sangat disayangkan, dalam mengekspresikan kekuatan
(bargaining power) dan kemauan politik (political will) yang bertumpu pada
agamanya, mereka masih tetap kecil. Boleh dikatakan, saat berhadapan
dengan hegemoni Barat, umat Islam lebih memilih menjadi silent majority
(mayoritas terdiam), dan penguasanya pun lebih rela dan nyaman menjadi
“pelayan yang baik” bagi kepentingan sang tuan (Barat).
Propaganda Barat semakin menguat saat institusi Khilafah Islam di Turki
berhasil diruntuhkan 27 Rajab, 86 tahun silam. Barat sadar bahwa akidah Islam
merupakan pemersatu umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu, berbagai
cara dilakukan untuk mencegah kembalinya persatuan umat dalam Khilafah
Islam.
Strategi Pemikiran dan Politik
Ada dua strategi yang diterapkan Barat untuk menghalangi terjadinya soliditas
di tubuh umat Islam. Pertama: strategi pemikiran. Ide nasionalisme pada awal
penyebarannya di Timur Tengah oleh Boutros al-Bustani cukup laku keras. Kala
itu, negara Khilafah mampu mempersatukan berbagai macam suku, ras, bahasa
dan budaya lokal yang sejatinya berbeda. Namun, nasionalisme kemudian
berhasil meruntuhkan tatanan persatuan umat yang telah lama dipelihara dan
menimbulkan terjadinya konflik berdarah-darah di dunia Islam. Atas nama
nasionalisme dan kemerdekaan, beberapa daerah yang awalnya menginduk
pada Khilafah Islam memisahkan diri. Terjadilah disintegrasi dan konflik
berkepanjangan. Salah satunya adalah konflik Sunni-Syiah yang hingga kini
dipolitisasi Barat. Dalam kasus Irak, Amerika Serikat (AS) menjadikan konflik
sektarian ini sebagai alat untuk menjustifikasi penambahan pasukannya.
Karena alasan inilah AS merancang strategi baru di Irak untuk berupaya
menciptakan “wajah Irak yang damai”. AS yang mendukung pemerintahan Irak
Afkar (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/afkar/)
Akhbar (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/akhbAnalisis
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/analisis-
alwaie/)
Catatan Jubir
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/cata
jubir/)
Cover (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/cover/)
Dari Redaksi
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/dari-
redaksi/)
Dunia Islam
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/dunia-
islam/)
Fokus (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/fokuGaleri Opini
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/galeri-
opini/)
Hadis Pilihan
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/hadi
pilihan/)
Hiwar (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/hiwar/)
Ibrah (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/ibrahIftitah (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/iftitah/)
Iqtishadiyah
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/iqtis
Jejak Syariah
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/jejak-
syariah/)
Kritik (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/kritikLintas Dunia
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/lintas-
dunia/)
Liputan Khusus
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/liput
khusus-alwaie/)
Muhasabah
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/muhasabah/)
Nisa' (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/nisaOpini (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/opini/)
Refleksi
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/refle
Sirah (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/sirah/)
Siyasah & Dakwah
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/siyas
dakwah/)
Soal Jawab
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/soal-
jawab-alwaie/)
Sosok (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/sosoSuara Pakar
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/suara-
pakar/)
Ta'rifat (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/tarifaTafsir (http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/tafsir/)
Telaah Kitab
(http://hizbut-
tahrir.or.id/category/alwaie/telaa
kitab/)
Pengantar [Dakwah Poros Hidup
Muslim] (http://hizbut-
tahrir.or.id/2012/08/06/pengantar-
dakwah-poros-hidup-muslim/)
Rubrik
Publikasi-publikasi yang diterbitkan atas
nama Hizbut Tahrir, wilayah , kantor
media (al maktab al'ilami) , juru bicara
resmi dan perwakilan media Hizbut
Tahrir saja yang merupakan pendapat
Hizbut Tahrir. Dan yang selain itu
2. Nouri al-Maliki, pimpinan politik Syiah, melalui Menlu AS Condeelza Rice,
meminta Saudi menyetujui strategi barunya di Irak. Meski Saudi beraliran
Sunni, Raja Abdullah akhirnya sangat mendukung strategi yang dibuat AS atas
Irak. (NewYork Times, 16/1/07).
