Suppositoria merupakan sediaan farmasi padat yang dimasukkan ke rektum untuk memberikan efek lokal atau sistemik. Uji yang dilakukan pada suppositoria Na salisilat dengan basis oleum cacao dan PEG meliputi homogenitas, kekuatan mekanik, waktu melebur, dan disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa suppositoria basis PEG melebur lebih cepat dan memiliki derajat disolusi lebih tinggi dibanding basis oleum cacao karena
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat memformulasi sediaan suppositoria dan melakukan kontrol kualitas sediaan
suppositoria meliputi kekutan mekanik, waktu cair dan melepasnya obat dari sediaan
suppositoria.
DASAR TEORI
• Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat pemakaiannya dengan cara
memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur,
melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik.
• Faktor- faktor yang mempengaruhi absorpsi obat dalam rektum pada pemberian
obat dalam bentuk supositoria dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar:
Faktor fisiologi obat basis suppositoria
Kandungan kolon
Jalur sirkulasi
pH dan tidak adanya kemampuan mendapar dari cairan rektum
Faktor fisika kimia obat basis suppositoria
Kelarutan Lemak Air
Ukuran partikel
Sifat basis
( Ansel, 1989 )
3. • Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa
dan 2g untuk anak. Suppositoria supaya disimpan dalam wadah tertutup baik
dan ditempat yang sejuk.
• Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding obat per os :
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah dan berakibat obat
dapat memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral
4. Baik, bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
(Anief, 1997)
• Pengujian suppositoria meliputi:
1. Perilaku melebur ( waktu lewat leburan )
2. Kekompakan dan kekerasan
3. Ukuran partikel penghabluran
4. Distribusi bahan obat
( Voigt, 1971 )
4. ALAT dan BAHAN
Alat :
1. Seperangkat alat uji
mechanical strength dan
liquefaction time (Erweka)
2. Alat uji disolusi:
Stirer
volume flask 500 ml
Termometer
pipet
volume 5 ml
bekker glass 500 ml,dan
stop watch
Bahan :
1. Suppositoria Na salisilat
basis oleum cacao
2. Suppositoria Na salisilat
basis PEG
7. 8.4
8.6
8.8
9
9.2
9.4
9.6
9.8
10
10.2
10.4
0 1 2 3 4 5 6 7
jumlahobat(mg)
waktu (menit)
jumlah obat vs t
Jumlah obat (mg)
0
20
40
60
80
100
120
140
0 1 2 3 4 5 6 7
jumlahobat(mg)
waktu (menit)
jumlah obat vs t
Jumlah obat (mg)
Grafik jumlah obat vs t
Basis PEG
Basis oleum cacao
8. Pembahasan
Suppositoria adalah sediaan farmasi padat yang dirancang untuk dimasukkan
kedalam rektum dimana masa suppositoria akan melebur, melarut, terdispersi dan
menunjukkan efek lokal maupun sistemik.
Uji yang dilakukan yaitu:
1. Uji homogenitas
Basis PEG sedangkan suppositoria dengan basis oleum cacao mempunyai warna kuning
muda merata pada bagian suppositoria.
2. Uji kekuatan mekanik basis PEG
Suppositoria dengan basis lemak memiliki kekerasan lebih tinggi daripada basis PEG. Sifat
kekerasan basis lemak yang semakin meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya
berat molekulnya.
3. Uji Liquefaction time test (waktu melebur)
Bahwa suppositoria dengan basis lemak tidak melebur sempurna dengan waktu lebih dari
60 menit, sedangkan suppositoria dengan basis PEG dapat melebur sempurna dengan
membutuhkan waktu 29 menit 50 detik. Hal tersebut dikarenakan sifat dari PEG yang mudah
larut pada cairan dalam rektum. PEG mempunyai sifat hidrofilik atau larut dalam air yang
akan cenderung memiliki kelarutan yang tinggi pada media. Sedangkan suppositoria oleum
cacao merupakan basis lemak yang sifatnya tidak larut dalam air (hidrofob/lipofil).
9. 4. Uji disolusi
Pengujian ini dilakukan pada interval waktu 5, 10, 15, 20 dan 30 menit
Volume aquadest = 1000 ml
OT =m5-10, panjang gelombang = 525 nm
Bobot suppositoria basis lemak sebelum dilakukan disolusi = 2600 gram dan basis
PEG = 3500 gram.
Dibutuhkan FeCl3 sebagai pengompleks warna serta campuran FeCl3 dan air sebagai
blanko yang berfungsi untuk faktor pengoreksi.
Mekanisme:
Na salisilat di dalam medium aquadest terpecah menjadi ion Na+ dan salisilat
dimana salisilat akan membentuk kompleks warna dengan Fe yang akan menghasilkan
warna ungu, sehingga bisa terbaca pada spektrofotometri Vis dengan panjang gelombang
525 nm yang merupakan λ maksimal kompleks antara Fe dan salisilat.
Hasil dari perhitungan DE : untuk suppositoria basis oleum cacao mempunyai DE sebesar
9,92 %, sedangkan untuk suppositoria basis PEG adalah 57,52 %.
Dari data tersebut menunjukkan disolusi untuk suppositoria dengan basis PEG memiliki
proses disolusi yang lebih baik dibandingkan dengan basis oleum cacao. Hal yang
mempengaruhi DE adalah kemampuan zat terlarut untuk melewati lapisan stigma untuk
melarut dalam media serta sifat dan kemampuan terlarut masing-masing basis
suppositoria.