1. DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
KELOMPOK 7
@Universitas Negeri Yogyakarta Pendidikan IPA I 2014
1. Aprilia Mantayani (14312241
2. Yuli Arti (14312241
3. Galih Widiastuti (14312241
4. Donna Meylinda (14312244002)
4. Pengertian DKB
• Tidak semua peserta didik mampu menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan guru.
Karenanya guru sebagai penanggung jawab atas
perkembangan peserta didik dituntut untuk
memiliki kemampuan mengenali peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar, mencari faktor
penyebabnya, kemudian menentukan teknik
untuk membantu mengatasi kesulitan belajar
yang dialami peserta didik. Kegiatan memahami
kesulitan belajar peserta didik tersebut dikenal
dengan istilah diagnosis kesulitan belajar.
5. Diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai proses menentukan masalah atau
ketidak-mampuan peserta didik dalam belajar
dengan meneliti latar belakang penyebabnya
dan atau dengan menganalisis gejala-gejala
kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.
6. Peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar adalah peserta didik yang memilki
inteligensi normal, tetapi menunjukkan
kekurangan yang penting dalam proses
belajar, baik dalam persepsi, ingatan,
perhatian, dan atau fungsi motoriknya.
Dengan kata lain, peserta didik dikatakan
mengalami kesulitan belajar bila prestasi
belajar yang dicapai tidak sesuai dengan
kapasitas inteligensinya.
7. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh
inteligensi yang rendah, namun dapat
disebabkan oleh faktor fisiologik, psikologik,
instrumen, dan lingkungan belajar.
8. Kesulitan belajar setiap peserta didik memilki
jenis, sifat maupun manifestasinya yang tidak
selalu sama, sehingga guru atau pembimbing
harus mencermati jenis, sifat, dan manifestasi
kesulitan belajar peserta didik agar
pendekatan dengan peserta didik tersebut
dapat dilakukan dengan lebih tepat.
9. Permasalahan belajar peserta didik menurut
Warkitri dkk. (1990), meliputi :
1. Kekacauan Belajar (Learning Disorder)
2. Ketidakmampuan Belajar (Learning
Disability)
3. Learning Disfunctions
4. Under Achiever
5. Lambat Belajar (Slow Learner)
10. 1. Kekacauan Belajar (Learning Disorder)
Suatu keadaan dimana proses belajar anak
terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan, sehingga anak tidak dapat
menguasai atau memahami bahan yang
dipelajari dengan baik. Sebenarnya anak
tersebut memiliki potensi dasar yang tidak
diragukan lagi.
11. 2. Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability)
Suatu gejala anak tidak mampu belajar atau
selalu menghindari kegiatan belajar dengan
berbagai sebeb sehingga hasil belajar yang
dicapai berada di bawah potensi
intelektualnya
12. 3. Learning Disfunctions
Mengacu pada gejala proses belajar yang tidak
dapat berfungsi dengan baik walaupun anak
tidak menunjukkan adanya subnormal mental,
gangguan alat indera ataupun gangguan
psikologis yang lain. Misalnya, anak sudah
belajar dengan tekun tetapi tidak mampu
menguasai bahan belajar dengan baik.
13. 4. Under Achiever
Terjadi pada anak yang memiliki potensi
intelektual tergolong di atas normal tetapi
prestasi belajar yang dicapai tergolong
rendah, tidak sesuai dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki.
14. 5. Lambat Belajar (Slow Learner)
Disebabkan anak sangat lambat dalam proses
belajarnya, sehingga setiap melakukan
kegiatan belajar membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan anak lain
yang memiliki tingkat potensi intelektual
sama.
16. Kedudukan Daignosis Kesulitan Belajar dalam
Pembelajaran
John B. Caroll (1968) mengatakan bahwa hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh :
1. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan
pelajaran yang telah ditentukan
2. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk
menguasai bahan pelajaran
3. Bakat yang dimiliki peserta didik
4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan
pengajaran
5. Kemampuan peserta didik untuk dapat
mendapat manfaat optimal dari keseluruhan
proses pembelajaran yang sedang dihadapi.