Nasionalisme memang memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam
mendekonstruksi persatuan umat Islam. Lebih jauh, Benedict dalam Imagined
Communities menyatakan, bahwa nasionalisme bertujuan membentuk negara-
bangsa (nation state) yang bertumpu pada suku atau ras tertentu. Oleh
karena itu, beberapa negara multibangsa mengalami disintegrasi, seperti
Yugoslavia, Uni Sovyet, Austria-Hongaria, dan tentu saja Khilafah Islam
Utsmani. Dalam realitas kekinian, konsep nation state oleh dunia Barat telah
dimodifikasi sedemikian rupa.
Secara alamiah, nation state memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu,
beberapa modifikasi dan tambal-sulam seperti dalam konsep Uni Eropa atau
bahkan globalisasi dipandang sebagai solusi untuk memecahkan keterbatasan
nation state. Namun sayang, realitas ini tidak banyak dipahami oleh Dunia
Islam. Para penguasa Muslim lebih tertarik dan puas hanya dengan Organisasi
Konferensi Islam (OKI) dan tetap mengagungkan semangat hubbul wathan
(patriotisme). Padahal fakta telah banyak berbicara bahwa umat Islam
membutuhkan persatuan dan kesatuan global.
Selain menanamkan nasionalisme, Barat pun memelihara konflik Dunia Islam
dengan mengkampanyekan beberapa ide yang kompatibel dengan nasionalisme
ini; di antaranya demokrasi, pluralisme dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Demokrasi yang mendasarkan idenya pada kebebasan (freedom) dan
sekularisme telah memberi andil terciptanya upaya tafsir ulang atas hukum-
hukum Islam serta menjauhkan upaya persatuan umat yang berdasarkan pada
persamaan akidah. Persatuan umat lintas negara dalam bentuk Khilafah
dianggap sesuatu yang utopis. Perbedaan geografis, suku, bangsa dan budaya
lokal menjadi alasan utama untuk menihilkan persatuan ini. Realitas sejarah
yang menunjukkan bahwa umat Islam pernah bersatu seakan dilupakan begitu
saja.
Kelompok di kalangan umat Islam yang mendukung ide Barat ini berupaya
melakukan westoxiation (peracunan Barat). Mereka menginginkan wajah Islam
di seluruh dunia adalah Islam yang akomodatif terhadap ideologi Barat: Islam
yang humanis, demokratis dan tentu saja Islam yang sekular. Mereka
mendorong terjadinya dialog antaragama dan peradaban serta berupaya
menghapuskan anggapan clash of civilization. Pendekatan ini bukan saja telah
menjauhkan umat dari syariah, namun juga menyebabkan gagasan untuk
menegakkan kembali Khilafah—sebagai negara yang akan mempersatukan umat
—dianggap bukan sebagai problem utama. Semua masalah, semisal kemiskinan,
kebodohan, kesejahteraan dan hukum, akhirnya hanya dipecahkan dengan
solusi cabang dan tentu saja menggunakan cara pandang Kapitalisme.
Kedua: strategi politik. Strategi ini bisa dikatakan lebih terasa dibandingkan
dengan strategi yang pertama. Pasca meruntuhkan Khilafah Islam, Barat
kemudian mengkooptasi hampir seluruh negeri-negeri Islam. Setelah itu,
mereka menyimpan agen-agennya sebagai penguasa. Jika mereka tetap
“istiqamah” dan loyal menjadi kaki tangan Barat, mereka akan mendapatkan
carrot (penghargaan). Sebaliknya, jika loyalitas mereka memudar atau
mencoba bersikap pragmatis, barangkali nasib seperti Saddam Hussein akan
menimpa mereka.
