file ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang Penemuan Hukum sangat berguna bagi Mahasiswa/i yang mempelajari Penemuan Hukum, serta mendalami pengetahuan apa itu hukum secara khususnya.
1. UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2018/2019
MAGISTER ILMU HUKUM
Mata Kulia Penemuan Hukum
1. Penemuan Hukum (Rechtsvinding) adalah proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat
hukum lainnya yang ditugaskan untuk penerapan peraturan hukum umum pada peristiwa
hukum konkret. Dengan demikian dapat dikatakan, Penemuan Hukum secara operasional
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penafsiran, yang menggunakan asas-asas logika.
Apakah penafsiran hanya cukup dengan menggunakan asas-asas logika? Jelaskan dengan
ringkas!
Jawab :
Berdasarkan Soedikno menyatakan penemuan hukum secara operasional dilakukan terlebih
dahulu melakukan penafsiran, yang menggunakan asas-asas logika. Menurut saya penafsiran
tidak cukup menggunakan asas-asas logika, karena dalam penafsiran terdapat aspek-aspek
lain yang menjadi faktor di dalam menentukan suatu putusan hakim menyangkut penerapan
hukum ke dalam suatu perkara.
2. Di dalam Penemuan Hukum dikenal adanya beberapa metode yang biasa digunakan
Hakim.Jelaskan metode Penemuan Hukum melalui metode interpretasi hukum?
Jawab :
Metode Interprestasi Hukum adalah penafsiran perkataan di dalam UU tetapi tetap berpegang
pada kata-kata atau bunyi peraturannya. Metode Interprestasi Hukum (penafsiran hukum)
digunakan kareba suatu peristiwa konkret tidak secara jelas dan tegas dianur di dalam suatu
peraturan per-UU-an.
2. 3. Didalam konsep hukum Anda mengenal istilah “Law as a tool of social engineering”.
Jelaskan pendapat saudara apa yang dimaksud dengan istilah tersebut dengan mengemukakan
kasus yang pernah ada?
Jawab :
Istilah “Law as a tool of social engineering” dikemukakan oleh Roscoe Pound, menyebutkan
hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat. Dalam Istilah ini hukum diharapkan
dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Hukum sebagai sarana
pembaharuan masyarakat digunakan sebagai alat oleh pelopor perubahan (agent of change)
merupakan seseorang atau sekelompok yang mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai
pemimpim dari lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pelopor ini melakukan penekanan untuk
mengubah sitem social, mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang direncanakan terlebih
dahulu atau rekayasa social ( social engineering / planning).
Menurut saya Law as a tool of social engineering adalah hukum tidak hanya dipakai untuk
mengukuhkan pola-pola tingkah laku dan kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat,
melainkan juga untuk mengarahkan kepada tujuan-tujuan yang dikehendaki, menghapuskan
kebiasaan yang dipandang tidak sesuai lagi, serta menciptakan pola-pola kelakuan yang baru .