17. Agar proses pembelajaran berhasil maka guru
harus berusaha menemukan letak dan jenis
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
didiknya. Dengan demikian kedudukan
diagnosis kesulitan belajar dalam proses
pembelajaran sangatlah penting demi
keberhasilan proses pembelajaran.
19. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar, sedang faktor ekternal adalah faktor yang ada diluat individu.
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologi meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.
Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar adalah faktor
keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, dan keadaan ekonomi keluarga, pengetian dan perhatian orang tua, dan
latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, metode belajar,
tugas rumah, kurikulum, relasi antar guru dengan siswa, relasi antar siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, dan keadaan
gedung) faktor masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,
bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESULITAN BELAJAR
20. Dimyati dan mudijono (1994:228-235) mengemukakan
faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses belajar:
Sikap terhadap belajar
1. Motivasi belajar
2. Konsentrasi belajar
3. Mengolah bahan ajar
4. Menyimpan perolehan hasil belajar
5. Menggali hasil belajar yang tersimpan
6. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja
7. Rasa percaya diri siswa
8. Inteligensi dan keberhasila belajar
9. Cita-cita siswa
21. Muhibbinsyah (1997) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu :
1. Faktor Internal yang meliputi keadaan jasmani dan
rohani siswa,
2. Faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan
disekitar siswa,
3. Faktor pendekatan belajar yang meliputi jenis upaya
belajar siswa yang berupa setrategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran.
22. Ditinjau dari faktor pendekatan belajar, terdapat 3 bentuk dasar
pendekatan belajar siswa menurut hasil penelitian Biggs(1991) yaitu :
1. Pendekatan surface (permukaan/bersiafat lahiriah) yaitu kecenderungan
belajar siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau
belajar karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi orangtua. Oleh
karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementigkan
pemahaman yang mendalam.
2. Pendekatan deep (mendalam) yaitu kecenderungan belajar siswa karena
adanya dorongan dari dalam (intrinsik) misalnya mau belajar karena
memang tertarik pada materi dan meraa membutuhkannya. oleh karena itu
gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam
serta memikirkan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
23. 3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi), yaitu
kecenderungan belajar siswa karena adanya doronga untuk
mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi probadi yang besar
dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih
prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar yang seperti ini
merupakan gaya belajar siswa ini lebih serius dripada siswa yang
menggunakan pendekatan belajar yang lain.
Terdapat ketrampilan belajar yang baik dalam arti memiliki
kemampuan tnggi dalam mengatur ruang belajar/kerja, membagi
waktu dan menggunakannya secara efisien, serta memiliki
ketrampilan tinggi dalam penelaahan silabus. Disamping itu siswa
dengan pendekatan ini sangat disiplin, rapi, sistematis, memiliki
perencanaa kedepan (plans ahead), dan memiliki dorongan
berkompetisi tinggi secara positif.
25. Prosedur Pelaksanaan DKB
1. Mengidentifikasi Peserta Didik yang Diperkirakan
Mengalami Kesulitan Belajar
2. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
3. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
4. Memperkirakan Alternarif Bantuan
5. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya
6. Tindak Lanjut
26. Mengidentifikasi Peserta Didik yang
Diperkirakan Mengalami Kesulitan Belajar
Analisis Perilaku
Analisis Prestasi
Belajar
27. Analisis Perilaku
Cepat Lambatnya
Menyelesaikan Tugas
Peserta didik yang diduga
mengalami kesulitan belajar
adalah peserta didik yang paling
lambat mengumpulkan tugas.
Kehadiran dan Ketekunan
dalam Proses Belajar
Tertib merupakan indokator
bahwa beserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
Peran Serta dalam Tugas
Kelompok
Apabila peserta aktif,
kemungkinan peserta didik
paham dan mengikuti meteri ayng
diberikan dengan baik .
Kemampuan Kerjasama dan
Penyesuaian Sosial
Guru harus mengetahui hubungan
sosialnya sehari-hari dalam kelas.
28. Analisis Prestasi Belajar
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Acuan berupa skor rerata, apabila
kurang dari rerata maka peserta
didik diduga mengalami kesulitan.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Acuan berupa skor minimal,
apabila belum emncapai skor
minimal maka peserta didik
mengalami kesulitan.
29. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Mengetahui dalam mata
pelajaran atau bidang studi
apa kesulitan itu terjadi
Dilakukan dengan cara
embandingkan skor prestasi
yang diperoleh peserta didik
dengan nilai rerata dari maisng-
masing bidang studi. Apabila
skor hasil belajar peserta didik
di bawah skor rerata bidang
studi, maka peserta didik
tersebut diduga mengalami
kesulitan dalam bidang studi
tersebut.
Mengetahui aspek atau bagian
mana kesulitan itu dirasakan
oleh peserta didik
Dilakukan dengan memeriksa
pekerjaan tes. Apabila peserta
didik tidak dapat menjawab
dengan benar ats pertanyaan
mengenai pokok bahasan
tertentu, hal ini menunjukkan
bahwa peserta didik tersebut
mengalami kesulitan dalam
mempelajari pokok bahasan
tersebut.
30. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan
Belajar
Faktor Internal
Bersumber pada aspek fisik
yang meliputi kondisi dan
kesehatan tubuh misalanya
kecacatan tunbuh dan penyakit
yang diduga mengganggu
proses belajarnya, dan aspek
psikologis yang meliputi
kecerdasan, bakat, minat,
kemampuan, kemauan,
perhatian, dorongan,
konsentrasi, ketekunan, dan
ketrampilan yang kurang
memadai.
Faktor Eksternal
Bersumber pada dua faktor yaitu
faktor lingkungan sosial yang
meliputi lingkungan ynag
berupa manusia dan lingkungan
non-sosial yang berupa alam,
dan faktor instrumen yang
meliputi fasilitas barang yang
berupa perangkat lunak
(software) dan perangkat keras
(hardware). Serta guru yang
kurang mendukung proses
kegiatan belajar peserta didik.
31. Memperkirakan Alternarif Bantuan
Ditempuh dengan cara menajawab beberapa pertanyaan.
• Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk
mengatasi kesulitannya?
• Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi
kesulitan peserta didik?
• Kapan dan di mana pertolongan dapat diberikan kepada
peserta didik?
• Siapa yang memberi pertolongan?
32. Menetapkan Kemungkinan CaraMengatasinya
Dilakukan dengan cara memberikan bantuan kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar melalui:
• Program Remidial
• Layanan Bimbingan dan Konseling
• Mengadakan Program Referral
33. Tindak Lanjut
Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah
ditetapkan pada langkah sebelumnya.
Melibatkan berbagai pihak ynag dipandang dapat memberikan
pertolongan kepada peserta didik.
Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi
terhadap bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk
memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan.
Melakukan referral kepada ahli lain yang berkompeten dalam
menangani kesulitan yang dialami peserta didik.
Tindak lanjut dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan.
34. Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya.
Melibatkan berbagai pihak ynag dipandang dapat
memberikan pertolongan kepada peserta didik.
Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi
terhadap bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk
memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan.
36. Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran
Remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang
bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan.
37. Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran
Secara umum pengajaran
remedial bertujuan untuk
membantu siswa mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Tujuan
Secara khusus, tujuan pengajaran
remedial adalah untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan
belajar agar mencapai prestasi
yang diharapkan melalui proses
penyembuhan dalam aspek
kepribadian atau dalam proses
belajar mengajar.
38. • melalui pengajaran
remedial dapat
diadakan perbaikan
terhadap sesuatu
yang dipandang
masih belum
mencapai apa yang
diharapkan dalam
keseluruhan proses
pembelajaran
Fungsi
korektif
• Dalam pengajaran
remedial guru
berusaha membantu
peserta didik untuk
memahami dirinya
dalam hal jenis dan
sifat kesulitan yang
dialami, kelemahan
dan kelebihan yang
dimilikinya
Fungsi
pemahaman
• Dalam pengajaran
remedial peserta
didik dibantu untuk
belajar sesuai
dengan keadaan dan
kemampuan yang
dimiliki sehingga
tidak merupakan
beban bagi peserta
didik.