Buku karya Miles Copeland yang bertajuk, Game of Nation and The Game
Player, cukup memberikan kepada kita pelajaran bagaimana kiprah Barat
dengan dukungan operator CIA dan M16 menjatuhkan dan mendudukkan
penguasa Timur Tengah (Lebih rinci dapat kembali dilihat di Al-Wa‘ie, edisi
merupakan pendapat penulisnya,
sekalipun dipublikasikan dalam website
Hizbut Tahrir Indonesia, majalah,
Tabloid, multimedia yang diproduksi
Hizbut Tahrir Indonesia. Boleh mengutip
dan mempublikasikan kembali apa
yang diterbitkan Hizbut Tahrir dan
websitenya, dengan syarat tetap
menjaga amanah (kejujuran) dalam
penyalinan (penerjemahan) dan
pengutipan tanpa memotong,
menginterpretasi dan mengubahnya;
dan harus mencantumkan sumber dari
apa yang diterjemahkan dan
dipublikasikan
3. 28/2002). Hingga sekarang pun cara-cara ini masih digunakan, bahkan lebih
telanjang dan provokatif. Jika dulu Barat cukup menggunakan agen-agen
rahasianya, sekarang mereka langsung menggunakan offensive diplomacy dan
militer.
Dalam konteks Indonesia, pendekatan Government to Government (G2G) dan
NGO to Governmen (N2G) untuk mengontrol ekspresi umat Islam sangat
terlihat. Kunjungan Condoleeza Rice (14-15/3), Presiden Singapura Sellapan
Ramanathan (19-23/3), Tony Blair (29-30/3), Donald Rumsfeld (6/6) dan
Presiden George W. Bush (20/11) merupakan bukti bahwa Barat sangat
concern atas kepentingannya di Indonesia. Selain itu, Lembaga Swadaya
Masyarakat (Non Government Organization/LSM) turut andil pula dalam
menanamkan dan menjadi kepanjangan tangan kebijakan politik Barat. LSM
inilah yang kemudian dikenal sebagai LSM komprador.
Beberapa gagasan strategi LSM ini kepada pemerintah tegas sekali berupaya
menggiring kebijakan publik ke arah liberalisme-kapitalisme. LSM ini
mendapatkan unlimited fund dari Barat. Salah satu LSM internasional yang
cukup dikenal, sebut saja, Heritage Foundation sering menggelontorkan
sejumlah dana untuk beasiswa atau penelitian. LSM ini didirikan oleh Josep
Coors dan aktivis Kanan Baru (new right) Paul Weyrich. Pada era
pemerintahan Ronald Reagen, rekomendasi strategis Heritage Foundation
banyak dijadikan kebijakan pemerintah, semisal dalam masalah Nikaragua,
Guatemala dan El-Salvador. Beberapa kelompok studi pun tidak luput dibiayai
oleh Heritage Foundation. Untuk kasus Nikaragua, LSM ini memberikan
sejumlah hibah (grant) sebesar $ 100.000 untuk Institute for North-South
Issue (INSI). Dalam kasus Iran, Institute for Hemispheric Development menjadi
kepanjangan tangan Heritage Foundation. Kelompok pendukung Mujahidin
Afganistan, Committee for a Free Afghanistan (CFA) menjadi bumper Heritage
Foundation. Singkatnya, lembaga ini secara tegas menjadi kepanjangan
tangan Barat untuk merealisasikan kepentingan politiknya. Terakhir, Heritage
Foundation pun memberikan rekomendasi kepada pemerintah AS agar
“menyediakan dukungan pada media lokal untuk membeberkan contoh-contoh
negatif dari aplikasi syariah, seperti potong tangan untuk kejahatan ringan
atau kepemilikan alkohol di Chechnya, keadaan Afghanistan di bawah Taliban
atau Saudi Arabia, dan tempat lainnya. Perlu juga diekspose perang sipil yang
dituduhkan kepada gerakan Islam di Aljazair.”
Bagaimana dengan di Indonesia? Tampaknya tidak jauh berbeda. Terdapat
kelompok-kelompok liberal yang gigih melakukan sekularisasi umat Islam, atau
ada juga mafia Berkeley dan beberapa ekonom yang menginduk pada IMF. Jika
di bidang ekonomi mereka lebih menekankan pada neo-liberal, privatisasi dan
pasar bebas, dengan produk pencabutan subsidi atas pendidikan, BBM, dan
penjualan beberapa BUMN yang notabene sangat merugikan publik; pada
bidang politik mereka menekankan demokratisasi dan HAM yang bermuara
sekularisasi dan liberalisasi. Untuk bidang agama, mereka menonjolkan
pluralisme dan sinkretisme agama, depolitisasi akidah, dekonstruksi syariah
(syariah individual minus negara). Inilah yang dalam bahasa Munarman disebut
sebagai kelompok anti syariah. Dari sini kemudian politik divide et impera
dilakukan. Munculah istilah: Islam fundamentalis versus moderat, tradisionalis
versus modernis, substantif versus formalis, dan lain-lain. Umat Islam yang
tidak tahu realitas di balik kemunculan istilah ini akhirnya bingung dan tentu
saja memilih apatis. Jika sudah bersikap apatis, dapat dipastikan, perlu proses
waktu untuk menyadarkannya agar mereka memahami bahwa persatuan umat
adalah satu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Wallâhu a‘lam bi ash-
shawâb. [Denny Kodrat]
TweetTweet 0
(http://addthis.com/bookmark.php?pub=&url=http://hizbut-
tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-umat-islam/&title=Strategi Barat
(http://www.facebook.com/mediacenterhti)
(http://m.hizbut-
tahrir.or.id/wp-
content/uploads/bb/htimobile.jad)(http://www.twitter.com/hizbuttahrirID)
(http://www.youtube.com/htiinfokom)
4. Komentar:
Memecah-Belah Umat Islam) (http://digg.com/submit?phase=2&url=http://hizbut-
tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-umat-islam/&title=Strategi Barat
Memecah-Belah Umat Islam) (http://google.com/bookmarks/mark?
op=add&bkmk=http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-umat-
islam/&title=Strategi Barat Memecah-Belah Umat Islam)
(http://myweb2.search.yahoo.com/myresults/bookmarklet?t=Strategi Barat Memecah-Belah
Umat Islam&u=http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-umat-islam/)
(http://reddit.com/submit?url=http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-
belah-umat-islam/&title=Strategi Barat Memecah-Belah Umat Islam)
(http://stumbleupon.com/submit?url=http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-
memecah-belah-umat-islam/&title=Strategi Barat Memecah-Belah Umat
Islam&newcomment=Strategi Barat Memecah-Belah Umat Islam)
(http://technorati.com/faves?add=http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-
belah-umat-islam/)
Baca juga :
1. Nasionalisme Memecah Belah Uni Eropa Seperti Dahulu Memecah Belah Kaum Muslim
(http://hizbut-tahrir.or.id/2010/07/04/nasionalisme-memecah-belah-uni-eropa-seperti-
dahulu-memecah-belah-kaum-muslim/)
2. Mugabe: Barat Memecah Belah Zimbabwe (http://hizbut-tahrir.or.id/2009/09/30/mugabe-
barat-memecah-belah-zimbabwe/)
3. Strategi Imperialisme Amerika Memecah-Belah Indonesia: Waspadalah, Wahai Kaum
Muslim! (http://hizbut-tahrir.or.id/2007/07/18/strategi-imperialisme-amerika-memecah-
belah-indonesia-waspadalah-wahai-kaum-muslim/)
4. Strategi Amerika terhadap Sudan, Rencana Negara Kolonial untuk Memecah Belah Sudan
(http://hizbut-tahrir.or.id/2009/11/05/strategi-amerika-terhadap-sudan-rencana-negara-
kolonial-untuk-memecah-belah-sudan/)
5. Memecah Belah Dunia Muslim (http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/29/memecah-belah-dunia-
muslim/)
Nama(required)
E-Mail(required)
Website
Submit
Comments
1. dyah - 17 Aug 2007 (http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-
umat-islam/#comment-6963)
Alhamdulillah, b very happy if I can receive daily info, hadits, ayat, etc
Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia:
Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390
Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372
Email: info@hizbut-tahrir.or.id
Switch to our mobile site (http://m.hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/strategi-barat-memecah-belah-umat-islam/?wpmp_switcher=mobile)