Fungsi
penyesuaian
Fungsi Pengajaran Remedial
39. • artinya bahwa materi pengajaran remedial
dapat memperkaya varian/jenis metode
pengajaran
Fungsi
pengayaan
• Akselerasi adalah usaha memercepat
pelaksanaan proses pembelajaran dalam
arti menambah waktu dan materi
pengajaran untuk mengejar kekurangan
yang dialami peserta didik.
Fungsi
Akselerasi
• artinya secara langsung maupun tidak
langsung menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian
murid yang diperkirakan menunjukan ada
penyimpangan (bimbingan dan
konseling).
Fungsi
Terauputik
40. Pendekatan Pengajaran Remedial
Pendekatan ini dilakukan
setelah program
pembelajaran yang pokok
selesai dilaksanakan dan
dievauasi, guru akan
menjumpai beberapa
bagian dari peserta didik
yang tidak mapu meguasai
seluruh bahan yang telah
disampaikan.
Pendekatan kuratif
dalam pengajaran
remedial
•Pengulangan (Repetition)
•Pengayaan dan Pengukuhan
(Enrichment dan Reinforcement)
•Percepatan (acceeleration,
akselerasi)
pelaksanaan
41. Pendekatan
preventif dalam
pengajaran remedial
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang
diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
program yang akan ditempuh. Siswa yang digolongkan
dalam usaha tersebut adalah mereka yang diperkirakan dapat
menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang
direncanakan, atau mereka yang diperkirakan akan lebih
lambat dari waktu yang telah diprogramkan.
44. • Langkah ini
bertujuan untuk
memperoleh
gambaran yang jelas
tentang kasus yang
dihadapi dan
kemungkinan
pemecahannya
Pelaksanaan
kembali kasus
• Atas dasar
karakteristik
kasus yang ada
maka guru harus
memikirkan
alternative
tindakan
pemecahannya.
Pemilihan
alternative tindakan
• Layanan khusus yang
dimaksud adalah
layanan konseling
yang bertujuan agar
peserta didik yang
mengalami kasus atau
permasalahan
terbebas dari
hambatan emosional,
sehingga dapat
mengikuti
pembelajaran secara
wajar.Pemberian layanan
khusus
Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Seperti yang dikemukakan oleh Warkitri (1990) bahwa untuk
melaksanakan pengajaran remedial harus megikuti lanngkah-
langkah sebagai berikut :
45. Sasaran pokoklangkah
ini adalah
meningkatkan prestasi
dan kemampuan peserta
didik dalam
menyesuaikan diri
dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh
guru.
Pengukuran kembali hasil
belajar
Pelaksanaan
pengajaran remedial
Pengukuran ini
untuk mengetahui
kesesuaian antara
rencana dengan
pencapaian hasil
yang diperoleh.
46. Re – evaluasi dan
re-diagnostik
Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga
kemungkinan sebagai berikut :
1. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan
kemampuan penyesuaian mencapai kriteria keberhasilan
minimum seperti yang diharapkan.
2. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan
kemampuan penyesuaian dirinya, tetapi belum sepenuhnya
memadai criteria keberhasilan minimum yang diharapkan.
3. Pesrta didik menunjukkan perubahan yang berarti baik
dalam prestasinya maupun penyesuaian dirinya.
47. Sebagai tindakan lanjut dari pengajaran remedial ini ada tiga
kemungkinan kegiatan yang harus ditempuh guru yaitu :
1. Bagi peserta didik yang berhasil, diberi rekomendasi
untuk melanjutkan keprogram pe,belajaran utama tahap
berikutnya.
2. Bagi peserta didik yang blum sepenuhnya berhasil,
sebaiknya diberi pengayaan dan pengukuhan prestasi
sebelum diperkenankan melanjutkan ke program
selanjutnya.
3. Bagi peserta didik yang belum berhasil, sebaiknya
dilakukan re-diagnostik untuk mengetahui letak
kelemahan, kesalahan atau kekurangan pengajaran
remedial yang telah dilakukan, sehingga mungkin perlu
adanya ulangan dengan alternative yang sama atau
alternative yang lain.
48. Program Pengayaan dalam Pembelajaran
Program pengaaan dalam pembelajaran
merupakan kegiatan yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan akademik yang tinggi yang
berarti mereka adalah peserta didik yang
tergolong cepat dalam menyelesaikan
tugas belajarnya.
49. Tujuan Program
Pengayaan
Kegiatan untuk mengisi
kelebihan waktu bagi peserta didik
yang cepat menyelesaikan tugas
belajarna ini dimaksudkan agar
peserta didik :
•Lebih menguasai bahan pelajaran.
•Memupuk rasa social.
•Menambah wawasan peserta didik.
•Memupuk rasa tanggung jawab
peserta didik.
50. Factor yang harus
diperhatikan dalam
program pengayaan
1. Factor anak atau factor
peserta didik
2. Factor kegaiatan
pengayaan
3. Factor waktu
51. Pelaksanaan program
pengayaan
Apanila peserta didik yang sedikit kesulitan belajarnya dan yang
mengalami kesulitan belajar sudah menyelesaikan tugas
belajarnya sesuai dengan yang diharapkan makan kegiatan
pengayaan dihentikan. Agar kegiatan pengayaan terlaksana
dengan baik, maka materi yang diberikan dan bentuk kegiatannya
harus disiapkan terlebih dahulu. Materi pengayaan harus
disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dibicarakan
dikelas, karena kegiatan pengayaan merupakan kegiatan untuk
memperdalam materi pelajaran bukan untuk menambah konsep
baru.
52. Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan atau ketidakmampuan
dengan meniliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-
gejala yang tampak. Sedangkan kesulitan belajar yaitu suatu gejala yang nampak
pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di
bawah norma yang telah ditetapkan atau prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai
dengan kapasitas intelegensinya.
2. Kedudukan Diagnostik Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran yang berkaitan dengan
konsep belajar tuntas (mastery learning), tingkat penguasaan bahan pelajaran
biasanya ditetapkan antara 75 % - 90%. Kedudukan diagnosis kesulitan belajar dalam
proses pembelajaran sangatlah penting demi keberhasilan proses pembelajaran.
Kesimpulan
53. 3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kesulitan Belajar, terdapat dua faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu
yang sedang belajar, sedang faktor ekternal adalah faktor yang ada diluat individu.
4. Prosedur Pelaksanaan Diagnostik Kesulitan Belajar.
a. Analisis Perilaku
Cepat Lambatnya Menyelesaikan Tugas
Kehadiran dan Ketekunan dalam Proses Belajar
Peran Serta dalam Tugas Kelompok
Kemampuan Kerjasama dan Penyesuaian Sosial
b. Analisis Prestasi Belajar
Untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara
menghimpun dan menganalisis hasil belajar serta menafsirkannya.
Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan
dengan cara membandingkan skor prestasi yang diperoleh peserta didik dengan nilai rerata dari
maisng-masing bidang studi
c. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Untuk menentukan faktor penyebab kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara meneliti faktor-
faktor yang ada pada diri peserta didik (internal) dan faktor-faktor yang berada di luar peserta didik
(eksternal) yang menghambat proses belajar atau pembelajaran.
54. d. Memperkirakan Alternarif Bantuan
Dalam menentukan personalian yang dapat membantu pemecahan masalah yang
dihadapi peserta didik harus mempertimbangkan peranan atau sumbangan yang dapat
diberikan oleh masing-masing ahli dalam menolong peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar tersebut.
e. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya
Bantuan dapat diberikan melalui program remidial atau pengajaran perbaikan, layanan
bimbingan dan konseling, program referral yaitu mengirimakna peserta didik kepada
ahli yang berkompeten dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
f. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan langkah terakhir dalam proses diagnosis kesulitan belajar
yang berupa memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada langkah
sebelumnya.
55. 5. Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan dalam Pembelajaran, tidak
semua peserta didik mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik
sehingga hasil belajarnya pun kadang tidak memuaskan. Banyak pula pesrta
didik yang mengalami kesulitan belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan
pelajaran dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan bahkan
tidak mampu dalam menyelesaikan tes. Bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar sehingga prestasinya berkurang merupakan salah satu
tanggung jawab dari guru atau konselor sekolah. Sehingga sekolah memberikan
layanan bimbingan belajar bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
yang lebih dikenal dengan istilah remedial.